• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Produksi Jagung Dikabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Produksi Jagung Dikabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN

BATU PADA TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

HADI KURNIAWAN TAMBUNAN

082407044

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PRODUKSI JAGUNG DIKABUPATEN

LABUHAN BATU PADA TAHUN 2010

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : HADI KURNIAWAN TAMBUNAN

Nomor Induk Mahasiswa : 082407044

Program Studi : D-III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disahkan di Medan , Mei 2011

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof.Dr.Tulus.Voldipl.Math,M.Si,Ph.D Drs.Pasukat Sembiring,M.Si

NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19531113 198503 1

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU PADA TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan , April 2011

(4)

PENGHARGAAN

Segala puji bagi Allah penulis ucapkan atas segala nikmat dan karunia serta

Ridho-Nya akhirnya dapat menyelesaikan amanh sebagi mahasiswa untuk menyelesaikan

tugas akhir ini. Shalawat dan salam ke junjungan Nabi besar Baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang menjadi inspirator dalam setiap nafas dan gerak penulis.

Dalam melaksanakan Tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan

peranan yang telah diberikan kepada penulis. untuk itu perkenankanlah saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutarman, M.sc selaku Dekan Fakultas MIPA USU.

2. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku ketua Departemen Matematika Fakultas

MIPA USU.

3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bulolo selaku Ketua Pelaksana Program Studi

Statistika D3 FMIPA USU.

4. Bapak Drs. Pasukat Sembiring, M.si, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ayahanda (H. Husni Tambunan) dan Ibunda (Hj. Kamalia Simatupang) serta

kakak dan adik penulis Devi Liani, Desi Ariani, Okti Pratiwi dan seluruh

keluarga saya yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat dalam

melaksanakan Tugas akhir ini.

6. Teman- teman Statistika A 2008 Suryo, Doyok, Tongku Ahmad, Riduwan, Lae

Jhoni, Lae Samuel, Yongkiki, Lae dolmar, Yogi dan Uwenk dan selruh

teman-teman yang lain, semoga kita terus bisa sukses menjadi apa yang kita inginkan.

7. Abangda dan kakanda di Ukmi al falak bang yudha, bang agus, bang emir,

(5)

kak rini, kak resti, kak arni, kak heni. Syukron atas bimbingan dan pengajaran

yang diberikan.

8. Saudara-saudara seperjuangan dalam meretas zaman di Ukmi Al Falak, heru,

subhan, firman, annas, fahmi, melly, jannah, evie, ulie, ade, minah, nur, dwi

semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

9. Adinda penerus estafet perjuangan, wahyu, nugrah, zikri, ganda, fandi, jundi,

fendi, sulaiman, budi, arbi, saiful anwar, saiful syamri, zul, zubeir, ardi,

syahrial, firman, asrul, dian, adam dan lain-lain tetap semangat dan selalu

luruskan niat hanya kepada Allah SWT.

10.Saudara sejawat, dan seperjuangan di KAMMI Nusantara, bg haris, hijri,

fadlan, khoir, wiwit, junni, saidah. Jalan ini masih panjang teman. Semoga kita

tetap isiqomah.

Demikian penulis sampaikan besar harapan tugas akhir ini bermanfaat bagi seluruh

pembaca dan penulis sendiri. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna kebaikan tugas akhir ini.

Medan, 27 mei 2011

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Lokasi Penelitian 5

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.6.1 Metode Pengumpulan Data 5

1.6.2 Metode Pengolahan Data 6

1.7 Metode Analisis yang Digunakan 6

1.8 Sistematika Penulisan 7

Bab 2 Landasan Teori 9

2.1 Pengertian Regresi 9

2.2 Analisa Regresi Linear 11

2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana 12

2.4 Analisis Regresi Linear Berganda 13

2.5 Korelasi 15

Bab 3 Gambaran Umum Badan Pusat Statistik 21

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik 21

Bab 4 Analisa dan Pengolahan Data 27

4.1 Pengolahan Data 27

4.2 Persamaan Regresi Linear Sederhana 28

4.3 Analisis Residu 35

4.4 Uji Regresi Linear Berganda 37

4.5 Koefisien Determinasi 40

4.6 Koefisien Korelasi 41

Bab 5 Implementasi Sistem 47

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 47

5.2 Pengaktifan Excel 47

5.2.1 Pengisian Data 50

5.3 Pengaktifan SPSS 16.0 52

(7)

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 60

6.1 Kesimpulan 60

6.2 Saran 61

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Interpretasi Nilai R 17

Tabel 4.1 Data Produksi Jagung, Luas Panen, dan Curah Hujan

di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2010 28

Tabel 4.2 Nilai- Nilai Koefisien 29

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien 30

Tabel 4.4 Harga Y 36

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pola Garis Lurus 11

Gambar 2.2 Korelasi Positif 17

Gambar 2.3 Korelasi Negatif 18

Gambar 2.4 Korelasi Nol 18

Gambar 5.1 Cara Mengaktifkan Program Excell 48

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excell 49

Gambar 5.3 Data Setelah Dimasukkan 51

Gambar 5.4 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS 52

Gambar 5.5 Kotak Dialog Awal SPPS 53

Gambar 5.6 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS 53

Gambar 5.7 Tampilan Pengisian Variabel View dalam SPSS 55

Gambar 5.8 Tampilan Pengisian Data View dalam SPSS 56

Gambar 5.9 Kotak Dialog Analisis Regresi 56

Gambar 5.10 Tampilan Jendela Linear Regresion 57

Gambar 5.11 Tampilan pada Pengisian Linear regression 58

Gambar 5.12 Tampilan Pengisian linear Regresion plots 58

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia merupakan sumber daya alam yang sangat berharga, iklim

tropis yang dimiliki negara ini membuatnya menjadi negara yanag agraris yang

banyak mengandalkan sektor agraria dalam memnunjang pembangunan dan

kebutuhan masyarakatnya.

Begitu banyak jenis tanaman pertanian yang ada di Indonesia yang seyogyanya

menjadi bahan makanan masyarakatnya, antara lain, padi, ubi, jagung, kentang,

wortel, dan lain-lain. Maka selain nasi yang berasal dari padi yang dijadikan bahan

makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia, terdapat jenis makanan pokok

lainnya yang berasal dari sektor pertanian, jagung contohnya.

Jagung merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia setelah beras,

dibeberapa wilayah di Indonesia juga ada yang menggunakan jagung sebagai bahan

makanan pokok. Sehingga keberadaan jagung sangat dibutuhkan dalam rangka

ketahanan pangan di Indonesia juga di belahan dunia lainnya. Jagung juga memiliki

daya ekonomis yang tinggi dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena

buah jagung sendiri tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagi bahan makanan untuk

(11)

oleh penduduk, bahan olahan dari jagung juga sangat banyak ditemukan, mulai dari

keripik, kue, bahkan olahan susu jagung pun telah ada dipasarkan.

Selain itu jagung tidak hanya dapat dimanfaatkan terbatas pada buahnya saja,

Seperti batang dan daun jagung yang masih muda dikenal sebagai jerami jagung yang

dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Selain sebagai pakan hijauan

ternak, jerami juga dapat digunakan sebagai pakan olahan ternak dalam bentuk hay

dan silase. Sisa buah tongkol jagung pun dapat diolah kembali menjadi bahan bakar,

oleh karena itu pemerintah melalui departemen pertanian, terus berusahan

meningkatkan produki jagung di Indonesia.

Jagung adalah salah satu produk pertanian yang banyak dihasilkan di negara

Indonesia. Pada tahun 2004 produksi jagung nasional mencapai 11.225.243 ton dan

meningkat menjadi 12.523.894 ton pada tahun 2005.

Pemanfaatan jagung saat ini sangat beraneka ragam mulai dari bahan pangan

hingga bioenergi. Buah jagung terdiri dari 30% limbah yang berupa tongkol jagung.

Jika dikonversikan dengan jumlah produksi jagung pada tahun 2004 maka negara

Indonesia berpotensi menghasilkan tongkol jagung sebanyak 3.757.000 ton. Jumlah

limbah tersebut sangat banyak dan akan menjadi sangat potensial jika dapat

dimanfaatkan secara tepat.

Memang sudah seharusya pemerintah memperhatikan produksi Jagung di

(12)

ketahanan pangan, bahkan ketersediaan bahan bakar olahan seperti bio diesel yang

dapat dimanfaatkan dari jagung.

Untuk itu perlu diperhatikan secara intensif produksi jagung di Indonesia,

apa-apa saja yang menjadi faktor produksinya dalam hal ini penulis mengambil daerah

produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu dimana jagung juga menjadi komoditi

andalan di Kabupaten tersebut. Maka melihat permasalahan yang ada, penulis

mengambil 3 variabel yang diajdikan sandaran untuk melihat produksi jagung di

kabupaten labuhan batu yaitu luas lahan penanman, dan kondisi curah hujan(mm) dan

bnyaknya hari hujan yang terjadi. Penulis menggunakan teknik analisi regresi untuk

melihat pengaruh produksi jagung di kabupaten Labuhan Batu.

Dibeberapa literatur yang ada, khususnya buku-buku yang berkenaan dengan

statistik, regresi linear diartikan sebagai suatu teknik untuk membangun persamaan

garis lurus dan menggunakan perkiraan tersebut untuk meihat pengaruh antar variabel

dan dapat dijadikan prediksi kedepannya, jadi dengan sederhana juga dapat disebutkan

bahwa analisa regresi linear adalah sebuah model matematika yang digunakan untuk

melihat hubungan antara variabel bebas( Independent variable) dengan variabel

terikat( dependent variable) hingga didapat sebuah kesimpulan yang dapat di

interpretasikan mengenai masalah yang diindentifikasi.

Dari Uraian diatas maka penulis mengambil sebuah judul yang berjudul

“ Analisis Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu pada Tahun 2010”

(13)

Bersandar dari penjabaran diatas, maka penulis akan menganalisis permasalhan yang

ada yaitu mengindetifikasi jumlah produksi jagung di kabupaten Labuhan Batu

dengan menggunakan teknik analisa rregresi berganda berdasarkan variabel

pendukung yang ada dimana akan ada hubungan fungsional antara variabel bebas dan

variabel terikat agar dapat diramalkan pengaruh antar variable yang ada.

1.2Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel yang

diteliti terhadap produksi jagung.

2. Melihat hubungan antar variabel yang diteliti

3. Sebagai sarana aplikasi ilmu yang didapat ketika perkuliahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat diketahui pengaruh lahan dan curah hujan terhadap hasil produksi

jagung

2. Hubungan anatara variabel yang terikat dan bebas dapat diketahui keeratannya.

(14)

1.5 Lokasi Penelitan.

Penelitian dengan cara pengambilan data serta menganalisa hasil produksi jagung di

Kabupaten Labuhan Batu, dilakukan di Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera

Utara yang beralamat di Jl. Kapten Muslim Kota Madya Medan.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dalah dengan menggunakan teknik

analisa Regresi Berganda sebagai teknik untuk mengetahui pengaruh fungsional antar

variabel terikat dan bebas, serta dengan metode korelasi untuk melihat hubungan

keeratan antar variabel yang ada.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai sarana dalam pembuatan

tugas akhir ini adalah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil

dari sumbernya yaitu dari Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara.

(15)

Peneulis menggunakan metode regresi linear berganda guna melihat pengaruh

variabel- variabel bebas yaitu, luas panen, frekwensi hujan dan hari hujan yang

keseluruhannya diambil 12 bulan terhadap variabel terikat yaitu jumlah produksi

jagung.

1.7 Metode Analisis Yang Digunakan

Metode analisis linear regresi berganda pada prinsip dasarnya sama dengan metode

regresi linear sederhana. Keduanya bekerja sebgai alat untuk melihat pengaruh dan

estimasii sebuah kasus dan diselesaikan dengan metode persamaan linear serta

membentuk garis lurus. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang

menunjukkan hubungan keterkaitan anatara satu atau beberapa variabel yang nilainya

sudah diketahui dengan satu variabel yang lainnya belum diketahui (Al gifri:2000,2)

Jika dalam regresi linear sederhana hanya menggunakan 2 variabel saja, satu yang

terikat dan satu lagi yang bebas dalam analisisnya maka didalam regresi linear ganda

penyelesaiannya dengan menggunakan lebih dari 2 variabel. Dimana satu variabel

terikat dan lebih dari satu untuk variabel bebasnya.

Rumus yang digunakan didalam regresi linear berganda adalah:

+

…+

Dimana:

Variabel tak bebas( nilai estimasi)

(16)

X = Variabel bebas

Setelah dilihat pengaruh antar variabel yang ada, kemudian dilihat juga hubungan atau

keeratan antar variabel tersebut dengan menggunkan metode korelasi ( r ). Adapun

rumus dari korelasi adalah:

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang, indentifikasi

masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menguraikan teoritis dan analisa tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir ini.

(17)

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Badan Pusat

Statistik beserta visi dan misi BPS

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang analisa produksi dengan

metode regresi linear berganda dan analisa korelasi untuk melihat

hubungan antar variabel. Dimana objek penelitiannya adalah produksi

jagung di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2010.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis membahas tentang software yang digunakan

dalam analisis data serta cara penggunaan dari software yang dipakai.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hamper semua bidang ilmu penegtahuan,

terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak menggunakan satistika sebagi

dasar analisis maupun perancangannya (ratno dan mustadjab, 1992: 1) maka daptlah

dikatan dikatakan bahwa statistika mempunyai sumbangan yang penting dan besar

terhadap kemajuan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Statistika harus dan penting

dipelajari oleh para peneliti.

Analisis regresi adalah satu cabang statistika yang banyak mendapatkan

perhatian dan dipelajari oleh pra ilmuan, khususnya para peneliti, baik ilmuan bidang

sosial maupun eksakta. Banyak buku atau literature yang membahas hal-hal yang

berkaitan dengan analisis regresi, dimana satu dengan lainya saling melengkapi, tetapi

dalam hal-hal tertentu masih banyak masalah yang belum dan banyak sekali dibahas.

Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep staistika pada tahun 1877 oleh

sir Francis Galton. Dia telahmelakukan kecenderunagntinggi badan anak. Hasil studi

(19)

badan anak yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun (regress) mengarah

pada tinggi badan rata-rata penduduk.

Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu

variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain ( tinggi badan orang tua)

. pada perkembangan selanjutnya , analisis regresi dapat digunkan sebagai alat untuk

membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beebrapa varabel lain

yang berhubungan dengan variabel tersebut.

Ada beberapa definisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu:

a. Analisi regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan garis

lurusdan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan.( Mason,

1996: 489)

b. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan

hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah

diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui (Algifri, 2000: 2)

c. Analisi regresi adalah Hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional anatar

variabel-variabel . ( Sudjana, 2002: 310)

(20)

Sebelum melakukan analisis korelasi dalam sebuah penelitian maka terlebih dahulu

harus diketahuai apakah variabel-variabel yang akan dikorelasikan merupakan regresi

linear atau non linear, karena hal ini akan dipergunakan dalam menganalisa data.

Yang dimaksud dengan analis regresi linear adalah jika hubungan persamaan

tersebut searah dan membentuk sebuah pola garis lurus seperti gambar 2.1 berikut ini

Gambar 2.1 pola garis Lurus

Antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) membentuk sebuah pola garis yang

lurus, dan dalam aplikasinya jika nilai X meningkat maka nilai Y juga meningkat dan

jika nilai X mengalami penurunan makan nilai Y juga mengalami penurunan.

Didalam teorinya analisa regresi linear mempunyai dua bentuk persamaan

yaitu:

a. Analisa regresi linear sederhana( simple analisis regresi)

(21)

2.3 Analisa regresi linear sederhana

Yang dimaksud dengan hubungan linear sederhana adalah yang ditunjukkan dengan

persamaan Y= a+ bX. Persamaan ini hanya memiliki 2 variabel saja, hanya satu

variabel terikat(Y) dan satu variabel bebas (X) . Sehingga setiap nilai X bertambah

dengan satu satuan maka nilai Y akan bertambah dengan b. kalau nilai X=0 maka

nilai Y sebesar a saja.

Penggunaan model regresi sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh

yang ada itu hanya dari independent variabel (variabel bebas) terhadap dependent

variabel (variabel terikat), tidak boleh ada pengaruh timbal balik, yaitu jika variabel

terikat juga berpengaruh terhadap variabel bebas.

Dalam regresi linear sederhana dihindari sifat autokorelasi . yang dimaksud

dengan autokorelasi adalah hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel

yang lain sama( Pangestu, 2004: 155). Misalnya kalau pada tahun pembelian bak

penampunagn air banyak sekali, maka pembelian bak mandi 10 tahun lagi juga akan

banyak, karena usia bak air tersebut memang hanya bertahan 10 tahun. Yang dibeli 10

tahun sebelumnya akan rusak, sehingga pemebelian secara bersama-sama setiap 10

tahun sekali, sehingga pembelian akan melonjak. Dengan kata lain ada hubunagn

antara pembelian bak air yang sama dengan pemeblian 10 tahun yang akan datang.

Inilah yang dimaksud adanya autokorelasi.

Ciri penting dari regresi sederhana adalah apabila terdapat homoscedasticity.

Homoscedasticity adalah kesamaan distribusi Y pada setia nilai X. Artinya berapapun

(22)

misalnya jika pada nilai X1 diamati nilai Y dan dicata deviasi satndartnya, dan

dibandingkan denagn nilai Y pada X2 maka nilainya sama, yang berarti distribusi nilai

Y terhadap nilai X selalu sama. gejala ini yang dimaksud dengan homoscedasticity.

Kalau distribusinya tidak sama maka tidak boleh terjadi pada regresi linear sederhana.

Persamaan = a+ bX dalam teori regresi linear sederhana memili makna

sebagai berikut:

Variabel terikat

= parameter intercept

b = parameter koefisisen regresi variabel bebas

X = variabel bebas.

2.4 Regresi Linear Berganda

Jika dalam regresi linear sederhana hanya memiliki 2 variabel saja yaitu satu variabel

terikat (Y) dan satu variabel bebas(X) dengan satu predictor (a). Pada regresi linear

berganda terdapat lebih dari 2 variabel, satu variabel untuk variabel terikat, dan lebih

dari satu untuk variabel tertutup.

Regresi berganda berguna untuk mencari pengaruh dua atu lebih variabel

bebas atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel bebas atau lebih terhadap

variabel terikatnya, atau untuk meramalkan dua variabel bebas atau lebih terhadap

variabel terikatnya. Dengan demikinan multiple regression (regresi berganda)

digunakan untuk penelitian yang menyertakan bebarapa variabel sekaligus. Dalam hal

ini regresi juga dapat dijadikan pisau analisis terhadap penelitian yang diadakan, tentu

(23)

Pada dasarnya rumus pada regresi ganda sama dengan rumus pada regresi

sederhana, hanya saja pada regresi berganda ditambahkan variabel-variabel lain yang

juga diikutsertakan dalam penelitian. Adapun rumus yang dipakai disesuaikan dengan

jumlah variabel yang diteliti. Rumus rumusnya adalah sebagai berikut :

Untuk 2 prediktor : Y= a + b1X1 + b2X2

Untuk 3 prediktor : Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3

Untuk n prediktor : Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3… bnXn

Pada dasarnya regresi berganda digunakan untuk menghitung dan atau menguji

tingkat signifikansi, antara lain:

a. Menghintung persamaan regresinya

b. Menguji apakah persamaan regresinya signifikan

c. Dan bagaimana kesimpulannya?

Untuk hal ini penulis menggunakan regresi linear berganda dengan 4 variabel,

Yaitu 1 variabel terikat, dan 3 variabel bebas. Adapun bentuk persamaan regresinya

adalah:

+

Dimana:

= Produksi Jagung(Ton)

(24)

X2= Curah hujan(mm)

X3= Banyak Hujan(hari)

Dapun untuk mencari nilai:

Y

=

b

0

n

+

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

1

YX

=

b

0

X

1

+

b

1

X

12

+

b

2

X

1

X

2

+

b

3

X

1

X

3

2

YX

= 3 2 3

2 2 2 1 2 1 2

0

X

b

X

X

b

X

b

X

X

b

+

+

+

3

YX

=

b

0

X

3

+

b

1

X

3

X

1

+

b

2

X

3

X

2

+

b

3

X

32

2.5 Korelasi

Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti, untuk

selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel yang

terikat dengan yang bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri.

Untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut maka digunakan

metode analisis korelasi.

Analisis korelasi adalah alat statistik yag dapat digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang

lain(algifri,2000:45). Umumnya analisis korelasi digunakan, dalam hubungannya

dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam

(25)

Hasil dari perhitungan korelasi diinterpretasikan pada sebuah hubungan yang

didasarkan pada nilai angka yang muncul.

Sandaran nilainya adalah ,-1≤ r ≤1. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi (semakin

mendekati nilai 1) maka hubungannya antara dua varibel tersebut semakin tinggi,

jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 mka hubungnnya semakin rendah. Adapun

jika nilainya bertanda negatif, maka terjadi hubungan yang berlawanan arah, artinya

jika suatu nilai variabel naik maka nilai variabel lain akan turun.

Secara jelas dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 2.1 interpretasi nilai R

R Interpretasi

0

0,01 – 0,20

0,21 – 0,40

0,41 – 0,60

0,61 – 0,80

0,81 – 0,99

1

Tidak berkorelasi

Sangat rendah

Rendah

Agak rendah

Cukup

Tinggi

Sangat tinggi

Sumber : Hartono, M. Pd statistik untuk penelitian

Jika suatu korelasi bertanda positif r > 0 maka contoh maka gambar graiknya

(26)

Gambar 2.2 korelasi positif

Jika suatu korelasi bertanda negatif r < 0 maka contoh gambar grafiknya

seperti ditunjukkan oleh gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 korelasi negatif

Jika suatu korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan r = 0 maka contoh

(27)

Gambar 2.4 korelasi nol

Bentuk umum korelasi adalah:

Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk

hubungan 4 variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi antara X1 dan Y

ryx1 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

1 2 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

(28)

ryx2 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

2 2 2 2 1 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

c. Koefisien korelasi antara X3 dan Y

ryx3 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

3 2 3 3 1 3

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

d. Koefisien korelasi antara X1 dan X2

r12 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1

X

X

n

X

X

n

X

X

X

X

n

e. Koefisien korelasi antara X1 dan X3

r13 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1

X

X

n

X

X

n

X

X

X

X

n

f. Koefisien korelasi antara X2 dan X3

r23 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

(29)

BAB 3

GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

3.1. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat

(30)

pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal diatas, Badan Pusat Statistik juga bertugas

melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di

pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa

oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam pengangguran definisi,

klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur

pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directuer Van Landbouw Nijverheid en

Hendie) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan

mempublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama

Centraal Kantoor Voor de Statistick (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan

dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme

statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijnsen (IUA)

yang sekarang disebut Kantor Bea dan Cukai.

Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada

masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu Gunseikanbu.

(31)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945,

kegiatan statistik ditangani oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan

yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia).

Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari

Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta

mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950

No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan

berada dibawah Kementrian Kemakmuran.

Berdasarkan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44,

lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Menteri Perekonomian

dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Menteri Perekonomian

No.18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut

Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling.

Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.131 tahun 1957,

Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan

Kementerian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan Keputusan Presiden Republik

Indonesia No.172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS (Biro Pusat Statistik) dan

urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri

Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggung-jawab kepada Perdana

Menteri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik

(32)

Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus

penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan

UU No.6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie

1930.

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan dana bagi perencanaan pembangunan

semesta berencana dan mengingat materi statistieck ordonnantie 1934 dirasakan sudah

tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh negara kita,

maka pada tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No.7 tahun 1960

tentang statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No.Aa/C/9 tahun 1965, maka

pada tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS

dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas

menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Di setiap daerah

administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan

pegawai KKS Tingkat II dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

Masa Orde Baru sampai Sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang

handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi

(33)

Dalam masa orde baru ini, Biro Pusat Statistik telah mengalami empat kali

perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1968 tentang organisasi Biro Pusat Statistik

2. Peraturan Pemerintah No.6 tahun 1980 tentang organisasi Biro Pusat Statistik

3. Peraturan Pemerintah No.2 tahun 1992 tentang organisasi Biro Pusat Statistik

dan Keputusan Presiden No.6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tuga, Fungsi,

Susunan, Reorganisasi dan Tata Kerja Biro Pusat Statistik

4. Undang-undang No.16 tahun 1997 tentang statistik

5. Keputusan Presiden RI No.86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik

6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang Organisasi dan TataKerja

BPS

7. PP No.15 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik

Sebagai pengganti UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7

Tahun 1960 tentang Statistik, ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya,

secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :

1. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar

yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang

dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan

BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi,

perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama

(34)

2. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi

Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah

mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.

3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.

4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung

aspirasi

masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan

kepada BPS.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, peranan yang harus

dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini

didapatkan dari

departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder

2. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau

institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.

3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi

statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidan

statistik.

4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk

kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerinatah No.6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat

perwakilan Badan Pusat Statistik dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada

(35)

tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden

Republik Indonesia No.86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus

mengatur tata kerja dan struktur organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.

BAB 4

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data

Setiap data yang telah didapat merupakan alat pengambil keputusan dalam

pemecahan persoalan yang ada. Dalam hal ini persoalan yang diteliti tentang produksi

jagung seperti yang telah dijelaskan di bab pendahuluan. Pengumpulan data dilakukan

(36)

empat buah data yaitu, data produksi jagung, luas panen jagung, curah hujan, dan

banyaknya hari hujan yang secara keseluruhan data yang dimbil adalah data pada

tahun 2010, sebanyak 12 bulan.

Pengambilan data diatas dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas (

luas panen, curah hujan, hari hujan) mempengaruhi produksi jagung yang ada.

Adapun data yang diambil adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data produksi jagung, luas panen, dan curah hujan di Kabupaten

Labuhan Batu Tahun 2010

NO Produksi Luas Curah hujan Curah hujan

( Ton) (Ha) (mm) (Hari)

1 433 162 412 18

2 889 332 255 11

3 430 161 556 20

4 62 23 342 15

5 46 17 308 12

6 97 36 55 3

7 407 151 178 9

8 1066 396 217 12

9 1033 383 445 20

(37)

11 51 19 504 17

12 280 104 450 14

Sumber: BPS Sumut

4.2Persamaan Regresi Linear Berganda

Dalam mencari persamaan regresi linear berganda, maka terlebih dahulu kita

menghitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari hubungan fungsional antar

variabel yang ada.

Dengan koefisien yang didapat dari perhitungan, maka dapat ditentukan

[image:37.595.105.533.84.143.2]

persamaan regresinya. Adapun perhitungan koefisiennya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien

Y X1 X2 X3 (X1)2 (X2)2 (X3)2 (Y)2

433 162 412 18 26244 169744 324 187489

889 332 255 11 110224 65025 121 790321

430 161 556 20 25921 309136 400 184900

62 23 342 15 529 116964 225 3844

46 17 308 12 289 94864 144 2116

97 36 55 3 1296 3025 9 9409

407 151 178 9 22801 31684 81 165649

(38)

1033 383 445 20 146689 198025 400 1067089

323 120 217 11 14400 47089 121 104329

51 19 504 17 361 254016 289 2601

280 104 450 14 10816 202500 196 78400

X1X2 X1X3 X2X3 YX1 YX2 YX3

66744 2916 7416 70146 178396 7794

84660 3652 2805 295148 226695 9779

89516 3220 11120 69230 239080 8600

7866 345 5130 1426 21204 930

5236 204 3696 782 14168 552

1980 108 165 3492 5335 291

26878 1359 1602 61457 72446 3663

85932 4752 2604 422136 231322 12792

170435 7660 8900 395639 459685 20660

26040 1320 2387 38760 70091 3553

9576 323 8568 969 25704 867

(39)

Keterangan:

Y = Produksi Jagung

X1 = Luas Panen

X2 = Curah Hujan

[image:39.595.103.506.236.784.2]

X3 = Hari Hujan

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien

Y X1 X2 X3 (X1)2 (X2)2(X3)2

5117 1904 3939 162 516386 1539161 2454

(Y)2(X1X2) (X1X3) (X2X3) (YX1) (YX2) (YX3)

3732503 621663 27315 60693 1388305 1670126 73401

Dari persamaan :

Y

=

b

0

n

+

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

1

YX

=

b

0

X

1

+

b

1

X

12

+

b

2

X

1

X

2

+

b

3

X

1

X

3

2

YX

=

b

0

X

2

+

b

1

X

2

X

1

+

b

2

X

22

+

b

3

X

2

X

3

3

YX

=

b

0

X

3

+

b

1

X

3

X

1

+

b

2

X

3

X

2

+

b

3

X

32

Didapat nilainya sebagai berikut:

5.117 = 12 b0 + 1904 b1 + 3939 b2 + 162 b3 ….(1)

(40)

1.670.126 = 3.939 b0 + 621.663 b1 + 1.539.161 b2 + 60.693 b3...(3)

73.401 = 162 b0 + 27.315 b1 + 60.693 b2 + 2454 b3…..(4)

Persamaan diaatas diselesaikan dengan metode eliminasi persamaan linear,

dengan menghilngkan nilai b0.

Jika persamaan 1 dan 2 diambil dan disamakan nilai b0 nya dengan persamaan

2 tetap maka persamaan 1 harus dikalikan dengan 158,66667 (1.388.305 : 5.117=

158,66667 ) sehingga diperoleh persamaan ke 5 :

811.897,35 = 1904 b0 + 302.101,34b1 + 624.988,01b2 + 2.574,001b3

1.388.305 = 1.904 b0 + 516.386b1 + 621.663 b2 + 27.315 b3 -

-576.407,65 = 214.284, 66 b1 + 3. 325,01 b2 - 1.610,999b3

Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan ke 6 kita gunakan rumus persamaan 1 dan

3. Jika persamaan 3 tetap maka persamaan 1 dikalikan dengan 328,25( 3939: 12 =

328,25)

1.679.655,3 = 3.939b0 + 624.988b1 + 1.292.976,8b2 + 53.176,5 b3

1.670.126 = 3.939b0 + 621.663 b1 + 1.539.161 b2 + 60.693 b3 -

9.529,3 = 3.325b1 - 246.184,2b2 - 7.516,5 b3

Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan ke 7 kita gunakan rumus persamaan 1 dan

(41)

69.079,5 = 162 b0 + 25.704 b1 + 53.176,5 b2 + 2187 b3

73.401 = 162 b0 + 27.315 b1 + 60.693 b2 + 2454 b3 -

- 4.321,5 = -1.611 b1 - 7.516,5 b2 - 267 b3

Maka didapatlah beberapa persamaan:

-576.407,65 = 214.284, 66 b1 + 3. 325,01 b2 - 1.610,999b3…..(5)

9.529,3 = 3.325 b1 - 246.184,2 b2 - 7.516,5 b3...(6)

- 4.321,5 = -1.611 b1 - 7.516,5 b2 - 267 b3…. (7)

Langkah berikutnya akan menghilangkan nilai b1, dengan menggunkan rumus

persamaan 5 dan 6.

Jika persamaan 5 dikalikan dengan -1 dan persamaan 6 dikalikan dengan 64,

446514 akan didapat persamaan 8.

576.407,65 = 214.284, 66 b1 - 3. 325,01 b2 + 1.610,999b3

(42)

-37.722,52 = 15.862.388 b2 + 486.023,22 b3

Kemudian dengan menggunkan rumus persamaan 5 dan 7 akan didapat

persamaan 9. Persamaan 5 dikalikan dengan -1 dan persamaan 7 dikalikan dengan

– 133, 01345.

576.407,65 = 214.284, 66 b1 - 3. 325,01 b2 + 1.610,999b3

574.817,62 = 214.284, 66 b1 + 999. 795,6 b2 + 35.514,59 b3 -

1.590,03 = -1.003.120,6 b2 - 33.903,59 b3

Maka didapatlah 2 persamaan berikut:

-37.722,52 = 15.862.388 b2 + 486.023,22 b3…….(8)

1.590,03 = -1.003.120,6 b2 - 33.903,59 b3…….(9)

Kemudian kedua persamaan tersebut kembali dieliminasi hingga didapt harga b3.

Jika persamaan 8 tetap maka persamaan 9 dikalikan dengan -15, 813042

-37.722,52 = 15.862.388 b2 + 486.023,22 b3

-25.143,03 = 15.862.388 b2 + 536. 118,92 b3 -

- 12.579,309 = - 50.095,7b3

b3= 0,251

(43)

-37.722,52 = 15.862.388 b2 + 486.023,22 b3

b2 = -0,01

Kemudian harga b2 dan b3 disubtitusikan kepersamaan 5.

-576.407,65 = 214.284, 66 b1 + 3. 325,01 b2 - 1.610,999b3

b1 = 2,688

kemudian harga b1,b2 dan b3 disbutitusikan ke persamaan 1.

5.117 = 12 b0 + 1904 b1 + 3939 b2 + 162b3

b0 = - 0, 142

dari seluruh harga yang didapat maka didaplah persamaan regresi linear

bergandanya sebagai berikut :

+

= -0,142 + 2,688 X1 -0,01X2 + 0,251X3

(44)

Setelah didapat persamaan regresinya, maka untuk mengetahui seberapa besar

penyimpangan jumlah hasil produksi jagung terhadap jumlah produksi jagung yang

diperkirakan , maka dapat dihitung dengan mencari koefiseien dengan mencari

[image:44.595.109.504.444.750.2]

koefisien-koefisien dari analisa residunya sebagai berikut:

Tabel 4.4 harga

NO Y X1 X2 X3 2

1 433 162 412 18 434,416 -1,416 2,005056

2 889 332 255 11 889,829 -0,829 0,687241

3 430 161 556 20 430,798 -0,798 0,636804

4 62 23 342 15 61,843 0,157 0,024649

5 46 17 308 12 45,35 0,65 0,4225

6 97 36 55 3 96,541 0,459 0,210681

7 407 151 178 9 405,017 1,983 3,932289

8 1066 396 217 12 1061,98 4,02 16,1604

9 1033 383 445 20 1026,868 6,132 37,60142

(45)

11 51 19 504 17 50,005 0,995 0,990025

12 280 104 450 14 277,592 2,408 5,798464

5117 1904 3939 162 5102,288 14,712 69,37393

Maka kesalahan bakunya adalah sebagai berikut:

Sy.123 =

Dimana

k= 3; n= 12; dan ∑ 2

= 69,37393

sehingga :

Sy.123 =

=

=

(46)

Dengan penyimpangan nilai yang telah didapatkan diatas, maka hasil produksi jagung

yang sebenarnya akan menyimpang dari hasil sebenarnya sebesar 2.94.

4.4Uji Regresi Linear Berganda

Perumusan hipotesa :

H0 :

β

1 =

β

2=

β

3 =

β

4 =0 ( X1, X2, X3, X4 tidak mempengaruhi Y)

H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan

nol atau mempengaruhi Y.

Dengan : H0 diterima jika Fhit≤ Ftab.

H0 ditolak Jika Fhit > Ftab.

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil :

1 1

1

X

X

x

=

x

3

=

X

3

X

3

y

=

Y

Y

2 2

2

X

X

x

=

Dengan :

1

X

=15.6667

X

3 = 13.5

2

(47)
[image:47.595.101.535.251.638.2]

Hasil perhitunganya disajikan didalam tabel berikut:

Tabel 4.5 pengujian regresi linear

Y x1 x2 x3 y

2

yx1 yx2 yx3

6,5833333 3,333333 83,75 4,5 43,34028 21,9444444 551,3542 29,625 462,58333 173,3333 -73,25 -2,5 213983,3 80181,1111 -33884,2 -1156,46 3,5833333 2,333333 227,75 6,5 12,84028 8,36111111 816,1042 23,29167 -364,4167 -135,667 13,75 1,5 132799,5 49439,1944 -5010,73 -546,625 -380,4167 -141,667 -20,25 -1,5 144716,8 53892,3611 7703,438 570,625 -329,4167 -122,667 -273,25 -10,5 108515,3 40408,4444 90013,1 3458,875 -19,41667 -7,66667 -150,25 -4,5 377,0069 148,861111 2917,354 87,375 639,58333 237,3333 -111,25 -1,5 409066,8 151794,444 -71153,6 -959,375 606,58333 224,3333 116,75 6,5 367943,3 136076,861 70818,6 3942,792 -103,4167 -38,6667 -111,25 -2,5 10695,01 3998,77778 11505,1 258,5417 -375,4167 -139,667 175,75 3,5 140937,7 52433,207 -65979,5 -1313,96 -146,4167 -54,6667 121,75 0,5 21437,84 8004,11599 -17826,2 -73,2083 0 0 0 0 1550529 576407,684 -9529,25 4321,5

Dari tabel 4.5 diatas didapat perhitungan sebgai berikut:

(48)

JKreg =

b

1

y

x

1

+

b

2

y

x

2

+

b

3

y

x

3

= 2,68(576407,684) – 0,01(-9529,25) + 0,251(4321,5)

= 1545950,749

Untuk JKres dapat dilihat dari tabel 4.4 yaitu

2

)

(

Y

Y

= 69,37393 , maka nilai

Fhit dapat dicari dengan rumus :

F =

) 1 /( / − −k n JK k JK res reg =

=

= 59.429,93

Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 3, dk penyebut = 8, dan α = 0.05,

diperoleh Ftab = 4,07. Karena Fhit lebih besar daripada Ftab maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, X3, bersifat

nyata atau ini berarti bahwa luas laha, curah hujan, dan banyak hujan secara bersama –

(49)

4.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakna untuk menganalisa seberapa besar pengaruh

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat harga

y

2= 1.550.529 sedangkan JKreg

yang telah dihitung adalah 1.545.950,749 . Maka selanjutnya dengan rumus R2 =

2

y

JK

reg

. Sehingga didapat koefisien determinasi :

R2 =

= 0,997047

Dan untuk koefisien korelasi ganda, kita gunakan :

R = R2

=

= 0,9985

Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,997 dan

dengan mencari akar dari R2, diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,998. Nilai

tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap

perubahan variabel dependent. Artinya 99% jumlah produksi jagung yang

dipengaruhi oleh ketiga faktor yang dianalisis, sedangkan 1% sisanya dipengaruhi

(50)

4.6Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi digunkan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat atau antara variabel bebas yang ada.

Untuk mempermudah dalam hal penegerajaan dan perhitungan setiap nilai

yang ada dibagi dengan 1000

1. Koefisien korelasi antara Y dan X1

ryx1 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

1 2 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

=

=

=

= 1,000

Angka koefisien diatas menunjukkan korelasi kuat dan searah(positif) antara

hasil produksi jagung dengan luas lahan yang digunkan, artinya semakin luas lahan

(51)

2. Koefisien Korelasi antara Y dan X2

ryx2 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

2 2 2 2 1 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

=

=

=

=

= -0,015

Angka koefisien diatas menunjukkan korelasi sangat lemah dan tidak searah

(negatif) antara hasil produksi jagung dengan curah hujan, artinya penambahan

intensitas curah hujan akan menurunkan jumlah produksi jagung, dan sebaliknya

penurunan intensitas curah hujan meningkatkan jumlahproduksi jagung.

3. Koefisien korelasi antara Y dan X3

ryx3 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

(52)

=

=

=0,212

Angka koefisien diatas menunjukkan korelasi sangat lemah dan t searah (negatif)

antara hasil produksi jagung dengan banyaknya hari hujan, artinya penambahan hari

hujan yang ada akan meningkatkan jumlah produksi jagung, dan penurunan jumlah

hari hujan akan menurunkan jumlah produksi jagung.

4. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2

r12 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

(53)

=

= -,0,014

5. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3

r13 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

(54)

= 0,213

6. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3

r23 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

(55)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tetulis ke dalam

programming dengan menggunkan perangkat lunak (software) sebagai implementasi

(56)

implementasi system digunakan untuk menganalisis data jumlah produksi jagung pada

tahun 2010 di Kabupaten Labuhan Batu.

Adapun impementasi sistem yang digunakan adalah Microsoft excel. Dan

SPSS(Statistical Product and service solution) 16.0 for windows.

Diharapkan dengan menggunkan Microsoft excel dan SPSS l6.0 dapat meningkatkan

pengetahunan penulis dalam menggunakan aplikasi ilmu stastistik.

5.2 Pengaktifan Excel

Sebelum mengoperasikan excel, pastikan bahwa program tersebut telah tersedia di

komputer, kemudian lanjutkan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Dari Windows klik start, pilih program dan klik Microsoft excel

b. Klik windows Excel maka secara otomatis jendela utama excel akan tampil

dan langsung digunakan untuk mengolah data.

Pada setiap Lembar Kerja excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris yang siap

untuk digunkan. Pada setiap baris dan kolom terdapat sel-sel yang didindentifikasi

dengan alamat yang kombinasi antar baris dan abjad kolom.

(57)
[image:57.595.108.524.84.329.2]

Gambar 5.1 cara mengaktifkan program excel

(58)

Beberapa istlah dlam Microsoft Excel:

1. Worksheet adalah tempat lembar kerja yang memasukkan data ataupun rumus.

Worksheet tersedia sebanyak tiga sheet yang terdiri dari 65.536 bris dan 256

kolom

2. Workbook adalah buku kerja yangterdiri dari beberaa worksheet. Workbook

ini tempat menyimpan worksheet sehingga mempermudah mengorganisir

file-file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

3. Cell adalah perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan poiter sel pada

posisi tertentu yang ditunjukkan ppada name book.

4. Pointer cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal.

5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang menunjukkan kelompok area

6. Gridlines adalah garis bantu sel pada area kerja.

7. Fil handell adalah bagian bawah kanan pointer sel berfungsi untuk

memindahkan atau mengopi data dan rumus dengan mengguunkan mouse.

(59)

dalam hal pengolahan data computer memiliki banyak kelebihan dari manusia yaitu

dalam hal kecepatan, ketepatan, dan khandalan. Manusia sangat terbantu dengan

adanya computer karena kadang kala data yang banyak dan rumit tidak dapt

dikerjakan dengan manula dan meembutuhkan banyak waktu dan tenaga. Maka dari

itu computer diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat dengan

kesalhan yang kecil.

Proses pengisian data pada lembar kerja excel dengan cara mnegtik data yang

kita inginkan di sel yang tersedia , ada dua cara mengisi data, dengan menggunkan

keyboard atau sub menu yang terdapat pada menu excel.

Cara mengisikan data dengan menggunakann keyboard, langkah-langkahnya:

1. Letakkan pinter dan sel yang ingin diisi data

2. Ketik data

3. Tekan enter

Hasil dari memasukkan data dapt dilihat pada gambar berikut ini:

(60)

Gambar 5.3 Data setelah dimasukkan

5.3 Pengaktifan SPSS 16.0

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program

linear berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini:

(61)
[image:61.595.145.509.84.383.2]

Gambar 5.4 Tampilan cara pengaktifan SPSS

2. Memasukkan data ke SPSS

(62)
[image:62.595.108.525.83.382.2]

Gambar 5.5 Kotak dialog awal SPSS

Untuk membuat lembar kerja baru klik cancel dan akan tampil sebagai berikut:

[image:62.595.109.525.476.722.2]
(63)

Saat program sudah berjalan seperti gambar diatas maka selanjutnya klik variable

view pada sudut kiri bawah program, kemudian lakukan petunjuk untuk pengisian data

sebagai berikut.

A. Kolom name dapat diisi dengan variabel yang kita miliki daalam penelitian,

dalam penelitian ini yang memiliki 4 variabel dapat di ketik Y, X1, X2 dan

X3.

B. Untuk kolom type maka dapat diisikan seluruhnya dengan tipe data Numeric.

Karena penelitian ini dengan metode kuantitaif.

C. Untuk kolom width diisikan seluruhnya dengan angka 8 artinya jumlah

karakter yang digunkan terbatas 8 angka atau huruf saja.

D. Kolom Decimal semuanya diisikan dengan angka 2, yang artinya perhitungna

dilakunkan dengan aturan 2 desimal dibelakang koma.

E. Kolom label diisikan berdasarkan indentitas dari variabel yang dimiliki,

dalam hal ini variabel Y diabeli dengan Produksi, variabel X1 dengan dengan

label Luas, variabel X2 dilabeli dengan Intensitas, dan variabel X3 di labeli

dengan dengan Hari hujan.

F. Kolom Values digunkan untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang

berskala ordinal dan nominal, dalam hal ini kita menggunkan bentuk data

skala, maka untuk kolom ini diabaikan saja seluruhnya

G. Kolom missing digunakan untuk penjelasan dat yang hilang atu rusak, dalam

hal ini kolom missing kita abaikan saja.

H. Kolom columns digunkan untuk menentukan lebar kolom, untuk ketiga

(64)

I. Kolom align digunkan untuk menentukan letak pengisian data apakah rata kiri,

rata kana atau tengah, dalam hal ini seluruh variabel kita isi right(kanan).

J. Kolom measure digunkan untuk menentukan jenis data, dalam hal ini data kita

gunkan data scale. Maka seluruh variabel kita gunkan scale.

Bentuk pengisisan data diatas dapat dilihat di gambar berikut:

[image:64.595.107.527.277.554.2]

Gambar 5.7 Tampilan pengisisan variable viewdalam SPSS

5.3.1 Pengisian data pada SPSS

Setelah selesai melakukan pengisisan pada variabel view selanjutnya dilakukan

pengisisan data pada pada data view. Isiskan data sesuai variebl yang tersedia seperti

(65)
[image:65.595.108.501.84.320.2]

Gambar 5.8 Tampilan pengisian data view dalam SPSS

Setelah dilakukan pengisisan data seperti diatas selanjutnya dilakukan proses analisa

data.

a. Pilih menu analyze, kemudian pilih menu Regression, pilih Linear seprti

tampilan berikut:

[image:65.595.109.524.467.715.2]
(66)

b. Pada kolom dependent pindahkan variabel produksi, sedangkan pda kolom

independent pindahkan variabel luas, intensitas hujan, dan hari hujan.

[image:66.595.110.525.195.440.2]

c. Pada kolom method pilih enter.

Gambar 5.10 Tampilan jendela linear regression

d. Kemudian klik kotak stastistik, pada pilihan regression coefficient cek

estimate , model fit dan descriptive. Kemudian pada pilihan residuals

(67)
[image:67.595.108.525.86.330.2]

Gambar 5.11 Tampilan pada pengisian liniear regression statistik

e. Klik plots untuk membuat grafik, dan berikan tanda ceklis pada pilihan

produce all partial plot lalu klik continue.

(68)

f. Klik plots, pada pilihan stepping method criteria masukkan angka 0.05 pada

kolom entri. Kemudian ceklis include constant in equation. Pada pilihan

[image:68.595.110.526.195.440.2]

missing values ceklis exclude case listwise. Lalu klik continue.

Gambar 5.13 Tampilan pengisian linear regression options

(69)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapat kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dengan menggunkan rumus yang ada maka didapat nilai-nilai koefisien

regresinya yaitu:

b0 = - 0,142 , b1= 2,68 , b2= -0,01 , b3= 0,251 sehingga persaan linear berganda

yang didapat adalah:

= -0,142 + 2,688 X1 -0,01X2 + 0,251X3

Yang berarti bahwa produksi jagung dipengaruhi oleh 3 faktor yang menjadi

variabel yaitu luas lahan(X1), intensitas hujan(X2), dan banyaknya hari hujan

(X3). Dimana luas lahan sebesar 2,688, intensitas hujan sebesar -0,01 dan

banyaknya hari hujan sebesar 0,251

2. Pada uji linear berganda menggunakan distribusi F dengan dk pembilang = 3,

dk penyebut = 8, dan α = 0.05, diperoleh Ftab = 4,07 dan Fhitung = 59.429,93

(70)

berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, X3, bersifat nyata atau

ini berarti bahwa luas lahan, curah hujan, dan banyak hujan secara bersama –

sama mempengaruhi jumlah produksi jagung.

3. Koefisien determinasi (R) sebesar 99%, menunjukan bahwa 99% dipengaruhi

oleh ketiga faktor X1, X2, X3, dan 1% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.

4. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi

yang kuat terjadi antara jumlah produksi jagung (Y) dengan luas lahan yang

disediakan (X1) yaitu sebesar 0,99

6.2 Saran

Melihat hubungan yang kuat antara produksi dan luas lahan maka disarankan agar

pihak pemerintah Indonesia membuka atau memeperluas lahan penanaman untuk

jagung agar nilai produksi juga bertambah, dan kebutuhan dalam negeri juga dapat

terpenuhi. Dan tidak lagi mengandalkan barang impor. Untuk selanjutnya metode

analisa statistic dapat digunakan dalam perancangan pembangunan di sektor pertanian.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Algifri.2000.Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi.Yogyakarta. BPFE-

YOGYAKARTA.

Hartono, Drs.2004. Statistik Untuk Penelitian.Yogyakarta. LSFK2P

Santoso, Ratno Dwi dkk. 1992. Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset.

Supranto,J. 2000. Statistik. Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga

Sarwono, Jonathan.2009. Statistik itu mudah. Yogyakarta. penerbit Andi

Subagyo, Pangestu Drs. 2004. Statistik terapan. Yogyakarta. BPFE

Sudjana,M.A. M.Sc. Metoda Statistika.Bandung.Tarsito 2005

Labuhan Batu Dalam Angka. BPS Sumut.2010

http:// Labuhan Batu.com

(72)

Output SPSS:

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PRODUKSI 4.2642E2 375.44264 12

LUAS 1.5867E2 139.57229 12

INTENSITAS HUJAN 3.2825E2 149.60076 12

HARI HUJAN 13.5000 4.92674 12

Correlations

PRODUKSI LUAS

INTENSITAS

HUJAN

HARI

HUJAN

Pearson Correlation PRODUKSI 1.000 1.000 -.015 .212

LUAS 1.000 1.000 -.014 .213

INTENSITAS HUJAN -.015 -.014 1.000 .927

HARI HUJAN .212 .213 .927 1.000

Sig. (1-tailed) PRODUKSI . .000 .481 .254

LUAS .000 . .482 .253

INTENSITAS HUJAN .481 .482 . .000

HARI HUJAN .254 .253 .000 .

N PRODUKSI 12 12 12 12

LUAS 12 12 12 12

INTENSITAS HUJAN 12 12 12 12

(73)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 HARI HUJAN,

LUAS,

INTENSITAS

HUJANa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PRODUKSI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 1.000a 1.000 1.000 2.18095

a. Predictors: (Constant), HARI HUJAN, LUAS, INTENSITAS HUJAN

b. Dependent Variable: PRODUKSI

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1550490.864 3 516830.288 1.087E5 .000a

Residual 38.052 8 4.757

Total 1550528.917 11

a. Predictors: (Constant), HARI HUJAN, LUAS, INTENSITAS HUJAN

(74)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.143 2.003 -.071 .945

LUAS 2.688 .006 .999 454.577 .000

INTENSITAS HUJAN -.010 .014 -.004 -.700 .504

HARI HUJAN .251 .447 .003 .562 .590

a. Dependent Variable: PRODUKSI

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 45.4622 1.0651E3 4.2642E2 375.43803 12

Residual -3.42450 3.14793 .00000 1.85992 12

Std. Predicted Value -1.015 1.701 .000 1.000 12

Std. Residual -1.570 1.443 .000 .853 12

(75)
(76)
(77)

Gambar

Gambar 2.1 pola garis Lurus
Gambar 2.2 korelasi positif
Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien
Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat Kompos

Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Variabel independen

/un%si transistor se'a%ai saklar den%an meman&amp;aatkan daerah penjenuhan +saturasi- dan daerah penyum'atan +cutt3o&amp;&amp;-. ada saat saturasi nilai resistansi

Rontgen foto thorak PA dan lateral yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2014 menunjukkan torak dalam batas normal, tampak bayangan radioopak berbentuk garis

Smoker’s melanosis disebabkan karena efek fisik tembakau pada jaringan mulut oleh panas dan atau karena efek langsung dari nikotin yang menstimulasi melanosit yang

PETA SIMILARITAS KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SELF-ORGANIZING MAPS (SOM) sebagai syarat untuk.. mencapai gelar strata satu Program Studi Informatika

Gambaran Pengetahuan tentang Patient Safety pada Mahasiswa Profesi Keperawatan Angkatan XXII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pembimbing: Lisa Musharyanti, S.Kep.,