• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim ( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid Di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Muslim ( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid Di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

PERAN SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM

MENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM

( Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan

Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

SKRIPISI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Diajukan Oleh :

WILDAN ANWAR LUBIS

040901007

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.

BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.

BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan dan Rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis apat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah SAW,

keluarganya, serta para sahabatnya yang telah berjuang membawa ummatnya ke

jalan yang benar.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengelolah gelar

sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “PERAN

SOSIAL BADAN KEMAKMURAN MASJID DALAM MENINGKATKAN

SOLIDARITAS MASYARAKAT MUSLIM,( Studi Deskriptif Pada Badan

Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

Secara ringkas skripsi ini menggambarkan bagaimana peran-peran sosial

yang dilakukan Badan Kemakmuran Masjid dalam meningkatkan kebersamaan

dimasyarakat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari semua pihak

skripsi ini tidak akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dengan sepenuh hati,

baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada

kedua orangtua tercinta Ayahanda Syahrin Lubis dan Ibunda Rosita Damanik

yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan

kesabaran. Akhirnya inilah persembahkan yang dapat ananda berikan sebagai

(4)

Izinkan penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima

kasih yang mendalam kepada pihak – pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini.

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin Rangkuti, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku Ketua Departemen Sosiologi

dan Bapak Drs.Ilham Saladin, M.si, selaku sekretaris Departemen

Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Hj. Lina Sudarwati, M.si, selaku dosen penasehat akademik

penulis di Departemen Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.

4. Rasa Hormat dan terima kasih yang tidak akan dapat penulis ucapkan

dengan kata – kata kepada Bapak Drs. Sismudjito, Msi, selaku dosen

pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan ide–ide

dan pemikiran dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini

5. Segenap Dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Feni, Kak Beti yang telah cukup

banyak membantu administrasi penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Misdi Adi Prabowo selaku Kepala Desa Manis Pulau Rakyat yang

telah memberikan izin penulis dalam melakukan penelitian.

7. Para informan yang telah banyak membantu memberikan informasi yang

sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak atas

(5)

8. Saudara-saudari penulis yang sangat penulis sayangi dan cintai: dek andy,

dek Irfhan, dek Nisha, dan dek Yuni yang telah banyak memberiakan

suport, dukungan dan doanya.

9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Lamudin, Spd dan Ibu Wati (bunda )

serta rekan – rekan kerja di DISBUDPARPORA Kabupaten Batu Bara

yang telah banyak memotivasi dan memberi ide – ide dan saran – saran.

10.Terima kasih juga saya ucapkan kepada kawan – kawan pengurus HMI

FISIP USU, yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi

kepada penulis.

11.Keluarga Besar Keyboard gondang Simalungun Manja Group, Tulang

azis” dan teman-teman lainya, Terima kasih atas segala doa, dukungan dan

perhatiannya.”

12.Rekan – rekan Peternak dan Pencinta Ayam Aduan (SIAM) Kabupaten

Simalungun desa Raja Maligas III terutama pakcik Sunarwan yang telah

banyak membantu, terima kasih atas segala doa dan motivasi nya yang

telah diberikan kepada penulis.

13.Buat Atturang (Ibu mertua perempuan) dan Tulang (mertua laki-laki). ”

Terima kasih banyak atas support, perhatian dan segala bantuannya,

semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya), Ponakan yang

kusayangi ( Novi, Sandi, Fani, Amin ), semoga kalian menjadi orang yang

(6)

14.Lae very, Lae Adi, Lae Pian (abang ipar), mak novi yang selalu nanyain

kapan wisudanya, dan beserta seluruh keluarga. ”Terima kasih atas segala

doanya, dukungan dan perhatiannya.”

15.Istriku yang tersayang Yusniar Purba, yang telah memberikan motivasi

dan support dalam penyelesaian skripsi ini. Kesabaran dan ketabahan

dalam menghadapi sikapku selama ini sangat ku hargai dan semoga Adik

berhasil dalam menyelesaikan segala tugas – tugas pekerjaannya dan cepat

jadi Kasubag Program nya yaaa. Doaku selalu menyertaiku.

16.Sahabat-sahabat baikku yang bisa mengerti dan menerimaku baik dalam

keadan suka maupun duka: Rudi dan Heru (Thanks ya atas kesabaran,

kebersamaan, pengertian, dan segala supportnya), Ari, Eko, Sakti, Ihsan,

Wendi. Terima kasih atas segala support dan semangat, bantuan baik moril

maupun materil, penulis bersyukur dan bangga mempunyai sahabat -

sahabat seperti kalian.

17.Kawan – kawan anak Sosiologi stambuk 2004 FISIP USU tanpa kecuali:

Kasihati, Maishara, Devi, Yanti, Reni, Yanti, Mestika, Nova, Rabanta,

Rini, Juni, Idris, Alex, Beny, Azhari, Eko Rusadi, Eko Evan, juga seluruh

kerabat yang lainnya, maaf tidak dapat saya tuliskan satu persatu. ”Terima

kasih atas segala doanya, dukungan dan perhatiannya.”

18.Keluarga Besar IMASI ( Ikatan Mahasiswa Sosiologi ) FISIP USU, dan

Abang /Kakak stambuk 1999 – 2003 serta Adek – Adek Junior Sosiologi

Stambuk 2005 -2009. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuan

(7)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai

kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan dari berbagai

pihak agar dapat memberikan masukan dan saran – saran yang sifatnya

membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis

sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Medan, 29 Maret 2011

( Penulis )

WILDAN ANWAR LUBIS

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel dan Gambar... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfat Praktis... 7

1.5. Definisi Konsep... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Institusi Sosial... 9

2.2. Solidaritas Sosial... 10

2.3. Soliaritas Mekanik dan Organik... 12

BAB III. Metodologi Penelitian 3.1 Jenis Penelitian... 14

3.2. Lokasi Penelitian... 15

(9)

3.3.1. Unit Analisis... 15

3.3.2. Informan... 16

a. Informan utama... ... 16

b. Informan tambahan... 16

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 16

3.5. Interpretasi Data... 17

3.6. Jadwal Kegiatan... 18

3.7. Keterbatasan Penelitian... 19

BAB. IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

4.1. Sejarah Desa Manis... 21

4.2. Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah... 22

4.3. Administrasi Desa... 25

4.4. Tata Penggunaan Lahan... 27

4.5. Komposisi Penduduk... 29

4.5.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 31

4.5.2.Komposisi penduduk Berdasarkan Suku ... 33

4.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan.... 34

4.5.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 37 4.6 Sarana Prasarana... 40

4.6.1 Sarana Kesehtan dan Olahraga... 40

4.6.2. Sarana Transportasi... 42

(10)

4.6.4 Sarana Kemasyarakatan... 43

4.6.5 Sarana Komunikasi... 44

4.7. Perdagangan dan Jasa... 44

4.8. Profil BKM Masjid Jariyah... 45

4.8.1 Pembinaan Organisasi... 45

4.8.2 Pembinaan Kemakmuran... 45

4.8.3 Administrasi... 47

4.8.4 Administrasi Jamaah... 48

4.8.5 Masa Jabatan... 48

4.8.6 Pendapatan dan Pembinaan... 48

4.9 Profil Informan 4.9.1. Informan Utama... 49

4.9.2 Informan Tambahan... 57

4.10. Analisis Peran Sosial BKM... 54

4.11. Analisis Permasalahan dalam BKM... 58

4.12. Analisis Gambaran Organisasi BKM yang Ideal... 72

BAB. V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 76

5.2. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Kecamatan Pulau Rakyat Menurut desa 24

Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat 26

Gambar 3 Struktur Organisasi Badan Kemakmuran Masjid 46

Tabel 1. Jadwal kegiatan 19

Tabel 2. Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis 28

Tabel 3. Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis 29

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin 30

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut 32

Tabel 6 Jumlah Bangunan Rumah Ibadah 32

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa 33

Tabel 8 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan 35

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja 37

Tabel 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 38

Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis P.R 39

Tabel 12. Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat 39

Tabel 13. Sarana Kesehatan 41

Tabel 14 Sarana Olah Raga 41

(12)

ABSTRAK

Menurut sistem kepercayaan ummat Islam Mesjid nukan hanya sekedar tempat pelaksanaan ibadah ritual (sholat dan berdo’a) saja. Tetapi lebih dari itu Masjid memiliki fungsi yang lebih luas lagi apakah itu sebagai tempat pendidikan (pembinaan), kegiatan ekonomi, pengembangan sosial budaya ummat dan sebagai pusat pembentukan peradapan ummat Islam. Masjid dapat diguanakan oleh semua umur, latar belakang sosial budaya dan semua jenis kelamin. Begitu juga halnya dengan masyarakat, dapat menjadikan masjid sebagai puat pembinaan dan aktivitasnya.

BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinan umat islam. Sebagai salah satu organisasi yang ada dimasyarakat sudah selayaknya organisasi ini menjalankan peran dan fungsinya didalam masyarakat, sesuai dengan statusnya sebagai organisasi dimasyarakat, membantu masyarakat dalam membina dan mengarahkan masyarakat. Tetapi sekarang ini banyak organisasi masyarakat muslim yang tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan statis gerak organisasinya. Jumlah organisasi ini banyak yang tidak sebanding dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

Penelitian ini mengambil kasus di Badan Kemakmuran Masjid (BKM) desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi ini tidak jauh dari kota Kisaran. Secara sosial lokasi dimana BKM ini berada tidaklah begitu baik apalagi untuk perkembangan masyarakat. Judi dan Narkoba adalah realita pada masyarakat desa manis disamping kegiatan memakmurkan masjid. Sehingga sangatlah tepat kehadiran BKM sebagai tempat pembinaan yang aman bagi masyarakat kerena dapat membantu orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengawasi dan mengarahkan aktivitas masyarakatnya.

BKM dipilih sebagai objek penelitian karena organisasi ini aktif kegiatanya dan pengelolaanya yang rapi pula. Selain itu beragamnya kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya pada kegiatan keagamaan tetapi juga kegiatan yang menambah wawasan dan kreatifitas anggotanya. BKM dekat dengan masyarakatnya, muncul sebagai tempat perlawanan terhadap perilaku negatif. Sebagai sumber data penelitian ini mewawancarai 10 orang informan yang merupakan unit analisis dari penelitian ini, disamping melakukan observasi dan studi pustaka selanjutnya disajikan dengan metode deskriptif.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaaan

agama, adat dan perbedaan kedaerahan. Salah satu unsur dari keberagamaan

bangsa Indonesia adalah agama islam yang merupakan agama kepercayan yang

dianut oleh sebagian besar penduduk negeri ini, sehingga ummat islam adalah

unsur terbesar dalam pluralitas (keanekaragaman) bangsa Indonesia. Kaum

muslimin memiliki konsep tentang solidaritas yang luar biasa luas dan mendalam.

Ikatan solidaritas itu sedemikian sempurna, meliputi ikatan keimanan, spiritual,

intelektual, sosial, ekonomi dan pada seluruh aspek kehidupan.

Perbaikan masyarakat muslim dari penyimpangan agama adalah satu bentuk

solidaritas muslim yang terbesar dan terpenting, karena ini adalah salah satu

bentuk loyalitas yang harus diberikan seorang muslim. Maka semua usaha

memperbaiki masyarakat merupakan bentuk solidaritas muslim. Salah satu bentuk

solidaritas kaum muslimin adalah memperbaiki masyarakat muslim dengan cara

bertahap, sehingga dapat membentuk masyarakat yang baik dan jauh dari

penyimpangan agama. Mereka memulai dengan mengajak kepada perbaikan

aqidah dengan mengajak bertauhid dan melarang kesyirikan, kemudian mengajak

untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan seluruh kewajiban

(14)

Dalam Islam, iman dikaitkan dengan solidaritas. Dalam kegiatan intelektual,

bahwa Islam mengajarkan agar setiap kaum muslimin mencari ilmu kepada

siapapun dan dari manapun. Di antara kaum muslimin tidak boleh saling

menyembunyikan ilmu pengetahuan. Dan demikian pula, ada kewajiban untuk

mengajarkannya. Hadits-hadits nabi menunjukkan betapa keutamaan yang akan

diperoleh dari mengajarkan dan mempelajari ilmu pengetahuan. Atas dorongan

ini, maka pada setiap komunitas muslim selalu muncul lembaga-lembaga

pendidikan dengan berbagai bentuknya. Mesjid memiliki peran yang signifikan

dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan

sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang

diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini.

Dari sisi pertumbuhannya, jumlah mesjid dari tahun ke tahun jumlahnya

kian bertambah. Untuk daerah Sumatera Utara menurut data BPS jenis sektoral

tahun 2007 sekitar 9201 mesjid, Kendati demikian, secara jujur harus diakui,

bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diupayakan

berbagai usaha untuk memakmurkannya, di samping memfungsikannya

semaksimal mungkin secara terus menerus karena itu merupakan tanggung jawab

umat Islam khusus para pengelolanya untuk mengembalikan mesjid sesuai

fungsinya semula, sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Walau

diketahui, untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya

tersebut di atas tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan

kesiapan waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada pembenahan

(15)

diperhatikan, antara lain, Perlunya pemahaman akan pentingnya peran dan fungsi

masjid sebagai wadah dalam perbaikan umat, mengaktifkan kepengurusan masjid,

mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian terhadap amanah mesjid,

meningkatkan kualitas manajemen (idarah) mesjid dan pemeliharaan fisik

(ri’ayah) masjid.

Dengan luasnya fungsi dan tugas masjid tidak mungkin pengelolaan

masjid dilaksanakan oleh satu orang atau sekompok kecil orang. Sebab bila masih

dilakukan oleh perorangan atau sekelompok kecil maka masjid hanya akan kecil

saja peranannya dimasyarakat, atau pengelolaan masjid tidak rapi karena kurang

orang dan kurang kerja sama. Mesjid sebagai pusat pembinaaan/pendidikan

mengandung pengertian bahwa pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan,

baik materil maupun spritual sehingga tercipta sosok pribadi muslim yang

berkpribadian islami. Jika berdasarkan pengelolaannya masjid itu ada tiga tipe:

• Pertama, masjid pemerintah. Masjid yang dikelola dan pengrusannya

ditunjuk oleh pemerintah. Pembiayaan masjid ini semua ditanggung

pemerintah, baik dari anggaran pendapatan belanja negara atau anggaran

pendapatan belanja negara.

• Kedua, masjid swasta. Masjid yang didirikan dan dikelola oleh lembaga

swasta, seperti masjid-masjid digedung perkantoran dan kampus.

Pendanaan masjid ini biasanya dibebankan secara penuh kepada lembaga

yang mendirikan, misalnya tipe ini adalah masjid.

• Ketiga, masjid masyarakat umum. Masjid yang yang didirikan atas

(16)

berdasarkan musyawarah antar warga. Semua pembiayaan bersumber dari

swadaya masyarakat. (http://abdullah-ubaid.blogspot.com/2006/11/mengelola-rumah-tuhan.html)

BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) merupakan badan atau lembaga resmi

yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi

masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat islam, yaitu organisasi

yang bertujuan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan meningkatkan

kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat islam lainya atas dasar takwa

melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah), dan

pemeliharaan (riayah). (Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 2006). BKM

ini ada di semua tingkat daerah baik pusat, Tk I bahkan Tk II

Objek program manajemen masjid secara umum meliputi seluruh bidang

kehidupan yaitu kehidupan pribadi, keluaarga, masyarakat dan bangsa, dengan

tumpuan pada kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Program

kehidupan beragama berupaya untuk menanam, memelihara, memantapkan dan

meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan berbagai macam kegiatan; seperti

pengajian al-Qur’an, hadist, fiqih, tauhid, tasawwuf, akhlak dan ilmu-ilmu lain

serta berbagai kegiatan ibadah termasuk sembahyang, ibadah sosial dan ibadah

zakat. Program kehidupan bermasyarakat di masjid merupakan sarana pembinaan

kehidupan bersama, bersilahturahmi, saling membantu dan memberi pertolongan

dan bantuan. (www.pdf. search engine, bio-kksprofahmad.pdf).

Pada dasarnya keberadaan suatu lembaga akan membawa pengaruh

(17)

dan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman

emosional bersama yang dalam hal ini adalah BKM. Ikatan ini lebih mendasar

dari pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional., karena

hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu derajat

konsensus terhadap prinsip-prinsip moril yang menjadi dasar kontrak. Kesadaran

kolektif juga memberikan warna pada solidaritas sosial. Hal ini memperkokoh

ikatan saling ketergantungan fungsional.

BKM ini sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya masayarakat

desa karena pada dasarnya, ketua dari BKM ini sendiri dipilih oleh masyarakat

dari kalangan yang diangap mengetahui agama atau sering disebut ulama. Karena

pada masayrakat ini kewibawaan seorang ulama masih dijunjung tinggi. Oleh

karena itu, keadaan ini haruslah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat itu

sendiri dengan memanfaatkan status yang diperankan oleh kelompok atau

individu sebagai kelompok atau individu yang dianggap ulama atau pengikutnya.

1.2. Perumusan Masalah

Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu

keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang

menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda – tanda dan dengan sendirinya

memerlukan upaya untuk mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan

tersebut mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya.

(18)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan solidaritas sosial ekonomi

masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat kab. Asahan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan

penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang

diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan

penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah

selesai penelitian. Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data,

guna menjawab pertanyaan - pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini,

maka tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

mengetahui Bagaimana peran sosial BKM dalam meningkatkan

solidaritas sosial ekonomi masyarakat muslim didesa manis kec. Pulau rakyat

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang

berkaitan dengan Badan Kesejahteraan Masjid, sehingga dapat memberikan bahan

masukan terhadap pihak-pihak yang berkompeten.

1.4.2 Manfat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta –

fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti

sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan

khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat

berguna bagi penelitian – penelitian selanjutnya.

I. 5 Definisi Konsep

Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol

atau kata. Untuk memperoeh maksud dan pengertian mengenai konsep yang

digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang

digunakan. Pemberian batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun

peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam

menginterpretasikan hasil penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

• Peran sosial adalah pola tingkah laku yang dilakukan individu dalam

(20)

kepada apa yang disadari sebagai harapan orang lain terhadapnya.

Kebanyakan jika tidak semua, tingkah laku sosial adalah dilakukan dalam

bentuk peranan sosial yang demikian.

• BKM adalah Lembaga semi resmi yang dibentuk oleh Departement

Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi masjid sebagai tempat

ibadah dan sarana pembinan umat islam.

• Solidaritas adalah satu keadaaan hubungan antara individu dan/atau

kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang

dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Ikatan ini lebih mendasar dari pada hubungan konraktual yang dibuat atas

persetujuan rasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandalkan

sekurang-kurangnya satu tingkat/derajat konsensus terhadap

prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu.

• Masyarakat muslim adalah masyarakat yang beragama islam yang

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Institusi Sosial

Lembaga kemasyakatan merupakan terjemaan langsung dari istilah

social-institution. Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan

salah satu jenis

melakukan hubungan antar

b

199:2003) BKM (Badan Kemakmuran Masjid) merupakan salah satu wadah

kegiatan keagamaan yang telah melembaga di kalangan masyarakat khususnya

masyakat muslim.

Agama merupakan suatu institusi yang penting yang mengatur kehidupan

manusia . Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal

dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan poa-pola

perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut ”Agama” (religius). Banyak dari

apa yang berjudul agama termasuk dalam superstruktur : Agama terdiri atas

tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk

manusia menginterpretasikan eksistensi mereka. Akan tetapi, karena agama juga

mengandung komponen ritual, maka sebagian agama tergolong juga dalam

struktur sosial.

Peranan utamanya ialah sebagai integrator kemasyarakatan. Agama

mengikat orang-orang menjadi satu dengan mempersatukkan mereka disekitar

(22)

membantu memelihara masyarakat atau kelompok sebagai suatu komunitas moral.

(Ishomudhin, 2002 : 29,38) Untuk menerapkan fungsi-fungsi tersebut tak jarang

pemeluk agama membentuk suatu wadah formal atau semi formal bahkan tidak

formal yang berbentuk suatu sistem tertentu.

2.2 Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial merupakan konsep sentral Emile Durkheim (1858-1917)

dalam mengembangkan teori sosiologi. Durkheim (dalam Lawang, 1994:181)

menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara

individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan

kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional

bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan

kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung

nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari

hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga

memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim, berdasarkan hasilnya,

solidaritas dapat dibedakan antara solidaritas positif dan solidaritas negatif.

Solidaritas negatif tidak menghasilkan integrasi apapun, dan dengan demikian

tidak memiliki kekhususan, sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan

berdasarkan ciri-ciri:

1. yang satu mengikat individu pada masyarakat secara langsung, tanpa

(23)

masyarakat, karena individu tergantung dari bagian-bagian yang

membentuk masyarakat tersebut,

2. solidaritas positif yang kedua adalah suatu sistem fungsi-fungsi yang

berbeda dan khusus, yang menyatukan hubungan-hubungan yang tetap,

walaupun sebenarnya kedua masyarakat tersebut hanyalah satu saja.

Keduanya hanya merupakan dua wajah dari satu kenyataan yang sama,

namun perlu dibedakan,

3. dari perbedaan yang kedua itu muncul perbedaan yang ketiga, yang akan

memberi ciri dan nama kepada kedua solidaritas itu. Ciri-ciri tipe kolektif

tersebut adalah individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak

terpisahkan, tetapi berbeda peranan dan fungsinya dalam masyarakat,

namun masih tetap dalam satu kesatuan.

Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa

masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern.

Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi pusat perhatian Durkheim

dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas

sosialnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda

dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern.

Pandangan Durkheim mengenai masyarakat adalah sesuatu yang hidup,

masyrakat berpikir dan bertingkah laku dihadapkan kepada gejal-gejal sosial atau

fakta-fakta sosial yang seolah-olah berada di luar individu. Fakta sosial yang

(24)

sosial berasal dari pikiran atau tingkah laku individu, namun terdapat pula pikiran

dan tingkah laku yang sama dari individu-individu yang lain, sehingga menjadi

tingkah laku dan pikiran masyarakat, yang pada akhirnya menjadi fakta sosial.

Fakta sosial yang merupakan gejala umum ini sifatnya kolektif, disesbabkan oleh

sesuatu yang dipaksakan pada tiap-tiap individu.

2.3 Solidaritas Mekanik dan Organik

Sumber utama bagi analisa Durkheim mengenai tipe-tipe yang berbeda

dalam solidaritas dan sumber-sumber struktur sosialnya. Tujuan keseluruhan dari

karya klasik ini adalah untuk menganalisa pengaruh atau fungsi kompleksitas dan

spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang

diakibatkanya dalam bentuk pokok solidaritas sosialnya. Singkatnya pertumbuhan

dalam pembagian kerja meningkatkan suatu perubahan dalam struktur sosial dari

solidaritas mekanik ke solidaritas organik.

Durkheim menggunakan istilah solidaritas mekanik dan organik untuk

menganalisa masyarakat keseluruhannya. Solidaritas mekanik didasarkan pada

suatu ”kesadaran kolektif” bersama, yang menunjuk pada totalitas

kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga

msyarakat yang sama itu. Itu merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada

individu-individu yang meliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan

dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individulaitas tidak berkembanag;

individualitas itu terus-menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali

(25)

Bagi Durkheim indikator yang paling jelas untuk solidaritas mekanik

adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang bersifat menekan itu.

Hukum-hukum ini mendefinisikan setiap perilaku sebagai suatu yang jahat yang

mengancam atau melanggar kesadaran kolektif yang kuat. Sedangkan solidaritas

mekanik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini

didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi.

Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil bertambahnya dari

bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkin kan dan

juga menggairahkan bertambahnya perbedan dikalangan individu. Munculnya

perbedaan-perbedaan dikalangan individu merombak kesadaran kolektif itu, yang

pada giliranya menjadi kurang penting lagi sebagai dasar utnuk keteraturan sosial

yang dibandingkan dengan saling ketergantungan fungsional yang bertambah

antara individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relatif lebih

otonom sifatnya. Seperti dikatakan Durkheim; ”itulah pembagian kerja yang terus

saja mengambil peran yang tadinya diisi oleh kesadaran kolektif”. (dalam

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ( case study ) tipe

deskriptif. Studi kasus merupakan suatu metode dalam penelitian yang

penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,

mendetail dan konferensif. Studi kasus bertujuan mengembangkan dan

menggeneralisasikan teori ( generalisasi analitis ) bukan menghitung frekuensi.

(Sanapiah, 2003 : 22 ).

Adapun studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa

hubungan antar pribadi, menggambarkan sub – budaya, dan menemukan

fenomena kunci. Fokus studi kasus selain individu adalah kelompok, lembaga,

organisasi, masyarakat atau suatu komunitas.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan

berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada

di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke

permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran,

tentang kondisi ataupun fenomena tertentu. ( Bungin, 2007 : 68 ).

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat

memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai Peran Sosial

Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Masyarakat

(27)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat

Kabupaten Asahan. Adapun alasan pemilihan tempat ini adalah:

1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat desa yang masyarakatnya majemuk

dalam segala bidang baik dalam pekerjaan, agama, dan suku.

2. BKM yang berada dilokasi penelitian merupakan lembaga resmi yang

dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan dan fungsi

masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan ummat islam khususnya

di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga

memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini.

4. BKM dilokasi penelitian untuk saat ini sangat aktif dalam melakukan kegiatan

keagamaan, sosial dan ekonomi, walau pada dasarnya desa ini tergolong desa

kecil

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Kepala

Desa, BKM Masjid Jariyah, dan Masyarakat Desa Manis Kecamatan Pulau

(28)

3.3.2. Informan

Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa

yang disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus

penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang

akan menberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian,

dalam penelitian ini informan ada dua jenis yaitu informan utama dan informan

tambahan.

a. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang

diteliti. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah:

Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa, Ketua, bendahara dan para

anggota Badan Kesejahteraan Masjid Jariyah Desa Manis Kecamatan

Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

b. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah: para tokoh atau

pemuka masyarakat lainya serta masyarakat Desa Manis Kecamatan

Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer

dan data sekunder. Dimana data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

(29)

a. Data Primer

 Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan

data, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang

diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan,

perilaku, interaksi interpersonal, dan proses penataan yang merupakan

bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati.

 Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan

instrumen berupa pedoman wawancara ( inteview guide ) yakni urutan –

urutan daftar yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga

instrumen penunjang lainnya dalam wawancara yaitu alat bantu rekam (

tape recorder ) yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data dari

hasil wawancara.

b. Data Sekunder

Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data

sekunder dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari

sumber – sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang

berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang

data yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan

(30)

analisis atau dipaparkan. Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data

berarti memberikan arti yang lebih luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat

juga disebut dengan analisa data. ( Hasan, 2004 : 137 ).

Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang

bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti

kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu

keterangan data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul

maka langkah berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif, semua data –

data yang terkumpul disatukan kemudian diedit. Tahap akhir dari analisis data ini

adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data diuraikan dan

disajikan secara deskriptif.

3.6 Jadwal Kegiatan

Pengajuan judul ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan

penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah seminar proposal penelitian dilakukan,

lalu revisi proposal, pengurusan izin penelitian, dan tahapan selanjutnya adalah

persiapan penelitian langsung ke lapangan. Untuk lebih rinci jadwal penelitian

(31)

Tabel 1

No Jenis Kegiatan

Bulan

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √

4 Seminar Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penyerahan Hasil Seminar Proposal √

7 Operasional Penelitian √

8 Bimbingan √ √ √

9 Penulisan Laporan akhir √ √

10 Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak

kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum

menguasai secara penuh teknih dan metode penelitian sehingga dapat menjadi

keterbatasan dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi

melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbig skripsi, juga penulis berusaha

untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendapat sumber yang dapat

(32)

Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan

tulisan ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda-beda hanya dapat

bertemu pada saat adanya kegiatan dimasyarakat, mereka sibuk dengan pekerjaan

masing-masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus

beristirahat, sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali-kali.

Disamping keterbatasan penguasaan teknik dan metode penelitian serta

(33)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Sejarah desa Manis dan Asal mula nama desa Manis

Sejarah mengenai berdirinya Desa Manis sampai saat ini belum ada secara

tertulis, penulis membuat tulisan ini berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh

masyarakat setempat. Berdasarkan penuturan tokoh masyarakat setempat

diperoleh informasi bahwa yang membuka Desa Manis adalah para transmigrasi

dari pulau Jawa, mereka pindah dari Jawa ke Sumatera adalah untuk membuka

lahan atau berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Desa Manis Pulau Rakyat merupakan sebuah desa yang telah berdiri dan

ada sejak tahun 1890-an dengan letak Desa pertama berada di dekat Aliran sungai

Asahan, namun dikarenakan adanya abrasi air sungai dan terjadinya banjir besar

Sungai sekitar tahun 1930 an yang menyebabkan masyarakat desa Manis harus

pindah ke lokasi sekarang ini dengan nama desa Manis Pulau Rakyat. Seiring

dengan waktu dikarenakan bertambahnya masyarakat maka pada tahun 1999 an

desa Manis dimekarkan menjadi 6 (enam) Dusun warga. Pemerintahan desa

Manis dari sekitar tahun 1890 an sampai saat ini telah berganti ganti. Dimulai dari

tahun 1890 an Pemerintahan Desa pertama dipimpin oleh seorang Pangeran,

selanjutnya dipimpin seorang Ratu kemudian seorang Penggawe, selanjutnya Pati,

lalu baru di sebut Kepala Desa. Dari penggalian data yang dilakukan maka

diketahui Pati pada tahun 1950 an adalah Bapak M Nur, lalu Bapak Balim, Bapak

M Hatta, dan baru Kepala Desa sekarang ini yaitu Bapak Misdi Adi Prabowo

(34)

bagus yang diantaranya yaitu potensi perkebunan Sawit yang sekarang

kebanyakan kepemikikannya ditangan pemerintah. Salah satu perkebunan yang

ada di desa Manis adalah PTPN IV Kebun Pulu. Kebanyakan penduduk desa

Manis berja sebagai karyawan perkebunan, ada juga yang berkebun sendiri dan

berdagang.

Berdasarkan jenis / klasifikasinya desa Manis merupakan desa

swasembada yang berada pada wilayah perkebunan, yang sampai sekarang desa

manis masih dalam lingkungan PTPN.IV Kebun Pulu Raja.

4.2 Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah

Secara geografis Kecamatan Pulau Rakyat berada pada 2 derajat 30’00’’-

3 derajat 07’49’ Lintang Utara dan 99 derajat 00’00” – 100 derajat 00’00” Bujur

Timur, dengan ketinggian 0 – 2.000 m di atas permukaan laut, dengan topografi

daratan, curah hujan berdasarkan data BMG curah hujan periode sampai dengan

Desember 2011 sebesar rata – rata 232 mm per tahun dan suhu udara rata – rata

26o s/d 31o Celcius.

Posisi desa Manis dekat dengan Sungai Asahan, disatu sisi memberi

keuntungan berupa panorama alam yang sangat indah serta memberikan

kesuburan bagi tanah perkebunan, tetapi disisi lain posisi tersebut juga

menjadikan desa ini kedalam kalegori berbahaya. Apabila terjadi hujan lebat dari

pegunungan, Sungai Asahan menjadi banjir, sehingga air sungai meluap ke desa

OFA. Padang Mahondang dan desa lain disekitarnya. Banjir di desa ini mulai

(35)

masyarakat banyak mengalami kerugian secara material. Hal ini disebabkan

semakin banyaknya penebangan hutan secara liar terjadi dimana – mana, dan ulah

para tangan – tangan manusia yang tidak bertanggung jawab mengotori dan

mencemari sungai.

Meskipun pemerintahan desa dan pihak ketiga serta pemerintaahan daerah

telah ikut campur tangan dalam mencari solusi penanggulangan banjir Sungai

Asahan, namun hampir setiap tahun tetap terjadi banjir juga di desa ini dan desa

sekitar lainnya. Masyarakat desa Manis pun tidak merasa heran dan waspada

khususnya masyarakat yang berada dipinggir aliran sungai Asahan, karena

masyarakat selalu mengalami banjir luapan dari Sungai Asahan. Di tahun 2010

saja Sungai Asahan sudah banjir sampai empat kali dalam setahun, sehingga

sampai saat ini jika musim hujan datang masyarakat tetap waspada. Apalagi saat

sekarang ini perubahan musim terkadang tidak dapat ditentukan..

Keadaan tanah yang cukup subur di desa Manis, sangat bermanfaat untuk

kehidupan masyarakat. Curah hujan dan aliran Sungai Asahan yang dimanfaatkan

untuk kepentingan sosial lainnya, juga sangat mendukung untuk perkebunan

sehingga masyarakat di desa ini rnenggantungkan mata pencahariannya sebagai

karyawan Perkebunan PTPN-IV Pulu Raja.

Secara geografis desa Manis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Dalam

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aek Kuasan

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Kepayang

(36)

Selain itu juga pulau rakyat memiliki beberapa desa/kelurahan,

diantaranya:

- Kelurahan/Desa Bangun - Kelurahan/Desa Baru - Kelurahan/Desa Manis - Kelurahan/Desa Mekar Sari

- Kelurahan/Desa Ofa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Orika

- Kelurahan/Desa Padang Mahondang - Kelurahan/Desa Persatuan

- Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Pekan - Kelurahan/Desa Pulau Rakyat Tua - Kelurahan/Desa Sei Piring

- Kelurahan/Desa Tunggul Empat Lima (45)

(37)

4.3 Administrasi Desa

Desa Manis merupakan desa yang terletak di kecamatan Pulau Rakyat kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah ± 250,99 (Km2). Luas wilayah desa

Manis adalah 183,87 hektar, terbagi atas 6 dusun dan 6 rukun warga, jalan desa

ada 11 km serta jalan dusun 13 km. Adapun jarak antara desa Manis dengan pusat

pemerintahan Kecamatan ± 10 km. Dengan pemerintahan kabupaten Asahan

sekitar 30 km, sedangkan jarak menempuh ibukota propinsi Sumatera Utara, kota

Medan adalah 120 km.

Gambar 2

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manis Pulau Rakyat tahun 2009 – 2013

(38)

Sumber: Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan

Keterangan:

Kepala desa : Misdi Adi Prabowo

Ketua BPD : Syahrin Lubis

Sekretaris desa : Artik

Kaur. Pembangunan : Sapran Nst

Kaur. Pemerintahan : Sulaiman

Kaur. Umum : Tiok

Kadus I : Amri

Kadus II : Dedi

Kadus III : Irwan

Kadus IV : Agus.S

Kadus V : Rinaldi P

Kadus VI : jumali

Lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga formal paling penting

yang ada di desa Manis telah memiliki perangkat pemerintahan desa yang

lengkap, namun secara umum peran kepala desa sangat dominan dalam

menjalankan fungsi lembaga, sementara perangkat desa lainnya seperti

kepala-kepala urusan dan BKM tidak banyak memainkan peranan dalam

menyelenggarakan pemerintahan desa.

Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem

(39)

mengurus kepentingan masyarakat, dengan landasan pemikiran dalam pengaturan

mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Desa bertanggung jawab

pada Badan Kemakmuran Masjid dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas

pemerintahan desa kepada Departemen Agama..

4.4 Tata Penggunaan Lahan a. Peruntukan Lahan :

Pada dasarnya desa Manis Pulau Rakyat adalah milik Negara, berada pada

kawasan PTPN-IV kebun Pulu Rjaa, yang mana pengawasan pemerintahannya

lebih besar dilakukan oleh PTPN-IV kebun Pulu Raja. Desa Manis memiliki luas

wilayah 190,87 hektar, terbagi atas beberapa bagian lahan seperti lahan

perkebunan, pemukiman, perkantoran, sarana pendidikan, rumah ibadah,

pemakaman, jalan / transportasi, dan sebagainya. Adapun jumlah luas lahan -

(40)

Tabel 2.

Luas Lahan Menurut Peruntukkan di desa Manis

Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau rakyat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk perkebunan

menempati posisi yang paling tinggi yakni 135,87 hektar. Jumlah ini termasuk

lahan yang ditumbuhi pohon sawit milik PTPN-IV kebun Pulu Raja, sampai saat

ini belum ada kebiasaan dari warga untuk menanam pohon sawit. Meskipun lahan

perkebunan yang dimiliki desa ini cukup luas namun tidak semua warga memiliki

lahan, sebagian mereka mengerjakan lahan milik mereka sendiri, yang dibeli dari

penduduk desa lainnya.

No Penggunaan Lahan Luas ( Ha ) Persentase ( % )

1 Pertanian

A. Persawahan --- ---

B. Perkebunan 135,87 73,31

2 Pemukiman 25 14,59

3 Perkantoran 15 8,17

4 Sekolahan 3 1,25

5 Tempat ibadah 2 1,09

6 Pemakaman 1 0,5

7 Jalan 2 1,09

(41)

b. Status Pemilikan Lahan:

Data pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki

adalah lahan milik negara.

Tabel 3.

Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Manis

No Peruntukan Lahan Luas ( Ha ) Persentase

1 Milik Negara 183,87 100%

c. Keadaan Lahan.

Bahwa desa Manis mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit milik

PTPN-IV Kebun Pulu Raja yang dikelola oleh pihak BUMN ( Badan Usaha Milik

Negara )

4. 5 Komposisi Penduduk

Secara demografi desa Manis dapat dilihat dan berbagai komposisi

penduduk. Untuk memudahkan proses penyusunan datanya maka komposisi

(42)

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 16.364 Jiwa 51,3 %

2 Perempuan 16.151 Jiwa 49,7 %

Total 32.515 Jiwa 100 %

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa

Manis adalah 32.515 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 7615 kepala

keluarga. Dapat di lihat bahwa yang berjenis kelamin laki-laki Iebih banyak bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk yang

berjenis kelamin laki - laki sebanyak 16.363 jiwa, sedangkan penduduk yang

berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 16.151 jiwa. Berdasarkan presentase

tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk jenis kelamin laki-laki

di desa Manis terus bertambah dengan persentase 51,7% bila dibandingkan dari

pertumbuhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan hanya 49,7%,

selisih persentase jumlah penduduk jenis kelamin Laki-laki dengan jumlah

(43)

4.5.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai dua kebutuhan yaitu

kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan tersebut saling berhuhungan

dan harus seimbang. Agama termasuk kebutuhan rohani yang sangat penting

karena turut mempengaruhi tata kehidupan sosial dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara sosiologis agama mempunyai

beberapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai fungsi edukatif, penyelamat, dan

kontrol sosial (social control).

Desa Manis merupakan wilayah yang heterogen dalam hal agama,

penduduknya paling banyak memeluk agama Islam hal ini menandakan bahwa

agama Islam memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam setiap sendi

kehidupan masyarakat di desa ini, dan sebagian penduduk ada yang memeluk

agama kristen.

Jumlah penduduk menurut agama / penghayatan terhadap TYME dibagi

berdasar kepala keluarga, bahwa kepala keluarga yang memeluk ajaran agama

Islam sebanyak 5544 kepala keluarga, sedangkan penduduk yang memeluk ajaran

agama kristen sebanyak 2434 kepala keluarga. Nilai-nilai ajaran agama masih

sangat dipegang teguh oleh penduduk, agama sebagai fungsi kontrol sosial masih

(44)

Tabel 5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut

Agama Jumlah Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Penduduk desa manis pulau rakyat sebagian besar beragama Islam dengan

jumlah 5544 jiwa diikuti dengan Kristen 2434 jiwa, Katolik 190 jiwa, Hindu 97

jiwa, dan Budha 67 jiwa.

Tabel 6.

Jumlah Bangunan Rumah Ibadah

Bangunan Jumlah Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Masjid adalah sarana ibadah sarana ummat Islam yang ada didesa manis

pulau rakyat disamping juga musholla yang tersebar diwilayah desa manis. Hal ini

karena dominan penduduk desa manis pulau rakyat beragama islam. Sedangkan

(45)

disekitar desa manis pulau rakyat atau diluar desa yang jaraknya tidak jauh dari

tempat tinggal mereka.

4.5.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku

Suku bangsa penduduk desa Manis juga bisa dikatakan heterogen, karena

terdapat 10 keluarga yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni

dengan suku bangsa Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak

Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten

Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan suku bangsa dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 7.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa

NO Suku Bangsa Jumlah / jiwa

1 Jawa 15234

2 Melayu 13164

3 Batak Simalungun 1130

4 Batak Toba 1023

5 Batak Mandailing 124

6 Banjar 64

7 Batak Karo 92

8 Miniangkabau 120

(46)

10 Banten 32

Jumlah 32.515

Disamping agamanya yang heterogen, suku bangsa penduduk desa Manis

juga bisa dikatakan heterogen karena terdapat 10 keluarga yang melakukan

perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa, Melayu,

Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo,

Minangkabau, Aceh, dan Banten. Keadaan tersebut membuat masyarakat masih

sangat memegang nilai-nilai dan adat istiadat suku bangsa, hal ini dapat dilihat

pada acara upacara perkawinan dan upacara adat lainnya.

4.5.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan

Komposisi penduduk desa Manis berdasarkan bidang pekerjaan dapat

(47)

Tabel 8.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan

No Bidang Pekerjaan Jumlah

1. Karyawan / Pegawai BUMN 18.340

2. TNI / Polri 456

3. Pegawai Negeri Sipil 11.280

4. Karyawan Swasta 1100

5. Wiraswasta / Pedagang 23

Jumlah 32.515

Sumber : Kantor Kepala Desa Manis Pulau Rakyat

Mayoritas penduduk desa Manis hidup dari sektor perkebun sawit, mereka

sebagaian besar bekerja di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebagai karyawan.

Golongan pekerja di di PTPN- IV Kebun Pulu Raja tersebut ada beberapa

tingkatan yaitu ; golongan BHL ( buruh harian lepas ), golongan karyawan

pelaksana, golongan pegawai, dan golongan staff.

PT. Perkebunan Nusantara IV Pulu Raja sudah lama berproduksi sejak

tahun 1960, hingga sekarang perkebunan sawit tersebut membuka lapangan kerja

untuk putra - putri daerah maupun putra - putri dari luar daerah, namun dengan

merosotnya harga CPO / minyak sawit saat ini dan menurunnya permintaan CPO

oleh perusahaan asing, PTPN-IV kebun Pulu Raja sangat sedikit membuka

(48)

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai karyawan / pegawai BUMN

di PTPN – IV Kebun Pulu Raja sebanyak 18.340 kepala keluarga dari desa Manis.

Untuk berkerja sebagai TNI / Polri penduduk 456 orang. Sedangkan yang lainnya

ada yang bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 11280

kepala keluarga. Ada juga penduduk yang bermata pencaharian di perusahaan

swasta sekitar 1100 kepala keluarga dan sisanya ada yang bermata pencaharian

sebagai wiraswasta atau pedagang sebanyak 23 kepala keluarga.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Manis saat ini dapat dikatakan

sangat sejahtera, disebabkan dari tahun ketahun sosial ekonomi untuk penduduk

desa telah mulai meningkat dan stabil. Penduduk desa yang bermata pencaharaian

sebagai wiraswasta / pedagang, mereka berdagang sayur – sayuran, buah –

buahan, berdagang ikan atau dagang, berdagang segala kebutuhan rumah tangga

dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan segala barang dagangan, penduduk tidak

kesulitan untuk dapat membeli segala jenis barang dagangannya dan akan dijual

kembali, karena jarak antara desa dan lumayan dekat serta mudah ditempuh

(49)

Tabel 9.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja

Kelompok Umur Jumlah

10-14 tahun 15-19 tahun 20-26 tahun 27-40 tahun 41-56 tahun > 57 tahun

184 245 297 800 350 50 Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Penduduk dengan kelompok umur 13-15 tahun adalah kelompok terbesar

dengan jumlah 290 orang dari segi usia pendidikan. Sedangkan penduduk dengan

kelompok umur yang paling banyak ( 800 jiwa) dalam hal kelompok tenaga kerja.

4.5.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel dibawah ini memperlihatkan pembagian jumlah penduduk desa

(50)

Tabel 10.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 PAUD --- ---

2 Taman kanak - kanak 60 orang 4,14 %

3 SD 750 orang 51,72 %

4 SLTP/Mts 375 orang 25,87 %

5 SMA/SMK 215 orang 14,82 %

6 Akademi / D1 – D3 20 orang 1,38 %

7 Sarjana S1 30 orang 2,07 %

Jumlah 1450 orang 100 %

Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah penduduk desa

Manis yang masih duduk di TK sebanyak 60 orang, berpendidikan SD saja

sebanyak 750 orang, berpendidikan sampai SLTP/MA 375 orang, berpendidikan

sampai dengan SMA/SMK 215 orang, berpendidikan sampai Akademi D1 – D2

ada 20 orang, serta berpendidikan sampai dengan S1 mencapai 30 orang. Namun

dalam tabel , diketahui bahwa tidak ada putra–putri penduduk desa ini yang

melaksanakan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) sebab putra – putri penduduk

desa ini yang sudah berusia 4 sampai dengan 5 tahun langsung bersekolah di TK,

disekolahkan pada TK yang terdapat didesa ini ataupun TK yang ada di

(51)

Tabel 11.

Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Desa manis Pulau Rakyat 2005-2007

8. Rata-rata lama sekolah (Tahun)

6,95 7,80 8,48

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Tabel 12.

Pendidikan Khusus Didesa Manis Pulau Rakyat

Sarana Gedung Guru Murid

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

Sarana pendidikan khusus juga ada didesa manis pulau rakyat seperti

kursus menjahit, salon dan madrasah. Biasanya pendidikan khusus ini diminati

(52)

Sedangkan madrasah diminati oleh anak-anak SD yang mengaji dimadrasah sore

hari setelah pulang sekolah.

4.6 Sarana dan Prasarana Desa

Untuk menunjang aktifitas masyarakat di desa Manis, terdapat berbagai

sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan sehari-hari masyarakat

didesa ini dapat berjalan dengan lebih baik.

Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain:

4.6.1 Sarana Kesehatan dan Olahraga

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.

Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat

membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus

(53)

Tabel 13. Sarana Kesehatan

No. Jenis Sarana/Prasarana 2004 2005 2006 2007 2008 1. Rumah Sakit 6 6 7 7 7 2. Puskesmas 24 24 24 24 24 3. Pus.Pembantu 168 168 172 172 168 4. Pus.Keliling 18 18 18 23 23 5. Polindes 182 182 182 78 78 J u m l a h 398 398 403 304 300

Ada Rumah Sakit, Puskesmas, Pus. Pembantu, Pus. Keliling dan Polindes

di desa manis pulau rakyat yang semuanya berfungsi untuk melayani kesehatan

masyarakat desa manis pulau rakyat.

Tabel 14.

Sarana Olah raga

Sarana Jumlah

Lapangan Volly Lapangan Bola

4 2

Sumber: kantor kepala desa manis pulau rakyat

4 (empat) lapangan Volly dan 2 lapangan bola adalah sarana olahraga yang

ada didesa manis pulau rakyat yang terbuka untuk umum begitu juga dengan

(54)

4.6.2 Sarana Transportasi

Sarana transportasi ke desa dan keluar dari desa Manis, menuju kota

Kisaran, Kabupaten Asahan sudah cukup baik dan lancar, dikarenakan desa ini

merupakan daerah jalan lintas Sumatera. Saat ini ± 40 mobil angkutan umum (

minibus angko/MPUt) yang melewati jalan desa ini dan menghubungkannya

dengan kota Kisaran dengan jarak 40km dengan menempuh waktu 45 menit

Belum lagi angkutan umum yang jumlahnya tidak terhitung untuk

menghubungkan kota Lima Puluh dan ibukota kabupaten Asahan dengan waktu

45 menit serta ibukota propinsi Sumatera Utara. hanya dibutuhkan waktu sekitar

21/2 jam saja karena kondisi jalan melalui rute ini cukup baik.

Transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Manis

adalah sepeda motor dan mobil, ini disebabkan semakin stabil dan sejahteranya

kehidupan ekonomi masyarakat desa sehinga kebutuhan tersier mudah terpenuhi.

Menurut penjelasan dari salah satu informan, sangat jarang anak – anak yang

bersekolah dan para orang tua yang bekerja mengendari sepeda sebagai alat

transportasi mereka, serta ada juga fasilitas yang diberikan pihak perusahaan

kebun Pulu Raja berupa bus sekolah sebagai transportasi ke kota Kisaran, telah

memudahkan masyarakat desa meningkatkan pendidikan putra – putri mereka

untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, baik ke sekolah menengah atas

(55)

4.6.3 Sarana Peribadatan

Di desa ini terdapat sebuah Mesjid yang berdiri kokoh di tengah desa,

masjid tersebut sangat bagus untuk beribadah, mesjid tersebut mempunyai petugas

adzan sehingga shalat berjamaah dapat dilaksanakan pada setiap waktu shalat.

Selain majid terdapat 31 buah Musholla atau Langgar yang dapat digunakan

sebagai sarana ibadah bagi warga. Serta di desa ini terdapat 22 buah gereja, gereja

untuk kristen katholik dan gereja untuk kristen protestan.

4.6.4 Sarana Kemasyarakatan

Di desa Manis terdapat berbagai organisasi kemasyarakatan /lembaga

sosial seperti Serikat Tolong Menolong (STM) berupa perkumpulan suku Batak

Karo, suku Padang, Batak Simalungun, Batak Mandailing, kelompok pengajian

kaum Ibu dan bapak – bapak yang melakukan kegiatan pengajian pada setiap hari

senin, rabu, dan kamis. Perkumpulan Pujakesuma ( Putra Jawa Kelahiran

Sumatera ). Persatuan Remaja Mesjid Jariyah mempunyai kegiatan seperti

melakukan pengajian/takdziah jika ada keluarga yang mendapat rnusibah

kernalangan di desa, membantu pelaksanaan pesta perkawinan di desa, melakukan

gotong-royong membersihkan jalan desa atau gotong-royong membersihkan

saluran air untuk Mesjid, dan melakukan kegiatan Olahraga seperti bola kaki, bola

(56)

4.6.5 Sarana Komuunikasi

Saat ini desa Manis masih sedikit jaringan untuk telepon rumah, namun

sekarang ini masyarakat mulai sangat banyak yang membeli Handphone sebagai

alat komunikasi mereka. Kios ponsel pun sudah ada di dewasa ini, dan seperti

jaringan internet pun sudah ada di desa ini, sehingga masyarakat sangat mudah

untuk bermain internet baik diwarung internet ataupun dirumah – rumah mereka

yang memiliki dan memasang jaringan untuk internet. Begitu juga dengan alat -

alat elektronik seperti Televisi dan Radio semua masyarakat dapat dikatakan telah

memilikinya

4.7 Perdagangan dan Jasa

Tabel 15

Aktivitas Perdangan Dan Jasa Didesa Manis Pulau Rakyat

(57)

Sarana perdangan dan jasa yang ada didesa manis pulau rakyat ini

membantu dan melayani aktivitas perekonomian masyarakat desa.

4.8 Profil Badan Kemakmuran (BKM) Masjid Jariyah Mesa Manis

Pengurus Badan Kemakmuran Masjid Kelurahan/Desa diangkat dan

diberentikan oleh kepala KUA kecamatan, atas pertimbangan lurah/kepala desa

setempat, yang terdiri seorang ketua, sekretaris merangkap bendahara dan seorang

anggota. Kepengurusan BKM desa sebanyak 5 orang terdiri dari Ketua, Sekretaris

Bid. Idarah, Bidang Imarah, Bidang Ri’ayah dan Bendahara.

Fungsi masjid secara umum saat ini sebagai berikut:

1. Pembinaan Organisasi

pembinaan organisasi dan administrasi atau idarah bertugas meliputi

masalah organisasi kepengurusan, personalia, perencanan, sarana, administrasi

keuangan dan lainya.

2. Pembinaan Kemakmuran atau Idarah

Pembinaan kemakmuran atau idarah bertugas meliputi masalah pembinaan

peribadatan, pembinaan pendidikan formal (baik pendidikan formal maupun

umum), pendidikan luar sekolah, majelis taklim, pembinaan remaja masjid,

perpustakaan, taman kanak-kanak peringatan hari besar Islam, peringatan hari

(58)

 Susunan organisasi pengurus Badan Kemakmuran Masid terdiri atas:

o Ketua

o Sekretaris/ ketua bidang Idarah

o Bendahara

o Ketua bidang Imarah

o Ketua bidang Ri’ayah

 Susunan organisasi tersebut dapat dilihat dari bagan dibawah ini:

Gambar 3

Keterangan Gambar:

Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki BKM dengan

strukturnya masing-masing. Secara umum, pembagian kerjanya terbagi menjadi

lima yaitu:

1. Ketua : Koordinator/ Pengawas kegiatan yang diadakan anggota BKM

2. Sek. Bidang 'Idarah berfungsi sebagai administrasi manajemen masjid

3. Bidang 'Imarah berfungsi melakukan aktivitas memakmurkan masjid

4. Bidang Ri'ayah berfungsi memeliharaan fisik masjid KETUA

(59)

5. Bendahara berfungsi mengadministrasiskan semua aset-aset BKM berupa

uang, benda tidak bergerak dan bergerak.

3. Administrasi

Sampai sekarang masih terbatas masjid yang mengadakan sistem

Administrasi. Hampir semua kegiatan berlalu tanpa catatan dan dokumentasi. Hal

ini mungkin dirasakan sebagai kesulitan tidak adanya tenaga atau menganggap

pekerjaan atau kegiatan masjid amat sederhana.

Sebenarnya tidak demikian, walau kecil kegiatan masjid apalagi jika

pekerjaan itu banyak sangat perlu adanya suatu pendokumentasian dan pencatatan

administarasi yang baik. Administarasi kemasjidan akan memberi faedah yang

banyak. Faedah tersebut antara lain:

o Diketahui secara pasti pekerjaan dan keadaan yang sudah berlajalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan

o Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi, apakah telah mencapai kemajuan atau tidak.

o Dengan pelaksanaan administrasi, pihak lain seperti pemerintah atau

orang luar pada umumnya, akan melihat sebagai adanya suatu

kemajuan.

o Administrasi kemasjidan yang baik, akan memudahkan pencatatan sejarah masjid yang dapat ditelusuri dan dapat dijadikan contoh atau

Gambar

Tabel 1 Bulan
Gambar 1
Gambar 2
Tabel 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait