JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI
Oleh:
Dwi Apryanda NIM. 4123131022
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
iii
Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa
Pada Materi Stoikiometri
Dwi Apryanda (4123131022)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa antara model Problem Based Learning menggunakan media animasi dengan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan yang berjumlah 3 kelas. Sampel yang digunakan diambil secara purposif sampling sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi dan yang satu sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan model konvensional. Masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes yang dipersiapkan berupa soal pilihan berganda sebanyak 40 soal, selanjutnya instrumen tes diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Instrumen tes yang dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebanyak 20 soal dengan reliabilitas 0,854. Untuk mengukur keaktifan belajar siswa digunakan Instrumen non tes berupa lembar observasi keaktifan siswa yang telah divalidkan. Berdasarkan analisa data, diperoleh nilai pretest, postest, dan gain kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t pihak kanan. Untuk uji hipotesis I diperoleh thitung > ttabel, yakni 6,258 > 1,670 maka Ha diterima artinya peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah. Peningkatan hasil belajar (gain) dari kelas eksperimen sebesar 59%, sedangkan pada kelas kontrol 7%. Pada uji hipotesis II diperoleh thitung > ttabel, yakni 8,722 > 1,670 maka Ha diterima artinya peningkatan keaktifan siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah pada materi Stoikiometri di kelas X SMA Negeri 20 Medan. Untuk peningkatan keaktifan belajar dari kelas eksperimen 71% dan pada kelas kontrol 52%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan
hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada
Materi Stoikiometri”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada : Bapak Rektor Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta civitas
akademik Universitas Negeri Medan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
diberikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Drs. Jamalum
Purba, M.Si dan Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar Maulim
Silitonga, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S. Si., M.Si, sebagai Ketua Jurusan
Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si, sebagai Ketua Prodi Jusrusan Kimia dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda tercinta Sri
Herawati, dan Ayahanda tercinta Herijanto yang selalu menjadi inspirasi hidup
penulis, dan memberikan seluruh waktu, tenaga, dan moriil sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan sampai saat ini. Terima kasih juga penulis sampaikan
v
dan Nabillah Azzahra, serta sepupu-sepupu Yulisa Ardiani Dwiyana, dan Rusdi
Ihsani. Ibu Desmalasari dan keluarga besar yang senantiasa sharing kepada
penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu sekali lagi penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat para
sahabat Serafika Panjaitan, Aldes Jumiana Sari, Anastasia Pratiwi, Nursinta Dewi,
Gloria Febrine Valentine, Sophia Asih Sitompul yang selalu mendukung penulis
dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga kepada sahabat seperjuangan
yakni Novia Nita, Maya Sari Harahap, Irma Sariani, Lenora Oktavia Simbolon,
Mariana Sinaga, Eva Pratiwi Rajagukguk, Anggi Paramita Siagian, Tiara Dewi
Sibarani, Ramadhan Syahputra, dan teman satu Pembimbing skripsi yang paling
setia menunggu penulis pada saat pengerjaan skripsi Ramazona Nababan serta
teman-teman Kimia Dik A 2012 yang selalu ada buat penulis selama masa studi di
jurusan Kimia UNIMED. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman PPL (Novita Sari Lubis, Juhairiah Utari Siregar, Zul Afdila Yufa). Tidak
lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Fadli Bajili Pratama yang
selalu memberikan semangat, motivasi serta memberikan waktu bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya kasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
i
ii
iii
iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
1.7. Defenisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Model Pembelajaran 10
2.1.1. Model Problem Based Learning 11
2.1.2. Karakteristik Problem Based Learning 12
2.1.3. Ciri-ciri Problem Based Learning 12
2.1.4. Sintaks Problem Based Learning 13
2.1.5. Langkah-langkah Problem Based Learning 14
2.1.6. Manfaat Problem Based Learning 16
vii
2.1.8. Kekurangan Problem Based Learning 17
2.2. Hakikat Media Pembelajaran 18
2.2.1. Fungsi Media Pembelajaran 18
2.2.2. Jenis-jenis Media Yang Dapat Digunakan 19
2.2.3. Media Animasi 20
2.2.3.1. Langkah-langkah Pembelajaran Animasi 20
2.2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan media Animasi 21
2.3. Hakikat Belajar Kimia 21
2.3.1. Hakikat hasil Belajar Siswa 22
2.3.2. Hakikat keaktifan Belajar Siswa 23
2.3.2.1. Komponen-komponen keaktifan Belajar Siswa 24
2.3.2.2. Aspek-aspek keaktifan Belajar Siswa 25
2.3.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa 25
2.4. Stoikiometri 27
2.4.1. Massa Atom Relatif (Ar) Dan Massa Molekul Relatif (Mr) 28
2.4.2. Persamaan Reaksi 28
2.4.3. Hukum-Hukum Dasar Kimia 31
2.5. Kerangka Konseptual 34
2.6. Hipotesis Penelitian 35
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36
3.1.1. Lokasi Penelitian 36
3.1.2. Waktu Penelitian 36
3.2. Populasi dan Sampel 36
3.2.1. Populasi Penelitian 36
3.2.2. Sampel Penelitian 36
3.3. Variabel Penelitian 36
3.4. Instrumen Penelitian 37
viii
3.4.2. Instrumen Non Tes 42
3.5. Rancangan Penelitian 44
3.6. Prosedur Penelitian 45
3.7. Teknik Analisis Data 48
3.7.1. Uji Normalitas 48
3.7.2. Uji Homogenitas 48
3.7.3. Uji Hipotesis 48
3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 50
3.7.5. Penilaian Instrumen Non Tes 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 52
4.1.1. Instrumen Tes 52
4.1.1.1. Validitas Tes 52
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran 53
4.1.1.2. Daya Pembeda Tes 54
4.1.1.3. Reliabilitas Tes 55
4.1.2. Instrumen Non Tes 56
4.2. Analisis Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian 57
4.2.1. Hasil Belajar 57
4.2.1.1. Data Peningkatan Hasil Belajar 59
4.2.1.2. Uji Normalitas Hasil Belajar 60
4.2.1.3. Uji Homogenitas Hasil Belajar 62
4.2.1.4. Uji Hipotesis 1 63
4.2.2. Keaktifan Siswa 65
4.2.2.1. Data Peningkatan Keaktifan Siswa 67
4.2.2.2. Uji Normalitas 72
4.2.2.3. Uji Homogenitas 73
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77
Kesimpulan
Saran
77
77
x
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 47
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest 59
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 60
Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-Rata Keaktifan Siswa 66
Gambar 4.4 Gambar 4.5
Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Grafik rata-rata kenaikan indikator visual
67 68 Gambar 4.6 Grafik rata-rata kenaikan indikator bertanya 68 Gambar 4.7 Grafik rata-rata kenaikan indikator mengemukakan
Pendapat
69
xi
Daftar Tabel
xii
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Silabus 82
Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
86
Lampiran 3 Kisi-kisi instrumen tes 117
Lampiran 4 Instrumen tes sebelum validasi 126
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen tes 133
Lampiran 6 Validasi 134
Lampiran 7 Perhitungan Validasi 135
Lampiran 8 Tingkat Kesukaran 137
Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran 138
Lampiran 10 Daya Pembeda 140
Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembeda 141
Lampiran 12 Reliabilitas 143
Lampiran 13 Perhitungan reliabilitas 144
Lampiran 14 RekapitulasiAnalisis Instrumen 146
Lampiran 15 Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 147
Lampiran 16 Instrumen Tes Setelah Validasi 153
Lampiran 17 Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Valid
156
Lampiran 18 Kisi-kisi Instrumen Non Tes 157
Lampiran 19 Lembar analisis masalah 159
Lampiran 20 Lembar Observasi Keaktifan 165
Lampiran 21 Data Hasil Tes Siswa 166
Lampiran 22 Uji Normalitas 168
Lampiran 23 Uji Homogenitas 172
Lampiran 24 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 175
Lampiran 25 Uji Normalitas Gain 178
Lampiran 26 Uji Homogenitas Gain 180
Lampiran 27 Uji Hipotesis- 1 182
Lampiran 28 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 184
Lampiran 29 Standar Deviasi Gain 185
xiii
Lampiran 32 Uji Normalitas 204
Lampiran 33 Uji Homogenitas 208
Lampiran 34 Peningkatan Keaktifan Belajar (Gain) 210
Lampiran 35 Uji Normalitas Gain 213
Lampiran 36 Uji Homogenitas Gain 215
Lampiran 37 Persentase Peningkatan Keaktifan Belajar 217
Lampiran 38 Uji Hipotesis - 2 218
Lampiran 39 Standar Deviasi Gain 220
Lampiran 40 Tabel Nilai r-product moment 221
Lampiran 41 Nilai-nilai Chi Kuadrat 222
Lampiran 42 Daftar Nilai Persentil Distribusi F 223
Lampiran 43 Media 224
Lampiran 44 Lampiran 45
Dokumentasi
Jadwal Kegiatan Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan
manusia karena dengan pendidikan akan membentuk manusia yang berkualitas
dan berpotensi tinggi. Pendidikan berfungsi sebagai wadah untuk berlatih dan
mewujudkan cita-cita sebagai proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, sehingga mampu membuat
peserta didik lebih kritis dalam berpikir (Prasetyaningrum, 2013).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1 yang
menyatakan bahwa "Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik". Oleh karena itu, guru harus mampu merancang dan
membuat proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa tidak
merasa bosan dan termotivasi untuk belajar (Gustiani, 2011). Proses pembelajaran
khususnya kimia lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif,
dengan cara tidak menunjukkan sikap pasif di dalam kelas maupun diluar kelas
(Haryati, dkk., 2013).
Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, dapat dilihat dari
beberapa indikator. Pertama, peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human
Development Index) Indonesia meliputi peringkat pencapaian pendidikan,
kesehatan, dan penghasilan per kepala berada di urutan 124 dari 183 negara yang
ada di dunia. Kedua, Kementrian Pendidikan Nasional melaporkan bahwa dari
146.052 SD di Indonesia, hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Primary Years Programme dan dari 20.918 SMP, hanya 8 sekolah
2
serta dari 8.036 SMA, hanya 7 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Diploma Programme. Ketiga, dibandingkan dengan negara Asia lain,
menurut survei Political and Economic Risk Consultant, kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara. Keempat, The World
Economic Forum Swedia Report menyatakan bahwa Indonesia memiliki daya
saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei (Sujarwo, 2015).
Kualitas pendidikan yang rendah tercermin dari hasil belajar siswa di
sekolah yang rendah pula. Masalah utama pembelajaran yang masih banyak
ditemui adalah tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Menurut
Wasonowati, dkk (2014) hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam
hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), terutama untuk mata
pelajaran MIPA termasuk didalamnya Kimia. Dari pengalaman peneliti selama
mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA
Persiapan Stabat, nilai tugas harian siswa masih rendah pada pokok bahasan
struktur atom dengan nilai rata-rata 75, termokimia 65 dan laju reaksi 68.
Sementara pada materi Stoikiometri nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah
68. Padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi siswa
adalah 75. Sementara itu pada nilai Ujian Tengah Semester (UTS) diperoleh nilai
terendah siswa yaitu 40, tertinggi 90 dan nilai rata-rata 73,5. Sehinga dari nilai
UTS tersebut hanya beberapa nilai yang memenuhi KKM.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi di
SMA Negeri 20 Medan bahwa mata pelajaran kimia kelas X memiliki KKM yang harus dipenuhi oleh siswa adalah ≥ 68 yang ditentukan oleh sekolah sebagai standar ketuntasan belajar. Sedangkan pada materi Stoikiometri, persentase
ketercapaian siswa yang mencapai KKM pada ulangan harian adalah sebesar 60%.
Materi yang diberikan dalam stoikiometri meliputi massa atom relatif,
persamaan kimia, dan hukum-hukum dasar kimia yang meliputi hukum kekekalan
massa, hhukum perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan, hukum
perbandingan voulme Gay-Lussac, dan hukum Avogadro. Seluruh sub materi
3
tertanam dengna kuat, maka siswa cenderung akan mengalami kesulitan dengan
konsep selanjutnya. Kurang kuatnya konsep inilah yang diindikasikan sebagai
penyebab lemahnya pemahaman siswa mengenai hukum dasar kimia.
Berdasarkan hasil diskusi dengan siswa dan guru kimia di SMA Negeri
20 Medan, diketahui permasalahan yang terjadi dan dihadapi dalam kegiatan
belajar pada materi stoikiometri. Beberapa permasalahan tersebut adalah 1)
Penyajian materi masih sering dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi
dengan menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran. 2)keterlibatan siswa yang
masih rendah dalam kegiatan belajar, dimana siswa hanya mencatat dan
mendengarkan guru. 3) kurangnya referensi dan sumber belajar yang baik bagi
siswa. 4) kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan belajar karena kegiatan yang
berlangsung terkesan monoton dan membosankan. 5) konsep-konsep yang
tertanam dalam diri siswa lemh, karena mereka cenderung hanya menghafal
konsep tanpa memahami. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan
tindakan untuk memperbaiki kualitas dari proses dan hasil belajar tersebut yaitu
dengan penerapan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi dan kondisi siswa. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik memilih
materi Stoikiometri dalam penelitian ini.
Rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya
proses pembelajaran dengan metode ceramah. Pada pembelajaran ini suasana
kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu,
perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk
memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari (Trianto, 2011).
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan dan diadopsi
untuk menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran adalah penerapan model
Problem Based Learning (PBL). PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran
dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis
atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks
4
hukum-hukum dasar kimia untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih
bermakna kepada siswa dengan melaksanakan fase yang sistematis dan tidak
loncat-loncat, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan
baik. Keberhasilan model PBL ini didukung oleh keaktifan siswa dalam
membangun konsep, sedangkan guru juga dituntut untuk miliki keahlian dalam
membimbing serta memfasilitasi kegiatan belajar siswa dengan baik
(Wasonowati, dkk., 2014).
Model PBL mempunyai beberapa kelebihan, antara lainsiswa ditantang
untuk dapat meynelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga seluruh kemampuan
siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat berkembang delama proses
pembelajaran. Di samping itu, siswa dilatih untuk berpikir secara
kritis-analisis-sistematis-logis (Yusof, dkk., 2010)
PBL memfokuskan pada perubahan agar membuat siswa berfikir secara
riil. PBL tidak hanya proses pemecahan masalah, tetapi juga sebuah sebuah
pedagogik yang berdasarkan konstruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang
di desain belajar dengan lingkungan sekitarnya, dimana ada proses penemuan
(inkuiri), belajar pemrosesan informasi, diskusi, dan kolaborasi antar kelompok
untuk memecahkan masalah tersebut (Dewi, dkk., 2013). PBL memiliki sejumlah
karakteristik yaitu : (1) pembelajaran bersifat Student Centered (2) pembelajaran
dalam kelompok-kelompok kecil (3) guru berperan sebagai fasiliator (4) masalah
menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan
problem solving (5) informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self
direct learning) (Sumarji, 2009).
Model PBL telah diterapkan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Rudi
dan Ibrahim (2013) telah melakukan penelitian dengan menggunakan model ini.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan media berbasis
multimedia melalui penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan larutan penyangga di SMA, dimana dari analisis
data hasil penelitian, pemberian tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa pada
siklus I masih tergolong rendah, dimana yang memperoleh kategori baik hanya
5
mengalami peningkatan sebesar 87,5% dan rata-rata kelas sebesar 86,58% dengan
kategori baik sebesar 50% dan 12 orang tergolong kategori sangat baik 25%.
Selanjutnya Hasanah, dkk, (2015) juga melakukan penelitian penerapan
model PBL. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dari 70,29% menjadi 89,19%, dan prestasi
belajar pada aspek kognitif dari 72,97% menjadi 86,48% pada materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa.
Ariyanti, dkk (2015) melakukan penelitian penerapan PBL pada materi
stoikiometri dan menunjukkan kenaikan rata-rata nilai akhir keaktifan siswa dari
73,65% menjadi 74,40%. Sedangkan kenaikan prestasi belajar siswa meningkat
dari 87,98% menjadi 90,34%.
Selain model pembelajaran, perlu juga digunakan media pembelajaran
yang inovatif guna menambah semangat belajar siswa dan mempermudah siswa
dalam mengamati dan mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Karna
pada umumnya guru masih menhajar menggunakan metode ceramah saja tanpa
menggunakan media pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan.
Pembelajaran dengan media audio-visual dapat menyampaikan informasi
secara menyeluruh kepada siswa meskipun gaya belajar siswa beragam. Media
audio-visual melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan, sehingga siswa yang memiliki gaya belajar auditif dapat
rangsangan auditif, dan siswa yang memiliki gaya belajar visual akan dapat
rangsangan visual. (Nurhayati, 2014) Fungsi lain dari video animasi adalah dapat
menarik minat, perhatian siswa, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan
seperti di kehidupan nyata, sehingga siswa tidak cepat lupa dengan materinya
(Putri, 2012).
Media animasi telah diterapkan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
Wiwit, dkk (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan media animasi,
diperoleh hasil belajar berupa nilai rata-rata pada pertemuan 1 yaitu 80,25
sedangkan pada pertemuan ke 2 didapatkan nilai rata-rata 87,43. Pada kelas
kontrol diperoleh hasil belajar berupa nilai rata-rata 74,73. Berdasarkan hasil
6
media animasi ditunjukkan respon positif siswa 69,2% dan respon netral 30,8%
siswa tanpa ada yang merespon negatif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
menyukai pembelajaran yang telah diterapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas beberapa peneliti telah melakukan
penelitan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) dan animasi. Ratna Posidah Tri Wasonowati, dkk (2014) telah
melakukan penelitian yang berjudul "Pembelajaran Problem Based Learning
pada pembelajaran Hukum-Hukum DasarKimia ditinjau dari aktivitas dan hasil
belajar siswa pada kelas X IPA pada sekolah SMA Negri 2 Surakarta" berhasil
meningkatkan keaktifan belajar siswa sebesar 81,25%, dan meningkatkan hasil
belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan
model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013
dikategorikan baik dengan rata-rata nilai berturut-turut adalah 81, 83, dan 79. hasil
belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan
model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan persentase siswa
penerapan kurikulum 2013 berturut-turut adalah 78%, 81,24%, dan 78,13%.
Selanjutnya Nurhayati (2014) melakukan penelitian berbasis media
animasi. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar antara siswa yang diajar menggunakan video animasi dengan siswa yang
diajar tanpa menggunakan video animasi. Pembelajaran menggunakan video
animasi memberikan pengaruh sebesar 27,34% terhadap peningkatan hasil belajar
siswa kelas XI SMA Negeri 5 Pontianak.
Berdasarkan uraian di atas penerapan model PBL dengan media animasi
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia dan keaktifan siswa. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang
menjadi identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.
2. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif.
3. Pembelajaran yang masih bersifat monoton sehingga siswa merasa bosan
saat belajar kimia.
4. Guru kurang bervariasi menggunakan media dan metode pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X, dalam pelajaran kimia pada
materi pokok Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr),
Persamaan reaksi, Hukum dasar kimia.
2. Sekolah yang akan diteliti adalah SMAN 20 Medan
3. Hasil Belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom C1 – C4
4. Media pembelajaran dibatasi pada kelas eksperimen menggunakan media
animasi komputer sedangkan pada kelas kontrol tanpa media animasi
komputer.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka yang
menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
PBL menggunakan media animasi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa
yang mendapat pembelajaran model konvensional?
2. Apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model
PBL menggunakan media animasi lebih tinggi daripada keaktifan siswa
8
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat
pembelajaran model PBL menggunakan media animasi lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
konvensional.
2. Untuk mengetahui apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat
pembelajaran model PBL menggunakan media animasi lebih tinggi
daripada keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model
konvensional.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Guru; hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau
wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
model PBL menggunakan media animasi.
2. Bagi Siswa; penelitian ini diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa
dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta melatih siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga siswa menjadi termotivasi
selama pembelajaran.
3. Bagi sekolah; penelitian ini dapat memberikan peran untuk perbaikan
kondisi pembelajaran kimia dan untuk menerapkan metode pembelajaran
yang lebih baik di SMA Negeri 20 Medan.
4. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya; sebagai bahan informasi bagi
peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian yang lebih
9
1.7. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:
1. Media animasi merupakan merupakan sebuah bentuk media sebagai
interaksi antara guru dan siswa melalui gambar-gambar yang bergerak dan
mirip dengan keadaan sebenarnya (Harsono, dkk., 2009).
2. PBL adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk aktif
dan bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah yang
diimplementasikan dalam dunia nyata atau kasus yang nyata (Graaff, 2003)
3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam memahami bahan ajar
di sekolah yang dinyatakan dalam skor dari hasil tes. Hasil yang diperoleh
berupa kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
keaktifan dalam belajar (Djamarah, 2006).
4. Keaktifan artinya kegiata. Meliputi keaktifan mental (memikirkan jawaban,
merenungkan, membayangkan, merasakan) dan keaktifan fisik (melakukan
latihan, menjawab pertanyaan, mengarang menulis, dan mengerjakan tugas)
(Gafur, 2012).
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
Problem Based Learning menggunakan Media Animasi lebih tinggi
daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran
model konvensional pada materi Stoikiometri.
2. Peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model Problem
Based Learning menggunakan Media Animasi lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model
konvensional pada materi Stoikiometri.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model
PBL yang dikombinasikan menggunakan Media Animasi sebagai model
dan media alternatif, karena model dan media ini telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model
PBL yang dikombinasikan menggunakan Media Animasi sebagai model
dan media alternative, karena model dan media ini telah terbukti dapat
meningkatkan keaktifan siswa.
3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti
motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun
78
Daftar Pustaka
Akinoglu, O., dan Tandogan, R.O., (2007), The Effect of Problem Based Active Learning of Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathemathics, science & Technology Education 3 (1) : 71-81
Amir, M, T., (2009), Inovasi Pembelajaran Melalui Problem Based Learning, Jakarta : Predana Media Group
Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan
Dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di Sma N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (3) : 1-9
Assriyanto, E.K., Sukadjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di Sma N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (3) : 89-97
Aunurrahman., (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Dewi, R.S., Haryono., dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Peajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2 (1) : 15-20
Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta
Graaff, E., and Kolmos, A., (2003), Characteristics of Problem-Based Learning, Int. J. Engng Ed, 19 (5) : 657-662
Gunantara, Gd., Suarjana, Md., Riastini, Nanci., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa kelas V, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2 (1) : 1-10
Gustiani, S., Fadiawati, N., Rosilawati, I., dan Kadaritna, N., (2011), Pengembangan Media Animasi Berbasis Representasi Kimia pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (3) : 1-10
79
Harsono, B., Soesanto., dan Samsudi., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem, Jurnal PTM 9 (2) : 71-79
Hasanah, U., Martini, K.S., dan Saputro, A.N.C., (2015), Penerapan Metode Problem Solving Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas Xi Ipa 4 Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 4 (1) : 66-73
Ibrahim, R., dan S, N.S., (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Irawan, R., (2014), Pengaruh Media Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Kimia Siswa Yang Di Belajarkan Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Jansson, Stina., Hanna, Sodersstrom., Patrik, Anderson, dan Malin, Nording., (2015), Implementation Of Problem Based Learning in Environmental Chemistry, Journal of Chemical Education 92 : 2080-2086
Justiana, S., Muchtaridi., (2009), Kimia 1, Yudhistira, Jakarta Kusnandar.,(2007), Guru Profesional, PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Krajcik, J. S., et all., (1998), Inquiry in Problem-Based Learning Science Classrooms: Initial Attempts by Middle School Students, University Of Michigan: The Journal Of The Learning Sciences 7 : 313-350
Nurhayati, S., (2014), Pengaruh Video-Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kelad XI SMAN5 Pontianak Pada Materi Kesetimbangan Kimia, Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Tanjung Pura.
Prasetyaningrum, D., Martini, K.S., dan Susilowati, E., (2013), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Kartu Soal Dan Roda Impian Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrokarbon Kelas X Di SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 2(3) : 122-129
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2013), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3) :40-48.
Purba, M., (2007), Kimia Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta
Putri, N., (2012), Efektifitas Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah Pada Pembelajaran Ips Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SDLB 20 Kota Solok, Jurnal ilmiah Pendidikan Khusus 1 (3) : 318-328
Riandie, Riky., (2015), Latihan Hukum Dasar Kimia.,
https://youtube/3XMbIHKQ6WY ,diakses tanggal 09 April 2016
Riandie, Riky., (2015), Hukum Dasar Kimia Lavoiser.,
80
Riandie, Riky., (2015), Hukum Dasar Kimia Dalton., https://youtube/egtH3UGySk ,diakses tanggal 09 April 2016
Rudi, L., dan Ibrahim, L.O., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Kendari, MIPMIPA 12(2) : 127-136
Rusman., (2011), Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED, Medan.
Stormadi, J., (2013), Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Model Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, PGSD FKIP Universitas Tanjung Pura
Sudjana, N., (2001), Penelitian Hasil Belajar Mengajar Cetakan Ketujuh, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.
Sujarwo, (2015), Pendidikan Di Indonesia Memprihatinkan, http://journal.uny. ac.id/index.php/wuny/article/download/3528/pdf, Akses Januari 2016 Sumarji., (2009), Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu Statistika dan Tegangan Di SMK, Teknologi dan Kejuruan 32(2) : 129-140
Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wasonowati, R.R.T., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.
Williams, D.P., Bird, T., and Davies, D.L., (2013), Multimedia Resources for Teaching Chemistry, Community Direction The Higher Education Academy Journal 9(1): 18-23
81
ii
RIWAYAT HIDUP
Dwi Apryanda dilahirkan di P. Siantar pada tanggal 4 April 1995. Ayah
bernama Herijanto dan Ibu bernama Sri Herawati, dan merupakan anak kedua dari
empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Sultan Agung P. Siantar,
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP
Dr. Wahidin Sudirohusodo MEDAN dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada
tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo
MEDAN dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis mengikuti Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Tertulis dan diterima
di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada masa perkuliahan
semester V menjadi asisten Praktikum Kimia Umum I dengan Dosen Ibu Nora
Susanti Apt, M.Sc Dikelas Fisika Reg. A 2014. Selama masa perkuliahan penulis
juga mengajar sebagai Tentor di salah satu Bimbingan Belajar pada semester V