• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN (Studi pada Konsumen Di Kecamatan Kesamben Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN (Studi pada Konsumen Di Kecamatan Kesamben Blitar)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN (Studi pada Konsumen Di Kecamatan Kesamben Blitar)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

SAMSUL MUARIF 08.610.112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN

(Studi pada Konsumen Di Kecamatan Kesamben)

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

SAMSUL MUARIF

08.610.112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

x SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda Tangan di Bawah ini : Nama : Samsul Muarif NIM : 08610112 Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Tugas Akhir Dengan Judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM

KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam kutipan bab daftar pustaka.

2. Apabila ternyata didalam tugas akhir dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKLUSIF.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

(11)

xi (Samsul Muarif)

ABSTRAK

Judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BETA SWALAYAN KESAMBEN

(Studi Pada Konsumen di Kecamatan Kesamben Blitar)

Pertumbuhan pendapatan kelas menengah di Indonesia saat itu terdapat sekitar 50 juta masyarakat menengah yang mempunyai penguatan daya beli sebesar Rp 10 juta per bulan, pada era ini akan booming barang-barang atau jasa yang bermerek dan berkualitas dengan lebih membeli produk atau jasa di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar moderen (BPS 2011). Artinya ada fenomena mengenai pembelian produk dari pasar tradisional beralih ke pasar moderen seperti Beta Swalayan Kesamben. Masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian di Beta Swalayan.

Tujuan penelitian ini yaitu faktor apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian di Beta Swalayan Kesamben dan faktor manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam pembelian di Beta Swalayan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan deskriptif, sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Dengan metode non-probability sampling teknik yang digunakan adalah accidntal sampling. Skala pengukuranya yaitu berdasarkan skala likert dan alat analisis menggunakan analisis faktor.

Dari hasil pengujian alat analisis faktor yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh yaitu faktor produk, pribadi, psikologis, penampilan produk, promosi, harga, dan sosial. dari proses rotation dan rotated component matrix dengan memiliki nilai komulatif faktor sebesar 26,992%. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian di Beta Swalayan adalah faktor pertama (produk) dengan nilai eigen value 3,018% dengan variabel pembentuk yaitu meliputi, kualitas produk, harga murah, transportasi mudah dan dekat tempat bekerja

(12)

xii ABSTRACT

Title: FACTOR THAT REGARD CONSUMER IN DECISION BUY AT SWALAYAN KESAMBEN'S BETA

(Studi On Consumer at Kesamben Blitar's District)

Middleweight propertied growth at that time Indonesia exists around 50 million society intermediates that have energis to buy big as Rp 10 million about moon, on this era will booming goods or branded and qualified service with more buy product or service at moderen's shopping centre and market (BPS 2011). Its mean available phenomenon hits product buy of traditional market change over to moderen's market as Swalayan Kesamben's Beta. Problem in observational it is factor what that regarding consumer in buy decision buy at Swalayan's Beta . To the effect this research which is factor what that regarding consumer in decision buy at Swalayan Kesamben's Beta and factor which that dominant regarding consumer in buy at Swalayan's Beta. Method that is utilized in this research is method survey with descriptive approaching, sample on observational it as much 100 respondents. With method non probability sampling tech that is utilized is accidntal sampling. measurement 's scale which is bases likert's scale and analisis's tool utilizes analisis factor.

Of tool examination result analisis factor that is done therefore gets to be concluded that exists seven which is product factors, person, psychological, of presenting product, promotion, price, and social. of process rotation and rotated component matrix with have komulatif's point factor as big as 26,992%. There is factor even dominant that regard consumer in buy at Beta Swalayan is first factor (product) with eigen value's point 3,018% by variable support which is cover, product quality, cheap price, easy transportation and near place works.

(13)

xiii KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir atau Skripsi dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Di Beta Swalayan (Studi Pada Konsumen Di Kecamatan Kesamben ).

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan dan untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Widayat, MM. selaku dosen pembimbing 1.

2. Ibu Dra. Sri Nastiti Andharini, M.M. selaku dosen pembimbing II.

3. Bapak Drs. Rahmat Wijaya, M.M. selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ach Mohyi M.M. selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Aniek Rumiati, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang

(14)

xiv 8. Seluruh teman-teman yang membantu dalam proses skripsi ini dibuat terutama Ardi

hatokk yang meminjamkan printernya makasih semuanya .

Tentunya penulis menyadarai banyak sekali melakukan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis tetap mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam tulisan ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amien……

Malang, Oktober 2012

Penulis

(15)

xv A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

a. Teori Perilaku Konsumen ... 9

b. Faktor faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 12

1. Individu ... 13

1. Pengenalan masalah ... 20

2. Mencari niformasi ... 20

3. Evaluasi alternatif. ... 21

4. Keputusan pembelian ... 21

5. Perilaku pasca pembelian ... 22

d. Jenis – jenis Perilaku Pasca Pembelian ... 23

C. Keranga Pikir ... 24

D. Hipotesis... 25

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 26

Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 27

(16)

xvi

1. Data Primer ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Pengukuran Data ... 28

G. Definisi Operasional Variabel ... 28

H. Uji Instrumen ... 33

1. Uji Validitas ... 33

2. Uji Reliabilitas ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 34

1. Analisis Faktor ... 34 A. Gambaran Umum perusahaan ... 38

1. Sejarah singkat Beta Swalan ... 38

2. Struktur Organisasi ... 38

B. Hasil Uji Instrumen ... 39

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 42

C. Karakteristik Responden ... 42

1.Jenis Kelamin Responden... 43

2.Tingkat Usia Responden... 44

3.Jenis Pekerjaan Responden ... 44

4.Tingkatan Pendidikan Responden ... 45

D. hasil Distribusi Jawaban Responden ... 46

E. Hasil Analisis Faktor ... 51

1. Membuat Matrik Korelasi ... 51

2. Menentukan jumlah Faktor ... 54

3. Ekstraksi faktor ... 55

3. Melakukan Rotasi Faktor ... 57

4. Penamaan Faktor ... 59

a. Faktor Pertama (Produk) ... 60

b. Faktor Kedua (Pribadi) ... 61

c. Faktor Ketiga (Psikologis) ... 62

d. Faktor Keempat (Penampilan produk) ... 63

e. Faktor Kelima (Promosi) ... 63

f. Faktor Keenam (Harga) ... 64

g. Faktor Ketujuh (Sosial) ... 63

F. Uji Hipotesis ... 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

(17)

xvii LAMPIRAN –LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan pasar moderen di Kabupaten Blitar ... 4

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang ... 9

Tabel 1.3 Devinisi Operasional Variabel ... 32

Tabel 1.4 Hasil Uji Validitas ... 41

Tabel 1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

Tabel 1.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 45

Tabel 1.9 Hasil Jawaban Responden 100 kueisioner ... 46

Tabel 2.0 Hasil Uji Kesesuaian Analisis Faktor Tahap 1 ... 50

Tabel 2.1 Hasil Uji Anti Image Matrilk Tahap 1 ... 53

Tabel 2.2 Hasil Uji Kesesuaian Analisis Faktor Tahap 2 ... 54

Tabel 2.3 Hasil Uji Anti Image Matrilk Tahap 2 ... 55

Tabel 2.4 Hasil Ekstaksi Faktor ... 56

Tabel 2.5 Nilai Loading Sebelum Dilakukan Rotasi Matrik Faktor ... 57

Tabel 2.6 Variabel Yang Tidak Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian di Beta Swalayan ... 58

(18)

xviii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hubungan Stimulus, Rangsangan dan Respon...11

Gambar 1.2 Faktor Yang Pempengaruhi Perilaku Konsumen... 12

Gambar 1.3 Proses Keputusan Pembelian ... ... 20

Gambar 1.4 Kerangka Pikir ... 24

(19)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 3. Karakteristik Responden Lampiran 4. Kusioner Penelitian Lampiran 5. Jawaban Responden

Lampiran 6. Analisis Faktor KMO tahap 1 Lampian 7. KMO battlees test tahap 2 Lampiran 8. Total Variance Explained

Lampiran 9. Rotasi Matrik

(20)

xx DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen edisi pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Amir, M.T. 2004. Manajemen Ritel Panduan Lengkap Pengelolaan Toko Moderen, PPM, Jakarta.

Arikunto., Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Buku Pedoman Penulisan Skripsi & Tugas Akhir, 2010, Fakultas Ekonomi, UMM. Damanik,C. 2010. Pasar ritel Indonesia, KOMPAS, senin 24 Mei 2010.

Disperidag Kabupaten Blitar, 2012, Pertumbuhan ritel moderen di Kabubaten Blitar. Hasan, A. 2009. Marketing , Medpress (Anggota IKAPI), Yogyakarta.

Hawkins, D., Mothersbough,D. dan Best, R. 2007. Consumer Behaviour ;Building Marketing Strategy. 10th Edition. McGraw Hill Irvin.

Iswarin. 2012. Retail Indonesia Fenomena Asia, KOMPAS, 24 April 2012.

Kotler, P., Amstrong, G. 2009. Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 12, PT. Erlangga, Jakarta. Kotler, P., Kevin, L.K. 2009. Manajemen pemasaran edisi 12,Penerbit PT INDEKS, Jakarta. Ma’aruf, H. 2005. Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Malhotra,N.K. 2005. Riset Pemasaran edisi keempat.jilid 1. Penerbit PT INDEKS, Jakarta. Mowen,JC., Minor,M. 2002. Perilaku Konsumen edisi 6, Penerbit PT ERLANGGA, Jakarta. Pudjianto. 2011. Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo), Minggu, 22 Mei 2011. Prasetijo,R.,Ilahauw,j. 2005. Perilaku Konsumen, Penerbit ANDI,Yogyakarta.

Peter,JP., Olson,JC. 1999. Konsumer Behavior edisi 4 jilid 1, Penerbit ERLANGGA, Jakarta. Peter,JP., Olson,JC. 1999. Konsumer Behavior edisi 4 jilid 2, Penerbit ERLANGGA, Jakarta. Riduwan.,dkk. 2012.cara mudah belajar SPSS 17.0 dan aplikasi statistik penelitian, Penerbit

ALFABETA, Bandung.

(21)

xxi Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. ALFABETA, Bandung.

Tedjakusuma, dkk . 2001.Analisis FaktoR faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kota Surabaya, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 2 (No. 3) Desember 2001: 48 -58.

Tjiptono, F. 2000. Prinsip-prinsip Total Quality Service, Edisi Kedua, Penerbit Andi, Yogyakarta.

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era modernisasi saat ini persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan hidup harus dapat memberikan kepada para pelanggan produk berupa barang atau jasa yang bermutu lebih baik, harga lebih murah, penyerahan lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Kepuasan pelanggan terutama di bidang pemasaran menjadi hal utama dan menjadi keharusan agar perusahaan tetap sukses, baik di tingkat distribusi, operasional, strategi serta pelayanan. Keunggulan suatu barang atau jasa dan keunikan serta kualitas yang ditawarkan akan semakain diminati oleh para konsumen pasar moderen. Menurut Ma'ruf (2005:07) bisnis pasar modern merupakan kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga dengan mengutamanakan pelayanan dan kenyamanan.

(23)

2

tercapai. Dalam memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan ritel lokal maupun nasional harus bisa meningkatkan daya saing dengan perusaan global.

Perusahaan berlomba-lomba membuat Strategi pemasaran guna menarik konsumen sebanyak-banyaknya dari para pesaing karena merupakan faktor ini yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi perilaku konsumen untuk menggunakan jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang sering lazim digunakan pemasar untuk menarik perhatian konsumen diantaranya dengan produk, harga, distribusi dan promosi.

Menurut hasil pengukuran penjualan ritel pasar modern dan pelaku pembelian rumah tangga the Nielsen Company Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita ke angka 3.015 dolar AS pada 2010 telah berdampak nyata terhadap peningkatan belanja dan konsumen memilih produk yang menjawab kebutuhan gaya hidup dan kesehatan, juga produk yang menawarkan kenyamanan (AC Nielsen:2011). Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel pasar moderen semakin bersemangat untuk melebarkan sayapnya untuk masuk ke Indonesia.

Dalam laporan berjudul Global Retail Development Index (GRDI) 2011 pertumbuhan ritel Indonesia tercepat ketiga setelah Cina dan India terutama ritel pasar

(24)

3

Berdasarkan catatan konsultan manajemen dunia, AT Kearney, yang mengeluarkan laporan pertumbuhan industri ritel pasar modern terbaik Negara di dunia, Indonesia masuk ke dalam negara dengan ritel yang baik. Pakar marketing kelas dunia Philip Kotler mengatakan bahwa ada lima Negara yang termasuk kategori emerging countries. Empat Negara lain adalah Brazil, Rusia, India dan China (BRIC). Seharusnya istilah BRIC diganti menjadi BRICI, dengan kata terakhir merujuk pada Indonesia ( Iswarin : Retail Indonesia , 24 april 2012).

Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia Saat itu terdapat sekitar 50 juta masyarakat menengah yang mempunyai penguatan daya beli sebesar Rp 10 juta per bulan, pada era ini akan booming barang-barang bermerek dan berkualitas (BPS 2011). Konsumen yang selama ini terbiasa dengan adanya pasar tradisional sebagai pusat kegiatan akan segera beralih dengan adanya pusat perbelanjaan dan hypermarket yang menawarkan kenyamanan, keamanan, kepuasan, pelayananan yang lebih dan juga hiburan.

Setelah mengalami pertumbuhan yang lamban sebesar 5% pada tahun 2009 lalu,

Economist Intelligent Unit (EIU) mengukur bahwa tahun 2010 sektor ritel pasar modern

tumbuh sebesar 10% dan sampai dengan 2015 diprediksi sektor ritel akan tumbuh sebesar 12 – 15%. Saat ini format hypermarket telah membukukan 40% dari penjualan sektor ritel di Indonesia.

Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) merilis omzet pada kuartal II/2010 dapat mencapai lebih dari Rp10 triliun. Hal itu didorong oleh gross domestic product

(25)

4

mencapai dua digit pada tahun akhir ini 1011. Ini diproyeksikan akan menjadikan sektor pendapatan yang besar bagi pelaku bisnis ritel di Indonesia. (Kompas Senin, 24 Mei 2010).

Kelompok minimarket hanya terdapat dua pemain besar yaitu Indomaret dan Alfamart. Indomaret merupakan pemain terbesar dengan pangsa omzet sekitar 43,2% dari total omzet minimarket di Indonesia. Sementara Alfamart membuntuti dengan pengumpulan omzet sebesar Rp7,3 triliun atau sekitar 40,8% dari total omzet minimarket di Indonesia. Omzet industri ritel moderen nasional pada kuartal kedua 2011 (II/2011) diprediksi akan mengalami kenaikan di atas 10 persen dibandingkan periode sama pada 2010 (Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia 2011).

Menurut sumber yang dilangsir oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar tahun 2011 (Radar Blitar Senin, 08 mei 2012). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir antara tahun 2009-2011 mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam jumlah gerai maupun jumlah pendapatan. Pada Tahun 2012 ini sudah ada lima jenis minimarket baru yang siap beroperasi wilayah di Kabupaten Blitar dan masih ada yang dalam proses perizinan hal ini bisa dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Pertumbuhan pasar moderen Kabupaten Blitar periode 2009-2011.

Tahun Toserba / departement store Minimarket

2011 4 40

2010 4 34

2009 3 29

(26)

5

Penempatan lokasi pasar moderen disesuaikan kebutuhan konsumen mereka cenderung mendekatkan gerai dengan konsumen yang mejadi pusat aktifitas sehari-hari seperti pasar, kantor dan pusat kegiatan lainya. Kinerja cemerlang hypermarket juga ditunjukkan melalui pertumbuhan jumlah gerai. Pada 2005-2010 pertumbuhan gerai

hypermarket sangat tinggi yakni 39,8% per tahun. Gerai minimarket juga meningkat cukup tinggi yakni 16,4% per tahun, sementara gerai supermarket meningkat 10,9% per tahun.

Menurut Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan Republik Indonesia (1997) minimarket (swalayan atau rumah belanja) adalah pasar modern tempat penjualan barang-barang eceran yang berskala sedang dengan pelayanan yang bersifat self service. Kepemilikannya bisa dimiliki oleh satu orang atau lebih. Komoditi inti yang dijual adalah barang-barang rumah tangga, makanan, minuman dan sehari-hari.

Beta Swalayan Kesamben yang berlokasi di Jln. Raya Kesamben no. 20 Kesamben Kabupaten Blitar, termasuk ke dalam kategori supermarket namun dengan skala yang lebih kecil atau lebih populer dengan nama minimarket. Pelayanan yang bersifat self service dan komoditi inti yang dijual adalah barang-barang rumah tangga, makanan, minuman dan kebutuhan sehari-hari.

(27)

6

Toserba Sinar Makmur grup, yang terbesar dan telah ada berbagai cabang di daerah Blitar.

Swalayan ini menawarkan berbagai keunggulan dengan penerapkan harga dengan kualitas setara namun mendapatkan kepuasan yang memuasan . Selain itu faktor kedekatan dengan konsumen merupakan salah satu penunjang keberhasilan swalayan tersebut. Swalayan ini juga asli dari daerah lokal sehingga benar-benar mengetahui karakteristik dan kemampuan konsumen secara umum. Sesuai dengan uraian di atas judul penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian di BETA Swalayan Kesamben.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor –faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian di BETA Swalayan Kesamben ?

2. Faktor-faktor apakah yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian di BETA Swalayan Kesamben ?

C. Batasan Masalah

(28)

7

faktor budaya dan sosial (keluarga, kelompok, kelas sosial, budaya dan sub budaya) serta rangsangan pemasaran meliputi faktor harga, produk, promosi dan distribusi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasrkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian di BETA Swalayan Kesamben.

b. Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian di BETA swalayan kesamben.

E. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang faktor- faktor yang dimempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli di swalayan selain itu, hasil penelitian ini dapat juga menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai keputusan pembelian ( purchase decision).

b. Bagi Perusahaan

(29)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Landasan peneliti terdahulu yang dipakai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Tedjakusuma dkk (2001) melakukan penelitian menggunakan teknik nonprobabilitas sampling 100 responden dengan menggunakan variabel pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Hasil analisis pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya. Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan yang erat (72,03%).

Koefisien determinasi berganda sebesar 51,88% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi sebesar 51,88%. Sedangkan 48,12% ditentukan oleh variabel diluar model. Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan diterima.

(30)

9

dalam pembeli air minum dalam kemasan. Untuk pengujian secara parsial, diketahui bahwa variabel promosi mempunyai pengaruh terbesar yaitu 32,1% (0,321). Untuk mempermudah membandingkan membedakan antara penelitian terdahulu dan sekarang dibuat seperti pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan sekarang. Nama peneliti dan

tahun

Perbedaan Persamaan

Tedjakusuma.,dkk. (2001)

1. Lokasi penelitian berada di Kotamadya Surabaya. 2. Variabel penelitian menggunakan pendidikan,

penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. 3. Menggunakan alat analisis regresi berganda.

Teknik

pengumpulan data judgmental sampling

Setiawan.,soenhadji. (2010)

1. Lokasi penelitian berada di Depok.

2. Variabel penelitian menggunakan pengetahuan, keinginan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi.

3. Menggunakan alat analisis regresi berganda. Penelitian sekarang

(2012)

1. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.

2. Variabel penelitian menggunakan faktor harga, produk, promosi, lokasi , budaya, sosial, pribadi dan psikologis

3. Alat analisis yang digunakan menggunakan analisis faktor.

B. Landasan Teori

a. Teori Perilaku Konsumen

(31)

10

Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa keputusan untuk membeli merupakan hasil dari perhitungan ekonomis secara rasional dan sadar. Pembeli (individual) berusaha menggunakan barang-barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) yang paling banyak, sesuai dengan selera dan harga-harga relatif. Dalam teori psikologis pendekatan yang dilakukan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama teori belajar (learning theory), dan kedua adalah teori psikoanalitis (psychoanalytic theory).

Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan psikologi (psychological field) dalam menganalisis perilaku konsumen. Teori sosiologis atau disebut juga sebagai teori psikologi sosial lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Teori ini mengarahkan analisis pada perilaku kegiatan-kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman-teman sekerja, perkumpulan olah raga, dan lain sebagainya.

Teori Antropologis menyatakan bahwa sikap dan perilaku manusia dipengaruhi berbagai lingkungan masyarakat, seperti : kultur, sub-kultur, kelompok sosial, kelompok referensi, kelompok yang berhubungan langsung, serta keluarga. Dalam teori ini yang dilihat adalah perilaku intentions pada kelompok besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas.

(32)

11

pramuniaga, kualitas, tata ruangan. Hubungan antara ketiga variabel di sajikan pada gambar 1

Gambar 1.1 Hubungan stimulus, intervening dan respon

Sumber : Mangkunegara (2005)

Stimulus merupakan faktor yang menyebabkan konsumen merespon rangsangan atau input yang mereka terima. Variabel intervening merupakan variabel antara stimulus dan respon, ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap, dan persepsi terhadap barang. Variabel respon merupakan hasil dari aktifitas individu sebagai reaksi dari stimulus. variabel ini sangat tergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus.

The American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran) perilaku dan kejadian di sekitar.

(33)

12

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005:09) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Assael (1994) dalam Hamidan (2004) ada tiga faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menetukan pilihanya yaitu faktor konsumen individu( individu, psikologi ), faktor lingkungan atau sosial (pengaruh sosial, budaya) dan strategi pemasaran atau rangsangan memasaran( harga, produk, promosi, distribusi). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Umpan balik bagi konsumen

Umpan balik bagi pemasar Sumber : Assael dalam Hamidan (2004).

(34)

13

Gambar 1.3 menggambarkan faktor-faktor utama dalam mempengaruhi perilaku konsumen itu sendiri meliputi konsumen individu, pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran yang dikenal meliputi produk, harga, lokasi, promosi. Kemudian tahapan selanjutnya akan menghasilkan keputusan pembelian dari konsumen. Kemudian konsumen akan mengevaluasi sesuai dengan kebutuhannya atau tidak untuk kemudian akan mengevaluasi keputusan pembelian sebelumnya dalam pembelian tersebut .

1. Konsumen individu

Konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam dirinya yang kepribadian dan psikologis yang meliputi pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup,persepsi, motivasi, kebutuhan, sikap. Menurut Kotler.,Amstrong (2008:169) ada faktor-fakktor pribadi dalam perilaku konsumen meliputi :

a. usia dan tahap dalam siklus hidup, pembelian dipengaruhi oleh faktor kebutuhan dan selera seseorang sesuai dengan usia dan dan kebutuha sepanjang hidup konsumen.

b. pekerjaan, pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pembelian barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan kegunaanya.

c. keadaan ekonomi, merupakan bagian dari penghasilan yang mereka dapatkan dalam kurun waktu tertentu dan yang sering berkaitan pendapatan.

(35)

14

e. nilai dan gaya hidup pembeli, perilaku ini memcerminkan pola kehidupan orang yang bersangkutan dalama aktifitas sehari hari.

Psikologis

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen. Ada empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

a. Motivasi merupakan rangsangan kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak untuk mengejar kepuasan.

b. Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginerpretasikan masukan informasi guna menciptakan gambaranan.

c. Pembelajaran meliputi perubahan perlaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan diri dan sikap merupakan cara individu berfikir yang dimiliki seseorang tentang sesuatu atau cara kita berfikir, merasa dan melakukan bertindak Amirullah (2002:36).

2. Faktor lingkungan

(36)

15

perilaku pembelian. Pada dasrnya budaya itu bersal dari norma adat istadat sekitar, namun sering kali daya dalam masyarakt itu bisa tumbuh karena adanya interaksi antara indivu dengan individu lain.

a. Budaya merupakan sekumpulan nilai dasar, persepsi, tingkah laku yang dipelajari dari keluarga dan lembaga penting lainya. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

b. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi

sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

c. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial memiliki beberapa cirri pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka.

(37)

16

e. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. f. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

Masing-masing peran menghasilkan status Kotler.,Amstrong (2008:159). 3. Strategi pemasaran

Penerapan strategi pemasaran merupakan faktor yang dapat dikendalikan secara penuh oleh pemasar untuk digunakan untuk menghantarkan produk atau jasa kepada konsumen. Dalam strategi terdapat empat unsur utama didalamnya dikenal dengan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Untuk menghantarkan proporsi nilai, mula-mula perusahaan harus menciptakan penawaran pasar (produk) yang memuaskan kebutuhan. Perusahaan kemudian memutuskan berapa biaya penawaran (harga) dan bagaimana membuat penawaran tersedia bagi konsumen sasaran (tempat).

Akhirnya, perusahaan harus berkomunikasi dengan pelanggan sasaran tentang penawaran dan membujuk mereka dengan jasa yang ditawarkan (promosi). Bauran pemasaran yang efektif memadukan semua elemen bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen.

3.1Product

(38)

17

Sesungguhnya pelanggan tidak hanya membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. Menurut Pride dan Ferrel (1991) dalam Tjiptono (2005:88) istilah produk dapat didefinisikan sebagai serangkaian atribut tangible dan

intangible, termasuk manfaat atau utilitas fungsional, sosial, dan psikologis.

Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini. Unsur-unsur dalam penawaran jasa atau konsep jasa dapat dijabarkan ke dalam tiga elemen sebagai berikut :

a) Unsur fisik, yaitu elemen-elemen material atau fisik berupa facilitating goods dan

support goods, misalnya produk- produk yang dijual di Beta Swalayan.

b) Manfaat sensual (sensual benefits), yakni manfaat-manfaat yang berkaitan dengan panca indera.

c) Manfaat psikologis, yakni manfaat-manfaat yang tidak dapat didefinisikan secara jelas dan cenderung ditentukan oleh pelanggan secara subjektif.

3.2 Price

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Keputusan penetapan harga jasa merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa tertentu yang bersifat relatif terhadap tingkat harga para pesaing. Ada tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga, yaitu :

a) Tujuan Berorientasi Pendapatan

(39)

18

pada titik impas atau berusaha mempertahankam tingkat defisit operasi dalam batas-batas kewajaran.

b) Tujuan Berorientasi Kapasitas

Sejumlah organisasi berupaya menyelaraskan permintaan dan penawarannya guna mencapai tingkat pemanfaatan kapasitas produktif secara optimal pada waktu tertentu.

c) Tujuan Berorientasi Pelanggan

Perusahaan-perusahaan yang berusaha memaksimumkan daya tariknya bagi tipe pelanggan spesifik harus menerapkan strategi penetapan harga yang bisa mengakomodasi perbedaan antar segmen pasar, perbedaan daya beli, dan perbedaan preferensi pelanggan atas berbagai alternatif tingkat layanan.

3.3 Store

Menurut Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono (2005:147) lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategis. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah produk atau jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. Lokasi sangat penting untuk mempermudah konsumen dalam membeli dan menjadikan faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli. Keputusan untuk mendirikan lokasi tergantung kepada area perdagangan yang dilayani.

3.4 Promotion

(40)

19

bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk atau jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Program promosi pada umumnya mencakup aktivitas seperti periklanan, penjualan perorangan

(personal selling), promosi penjualan, hubungan masyarakat (public relation), informasi mulut ke mulut (word of mouth), pemasaran langsung (direct marketing), dan publikasi.

Menurut Craven (2000:354-61) dalam Widjaja (2009:82) market target dan

positioning strategy merupakan acuan untuk pengambilan keputusan dalam promosi. Tahap-tahap penyusunan strategi promosi adalah :

a) Menentukan communication objectives

b) Memutuskan pemilihan komponen promotion mix (komunikasi terpadu) yang akan digunakan.

c) Menentukan budget (dana) untuk promosi.

d) Memilih strategi untuk masing-masing komponen promotion mix (komunikasi terpadu), yaitu periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, promosi langsung, dan hubungan masyarakat.

c. Tahapan-tahapan Dalam Proses Keputusan Pembelian

(41)

20

Gambar 1.4.

Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

Sumber: Kotler & Amstrong (2008:179).

Penjelasan secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Sebuah iklan, saran, atau rangsangan-rangsangan lain bisa membuat konsumen menyadari adanya suatu kebutuhan. Kadang-kadang seseorang belum mengetahui kebutuhannya, setelah melihat sebuah iklan ia baru mengetahui manfaat produk tersebut dan merasa membutuhkan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian Melalui pengumpulan informasi, konsumen akan mengetahui merek-merek yang bersaing dan keistimewaan mereka masing-masing. Dalam pencarian internal calon pembeli pertama-tama akan mencari informasi yang berasal dari ingatan mereka tentang produk-produk yang kemungkinan dapat menyelesaikan masalah mereka.

(42)

21

keluarga, iklan, wiraniaga, dan peragaan serta tampilan toko. Pembeli juga dapat memperoleh informasi dari sumber-sumber publik, laporan-laporan pemerintah, penyajian berita, publikasi, dan laporan-laporan organisasi penguji produk (lembaga konsumen).

3. Evaluasi

Pada tahap ini konsumen melakukan pilihan atau seleksi terhadap sebuah produk. Pada tahap ini konsumen dapat melakukan pembelian atau tidak sama sekali. Jika konsumen tidak memilih satu merekpun maka pencarian informasi lebih lanjut kemungkinan diperlukan Kotler.,Keller (2009:235).

4. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli atau membeli merek yang paling disukai. Pada tahap ini konsumen melakukan suatu keputusan pembelian. Pemilihan ini dilakukan berdasar hasil evaluasi sebelumnya. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen meliputi keputusan produk, keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan jumlah pembelian, keputusan waktu pembelian, dan keputusan metode pembayaran. Dalam pengambilan keputusan pembelian ini konsumen dipengaruhi dua faktor, yaitu :

a. Pendirian orang lain

(43)

22

b. Faktor situasi yang tidak di antisipasi

Faktor ini dapat muncul secara tiba-tiba dengan berbagai pertimbangan dari konsumen dan mengubah niat pembelian konsumen, misalnya pelayanan yang tidak memuaskan, ketidaksesuain produk atau jasa yang ada sesuai dengan atau kehilangan pekerjaan.

5. Perilaku pasca-pembelian

Setelah membeli konsumen akan memikirkan tentang keputusan tersebut. Jika pembeli merasa tidak puas terhadap produk yang dibelinya, maka akan mengakibatkan pembeli tidak mau lagi belanja pada toko tersebut termasuk untuk membeli produk lain dinamakan cognitive dissonance (ketidak sesuaian kognitif). Tapi apabila konsumen merasa produk yang dibelinya sudah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan menimbulkan kepuasan disebut cognitive consonance

(kesesuaian kognitif).

a. Kepuasan pasca-pembelian

Kepuasan pembeli adalah seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan pembeli, pembeli akan kecewa jika tidak sesuai harapan, pembeli akan puas jika ia melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.

b. Tindakan pasca-pembelian

(44)

23

tersebut. Tetapi apabila konsumen merasa tidak puas, mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut, dan berhenti membeli produk tersebut Amirullah (2002:68).

d. Jenis-jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:177) ada empat jenis perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perilaku pembelian kompleks, perilaku pengurangan disonansi, perilaku pembelian kebiasaan dan perilaku pembelian mencari keragaman dengan perincian sebagai berikut :

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Perilaku pembelian kompleks, terdiri dari tiga proses. Pertama pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak-masak.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antarmerek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

(45)

24

4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Perilaku pembelian mencari keragaman ditandai dengan mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan banyak perkuran merek. Penukaran merek terjadi untuk mencari keragaman dan bukan karena ketidakpuasan.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam pnelitian dapat dijelaskan bahwa atribut yang digunakan dalam peneltian ini akan menjadi pedoman untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keputusan pembelia meliputi faktor dari pemasaran harga, produk, distribusi, promosi, dan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi itu sendiri seperti disajikan pada gambar 1.4

Gambar 1.4.

Kerangka Pikir Harga sesuai label (X1)

(46)

25

D. Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tedjakusuma dkk (2001) melakukan penelitian menggunakan teknik nonprobabilitas sampling 100 responden dengan menggunakan variabel pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Hasil analisis pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan yang erat (72,03%). Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan diterima.

Dari penelitian terdahulu, maka hipotesis dari penelitian ini maka dapat disusun hipotesis yang diajukan sebagai langkah awal adalah diduga bahwa:

1. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di Beta Swalayan yaitu faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor pribadi, menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian di Beta Swalayan.

Gambar

Tabel   1.2 Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan sekarang.
gambar 1 Gambar 1.1
Gambar 1.3
Gambar 1.4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor matic honda dan untuk

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen mulai dari faktor budaya,

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk yang ada pada

penumpang bus Rosalia Indah, sedangkan pada penelitian, meneliti ”Relasi Jaya” Swalayan.. 2007) ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Handphone

Melihat begitu pentingnya sebuah penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli sebuah produk maka

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk yang ada pada

Dapat dijelaskan bahwa faktor yang paling tinggi nilai mean pada faktor- faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Minimarket Indomaret adalah faktor

Tujuan penelitian yaitu: untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sayuran pada pasar tradisional di Kota