• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Harapan dan Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Yamaha Mio Pada Siswa SMA Negeri 2 Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Harapan dan Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Yamaha Mio Pada Siswa SMA Negeri 2 Medan."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN

TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO

PADA SISWA SMA NEGERI 2

MEDAN

DRAFT SKRIPSI OLEH

SANTY HERAWATY 040502066 MANAJEMEN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Kualitas Yamaha Mio Pada Siswa SMA Negeri 2 Medan. Ketua Departemen Manajemen ; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Pembimbing ; Prof. Dr. Paham Ginting SE, M.Si. Dosen Penguji I ; Dr. Rismayani SE, Msi. Dosen Penguji II ; Dra. Friska Sipayung, M.Si.

Ada beberapa pilihan otomatik di Indonesia saat ini yang memiliki jenis yang hampir sama seperti Yamaha (Mio, Mio Sporty, Mio Soul), Honda (Vario), Suzuki (Spin), Kymco (Free LX). Hal ini menggambarkan bahwa persaingan di industri sepeda motor metic sangat ketat, sehingga para produsen harus mampu memikat hati konsumen.

Mio yang saat ini memberikan share penjualan kepada Yamaha sampai 25% pada tahun 2007 benar-benar telah mengedukasi masyarakat tentang segmentasi konsumen dengan teknologi mudah dikendarai (praktis), harga terjangkau, dan layanan purna jual. Hal ini akan memberikan harapan kepada pelanggan, namun yang diterima belum tentu oleh pelanggan sesuai dengan harapan. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Negeri 2 Medan yang sebagian adalah pengguna Yamaha Mio.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas dari Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa ada gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan, serta harapan pelanggan melebihi persepsi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis perbedaaan, dengan menggunakan uji beda t (paired sampled t test). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan 63 orang responden sebagai sampel. Penelitian ini didukung oleh teori produk, teori kualitas, teori harapan, teori persepsi, teori kepuasan, uraian teoritis dan jurnal tentang harapan dan persepsi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan untuk kualitas Yamaha Mio, gap antara harapan dan persepsi pada siswa SMA negeri 2 Medan adalah signifikan, dan harapan lebih besar daripada persepsi. Ini berarti hipotesis diterima.

(3)

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayah–Nya, serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul: Analisis Harapan dan Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Yamaha Mio pada Siswa SMA Negeri 2 Medan. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga dan waktu yang tidak terukur. Penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Ketua Departemen Manajemen yang telah memberikan saran dan kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, Sekretaris Departemen Manajemen yang telah memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

(4)

ini.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya pada penulis selama di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda Suwito S. dan ibunda Masmaniwaty P. atas Doa dan Ridhonya, serta segala hal yang tak akan pernah bisa terganti dan terbayar oleh apapun.

9. Adik-adikku yang kusayangi Henny Rahayu, M. Fitra Wahyudi. Terima kasih atas semangat dan doanya.

10.Sahabat-sahabatku Sukarti Ningsih, Dewi Justisia, Magdalena R.R, Freny Octaviana, Dede Hastuti D., yang selalu punya waktu untuk berbagi suka dan duka. That’s what friends are for, bravo for all!

11.Cowok-cowok, Adi Kuasa Nst, M.Sidqi Ramazella, Musdar Yunus, Saufi Iqbal, Jaka Hermawan, Juni A.N, dan Irwansyah yang telah mendukung, memotivasi, memberi pengertian dan perhatian.

(5)

MATAULI angkatan 8, dan teman-teman Manajemen stambuk 2004 You’re the best!.

14.Para senior, bang Rakhmat Affandi, bang Sugiharto, Rudi, bang surya Yudha, bang David, yang selalu dapat meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Bapak Drs. Muhammad Daud, M.M, Kepala SMA Negeri 2 Medan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, guru-guru dan pegawai yang telah membantu dan mendukung penulis. Siswa SMA Negeri 2 Medan, atas kesediaan dan kerja sama yang baik dalam pengisian kuesioner.

16.Bang Jum, Kak Susi, Kak Dani, Kak Vina, dan seluruh staff dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis.

17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis memanjatkan syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi penggunanya. Amin.

Medan, Juni 2008 Penulis

(6)

Hal

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ………..v

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR GAMBAR………..ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Perumusan Masalah……….3

C. Kerangka konseptual dan Hipotesis……….3

1. Kerangka Konseptual………...3

2. Hipotesis……….. 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 6

1. Tujuan Penelitian………. 6

2. Manfaat Penelitian………6

E. Metode Penelitian……….7

1. Batasan Operasional Variabel………..7

2. Definisi Operasional Variabel………..7

3. Pengukuran Variabel………8

4. Lokasi Penelitian………... ..9

5. Populasi dan Sampel………. ..9

6. Teknik Pengumpulan Data………...9

(7)

A. Penelitian Terdahulu………. 13

B. Definisi, Klasifikasi, Atribut, dan Kualitas Produk……….. 13

1. Definisi Produk………. 13

2. Klasifikasi Produk………. 14

3. Atribut Produk……….. 18

4. Kualitas Produk………. 19

C. Harapan………. 23

D. Persepsi………. 26

E. Kepuasan Pelanggan………. 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan………32

B. Filosofi Perusahaan………..………. 34

C. Produk Yang Dihasilkan Perusahaan………...35

D. Konsep Pendekatan Yamaha Motor...37

E. CSR Yamaha Motor………38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji validitas dan Reliabilitas………. 40

1. Uji Validitas……….. 40

2. Uji Reliabilitas……….. 43

B. Analisis Deskriptif……… 43

1. Deskriptif Responden……… 43

2. Deskriptif Variabel……… 46

(8)

1. Uji Signifikansi………. 56 2. Pengujian Hipotesis..………...57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 60

B. Saran………. 61

(9)

Tabel 3.1 Penjualan Produk………33

Tabel 3.2 Wilayah Penjualan...………. 33

Tabel 4.1 Validitas Tiap Pernyataan Untuk Variabel Harapan…………... 41

Tabel 4.2 Validitas Tiap Pernyataan Untuk Variabel Persepsi……… 42

Tabel 4.3 Reliability Statistics Variabel Harapan-Variabel Persepsi.……….. 43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 44

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 44

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku……….. 45

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan……… 45

Yamaha Mio Tabel 4.8 Harapan dan Persepsi Responden Terhadap………..47

Keawetan Yamaha Mio Tabel 4.9 Harapan dan Persepsi Responden Terhadap……… 49

Keandalan Yamaha Mio Tabel 4.10 Harapan dan Persepsi Responden Terhadap……… 51

Ketepatan Yamaha Mio Tabel 4.11 Harapan dan Persepsi Responden Terhadap……… 53

Kesesuaian dengan spesifikasi Tabel 4.12 Gap Antara Harapan dan Persepsi Pelanggan Terhadap…………. 55

Kualitas Dari Yamaha Mio Tabel 4.13 Mean dan Standar Deviasi Kualitas Yamaha Mio...……. ..56

(10)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian………...5

Gambar 2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi……….28

Gambar 3.1 Filosofi Perusahaan……….34

Gambar 3.2 Empat Aspek Tanggung Jawab Sosial………37

(11)

Kualitas Yamaha Mio Pada Siswa SMA Negeri 2 Medan. Ketua Departemen Manajemen ; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Pembimbing ; Prof. Dr. Paham Ginting SE, M.Si. Dosen Penguji I ; Dr. Rismayani SE, Msi. Dosen Penguji II ; Dra. Friska Sipayung, M.Si.

Ada beberapa pilihan otomatik di Indonesia saat ini yang memiliki jenis yang hampir sama seperti Yamaha (Mio, Mio Sporty, Mio Soul), Honda (Vario), Suzuki (Spin), Kymco (Free LX). Hal ini menggambarkan bahwa persaingan di industri sepeda motor metic sangat ketat, sehingga para produsen harus mampu memikat hati konsumen.

Mio yang saat ini memberikan share penjualan kepada Yamaha sampai 25% pada tahun 2007 benar-benar telah mengedukasi masyarakat tentang segmentasi konsumen dengan teknologi mudah dikendarai (praktis), harga terjangkau, dan layanan purna jual. Hal ini akan memberikan harapan kepada pelanggan, namun yang diterima belum tentu oleh pelanggan sesuai dengan harapan. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Negeri 2 Medan yang sebagian adalah pengguna Yamaha Mio.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas dari Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa ada gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan, serta harapan pelanggan melebihi persepsi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis perbedaaan, dengan menggunakan uji beda t (paired sampled t test). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan 63 orang responden sebagai sampel. Penelitian ini didukung oleh teori produk, teori kualitas, teori harapan, teori persepsi, teori kepuasan, uraian teoritis dan jurnal tentang harapan dan persepsi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan untuk kualitas Yamaha Mio, gap antara harapan dan persepsi pada siswa SMA negeri 2 Medan adalah signifikan, dan harapan lebih besar daripada persepsi. Ini berarti hipotesis diterima.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri sepeda motor dewasa ini mengalami peningkatan yang pesat. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan penjualan sepeda motor, tahun 2006 Honda

mencatatkan penjualan 2,3 juta unit, sedangkan Yamaha sebesar 1,46 juta unit.

(www.tempo.com.2007, diakses 2 April 2008)

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan,

penjualan sepeda motor sepanjang bulan Juli 2007 sebesar 364.389 unit.

Penjualan sepea motor Yamaha unggul dengan 161.000 unit, sedangkan Honda di

posisi kedua dengan 143.000 unit. Adapun Suzuki berada diposisi ketiga sebanyak

53.500 unit (www.tempo.com.2007, diakses 2 April 2008)

Masuknya motor China (mocin) membuat sepeda motor berkapasitas

mesin kecil yakni skuter, menarik hati konsumen. Yamaha sebagai pemegang

merek besar, membuat strategi yang tepat dengan menjadi pelopor untuk mencoba

mempopulerkan skuter melalui Yamaha Nouvo pada tahun 2003, walaupun tidak

begitu sukses tetapi kepeloporan Nouvo memudahkan Yamaha Mio untuk meraih

pasar (http://id.wikipedia.org, diakses 2 April 2008)

Ada beberapa pilihan otomatik di Indonesia pada saat ini yang memiliki

jenis yang hampir sama seperti Yamaha (Mio, Mio Sporty, Mio Soul), Honda

(Vario), Suzuki (Spin), Kymco (Free LX). Hal ini menggambarkan bahwa

persaingan di industri sepeda motor metic sangat ketat, sehingga para produsen

(13)

Mio pada tahun 2007 memberikan share penjualan kepada Yamaha

sampai 25% benar-benar telah mengedukasi masyarakat tentang segmentasi

konsumen dengan teknologi mudah dikendarai (praktis), harga terjangkau, dan

layanan purna jual.(www.suaramerdeka.com.2007, diakses 2 April 2008).

Yamaha kemudian melakukan inovasi dengan meluncurkan Mio Sporty

dan Mio Soul yang lebih dikhususkan untuk kaum laki-laki. Mio yang awalnya

hanya memberi pilhan sistem pengereman hydraulic single disc (cakram) dan

drum (tromol), berinovasi dengan meluncurkan Mio Sporty yang tampil denganwarna strippiing baru dan gas buang ramah lingkungan sesuai uji emisi EURO 2 serta penggunaan velg pada suspensi/ban. Dan untuk memikat hati

konsumen, Yamaha juga meluncurkan produk Mio Soul yang tampil lebih

maskulin yang terlihat pada chasis, speedometer dan warna untuk dapat memasuki

pasar laki-laki yang menyenangi sepeda motor jenis metic

ini.(www.yamaha-motor.co.id.2007 diakses 2 April 2008)

Perubahan dan inovasi yang terus dilakukan Yamaha Mio dapat

mempengaruhi pelanggan, khususnya seberapa besar mereka mengharapkan dan

mempersepsikan kualitas dari Yamaha Mio. Menurut Hill (dalam Tantrisna,

2006:37) harapan merupakan apa yang konsumen pikirkan harus disediakan oleh

penyedia barang atau jasa, sedangkan persepsi adalah pandangan atau penilaian

konsumen terhadap manfaat dari suatu produk. Harapan dan persepsi pada

akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk.

Menurut Kotler (2005) kepuasan merupakan perasaan suka/tidak suka seseorang

terhadap suatu produk setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan

(14)

SMA Negeri 2 Medan, merupakan salah satu SMA pilihan yang terdapat

dikota Medan. Adanya kenaikan ongkos angkutan umum serta jarak sekolah

dengan tempat pemberhentian angkutan umum yang cukup jauh, membuat para

siswa membutuhkan alat transportasi yang dapat memudahkan perjalanan

kesekolah dan menghemat biaya secara akumulatif. Bagi sebagian siswa SMA

Negeri 2 Medan, Yamaha Mio merupakan alternatif dalam memilih sepeda motor

sebagai sarana transportasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis

mengangkat judul “ Analisis Harapan Dan Persepsi Pelanggan Terhadap

Kuaitas Yamaha Mio Pada Siswa SMA Negeri 2 Medan “.

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap

kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan?

2. Apakah harapan pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa

SMA Negeri 2 Medan melebihi persepsi?

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.Kerangka Konseptual

Menurut Hill (dalam Tantrisna, 2006 :37) harapan adalah apa saja yang

konsumen pikirkan harus disajikan oleh penyedia jasa. Harapan bukan

merupakan prediksi dari dari apa yang akan disediakan oleh penyedia jasa.

Sedangkan persepsi adalah pandangan atau penilaian konsumen terhadap

(15)

Menurut Lovelock (2001: 92) harapan dan persepsi pada akhirnya akan

menentukan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu pelayanan. Setelah

menikmati pelayanan yang diberikan, konsumen akan membandingkan antara

harapan dan persepsi mereka tentang pelayanan tersebut. Ada beberapa

kemungkinan yang terjadi :

a. Jika persepsi (perception) lebih kecil daripada harapan

(expectation), (P<H), konsumen akan memberikan suatu anggapan

negatif terhadap pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini

akan menimbulkan ketidakpuasan pada konsumen.

b. Jika persepsi (perception) sama dengan harapan (expectation),

(P=H), konsumen akan memberikan suatu anggapan yang netral,

sesuai dengan pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini

akan membuat konsumen cukup puas dengan pelayanan tersebut.

c. Jika persepsi (perception) lebih besar daripada harapan

(expectation), (P>H), konsumen akan memberikan suatu anggapan

positif terhadap pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini

akan membuat konsumen merasa sangat puas dengan pelayanan

tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 354) kualitas adalah salah satu alat

penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi,

yaitu tingkat dan konsistensi. Kualitas adalah kemampuan produk untuk

melaksanakan fungsinya, didalamnya terdapat atribut keawetan, keandalan,

(16)

Berdasarkan teori tersebut, dapatlah dibuat skema sistematis kerangka

konseptual penelitian, yaitu :

Sumber: Tantrisna (2006), diolah

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian 2.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji

kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis

pada dasarnya adalah merupakan jawaban dari permasalahan yang telah

dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis

perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data. (Suliyanto, 2006: 53) Konsumen Yamaha Mio

Kualitas Produk Yamaha Mio: Variabel:

1. Keawetan 3. Ketepatan 2. Keandalan 4. Kesesuaian

Harapan Gap Persepsi

P=H

P<H P>H

Puas

(17)

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Ada gap antara harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan.

b. Harapan konsumen terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA

Negeri 2 Medan melebihi persepsi.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:

a. Mengetahui dan menganalisis gap antara harapan dan persepsi

pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2

Medan.

b. Mengetahui dan menganalisis harapan pelanggan terhadap kualitas

Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan melebihi persepsi.

2.Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan untuk

terus meningkatkan kualitas produk Yamaha Mio.

b. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan

referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang

(18)

c. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh di bangku kuliah

kemudian memperdalam pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir

ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.

E. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas mengenai harapan dan persepsi konsumen

terhadap kualitas Yamaha Mio yang terdiri dari variabel tingkat dan

konsistensi, dengan responden penelitian siswa SMA Negeri 2 Medan yang

pernah atau sedang menggunakan Yamaha Mio minimal 6 bulan.

2. Defenisi Operasional Variabel

a. Harapan merupakan apa yang konsumen inginkan dari Yamaha Mio

b. Persepsi merupakan anggapan konsumen terhadap Yamaha Mio

Harapan dan persepsi responden terhadap kualitas Yamaha Mio diukur

dengan menggunakan satuan pengukuran skala likert.

c. Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk melaksanakan

fungsinya. Adapun atribut dari kualitas produk adalah :

1) Keawetan, mencerminkan umur ekonomis dari produk

atau masa pakai produk. Keawetan berkaitan dengan daya

tahan dari sepeda motor Yamaha Mio yang meliputi umur

mesin yang tahan lama dan garansi mesin dari Yamaha

(19)

2) Keandalan, merupakan konsistensi dari kinerja yang

dihasilkan suatu produk dari satu pembelian kepembelian

berikutnya. Keandalan berkaitan dengan kemungkinan

Yamaha Mio berhasil menjalankan fungsinya dari suatu

priode waktu tertentu dan kondisi tertentu yaitu

kenyamanan berkendara, model yang menarik, dan

mudah dimodifikasi.

3) Ketepatan berkaitan dengan kemampuan produk dalam

memasuki segmen pasar dan menetapkan posisi Yamaha

Mio meliputi kesenangan terhadap motor metic, cocok

untuk pria dan wanita

4) Kesesuaian dengan spesifikasi, merupakan pandangan

terhadap Yamaha Mio mengenai proses manufaktur (tidak

ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan sebelumnya berdasarkan dengan keinginan

pelanggan dan teruji yang meliputi, harga, kemudahan

penggunaan dan kemudahan perawatan.

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert sebagai alat

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor.

(Sugiono, 2005: 86).

(20)

a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Netral = 3

d. Tidak setuju = 2

e. Sangat tidak setuju = 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Medan di Jl. Karang Sari No. 3

Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April

2008.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2

Medan yang pernah/menggunakan Yamaha Mio yang berjumlah 92

siswa.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Purposive

Sampling dengan kriterianya adalah siswa yang pernah/menggunakan Yamaha Mio minimal 6 Bulan, sampel berjumlah 63 siswa.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Daftar pertanyaan

Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh para siswa SMA

(21)

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan responden di SMA Negeri 2 Medan

untuk memperjelas jawaban dari kuesioner yang telah diisi.

c. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang

memiliki relevansi dengan penelitian.

7. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah dan

menguji hipotesis, yaitu:

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan dan wawancara.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari

perusahaan maupun internet untuk mendukung penelitian ini.

8. Metode Analisis Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah

suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat

(22)

valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas

menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan

konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama

diperoleh hasil yang tidak berbeda. (Jogiyanto, 2004: 120). Uji

validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program SPSS 14,00 for Windows.

b. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis dengan cara data yang disusun dan dikelompokkan,

kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah

yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data

diperoleh dari data primer berupa daftar pertanyaan yang telah diisi

oleh sesjumlah responden penelitian.

c. Metode Analisis Statistik

Teknik statistik yang digunakan adalah uji beda t (paired sampled t

test). Uji ini digunakan untuk membandingkan dua mean (rata-rata) sampel yang berpasangan. Sampel berpasangan adalah sebuah sampel

yang terdiri dari satu subjek, tetapi mengalami dua perlakuan yang

berbeda. Uji ini digunakan untuk menguji dua hipotesis.

1). Ada gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas

Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri 2 Medan.

H0 : µ1 - µ2 = 0, artinya tidak ada gap antara harapan dan persepsi

pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri

(23)

Ha : µ1 - µ2 ≠ 0, artinya ada gap antara harapan dan persepsi

pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa SMA Negeri

2 Medan. (Hipotesis alternatif)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

2). Harapan pelanggan terhadap kualitas Yamaha Mio pada siswa

SMA Negeri 2 Medan melebihi persepsi.

H0 : µ1 ≤ µ2, artinya harapan lebih kecil atau sama dengan

persepsi. (Hipotesis nol)

Ha : µ > µ2, artinya harapan lebih besar dari persepsi. (Hipotesis

alternatif)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Tantrisna (Jurnal Manajemen Perhotelan, 2006), yang

berjudul “Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang terhadap Kualitas Makanan

yang disediakan oleh Maskapai Penerbangan Domestik di Indonesia”

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan (gap) yang signifikan antara harapan dan

persepsi. Pada Penelitian diperoleh harapan lebih besar dari pada persepsi

penumpang terhadap kualitas makanan yang disediakan oleh maskapai

penerbangan domestik di Indonesia.

Hasil penelitian Sugiharto (skripsi, 2007), yang berjudul “ Analisis

Harapan dan Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Kartu Prabayar simPATI pada

siswa SMA Negeri 3 Medan” menyebutkan bahwa terdapat perbedaan (gap) yang

signifikan antara harapan dan persepsi Pada penelitian didapati harapan lebih

besar dari pada persepsi pelanggan terhadap kualitas kartu prabayar simPATI pada

siswa SMA Negeri 3 Medan.

B. Defenisi, Klasifikasi, Atribut, dan Kualitas Produk 1. Defenisi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (1999: 274) produk merupakan

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat

memenuhi kebutuhan atau keinginan. Menurut Kismono (2001: 326)

(25)

yang ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk dibeli oleh konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan tertentu

atau memberi manfaat tertentu. Produk mencakup lebih dari sekedar

barang berwujud (dapat dideteksi panca indra), produk meliputi obyek

secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran

dari semua wujud diatas. ( Kotler dan Armstrong, 1999 : 274).

2. Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong ( 1999 : 276), produk dapat

diklasifikasi menjadi dua kelas besar berdasarkan pada jenis konsumen yang

menggunakannya, yaitu produk konsumen dan produk industri:

a. Produk Konsumen

Produk konsumen adalah apa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk

konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan lebih jauh

barang-barang ini berdasrkan pada cara konsumen membelinya. Produk

konsumen dapat dibagi kedalam sejumlah sub kelompok yang

mencerminkan konsumen berfikir, merasa, membeli produk tersebut.

Pemahaman tentang kelas-kelas atau kelompok-kelompok ini penting

dalam mengembangkan strategi dan rencana aksi.

Produk konsumen dibagi menjadi empat sub kelompok yakni barang

(26)

khusus (specialty goods), dan barang yang tidak dicari (unsought goods).

(Boyd, Warker, Larreche, 2000:265). Produk konveniens (conveniens

goods) umumnya dibeli dengan upaya sekecil mungkin, sering,dan dalam jumlah kecil. Biasanya barang konveniens memiliki harga yang murah

serta tersedia diberbagai tempat penjualan.

Barang konveniens (convenience goods) dapat dibagi menjadi barang

pokok (staple), barang impulsif (impulse) dan barang darurat (emergency).

Barang pokok (staple goods) dibeli secara teratur dan termasuk sebagian

besar jenis makanan, barang impulsif (impulse goods) dibeli tanpa rencana

sebelum masuk kesebuah pertokoan.

Produk itu sendiri, kemasannya, dan cara penataan dalam toko

merupakan hal penting dalam penjualan barang yang bersifat impulsif.

Barang darurat (emergency goods) merupakan barang yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan tidak terduga, mereka cenderung dibeli

dengan segera tanpa melihat-lihat sering dengan harga mahal.

Barang belanja (shopping goods) adalah barang konsumen yang

biasanya memerlukan pertimbangan untuk membelinya, konsumen

melihat-lihat sekeliling untuk membandingkan ciri-ciri produk sejenis

(pesaing) serta harganya sebelum memutuskan untuk membeli.

Dibandingkan dengan barang konveniens, barang belanja lebih mahal,

tersedia harga di beberapa toko dan sangat tergantung pada penjualan

pribadi.

Produk khusus (specialty goods) cukup penting bagi orang dan

(27)

menerima barang pengganti untuk produk yang disukainya. Pengecer

sangat penting untuk keberhasilan barang khusus jadi harga pemasaran

barang seperti itu biasanya membatasi distribusi mereka sebagai upaya

untuk mendapatkan dukungan kuat pemasaran lokal. Barang yang tidak

dicari (unsought goods) adalah produk yang belum dikenal oleh konsumen, atau diketahui tetapi mereka belum bermaksud membelinya.

b. Produk industri

Produk industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut

atau untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Jadi, perbedaan antara

produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan produk

tersebut dibeli. Terdapat tiga kelompok produk industri, yaitu bahan dan

suku cadang, barang modal, serta perlengkapan dan jasa.

Bahan dan suku cadang adalah produk industri yang menjadi bagian

produk pembeli, lewat pengolahan lebih lanjut atau sebagai komponen.

Termasuk di sini bahan baku, bahan jadi dan suku cadang. Termasuk

dalam bahan baku adalah produk pertanian dan produk alami. produk

pertanian dipasok oleh banyak produsen kecil yang menjual kepada

perantara pemasaran yang mengelolah dan menjualnya. Produk alami

biasanya dijual dalam jumlah besar dan nilai per unitnya rendah serta

membutuhkan banyak transportasi untuk memindahkannya dari produsen

kepada konsumen.

Bahan jadi dan suku cadang mencakup komponen dan komponen suku

(28)

komponen masuk dalam produk jadi sepenuhnya tanpa perubahan lebih

lanjut dalam bentuk.

Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau

operasi pembeli. Termasuk dalam kategori ini adalah barang yang

dibangun dan peralatan tambahan.

Perlengkapan dan jasa adalah produk industri yang sama sekali tidak

memasuki produksi akhir, termasuk dalam perlengkapan adalah

perlengkapan operasi dan barang-barang untuk memperbaiki serta

memelihara. Perlengkapan adalah berbagai produk pembantu dari bidang

industri karena biasanya dibeli dengan usaha dan pembanding minimal.

Menurut Kotler (dalam Tjiptono, 2005: 89) ada lima macam kategori

penawaran produk:

1) Produk fisik murni

Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik, misalnya pasta

gigi, sabun mandi, bumbu masak, dan sabun cuci, tanpa ada jasa atau

pelayanan yang melengkapinya.

2) Produk fisik dengan jasa pendukung

Kategori ini berupa produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa

jasa pelengkap untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen.

Contohnya, Produsen mobil melengkapi produknya dengan berbagai jasa

pendukung, seperti jasa pemeliharaan dan reparasi, penggantian dan

pemasangan suku cadang, dan lain-lain.

3) Hybrid

(29)

4) Jasa utama yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor

Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa

tambahan (pelengkap) dan atau barang-barang pendukung. Sebagai

contoh, sekalipun penawaran utama perusahaan penerbangan adalah jasa

transportasi, produk fisik tetap dibutuhkan (misalnya pesawat, makanan

dan minuman, serta bahan bacaan selama penerbangan).

5) Jasa murni

Penawaran hampir seluruhnya berupa jasa. Misalnya fisiotrapi, konsultasi

psikologi, jasa tukang pijat, dan lain-lain.

3. Atribut Produk

Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

pembeli pada saat membeli produk (Kotler dan Armstrong, 1999 : 279).

Atribut produk merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk

tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh

pembeli. Atribut- atribut tersebut antara lain:

a. Mutu Produk

Mutu produk adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya,

termasuk keawetan,keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan

diperbaiki, serta atribtu bernilai lainnya.

b. Sifat produk

Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan

(30)

c. Rancangan produk

Rancangan produk adalah proses merancang gaya dan fungsi produk

dalam menciptakan produk yang menarik, mudah, aman, dan tidak mahal

untuk dipergunakan dan dirawat, serta sederhana dan ekonomis untuk

dibuat dan didistribusikan.

4. Kualitas Produk

Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu

produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas

kesesuaian ukuran dari suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau

spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Berdasarkan perspektif Total

Quality Management, kualitas dipandang secara lebih luas , tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, linkungan, dan

manusia. Hal ini tampak dalam definisi yang dirumuskan Goetsh & Davis

(dalam Tjiptono, 2004: 51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Garvin (dalam Nasution, 2004: 42), ada lima macam

perspektif kualitas yang berkembang. Kelima macam perspektif inilah yang

bisa menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan secara beraneka ragam oleh

(31)

Adapun lima macam perspektif kualitas itu meliputi:

a.Transcendental approach

Pendekatan ini, memandang kualitas sebagai innate excellence, dimana

kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan atau

dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia

seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari atau seni rupa.

b.Product-based approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik/

atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam

kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau

atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka

tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan

preferensi individual.

c.User-based approach

Pendekatan ini berdasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung

pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling

memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan

produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan

demand oriented ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula sehingga kualitas

bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang dirasakannya.

d.Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan

(32)

sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratan (conformance to

requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operations driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong

oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang

menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan,

bukan konsumen yang menggunakan.

e.Value based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan

pertimbangan trade-off antara kineja dan harga, kualitas didefenisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat

relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu

produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah

barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti

ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan

pelanggan serta kebutuhan mereka.

Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana

perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

meminimalkan atau menyediakan pengalaman pelanggan yang kurang

(33)

Kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas

pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan.

Menurut Tjiptono (2004: 55), manfaat dari kualitas yang superior antara lain

berupa:

1. Loyalitas pelanggan yang labih besar

2. Pangsa pasar yang lebih besar

3. Harga saham yang lebih tinggi

4. Harga jual yang lebih tinggi

5. Produktivitas yang lebih besar

Menurut Garvin (dalam Husein, 2000: 37), untuk menentukan dimensi

kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi, yaitu:

1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam

membeli barang tersebut.

2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

3. Reliability, hal yang berkaitan dengan profitabilitas atau kemungkinan suatu produk behasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam

periode tertentu dan dalam kondisi tertentu.

4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan

pelanggan.

(34)

6. Service ability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan pelayanan.

7. Esthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari

preferensi individual.

8. Fit and finish, sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai yang berkualitas.

C. Harapan

Menurut Hill (dalam Tantrisna, 2006 : 37) harapan adalah apa saja yang

konsumen pikirkan harus disajikan oleh penyedia jasa. Harapan bukan merupakan

prediksi dari dari apa yang akan disediakan oleh penyedia jasa.

Menurut Kotler dan Armstrong (1999 : 188) harapan didasarkan pada

pengalaman pelanggan membeli di masa lalu, pendapat teman, rekan, serta

informasi dan janji dari pemasar dan pesaingnya.

Menurut Horovitz (dalam Tantrisna, 2006 : 37), harapan konsumen dapat

terbentuk oleh empat faktor, antara lain:

1. Kebutuhan

Setiap konsumen yang memiliki kebutuhan selalu berharap kebutuhannya

dapat dipenuhi oleh produsen sebagai penyedia barang dan jasa. Oleh

karena itu produsen harus mengetahui kebutuhan konsumen dengan

(35)

2. Media massa

Media massa adalah sarana promosi yang digunakan perusahaan untuk

bersaing menarik perhatian konsumen dengan memberikan janji-janji pada

konsumen. Janji-janji tersebut akan menimbulkan harapan pada konsumen.

3. Pengalaman masa lalu

Jika seorang konsumen pernah menikmati layanan yang memuaskan di

suatu tempat, maka bila lain kali menggunakan layanan yang sama maka

konsumen akan mengharapkan pelayanan yang sama seperti yang pernah

dialami.

4. Mulut ke mulut (word of mouth)

Bila seorang konsumen yang tidak puas pada pelayanan yang diberikan,

konsumen akan menceritakan pengalaman buruknya pada teman atau

relasinya sehingga teman atau relasi dari konsumen itu tidak akan berharap

banyak dari pelayanan yang disajikan atau dengan kata lain tidak akan

mencoba menggunakan pelayanan tersebut nantinya. Sebaliknya, bila

konsumen sudah merasa puas akan pelayanan yang diberikan, maka

mereka akan menceritakan pengalamannya tersebut kepada teman atau

relasinya sehingga teman atau relasi ini menggunakan pelayanan tersebut

dan berharap mendapat pengalaman yang menyenangkan juga.

Menurut Rust, et.al. (dalam Tjiptono, 2005: 259), Harapan pelanggan bisa berupa

tiga macam tipe, yaitu:

1. Will expectation

Yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan

(36)

merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh

konsumen, sewaktu menilai kualitas jasa tertentu.

2. Should expectation

Yaitu tingkat kinerja yang yang dianggap sudah sepantasnya diterima

konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh

lebih besar daripada apa yang diperkirakan akan diterima.

3. Ideal expectation

Yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima

konsumen

Menurut Zeithmal,et al. (dalam Tjiptono, 2005: 271), terdapat sepuluh

faktor utama yang mempengaruhi harapan pelanggan terhadap suatu jasa,

yaitu: Enduring Service Intensifiers, berupa harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang mengenai suatu jasa.

1. Kebutuhan pribadi, meliputi kebutuhan fisik, sosial,dan psikologis.

2. Transitory services intensifiers, terdiri atas situasi darurat yang membutuhkan jasa tertentu (seperti asuransi kesehatan dan asuransi

kecelakaan) dan jasa terakhir yang pernah dikonsumsi oleh pelanggan.

3. Persepsi pelanggan terhadap tingkat layanan perusahan lain.

4. Self-perceved service role, yaitu persepsi pelanggan terhadap tingkat keterlibatannya dalam proses penyampaian jasa.

5. Faktor situasional yang berada diluar kendali penyedia jasa.

6. Janji layanan explisit, baik berupa iklan, personal selling, perjanjian,

(37)

7. Janji layanan implisit, yang tercermin dari harga dan sarana pendukung

jasa.

8. Word-of-mouth, baik dari teman, keluaraga, rekan kerja, pakar, maupun publikasi penyedia jasa.

9. Pengalaman masa lalu.

D. Persepsi

Menurut Setiadi, Nugroho.J (2003 : 159) persepsi merupakan suatu proses

yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas

merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat

juga didefenisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita

terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.

Menurut Stanton (dalam Setiadi, Nugroho.J 2003: 160) persepsi dapat

didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa

lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui panca indera.

Menurut Hill (dalam Tantrisna, 2006 :38) persepsi adalah pandangan

terhadap pelayanan yang telah diterima konsumen, sangat memungkinkan bahwa

persepsi konsumen tentang pelayanan menjadi berbeda dari kenyataannya karena

konsumen tidak mengetahui semua fakta yang ada atau telah salah dalam

menginterpretasikan fakta tersebut.

Persepsi masing-masing orang berbeda-beda, hal itu disebabkan karena

setiap orang menerima, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi dengan

(38)

Menurut Horovitz (dalam Tantrisna, 2006: 38), persepsi dipengaruhi oleh

tiga faktor, yakni:

1. Faktor psikologis

Faktor psikologis akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen.

Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan,

kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan berguna.

2. Faktor fisik

Faktor ini akan mengubah persepsi konsumen melalui apa yang konsumen

lihat dan rasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau malah

menghancurkan persepsi konsumen terhadap kulitas layanan yang

diberikan oleh perusahaan. Misalnya saat konsumen memilih restoran

mana yang akan dikunjungi, ada hal penting yang menjadi faktor penentu

konsumen dalam memilih yakni kebersihan. Bila dekorasi restoran terlihat

kotor dan tidak terawat, maka konsumen mempunyai anggapan bahwa

dapur dan restoran tersebut tidak sehat.

3. Image yang terbentuk

Image yang terbentuk disini adalah image konsumen terhadap perusahaan atau produk. Lebih lanjut menurut Kotler dan Armstrong

(1999 : 154), ketika terjadi persaingan antara dua merek produk yang

sama, konsumen bisa melihat perbedaan melalui image dari perusahaan

atau merek itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan harus mampu

menciptakan image yang akan membedakannya dari pesaing. Menciptakan

(39)

Image yang sudah tercipta harus didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh perusahaan.

Sumber : Horofitz (dalam Tantrisna 2006 : 38) Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Lovelock (2001: 92) harapan dan persepsi pada akhirnya akan

menentukan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu pelayanan. Setelah

menikmati pelayanan yang diberikan, konsumen akan membandingkan antara

harapan dan persepsi mereka tentang pelayanan tersebut. Ada beberapa

kemungkinan yang terjadi :

a. Jika persepsi (perception) lebih kecil daripada harapan (expectation),

(P<H), konsumen akan memberikan suatu anggapan negatif terhadap

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan menimbulkan

ketidakpuasan pada konsumen.

b. Jika persepsi (perception) sama dengan harapan (expectation), (P=H),

konsumen akan memberikan suatu anggapan yang netral, sesuai dengan Persepsi

2. Faktor Fisik

(40)

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan membuat

konsumen cukup puas dengan pelayanan tersebut.

c. Jika persepsi (perception) lebih besar daripada harapan (expectation),

(P>H), konsumen akan memberikan suatu anggapan positif terhadap

pelayanan yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan membuat

konsumen merasa sangat puas dengan pelayanan tersebut.

E. Kepuasan Pelanggan

Kotler (2005 : 52) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil dengan

harapannya. Menurut Day (dalam Tjiptono, 2002 : 24) kepuasan/ketidakpuasan

pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah pemakaiannya.

Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja

berada dibawah harapan , maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan

harapan, maka pelanggan puas.definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kepuasan pelanggan = f (harapan, kinerja)

Menurut Lupiyoadi (2001 : 158) dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan perusahaan, yakni:

1. Kualitas produk

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

(41)

2. Pelayanan

Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan maerasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum terhadapnya bila menggunakan produk dengan merek

tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi.

Kepuasan diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial

(self esteem) yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek

tertentu.

4. Harga

Produk yang memiliki kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

5. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan / tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk cenderung puas

terhadap produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (1999: 189) terdapat empat alat yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kepuasa pelanggan yakni :

1. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan menyampaikan saran atau

keluhan. Contohnya dengan menyediakan nomor telepon bebas pulsa sehingga

(42)

ini tidak hanya membantu perusahaan bertindak lebih cepat dalam

menyelesaikan masalah, tetapi juga menyediakan banyak gagasan yang baik

bagi perusahaan untuk memperbaiki produk dan jasa.

2. Survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction survey)

Hanya sekedar menyediakan sistem penampung keluhan dan saran

mungkin belum memberi gambaran lengkap mengenai kepuasan dan

ketidakpuasan pelanggan. Perusahaan yang responsif melakukan pengukuran

langsung atas kepuasan pelanggan dengan melakukan survei secara teratur.

Mereka mengirimkan kuisioner atau menelepon sampel dari pelanggan yang

sudah ada untuk mengetahui perasaan mereka mengenai berbagai aspek

prestasi perusahaan. Mereka juga melakukan survei pandangan pembeli

mengenai prestasi pesaing.

3. Pembelanja siluman (ghost shopping)

Cara lain yang bermanfaat untuk menilai kepuasan pelanggan adalah

menyewa orang untuk berpura-pura sebagai pembeli guna melaporkan

pengalaman mereka membeli produk perusahaan dan produk pesaing.

4. Analisis pelanggan yang hilang

Perusahaan harus melakukan kontak dengan pelanggan yang berhenti

membeli, atau yang beralih ke pesaing, untuk mempelajari mengapa hal ini

(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Yamaha didirikan pada tanggal 1 Juli 1955 di Jepang oleh Genichi

Kawakami yang sekaligus merupakan presiden pertama dari Yamaha Motor Co.

Perusahaan Nippon Gakki Hamana (sekarang Yamaha Motor Corps.) yang

bertempat di Hamakita-cho (sekarang kota Hamamatsu) pada awalnya

memproduksi produk pertama, sepeda motor Yamaha 125 cc yang disebut

"YA-1".

Yamaha motor yang dipimpin oleh seorang presiden perusahaan bernama

Takashi Kajikawa diperkuat oleh karyawan yang berjumlah 46.850 orang dan

memiliki modal senilai 48.300 juta yen (pada 31 Desember 2007). Yamaha motor

merupakan salah satu perusahaan terbesar di Jepang dengan penjualan tercatat

mencapai 1.756.707 juta yen (1 Januari – 31 Desember 2007). Tahun 2007,

daerah pemasaran produk dari Yamaha Motor telah mencakup beberapa wilayah

di dunia yakni :

a. Benua Amerika : Amerika Serikat, Canada, Mexico, Brazil, Argentina,

dan Colombia.

b. Benua Asia/ Oceania : Australia, China, Indonesia, New Zealand, India,

Filipina, Thailand, Taiwan, dan Vietnam.

c. Benua Eropa : Austria, Belgium, Republik Czech, Prancis, Denmark,

Jerman, Yunani, Hungaria, Italia, Irlandia, Belanda, Norwegia, Portugal,

(44)

d. Dan tentunya di negara asalnya sendiri yakni Jepang.

Adapun tabel penjualan Yamaha Motor :

Penjualan (%) dengan kategori produk (gabungan).

Tabel : 3.1 Penjualan Produk

Penjualan (%) kategori wilayah penjualan (gabungan)

Tabel : 3.2 Wilayah Penjualan

Yamaha motor adalah sebuah perusahaan yang telah bekerja sejak

perusahaan berdiri untuk membuat produk yang ditentukan oleh konsep “kualitas

tinggi dan performa yang tinggi” serta “keringanan dan kerapian” selagi kita

mengembangkan teknologi baru pada wilayah teknologi mesin kecil dan

teknologi pemprosesan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP), sebaik teknologi

komponen dan pengawasan. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa sejarah

perusahaan telah mengambil jalan sehingga orang-orang adalah unsur penting dan

produk kreasi dan aktivitas lain perusahaan telah selalu ditujukan bagi hati

konsumen.

Tujuan Yamaha Motor adalah untuk selalu menyediakan produk yang

memperkuat tiap-tiap dan semua konsumen dan membuat hidup mereka dipenuhi

dengan lebih pada menawarkan kecepatan yang hebat, mobilitas yang lebih baik

(45)

memberi masyarakat kesenangan yang lebih baik, kebahagiaan dan menciptakan

Kando dalam kehidupan mereka.

Yamaha motor sebagai sebuah perusahaan yang membuat dunia sebagai

lahan dan menawarkan produk bagi tanah, air, lahan bersalju dan langit. Yamaha

Motor bekerja keras untuk menjadi sebuah perusahaan yang menawarkan

kegembiraan baru dan memenuhi kehidupan yang lebih bagi semua umat

manusia. Yamaha motor menggunakan kecerdasan dan hasrat untuk menyadari

mimpi orang-orang dan selalu menjadi nomor satu yang mereka cari demi Kando

masa depan.

B. Filosofi Perusahaan :

(46)

1. Misi perusahaan

“Sebuah perusahaan yang menciptakan Kando”. Yamaha, sebuah perusahaan

yang menawarkan kegembiraan baru dan memenuhi kehidupan yang lebih bagi

semua umat manusia.

2. Prinsip-prinsip manajemen

a.Penciptaan nilai yang melebihi harapan pelanggan

b.Mempertahankan lingkungan perusahaan yang membantu perkembangan

terhadap penghargaan diri

c.Memenuhi tanggung jawab sosial secara global

Kando adalah sebuah kata dari bahasa Jepang yang artinya perasaan yang

berkelanjutan tentang kepuasan yang dalam dan kegembiraan yang besar bahwa

pengalaman orang-orang ketika mereka mendapati suatu nilai yang layak

diterima.

C. Produk Yang Dihasilkan Perusahaan

Produk-produk Yamaha bagi dunia yang sedang tumbuh antara lain bagi

air, bagi tanah, di kota dan bagi masa depan.

1).Tanah

a) Sepeda motor : sports bikes,trail bikes, road racers, motocrossers, dan

lain-lain.

b) Kendaraan commuter : scooters, bussines-use bikes.

c) Kendaraan rekreasi : mobil salju, kendaraan angkutan laut, kendaraan

lapangan rumput.

(47)

2). Air

a) Kapal : perahu motor, kapal pesiar, peralatan kapal, custom boats.

b) Mesin- mesin kapal : motor luar lambung kapal, mesin disel kapal, kemudi

kapal.

c) Kendaraan air : kapal pesiar pribadi, kapal boat jenis jet.

d) Produk bertenaga mesin : mobil golf, mobil darat,generator, mesin serba

guna, pompa air, pelempar salju, dan lain-lain.

3). Produk industri :

a) Mesin mobil : mesin-mesin mobil.

b) Mesin penerbangan : helikopter otomatis.

c) Kolam : sistem air meluncur, bak air untuk latihan, peralatan yang

berkaitan dengan kolam.

d) Mesin pintar : surface mounters, compact industrial robots.

e) Lingkungan air : konverter air ion yang bersifat alkalin, pemurni air,

peralatan penyaring, dan lain-lain. OES truss fishery reefs, peralatan

pemisah minyak dari air.

f) Ilmu hidup : esens astaxanthin.

g) Kursi roda : unit tenaga listrik pembantu untuk kursi roda, kursi roda

elektrik, dan lain-lain.

h) Bagian-bagian : bagian-bagian, asesoris, pakaian, helm, minyak mesin,

(48)

D. Konsep Pendekatan Yamaha Motor

Perusahaan diasumsikan bertujuan pada “penciptaan nilai yang

berkelanjutan” dan “peningkatan persaingan” sebagai misi terbesar sambil

memenuhi tanggung jawab sosial dalam kegiatan aspek ekonomi, lingkungan dan

kegiatan sosial.Yamaha Motor Group mempunyai tugas untuk memenuhi

tanggung jawab sosialnya dan membangun kepercayaan yang saling

menguntungkan dengan merespon setiap opini pemilik perusahaan termasuk

pelanggan, pemegang saham, pekerja dan penyalur bahan baku dengan hormat

dengan tetap berkomunikasi secara positif terhadap mereka.

Sebuah perusahaan global yang telah dipercaya oleh hampir seluruh orang

didunia diharapkan untuk dapat bekerja sama dengan masyarakat, dan memiliki

tanggung jawab sosial tidak hanya pada aspek ekonomi tetapi juga aspek

lingkungan dan aspek sosial. Sebagai tambahan pada aspek ekonomi, lingkungan

dan aspek sosial yang merupakan dasar yang dapat mendukung perkembangan,

ada juga empat aspek yang penting yang mana melibatkan aspek etika di setiap

dan semua pekerja yang menjunjung inisiatif hubungan CSR pada tiga aspek

sebelumnya. Yamaha Motor Group bertujuan untuk menyelesaikan kegiatan

tanggung jawab sosial sebagai fokus sebuah masyarkat dunia pada empat

(49)

Gambar : 3.2 Empat Aspek Tanggung Jawab Sosial

E. Customer Ship Relation (CSR) Yamaha Motor

CSR dilakukan secara inisiatif oleh Yamaha Motor Grup. CSR Yamaha Motor Grup dibagi menjadi 3 kegiatan utama sebagai berikut :

1. Mengenai kegiatan yang berkontribusi sosial,

2. Usaha yang berkelanjutan yang dibuat untuk mengimbangi keinginan dari

konsumen yang selalu berubah

3. Menciptakan Kando menuju perkembangan produk dan penciptaan produk

yang memberi kontribusi sosial.

Yamaha motor menghormati kegiatan yang memeberikan kontribusi sosial

diluar bisnis, Yamaha motor mulai bekerja pada lingkup program yang lebih luas

seperti sumbangan pada promosi olah raga budaya yang berkaitan dengan rugby

(50)

motor lebih jauh bertujuan untuk memperkuat daya saing pada beberapa tema

seperti produk asuransi, konservasi sumber daya alam, pekerjaan dan fungsi buruh

dibawah “kontrol internal” sebagai bentuk tanggung jawab dari Yamaha motor.

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Perencanaan yang matang mutlak diperlukan untuk mendapatkan kualitas

hasil penelitian yang baik, rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik, serta

alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi

baik. Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen

dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar

data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji realibilitas.

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14,00 dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut invalid.

c. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Kuesioner terdiri dari 2 variabel yaitu, variabel harapan dan persepsi yang

masing-masing berisikan 10 pernyataan yang menyangkut kualitas dari Yamaha

(52)

Tabel 4.1

Validitas Tiap Pernyataan untuk Variabel Harapan

No. Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

(r hitung)

r tabel Validitas

1. Mesin motor Yamaha Mio tahan

lama 0,510 0,4428 Valid

2. Garansi mesin yang diberikan

Yamaha lama 0,611 0,4428 Valid

3. Sepeda motor Yamaha Mio

nyaman dikendarai 0,549 0,4428 Valid 4. Model Yamaha Mio menarik 0,576 0,4428 Valid 5. Yamaha Mio mudah

dimodifikasi 0,758 0,4428 Valid

6. Menggunakan Yamaha Mio karena menyenangi jenis sepeda motor metic

0,478 0,4428 Valid

7. Yamaha Mio cocok dikendarai

untuk pria dan wanita 0,609 0,4428 Valid 8. Harga Yamaha Mio sesuai

dengan fitur yang ditawarkan 0,537 0,4428 Valid 9. Yamaha Mio mudah dikendarai 0,544 0,4428 Valid 10. Perawatan Yamaha Mio mudah 0,563 0,4428 Valid Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 14.00 2008

Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen.

Untuk menguji validitas, butir pernyataan terebut harus dibandingkan dengan rtabel

pada α= 0,05 dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2.

Jumlah kasus adalah 10, jadi df= 10-2 = 8, maka r (0,05;8) pada uji satu arah =

(53)

dari variabel harapan maupun persepsi yang dibuat pada kuesioner, ternyata

keseluruhan butir valid karena nilai r hitung > r tabel.

Tabel 4.2

Validitas Tiap Pernyataan untuk Variabel Persepsi

No. Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

(r hitung)

r tabel Validitas

1. Mesin motor Yamaha Mio tahan

lama 0,476 0,4428 Valid

2. Garansi mesin yang diberikan

Yamaha lama 0,527 0,4428 Valid

3. Sepeda motor Yamaha Mio

nyaman dikendarai 0,458 0,4428 Valid 4. Model Yamaha Mio menarik 0,498 0,4428 Valid 5. Yamaha Mio mudah

dimodifikasi 0,604 0,4428 Valid

6. Menggunakan Yamaha Mio karena menyenangi jenis sepeda motor metic

0,497 0,4428 Valid

7. Yamaha Mio cocok dikendarai

untuk pria dan wanita 0,593 0,4428 Valid 8. Harga Yamaha Mio sesuai

(54)

2. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.00 dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau r alpha lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Variabel Harapan Variabel Persepsi Cronbach's Alpha

(r alpha) r tabel

Cronbach's Alpha

(r alpha) r tabel

0,862 0,4428 0,830 0,4428

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 14.00 2008

Pada tabel 4.3 dapat diketahui masing-masing variabel harapan dan

persepsi yang terdiri dari 10 pernyataan, sudah dinyatakan valid dan reliabel maka

kuesioner bisa digunakan untuk penelitian.

B. Analisis Deskriptif

1. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2

Medan yang menggunakan Yamaha Mio yang berjumlah 92 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan

kriterianya adalah siswa yang pernah/menggunakan Yamaha Mio minimal 6

(55)

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Siswa SMA Negeri 2 Medan yang menjadi responden rata-rata berusia

15-18 tahun. Responden yang paling banyak berusia 17 tahun dan 16

tahun, dengan persentase sebesar 41,3% dan 26,9%.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 63 responden, 43 % responden

merupakan wanita dan 57 % pria.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 36 57,0 57,0 57,0

Wanita 27 43,0 43,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

(56)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku

Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri 2 Medan yang menjadi

responden sebagian besar mempunyai uang saku sebesar

Rp.300.000-Rp.600.000 yaitu sekitar 50,8%, 42,9% mempunyai uang saku di bawah

Rp.300.000, dan 6,3% di atas Rp.600.000.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama menggunakan Yamaha Mio

Sebagian besar responden telah menggunakan Yamaha Mio selama 6-1

tahun yaitu sekitar 61,9%, dan di atas 1 tahun sebesar 22,2%.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Yamaha Mio

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(57)

2. Deskriptif Variabel

Berikut adalah penjelasan secara deskriptif persentase hasil penelitian

dari harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas Yamaha Mio pada

siswa SMA Negeri 2 Medan, dengan variabel-variabel yang diteliti terdiri dari

keawetan, keandalan, ketepatan dan kesesuaian dengan spesifikasi. Tanggapan

responden diberi skor sebagai berikut:

Sangat Setuju diberi skor 5

Setuju diberi skor 4

Netral diberi skor 3

Tidak Setuju diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

a. Harapan dan Persepsi Responden terhadap Keawetan Yamaha Mio

Keawetan mencerminkan umur ekonomis dari produk. Keawetan

berkaitan dengan daya tahan dari sepeda motor Yamaha Mio yang meliputi

umur mesin yang tahan lama dan garansi mesin yang diberikan oleh Yamaha

Mio. Harapan dan persepsi responden terhadap keawetan Yamaha Mio adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa:

1) Mesin motor Yamaha Mio yang tahan lama, dari sisi harapan persentase

terbesar responden menjawab sangat setuju 81,9% dan 19% menjawab

setuju, yang artinya responden sangat setuju bahwa ketahanan mesin

motor Yamaha Mio mempengaruhi kualitas dari Yamaha Mio. Dari sisi

(58)

menjawab sangat setuju, netral sebesar 17,5%, tidak setuju 1,6%, dan

1,6% sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh

responden merasa bahwa mesin motor Yamaha Mio tahan lama dan sudah

sesuai dengan harapan, akan tetapi bagi 17,5% yang menjawab netral

merasa bahwa ketahana mesin motor Yamaha Mio masih perlu

diperhatikan lagi, dan 15,9% responden merasa bahwa ketahanan mesin

motor Yamaha Mio sudah sangat sesuai dengan harapan

Tabel 4.8

Harapan dan Persepsi Responden Terhadap Keawetan Yamaha Mio

Variabel Indikator Skala Penilaian

Harapan Persepsi n % n %

Keawetan

Mesin motor Yamaha Mio tahan lama

Masa garansi mesin yang diberikan Sumber: Hasil pengolahan data, 2008

2). Masa garansi mesin yang diberikan Yamaha lama, diperoleh dari sisi

harapan 69,8% responden menjawab sangat setuju, dan 27,0% menjawab

setuju, akan tetapi ada 3,2% responden yang menjawab netral, yang

artinya responden sangat setuju bahwa masa garansi mesin motor yang

diberikan Yamaha mempengaruhi kualitas dari Yamaha Mio. Sebaliknya

dari sisi persepsi, persentase responden terbesar menjawab setuju sebesar

(59)

netral, dan 1,6% yang menjawab tidak setuju. Dapat disimpulkan, sebagian

besar responden merasa bahwa masa garansi yang diberikan Yamaha lama

dan sudah sesuai dengan harapan, akan tetapi bagi 12,7% yang menjawab

netral merasa bahwa masa garansi yang diberikan Yamaha masih perlu

diperhatikan lagi.

b. Harapan dan Persepsi Responden Terhadap Keandalan Yamaha Mio Keandalan merupakan konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu

produk dari satu pembelian kepembelian berikutnya. Keandalan berkaitan

dengan kemungkinan Yamaha Mio berhasil menjalankan fungsinya dari satu

periode waktu tertentu dan kondisi tertentu yaitu kenyamanan berkendara,

model yang menarik dan kemudahan dalam modifikasi. Harapan dan persepsi

Gambar

Gambar 2.1  Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Tabel : 3.2 Wilayah Penjualan
Gambar : 3.1 Filosofi perusahaan
Gambar : 3.2  Empat Aspek Tanggung Jawab Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan, dan PTK yang ditulis mahasiswa dan dipertanggungjawabkan melalui ujian sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Tugas Akhir

Hal ini mencakup, diantaranya: (1) Hukum keluarga Islam sebagai realitas sosial dalam proses reformasi sosial; (2) Transformasi nilai hukum keluarga Islam dari norma dan nilai yang

Sapi FH di BBPTU-HPT Baturraden mempunyai masa laktasi yang kurang dari 305 hari, sehingga kemampuan memproduksi susu lebih rendah dari pada sapi FH daerah asalnya, karena masa

Berdasarkan hasil tanggapan responden seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.18 di atas, sebagian besar responden atau sebanyak 40,6% menyatakan setuju terhadap lingkungan

rancangan penelitian ini bersifat pre dan post test two group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan core stability pada latihan zig-zag run

Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap konsumen pada usaha asuransi jiwa, apakah bentuk-bentuk

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan melakukan penelitian guna mengetahui adakah pengaruh gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kelemahan yang didapat saat penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) bentuk miskonsepsi siswa perlu diketahui