• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan dan pelatihan manasik haji pada Jam'ah haji kantor kementrian Agama Kota Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan dan pelatihan manasik haji pada Jam'ah haji kantor kementrian Agama Kota Jakarta Selatan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN

Agus Supriyadi

107053002169

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSAITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S - 1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2011

(3)
(4)
(5)

Ok d et a k d et i k t i r a i m u l a i m en u t u p p a n ggu n g

T a n d a sk en a r i o… ey o… ba r u m u l a i d i u su n g

L em ba r a n k er t a s ba r u p u n t er bu k a

T i n gga l k a n y a n g l a m a , bi a r k a n sa n g p en a ber l a ga

K i t a p er n a h sebu t i t u k en a n ga n t em p o d u l u

P er n a h j u ga h i l a n g a t a u t a k k a n p er n a h ber l a l u

M a sa j a y a p u t i h bi r u a t a u a bu -a bu (h ey )

M em or i cr i t a ci n t a a k u , d i a d a n k a m u

Sa a t d i a (d i a ) d i a m a su k i a l a m p i k i r a n

I l m u bu m i d a n sek i t a r n y a j a d i k u d a p a n

Ci n t a m a sa sek ol a h y a n g p er n a h t er j a d i

T h a t w a s t h e m om en t a p a r t of sw eet m em or y

K i t a m em bu m i , m el a n gk a h ber d u a

K i t a ci p t a k a n h a n ga t sebu a h cer i t a

M u l a i d ew a sa , cem bu r u d a n bu n ga h

F i n a l l y n ow , i t s ou r t i m e t o m a k e a h i st or y

Ber gega sla h ka w a n t uk sa m but m a sa depa n

T et a p ber pega ng t a nga n, sa li ng ber peluka n

Ber i ka n seny um a n t uk sebua h per pi sa ha n

K ena ngla h sa ha ba t ki t a unt uk sla m a ny a

Sa t u a l a sa n k en a p a k a u k u r ek a m d a l a m m em or i

Sa t u cer i t a t er i n ga t d i d a l a m h a t i

(6)

D i d a l a m a p i sem a n ga t y a n g t a k m u d a h p a d a m

K u y a k i n k a u p a st i sa m a d en ga n d i r i k u

P er n a h ber h a r a p a ga r w a k t u i n i t a k ber l a l u

K a w a n k a u t a h u , k a w a n k a u t a h u k a n ?

B er i p u p u k t er ba i k u n t u k bu n ga y a n g k a u si m p a n

U n t u k t em a n 2 y a n g m em ba ca

Ja n ga n p er n a h p u t u s a sa d en ga n k ega ga l a n y a n g k a u a l a m i

sem u a i t u sem a t a -m a t a h a n y a coba a n y a n g a k a n m en j a d i

a n d a l ebi h t a n ggu h d a l a m k eh i d u p a n …

T er u s bel a j a r , m en ga j a r d a n ber k a r y a …..

(7)

i

Srtrategi Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan”.

Dibawah Bimbingan Drs. Cecep Castrawijaya, MM.

Secara subtansial haji merupakan bagian ritual keagamaan kaum muslimin

yang bersifat personal, meskipun demikian sepanjang sejarahnya pelaksanaan ibadah

hajji selalu mendapatkan perhatian Negara, salah satunya adalah kantor kementerian

Agama kota Jakarta Selatan yang ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan manasik haji. Hal yang menarik bagi penulis adalah ialah

meneliti penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang dilakukan

kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan pada calon jama’ah haji, karena

pendidikan dan pelatihan manasik haji adalah ujung tombak kesuksesan ibadah haji.

Pembahasan dalam

skripsi ini lebih terfokus kepada upaya kantor kementerian

agama kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik

haji dan upaya tersebut dapat dirumuskan, diimplementasikan dan dievaluasi dalam

formulasi strategi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan

melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur

dengan ketua dan staff seksi penyelenggaraan haji dan umroh dan sumber pendukung

yaitu calon jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. Sedangkan yang dijadikan objek

penelitan adalah upaya strategi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji.

(8)

ii

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari

sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi

dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah

mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu

peneliti menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

pengahargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:

1. Bapak Drs. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA, dan Bapak

Drs. Study Rizal LK, MA., selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk penyusanan

skripsi ini dan beliau juga menjadi pembimbing penulis dengan sabar

menuntun penulis menjadi yang terbaik dan selalu memberikan motivasi,

waktu, tenaga serta ilmu yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

(9)

iii

5. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya Selaku ketua penguji, Bapak Sugiharto selaku

sekertaris, Bapak Drs. Wahidin Saputra MA selaku penguji I, Bapak

Mulkannasir Ba, S.pd, MM selaku penguji II, terimakasih kepada tim penguji

yang telah mengoreksi skripsi penulis menjadi yang lebih baik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga

kepada penulis. Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu Dosen dibalas dengan

pahala yang tidak terhingga.

7. Bapak Drs. H. Hamidullah MA., Selaku

Kepala Seski Penyelenggaraan Ibadah

Haji Dan Umroh

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak TB Sulaiman, Bpk Agung, Ibu Fitri, selaku staff

haji yang telah

memberikan kesempatan, dan arahan mengenai manasik haji.

9.

Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perputakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi

(10)

iv

Do’a kepada penulis agar menjadi yang terbaik. Serta Ayah Ku Alm Bpk. H.

Rohadi Muchson Sodri yang sudah kembali kepangkuan Ilahi, semua jasanya

menjadi motivasi penulis, serta mpok-mpok ku tercinta dan tersayang. (Mpok

Rohma, Rodyah, Sri, Dan Mpok Muna) yang selalu memberikan penulis

cerahan dan motivasi, informasi serta pengetahuan kepada penulis

11. Sahabat-sahabat Manajemen Dakwah angkatan 2007, untuk Iin Irnawati

terimakasih atas motivasi, informasi serta dukungan yang tiada henti

diberikan kepada penulis semoga cita-cita kita berdua bisa terwujud kelak

Amiin

. Dan sahabat-sahabat Junaidi Salam, Zaenal Arifin (Zay), Ikhlas Al

A’la,

Rizki Ramadhani, Ahmad Sibghotullah, Abdul Rahman, Tirta Wijaya,

Ali Hanafiah, Ali Hasan Trisatya, Juniardi Kautsar, Bandar Robbi, Akhsan

Habibi terimakasih kalian adalah sahabat yang selalu ada ketika penulis

membutuhkan bantuan serta motivasi. Kalian adalah sahabat yang tidak

mengenal jasa yang selalu ada untuk senang maupun susah. Dan untuk kaum

hawa MD B terimakasih atas pengenalan dan persaudaran kalian. dan

semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga

(11)

v

Jakarta, Juni 2011

(12)

vi

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 8

D. Metodologi Penelitian... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANASIK HAJI A. Strategi ... 16

1. Pengertian Strategi... 16

2. Kriteria Strategi yang Tepat ... . 19

3. Proses Strategi ... 21

B. Pendidikan dan Pelatihan... 28

(13)

vii

1. Pengertian Manasik... 31

2. Fungsi Manasik haji... 32

3. Tujuan Manasik Haji ... 33

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan... 34

B. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan 35 C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan ... 37

D. Tugas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan... 38

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Upaya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji... 40

1. Sistem Pendaftaran ... 40

2. Metode Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji ... 44

3. Materi Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji ... 47

(14)

viii

Manasik Haji ... 51

1. Perumusan Strategi ... 51

2. Implementasi Strategi ... 60

3. Evaluasi Strategi ... 64

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-saran... 69

DAFTAR PUSTAKA... 70

(15)

ix

2. Tabel. 2 Jadwal Bimbingan Manasik Haji Klasikal Kantor

(16)

x

2. Lampiran 2. Surat keterangan Penelitian dari Kantor kementerian Agama Kota jakarta Selatan ... 84 3. Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai suatu Agama mempunyai syariat yang di bawa oleh Rasul terakhir mempunyai keunikan tersendiri, ia bukan hanya komprehensif tetapi juga universal. Komprehensif berarti mencakup seluruh aspek kehidupan baik ritual maupun sosial. Universal bermakna ia dapat diterapkan disetiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Dalam aspek ritual salah satunya adalah Ibadah haji.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam hal teknis pelaksanaanya diselengarakan oleh BPIH (Badan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh)

Sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya, pemerintah secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan penyelenggaraan ibadah haji. Utamanya melalui pembenahan sistem dalam berbagai aspek, termasuk aspek pembinaan petugas. Mengingat petugas haji merupakan unsur penting yang mempunyai peranan strategis dan turut menentukan keberhasilan ibadah haji.

(18)

tradisi yang sudah semakin lama berakar di kalangan masyarakat muslim Indonesia terhadap ibadah haji.

Pemerintah Arab Saudi memberikan kuota ibadah haji paling banyak terhadap Indonesia di bandingkan dengan kuota untuk negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji harus dilakukan secara baik dan professional. Memang tidak diketahui dengan pasti kapan umat Islam Indonesia mulai melakukan perjalanan ibadah haji, namun perhatian terhadap pelaksanaan ibadah haji telah terdapat sejak awal masuknya Islam ke negeri ini. Suatu pendapat menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah melaksanakan ibadah haji ke Mekkah sejak abad 12 Masehi dan sejak itu setiap tahunnya selalu ada jama’ah yang berangkat ke tanah suci.1

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Imran Ayat 97:

ﻪﻴﻓ

ﺕﺎﻳﺍﺀ

ﺕﺎﻨﻴﺑ

ﻡﺎَﻘﻣ

ﻢﻴﻫﺍﺮﺑِﺇ

ﻦﻣﻭ

ﻪَﻠﺧﺩ

ﻥﺎَﻛ

ﺎﻨﻣﺍﺀ

ﻪﱠﻠﻟﻭ

ﻰَﻠﻋ

ِﺱﺎﻨﻟﺍ

ﺞﺣ

ﺖﻴﺒْﻟﺍ

ِﻦﻣ

ﻉﺎَﻄَﺘﺳﺍ

ﻪﻴَﻟِﺇ

ﺎًﻠﻴِﺒﺳ

ﻦﻣﻭ

ﺮَﻔَﻛ

ﻥِﺈَﻓ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﻲﻨَﻏ

ِﻦﻋ

ﲔﻤَﻟﺎﻌْﻟﺍ

.

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.2

1

Taufiq kamil, (Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji di sajikan di sebuah seminar haji di Jakarta/B-I) BPIH dari tahun ke tahun, factual atau komersil, media Indonesia, edisi selasa 9 juli 2002)

2

(19)

Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi keberhasilan operasional haji sehingga pembinaan, pelayanan dan perlindungan berlangsung lancar dan sukses.PertamaLegalitas, UU No.17 Tahun 1999.Keduaadalah menyangkut fasilitas yang baik 10 asrama haji embarkasi yang ada serta kesiapan Kementrian Agama dan Kementrian Kesehatan dalam penyiapan atau penyediaan fasilitas pendukung maupun fasilitas lainnya di Arab Saudi. Ketigapetugas haji harus professional.3

Bagi bangsa Indonesia, penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional karena disamping menyangkut nama baik dan martabat bangsa Indonesia di luar negeri, khusunya di Arab Saudi. Mengingat pelaksanaannya bersifat massal dan berlangsung dalam waktu yang terbatas, penyelenggaran ibadah haji memerlukan manajemen yang baik agar tertib, aman dan lancar.

Pendidikan dan pelatihan manasik haji diupayakan melalui penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan haji. Penyempurnaan sistem dan manajemen tersebut dimaksudkan agar calon jama’ah haji lebih

siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan agama sehingga diperoleh haji mabrur. Peningkatan dan penyempurnaan tersebut dilaksanakan agar tidak terulang kembali kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.

Untuk tercapainnya maksud tersebut, diperlukan adanya suasana yang kondusif bagi warga negara yang akan melaksanakan ibadah haji. Suasana

3

(20)

kondusif tersebut apabila pihak penyelenggara ibadah haji mampu memberikan pembinaan, pelayanan kepada calon jama’ah haji.4

Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Menurut Hisyam Alie, yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang disusun dirumuakan dan dikonsepsikan yang baik dan membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Menurutnya untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan hal– hal berikut:

1. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasannya menyangkut manusia,

2. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan. 3. Peluang, yaitu melihat seberapa besar yang mungkin tersedia

diluar hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos. 4. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman

dari luar.5

Mengamati profil jemaah haji Indonesia dari tahun ketahun sebagian besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum berpengalaman bepergian jauh, tidak berpengalaman dengan alat-alat modern, hidup dalam kultural lokal, tidak dapat membaca dan tidak dapat berbahasa

4

Kementrian Agama RI, Perundang-Undang Tentang Penyelenggaraan Haji, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2002) h,19-20

5

(21)

asing. Kondisi pelaksanaan ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan yang bahkan tidak pernah dibayangkan, yaitu harus melakukan perjalanan antarnegara dengan peralatan modern, memasuki kota internasional dan berinteraksi dengan jemaah haji dari berbagai bangsa dengan sistem sosial, peradaban dan struktur kemasyarakatan yang berbeda satu sama lain. Perubahan situasi yang cepat dan harus dihadapi dengan waktu ini menimbulkan kekagetan budaya –cultural shock- dan disamping itu harus menghadapi kesulitan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, antara lain keterbatasan ruang gerak, menu makanan, perlakuan dari bangsa lain, udara dan suasana, persedian air, pemondokan, fasilitas dan akomodasi yang serba terbatas serta suasana ibadah haji yang sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan keseharian jemaah haji di tanah air.6

Melihat kondisi tersebut, maka pendidikan dan pelatihan bagi calon jama’ah haji sangat penting, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai

hal yang dapat menimbulkan kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jama’ah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji. Pendidikan dan pelatihan ibadah haji yang dilakukan pemerintah adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penerangan, penyuluhan, pembimbingan tentang ibadah haji. Pendidikan dan pelatihan manasik haji dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban dan kesejahteraan jama’ah haji serta kesempurnaan ibadah haji.

6

(22)

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi calon jama’ah haji

dilakukan secara terus menerus dengan berbagai metode. Metode direktif tatap muka, ceramah , Tanya jawab, praktek, metode non direktif penerbitan buku-buku pedoman manasik haji. Sebelum masa pendaftaran manasik haji, calon jama’ah haji di berikan penyuluhan haji dan di berikan jadwal manasik

haji serta pedoman manasik haji. Materi pendidikan dan pelatihan bagi jama’ah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok, yaitu pengenalan adat istiadat bangsa Arab, hokum, syarat sah haji, thawaf dan sa’i.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah yang dilakukan selama ini adalah dengan dua system, yaitu7;

1. Pendidikan dan pelatihan manasik massal, dilaksanakan oleh Kementerian Agama kota Jakarta selatan.

2. Pendidikan dan pelatihan Manasik Klasikal, dilaksanakan di kantor urusan Agama (KUA) di masing-masing kecamatan

Materi pendidikan dan pelatihan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, namun dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, upaya ini juga dapat dilakukan secara mandiri atas inisiatif

7

(23)

jama’ah haji sendiri, lembaga sosial keagamaan, organisasi massa Islam, kelompok bimbingan ibadah haji dan majelis taklim, dan tetap merupakan kesatuan sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jama’ah dan dititikberatkan kepada pemahaman budaya Bangsa Arab dan pengetahuan perjalanan ibadah haji.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, penulis sangat tertarik untuk mengambil judul “Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Permasalahan yang berkembang dengan ibadah haji cukup banyak, antara lain tentangmasalah akomodasi, konsumsi, dan kesehatan jama’ah haji, maka penulis membatasi hanya pada upaya kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji pada calon jama’ah haji tahun 2010 kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah pokok yang diangkat mengenai :

(24)

b. Bagaimana Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam formulasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan Penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana upaya penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui bagaimana kantor kementerian agama kota jakarta selatan dalam formulasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji

2. Manfaat Penelitian a. Akademik

Untuk mengetahui upaya penyelenggaraan yang telah diterapkan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam menjalankan aktifitas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. Untuk mengetahui strategi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam pendidikan dan pelatihan manasik Haji.

b. Praktis

(25)

fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi Univversitas Islam Negri Jakarta.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian ini, perlu kirannya dikemukakan teori menurut lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi penelitian adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati8, dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.

2. Subjek dan objek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seksi penyelenggaraan ibadah haji pada Kantor Kementrian Agama kota Jakarta Selatan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah strategi yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji.

3. Waktu dan tempat penelitian

8

(26)

Penulis melakukan penelitian pada bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011. Adapun tempat penelitian di Kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan Jl. Buncit Raya No. 2 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510 telp (021-7994007) fax (021-79402177).

4. Tekhnik pengumpulan data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan maka penulis mengunakan jenis penelitian diantarannya, yaitu Field Research (penelitian lapangan), penulis mengunakan penelitian dengan datang langsung ke lapangan (objek) penelitian di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama) penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa tekhnik mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalah-gejalah yang diteliti.9 Penulis menggunakan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan upaya kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam melaksanakan manasik haji dan strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji Kantor

9

(27)

Kementerian Agama Jakarta Selatan pada calaon jama’ah haji baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.10 Penulis menggunakan tekhnik interview bebas terpimpin yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang telah penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data (responden) dengan bebas dan terbuka. Dengan ini penulis melakukan wawancara dengan ketua seksi penyelenggaraan haji dan umroh Bpk Hamidullah dan beberapa staff seksi haji dan umroh Bpk Sulaiman, Bpk Agung, Bpk Tabarrudin, dan Ibu Fitri, selain seksi haji penulis juga membutuhkan sumber pendukung yaitu calon jama’ah

haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dengan beberapa orang yaitu Bpk M. Syakiri, Bpk A. Subhan, dan Ibu Fariha

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.11 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profil company, arsip-arsip maupun diktat-diktat penyelenggaraan manasik

10

Ibid. hal, 57 11

(28)

haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dan lain sebagainnya, yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek, sesuai yang ditulis dengan memahami seksama kemudian memberikan interpresentasi sesuai kecenderungan dan frame of think.

5. Tekhnik Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu tekhnik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

6. Pedoman Penulisan

Adapun tekhnik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah menggunakan“Pedoman Skripsi, Tesis,dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

(29)

1. Nama : Yafi’ul Fadilah, Nim : 103053022712, Jurusan : Manajemen Dakwah, Fakultas : Dakwah dan Komunikasi, Tahun : 2007, Judul Skripsi : Manajemen SDM pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yayasan pendidikan islam (YPI) Al-Azhar. Skripsi ini menerangkan tentang manajemen sumber daya manusia pada KBIH YPI Al-Azhar menggunakan sistem planing, organizing, actuating, controling yang membedakan dengan skripsi penulis adalah pada proses strategi penyelenggaran pendidikan dan pelatihan manasik haji menggunakan formulasi, implementasi, dan evaluasi.

2. Nama : Hj.Laelah, Nim : 103053028706, Jurusan : Manajemen Dakwah, Fakultas : Dakwah dan Komunikasi, Tahun : 2007, Judul Skripsi : Manajemen Bimbingan Manasik Haji pada KBIH Darul Ulum Sawangan Depok terhadap calon Jama’ah Haji. Skripsi ini menjelaskan

(30)

Demikianlah tinjauan pustaka ini, penulis lakukan dimana perbedaan bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu, terlihat pada objek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu hanya menjelaskan manajemen bimbingan ibadah haji menggunakan sistem manajemen yaitu POAC, pada penelitian ini penulis akan memberikan penelitian tehadap Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatanpada calon jama’ah haji.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci sebagai berikut :

Bab I : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan pustaka dan Sistematika Penulisan

Bab II : Bab ini berisikan tentang Pengertian Strategi, Kriteria Strategi Yang Baik, Proses Strategi, Pengertian Pendidikan, dan pelatihan, Fungsi dan Tujuan Pendidikan dan pelatihan, asas-asas pendidikan non formal, rancangan pelatihan, Pengertian Manasik haji, Fungsi Manasik haji, Tujuan Manasik haji,

(31)

Kementerian Agama provinsi DKI Jakarta, Sejarah, visi, misi dan struktur kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan.

Bab IV : Tentang analisa penelitian dari hasil penelitian yang dikaji. Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian mengenai upaya kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dalam Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dan formulasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan.

(32)

16 A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (Stratos yang berarti militer dan ag berarti memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.1 Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan para jenderal. Oleh karena pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jenderal dalam berperang.

Sedangkan strategi menurut sebagian orang didefinisikan sebagai berikut,

a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan.2

1

Hendrawan supratikno,AdvanceSstrategi Management : Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003,) h,19

2

(33)

b. Menurut Supriyono, strategi adalah penentuan dasargoalsjangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan.3

c. Menurut Prof. Onong Uchayana Efendi MA. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak dapat berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.4

d. Menurut A.M Kardiman, Strategi adalah penentuan tujuan utama dan berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi strategi menyangkut soal pengaturan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah bersaing.5

e. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.6

3

Supriyono,Manajemen Strategik dan Kebijakan Bisnis(Yogyakarta : BPFE, 1986) h,9 4

Onong Uchayana,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik,(Bandung : PT. Remaja rosdakarya, 1992) cet ke 4 hal 32

5

A.M. Kardiman,Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta:PT. pronhalindo), h.58 6

(34)

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa merumuskan strategi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

b. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih.

d. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut.

Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek penting yakni bentuk dan isi strategi. Segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana. Sebagai rencana, maka strategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksanakan dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dari aspek isi, strategi merupakan rencana yang berisiskan sasaran perusahaan dan program untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu. Sasaran dan program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan perusahaan atau organisasi.

(35)

program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar.

Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat7:

a. Menyatu (unifed) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan.

b. Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan.

c. Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh tingkatan.

2. Kriteria Strategi yang tepat

Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Menurut Hisyam Alie, yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang disusun

dikonsentrasikan dan dikonsepsikan yang baik dan membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Menurutnya untuk mencapai strategi yang tepat harus memperhatikan hal–hal berikut:

a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia,

7

(36)

b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan.

c. Peluang, yaitu melihat seberapa besar yang mungkin tersedia diluar hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos.

d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya anaman dari luar.8

Menurut Sondang Siagian dalam bukuAnalisa serta Perumusan Kebijakn dan Strategi Organisasi, untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi sebagai strategi yang baik, ada beberapa Kriteria yang harus dipenuhi9, sebagaimana berikut :

a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung kejelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi untuk komponen –

komponen tersebut diatas.

b. Strategi organisasi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

8

Rafi’udin dan Maman Abd Jaliet,Prisip Dan Strategi Dakwah,(Bandung : Pustaka Setia) h, 77

9

(37)

c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja yang jelas sehingga tidak terjadinya tumpang tindih, saling melempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementaskian dengan berbagai jenis interpresentasi yang pada selera dan persepsi individual dari pembuat interpretasi.

3. Proses Strategi

Joel Ross dan Michael menjelaskan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya sebuah strategi umpama kapal tanpa adanya kemudi, bergerak berputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti para pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10

Seperti yang dijelaskan dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi, dan pengendalian karangan John A. Pearce dan Richard B. Robinson, JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas Sembilan tugas penting yaitu:

a. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal)

10

(38)

b. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya.

c. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor konteksual umum.

d. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern.

e. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

h. Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan sistem imbalan.

i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi pengambil keputusan yang akan datang.11

Sedangkan menurut Bambang Hariadi dalam bukunya Strategi Manajemen model proses strategi pada dasarnya meliputi 3 langkah utama yang saling berkaitan yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi. Langkah-langkah utama tersebut dapat dinyatakan lebih spesifik dalam menyususn sebuah strategi sebagai berikut :

11

(39)

a. Menetapkan bisnis yang dijalankan perusahaan cita-cita atau harapan apa yang ingin dicapai pada masa depan. Langkah itu sebenarnya merupakan tahap pembentukan misi yang akan dijalankan perusahaan dalam rangka menjalankan visi atau cita-cita perusahaan.

b. Menerjemahkan visi dan misi kedalam suatu tujuan strategi yang terukur dana berbagai target kinerja yang harus dicapai.

c. Menyususn strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan target dalam penysunan strategi, diikuti pula pula dengan penetapan kebijaksanaan yang akan menjadi jembatan terhadap implementasi.

d. Menjalankan strategi yang terpilih dan melakukan berbagai keputusan taktis dengan efektif dan efesien.

e. Melakuakan evaluasi terhadap kinerja dan jika perlu melakukan berbagai penyusuaian terhadap arah, tujuan, strategi dan pelaksanaannya sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan.12

Adapun proses strategi ada tiga tahap, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.13 Dalam perumusan strategi juga ditentukan

12

Bambang Hariadi,Strategi Manajemen(Malang : Bayu Media, 2003) hal, 4

13

(40)

suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghidari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

Dalam perumusan strategi perlu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, analisis ini dikenal dengan sebuah sebutan SWOT. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relative terhadap peasaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perushaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaaan.

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.14

14

(41)

Dalam perumusan juga ditentukan suatu sikap untuk merumuskan, menghindari, dan melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan dan yang juga perlu diperhatikan adalah penetapan tujuan dan pengembangannya menghasilakan strategi alternative, memilih yang diterapkan dan dapat memperjelas perumusan visi, misi dan tujuan.

Perumusan strategi yang terdiri dari tahapan input, pencocokan dan tahapan keputusan, sebelum mengambil tiga langkah itu sebaiknya melihat pengembagan tujuan, melihat factor eksternal dan factor internal, menetapkan suatu objektifitas dan menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi yang akan digunakan.

b. Implementasi Strategi

Sedangkan Implementasi merupakan proses pelaksanaan strategi yang mana dalam pelaksanaannya perlu konsisten yang tinggi dari masing-masing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta kerja sama dari seluruh unit diperlukan untuk mencapai pada tujuan yang telah dirumuskan.

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan annggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi yang masuk.15 Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang

15

(42)

dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan, kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi.

Ke dua dari tahap formulasi strategi adalah implementasi yaitu dengan mengembangkan budaya, menciptakan struktur organisasi, mengubah arah, menyiapkan anggaran, memanfatkan informasi yang masuk.

c. Evaluasi Strategi

Merupakan tahap akhir dari strategi. Ada 3 macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategis :

1) Meninjau faktor faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan faktor faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi. Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi yang tidak efektif atau aktivitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

(43)

kriteria yang meramalkan hasl lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai rencana.16Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal menghindari dari, mengurangi dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggung jawab secara sosial, evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan, evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang komplek dan peka, karena terlalu banyak penekanan. Pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang akan dicapai, evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai, evaluasi strategi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial harus memicu tujuan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.

Tahap yang ke tiga dari formulasi strategi adalah evaluasi. Faktor evaluasi adalah sebagai berikut, meninjau kembali faktor eksternal dan internal, mengukur prestasi dan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif.

16

(44)

B. Pendidikan dan Pelatihan

1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan, seperti sifat sasaranya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi.

Menurut pakar ilmu pendidikan Ahmad D Marimba, pendidikan adalah suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, suatu proses yang berkelanjutan untuk mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan generasi tua, yang meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah generasi muda.17

Pendidikan ketika ditinjau dari kacamata Islam terlebih merupakan pewaris nilai-nilai keislaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian hidup manusia, baik jasmani maupun rohania, menuju terbentuknya keperibadian yang kamil, pendidikan Islam menururt Hasan Langgulung didefinisikan sebagai suatu proses spiritual, akhlak,

17

(45)

intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip kehidupan.18

Sedangkan pengertian pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.19

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan secara benar, pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikapdengan masing-masing kadar kemampuannya. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notatmojo dalam bukunya pengembangan Sumber Daya Manusia, yang dimaksud dengan pelatihan ialah upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.20

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan, karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan mayarakat.

18

Ramaymis,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Kalam Mulia, 2003) Cet ke 3 hal 6. 19

Abdurrahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.(Jakarta : Rineka Cipta 2006), Cet ke 1 hal 147.

20

(46)

Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga professional kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.21

Begitu juga menurut Vethzal Rivai, bahwa pelatihan adalah sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik dibandingkan dengan teori.22

2. Fungsi dan tujuan pendidikan dan pelatihan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan, Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

21

Oemar Hamalik,Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10

22

(47)

Sedangkan tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.

Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis.

C. Manasik Haji

1. Pengertian Manasik

Sedangkan Pengertian Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahunnya. Hukum Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakanya sekali seumur hidup. Ibadah haji mempunyai berbagi macam yaitu sebagai berikut:

(48)

b. Haji Qiran yaitu seorang berihram untuk melak-sanakan umrah dan haji secara bersamaan, atau dia berihram untuk umrah, lalu ber-ihram untuk haji sebelum memulai thawaf-nya, kemudian ia memasuki kota Makkah dan tetap pada ihramnya hingga selesai melaksanakan manasik hajinya (sampai tanggal 10 Dzulhijjah), dan wajib baginya untuk menyembelih "hadyu".

c. Haji Ifrad yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, dia tidak bertahallul dari ihramnya, kecuali setelah melempar jamroh 'aqabah (pada tanggal 10 Dzulhijjah), dan tidak ada kewajiban menyembelih "hadyu" baginya.

2. Fungsi Manasik Haji

Menurut A.Latif hasan fungsi manasik adalah

a. Agar calon jama’ah haji mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, peetunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji ditanah suci.

b. Agar jama’ah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah

haji baik secara pribadi maupun dalam regu atau rombongan. c. Agar para jama’ah haji mempunyai kesiapan menunaikan

ibadah hai baik menta, fisik, kesehatan, maupun petunjuk perjalanan ibadah yang lain.23

23

(49)

3. Tujuan Manasik Haji

A.Latif juga mengemukakan bahwa tujuan manasik haji adalah

supaya setiap jama’ah haji yang berniat menunaikan ibadah haji dapat

melaksanakannya dengan tertib, sah, dan aman. Aman dalam arti

jama’ah haji dapat melaksakan perjalanannya dengan tenang, khusyu’,

bebas dari kekhawatiran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap

harta bendannya. Tertib dalam arti, bahwa jama’ah dapat memenuhi

syarat, rukun, dan wajib haji sesuai dengan tutunan agama. Lancar

dalam arti jama’ah haji dapat melaksanakan ibadahnya dengan baik, bebas dari segala bentuk hambatan dan gangguan. Sah dalam arti, tidak ada kekurangan dalam ibadah haji dan kesalahan dalam

manasik.Sempurna dalam arti jama’ah haji dapat melaksanakan

ibadahnya selain rukun dan wajib juga ibadah lainnya yang memiliki keutamaan.24

24

(50)

34

A. Sejarah Kantor Kemeterian Agama Kota Jakarta Selatan

Sejalan dengan perkembangan Depart emen Agama dalam menghadapi volume kerja yang semakin besar, di mana jawat an-jawat an di daerah bukan saja dikoordinir, t et api perlu dibimbing, dibina dan dikembangkan secara langsung, int ensif dan t erarah, maka dikeluarkanlah Keput usan M andagri Nomor 36 Tahun 1972 yang menyempurnakan st rukt ur organisasi, t ugas dan

wewenang inst ansi Depart emen Agama di daerah-daerah.

[image:50.612.139.538.51.428.2]
(51)

Agama Kecamat an unt uk t ingkat Kecamat an. Dan didirikannya kant or Depart emen Agama kot a Jakart a Selat an yang dipimpin oleh H. M uhdi Yasin.

Pada t ahun 1974, H.muhdi Yasin melakukan upacara peresmian unt uk menjadikan awal pembent ukan Depart emen Agama Kot a Jakart a Selat an yang dihadiri oleh para alim ulama dan t okoh-t okoh masyarakat . Dalam isi pidat o peresmiannya, H.muhdi Yasin menekankan bahwa pada pokoknya t ugas kit a adalah membangun suasan masyarakat yang dipenuhi oleh insan-insan agamawan. Disamping it u hendaknya kepada para pet ugas Kant or Agama agar senant iasa melakukan jalinan kerjasama dengan inst ansi lain, para pemimpin organisasi keagamaan dan t erut ama dengan alim ulama, dengan segera menyusun program kegiat an dakwah agama dengan sebaik-baiknya. Puncaknya, H.muhdi Yasin dengan menget ukkan palu yang didahului dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim meresmikan berdirnya sebuah Inst ansi Pemerint ahan yang megeban amanat Tuhan, membina dan mengem bangkan jiwa umat at as keyakinan kepada Tuhan Yang M aha Esa sebagai landasan hidup sepert i t ercant um pada Sila Pert ama dari Pancasila seagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia.

B. Visi dan M isi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

(52)

Terwujudnya masyarakat Jakart a Selat an yang t aat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejaht era lahir bat in.

2. Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Sebagai Berikut :

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama

c. Meningkatkan kualitas Raudtaul Athfal, Madrasah,Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan.

d. Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji

e. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan berwibawa.1

1

(53)

C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan2 2 Ibid SEKSI PEKAPON TREN SEKSI M APENDA SEKSI PENYELENGGA RAAN HAJI

& UM ROH SEKSI

URUSAN AGAM A ISLAM

BAGIAN TATA USAHA KANTOR KEM ENTERIAN

AGAM A KOTA JAKARTA

SELATAN

SEKSI

PENYELENGGAR AAN ZAKAT DAN

WAKAF SEKSI PENAM AS Sarana prasarana Pembinaan penyuluhan

Kua. Cilandak, Kua. Keb Baru, Kua. M

Prapat an, Kua. Jagakarsa, Kua. Pesangrahan, Kua. Keb Lama, Kua.

Pancoran,Kua. Set iabudi, Kua. Tebet , Kua.

(54)

D. Tugas Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan

1. Bagian tata usaha Mempunyai tugas dan fungsi :

Melakukan pelayanan teknis administrasi, perencanaan, kepegawaian, keuangan, pelengkapan, ketatausahaan dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi atau satuan kerja di lingkungan kantor departemen agama kota jakarta selatan.

2. Urusan Agama Islam (Urais) Mempunyai tugas dan fungsi :

Melakukan pelayanan dan bimbingan bidang kepenghuluan, keluarga sakinah, pasangan kekal, ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat, produk halal, pengukuran arah kiblat, penetapan awal bulan hijriyah, perhitungan waktu shalat.

(55)

Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum,

ketenagaan dan kesiswaan, sarana kelembagaan dan ketatausahaan serta supervisi dan evaluasi pada Raudatul Athfal, Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Tingkat Dasar dan Menengah serta Sekolah Luar Biasa.

4. Seksi Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat Dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) mempunyai fungsi sebagai berikut :

Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan Al Qur'an dan MTQ, penyuluhan dan Lembaga Dakwah, Siaran Tamaddun dan Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam serta Pemberdayaan Masjid.

5. Seksi Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren (Pekapontren) mempunyai tugas sebagai berikut :

Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang Pendidikan Keagamaan dan Pendidikan Diniyah, Pendidikan Salafiyah, Kerja sama Kelembagaan dan Pengembangan Pondok Pesantren, Pengembangan Santri dan Pelayanan Pondok Pesantren pada Masyarakat.

(56)

Seksi penyelenggaraan Haji dan Umroh melakukan tugasnya

dengan membimbing calon jama’ah haji. Dengan melakukan

manasik haji dengan dua golongan massal dan klasikal, massal yang dilakukan di kantor kementerian Agama Jakarta Selatan sebanyak 4X manasik dan klassikal yang bertempat di KUA setempat sebanyak 11X. adapun pemberian materi dengan dua metode yaitu ceramah dan praktek.

7. Seksi Penyelenggara Zakat Dan Wakaf Mempunyai Tugas:

Melakukan pelayanan dan bimbingan serta pembinaan lembaga dan pemberdayaan zakat dan wakaf3

3

(57)

40

A. Upaya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam

Peyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji

Kantor Kementerian Agama kota Jakarta selatan khususnya seksi

penyelenggaraan haji dan umroh berupaya menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan mansik haji dengan sebaik mungkin. Dan selalu berupaya

membenahi dari permasalahan-permasalahan haji yang sering terjadi

akhir-akhir ini, dengan pembenahan ini kantor Kementerian Agama kota Jakarta

selatan berupaya membenahi dari sistem pendaftaran, metode, materi, nara

sumber dan temapat yang di jadikan pendidikan dan pelatihan manasik haji,

seperti yang dikatakan kepala seksi haji dan umroh Bpk. Hamidullah :

Kami, (seksi penyelenggaraan haji dan umroh) selalu berupaya sekuat tenaga

kami untuk membantu saudara-saudara kami yang ingin beribadah ke tanah

suci, upaya kami melakukan perbaikan seluruh sistem. Diantara sistem itu

sistem pendaftaran, metode, materi, nara sumber atau pemberi materi dan juga

tempat yang akan dijadikan tempat manasik.

1

1. Sistem pendaftaran

Sistem pendaftaran manasik haji kementerian agama kota Jakarta

Selatan tidak hanya memberikan pelayan pendaftaran saja akan tetapi juga

1

(58)

meberikan waktu konsultasi kepada calon jama’ah haji yang ingin mengikuti

pendidikan dan pelatihan manasik haji di kantor kementerian agama kota

Jakarta Selatan. Selain konsultasi kantor kementerian agama kota Jakarta

Selatan juga memberikan gambaran umum tentang ibadah haji. Setelah

diberikan waktu konsultasi dan gambaran umum tentang ibadah haji. kantor

Kementerian Agama kota Jakarta Selatan memberikan jadwal dan buku

pedoman pendidikan dan pelatihan manasik haji. Seperti yang diucapkan oleh

Bpk. Sulaiman bagian penyuluhan haji dan umroh.

Sistem pendaftaran itu

dilakukan untuk kepentingan calon jama’ah haji yang

ingin mendaftarkan dirinya atau keluarganya untuk pelatihan manasik haji,

dengan ini kami meberikan sedikit waktu untuk konsultasi dan kami

menjelaskan pentingya manasik haji, setelah itu kami memberikan jadwal dan

buku pedoman manasik haji”

2

A. Subhan,

jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan

manasik haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan mengatakan

dalam keikut sertaannya dalam pendaftaran diberikan waktu konsultasi,

jadwal dan buku pedoman manasik haji kepada calon jama’ah haji yang ingin

mendaftarkan untuk pendidikan dan pelatihan manasih haji,

3

M. Syakiri jama’ah haji yang mengikuti pendid

ikan dan pelatihan

manasik haji mengungkapkan dalam keikut sertaannya untuk mengetahui

2

Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011

3A Subhan (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor

(59)

manasik haji diberikan sistem pendaftaran, sistem pendafatran diberikan

penjelasan manasik haji, jadwal serta buku manasik haji.

4

Namun berbeda dengan yang dirasakan dengan Fariha jama’ah haji

yang mengikuti pendidikan manasik haji tahun 2010 mengatakan bahwa

[image:59.612.110.551.63.653.2]

sistem pendaftaran hanya diberikan buku pedoman dan jadwal manasik haji.

5

Tabel.1

Jadwal Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Massal Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

NO TANGGAL TEMPAT MATERI

1.

2.

3.

03 Juli 2010

21 agustus 2010

25 agustus 2010

Masjid Al Mabrur Asrama Haji Pondok Gede Jak-Tim

Masjid Al Mabrur Asrama Haji Pondok Gede Jak-Tim

Masjid Al Mabrur Asrama Haji Pondok Gede Jak-Tim

Kebijakan pemerintah

tetangperhajian.

kebijakan teknis tentang penyelenggaraan ibadah haji.

kesehatan haji.

sosialisasi zakat, infaq dan shadaqoh. Kebijakan UU No.13 Th 2008

Kebijakan Pemerintah tentang Bimbingan manasik haji.

Bimbingan kesehatan jama’ah haji

Sosialisasi Uuzakat.

Bimbingan perjalanan haji. Peragaan manasik haji

Kesehatan haji dengan alat KB Menunaikan ibadah zakat mal dan

infaq shodaqoh calon jama’ah haji

4

M Syakiri (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan,Sabtu 28 mei 2011

5

(60)

4. 02 oktober 2010

Masjid Al Mabrur Asrama Haji Pondok Gede Jak-Tim

Pembentukkan kelompok bimbingan perjalanan ibdah haji.

Kesehatan haj mandiri

Tempat pembayaran zakat, infaq dan shadaqoh.

Tabel diatas menjelaskan tentang penjadwalan pendidikan dan

pelatihan manasik haji yang dilakukan kantor kementerian agama kota Jakarta

Selatan yang dinamakan pendidikan dan pelatihan massal yang dilakukan di

kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dengan diberikan jadwal

pendidikan dan pelatihan manasik haji tersebut calon jama’ah haji lebih jelas

[image:60.612.111.554.55.437.2]

waktu tempat dan materi yang diberikan oleh Pembina.

Tabel.2

Jadwal Bimbingan Manasik Haji Klasikal Kantor Urusan Agama (Kua)

NO TGL TEMPAT MATERI

1. 04,10,11,17, 18,24,25,32 juli dan 1,14,15 agustus 2010

Masing-masing kecamatan (cilandak,keb.baru,

mampang prapatan, jagakarsa, pesangrahan, kebayoran lama, pancoran, setiabudi, tebet, pasar minggu)

1. panduan perjalanan haji

 kegiatan ditanah suci

 kegiaan di arab saudi

2. kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji (koordinasi dengan puskesmas setempat) 3. bimbingan manasi haji

a. ahklakul karimah b. adat istiadat bangsa arab 4. bimbingan manasi haji

a. niat aidan umroh b. thawaf

[image:60.612.104.557.475.696.2]
(61)

5. bimbingan mansik haji

a. sa’i

b. wukuf di arafah c. peragaan

6. bimbingan mansik haji

a. mabit di mina dan lontar jumroh b. thawaf ifadhah dan wad

c. peragaan

7. bimbingan mansik haji a. thawaf

b. sa’i

8. bimbingan mansik haji a. Wukuf di arafah

b. sa’i

9. a. Peragaan manasik haji dan travelling b. hikmah dan pelestarian haji mabrur 10. peragaan manasik haji lanjutan dari

travelling

[image:61.612.108.556.56.406.2]

11. peragaan manasik haji lanjutan dari travelling

Tabel diatas menjelaskan pendidikan dan pelatihan manasik haji tidak

hanya dilakukan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan, dalam hal ini

Kantor Urusan Agama memberikan pendidikan dan pelatihan manasik haji

yang dinamakan pendidikan dan pelatihan manasik haji klassikal.

2. Metode pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama

kota Jakarta Selatan.

Metode merupakan cara atau untuk mencapai suatu tujuan yang

diinginkan, apabila metode tersebut efektif maka semakin mudahlah mencapai

tujuan yang diinginkan. kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan

mengunakan3 metode yaitu ceramah, Tanya jawab dan praktek. Seperti yang

(62)

Sedangkan metode yang digunakan saat pembelajaraan sedang berlangsung

memakai 3 cara, yaitu ceramah, Tanya jawab, dan praktek. Kalo ceramah itu

calon jama’ah haji hanya mendengarkan pemberi materi, sedangkan Tanya

jawab itu calon jama’ah haji menanyakan kesulitan ya

ng telah dijelaskan oleh

pemberi materi dan yang terkahir itu praktek yaitu melakukan seluruh

kegiatan ibadah haji”

6

A. Subhan

, jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan

manasik

haji

kantor

Kementerian

Agama

kota

Jakarta

Selatan

mengungkapkan kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan mempunyai

metode manasik haji dibagi menjadi tiga metode, ceramah, Tanya jaawab dan

praktek.

7

Sedangkan M. Syakiri mengungkapkan dari ketiga metode yang

gunakan saat pendidikan dan pelatihan manasik haji kurang untuk dimengerti

oleh sebagian calon jama’ah haji, dan menajdikan calon jama,ah haji yang

binggung akan perjalanan haji.

8

Namun

Fariha

mengungkapakan

dari

ketiga

metode

yang

dilangsungkan oleh kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan cukup

lebih faham, dengan melangsungkan metode dengan pendekatan kekeluargaan

6

Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011

7

A Subhan (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan), Buncit Raya Jakarta Selatan Sabtu 28 mei 2011

8

(63)

seluruh calon jama’ah haji tidak akan segan untuk melakukan pembahasan

ibadah haji.

9

Adapun metode yang digunakan kantor kementerian agama kota

Jakarta Selatan:

a. Ceramah: adalah metode yang dilakkan oleh kantor kementerian agama

kota Jakarta Selatan untuk memberikan pemahaman mengenai makna

ibadah haji kepada calon jama’ah haji. Dengan metode ini calon jama’ah

haji hanya mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh

pembimbing atau Pembina baik penjelasan tentang hokum haji, adat

istiadat Bangsa Arab.

b.

Tanya jawab: adalah metode yang dilakukan untuk calon jma’ah hjai yang

mempunyai kendala yang mereka miliki ketika berlangsungnya

pendidikan dan pelatihan manasik haji. Dengan metode ini kantor

kementerian agama kota Jakarta Selatan berharap agar calon j

ama’ah haji

mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ibadah haji yang

sempurna.

c.

Praktek: adalah metode yang diterapkan kepada calon jama’ah haji untuk

memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang iabdah haji. Dalam hal

ini calon jama’ah haji mempra

ktekkan keseluruhan ibadah haji. Seperti

aktifitas thawaf, sa’i.

9

(64)

Saat melakukan keseluruhan proses metode pendidikan dan pelatihan

manasik haji yang dilangsungkan kantor kementerian agama kota Jakarta

Selatan

mengggunakan

pendekatan

kekeluargaan,

sehingga

dengan

pendekatan tersebut calon jama’ah haji bebas mengutarakan semua

permasalahan yang dihadapi ketika pendidikan dan pelatihan manasik haji.

Selain itu dengan me

Gambar

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA
Tabel.1Jadwal Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Massal Kantor
Tabel diatas menjelaskan tentang penjadwalan pendidikan dan
Tabel diatas menjelaskan pendidikan dan pelatihan manasik haji tidak

Referensi

Dokumen terkait

Dengan metode wawancara melalui kegiatan pengamatan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada siswa Kelas IV Semester I SDN Sumbermanjing 01, maka dapat

Mariatul Fadillah, MARS 24 dr.Asmarani Makmun, M.Kes 25 Bahrun Indrawan Kasim, SKM, Msi 26 dr.. Susanti Budimal, SpKK

Peran lain dari area prefrontal yang berkaitan dengan memori adalah untuk memanggil ulang informasi (recall) lain dari daerah yang luas pada otak kemudian

Jadi dalam menghitung peluang suatu kejadian, faktor-faktor yang harus diketahui adalah eksperimen, outcome dari eksperimen, ruang sampel dan ukurannya N, kejadian se- bagai bagian

digunakan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Penilaian media pembelajaran movie dilakukan oleh pakar atau praktisi melalui instrumen penilaian berdasarkan

Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( sig <0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

ukuran yang digunakan Pengadilan Agama Semarang adalah mediasi berhasil ketika perkara dicabut atau tidak jadi cerai, walaupun keberhasilannya tergolong rendah,

Dari 98 responden yang diteliti diperoleh hasil tingkat kesesuaian sebesar 93,69%, mahasiswa masih belum puas terhadap nilai yang diberikan dosen karena kadang-kadang