• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN MUHAMMADIYAH TUBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN MUHAMMADIYAH TUBAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN

MUHAMMADIYAH TUBAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

ANI DYAH ARIESTA 08610386

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Pengaruh Komitmen Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban . Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan, dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. MuhajirEfendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

(8)

5. Bapak Drs. Dedy Rahmawanto, M.M Dosen Wali Kelas G Manajemen 2008 yang telah memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan. 6. Bapak/ Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama

masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh karyawan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Tuban yang telah bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua orang tua Yang Mulia Kongco (Bpk. Mujiono) dan Yang Mulia Ratu (Ibu. Siswati) yang selalu memberikan dukungan moral dan material serta do anya. Kakak ke1, Kakak ke2. Kakak ke3, Caz Wawa, Kak Fadil, Kakak Piun, Dung-dung, Pucik yang selalu memberikan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Mas Khozin, Lelly (Nonong), Kak Firman, Handoko, Bebeb Erma, NATO.com (Ayi, Zeni,Bun2,Sepret dkk), Geng Rempong(Ita,Diah,Phen,Naya dkk), Komunitas Keponger s yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam segala hal, dan kebersamaan serta keceriaan disertai hari yang sangat mengesankan dan tak terlupakan.

10. Teman-teman Kelas G Manajemen 2008 yang selalu memberikan do a dan dukungan semangat, serta kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, November 2012

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. PerumusanMasalah... 5

C. BatasanMasalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanPenelitianTerdahulu ... 8

B. Pengertian Komitmen... 10

C. Teori Komitmen Organisasi... 14

D. Faktor-Faktor Komitmen Organisasi ... 15

E. Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja ... 19

F. Tujuan Penilaian Kinerja... 24

G. Penilaian Kinerja ... 25

H. Metodologi Penilaian Kinerja ... 27

I. Manfaat Penilaian Kinerja... 29

(11)

K. Hipotesis... 34

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 35

B. Jenis Penelitian... 35

C. Sumber Data... 35

D. Populasi dan Sampel ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data... 37

F. Definisi Operasional Variabel... 38

G. Teknik Pengukuran Variabel ... 41

H. Instrumen Validitas ... 42

I. Teknik Analisa Data... 44

J. PengujianHipotesis... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan... 48

1. Sejarah Perusahaan... 48

2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 49

3. Struktur Organisasi ... 50

4. Tugas dan Tanggung Jawab ... 50

5. Personalia ... 60

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 61

1. Jenis Kelamin Responden ... 62

2. Tingkat Usia Responden ... 62

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden... 63

4. Masa Kerja Responden ... 64

5. Status Pernikahan Responden ... 65

C. Uji Instrumen ... 66

1. Uji Validitas ... 66

(12)

D. Hasil Analisis Data... 68

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 68

2. Hasil Analisis Regresi Linier berganda... 74

3. Uji Analisis ... 77

4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Lama Kerja Karyawan ... 4

Tabel 2.1 Deskripsi Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang ... 8

Tabel 3.1 Variabel, Indikator dan Item ... 40

Tabel 3.2 Penilaian Rentang Skala... 45

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan RSAB Muhammadiyah ... 61

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 63

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 64

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 65

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 66

Tabel 4.7 Uji Validitas Komitmen (X) ... 67

Tabel 4.8 Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y) ... 67

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 68

Tabel 4.10 Variabel Komitmen Afektif (X1) ... 69

Tabel 4.11 Variabel KomitmenContinuance(X2) ... 70

Tabel 4.12 Variabel Komitmen Normatif (X3) ... 72

Tabel 4.13 Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 73

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

Tabel 4.15 Hasil Uji F... 78

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... ...33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSAB Muhammadiyah ... 50

Gambar 4.2 Kurva Uji F ... 78

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Kuisioner

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Frekuensi

4. Hasil Uji Validitas

5. Reliability

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, NJ & Meyer, JP, 1993, Komitmen Organisasi: Bukti Efek Panggung Karir. Jurnal Bisnis Penelitian,, 26 49-61

Arikunto, Suharsimin. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta : Penerbit Tinek Cipta.

Gibson, Luancevich, dan Donnely. 1996, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Edisi Kedelapan. Jakarta : Binapura Aksara.

Gomes, Faustinus Cardoso, 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia . Yogyakarta : Andioffset.

Hasibuan, Malaya S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia : Dasar kunci keberhasilan.Jakarta : Haji Masagung.

Luthan, Fred. 2006.Perilaku Organisasi .Yogyakarta : ANDI.

Malthis dan Jakson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :Remaja Rosdakarya.

Oei, Istijanto, 2005.Riset Sumber Daya Manusia.Jakarta : LP3S.

(17)

1 ✁ ✂

✄☎ ✆✝✁ ✞✟✠ ✟✁ ✆

✁ ✡ ✠ ☛☞ ☛✌ ✍✎ ☛✏☛✑✒

Organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya

sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Lengkap dan

canggihnya teknologi yang dimiliki perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi

perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat

berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang mengelola,

megendalikan, dan mendayagunakan sumber-sumber daya non-manusia yang

dimiliki.

Berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin pesat mendorong sumber

daya manusia untuk semakin kompetitif. Adanya perkembangan teknologi yang

semakin pesat menuntut perusahaan untuk mengarahkan dan membimbing

karyawan dengan berbagai keahlian. Untuk mencapai tujuan perusahaan maka

sumber daya manusia perlu ditingkatkan baik itu kemampuannya, keterampilan,

pengetahuan dan kinerjanya sehingga karyawan semakin kreatif dan bertanggung

jawab.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara (2002). Oleh karena itu output

(18)

2

waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Berkaitan dengan kinerja dibutuhkan komitmen dari karyawan. Komitmen

merupakan suatu hal yang perlu ada dalam diri karyawan, karena dengan adanya

komitmen dalam diri karyawan maka karyawan akan ikut merasa memiliki

perusahaan tersebut. Bila karyawan sudah ikut merasa memiliki perusahaan

maka loyalitas yang tinggi dari karyawan otomatis akan terbentuk sehingga

kinerja dari perusahaan tersebut akan meningkat. Terlebih pada suatu rumah sakit

yang harus mengutamakan kualitas pelayanan yang diperankan oleh karyawan

dan seluruh staf yang ada dalam rumah sakit tersebut.

Menurut Luthan (2006) ada tiga komponen komitmen organisasi, yaitu

afektif, ✓✔ ✕✖✗ ✕✘✙ ✕✓✚ dan normatif. Komitmen afektif secara garis besar

menerangkan apa yang karyawan bisa lakukan untuk perusahaan dan karyawan

merasakan keterikatan atau kesamaan pribadi antara diri karyawan dan

perusahaan, sedangkan komitmen ✓✔ ✕✖✗ ✕✘✙ ✕✓✚ lebih pada apa yang perusahaan

bisa berikan untuk karyawan, komitmen ini lebih pada hubungan timbal balik

antara karyawan dan perusahaan, dan komitmen normatif lebih pada kesamaan

norma-norma antara perusahaan dan karyawan yang dirasakan oleh karyawan.

Ketiga komitmen ini memang dibutuhkan pada rumah sakit yang menjadi objek

karena dengan adanya ketiga komponen komitmen ini diharapkan akan

membawa dampak yang positif terhadap perkembangan komitmen karyawan

(19)

3

Rumah sakit Anak dan Bersalin Muhammadiyah Tuban merupakan rumah

sakit yang menonjolkan kualitas pelayanan untuk setiap pasiennya. Seperti motto

dari RSAB Muhammadiyah Tuban Layananku Ibadahku . Setiap amal usaha

Muhammadiyah harus menjujung profesionalisme yang tinggi demi keberhasilan

bersama. Namun pada kenyataanya ada beberapa karyawan yang kurang

memahami motto dari rumah sakit tersebut, sehingga karyawan kurang maksimal

dalam melayani setiap pasien yang datang yang berdampak pada kurang

maksimalnya kinerja dari rumah sakit sendiri.

Melihat dari kinerja dari rumah sakit ini mengakibatkan citra dari rumah

sakit juga akan menurun, maka dibutuhkan suatu komitmen untuk meningkatkan

kinerja dari rumah sakit tersebut. Dengan adanya komitmen yang dimiliki oleh

seluruh karyawan akan membuat karyawan merasa menjadi bagian dari rumah

sakit dan karyawan tersebut akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan

maksimal demi terciptanya kualitas pelayanan yang baik dimata pasien. Hal

tersebut tidak terlepas dari hasil kinerja baik untuk RSAB Muhammadiyah

Tuban sendiri maupun untuk karyawan. Tidak terkecuali dari hal komitmen kerja

dari karyawannya. RSAB Muhammadiyah Tuban mempunyai visi dan misinya

yaitu, mewujudkan pelayanan kesehatan yang maksimal secara profesional,

manusiawi dan Islami serta memberikan layanan medis paripurna dan berkualitas

yang terjangkau oleh masyarakat luas serta mengoptimalkan dakwah Islam di

(20)

4

RSAB Muhammadiyah Tuban diperlukan komitmen-komitmen kerja dari

karyawan.

Pengertian komitmen merujuk pada kesetiaan dan tanggung jawab.

Komitmen didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi dan

keterlibatan individu kepada organisasi tertentu. Bahkan kata komitmen diartikan

sebagai suatu karakteristik intelektual, sifat pribadi seperti kejujuran, yang tidak

dapat dimandatkan atau dipaksakan dari luar. Secara singkat, dikatakan bahwa

keterikatan karyawan dengan organisasi dibangun dan dijaga atas dasar kerelaan

untuk saling memberi dan menerima keunggulan kompetensi dari kedua pihak.

✛ ✜✢✣✤✥ ✦✥

✧✜★✜✩✣✪✫✜✩✜✪✬✜✭✜✮

No Tahun Masuk Lama Kerja Jumlah

1. 1988 Sekarang 24 tahun 11 orang

2. 1989 Sekarang 23 tahun 6 orang

3. 1990 Sekarang 22 tahun 13 orang

4. 1993 Sekarang 19 tahun 12 orang

5. 1994 Sekarang 18 tahun 4 orang

6. 2003 Sekarang 9 tahun 17 orang

7. 2004 Sekarang 8 tahun 32 orang

8. 2005 Sekarang 7 tahun 19 orang

9. 2008 Sekarang 4 tahun 9 orang

Jumlah 123 orang

Sumber: Data RSAB Muhammadiyah Tuban

Dapat dilihat dari tabel diatas dari jumlah karyawan yang ada beberapa

karyawan lama kerjanya sudah lebih dari 10 tahun, ini membuktikan bahwa

komitmen dari karyawan RSAB Muhammadiyah Tuban sangat tinggi. Rasa

(21)

5

baik antar organisasi dengan karyawan, serta karyawan dengan karyawan yang

menjadikan karyawan RSAB Muhammadiyah Tuban bertahan dan sangat

menikmati pekerjaanya.

Perhatian terhadap pentingnya komitmen oleh organisasi telah berkembang

menjadi dua aliran pemikiran. Aliran pemikiran pertama adalah pendekatan dari

kontrol ke pendekatan komitmen yang dipelopori oleh Walton, yang melihat

strategi komitmen sebagai suatu pendekatan yang lebih bersifat imbalan pada

pengelolaan sumber daya manusia. Menurut aliran pertama ini bahwa kinerja

karyawan meningkat jika pendekatan yang berorientasi pada kontrol dihilangkan

dalam mengelola karyawan dan diganti dengan strategi komitmen. Aliran

pemikiran kedua adalah keunggulan bangsa Jepang yang telah sukses memotivasi

karyawan dengan mendapatkan komitmen yang penuh dari karyawan terhadap

nilai-nilai organisasi, yang mana pendekatan ini disebut juga hearts and minds

approach. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan

penelitian yang berjudul Pengaruh Komitmen Terhadap Kinerja Karyawan

Rumah Sakit Anak dan Bunda Muhammadiyah Tuban

✯✰ ✱✲✳✴ ✵✴✶ ✷✸✹ ✷✶✷✺✷✻

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas maka dapat

dirumuskan permasalahannya yaitu:

1. Bagaimana komitmen afektif, continuance, dan normatif karyawan pada

RSAB Muhammadiyah Tuban?

(22)

6

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara komitmen afektif, ✼✽✾ ✿❀✾ ❁ ❂✾ ✼❃,

normatif dengan kinerja karyawan pada RSAB Muhammadiyah Tuban ?

4. Dari komitmen afektif, ✼✽✾✿❀✾❁❂✾✼❃ dan normatif manakah yang paling

bepengaruh terhadap kinerja karyawan pada RSAB Muhammadiyah Tuban?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah dan sesuai dengan latar belakang masalah,

maka permasalahan dibatasi dengan objek penelitian di RSAB Muhammadiyah

Tuban dan yang menjadi responden adalah karyawan yang sudah bekerja lebih

dati sepuluh tahun. Adapun teori yang digunakan adalah menggunakan teori

komitmen dari Luthan (2006) yang menyatakan ada tiga komponen komitmen

kerja yaitu, Komitmen afektif, Komitmen ✼✽✾ ✿❀✾ ❁ ❂✾ ✼❃, Komitmen normative.

Serta teori kinerja menurut Mangkunegara (2008) yang diantaranya berkaitan

dengan kualitas.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dan

kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan komitmen afektif, continuance, dan normatif pada

karyawan RSAB Muhammadiyah Tuban.

2. Untuk mendeskripsikan Kinerja karyawan pada RSAB Muhammadiyah

Tuban.

3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan komitmen afektif, continuance, dan

(23)

7

4. Untuk mengetahui diantara komitmen afektif, ❄❅ ❆❇ ❈ ❆❉❊ ❆❄❋ dan normative mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di RSAB Muhammadiyah Tuban.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan komitmen kerja yang nantinya akan

berdampak pada kinerja karyawan pada RSAB Muhammadiyah Tuban.

2. Bagi Peneliti lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

bagi pihak yang membaca.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi peneliti

(24)
(25)

9

Kurniawan (2011) Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak.

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasilnya adalah komitmen, budaya organisasi, dan kepuasan kerja berpngaruh

terhadap kinerja karyawan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak . Artinya

komitmen kerja, budaya organisasi dan kepuasan kerja menstimulir optimasi

pembentukan kinerja karyawan dalam bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten

Demak .

Kristiwardhana (2011) Studi pada PT. BPR Estetika Artha Guna Semarang.

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasilnya adalah motivasi kerja dan komitmen karyawanan berpengaruh terhadap

kinerja karya pada PT. BPR Estetika Artha Guna Semarang. Artinya motivasi

dan komitmen mampu menstimulir optimasi pembentukan kinerja karyawan

(26)

10

Analisis perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dan yang

akan dilakukan penulis adalah sama-sama meneliti pengaruh komitmen kerja

terhadap kinerja karyawan dan metode yang diguunakan adalah analisis regresi

berganda, sedangkan perbedaannya adalah variabel terikan dan variabel bebas

dan objek penelitian. Obyek penelitian dari penelitian terdahulu adala pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Demak. Sedangkan peneliti saat ini menentukan

obyeknya di RSAB Muhammadiyah Tuban.

①② ③④⑤④n r⑥⑦ti Komnitm

Menurut Allen & Mayer (1991) komitmen berarti juga penerimaan yang

kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berkarya

serta berupaya dan memiliki hasrat yang kuat untuk teteap bertahan dalam

organisasi tersebut. Allen & Mayer (1997) mendefinisikan komitmen organisasi

sebagai suatu keadaan psikologis yang dikarakteristikkan dengan :

a) Meyakini dan menerima tujuan /goaldanvalueyang dimiliki oleh organisasi

b) Kesediaan untuk berusaha dengan sungguh sungguh demi organisasi

c) Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Meyer dan Allen (1997) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki

komitmen organisasi akan bekerja dengan penuh dedikasi karena karyawan yang

memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal yang penting yang harus

(27)

11

komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan

melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat

karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab

yang lebih menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya

bekerja.

Menurut Alwi (2001) menyatakan Komitmen Organisasi adalah sikap

karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya-upaya

mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Komitmen adalah bentuk loyal

yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan

perhatian, gagasan dan tanggungjawabnya dalam upaya perusahaan mencapai

tujuan. Menurut Nasution (2007) menyatakan Komitmen Organisasi adalah

pengikat antara individu dengan suatu organisasi, gagasan atau proyek yang

diwujudkan dalam mendedikasikan dirinya bagi pencapaian misi organisasi.

Griffin (2005) menyatakan Komitmen Organisasi adalah sikap yang

mencerminkan sejauhmana seseorang individu mengenal dan terikat pada

organisasinya. Porter dalam Panggabean (2004) menyatakan bahwa Komitmen

Organisasi adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu

organisasi tertentu.

Menurut Mayer, Allen dan Smith dalam Sopiah (2008) ada tiga komponen

komitmen organisasi yaitu :

a) Komitmen afektif, berkaitan dengan keinginan untuk terikat pada organisasi.

(28)

12

komitmen ini adalah (want to). Individu merasakan adanya kesesuaian antara

nilai pribadinya dan nilai-nilai organisasi.

b) Komitmen continuance, suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan

rasional. Komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas

apa yang harus dikorbankan bila menetap pada organisasi. Kunci dari

komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to). Komitmen ini lebih

mendasarkan keterikatannya pada cost benefit analysis.

c) Komitmen normatif, komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam

diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap

organisasi. Dia merasa harus bertahan karena loyalitas.

Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi

(ough to). Tipe komitmen ini lebih dikarenakan nilai-nilai moral yang dimiliki

karyawan secara pribadi.

Karyawan yang komit dengan organisasi mampu menunjukkan peningkatan

efektivitas organisasi yang ditunjukkan lewat tingginya pencapaian kinerja kerja,

kualitas pekerjaan, dan mengurangi keterlambatan kerja, ketidakhadiran, serta

pergantian karyawan (Mathieu dan Zajac, Randall, dalam Juliandi, 2003). Makna

komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja

terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam

organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran serta

(29)

13

Luthan (2006) menyatakan Komitmen organisasi adalah : a) suatu keinginan

yang kuat untuk menjadi anggota dari organisasi tertentu, b) keinginan untuk

berusaha keras sesuai keinginan organisasi, dan c) suatu kepercayaan tertentu,

dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujan organisasi tersebut. Dengan kata

lain komitmen organisasi adalah sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan

pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi

mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang berkelanjutan. Sedangkan Porter mendefinisikan komitmen

organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam

mengidentifikasikan keterlibatan dirinya sebagai bagian organisasi, yang ditandai

dengan tiga hal, yaitu a) Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, b)

Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama

organisasi, dan c) Keinginan mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi

menjadi bagian dari organisasi (Mowday,dalam Juliandi, 2003).

Steers dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai

sebuah perasaan mengidentifikasi (kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas

tujuan dan nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik

mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan yang kuat untuk

tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh

seorang pegawai terhadap organisasinya.

Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa komitmen organisasi

(30)

14

sebuah proses terus menerus yang berlanjut dimana partisipan organisasi

mengungkapkan perhatian untuk organisasi dan kesuksesan yang berkelanjutan.

Manfaat dari komitmen yakni tenaga kerja dapat memberikan suatu kontribusi

besar ke organisasi sebab mereka bertindak menuju keberhasilan tujuan

organisasi. Para pekerja yang merasa terikat dengan organisasi, merasa senang

untuk menjadi anggota organisasi, percaya akan organisasi dan memandang baik

tentang organisasi, yang terwujud dalam perilaku mewakili organisasi dalam

lingkungan luar organisasi, serta melakukan hal-hal terbaik untuk organisasi

(Sutanto dalam Juliandi, 2003).Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson

(2007) menyatakan Komitmen Organisasi adalah melibatkan tiga sikap : 1) rasa

identifikasi dengan tujuan organisasi, 2) perasaan terlibat dalam tugas-tugas

organisasi, dan 3) perasaan setia terhadap organisasi. Untuk itu dengan adanya

komitmen di dalam diri karyawan atau anggota organisasi bermanfaat untuk

kepentingan organisasi tempat individu bekerja dan bagi diri individu itu sendiri.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa menurut penulis

pengertian komitmen organisasi adalah suatu tingkatan perasaan yang dimiliki

oleh seseorang karyawan untuk terikat dengan bekerja sebagai pekerja karena

menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi dan bersedia untuk berusaha dengan

sungguh-sungguh dalam pekerjaannya dan tetap mempertahankan keanggotaan

organisasi.

⑧⑨ ⑩ ❶ori Komn Oritm❷ ❸❹is❸❺i

(31)

15

a) Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi.

b) Kemauan untuk mengutamakan tercapainya kepentingan organisasi

c) Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota

organisasi.

Pedoman untuk meningkatkan Komitmen Organisasi menurut Dessler dalam

Luthans (2006) adalah melalui : 1) berkomitmen pada nilai utama manusia, 2)

memperjelas dan mengomunikasikan misi anda, 3) menjamin keadilan

organisasi, 4) menciptakan rasa komunitas, 5) mendukung perkembangan

karyawan.

Menurut Alwi (2001) menyatakan bila organisasi memperhatikan

kepentingan karyawan seperti upah, gaji, perlindungan dan kesejahteraan, maka

komitmen karyawan terhadap organisasi akan tumbuh kuat. Menurut George

Straus dalam Alwi (2001) menyatakan bahwa membangun komitmen karyawan

sangat terkait dengan bagaimana komitmen perusahaan terhadap karyawan.

Perusahaan memberikan pelayanan apa kepada karyawan. Keterlibatan dan

partisipasi karayawan secara luas merupakan bagian terpenting dari strategi

komitmen yang tinggi dari perusahaan.

Menurut David Drennan dalam Alwi (2001) ada lima cara untuk

membangun loyalitas atas dasar komitmen, yaitu :1) menciptakan tujuan yang

jelas dan komitmen untuk menjalankannya, 2) komunikasi yang jelas, visioner

dan konstan, 3) memberikan kepercayaan kepada karyawan, 4) berbagi

(32)

16

Komitmen dalam konteks Perguruan Tinggi, bahwa Rektor dan para

pembantunya, Dekan dan para pembantunya, Ketua dan Sekretaris Jurusan,

Kepala Laboratorium, Dosen dan semua karyawan harus benar-benar memiliki

komitmen terhadap keberhasilan program-program Universitas, Fakultas,

Jurusan, Laboratorium dan unit lainnya. Komitmen yang dimiliki akan memiliki

dampak pada kelancaran administrasi, kelancaran proses belajar mengajar,

kelancaran penelitian dosen dan mahasiswa.

❻❼ F❽ ❾tor -F❽ ❾tor Komn Oritm➀❽ ➁is❽ ➂i

Menurut Luthans (2006), faktor-faktor penentu komitmen organisasi adalah

variabel-variabel (umur, masa jabatan dalam organisasi, dan pembagian seperti

positif atau negatif, afeksi, atau kedudukan kontrol internal dan eksternal) dan

organisasi (desain kerja dan gaya kepemimpinan pengawas).

Ada tiga komponen komitmen organisasi (Luthan,2006) yaitu :

a) Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan

pegawai di dalam suatu organisasi. Pekerja dengan komitmen afektif kuat

akan selalu melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya karena

ingin berbuat lebih banyak lagi di organisasi.

b) Komponen normatif merupakan perasaan-perasaan pegawai tentang

kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi. Pekerja dengan komitmen

normatif yang tinggi, memiliki perasaan membela organisasi meskipun ada

(33)

17

c) Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai

tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi;

Pekerja yang terlibat dalam organisasi didasarkan kepada komitmen

berkelanjutan ini, maka pekerja tersebut akan tetap bertahan dalam organisasi

karena mereka merasa bahwa jika mereka keluar akan menimbulkan biaya

yang besar bagi diri mereka .

Arggyris dalam Usmara (2007) membagi komitmen dalan dua bagian besar

yaitu Komitmen eksternal dan komitmen internal yaitu:

a) Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja. Komitmen ini muncul

karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggungjawab yang

harus diselesaikan oleh para karyawan yang menghasilkan adanya reward dan

punishment. Peran manajer dan supervisor sangat vital dalam menentukan

timbulnya komitmen ini karena belum adanya suatu kesadaran individual atas

tugas yang diberikan.

b) Komitmen internal merupakan komitmen yang berasal dari seseorang untuk

menyelesaikan tugas, tanggung jawab dan wewenang berdasarkan pada alasan

dan motivasi yang dimilikinya. Pemberdayaan sangat terkait dengan

komitmen internal dari individu pekerja. Proses pemberdayaan akan berhasil

bila ada motivasi dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri dan

memacu kreativitas individu dalam menerima tanggungjawab yang lebih

(34)

18

pemimpin dan lingkungan organisasi dalam menumbuhkan sikap dan perilaku

professional dalam menyelesaikan tanggungjawab perusahaan.

Steers dalam Sopiah (2008) mengidentifikasi ada 3 faktor yang

mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi yaitu :

a) Ciri pribadi pekerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan variasi

kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.

b) Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan

rekan sekerja.

c) Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara

pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya mengenai

organisasi.

Mulyadi (2001) menyatakan komitmen karyawan berkaitan dengan

bagaimana karyawan akan berperilaku dalam perusahaan. Karyawan yang

berkomitmen mencurahkan energi emosional dan perhatiannya ke perusahaan.

Komitmen dapat dideteksi dari bagaimana karyawan berhubungan satu dengan

lainnya dan bagaimana perasaan mereka terhadap perusahaan. Seorang karyawan

akan memiliki komitmen terhadap perusahaannya jika ia melihat kemungkinan

untuk belajar dan bertumbuh. Jika karyawan sebagai individu merasakan sebagai

bagian dari suatu masyarakat yang terhormat dan memiliki kepedulian, dalam

diri karyawan tersebut akan tumbuh komitmen.

David dalam Sopiah (2008) mengemukakan empat faktor yang

(35)

19

a) Faktor personal, misalnya : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, kepribadian, dan lain-lain.

b) Karakteristik pekerjaan, misalnya besar/kecilnya organisasi, bentuk

organisasi, kehadiran serikat pekerja, dan tingkat pengendalian yang

dilakukan organisasi kepada karyawan.

c) Pengalaman kerja, karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan

yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat

komitmen yang berlainan.

Setiap tenaga kerja memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda

berdasarkan komitmen organisasi yang dimilikinya. Tenaga kerja yang memiliki

komitmen organisasi dengan dasar afektif memiliki tingkah laku berbeda dengan

pegawai yang berdasarkan continuance. Pegawai yang tetap ingin menjadi

anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha sesuai dengan

tujuan organisasi. Sebaliknya mereka yang terpaksa menjadi anggota organisasi

akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya

melakukan usaha yang tidak maksimal.

Komponen normatif yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman

sosialisasi, perasaan kewajiban yang dimiliki pegawai. Komponen normatif

menimbulkan perasaan kewajiban yang dimiliki pegawai, sehingga menimbulkan

rasa loyal kepada organisasi dan cenderung memikirkan akibat yang diambil jika

keluar dari organisasi, apakah organisasi di luar sebagai pengganti dapat

(36)

20

kepuasan kerja dan komitmen organisasi cenderung mempengaruhi satu sama

lain, orang yang relative puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada

organisasi dan orang-orang yang berkomitmen terhadap organisasi lebih

mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar. Seseorang yang tidak

puas akan pekerjaannya atau yang kurang berkomitmen pada organisasi akan

terlihat menarik diri dari organisasi baik melalui ketidakhadiran atau masuk

keluar pekerjaan.

➃➄ ➅➆➇➆n r➈➉ti Kinrj➊➈➉➅➆nil➈➋ ➈➉ Kin➆➈rj

➌➈➉➆➇➈➍➈gkun ➎ ➏➐➐ ➐➑67) Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan. Sedangkan Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi

(2003:355) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

b) Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran

kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan , yaitu

(37)

21

c) Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran

kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut A.A.Anwar Prabu

Mangkunegara (2005:18-19) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek

kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi:

a) Proses kerja dan kondisi pekerjaan

b) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,

c) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

d) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

Sedangkan aspek kualitatif meliputi:

a) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

b) Tingkat kemampuan dalam bekerja,

c) Kemampuan menganlisis data/informasi, kemampuan/kegagalan

menggunakan mesin/peralatan, dan

d) Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam

organisasi menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17) adalah

sebagai berikut:

a) Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

(38)

22

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka

individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik

ini merupakanmodal utama individu manusia untu mampu mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan

kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

b) Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara

lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang

menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim

kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif

memadai.

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut A.A. Anwar Prabu

Mangkunegara (2005:22-23) terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan

sebagai berikut:

a.) Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja.

b.) Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan

c.) Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan,

baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan

pegawai itu sendiri.

d.) Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

(39)

23 e.) Melakukan rencana tindakan tersebut.

f.) Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.

g.) Mulai dari awal, apabila perlu.

Menurut Moeheriono (2009) membuat defenisi kinerja sebagai hasil kerja

yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik

secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas

tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika.

Mahsun (2006) menyatakan Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang

digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan

berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan

organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Kinerja karyawan yang dikemukakan Mangkunegara (2002) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Oleh karena itu output baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai

SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan

(40)

24

menyatakan penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik

karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan terhadap seperangkat

standard dan kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan.

Menurut Sulistiyani (2003) menyatakan Penilaian Kinerja adalah cara

pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan

terhadap organisasi. Penilaian kinerja menyangkut penentuan tingkat kontribusi

individu atau kinerja yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas-tugas yang

menjadi tanggungjawabnya.. Rivai (2005) menyatakan Kinerja adalah prestasi

yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya

sesuai dengan standard dan criteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Griffin

(2005) menyatakan penilaian kinerja adalah evaluasi terhadap prestasi kerja

karyawan dalam rangka menentukan sejauh mana karyawan melakukan

pekerjaan secara efektif.

Penilaian kinerja menurut Mondy (2008) adalah sistem formal untuk menilai

dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim. Ivancevich dalam Dharma

(2010) mengemukakan evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang

digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan

oleh organisasi.

Berdasarkan pendapat di atas maka Kinerja menurut penulis adalah Hasil

kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan sesuai dengan standard dan

(41)

25

F➒ ➓uju➔ →➣↔➔ ↕➔ →nil Kin↔➔rj

Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam organisasi (Robbins,

2006), yaitu :

a.)Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan personalia

secara umum, misalnya dalam hal promosi, transfer, ataupun pemberhentian.

b.)Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan. Dalam hal ini, penilaian menjelaskan keterampilan dan daya

saing para pekerja yang belum cukup tetapi dapat diperbaiki jika suatu

program yang memadai dikembangkan.

c.)Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria untuk program seleksi dan

pengembangan .

d.)Memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap para pekerja tentang

bagaimana organisasi memandang kinerja karyawan.

e.)Sebagai dasar untuk mengalokasikan atau menentukan penghargaan.

Menurut Dharma (2010), tujuan umum manajemen kinerja adalah untuk

menciptakan budaya para individu dan kelompok memikul tanggung jawab bagi

usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan. Proses

manajemen kinerja dapat digunakan untuk mengkomunikasikan dan memperkuat

strategi, nilai dan norma organisasi dan mengintegrasikan sasaran individu dan

organisasi.

➙➒ ➣↔➔↕➔→nil Kin↔➔rj

(42)

26 a.) Atasan langsung

Penilaian kinerja mayoritas dilaksanakan oleh atasan langsung karena

memang merekalah yang bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.

Sekalipun begitu, sejumlah organisasi mengakui mengalami kemunduran

dalam hal ini, karena banyak juga pimpinan yang tidak memenuhi

persyaratan untuk mengevaluasi. Sementara pimpinan yang lain meresa

enggan saat diminta untuk menilai kinerja para pekerja.

b.) Rekan kerja

Evaluasi dari rekan kerja (peers) adalah satu cara yang dapat dijadikan

sebagai sumber data penilaian yang paling dapat dipercaya, karena pertama,

evaluasi dari rekan kerja sangat erat hubungannya dengan kegiatan. Interaksi

sehari-hari memberi mereka sebuah sudut pandang pemahaman yang

menyeluruh terhadap kinerja pekerjaan seorang pekerja kedua, evaluasi dari

rekan kerja sebagai penghitung hasil akan menghasi.

c.) Pengevaluasian diri sendiri

Karyawan yang mengevaluasi kinerjanya sendiri (self evaluation), konsisten

dengan nilai-nilai sepeti swakelola dan pemberdayaan. Evaluasi yang

dilakukan sendiri memberi nilai yang tinggi bagi pekerja. Cara ini cenderung

mengurangi sifat membela diri yang dilakukan karyawan saat proses

penilaian, dan karyawan membuat wahana yang baik untuk merangsang

diskusi kinerja pekerjaan antara pekerja dengan atasannya.

(43)

27

Penilaian kinerja dilakukan oleh bawahan langsung seorang pekerja.

Evaluasi ini dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang

perilaku seorang manajer karena si penilai secara khusus memiliki hubungan

yang baik dengan manajer. Masalah yang muncul dengan bentuk penilaian

ini adalah kekhawatiran akan tindakan balasan dari pimpinan yang dinilai

tidak baik. Oleh karena itu kerahasiaan responden sangatlah penting jika

evaluasi ini ingin dilaksanakan dengan akurat (Robbins : 2006).

H➛ ➜ ➝tod➝➞ ➝nil➟ ➠➟ ➡ Kin➝➟rj

Menurut Robbins (2006) ada enam metode penilaian kinerja karyawan :

a.) Esai Tertulis, metode ini menilai kinerja dengan menulis sebuah narasi yang

menggambarkan kelebihan, kekurangan, prestasi waktu lampau, potensi dan

saran-saran mengenai seorang karyawan untuk perbaikan. Metode ini tidak

membutuhkan bentuk format yang rumit, tetapi hasilnya sering

menggambarkan kemampuan dan kinerja penulisnya.

b.) Keadaan Kritis, metode ini memfokuskan perhatian si penilai pada

perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara melaksanakan

pekerjaan efektif dan melaksanakannya secara tidak efektif. Si penilai

menulis anekdot yang menggambarkan apa-apa saja yang dilakukan para

pekerja yang efektif atau tidak efektif. Yang menjadi kunci adalah perilaku

yang sifatnya khusus. Sebuah daftar keadaan kritis memuat serangkaian

(44)

perilaku-28

perilaku yang diharapkan dan perilaku-perilaku yang membutuhkan

perbaikan.

c.) Grafik Skala Penilaian, merupakan metode tertua dan terpopuler dalam

penilaian kinerja. Dalam metode ini faktor-faktor kinerja seperti kualitas dan

kuantitas kerja, tingkat pengetahuan, kerjasama, loyalitas, kehadiran,

kejujuran, dan inisiatif dicatat, dan selanjutnya si penilai memeriksa daftar

tersebut dan menilai setiap faktor sesuai dengan skala peningkatan

berdasarkan lima poin metode ini sangat populer karena cara ini tidak

menyediakan informasi yang mendalam sifatnya jika dibandingkan dengan

metode esai atau metode keadaan kritis, dan membutuhkan sedikit waktu

untuk pengembangan dan pengolahannya. Metode ini juga memberikan

analisis yang kuantitatif dan analisis perbandingan.

d.) Skala Peningkatan Perilaku, metode ini merupakan metode terbaru dan telah

dianggap sebagai pemikiran yang hebat pada tahun-tahun terakhir ini,

dimana metode ini mengkombinasikan antara metode keadaan kritis dan

metode grafik skala penilaian. Si penilai menilai para pekerja berdasarkan

kepada hal-hal dalam rangkaian kesatuan, tetapi poin-poinnya merupakan

contoh perilaku aktual di dalam pekerjaan, bukan sekedar deskripsi atau

ciri-ciri umum.

e.) Perbandingan Multipersonal, metode ini mengevaluasi kinerja individu

dengan membandingkan individu satu dengan individu lainnya. Cara ini

(45)

29

yang sangat populer adalah peringkat urutan kelompok, peringkat individu,

dan perbandingan berpasangan. Peringkat urutan kelompok menuntut si

penilai untuk menempatkan pekerja ke dalam sebuah klasifikasi khusus,

seperi yang teratas dari lima orang atau peringat kedua dari lima orang.

Pendekatan peringkat individu menggolongkan para pekerja mulai dari yang

terbaik hingga yang terburuk. Jika seorang manajer diminta untuk menilai 30

orang bawahan, pendekatan ini menganggap perbedaan antara pekerja

pertama dengan yang kedua sama dengan perbedaan antara pekerja kedua

puluh satu dengan pekerja kedua puluh dua. Hasilnya jelas merupakan

pengurutan tenaga kerja, mulai dari yang terbaik hingga yang paling jelek.

Pendekatan perbandingan berpasangan membandingkan setiap pekerja

dengan masing-masing pekerja lainnya dan menilai pekerja mana yang lebih

baik atau lebih buruk satu dengan yang lainnya. Setelah semua perbandingan

semua dibuat, setiap pekerja mendapatkan hasil rangking urutan yang

dilakukan berdasarkan jumlah skor tertinggi yang dicapai.

➢➤ ➥ ➦➧f➦➦➨➩➫nil➦ ➦➧i Kinrj

Manfaat penilaian kinerja, Rivai (2005) mengemukakan :

a.) Manfaat bagi karyawan yang dinilai

Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja

adalah antara lain :

a. Meningkatkan motivasi

(46)

30

c. Adanya kejelasan standard hasil yang diharapkan karyawan

d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif.

e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.

f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.

g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas.

h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan

bagaimana mereka dapat mengatasinya.

j. Suatu pemahaman jelas dari yang diharapkan dan yang perlu

dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut

k. Adanya pemahaman yang jelas tentang konteks pekerjaan.

b.) Manfaat bagi penilain

Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah ;

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan

kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya.

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang

pekerjaan epartemen-departemen yang lengkap.

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan system pengawasan baik

untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.

d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi

(47)

31

f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa

grogi, harapan dan aspirasi mereka.

g. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari para

karyawan.

h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan

memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana karyawan

dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.

i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para

karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan

ide dari para manajer.

j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu

dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran

perusahaan.

k. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada para karyawan apa

yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga

para karyawan dapat mengukur dirinya

l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship(hubungan

antara pribadi).

m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih

(48)

32

n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai

kembali yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target

atau menyusun prioritas baru.

o. Bisa mengidentifikasi kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas

karyawan.

c.) Manfaat bagi perusahaan

Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah antara lain :

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan

oleh masing-masing karyawan.

c. Meningkatkan kualitas komunikasi.

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.

e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan

perusahaan.

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan.

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan.

i. Meningkatkan kemampuan menemukenali setiap permasalahan.

(49)

33

k. Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diperlukan oleh karyawan, sehingga perusahaan dapat tampil prima.

l. Dapat membentuk Budaya perusahaan menjadi mapan .

m. Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan

perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan, menjadi lebih

mudah terlihat, dan memungkinkan peningkatan tanggungjawab secara

kuat.

n. Jika penilaian kinerja telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh

perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu

sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut Mathis dan Robert L. Jackson (2001:82) banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja, antara lain : 1) kemampuan, 2)

motivasi, 3) dukungan yang diterima, 4) keberadaan pekerjaan yang mereka

lakukan dan 5) hubungan mereka dengan organisasi.

➭➯ Kr➳➵gk➳➸ikir

Kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2002) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun

(50)

34

gunakan dalam penelitian. Kerangka pikir yang di susun untuk menggambarkan

hubungan antara kompetensi dengan kinerja sebagai berikut:

➺➻m➼➻ ➽ ➾➚➪

K➶➻➹rgk➻➘ikir

Berdasarkan kerangka pikir di atas dijelaskan bahwa komitmen yang terdiri

dari Komitmen afektif, Komitmen continuance, Komitmen normatif mempunyai

pengaruh terhadap kinerja organisasi yang berdasarkan pada kualitas. Komitmen

organisasi adalah komitmen yang diciptakan oleh semua komponen-komponen

individual dalam menjalankan operasional organisasi. Komitmen tersebut dapat

terwujud apabila individu dalam organisasi, menjalankan hak dan kewajiban

mereka sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam organisasi,

karena pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil kerja semua anggota

(51)

35

KHipotsis

Berdasarkan penelitian terdahulu, landasan teori, tujuan penelitian dan

keadaan di lapangan maka dapa diambil hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga komitmen afektif, continuance dan normative berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan di RSAB Muhammadiyah Tuban.

2. Diduga komitmen continuance yang paling berpengaruh signifikan terhadap

Referensi

Dokumen terkait

bangan teknologi tersebut maka sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan arsitektur tradisional. Oleh karena bangunan-bangunan tradisional telah terdesak oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung pupa ulat sutra sebagai pengganti tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum itik pedaging

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan paada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Mega

Dalam penulisan ini terbatas pada pengaturan kewenangan perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogya & Sleman). Otonomi Daerah dapat diartikan sebagai

Kemampuan Berbahasa Lisan Anak TK A Melalui Permainan Membaca Cerita. Bergambar di TK Aisyiyah 14 Danukusuman Surakarta Tahun

Diagnosis kerusakan bantalan gelinding melalui sinyal getaran yang diperoleh berdasarkan ciri frekuensi khusus yang menandai timbulnya cacat, berupa Fundamental Train

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning berbasis

Sementara itu, penelitian kualitatif itu adalah gerakan pada latar alamiah sebagai keutuhan, mangandalkan manusia sebagai alat peneliti utama, memanfaatkan metode