• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI ANGGOTA PARLEMEN ATAS PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK (Studi Pada Kalangan Anggota Parlemen DPRD Kabupaten Tulungagung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSTRUKSI ANGGOTA PARLEMEN ATAS PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK (Studi Pada Kalangan Anggota Parlemen DPRD Kabupaten Tulungagung)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI ANGGOTA PARLEMEN ATAS PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK

(Studi Pada Kalangan Anggota Parlemen DPRD Kabupaten Tulungagung)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Soial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Disusun Oleh: Riska Lindasari (201110310311035)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Ratna Sari Putri

Tempat/ Tanggal Lahir : Bojonegoro 25 Desember 1993

Nim : 201110310311054

Fakultas/ Jurusan : FISIP/ Sosiologi

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini atau skripsi ini berjudul :

Konstruksi Sosial Nyadran Dalam Masyarakat Pedesaan (Studi Di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro)adalah bukan merupakan karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam kutipan atau rujukan yang telah saya sebutkan sebelumnya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademis.

Malang, Yang menyatakan

(6)

v MOTTO

“Fenomena Manusia Tidak Berbicara Dengan Sendirinya; Ia Harus

Ditafsirkan”

(Berger dan Kellner, 1981: 10) “Berusahalah sekuat tenaga dan tidak lupa dengan disertai doa pada

imanmu supaya senyum bisa terpancar di bibir mereka orang yang kau sayang”

(7)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA :

KELUARGA SAYA TERCINTA

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Alaah SWT atas limpah rahmat dan hidah-nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah (skripsi) dengan lancar tanpa ada gangguan. Serta penulis tidak lupa memanjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, dimana yang selama ini membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini.

Karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul Konstruksi Sosial Nyadran Dalam Masyarakat Pedesaan (Studi di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojenegoro). Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Rasa syukur dan rasa terimakasih penulis haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3. Bapak Muhammad Hayat, MA, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Bapak Rachmad K. Dwi Susilo, MA, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, teguran, kritik serta masukan dengan bijaksana selama proses penyusunan karya tulis ilmiah (skripsi) ini

5. Bapak Prof Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, teguran, kritik serta masukan dengan bijaksana selama proses penyusunan karya tulis ilmiah (skripsi) ini

6. Untuk Ibu Kasmiasih dan Bapak Wanito yang telah memberikan dorongan material dan immaterial secara penuh tanpa henti-hentinya kepada peniliti 7. Untuk mas Sugeng Karsono Putro yang telah memberikan motivasi dan

saran dalam setiap masalah yang dihadapi peneliti

(9)

viii

9. Terimakasih kepada teman-teman Jurusan Sosiologi Akmal, iyem (Riska), iwul (dayat), febri, om hafi, om nofa, dwi guno, senis, icha, kak liza, Santi, Isna, rima, yang telah membantu peneliti dalam menghadapi cobaan demi cobaan dalam bidang akademik dan non akademik, serta khususnya pada angkatan 2011 sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah (skripsi) ini 10.Terimaksih kepada Mas Rizal, Mas Rohman, Mak Nita, dan Ayah Dedi,

Mas Aldi serta teman-teman UKM MVBT (Muhammadiyah Volly Ball Team) yang telah memberi semangat dan warna hidup yang lebih indah dengan kecerian yang tiada henti selama empat tahun ini

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah (skripsi) ini. Apabila saya selaku penulis terdapat kesalahan dalam penulisan proposal ini mohon maaf. Penulis juga berharap karya tulis ilmiah (skripsi) ini dapat bermanfaat demi pengembangan pengetahuan dan wacana bagi para pembaca.

Malang, 18 Maret 2015

(10)

ix DAFTAR ISI

Isi Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

MOTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

1.5 Definisi Konseptual ... 8

1.5.1 Konstruksi Sosial ... 8

1.5.2 Nyadran ... 9

1.5.3 Masyarakat Pedesaan ... 10

1.6 Metode Penelitian... 10

1.6.1 Jenis penelitian ... 11

1.6.2 Lokasi Penelitian ... 11

1.6.3 Subyek Penelitian ... 12

1.6.4 Sumber Data ... 12

(11)

x

1.6.6 Teknik Analisa Data ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Masyarakat dan Budaya ... 19

2.2. Kerangka Teoritis ... 43

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Bojonegoro ... 47

3.3.2 Lahan Pertanian ... 48

3.3.3 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RT dan RW ... 50

3.3.4 Penduduk ... 51

3.3.5 Potensi Ekonomi Kabupaten Bojonegoro ... 54

3.5 Sejarah Nyadran ... 55

3.5.1 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Acara Nyadran ... 58

3.5.2 Tradisi Nyadran di Desa Mojorejo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro ... 60

3.5.3 Perbedaan Nyadran Desa Mojorejo Dengan Desa Lain 62

3.6 Nilai Tradisi Nyadran... 64

BAB IV SAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identitas Informan ... 66

4.2 Tradisi Nyadran Bagi Mayarakat Desa Mojopangi Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. ... 67

4.3 Sosialisasi Tradisi Nyadran ... 69

4.4 Konstruksi Sosial Tradisi Nyadran ... 74

4.4.1 Proses Terbentunya Konstruksi Sosial Nyadran ... 75

4.4.2 Aktor yang Terlibat dalam Tradisi Nyadran ... 77

4.4.3 Tempat Pelaksaan Awal Nyadran ... 79

4.4.4 Tempat Pelaksanaan Nyadran Kedua Sampai Saat Ini . 81 4.4.5 Keterlibatan Petani di Zaman ini dan Perangkat Desa serta Karang Taruna Sebagai Aktor Baru ... 82

4.4.6 Proses Eksternalisasi Nyadran ... 84

(12)

xi

4.4.8 Proses Objektivasi Nyadran ... 90

4.4.8.1 Persiapan Nyadran ... 91

4.4.8.2 Kerja Bakti dan Gotong Royong ... 91

4.4.8.3 Prosesi Nyadran ... 93

4.4.8.3.1 Nyadrananatau weweh ... 94

4.4.8.3.2 Membuat Ambeng ... 95

4.4.8.3.3 Pengajian ... 97

4.4.8.3.4 Nyadran Makam ... 98

4.4.8.3.5 NyadranSendang ... 102

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 106

5.2 Saran ... 110

(13)

xii

DAFTAR TABEL

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1: Nyadran makam ... 60

Gambar 2: Nyadran sendang ... 61

Gambar 3: Lapangan pelaksanaan nyadran ... 82

Gambar 4: Nydranan Atau Weweh ... 95

Gambar 5: Ambeng ... 96

Gambar 6: Nyadrandi Makam pada siang hari ... 99

Gambar 7: Sinder atau Sinden dimalam hari ... 100

Gambar 8: Ambeng makam ... 101

Gambar 9: Makan bersama saatnyadrandi makam ... 102

Gambar 10: Nyadrandi Sendang ... 104

(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Geertz, Clifford.2013. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi. Penerbit: komunitas bambu

Mulyana, Deddy, dkk. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Panduan

Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Muhaimin, AG. 2011. Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon, Terj. Uganda. Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu

Murdijati dan Lily. 2010. Serba-Serbi Tumpeng Kehidupan Masyarakat Jawa. Gramedia: Jakarta

Nasikun. 2014. Sistem Sosial Indonesia. Raja grafindo: Depok

Parera, M, Frans. 2013. Tafsir Sosial Atas Kenyataan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. LP3ES: Jakarta

Purwadi. 2005. Upacara tradisional jawauntuk menggali kerifan local.Pustaka Pelajar: Yogyakarta

_______. 2009. Sejarah Walisanga. Ragam Media: Yogyakarta

Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta

Remy Sylado. 2008. Novel Pangeran Diponegoro Menuju Sosok Khalifah. Tiga Serangkai: Solo.

Samuel, Henneman. 2012. Sebuah Pengantar Ringkas. KEPIK: Depok

Soejono Soekamto. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Cv. Rajawali: Jakarta Suyitno. 2001. Mengenal Upacara Tradisional Masyarakat suku Tengger. Satu

(16)

xv NON BUKU:

Buku Profil Bojonegoro.pdf

Hidayat, Sofi Nur. 2014. Skripsi: Konstruksi Sosial Atas Budaya Karapan Sapi. UMM

Hidayah, Nurul, 2009. Tradisi Nyadranan Di Dusun Pokoh, Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.

Kuncoro, Nur, Setyo. 2014. Tradisi Upacara Perkawinan Adat Keraton Surakarta (Studi Pandangan Ulama dan Masyarakat Kauman, Pasar Kliwon,Surakarta)

Marzuki. 2006. Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa Dalam Respektif Islam.pdf. Http://www.eprint.uny.ac.id

Nanditoaldo. 2010. https://nanditoaldo.files.wordpress.com/2010/11/masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.pdf. Diakses Kamis, 10 September 2015, pukul 11.13

Ngangi, Charles R. 2011. Konstruksi Sosial dalam Realitas Sosial. Dalam Jurnal ASE Vol. 7

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Dalam Jurnal Equilibrum, Vol. 5, no. 9.

Satriadi, Fredian, Lega. 2014. Skripsi: Pemaknaan Masyarakat Nelayan Terhadap Larung Sembonyo. UMM

Simanihuruk Asri. 2009. Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan Dan Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Pt. Allegrido Di Desa Urung Penei Kec. Purba, Kab. Simalungun).Integrasi sosial.pdf

INTERNET:

Anonim.Http://Mujibur, Rohman. Blogspot.Com. 2010. Nyadran-Agus-Jogjatrip-Html. Diakses Hari Rabu 29 Juli 2015, 10.28

Anonim.http://NovianaWijayati.Blogspot.Com/2011/04/ tradisi-Nyadran-sebagaiTransformasi- Agama-soaial-dan-Budaya-html. Diakses Hari Rabu 29 Juli 2015, 10.30

(17)

xvi

Http://file.Upi.Edudirektorifpipsjur._Pend._Geografi197210242001121.Bagja_W aluyageografi_Desakotarural_Comunity.Pdf. Diakses Hari Kamis, 30 Juli 2015, 11.19

http://kbbi.web.id/sendang. Diakses tanggal 28 Juni 2015 pukul 11.20

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Masyarakat Indonesia sangat kaya dengan pusaka budaya (cultural heritage) dan salah satu bentuk pusaka budaya yang hingga saat ini masih memiliki pewaris aktif (active bearers) adalah upacara adat atau upacara tradisional. Upacara adat atau upacara tradisional adalah sebuah laku atau perbuatan dan tuturan tertentu yang dijalankan oleh komunitas tertentu, dan tradisi itu diwarisi dari para leluhurnya. Senyatanya upacara tradisional merupakan sarana komunikasi, yakni komunikasi antara pelaku upacara dengan lingkungannya dan kekuatan gaib yang dipercaya dapat memberi perlindungan atau solusi terhadap masalah yang membelit para pelaku dan pendukung upacara.1

Upacara adat atau upacara tradisional yang masih dilestarikan dan masih ada hinga saat ini yaitu salah satunya di Jawa Timur tepatnya di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Upacara adat di Kabupaten Bojonegoro ini dilaksanakan satu tahun sekali sebelum bulan ramadhan atau dalam bulan jawa disebut dengan bulan ruwah.

1

(19)

2

Tabel 1: Penanggalan Jawa2

No Penanggalan Jawa Lama hari

1 Sura 30

2 Sapar 29

3 Mulud 30

4 Bakda Mulud 29

5 Jumadilawal 30

6 Jumadilakir 29

7 Rejeb 30

8 Ruwah 29

9 Pasa (Puwasa, Siyam, ramelan) 30

10 Sawal 29

11 Sela (Dulkangidah, apit) 30 12 Besar (dulkahahijjah) 29/(30)

Upacara adat atau upacara tradisional di Bojonegoro ini disebut juga dengan nyadran atau nydranan yaitu upacara yang dipersembahkan untuk sang pencipta kehidupan dan juga nenek moyang karena telah melimpahkan kesehatan dan hasil panen yang bagus. Karena mayoritas penduduk Kabupaten Bojonegoro bermata pencaharian sebagai petani maka bentuk pengaplikasian rasa syukur para petani karena telah diberi keberhasilan dalam panen padi yaitu dengan mengadakan upacara adat atau nyadranan tersebut. Tradisi nyadran menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, karena kegiatan ini sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh warga, nyadranan selain menjadi upacara adat tradisional yaitu menjadi

2

(20)

3

kegiatan untuk saling berkumpul dengan keluarga dan tetangga untuk menjalin interaksi yang lebih dekat.

Nyadran atau Nyadranan merupakan rangkaian situs budaya yang mentradisi, yang berupa membersihan makam leluhur dan Sendang Gede (sendang ndhangar) atau kerja bakti, perziarahan, dan berpuncak pada kenduri (makan bersama) dimakam desa dan di sendang tersebut. Pengaplikasian rasa syukur yang diberikan kepada alam dan nenek moyang ini dengan dilakukannya pembersihan sendang ndhangar dan makam desa, para warga datang ke tempat tersebut dengan membawa ambeng (tumpeng sederhana) dan makan-makanan lain yang nantinya akan dimakan bersama dengan semua warga desa. Ambeng yang dibawa berisikan beras yang yang menjadi nasi, sayur-sayuran, telur dan ayam yang menjadi lauk, beras ataupun lauk pauk yang dibawa dan digunakan untuk tumpeng tersebut merupakan hasil panen yang ditanan oleh warga Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro itu sendiri.

(21)

4

Tradisi merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama.3 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.4 Jadi tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus oleh masyarakat dan akan diwariskan secara turun-temurun.

Nyadran berasal dari kata sodrun yang artinya dada atau hati. Makna nyadran dalam hal ini adalah bahwa masyarakat membersihkan hati mereka menjelang bulan Ramadhan. Makna lainnya nyadran yaitu sadran bersal dari kata sudra sehingga nyadran berarti menyudra menjadi sadra atau berkumpul dengan orang-orang awam. Ini mencerminkan nilai-nilai bahwa pada hakekatnya manusia adalah sama5.

Nyadran disebut juga dengan sedekah bumi, pada umumnya daerah Jawa, termasuk Jawa Timur ada dan melaksanakan tradisi semacam ini dengan makna yang sama namun berbeda sebutan pelaksanaan tradisinya saja, di Kabupaten Bojonegoro saja contohnya di Kecamatan Suko Sewu nama dari tradisi ini yaitu sedekah bumi, di Kecamatan Bornoe sama dengan Kecamatan yang digunakan lokasi penelitian yaitu disebut dengan nyadran dari proses pelaksanaanya dan acara yang tampilkan tidak jauh berbeda.

Pelaksanaan nyadran ada dua lokasi yang digunakan untuk upacara sakral ini, yaitu di makam atau masyarakat menyebutnya dengan kuburan desa dan di sendang, nama dari sendang tersebut yakni sendang ndhangar, acara tersebut

3

Soejono Soekamto. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Cv. Rajawali. Jakarta. Hlm 13 4

Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Hlm 1208.

5

(22)

5

tidak berlangsung secara bebarengan pada hari yang sama namun berjarak satu minggu. Bukan hanya lokasi dan waktu pelaksaan saja yang berbeda antara nyadran kuburan dengan nydran sendang, mulai dari acara, penampilan permainan dan do’a berbeda karena makna yang berbeda tentunya.

Keunikan yang menonjol dari nyadran yang ada di Desa Mojorejo ini ialah pada saat makan bersama, yang mana pada zaman dulu di desa tersebut terjadi sebuah perseteruan antara warga Desa Mojorejo dengan Dusun Mojopangi warga tersebut berseteru karena alasan perbedaan pendapat mengenai nyadran, yang mana dari pihak Mojorejo yakni yang bernama Bunari menolak upacara tradisi nyadran tersebut, karena ia beranggapan bawasannya nyadranan ini adalah satu hal yang menentang agama islam atau syirik, sedangkan dari pihak Dusun Mojopangi yang bernama Sipur ingin tetap menjaga tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur warga setelah dilimpahkannya panen.

Makan bersama adalah media utama untuk mendekatkan kembali Desa Mojorejo dengan Dusun Mojopangi terutama Burnari dan Sipur yang bebeda pendapat di kala itu, saat acara nyadran dimulai dan semua ambeng sudah

dikumpalakan kemudian dido’akan, Bunari dan Sipur di dudukan bersama dan di

beri satu nampan ambeng6 untuk dimakan bersama,Inilah salah satu bentuk dari tradisi nyadran yang bisa menyatukan dan meredakan konflik di masyarakat.

6

(23)

6

Prosesi yang dilakukan dalam mempersiapkan nyadran hingga selesainya nyadran tetap sama dengan awalnya dibentuknya nyadran di Desa Mojorejo kurang lebih tahun 30an. Keunikan dari nyadran Desa Mojorejo selain menjalin kedekatan antar warga, nyadran Desa Mojorejo tetap menggunakan konsep acara yang sama setiap tahunnya dan seterusnya sesuai dengan awalnya terbentuknya nyadran, mulai dari persiapan nyadran, prosesi nyadran, apa saja yang perlu dibawa dalam nyadran dan lain sebagianya.

Semua warga bisa hadir di acara nyadran ini semua bisa menikmati makan bersama dan menikmati tari-tarian serta kisah perwayangan yang diceritakan oleh dalang. Tidak hanya warga asli desa saja yang boleh mengikuti acara ini namun semua orang dari desa manapun bisa ikut serta dalam kemeriahan acara yang penuh ceria, tawa namun tetap tidak jauh dari arti upacara nyadran tersebut.

(24)

7

Seiring berkembangnya zaman, ruh dalam tradisisi nyadranan bisa saja mengalami perubahan karena tingkat perubahan dimasyarakat yang semakin maju, secara otomatis hal ini biasa saja merubah ruh dari tradisi nyadran yang dimaknai sakral dan untuk meninggkatkan integrasi warga dan bentuk konstruksi sosial nyadran terhadap masyarakat.. Tradisi nyadran menjadi penting dikaji karena nyadranan ini adalah salah satu bentuk dari tradisi yang harus tetap dijaga dan di pahami oleh masyarakat luas terutama generasi muda, apabila tidak bisa saja tradisi ini punah tergerus oleh zaman yang modern seperti ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan nyadran?

2. Bagaimana Konstruksi sosial nyadran dalam masyarakat pedesaan Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemaknaan masyarakat atas nyadran di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro.

(25)

8

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bermanfaat untuk menerapkan konsep sosiologi tentang konstruksi sosial dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan konstruksi sosial nyadran dalam masyarakat dipeesaan

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian ke depan.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah Bojonegoro untuk menjaga kearifan lokal nyadran di masyarakat khususnya di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro.

b. Sebagai informasi bagi masyarakat di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro tentang tradisi nyadran yang sebagaimana masyarakat harus tetap menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi tersebut

1.5 Definisi Konseptual 1.5.1 Konstruksi Sosial

(26)

9

dua istilah kunci untuk memiliki keberadaannya sendiri sehingga tidak tergantung pada kehendak manusia, sedangkan pengetahuan adalah kepastian bahwa fenomena-fenomena itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik7.

1.5.2 Nyadran

Nyadran berasal dari kata sodrun yang artinya dada atau hati. Makna nyadran dalam hal ini adalah bahwa masyarakat membersihkan hati mereka menjelang bulan Ramadhan. Makna lainnya nyadran adalah sadran yaitu sadran berasal dari kata sudra sehingga nyadran berarti menyudra menjadi sudra atau berkumpul dengan orang-orang awam. Ini mencerminkan nilai-nilai bahwa pada hakekatnya manusia adalah sama8

Nyadranan sebagai upacara tradisional adat jawa dilakukan demi mencapai ketentraman hidup lahir dan batin. Dengan mengadakan upacara tradisional itu, orang jawa memenuhi kebutuhan spiritualnya, eling marang purwa duksina. Kehidupan rohani orang jawa memang bersumber dari ajaran agama yang diberi hiasan budaya lokal. Oleh karena itu, orientasi kehidupan beragama orang jawa senantiasa memperhatikan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya (upacara tradisional)9.

7

Manuaba, I. B. Putera. 2010. Memahami Teori Konstruksi Sosial. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Vol. 21 No. 3.

8

Anonim.http://MujiburRohman.Blogspot.com/2010/06/nyadran-AgungTrip-html

9

(27)

10

1.5.3 Masyarakat Pedesaan

1.5.3.1Karakteristik Umum Masyarakat Desa

Masyarakat pedesaan atau rural community adalah masyarakat yang anggota-anggotanya hidup bersama di lokalitas tertentu, yang seorang merasa dirinya sebagai kelompok, kehidupan mereka meliputi urusan-urusan yang merupakan tanggung jawab bersama dan masing-masing merasa terkait dengan norma-norma tertentu yang mereka taati bersama.

Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat yang biasa tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagai karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik

tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik

masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui: sederhana, mudah curiga, menjunjung tinggi unggah-ungguh, guyub, lugas, kekeluargaan, tertup dalam hal keuangan, perasaan minder dengan orang kota, menghargai (ngajeni) orang lain, jika diberi janji, akan selalu diingat, suka gotong-royong, demokrasi, religius10

10

Http://file.Upi.Edudirektorifpipsjur._Pend._Geografi197210242001121

(28)

11

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu penelitian. Metode penelitian mempunyai peran yang penting dalam mengumpulkan data:

1.6.1 Jenis penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnometodologi yang berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan keteraturan hidup mereka sendiri.

Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan

(29)

12

menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya.11

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Desa Mojorejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Alasan dilakukannya penelitian di lokasi tersebut karena Budaya nyadran masih berkembang dan bagaimana masyarakat Kabupaten Bojonegoro Kecamatan Kedungadem Desa Mojorejo memaknai konstruksi sosial nyadran dalam masyarakat pedesaan.

1.6.3 Subyek Penelitian

Penentuan subyek (sampel) penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling yakni pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan prasyarat sampel yang diperlukan. Secara sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka orang-orang tertentu) sesuai prasyarat (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel.

1.6.4 Sumber Data

Sumber data dapat dibedakan menjadi dua sumber, yaitu:

a. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari subyek yang diteliti, dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dan observasi langsung dilokasi penelitian. Alasan peneliti menggunakan sumber data primer adalah untuk memperoleh informasi secara langsung dan aktual, dalam hal ini penulis mengambil data tersebut dari orang yang

11

(30)

13

dianggap mengetahui asal-usul dari tradisi nyadranan yang berjumlah 9 orang.

b. Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari arsip-arsip pemerintah, internet tentang situs-situs yang terkait dengan konteks penelitian seperti konstruksi sosial Nyadran dalam masyarakat pedesaan, juga buku yang sekiranya menunjang.

1.6.5 Metode Pengumpulan Data

Pencarian data dalam menyusun penulisan ini menggunakan beberapa teknik pemgumpulan data yakni:

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tenik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanyajawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide).

b. Observasi

(31)

14

c. Dokumentasi

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendramata, laporan, artefak, foto, dan lain sebagianya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

1.6.6 Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan langkah terakhir sebelum menarik kesimpulan, untuk itu teknik analisis data sangat diperlukan dalam penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini yang digunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis fenomenologi yang bersifat deskriptif. Setelah data di analisis dengan metode fenomenologi kualitatif selanjutnya dibahas permasalahan tersebut hingga ada pada suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis fenomenologi kualitatif model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Haberman melalui empat tahap yakni:

1. Pengumpulan data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.

2. Reduksi data

(32)

15

data yang mana untuk dikode, dipakai, dan yang diringkas, serta dimasukan dalam kategori, dan sebagainya.

3. Penyajian data

Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberi deskripsi menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara sistematis.

4. Penarikan kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan ini dimaksutkan untuk menganalisis, mencari makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan tema dalam penelitian yang telah dilakukan.12

Gambar

Tabel 7:  Identitas Informan...........................................................................
Gambar 1:  Nyadran makam  ........................................................................
Tabel 1: Penanggalan Jawa2

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan fuzzy memberikan nilai keanggotaan antara 0 dan 1 yang menggambarkan secara lebih alami sebuah kumpulan anggota dengan himpunan, Sebagai contoh, jika seorang berumur

Tujuan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah membantu permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam hal pendataan dan pengontrolan karyawan yang lebih baik dengan segala

Penelitian sebelumnya yang dilakukan arisandy ambarita (2017) dengan judul Sistem Informasi Geografis Potensi Tanaman Pangan (Studi Kasus: Kabupaten Halmahera Barat

Malnutrisi yang timbul akibat memilih menjadi vegetarian dapat terjadi akibat kurang cerdasnya lansia dalam menjadi vegetarian dapat terjadi akibat kurang cerdasnya

DAMPAK PENERAPAN METODE LATIHAN TABATA DALAM AKTIVITAS LARI TERHADAP KEMAMPUAN AEROBIK DAN ANAEROBIK. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

BBM, bahkan bermain game.9 Maka melihat dari uraian di atas kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih

Desain ditunjukkan pada Gambar 8 merupakan tampilan untuk tab menu pemasaran yang berisi beberapa menu lagi, yaitu calon pelanggan, harga, tempat, prosmosi, dan

1) Kecamatan Depok merupakan wilayah yang telah banyak mengalami perubahan dalam kurun waktu selama sepuluh tahun dari tahun 2007 hingga 2017. Perubahan penggunaan lahan yang