• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lesbian sebagai salah satu fenomena dari homoseksual saat ini semakin banyak berkembang walaupun secara terselubung. Lesbian jarang muncul di depan publik akan tetapi perkembangan lesbian cukup pesat melalui dunia maya ataupun komunitas kecil lesbian. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya komunitas-komunitas lesbian di dunia maya, seperti sepocikopi, satu pelangi, serta group lesbian di jejaring sosial yang tak terhitung lagi banyaknya. Matlin (2004) menjelaskan lesbian sebagai wanita yang tertarik kepada sesama wanita secara psikologis, emosional, dan seksual. Ada tiga karakter dalam lesbian: butch, femme, dan andro. Sebutan ini sesuai dengan karakter mereka dalam berhubungan dengan sesama jenis. Butch biasanya berpenampilan seperti laki-laki, dengan rambut pendek, kaos atau kemeja, dan celana tiga perempat. Femme berpenampilan seperti layaknya perempuan biasa, berambut panjang dan girly, tidak ada yang membedakan penampilannya dengan wanita pada umumnya. Sedangkan andro tidak merujuk pada penampilan laki-laki dan wanita, karakter andro dalam lesbian bisa laki-laki dan juga wanita.

Penyebab homoseksual dapat di lihat dari beberapa perspektif teori, secara biologis, psikodinamika dan teori belajar sosial. Penelitian yang di lakukan pada saudara kembar membuktikan secara empiris bahwa faktor biologis mengambil peranan dalam menentukan orientasi seksual individu. Ketika salah satu pasangan dari saudara kembar adalah gay, lesbian, atau biseksual, 20% dari pasangannya juga homoseksual. Hasil penelitian terbaru pada genetik dan hormon juga mendukung hasil penelitian sebelumnya dengan membuktikan bahwa tingkat hormon dapat mempengaruhi perkembangan struktur otak sehingga mempengaruhi orientasi seksual individu(Brannon, 2008).

(2)

2

traumatis di masa lalu dapat menjadi hal yang tidak terselesaikan (unfinished bussiness) dan mengakibatkan efek psikologis jangka panjang. Lesbian juga dapat berawal dari masturbasi dengan sesama jenis dan berlanjut dengan pergaulan dengan lesbian yang lain. Lesbian sebagai hasil belajar juga berhubungan dengan adanya dukungan atau hukuman di awal munculnya perilaku seksual individu mulai mengarah pada orientasi seksualnya (Susilandari, 2009).

Orientasi seksual terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama dan dalam beberapa periode mungkin akan menimbulkan konflik dalam diri individu. The

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dalam jurnal

Adolescent Health Care menjelaskan bahwa seringkali wanita tidak yakin terhadap orientasi seksualnya sebagai lesbian walaupun mereka menyadari ketertarikannya pada sesama wanita. Lesbian sebagai hal yang tidak lumrah dan dianggap melanggar agama menjadi kontroversi tersendiri dalam pandangan publik. Masyarakat mempunyai persepsi tertentu tentang lesbian, khususnya di negara timur seperti Indonesia yang masih memegang kuat kebudayaan dimana lesbian menjadi hubungan yang tidak umum. Hubungan dengan sesama jenis di anggap melanggar agama, norma masyarakat, dan nilai-nilai kepantasan yang berlaku di kalangan masyarakat timur.

Anggapan masyarakat yang menolak hubungan sesama jenis tersebut berdasarkan aturan agama yang dijelaskan dalam kitab suci. Al Quran sebagai sumber utama hukum islam menyebutkan bahwa homoseksual adalah perbuatan yang keji. Di surat An Nisa’:16, menjelaskan tentang pemberian hukuman untuk perempuan lesbian. Al A’raf:80-82, menjelaskan tentang kaum Nabi Lut yang dimusnahkan karena perbuatan homoseksual. Asy Syu’ara’:165-166 dan Al Ma’arij:31 menjelaskan tentang perbuatan homoseksual adalah termasuk perbuatan yang melampaui batas. Islam menolak lesbian secara normatif seperti yang telah di jelaskan dalam Al Quran tentang kisah kaum Lut yang di timpa azab karena homoseksual. Homoseksual termasuk perbuatan keji dan mungkar, laki-laki dan wanita di ciptakan untuk hidup berpasang-pasangan dan menghasilkan keturunan.

(3)

3

berpasangan untuk memuliakan Tuhan. Pelarangan terhadap homoseksual juga berdasarkan ayat di dalam Injil yang tercantum dalam Roma 1: 18-32, yang menyebutkan bahwa homoseksual adalah kesalahan manusia dan pantas untuk di hukum mati. Kejadian 19: 1-29, yang menceritakan kisah kaum Sodom dan Gomorah yang di binasakan dengan kerikil dan belerang karena homoseksual, Galatia 5 : 19-21 yang menjelaskan tentang bagaimana orang yang mengikuti hawa nafsunya tidak akan pernah masuk dalam kerajaan Allah. Homoseksual adalah sesuatu yang berdosa dan akan di hukum seperti kaum Sodom dan Gomorah, homoseksual termasuk perbuatan yang tidak pantas, penuh dengan hawa nafsu, dan zina.

Namun, tidak demikian dengan Buddha yang menerima lesbian selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dianut. Buddha tidak mencela ataupun memuji homoseksual, akan tetapi melarang pelaku homoseks untuk menjadi bhikku karena di perkirakan pelaku homoseks dapat mengganggu kehidupan bhikku lain di vihara. Budhha merumuskankan 5 perilaku terpuji, salah satunya adalah berusaha mematuhi ajaran dengan menjauhkan diri dari perilaku seksual yang tidak pantas. Prinsip yang paling penting dari Buddha adalah “tidak melakukan kejahatan pada orang lain dan diri sendiri”. Beberapa biksu menyimpulkan bahwa perilaku seksual yang tidak pantas meliputi berzina, sodomi, incest, pemerkosaan, kekerasan seksual dalam segala bentuk, dan pelecehan seksual. Akan tetapi, aktivitas seksual yang melibatkan komitmen dari pasangan bukan merupakan perilaku yang tidak pantas (baik yang dilakukan oleh pasangan heteroseksual maupun homoseksual).

(4)

4

terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang di hayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning) (Ancok & Nashori, 2004).

Agama terbentuk dalam diri seseorang melalui proses sehingga menjadi suatu sistem yang terbentuk pada dirinya dan berdampak pada keputusan, sikap, maupun perilakunya. Proses beragama mengikuti motivasi beragama dan kesadaran beragama yang turut membentuk perilaku beragama dan konsep beragama dalam diri individu. Pengertian kesadaran beragama dalam (Ahyadi, 1995) meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke Tuhanan, keimanan, sikap, dan perilaku beragama yang terorganisir dalam suatu sistem mental dari kepribadian. Kesadaran beragama di awali dengan pengetahuan atau pengalaman ke Tuhanan yang diikuti oleh proses pikir. Pemahaman akan menghasilkan keyakinan walaupun keyakinan belum tentu menghasilkan ritual sebagai perilaku beragama. Individu dengan kesadaran beragama yang matang tentunya akan memiliki pemahaman tentang beragama dan berperilaku selaras dengan pemahamannya terhadap ajaran agama yang dianutnya.

Kesadaran beragama pada homoseksual yaitu lesbian menjadi hal yang menarik untuk dibahas karena pada dasarnya mereka sadar bahwa perbuatannya melanggar ajaran agama. Dari penelitian yang dilakukan oleh Susilandari (2009), beberapa lesbian yang beragama Islam mengetahui tentang ajaran agama Islam. Mereka juga memiliki beberapa koleksi buku tentang agama, beberapa dari mereka bersekolah di sekolah Islam, dari sekolah dasar sampai universitas. Walaupun mereka mengetahui ajaran Islam dengan baik, bukan hal yang mudah bagi mereka untuk lari dari lesbian. Sebagian lesbian sadar sepenuhnya bahwa lesbian melanggar ajaran agama. Akan tetapi, di lain hal, tidak ada keberanian pada lesbian untuk mengakui bahwa ada yang menyimpang pada mereka dan lari dari ketertarikannya pada sesama jenis walaupun mereka di tolak secara sosial.

Dalam suatu majalah online untuk komunitas lesbian, www.sepocikopi.com

(5)

5

kesadaran beragama pada lesbian. Apakah perbuatan lesbian membuat mereka tak peduli lagi dengan keagaamannya ataukah lesbian masih mempunyai kesadaran beragama menurut versi lesbian sendiri?

B. Rumusan Masalah

Uraian yang telah di sampaikan pada latar belakang telah menjelaskan bagian dari kesadaran beragama lesbian, dan dari penjelasan tersebut dapat di formulasikan rumusan masalah: Bagaimana kesadaran beragama pada lesbian ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan konsep kesadaran beragama pada lesbian.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan kepada masyarakat tentang kesadaran beragama pada lesbian agar dapat menanamkan nilai-nilai agama pada anak maupun remaja supaya terhindar dari hal tersebut serta menjelaskan implementasi lesbian terhadap nilai-nilai agama. Selain itu, penelitian ini sebagai usaha untuk memahami obyek dakwah khususnya kelompok yang mungkin awam tentang agama.

2. Manfaat teoritis

(6)

ii

KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

SKRIPSI

Oleh :

Imraatul Mudzakkirah

07810027

FAKULTAS PSIKOLOGI

(7)

i

KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Imraatul Mudzakkirah 07810027

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)
(9)
(10)
(11)

v

KATA PENGANTAR

Hamdan wa syukron lillah yang senantiasa memberi kekuatan, kesabaran, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Kesadaran Beragama pada Lesbian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dorongan, dukungan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk mengantarkan pembukuan skripsi ini, patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. Latipun, M.Kes dan Zainul Anwar, M.Psi selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen wali yang telah banyak

mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

4. M. Salis Yuniardi, M.Psi yang telah banyak memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis untuk terus berkarya di akademik dan non-akademik. 5. Hudaniah, M.Si selaku kepala Pusat Bimbingan dan Konseling Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah banyak mengingatkan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Trian, Rika, Ika dan B yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian, terima kasih atas waktu dan kesediannya.

7. Bapak, ibu, dek Nurul dan dek Jalil yang telah memberikan dukungan dan menyelipkan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(12)

vi

9. Sahabat-sahabat lamaku yang tak pernah usang dimakan waktu, Mus-mus, Nunu’, De’Fa, Kak Muhib, Chemir, Ripa’i, Kak Wilda yang tak pernah bosan untuk memperhatikanku walau dari kejauhan. Wallahi ahin.

10.Kakanda, ayunda, dan adik-adikku di IMM Psikologi yang telah memberikan banyak sekali pelajaran hidup pada penulis, terima kasih, kalian benar-benar mewarnaiku.

11.Para pendamping P2KK 2010 dan adik-adikku P2KK 2010, terimakasih atas semua senyum, tawa, keluguan, kenakalan, dan keonaran kalian. It’s really make me still alive.

12.Ibu Sulami dan adik-adikku di Islamic College Siti ‘Aisyah, Shofi, Ika, Neila, Yesi, Lina, Tata, Anita, Intan, Ifa, Yani, Mau yang telah memberikan tawa, perhatian, dan dorongan pada penulis. Salam kompak sholat jama’ah ! Musholla terapung selalu menjadi kenangan.

13.Team BK yang selalu bersemangat, mbak Seli, Tisa, Wibi, mbak Nisa, mbak Indah, mbak Inay, mas Dodi, Agung, Nandar, Dewi, Dian, Ellan, Mia, Ika, pertemuan kita di BK memang bukan kebetulan.

14.Adik-adikku di Psikologi yang selalu memberikan semangat, Nini, Sinta, Tiwi (terimakasih untuk Enhyuk), Ririn, Bambang, jangan pernah bosan buat terus semangat.

Semoga Allah membalas dengan memberikan kekuatan, kesabaran, barokah dan petunjukNya. Manusia tak pernah sempurna, begitupun dengan penulis yang masih belajar dan hijau dalam penulisan skripsi ini. Dengan tangan dan hati yang terbuka, penulis menerima segala saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini agar dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Malang, 28 Januari 2012 Penulis

(13)

vii

INTISARI

Mudzakkirah, Imraatul. (2012). Kesadaran Beragama pada Lesbian. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Dr. Latipun, M.Kes (2) Zainul Anwar, M.Psi

Kata Kunci : kesadaran beragama, lesbian

Lesbian sebagai bagian dari kaum homoseksual memiliki gerakan yang tertutup di kalangan publik. Salah satunya karena lesbian masih menjadi suatu kontroversial di masyarakat umum. Disamping itu, lesbian mempunyai konflik tersendiri dalam dirinya, yaitu antara identitas seksual dan larangan dalam agama. Akan tetapi, pilihan untuk menyukai sesama jenis tetap dilakukan walaupun hal ini bertentangan dengan aturan agama yang dianutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesadaran beragama pada lesbian.

Penelitian ini dirancang dengan penelitian kualitatif deskriptif. Batasan istilah kesadaran beragama adalah aspek mental yang berupa aktivitas kognitif dalam kehidupan beragama. Subyek dalam penelitian ini adalah lesbian sebanyak 2 orang. Jenis data yaitu data primer dari subyek penelitian dan data sekunder yang diambil dari informan penelitian. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan dan pelaksanaan penelitian di lapangan. Teknik analisa data menggunakan analisa data kualitatif secara deskriptif. Pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan triangulasi sumber.

(14)

viii 1. Pengertian kesadaran beragama …….………...….. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan

(15)

ix

BAB III : METODE PENELITIAN………...…………..

A. Rancangan Penelitian………..………...………….. B. Batasan Istilah………....…………... C. Subyek Penelitian... D. Konteks Penelitian ………... E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data…... F. Prosedur Penelitian..………....……. G. Teknik Analisa Data………... H. Keabsahan Data...

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..……

A. Hasil Penelitian………... 1. Identitas subyek dan informan penelitian... 2. Deskripsi data... 3. Analisis data... B. Pembahasan...……..………...….………….

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………....………

(16)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel 2

: :

Identitas subjek penelitian ………...….. Kesadaran beragama pada lesbian...

27 30

(17)

xi

DAFTAR BAGAN

(18)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Wawancara... Agenda Penelitian... Verbatim Subyek T... Verbatim Informan Subyek T... Verbatim Subyek B... Verbatim Informan Subyek B... Surat Kesepakatan...

37 40 41 93 99 121

(19)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, A. A. (1995). Psikologi agama : kepribadian muslim pancasila. Bandung: Sinar Baru.

Al quranul-karim

Ancok, D., & Nashori, F. (2004). Psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Barret, B., & Logan, C. (2002). Counseling gay men and lesbian. Canada:

Wadsworth Group.

Brannon, L. (2008). Gender psychological perspective. United States of America: Pearson.

Gynecologists, T. A. (2010). Lesbian teens. Fact Sheet : Tool Kit for Teen Care , 1-2.

Heermann, M., Wiggins, M. I., & Rutter, P. A. (2007). Creating a space for spiritual practice : Pastoral possibilities with sexual minorities. Pastoral Psychol , 711-721.

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.

Jakarta: Salemba Humanika. Injil perjanjian lama

Jalaluddin. (2008). Psikologi agama. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Koenig, H. G. (1992). Religion and mental health in later life. Dalam J. F. Schumaker, Religion and mental health (hal. 177-185). New York: Oxford University Press.

Matlin, M. W. (2004). The psychology of women. Canada: Thomson Wadsworth. Moleong, & Lexy, J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sperry, L. (2001). Spirituality in clinical practice : incorporating the spiritual dimension in psychotherapy and counseling. Philadelphia: Brunner-Routledge. Stark, R., & Glock, C. Y. (1992). Dimensi-dimensi keberagamaan. Dalam R.

(20)

xiv

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susilandari, E. (2009). Living as lesbian in Indonesia. Yogyakarta: Graduate School Gajah Mada University.

Referensi

Dokumen terkait

Temuan penelitian menunjukkan bahwa hambatan komunikasi interpersonal antara pendidik dengan anak didik di SMP Negeri 2 Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat dalam dua

Begitu juga, bahwa pandangan al-Ghazali di atas sangat relevan dengan konteks pembaharuan sistem pendidikan Islam dewasa ini yang merupakan bagian integral dalam sistem

Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ibi bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama

Pengaruh Pengapuran terhadap Sifat Fisika Tanah, Makalah Seminar Alternatif Pelaksanaan Program Pengapuran Tanah Mineral Masam di Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas

indicator Waktu panen yang tepat: visual fisik kimia komputasi Fisiologis. Metode dan alat pemanenan

Analisis data yang digunakan adalah analisis reliability dan analisis biaya penggantian pisau cane cutter untuk mengetahui interval waktu optimum penggantian pisau

Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari Normal Book-Tax Different (NBTDs) dan Abnormal Book-Tax Differences terhadap biaya modal ekuitas?..

Dari awal yang kelihatan tidak ada apa-apanya, sekecil biji sesawi, namun Gereja tumbuh berkembang seperti sebatang pohon yang besar dan rindang.. Di bawah