vi
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
(Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45)
WELLMAN FERNANDOS
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Portofolio optimal yang
disusun dengan menggunakan model indeks tunggal, 2) Kinerja portofolio yang
dinilai dengan menggunakan indeks Sharpe. Jenis penelitian dalam penelitian ini
adalah studi kasus.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Data yang dianalisis adalah data harga saham harian 38 perusahaan yang dijadikan
sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh BEJ.
Dalam penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menyusun portofolio
yang optimal dan indeks Sharpe untuk menilai kinerja portofolio.
vii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE OPTIMUM PORTFOLIO
(An Event Case at Shares listed in LQ45 Index)
WELLMAN FERNANDOS
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
The aim of the research was to know about 1) Optimum portfolio arranged by
using single index model, 2) Optimum portfolio evaluated by Sharpe index. The type
of research was case study.
The sampling method used was purposive sampling. The data analyzed was
daily price of share on 38 companies as the samples. The data were secondary data
published by BEJ. The test for the research was using single index model to arrange
the optimum portfolio and Sharpe index to evaluate it.
i
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
( Studi Kasus Pada Saham-saham yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wellman Fernandos
022214156
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
M otto dan Persembahan
M ake your dreams come true and D on’t give up The fight !
Lets use this chance to things around !
Kasih , Sukacita, D amai Sejahtera, Kemurahan, Kebaikan,
Kesabaran, Kesetiaan, kelemah-lembutan dan Penguasaan diri.
(Galatia 5:22)
Skripsi ini kupersembahkan
untuk:
ω
Tuhan Yesus Kristus
ω
Opung-opungku yang selalu
memperhatikanku dan
mencemaskanku
ω
Bapak, M ama Abang dan
Adikku tercinta
ω
Kekasihku N iya yang kucintai
ω
Teman-temanku yang telah
memberiku pengalaman yang
vi
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
(Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45)
WELLMAN FERNANDOS
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Portofolio optimal yang
disusun dengan menggunakan model indeks tunggal, 2) Kinerja portofolio yang
dinilai dengan menggunakan indeks Sharpe. Jenis penelitian dalam penelitian ini
adalah studi kasus.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Data yang dianalisis adalah data harga saham harian 38 perusahaan yang dijadikan
sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh BEJ.
Dalam penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menyusun portofolio
yang optimal dan indeks Sharpe untuk menilai kinerja portofolio.
vii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE OPTIMUM PORTFOLIO
(An Event Case at Shares listed in LQ45 Index)
WELLMAN FERNANDOS
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
The aim of the research was to know about 1) Optimum portfolio arranged by
using single index model, 2) Optimum portfolio evaluated by Sharpe index. The type
of research was case study.
The sampling method used was purposive sampling. The data analyzed was
daily price of share on 38 companies as the samples. The data were secondary data
published by BEJ. The test for the research was using single index model to arrange
the optimum portfolio and Sharpe index to evaluate it.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat
dan kasihNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis
Kinerja Portofolio yang Optimal (Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar
dalam Indeks LQ45) ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
dosen pembimbing II yang dengan sabar membimbing, memberikan
semangat, sumbangan pikiran dan memberikan pengarahan kepada penulis.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen.
3. Bapak Drs. A Triwanggono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta mengarahkan sehingga skripsi ini
dapat selesai.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta mengarahkan sehingga skripsi ini
viii
5. Para dosen pengajar dan karyawan yang telah banyak membantu aku selama
belajar di Sanata Dharma.
6. Bapak dan Mama tersayang, yang telah memberikan dorongan baik materiil
maupun spiritual dan menerimaku apa adanya.
Thank you for loving me.
7. Abang dan Adikku yang telah memberikan semangat dan dorongan dengan
caranya sendiri-sendiri.
8. Opung-opungku yang selalu menjaga, menasehati, dan mengkhawatirkanku..
9. Uda, Inang Uda, Namboru, Amang boru, Tulang, Nantulang dan semua
saudara-saudaraku yang menyayangiku. Tetap semangat !
10. Mba kecilku Catharina Angger yang dengan kepolosannya bisa membuat aku
tertawa.
11. My dear Niya yang selalu meletakkan namaku dalam tiap doanya. Don’t be
afraid Babe! I will be stand by you.
12. Teman-teman Guyub Rukun Community
yang unik dan antik. Keep together!
Inget “janji tinggal janji” !
13. Teman-teman seperjuanganku di Manajemen dan Akuntansi, dan semua anak
manajemen angkatan 2002.
14. Teman-teman Dharmo Community. Suka tidak suka tetap GBU!
15. Teman-teman manajemen angkatan 2001. Tetap sehat dan semangat supaya
kita bisa kumpul lagi!
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat berguna
bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 7 Juni 2007
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB. I PENDAHULUAN
……….. 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 4
BAB. II LANDASAN TEORI
... 6
A. Pengertian Investasi ... 6
B. Proses Investasi ... 6
C. Tipe-tipe Investasi ... 8
D. Pengertian Saham ... 9
E. Portofolio ... 9
F. Portofolio yang optimal ... 10
G. Model Indeks Tunggal ... 11
xi
BAB.III METODOLOGI PENELITIAN
... 15
A. Jenis Penelitian ... 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 15
D. Variabel Penelitian ... 16
E. Data yang Dibutuhkan ... 16
F. Teknik Pengumpulan Data ... 16
G. Populasi dan Sampel ... 17
H. Definisi Operasional ... 17
I. Teknik Analisis Data ... 18
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
... 23
A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)... 23
B. Indeks BEJ ... 29
C. Deskripsi Perusahaan Sampel ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 37
A. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Pertama ... 37
1. Analisis... 37
2. Pembahasan. ... 51
B. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Kedua... 54
1. Analisis ... 54
2. Pembahasan ... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
... 59
A. Kesimpulan ... 59
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta ... 28
Tabel 4.2 Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel ... 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Daftar Saham Indeks LQ45 BEJ Periode Agustus 2005
hingga Januari 2007 ... 62
Lampiran 2.a – 2.af Harga Penutupan Harian Saham-saham dan Indeks LQ45
Periode Agustus 2005 Hingga Januari 2007 ... 63-94
Lampiran 3.a – 3.af Tingkat Return Realisasi Saham-saham dan
Indeks LQ45 ...
95-126
Lampiran 4
Nilai • i dan • i Masing-masing Saham Periode Agustus
2005 hingga Januari 2007 Untuk Menentukan Tingkat
Return
Ekspektasi Masing-masing Saham ... 127
Lampiran 5
Varian Masing-masing Saham Periode Agustus 2005
hingga Januari 2007 ... 128
Lampiran 6
Data Tingkat BI Rate (Bunga SBI) Periode Agustus 2005
hingga Januari 2007 ... 129
Lampiran 7
Nilai Ai, Bi, dan Ci Masing-masing Saham Periode
Agustus 2005 hingga Januari 2007 ...
130
Lampiran 8
Proporsi Saham-saham Penyusun Portofolio saham ...131
Lampiran 9
Tingkat Return
dan Risiko Portofolio ... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investor adalah seorang yang memiliki dana yang besar yang akan
diinvestasikan dalam suatu usaha. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang
untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
Kalau investor ingin melakukan investasi, maka investasi dapat dilakukan
pada aktiva riil atau real asset (membangun pabrik, membuat produk baru,
menambah saluran distribusi, dan sebagainya), ataupun pada aktiva finansial
(financial asset), atau sekuritas (membeli sertifikat deposito, commercial paper,
saham, obligasi, atau sertifikat reksadana).
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian
atau risiko. Investor tidak tahu secara pasti hasil yang akan diperolehnya di masa
yang akan datang atas investasi yang dilakukan saat ini. Dalam keadaan semacam
itu dikatakan bahwa investor hanya mampu memperkirakan keuntungan yang
diharapkan atas investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Oleh karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko,
pilihan investasi tidak hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang
diharapkan tetapi juga kerugian yang akan dialaminya. Apabila investor
mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus
Pemilihan investasi berbeda untuk setiap individu, karena hal tersebut
akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu
tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi bentuk saham di pasar
modal, tingkat pengembalian setiap saham tidak sama karena setiap saham
berbeda. Oleh karena itu dalam melakukan pengambilan keputusan investasi,
investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai dua hal berikut
ini yaitu tingkat pengembalian atas investasi yang diharapkan dan tingkat risiko
yang harus ditanggungnya.
Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi,
maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pada prakteknya para investor pada
sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasi mereka. Dengan kata lain
mereka membentuk portofolio. Mereka melakukan
diversifikasi
untuk
mengurangi risiko.
Investasi pada portofolio saham merupakan investasi yang berisiko. Untuk
mengetahui apakah investasi pada portofolio itu dapat diterima, maka perlu
dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio. Portofolio yang terbentuk juga
harus merupakan portofolio yang terdiri dari saham-saham yang likuid atau aktif
diperdagangkan sehingga investor dapat memantau naik atau turun harga saham
dalam portofolionya untuk mempertimbangkan merubah atau tidak portofolionya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan topik penelitian ini dengan
judul
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
. Studi kasus
pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode Agustus 2005
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Saham apa sajakah yang membentuk portofolio yang optimal?
2. Apakah portofolio yang optimal yang terbentuk sudah memiliki kinerja
portofolio yang baik?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada :
1. Saham perusahaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah saham-saham
penyusun indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 yang
merupakan saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Jakarta.
2. Penentuan portofolio yang optimal menggunakan model indeks tunggal.
3. Kinerja yang diukur adalah kinerja portofolio dengan menggunakan indeks
Sharpe.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui saham apa saja yang membentuk portofolio yang optimal.
2. Untuk mengetahui apakah portofolio yang optimal yang terbentuk sudah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dimaksudkan oleh penulis ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi :
1. Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan
kebijakan investor dalam membentuk portofolio. Investor dapat
mengidentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dalam
portofolionya.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi semua pembaca
dan menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan dapat digunakan
untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I
: Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II
: Landasan Teori
Bab ini menjelaskan mengenai hasil kajian pustaka yang relevan
Bab III
: Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis, waktu, dan lokasi penelitian,
subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan data yang
dibutuhkan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan
teknik analisa data.
Bab IV
: Gambaran Umum Perusahan
Bab ini menguraikan sejarah singkat perusahaan yaitu Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
Bab V
: Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian, pengolahan data dan
penafsiran hasil penelitian dengan teknik analisa yang telah
ditentukan.
Bab VI
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran yang
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto,2003:5). Dalam
dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian
atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari
investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa
pemodal tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang
bisa dilakukannya adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan
dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil sebenarnya nanti akan
menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena pemodal menghadapi
kesempatan yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada
tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung
risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah
kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan
mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai
kesempatan investasi (Suad Husnan,2005:47).
B. Proses Investasi
Menurut Suad Husnan (2005:47) proses investasi menunjukkan bagaimana
pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang
akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan
dilakukan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam proses investasi sebagai
berikut (Suad Husnan,2005:48) :
1. Menentukan kebijakan investasi
Dalam hal ini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa
banyak investasi tersebut akan dilakukan. Oleh karena ada hubungan positif
antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan
tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan dia menderita rugi. Jadi tujuan
investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
2. Analisis Sekuritas
Tahap ini pemodal melakukan analisis terhadap sekuritas individu atau
sekelompok sekuritas. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi
pada garis besarnya cara-cara tersebut dikelompokan menjadi dua, yaitu
analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan
data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan
harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya
mengidentifikasikan prospek perusahaan (melalui analisis terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang
akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan terhadap
banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi investasi) dimaksudkan
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan
maksud bila pemodal perlu untuk melakukan perubahan terhadap portofolio
yang telah dimiliki. Apabila pemodal merasa portofolio yang sekarang
dimiliki tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal,
maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio,
baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperolehnya maupun risiko yang
ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan
yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu
dimasukkan, karena itu diperlukan standar pengukurannya.
C. Tipe-tipe Investasi
Tipe-tipe investasi menurut Jogiyanto (2005:7-11) adalah sebagai berikut :
1. Investasi langsung
Investasi ini dilakukan dengan membeli secara langsung aktiva keuangan dari
suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Investasi
langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang atau pasar turunan. Aktiva ini dapat berupa
tabungan di bank atau sertifikat deposito.
2. Investasi Tidak Langsung
Investasi ini dilakukan dengan cara membeli saham dari perusahaan investasi
perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan investasi adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan
jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan
dana yang diperolehnya untuk diinvestasikan ke dalam portofolio.
D. Pengertian Saham
Pengertian saham menurut Saleh Basir dan Hendy M. Fakhrudin (2005:11)
adalah merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang
investor di dalam suatu perusahaan. Artinya jika seorang membeli saham suatu
perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut
sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Pengertian saham menurut Eduardus Tendelilin (2001:18) adalah
merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor
akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah
dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
E. Portofolio
Portofolio adalah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005:49). Teori
portofolio menekankan pada usaha mencari kombinasi investasi yang optimal
yang akan memberikan return
yang maksimal pada suatu tingkat resiko tertentu
atau memberikan risiko yang minimal pada suatu tingkat return tertentu.
Teori portofolio didasarkan pada kenyataan bahwa investor tidak selalu
menginvestasikan dana mereka pada satu jenis saham, tetapi membagi ke dalam
investor. Jadi portofolio adalah praktek dimana investor menanamkan dananya
dalam lebih dari satu harta atau gabungan investasi di atas berbagai harta.
F. Portofolio Yang Optimal
Di dalam membentuk suatu portofolio akan timbul suatu masalah.
Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang
dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi
ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum kombinasi ini juga
memasukkan aktiva bebas risiko di dalam pembentukan portofolio. Jika terdapat
kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul
pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah
rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal.
Portofolio yang optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model
Markowitz
atau dengan model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang
optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah
menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini, semua portofolio
yang optimal adalah portofolio yang efisien.
Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika
dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi sebagai berikut :
1. Memberikan return
ekspektasi terbesar dengan risiko yang sama, atau
2. Memberikan risiko terkecil dengan return
ekspektasi yang sama.
Portofolio yang optimal merupakan portofolio yang dipilih dari sekian banyak
pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Pada penelitian ini portofolio
yang optimal adalah portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan return
G. Model Indeks Tunggal
Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input
analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung
untuk analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return
ekspektasi portofolio dan risiko portofolio.
1.
Return
ekspektasi portofolio
Return
ekspektasi dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang
dari return
ekspektasi individual.
)
E(R
(
w
)
E(R
Mn
1 i
i
P
=
∑
⋅
+
⋅
= i i
β
α
Model indeks tunggal mempunyai karakteristik sebagai berikut ini.
a. Beta dari portofolio
(
β
P)
merupakan rata-rata tertimbang dari Beta
masing-masing sekuritas
(
β
i)
:
∑
=
⋅
=
n1 i
i i
P
w
β
β
b. Alpha dari suatu portofolio
(
α
P)
juga merupakan rata-rata tertimbang dari
Alpha tiap-tiap sekuritas
(
α
i)
:
∑
=
⋅
=
n1 i
i i
P
w
α
α
Dengan mensubsitusikan karakteristik ini, yaitu Beta portofolio dan Alpha
portofolio, maka return
ekspektasi portofolio menjadi :
)
E(R
)
2. Risiko portofolio
Varian dari sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal adalah
sebagai berikut :
∑
=
⋅
+
⋅
=
n1 i
ei i 2
M 2 P 2
P
β
σ
(
w
σ
)
σ
H. Penilaian Kinerja Portofolio
Tahap akhir yang sangat penting bagi manajer investasi maupun investor
dari proses investasi dalam saham adalah melakukan penilaian terhadap kinerja
investasinya. Karena investasi dalam saham tersebut umumnya dilakukan dalam
bentuk portofolio, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang
telah dibentuk sebelumnya.
Penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisa
apakah portofolio yang dibentuknya telah dapat meningkatkan kemungkinan
tercapainya tujuan investasi dari tingkat pengembalian dan risikonya. Dengan kata
lain apakah return
portofolio yang telah dibentuk, sudah mampu mengkompensasi
tingkat risiko yang harus ditanggung investor.
Metode-metode yang digunakan untuk menilai kinerja portofolio
umumnya adalah :
1. Indeks Sharpe
Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering disebut dengan
reward to variability ratio.
Indeks ini mendasarkan perhitungan pada konsep
garis pasar modal sebagai patok duga. Dalam metode ini kinerja portofolio
diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu
bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar
deviasi (total risiko).
SDpi
Rf
-Rpi
Spi
=
Keterangan :
Spi
= Indeks Sharpe portofolio
Rpi
= Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf
= Rata-rata atas tingkat return
bebas risiko
SDpi
= Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i
Indeks Sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menggunakan
dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko
portofolio dinyatakan dalam deviasi standar.
2. Indeks Treynor
Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh
Jack Treynor, dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility
ratio.
Perbedaannya dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar
sekuritas (security market line) sebagai patok duga. Dalam metode ini kinerja
portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio
dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan Beta (risiko pasar atau risiko
sistematis).
pi
Rf
-Rpi
Tpi
β
=
Keterangan :
Tpi
= Indeks Treynor portofolio i
Rf
= Rata-rata atas tingkat return bebas risiko
pi
β
= Beta portofolio i
Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implisit
mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah
didiversifikasi dengan baik.
3. Indeks Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas yang merupakan
garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi
yang bebas resiko.
pi
Rf)
-(Rm
-Rf)
-(Rpi
Jpi
=
β
Keterangan :
Jpi
= Indeks Jensen portofolio i
Rpi
= Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf
= Rata-rata atas tingkat return
bebas risiko
Rm
= Rata-rata tingkat pengembalian pasar (diwakili IHSG)
pi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus,
yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan
mengidentifikasikan semua variabel yang berpengaruh terhadap penelitian selama
kurun waktu tertentu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dengan waktu
penelitian dari awal bulan Agustus 2005 sampai dengan akhir januari 2007.(3 kali
masa penyesuaian indeks LQ45.)
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam
indeks LQ45.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah harga penutupan saham-saham pada BEJ dari setiap
jenis saham yang terdaftar dalam indeks LQ45.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel masalah pertama :
Portofolio saham pada penelitian ini yaitu gabungan saham-saham yang
dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal.
2. Variabel masalah kedua :
a. Portofolio saham yaitu gabungan saham-saham yang dibentuk dengan
menggunakan model indeks tunggal. Portofolio saham dalam penelitian ini
adalah saham-saham yang telah terbentuk dengan model indeks tunggal
dan saham-saham yang terbentuk dalam indeks pasar sebagai patok duga
(benchmark) yaitu indeks LQ45.
b. Kinerja portofolio yaitu peningkatan kemungkinan tercapainya tujuan
portofolio yang diukur dengan indeks Sharpe.
E. Data yang dibutuhkan
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa harga saham penutup (closed price) harian yang terdaftar dalam LQ45
yang diperdagangkan di BEJ selama masa pengamatan dari awal Agustus 2005
sampai dengan akhir Januari 2007. Harga saham yang digunakan adalah harga
saham harian, yang dikeluarkan oleh Jakarta Stock Exchange (JSX), JSX Monthly
Statistic
bagian Research and Development.
F. Teknik pengumpulan data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2005:72).
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua perusahaan yang terdaftar dalam
LQ45 selama masa pengamatan dari awal Agustus 2005 sampai dengan akhir
Januari 2007.
Dari populasi yang sudah ditentukan maka pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode
pengambilan sampel dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yaitu :
1) Saham-saham aktif yang terdaftar dalam LQ45
2) Saham-saham perusahaan yang selalu masuk berurutan dalam setiap periode
penyesuaian indeks LQ45 yaitu dari awal bulan Agustus 2005 sampai dengan
akhir Januari 2007.
H. Definisi Operasional
1. Portofolio optimal adalah portofolio yang terbentuk melalui model indeks
tunggal.
2. Kinerja portofolio yang baik adalah portofolio yang memiliki indeks kinerja
yang tinggi. Dalam penelitian ini ukuran kinerja dihitung berdasarkan indeks
I. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini, pertama-tama
dikumpulkan data harga-harga saham dari berbagai macam saham. Kemudian
data diolah untuk memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Menghitung Return
Saham
Data-data perusahaan yang berupa harga-harga saham dihitung guna
menentukan tingkat return saham-saham tersebut. Perhitungan tingkat
return
saham tersebut dilakukan dengan cara mengurangkan harga saham
pada periode t dengan harga saham pada periode t-1. Kemudian dibagi
dengan harga saham pada periode t-1. Berikut ini merupakan rumus
perhitungan return
saham (Jogiyanto,2003:110)
1 -t
1 -t t
P
P
P
Return
=
−
Keterangan :
t
P
= Harga saham pada periode t
1 -t
P
= Harga saham pada periode t-1
b. Membentuk portofolio yang optimal
1) Menentukan ERB (excess return to beta)
Perhitungan untuk menentukan portofolio akan sangat
dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat
menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam
portofolio yang optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara
bebas resiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return
relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
yang diukur dengan beta.
Rasio ERB ini juga menunjukan hubungan antara dua faktor
penentu investasi, yaitu return
dan risiko. Portofolio yang optimal
akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB
yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan
dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan
sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB
berapa yang yang dikatakan tinggi.
2) Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke
nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas yang dengan nilai ERB terbesar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.
3) Menghitung nilai
A
idan
B
iuntuk masing-masing sekuritas ke-i
sebagai berikut :
( )
[
]
2 ei
BR i i
R
R
E
A
σ
β
i⋅
−
=
dan
2 2 i
B
ei i
σ
β
=
2 ei
σ
= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan
4) Menghitung nilai
C
i∑
∑
= =+
=
i j j i i j 1 2 M j 2 M i1
A
C
β
σ
σ
Keterangan :
2 Mσ
= varian dari return
indeks pasar
5) Menentukan besar cut-off point
( )
C
∗Adalah nilai
C dimana nilai ERB terakhir kali masih masih lebih besar
idari nilai
C
i.
6) Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio yang
optimal
Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio yang optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama
dengan nilai ERB di titik
C
∗. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai
nilai ERB lebih kecil dengan ERB di titik
C
∗tidak diikutsertakan
dalam pembentukan portofolio.
7) Menentukan proporsi masing-masing sekuritas dalam portofolio yang
optimal
∑
==
k 1 j i i iZ
Z
w
Dengan nilai
Z
iadalah sebesar
(
−
∗)
=
ERB
C
Z
i iei i
Keterangan :
i
w
= Proporsi sekuritas ke-i
k
= Jumlah sekuritas di portofolio optimal
i
β
= Beta sekuritas ke-i
2 ei
σ
= Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERB
= Excess return to Beta
sekuritas ke-i
∗
C
= Nilai cut-off point
yang merupakan nilai Ci terbesar
2. Untuk menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penilaian kinerja portofolio.
Penilaian kinerja ini dilakukan dengan metode Indeks Sharpe.
Penilaian ini dilakukan untuk menilai kinerja portofolio optimal yang telah
didapat dan menilai kinerja pasar sebagai patok duga (benchmark) yaitu
LQ45.
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat
pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko) dengan
risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).
SDpi
Rf
-Rpi
Spi
=
Keterangan :
Spi
= Indeks Sharpe portofolio
Rpi
= Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf
= Rata-rata atas tingkat return
bebas risiko
Dari penilaian tersebut dapat ditentukan kinerja portofolio optimal yang
disusun memiliki kinerja portofolio yang baik atau belum, yaitu :
a. Kinerja portofolio yang baik (Spi > Indeks Sharpe Pasar)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)
PT. Bursa Efek Jakarta beralamat di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan
Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, telepon: 021-5150515 (Hunting).
Fax:
021-5150330. Homepage: http:/www.jsx.co.id. Di gedung ini selain terdapat
kantor manajemen Bursa Efek Jakarta juga terdapat lantai bursa dimana transaksi
dilakukan.
1. Sejarah singkat PT. Bursa Efek Jakarta
PT. Bursa Efek Jakarta didirikan secara resmi pada bulan Desember
1991 dan memperoleh ijin operasi dari Menteri Keuangan pada bulan Maret
1992, serta serah terima pengelolaan dari BAPEPAM dimulai pada bulan
April 1992. PT. BEJ baru mulai beroperasi penuh sebagai bursa swasta mulai
bulan Juli 1992.
Sebagai perseroan, PT. BEJ didirikan berdasarkan akte Notaris Ny.
Purbaningsih Adi Warsito, SH. No. 27 Tanggal 4 Desember 1991. Kedudukan
peseroan sebagai Badan Hukum telah disahkan melalui SK Menteri
Kehakiman No.C2-8126.HT.01. 01 Tanggal 26 Desember 1991 dan dimuat
dalam tambahan Berita Negara No. 1335 Tahun 1992. Pada tanggal 18 Maret
1992, perseroan secara resmi memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan
melalui SK No.323/KMK.010/1992. Penyerahan pengelolaan bursa dari
BAPEPAM kepada perseroan dilaksanakan pada bulan April 1992. Peresmian
swastanisasi perseroan dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli
1992 di Jakarta.
PT. BEJ bertekad mewujudkan bursa efek berskala internasional yang
menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan
perkembangan perekonomian Indonesia. PT. BEJ berusaha mewujudkan
sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap
dan tepat waktu, serta sumber daya manusia yang profesional dan berintegrasi
tinggi. Sehingga menjadikan Bursa Efek Jakarta sebagai Bursa efek yang
transparan, likuid, wajar, dan efisien. Dengan demikian dapat membawa
Bursa Efek Jakarta sejajar dengan bursa efek-bursa efek dunia.
PT. BEJ aktif berpartipasi mengembangkan basis investor lokal yang
luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. PT. BEJ bertekad
menawarkan beragam efek yang berkualitas sejalan dengan instrumen pasar
modal yang semakin berkembang, sehingga BEJ dapat memberikan manfaat
yang optimal baik kepada investor domestik maupun asing.
2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta
Kegiatan perdagangan efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada
umumnya, yang melibatkan pembeli dan penjual. Namun untuk membeli dan
menjual efek dibutuhkan Perusahaan Pialang atau Broker (anggota bursa).
Aktivitas jual dan beli di lantai bursa dilakukan pialang melalui orang yang
ditunjuk sebagai Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Mereka adalah
pelaku bursa.
a) Pembagian Pasar di Bursa
Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar,
pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi.
Pembentukan harga di pasar reguler dengan cara tawar-menawar (action
harga efek di pasar negosiasi (negotiated market) antara pihak penjual dan
pembeli. Pasar negosiasi terdiri dari:
1) Perdagangan dalam jumlah besar (Block Trading) untuk jumlah saham
minimal 200 ribu lembar saham.
2) Perdagangan dibawah standar lot (Odd Lot) untuk perdagangan
dibawah standar lot atau dibawah 500 lembar saham.
3) Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual-beli yang
dilakukan oleh anggota bursa.
4) Perdagangan saham pemodal asing untuk saham porsi asingnya telah
mencapai 49% dari jumlah saham yang tercatat (Foreign Board).
b) Persyaratan Melakukan Transaksi di Pasar Reguler
1) Jumlah lembar saham dalam standar satuan lot, yaitu satu lot adalah
500 lembar saham (untuk saham yang bukan reksadana), sedangkan
standar lot untuk reksadana 1 lot adalah 100 lembar saham.
2) Perubahan harga (fraksi) dengan menawar di bursa:
(i) Untuk saham dengan kelipatan Rp. 25,- dengan perubahan
maksimum Rp. 200,-.
(ii) Untuk obligasi dengan kelipatan 1/6%.
(iii)Untuk harga Bukti
Right
sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan
kelipatan Rp. 1,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-,
bagi Bukti
Right
dengan harga antara Rp. 100,- hingga Rp.
1.000,-ditetapkan kelipatan Rp. 10,- dengan setiap kali perubahan
c) Pasar Tunai, Harga Saham, Indeks di Bursa dan Biaya Transaksi
Pasar Tunai disediakan bagi perusahaan pialang yang tidak dapat
memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan transaksi di Pasar Reguler
atau Pasar Negosiasi (gagal menyerahkan saham) pada hari bursa kelima.
Pasar Tunai dilakukan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan
seketika (cash and carry).
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam artian
tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran jual.
Saat ini harga saham sudah ditentukan melalui proses otomatisasi JATS.
Indeks Harga Saham setiap hari dihitung menggunakan harga
saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan
di BEJ adalah Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan
perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan
yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga
saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga
saham yang terjadi di pasar reguler.
Biaya Transaksi adalah komisi (imbalan jasa) kepada perusahaan
pialang yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan
pemodal, untuk membeli atau menjual saham pemodal. Di BEJ biaya
komisi ini setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi (jual atau beli).
Anggota bursa berkewajiban membayar biaya-biaya untuk:
1) Untuk transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04% dari
kumulatif nilai transaksi setiap bulannya.
2) Untuk transaksi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi.
4) Untuk transaksi warrant
dikenakan biaya transaksi sebesar 0.02% dari
nilai transaksi.
5) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali
wajib membayar biaya administrasi kepada BEJ sebesar Rp.
250.000,-per bulan.
6) Pengenaan komisi dan biaya ini belum termasuk PPN 10%, Pajak
Transaksi bagi transaksi penjualan saham sebesar 0,1% dari kumulatif
nilai transaksi penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi
penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi penjualan saham oleh
pemegang saham oleh pemegang saham pendiri sebesar 5%.
d) Hak pemodal sebagai pemegang saham.
Sebagai pemegang saham, investor berhak memperoleh dividen,
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS), dan mendapat
bagian jika perusahaan (karena suatu sebab) dilikuidasi.
e) Indeks Harga Saham
Indeks harga saham di bursa setiap hari dihitung menggunakan
harga saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua indeks yang digunakan
adalah Indeks Harga Individual yang mencerminkan perkembangan harga
suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencerminkan
perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham yang dipergunakan
dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga saham yang terjadi di
pasar reguler.
f) Pendaftaran saham.
Perusahaan pialang yang melakukan pesanan untuk membeli efek
Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk oleh emiten untuk mendaftar dan
mengadministrasi saham tersebut atas nama investor yang membeli
saham. PT. BEJ menentukan bahwa batas waktu proses registrasi saham
selambatnya 7 hari. Setelah melakukan registrasi, maka investor telah
terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan yang berhak mendaftarkan
seluruh hak sebagai pemagang saham.
g) Jadwal perdagangan
Seluruh kegiatan di BEJ dilakukan pada hari yang disebut dengan
hari bursa. Hari bursa tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta
Senin - Kamis
Sesi I
Sesi II
09.30 – 12.00 WIB
13.30 – 16.00 WIB
Jumat
Sesi I
Sesi II
09.30 – 11.00 WIB
14.00 – 16.00 WIB
Sumber: Laporan Tahunan Bursa Efek Jakarta
h) Informasi perdagangan efek yang tersedia di BEJ
PT. BEJ menyediakan berbagai sistem yang langsung
berhubungan dengan mesin utama komputer sistem perdagangan di BEJ
sehubungan dengan kebutuhan para investor akan informasi. Bagi para
vendor
yang bergerak di bidang penyebaran informasi, tersedia jasa
pelayanan data
feed
yang berisi data mentah perdagangan yang bersifat
seketika. Data feed
tersebut diolah oleh vendor
dalam bentuk
info-broadcast yang kemudian akan disebarkan kepada para pelanggannya.
PT. BEJ menjalin kerjasama dengan PT. Surya Gendewamas
(Jakarta Stock Exchange Real Time Informasi), kerjasama lainnya dengan
lembaga Kantor Berita Antara dengan nama produk Antara-IMQ
(Indonesian Market Quote). Sedangkan produk info-broadcast lainnya
adalah Penta-RTI milik PT. Wara Arta.
Untuk pihak yang tidak memerlukan informasi seketika bisa
mengakses
Bulletin Broad System
(BBS) yang berisikan seluruh data
perdagangan pada hari itu. BBS bisa diakses dengan melalukan dial up
atau menghubungi nomor-nomor telepon tertentu di BEJ yang sudah
dilengkapi dengan modem.
Setiap hari bursa, PT. BEJ menerbitkan Daftar Kurs Efek (DKE)
yang memuat tentang:
1) Nama dan kode efek yang tercatat di bursa.
2) Kurs, volume dan nilai transaksi yang terjadi.
3) Indeks Harga Saham Individual dan Gabungan.
4) Penawaran jual dan penawaran beli.
5) Daftar saham yang dapat dibeli oleh pemodal asing.
6) Pengumuman-pengumuman bursa.
B. Indeks BEJ
Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEJ telah menyebarkan data pergerakan
harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan saham
tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini BEJ mempunyai 4 macam indeks
1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi
indeks.
2. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor.
3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa
tahapan seleksi.
4. Indeks individual, yang merupakan indeks untuk masing-masing saham
didasarkan harga dasar.
IHSG, indeks sektoral, dan indeks LQ45 menggunakan metode
perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang
digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya.
1. IHSG
Pada tanggal 1 April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan saham di
BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham yang biasa dan
saham preferen yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hari Dasar untuk
perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut,
Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu
berjumlah 13 saham.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal !0 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total
perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam
program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut .
100
Dasar
Nilai
Saham
Jumlah
Reguler
Pasar
di
Saham
(Harga
Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di
pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan
disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat
faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan
dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD(right issue),
partial/company listing, waran
dan obligasi konversi demikian juga delesting.
Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus. Nilai Dasar
tidak disesuaikan karena Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar
tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG
adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi
berdasarkan sistem lelang.
Lama
Dasar
Nilai
Lama
Pasar
Nilai
Baru
Pasar
Nilai
Lama
Pasar
Nilai
Baru
Dasar
Nilai
=
+
×
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan
perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan
IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit. Hal
ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan
dengan baik.
2. Indeks Sektoral
Indeks Sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang
klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEJ yang disebut JASIKA(Jakarta
Stock Exchange Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah :
a) Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku)
1. Sektor 1, Pertanian
2. Sektor 2, Pertambangan
b) Sektor Kedua (Industri Pengolahan/Manufaktur)
3. Sektor 3, Industri Dasar dan Kimia
4. Sektor 4, Aneka Industri
5. Sektor 5, Industri Barang Konsumsi
c)
Sektor Ketiga (Jasa)
6. Sektor 6, Properti dan Real Estate
7. Sektor 7, Transportasi dan Infrastruktur
8. Sektor 8, Keuangan
9. Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi
Indeks Sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan
Nilai Dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan Hari Dasar 28
Desember 1995. Disamping kesembilan sektor tersebut, BEJ menghitung
indeks industri manufaktur/pengolahan yang merepresentasikan kumpulan
saham yang diklasifikasikan kedalam sektor 3, sektor 4 dan sektor 5.
3. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari saham yang dipilih setelah melalui beberapa
kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai
likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari
saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham
a) Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata
transaksi selama 12 bulan terakhir).
b) Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar
(rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
c) Telah tercatat di BEJ sekurang-kurangnya 3 bulan.
d) Kondisi keuangan perusahaan,
prospek pertumbuhan perusahaan,
frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular.
BEJ secara terus menerus memantau perkembangan komponen saham
yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan di review
pergerakan rangking saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45.
penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada setiap
awal bulan Februari dan Agustus. Bila ada satu saham yang tidak memenuhi
kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan akan
digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. Saham-saham yang masuk
dalam kriteria rangking 1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan
indeks. Sedangkan saham yang masuk pada rangking 36-45 tidak perlu
dimasukkan dalam perhitungan indeks.
Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEJ mempunyai
sebuah Komite Penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang pasar modal
yaitu para praktisi, akademis, professional independen di bidang pasar modal.
Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai
Hari Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar
Juli 1993-Juni 1994. Hasilnya ke-45 saham tersebut meliputi 72% total market
4.
Jakarta Islamic Index
(JII)
Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik untuk berinvestasi,
BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan sebuah
indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan nama Jakarta
Islamic Index
(JII)
JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. JII dihitung mundur hingga
tanggal 1 Januari 1995 sebagai Hari Dasar dengan Nilai Dasar 100. JII terdiri
dari 30 saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah
PT DIM terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk dalam
JII.
Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, jenis kegiatan
utama emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah :
a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
b) Usaha lembaga keuangan konvesional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvesional.
c) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d) Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
indeks JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut :
a) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip Syairah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan
b) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan terakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva
maksimal sebesar 90%.
c) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun
terakhir.
d) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata
nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.
C. Deskripsi Perusahaan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mendasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
berjumlah 38 emiten yang sahamnya diperdagangkan di BEJ selama Agustus
2005 hingga Januari 2007. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Saham-saham aktif yang terdaftar dalam LQ45.
2. Saham-saham perusahaan yang selalu masuk berurutan dalam setiap
periode penyesuaian indeks LQ45 yaitu dari awal bulan Agustus 2005
Berikut ini perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian
selama masa pengamatan dari Agustus 2005 hingga Januari 2007 :
Tabel 4.2 : Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel
No. Kode Nama Industri
1 AALI PT.Astra Agro Tbk. Pertanian
2 ADHI PT.Adhi Karya(Persero) Tbk. Properti dan Real Estate
3 ADMG PT.Polychem Indonesia Tbk. Aneka Indutri
4 ANTM PT.Aneka Tambang(Persero) Tbk. Pertambangan
5 ASII PT.Astra Internasional Tbk. Aneka Industri
6 BBCA PT.Bank Central Asia Tbk. Keuangan
7 BBRI PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk. Keuangan
8 BDMN PT.Bank Danamon Tbk. Keuangan
9 BLTA PT.Berlian Laju Tanker Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
10 BMRI PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Keuangan
11 BNBR PT.Bakrie & Brothers Tbk. Perdagangan, Jasa, dan Investasi
12 BNGA PT.Bank Niaga Tbk. Keuangan
13 BNII PT.Bank Internasional Indonesia Tbk. Keuangan
14 BUMI PT.Bumi Resources Tbk. Pertambangan
15 CMNP PT. Bumi Citra Marga Nusphala Persada Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
16 ENRG PT.Energi Mega Persada Tbk. Pertambangan
17 GGRM PT.Gudang Garam Tbk. Industri Barang Konsumsi
18 GJTL PT.Gajah Tunggal Tbk. Aneka Industri
19 INCO PT.International Nickel Indonesia Tbk. Pertambangan
20 INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Industri Barang Konsumsi
21 INKP PT.Indah Kiat Pulp & Paper Corporation Tbk. Industri Dasar dan Kimia
22 INTP PT.Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Industri Dasar dan Kimia
23 ISAT PT. Indosat Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
24 KIJA PT.Kawasan Industri Jababeka Tbk. Properti dan Real Estate
25 KLBF PT.Kalbe Farma Tbk. Industri Barang Konsumsi
26 LSIP PT.PP London Sumatera Tbk. Pertanian
27 MEDC PT.Medco Energi Internasional Tbk. Pertambangan
28 PGAS PT.Perusahaan Gas Negara Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
29 PNBN PT.Bank Pan Indonesia Tbk. Keuangan
30 PNLF PT.Panin Life Tbk. Keuangan
31 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Pertambangan
32 SMCB PT.Holcim Indonesia Tbk. Industri Dasar dan Kimia
33 SMRA PT.Summarecon Agung Tbk. Properti dan Real Estate
34 TKIM PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Industri Dasar dan Kimia
35 TLKM PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
36 UNSP PT.Bakrie Sumatra Platantions Tbk. Pertanian
37 UNTR PT.United Tractors Tbk. Perdagangan, Jasa, dan Investasi
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Pertama
1. Analisis
Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini,
pertama-tama dikumpulkan data indeks harian dari indeks LQ45 BEJ periode Agustus
2005 hingga Januari 2007 dan harga-harga saham penutupan harian dari
sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.
Kemudian diolah untuk memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Tingkat Return
dan Tingkat Risiko Pasar
Model indeks tunggal berpedoman bahwa pergerakan harga-harga
sekuritas saham searah sesuai dengan pergerakan indeks harga pasar
saham. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat return
sekuritas saham dengan tingkat return
tingkat indeks pasar saham. Model indeks tunggal menggunakan tingkat
return
indeks harga pasar saham sebagai pedoman untuk menentukan
tingkat return
dari suatu sekuritas saham.
1) Tingkat Return Realisasi Pasar
Tingkat
return
realisasi pasar adalah tingkat return
dari indeks
pasar yang sesungguhya terjadi pada periode waktu tertentu. Tingkat
return
realisasi pasar ditentukan dengan menggunakan data harga
penutupan indeks pasar harian dari Indeks LQ45 BEJ periode Agustus
2005 hingga Januari 2007. Data selengkapnya dari harga penutupan
harian indeks LQ45 BEJ beserta saham-saham yang menjadi sampel
dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dapat
dilihat pada bagian lampiran 2.a – 2.af halaman 63– 94.
Untuk menentukan tingkat return
realisasi pasar digunakan
persamaan:
1 1 1
t M,
45
45
LQ45
R
− −
−
=
t t
LQ
LQ
Keterangan :
R
M,t= Tingkat return
realisasi pasar pada periode t
LQ45
t= Nilai indeks LQ45 pada periode t
LQ45
t-1= Nilai indeks LQ45 pada periode t-i
Data tingkat return
realisasi pasar harian yang diperoleh
selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 3.a – 3.af halaman
95 – 126.
2) Tingkat Return
Ekspektasi Pasar
Tingkat
return
ekspektasi pasar adalah tingkat return
pasar yang
diharapkan akan terjadi. Berbeda dengan tingkat return
realisasi,
tingkat
return
ekspektasi adalah tingkat return
yang belum terjadi.
Tingkat return ekspektasi dapat ditentukan dengan menggunakan data
nilai tingkat return
historis atau data nilai return
yang telah terjadi di
masa lampau. Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk
menentukan tingkat return
ekspektasi adalah data tingkat return
pasar
harian indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan
tingkat return
ekspektasi pasar berdasarkan data historis tingkat return
metode tren dan metode jalan acak. Metode rata-rata mengasumsikan
tidak terjadi laju pertumbuhan tingkat return, sementara metode tren
digunakan jika terjadi indikasi adanya laju pertumbuhan tingkat
return. Sedangkan metode jalan acak digunakan apabila data historis
dari tingkat return
realisasi tidak menunjukan adanya suatu pola yang
teratur sehingga diperkirakan bahwa tingkat return yang terjadi
terakhir kali akan terulang kembali di masa depan.
Dari data historis tingkat return
realisasi pasar yang telah
diperoleh dari perhitungan sebelumnya, terlihat jelas bahwa tidak
terdapat adanya indikasi laju pertumbuhan tingkat
return
realisasi
pasar sehingga metode tren tidak tepat bila digunakan pada data
tersebut. Pada data tingkat return
realisasi pasar harian indeks LQ45
BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 tersebut juga terlihat
adanya suatu pola yang terjadi berulang-ulang sehingga metode jalan
acak tidak tepat untuk digunakan pada data tersebut. Metode yang
paling tepat untuk digunakan pada data tingkat return
pasar harian
indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 pada
penelitian ini adalah metode rata-rata.
Tingkat
return
ekspektasi pasar pada penelitian ini akan
ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Tingkat
return
ekspektasi pasar dengan menggunakan metode rata-rata tersebut
ditentukan menggunakan persamaan :
∑