ANALISIS KINERJA KEUANGAN
PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh Lilis Setyaningsih
08610318
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehahdiratan Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Pada KPRI Lancar Di Kabupaten Blitar”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja keuangan dan prospek KPRI di masa yang akan datang dan juga digunakan untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan.
Penelitian ini dapat disusun berkat bantuan, bimbingan, dorongan, dan saran dari berbagai pihak.Melalui laporan hasil penelitian ini, penulis menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih yang dalam kepada pihak-pihak berikut:
1. Dr. Nazaruddin Malik. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu;
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Unifersitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi;
3. Dra. Erna Retna Radhajeng M.M.AFP dan Drs. Wiyono, M.M, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan, menberikan saran dan dukungan selama penyusunan skripsi; 4. Bapak Sunardi dan ibu Paini tercinta, terimakasih doa dan dukungannya 5. Kakak tersayang Saiful Astar dan Syahrul Effendi terimakasih dukungan,
canda tawa, dan doanya;
6. Terimakasih teman-teman seangkatan 2008 atas canda, tawa, suka, duka dan pengalaman selama berteman. Insya Allah perteman ini akan terus terjaga. 7. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini
Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang , 7 Pebruari 2013
DAFTAR ISI
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ... 6
BAB II TINJAUANPUSTAKA ... 8
A. Landasan Peneliti Terdahulu... 8
B. Landasan Teori ... 8
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi Penelitian ... 26
B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 26
C. Sumber Data ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional Variabel ... 27
F. Jenis dan Sumber Data ... 30
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 37
A. Gambaran Umum Koperasi ... 37
B. Hasil Analisis Data ... 39
C. Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 42
D. Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 46
E. Rasio Efisiensi ... 49
F. Rasio Likuiditas ... 51
G. Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan ... 53
H. Jatidiri Koperasi ... 55
I. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 63
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Lancar ... 4
Tabel 2.1 Penilaian Rasio Pinjaman pada angggota terhadap volume pinjaman yang diberikan ... 18
Tabel 2.2 Penilaian Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan ... 19
Tabel 2.3 Penetapan Predikat tingkat kesehatan KSP dan USP ... 24
Tabel 4.1 Modal Sendiri KPRI Lancar ... 37
Tabel 4.2 Total Aktiva KPRI Lancar ... 38
Tabel 4.3 Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Lancar ... 38
Tabel 4.4 Rasio-rasio Aspek Permodalan ... 38
Tabel 4.5 Rasio-rasio Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 39
Tabel 4.6 Aspek Manajemen ... 40
Tabel 4.7 Rasio-rasio Aspek Efisiensi ... 41
Tabel 4.8 Rasio-rasio Aspek Likuiditas ... 42
Tabel 4.9 Rasio-rasio Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan ... 43
Tabel 4.10 Rasio-rasio Jati Diri Koperasi ... 44
Tabel 4.11 Skor keseluruhan penilaian kinerja keuangan KPRI Lancar ... 45
Tabel 4.12 Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 46
Tabel 4.13 Rasio Biaya Operasional ... 49
Tabel 4.14 Rasio Beban Usaha ... 50
Tabel 4.15 Rasio Efisiensi Pelayanan ... 51
Tabel 4.16 Rasio Kas ... 52
Tabel 4.17 Rasio Pinjaman yang diberikan ... 53
Tabel 4.18 Rasio Rentabilitas Aset ... 54
Tabel 4.19 Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ... 55
Tabel 4.20 Rasio Partisipasi Bruto ... 55
Tabel 4.21 Rasio PEA ... 56
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Laporan Keuangan KPRI Lancar
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hanafi, Mamduh dan Halim, dkk. 2003.Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: YPKN
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba 4.
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
Mulyadi. 2001.Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Salemba Empat
S. Munawir. 2002.Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta: Liberty
Suhadi. 2002. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Unit Desa Dewi Sinto Abadi Banyuwangi.UMM.
Sukarno, Edy. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Ketiga, Bayumedia Publishing, Malang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini perkembangan koperasi di Indonesia semakin lama
semakin menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Keberadaan
koperasi sangat kuat dan mendapatkan tempat tersendiri di kalangan
pengguna jasa. Koperasi merupakan peranan yang cukup penting dalam
perekonomian Indonesia sehingga pemerintah memberi peluang yang cukup
besar kepada pihak swasta untuk terbentuknya koperasi-koperasi baru.
Koperasi merupakan salah satu sektor kekuatan ekonomi yang
diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia, karena koperasi
merupakan badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi bangsa
Indonesia yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Koperasi perlu
dibina secara profesional baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang
mental dan usahanya.
Koperasi memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatannya.
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
KPRI Lancar adalah salah satu jenis koperasi di Indonesia. KPRI
Lancar berperan dalam membangun dan mengembangkan potensi dan
2
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. KPRI
Lancar juga berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat serta memperkokoh perekonomian rakyat sebagai
dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih
kritis dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi.
Salah satu informasi ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan,
KPRI lancar adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan
tersebut, yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan koperasi yang
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut, Laporan keuangan koperasi
belumlah dapat memberikan informasi yang berarti karena laporan keuangan
menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam dan tajam dengan
teknik tertentu. Analisis atas laporan keuangan dan interpretasinya pada
hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan
koperasi dan potensi atau kemajuannya melalui laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggung
3
keuangan adalah salah satu instrumen yang tepat untuk dijadikan bahan anlisa
kinerja koperasi dari tahun periode ke tahun periode berikutnya. Hasil analisis
sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan atau badan usaha
tertentu yang berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan
keuangan misalnya sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja
keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang biasanya digunakan
dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah analisis rasio.
Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan.Analisis rasio merupakan salah satu dari
teknik analisis yang dapat memberikan petunjuk yang menggambarkan
kondisi KPRI Lancar terutama dalam bidang finansialnya. Analisis rasio juga
dapat menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan dan
dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi tertentu
Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering
dipakai karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui
kinerja keuangan KPRI Lancar. Dengan mengetahui kinerjanya, KPRI
Lancarakan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang diambil guna
mencapai tujuannya. Untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan
koperasi mengalami perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor
yang mendukung pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat
interpretasi atau analisa laporan keuangannya. Analisis dapat dilakukan
4
pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 yang terdiri dari berbagai aspek yaitu
permodalan, kualitas aktiva produkif, manajemen, efisiensi, likuiditas,
kemandirian dan pertumbuhan serta jati diri koperasi. Dengan mengetahui
hasil evaluasi yang tentunya juga dilakukan suatu analisa, maka KPRI
Lancarakan mengetahui kinerjanya berdasarkan indikator atau penyebab
terjadinya masalah yang ada.
Berdasarkan laporan keuangan KPRI Lancar pada tiga tahun terakhir
2009, 2010, 2011 menunjukan bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan
SHU (Sisa Hasil Usaha) namun demikian peningkatan SHU tersebut
berbanding terbalik dengan jumlah pendapatan yang diperoleh koperasi.
Berikut adalah data SHU dan pendapatan pada KPRI Lancar tahun 2009
sampai 2011 dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data SHU (Sisa Hasil Usaha) Dan Pendapatan KPRI Lancar
Tahun 2009 -2011
Tahun SHU KPRI Lancar (Rp) Pendapatan
2009 70,005,602 122,245,709
2010 94,159,016 129,347,599
2011 112,093,659 154,757,117
Sumber: Laporan Keuangan KPRI Lancar
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah Sisa Hasil
Usaha yang diberikan kepada anggota, kondisi tersebut dikarenakan pada
periode tersebut tingkat partisipasi anggota koperasi tinggi sehingga secara
langsung jumah SHU yang diterima mengalami peningkatan. Namun
5
jumlah yang mengalami penurunan, kondisi tersebut disebabkan pada periode
tersebut koperasi berusaha menutup biaya operasional koperasi yang
dikeranakan banyaknya piutang yang berasal dari anggota yang belum
tertagih. Kondisi tersebut menjadikan penurunan atas pendapatan yang
diperoleh oleh koperasi dan tidak terdapat keseimbangan antara jumlah
pendapatan dengan SHU yang diberikan kepada anggota.
Berdasarkan fenomena tersebut maka apabila pihak manajemen
koperasi tidak mampu melakukan pengendalian atas kinerja koperasi terkait
dengan upaya peningkatan pendapatan maka dengan sendirinya aktivitas
koperasi tidak dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan koperasi tersebut membutuhan
berbagai pertimbangan, penghitungan, serta analisis yang cukup matang
untuk memastikan tingkat resiko dan pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan serta bisa mengetahui dan membandingkan
bagaimana kondisi kinerja keuangan koperasi tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut dan pentingnya analisis kinerja keuangan
bagi perkembangan usaha koperasi, maka penulis memilih judul” Analisis
Kinerja Keuangan Pada KPRI Lancar Di Kabupaten Blitar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka penelitian lebih dibatasi oleh beberapa batasan
masalah :
1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan tahun
2009-2011.
2. Alat analisis data menggunakan Peraturan Mentri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
3. Analisis yang dilakukan hanya dilakukan pada unit simpan pinjam
koperasi.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja keuangan KPRI Lancar di Kabupaten Blitar.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Mananjemen KPRI Lancar.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
untuk pengambilan keputusan kebijakan keuangan dimasa mendatang.
b. Bagi anggota KPRI Lancar.
Hasil penelitian ini diharapkan agar anggota koperasi meningkatkan
partisipasinya dalam unit simpan pinjam koperasi sehingga dapat
7
c. Bagi peneliti selanjutnya.
Hasil dijadikan referensi penelitian yang akan datang selain itu dapat
digunakan sebagai referensi pengembangan penelitian di masa
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Suhadi (2002) di koperasi unit
desa Dewi Sinto Abadi Banyuwangi. Penelitian yang dilakukan tersebut
disimpulkan bahwa kinerja keuangan KUD Dwi Sinto Abadi tiga tahun
terakhir pada tahun 1998, 1999 dan 2000 berdasarkan rasio likuiditas,
laverage, aktivitas dan profitabilitas dalam keadaan sehat.
Persamaan penelitian yang dilakukan Suhadi dengan peneliti sekarang
adalah sama-sama meneliti tentang analisis kinerja keuangan .Perbedaan
peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah terletak pada obyek, tahun,
peneliti dahulu meneliti Koperasi Unit Desa Dewi Sinto Abadi Banyuwangi
dan dimulai dari tahun 1998-2000, sedangkan peneliti sekarang meneliti
KPRI Lancar di kabupaten Blitar dari tahun 2009-2011 yang mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009.
B. Tinjauan Teori
1. Kinerja Koperasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570),kinerja
adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja
merupakan kemampuan kerja. Sukarno (2000:111), kinerja adalah
9
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi.
Koperasi adalah suatu wadah demokrasi yang berwatak social
untuk kepentingan bersama yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan
bahwa, koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
2. Kinerja Keuangan Koperasi
Martono (2002:52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan
usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti
investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan
pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan
laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila
disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang
nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi
atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu.
Standar Akuntansi Keuangan SAK (2009:4) menjelaskan bahwa
informasi kinerja keuangan badan usaha terutama profitabilitas, diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
10
dalam hubungan ini, informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas koperasi dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada, disamping itu informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektifitas koperasi dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya.
Informasi fluktuasi kinerja sangat penting dan bermanfaat untuk
prediksi kapasitas koperasi atau koperasi dalam menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada.Munawir (2007:31) juga menjelaskan dari hasil
analisis kinerja dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan
yang akan diambil. Kinerja juga berguna dalam perumusan pertimbangan
tentang efektivitas koperasi atau koperasi dalam memanfaatkan tambahan
sumber dayanya.
3. Faktor-faktor Penentu Kinerja Keuangan Koperasi
Munawir (2007:31) dalam menganalisa dan menilai posisi
keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan koperasi, faktor yang
paling utama mempengaruhi dan mendapatkan perhatian oleh penganalisa
adalah:
a. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan suatu koperasi untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Koperasi yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya
tepat pada waktunya berarti koperasi dikatakan dalam keadaan
11
b. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang. Suatu koperasi dikatakan solvabel apabila, koperasi
tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup baik untuk
membayar semua hutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva
tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti
koperasi tersebut dalam keadaan insolvabel.
c. Rentablitas atau Profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan
koperasi untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan
demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi tersebut.
d. Stabilitas Usaha, adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan koperasi untuk membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali
hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan
koperasi untuk membayar deviden secara teratur pada pemegang
12
4. Model Penilaian Kinerja Keuangan
Model penilaian kinerja keuangan antara lain adalah dengan
melakukan analisis rasio. Rasio keuangan adalah suatu hal yang
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain atau perbandingan antara berbagai gejala yang
dinyatakan dengan angka / persentase.Martono (2002:55) beberapa jenis
analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial
antara lain :
a. Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah menunjukkan kemampuan koperasi
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi
atau kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih.
b. Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan koperasi untuk
memenuhi kewajiban keuangannya dan dilikuidasi baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya analisis
rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari
proses menganalisis rasio yang berhubungan dengan pelunasan
kewajiban serta pengembalian modal.
c. Analisis Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi untuk
13
rentabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang menunjukkan berapa
besar kontribusi laba dari modal yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Analisis Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan perbandingan hasil usaha yang
diperoleh koperasi dengan pendapatan bruto pada tahun yang
bersangkutan. Pendapatan bruto diperoleh dari total penjualan
ditambah pendapatan non operasional dikurang dengan harga pokok
penjualan.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
MenengahNo.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian
koperasi menjelaskan penilaian koperasi dengan rasio, yaitu:
1) Permodalan
a) Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset
Modal Sendiri
X 100% Total Asset
b) Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan Yang
Berisiko.
Modal Sendiri
X100% Pinjaman Yang Beresiko
c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Modal Sendiri Tertimbang
14
2) Kualitas Aktiva Produktif
a) Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota Terhadap Volume
Pinjaman Diberikan
Volume Pinjaman Pada Anggota
x 100% Volume Pinjaman
b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang
Diberikan
Pinjaman Bermasalah
X 100% Pinjaman Yang Diberikan
c) Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
Cadangan Risiko
X 100%
Pijaman Bermasalah
d) Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjaman Yang
15
b) Rasio Beben Usaha Terhadap SHU Kotor
16
c) Kemandirian Oprasional Pelayanan
Partisipasi Neto
X 100%
Beban Usaha + Beban Perkoperasian
7) Jati Diri Koperasi
a) Rasio Partisipasi Bruto
Partisipasi Bruto
X 100% Partisipasi Bruto + Pendapatan
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
PEA
X 100%
Simpanan Pokok + Simpanan Wajib Cara penilaian untuk memperoleh angka skor :
1. Permodalan
a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total
asset ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil
atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5
dengan maksimum nilai 100.
3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap
kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan.
17
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut :
1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1
dengan nilai maksimum 100.
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor
permodalan
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
1) Rasio Kecukupan Modal Sendiri yaitu perbandingan antara
modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR) dikalikan dengan 100 %.
2) Modal Tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap
komponen modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca
dengan bobot pengakuan risiko.
3) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva
KSP dan USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko.
4) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca
18
5) Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan
cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai atmr
dikalikan dengan 100 %.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4
(empat) rasio, yaitu:
a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota Terhadap Volume
Pinjaman Diberikan.
Tabel 2.1 Penilaian Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota
Terhadap Volume Pinjaman Yang Diberikan.
Rasio
b. Rasio Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang Diberikan
Perhitungan penilaian:
1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0.
2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45 % nilai ditambah 2,
dengan maksimum nilai 100.
3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.
19
1) Untuk rasio 0%,berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan
diberi nilai 0.
2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1
sampai seterusnya.
3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor.
d. Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjaman Yang Diberikan.
Tabel 2.2 Penilaian Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap
Pinjaman Yang Diberikan.
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan
komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan terlampir):
a. Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
b. Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan “ya”).
c. Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk
20
e. Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan “ya”).
4. Penilaian Efisiensi
Penilaian Efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga)
rasio yaitu:
a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto
Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi
bruto ditetapkan sebagai berikut
1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0
dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100
diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5%
nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai
100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
b. Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor
Rasio beban usaha terhadap SHU kotor ditetapkan sebagai
berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap
penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai
dengan maksimum nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
21
c. Rasio Efisiensi Pelayanan
Perhitungan rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan
membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman, dan
ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio
antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya
setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai dengan
maksimum nilai 100.
2) nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor
penilaian.
5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP koperasi
dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio Kas Dan Bank Terhadap Kewajiban Lancar
Pengukuran rasio kas + bank terhadap kewajiban lancar
ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai
100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 %
diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10 %
diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai
25.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian
22
Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima
ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk
setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
6. Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Rasio Rentabilitas Asset
Rasio Rentabilitas Aset yaitu SHU sebelum pajak
dibandingkan dengan total aset, perhitungannya ditetapkan sebagai
berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai
dengan maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian
b. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total modal sendiri, perhitungannya ditetapkan
sebagai berikut:
1) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3% diberi
nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah 25
sampai dengan maksimum 100.
23
c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu partisipasi netto
dibandingkan beban usaha ditambah beban perkoperasian,
perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama
dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari
100 % diberi nilai 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
7. Jati Diri Koperasi
a. Rasio Partisipasi Bruto
Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan
membandingkan partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto
ditambah pendapatan, yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap
kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan
membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan
pokok ditambah simpanan wajib, yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio
24
kenaikan rasio 2,5 %, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
nilai maksimum 100.
2) Nilai dikalikan dengan bobot 3 %, diperoleh skor penilaian
Tabel 2.3 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP Dan USP
Dalam menjalankan sebuah kinerja koperasi, penilaian tingkat
kesehatan koperasi sangatlah penting, oleh karena itu dengan adanya kinerja
keuangan maka akan dapat diketahui tingkat kesehatan koperasi. Untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka perlu adanya alur
pikir, kerangka pikir yang mendasari penelitian pada KPRI Lancar dapat
dilihat pada gambar berikut :
KPRI Lancar Kabupaten Blitar
Laporan Keuangan
Peraturan Menetri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
Kinerja Keuangan
25
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Analisis Kinerja KPRI Lancar Dikabupaten
Blitar
Kerangka pikir penelitian ini menjelaskan bagaimana penelitian akan
dilakukan, penelitian ini dilakukan menggunakan analisis rasio dengan
standar Peraturan Menteri Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009. Data pada penelitian ini diolah secara time
series. Setelah data laporan keuangan koperasi diolah maka akan dapat
diketahui bagaimana kinerja keuangan pada koperasi yang dikategorikan