• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh:

Dwi Apryanda NIM. 4123131022

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

(2)
(3)

iii

Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa

Pada Materi Stoikiometri

Dwi Apryanda (4123131022)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa antara model Problem Based Learning menggunakan media animasi dengan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan yang berjumlah 3 kelas. Sampel yang digunakan diambil secara purposif sampling sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi dan yang satu sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan model konvensional. Masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes yang dipersiapkan berupa soal pilihan berganda sebanyak 40 soal, selanjutnya instrumen tes diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Instrumen tes yang dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebanyak 20 soal dengan reliabilitas 0,854. Untuk mengukur keaktifan belajar siswa digunakan Instrumen non tes berupa lembar observasi keaktifan siswa yang telah divalidkan. Berdasarkan analisa data, diperoleh nilai pretest, postest, dan gain kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t pihak kanan. Untuk uji hipotesis I diperoleh thitung > ttabel, yakni 6,258 > 1,670 maka Ha diterima artinya peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah. Peningkatan hasil belajar (gain) dari kelas eksperimen sebesar 59%, sedangkan pada kelas kontrol 7%. Pada uji hipotesis II diperoleh thitung > ttabel, yakni 8,722 > 1,670 maka Ha diterima artinya peningkatan keaktifan siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah pada materi Stoikiometri di kelas X SMA Negeri 20 Medan. Untuk peningkatan keaktifan belajar dari kelas eksperimen 71% dan pada kelas kontrol 52%.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T Tuhan Yang Maha

Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan

hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada

Materi Stoikiometri”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada : Bapak Rektor Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta civitas

akademik Universitas Negeri Medan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan

proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

diberikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Drs. Jamalum

Purba, M.Si dan Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar Maulim

Silitonga, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S. Si., M.Si, sebagai Ketua Jurusan

Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si, sebagai Ketua Prodi Jusrusan Kimia dan

kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA

UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda tercinta Sri

Herawati, dan Ayahanda tercinta Herijanto yang selalu menjadi inspirasi hidup

penulis, dan memberikan seluruh waktu, tenaga, dan moriil sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan sampai saat ini. Terima kasih juga penulis sampaikan

(5)

v

dan Nabillah Azzahra, serta sepupu-sepupu Yulisa Ardiani Dwiyana, dan Rusdi

Ihsani. Ibu Desmalasari dan keluarga besar yang senantiasa sharing kepada

penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu sekali lagi penulis ucapkan

terimakasih.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat para

sahabat Serafika Panjaitan, Aldes Jumiana Sari, Anastasia Pratiwi, Nursinta Dewi,

Gloria Febrine Valentine, Sophia Asih Sitompul yang selalu mendukung penulis

dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga kepada sahabat seperjuangan

yakni Novia Nita, Maya Sari Harahap, Irma Sariani, Lenora Oktavia Simbolon,

Mariana Sinaga, Eva Pratiwi Rajagukguk, Anggi Paramita Siagian, Tiara Dewi

Sibarani, Ramadhan Syahputra, dan teman satu Pembimbing skripsi yang paling

setia menunggu penulis pada saat pengerjaan skripsi Ramazona Nababan serta

teman-teman Kimia Dik A 2012 yang selalu ada buat penulis selama masa studi di

jurusan Kimia UNIMED. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

teman-teman PPL (Novita Sari Lubis, Juhairiah Utari Siregar, Zul Afdila Yufa). Tidak

lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Fadli Bajili Pratama yang

selalu memberikan semangat, motivasi serta memberikan waktu bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya kasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan

Riwayat Hidup

Abstrak

Kata Pengantar

i

ii

iii

iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Model Pembelajaran 10

2.1.1. Model Problem Based Learning 11

2.1.2. Karakteristik Problem Based Learning 12

2.1.3. Ciri-ciri Problem Based Learning 12

2.1.4. Sintaks Problem Based Learning 13

2.1.5. Langkah-langkah Problem Based Learning 14

2.1.6. Manfaat Problem Based Learning 16

(7)

vii

2.1.8. Kekurangan Problem Based Learning 17

2.2. Hakikat Media Pembelajaran 18

2.2.1. Fungsi Media Pembelajaran 18

2.2.2. Jenis-jenis Media Yang Dapat Digunakan 19

2.2.3. Media Animasi 20

2.2.3.1. Langkah-langkah Pembelajaran Animasi 20

2.2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan media Animasi 21

2.3. Hakikat Belajar Kimia 21

2.3.1. Hakikat hasil Belajar Siswa 22

2.3.2. Hakikat keaktifan Belajar Siswa 23

2.3.2.1. Komponen-komponen keaktifan Belajar Siswa 24

2.3.2.2. Aspek-aspek keaktifan Belajar Siswa 25

2.3.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa 25

2.4. Stoikiometri 27

2.4.1. Massa Atom Relatif (Ar) Dan Massa Molekul Relatif (Mr) 28

2.4.2. Persamaan Reaksi 28

2.4.3. Hukum-Hukum Dasar Kimia 31

2.5. Kerangka Konseptual 34

2.6. Hipotesis Penelitian 35

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.1.1. Lokasi Penelitian 36

3.1.2. Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi dan Sampel 36

3.2.1. Populasi Penelitian 36

3.2.2. Sampel Penelitian 36

3.3. Variabel Penelitian 36

3.4. Instrumen Penelitian 37

(8)

viii

3.4.2. Instrumen Non Tes 42

3.5. Rancangan Penelitian 44

3.6. Prosedur Penelitian 45

3.7. Teknik Analisis Data 48

3.7.1. Uji Normalitas 48

3.7.2. Uji Homogenitas 48

3.7.3. Uji Hipotesis 48

3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 50

3.7.5. Penilaian Instrumen Non Tes 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 52

4.1.1. Instrumen Tes 52

4.1.1.1. Validitas Tes 52

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran 53

4.1.1.2. Daya Pembeda Tes 54

4.1.1.3. Reliabilitas Tes 55

4.1.2. Instrumen Non Tes 56

4.2. Analisis Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian 57

4.2.1. Hasil Belajar 57

4.2.1.1. Data Peningkatan Hasil Belajar 59

4.2.1.2. Uji Normalitas Hasil Belajar 60

4.2.1.3. Uji Homogenitas Hasil Belajar 62

4.2.1.4. Uji Hipotesis 1 63

4.2.2. Keaktifan Siswa 65

4.2.2.1. Data Peningkatan Keaktifan Siswa 67

4.2.2.2. Uji Normalitas 72

4.2.2.3. Uji Homogenitas 73

(9)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77

Kesimpulan

Saran

77

77

(10)

x

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 47

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest 59

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 60

Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-Rata Keaktifan Siswa 66

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Grafik rata-rata kenaikan indikator visual

67 68 Gambar 4.6 Grafik rata-rata kenaikan indikator bertanya 68 Gambar 4.7 Grafik rata-rata kenaikan indikator mengemukakan

Pendapat

69

(11)

xi

Daftar Tabel

(12)

xii

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Silabus 82

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

86

Lampiran 3 Kisi-kisi instrumen tes 117

Lampiran 4 Instrumen tes sebelum validasi 126

Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen tes 133

Lampiran 6 Validasi 134

Lampiran 7 Perhitungan Validasi 135

Lampiran 8 Tingkat Kesukaran 137

Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran 138

Lampiran 10 Daya Pembeda 140

Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembeda 141

Lampiran 12 Reliabilitas 143

Lampiran 13 Perhitungan reliabilitas 144

Lampiran 14 RekapitulasiAnalisis Instrumen 146

Lampiran 15 Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 147

Lampiran 16 Instrumen Tes Setelah Validasi 153

Lampiran 17 Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Valid

156

Lampiran 18 Kisi-kisi Instrumen Non Tes 157

Lampiran 19 Lembar analisis masalah 159

Lampiran 20 Lembar Observasi Keaktifan 165

Lampiran 21 Data Hasil Tes Siswa 166

Lampiran 22 Uji Normalitas 168

Lampiran 23 Uji Homogenitas 172

Lampiran 24 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 175

Lampiran 25 Uji Normalitas Gain 178

Lampiran 26 Uji Homogenitas Gain 180

Lampiran 27 Uji Hipotesis- 1 182

Lampiran 28 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 184

Lampiran 29 Standar Deviasi Gain 185

(13)

xiii

Lampiran 32 Uji Normalitas 204

Lampiran 33 Uji Homogenitas 208

Lampiran 34 Peningkatan Keaktifan Belajar (Gain) 210

Lampiran 35 Uji Normalitas Gain 213

Lampiran 36 Uji Homogenitas Gain 215

Lampiran 37 Persentase Peningkatan Keaktifan Belajar 217

Lampiran 38 Uji Hipotesis - 2 218

Lampiran 39 Standar Deviasi Gain 220

Lampiran 40 Tabel Nilai r-product moment 221

Lampiran 41 Nilai-nilai Chi Kuadrat 222

Lampiran 42 Daftar Nilai Persentil Distribusi F 223

Lampiran 43 Media 224

Lampiran 44 Lampiran 45

Dokumentasi

Jadwal Kegiatan Penelitian

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan

manusia karena dengan pendidikan akan membentuk manusia yang berkualitas

dan berpotensi tinggi. Pendidikan berfungsi sebagai wadah untuk berlatih dan

mewujudkan cita-cita sebagai proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, sehingga mampu membuat

peserta didik lebih kritis dalam berpikir (Prasetyaningrum, 2013).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19

tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1 yang

menyatakan bahwa "Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik". Oleh karena itu, guru harus mampu merancang dan

membuat proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa tidak

merasa bosan dan termotivasi untuk belajar (Gustiani, 2011). Proses pembelajaran

khususnya kimia lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif,

dengan cara tidak menunjukkan sikap pasif di dalam kelas maupun diluar kelas

(Haryati, dkk., 2013).

Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, dapat dilihat dari

beberapa indikator. Pertama, peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human

Development Index) Indonesia meliputi peringkat pencapaian pendidikan,

kesehatan, dan penghasilan per kepala berada di urutan 124 dari 183 negara yang

ada di dunia. Kedua, Kementrian Pendidikan Nasional melaporkan bahwa dari

146.052 SD di Indonesia, hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam

kategori The Primary Years Programme dan dari 20.918 SMP, hanya 8 sekolah

(15)

2

serta dari 8.036 SMA, hanya 7 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam

kategori The Diploma Programme. Ketiga, dibandingkan dengan negara Asia lain,

menurut survei Political and Economic Risk Consultant, kualitas pendidikan di

Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara. Keempat, The World

Economic Forum Swedia Report menyatakan bahwa Indonesia memiliki daya

saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang

disurvei (Sujarwo, 2015).

Kualitas pendidikan yang rendah tercermin dari hasil belajar siswa di

sekolah yang rendah pula. Masalah utama pembelajaran yang masih banyak

ditemui adalah tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Menurut

Wasonowati, dkk (2014) hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam

hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), terutama untuk mata

pelajaran MIPA termasuk didalamnya Kimia. Dari pengalaman peneliti selama

mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA

Persiapan Stabat, nilai tugas harian siswa masih rendah pada pokok bahasan

struktur atom dengan nilai rata-rata 75, termokimia 65 dan laju reaksi 68.

Sementara pada materi Stoikiometri nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah

68. Padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi siswa

adalah 75. Sementara itu pada nilai Ujian Tengah Semester (UTS) diperoleh nilai

terendah siswa yaitu 40, tertinggi 90 dan nilai rata-rata 73,5. Sehinga dari nilai

UTS tersebut hanya beberapa nilai yang memenuhi KKM.

Sementara itu dari informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi di

SMA Negeri 20 Medan bahwa mata pelajaran kimia kelas X memiliki KKM yang harus dipenuhi oleh siswa adalah ≥ 68 yang ditentukan oleh sekolah sebagai standar ketuntasan belajar. Sedangkan pada materi Stoikiometri, persentase

ketercapaian siswa yang mencapai KKM pada ulangan harian adalah sebesar 60%.

Materi yang diberikan dalam stoikiometri meliputi massa atom relatif,

persamaan kimia, dan hukum-hukum dasar kimia yang meliputi hukum kekekalan

massa, hhukum perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan, hukum

perbandingan voulme Gay-Lussac, dan hukum Avogadro. Seluruh sub materi

(16)

3

tertanam dengna kuat, maka siswa cenderung akan mengalami kesulitan dengan

konsep selanjutnya. Kurang kuatnya konsep inilah yang diindikasikan sebagai

penyebab lemahnya pemahaman siswa mengenai hukum dasar kimia.

Berdasarkan hasil diskusi dengan siswa dan guru kimia di SMA Negeri

20 Medan, diketahui permasalahan yang terjadi dan dihadapi dalam kegiatan

belajar pada materi stoikiometri. Beberapa permasalahan tersebut adalah 1)

Penyajian materi masih sering dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi

dengan menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran. 2)keterlibatan siswa yang

masih rendah dalam kegiatan belajar, dimana siswa hanya mencatat dan

mendengarkan guru. 3) kurangnya referensi dan sumber belajar yang baik bagi

siswa. 4) kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan belajar karena kegiatan yang

berlangsung terkesan monoton dan membosankan. 5) konsep-konsep yang

tertanam dalam diri siswa lemh, karena mereka cenderung hanya menghafal

konsep tanpa memahami. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan

tindakan untuk memperbaiki kualitas dari proses dan hasil belajar tersebut yaitu

dengan penerapan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

materi dan kondisi siswa. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik memilih

materi Stoikiometri dalam penelitian ini.

Rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya

proses pembelajaran dengan metode ceramah. Pada pembelajaran ini suasana

kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Masalah ini

banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu,

perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk

memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan

sehari-hari (Trianto, 2011).

Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan dan diadopsi

untuk menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran adalah penerapan model

Problem Based Learning (PBL). PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran

dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis

atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks

(17)

4

hukum-hukum dasar kimia untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih

bermakna kepada siswa dengan melaksanakan fase yang sistematis dan tidak

loncat-loncat, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan

baik. Keberhasilan model PBL ini didukung oleh keaktifan siswa dalam

membangun konsep, sedangkan guru juga dituntut untuk miliki keahlian dalam

membimbing serta memfasilitasi kegiatan belajar siswa dengan baik

(Wasonowati, dkk., 2014).

Model PBL mempunyai beberapa kelebihan, antara lainsiswa ditantang

untuk dapat meynelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga seluruh kemampuan

siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat berkembang delama proses

pembelajaran. Di samping itu, siswa dilatih untuk berpikir secara

kritis-analisis-sistematis-logis (Yusof, dkk., 2010)

PBL memfokuskan pada perubahan agar membuat siswa berfikir secara

riil. PBL tidak hanya proses pemecahan masalah, tetapi juga sebuah sebuah

pedagogik yang berdasarkan konstruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang

di desain belajar dengan lingkungan sekitarnya, dimana ada proses penemuan

(inkuiri), belajar pemrosesan informasi, diskusi, dan kolaborasi antar kelompok

untuk memecahkan masalah tersebut (Dewi, dkk., 2013). PBL memiliki sejumlah

karakteristik yaitu : (1) pembelajaran bersifat Student Centered (2) pembelajaran

dalam kelompok-kelompok kecil (3) guru berperan sebagai fasiliator (4) masalah

menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan

problem solving (5) informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self

direct learning) (Sumarji, 2009).

Model PBL telah diterapkan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Rudi

dan Ibrahim (2013) telah melakukan penelitian dengan menggunakan model ini.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan media berbasis

multimedia melalui penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar

kimia siswa pada pokok bahasan larutan penyangga di SMA, dimana dari analisis

data hasil penelitian, pemberian tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa pada

siklus I masih tergolong rendah, dimana yang memperoleh kategori baik hanya

(18)

5

mengalami peningkatan sebesar 87,5% dan rata-rata kelas sebesar 86,58% dengan

kategori baik sebesar 50% dan 12 orang tergolong kategori sangat baik 25%.

Selanjutnya Hasanah, dkk, (2015) juga melakukan penelitian penerapan

model PBL. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa dari 70,29% menjadi 89,19%, dan prestasi

belajar pada aspek kognitif dari 72,97% menjadi 86,48% pada materi pokok

kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa.

Ariyanti, dkk (2015) melakukan penelitian penerapan PBL pada materi

stoikiometri dan menunjukkan kenaikan rata-rata nilai akhir keaktifan siswa dari

73,65% menjadi 74,40%. Sedangkan kenaikan prestasi belajar siswa meningkat

dari 87,98% menjadi 90,34%.

Selain model pembelajaran, perlu juga digunakan media pembelajaran

yang inovatif guna menambah semangat belajar siswa dan mempermudah siswa

dalam mengamati dan mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Karna

pada umumnya guru masih menhajar menggunakan metode ceramah saja tanpa

menggunakan media pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan.

Pembelajaran dengan media audio-visual dapat menyampaikan informasi

secara menyeluruh kepada siswa meskipun gaya belajar siswa beragam. Media

audio-visual melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses

atau kegiatan, sehingga siswa yang memiliki gaya belajar auditif dapat

rangsangan auditif, dan siswa yang memiliki gaya belajar visual akan dapat

rangsangan visual. (Nurhayati, 2014) Fungsi lain dari video animasi adalah dapat

menarik minat, perhatian siswa, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan

seperti di kehidupan nyata, sehingga siswa tidak cepat lupa dengan materinya

(Putri, 2012).

Media animasi telah diterapkan oleh beberapa peneliti sebelumnya.

Wiwit, dkk (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan media animasi,

diperoleh hasil belajar berupa nilai rata-rata pada pertemuan 1 yaitu 80,25

sedangkan pada pertemuan ke 2 didapatkan nilai rata-rata 87,43. Pada kelas

kontrol diperoleh hasil belajar berupa nilai rata-rata 74,73. Berdasarkan hasil

(19)

6

media animasi ditunjukkan respon positif siswa 69,2% dan respon netral 30,8%

siswa tanpa ada yang merespon negatif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

menyukai pembelajaran yang telah diterapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas beberapa peneliti telah melakukan

penelitan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) dan animasi. Ratna Posidah Tri Wasonowati, dkk (2014) telah

melakukan penelitian yang berjudul "Pembelajaran Problem Based Learning

pada pembelajaran Hukum-Hukum DasarKimia ditinjau dari aktivitas dan hasil

belajar siswa pada kelas X IPA pada sekolah SMA Negri 2 Surakarta" berhasil

meningkatkan keaktifan belajar siswa sebesar 81,25%, dan meningkatkan hasil

belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan

model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013

dikategorikan baik dengan rata-rata nilai berturut-turut adalah 81, 83, dan 79. hasil

belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan

model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan persentase siswa

penerapan kurikulum 2013 berturut-turut adalah 78%, 81,24%, dan 78,13%.

Selanjutnya Nurhayati (2014) melakukan penelitian berbasis media

animasi. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara siswa yang diajar menggunakan video animasi dengan siswa yang

diajar tanpa menggunakan video animasi. Pembelajaran menggunakan video

animasi memberikan pengaruh sebesar 27,34% terhadap peningkatan hasil belajar

siswa kelas XI SMA Negeri 5 Pontianak.

Berdasarkan uraian di atas penerapan model PBL dengan media animasi

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia dan keaktifan siswa. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan

(20)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang

menjadi identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

2. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif.

3. Pembelajaran yang masih bersifat monoton sehingga siswa merasa bosan

saat belajar kimia.

4. Guru kurang bervariasi menggunakan media dan metode pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi batasan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X, dalam pelajaran kimia pada

materi pokok Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr),

Persamaan reaksi, Hukum dasar kimia.

2. Sekolah yang akan diteliti adalah SMAN 20 Medan

3. Hasil Belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom C1 – C4

4. Media pembelajaran dibatasi pada kelas eksperimen menggunakan media

animasi komputer sedangkan pada kelas kontrol tanpa media animasi

komputer.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka yang

menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

PBL menggunakan media animasi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa

yang mendapat pembelajaran model konvensional?

2. Apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model

PBL menggunakan media animasi lebih tinggi daripada keaktifan siswa

(21)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat

pembelajaran model PBL menggunakan media animasi lebih tinggi

daripada hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

konvensional.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat

pembelajaran model PBL menggunakan media animasi lebih tinggi

daripada keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model

konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Guru; hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau

wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan

model PBL menggunakan media animasi.

2. Bagi Siswa; penelitian ini diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa

dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta melatih siswa untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga siswa menjadi termotivasi

selama pembelajaran.

3. Bagi sekolah; penelitian ini dapat memberikan peran untuk perbaikan

kondisi pembelajaran kimia dan untuk menerapkan metode pembelajaran

yang lebih baik di SMA Negeri 20 Medan.

4. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya; sebagai bahan informasi bagi

peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian yang lebih

(22)

9

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka

dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:

1. Media animasi merupakan merupakan sebuah bentuk media sebagai

interaksi antara guru dan siswa melalui gambar-gambar yang bergerak dan

mirip dengan keadaan sebenarnya (Harsono, dkk., 2009).

2. PBL adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk aktif

dan bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah yang

diimplementasikan dalam dunia nyata atau kasus yang nyata (Graaff, 2003)

3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam memahami bahan ajar

di sekolah yang dinyatakan dalam skor dari hasil tes. Hasil yang diperoleh

berupa kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai

keaktifan dalam belajar (Djamarah, 2006).

4. Keaktifan artinya kegiata. Meliputi keaktifan mental (memikirkan jawaban,

merenungkan, membayangkan, merasakan) dan keaktifan fisik (melakukan

latihan, menjawab pertanyaan, mengarang menulis, dan mengerjakan tugas)

(Gafur, 2012).

(23)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

Problem Based Learning menggunakan Media Animasi lebih tinggi

daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran

model konvensional pada materi Stoikiometri.

2. Peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model Problem

Based Learning menggunakan Media Animasi lebih tinggi daripada

peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

konvensional pada materi Stoikiometri.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model

PBL yang dikombinasikan menggunakan Media Animasi sebagai model

dan media alternatif, karena model dan media ini telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa,

diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model

PBL yang dikombinasikan menggunakan Media Animasi sebagai model

dan media alternative, karena model dan media ini telah terbukti dapat

meningkatkan keaktifan siswa.

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian

lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti

motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun

(24)

78

Daftar Pustaka

Akinoglu, O., dan Tandogan, R.O., (2007), The Effect of Problem Based Active Learning of Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathemathics, science & Technology Education 3 (1) : 71-81

Amir, M, T., (2009), Inovasi Pembelajaran Melalui Problem Based Learning, Jakarta : Predana Media Group

Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based

Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan

Dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di Sma N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (3) : 1-9

Assriyanto, E.K., Sukadjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di Sma N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (3) : 89-97

Aunurrahman., (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta : Erlangga

Dewi, R.S., Haryono., dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Peajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2 (1) : 15-20

Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.

Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta

Graaff, E., and Kolmos, A., (2003), Characteristics of Problem-Based Learning, Int. J. Engng Ed, 19 (5) : 657-662

Gunantara, Gd., Suarjana, Md., Riastini, Nanci., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa kelas V, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2 (1) : 1-10

Gustiani, S., Fadiawati, N., Rosilawati, I., dan Kadaritna, N., (2011), Pengembangan Media Animasi Berbasis Representasi Kimia pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (3) : 1-10

(25)

79

Harsono, B., Soesanto., dan Samsudi., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem, Jurnal PTM 9 (2) : 71-79

Hasanah, U., Martini, K.S., dan Saputro, A.N.C., (2015), Penerapan Metode Problem Solving Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas Xi Ipa 4 Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 4 (1) : 66-73

Ibrahim, R., dan S, N.S., (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Irawan, R., (2014), Pengaruh Media Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Kimia Siswa Yang Di Belajarkan Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Jansson, Stina., Hanna, Sodersstrom., Patrik, Anderson, dan Malin, Nording., (2015), Implementation Of Problem Based Learning in Environmental Chemistry, Journal of Chemical Education 92 : 2080-2086

Justiana, S., Muchtaridi., (2009), Kimia 1, Yudhistira, Jakarta Kusnandar.,(2007), Guru Profesional, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Krajcik, J. S., et all., (1998), Inquiry in Problem-Based Learning Science Classrooms: Initial Attempts by Middle School Students, University Of Michigan: The Journal Of The Learning Sciences 7 : 313-350

Nurhayati, S., (2014), Pengaruh Video-Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kelad XI SMAN5 Pontianak Pada Materi Kesetimbangan Kimia, Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Tanjung Pura.

Prasetyaningrum, D., Martini, K.S., dan Susilowati, E., (2013), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Kartu Soal Dan Roda Impian Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrokarbon Kelas X Di SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 2(3) : 122-129

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2013), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3) :40-48.

Purba, M., (2007), Kimia Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta

Putri, N., (2012), Efektifitas Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah Pada Pembelajaran Ips Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SDLB 20 Kota Solok, Jurnal ilmiah Pendidikan Khusus 1 (3) : 318-328

Riandie, Riky., (2015), Latihan Hukum Dasar Kimia.,

https://youtube/3XMbIHKQ6WY ,diakses tanggal 09 April 2016

Riandie, Riky., (2015), Hukum Dasar Kimia Lavoiser.,

(26)

80

Riandie, Riky., (2015), Hukum Dasar Kimia Dalton., https://youtube/egtH3UGySk ,diakses tanggal 09 April 2016

Rudi, L., dan Ibrahim, L.O., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Kendari, MIPMIPA 12(2) : 127-136

Rusman., (2011), Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED, Medan.

Stormadi, J., (2013), Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Model Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, PGSD FKIP Universitas Tanjung Pura

Sudjana, N., (2001), Penelitian Hasil Belajar Mengajar Cetakan Ketujuh, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.

Sujarwo, (2015), Pendidikan Di Indonesia Memprihatinkan, http://journal.uny. ac.id/index.php/wuny/article/download/3528/pdf, Akses Januari 2016 Sumarji., (2009), Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu Statistika dan Tegangan Di SMK, Teknologi dan Kejuruan 32(2) : 129-140

Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wasonowati, R.R.T., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

Williams, D.P., Bird, T., and Davies, D.L., (2013), Multimedia Resources for Teaching Chemistry, Community Direction The Higher Education Academy Journal 9(1): 18-23

(27)

81

(28)

ii

RIWAYAT HIDUP

Dwi Apryanda dilahirkan di P. Siantar pada tanggal 4 April 1995. Ayah

bernama Herijanto dan Ibu bernama Sri Herawati, dan merupakan anak kedua dari

empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Sultan Agung P. Siantar,

dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP

Dr. Wahidin Sudirohusodo MEDAN dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada

tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo

MEDAN dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis mengikuti Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Tertulis dan diterima

di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada masa perkuliahan

semester V menjadi asisten Praktikum Kimia Umum I dengan Dosen Ibu Nora

Susanti Apt, M.Sc Dikelas Fisika Reg. A 2014. Selama masa perkuliahan penulis

juga mengajar sebagai Tentor di salah satu Bimbingan Belajar pada semester V

Gambar

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Tabel 2.2 Tabel Perbandingan Tetap Massa Unsur
Tabel Nilai r-product moment Nilai-nilai Chi Kuadrat Daftar Nilai Persentil Distribusi F

Referensi

Dokumen terkait

ANALISA PENGARUH BIAYA KEAGENAN, RESIKO PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN.. PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

Langkah pengerjaan proyek akhir ini adalah perancangan dan pembuatan alat stamping dengan tiga silinder yang melakukan gerakan pendorong,stamping dan pembuang

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Kamis tangal 5 Agustus

Bagi pimpinan perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan memberdayakan peranan sumber daya manusia yang ada dalam

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Sartini (2009) yang mengungkapkan bahwa nilai budaya yang diajarkan oleh generasi sebelumnya baik secara sadar atau

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTIL DAN PT. SOLO MULTIPACK SURAKARTA. Yang ditulis oleh :..

- Tersedianya Akses Internet Dedicated Internasional dan Domestik Fiber Optic dari Penyedia II 40 Mbps. - Tersedianya ASN dan IP Public 1.024

Limbah organik yang dihasilkan dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) adalah berupa darah, sisa lemak, tinja, isi rumen dan air sisa proses produksi dengan kandungan protein, lemak,