• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Muslim (Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Sosial Badan Kemakmuran Masjid Dalam Meningkatkan Solidaritas Muslim (Studi Deskriptif Pada Badan Kemakmuran Masjid di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfat Praktis

Definisi Konsep

KAJIAN PUSTAKA

Solidaritas Sosial

Keliling dan Polindes di Desa Mani Pulau Rakyat, semuanya melayani kesehatan masyarakat Desa Pulau Manis Rakyat. Sejak tahun 2008 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Desa Manis setiap harinya. Ia mengatakan, peran sosial Badan Kemakmuran Masjid Desa Manis selama ini sangat membantu masyarakat dalam hal kegiatan keagamaan.

Soliaritas Mekanik dan Organik

Metodologi Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah masyarakat desa yang masyarakatnya beragam dalam segala bidang, baik pekerjaan, agama, dan suku. BKM di lokasi penelitian merupakan lembaga resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pengembangan umat Islam khususnya di Desa Manis Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Lokasi penelitian adalah tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam mengakses data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Unit Analisis dan Informan

  • Unit Analisis
  • Informan

Subyek penelitian ini adalah informan yang akan memberikan berbagai jenis informasi selama proses penelitian, dalam penelitian ini terdapat dua jenis informan yaitu informan utama dan informan sekunder. Dewan desa adalah kepala desa, ketua, bendahara dan anggota Badan Kesejahteraan Masjid Jariyah, Desa Manis, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Dalam penelitian ini informan tambahan antara lain: tokoh atau tokoh masyarakat lainnya, serta masyarakat Desa Manis, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan.

Teknik Pengumpulan Data

Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti. Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung lain dalam wawancara yaitu alat bantu perekam (tape recorder) yang akan membantu peneliti dalam menganalisis data hasil wawancara. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang bersumber dari buku-buku maupun dari sumber lain seperti surat kabar, internet dan lain-lain yang berhubungan langsung dan dianggap relevan dengan penelitian ini.

Interpretasi Data

Data yang diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang aktivitas, perilaku, interaksi antarpribadi, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Analisis data pada hakikatnya adalah suatu proses penyederhanaan data yang bertujuan untuk menghasilkan informasi dan informasi yang dapat memberikan makna dalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Hal ini akan menghasilkan informasi data yang detail dan sistematis. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data secara kualitatif, seluruh data yang terkumpul digabungkan kemudian diedit.

Jadwal Kegiatan

Dengan demikian, memberikan interpretasi terhadap data berarti memberikan makna yang lebih luas terhadap data penelitian.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan waktu yang dimiliki para informan juga mempengaruhi pengerjaan makalah ini, para informan yang mempunyai aktivitas berbeda-beda hanya bisa bertemu ketika ada aktivitas di masyarakat, sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Sejarah Desa Manis

Penduduk desa Manis sebagian besar berprofesi sebagai buruh perkebunan, ada pula yang berkebun dan berdagang sendiri. Berdasarkan tipe/klasifikasinya, Desa Manis merupakan desa subsisten yang terletak di kawasan perkebunan, yang hingga saat ini masih berada dalam wilayah PTPN.IV Kebun Pulu Raja.

Topografi, Keadaan Alam dan Batas Wilayah

Meskipun pemerintah desa dan pihak ketiga serta pemerintah daerah sudah turun tangan mencari solusi mengatasi banjir di Sungai Asahan, namun hampir setiap tahun banjir masih terjadi di desa ini dan desa sekitarnya lainnya. Masyarakat Desa Manis tidak heran dan waspada, terutama masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Asahan, karena masyarakat selalu mengalami banjir dari Sungai Asahan. Pada tahun 2010 saja, Sungai Asahan mengalami banjir sebanyak empat kali dalam setahun, sehingga hingga saat ini pun, saat musim hujan mulai datang, masyarakat tetap waspada.

Curah hujan dan aliran Sungai Asahan yang dimanfaatkan untuk keperluan sosial lainnya juga banyak menunjang perkebunan sehingga masyarakat desa ini menggantungkan penghidupannya sebagai karyawan PTPN-IV Perkebunan Pulu Raja.

Administrasi Desa

Lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga formal terpenting di Desa Manis dan mempunyai perangkat pemerintahan desa yang lengkap, namun secara umum peran kepala desa sangat dominan dalam menjalankan fungsi kelembagaan, sedangkan perangkat desa lainnya seperti kepala pekerjaan. dan BKM. mereka tidak banyak berperan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem pemerintahan desa, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengatur. Kepala desa bertanggung jawab kepada Badan Kesejahteraan Masjid dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pemerintahan desa kepada Departemen Agama.

Tata Penggunaan Lahan

Dari tabel di atas terlihat penggunaan lahan untuk perkebunan menempati posisi tertinggi yaitu 135,87 hektar. Angka tersebut sudah termasuk lahan yang ditanami kelapa sawit milik perkebunan Pulu Raja milik PTPN-IV, hingga saat ini belum ada kebiasaan warga untuk menanam kelapa sawit. Meski lahan perkebunan yang dimiliki desa ini cukup luas, namun tidak semua warga memiliki lahan, ada pula yang menggarap lahan sendiri yang dibeli dari warga desa lain.

Data pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa luas tanah yang dimiliki merupakan tanah negara. Desa Manis itu mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit milik PTPN-IV Kebun Pulu Raja yang dikelola oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Komposisi Penduduk

  • Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
  • Komposisi penduduk Berdasarkan Suku
  • Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan
  • Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 37
  • Sarana Kesehtan dan Olahraga
  • Sarana Transportasi
  • Sarana Peribadatan
  • Sarana Kemasyarakatan
  • Sarana Komunikasi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan jumlah penduduk Desa Manis sebanyak 32.515 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 7.615 kepala keluarga. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk laki-laki di Manisdorp terus meningkat dengan persentase sebesar 51,7% dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk perempuan yang hanya sebesar 49,7%, selisih persentase penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di Desa Manis mencapai 1,4% dari jumlah penduduk. Penduduk Kampung Rakyat Pulau Manis sebagian besar beragama Islam dengan jumlah 5544 jiwa, disusul Kristen 2434 jiwa, Katolik 190 jiwa, Hindu 97 jiwa, dan Buddha 67 jiwa.

Masjid merupakan sarana ibadah umat Islam di Desa Mani, Pulau Rakyat, sekaligus mushola yang tersebar di seluruh wilayah Desa Mani. Suku masyarakat Desa Manis juga bisa dikatakan heterogen karena terdapat 10 keluarga yang dilaporkan bersama suku lain yaitu Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh dan Banten. Selain agama yang heterogen, suku warga desa Manis juga bisa dikatakan heterogen karena ada 10 keluarga yang melapor bersama suku lain yaitu Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailing, Banjar. , Batak Karo, Minangkabau, Aceh. , dan Banten.

Mayoritas penduduk Desa Manis bermatapencaharian dari sektor perkebunan kelapa sawit, sebagian besar bekerja sebagai karyawan PTPN – IV Kebun Pulu Raja. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pegawai/pegawai BUMN di PTPN – IV Kebun Pulu Raja berjumlah 18.340 kepala keluarga yang berasal dari Desa Manis. Dapat dikatakan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Manis saat ini sangat sejahtera, karena kondisi sosial ekonomi penduduk desa mulai membaik dan stabil dari tahun ke tahun.

Saat ini Desa Manis masih memiliki sedikit jaringan telepon rumah, namun kini semakin banyak masyarakat yang mulai membeli telepon seluler sebagai alat komunikasi.

Perdagangan dan Jasa

Dalam kesehariannya bekerja sebagai pegawai di PTPN-IV Kebun Pulu Raja dan menjabat sebagai Ketua (BKM) Badan Kemakmuran Masjid Manis Pulau Rakyat sejak tahun 2008 hingga sekarang. Sebagian besar masyarakat desa juga menunjukkan keprihatinan terhadap rencana yang dikelola Badan Kemakmuran Masjid. Dengan santainya ia menjelaskan, Badan Kemakmuran Masjid harus mensejahterakan masjid karena masjid merupakan pusat kegiatan dan ibadah.

Badan Kemakmuran Masjid merupakan wadah yang bertujuan untuk membentuk kegiatan-kegiatan yang bersifat ajaran agama. Badan Kemakmuran Masjid sebagai pengelola masjid memberikan kontrol sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Pelatihan staf yang buruk, tidak ada model pelatihan staf yang jelas dan baku di setiap organisasi Badan Kemakmuran Masjid.

Badan Kemakmuran Masjid yang ideal dimulai dari memiliki pengurus atau anggota yang ideal sehingga dapat tercapai BKM yang terorganisir dan tertib. Sehingga Badan Kemakmuran Masjid pada akhirnya dapat menjadi pilihan masyarakat sebagai wadah pembinaan dan pengembangan diri. Selain itu, Badan Kemakmuran Masjid juga belum mampu mengajak anggotanya untuk mensejahterakan masjid dalam artian salat berjamaah setiap harinya.

Selain itu, Badan Kemakmuran Masjid juga gagal merekrut orang-orang yang terlibat dalam banyak kasus seperti narkoba dan perjudian. Badan Kesejahteraan Masjid hendaknya menciptakan kegiatan yang menarik, bervariasi dan responsif terhadap kebutuhan anggota BKM serta sejalan dengan perkembangan saat ini, melibatkan masyarakat dalam kegiatan di masjid. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kemakmuran Masjid.

Profil BKM Masjid Jariyah

  • Pembinaan Organisasi
  • Pembinaan Kemakmuran
  • Administrasi
  • Administrasi Jamaah
  • Masa Jabatan
  • Pendapatan dan Pembinaan

Profil Informan

  • Informan Tambahan

Pengalamannya yang panjang sebagai Bendahara Badan Kesejahteraan Masjid Desa Manis membuatnya cukup dikenal masyarakat dan didasari kinerjanya yang sangat baik. Beliau memberikan penjelasan kepada warga Desa Manis tentang Badan Kesejahteraan Masjid yaitu dengan sosialisasi yang diberikan BKM kepada masyarakat, terlihat di desa ini BKM dan masyarakat bekerjasama dalam hal ini. pelaksanaan berbagai kegiatan keagamaan. Badan kesejahteraan masjid didasarkan pada tugas pokok dan kewajiban dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan, misalnya hubungan antara kepala desa, sekretaris desa, kepala desa, dan bupati tetap terjaga dengan baik.

Kegiatan Badan Kemakmuran Masjid khususnya di desa ini mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan seperti Perwiritan, STM (Persatuan Gotong Royong), gotong royong membangun masjid dan mendirikan TPA. Hubungan ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi dan pertukaran pengalaman antar lembaga kesejahteraan masjid di Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan. Organisasi Badan Kemakmuran Masjid dijadikan sebagai wadah mencari jodoh dan tidak adanya alat kontrol yang kuat antar sesama anggota BKM jika terjadi kasus negatif.

BKM dapat dijadikan sebagai kerangka dan mitra dalam pelaksanaan program dan kepemimpinan masjid sehingga Badan Kemakmuran Masjid yang ideal dapat tercapai. Pasang surut dan dinamika Badan Kemakmuran Masjid tentu mewarnai kehidupan organisasi ini, Sistem administrasi, mekanisme dan kebijakan organisasi dibuat dan dilaksanakan dengan baik dan teratur. Kegiatan yang sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Manis dan sekitarnya adalah Koperasi Simpan Pinjam dan acara Wiritan yang dikelola sepenuhnya oleh Badan Kemakmuran Masjid.

Selain masih minimnya pemahaman keislaman di kalangan anggota Dewan Kemakmuran Masjid, demikian pula realita yang ada di Dewan Kemakmuran Masjid, ditambah lagi banyaknya aktivitas yang ada di Dewan Kemakmuran Masjid. Badan Kemakmuran Masjid harus mampu merekrut dan membina mereka agar terhindar dari narkoba, perjudian dan kegiatan negatif lainnya. Namun dari sisi pengembangan keagamaan, Badan Kemakmuran Masjid belum bisa dikatakan optimal dan perlu ditingkatkan baik dari segi isi maupun metodenya.

Analisis Peran Sosial BKM

Analisis Permasalahan dalam BKM

Analisis Gambaran Organisasi BKM yang Ideal

Saran

Terdapat pola pembingkaian BKM yang baku dan jenjang karir organisasi yang jelas, sehingga fungsi BKM sebagai organisasi dapat terwujud. Sebaiknya Badan Kemakmuran Masjid membuat mekanisme atau cara yang lebih efektif untuk mengajak/melibatkan masyarakat rawan narkoba dan perjudian untuk bergabung dalam BKM, membimbing dan membimbingnya agar menjadi lebih baik dan menjauhi tindakan-tindakan negatif tersebut. Dan BKM harus bisa bekerjasama dengan LSM atau organisasi yang menangani permasalahan masyarakat yang bergantung pada narkoba.

Referensi

Dokumen terkait

12 Nadirsyah Hosen, “Shari’a & Constitutional Reform in Indonesia”, Master Thesis Singapore: National University of Singapore, 2005.. 13 Kevin William Fogg, “The Fate of Muslim

3 It is highly recommended to use any reference manager software, such as ZOTERO or Mendeley to manage your citation; and the citation style of Al-Jami’ah [to use with ZOTERO or