DEPARTEMEN SOSIOLOGI
PERAN SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM
MENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM
( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan
Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)
SKRIPISI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Diajukan Oleh :
WILDAN ANWAR LUBIS
040901007
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.
BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.
Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.
BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan dan Rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis apat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah SAW,
keluarganya, serta para sahabatnya yang telah berjuang membawa ummatnya ke
jalan yang benar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengelolah gelar
sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “PERAN
SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM MENINGKATKAN
SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM,( Studi Deskriptif Pada Badan
Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)
Secara ringkas skripsi ini menggambarkan bagaimana peran-peran sosial
yang dilakukan Badan Kemakmuran Masjid dalam meningkatkan kebersamaan
dimasyarakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari semua pihak
skripsi ini tidak akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dengan sepenuh hati,
baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada
kedua orangtua tercinta Ayahanda Syahrin Lubis dan Ibunda Rosita Damanik
yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran. Akhirnya inilah persembahkan yang dapat ananda berikan sebagai
Izinkan penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima
kasih yang mendalam kepada pihak – pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini.
1. Bapak Prof. DR. Badaruddin Rangkuti, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku Ketua Departemen Sosiologi
dan Bapak Drs.Ilham Saladin, M.si, selaku sekretaris Departemen
Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku dosen penasehat akademik
penulis di Departemen Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.
4. Rasa Hormat dan terima kasih yang tidak akan dapat penulis ucapkan
dengan kata – kata kepada Bapak Drs. Sismudjito, Msi, selaku dosen
pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan ide–ide
dan pemikiran dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini
5. Segenap Dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Feni, Kak Beti yang telah cukup
banyak membantu administrasi penulis selama masa perkuliahan.
6. Bapak Misdi Adi Prabowo selaku Kepala Desa Manis Pulau Rakyat yang
telah memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian.
7. Para informan yang telah banyak membantu memberikan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak atas
8. Saudara-saudari penulis yang sangat penulis sayangi dan cintai: dek andy,
dek Irfhan, dek Nisha, dan dek Yuni yang telah banyak memberiakan
suport, dukungan dan doanya.
9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Lamudin, Spd dan Ibu Wati (bunda )
serta rekan – rekan kerja di DISBUDPARPORA Kabupaten Batu Bara
yang telah banyak memotivasi dan memberi ide – ide dan saran – saran.
10.Terima kasih juga saya ucapkan kepada kawan – kawan pengurus HMI
FISIP USU, yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis.
11.Keluarga Besar Keyboard gondang Simalungun Manja Group, Tulang
azis” dan teman-teman lainya, Terima kasih atas segala doa, dukungan dan
perhatiannya.”
12.Rekan – rekan Peternak dan Pencinta Ayam Aduan (SIAM) Kabupaten
Simalungun desa Raja Maligas III terutama pakcik Sunarwan yang telah
banyak membantu, terima kasih atas segala doa dan motivasi nya yang
telah diberikan kepada penulis.
13.Buat Atturang (Ibu mertua perempuan) dan Tulang (mertua laki-laki). ”
Terima kasih banyak atas support, perhatian dan segala bantuannya,
semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya), Ponakan yang
kusayangi ( Novi, Sandi, Fani, Amin ), semoga kalian menjadi orang yang
14.Lae very, Lae Adi, Lae Pian (abang ipar), mak novi yang selalu nanyain
kapan wisudanya, dan beserta seluruh keluarga. ”Terima kasih atas segala
doanya, dukungan dan perhatiannya.”
15.Istriku yang tersayang Yusniar Purba, yang telah memberikan motivasi
dan support dalam penyelesaian skripsi ini. Kesabaran dan ketabahan
dalam menghadapi sikapku selama ini sangat ku hargai dan semoga Adik
berhasil dalam menyelesaikan segala tugas – tugas pekerjaannya dan cepat
jadi Kasubag Program nya yaaa. Doaku selalu menyertaiku.
16.Sahabat-sahabat baikku yang bisa mengerti dan menerimaku baik dalam
keadan suka maupun duka: Rudi dan Heru (Thanks ya atas kesabaran,
kebersamaan, pengertian, dan segala supportnya), Ari, Eko, Sakti, Ihsan,
Wendi. Terima kasih atas segala support dan semangat, bantuan baik moril
maupun materil, penulis bersyukur dan bangga mempunyai sahabat -
sahabat seperti kalian.
17.Kawan – kawan anak Sosiologi stambuk 2004 FISIP USU tanpa kecuali:
Kasihati, Maishara, Devi, Yanti, Reni, Yanti, Mestika, Nova, Rabanta,
Rini, Juni, Idris, Alex, Beny, Azhari, Eko Rusadi, Eko Evan, juga seluruh
kerabat yang lainnya, maaf tidak dapat saya tuliskan satu persatu. ”Terima
kasih atas segala doanya, dukungan dan perhatiannya.”
18.Keluarga Besar IMASI ( Ikatan Mahasiswa Sosiologi ) FISIP USU, dan
Abang /Kakak stambuk 1999 – 2003 serta Adek – Adek Junior Sosiologi
Stambuk 2005 -2009. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai
kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan dari berbagai
pihak agar dapat memberikan masukan dan saran – saran yang sifatnya
membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Medan, 29 Maret 2011
( Penulis )
WILDAN ANWAR LUBIS
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak... i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi... vii
Daftar Tabel dan Gambar... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7
1.4.2 Manfat Praktis... 7
1.5. Definisi Konsep... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Institusi Sosial... 9
2.2. Solidaritas Sosial... 10
2.3. Soliaritas Mekanik dan Organik... 12
BAB III. Metodologi Penelitian 3.1 Jenis Penelitian... 14
3.2. Lokasi Penelitian... 15
3.3.1. Unit Analisis... 15
3.3.2. Informan... 16
a. Informan utama... ... 16
b. Informan tambahan... 16
3.4. Teknik Pengumpulan Data... 16
3.5. Interpretasi Data... 17
3.6. Jadwal Kegiatan... 18
3.7. Keterbatasan Penelitian... 19
BAB. IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 21
4.1. Sejarah Desa Manis... 21
4.2. Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah... 22
4.3. Administrasi Desa... 25
4.4. Tata Penggunaan Lahan... 27
4.5. Komposisi Penduduk... 29
4.5.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 31
4.5.2.Komposisi penduduk Berdasarkan Suku ... 33
4.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan.... 34
4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 37 4.6 Sarana Prasarana... 40
4.6.1 Sarana Kesehtan dan Olahraga... 40
4.6.2. Sarana Transportasi... 42
4.6.4 Sarana Kemasyarakatan... 43
4.6.5 Sarana Komunikasi... 44
4.7. Perdagangan dan Jasa... 44
4.8. Profil BKM Masjid Jariyah... 45
4.8.1 Pembinaan Organisasi... 45
4.8.2 Pembinaan Kemakmuran... 45
4.8.3 Administrasi... 47
4.8.4 Administrasi Jamaah... 48
4.8.5 Masa Jabatan... 48
4.8.6 Pendapatan dan Pembinaan... 48
4.9 Profil Informan 4.9.1. Informan Utama... 49
4.9.2 Informan Tambahan... 57
4.10. Analisis Peran Sosial BKM... 54
4.11. Analisis Permasalahan dalam BKM... 58
4.12. Analisis Gambaran Organisasi BKM yang Ideal... 72
BAB. V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 76
5.2. Saran... 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Kecamatan Pulau Rakyat Menurut desa 24
Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat 26
Gambar 3 Struktur Organisasi Badan Kemakmuran Masjid 46
Tabel 1. Jadwal kegiatan 19
Tabel 2. Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis 28
Tabel 3. Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis 29
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin 30
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut 32
Tabel 6 Jumlah Bangunan Rumah Ibadah 32
Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa 33
Tabel 8 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan 35
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja 37
Tabel 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 38
Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis P.R 39
Tabel 12. Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat 39
Tabel 13. Sarana Kesehatan 41
Tabel 14 Sarana Olah Raga 41
ABSTRAK
Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.
BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.
Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.
BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaaan
agama, adat dan perbedaan kedaerahan. Salah satu unsur dari keberagamaan
bangsa Indonesia adalah agama islam yang merupakan agama kepercayan yang
dianut oleh sebagian besar penduduk negeri ini, sehingga ummat islam adalah
unsur terbesar dalam pluralitas (keanekaragaman) bangsa Indonesia. Kaum
muslimin memiliki konsep tentang solidaritas yang luar biasa luas dan mendalam.
Ikatan solidaritas itu sedemikian sempurna, meliputi ikatan keimanan, spiritual,
intelektual, sosial, ekonomi dan pada seluruh aspek kehidupan.
Perbaikan masyarakat muslim dari penyimpangan agama adalah satu bentuk
solidaritas muslim yang terbesar dan terpenting, karena ini adalah salah satu
bentuk loyalitas yang harus diberikan seorang muslim. Maka semua usaha
memperbaiki masyarakat merupakan bentuk solidaritas muslim. Salah satu bentuk
solidaritas kaum muslimin adalah memperbaiki masyarakat muslim dengan cara
bertahap, sehingga dapat membentuk masyarakat yang baik dan jauh dari
penyimpangan agama. Mereka memulai dengan mengajak kepada perbaikan
aqidah dengan mengajak bertauhid dan melarang kesyirikan, kemudian mengajak
untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan seluruh kewajiban
Dalam Islam, iman dikaitkan dengan solidaritas. Dalam kegiatan intelektual,
bahwa Islam mengajarkan agar setiap kaum muslimin mencari ilmu kepada
siapapun dan dari manapun. Di antara kaum muslimin tidak boleh saling
menyembunyikan ilmu pengetahuan. Dan demikian pula, ada kewajiban untuk
mengajarkannya. Hadits-hadits nabi menunjukkan betapa keutamaan yang akan
diperoleh dari mengajarkan dan mempelajari ilmu pengetahuan. Atas dorongan
ini, maka pada setiap komunitas muslim selalu muncul lembaga-lembaga
pendidikan dengan berbagai bentuknya. Mesjid memiliki peran yang signifikan
dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan
sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang
diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini.
Dari sisi pertumbuhannya, jumlah mesjid dari tahun ke tahun jumlahnya
kian bertambah. Untuk daerah Sumatera Utara menurut data BPS jenis sektoral
tahun 2007 sekitar 9201 mesjid, Kendati demikian, secara jujur harus diakui,
bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diupayakan
berbagai usaha untuk memakmurkannya, di samping memfungsikannya
semaksimal mungkin secara terus menerus karena itu merupakan tanggung jawab
umat Islam khusus para pengelolanya untuk mengembalikan mesjid sesuai
fungsinya semula, sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Walau
diketahui, untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya
tersebut di atas tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan
kesiapan waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada pembenahan
diperhatikan, antara lain, Perlunya pemahaman akan pentingnya peran dan fungsi
masjid sebagai wadah dalam perbaikan umat, mengaktifkan kepengurusan masjid,
mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian terhadap amanah mesjid,
meningkatkan kualitas manajemen (idarah) mesjid dan pemeliharaan fisik
(ri’ayah) masjid.
Dengan luasnya fungsi dan tugas masjid tidak mungkin pengelolaan
masjid dilaksanakan oleh satu orang atau sekompok kecil orang. Sebab bila masih
dilakukan oleh perorangan atau sekelompok kecil maka masjid hanya akan kecil
saja peranannya dimasyarakat, atau pengelolaan masjid tidak rapi karena kurang
orang dan kurang kerja sama. Mesjid sebagai pusat pembinaaan/pendidikan
mengandung pengertian bahwa pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan,
baik materil maupun spritual sehingga tercipta sosok pribadi muslim yang
berkpribadian islami. Jika berdasarkan pengelolaannya masjid itu ada tiga tipe:
• Pertama, masjid pemerintah. Masjid yang dikelola dan pengrusannya
ditunjuk oleh pemerintah. Pembiayaan masjid ini semua ditanggung
pemerintah, baik dari anggaran pendapatan belanja negara atau anggaran
pendapatan belanja negara.
• Kedua, masjid swasta. Masjid yang didirikan dan dikelola oleh lembaga
swasta, seperti masjid-masjid digedung perkantoran dan kampus.
Pendanaan masjid ini biasanya dibebankan secara penuh kepada lembaga
yang mendirikan, misalnya tipe ini adalah masjid.
• Ketiga, masjid masyarakat umum. Masjid yang yang didirikan atas
berdasarkan musyawarah antar warga. Semua pembiayaan bersumber dari
swadaya masyarakat. (http://abdullah-ubaid.blogspot.com/2006/11/mengelola-rumah-tuhan.html)
BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) merupakan badan atau lembaga resmi
yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi
masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat islam, yaitu organisasi
yang bertujuan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan meningkatkan
kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat islam lainya atas dasar takwa
melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah), dan
pemeliharaan (riayah). (Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 2006). BKM
ini ada di semua tingkat daerah baik pusat, Tk I bahkan Tk II
Objek program manajemen masjid secara umum meliputi seluruh bidang
kehidupan yaitu kehidupan pribadi, keluaarga, masyarakat dan bangsa, dengan
tumpuan pada kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Program
kehidupan beragama berupaya untuk menanam, memelihara, memantapkan dan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan berbagai macam kegiatan; seperti
pengajian al-Qur’an, hadist, fiqih, tauhid, tasawwuf, akhlak dan ilmu-ilmu lain
serta berbagai kegiatan ibadah termasuk sembahyang, ibadah sosial dan ibadah
zakat. Program kehidupan bermasyarakat di masjid merupakan sarana pembinaan
kehidupan bersama, bersilahturahmi, saling membantu dan memberi pertolongan
dan bantuan. (www.pdf. search engine, bio-kksprofahmad.pdf).
Pada dasarnya keberadaan suatu lembaga akan membawa pengaruh
dan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman
emosional bersama yang dalam hal ini adalah BKM. Ikatan ini lebih mendasar
dari pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional., karena
hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu derajat
konsensus terhadap prinsip-prinsip moril yang menjadi dasar kontrak. Kesadaran
kolektif juga memberikan warna pada solidaritas sosial. Hal ini memperkokoh
ikatan saling ketergantungan fungsional.
BKM ini sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya masayarakat
desa karena pada dasarnya, ketua dari BKM ini sendiri dipilih oleh masyarakat
dari kalangan yang diangap mengetahui agama atau sering disebut ulama. Karena
pada masayrakat ini kewibawaan seorang ulama masih dijunjung tinggi. Oleh
karena itu, keadaan ini haruslah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat itu
sendiri dengan memanfaatkan status yang diperankan oleh kelompok atau
individu sebagai kelompok atau individu yang dianggap ulama atau pengikutnya.
1.2. Perumusan Masalah
Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda – tanda dan dengan sendirinya
memerlukan upaya untuk mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan
tersebut mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan solidaritas sosial ekonomi
masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat kab. Asahan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan
penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang
diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan
penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah
selesai penelitian. Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data,
guna menjawab pertanyaan - pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini,
maka tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:
mengetahui Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan
solidaritas sosial ekonomi masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat
1.4. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang
berkaitan dengan Badan Kesejahteraan Masjid, sehingga dapat memberikan bahan
masukan terhadap pihak-pihak yang berkompeten.
1.4.2 Manfat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta –
fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti
sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan
khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat
berguna bagi penelitian – penelitian selanjutnya.
I. 5 Definisi Konsep
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol
atau kata. Untuk memperoeh maksud dan pengertian mengenai konsep yang
digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang
digunakan. Pemberian batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun
peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam
menginterpretasikan hasil penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
• Peran sosial adalah pola tingkah laku yang dilakukan individu dalam
kepada apa yang disadari sebagai harapan orang lain terhadapnya.
Kebanyakan jika tidak semua, tingkah laku sosial adalah dilakukan dalam
bentuk peranan sosial yang demikian.
• BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement
Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat
ibadah dan sarana pembinan umat islam.
• Solidaritas adalah satu keadaaan hubungan antara individu dan/atau
kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Ikatan ini lebih mendasar dari pada hubungan konraktual yang dibuat atas
persetujuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandalkan
sekurang-kurangnya satu tingkat/derajat konsensus terhadap
prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu.
• Masyarakat muslim adalah masyarakat yang beragama islam yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Institusi Sosial
Lembaga kemasyakatan merupakan terjemaan langsung dari istilah
social-institution. Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan
salah satu jenis
melakukan hubungan antar
b
199:2003) BKM (Badan Kemakmuran Masjid) merupakan salah satu wadah
kegiatan keagamaan yang telah melembaga di kalangan masyarakat khususnya
masyakat muslim.
Agama merupakan suatu institusi yang penting yang mengatur kehidupan
manusia . Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal
dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan poa-pola
perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut ”Agama” (religius). Banyak dari
apa yang berjudul agama termasuk dalam superstruktur : Agama terdiri atas
tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk
manusia menginterpretasikan eksistensi mereka. Akan tetapi, karena agama juga
mengandung komponen ritual, maka sebagian agama tergolong juga dalam
struktur sosial.
Peranan utamanya ialah sebagai integrator kemasyarakatan. Agama
mengikat orang-orang menjadi satu dengan mempersatukkan mereka disekitar
membantu memelihara masyarakat atau kelompok sebagai suatu komunitas moral.
(Ishomudhin, 2002 : 29,38) Untuk menerapkan fungsi-fungsi tersebut tak jarang
pemeluk agama membentuk suatu wadah formal atau semi formal bahkan tidak
formal yang berbentuk suatu sistem tertentu.
2.2 Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1858-1917)
dalam mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181)
menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara
individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional
bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan
kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung
nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari
hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga
memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya,
solidaritas dapat dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif.
Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian
tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan
berdasarkan ciri-ciri:
1. yang satu mengikat individu pada masyarakat secara langsung, tanpa
masyarakat, karena individu tergantung dari bagian-bagian yang
membentuk masyarakat tersebut,
2. solidaritas positif yang kedua adalah suatu sistem fungsi-fungsi yang
berbeda dan khusus, yang menyatukan hubungan-hubungan yang tetap,
walaupun sebenarnya kedua masyarakat tersebut hanyalah satu saja.
Keduanya hanya merupakan dua wajah dari satu kenyataan yang sama,
namun perlu dibedakan,
3. dari perbedaan yang kedua itu muncul perbedaan yang ketiga, yang akan
memberi ciri dan nama kepada kedua solidaritas itu. Ciri-ciri tipe kolektif
tersebut adalah individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak
terpisahkan, tetapi berbeda peranan dan fungsinya dalam masyarakat,
namun masih tetap dalam satu kesatuan.
Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa
masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern.
Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi pusat perhatian Durkheim
dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas
sosialnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda
dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern.
Pandangan Durkheim mengenai masyarakat adalah sesuatu yang hidup,
masyrakat berpikir dan bertingkah laku dihadapkan kepada gejal-gejal sosial atau
fakta-fakta sosial yang seolah-olah berada di luar individu. Fakta sosial yang
sosial berasal dari pikiran atau tingkah laku individu, namun terdapat pula pikiran
dan tingkah laku yang sama dari individu-individu yang lain, sehingga menjadi
tingkah laku dan pikiran masyarakat, yang pada akhirnya menjadi fakta sosial.
Fakta sosial yang merupakan gejala umum ini sifatnya kolektif, disesbabkan oleh
sesuatu yang dipaksakan pada tiap-tiap individu.
2.3 Solidaritas Mekanik dan Organik
Sumber utama bagi analisa Durkheim mengenai tipe-tipe yang berbeda
dalam solidaritas dan sumber-sumber struktur sosialnya. Tujuan keseluruhan dari
karya klasik ini adalah untuk menganalisa pengaruh atau fungsi kompleksitas dan
spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang
diakibatkanya dalam bentuk pokok solidaritas sosialnya. Singkatnya pertumbuhan
dalam pembagian kerja meningkatkan suatu perubahan dalam struktur sosial dari
solidaritas mekanik ke solidaritas organik.
Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan organik untuk
menganalisa masyarakat keseluruhannya. Solidaritas mekanik didasarkan pada
suatu ”kesadaran kolektif” bersama, yang menunjuk pada totalitas
kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga
msyarakat yang sama itu. Itu merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada
individu-individu yang meliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan
dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individulaitas tidak berkembanag;
individualitas itu terus-menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali
Bagi Durkheim indikator yang paling jelas untuk solidaritas mekanik
adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang bersifat menekan itu.
Hukum-hukum ini mendefinisikan setiap perilaku sebagai suatu yang jahat yang
mengancam atau melanggar kesadaran kolektif yang kuat. Sedangkan solidaritas
mekanik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini
didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi.
Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil bertambahnya dari
bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkin kan dan
juga menggairahkan bertambahnya perbedan dikalangan individu. Munculnya
perbedaan-perbedaan dikalangan individu merombak kesadaran kolektif itu, yang
pada giliranya menjadi kurang penting lagi sebagai dasar utnuk keteraturan sosial
yang dibandingkan dengan saling ketergantungan fungsional yang bertambah
antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relatif lebih
otonom sifatnya. Seperti dikatakan Durkheim; ”itulah pembagian kerja yang terus
saja mengambil peran yang tadinya diisi oleh kesadaran kolektif”. (dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ( case study ) tipe
deskriptif. Studi kasus merupakan suatu metode dalam penelitian yang
penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,
mendetail dan konferensif. Studi kasus bertujuan mengembangkan dan
menggeneralisasikan teori ( generalisasi analitis ) bukan menghitung frekuensi.
(Sanapiah, 2003 : 22 ).
Adapun studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa
hubungan antar pribadi, menggambarkan sub – budaya, dan menemukan
fenomena kunci. Fokus studi kasus selain individu adalah kelompok, lembaga,
organisasi, masyarakat atau suatu komunitas.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada
di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran,
tentang kondisi ataupun fenomena tertentu. ( Bungin, 2007 : 68 ).
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat
memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai Peran Sosial
Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat
Kabupaten Asahan. Adapun alasan pemilihan tempat ini adalah:
1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat desa yang masyarakatnya majemuk
dalam segala bidang baik dalam pekerjaan, agama, dan suku.
2. BKM yang berada dilokasi penelitian merupakan lembaga resmi yang
dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi
masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan ummat islam khususnya
di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.
3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga
memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4. BKM dilokasi penelitian untuk saat ini sangat aktif dalam melakukan kegiatan
keagamaan, sosial dan ekonomi, walau pada dasarnya desa ini tergolong desa
kecil
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Kepala
Desa, BKM Masjid Jariyah, dan Masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau
3.3.2. Informan
Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa
yang disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus
penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang
akan menberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian,
dalam penelitian ini informan ada dua jenis yaitu informan utama dan informan
tambahan.
a. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang
diteliti. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah:
Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa, Ketua, bendahara dan para
anggota Badan Kesejahteraan Masjid Jariyah Desa Manis Kecamatan
Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.
b. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Dalam
penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah: para tokoh atau
pemuka masyarakat lainya serta masyarakat Desa Manis Kecamatan
Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer
dan data sekunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
a. Data Primer
Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan
data, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang
diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan,
perilaku, interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan
bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.
Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara ( inteview guide ) yakni urutan –
urutan daftar yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga
instrumen penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam (
tape recorder ) yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data dari
hasil wawancara.
b. Data Sekunder
Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data
sekunder dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari
sumber – sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang
berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.
3.5 Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang
data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan
analisis atau dipaparkan. Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data
berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat
juga disebut dengan analisa data. ( Hasan, 2004 : 137 ).
Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang
bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti
kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu
keterangan data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul
maka langkah berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif, semua data –
data yang terkumpul disatukan kemudian diedit. Tahap akhir dari analisis data ini
adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data diuraikan dan
disajikan secara deskriptif.
3.6 Jadwal Kegiatan
Pengajuan judul ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan
penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah seminar proposal penelitian dilakukan,
lalu revisi proposal, pengurusan izin penelitian, dan tahapan selanjutnya adalah
persiapan penelitian langsung ke lapangan. Untuk lebih rinci jadwal penelitian
Tabel 1
No Jenis Kegiatan
Bulan
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
1 Pra Observasi √
2 ACC Judul √
3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √
4 Seminar Penelitian √
5 Revisi Proposal Penelitian √
6 Penyerahan Hasil Seminar Proposal √
7 Operasional Penelitian √
8 Bimbingan √ √ √
9 Penulisan Laporan akhir √ √
10 Sidang Meja Hijau √
3.7 Keterbatasan Penelitian
Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak
kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum
menguasai secara penuh teknih dan metode penelitian sehingga dapat menjadi
keterbatasan dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi
melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbig skripsi, juga penulis berusaha
untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendapat sumber yang dapat
Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan
tulisan ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda-beda hanya dapat
bertemu pada saat adanya kegiatan dimasyarakat, mereka sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus
beristirahat, sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali-kali.
Disamping keterbatasan penguasaan teknik dan metode penelitian serta
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Sejarah desa Manis dan Asal mula nama desa Manis
Sejarah mengenai berdirinya Desa Manis sampai saat ini belum ada secara
tertulis, penulis membuat tulisan ini berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat setempat. Berdasarkan penuturan tokoh masyarakat setempat
diperoleh informasi bahwa yang membuka Desa Manis adalah para transmigrasi
dari pulau Jawa, mereka pindah dari Jawa ke Sumatera adalah untuk membuka
lahan atau berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Desa Manis Pulau Rakyat merupakan sebuah desa yang telah berdiri dan
ada sejak tahun 1890-an dengan letak Desa pertama berada di dekat Aliran sungai
Asahan, namun dikarenakan adanya abrasi air sungai dan terjadinya banjir besar
Sungai sekitar tahun 1930 an yang menyebabkan masyarakat desa Manis harus
pindah ke lokasi sekarang ini dengan nama desa Manis Pulau Rakyat. Seiring
dengan waktu dikarenakan bertambahnya masyarakat maka pada tahun 1999 an
desa Manis dimekarkan menjadi 6 (enam) Dusun warga. Pemerintahan desa
Manis dari sekitar tahun 1890 an sampai saat ini telah berganti ganti. Dimulai dari
tahun 1890 an Pemerintahan Desa pertama dipimpin oleh seorang Pangeran,
selanjutnya dipimpin seorang Ratu kemudian seorang Penggawe, selanjutnya Pati,
lalu baru di sebut Kepala Desa. Dari penggalian data yang dilakukan maka
diketahui Pati pada tahun 1950 an adalah Bapak M Nur, lalu Bapak Balim, Bapak
M Hatta, dan baru Kepala Desa sekarang ini yaitu Bapak Misdi Adi Prabowo
bagus yang diantaranya yaitu potensi perkebunan Sawit yang sekarang
kebanyakan kepemikikannya ditangan pemerintah. Salah satu perkebunan yang
ada di desa Manis adalah PTPN IV Kebun Pulu. Kebanyakan penduduk desa
Manis berja sebagai karyawan perkebunan, ada juga yang berkebun sendiri dan
berdagang.
Berdasarkan jenis / klasifikasinya desa Manis merupakan desa
swasembada yang berada pada wilayah perkebunan, yang sampai sekarang desa
manis masih dalam lingkungan PTPN.IV Kebun Pulu Raja.
4.2 Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah
Secara geografis Kecamatan Pulau Rakyat berada pada 2 derajat 30’00’’-
3 derajat 07’49’ Lintang Utara dan 99 derajat 00’00” – 100 derajat 00’00” Bujur
Timur, dengan ketinggian 0 – 2.000 m di atas permukaan laut, dengan topografi
daratan, curah hujan berdasarkan data BMG curah hujan periode sampai dengan
Desember 2011 sebesar rata – rata 232 mm per tahun dan suhu udara rata – rata
26o s/d 31o Celcius.
Posisi desa Manis dekat dengan Sungai Asahan, disatu sisi memberi
keuntungan berupa panorama alam yang sangat indah serta memberikan
kesuburan bagi tanah perkebunan, tetapi disisi lain posisi tersebut juga
menjadikan desa ini kedalam kalegori berbahaya. Apabila terjadi hujan lebat dari
pegunungan, Sungai Asahan menjadi banjir, sehingga air sungai meluap ke desa
OFA. Padang Mahondang dan desa lain disekitarnya. Banjir di desa ini mulai
masyarakat banyak mengalami kerugian secara material. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya penebangan hutan secara liar terjadi dimana – mana, dan ulah
para tangan – tangan manusia yang tidak bertanggung jawab mengotori dan
mencemari sungai.
Meskipun pemerintahan desa dan pihak ketiga serta pemerintaahan daerah
telah ikut campur tangan dalam mencari solusi penanggulangan banjir Sungai
Asahan, namun hampir setiap tahun tetap terjadi banjir juga di desa ini dan desa
sekitar lainnya. Masyarakat desa Manis pun tidak merasa heran dan waspada
khususnya masyarakat yang berada dipinggir aliran sungai Asahan, karena
masyarakat selalu mengalami banjir luapan dari Sungai Asahan. Di tahun 2010
saja Sungai Asahan sudah banjir sampai empat kali dalam setahun, sehingga
sampai saat ini jika musim hujan datang masyarakat tetap waspada. Apalagi saat
sekarang ini perubahan musim terkadang tidak dapat ditentukan..
Keadaan tanah yang cukup subur di desa Manis, sangat bermanfaat untuk
kehidupan masyarakat. Curah hujan dan aliran Sungai Asahan yang dimanfaatkan
untuk kepentingan sosial lainnya, juga sangat mendukung untuk perkebunan
sehingga masyarakat di desa ini rnenggantungkan mata pencahariannya sebagai
karyawan Perkebunan PTPN-IV Pulu Raja.
Secara geografis desa Manis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Dalam
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aek Kuasan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Kepayang
Selain itu juga pulau rakyat memiliki beberapa desa/kelurahan,
diantaranya:
- Kelurahan/Desa Bangun - Kelurahan/Desa Baru - Kelurahan/Desa Manis - Kelurahan/Desa Mekar Sari
- Kelurahan/Desa Ofa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Orika
- Kelurahan/Desa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Persatuan
- Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Pekan - Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Tua - Kelurahan/Desa Sei Piring
- Kelurahan/Desa Tunggul Empat Lima (45)
4.3 Administrasi Desa
Desa Manis merupakan desa yang terletak di kecamatan Pulau Rakyat kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah ± 250,99 (Km2). Luas wilayah desa
Manis adalah 183,87 hektar, terbagi atas 6 dusun dan 6 rukun warga, jalan desa
ada 11 km serta jalan dusun 13 km. Adapun jarak antara desa Manis dengan pusat
pemerintahan Kecamatan ± 10 km. Dengan pemerintahan kabupaten Asahan
sekitar 30 km, sedangkan jarak menempuh ibukota propinsi Sumatera Utara, kota
Medan adalah 120 km.
Gambar 2
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat tahun 2009 – 2013
Sumber: Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan
Keterangan:
Kepala desa : Misdi Adi Prabowo
Ketua BPD : Syahrin Lubis
Sekretaris desa : Artik
Kaur. Pembangunan : Sapran Nst
Kaur. Pemerintahan : Sulaiman
Kaur. Umum : Tiok
Kadus I : Amri
Kadus II : Dedi
Kadus III : Irwan
Kadus IV : Agus.S
Kadus V : Rinaldi P
Kadus VI : jumali
Lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga formal paling penting
yang ada di desa Manis telah memiliki perangkat pemerintahan desa yang
lengkap, namun secara umum peran kepala desa sangat dominan dalam
menjalankan fungsi lembaga, sementara perangkat desa lainnya seperti
kepala-kepala urusan dan BKM tidak banyak memainkan peranan dalam
menyelenggarakan pemerintahan desa.
Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem
mengurus kepentingan masyarakat, dengan landasan pemikiran dalam pengaturan
mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Desa bertanggung jawab
pada Badan Kemakmuran Masjid dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
pemerintahan desa kepada Departemen Agama..
4.4 Tata Penggunaan Lahan a. Peruntukan Lahan :
Pada dasarnya desa Manis Pulau Rakyat adalah milik Negara, berada pada
kawasan PTPN-IV kebun Pulu Rjaa, yang mana pengawasan pemerintahannya
lebih besar dilakukan oleh PTPN-IV kebun Pulu Raja. Desa Manis memiliki luas
wilayah 190,87 hektar, terbagi atas beberapa bagian lahan seperti lahan
perkebunan, pemukiman, perkantoran, sarana pendidikan, rumah ibadah,
pemakaman, jalan / transportasi, dan sebagainya. Adapun jumlah luas lahan -
Tabel 2.
Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis
Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau rakyat
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk perkebunan
menempati posisi yang paling tinggi yakni 135,87 hektar. Jumlah ini termasuk
lahan yang ditumbuhi pohon sawit milik PTPN-IV kebun Pulu Raja, sampai saat
ini belum ada kebiasaan dari warga untuk menanam pohon sawit. Meskipun lahan
perkebunan yang dimiliki desa ini cukup luas namun tidak semua warga memiliki
lahan, sebagian mereka mengerjakan lahan milik mereka sendiri, yang dibeli dari
penduduk desa lainnya.
No Penggunaan Lahan Luas ( Ha ) Persentase ( % )
1 Pertanian
A. Persawahan --- ---
B. Perkebunan 135,87 73,31
2 Pemukiman 25 14,59
3 Perkantoran 15 8,17
4 Sekolahan 3 1,25
5 Tempat ibadah 2 1,09
6 Pemakaman 1 0,5
7 Jalan 2 1,09
b. Status Pemilikan Lahan:
Data pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki
adalah lahan milik negara.
Tabel 3.
Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis
No Peruntukan Lahan Luas ( Ha ) Persentase
1 Milik Negara 183,87 100%
c. Keadaan Lahan.
Bahwa desa Manis mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit milik
PTPN-IV Kebun Pulu Raja yang dikelola oleh pihak BUMN ( Badan Usaha Milik
Negara )
4. 5 Komposisi Penduduk
Secara demografi desa Manis dapat dilihat dan berbagai komposisi
penduduk. Untuk memudahkan proses penyusunan datanya maka komposisi
Tabel 4.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 16.364 Jiwa 51,3 %
2 Perempuan 16.151 Jiwa 49,7 %
Total 32.515 Jiwa 100 %
Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa
Manis adalah 32.515 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 7615 kepala
keluarga. Dapat di lihat bahwa yang berjenis kelamin laki-laki Iebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk yang
berjenis kelamin laki - laki sebanyak 16.363 jiwa, sedangkan penduduk yang
berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 16.151 jiwa. Berdasarkan presentase
tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk jenis kelamin laki-laki
di desa Manis terus bertambah dengan persentase 51,7% bila dibandingkan dari
pertumbuhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan hanya 49,7%,
selisih persentase jumlah penduduk jenis kelamin Laki-laki dengan jumlah
4.5.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai dua kebutuhan yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan tersebut saling berhuhungan
dan harus seimbang. Agama termasuk kebutuhan rohani yang sangat penting
karena turut mempengaruhi tata kehidupan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara sosiologis agama mempunyai
beberapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai fungsi edukatif, penyelamat, dan
kontrol sosial (social control).
Desa Manis merupakan wilayah yang heterogen dalam hal agama,
penduduknya paling banyak memeluk agama Islam hal ini menandakan bahwa
agama Islam memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam setiap sendi
kehidupan masyarakat di desa ini, dan sebagian penduduk ada yang memeluk
agama kristen.
Jumlah penduduk menurut agama / penghayatan terhadap TYME dibagi
berdasar kepala keluarga, bahwa kepala keluarga yang memeluk ajaran agama
Islam sebanyak 5544 kepala keluarga, sedangkan penduduk yang memeluk ajaran
agama kristen sebanyak 2434 kepala keluarga. Nilai-nilai ajaran agama masih
sangat dipegang teguh oleh penduduk, agama sebagai fungsi kontrol sosial masih
Tabel 5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut
Agama Jumlah Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Penduduk desa manis pulau rakyat sebagian besar beragama Islam dengan
jumlah 5544 jiwa diikuti dengan Kristen 2434 jiwa, Katolik 190 jiwa, Hindu 97
jiwa, dan Budha 67 jiwa.
Tabel 6.
Jumlah Bangunan Rumah Ibadah
Bangunan Jumlah Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Masjid adalah sarana ibadah sarana ummat Islam yang ada didesa manis
pulau rakyat disamping juga musholla yang tersebar diwilayah desa manis. Hal ini
karena dominan penduduk desa manis pulau rakyat beragama islam. Sedangkan
disekitar desa manis pulau rakyat atau diluar desa yang jaraknya tidak jauh dari
tempat tinggal mereka.
4.5.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku
Suku bangsa penduduk desa Manis juga bisa dikatakan heterogen, karena
terdapat 10 keluarga yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni
dengan suku bangsa Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak
Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten
Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan suku bangsa dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 7.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa
NO Suku Bangsa Jumlah / jiwa
1 Jawa 15234
2 Melayu 13164
3 Batak Simalungun 1130
4 Batak Toba 1023
5 Batak Mandailing 124
6 Banjar 64
7 Batak Karo 92
8 Miniangkabau 120
10 Banten 32
Jumlah 32.515
Disamping agamanya yang heterogen, suku bangsa penduduk desa Manis
juga bisa dikatakan heterogen karena terdapat 10 keluarga yang melakukan
perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa, Melayu,
Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo,
Minangkabau, Aceh, dan Banten. Keadaan tersebut membuat masyarakat masih
sangat memegang nilai-nilai dan adat istiadat suku bangsa, hal ini dapat dilihat
pada acara upacara perkawinan dan upacara adat lainnya.
4.5.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan
Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan bidang pekerjaan dapat
Tabel 8.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan
No Bidang Pekerjaan Jumlah
1. Karyawan / Pegawai BUMN 18.340
2. TNI / Polri 456
3. Pegawai Negeri Sipil 11.280
4. Karyawan Swasta 1100
5. Wiraswasta / Pedagang 23
Jumlah 32.515
Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat
Mayoritas penduduk desa Manis hidup dari sektor perkebun sawit, mereka
sebagaian besar bekerja di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebagai karyawan.
Golongan pekerja di di PTPN- IV Kebun Pulu Raja tersebut ada beberapa
tingkatan yaitu ; golongan BHL ( buruh harian lepas ), golongan karyawan
pelaksana, golongan pegawai, dan golongan staff.
PT. Perkebunan Nusantara IV Pulu Raja sudah lama berproduksi sejak
tahun 1960, hingga sekarang perkebunan sawit tersebut membuka lapangan kerja
untuk putra - putri daerah maupun putra - putri dari luar daerah, namun dengan
merosotnya harga CPO / minyak sawit saat ini dan menurunnya permintaan CPO
oleh perusahaan asing, PTPN-IV kebun Pulu Raja sangat sedikit membuka
Penduduk yang bermata pencaharian sebagai karyawan / pegawai BUMN
di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebanyak 18.340 kepala keluarga dari desa Manis.
Untuk berkerja sebagai TNI / Polri penduduk 456 orang. Sedangkan yang lainnya
ada yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 11280
kepala keluarga. Ada juga penduduk yang bermata pencaharian di perusahaan
swasta sekitar 1100 kepala keluarga dan sisanya ada yang bermata pencaharian
sebagai wiraswasta atau pedagang sebanyak 23 kepala keluarga.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Manis saat ini dapat dikatakan
sangat sejahtera, disebabkan dari tahun ketahun sosial ekonomi untuk penduduk
desa telah mulai meningkat dan stabil. Penduduk desa yang bermata pencaharaian
sebagai wiraswasta / pedagang, mereka berdagang sayur – sayuran, buah –
buahan, berdagang ikan atau dagang, berdagang segala kebutuhan rumah tangga
dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan segala barang dagangan, penduduk tidak
kesulitan untuk dapat membeli segala jenis barang dagangannya dan akan dijual
kembali, karena jarak antara desa dan lumayan dekat serta mudah ditempuh
Tabel 9.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja
Kelompok Umur Jumlah
10-14 tahun 15-19 tahun 20-26 tahun 27-40 tahun 41-56 tahun > 57 tahun
184 245 297 800 350 50 Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Penduduk dengan kelompok umur 13-15 tahun adalah kelompok terbesar
dengan jumlah 290 orang dari segi usia pendidikan. Sedangkan penduduk dengan
kelompok umur yang paling banyak ( 800 jiwa) dalam hal kelompok tenaga kerja.
4.5.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel dibawah ini memperlihatkan pembagian jumlah penduduk desa
Tabel 10.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 PAUD --- ---
2 Taman kanak - kanak 60 orang 4,14 %
3 SD 750 orang 51,72 %
4 SLTP/Mts 375 orang 25,87 %
5 SMA/SMK 215 orang 14,82 %
6 Akademi / D1 – D3 20 orang 1,38 %
7 Sarjana S1 30 orang 2,07 %
Jumlah 1450 orang 100 %
Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah penduduk desa
Manis yang masih duduk di TK sebanyak 60 orang, berpendidikan SD saja
sebanyak 750 orang, berpendidikan sampai SLTP/MA 375 orang, berpendidikan
sampai dengan SMA/SMK 215 orang, berpendidikan sampai Akademi D1 – D2
ada 20 orang, serta berpendidikan sampai dengan S1 mencapai 30 orang. Namun
dalam tabel , diketahui bahwa tidak ada putra–putri penduduk desa ini yang
melaksanakan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) sebab putra – putri penduduk
desa ini yang sudah berusia 4 sampai dengan 5 tahun langsung bersekolah di TK,
disekolahkan pada TK yang terdapat didesa ini ataupun TK yang ada di
Tabel 11.
Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis Pulau Rakyat 2005-2007
8. Rata-rata lama sekolah (Tahun)
6,95 7,80 8,48
Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Tabel 12.
Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat
Sarana Gedung Guru Murid
Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
Sarana pendidikan khusus juga ada didesa manis pulau rakyat seperti
kursus menjahit, salon dan madrasah. Biasanya pendidikan khusus ini diminati
Sedangkan madrasah diminati oleh anak-anak SD yang mengaji dimadrasah sore
hari setelah pulang sekolah.
4.6 Sarana dan Prasarana Desa
Untuk menunjang aktifitas masyarakat di desa Manis, terdapat berbagai
sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan sehari-hari masyarakat
didesa ini dapat berjalan dengan lebih baik.
Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain:
4.6.1 Sarana Kesehatan dan Olahraga
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat
membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus
Tabel 13. Sarana Kesehatan
No. Jenis Sarana/Prasarana 2004 2005 2006 2007 2008 1. Rumah Sakit 6 6 7 7 7 2. Puskesmas 24 24 24 24 24 3. Pus.Pembantu 168 168 172 172 168 4. Pus.Keliling 18 18 18 23 23 5. Polindes 182 182 182 78 78 J u m l a h 398 398 403 304 300
Ada Rumah Sakit, Puskesmas, Pus. Pembantu, Pus. Keliling dan Polindes
di desa manis pulau rakyat yang semuanya berfungsi untuk melayani kesehatan
masyarakat desa manis pulau rakyat.
Tabel 14.
Sarana Olah raga
Sarana Jumlah
Lapangan Volly Lapangan Bola
4 2
Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat
4 (empat) lapangan Volly dan 2 lapangan bola adalah sarana olahraga yang
ada didesa manis pulau rakyat yang terbuka untuk umum begitu juga dengan
4.6.2 Sarana Transportasi
Sarana transportasi ke desa dan keluar dari desa Manis, menuju kota
Kisaran, Kabupaten Asahan sudah cukup baik dan lancar, dikarenakan desa ini
merupakan daerah jalan lintas Sumatera. Saat ini ± 40 mobil angkutan umum (
minibus angko/MPUt) yang melewati jalan desa ini dan menghubungkannya
dengan kota Kisaran dengan jarak 40km dengan menempuh waktu 45 menit
Belum lagi angkutan umum yang jumlahnya tidak terhitung untuk
menghubungkan kota Lima Puluh dan ibukota kabupaten Asahan dengan waktu
45 menit serta ibukota propinsi Sumatera Utara. hanya dibutuhkan waktu sekitar
21/2 jam saja karena kondisi jalan melalui rute ini cukup baik.
Transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Manis
adalah sepeda motor dan mobil, ini disebabkan semakin stabil dan sejahteranya
kehidupan ekonomi masyarakat desa sehinga kebutuhan tersier mudah terpenuhi.
Menurut penjelasan dari salah satu informan, sangat jarang anak – anak yang
bersekolah dan para orang tua yang bekerja mengendari sepeda sebagai alat
transportasi mereka, serta ada juga fasilitas yang diberikan pihak perusahaan
kebun Pulu Raja berupa bus sekolah sebagai transportasi ke kota Kisaran, telah
memudahkan masyarakat desa meningkatkan pendidikan putra – putri mereka
untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, baik ke sekolah menengah atas
4.6.3 Sarana Peribadatan
Di desa ini terdapat sebuah Mesjid yang berdiri kokoh di tengah desa,
masjid tersebut sangat bagus untuk beribadah, mesjid tersebut mempunyai petugas
adzan sehingga shalat berjamaah dapat dilaksanakan pada setiap waktu shalat.
Selain majid terdapat 31 buah Musholla atau Langgar yang dapat digunakan
sebagai sarana ibadah bagi warga. Serta di desa ini terdapat 22 buah gereja, gereja
untuk kristen katholik dan gereja untuk kristen protestan.
4.6.4 Sarana Kemasyarakatan
Di desa Manis terdapat berbagai organisasi kemasyarakatan /lembaga
sosial seperti Serikat Tolong Menolong (STM) berupa perkumpulan suku Batak
Karo, suku Padang, Batak Simalungun, Batak Mandailing, kelompok pengajian
kaum Ibu dan bapak – bapak yang melakukan kegiatan pengajian pada setiap hari
senin, rabu, dan kamis. Perkumpulan Pujakesuma ( Putra Jawa Kelahiran
Sumatera ). Persatuan Remaja Mesjid Jariyah mempunyai kegiatan seperti
melakukan pengajian/takdziah jika ada keluarga yang mendapat rnusibah
kernalangan di desa, membantu pelaksanaan pesta perkawinan di desa, melakukan
gotong-royong membersihkan jalan desa atau gotong-royong membersihkan
saluran air untuk Mesjid, dan melakukan kegiatan Olahraga seperti bola kaki, bola
4.6.5 Sarana Komuunikasi
Saat ini desa Manis masih sedikit jaringan untuk telepon rumah, namun
sekarang ini masyarakat mulai sangat banyak yang membeli Handphone sebagai
alat komunikasi mereka. Kios ponsel pun sudah ada di dewasa ini, dan seperti
jaringan internet pun sudah ada di desa ini, sehingga masyarakat sangat mudah
untuk bermain internet baik diwarung internet ataupun dirumah – rumah mereka
yang memiliki dan memasang jaringan untuk internet. Begitu juga dengan alat -
alat elektronik seperti Televisi dan Radio semua masyarakat dapat dikatakan telah
memilikinya
4.7 Perdagangan dan Jasa
Tabel 15
Aktivitas Perdangan Dan Jasa Didesa Manis Pulau Rakyat
Sarana perdangan dan jasa yang ada didesa manis pulau rakyat ini
membantu dan melayani aktivitas perekonomian masyarakat desa.
4.8 Profil Badan Kemakmuran (BKM) Masjid Jariyah Mesa Manis
Pengurus Badan Kemakmuran Masjid Kelurahan/Desa diangkat dan
diberentikan oleh kepala KUA kecamatan, atas pertimbangan lurah/kepala desa
setempat, yang terdiri seorang ketua, sekretaris merangkap bendahara dan seorang
anggota. Kepengurusan BKM desa sebanyak 5 orang terdiri dari Ketua, Sekretaris
Bid. Idarah, Bidang Imarah, Bidang Ri’ayah dan Bendahara.
Fungsi masjid secara umum saat ini sebagai berikut:
1. Pembinaan Organisasi
pembinaan organisasi dan administrasi atau idarah bertugas meliputi
masalah organisasi kepengurusan, personalia, perencanan, sarana, administrasi
keuangan dan lainya.
2. Pembinaan Kemakmuran atau Idarah
Pembinaan kemakmuran atau idarah bertugas meliputi masalah pembinaan
peribadatan, pembinaan pendidikan formal (baik pendidikan formal maupun
umum), pendidikan luar sekolah, majelis taklim, pembinaan remaja masjid,
perpustakaan, taman kanak-kanak peringatan hari besar Islam, peringatan hari
Susunan organisasi pengurus Badan Kemakmuran Masid terdiri atas:
o Ketua
o Sekretaris/ ketua bidang Idarah
o Bendahara
o Ketua bidang Imarah
o Ketua bidang Ri’ayah
Susunan organisasi tersebut dapat dilihat dari bagan dibawah ini:
Gambar 3
Keterangan Gambar:
Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki BKM dengan
strukturnya masing-masing. Secara umum, pembagian kerjanya terbagi menjadi
lima yaitu:
1. Ketua : Koordinator/ Pengawas kegiatan yang diadakan anggota BKM
2. Sek. Bidang 'Idarah berfungsi sebagai administrasi manajemen masjid
3. Bidang 'Imarah berfungsi melakukan aktivitas memakmurkan masjid
4. Bidang Ri'ayah berfungsi memeliharaan fisik masjid KETUA
5. Bendahara berfungsi mengadministrasiskan semua aset-aset BKM berupa
uang, benda tidak bergerak dan bergerak.
3. Administrasi
Sampai sekarang masih terbatas masjid yang mengadakan sistem
Administrasi. Hampir semua kegiatan berlalu tanpa catatan dan dokumentasi. Hal
ini mungkin dirasakan sebagai kesulitan tidak adanya tenaga atau menganggap
pekerjaan atau kegiatan masjid amat sederhana.
Sebenarnya tidak demikian, walau kecil kegiatan masjid apalagi jika
pekerjaan itu banyak sangat perlu adanya suatu pendokumentasian dan pencatatan
administarasi yang baik. Administarasi kemasjidan akan memberi faedah yang
banyak. Faedah tersebut antara lain:
o Diketahui secara pasti pekerjaan dan keadaan yang sudah berlajalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan
o Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi, apakah telah mencapai kemajuan atau tidak.
o Dengan pelaksanaan administrasi, pihak lain seperti pemerintah atau
orang luar pada umumnya, akan melihat sebagai adanya suatu
kemajuan.
o Administrasi kemasjidan yang baik, akan memudahkan pencatatan sejarah masjid yang dapat ditelusuri dan dapat dijadikan contoh atau