Pengaruh Rasio Earning Per Share
Terhadap Risiko Finansial Bank Syariah
(Studi Pada PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia,Tbk.)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
NURALI SYAHBANA
NIM. 106046101676
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Pengaruh Rasio
Earning Per Share
Terhadap Risiko Finansial Bank Syariah
(Studi Pada PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk.)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh
NURALI SYAHBANA
NIM. 106046101676
Di Bawah Bimbingan,
Hermawan Setiawan, S.Si., M.Kom.
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Tbk.) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 14 Juni 2010
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP. 19550505 198203 1 012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (………...)
NIP. 19710701 199803 2 002
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. (………...) NIP. 19740725 200112 1 001
Pembimbing : Hermawan Setiawan, S.Si., M.Kom. (………...)
NIP. 19740623 199312 1 001
Penguji I : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag. (………...)
NIP. 19651119 199803 1 002
Penguji II : Ahmad Chairul Hadi, MA. (………...)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sarjana) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 03 Rabiul Awwal 1431 H 17 Februari 2010 M
Bank sebagai lembaga bisnis tidak terlepas dari risiko, baik risiko finansial
maupun risiko nonfinansial. Rasio earnig per share mencerminkan tingkat
kemampuan bank untuk memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.
Risiko Finansial Bank Syariah didapat dari Nilai Z-Score yang dihitung
dengan menggunakan analisis diskriminan dengan menggunakan variabel ROA,
CAR, FDR, BOPO, NPF, dan DER. Pengaruh Rasio Earning Per Share Terhadap
Risiko Finansial Bank Syariah, dilakukan dengan menggunakan analisis Regresi
Linier Sederhana dengan variabel independennya adalah rasio Earning Per Share
(EPS) serta variabel dependennya adalah nilai Z-Score.
Dari hasil uji korelasi sederhana (r) diperoleh hasil korelasi sebesar 57.7%
(kuat) dan bernilai negatif yang artinya terjadi hubungan yang negatif antara rasio
EPS dengan risiko finansial bank syariah, sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis,
rasio EPS berpengaruh secara signifikan terhadap risiko finansial Bank Syariah.
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan koefisien determinasi
(R-Square) menunjukkan bahwa pengaruh model penelitian (EPS) terhadap risiko
finansial bank syariah adalah sebesar 0.333 atau 33.3% dan pengaruh lain di luar
KATA PENGANTAR
ﻢﻴﺣﺮﻟا
ﻦﻤﺣﺮﻟا
ﷲا
ﻢﺴﺑ
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada
Nabi Muhammmad SAW. Dalam kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada
pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Ayah dan Ibu Hafidhahumullah. beserta keluarga besar Muhammad Noer.
2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.,
M.H., Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
4. Bapak Hermawan Setiawan, S.Si., M.Kom. Dosen Pembimbing skripsi ini.
5. Pimpinan dan pegawai, serta karyawan Muamalat Institute.
6. Bapak Dr. H. Muhammad Taufiki M.Ag. dan Bapak A. Chairul Hadi, MA.
Dosen Penguji skripsi ini.
7. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama, juga Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
Semoga Allah SWT meridhai dan menjadikan skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 03 Rabiul Awwal 1431 H 17 Februari 2010 M
Penulis
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D. Review Kajian Terdahulu ... 10
E. Hipotesis ... 13
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 18
H. Pedoman Penulisan Laporan ... 19
BAB II : LANDASAN TEORI A. Bank Syariah ... 20
1. Pengertian ... 20
2. Dasar Hukum ... 20
3. Tujuan Pendirian ... 21
B. SAHAM ... 22
1. Pengertian ... 22
2. Jenis-jenis ... 26
3. Akad Dalam Transaksi Saham ... 30
4. Earning Per Share ... 31
C. Risiko Bank Syariah ... 32
1. Pengertian ... 32
2. Jenis-jenis ... 32
D. Rasio Keuangan ... 34
E. Rasio Keuangan Dalam Analisis Diskriminan ... 39
F. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ... 39
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian ... 45
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 46
1. Jenis Data ... 46
2. Sumber Data ... 47
C. Variabel Penelitian ... 47
1. Variabel Bebas ... 47
2. Variabel Terikat ... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ... 48
E. Metode Analisa Data ... 49
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Risiko Finansial Bank ... 57
1. Deskriptif Variabel ... 57
2. Uji Normalitas Data ... 66
3. Analisis Diskriminan ... 70
4. Analisis Regresi Linear ... 80
5. Uji Hipotesis ... 81
6. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 82
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA... 85
LAMPIRAN... 90
x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
halaman
01.Tabel 4.1 Koefisien Fungsi Diskriminan 71
02.Tabel 4.2 Nilai Z-Score dan Kondisi Risiko 73
03.Tabel 4.3 Keputusan Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Test 79
04.Gambar 1.1 Kerangka Konsep 17
05.Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho 55
06.Gambar 4.3 Perkembangan Nilai ROA 57
07.Gambar 4.4 Perkembangan Nilai CAR 59
08.Gambar 4.5 Perkembangan Nilai FDR 60
09.Gambar 4.6 Perkembangan Nilai BOPO 61
10.Gambar 4.7 Perkembangan Nilai NPF 62
11.Gambar 4.8 Perkembangan Nilai DER 64
12.Gambar 4.9 Perkembangan Nilai ROA, CAR, FDR, BOPO, NPF, dan DER 65
13.Gambar 4.10 Kurva P-Plot ROA 66
14.Gambar 4.11 Kurva P-Plot BOPO 68
15.Gambar 4.12 Kurva P-Plot NPF 69
16.Gambar 4.13 Nilai Z-Score (Risiko Keuangan Bank) 72
17.Gambar 4.14 Perkembangan Nilai EPS 75
18.Gambar 4.15 Perkembangan Nilai EPS dan Z-Score 77
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah berdampak negatif
terhadap sistem keuangan sehingga menimbulkan krisis perbankan di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Dan hal itu sepantasnya menjadi pemikiran berbagai
pihak yang berwenang dalam membuat kebijakan. Di Indonesia ketika krisis
tersebut terjadi, petumbuhan perbankan nasional berkisar antara 10 sampai 15
persen. Namun perbankan syariah mampu tumbuh lebih dari 25 persen.1
Peran perbankan sangatlah penting dalam suatu negara, maka dalam
pengelolaannya, sangat perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini berujuan untuk
menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan.2 Agar dapat
berfungsi efektif, maka industri perbankan perlu dijaga agar selalu dalam kondisi
sehat, stabil, serta berkembang. Adanya penerapan manajemen risiko dan tata
kelola bank yang baik dapat membantu bank merencanakan arah dan strateginya
agar sesuai dan konsisten dengan yang akan dilaksanakan.3
Salah satu regulasi dalam penerapan tata aturan adalah penerapan basel II
yang telah diwajibkan oleh Bank Indonesia (BI), dimana pada tahun 2008 bank
1
“BI: Butuh Langkah Konkrit Siapkan SDI”, Republika, 14 Januari 2010, h.24.
2
Wina Octoriani, “Pengaruh Disiplin Pasar Terhadap Resiko Bank (Studi Kasus PT. Bank Permata, Tbk.”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Vol. X no.1 (Maret 2009), h.105.
3
Ibid., h.105.
2
sudah dapat menerapkannya. Basel II bertujuan untuk meningkatkan keamanan
dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada perhitungan
permodalan berbasis risiko, supervisory review process, dan market discipline.
Dunia ekonomi Islam adalah dunia bisnis atau investasi. Hal tersebut
dapat dicermati mulai dari tanda-tanda eksplisit untuk melakukan investasi
(ajakan bisnis dalam al-Quran dan al-Sunnah) hingga tanda-tanda implisit untuk
menciptakan sistem yang mendukung iklim investasi, yaitu adanya instrumen
zakat sebagai alat disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk
mendorong optimalisasi investasi, dan larangan maysir atau judi serta spekulasi
untuk mendorong produktivitas atas setiap investasi.4
Industri perbankan syariah di Indonesia masih banyak menghadapi
masalah-masalah yang apabila diamati, disebabkan oleh lemahnya tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance). Tentu hal ini menyebabkan
industri perbankan kurang berhati-hati dalam mengelola resiko keuangannya.
Dilihat dari sumbernya, dana bank syariah terdiri dari 3 (tiga) macam,
modal, titipan, dan investasi.5 Modal merupakan dana yang berasal dari para
pemilik (owner), titipan (wadiah) dan investasi (mudharabah) merupakan dana
pihak ketiga (nasabah). Dana para pemilik bank dan investor adalah dalam bentuk
investasi saham. Investasi merupakan salah satu bentuk penyertaan kepemilikan
terhadap suatu perusahaan, salah satunya adalah dalam bentuk kepemilikan
4
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h.1.
5
saham. Dalam kaitannya dengan hal ini, saham mengambil posisi yang cukup
berperan sebagai salah satu sumber dana bank, sehingga bank dapat memenuhi
tingkat likuiditasnya dan dapat memberikan pembiayaan jangka panjang bagi
dunia usaha dan wahana investasi bagi pemodal atau investor, baik investor lokal
maupun asing.6
Saham sebagai bentuk penyertaan modal, berupa selembar catatan yang
berisi sejumlah modal sebagai pertanda keikutsertaan kepemilikan terhadap suatu
perusahaan yang mengeluarkan sahamnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam
Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.7 Sedangkan tingkat
pengembalian (Return) merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian
(uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan
dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi,
semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi
memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya
dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula
(high risk high return, low risk low return).
Indikator risiko keuangan bank dapat dilihat dari rasio keuangannya,
adapun rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan,
tingkat kesehatan, dan risiko bank adalah rasio keuangan yang dapat diketahui
6
Nasrun Harun, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, cet.III, (Jakarta: Yayasan Kalimah, 2000), h. 4.
7
4
dengan tiga aspek yaitu aspek solvabilitas (permodalan), kualitas aset (aktiva
produktif), rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi.8
Solvabilitas merupakan indikator yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utang baik utang jangka
panjang atau utang jangka pendek. Dalam dunia perbankan rasio solvabilitas sama
dengan rasio permodalan, yang dapat dihitung dengan Capital Adequacy Ratio
yang selanjutnya disingkat CAR. Kualitas aset (aktiva produktif) melihat sejauh
mana bank mengelola aktivanya, kualitas tersebut dapat dilihat dari rasio Non
Performing Financing (NPF).
Rentabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas perusahaan
dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain rentabilitas merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rentabilitas
dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan Return on Assets yang selanjutnya
disingkat ROA.
Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi atau membayar kewajibannya (simpanan masyarakat) yang
harus segera dipenuhi. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya dengan tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
likuid. Dalam rasio likuiditas dapat diketahui dengan Financing to Deposit Ratio
yang selanjutnya disingkat FDR.
8
Efisiensi mengukur sejauhmana bank mengelola biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan pendapatan secara efisien, hal tersebut dapat dilihat dari rasio
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula kemampuan bank untuk
memenuhi seluruh kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki. DER merupakan
salah satu dari rasio struktur modal.
PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk. (BMI) yang dalam penelitian
ini selanjutnya ditulis dengan Bank Muamalat, merupakan bank umum pertama di
Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan
operasionalnya. Bank Muamalat memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal
1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,
pendirian Bank Muamalat juga mendapat dukungan dari masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana
Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut
menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua
6
Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai
bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia.
Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet
(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal
setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa
yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi
laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari
keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia
dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp
269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004.
Dari delapan bank umum syariah yang telah beroperasi, Bank Muamalat
adalah satu-satunya bank syariah yang memiliki rasio earning pershare.
Sedangkan bank-bank syariah yang lain, sahamnya masih dimiliki oleh bank
umum konvensionalnya. Bank Muamalat memiliki sejumlah pemegang saham,
baik dari kalangan individu, maupun instansi, baik dalam maupun luar negeri.
Dari tahun ke tahun, Saham Bank Muamalat terus mengalami
peningkatan, pada akhir 2008 tercatat jumlah saham Bank Muamalat sebanyak
820.251.749 lembar.9 Islamic Development Bank (IDB) merupakan pemegang
saham terbesar dengan total jumlah saham 28,01%, yang selanjutnya diikuti oleh
Boubyan Bank Kuwait (21,28%), Atwill Holdings Limited (15,32%), Abdul
Rohim (6,71%), Rizal Ismael (5,49%), KOPKAPINDO (3,25%), IDF Foundation
(2,98%), BMF Holdings Limited (2,98%), Badan Pengelola Dana ONHI (2,44%),
dan Masyarakat Lain (11,54%). Hingga akhir tahun 2008, jumlah modal Bank
Muamalat tercatat sebesar Rp 966,18 miliar dengan rasio kecukupan modal
(CAR) sebesar 10,83%. pemegang saham meningkat sebesar 14,18% di tahun
9
8
2008 berkat kenaikan saldo laba ditahan atas perolehan laba bersih Perseroan di
tahun tersebut.10
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian yang membahas tentang Saham dan risiko finansial bank syariah dan
penulis tuangkan melalui judul “Pengaruh Rasio Earning Per Share Terhadap
Risiko Finansial Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Syariah Muamalat
Indonesia, Tbk.)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan mengenai saham dan risiko bank, dan
agar pembahasan fokus kepada obyek penelitian, maka dari uraian diatas,
penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh rasio Earning per Share
(EPS), terhadap risiko finansial Bank Muamalat.
Adapun indikator risiko finansial pada Bank Muamalat dapat dilihat
dari rasio keuangannya, yaitu ROA, CAR, FDR, BOPO, NPF, dan DER. Dan
dalam penelitian ini, penulis membatasinya hanya pada periode tahun 1998
sampai dengan tahun 2008.
10
2. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang akan dianalisis adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana risiko finansial bank yang dihadapi oleh Bank Muamalat?
b. Bagaimana tingkat rasio earning per share Bank Muamalat?
c. Bagaimana pengaruh rasio earning per share terhadap risiko finansial
bank pada Bank Muamalat?
d. Berapa besar pengaruh rasio earning per share terhadap risiko finansial
bank pada Bank Muamalat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengungkapkan risiko finansial bank yang dihadapi Bank Muamalat.
b. Menjelaskan nilai rasio earning per share Bank Muamalat.
c. Menguraikan signifikansi pengaruh rasio earning per share terhadap
risiko finansial bank pada Bank Muamalat.
d. Menguraikan besarnya pengaruh rasio earning per share terhadap risiko
10
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah bagi;
a. Penulis, penelitian sangat bermanfaat untuk menambah khazanah
keilmuan sebagai wujud kontribusi positif dan dedikasi yang dapat penulis
berikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ekonomi
syariah, selain itu untuk menambah pengalaman dan sarana latihan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat sebelum terjun
dalam dunia kerja yang sebenarnya.
b. Bank Syariah, hasil penelitian ini akan memberikan informasi, bahan
pertimbangan, dan evaluasi kepada pihak bank syariah untuk
pengembangan kedepan. Juga para investor, nasabah, dan kreditur.
c. Akademisi, penelitian ini akan memberikan teori tentang pengaruh antara
rasio earning per share terhadap risiko finansial bank syariah.
D. Review Kajian Terdahulu
Penulis menemukan penelitian terdahulu yang membahas mengenai
resiko bank, penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh:
1. Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap
Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia (Januari 2005 -
April 2008) – Desi Ariyani (FSH/Muamalat/Perbankan Syariah/2009)
Penelitian ini adalah menganalisis pengaruh CAR, FDR, BOPO,
Data yang diambil yaitu berupa laporan keuangan (Januari 2005 sampai
dengan April 2008). Analisis data menggunakan analisis rasio laporan
keuangan dengan alat analisis dibantu oleh alat analisis SPSS. 11.0. Hasil
analisis penelitian yaitu dilihat dari R-Squared sebesar 0.799 yang berarti
bahwa 79.9% profitabilitas mampu dijelaskan oleh variabel independen
yang digunakan dalam model (CAR, FDR, BOPO, NPF) dan sisanya
sebesar 20.1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan.
Dari pengujian F-Statistik dengan menggunakan α = 5% diperoleh
F-Tabel sebesar 2.64 sementara diperoleh F-Statistik sebesar 34.72 yang
berarti F-Statistik > F-Tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen secara simultan mempengaruhi varibel dependen.
Berdasarkan uji t, dapat diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh
yang signifikan variabel CAR dan BOPO terhadap profitabilitas Bank
Muamalat, sedang variabel FDR dan NPF secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Muamalat. Sedang
BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas Bank
Muamalat sebesar 1.753%.
2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Earning Per
[image:22.612.116.531.218.522.2]1998-12
2008 – Hesti Indah Permana Sari (FSH/Muamalat/Perbankan
Syariah/2009)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuinapakah ada pengaruh
antara DPK, FDR, dan NPF terhadap EPS pada Bank Muamalat Indonesia
1998-2008. penelitian ini menggunakan model analisis statistik dengan
menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu regresi linier berganda
dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf nyata
sebesar 5%. Hasil dari regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel independent (DPK, FDR, dan NPF) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependent (EPS) sebesar 80,5% dan
selebihnya 19,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Wina Octoriani/ Pengaruh Disiplin Pasar Terhadap Resiko Bank
(Studi Kasus PT. Bank Permata, Tbk./ Artikel Jurnal Bisnis dan
Manajemen/ Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran/ Maret 2009
Vol. X no.1.
Penelitian ini adalah penelitian mengenai pengaruh disiplin pasar
(market discipline) terhadap resiko bank pada PT. Bank Permata, Tbk.,
metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Analisa
data menggunakan analisis diskriminan dan regresi linear. Resiko pasar
berupa respon para investor terhadap bank dari tahun 2005-2007. variabel
berupa CAR, ROA, LDR, BOPO, dan Book Value of Equity to Book Value
of Liabilities. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
kuat sebesar 36.3% antara disiplin pasar dan risiko bank pada PT. Bank
Permata, Tbk. Dan arah hubungan kedua variabel positif.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah penelitian
mengenai pengaruh rasio earning per share terhadap risiko finansial bank
syariah dengan menggunakan variabel-variabel yang lebih banyak dan
pemilihan variabel tersebut disesuaikan dengan variabel yang digunakan pada
umumnya untuk mengukur tingkat kesehatan bank atau tingkat risikonya,
yaitu ROA, CAR, FDR, BOPO, NPF, dan DER. Rasio earning per share
pada penelitian ini menjadi variabel independen (bebas), sedangkan risiko
finansial menjadi variabel dependen (terikat). Dan jangka waktu yang
digunakan adalah menggunakan periode 11 tahun.
E. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan dalam sebuah penelitian, sampai terbukti melalui uji
hipotesis atas data-data yang terkumpul.11
Berdasarkan kerangka diatas, maka penulis menggunakan suatu
hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut:
11
14
Ho : β = 0 = Tidak ditolak jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, artinya tidak terdapat
pengaruh rasio EPS secara signifikan terhadap risiko finansial
bank.
Ha : β ≠ 0 = Ditolak jika –t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel, artinya
terdapat pengaruh rasio EPS secara signifikan terhadap risiko
finansial bank.
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Rasio Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menggambarkan
tingkat pengembalian saham. Saham adalah bukti sebagian kepemilikan atas
suatu perusahaan tertentu, dimana tiap saham menunjukkan satu suara
kepemilikan. Saham juga dapat diartikan sebagai surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah
satunya yaitu saham.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.12
12
Risiko bank dapat dilihat melalui Rasio-rasio keuangan. Rasio
keuangan bank dapat dikelompokkan atas rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio
solvabilitas, dan rasio-rasio rentabilitas (profitabilitas), sebagai berikut: 13
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank.
Ada beberapa jenis rasio dalam rasio likuiditas, yaitu: Assets to Loan
Ratio,Cash Ratio, dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan mengukur efisiensi bank dalam menjalankan
aktivitasnya. Beberapa jenis rasio dalam solvabilitas rasio yaitu: Capital
Ratio, Capital Risk,dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
c. Rasio Rentabilitas
Rasio yang bertujuan untuk mengukur efektivitas bank mencapai
tujuannya. Beberapa jenis rasio dalam rentabilitas ratio yaitu: Return on
Asset (ROA), Gross Profit Margin, Net Profit Margin (NPM), dan Return
on Equity Capital (ROE).
Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan utama dari
perusahaan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Pemilik Modal
serta Laporan Arus Kas. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca
13
16
akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan
analisa terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil
atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur “kebaikan dan
keburukan” sebuah perusahaan adalah rasio. Rasio adalah lebih merupakan
sebuah alat yang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) yang dapat
2. Kerangka Konsep
Gambar 1.1
Kerangka Konsep
Bank Muamalat Indonesia
Annual Report 1998-2008
Hipotesis
ROA,CAR,FDR,BOPO,NPF,DER
Uji Normalitas
Earning Per Share ( EPS )
Anallisis Diskriminan
Risiko Finansial (Z-Score)
Uji Normalitas
Regresi Linier
Koefisien Determinasi
18
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun 5 (lima) bab uraian. Pada
setiap bab didalamnya dilengkapi dengan sub-sub bab, dan seterusnya. Adapun
uraian masing-masing bab yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian
pustaka, hipotesis, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan
yaitu meliputi pengertian dan ruang lingkup bank syariah, tujuan
pendirian bank syariah, saham, yang meliputi pengertian, jenis, dan
pembagian, selain itu dalam bab ini dibahas pula mengenai risiko bank
syariah, serta gambaran umum Bank Muamalat.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan
dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari sumber data, dan. jenis
dan ruang lingkup serta metodologi penelitian, jenis data, variabel
penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV Hasil Dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis secara deskriptif menjelaskan tentang hasil dari
finansial bank yang dihadapi Bank Muamalat pada periode 1998-2008,
tingkat signifikansi pengaruh rasio EPS terhadap risiko finansial Bank
Muamalat, dan besarnya pengaruh rasio EPS terhadap risiko finansial
pada Bank Muamalat.
BAB V Penutup
Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari semua pembahasan
yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skiripsi ini.
H. Pedoman Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi
yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BANK SYARIAH
1. Pengertian Bank Syariah
Bank dalam bahasa Eropa (Italia) berasal dari kata "Banco" yang
berarti banku atau counter.1 Kata tersebut dipopulerkan karena segala
aktivitas pertukaran uang masyarakat Italia menggunakan banku atau counter.
Bank Syariah terdiri atas dua kata, yaitu (a) bank, dan (b) syariah.2
Dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
disebutkan bahwa bank syariah adalah: Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.3
2. Dasar Hukum Bank Syariah
Bank Syariah di tanah air mendapatkan pijakan yang kokoh setelah
adanya deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983.4 Bank Syariah secara
yuridis normatif dan yuridis empiris diakui keberadaannya di negara Republik
Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif tercatat dalam peraturan
1
Habib Nazir, dan Muhammad Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, cet.I, (Bandung: Kaki Langit, 2004), h.56.
2
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, cet.I, (Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2008), h.1.
3
Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, lampiran UU No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.260.
4
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII), h.4.
perundang-undangan di Indonesia, diantaranya Undang-Undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 3
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia, Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,5
serta yang terakhir adalah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
3. Tujuan Pendirian Bank Syariah
Ada beberapa pandangan tentang tujuan didirikannya bank syariah.
Secara garis besar pandangan tentang tujuan tersebut dikategorikan kedalam
dua bentuk, yaitu pandangan yang dikemukakan oleh para teoretis dan praktisi
ekonomi Islam.
Menurut Muhammad Umer Chapra, tujuan didirikannya bank syariah
adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat
Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Oleh karenanya, bank syariah
harus sungguh-sungguh dalam menyiapkan segala pirantinya yang
menekankan bahwa pembiayaan yang disediakannya tidak akan meningkatkan
konsentrasi kekayaan atau meningkatkan konsumsi.6
5
Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, h. 2.
6
22
Sebaliknya, para praktisi ekonomi Islam atau bankir Islam
menganggap bahwa peranan bank syariah semata-mata bertujuan untuk
komersial dengan mendasarkan pada instrumen-instrumen keuangan yang
bebas bunga dan ditujukan untuk menghasilkan keuntungan finansial. Ini
berarti bahwa para bankir Islam menganggap bank syariah bukan sekedar
lembaga sosial semata.7
Namun demikian, tidak berarti bahwa para bankir Islam menganggap
bahwa bank Islam hanya sebuah lembaga yang hanya berorientasi pada Profit
semata tanpa memperhatikan aspek kepedulian pada perkembangan
masyarakat Islam. Bank Islam didirikan untuk menggalakkan, memelihara,
serta mengembangkan jasa serta produk perbankan yang berasaskan syariah
Islam.8 Jika perbankan didasarkan pada sistem dan norma-norma Islam, maka
ia harus tunduk dan patuh terhadap semua aturan yang berlaku dalam Islam.9
B. SAHAM
1. Pengertian
Saham adalah bukti sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan
tertentu, dimana tiap saham menunjukkan satu suara kepemilikan.10 Saham
(share) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
7
Ibid., h. 80.
8
Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2002), h.23.
9
Rivai dan Permata Veithzal, Islamic Financial Management, h.80.
10
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan.
Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik. Saham juga dapat didefinisikan sebagai selembar
catatan yang berisi pernyataan kepemilikan sejumlah modal pada perusahaan
yang menerbitkan saham tersebut,11 atau sebagai penyertaan modal. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mengemukakan pendapat.
Saham (penyertaan modal atau share) merupakan salah satu bentuk
penanaman modal pada suatu entitas (Badan Usaha) yang dilakukan dengan
menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian
hak pemilikan atas perusahaan. Pemegang saham atau Investor mendapatkan
hasil melalui pembagian dividen dan capital gain. Perusahaan penerbit saham
pada umumnya berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan terbuka (Tbk.).12
Investor akan memperoleh 2 (dua) keuntungan dengan membeli atau
memiliki saham, yaitu:
11
Nasrun Haroen, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, cet.I, (Jakarta: Yayasan kalimah, 2000), h.71., Dikutip dari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 859/KMK.01/1987.
12
24
a. Dividen
Dividen adalah bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari
laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun
dalam bentuk saham.13 Dividen merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang
saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen,
maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun
waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada
dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
13
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:14
1). Capital Loss
Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu
kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per
saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan
hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor
menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian
sebesar Rp 600,- per saham.
2). Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim
14
26
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada
seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
2. Jenis-jenis Saham
Saham apabila dikelompokan memiliki beberapa jenis. Adapun
pengelompokan jenis saham dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
1) Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang mewakili jumlah kepemilikan
dalam suatu Perseroan Terbatas (PT).15 Pemegang saham biasanya
memiliki hak-hak tertentu yang dapat digunakan terhadap perseroan,
seperti mendapat bagian keuntungan berasarkan rasio saham yang dia
tanam dalam perusahaan tersebut.16 Selain itu, mereka juga memiliki
kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan pailit, kerugian
15
Haroen, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, Jakarta, h.72.
16
maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar
investasi pada saham tersebut.
Ada beberapa klasifikasi saham yang biasa berlaku di bursa efek,
yaitu:17
a) Blue – Chip Stocks
Blue – Chip Stocks adalah saham biasa dari suatu perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
dividen.
b) Income Stocks
Income Stocks adalah saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata–rata
dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.
17
28
c) Growth Stocks
a. Well - Known
Saham–saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi dan mampu mendapatkan hasil
rata-rata beberapa tahun terakhir berturut-turut.
b. Lesser - Known
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam
industri, namun memiliki ciri growth stock dan mampu
mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan
rata-rata tahun terakhir.18 Umumnya saham ini berasal dari
daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d) Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
e) Cyclical Stocks
Saham yang perkembangannya mengikuti kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum. Selama ekonomi makro
18
mengalami ekspansi emiten saham ini mampu mendapatkan
penghasilan yang tinggi.
f) Countercyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum.
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai
akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan
yang tinggi pada masa resesi.
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham Preferen (Preferred Stock) adalah Saham yang memberikan
hak lebih besar daripada saham biasa dalam dividen pada waktu
perseroan dilikuidasi.19 Ia memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil,
seperti yang dikehendaki investor.
b. Saham ditinjau dari cara peralihannya
Ditinjau dari cara peralihannya, saham terbagi kedalam 2 (dua)
jenis, yaitu:
19
30
1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar
mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2) Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Saham atas nama (Registered Stocks) merupakan saham yang
ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya
harus melalui prosedur tertentu, yaitu melalui dokumen peralihan dan
nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang diperuntukkan
untuk itu, yang memuat nama pemegang saham.
3. Akad Dalam Transaksi Saham
Akad yang digunakan dalam perjanjian antara pemegang saham dan
bank pada umumnya adalah akad musyarakah dan mudharabah, bank dan
investor sama-sama menyertakan modal yang dijadikan sebagai modal inti
untuk kegiatan operasional bank. Kemudian apabila investor ingin menjual
kembali sahamnya, maka ia dapat menawarkan kepada pemegang saham lain
atau ke publik.
Hal ini telah ditegaskan oleh Nabi saw dalam Hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Ibnu Majah sebagai berikut:20
20
لﺎ
ل ﻟا
ﻲ
ﻦﺑ
ﻦﺴ ﻟا
ﺎ ﺛﺪﺣ
.
راﺰ ﻟا
ﺖﺑﺎﺛ
ﻦﺑ
ﺮﺸﺑ
ﺎ ﺛﺪﺣ
.
ﺎ ﺛﺪﺣ
ﻦﻤﺣﺮﻟا
ﺪ
ﻦ
ﻢ ﺎ ﻟا
ﻦﺑ
ﺮ
)
ﻢﻴﺣﺮﻟا
ﺪ
(
ﻟﺎ
ﻦ
دواد
ﻦﺑ
ﻢ
و
ﻪﻴ
ﷲا
ﻰ
ﷲا
لﻮ ر
لﺎ
لﺎ
ﻪﻴﺑأ
ﻦ
ﻴﻬ
ﻦﺑ
:
ث ﺛ
ﺔآﺮ ﻟا
ﻦﻬﻴﻓ
.
أو
ﺔﺿرﺎ ﻤﻟاو
ﺟأ
ﻰﻟإ
ﻴ ﻟا
ﺖﻴ ﻟ
ﺮﻴ ﺸﻟﺎﺑ
ﺮ ﻟا
ط
ﻴ ﻟ
.
Artinya: “Tiga Perkara yang mengandung keberkahan yaitu: Jual beli secara angsur, mudharabah, dan mencampur gandum yang bagus dan yang kurang bagus untuk makan, bukan untuk diperjual belikan”(HR. Ibnu Majah)
Dari Hadis di atas, dapat dilihat bahwasannya Nabi saw sangat
menganjurkan umatnya untuk berinvestasi demi menolong sesama, baik
dalam bentuk pemberian angsuran dalam jual beli, memberi makan, atau
melakukan kerjasama usaha (musyarakah atau mudharabah).
4. EarningperShare (EPS)
Earning per Share (EPS) adalah tingkat pengembalian terhadap
saham, yaitu bagaimana saham mampu menghasilkan laba, semakin tinggi
rasio ini, maka mencerminkan semakin baiknya bank dalam meningkatkan
nilai return sahamnya. Rumusnya adalah:
32
C. RISIKO BANK SYARIAH
Bank syariah adalah termasuk badan usaha yang merupakan unit bisnis,
dan bisnis merupakan suatu aktivitas yang berhadapan dengan risiko dan return.21
Sehingga tidak hanya bank konvensional, bank syariah pun mengalami risiko,
baik itu risiko nonfinansial (nonfinancial risks) dan risiko finansial (financial
risks).
1. Pengertian
Risiko adalah sebuah ketidakpastian yang mengandung kemungkinan
terjadinya kerugian dalam bentuk harta atau kehilangan keuntungan atau
kemampuan ekonomis.22
Pengertian risiko menurut Herman Darmawi yang dituangkan dalam
bukunya (Manajemen Risiko) adalah:23
- Risiko adalah kans (peluang) kerugian
- Risiko adalah kemungkinan kerugian
- Risiko adalah ketidakpastian
- Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan
- Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan.
2. Jenis-jenis Risiko Bank
Risiko yang dihadapi bank, secara garis besar terbagi kedalam dua
kategori besar, yaitu:
21
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, h.142.
22
Nazir, dan Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, h.503.
23
a. Risiko nonfinansial (nonfinancial risks).
Risiko nonfinansial (nonfinancial risks) adalah risiko yang terkait
dengan kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan secara jelas jumlah uang
yang hilang.24
b. Risiko finansial (financial risks)
Risiko finansial (financial risks) adalah risiko yang dapat
menimbulkan penurunan arus, nilai, atau penghasilan perusahaan dalam
jumlah yang tidak diharapkan, dimana jumlah tersebut dipengaruhi oleh
pergerakan harga salah satu atau lebih dari satu aktiva keuangan.25
Risiko keuangan berkaitan dengan kerugian langsung berupa
jumlah uang yang hilang akibat risiko yang terjadi.26
Risiko keuangan dapat ditelusuri melalui analisis rasio keuangan
dan analisis diskriminan keuangan. Risiko Keuangan (financial risks)
perbankan terdiri dari: 27
1) Risiko Modal (capital risk)
2) Risiko Kredit (loans risk)
3) Risiko Likuiditas (liqudity risk)
4) Risiko Utang (leverage risk)
5) Risiko Fluktuasi tingkat suku bunga
24
Ibid., h. 22.
25
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokrasi, Edisi Revisi, cet.I, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009), h. 55.
26
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Tiga Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, ed.I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.21.
27
34
D. RASIO-RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan.28 Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.29
Analisis laporan finansial (financial statement analysis), khususnya
mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi
keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang akan
datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam analisis laporan finansial.
Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang digunakan untuk
mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar dibidang keuangan,
adalah analisis ratio (financial ratio analysis). Rasio merupakan alat yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan
tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial.
Rasio-rasio keuangan bank dapat dikelompokkan atas rasio likuiditas,
rasio profitabilitas (rentabilitas), dan rasio kepemilikan.30
28
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.297.
29
Nazir, dan Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, h.488.
30
Jopie Jusuf membagi rasio keuangan kedalam 5 (lima) jenis, yaitu:31
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo.32 Rasio-rasio yang
termasuk kedalam rasio likuiditas antara lain; Current Ratio, Cash Ratio,
Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR)
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage mengukur sejauhmana perusahaan atau bank di biayai
oleh hutang.33 Rasio-rasio yang termasuk kedalam rasio Leverage antara lain;
Long Term Leverage, Short Term Leverage, Debt to Equity Ratio (DER).
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktifitas menunjukkan efektifitas manajemen dalam mengelola
aktifitas bisnisnya dengan menggunakan sumber daya yang ada.34 Rasio-rasio
yang termasuk kedalam rasio aktifitas antara lain; Asset Turnover, Receivable
Turnover, Collection Period
4. Rasio Priofitabilitas
Rasio profitabilitas (rentabilitas) menunjukkan tingkat efektifitas yang
dicapai melalui usaha operasional bank,35 atau kemampuan bank dalam
31
Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.50-51.
32
Arthur J. Keown, dkk., Dasar-dasar Manajemen Keuangan; Buku Satu, edisi ketujuh, alih bahasa oleh: Chaerul D. Djakman. SE., Ak., MBA., (Jakarta: Salemba Empat, 1999), h.92.
33
Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, h.55.
34
Ibid., h.59.
35
36
menghasilkan laba. Rasio-rasio yang termasuk kedalam rasio aktifitas antara
lain; Return On Assets (ROA), Return On Investment (ROA), Return On
Equity (ROE), Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin
5. Rasio Coverage
Rasio Coverage mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian
kredit.36 Rasio-rasio yang termasuk kedalam rasio Coverage antara lain; EBIT
Coverage Ratio, Dividend Pay-Out Ratio.
Dalam mengukur kinerja keuangan suatu bank, kriteria-kriteria yang
umum digunakan adalah sebagai berikut:37
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal bank
atau merupakan kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup
kemungkinan kerugian didalam perkreditan atau dalam perdagangan
surat-surat berharga. Rumusnya adalah:38
Rumus 2.2. 100% x ATMR pelengkap) modal inti (Modal Modal R A
C = +
2. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah
pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR
36
Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, h.58.
37
Majalah Info Bank, Rating yang Disaring Lewat 10 Rasio Keuangan, h.19.
38
ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan
dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka
(deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Rumusnya adalah:39
Rumus 2.3.
100% x Inti Modal DPK Total Pembiayaan Total R D F + =
3. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA), rasio ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio
ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya.40
Formulanya adalah: Rumus 2.4. 100% x Pajak Sebelum Laba A O R TotalAsset = 39 Ibid., h.159. 40
38
Peringkat 1 : ROA > 1,5%
Peringkat 2 : 1,25% < ROA <1,5%
Peringkat 3 : 0,5% < ROA < 1,25%
Peringkat 4 : 0% < ROA < 0,5%
Peringkat 5 : ROA < 0%
4. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam mengelola sumber
daya yang ada untuk memperoleh pendapatan secara maksimal. BOPO
menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank.41 Rumusnya adalah:
Rumus 2.5.
100% x l Operasiona Pendapatan
l Operasiona Biaya
BOPO =
5. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF), rasio ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pembiayaan yang bermasalah dalam sebuah bank,
semakin rendah rasio ini, menunjukkan semakin baik (sehat) bank dalam
mengelola pembiayaan bermasalah.
41
6. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang termasuk kategori
rasio struktur modal. Rasio ini digunakan untuk mengukur leverage sebuah
perusahaan, menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang
perusahaan.42 Rumusnya adalah:
Rumus 2.6.
100% x Kewajiban Total
R E D
as TotalEkuit =
E. RASIO KEUANGAN DALAM ANALISIS DISKRIMINAN
Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan dari suatu
perusahaan. Keterbatasan analisis rasio timbul dari kenyataan bahwa
metodologinya pada dasarnya bersifat satu penyimpangan (unvariate), yang
artinya setiap rasio di uji secara terpisah.43
F. GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.
1. Sejarah
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. adalah bank umum pertama di
Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan
42
Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, h.55.
43
40
operasionalnya. Didirikan pada tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia.44
Bank Muamalat mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung
oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun
1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada menggunakan
prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman
dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil dan sewa.
Ide mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam
sebuah lokakarya Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertemakan "Masalah
Bunga Bank dan Perbankan" yang diadakan pada pertengahan Agustus 1990
di Cisarua, Bogor. Para peserta lokakarya sepakat menugaskan Komite
Pengembangan Ekonomi Umat membentuk sebuah bank yang kegiatannya
berpedoman pada Syariah Islam. keputusan ini dikukuhkan dalam
Musyawarah Nasional (MUNAS) MUI pada akhir Agustus 1990 di Jakarta.
Tim yang terbentuk, yang kemudian dikenal sebagai Tim Perbankan MUI, dan
diketuai Dr. H. Muhammad Amin Aziz.45
Bank Islam yang terbentuk disepakati bernama Bank Muamalat
Indonesia (BMI). "Muamalat" dalam istilah fiqih berarti hukum yang
mengatur hubungan antarmanusia. Nama alternatif lain yang muncul pada
44
Bank Muamalat Indonesia, artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2009 dari http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile
45
masa pembentukan itu adalah Bank Syariat Islam. Namun mengingat
pengalaman pemakaian kata 'syariat Islam' pada Piagam Jakarta, akhirnya
nama itu tidak dipilih. Nama lain yang diusulkan adalah Bank Muamalat
Islam Indonesia. Kemudian, Bapak H.M. Soeharto, Presiden Republik
Indonesia pada waktu itu menyetujui nama terkahir dengan menghilangkan
kata "Islam". Maka disetujuilah nama "Bank Muamalat Indonesia".46
2. Visi dan Misi
VISI
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional.
MISI
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder.47
3. Struktur Organisasi
Sturktur organisasi Bank Muamalat yang terdiri dari Dewan Pengawas
Syariah (DPS), Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi yang tercatat sampai
tahun 2009, adalah sebagai berikut:
46
Bank Muamalat Indonesia, artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2009 dari http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile
47
42
a. Dewan Pengawas Syariah (DPS)48
Ketua : K.H. Ma`ruf Amin
Anggota : Prof. Dr. KH. Umar Shihab, MA.
Prof. Dr. KH. Muardi Chatib, MA.
b. Dewan Komisaris 49
Presiden Komisaris : Widigdo Sukarman
Anggota Komisaris : Irfan Ahmed Akhtar
Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi
Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf
Emirsyah Satar
Andre Mirza Hartawan
c. Dewan Direksi 50
Direktur Utama : Ir. H. Arviyan Arifin
Direktur : Ir. H. Andi Buchari, MM.
Farouk Abdullah Alwyni, MA, MBA.
Luluk Mahfudlah, SE, MM.
Adrian A. Gunadi, SE, MBA.
48
Bank Muamalat Indonesia, artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2009 dari http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/supervisor
49
Bank Muamalat Indonesia, artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2009 dari http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/boc
50
4. Produk
Bank Muamalat mempunyai berbagai macam produk perbankan syariah,
sampai tahun 2008, produk Bank Muamalat yaitu:51
a. Penghimpunan Dana, terdiri dari:
1. Tabungan Muamalat, berupa: Tabungan Ummat, Tabungan Arafah, dan
Tabungan Shar-E
2. Giro Wadiah, berupa: Giro Wadiah Personal dan Giro Wadiah
Korporasi
3. Deposito, berupa: Deposito Mudharabah dan Deposito Fulinves
4. Asuransi, berupa: Full Protek, Syariah Mega Covers, Ta'awun Card,
dan Fitrah Card
5. Nisbah dan Tarif
6. Hi-1000
b. Pembiayaan, terdiri dari: 52
1. Jual-Beli, berupa: Murabahah, Salam, dan Simulasi Jual Beli
2. Bagi Hasil, berupa: Mudharabah, Musyarakah, dan Simulasi Bagi
Hasil
3. Sewa, berupa: Ijarah, Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT), dan KPRS
(Baiti Jannati)
51
Bank Muamalat Indonesia, artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2009 dari http://www.muamalatbank.com/
52
44
c. Layanan, terdiri dari: 53
1. Transfer
2. Kas Kilat
3. Letter of Credit
4. Bank Garansi
5. Layanan 24 Jam, berupa: SMS Banking, Phone Banking, Muamalat
Mobile, dan Internet Banking.
53
A. Metode dan Jenis Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dan verifikatif.1 Metode penelitian verifikatif dilakukan
untuk mengolah data dan menganalisis pengaruh nilai rasio earning per share
terhadap risiko finansial bank. Penelitian ini bersifat kuantitatif, didalamnya
dijelaskan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta dan
karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bank
Muamalat, khususnya mengenai pengaruh nilai rasio earning per share
terhadap risiko finansial bank syariah.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian lapangan,2 sedangkan penelitian kepustakaan digunakan untuk
mendalami teori yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan mengenai
pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah lebih kepada
pendekatan empiris.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI., cet.XIII. (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2006), h.8.
2
Ibid., h.10.
46
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini bersifat
kuantitatif, yakni berupa data-data statistik yang menunjukkan fluktuasi nilai
return saham dan risiko keuangan yang dialami oleh Bank Muamalat pada
periode tahun 1998-2008. Sedangkan metode penelitian, penulis
menggunakan metode analisa kuantitatif, dimana penulis menjelaskan secara
sistemik, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bank Muamalat.
B. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara garis besar jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari;
a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari perusahaan yang
menjadi objek penelitian yaitu laporan keuangan tahunan periode
1998-2008 atau hasil publikasi yang diterbitkan oleh Bank Muamalat.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya,
yang masih berkaitan dengan masalah penelitian yang diteliti, terdiri dari;
1) Buku-buku tekstual yang terkait dengan judul yang diangkat dalam
penelitian ini.
2) Hasil riset penelitian terdahulu atau karya ilmiah lainnya, dan
3) Media komunikasi, seperti internet, majalah, jurnal, koran, dan
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan diatas bersumber dari:
a. Laporan keuangan dalam Annual Report tahunan Bank Muamalat periode
1998-2008.
b. Dokumentasi, arsip atau data Bank Muamalat yang berhubungan dengan
penelitian.
c. Buku, artikel, dan karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
d. Media komunikasi: Internet, baik berupa blog, website, dan sebagainya,
seperti website Bank Indonesia, website Bank Muamalat, dan website
terkait lainnya.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan secara garis besar terbagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang secara
simultan dapat mempengaruhi variabel terikat (Dependent Variable) atau
variabel yang dipengaruhi.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah rasio Earning
Per Share (EPS) Bank Muamalat periode 1998-2008. Sedangkan Return On
48
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent Variable) atau variabel yang
mempengaruhi.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah nilai Z-Score
yang didapatkan dari hasil analisis diskriminan dengan menggunakan variabel
rasio Return On Assets (ROA) sebagai ukuran, dan rasio keuangan yang
terdiri dari:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
b. Financing to Deposit ratio (FDR)
c. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
d. Non Performing Financing (NPF)
e. Debt to Equity Ratio (DER).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data-data yang akan
dipergunakan tersebut dikumpulkan dengan corak dokumentasi, studi pustaka,
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data-data primer yang digunakan dalam penelitian ini, seperti laporan keuangan
yang didapatkan dari Annual Report Bank Muamalat.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data-data sekunder yang berhubungan dengan profil Bank Muamalat digunakan
dalam penelitian ini.
4. Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data-data primer dan sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, dan data-data-data-data
tersebut hanya ada di Bank Muamalat.
E. Metode Analisa Data
Analisis kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan untuk
menjelaskan variabel yang diteliti apabia berupa angka, di mana dalam penelitian
ini angka-angka tersebut adalah fluktuasi nilai Erning Per Share serta rasio
keuangan bank pada Bank Muamalat. Alat analisis dalam penelitian ini adalah
50
1. Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan merupakan salah satu teknik statistik yang dapat
digunakan untuk mendapatkan klasifikasi tertentu dari beberapa kat