Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri Di Kecamatan Delitua Tahun 2008
Karya Tulis Ilmiah
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau di terbitkanoleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2008
Yang menyatakan
PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MENDETEKSI
ATONIA UTERI DI KECAMATAN DELITUA
TAHUN 2008
ERLITNATARIGAN
075102039
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana sain terapan pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Penerapan Ilmu dalam mata kuliah riset Keperawatan / Kebidanan. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menghadapi kesulitan tetapi berkat bantuan dan arahan yang berharga dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, khususnya kepada Dr. Isti Ilmiati Fujiati. Msc (CM-FM) selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, arahan dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Terimakasih yang tiada akhir penulis ucapkan kepada my loving parent Ayahanda Adil Tarigan dan Ibunda Hermina Sagala yang tak pernah berhenti memberikan bantuan dan dukungannya baik materi dan moril.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adinda adik terasayang Andreas, Nelita dan Roberts S. Amk, thank you dan luv ya all.
Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh rekan – rekan D-IV Bidan Pendidik angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan nama satu persatu atas bantuan dan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini berlangsung.
Penulis sangat menyadari bahwa penulis karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu isi, cara pengetikan maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini dimasa yang akan datang serta penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu kebidanan/keperawatan di masyarakat luas.
Medan, ……….2008
Penulis
Lembar Pernyataan ... i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
2.4 Perdarahan Postpartum... 8
2.4.1 Pengertian ... 8
2.4.2 Jenis Perdarahan ... 8
2.5 Atonia Uterus ... 9
2.5.2 Sebab Atonia Uteri ... 9
2.5.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri ... 10
2.6 Paktor Predisposisi Perdarahan Postpartum ... 13
2.7 Tatalaksana Aktif Kala Persalinan ... 14
2.8 Diagnosa Perdarahan Postpartum ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka konsep ... 17
3.2 Defenisi Operasional ... 17
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 20
4.2 Populasi dan Sampel ... 20
4.2.1 Populasi ... 20
4.2.2 Sampel ... 20
4.3 Lokasi dan waktu penelitian... 20
4.3.1 Lokasi ... 20
5.1.1 Karakteristik Responden ... 23
5.1.2 Pengetahuan ... 24
5.1.3 Sikap ... 25
Atonia Uteri ... 26 5.2.2 Sikap Bidan Dalam Mendeteksi
Atonia Uteri ... 27
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Mendeteksi Atonia Uteri di
Kecamatan Delitua Tahun 2008.
Nama : Erlitna Tarigan
NIM : 075102039
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU
Pembimbing
TABEL 5.1. : Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua
Tahun 2008……… 23
TABEL 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di
Kecamatan Delitua Tahun 2008………. 25 TABEL 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi
LEMBAR PERNYATAAN
Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri Di Kecamatan Delitua Tahun 2008
Karya Tulis Ilmiah
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau di terbitkanoleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2008
Yang menyatakan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana sain terapan pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Penerapan Ilmu dalam mata kuliah riset Keperawatan / Kebidanan. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menghadapi kesulitan tetapi berkat bantuan dan arahan yang berharga dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, khususnya kepada Dr. Isti Ilmiati Fujiati. Msc (CM-FM) selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, arahan dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Terimakasih yang tiada akhir penulis ucapkan kepada my loving parent Ayahanda Adil Tarigan dan Ibunda Hermina Sagala yang tak pernah berhenti memberikan bantuan dan dukungannya baik materi dan moril.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adinda adik terasayang Andreas, Nelita dan Roberts S. Amk, thank you dan luv ya all.
Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh rekan – rekan D-IV Bidan Pendidik angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan nama satu persatu atas bantuan dan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini berlangsung.
Penulis sangat menyadari bahwa penulis karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu isi, cara pengetikan maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini dimasa yang akan datang serta penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu kebidanan/keperawatan di masyarakat luas.
Medan, ……….2008
Penulis
Lembar Pernyataan ... i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
2.4 Perdarahan Postpartum... 8
2.4.1 Pengertian ... 8
2.4.2 Jenis Perdarahan ... 8
2.5 Atonia Uterus ... 9
2.5.2 Sebab Atonia Uteri ... 9
2.5.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri ... 10
2.6 Paktor Predisposisi Perdarahan Postpartum ... 13
2.7 Tatalaksana Aktif Kala Persalinan ... 14
2.8 Diagnosa Perdarahan Postpartum ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka konsep ... 17
3.2 Defenisi Operasional ... 17
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 20
4.2 Populasi dan Sampel ... 20
4.2.1 Populasi ... 20
4.2.2 Sampel ... 20
4.3 Lokasi dan waktu penelitian... 20
4.3.1 Lokasi ... 20
5.1.1 Karakteristik Responden ... 23
5.1.2 Pengetahuan ... 24
5.1.3 Sikap ... 25
Atonia Uteri ... 26 5.2.2 Sikap Bidan Dalam Mendeteksi
Atonia Uteri ... 27
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir persetujuan penelitian 2. Lembar kuesioner penelitian 3. Master data
4. Jadwal kegiatan (time table)
5. Surat izin penelitian dari D-IV bidan pendidik 6. Surat balasan
di Kecamatan Delitua. Penulis : Erlitna Tarigan Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Tahun : 2008
ABSTRAK
Deteksi atonia uteri secara dini sangat baik untuk mencegah kematian pada ibu postpartum. Atonia uteri disebabkan oleh tertinggalnya selaput ketuban, bekuan darah di dalam kavum uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan desa dan bidan praktek swasta dalam mendeteksi atonia uteri. Populasi adalah bidan di Kecamatan Delitua adalah 32 orang, dalam penelitian ini diambil secara keseluruhan dari populasi yaitu 32 orang sebagai responden. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan desa dan bidan praktek swasta. Analisa data yang dilakukan adalah univariat. Dari hasil penelitian 32 responden, didapatkan 15 orang (46,9%) pengetahuan dalam kategori kurang baik, 30 orang (93,8%) sikap dalam kategori baik.
Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua.
Penulis : Erlitna Tarigan Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Tahun : 2008
ABSTRAK
Deteksi atonia uteri secara dini sangat baik untuk mencegah kematian pada ibu postpartum. Atonia uteri disebabkan oleh tertinggalnya selaput ketuban, bekuan darah di dalam kavum uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan desa dan bidan praktek swasta dalam mendeteksi atonia uteri. Populasi adalah bidan di Kecamatan Delitua adalah 32 orang, dalam penelitian ini diambil secara keseluruhan dari populasi yaitu 32 orang sebagai responden. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan desa dan bidan praktek swasta. Analisa data yang dilakukan adalah univariat. Dari hasil penelitian 32 responden, didapatkan 15 orang (46,9%) pengetahuan dalam kategori kurang baik, 30 orang (93,8%) sikap dalam kategori baik.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Lebih dari separuh (104,6 juta orang) dari total penduduk Indonesia (208,2 juta orang) adalah perempuan, namun kualitas hidup perempuan jauh tertinggal di bandingkan laki – laki (Ahmad Fauzi, 2008).
Angka kematian ibu (AKI) di defenisikan sebagai jumlah kematian maternal selama satu tahun dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tertinggi di ASEAN, sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2002 – 2003), artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan Nifas (Rukmini, 2007).
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor – faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat di tangani meskipun pencegahannya terbukti sulit. Menurut SKRT 2001 penyebab obstetrik langsung sebesar 90% sebagian besar perdarahan postpartum karena atonia uteri (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%) (Rukmini, 2007).
Angka kejadian perdarahan postpartum disebabkan oleh atonia uterus di Puskesmas Delitua periode Januari 2007 – Mei 2008 adalah 7 dari 19 ibu postpartum.
2
motherhoad” yaitu program keluarga berencana sebagai pilar pertama, pelayanan antenatal sebagai pilar kedua, persalinan yang aman sebagai pilar ketiga, dikategorikan sebagai pertolongan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan berdasarkan standar asuhan persalinan normal, dan pilar ke empat adalah pelayanan obstetri ensensial (Saifuddin, 2001).
Melihat data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap bidan dalam mendeteksi atonia uteri di kecamatan delitua tahun 2008.
1.2Perumusan masalah
Dari uraian diatas,penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana pengetahuan dan sikap bidan dalam mendeteksi atonia uteri di kecamatan delitua tahun 2008”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan masalah penelitian yang telah di tetapkan maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap bidan mendeteksi atonia uteri di kecamatan delitua tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan bidan dalam mendeteksi atonia uteri di kecamatan Delitua.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian bagi: 1. Bagi Bidan
Sebagai masukan bagi Bidan untuk meningkatkan penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum.
2. Bagi Profesi
Sebagai evaluasi bahwa kebijakansanaan program yang diterapkan apakah sudah dilaksanakan oleh anggota profesi.
3. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang deteksi atonia uteri. 4. Bagi pembaca
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau behavior (Notoadmodjo, 2003).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehynsion)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah (problem soluing cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
6
5. Sentesis (synthesis)
Sentesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagain – bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sentesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek penilaian – penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang sudah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu – ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2.2Sikap
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Tingkatan Sikap
1. Menerima (Receiving)
Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valving)
Memberikan orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).
2.3Bidan
- Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan yang diakui dinegara program tersebut diselenggarakan. Telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan, dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan atau secara hukum memperoleh izin untuk menolak praktik kebidanan (Verney, 2007).
8
memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak – anak. Asuhan ini termasuk preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsulutasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek dirumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat – tempat pelayanan lainnya (Sofyan, 2006).
2.4Perdarahan Postpartum
2.4.1 Pengertian
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan primer dan sekunder (Manuaba, 2007).
2.4.2 Jenis Perdarahan
a. Perdarahan Postpartum Primer
Perdarahan postpartum primer disebabkan oleh: - Atonia Uteri
- Retensio plasenta - Robekan jumlah lahir
b. Perdarahan postpartum sekunder
Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang berlangsung setelah 24 jam pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh:
- Tertinggalnya sebagian plasenta atau membrannya - Perlukaan terluka kembali dan menimbulkan perdarahan - Infeksi pada tempat implantasi plasenta.
2.5Atonia Uterus
2.5.1 Pengertian
- Atonia uterus adalah tidak berkontraksi uteri dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (Azwar, 2004).
- Perdarahan Atonia Uteri terjadi bila uterus atonik dan tidak mampu berkontraksi dengan baik setelah kelahiran (Vicky, 2006).
2.5.2 Sebab Atonia Uteri
1. Otot uterus tidak mengalami retraksi dan kontraksi yang kuat sehingga pembuluh darah terbuka
2. Menimbulkan perdarahan yang banyak dan singkat
10
2.5.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri
a. Kenali dan tegakkan diagnosa kerja atonia uteri
b. Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan kompresi bimanual.
c. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evaluasi sisa plasenta) dan tak ada laserasi jalan lahir. d. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan
e. Lakukan uji beku (lihat solusi plasenta) untuk komfirmasi sistem pembekuan darah (hacker, 2001).
Kompresi Bimanual Internal (KBI)
a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan kedalam vagina ibu.
b. Periksa vagina dan serviks – jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh. c. Letakkan kepalan tangan pada foniks anterior, tekan dinding anterior
uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
d. Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat, kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah didalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e. Evaluasi keberhasilan
tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama kala empat.
ii. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa perenium, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi dibagian tersebut segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
iii. Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE) kemudian teruskan dengan langkah – langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Alasan atonia uteri sering kali diatasi dengan KBI, jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindak – tindakan lain.
2. Berikan 0,2 mg ergometri 1 M (jangan berikan ergometri kepada ibu dengan hipertensi)
Alasan : ergometrin yang diberikan akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
3. Menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500 ml larutan ringer laktat yang mengandung 20 unit oksitoksin. Alasan : jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan IV secara cepat, dan dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan transfusi darah. Oksitoksin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus. Ringer laktat akan membantu mengganti volume cairan yang hilang selama perdarahan.
12
Alasan : KBI yang digunakan bersama dengan ergometri dan oksitoksin dapat membantu uterus berkontraksi.
5. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera lakukan rujukan berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat–darurat di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tindakan pembedahan dan tranfusi darah.
6. Dampingi ibu ketempat rujukan, teruskan melakukan KBI hingga ibu tiba di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan IV hinga ibu tiba di fasilitas rujukan:
a. Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit.
b. Kemudian berikan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang di infuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 ml/jam.
c. Jika cairan IV tidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan tambahan.
Kompresi Bimanual Eksternal
1. Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas simfisis pubis
2. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri) usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
kedua tangan tersebut. Ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus (Aswar, 2004).
Konsep Dasar Atonia Uteri
Perdarahan karena atonia uteri yang paling sering dan paling banyak dijumpai dan dapat ditangani dengan cara:
a. Metode dickinson untuk menghentikan perdarahan uterus diangkat dengan tangan kanan. Menekan arteria uterina dengan jalan melingkarkan jari tangan disekitar serviks, sementara itu fundus uterus dipergunakan untuk menekan kolumna vertebralis
b. Bimanual, tekanan bimanual pada uterus – uterus ditekan antara kepalan tangan kiri pada formiks anterior sedangkan tangan kanan melipat uterus melalui dinding abdomen.
2.6Faktor Predesposisi Perdarahan Postpartum
1. Dugaan Sebelum Hamil
Dugaan sebelum hamil terdiri dari:
a. Riwayat perdarahan postpartum berulang b. Terdapat mioma uteri
c. Penyakit darah
- Idiopatik trombositopenia purpara - Gangguan pembekuan darah - Leukimia
2. Kemungkinan HPP setelah hamil
14
a. Ibu hamil dengan anemia b. Grandemultipara
c. Renggangan uterus yang berlebihan - Hidromnion
- Hamil ganda atau makro semia d. Perdarahan pada kehamilan tua
- Plasenta previa - Solusio plasenta e. Persalinan operatif
- Akibat Anestesia
- Persalinan per vaginam dengan tindakan transabdominal f. Kesalahan tatalaksanaan kala III
g. Gangguan pembekuan darah akut - Emboli air ketuban
- Emboli lainnya
h. Infeksi : khorioamnion itis (Manuaba, 2007).
2.7Tatalaksana Aktif Kala III Persalinan
Untuk mengurungi kemungkinan perdarahan postpartum khususnya yang disebabkan oleh atonia uteri atau pun retensio plasenta maka dilakukan tatalaksana aktif pertolongan kala III sebagai berikut:
1. Upaya pencegahan
- Persalinan bayi dilakukan perlahan – lahan, sehingga kontraksi uterus dapat mengikutinya
- Setelah bayi lahir, klem tali pusat sedekat mungkin dengan vulva, sementara yang lainnya seperti biasa sekitar 10 cm panjangnya dari bayi.
2. Brandt – Andrew Teknik
- Selang beberapa menit uterus akan berkontraksi dan retraksi sehingga plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.
- Tampak tanda plasenta lepas adalah:
Tali pusat memanjang
Terjadi perdarahan duncan schaltze atau kombinasinya
Bentuk uterus membulat dan sedikit terdorong keatas
Saat itu tangan kiri diletakkan diantara simfisis dan fundus uterus
mendorongnya kearah fundus, sementara tangan kanan menarik tali pusat.
Dengan demikian plasenta akan segera dapat dilahirkan untuk
menghemat waktu dan mengurangi terjadi perdarahan.
Sikap menunggu lahirnya plasenta spontan telah ditinggalkan.
3. Evaluasi Perlukaan
- Di ikuti evaluasi perlukaan jalan lahir utama
- Perlukaan serviks ( akan berkurang karena persalinan bayi dilakukan perlahan – lahan)
16
- Perlukaan vulva dan perenium
- Kemungkinan hematoma sekitar parametrium, vagina atas dan vulva.
2.8Diagnosa Perdarahan Postpartum
Diagnosa perdarahan postpartum tidak sukar: 1. Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir 2. Jumlahnya sekitar 400 – 500 cc
3. Keluar pada umumnya mendadak, tanpa disadari 4. Dapat di ikuti dengan menurunya kesadaran
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau behavior (Notoadmodjo, 2003).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (know)
5
2. Memahami (comprehynsion)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah (problem soluing cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
5. Sentesis (synthesis)
Sentesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagain – bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sentesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek penilaian – penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang sudah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu – ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2.2Sikap
2.2.1 Pengertian
7
2.2.2 Tingkatan Sikap
1. Menerima (Receiving)
Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valving)
Memberikan orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).
2.3Bidan
- Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan yang diakui dinegara program tersebut diselenggarakan. Telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan, dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan atau secara hukum memperoleh izin untuk menolak praktik kebidanan (Verney, 2007).
memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak – anak. Asuhan ini termasuk preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsulutasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek dirumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat – tempat pelayanan lainnya (Sofyan, 2006).
2.4Perdarahan Postpartum
2.4.1 Pengertian
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan primer dan sekunder (Manuaba, 2007).
2.4.2 Jenis Perdarahan
a. Perdarahan Postpartum Primer
9
Perdarahan postpartum primer disebabkan oleh: - Atonia Uteri
- Retensio plasenta - Robekan jumlah lahir
b. Perdarahan postpartum sekunder
Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang berlangsung setelah 24 jam pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh:
- Tertinggalnya sebagian plasenta atau membrannya - Perlukaan terluka kembali dan menimbulkan perdarahan - Infeksi pada tempat implantasi plasenta.
2.5Atonia Uterus
2.5.1 Pengertian
- Atonia uterus adalah tidak berkontraksi uteri dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (Azwar, 2004).
- Perdarahan Atonia Uteri terjadi bila uterus atonik dan tidak mampu berkontraksi dengan baik setelah kelahiran (Vicky, 2006).
2.5.2 Sebab Atonia Uteri
1. Otot uterus tidak mengalami retraksi dan kontraksi yang kuat sehingga pembuluh darah terbuka
2. Menimbulkan perdarahan yang banyak dan singkat
2.5.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri
a. Kenali dan tegakkan diagnosa kerja atonia uteri
b. Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan kompresi bimanual.
c. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evaluasi sisa plasenta) dan tak ada laserasi jalan lahir. d. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan
e. Lakukan uji beku (lihat solusi plasenta) untuk komfirmasi sistem pembekuan darah (hacker, 2001).
Kompresi Bimanual Internal (KBI)
a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan kedalam vagina ibu.
b. Periksa vagina dan serviks – jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh. c. Letakkan kepalan tangan pada foniks anterior, tekan dinding anterior
uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
d. Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat, kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah didalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e. Evaluasi keberhasilan
11
tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama kala empat.
ii. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa perenium, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi dibagian tersebut segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
iii. Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE) kemudian teruskan dengan langkah – langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Alasan atonia uteri sering kali diatasi dengan KBI, jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindak – tindakan lain.
2. Berikan 0,2 mg ergometri 1 M (jangan berikan ergometri kepada ibu dengan hipertensi)
Alasan : ergometrin yang diberikan akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
3. Menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500 ml larutan ringer laktat yang mengandung 20 unit oksitoksin. Alasan : jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan IV secara cepat, dan dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan transfusi darah. Oksitoksin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus. Ringer laktat akan membantu mengganti volume cairan yang hilang selama perdarahan.
Alasan : KBI yang digunakan bersama dengan ergometri dan oksitoksin dapat membantu uterus berkontraksi.
5. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera lakukan rujukan berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat–darurat di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tindakan pembedahan dan tranfusi darah.
6. Dampingi ibu ketempat rujukan, teruskan melakukan KBI hingga ibu tiba di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan IV hinga ibu tiba di fasilitas rujukan:
a. Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit.
b. Kemudian berikan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang di infuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 ml/jam.
c. Jika cairan IV tidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan tambahan.
Kompresi Bimanual Eksternal
1. Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas simfisis pubis
2. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri) usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
13
kedua tangan tersebut. Ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus (Aswar, 2004).
Konsep Dasar Atonia Uteri
Perdarahan karena atonia uteri yang paling sering dan paling banyak dijumpai dan dapat ditangani dengan cara:
a. Metode dickinson untuk menghentikan perdarahan uterus diangkat dengan tangan kanan. Menekan arteria uterina dengan jalan melingkarkan jari tangan disekitar serviks, sementara itu fundus uterus dipergunakan untuk menekan kolumna vertebralis
b. Bimanual, tekanan bimanual pada uterus – uterus ditekan antara kepalan tangan kiri pada formiks anterior sedangkan tangan kanan melipat uterus melalui dinding abdomen.
2.6Faktor Predesposisi Perdarahan Postpartum
1. Dugaan Sebelum Hamil
Dugaan sebelum hamil terdiri dari:
a. Riwayat perdarahan postpartum berulang b. Terdapat mioma uteri
c. Penyakit darah
- Idiopatik trombositopenia purpara - Gangguan pembekuan darah - Leukimia
2. Kemungkinan HPP setelah hamil
a. Ibu hamil dengan anemia b. Grandemultipara
c. Renggangan uterus yang berlebihan - Hidromnion
- Hamil ganda atau makro semia d. Perdarahan pada kehamilan tua
- Plasenta previa - Solusio plasenta e. Persalinan operatif
- Akibat Anestesia
- Persalinan per vaginam dengan tindakan transabdominal f. Kesalahan tatalaksanaan kala III
g. Gangguan pembekuan darah akut - Emboli air ketuban
- Emboli lainnya
h. Infeksi : khorioamnion itis (Manuaba, 2007).
2.7Tatalaksana Aktif Kala III Persalinan
Untuk mengurungi kemungkinan perdarahan postpartum khususnya yang disebabkan oleh atonia uteri atau pun retensio plasenta maka dilakukan tatalaksana aktif pertolongan kala III sebagai berikut:
1. Upaya pencegahan
15
- Persalinan bayi dilakukan perlahan – lahan, sehingga kontraksi uterus dapat mengikutinya
- Setelah bayi lahir, klem tali pusat sedekat mungkin dengan vulva, sementara yang lainnya seperti biasa sekitar 10 cm panjangnya dari bayi.
2. Brandt – Andrew Teknik
- Selang beberapa menit uterus akan berkontraksi dan retraksi sehingga plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.
- Tampak tanda plasenta lepas adalah:
Tali pusat memanjang
Terjadi perdarahan duncan schaltze atau kombinasinya
Bentuk uterus membulat dan sedikit terdorong keatas
Saat itu tangan kiri diletakkan diantara simfisis dan fundus uterus
mendorongnya kearah fundus, sementara tangan kanan menarik tali pusat.
Dengan demikian plasenta akan segera dapat dilahirkan untuk
menghemat waktu dan mengurangi terjadi perdarahan.
Sikap menunggu lahirnya plasenta spontan telah ditinggalkan.
3. Evaluasi Perlukaan
- Di ikuti evaluasi perlukaan jalan lahir utama
- Perlukaan serviks ( akan berkurang karena persalinan bayi dilakukan perlahan – lahan)
- Perlukaan vulva dan perenium
- Kemungkinan hematoma sekitar parametrium, vagina atas dan vulva.
2.8Diagnosa Perdarahan Postpartum
Diagnosa perdarahan postpartum tidak sukar: 1. Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir 2. Jumlahnya sekitar 400 – 500 cc
3. Keluar pada umumnya mendadak, tanpa disadari 4. Dapat di ikuti dengan menurunya kesadaran
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul pengetahuan
dan sikap bidan dalam mendeteksi atonia uteri. Yang terdiri dari variabel bebas
yaitu pengetahuan dan sikap, variabel terikat yaitu deteksi atonia uteri.
3.2Defenisi Operasional
1. Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan kebidanan,
lulus, memperoleh ijasah dan izin melakukan praktek di tempat tinggalnya.
2. Pengetahuan
Pengetahuan bidan dalam mendeteksi atonia uteri adalah sejauh mana
bidan memahami, mendeteksi atonia uteri yang dapat diketahui melalui
kemampuan bidan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diajukan pada
lembar kuesioner dengan jumlah pertanyaan 10 pertanyaan.
Pengetahun
Deteksi Atonia Uteri
Pengetahuan diukur dengan skala ordinal dengan jawaban benar diberi
nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Berdasarkan total skor responden, maka
pengetahuan dapat dikategorikan atas 3 macam yaitu (Arikunto, 2002).:
a. Baik, jika total skor jawaban responden 76% - 100% atau dengan
interval antara 9-10.
b. Cukup baik, jika total skor jawaban responden 55% - 75% atau dengan
interval antara 7-8.
c. Kurang baik, jika total skor jawaban responden < 55% atau dengan
interval antara 0 - 6
3. Sikap
Sikap bidan dalam mendeteksi atonia uteri adalah kecenderungan bidan
untuk merespon dan menanggapi tentang perdarahan yang disebabkan
atonia uteri.
Pengukuran menggunakan skala likert dalam bentuk check list dengan
terdiri dari 10 pernyataan. Dalam pengukuran ini skala sikap
dikategorikan:
a. Sangat setuju (SS) : 4
b. Setuju (S) : 3
c. Tidak setuju (TS) : 2
d. Sangat tidak setuju (STS) : 1
Dari perolehan skor jawaban responden, maka sikap terbagi atas 2 kategori
yaitu:
a. Sikap baik, jika total skor jawaban responden > 50% atau dengan
19
b. Sikap kurang baik, jika total skor jawaban responden ≤ 50% atau
dengan interval 10 – 20.
4. Atonia uteri
Atonia uteri adalah tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
METODELOGI PENELITIAN
4.1Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskripsitif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan dalam mendeteksi Atonia uteri di Kecamatan Delitua tahun 2008.
4.2Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa dan bidan praktek swasta yang bertempat tinggal di Kecamatan Delitua yaitu sebanyak 32 orang bidan.
4.2.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh jumlah populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 32 orang bidan.
4.3Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1 Lokasi penelitian
21
4.3.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan april sampai bulan mei 2008.
4.4Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program D-IV Bidan pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, mengajukan permohonan izin kepada Dinas Kesehatan Deli Serdang dan mengajukan permohonan izin kepada kepala puskesmas di Desa Delitua. Kepada Bidan sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner. Data – data yang diperoleh semata – mata digunaka demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti. Maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.
4.5Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan tipe multiple choise dan kuesioner sikap 10 pertanyaan dengan tipe check list.
4.6Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner terhadap bidan di Kecamatan Delitua. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.
4.7Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
1. Pemeriksaan data (editing)
Dalam malakukan editing ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yakni memeriksa kelengkapan data memeriksa kesinambungan data,memeriksa keseragaman data.
2. Pemberian code (coding)
Setelah editing selesia dilakukan, langkah selanjutnya yang ditempuh ialah melakukan peng-kode-an data (koditing).
3. Penyusunan Data (Tabulating)
23
4.7.2 Analisa Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Karakteristik bidan yang terkait dengan penanganan mendeteksi Atonia Uteri meliputi umur, tingkat pendidikan kebidanan dan lama bekerja di daerah Kecamatan Delitua. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Dalam Mendeteksi
Atonia Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008
24
Tabel 5.1 (Lanjutan)
No Karakteristik f %
l. 18 tahun 1 3.1
m. 20 tahun 2 6.3
n. 21 tahun 1 3.1
o. 22 tahun 2 6.3
p. 23 tahun 1 3.1
q. 24 tahun 1 3.1
Total 32 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui sebanyak 18 orang (56,2%) berumur antara 20 – 35 tahun dan 14 orang (43,8%) berumur diatas 35 tahun. Dari tingkat pendidikan sebagian besar bidan mempunyai pendidikan setingkat DIII yaitu sebanyak 24 orang (75%) dan 6 orang (18,8%) setingkat DI serta setingkat DIV ada sebanyak 2 orang (6,2%). Bila dilihat dari masa pengabdian kerja mereka, masa yang paling lama yaitu 24 tahun sebanyak 1 orang (3,1%) dan 10 bulan bidan yang baru bekerja di Kecamatan Delitua tersebut yaitu sebanyak 1 orang (0,3%).
5.1.2. Pengetahuan
Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam
Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008
No Pengetahuan f %
1 Baik 4 12.5
2 Cukup baik 13 40.6
3 Kurang baik 15 46.9
Total 32 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang (46,9%) berpengetahuan kurang baik dalam hal menangani masalah pendeteksian Atonia uteri, sebanyak 13 orang (40,6%) berpengetahuan cukup baik dan hanya 4 orang (12,5%) berpengetahuan baik.
5.1.3. Sikap
Tabel 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia
Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008
No Sikap f %
1 Baik 30 93.8
2 Kurang baik 2 6.2
Total 32 100.0
26
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pengetahuan Bidan dalam Mendeteksi Atonia Uteri
Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui sebanyak 15 orang (46,9%) berpengetahuan kurang baik dalam hal menangani masalah pendeteksian Atonia uteri, sebanyak 13 orang (40,6%) berpengetahuan cukup baik dan hanya 4 orang (12,5%) berpengetahuan baik.
Bila dilihat tingkat pendidikan kebidanan, dari 24 bidan DIII sebesar 45,8% berpengetahuan cukup baik, dari 5 bidan DI sebesar 83,3% berpengetahuan kurang baik sedangkan dari 2 bidan DIV yang berpengetahuan baik dan cukup baik masing-masingnya sebesar 50%.
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan.
Sebagian besar pengetahuan bidan mengenai cara dan metode mendeteksi atonia uteri diperoleh pada saat mereka menempuh jenjang pendidikan kebidanan dan pengetahuan ini akan terus berlanjut dan berkembang setelah bidan tersebut secara langsung melakukan pendeteksian kejadian antonia uteri, karena bidan langsung melihat, mendengar, meraba dan merasakan pasien yang sedang ditanganinya.
mempunyai kemampuan lebih rendah dibandingkan dengan bidan tingkat DIII (Akademi Kebidanan).
Disamping itu, dengan adanya wewenang tambahan yang diberikan atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah yakni pendidikan dan pelatihan yang diterima. Pemahaman bidan tentang program pemerintah yang dilaksanakan kepada masyarakat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan bidan tersebut terhadap program kesehatan. Apabila pemahaman bidan sangat baik, tentunya pelaksanaan pelayanan yang diberikan berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan, khususnya dalam mendeteksi atonia uteri ini.
5.2.2. Sikap Bidan dalam Mendeteksi Atonia Uteri
Berdasarkan Tabel 5.3. diketahui hampir seluruh bidan yang pernah menangani pendeteksian Atonia uteri mempunyai sikap baik yaitu 30 orang (93,8%) sedangkan 2 orang (6,2%) termasuk pada kategori kurang baik.
Dalam proses pemberian pelayanan medis, seorang bidan akan menghadapi keadaan yang menuntut dia untuk bersikap terhadap segala sesuatu yang muncul dari ibu hamil baik sebelum masa persalinan maupun setelah persalinan dan juga bidan dituntut trhadap keadaan yang muncul dari keluarga pasiennya bahkan muncul dari dirinya sendiri. Kemampuan bidan untuk bersikap baik terhadap orang yang berada disekeliling ibu hamil akan berpengaruh terhadap hasil dari pelayanan medis yang diberikannya.
28
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan karakteristik responden diketahui sebanyak 18 bidan (56,2%) berumur antara 20 – 35 tahun dan 14 bidan (43,8%) berumur diatas 35 tahun. Khusus bidan desa seluruhnya termasuk berumur antara 20 – 35 tahun. Bila dilihat dari masa pengabdian kerja, masa yang paling lama yaitu 24 tahun dan 10 bulan bidan yang baru bekerja di Kecamatan Delitua tersebut yang berstatus sebagai bidan desa. Namun sebagian besar mempunyai masa kerja rata-rata 3 tahun dan 6 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan kebidanan, sebagian besar bidan mempunyai pendidikan setingkat DIII yaitu sebanyak 24 orang (75%) dan 6 orang (18,8%) setingkat DI serta setingkat DIV ada sebanyak 2 orang (6,2%).
2. Berdasarkan tingkat pengetahuan bidan sebanyak 15 orang (46,9%) berpengetahuan kurang baik dalam hal menangani masalah pendeteksian Atonia uteri, sebanyak 13 orang (40,6%) berpengetahuan cukup baik dan hanya 4 orang (12,5%) berpengetahuan baik.
30
6.2. Saran
1. Perlu peningkatan pengetahuan dan sikap bidan dalam penanganan pendeteksian Atonia uteri melalui pemberian kesempatan bidan untuk mengikuti pelatihan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Perlu pengadaan dan peningkatan penghargaan kepada para bidan sebagi upaya memotivasi mereka dalam melaksanakan tugasnya khususnya pemberian pelayanana deteksi Atonia uteri.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta.Rineka Cipta.
Azwar, Azrul. 2000. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Binarupa Aksara.
________________. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
Fauzi, Ahmad. 2007. Profil Kesehatan Perempuan Indonesia. Http:// Situs.Kespro.Info. (Dikutip tanggal 17 Juni 2008).
Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Notoadmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Rukmini. 2007. Gambar Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit. (dikutip
tanggal 17 Juni 2008).
Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: Ikatan Bidan Indonesia.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Dalam Mendeteksi Atonia Uteri di Kecamatan Delitua Tahun 2008.
Nama : Erlitna Tarigan
NIM : 075102039
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU
Pembimbing,
LEMBAR KUESIONER
PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DALAM MENDETEKSI ATONIA
UTERIDI KECAMATAN DELITUA TAHUN 2008
I. Petunjuk Pengisian
1. Pertanyaan diisi oleh responden
2. Lingkari atau silang salah satu jawaban yang benar pada pertanyaan pengetahuan
3. Check lis salah satu jawaban yang benar pada pertanyaan sikap
II. Identitas Responden
Umur : Pendidikan : Lama bekerja :
Alamat :
Pekerjaan :
III.Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud dengan perdarahan postpartum: a. Perdarahan yang terjadi setelah melahirkan plasenta
b. Perdarahan yang terjadi pada ibu nifas dengan jumlah perdarahan lebih dari 500 cc.
c. Perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan dengan jumlah pedarahan + 500 cc
2. Berdasarkan jenisnya, perdarahan postpartum terdiri dari: a. Perdarahan postpartum primer, sekunder, tersier b. Perdarahan postpartum primer dan sekunder c. Perdarahan postpartum primer dan tersier
3. Apakah yang dimaksud dengan perdarahan postpartum primer: a. Perdarahan yang berlangsung 1 jam pertama setelah bayi lahir
b. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama dengan jumlah perdarahan lebih dari 500 cc
a. Atonia uteri, retensio plasenta dan perlukaan jumlah lahir yang terbuka b. Atonia uteri, retensio plasenta
c. Atonia uteri, retensio plasenta dan tertinggalnya selaput ketuban 5. Perdarahan yang di sebabkan oleh atonia uteri biasanya terjadi karena:
a. Uterus tidak berkontraksi dengan baik setelah plasenta lahir
b. Tertinggalnya selaput ketuban di dalam rahim dan juga terdapat banyak stolsel
c. Terlalu lama atau panjangnya kala 3 persalinan 6. Biasanya perdaharan atonia uteri dapat ditandai dengan :
a. Perdarahan yang terjadi sesaat setelah plasenta lahir lengkap dan jumlah perdarahan lebih dari 500 cc
b. Perdarahan yang terjadi beberapa hari setelah bayi lahir
c. Perdarahan yang terjadi sesaat setelah bayi lahir dan jumlah perdarahan lebih dari 500 cc
7. Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri dapat diatasi bidan dengan cara: a. Pemberian syntosinon drip
b. KBI dan KBE c. Rujuk segera pasien
8. Menurut Bidan, prosedur dalam melakukan kompresi Bimanual adalah sebagai berikut:
a. Lakukan KBE, KBI
b. Lakukan KBI, KBE, infus RL + oksitoksin 20 UI, jika tidak berhasil lakukan KBI kembali.
c. Lakukan KBI, KBE dan segera rujuk
9. Menurut Bidan, jika kompresi Bimanual eksternal tidak berhasil maka tindakan bidan adalah.:
a. Segera rujuk pasien b. Lakukan KBI kembali
10.Dalam merujuk pasien yang mengalami perdarahan yang disebabkan oleh atoni uteri yang dilakukan bidan adalah:
a. Tetap memberikan syntosinon drip sampai ketempat tujuan
b. Tetap memberikan cairan infus RL dan bidan melakukan KBI sampai tempat tujuan
c. Melakukan KBE sampai tempat tujuan
IV.Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
1. Jika pasien datang dengan perdarahan yang hebat ke klinik barsalin, tapi bidan menolak tanpa memberikan petolongan. 2. Jika ibu postpartum yang ditolong bidan mengalami
perdarahan yang hebat, bidan segera merujuk pasian dengan memberika cairan infus NaCl.
3. Sebelum melakukan pertolongan pada pasien perdarahan postpartum sikap adalah mencari penyebab perdarahan. 4. Sebelum melakukan KBI/KBE bidan hendaknya terlebih
dahulu mencuci tangan baru menggunakan sarung tangan steril. 5. Dalam melakukan tindakan bidan tetap menjaga pripasi
pasien,contoh melakukan tindakan diruangan tertutup dan tidak memperbolehkan orang lain keluar masuk ruangan.
6. Selam melakukan pertolongan pada pasien perdarahan bidan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi pasiannya
7. Sebelum melakukan tindakan, bidan meminta salah satu anggota keluarga untuk tetap mendampingi pasiennya. 8. Bidan meminta salah satu keluarga pasien untuk melakukan
KBE sedangkan bidan melakukan tindakan yang lain. 9. Apabila tindakan KBI dan KBE yang dilakukan bidan tidak
berhasil maka bidan segera merujuk pasiennya.
Lampiran
FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN
Saya yang bernama Erlitna Tarigan / 075102039 adalah mahasiswa program diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada program diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan Bidan mengenai detiksi atonia uteri di kecamatan delitua.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesedian ibu Bidan untuk menjadi partisipasi dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon kesedian ibu untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya, jika bersedia silakan menanda tangani persetujuan ini sebagai ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Identitas pribadi ibu Bidan sebagai responder akan dirahasiakan dan semua informasi yang di berikan hanya digunakan untuk penelitian ini. Bidan berhak menarik diri tanpa perlu merasa takut akan. Konsekuensi buruk terhadap diri ibu Bidan dikemudian hari. Jika ada yang kurang jelas, silahkan tanyakan langsung kepada penelitian.
Terimakasih atas waktu yang diberikan untuk penelitian ini.
Partisipan
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 t kp s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 t ks
ku didik lb Pengetahuan Sikap
MENDETEKSI ATONIA UTERI DI KECAMATAN DELITUA TAHUN 2008
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.961 10
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
5.60 14.829 .790 .958
5.47 15.124 .797 .958
5.53 14.410 .951 .952
5.47 15.124 .797 .958
5.60 14.400 .913 .953
5.53 15.124 .740 .960
5.60 14.400 .913 .953
5.67 14.952 .739 .960
5.60 14.543 .872 .955
5.73 14.924 .747 .960
p1
6.20 18.171 4.263 10
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.918 10
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
27.87 30.267 .686 .913
27.67 30.524 .637 .915
27.80 29.743 .771 .910
27.87 30.410 .659 .914
27.87 29.124 .908 .905
27.73 30.352 .656 .914
27.80 29.600 .798 .909
29.00 22.857 .855 .905
28.93 23.210 .809 .910
28.87 24.695 .814 .904
s1
31.27 34.352 5.861 10
Frequency Table
kategori umur
18 56.3 56.3 56.3
14 43.8 43.8 100.0
32 100.0 100.0
20 -35 tahun > 35 tahun Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pengertian Perdarahan Postpartum
16 50.0 50.0 50.0
16 50.0 50.0 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
3 9.4 9.4 9.4
29 90.6 90.6 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Perdarahan Postpartum Primer
2 6.3 6.3 6.3
30 93.8 93.8 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Penyebab perdarahan Postpartum Primer
7 21.9 21.9 21.9
25 78.1 78.1 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Perdarahan karena Atonio uteri
10 31.3 31.3 31.3
22 68.8 68.8 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tanda Perdarahan Atonio Uteri
4 12.5 12.5 12.5
28 87.5 87.5 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Cara Bidan Atasi Perdarahan Atonio Uteri
6 18.8 18.8 18.8
26 81.3 81.3 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Prosedur Kompresi Bimanual
22 68.8 68.8 68.8
10 31.3 31.3 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kompresi Bimanual Eksternal
22 68.8 68.8 68.8
10 31.3 31.3 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tindakan Bidan (Rujukan)
20 62.5 62.5 62.5
12 37.5 37.5 100.0
32 100.0 100.0
Salah Benar Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Penyebab perdarahan Atonio uteri
29 90.6 90.6 90.6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Rujukan Bidan pada Perdarahan Postpartum
1 3.1 3.1 3.1
Frequency Percent Valid Percent
2 6.3 6.3 6.3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Uterus Tidak Berkontraksi
8 25.0 25.0 25.0
8 25.0 25.0 50.0
16 50.0 50.0 100.0
32 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Yang Melakukan KBE/KBI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
KBI ke Tempat Rujukan
6 18.8 18.8 18.8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kategosi Sikap
2 6.3 6.3 6.3
30 93.8 93.8 100.0
32 100.0 100.0
Kurang baik Baik Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Pendidikan * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
41.7% 45.8% 12.5% 100.0%
66.7% 84.6% 75.0% 75.0%
31.3% 34.4% 9.4% 75.0%
46.9% 40.6% 12.5% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
46.9% 40.6% 12.5% 100.0%
Count
Kurang baik Cukup baik Baik Kategori Pengetahuan