Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan Pengasuhan di Panti
Asuhan
(Studi Kasus di
Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota Malang)SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana S.Sos
Oleh:
Vera Tanjung Kirana 201110030311023
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
iii LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Vera Tanjung Kirana
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Kesejahteraan Sosial
Judul Skripsi : Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan
(Studi Kasus di Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel.Dinoyo Kec.
Lowokwaru Kota Malang).
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan LULUS
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial (S.Sos.)
Pada Hari Sabtu, 29 Oktober 2016 Dihadapan Dewan Penguji
Dewan Penguji : TTD
1. Dr. Masduki, M.Si ………
2. Luthfi Jayadi, S.Sos. ………
3. Dr. Fauzik Lendriyono, S.Sos., M.Si. ………
4. Hutri Agustino, S.Sos., M.Si. ………
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
v KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis haturkan kepada Allah SWT yang tiada
henti-hentinya melimpahkan rahmat, hidayah, kesehatan, waktu, dan kebahagiaan-Nya dari awal
studi sampai dengan penggarapan skripsi berjudul “Kemandirian Alumni Pasca Pelayanan
Pengasuhan di Panti Asuhan (Studi Kasus di Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kel. Dinoyo
Kec. Lowokwaru Kota Malang)”, sebagai bentuk tugas mengakhiri studi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad Saw beserta
para sahabat, keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Proses penggarapan skripsi ini, penulis melakukan segala upaya agar dapat menulis
skripsi dengan sebaik-baiknya, namun tetaplah banyak kekurangan dan kesalahan baik yang
terkandung dalam isi maupun penulisan. Adapun terselesainya skripsi ini tidak lepas dari
peran dan dukungan dari segala pihak yang mempermudah dan membantu, sehingga sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:
1. Bapak Drs. Fauzan M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
lelah membimbing dalam penulisan skripsi ini dan selalu memberi masukan yang luar
vi ini menjadi mudah untuk mengerti dan memahami untuk melakukan perbaikan
penulisan.
6. Bapak Hutri Agustino S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang sangat teliti dan
selalu mengingatkan dengan kesalahan yang mudah sekali penulis lakukan baik dalam
teknik penulisan maupun ketidak reliable an antara teori-teori dengan analisa yang
dijelaskan penulis.
7. Ibu-ibu pengurus dan pengasuh panti asuhan Putri „Aisyiyah yang baik hati, ibu
Aning Rochani, ibu Kartini Jamal, ibu Sumarti, yang terus mendukung penulis untuk
segera menyeselaikan studi, serta bantuannya dalam memberikan informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
8. Bapak Tarmito- Emak Sulati (almh) - Ibuk Suti, orangtua tersayang, yang selalu
mendoakan serta menanyakan kapan selesai masa studi dan alasan terkuat penulis
dalam menempuh pendidikan tinggi.
9. Mas Arip, Mas Ipit, Mbak Ria, Dek Ayu, serta para ponakan tersayang.
10. Bang Hendi Hendaris, Itis, sebagai sahabat terbaik yang tidak berhenti memberi
semangat..
11.Teman-teman (Hikmatul, Lilis), para alumni (Mbak Ulfa, Mbak Feby, Dacol, Titik,
dst), dan adek-adek Panti Asuhan Putri „Aisyiyah yang berkenan menemani
menghabiskan waktu.
12.Sahabat IKS angkatan 2011, yang mengobarkan semangat penulis untuk segera lulus.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang turut membantu
penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kekurangan yang terdapat pada penulisan skripsi ini, penulis
sangat menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis
vii „Aisyiyah dan juga panti-panti lainnya dalam pemberian pelayanan pengasuhan yang baik
untuk anak asuh sehingga membentuk kemandirian dalam level yang tinggi bagi alumni.
Terimakasih banyak atas doa, dukungan, bantuan, bimbingan dan segala bentuk kerjasama
lainnya dalam penyelesaian skripsi ini.
Malang, 21 Oktober 2016
Penulis,
x DAFTAR ISI
Isi Halaman
Lembar Persetujuan ... i
Surat Pernyataan ... ... ii
Lembar Pengesahan ... ... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv
Kata Pengantar ... v
Motto ... viii
Persembahan ... ix
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Bagan ... xiv
Daftar Gambar ... xv
Abstraksi ... ... xvi
Bab I. Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
xi
Bab II. Kajian Pustaka ... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Konsep Kesejahteraan Sosial Anak ... 12
C. Pelayanan Pengasuhan Panti Asuhan/ LKSA ... 15
1. Konsep Pelayanan ... 15
e. Panti Asuhan Sebagai Bentuk Pengasuhan Alternatif Terakhir ... 21
f. Pelaksana Pengasuhan dalam Panti Asuhan ... 22
g. Fasilitas dalam Panti Asuhan ... 25
3. Standart Pelayanan Pengasuhan dan Pengasuh Panti Asuhan ... 28
D. Kemandirian ... 33
1. Pengertian ... 33
2. Aspek-aspek Kemandirian ... 34
3. Proses Terbentuknya Perilaku Kemandirian ... 35
xii
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Analisis Data ... 48
F. Teknik Keabsahan Data ... 51
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 53
A. Profil Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Kota Malang ... 53
1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan ... 53
2. Visi, Misi dan Tujuan ... 54
3. Struktur Organisasi ... 54
4. Sumber Dana ... 58
5. Data Anak Asuh ... 58
6. Sarana Prasarana ... 59
B. Pelayanan dan Pengasuhan Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah ... 63
C. Perilaku Kemandirian ... 83
Bab V. Penutup ... 104
A. Kesimpulan ... 104
B. Saran ... 105
Daftar Pustaka ... 106
LAMPIRAN
106
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Benyamin Lummy. 2014. Panti Asuhan Sebagai Lembaga Perlindungan Anak. Jakarta:
Kampus Diakona Modern.
Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dewi A. 2015. Upaya Panti Pesantren Mandiri Mahasiswa Muhammadiyah (P2M3) Malang
dalam Mewujudkan Kemandirian Anak Asuh. Skripsi. Malang: UMM.
Gea, Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: PT. Gramedia.
Gunawan, H. Ary. 2000. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
George Ritze. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Terjemahan
Alimandan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Lutfi J. Dkk. 2015. Negara Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial. Malang: Intrans Publishing.
Listiani. 2008. Peran Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Purwokerto dalam Upaya
Pembinaan Akhlak Anak Asuh. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Muhammad Ali. 2005. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Rineka
Cipta.
Munawaroh. 2012. Panduan Mehamami Metodologi Penelitian. Malang: Intimedia.
Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media.
107
Salim Segaf. 2011. Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Anak.
Jakarta: Kemensos.
Santrock, JW. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Shochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin
Diri . Jakarta: Rineka Cipta.
Sigelman Carol dan Shaffer David. 1995. Life Span Human Development. California:
Brooks/Cole Publishing Company.
Soeaidy Soleh & Zulkhair. 2001. Dasar Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: CV. Novindo
Pustaka Mandiri.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi keluarga: Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).Yogyakarta: ANDI.
Sumber Undang-undang
Undang Undang Republik Indonesia No 4 , Kesejahteraan Anak pasal 2 ayat 1) dan pasal 1
ayat 2 Tahun 1979....
Undang Undang Republik Indonesia No 35, Perlindungan Anak, pasal 1 dan pasal 20 Tahun
108 Sumber Internet
Mutadin, Z. 2002. Kemandirian Sebagai Psikologi Pada Remaja. http://www.epsikologi.com
diakses pada 23 februari 2016.
http://e-journal.uajy.ac.id/163/3/2TA12924.pdf diakses pada 10 Maret 2016
Wikipedia. 2015. Panti Asuhan. http://id.wikipedia.org/wiki/pantiasuhan diakses pada 23
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan bagian yang terpenting dalam keberlangsungan hidup
manusia. Keberadaan seorang anak menandakan bahwa terdapat generasi penerus
dalam suatu keluarga. Sejak dilahirkan anak secara tidak langsung diperkenalkan
dengan pranata, aturan, norma, dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui proses
pengasuhan dalam keluarga oleh orangtua.
Keberadaan keluarga bagi anak memiliki peranan penting seperti sebagai
pelindung, dimana diperolehnya ketentraman dan ketertiban, sebagai unit
sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan, sebagai tempat menumbuhkan
dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup, sebagai wadah dimana anak
mengalami proses sosialisasi awal yakni proses dimana anak mempelajari dan
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.1 Pembinaan
dalam keluarga yang merupakan proses awal merupakan bentuk pelatihan untuk anak
menghadapi lingkungan sosial dimana anak akan tumbuh dan berkembang. Secara
sosiologis lingkungan sosial mencakup lingkup yang sangat luas karena di sanalah
anak akan melakukan interaksi sosial secara langsung.
Pada saat ini peran orang tua dan peran respon dari lingkungan sangat
diperlukan bagi anak sebagai “penguat” untuk setiap perilaku yang telah
dilakukannya. “Keutuhan” orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat
dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar
disiplin diri2. Pentingnya peran orangtua dalam keluarga selain membentuk
2 kemandirian anak, juga sebagai pembimbing untuk membentuk anak memiliki
karakter yang dapat mengendalikan emosi ketika lingkungan sosialnya menciptakan
konflik dalam proses interaksi sosialnya. Selain itu, lingkungan sosial yang baik juga
akan mencetak anak menjadi pribadi mandiri yang baik pula. Keharmonisan dalam
keluarga, maksimalnya peran orangtua dalam mengasuh anak, lengkapnya anggota
dalam sebuah keluarga yang memberikan kasih sayang penuh untuk anak, lingkungan
sekolah yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik, serta lingkungan sekitar
yang ikut serta mendukung pertumbuhan anak, merupakan bentuk respon positif
dalam proses regenarasi yang baik.
Hal demikian tidak terjadi pada anak yang mengalami disfungsional/ tidak
normal. Anak yang salah satu atau kedua orangtuanya meninggal, perceraian,
hubungan orang tua tidak baik, hubungan orangtua dengan anak tidak baik, suasana
rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan, orangtua sibuk dan jarang berada di
rumah, dan salah satu atau kedua orangtua memiliki kelainan kepribadian atau
gangguan jiwa, kondisi keluarga demikian yang menandakan anak berada dalam
keadaan disfungi.3 Orangtua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan tidak
mampu mengatasi masalah finansialnya, cenderung depresi, dan mengalami konflik
keluarga, yang akhirnya mempengaruhi masalah remaja, seperti kurang harga diri,
prestasi belajar rendah, kurang dapat bergaul dengan teman, mengalami masalah
penyesuaian diri4. Anak yang mengalami disfungsi tersebut menjelaskan bahwa
tingkat kesejahteraan anak tidak terpenuhi.
Dasar hukum perlindungan anak di Indonesia tercantum dalam
Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak, Pasal 20, dinyatakan bahwa “Negara, Pemerintah,
Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
3 Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit Remaja Rosydakarya. Hlm: 13. 4 Sigelman Carol dan Shaffer David. 1995. Life Span Human Development. California: Brooks/ Cole Publishing Company.
3
penyelenggaraan Perlindungan Anak”5
. Salah satu cara yang dilakukan agar mereka
tetap dalam pengasuhan adalah dengan menampung anak-anak tersebut ke dalam
suatu tempat, yaitu panti asuhan atau lembaga yang sesuai dengan bidang pengasuhan
anak guna membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mendidik,
merawat, membimbing, melindungi, mengarahkan dan memberikan
keterampilan-keterampilan seperti yang diberikan oleh orangtua dalam keluarga.
Indonesia meratifikasi Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden No.
36/1990 tertanggal 25 Agustus 1990. Dengan ratifikasi tersebut, Indonesia secara
teknis telah dengan sukarela mengikatkan diri pada ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam Konvensi Hak Anak. Sesuai dengan Pasal 49 ayat 2, Konvensi Hak
Anak dinyatakan berlaku di Indonesia sejak tanggak 5 Oktober 1990. Pemerintah juga
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan
Anak bagi Anak Yang Mempunyai Masalah. Anak yang mempunyai masalah adalah
anak yang antara lain tidak mempunyai orang tua, anak terlantar, anak yang tidak
mampu, anak yang mengalami masalah kelakuan dan anak cacat.6
Begitu pula dalam Undang Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak Pasal 2 ayat (1), juga disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan
kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik
dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang
dengan wajar.7 Perintah untuk merawat anak terlantar atau yatim juga terdapat dalam
agama Islam. Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan
tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tentang Pelindungan Anak pasal 20 Tahun 2014.
4 Al-qur‟an yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Maa‟uun ayat 1-3 Allah
swt berfirman:8
( ) ) ) ) )
“1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, 2) Itulah orang yang
menghardik anak yatim, 3) Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”.
Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia, Panti Sosial Asuhan anak
adalah lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan
penyantunan-penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan
pengganti orangtua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial
kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai
bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai generasi
penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang
pembangunan nasional.9 Tingkat keberhasilan pelayanan akan memberikan dampak
pada pembangunan nasional yaitu peningkatan mutu pendidikan, peningkatan
kekuatan ekonomi, dan penguatan sosial. Keutamaan dalam pelayanan yang diberikan
Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah pelayanan anak yang
berorientasi pada setiap kebutuhan tumbuh kembang anak, secara materi maupun
secara psikologis.
Indonesia memiliki sekitar 8000 panti asuhan, dan lebih dari 160.000 anak
telah tinggal di panti asuhan10. Sedang menurut data dari Dinas Sosial Kota Malang
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah anak yang berada dalam panti asuhan/
lembaga kesejahteraan masyarakat atau yang dibina diluar asrama mencapai 1.731
8 Al-Quranul Kharim surah Al-Ma‟un ayat 1-3
9 Pengertian Panti Asuhan menurut Depsos RI, sumber diakses dari http://e-journal.uajy.ac.idd/163/3/2TA12924.pdf pada 10 maret 2016.
5 jiwa dengan berbagai macam status diantaranya anak terlantar 1.172 jiwa, balita
terlantar 2 jiwa, anak jalanan 8 jiwa, remaja rentan 42 jiwa, anak penyandang
disabilitas 1 jiwa, anak memerlukan perlindungan khusus 169 jiwa, dan sisanya belum
tercatat permasalahannya.11
Berdasarkan hasil pencatatan data yang dilakukan Majelis Pelayanan Sosial
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (MPS PWM) pada tahun 2013
terdapat 109 Panti Asuhan Muhammadiyah „Aisyiyah. Tiga di antaranya, yaitu Panti
Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng, Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Dinoyo, dan
Panti Asuhan KH. Mas Mansyur Sulfat yang berada di kawasan kota Malang.
Beberapa Panti Asuhan yang berada dibawah tanggungjawab Majelis
Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang (MKS PDM)
ini berdiri sebagai wujud usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial
anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak dari keluarga miskin bagi masyarakat
(dhuafa‟). Panti asuhan ini berfungsi sebagai lembaga sosial di mana dalam kehidupan
sehari-hari, anak diasuh, dididik, dibimbing, diarahkan, diberi kasih sayang, dicukupi
kebutuhan sehari-hari. Hal ini agar anak tidak kehilangan suasana seperti dalam
keluarga, panti asuhan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada mereka dan
menggantikan peran keluarga bagi anak. Di dalam panti para pengasuh dan pengurus
berusaha secara maksimal mungkin untuk mengantikan peran orangtua sebagai
pemberi nafkah (provider), pelindung ( protector), pembuat keputusan (decision
maker), spesialisasi anak (child spesialiser) dan pendidik (edukator) dengan tujuan
memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak-anak yatim, piatu, yatim piatu dan
dhuafa‟ dengan memenuhi kebutuhan fisik, mental, psikologis dan sosial agar kelak
mereka mampu hidup layak dan hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.
6 Anak asuh diberi keterampilan-keterampilan sebagai bekal untuk mencari
penghidupan sendiri setelah lepas dari pengasuhan panti, seperti yang keterampilan
sablon dan percetakan yang ada di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Bareng,
keterampilan Usaha Ekonomi Produtif (UEP) bagi anak asuh di Panti Asuhan Putri
„Aisyiyah Dinoyo, dan juga seperti yang dilakukan Panti Asuhan KH. Mas Mansyur
dengan memberi keterampilan produksi air minum hexagonal dan pembuatan keripik
tempe.
Selain keterampilan-keterampilan yang diberikan agar alumni memiliki
keahlian (skill) dalam bidang-bidang tersebut diatas, pendidikan informal maupun
nonfomal juga memiliki peranan yang penting karena dari pendidikan-pendidikan
tersebut alumni akan belajar tentang moral serta etika berinteraksi dengan masyarakat.
Pengalaman anak yang didapatkan selama dalam pengasuhan panti asuhan diharapkan
dapat menjadi bekal bagi mereka untuk dapat berperilaku mandiri dengan baik.
Segala bentuk pelayanan pengasuhan yang diberikan pengurus dan pengasuh
kepada anak asuh ketika masih di dalam panti dari segala model pelayanan yang
tercakup dalam pembinaan, pelatihan, dan pendampingan diberikan dengan tujuan
memberi bekal untuk anak asuh setelah keluar dari panti, ternyata tidak memberi
jaminan kemandirian alumni anak asuh. Tidak sedikit anak asuh setelah lulus sekolah
dan kembali kerumah masing-masih, masih memiliki kemandirian yang rendah
dengan bergantung kepada keluarga dan juga tidak memiliki kepercayaan diri untuk
berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Perihal rendahnya kemandirian alumni anak asuh, dialami oleh sebagian
alumni anak asuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec. Lowokwaru Kota
Malang. Panti Asuhan ini sejak dari tahun berdiri pada 1996 sampai dengan saat ini
7 memenuhi aspek-aspek kemandirian (emosi, sosial, ekonomi dan intelegensi) dan
beberapa lainnya tidak. Pelayanan pengasuhan di panti, terdapat beberapa peraturan
yang dalam prakteknya membatasi anak asuh berinteraksi dengan dunia luar, terdapat
juga dalam pengasuhan menggunakan pola asuh yang bersifat otoriter sehingga anak
terbiasa untuk tidak tampil percaya diri mengekspresikan dirinya dan pembiasaan itu
akhirnya terbawa ketika anak sudah menjadi alumni, mereka memiliki sikap menarik
diri dan lebih nyaman berperan pasif dimasyarakat. Terdapat pula, hanya sebagian
kecil alumni panti yang tidak lagi menggantungkan kebutuhan ekonominya terhadap
orangtua atau keluarga melainkan menjadi sumber pendanaan didalam keluarganya
dengan keahlian yang dimiliki setelah tekun mengkuti pelatihan keterampilan.
Fenomena ini, nampak bahwa tingkat kemandirian alumni Panti Asuhan Putri
„Aisyiyah masih rendah. Tingkat kemandirian yang rendah ini berhubungan erat
dengan pelayanan pengasuhan yang diberikan..12
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah ingin mengungkapkan
perilaku kemandirian anak asuh pasca menerima pelayanan pengasuhan di panti
asuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah?
2. Bagaimana pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri
„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni?
12
8
C. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin yang dicapai adalah:
1. Mengetahui model pelayanan pengasuhan yang dilakukan pengurus dan
pengasuh Panti Asuhan Putri „Aisyiyah.
2. Mendeskripsikan pengaruh model pelayanan pengasuhan di Panti Asuhan Putri
„Aisyiyah terhadap perilaku kemandirian alumni.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Secara Teoritis
Bagi mahasiswa penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian teoritis, khususnya
mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang memiliki konsentrasi
dalam bidang pemberdayaan masyarakat yaitu tentang kemandirian anak purna
asuh atau alumni.
2. Secara Praktis
a. Bagi pihak panti asuhan
Dapat memberikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak panti
asuhan terkait dengan konsep dan model pelayanan pengasuhan yang baik,
sehingga anak asuh yang berada dalam panti mendapat pembinaan,
keterampilan dan pendampingan sebagai bekal untuk kembali kepada
keluarga dan masyarakatnya. Hasil dari konsep dan model pelayanan yang
baik akan menjadikan alumni panti dapat mengakses segala bentuk
kebutuhannya guna memenuhi kesejahteraan hidupnya.
9 Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak pemerintah
untuk mengambil kebijakan guna meningkatkan pendidikan, kelayakan dan
kesejahteraan anak-anak, khususnya anak-anak yatim piatu/dhuafa‟ yang
hidup di panti asuhan. Hal ini dikarenakan pemerintah khususnya yang
bergerak di bidang perpantian misal Dinas Sosial/ Kementrian Sosial,
memang sudah membuat kebijakan tentang konsep dan model pelayanan
pengasuhan tetapi monitoring dan evaluasi terkait dengan hal tersebut
dilakukan hanya pada permukaan saja. Sehingga pada akhirnya panti-panti
yang tidak mendapatkan sosialisasi atau yang sudah mendapatkan sosialisasi
tetapi tidak mendapatkan monitoring dan evaluasi dari pihak pemerintah
terkait menjadi tidak terkontrol atau pelayanan pengasuhan berlangsung
pragmatis.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini bermaksud untuk membatasi permasalahan yang
akan diteliti oleh peneliti nantinya agar tidak keluar dari topik pembahasan tentang
gambaran hasil atau dampak dari Konsep dan Model Pelayanan Pengasuhan di Panti
Asuhan Putri „Aisyiyah Kota Malang terhadap Kemandirian Alumni Anak Asuh,
maka penelitian ini dibatasi permasalahan sebagai berikut:
- Model Pelayanan Pengasuhan di Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo Kec.
Lowokwaru Kota Malang.
- Perilaku-perilaku Kemandirian Alumni Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Kel. Dinoyo