• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyboard Sebagai Hiburan Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial Kemasyarakatan Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keyboard Sebagai Hiburan Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial Kemasyarakatan Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)."

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

KEYBOARD SEBAGAI HIBURAN MASYARAKAT

(

Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial

Kemasyarakatan di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

OLEH

FERA SYAHNIDAR

050905031

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulliah penulis ucapkan atas selesainya penulisan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “ Keyboard Sebagai Hiburan Masyarakat (Studi

Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial

Kemasyarakatan Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang

Bedagai) “. Skripsi ini tentu masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu

penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.A, Selaku Ketua Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

sebesar-besarnya atas bantuan, arahan, bimbingan dan kesabarannya dalam membimbing penulis.

4. Bapak Drs. Zulkifli, M.A, selaku Dosen Wali yang telah memberikan dorongan serta masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya di Departemen Antropologi. 6. Bapak Drs. Saparwin Siregar, selaku Camat dan Seluruh Staf Pegawai yang

ada di Kantor Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. 7. Bapak Ir. H. Safaruddin, Selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bapeda) dan Seluruh Staf Pegawai yang ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kabupaten Serdang Bedagai.

8. Bapak H. Ikrom Helmi Nasution, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Seluruh Staf Pegawai yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Serdang Bedagai.

9. Bapak H. Husnul Fatta, SH, S.Ip, Selaku Sekretaris Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan seluruh Staf Pegawai yang ada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai.

(4)

11. Terima kasih kepada kedua Orang Tua Penulis yang telah memberikan bantuan moril, materil, nasehat yang tiada henti-hentinya kepada penulis selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda ucapan terima kasih dan bakti penulis atas bimbingannya selama ini.

12. Terima Kasih kepada adik-adik saya yakni Muhammad Fajar Wahyudi dan Nurmega Indriani yang telah menjadi sumber motivasi dan semangat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. (Jangan nakal dan dengarkan

selalu nasehat orang tua).

13. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis persembahkan kepada Ayang Qu, Muhaiyat Syah, ST (Baron Alfonso) atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, motivasi dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis sehingga semua kesulitan dalam penulisan skripsi ini dapat penulis lewati dengan baik. You Always In My Heart…..

14. Terima Kasih buat Sahabatku Riena Kalalo, Bah Sakrani (Bah Roni), Mahdina Santi, Herly Yuliatna, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. You Are The Best Friends…

15. Seluruh Teman-teman se-perjuangan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Khususnya Teman-teman Di Antropologi Angkatan 05.

16. Seluruh Pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

(5)

Amin Ya Robbal Alamin. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan.

Medan, Desember 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.4. Lokasi Penelitian ... 10

1.5. Tinjauan Pustaka ... 11

1.6. Metode Penelitian ... 20

1.7. Analisa Data ... 22

BAB II GAMBARAN UMUM ... 24

2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai ... 24

2.1.1 Terbentuknya Kabupaten Serdang Bedagai ... 24

2.1.2 Dasar Hukum... 26

2.1.3 Letak Wilyah serta Iklim Kabupaten Serdang Bedagai ... 28

2.2 Gambaran Umum Kecamatan Teluk Mengkudu ... 30

2.2.1 Sejarah Singkat Kecamatan Teluk Mengkudu ... 30

2.2.2 Letak Administrasi Kecamatan Teluk Mengkudu ... 31

2.2.3 Keadaan Alam Kecamatan Teluk Mengkudu ... 34

2.2.4 Iklim / Keadaan Cuaca Kecamatan Teluk Mengkudu ... 35

2.2.5 Luas dan Pola Penggunaan/Pemanfaatan Lahan Tanah ... 35

2.2.5.1 Penggunaan Lahan ... 35

(7)

2.2.6 Sarana dan Prasarana serta Aksesbilitas Kecamatan

Teluk Mengkudu ... 38

2.2.6.1 Sarana Pemukiman ... 38

2.2.6.2 Sarana Perhubungan ... 39

2.2.7 Infrastruktur Sosial ... 41

2.2.7.1 Sarana Pendidikan ... 41

2.2.7.2 Sarana Keagamaan ... 43

2.2.7.3 Sarana Kesehatan ... 44

2.2.7.4 Sarana Perekonomian ... 46

2.2.8 Komposisi Penduduk ... 48

2.2.8.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 48

2.2.8.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

2.2.8.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .... 51

2.2.8.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 52

2.2.8.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 53

2.2.9 Organisasi Sosial ... 54

2.2.10 Kegiatan Ekonomi Masyarakat ... 55

2.3 Sistem Kekerabatan Masyarakat ... 57

2.4 Mata Pencaharian Utama ... 60

2.5 Sistem Kesenian ... 61

2.6 Sistem Religi ... 65

2.6.1 Sistem Religi Pada Masyarakat Nelayan ... 65

2.6.2 Sistem religi Pada Masyarakat Petani ... 66

2.7 Proses Pemecahan Masalah ... 68

BAB III HIBURAN KEYBOARD DI MASYARAKAT ... 69

3.1 Sejarah Hiburan Keyboard di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 69

3.1.1 Proses Masuknya Hiburan Keyboard Pada Masyarakat ... 69

3.1.2 Latar Belakang Diterimanya Hiburan Keyboard... 73

3.2 Hiburan Keyboard Sebagai Pendukung Pembangunan Daerah ... 77

3.3 Tahapan Untuk Mengadakan Pertunjukan Hiburan Keyboard ... 80

3.4 Alasan-alasan Masyarakat Menggunakan Hiburan Keyboard ... 83

(8)

3.6 Pengertian Pornografi dan Pornoaksi Menurut Masyarakat

Terhadap Hiburan Keyboard ... 92

3.7 Pembagian Jenis-jenis Hiburan Keyboard Menurut Pendapat Masyarakat ... 97

3.8 Alasan Masyarakat Datang Untuk Melihat Pertunjukan Hiburan Keyboard ... 99

3.9 Penyedia Jasa Layanan Hiburan Keyboard serta Pandangan Masyarakat terhadap Para Pelaku Hiburan Keyboard ... 103

3.9.1 Pemilik Hiburan Keyboard ... 104

3.9.2 Pemain Keyboard ... 111

3.9.3 Penyanyi (Biduan) Hiburan Keyboard ... 113

3.9.4 Respon Masyarakat Terhadap Pelaku Hiburan Keyboard ... 119

3.9.4.1 Respon Masyarakat Terhadap Pemilik Hiburan Keyboard ... 119

3.9.4.2 Respon Masyarakat Terhadap Pemain Hiburan Keyboard ... 119

3.9.4.3 Respon Masyarakat Terhadap Biduan Hiburan Keyboard ... 120

3.10 Kegiatan-kegiatan Yang Terjadi Pada Saat Acara Hiburan Keyboard ... 122

3.10.1 Tempat berjualan Masyarakat ... 122

3.10.2 Tempat Berkumpulnya Para Pemuda ... 124

3.10.3 Judi Dadu Kopyo ... 126

3.10.4 Tempat Permainan Anak-anak ... 128

BAB IV DAMPAK-DAMPAK HIBURAN KEYBOARD DAN CARA MENGANTISIPASI DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT ... 130

4.1 Dampak-dampak Hiburan Keyboard Terhadap Masyarakat ... 130

4.1.1 Dampak Positif Dari Hiburan Keyboard Terhadap Masyarakat ... 132

(9)

4.1.2.1 Kebiasaan Meminum Minuman Keras (Alkoholisme) ... 137

4.1.2.2 Kebiasaan Masyarakat Berjudi Dadu Kopyo ... 141

4.1.2.3 Pergaulan Bebas Para Pemuda ... 143

4.1.2.4 Dampak Bagi Anak-anak Yang Melihat Pakaian Dan Goyangan Seksi Biduan ... 145

4.2 Kasus-kasus Sosial Yang Terjadi Akibat Hiburan Keyboard ... 147

4.3 Langkah-langkah Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Dampak Negatif Dari Hiburan Keybard ... 149

4.3.1 Langkah-langkah Yang Dilakukan Masyarakat Untuk Mengurangi Dampak Negatif Dari Hiburan Keyboard ... 150

4.3.2 Langkah-langkah Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mengurangi Dampak Negatif Dari Hiburan Keyboard ... 152

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 156

5.1 Kesimpulan ... 156

5.2 Saran ... 162

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Luas Wilayah dan Rasio TerhadapLuas Kabupaten Serdang

Bedagai Menurut Kecamatan ... 29 Tabel 2 Luas Desa dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan serta

Kepadatan Penduduk Tiap Desa (Akhir 2008) ... 32 Tabel 3 Banyaknya Dusun dan Perangkat Desa Di Rinci Tiap Desa

(Akhir 2008) ... 33 Tabel 4 Jarak Kantor Kepala Desa Ke Kantor Camat dan Klasifikasi

Desa (Akhir 2008) ... 34 Tabel 5 Penggunaan Tanah Sawah Di Rinci Tiap Desa (Tahun 2008) ... 35 Tabel 6 Penggunaan Lahan Kering Di Rinci Tiap Desa (Tahun 2008) ... 37 Tabel 7 Banyaknya Sarana Pendidikan dari SD/SLTA di Kecamatan

Teluk Mengkudu ... 41 Tabel 8 Banyaknya Rumah Ibadah di Kecamatan Teluk Mengkudu

(Tahun 2008) ... 43 Tabel 9 Banyaknya Tenaga Medis dan Dukun Bayi di Rinci Tiap Desa (Tahun 2008) ... 45 Tabel 10 Banyaknya Tempat Perdagangan Eceran dan Jasa Reparasi di Rinci Tiap Desa (Tahun 2008) ... 47 Tabel 11 Banyaknya Kedai Sampah, Kedai Kopi, Kedai Nasi dan

Pedagang Lainnya (Tahun 2008) ... 48 Tabel 12 Perkiraan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Rinci Tiap

Desa (Tahun 2008) ... 49 Tabel 13 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Rinci Tiap

Desa (Tahun 2008) ... 50 Tabel 14 Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga/Kepala

Keluarga di Rinci Tiap Desa (Tahun 2008) ... 51 Tabel 15 Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Rinci Per Desa

(11)

Tabel 16 Banyaknya Penduduk Menurut Suku Bangsa di Rinci Tiap

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai ... 29

Gambar 2 Kantor Camat Kecamatan Teluk Mengkudu ... 32

Gambar 3 Peta Wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu ... 33

Gambar 4 Penggunaan Lahan Untuk Persawahan ... 36

Gambar 5 Penggunaan Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit... 38

Gambar 6 Kondisi Jalan Kabupaten di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 40

Gambar 7 Kondisi Jalan Desa Yang Berlubang dan Belum di Aspal di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 40

Gambar 8 Salah Satu Sekolah Dasar Yang Ada di Kecamatan Teluk Mengkudu... 42

Gambar 9 Sarana Keagamaan Yang Ada di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 44

Gambar 10 Salah satu Pekan di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 47

Gambar 11 Salah Satu PKS Swasta Yang Ada di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 56

Gambar 12 Salah Satu Kesenian Yang Ada Di Kecamatan Teluk Mengkudu ... 61

Gambar 13 Salah Satu Hiburan Keyboard Yang Ada Di Kecamatan Teluk Mengkudu... 70

Gambar 14 Pementasan Hiburan Keyboard Pada Siang Hari ... 89

Gambar 15 Pementasan Hiburan Keyboard Pada Malam Hari ... 90

Gambar 16 Hiburan Keyboard Sebagai Tempat Berkumpulnya Para Pemuda ... 100

Gambar 17 Para Pedagang Yang Sedang Berjualan di Acara Hiburan Keyboard ... 101

Gambar 18 Para Biduan Saat Pementasan ... 116

(13)

Gambar 20 Para Muda-mudi Sedang Melihat Pertunjukan Hiburan

Keyboard ... 125

Gambar 21 Para Anak Muda Sedang Meminum Minuman Keras Pada Saat Acara Hiburan Keyboard ... 126

Gambar 22 Permainan Judi Dadu Pada Acara Hiburan Keyboard ... 127

Gambar 23 Anak-anak Yang Melihat Acara Hiburan Keyboard ... 129

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Interview Guide ... L1-1 Lampiran 2 Daftar Informan ... L2-1 Lampiran 3 Bentuk Surat Izin Hiburan Keyboard ... L3-1 Lampiran 4 Bentuk Surat Izin Penyelenggaraan Hiburan Keyboard ... L4-1 Lampiran 5 Bentuk Surat Kepala Desa Kepada Kapolsek Mengenai

Permohonan Izin Penyelenggaraan Hiburan Keyboard ... L5-1 Lampiran 6 Permohonan Masyarakat Kepada Kepala Desa Mengenai

Permohonan izin Penyelenggaraan Izin Hiburan Keyboard .... L6-1 Lampiran 7 Bukti Pelunasan Izin Penyelenggaraan Hiburan Keyboard ... L7-1 Lampiran 8 Realisasi Pajak Hiburan Keyboard di Kabupaten Serdang

Bedagai... L8-1 Lampiran 9 Realisasi Pajak Hiburan Keyboard Per Tahun ... L9-1 Lampiran 10 Daftar Pengusaha Hiburan Keyboard Di Kabupaten Serdang

Bedagai... L10-1 Lampiran 11 Bentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kasus Penjualan

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Masyarakat Indonesia memiliki berbagai jenis kebudayaan salah satu diantaranya adalah seni tradisi, seni tradisi berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan dan dinamika peradaban masyarakat yang berbeda-beda di wilayah Indonesia. Gambaran tentang bentuk ungkapan seni itu bermacam-macam seperti seni rupa, seni musik, seni sastra dan lainnya, disebabkan oleh latar belakang budaya yang berbeda. Setiap kebudayaan akan mengalami perubahan atau perkembangan karena tidak ada kebudayaan yang statis hanya saja laju perkembangannya berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lambat. Ini membuktikan bahwa dunia pikiran manusia berkembang dari zaman ke zaman (Soerjono Soekanto, 1990 : 201).

Manusia dalam hidupnya melakukan berbagai aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam keadaan yang demikian manusia membutuhkan hiburan untuk selingan dalam kerutinan aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Berbicara mengenai hiburan banyak macam ragam bentuknya, ada musik, tarian, drama dan banyak lagi jenis hiburan lainnya.

(16)

Musik merupakan suatu bagian dari kesenian yang didalamnya terdapat nilai nilai estetis atau keindahan sehingga orang dapat merasa terhibur dengan menikmatinya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Koentjaraningrat bahwa kesenian itu merupakan segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang salah satu bagiannya adalah seni musik (Koentjaraningrat, 1981 : 395 – 396).

Musik adalah ekspresi budaya dari seorang atau masyarakat dimana satu-satunya ikatan antara musik dan kehidupan adalah emosi, musik tidak terpakai jika tidak ada emosi. Musik ini disampaikan melalui medium bunyi baik itu berupa suara manusia, alat musik maupun gabungan dari keduanya. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia musik adalah nada-nada yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. M.Soeharto (1978 : 102) mengatakan bahwa musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi yang mempunyai unsur berupa melodi, irama harmoni dengan dasar pendukung berupa gagasan sifat dan warna bunyi.

Musik, lagu dan semacamnya sudah akrab ditelinga, banyak orang orang yang mendendangkan lagu kesukaannya baik pada saat apapun, kapanpun dan dimana pun. Musik, lagu dan semacamnya merupakan hasil cipta, karya, karsa manusia yang berbentuk seni. Tidak perlu menggunakan bahasa apa (yang tidak dimengerti), jika musiknya enak didengarkan pasti akan sering dinyanyikan dan disenangi.

(17)

masyarakat pendukungnya. Fungsi musik menurut A. P. Meriam (1964 : 222 – 226) yang mengatakan bahwa ada 10 (sepuluh) macam fungsi utama musik dalam masyarakat yaitu :

1. Fungsi Musik sebagai Pengungkapan Emosional 2. Fungsi Penghayatan Estetis

3. Fungsi Hiburan 4. Fungsi Komunikasi 5. Fungsi Perlambang 6. Fungsi Reaksi Jasmani

7. Fungsi yang berkaitan dengan Norma Sosial

8. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial Dan Upacara Religi 9. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

10. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

(18)

Pada setiap daerah musik bisa menjadi suatu hiburan yang sangat penting, dengan musik hidup jadi lebih berwarna dan bersemangat. Musik juga bisa membuat seseorang berubah mengikuti aliran musik tersebut. Intinya dengan musik hidup jadi lebih berbeda dibandingkan dengan suasana hidup tanpa musik. Pada masyarakat pedesaan yang kehidupannya jauh dari hiburan-hiburan, musik menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk membuat hidup lebih bersemangat. Sehingga di setiap acara hajatan baik acara pesta perkawinan, sunatan (khitanan) maupun acara pelantikan dan kematian musik selalu menjadi salah satu idola. Musik disini maksudnya adalah kesatuan dari organ tunggal, penyanyi (biduan) serta panggung. Hiburan tersebut lebih dikenal dengan hiburan keyboard. Hiburan keyboard biasanya menyajikan berbagai macam lagu sesuai permintaan dari para tamu atau pengunjung. Hal yang harus diperhitungkan dalam memilih musik adalah atmosfir (http:www.Kingfoto.com_artikel.Php?id=320116

&category=2). Lebih lanjut di jelaskan bahwa musik mestinya harus dapat

membawa suasana dan mood dari para tamu. Musik dapat menghasilkan tipe-tipe suasana sebagai berikut: suasana yang nyaman, suasana elegant yang berkelas atau suasana formil yang teratur. Organ tunggal ini bisa mengakomodasi jenis musik apa saja, mulai dari pop sampai ke dangdut. Selain itu organ tunggal juga efektif menciptakan suasana meriah dan akrab. Karena biasanya para undangan bisa ikut menyanyi.

(19)

Lebih dijelaskan dalam acara hajatan, musik menjadi penting karena dengan adanya musik maka suasana dapat menjadi ramai. Adanya anggapan bahwa tanpa hiburan tidak dapat dipungkiri jenis hiburan daun. Popularitasnya bahkan menggeser posisi orkes melayu, orkes keroncong, orkes dangdut. Meskipun tidak sedikit kafe atau klub malam yang masih menggunakan jasa band lengkap, tapi itu pun sebatas kafe atau klub malam papan atas atau untuk show artis dan pertunjukan

Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai hiburan keyboard ini seperti sudah menjadi tradisi. Setiap ada acara sosial kemasyarakatan tanpa ada hiburan keyboard seperti ada sesuatu yang kurang/hilang. Masyarakat pada daerah ini jadi kurang berminat untuk datang ke acara tersebut karena tidak adanya hiburan keyboard, jadi dengan kata lain sebenarnya masyarakat pada daerah ini lebih tertarik datang ke acara tersebut karena hiburan keyboard-nya.

(20)

masyarakat pada daerah penelitian ini mengganggap ini hal yang wajar dan sepertinya sudah menjadi tradisi pada daerah ini.

Hiburan keyboard jika hanya menjadi suatu hiburan untuk menghibur para pengunjung itu merupakan hal yang biasa, tetapi jika Hiburan keyboard tersebut menampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat maka itu menjadi sesuatu yang luar biasa. Lagu yang biasa dibawakan adalah jenis musik berirama dangdut yang dikreasikan dengan jenis-jenis musik lainnya, sehingga jika kita lihat hampir sama seperti musik yang ditampilkan di klub-klub malam yang ada di perkotaan, hal tersebut menjadi menarik untuk diangkat menjadi suatu penelitian.

Daerah penelitian ini merupakan suatu daerah yang berada di pesisir timur pulau Sumatera, yang hampir sebagian masyarakatnya memeluk agama Islam. Hampir keseluruhan masyarakat daerah tersebut memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Daerah penelitian menurut pengamatan peneliti masih merupakan daerah pedesaan dengan tingkat kehidupan menengah kebawah – menegah ke atas, jika kita kaitkan dengan tingkat kehidupan, agama serta adat istiadat, mustahil daerah tersebut menerima hiburan keyboard yang bernuansa seperti itu, tetapi hal tersebut menjadi sesuatu hal yang biasa dan diterima baik oleh masyarakat di daerah penelitian ini.

(21)

yang diadakan adalah hiburan keyboard yang bernuansa “pornografi” dan “pornoaksi” yang sudah menjadi tradisi, sehingga masyarakat akan berkunjung ke acara tersebut dengan senang hati, disamping datang untuk memberi doa restu kepada pasangan pengantin, mereka juga datang untuk melihat Hiburan keyboard yang mereka tunggu-tunggu untuk melepas lelah setelah bekerja. Arti “pornografi” menurut masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai pada dasarnya masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai susah untuk mendefinisikan pornografi secara harfiah, akan tetapi menurut masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai yang pasti ketika seseorang melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang membangkitkan nafsu seks maka hal tersebut sudah “porno”, sedangkan arti “Pornoaksi” menurut pendapat masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai adalah merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memancing nafsu seks sehingga mengakibatkan terjadinya perbuatan-perbuatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan seksual dan lain-lain.

Pada daerah penelitian terdapat beberapa jenis hiburan keyboard. Jenis-jenis hiburan keyboard tersebut adalah :

1. Hiburan Keyboard bernuansa Islami

(22)

dengan “Keyboard Jilbab”, sedangkan waktu pertunjukannya biasanya dimulai pukul 13.00 – 22.00.

2. Hiburan Keyboard yang bernuansa “pornografi”

Hiburan Keyboard yang bernuansa “pornografi” ini banyak ditampilkan didaerah penelitian, tetapi tidak semua hiburan keyboard ini mengarah ke pornografi. Cirinya ditandai dengan pakaian para biduan yang seksi. Pakaian yang dipakai oleh para biduan disesuaikan dengan waktu pertunjukannya. Pada siang hari sekitar pukul 13.00 – 18.00 sore, para biduan memakai pakaian seksi tetapi tidak terlalu terbuka. Pada malam hari sekitar pukul 20.00 – selesai, para biduan sudah mengenakan pakaian yang sangat seksi dan sangat minim memperlihatkan bentuk tubuh yang tidak sepantasnya dipertunjukan. Beberapa contoh dari hiburan keyboard ini berdasarkan pendapat masyarakat yang sering ditampilkan pada daerah penelitian adalah :

 Keyboard Mak Lampir adalah hiburan keyboard yang menampilkan

sandiwara, dimana figur utamanya adalah Mak Lampir dan menampilkan goyangan yang seksi.

 Keyboard Bongkar adalah hiburan keyboard yang menampilkan

goyangan seksi dari para biduannya.

 Keyboard Rambut Putih adalah hiburan keyboard yang berpakaian seksi

tetapi tidak menampilkan goyangan yang seksi serta kebanyakan lagu yang dinyanyikan adalah lagu india.

(23)

positif maupun negatif pada daerah tersebut. Pakaian dan goyangan seksi menjurus erotis para penyanyi juga dilihat oleh anak-anak, ditambah lagi dengan kebiasaan meminum minuman keras yang dilakukan oleh para pemuda disekitar acara tersebut. Belum lagi pasangan muda-mudi yang datang menyaksikan acara tersebut, mereka berlaku seperti berada pada daerah perkotaan, dimana keseluruhan aktivitas pada hiburan keyboard tersebut disaksikan oleh para orang tua dan tokoh masyarakat, tetapi tidak dilarang dengan alasan sudah menjadi tradisi pada daerah penelitian. Sebagai contoh dampak negatif dari hiburan keyboard adalah pembunuhan yang terjadi usai melihat hiburan keyboard di Kecamatan Teluk mengkudu Kabupaten Serdang bedagai (Harian SIB Sei Rampah, 31 Oktober 2009). Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk menggangkat fakta sosial mengenai hiburan keyboard dengan berbagai dampaknya, baik itu dampak positif maupun negatif, padahal daerah tersebut sebagian masyarakatnya memeluk agama Islam dari berbagai macam etnis yang jumlahnya relatif sama, tetapi hal tersebut sudah menjadi tradisi dan dianggap wajar oleh masyarakat tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk melihat mengapa fakta sosial mengenai Hiburan keyboard yang memiliki berbagai macam dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif diterima dengan baik di daerah penelitian.

(24)

maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang memiliki keterkaitan dengan masalah ini.

Permasalahan tersebut dapat dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian, antara lain :

1. Apa yang menyebabkan masyarakat memilih hiburan keyboard erotis pada setiap acara pernikahan dan acara hajatan lainnya di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Kegiatan-kegiatan apa yang di lakukan oleh masyarakat pada acara hiburan keyboard di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi menurut pandangan masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan tentang hiburan keyboard dan dampak yang ditimbulkan oleh hiburan tersebut baik dampak positf maupun negatif di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

(25)

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Desa-desa di Kecamatan Teluk Mengkudu yang ketika peneliti melakukan observasi sedang menggelar acara hiburan keyboard. Jumlah desa yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu terdiri dari 12 Desa, dimana jarak antar Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu masih terjangkau dan relatif dekat antara satu desa dengan desa lainnya. Peneliti tidak membuat jadwal penelitian secara detail, tetapi disesuaikan dengan waktu apabila adanya penyelenggaran acara hiburan keyboard di daerah tersebut. Peneliti mengetahui adanya penyelenggaraan hiburan keyboard berdasarkan informasi dari masyarakat.

1.5 Tinjauan Pustaka

Antropologi sosial budaya adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang akan dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja tetapi juga apa saja yang ada dalam fikiran mereka (Koentjaraningrat, 1994).

(26)

otomatis bicara tentang kebudayaan, baik kebudayaan dalam skala sederhana maupun skala yang kompleks.

Menurut Antropologi, “ Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar “. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakannya dengan belajar (yaitu tindakan naluri, refleks atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi) maupun berbagai tindakan (membabi-buta) sangat terbatas. Bahkan berbagai tindakan yang merupakan nalurinya (makan, minum, berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri sehingga menjadi tindakan berkebudayaan (Koentjaraningrat, 1996 : 72-73).

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya melahirkan perilaku yang para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima (William, A. Haviland, 1985 : 333).

Secara sederhana kebudayaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapinya dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan.

(27)

kepribadian individu juga ditentukan oleh latar belakang kebudayaan dan sub kebudayaan sosial dimana individu itu dibesarkan (Koentjaraningrat, 1990 : 54 – 55).

Pada manusia tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya yang disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan dan sosial yang ada di sekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut kebudayaan (Parsudi Suparlan). Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar, inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi.

Manusia selalu berusaha untuk memperoleh kebahagiaan yang memuaskan hatinya. Bagi suatu masyarakat maka kebahagiaan itu seolah-olah

(28)

harapan pada kehidupan yang lebih baik (Selo Soemardjan, Dalam Analisis Kebudayaan, Tahun I/No. 2, 1980/1981, Hal. 20-21).

Selain akulturasi, konsep lain yang juga berkaitan dengan perubahan kebudayaan adalah inovasi. Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri (Koentjaraningrat, 1987 : 248).

Masyarakat yang hidup di bumi ini memiliki kepentingan dan kebutuhan yang tidak terbatas, meskipun manusia yang menjadi bagian dari masyarakat memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Secara garis besar bisa dinyatakan bahwa sifat dari keinginnan tersebut tidak terbatas (Amsyari, 1986 : 15). Sedangkan alat untuk memenuhi keinginan dari masyarakat itu terbatas. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 1996 : 122).

(29)

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan individu yang lain atau sebaliknya (dalam Gerungan, 1996 : 57).

Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu (Amsyari, 1986 : 23). Masyarakat harus melakukan penyesuaian dengan lingkungannya demi melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, masyarakat harus melakukan adaptasi agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Istilah adaptasi mengacu pada suatu proses yang menyebabkan suatu organisme berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan yang ada dan hasil proses tersebut menghasilkan karakteristik-karakteristik yang menyebabkan organisme itu dapat menghadapi bahaya dan menjamin sumber daya yang mereka butuhkan di lingkungan tertentu dimana mereka hidup (Haviland, 1985 : 348). Menurut Hardestry

yang bersifat Idiosyncratic (cara-cara unik individu dalam mengatasi permasalahan lingkungan) dan adaptasi budaya yang bersifat dipolakan dibagi rata sesama anggota kelompok dan tradisi.

(30)

meliputi analisis tentang kondisi sosial kultural yang merupakan hasil perbenturan antara konservatisme dan modernisasi dan sejauh mana kedua hal itu masing-masing membawa pengaruh (N. Rupaka, Dalam Analisis Kebudayaan, Tahun II/No. 2, 1981/1982).

T. O Ihromi (T. O. Ihromi 1990 : 13) sebab dari reaksi yang sama itu adalah karena mereka memiliki sifat-sifat umum yang sama dan perilaku yang sama, hal-hal yang dimiliki bersama itulah yang didalam Antropologi budaya dinamakan kebudayaan.

Malinowski menjelaskan tiga tingkatan kebutuhan fundamental, yang katanya harus dipecahkan oleh setiap kebudayaan :

1. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi.

2. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan.

3. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian (William, A. Haviland, 1985 : 344).

(31)

Umumnya bagi yang berbahasa Indonesia, kebudayaan adalah Kesenian yang bila dirumuskan, bunyinya sebagai berikut :

Kebudayaan (dalam istilah kesenian) adalah ciptaan dari segala fikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estatis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya (yaitu penglihat, penghidung, pengecap, perasa dan pendengar) (Koentjaraningrat, 1997 : 19)

Seni tidak dipahami sebagai konsep yang independent, tetapi ia akan bersama dengan istilah gaya/style seni dan gaya menjadi satu kesatuan seperti dua sisi dari satu mata uang yang sama atau seperti mata dwi tunggalnya sebuah wayang kulit. Bagi antropologi, sebuah seni adalah produk dari interaksi sejumlah gaya. Produk gaya adalah sebuah seni dan produk seni mencerminkan adanya gaya di dalamnya. Kalau mau dibilang, seni tanpa gaya akan tak bermakna atau gaya tanpa seni akan terasa hambar tak ada perasa.

Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi, dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan akan keindahan itu dapat dinikmati, maka ada dua lapangan besar, yaitu (1) seni rupa, kesenian yang dapat dinikmati dengan mata dan (2) seni suara, kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga. Ditinjau dari garapannya ada lima cabang seni yaitu Seni Rupa, Seni Sastra, Seni Tari, Seni Teater dan Seni Musik. Ada yang mengklasifikasi seni pertunjukan yakni seni tari, seni musik dan seni sastra.

(32)

diwujudkan melalui ketekunan dan kehalusan budi yang sangat ditentukan oleh ilmu, moral dan ketakwaan manusianya terhadap sang pencipta. Bila salah satu dari ribuan definisi seni ini dapat dijadikan dasar untuk sebuah proses pembelajaran seni, maka lebih dari sekedar trampil sebagai musisi, penari, perupa, dramatur, atau sastrawan. Seni utamanya adalah sebuah disiplin ilmu yang bersanding dengan pencapaian kedewasaan akhlak dan tabiat seorang muslim: jujur, rajin, taqwa, sabar dan menghargai kemajemukan

Berdasarkan indera pendengaran manusia, maka kesenian dibagi ke dalam berapa macam (Koentjaraningrat, 1997 : 20):

1. Seni Kesusastraan

2. Seni Musik, termasuk seni musik tradisional

Menurut Malinowski dasar dari proses belajar adalah tidak lain dari pada ulangan dari reaksi-reaksi sesuatu organisme terhadap gejala-gejala diluar dirinya, yang terjadi sedemikian rupa sehingga salah satu kebutuhan dari organisme tadi dapat dipuaskan. Inti dari teori fungsional Malinowski tentang kebudayaan adalah pendirian bahwa segala aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan, misalnya terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan (Koentjaraningrat, 1980 : 170 - 171).

(33)

dijelaskan bahwa keyboard yakni merupakan instrumen dengan suatu susunan kunci yang ditata horizontal dan menghasilkan bunyi. Dikatakan pula bahwa dalam perkembangannya yang baru sekarang, keadaannya telah berubah menjadi sangat paripurna, bukan saja hanya suara berbagai instrumen, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai irama dan dengan bunyi drum dan semua dapat diprogram secara komputer. Adapun keyboard yang dimaksud dalam penelitian ini suatu alat musik yang modern yang di program sehingga dapat menghasilkan bunyi atau suara dan alat musik ini digunakan untuk menghibur pada acara sosial kemasyarakatan, sering disebut dengan istilah “Kibod”.

(34)

tidak menggunakan lemari kabinet dan speaker yang besar. Keyboard juga menghilangkan pedal bas kaki. Bentuknya seperti yang kita lihat di pasaran sekarang. Pada awalnya populer merek casio yang memproduksi beragam jenis keyboard. Mulai yang untuk anak balita sampai yang untuk orang dewasa. Namun dalam perjalanannya merek ini malah tergeser oleh merek-merek lain karena ketinggalan teknologi dan inovasinya. Beberapa merek seperti Roland, technics, korg dan yamaha kemudian memproduksi keyboard yang kemudian unggul di pasaran. Di pertengahan 80-an, penggunaan meskipun kehadirannya dianggap mematikan pasaran kelompok band, tetapi perkembangan keyboard terus berjalan. Performancenya sering dipadu dengan saxophone, biola atau alat

1.6 Metode Penelitian

banyak musisi band, pemain drum, pemain bass, pemain hiburan lainnya yang beralih menjadi pemain keyboard. Alasannya hanya satu untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Suatu penelitian yang bermaksud memberikan gambaran secara terperinci mengenai hiburan keyboard, dampak-dampak yang ditimbulkan serta kegiatan-kegiatan yang terjadi pada acara hiburan keyboard pada Masyarakat Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Pada Perayaan Pesta Perkawinan dan acara hajatan lainnya.

(35)

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah mencari data yang terdapat pada referensi tertulis, yang berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan kebudayaan, kesenian disesuaikan dengan masalah penelitian atau masalah yang dibahas. Data-data ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan tulisan-tulisan lainnya. Data yang diperoleh merupakan dari sekunder yang cukup penting guna melengkapi data primer yang diperoleh dari lapangan. Data sekunder ini bersifat tidak langsung tetapi memiliki fungsi sebagai salah satu aspek pendukung bagi keabsahan data penelitian.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari lapangan atau lokasi penelitian. Data yang didapat berupa data primer dan teknik yang digunakan untuk memperolehnya antara lain :

 Observasi Partisipasi

Metode ini berupa pengamatan langsung yang dipergunakan untuk mengamati suatu gejala atau situasi sosial tertentu di lokasi penelitian. Hal ini meliputi keadaan, kegiatan, peristiwa, perilaku yang melibatkan warga di Kecamatan Teluk Mengkudu yang telah menjadikan hiburan keyboard sebagai tradisi dalam menggelar acara pesta perkawinan, sunatan dan acara hajatan lainnya. Hasil dari pengamatan dan pengalaman di lapangan nantinya akan dijadikan data penelitian.

 Wawancara

(36)
(37)

1.7 Analisa Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisa data. Dalam penelitian ini peneliti berusaha bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlakukan sebagai mana adanya, tanpa dikurangi, ditambahi maupun dirubah, sehingga tidak akan mempengaruhi keaslian data-data tersebut. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan hasil wawancara.

(38)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai

2.1.1. Terbentuknya Kabupaten Serdang Bedagai

Keinginanan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang tahun 1992 hal tersebut telah menjadi kajian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada masa itu. Dasar pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu Kabupaten.

Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya Keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor : 02/DPRD/1992 Tanggal 17 Februari 1992 Tentang Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah, yaitu Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang. Perencanaan pemekaran tersebut terhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998.

(39)

Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran Kabupaten Deli Serdang yakni :

1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang (BPPKDS) Tahun 1992

2. Panitia Pembentukan Kabupaten Deli (PPKD) Tahun 1992

3. Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai (P3KSB) Tahun 2002

Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang (BPPKDS) merencanakan Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi 2 (dua) Kabupaten sesuai dengan konsep Pemekaran Tahun 1992 dengan usulan ibukota Kabupaten Pemekaran antara lain Dolok Masihul, Sei Rampah dan Perbaungan.

Panitia Pembentukan Kabupaten Deli (PPKD) lebih menekankan pada Pembentukan Kabupaten baru yaitu Kabupaten Deli dengan ibukota Patumbak, sehingga tujuan dari diadakannya pemekaran tidak tampak, tetapi lebih pada keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Deli Serdang.

Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai (P3KSB) mengajukan pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 (dua) yakni Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Serdang bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Sei Rampah.

(40)

Berdasarkan penelitian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mangusulkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 3 (tiga) yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk, Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran.

2.1.2. Dasar Hukum

Perjalanan panjang proses pemekaran Kabupaten Deli Serdang secara hukum dimulai dari ditetapkannya Keputusan DPRD kabupaten Deli Serdang Nomor 13/KP/Tahun 2002 Tanggal 2 Agustus 2002 Tentang Persetujuan Pembentukan/Pemekaran Kabupaten Deli Serdang, selanjutnya DPRD Propinsi Sumatera Utara melalui Keputusan Nomor 18/KP/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 menetapkan Persetujuan Pemekaran Kabupaten Deli Serdang.

DPRD Kabupaten Deli Serdang melalui Keputusan Nomor 26/K/DPRD/2003 Tanggal 10 Maret 2003 menetapkan Persetujuan Usul Rencana Pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Sei Rampah. Pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah Kesultanan Serdang dan Kesultanan Bedagai.

(41)

Berdasarkan persetujuan DPR RI, Presiden Republik Indonesia menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara.

Tanggal 6 Januari 2004 Menteri Dalam Negeri Mengeluarkan Keputusan Nomor 131.21-26 Tahun 2004 Tentang Pengangkatan Pejabat Bupati Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara dan Menggangkat Bapak Drs. Chairullah, S, IP, M. AP, sebagai Pejabat Bupati Serdang Bedagai.

Atas nama Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 Januari 2004, Gubernur Sumatera Utara Bapak T. Rizal Nurdin melantik Bapak Drs. Chairullah, S. IP, M. AP sebagai Pejabat Bupati Serdang Bedagai. Setelah masa transisi 1 (satu) Tahun diangkat kembali Pejabat Bupati Drs. H. Kasim Siyo, M. Si pada Tanggal 3 Maret 2005 yang ditugaskan untuk melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung maka terpilihlah Ir. H. T. Erry Nuradi, MBA menjadi Bupati Serdang Bedagai masa bakti 2004 – 2009.

Kabupaten Serdang Bedagai pada saat dididirikan terdiri dari 11 Kecamatan sebagai berikut :

1. Kecamatan Kotarih 7. Kecamatan Tanjung Beringin 2. Kecamatan Dolok Masihul 8. Kecamatan Sei Rampah 3. Kecamatan Sipispis 9. Kecamatan Teluk Mengkudu 4. Kecamatan Dolok Merawan 10. Kecamatan Perbaungan 5. Kecamatan Tebing Tinggi 11. Kecamatan Pantai Cermin 6. Kecamatan Bandar Khalipah

Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2006 dan Perda Nomor 10 Tahun 2006 Tanggal 17 Oktober 2006, Kabupaten Serdang Bedagai dimekarkan menjadi 17 Kecamatan sebagai berikut :

(42)

4. Kecamatan Dolok Merawan 13. Kecamatan Bintang Bayu 5. Kecamatan Tebing Tinggi 14. Kecamatan Serbajadi

6. Kecamatan Bandar Khalipah 15. Kecamatan Tebing Syahbandar 7. Kecamatan Tanjung Beringin 16. Kecamatan Sei Bamban

8. Kecamatan Sei Rampah 17. Kecamatan Pegajahan 9. Kecamatan Teluk Mengkudu

Hari jadi daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah pada tanggal 7 Januari 2004, sedangkan Motto dari Kabupaten Serdang Bedagai adalah “ TANAH BERTUAH NEGERI BERADAT “ yang artinya adalah Tanah yang subur dan masyarakatnya beradat serta berbudi pekerti luhur.

2.1.3. Letak Wilayah serta Iklim Kabupaten Serdang Bedagai

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara Geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2o57” Lintang Utara s/d 3o16” Lintang Selatan dan 98o33” Bujur Timur s/d 99o

Wilayah administrasi Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Buku Serdang bedagai Dalam Angka Tahun 2006 terdiri dari 11 Kecamatan, 237 Desa dan 6 Kelurahan.

27” Bujur Timur dengan ketinggian antara 0 – 500 meter di atas permukaan.

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2

 Sebelah Utara : Selat Malaka

yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 243 Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai memiliki batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun

 Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun

(43)

Perbandingan luas wilayah dan rasio terhadap luas Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 1. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kecamatan.

No. Kecamatan Luas / Area (Km2)

Rasio terhadap Luas Total Ratio on Total

(%)

1. Kecamatan Kotarih 209.95 11.05

2. Kecamatan Dolok Masihul 240.30 12.65

3. Kecamatan Sipispis 222.60 11.71

4. Kecamatan Dolok Merawan 108.32 5.70 5. Kecamatan Tebing Tinggi 324.85 17.10 6. Kecamatan Bandar Khalipah 72.45 3.81 7. Kecamatan Tanjung Beringin 64.92 3.42

8. Kecamatan Sei Rampah 79.91 4.21

9. Kecamatan Teluk Mengkudu 278.37 14.65

10. Kecamatan Perbaungan 211.84 11.15

11. Kecamatan Pantai Cermin 86.71 4.56

Jumlah Total 1.900,22 100.00

Sumber : Buku Serdang Bedagai Dalam Angka 2006

(44)

Dari Tabel diatas terlihat bahwa Kecamatan yang memiliki luas paling besar adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan Luas 17.10 % dan Kecamatan yang luasnya paling kecil adalah Kecamatan Tanjung Beringin dengan luas 3.42 % sementara Kecamatan Teluk Mengkudu memiliki luas wilayah 4.21 % dari total wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisinya hampir sama dengan kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk. Pengamatan di stasiun Sampali menunjukan rata-rata kelembaban udara perbulan sekitar 80.75 %, curah hujan sebesar 30 s/d 343 mm perbulan dengan periodik tertinggi terjadi pada bulan November – Desember, hari hujan perbulan berkisar 7-28 hari dengan periode hujan yang besar ada pada bulan September – Oktober, rata-rata kecepatan udara berkisar 0.45 meter perdetik dengan tingkat penguapan sekitar 3.99 mm perhari. Temperatur udara perbulan minimum 24.02 0C dan maksimum 32.14 0C.

2.2. Gambaran Umum Kecamatan Teluk Mengkudu

2.2.1. Sejarah Singkat Kecamatan Teluk Mengkudu

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia daerah Teluk Mengkudu termasuk wilayah kekuasaan Kesultanan Bedagai yang berkedudukan di Bedagai dan menjadi onder District dalam Kewedanan Bedagai.

(45)

Rampah. Istilah Kepala Luhak baru berakhir setelah pergolakan Agresi I Tahun 1947 dan diganti dengan Asisten Wedana yang setingkat dengan Camat.

Dengan bergulirnya Otonomi Daerah dan tuntutan aspirasi masyarakat, maka terbentuklah Kabupaten Serdang Bedagai, berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003. Dengan demikian, Kecamatan Teluk Mengkudu berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu diantara 17 (Tujuh Belas) Kecamatan yang dibawahnya.

2.2.2. Letak Administratif Kecamatan Teluk Mengkudu

Wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu luasnya 79.91 km2

Pada Tabel dibawah ini disajikan data nama-nama desa yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu yang diambil dari Buku Kecamatan Teluk Mengkudu dalam Angka tahun 2009 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Bekerja sama dengan Badan Perencana Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

(46)

Tabel 2. Luas Desa dan Persentase terhadap Luas Kecamatan serta Kepadatan Penduduk Tiap Desa (Akhir Tahun 2008)

No. Nama Desa Luas (Km2)

% Terhadap

Luas Kecamatan

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

1. Sungai Buluh 8.30 10.4 9.080 1.094

2. Liberia 9.10 11.4 2.913 241

3. Pematang Setrak 6.40 8.1 3.968 6.620

4. Mata Pao 14.40 17.7 1.920 133

5. Makmur 3.50 4.4 1.774 507

6. Pasar Baru 2.50 3.2 2.692 1.077

7. Pekan Sialang Buah 3.00 3.8 4.000 1.333

8. Sialang Buah 2.01 2.5 3.413 1.698

9. Pematang Guntung 8.00 10.0 3.216 402

10. Sentang 4.60 5.8 2.304 501

11. Bogak Besar 10.60 13.3 4.915 464

12. Pematang Kuala 7.50 9.4 2.402 320

Jumlah Total 79.91 - 41.877 524

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

(47)

Kecamatan Teluk Mengkudu memiliki 12 Desa dan 66 Dusun. Dimana perincian perdesa dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Banyaknya Dusun dan Perangkat Desa Dirinci Tiap Desa Keadaan Akhir Tahun 2008

No. Nama Desa Dusun Kades Sekdes Perangkat Desa

1. Sungai Buluh 10 1 1 3

2. Liberia 3 1 1 3

3. Pematang Setrak 8 1 1 3

4. Mata Pao 5 1 1 3

5. Makmur 6 1 1 3

6. Pasar Baru 3 1 1 3

7. Pekan Sialang Buah 5 1 1 3

8. Sialang Buah 6 1 1 3

9. Pematang Guntung 5 1 1 3

10. Sentang 3 1 1 3

11. Bogak Besar 7 1 1 3

12. Pematang Kuala 5 1 1 3

Jumlah Total 66 12 12 36

Sumber : Kasie Pemerintahan Kecamatan Teluk Mengkudu

Kecamatan Teluk Mengkudu ditinjau dari posisi secara geografis terletak pada posisi 3o 30’ - 3o 35’ Lintang Utara dan 99o 03’ - 99o 11’ Bujur Timur.

(48)

Letak antara satu Desa dengan Desa yang lain yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu relatif dekat. Jaraknya berkisar antara 2-3 Km. Desa yang paling jauh dari ibukota kecamatan adalah Desa Sungai Buluh dan Desa Pematang Kuala dimana jaraknya adalah 11 Km.

Tabel 4. Jarak Kantor Kepala Desa ke Kantor Camat dan Klasifikasi Desa Keadaan Akhir Tahun 2008.

No. Nama Desa

Jarak Kantor Kepala Desa ke Kantor Camat

3. Pematang Setrak 7.4 Swasembada

4. Mata Pao 7 Swasembada

12. Pematang Kuala 11 Swasembada

Sumber : Kasie. PMD Kecamatan Teluk Mengkudu 2.2.3. Keadaan Alam Kecamatan Teluk Mengkudu

Letak Kecamatan Teluk Mengkudu memanjang menyusuri Pantai Selat Malaka yakni dari perbatasan Kecamatan Tanjung Beringin sampai Perbatasan Kecamatan Perbaungan dengan panjang pantai sekitar 8 (delapan) Km. Dari 12 Desa yang ada di Kecamatan Teluk mengkudu ada 4 Desa yang terletak di pinggir Selat Malaka yaitu Desa Sialang Buah, Desa Sentang, Desa Pematang Kuala dan Desa Sentang.

(49)

udang. Hasil pertanian dan penangkapan ikan ini merupakan mata pencaharian utama masyarakat Teluk Mengkudu.

2.2.4. Batas-batas Wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu

Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai memiliki batas-batas wilayah, yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kecamatan

Perbaungan

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Beringin dan

Kecamatan Sei Rampah

2.2.5. Luas dan Pola Penggunaan/Pemanfaatan Lahan Tanah 2.2.5.1. Penggunaan Lahan

Luas Kecamatan Teluk mengkudu adalah 79.91 Km2

Tabel 5. Penggunaan Tanah Sawah dirinci Tiap Desa Tahun 2008 (Ha)

terdiri dari tanah sawah dan tanah kering. Berikut ini disajikan data penggunaan tanah yang diolah dari Mantri Pertanian/PPK Kecamatan Teluk Mengkudu disesuaikan dengan luas wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu dirinci perdesa menurut Kantor Agraria/BPN Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebagai berikut :

(50)

9. Pematang Guntung 520 - - 520

10. Sentang - - 200 200

11. Bogak Besar - - 400 400

12. Pematang Kuala - - 92 92

Jumlah Total 2.257 - 763 3.020

Sumber : PKK/Mantri Tani Kecamatan Teluk Mengkudu

Dari Tabel diatas terlihat bahwa penggunaan lahan untuk sawah adalah sebesar 3.020 Ha, dari jumlah tersebut lahan sawah yang ada di kelompokkan atas 3 (tiga) jenis menurut sumber air yang didapat yaitu lahan sawah yang menggunakan irigasi setengah teknis, Irigasi PU dan lahan sawah tadah hujan. Untuk lahan sawah menggunakan irigasi setengah teknis sebesar 2.257 Ha, dimana jumlah lahan paling besar terletak pada Desa Sungai Buluh yaitu sebesar 608 Ha. Irigasi PU saat ini belum ada di Kecamatan Teluk Mengkudu, Sedangkan luas lahan sawah yang menggunakan air hujan (tadah hujan) adalah sebesar 763 Ha, dimana jumlah terbesar lahan sawah tersebut terdapat di Desa Bogak Besar. Dari Tabel diatas juga terlihat bahwa untuk Desa Liberia tidak terdapat lahan persawahan yang menggunakan saluran irigasi dan air hujan.

(51)

Untuk penggunaan lahan kering bagi peruntukan lainnya yang ada di Kecamatan Teluk mengkudu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6. Penggunaan Lahan Kering dirinci Tiap Desa Tahun 2008 (Ha)

No Nama Desa Sumber : PKK/Mantri Tani Kecamatan Teluk Mengkudu

Dari Tabel diatas terlihat bahwa jumlah lahan kering di kecamatan Teluk Mengkudu adalah sebesar 4.971 Ha. Dari jumlah tersebut ada yang digunakan sebagai Pekarangan sebesar 350 Ha, Kebun sebesar 949 Ha, Tambak sebesar 247 Ha, Perkebunan Negara dan Swasta sebesar 2.859 Ha dan peruntukan lainnya sebesar 566 Ha. Dari Tabel diatas juga terlihat bahwa penggunaan lahan kering paling besar adalah untuk Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta dimana jumlahnya sebesar 2.859 Ha.

(52)

2.2.5.2. Pola Pemukiman

Letak perumahan di Kecamatan Teluk Mengkudu kurang beraturan, sebahagian berjajar di sepanjang pinggir jalan desa dan sebahagian lain bertumpuk dan berlapis sehingga kelihatan padat. Menurut observasi/pengamatan yang dilakukan peneliti letak perumahan lebih banyak terdapat di jalan-jalan desa sementara di jalur jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung Beringin, letak rumah penduduk lebih jarang dimana diselingi dengan kebun sawit, lahan persawahan serta semak belukar. Kondisi tersebut di mulai dari Desa Pematang Guntung sampai Desa Nagur yang menjadi perbatasan dengan Kecamatan Tanjung beringin. Sementara dari Desa Pematang Guntung menuju Desa Mata Pao keadaan rumah penduduk lebih padat.

2.2.6. Sarana dan Prasarana serta Aksesbilitas Kecamatan Teluk Mengkudu 2.2.6.1.Sarana Pemukiman

Sarana pemukiman di Kecamatan Teluk Mengkudu sudah cukup baik. Kondisi perumahan penduduk ditinjau dari segi bangunan maupun dari segi kesehatan sudah cukup baik. Jenis Perumahan penduduk juga bermacam-macam

(53)

ada rumah yang permanen, semi permanen, papan ada juga yang terbuat dari bambu (hanya tinggal beberapa rumah saja).

Sarana air bersih di Kecamatan Teluk Mengkudu sudah cukup baik, walaupun daerah tersebut termasuk daerah pesisir. Masyarakat biasanya menggunakan air sumur dan air sumur bor untuk keperluan sehari-hari. Kecamatan Teluk Mengkudu tidak termasuk daerah yang mengalami kesulitan air. Sumber air masyarakat baik sumur maupun air sumur bor kualitas airnya cukup baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Hampir rata-rata masyarakat Kecamatan Teluk Mengkudu sudah memiliki pesawat televisi. Semua siaran televisi dapat tertangkap dengan baik di daerah ini, karena daerah Kecamatan Teluk Mengkudu merupakan Dataran Rendah dan lokasinya tidak jauh dari Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara, dimana jarak ke Medan hanya sekitar 63 Km.

2.2.6.2.Sarana Perhubungan

(54)

Di Kecamatan Teluk Mengkudu terdapat 2 (dua) buah jembatan dengan kondisi baik sepanjang 25.50 Meter data tersebut didapat dari Buku Sergai Dalam Angka Tahun 2009.

Alat transportasi yang digunakan di Kecamatan Teluk Mengkudu adalah angkot, ojek, becak dan sepeda motor. Jika kita menggunakan angkutan umum maka biaya perjalanan dari Medan ke Desa Mata Pao adalah Rp. 7.000. Untuk perjalanan Antar Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu kita dapat menggunakan sepeda motor, becak dan angkutan lainnya dengan harga tergantung jauh dekatnya desa yang dituju.

Gambar 7. Kondisi Jalan Desa yang berlubang dan belum di aspal di Kecamatan Teluk Mengkudu

(55)

2.2.7. Infrastruktur Sosial 2.2.7.1.Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu sudah cukup baik. Saat ini di Kecamatan Teluk Mengkudu terdapat 3 MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta), 27 SD Negeri dan 9 SLTA baik negeri ataupun swasta. Sarana pendidikan tersebut tersebar di berbagai Desa yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu.

Tabel 7. Banyaknya Sarana Pendidikan dari SD s/d SLTA di Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2008

No. Nama Desa MIS SD Negeri SLTA SLTA

1. Sungai Buluh 1 5 1 -

2. Liberia - 3 2 -

3. Pematang Setrak - 2 - -

4. Mata Pao - 2 1 1

5. Makmur 1 1 - -

6. Pasar Baru - 1 - -

7. Pekan Sialang Buah - 4 - -

8. Sialang Buah - 1 - -

9. Pematang Guntung 1 2 2 2

10. Sentang - 1 - -

11. Bogak Besar - 3 - -

12. Pematang Kuala - 2 - -

Jumlah Total 3 27 6 3

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

(56)

Jumlah sekolah untuk MIS di Kecamatan Teluk Mengkudu berjumlah 3 sekolah dengan jumlah gedung 5 gedung. Jumlah lokal yang ada berjumlah 19 lokal dengan jumlah kelas sebanyak 18 kelas. Untuk guru yang ada di MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta) berjumlah 26 Guru.

Jumlah sekolah untuk SLTP Dan SLTA baik negeri ataupun Swasta di Kecamatan Teluk Mengkudu berjumlah 9 sekolah dengan jumlah gedung 17 gedung. Jumlah lokal yang ada berjumlah 55 lokal dengan jumlah kelas sebanyak 57 kelas. Untuk guru yang ada di SLTP dan SLTA Baik Negeri Maupun Swasta berjumlah 171 Guru.

Dari segi kuantitas atau jumlah murid yang belajar di MIS berjumlah 412 siswa, SD negeri/Inpres berjumlah 5.576 Siswa dan Jumlah siswa SLTP dan SLTA baik Negeri maupun Swasta berjumlah 2.196. dari data diatas terlihat bahwa masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu sudah merasakan pentingnya pendidikan bagi anaknya.

(57)

Dari segi kualitas pendidikan, jumlah murid/siswa yang lulus pada UN (Ujian Nasional) juga cukup baik. Untuk SD Negeri/Inpres dari jumlah total 788 siswa yang mengikuti ujian keseluruhannya lulus 100 % (788 siswa). Untuk MIS juga sama tingkat kelulusannya 100 %, dimana peserta yang mengikuti ujian adalag sebesar 43 orang keseluruhannya lulus. Sedangkan untuk SLTP dan SLTA baik Negeri maupun Swasta yang mengikuti ujian berjumlah 453 Siswa, yang lulus pada UN berjumlah 423 Siswa (93,4 %) sementara 30 orang gagal lulus UN (6.6 %).

2.2.7.2.Sarana Keagamaan

Sarana keagamaan di Kecamatan Teluk Mengkudu juga cukup baik. Berdasarkan Buku Kecamatan Teluk Mengkudu dalam Angka tahun 2009 didapat bahwa jumlah mesjid yang ada berjumlah 36 buah, langgar berjumlah 29 buah, gereja berjumlah 19 buah dan vihara berjumlah 2 buah. Hal tersebut menunjukan bahwa rasa persaudaraan yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu dan rasa menghormati antar agama sudah cukup baik

Tabel 8. Banyaknya Rumah Ibadah di Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2008

No Nama Desa Mesjid Langgar Gereja Vihara Jumlah

(58)

2.2.7.3.Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu masih sangat minim. Dari data yang ada (Sergai dalam Angka Tahun 2006) didapat bahwa di Kecamatan Teluk Mengkudu tidak memiliki Rumah Sakit, jumlah Puskemas yang ada berjumlah 1 buah, Puskesmas Pembantu 5 buah dan balai pengobatan Swasta berjumlah 4 Buah. Sementara untuk penjualan obat-obatan di Kecamatan Teluk Mengkudu juga masih sangat minim, dari data yang ada di Kecamatan ini tidak terdapat apotek, yang tersedia adalah Depot Obat sebanyak 4 buah. Untuk praktek dokter yang tersedia di kecamatan ini hanya ada 1 (satu) yaitu praktek dokter umum, sementara untuk praktek spesialis dan praktek dokter gigi saat ini masih belum tersedia.

Untuk tenaga medis yang ada saat ini juga masih sangat minim. Dari data yang ada menunjukan Kecamatan Teluk Mengkudu masih sangat kekurangan tenaga dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis, sehingga saat ini jika masyarakat membutuhkan dokter, maka masyarakat saat ini harus datang ke Kecamatan Perbaungan ataupun Kecamatan Sei Rampah untuk mendapatkan jasa dokter.

(59)

Tabel 9. Banyaknya Tenaga Medis dan Dukun bayi dirinci Tiap Desa Tahun 2008

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

Saat ini masyarakat masih sangat membutuhkan sarana kesehatan, karena dengan banyaknya sarana kesehatan maka kehidupan masyarakat akan semakin sehat. Saat ini data yang tercatat tingkat kunjungan pasien ke Puskesmas dan Pustu masih sangat tinggi. Untuk data Tahun 2008 tercatat setiap bulannya kunjungan pasien mencapai 580 kunjungan, bahkan ada yang mencapai 987 Pasien, yaitu pada bulan November. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut merupakan musim penghujan.

(60)

Mengkudu, tetapi rata-rata penyakit tersebut bukan merupakan penyakit menular, yaitu :

1. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas 2. Gastritis/Pencernaan

3. Diare

4. Penyakit Tulang Rusuk 5. Kecelakaan

6. Asma

7. Penyakit Kulit Karena Jamur 8. Alergi

9. Infeksi Telinga Tengah 10. Sakit Gigi

2.2.7.4.Sarana Perekonomian

(61)

Untuk sarana perekonomian yang lain juga tidak banyak yang tersedia di daerah ini. Jumlah dari sarana yang ada juga masih sangat minim, sehingga kebanyakan masyarakat daerah Kecamatan Teluk Mengkudu lebih banyak berbelanja ke Perbaungan maupun ke Sei Rampah. Dari data yang didapat dari buku Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2009, sarana perekonomian hanya berkisar pada barang kebutuhan hidup saja, sementara untuk sarana penjualan jasa masih sangat minim.

Tabel 10. Banyaknya tempat Perdagangan Eceran dan Jasa Reparasi dirinci Tiap Desa Tahun 2008

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

(62)

Dari tabel diatas terlihat bahwa untuk tempat penjualan minyak yang ada hanya sekitar 62 tempat yang tersebar diseluruh desa. Sementara untuk tempat foto copy, salon pangkas serta bengkel baik bengkel sepeda maupun bengkel sepeda motor jumlahnya sangat minim.

Untuk kedai-kedai yang menjual barang-barang jumlahnya sudah cukup banyak walaupun masih sangat kurang, karena jumlahnya hanya 250 tempat. Untuk kedai nasi hanya ada 21 tempat dan tidak semua desa memilikinya. Untuk kedai kopi rata-rata desa sudah memilikinya. Sementara untuk penjual alat bangunan dan penjual perabot jumlahnya masih sangat minim.

Tabel 11. Banyaknya Kedai Sampah, Kedai Kopi, Kedai Nasi dan Penjualan Barang Lainnya Tahun 2008

No Nama Desa Kedai

Sumber : Kepala Desa Se-Kecamatan Teluk Mengkudu 2.2.8. Komposisi Penduduk

2.2.8.1.Komposisi Penduduk berdasarkan Usia

(63)

banyak adalah masyarakat yang berusia antara 5 – 9 Tahun. Berikut ini disajikan data komposisi penduduk berdasarkan usia yang datanya didapat dari Kecamatan Teluk Mengkudu dalam Angka tahun 2009.

Tabel 12. Perkiraan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci Tiap Desa Tahun 2008 Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

Tabel 12. Perkiraan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci Tiap Desa Tahun 2008 (Lanjutan)

No. Nama Desa 35 – 39 Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

(64)

Untuk usia antara 20 - 24 tahun jumlahnya 3.463 jiwa, usia antara 25 -29 berjumlah 2.985 Jiwa. Pada kedua usia tersebut 20 – 29 Tahun adalah masa yang produktif untuk bekerja dan membentuk keluarga. Sementara itu untuk usia antara 30 – 34 berjumlah 2.740 Jiwa, usia antara 35 – 39 Tahun berjumlah 2.420 jiwa. Di Kecamatan Teluk Mengkudu masyarakat yang berusia 60 – 65+ masih sangat banyak jumlahnya. Jadi dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat mengikuti program Keluarga Berencana (KB) diharapkan kedepannya jumlah penduduknya akan stabil dengan tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera, sehingga bisa menghasilkan generasi muda yang produktif.

2.2.8.2.Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin.

Untuk komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin jumlahnya hampir sama baik dewasa maupun anak-anak. Untuk dewasa jumlah penduduknya berbeda sedikit untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki jumlahnya 13.001 jiwa sementara untuk yang perempuan berjumlah 12.676 jiwa. Untuk anak-anak jumlah jenis kelamin laki-laki berjumlah 8.043 jiwa, untuk yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 8.043 jiwa. Jadi bisa di simpulkan dari 9.904 KK yang ada di Kecamatan Teluk Mengkudu jumlah antara penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama.

(65)

9. Pematang Guntung 815 1.007 952 636 621 3.216 10. Sentang 540 765 717 410 412 2.304 11. Bogak Besar 1.170 1.548 1.490 957 920 4.915 12. Pematang Kuala 570 778 768 432 424 2.402

Jumlah Total 9.904 13.001 12.676 8.157 8.043 41.887

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu 2.2.8.3.Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian di Kecamatan Teluk Mengkudu berbeda-beda, tetapi jumlah paling besar adalah Petani. Kecamatan Teluk Mengkudu memang merupakan daerah yang penggunaan lahannya banyak untuk lahan persawahan. Untuk posisi ke dua mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan. Hal ini sesuai dengan letak daerah ini yang berada di pesisir.

Tabel 14. Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga / Kepala Keluarga dirinci Tiap Desa Tahun 2008

No. Nama Desa Petani

Padi Pedagang Nelayan

Pegawai Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

Dari tabel diatas terlihat bahwa pegawai negeri jumlahnya masih sangat sedikit jumlahnya. Masyarakat di Kecamatan Teluk Mengkudu juga banyak yang bekerja sebagai karyawan perkebunan, karena di Kecamatan Teluk Mengkudu memang terdapat perkebunan swasta yaitu PT. Socfindo yang berada di Desa Mata Pao.

(66)

pabrik pengolahan ikan (PT. Aqua Vam) yang letak pabriknya berada di Kecamatan Pantai cermin.

2.2.8.4.Komposisi Penduduk berdasarkan Agama

Penduduk di Kecamatan Teluk Mengkudu hampir rata-rata memeluk agama Islam. Jumlah masyarakat yang memeluk agama Islam berjumlah 36.237 Jiwa atau sekitar 86.54 % dari jumlah keseluruhan penduduknya. Untuk agama Kristen jumlah penganutnya berjumlah 4.833 jiwa atau sekitar 11.54 %, Kristen Katholik berjumlah 542 jiwa atau sekitar 1.08 % dan penganut Konghucu berjumlah 355 jiwa atau berjumlah 0.84 %.

Walaupun agama masyarakat berbeda-beda, akan tetapi kerukunan masyarakat tetap terjaga. Suasana toleransi hidup beragama sangat terasa, tidak hanya pada upacara perkawinan tetapi juga pada acara kemalangan. Mereka tidak memandang agama sebagai suatu pemisah diantara masyarakat. Jumlah tempat peribadatan ke empat agama tadi juga cukup banyak, hal tersebut juga merupakan bukti kuat bahwa kerukunan hidup antar umat beragama sudah terjalin dengan baik di Kecamatan Teluk Mengkudu.

Tabel 15. Banyak Penduduk Menurut Agama dirinci per Desa Tahun 2008

No. Nama Desa Islam Kristen Katolik Kong

(67)

2.2.8.5.Komposisi Penduduk berdasarkan Suku Bangsa

Kecamatan Teluk Mengkudu terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Hal ini bisa dimengerti karena memang letak daerahnya yang berada di pesisir. Seperti diketahui pada masa lalu pesisir pantai merupakan salah satu tempat yang paling banyak masyarakatnya, selain sebagai tempat perdagangan juga merupakan tempat bertemunya penduduk dari segala daerah maupaun negara.

Menurut data yang tersedia dari Kecamatan Teluk Mengkudu dikatakan bahwa suku Batak dan Tapanuli Selatan merupakan penduduk asli, sementara suku pendatang merupakan suku Melayu, Jawa dan Banjar. Setiap suku memiliki konsentrasi penduduk pada wilayah tertentu. Jadi di Kecamatan Teluk Mengkudu setiap Desa memiliki suku tertentu yang mayoritas mendiami wilayah tertentu. Tabel 16. Banyaknya Penduduk menurut Suku Bangsa dirinci per Desa Tahun

2008

No. Nama Desa Jawa Melayu Karo Sima -

lungun Toba Tapsel Minang Banjar Lain-lain

1. Sungai Buluh 6.435 138 67 43 484 720 592 370 231 Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Teluk Mengkudu

Dari tabel diatas terlihat bahwa suku yang paling banyak adalah suku Jawa dengan jumlah 16.291 Jiwa, sementara yang berada di peringkat ke dua adalah suku Banjar dengan jumlah 8.616 Jiwa dan posisi ke tiga adalah suku Melayu dengan jumlah 5.946 jiwa.

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 2.       Luas Desa dan Persentase terhadap Luas Kecamatan serta Kepadatan Penduduk Tiap Desa (Akhir Tahun 2008)
Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu
Tabel 4.    Jarak Kantor Kepala Desa ke Kantor Camat dan Klasifikasi Desa             Keadaan Akhir Tahun 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait