SKRIPSI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Windy Anggraeni Triasworo NIM : 052214017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
i
SKRIPSI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Windy Anggraeni Triasworo NIM : 052214017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
I
I
I am the lig
but will hav
H
pe
Ikhlas, Bers
dalam mew
menyerah da
Ka
Papiku Koe
Semua Ke
A
ght of the w
ve the light o
Hal yang t
ekerjaan yan
rsyukur,Beru
ujudkan imp
dan susah kal
arya ini kup
Allah Bapa
eswintoro da
Adikku
luargaku ya
Para S
Almamaterku
M
world. Whoe
of life (John
erpenting i
ng TUHAN
usaha dan T
pian dan ku
lau kita slal
iv
upersembah
a Disurga d
an Mamaku
Tersayang V
ang slalu men
Sahabat-sah
ku, Universit
MOTO
ever follows
n 8:12)
ialah bahw
N YESUS be
Tak mengena
unci sebuah
lu mencoba d
hkan untuk
dan Bunda M
Wahyuning
Vita dan Ri
ndukung da
habatku, dan
tas Sanata D
O
s Me will ne
wa aku m
rikan kepad
al putus asa
kebahagiaa
dan berusah
k :
Maria
gsih yang te
isti
an mendoaka
n
Dharma
ever walk in
menyelesaika
daku. (Kisah
v
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2010 Penulis
vi
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Windy Anggraeni Triasworo Nomor Mahasiswa : 052214017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGARUH PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP PENDAPATAN
Studi Kasus Pada Perusahaan Percetakan CV. Grafika Karya di Gombong, Kabupaten Kebumen.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, Agustus 2010 Penulis
vii
Kabupaten Kebumen
Windy Anggraeni Triasworo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Profil atau karakteristik karyawan yang bekerja di Percetakan CV.Grafika Karya di Gombong. 2. Pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan, 3. Pengaruh perbaikan kualitas produk terhadap pendapatan, 4. Pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap pendapatan.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Perusahaan Percetakan CV. Grafika Karya di Gombong, Kabupaten Kebumen yang dilakukan pada bulan April 2010. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Perusahaan Percetakan CV. Grafika Karya Gombong. Karyawan yang diteliti sebanyak 65 orang yang merupakan keseluruhan dari populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana dan berganda.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa : 1. Terdapat pengaruh positif perbaikan produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan. 2. Terdapat pengaruh positif perbaikan kualitas produk terhadap pendapatan. 3. Terdapat pengaruh positif perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap pendapatan
viii
Case Study in Publisher CV. Grafika Karya in Gombong, Kebumen Regency
Windy Anggraeni Triasworo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The purpose of the research was to find out: 1. Profile or characteristic of the workers working in Publisher CV. Grafika Karya in Gombong, 2) the influence of productivity improvement of workers’ performance, 3) the role of product quality improvement to income, 4) the role productivity improvement of workers’ performance and product quality simultaneously to income.
The research used case study in Publisher CV. Grafika Karya in Gombong, Kebumen Regency conducted at April 4th-17th of 2010. The data collection was conducted by distributing questionnaires to the respondent. The population in the research was workers in production department of Publisher CV. Grafika Karya Gombong. The workers studied were 65 persons as entire of population. Technique of data analysis used in the research was classical assumption test, simple and multiple regression analysis.
Based on result of analysis it founds that: 1. there was positive influence of productivity improvement of workers’ productivity to income, 2. there was positive influence of improvement of product quality to income, there is positive influence of workers’ productivity improvement and product quality simultaneously to income.
ix
berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Perbaikan Produktivitas dan Kualitas Produk Terhadap Pendapatan”. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingi mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M. Si., Akt., Q. I. A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S. E., M. B. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Tiberius Handono Eko Prabowo, MBA.,Ph.D selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan, membimbing dan memberi masukan bagi penulis.
4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M. Si. ,selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan, membimbing dan memberi masukan bagi penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum M.S. selaku dosen penguji, yang telah memberi masukan bagi penulis sehinga skripsi ini lebih baik.
6. Seluruh Staf Sekertariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, terimakasih atas bantuan dan pelayanan yang telah diberikan.
7. Papiku “Koeswintoro” dan Mamiku “ Victoria Wahyuningsih” tercinta yang tidak pernah lelah memberikan semangat, doa, dukungan serta cinta dan kasih sayang yang tak terhingga dalam hidup penulis.
x
10.Keluarga Besar Grafika Karya Baik di Gombong, Bandung dan Bali yang sudah membantu, member dkungan untuk penulisan skripsi ini : Ci christen, ko niko, Mami gombong, Pak untung, Pak cipto, mba lili, mba retno, mba Indah, Mba yayuk, Mba Tanti dkk… Sukses Selalu..
11.Sahabatku tercinta Genk Notto.com., Yunita ( Ita,Nok_Ke) , Andintya (gemboek, Ndut dan paijo), Candra (awenk), Frans (oom), Joe (buncit), kocek (Pache), Yefta(frater), Endro ( aiyyy, mz endro) and Aloy ….terima kasih banyak atas kebersamaan, tawa canda, susah, senang, and touring serta semangat yang sudah kalian beri selama penulis kuliah.
12.Kakak-kakakku dan temanku yang bertemu dijogja : Mas Antonz, Mas Landhep Abang Hening, Mas Dodo, Mba Retno, Mas ijal, Mas Efrat (mz beyond), Mas Carles, Ocha, , Mba susi dan 30seconds terima kasih dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi selama penulis kuliah.
13. Teman-teman KKP Agustus 2009., Manohara(asti), Putri, Maz Agung, Candra Akt_Pay, Puput, Rina, Jalu, dkk…terima kasih sudah memberikan kenangan yang tak terlupakan disentolo.
14.Teman-teman seperjuangan MPT dan Skripsi.., Rya, Windi kecil, Anton, Dian, Agus, Ria, Nita, Mart, dan Agus dkk.terima kasih sudah memberikan saran, masukan dan menemani penulis waktu bimbingan.
15.Teman-teman Kampus :Cucu, Putri, Wiwid, Wina, Vita, Pungky, Indah, Eti, Agunk, Mas Himawan, dkk.Semoga kita bisa jadi teman untuk selamanya. 16.Teman kost STM Pembangunan 11C Laura, Jesicha, Disti, Ester, Saki, Ci iva,
Olive, dkk ,terima kasih buat hari-hari yang indah bersama kalian.
17.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
xi
Yogyakarta, Agustus 2010
Penulis
Windy Anggraeni Triasworo
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Pemasaran ... 6
1. Pengertian Pemasaran ... 7
2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8
B. Konsep Pemasaran ... 9
C. Produktivitas ... 15
D. Dimensi Kuantitas Input dan Output Jasa ... 18
E. Dimensi Kuanlitas Input dan Output Jasa ... 19
F. Mengukur Produktivitas Jasa ... 21
xiii
L. Tingkat Produk Jasa ... 33
M. Harga ... 34
N. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 37
O. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 39
D. Variabel Penelitian ... 40
E. Populasi dan Sampel ... 42
F. Metode Pengumpulan Data ... 43
G. Sumber Data ... 44
H. Teknik Pengukuran Data ... 44
I. Menguji Validitas dan Reliabilitas ... 45
J. Teknik Analisis Data ... 46
K. Pengujian Hipotesis ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 55
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Perusahaan ... 55
B. Letak Geografis Perusahaan ... 57
C. Struktur Organisasi ... 59
D. Proses Produksi ... 70
E. Peningkatan Pendapatan Perusahaan ... 77
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 80
A. Karakteristik Responden ... 81
B. Pengujian Instrumen... 84
C. Teknik Analisis Data ... 87
xiv
xv
Tabel II.1 Dimensi Kuantitas dari Produktivitas Jasa ... 19
Tabel II.2 Dimensi Kualitas Dari Produktivitas Jasa ... 78
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelami ... 81
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 82
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 83
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 83
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan 84 Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 86
Tabel V.7 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... 86
Tabel V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 87
Tabel V.9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Hipotesis 1 ... 91
Tabel V.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Hipotesis 2 ... 91
Tabel V.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 92
Tabel V.12 Regresi Linier Berganda ... 93
Tabel V.13 Hasil Uji t Regresi Linier Sederhana Yang Pertama ... 94
Tabel V.14 Hasil Uji t Regresi Linier Sederhana Yang Kedua ... 96
xvi
Gambar II.1 Gambar Komponen Inti Pemasaran ... 12
Gambar II.2 Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa ... 31
Gamabr II.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 37
Gambar IV.1 Bagan Organisasi CV. Grafika Karya Gombong ... 70
Gambar IV.2 Skema Proses Produksi CV. Grafika Karya Gombong ... 76
Gambar IV.3 Grafik Perkembangan Pendapatan Perusahaan ... 79
Gambar V.1 Gambar Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas………... 88
Gambar V.2 Gambar Histogram Pendapatan Perusahaan………. 89
1
A. Latar Belakang Masalah
Pada kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan saat ini, industri manufaktur banyak mengalami tekanan yang membutuhkan penanganan-penanganan khusus untuk mengembangkan usahanya. Beberapa pakar berpendapat bahwa perusahaan jasa dipandang lebih dapat bertahan menyiasati kondisi krisis ini, tentunya dengan benar-benar mengembangkan diri dan merubah paradigma pelayanannya, karena bisnis jasa pada dasarnya merupakan bisnis kepercayaan. Orientasi terhadap pelayanan yang memuaskan konsumen, tidak lepas dari penanganan produktivitas dari perusahaan jasa tersebut. Konsep produktivitas perusahaan jasa sebenarnya tidak lepas dari konsep produktivitas manufaktur (Adam and Gravesen, 1996) hanya saja perlu diperhatikan dasar yang menjadi karakteristik dari perusahaan jasa.
mengimplementasikan suatu sistem penghantaran nilai pada pelanggan yang unggul dari saingannya. Philip Kotler mendefinisikan nilai terhantar pada pelanggan (2000:49), sebagai berikut :
Nilai terhantar pada pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya bagi pelanggan. Dan jumlah nilai bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan yang diharapkan pelanggan dari barang dan jasa tertentu.
Untuk itu dunia bisnis saat ini menghadapi persaingan yang semakin ketat, semua perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menarik pelanggan dan mengungguli saingan mereka. Untuk itu perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan serta memuaskan mereka. Philip Kotler, (2000). menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kekecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Supaya perusahaan dapat unggul atau bahkan hanya untuk bertahan hidup, perusahaan memerlukan filosofi baru. Hanya perusahaan yang berwawasan pelanggan yang akan hidup, karena mereka bisa memberikan nilai lebih baik daripada saingannya kepada pelanggan sasarannya. Mereka akan mahir mendapatkan pelanggan, bukan hanya membuat produk, merekayasa pasar dan bukan hanya merekayasa produk.
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan memberikan dorongan atau motivasi tenaga kerja yang bersangkutan, karena di dalam unsur motivasi yang berwujud pada tingkat upah, keselamatan, dan keamanan kerja, kebutuhan sosial, lingkungan kerja, penghargaan itu diharapkan akan mendorong tenaga kerja untuk lebih berkualitas dalam berkarya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja khususnya dan pada akhirnya dapat menguntungkan kedua pihak yaitu perusahaan dan pihak pekerja itu sendiri ( Noegroho, 2002).
pelanggan. Suatu produk hanya memiliki daya saing bila keunggulan produk tersebut terletak pada keunikan serta kualitas pelayanan jasa tersebut kepada pelanggan. Agar dapat bersaing suatu produk harus memiliki keunikan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis ( Utami, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Perbaikan Produktivitas Dan Kualitas Produk Terhadap Pendapatan Perusahaan Jasa Percetakan”
Studi kasus pada Percetakan CV. Grafika Karya di Gombong Kabupaten Kebumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah perbaikan produktivitas kerja karyawan berpengaruh terhadap pendapatan?
2. Apakah perbaikan kualitas produk berpengaruh terhadap pendapatan? 3. Apakah perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan?
C. Batasan Masalah
1. Tempat penelitian dilakukan pada Percetakan CV. Grafika Karya di Gombong.
2. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti, hanya sebatas pada pengaruh peningkatan pendapatan pada Percetakan CV. Grafika Karya. Adapun pengambilan data dari perusahaan hanya selama satu tahun yaitu dari bulan Desember tahun 2008 sampai bulan Desember 2009.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh perbaikan kualitas produk terhadap pendapatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap pendapatan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah kepustakaan serta sebagai sumber bagi mahasiswa, beberapa perusahaan dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Penelitian berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman serta penerapan antara teori ilmu akademis dengan keadaan sesungguhnya yang terjadi pada suatu perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengolah data yang penulis peroleh dan pemecahan masalah yang dikemukakan penulis. BAB III : Metode Penelitian
operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, uji validitas dan reliabilitas dan metode analisis data.
BAB IV : Gambaran umum perusahaan
Dalam bab ini berisi sejarah perusahaan, manajemen perusahaan, personalia, produksi dan struktur organisasi perusahaan.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang data yang diperoleh , analisis data serta pembahasannya
BAB VI : Kesimpulan dan Saran
8
A.
Pengertian PemasaranDari sejumlah definisi pemasaran yang ditawarkan, dapat dibedakan antara definisi sosial dan definisi manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Berikut ini ada sebuah definisi sosial yang sesuai, yaitu pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:9).
Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Akan tetapi, orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya merupakan puncak kecil gunung es pemasaran. Peter Drucker (dalam Kotler, 2000 : 9) mengatakan bahwa
pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.
2. Manajemen Pemasaran
Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang hasil produksi perusahaan. Kegiatan pemasaran ini haruslah di koordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahaan, dikenal istilah manajemen pemasaran yang menurut Kotler (1990:7) adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk maksud mencapai tujuan-tujuan organisasional.
Secara teori, pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut:
¾ Philip Kotler dan Armstrong (2001 ; 17):
“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.”
“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung pertukaran yang efektif dan efesien.”
Dalam pemasaran, perusahaan berusaha untuk menghasilkan laba dari penjualan barang atau jasa yang diciptakan untuk memenuhi keinginan konsumen. Agar target penjualan tercapai maka manajemen pemasaran harus dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan. Akibatnya pelaku pasar harus dapat mengetahui dengan baik semua tugas yang ada dengan melakukan perencanaan dan pengawasan pemasaran.
Manajemen pemasaran merupakan proses manajemen yang meliputi kegiatan analisis pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi manajemen pemasaran merupakan usaha secara sadar untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh sasaran yang dituju. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasaran pada prinsipnya adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia baik individu atau kelompok dan berusaha untuk memuaskannya.
Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukakan oleh perusahaan.
Konsep Pemasaran adalah falsafah bisnis yang muncul untuk menantang konsep-konsep sebelumnya. Walaupun mempunyai sejarah yang panjang, prinsip-prinsip pokoknya baru sepenuhnya terwujud pada pertengahan tahun 1950-an.
Menurut Kotler (2000:22) konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran telah diungkapkan dengan berbagai cara : 1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat anda buat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda. 4. Lakukanlah menurut cara anda.
5. Andalah yang menentukan.
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan kami untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan.
Untuk memperjelas arti dan konsep pemasaran, dibawah ini akan dikemukakan pendapat ahli tentang konsep pemasaran :
perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sedangkan pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.
b. Philip Kotler & Armstrong (2001 ; 21):
“Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam memadukan keinginan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.”
Dari definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pemasaran itu berorientasi pada konsumen
(customer oriented), karena tujuan dari konsep pemasaran ini adalah untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen agar mendapatkan konsumen yang loyal dan untuk keuntungan jangka panjang. Selain itu definisi lain tentang konsep pemasaran adalah dasar pemikiran bagaimana cara aktivitas pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu filsafat yang mantap, yang mengungkapkan pemasaran yang tanggap dan bertanggung jawab.
Gambar II.1 Konsep Inti Pemasaran
Sumber : Kotler, Ang, Leong, Tan (1999 ; 8).
Dalam konsep pemasaran ada tiga unsur pokok yang mendasari (kolter, 2001; 102), yaitu:
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan hanya mampu dan akan mencapai kesuksesan apabila perusahaan tersebut berorientasi pada konsumen, yang berarti perusahaan harus berusaha menciptakan produknya sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari konsumennya. Apabila suatu perusahaan ingin melaksanakan prinsip orientasi pada konsumen, maka perusahaan perlu melakukan hal – hal sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda – beda dari kelompok pembeli yang membeli sesuai sasaran.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap dan perilaku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated
marketing).
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan pada konsumen artinya, harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi, harga dan kualitas produk, dan sebagainya.
3. Kepuasan Pelanggan
purna beli, dimana persepsi terhadap kinerja jasa yang dipilih memenuhi harapan pelanggan.
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh retailer baik secara tangiable maupun
intangiable, dalam hal ini penilaian dilakukan oleh pelanggan mengenai kategori dari jasa yang diberikan oleh retailer. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi spesifik terhadap keseluruhan pelayanan yang diberikan, dimana pengukuran atau respon pelanggan dilakukan secara langsung atas pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, sehingga kepuasan pelanggan hanya dapat dinilai berdasarkan pengalaman yang pernah dialami saat proses pemberian pelayanan (Zeithaml dan Biner, 1996).
Terdapat empat (4) metode yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengukur kepuasan pelanggan dan juga
memantau kepuasan pelanggan perusahaan pesaing.
Berikut metode yang digunakan ( Kotler, 2000) :
a. Sistem keluhan dan saran
berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan
seluas‐luasnya kepada pelanggan untuk menyampaikan
berbagai saran, keluhan dan pendapat yang ada dalam benak
mereka.
Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan
dilakukan dengan menggunakan metode survei. Melalui survei,
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari pelanggan sekaligus juga sebagai tanda
positif bahwa perusahaan memberikan perhatian kepada
pelanggannya.
c. Ghost shopping
Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa
orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai
pembeli pada perusahaan sendiri ataupun perusahaan pesaing.
Setelah melakukan pembelian, ghost shopper menyampaikan
kekuatan dan kelemahan perusahaan maupun perusahaan
pesaing serta menyampaikan bagaimana perusahaan dan
pesaing menjawab pertanyaan yang dilontarkan pelanggan dan
menangani keluhan pelanggannya.
d. Lost customer analysis
Metode ini dilakukan dengan cara perusahaan berusaha
kembali menghubungi pelanggannya yang telah berhenti atau
beralih kepada pesaing. Metode ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada perusahaan mengenai hal‐hal
apa saja yang menyebabkan pelanggan berhenti atau beralih
C.
ProduktivitasProduktivitas adalah sebagai kemampuan organisasi jasa
mempergunakan input untuk menawarkan jasa dengan kualitas sesuai dengan harapan konsumen (Utami, 2002).
Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Dan kiranya jelas bahwa yang merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langka pelaksanaan strateginya.
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi / objek. Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia (individu atau kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan penghidupannya.
Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan pemasukan (input).
“Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”.
¾ Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2003:126) produktivitas adalah “Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas sebenernya produktivitas memiliki dua dimensi, pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Di sisi lain, produktivitas merupakan konsep yang berbeda dengan efektivitas. Perbedaan efektivitas dan produktivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas menunjukkan kemampuan organisasi untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan produktivitas lebih fokus pada hubungan antara output dan input. Peningkatan produktivitas tidak berarti sekaligus meningkatkan efektivitas organisasi. Dimensi kuantitas dan kualitas jasa merupakan dimensi yang tidak dapat dipisahkan dari proses pelayanan. Rumusan produktivitas jasa dapat dituliskan sebagai berikut (Utami, 2002):
Kualitas output
Produktivitas jasa = --- Kualitas input
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran serta masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumbur-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.
Ada tujuh pendekatan untuk meningkatkan produktivitas jasa : ( Philip Kotler, 2002:129 )
a. Meminta penyedia jasa yang bekerja lebih terampil.
Perusahaan dapat merekrut dan mengembangkan pekerja yang lebih terampil melalui pemilihan dan pelatihan yang lebih baik.
b. Meningkatkan kuantitas jasa dengan melepas sebagian mutu.
d. Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan jasa dengan menemukan solusi produk.
e. Merancang jasa yang lebih efektif.
f. Memberikan insentif kepada pelanggan untuk mengganti tenaga kerja perusahaan dengan tenaga kerja sendiri.
g. Memanfaatkan kekuatan teknologi untuk memberi akses kepada pelanggan ke layanan yang lebih baik dan menjadikan pekerja jasa lebih produktif.
D.
Dimensi Kuantitas Input dan Output JasaTentang dimensi kuantitas produktivitas jaSa maka dapat diamati bahwa faktor input jasa relative sama dengan industri manufaktur yaitu: bahan baku, tenaga kerja dan modal. Hanya sajadalam industri jasa, tenaga kerja memegang peranan yang sangat dominan.
Contoh dimensi kuantitas input dan output dapat diperjelas pada Tabel II.1di bawah ini :
Tabel II.1
Dimensi Kuantitas dari Produktivitas Jasa
Kuantitas Output Jasa Input Tenaga Kerja Input Modal
Volume Layanan Pangsa pasar
Segmentasi Pelanggan
Jumlah Tenaga Kerja Penarikan Tenaga Kerja Rotasi Karyawan Rekayasa proses layanan Penhindaran Kesalahan Lembur
Teknologi Informasi Elektronika Saluran
Jaringan Kerja
Fasilitas Hubungan Kerja Sumber : Utami, 2002
E.
Dimensi Kualitas Input dan Output Jasaexperience quality ) adalah suatu karakteristik yang hanya dinilai, jika konsumen telah menggunakannya. Sedangkan kualitas kepercayaan (believe quality) adalah suatu karakteristik dimana konsumen sulit untuk menilai bahkan setelah pembelian dilakukan karena konsumen tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Jasa Kesehatan dan konsultasi merupakan contoh dari kualitas kepercayaan.
Output dalam dimensi kualitas adalah apayang pelanggan bayar, yang merupakan suatu yang tidak berujud dan mungkin sangat sukar untuk dinyatakan dalam kualitas . (Utami, 2002 : 59). Untuk dimensi kualitas jasa lebih mengarah pada bagaimana persepsi konsumen terhadap jasa setelah mereka melakukan pembelian jasa tersebut. Proses tangiblising, yaitu membuat suatu jasa dengan sifat yang tidak berwujud dirubah menjadi lebih berwujud merupakan proses yang sangat penting karena konsumen seringkali tidak tahu apa yang mereka beli, sampai saat dimana jasa yang konsumen beli tersebut sudah dikonsumsi. Contoh dimensi kualitas input dan output dapat diperjelas pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel II.2
Dimensi Kualitas Dari Produktivitas Jasa
Kualitas Output Jasa Input tidak berwujud Input berwujud • Kepuasan
pelanggan • Melayani dan
menghadapi pelanggan
• Kepuasan Tenaga Kerja
• Keahlian • Kriteria
pelaksanaan
• Lokasi perusahaan • Interior
• Layanan yang sesuai standar. • Pelanggan
co-produksi
• Citra perusahaan
• Perekrutan dan pemeliharaan personal. • Program
pengembangan personal • Kerjasama
kelompok
• Struktur organisasi • Kultur perusahaan /
budaya perusahaan Sumber : Utami, 2002; 59)
Berkaitan dengan proses tangibilising, banyak jasa yang sangat tergantung pada teknologi informasi (information technology), dimana konsumen tidak lagi harus berhubungan dengan manusia tapi dengan mengguakan mesin. Ada lima alasan penggunaan teknologi informasi (information technology)tersebut, Utami, 2002 : 59 :
1. Menurunkan biaya melalui proses subsitusi karyawan jasa dengan IT (information technology).
2. Lebih mudah menstandarkan kualitas jasa.
3. Meningkatkan ketersediaan jasa tersebut, misalnya: melalui ATM maka layanan teller bisa dilakukan dalam 24 jam.
4. Melibatkan konsumen lebih dalam pada system pelayanan jasa tersebut.
Pengukuran merupakan masalah krisis yang seringkali diperdebatkan oleh banyak pakar. Dalam ilmu social hal ini dapat dievaluasi melalui dua kriteria dasar yaitu: validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas merupakan kriteria yang dikembangkan
dalam pengukuran teori matematis. Beberapa masalah dalam pengukuran produktivitas
jasa adalah (Utami, 2002; 60):
1. Bagaimana mengukur kuantitas dari input dan output 2. Bagaimana kualitas dari input dan output diukur
3. Bagaimana hubungan antara faktor input dan output yang berbeda dapat dioperasionalkan.
Permasalahan tersebut bersifat sangat kompleks dan tidak mempunyai standar dalam pengukurannya. Namun, bagaimanapun heterogennya output dan input dapat dicoba untuk ditransferkan dalam bentuk rasio atau perbandingan ke dalam unit atau nilai tertentu (Amey, 1996). Sebagai contoh untuk menentukan produktivitas jasa layanan perbankan dapat digunakan perbandingan atau rasio antara jumlah karyawan (input)
manufaktur. Kualitas jasa adalah suatu pengukuran terhadap bagaimana jasa tersebut disampaikan kepada konsumen sesuai dengan ekspektasi konsumen (Lewis dan Booms, 1999). Kualitas jasa dapat dikatakan juga merupakan perbandingan antara ekspektasi dan kinerja. Apabila sesuai maka konsumen puas; jika tidak maka konsumen merasa tidak puas. Berdasarkan Parasuraman (1998) maka dapat dievaluasi bahwa konsumen menilai kualitas jasa melalui lima komponen sebagai berikut:
a. Keandalan
Kemampuan menyelenggarakan jasa yang dapat diandalkan,akurasi dan konsisten.
b. Cepat Tanggap
Kemampuan untuk memberi pelayanan yang segera. c. Kepastian
Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan untuk menjaga kepercayaan.
d. Empaty
Memperhatikan konsumen secara individual. e. Berwujud
Bukti fisik dari jasa. Bagian yang nyata dari jasa meliputi fasilitas fisik,peralatan yang digunakan untuk menghasilkan jasa maupun penampilan dari karyawan jasa tersebut.
1. Pekerjaan yang menarik
Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang/menarik bagi dirinya, maka hasil pekerjaanya akan lebih memuaskan dari pada dia mengerjakan pekerjaan yang tidak dia senangin. Jadi, rasa senang dengan suatu pekerjaan juga merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu dari hasil produksi. 2. Upah yang baik
Pada dasarnya seseorang ang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekerjaanya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik.
3. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
Yang dimaksud penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan adalah bila seseorang pekerja tetap tahu kegunaan dari pekerjaanya bagi umum, dan juga sudah tahu betapa sangat pentingnya pekerjaan dia, maka dalam mengerjakan pekerjaannya, si pekerja tadi akan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.
4. Lingkungan atau suasana kerja yang baik
Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, baik pada pekerja, pimpinan ataupun pada hasil pekerjaannya
Dengan terpenuhinya jaminan atas pekerjaan, maka dalam bekerja tidak akan ada lagi perasaan was-was atau ragu-ragu.
6. Promosi dan perkembangandiri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan.
Seorang pekerja akan merasa bangga bila perusahaan di mana ia bekerja mengalami kemajuan yang pesat, apalagi sampai terkenal di mata masyarakat. Hal ini pulalah yang meningkatkan derajat kebanggan pada diri di pekerja akan pekerjaanya.
7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi
Dengan adanya keterlibatan dalam organisasi di mana para pekerja tetap itu bekerja, ia akan merasakan bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dalam perusahaan, dan ia merasa memiliki perusahaan. 8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
Seorang pimpinan yang bijaksana akan memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya. Dengan demikian para pekerja merasakan bahwa dirinya diberi perhatian besar oleh pemimpinya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi melalui pendekatan secara kekeluargaan atau dari hati antar pimpinan bawahan. 9. Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja
Kesetiaan pimpina pada diri si pekerja merupakan juga dasar rasa kepercayaan pekerjaan terhadap perusahaan di mana dia bekerja.
Kita sebagai manusia biasanya mempunyai sifat egois yang tinggi, antara lain tak ingin dikekang oleh suatu pekerjaan atau suatu tata tertib yang ketat. Demikian pula dengan para pekerja, bisanya mereka akan merasa enggam akan displin kerja yang keras dari perusahaan di mana dia bekerja, karena hal ini akan membuat si pekerja merasa terkekeng.
G.
Pengertian PerusahaanPerusahaan adalah suatu tempat di mana orang-orang memperoleh pengalaman kerja dan kesempatan meningkatkan keterampilannya. Tanggung jawab peningkatan ketrampilan seperti itu sebagian besar terantung dari pemimpin perusahaan (Rayiant, 1985:21).
H.
KualitasSalah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari pemasok adalah kualitas produk dan jasa yang tinggi. Kebanyakan pelanggan tidak lagi bersedia menerima atau mentoleransi kualitas yang biasa-biasa saja. Jika perusahaan ingin bertahan dalam persaingan, apalagi ingin memperoleh laba, mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali meningkatkan kualitas produk yang dijual.
telah mendorong beberapa Negara dan kelompok Negara untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi contoh praktek kualitas terbaik.
Terdapat hubungan yang erat antara kualitas produk dan minat beli pelanggan. Semakin tinggi level kualitas menyebabkan semakin tinggi kepuasan pelanggan, dan berpotensi untuk menarik minat pelanggan. Beberapa pakar mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas penyimpangan dan sebagainya. Menurut American Society for Quality Control (dalam Ulrich dan Eppinger 2001 : 106), kualitas adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Itu jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada pelanggan.
Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan mereka mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi kepada para pelanggan sasaran, yaitu (Ulrich dan Eppinger 2001) :
1. Mereka bertanggung jawab untuk secara benar mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan pelanggan.
2. Mereka harus mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar kepada perancang produk.
4. Mereka harus memastikan bahwa pelanggan telah menerima intruksi, pelatihan, dan bantuan teknis yang tepat dalam penggunaan produk. 5. Mereka harus tetap berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan
untuk memastikan bahwa pelanggan tersebut puas dan akan tetap puas. 6. Mereka harus mengumpulkan gagasan pelanggan guna perbaikan
produk dan pelayanan serta memnyampaikan gagasan itu kepada departemen-departemen perusahaan yang tepat.
Jika semua pemasar melakukan kegiatan ini, maka mereka telah banyak menunjang ke manajemen kualitas total dan menyebabkan kepuasan yang akan menarik minat pelanggan.
I.
Dimensi Kualitas Produk1. Kinerja, seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukannya.
2. Keandalan, berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa.
3. Kesesuian, seberapa baik baik produk tersebut sesuai dengan standar.
4. Daya tahan, ukuran umur produk, dan teknologi modern
memungkinkan hal ini.
5. Kemudahan perbaikan, produk yang digunakan jangka waktu tertentu, sering harus diperbaiki.
7. Persepsi terhadap kualitas, dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri, tetapi pada citra atau reputasinya.
J.
Klasifikasi JasaTawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama tawaran total. Sehingga tawaran dapat dibedakan menjadi lima kategori (Kotler, 2000:487), yaitu:
1. Barang berwujud murni
Tawaran hanya terdiri dari barang berwujud murni, seperti sabun, pasta gigi dan lain-lain.
2. Barang berwujud yang disertai layanan
Tawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa layanan.
3. Campuran
Tawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. 4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan
Tawaran terdiri dari satu jasa utama disertai jasa tambahan atau barang pendukung.
5. Jasa murni
Tawaran hanya terdiri dari jasa, seperti jasa memijat.
Gambar II.2
Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa
Sumber: Kotler (2000:494) Penjelasan:
a. Pemasaran Internal adalah menjelaskan pekerjaan yang dilakukan perusahaan untuk melatih dan memotivasi pegawainya agar melayani pelanggan yang baik. Aspek ini bisa membangkitkan semangat kerja karyawan, rasa bangga, loyalitas pada perusahaan, yang pada gilirannya dapat memberikan konstribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
b. Pemasaran eksternal adalah menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan jasa itu kepada konsumen. Apabila pelaksanaan pemberian jasa baik, maka pelanggan akan terikat pada perusahaan sehinggan laba jangka panjang bisa terjamin.
Perusahaan
Pemasaran Eksternal Pemasaran
Internal
Pegawai Pegmasaran
Interaktif
c. Pemasaran interaktif adalah menggambarkan keahlian pegawai dalam melayani.
K.
Karakteristik JasaKarakteristik jasa menurut Kotler (2000:488) adalah sebagai berikut: 1. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk Mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari jasa yang biasanya dilihat dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.
2. Tidak terpisahkan (Inseparability)
Umumnya jasa dihasilkan dan di konsumsi secara bersamaan, jadi tidak sama dengan barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi.
3. Bervariasi (Variability)
Dikatakan bervariasi karena ketergantungan siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan, sehingga jasa itu berbeda. Karena penyedia jasa bebeda-beda, maka kualitas atau mutu yang diberikan penyedia jasa juga berbeda-beda.
Perusahaan jasa dapat melakukan tiga (3) langkah dalam mengandalikan mutu jasa tersebut, yaitu:
b. Menstandarisasi proses pelaksanaan jasa diseluruh organisasi. Tugas itu dibantu penyediaan cetak biru jasa, yang menggambarkan proses dan peristiwa jasa kedalam sebuah bagan arus dengan tujuan untuk mengenali titik-titik kemungkinan kegagalan pemberian jasa.
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran, keluhan, survei pelanggan, dan melakukan belanja perbandingan.
4. Mudah lenyap (Perishability)
Jasa tidak bisa disimpan dan harus dikonsumsi pada saat pemberian jasa diserahkan kepada konsumen.
Sedangkan menurut Saladin (2004:135), empat karakteristik jasa, yaitu:
a. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dilihat, dirasa, didengar, diraba atau dicium sebelum ada transaksi pembelian.
b. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
c. Berubah-ubah (Variability)
d. Daya tahan (Perishability)
Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah.
L.
Tingkat Produk JasaTheodore Levitt dalam buku The Marketing Imagination
mengajukan konsep total produk, dimana suatu jasa yang ditawarkan dapat terdiri dari elemen-elemen (Lupiyoadi, 2001: 73) :
a. Produk inti (the core/generic product)
Terdiri dari jasa inti atau dasar seperti tempat tidur pada jasa kamar hotel
b. Produk yang diharapkan (the expected product)
Terdiri dari produk inti bersama pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi. Contoh: ruang tunggu yang nyaman di bandara, lift yang bersih.
c. Produk tambahan (the augmented product)
Area yang memungkinkan suatu produk dideferensiasikan terhadap yang lain. Produk potensial (the potensial product)
Tampilan dan manfaat tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan konsumen.
M.
Harga ( Price )mempertimbangkan variabel membanding-bandngkan harga sebelum membeli produk, memilih produk yang harga dasarnya murah, memilih produk yang harganya sebanding dengan kualitasnya.
Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tariff, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang dibutuhkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997 :151). Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
NO Judul Penelitian (Tahun) Variabel Metode Penelitian
Hasil 1 Peningkatan Nilai Perusahaan
Melalui Produktivitas dan Kualitas Pada Sektor Jasa Sebuah Konsepsual
Christina Whidya Utami, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 4, No. 1, Maret 2002: 56-64
Variabel Terikat (dependent) Y : Nilai Perusahaan
Variabel Bebas (Independent) - X1 : Perbaikan Produktivitas - X2 : Kualitas
‐ Menggunakan rancangan penelitian kausal
‐ Skala pengukur : Skala Likert
‐ Penguji hipotesis dan model relationship quality digunakan Regresi Linier Berganda
‐ Adanya Pengaruh
Signifikan dan Positif antara Perbaikan Produktivitas, Kualitas Dengan Peningkatan Nilai Perusahaan.
2 Hubungan Kompetitor produk dengan pendapatan perusahaan. (tahun 1999)
Christofera Marliana, Jurnal Bisnis, Vol 1, No.1, 1999 :16-26.
Y : Pendapatan perusahaan X : Kompetitor produk
‐ Skala pengukur : skala likert
‐ Penguji hipotesis chi kuadrat
‐ Adanya pengaruh
signifikan dan positif antara hubungan competitor produk dengan pendapatan perusahaan.
‐ Adanya pengaruh
signifikan antara produk dengan pendapatan perusahaan.
3 Pengaruh promosi terhadap suatu produk baru dengan peningkatan pendapatan.(Tahun 2001)
IGP Kawiana, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 1, 2001: 40-52.
Y : Peningkatan pendapatan X : Promosi
‐ Skala pengukur : Skala Likert
‐ Penguji hipotesis model relationship quality digunakan SEM (structural Equation Modelling)
‐ Adanya pengaruh
pembeli. (2001)
Wayan Dipta, Jurnal Manajemen dan Ekonomi Vol. 1, No. 2,2001. 18-32
‐ Menggunakan random sampling
tingkat kepuasan konsumen pasca pembeli
‐ Kualitas produk sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pembeli.
5 Hubungan perbaikan tingkat produktivitas produk terhadap penjualan perusahaan.( Tahun 2003)
Rainier Hendrik Sitaniapessy, Jurnal Ekonomi & Bisnis No.1, Jilid 11, TAHUN 2003, 14-20.
Y : Penjualan perusahaan
X : Perbaikan tingkat produktivitas
‐ Menggunakan skala likert ‐ Penguji hipotesis chi
kuadrat
‐ Adanya hubungan antara perbaikan produktivitas
produk dengan penjualan perusahaan.
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :
Gambar II.3
Model Kerangka Konseptual Penelitian
Pendapatan Perusahaan ( Y ) Produktivitas (X1)
¾ Pekerjaan yang menarik
¾ Upah yang baik
¾ Lingkungan atau suasana kerja yang baik
¾ Disiplin kerja
¾ Kecepatan Karyawan dalam memproduksi buku
¾ Semangat Kerja
¾ Kelengkapan alat kerja
¾ Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi
¾ Syarat yang ditentukan oleh perusahaan dalam meningkatkan
produktivitas.
Kualitas Produk (X2)
¾ Kinerja
¾ Kesesuian
¾ Keindahan,
¾ Daya tahan
¾ Kualitas Pelayanan saat pemesaan
¾ Standar Kualitas
¾ Bahan baku
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah di dalam suatu penelitian yang kebenarannya masih harus dibuktikan.Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis seperti yang dimaksudkan di atas sebagai berikut :
1) Ada pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan. 2) Ada pengaruh perbaikan kualitas produk terhadap pendapatan.
3) Ada pengaruh perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk bersama-sama terhadap pendapatan.
41
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian yang
bertujuan membahas suatu masalah yang terjadi pada suatu perusahaan, di
mana hasil penelitian ini hanya berlaku pada perusahaan yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : Pada Perusahaan Percetakan dan Penerbit CV.
Grafika Karya JL. Kantor Pos No. 2 Gombong
Kabupaten Kebumen.
2. Waktu Penelitian : Dilakukan Bulan April 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah : yang menjadi subjek penelitian
adalah karyawan pada perusahaan CV. Grafika Karya yang mendukung
dalam penelitian.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah beberapa variabel bebas dan variabel
produktivitas dan kualitas produk di dalam meningkatkan pendapatan
perusahaan.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah faktor – faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu
meliputi dua variabel yaitu :
1. Variabel Terikat (dependent) / “Y”
Variabel terikat adalah varibel yang tergantung pada variabel lain,
atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan
pendapatan perusahaan.
Peningkatan pendapatan perusahaan adalah tambahan pendapatan
yang diperoleh perusahaan dalam usaha percetakan dan penerbitan. Data
mengenai peningkatan pendapatan diukur dengan satuan Rupiah dan data
berskala rasio.
2. Variabel Bebas (independent )/ ”X”
Variabel bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan
variabel lain bertindak sebagai penyebab atau yang mempengaruhi
variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
a. Produktivitas
1) Arti penting produktivitas : Rivianto, (1985 : 28) mengemukakan
peningkatan produktivitas kerja berarti peningkatan hasil, yang
artinya nanti mengakibatkan peningkatan pendapatan perusahaan.
Dengan kata lain produktivitas kerja yang tinggi mengakibatkan
proses produksi berjalan lebih efisien dan efektif.
2) Pengukuran produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara
sederhana. Persamaan untuk mengukur produktivitas adalah
sebagai berikut (Jay Heizer & Barry Render, 2005 : 18) :
Produktivitas Output yang dihasilkanInput yang digunakan
Penggunaan hanya satu sumber daya sebagai input untuk
mengukur produktivitas disebut produktivitas faktor tunggal (
single factor productivity ). Sedangkan pengukuran produktivitas
yang memasukkan semua input ( tenaga kerja, material, energi,
modal ) disebut produktivitas faktor total (multifactor
productivity ). Persamaannya sebagai berikut (Jay Heizer & Barry
Render, 2005 : 18):
b. Pengertian Kualitas
Menurut Hardjosoedarmo, (1997 :7) kualitas adalah
karakteristik produk atau jasa uang ditentukan oleh pemakai atau
konsumen dan diperoleh melalui pengukuran proses serta perbaikan
yang berkelanjutan.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri alas obyek /subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (
Sugiyono, 2004 : 90 ). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek /subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu ( Sugiyono,
2004 : 90 ). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan obyek
yang akan diteliti, yaitu karyawan bagian produksi pada Perusahaan
Percetakan CV. Grafika Karya yang berjumlah 65 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2004 : 91 ).Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin untuk meneliti semua populasi, maka peneliti dapat
dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili). (Sugiyono, 2004 : 91 ). Dalam penelitian ini
teknik yang akan digunakan adalah sampling jenuh, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Sampel berjumlah 65 karyawan. Hal ini sering dilakukan bila
anggota populasi relatif kecil. (Sugiyono, 2004 : 96 ).
F. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara (Interview)
Wawancara atau Interview adalah teknik pengumpulan data dengan
mengajukan tanya jawab langsung kepada responden untuk mendapatkan
informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan ( angket ) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (
populasi atau sampel ).
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung di perusahaan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan penulis dalam mengadakan
G. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya mengenai hal–hal yang berhubungan langsung
dengan objek penelitian, yang dapat dilakukan dengan metode kuesioner,
observasi, dan wawancara.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan-catatan yang
ada dalam perusahaan dan studi pustaka dari literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
H. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran data yang digunakan adalah skala Likert karena
metode ini mudah untuk dimengerti. Dengan skala likert maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan untuk keperluan kuantitatif
maka pertanyaan tersebut diberi skor. Data yang dianalisis adalah beberapa
jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada responden. Sebagai gambaran
penulis memberi 5 altematif jawaban kepada responden untuk analisis terhadap
variabel produktivitas kerja karyawan dan kualitas produk dan pendapatan
Sangat setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
Ragu-ragu (RR) : 3
Tidak setuju (TS) : 2
Sangat tidak setuju (STS) : 1
I. Menguji Validitas dan Reliabilitas kuesioner.
1. Uji Validitas
Uji Validitas yaitu alat pengukuran yang menunjukkan seberapa
jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan
fungsi ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Pengukuran atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung
korelasi antara nilai dari tiap-tiap item pernyataan dengan skor total. Dari
perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa besar masing-masing
sumbangan item pernyataan terhadap skor total.
Rumus koefisien korelasi product moment (Hadi, 1991:42) :
Rumusnya adalah :
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
dimana :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari
Y : Total butir dari jawaban responden
∑ X : Jumlah skor butir
∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y
N : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka
ketentuannya adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji keandalan / reliabilitas yaitu tingkat kestabilan dari penggunaan
teknis belah dua dengan mengembangkan item-item kuesioner menjadi
dua kelompok (Hadi, 2001:43). Untuk mengukur reliabilitas digunakan
teknik belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi 2 belah
antara kelompok item bernomor genap dengan kelompok item bernomor
ganjil. Rumus untuk menghitung reliabilitas kuesioner adalah dengan
menggunakan rumus korelasi “Spearman Brown” (Hadi, 1991:44).
Rumusnya :
ΧΥ
Γ =
( )
gg gg
Γ +
Γ 1
2
Keterangan : ΓΧΥ= koefisien reliabilitas
gg
Apabila rXY lebih besar dari r tabel, maka berarti kuesioner sebagai
alat pengukur telah memenuhi syarat reliabilitas. Begitu pula sebaliknya,
apabila rXY lebih kecil dari r tabel, maka berarti kuesioner tersebut tidak
memenuhi syarat reliabilitas.
J. Teknik Analisis Data
1. Asumsi Klasik Model Regresi Berganda
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas (Sunyoto, 2007 : 89 - 90)
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi
berganda yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas
(independent variabel) (X1, X2, X3, X4,…Xn), dimana akan di ukur
tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel
bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan
X2, X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60
(pendapat lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil
atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan :
1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang
2. Nilai variance inflation faktor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF) dapat
dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
1) Besar nilai tolerance (α) :
α = 1 / VIF
2) Besar nilai variance inflation faktor (VIF) :
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan
VIF hitung > VIF.
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α
dan VIF hitung < VIF
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas (Sunyoto, 2007 : 93 - 94)
Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai
sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama disebut
terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda
disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika
tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan :
1. Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70
cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya
2. Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40
cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya
besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS
melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang
mempunyai variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai
residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y
prediksi – Y riil).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak
mempunyai pola teratur.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang.
c. Uji Asumsi Klasik Normalitas (Sunyoto, 2007 : 95 - 102)
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas,
dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel
bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau
normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
1. Cara Statistik
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat
berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai
kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva
(kurtosis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
1) Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3 / √ 6 /
2) Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis):
Z kurtosis = Kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4 / √ 24 / N
Dimana N = banyak data.
Ketentuan analisis :
a. Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung
(Zα3 atau Z α4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5% = 1,96 (Z
tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung
lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.
b. Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Z
2. Cara Grafik Histogram dan Normal Probality Plots
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data
berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data
riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati
normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk
garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean (U), maka dapat
dikatakan data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya. Cara
grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relatif banyak, dan
tidak cocok untuk banyak data yang sedikit, karena interpretasinya
dapat menyesatkan.
Cara normal probality plots lebih handal daripada cara
grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan
data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif.
Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil
mengikuti garis diagonal.
3. Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Regresi Sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel bebas yang pertama (produktivitas kerja karyawan) dan
variabel bebas yang kedua (kualitas produk). Adapun bentuk persamaan
regresi sederhana yaitu :
Keterangan :
a = Konstanta
Y = P