PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA
MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
Hesti Nurmawati
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA
MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP
(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
HESTI NURMAWATI
Gaya belajar merupakan cara terbaik bagi seseorang untuk menyerap dan
mengolah informasi yang diberikan. Gaya belajar siswa termasuk salah satu faktor internal yang mempengaruhi belajar. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Biologi di SMA Perintis 1 Bandar Lampung, diperoleh
informasi bahwa guru belum mengetahui gaya belajar siswa yang bervariasi (visual, auditori dan kinestetik), sehingga metode pengajaran yang digunakan kurang dapat memotivasi siswa dan berdampak pada rendahnya penguasan materi
biologi. Untuk itu diperlukan suatu alternatif berupa pembelajaran dengan melibatkan gaya belajar siswa melalui pemetaan konsep.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh gaya belajar siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 dengan teknikpurposive
sampling.Penelitian ini termasuk dalam jenis quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Data penelitian berupa data kuantitatif yaitu
N-gain, yang diperoleh dari nilai pretes dan postes, serta data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari lembar observasi. Penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia pada tiga kelompok gaya belajar siswa
dianalisis secara statistik menggunakan uji anova satu faktor melalui program SPSS 17. Data aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif dalam bentuk
persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 1 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 7 siswa, auditori 18
siswa dan kinestetik 7 siswa dari jumlah keseluruhan 32 siswa. Penguasaan materi siswa yang memiliki gaya belajar visual berbeda nyata dengan auditori. Namun antara gaya belajar visual dengan kinestetik maupun auditori dengan kinestetik
tidak berbeda nyata. Kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual menghasilkan N-gainpaling tinggi dibandingkan dengan gaya belajar auditori maupun kinestetik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gaya belajar siswa
(visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh nyata terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia.
PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA
MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
Hesti Nurmawati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA
TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA
MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP
(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung TP 2011/2012)
Nama : Hesti Nurmawati
Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024005 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Hj. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ..……….
Sekretaris :Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd...……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ...………....
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hesti Nurmawati
NPM : 0713024005
Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doktor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandar Lampung, Februari 2012
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hesti Nurmawati
NPM : 0713024005
Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doktor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandar Lampung, Februari 2012
vii RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bantul pada tanggal 30 November 1988, yang merupakan
anak pertama dari Bapak Suralip dan Ibu Suciyem.
Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK)
Gula Putih Mataram yang diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Gula Putih Mataram yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Gula Putih Mataram yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat) pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti kegiatan di kampus, yaitu menjadi Generasi Muda FPPI pada tahun 2007, Keluarga Muda Birohmah pada tahun 2007, serta sebagai anggota Divisi Kaderisasi Himasakta Periode
MOTTO
“
Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .
(Qs. Ar-Ra d : 11)
Make your dream, then touch it
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:
Bapak dan ibuku tersayang yang telah membesarkanku, mendidik serta mendo akan
untuk segala kebaikanku. Mohon maaf selama ini telah banyak menyusahkan dan
membuat Bapak dan Ibu kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas
walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan
membuat kalian bangga.
Seluruh keluargaku, terima kasih atas kasih sayang, doa dan perhatiannya untukku.
Tawa, canda dan dukungan kalian adalah semangat bagiku.
SANWACANA
Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui
Pembelajaran Pemetaan Konsep”(Quasi Eksperimen pada Siswa kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Hj. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, arahan dan masukannya
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;
4. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis selama menyusun skripsi;
6. Zainuri, S. Ag. M. M.Pd, selaku Kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung
yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;
7. Sri Purwani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan selama penelitian;
8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;
9. Keluargaku yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat; 10. Teman-temanku di Pendidikan Biologi angkatan 2007, kakak tingkatku
angkatan 2006, 2005 dan 2004, serta adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih banyak untuk persaudaraan, motivasi, dan kritikannya;
11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien.
Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis
SANWACANA
Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui
Pembelajaran Pemetaan Konsep”(Quasi Eksperimen pada Siswa kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Hj. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, arahan dan masukannya
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;
4. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis selama menyusun skripsi;
6. Zainuri, S. Ag. M. M.Pd, selaku Kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung
yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;
7. Sri Purwani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan selama penelitian;
8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;
9. Keluargaku yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat; 10. Teman-temanku di Pendidikan Biologi angkatan 2007, kakak tingkatku
angkatan 2006, 2005 dan 2004, serta adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih banyak untuk persaudaraan, motivasi, dan kritikannya;
11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien.
Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B..Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pemikiran ... 6
G. Hipotesis ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Siswa ... 9
B. Pemetaan Konsep ... 13
C. Penguasaan Materi ... 16
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel ... 19
C. Desain Penelitian ... 20
D. Prosedur Penelitian ... 20
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 23
2. Teknik Pengambilan Data ...24
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat ... 25
2. Pengujian Hipotesis ... 26
3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ...27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
B. Pembahasan ... 37
B. Saran ...48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 53
1. Perangkat Pembelajaran ... 54
2. Data Hasil Penelitian ... 77
3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 80
4. Pembagian Kelompok Gaya Belajar ... 84
5. Foto-Foto Penelitian... ... 85
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 28
2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 29
3. Pengaruh gaya belajar terhadap rata-rata nilaipretest, posttestdan N-Gain... 32
4. Hasil uji normalitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi pada setiap gaya belajar ... 33
5. Hasil uji homogenitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi siswa ... 34
6. Hasil uji anova satu faktor terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain penguasaan materi siswa pada tiga gaya belajar ... 35
7. Hasil uji Tukey terhadap N-gainpenguasaan materi pada tiga kelompok gaya belajar... 36
8. Data aktivitas siswa selama pembelajaran... 37
9. Soal pretes dan postes... 62
10.Rubrik penilaian soal ... 69
11. Nilai pretes, postes, dan N-gain ... 77
12.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar visual... 78
13.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar auditori ... 78
14.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar kinestetik... 79
15.Hasil uji normalitas nilai pretes pada setiap gaya belajar ... 80
16.Hasil uji normalitas nilai postes pada setiap gaya belajar ... 80
18.Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pemikiran ... 8 2. Desain penelitian ... 18 3. Siswa sedang melakukan pretes ... 85 4. Siswa kelompok gaya belajar kinestetik menggunakan torso sebagai media pembelajaran untuk memahami materi ... 85
5. Siswa kelompok kinestetik menggunakan miniatur untuk memahami materi, kemudian membuat peta konsep ... 86
6. Siswa kelompok auditori sedang mendengarkan rekaman suara untuk memahami materi, kemudian membuat peta konsep ... 86
7. Siswa kelompok visual sedang memperhatikan video pembelajaran untuk memahami materi, kemudian membuat peta konsep ... 87 8. Siswa menuliskan peta konsep yang dibuat dan mempresentasikan di
depan kelas ... 87 9. Guru membimbing jalannya diskusi dan membantu menjawab
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diujikan secara nasional bagi siswa SMA jurusan IPA. Ini seharusnya dipersiapkan sejak
awal, bahkan sejak kelas X . Guru hendaknya memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa agar mereka mampu mencapai prestasi
yang maksimal dan memperoleh manfaat bagi kehidupannya pribadi maupun di masyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Dikti, 2003: 2).
Salah satu materi pokok pembelajaran Biologi yang diajarkan di SMA kelas XI IPA adalah Sistem Gerak pada Manusia. Materi ini memiliki karakteristik diantaranya: struktur dan fungsi organ menggunakan bahasa Latin yang sulit
2
karakteristik tersebut, tidak heran jika banyak siswa menganggap materi
pokok Sistem Gerak pada Manusia sulit untuk dikuasai. Guru
mengungkapkan hanya sekitar 40% siswa yang aktif dalam belajar dan sisanya hanya mengobrol, melamun, mengerjakan tugas yang lain, bahkan
mengganggu temannya. Ini berimbas pada nilai rata-rata siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1 Bandar Lampung tahun lalu (2010-2011) pada materi pokok
Sistem Gerak pada Manusia sebesar 61,5. Nilai ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan guru biologi di SMA tersebut yaitu sebesar 65,0.
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab rendahnya penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia diantaranya: 1) belum sesuainya model atau metode pembelajaran yang digunakan guru dengan variasi gaya belajar
siswa; 2) guru tidak mengetahui gaya belajar siswa; 3) siswa kurang termotivasi karena kurangnya keterlibatan dalam pembelajaran sehingga
minat dan aktivitas belajarnya rendah; 4) media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung proses pembelajaran.
Pada dasarnya siswa mampu memahami dan menyerap materi yang diberikan guru. Namun tiap siswa berbeda-beda tingkatannya; ada yang cepat, sedang,
ada pula yang lambat. Oleh karena itu, siswa harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Fenomena
3
pelajaran dengan visualisasi dalam bentuk tulisan, gambar, tabel, diagram,
grafik, peta pikiran, goresan, atau simbol-simbol. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mudah jika pembelajaran dilakukan dalam bentuk cerita, lagu, syair, atau senandung. Sedangkan siswa dengan gaya
belajar kinestetik akan mudah untuk menerima pelajaran yang diiringi dengan aktivitas motorik, seperti dalam konsep penerapan/ percobaan, drama dan
gerak (Gunawan, 2003: 144).
Beberapa studi menunjukkan bahwa terjadi kenaikan prestasi akademik dan peningkatan sikap pebelajar terhadap lingkungan belajar ketika gaya belajar
cocok atau selaras (Dunn and Dunn, 1993: 393). Para peneliti menyimpulkan bahwa kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi
efektivitas belajar (Nasution, 2008: 93). Jika guru bisa memahami perbedaan
gaya belajar setiap siswa dan dapat memandu siswa untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat, maka diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal
bagi siswa. Namun selama ini guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional, misalnya ceramah.
Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Kekurangan metode ini antara lain: (1) guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
guru saja; (2) murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang
4
belajar siswa yang bermacam-macam. Terdapat beberapa model pembelajaran
kooperatif yang langkah-langkahnya kemungkinan dapat memfasilitasi setiap gaya belajar siswa. Salah satunya adalah pembelajaran dengan pemetaan konsep (concept mapping). Pembelajaran pemetaan konsep dilakukan pada
kelompok siwa dengan gaya belajar yang berbeda. Siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan media video pembelajaran Sistem Gerak pada Manusia.
Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan media rekaman suara materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar dengan media torso dan miniatur. Media yang
diberikan disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga dapat membantu mereka memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hapsah (2008) pada siswa kelas XI
IPA di SMA Negeri 1 Mattioro Sompe Kab. Pinrang Sulawesi Selatan, pemetaan konsep terbukti mampu meningkatkan penguasaan materi pokok
Sistem Gerak pada Manusia. Namun belum diketahui gaya belajar manakah yang berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. Oleh sebab itu, dilakukan
penelitian ini yang berjudul”PengaruhGaya Belajar Siswa terhadap
Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui Pembelajaran
Pemetaan Konsep” (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).
B. Rumusan Masalah
5
1. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan
penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep?
2. Manakah gaya belajar siswa yang menghasilkan penguasaan materi paling
tinggi pada materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi
pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. 2. Gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak
pada Manusia yang paling tinggi melalui pembelajaran pemetaan konsep.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Peneliti
Untuk menambah pengalaman dalam penggalian gaya belajar melalui pemetaan konsep.
2. Guru
Dari hasil penelitian ini guru dapat mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar, serta dapat menggunakan pembelajaran yang
6
3. Siswa
Siswa dapat mengetahui gaya belajar mereka dan menggunakan
pembelajaran pemetaan konsep untuk meningkatkan penguasaan materi Sistem Gerak pada Manusia.
4. Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran atau bahan pertimbangan dalam
pembelajaran yang berorientasi pada gaya belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup:
1. Gaya belajar adalah cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk
bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Dalam penelitian ini gaya belajar yang digunakan adalah gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
2. Pembelajaran pemetaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih suatu bacaan mengenai materi ajar yang akan disampaikan. b. Menentukan konsep kunci.
c. Mengurutkan konsep kunci sesuai tingkatan hirarki.
d. Menghubungkan konsep kunci dengan kata penghubung yang tepat sehingga membentuk peta konsep.
7
4. Materi pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak pada Manusia.
5. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran, sering kita dengar siswa yang mengeluh sulit
memahami materi ajar yang diberikan guru di kelas. Sebenarnya bukan mereka yang bermasalah. Setiap siswa mampu memahami materi yang diajarkan guru dengan gaya belajar yang berbeda-beda. Guru diharapkan
dapat memberikan perlakuan yang berbeda pada mereka sesuai gaya
belajarnya sehingga setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dan meningkatkan
penguasaan materinya.
Pemetaan konsep terbukti dapat meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Namun belum diketahui gaya belajar mana yang
paling berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia dengan pembelajaran tersebut. Siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda menerima pelajaran melalui pemetaan konsep. Dengan
membandingkan nilai pretes, postes danN-Gain, dapat diketahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada
Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.
8
Manusia oleh siswa. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
X1
X2 Y
X3
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X : gaya belajar siswa (1=visual; 2=auditori;
3=kinestetik); Y : penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia oleh siswa.
G. Hipotesis
Hipotesis mengandung pengertian suatu pendapat yang kebenarannya masih
harus dibuktikan terlebih dahulu. Berdasarkan latar belakang dan kerangka pikir, maka hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah:
1. Ho= Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi
pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.
H1= Ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. 2. H0= Semua gaya belajar menghasilkan penguasaan materi yang sama pada
materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar Siswa
Pranshnig mendefinisikan gaya belajar sebagai cara manusia mulai
berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru
dan sulit (Aswandi, 2010: 1). Gaya belajar adalah potensi dan preferensi atau kecenderungan yang digunakan seseorang dalam belajar. Misalnya ada
seseorang yang bisa mempelajari sesuatu dengan hanya melihat tulisan atau membuat catatan dari buku. Ada yang harus mendengarkan informasi itu berulang-ulang, ada pula yang harus mempraktekkan secara langsung untuk
memahami suatu materi ajar. Jadi gaya belajar adalah suatu potensi yang dimiliki dan merupakan bagian tak terpisahkan dari orang itu. Setiap orang
memiliki kecenderungan tertentu dalam belajar, sesuai dengan karakter yang terdapat dalam diri individu tersebut.
Proses pembelajaran yang ada pada seorang siswa dengan siswa yang lain
berbeda. Menurut DePorter (2002: 110), gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Selanjutnya DePorter (2002: 112) mengatakan secara
10
mengatur dan mengolah informasi tersebut. Pada awal pengalaman belajar,
langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah
modalitas kita visual (belajar melalui apa yang dilihat), auditorial (belajar
melalui apa yang didengar), atau kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan).
Menurut Bandura (dalam Widyastuti, 2010: 1) dalam mengajar guru
hendaknya mampu mengkomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai model mengajar agar setiap anak dapat
menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat
diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, auditori atau kinestetik.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita
memiliki cara belajar dan berpikir yang berbeda-beda. Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang
kemudian kita kenal sebagaiLearning Styles(Gaya Belajar). Menurut
DePorter (2002: 113) modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar auditori, visual dan kinestetik.
1. Auditori
Orang yang memiliki gaya belajar auditori, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik
11
mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah
mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Menurut De Porter (2002: 118) beberapa ciri seorang auditori antara lain : - Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam
kelompok
- Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV - Suka berbicara.
- Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
- Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. - Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
- Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
2. Visual
Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Orang dengan gaya belajar visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum
mereka memahaminya. Mereka lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
12
Beberapa karakteristik visual menurut De Porter (2002: 116) adalah :
- Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya.
- Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu.
- Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
- Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan. - Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.
- Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa
terganggu.
3. Kinestetik
Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Mereka menempatkan tangan sebagai alat penerima
informasi utama. Hanya dengan memegangnya saja, seorang kinestetik bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Pribadi kinestetik tidak tahan duduk lama mendengarkan penyampaian informasi.
Mereka bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.
Mereka lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau
13
lanjut. Menurut De Porter (2002: 118) orang yang memiliki gaya belajar
kinestetik biasanya memiliki karakteristik :
- Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya. - Sulit untuk berdiam diri.
- Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan. - Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.
- Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar. - Mempelajari hal-hal abstrak merupakan hal yang sangat sulit.
B. Pemetaan Konsep (Concept Mapping)
Peta konsep (concept mapping) adalah istilah yang digunakan oleh J.D.
Novak (1984) dan Gowins (1988) tentang strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan
antara satu konsep (informasi) dengan konsep yang lain dikenal sebagai proposisi. Menurut Martin (dalam Trianto, 2007: 152) peta konsep adalah
ilustrasi grafis konkret yang mengindikasiakan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.
Dahar (1996: 120), mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan
14
2. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat
memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. 3. Tidak semua konsep mempunyai konsep mempunyai bobot yang sama.
Ini berati ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.
4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
Peta konsep dapat dikembangkan secara individual atau dalam kelompok
kecil. Siswa-siswa mengatur sejumlah konsep atau kata-kata kunci pada suatu halaman kertas, kemudian menghubungkan dengan garis-garis dan sepanjang garis itu ditulis suatu kata atau ungkapan yang menjelaskan kaitan antara
kata-kata atau konsep-konsep (Suyatna, 2007: 14).
Peta konsep merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui oleh siswa sekaligus menghasilkan proses belajar bermakna
(Sholahudin, 2002: 811) Dalam pendidikan, peta konsep dapat digunakan untuk: (1) menolong guru mengetahui konsep-konsep yang dimiliki para siswa agar belajar “bermakna”dapat berlangsung (2) untuk mengetahui
penguasaan konsep siswa dan (3) untuk menolong para siswa belajar bermakna (Dahar, 1996: 129).
Dengan menggunakan peta konsep ini dalam pembelajaran maka dapat
15
yang lain ini bagi siswa merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga
apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, akan lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan (Rusmansyah, 2001: 351-352).
Dahar (1996: 126-128), menjelaskan dalam menyusun peta konsep diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memilih suatu bacaan dari buku pelajaran.
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan.
3. Mengurutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling
tidak inklusif atau contoh-contoh.
4. Menyusun konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak dari konsep yang tidak paling inklusif.
5. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung.
6. Jika peta konsep sudah selesai perhatikan kembali letak konsep-konsep dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar menjadi lebih baik.
Menurut Novak & Gowins (1984: 37) ada empat tipe peta konsep, yaitu pohon jaringan, rantai kejadian, siklus, dan peta konsep laba-laba. Ciri peta
konsep bentuk pohon jaringan adalah (1) menunjukkan sebab akibat, (2) hierarki, (3) prosedur yang bercabang, (4) istilah-istilah yang berkaitan yang
16
peta konsep laba-laba yaitu (1) tidak menurut hierarki, (2) kategori yang tidak
parallel dan (3) hasil curah pendapat.
C. Penguasaan Materi
Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah
dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003: 17). Dengan materi
pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, atau teks yang diperlukan guru
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin, 2008: 1).
Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan
yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto,
2001: 115). Penguasaan materi merupakan hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun
17
Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan
terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk
memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam
pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).
Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis
perilaku sebagai berikut :
1. Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta,
peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan model.
2. Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3. Applymencakup kemampuan menerapkan model dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
5. Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
18
Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan
evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2001: 53) tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalahpostesatau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru
mengadakan tes awal ataupretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu
pembelajaran (Daryanto, 1999: 195-196).
Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa≥66 maka dikategorikan baik. Bila nilai siswa≥55 dan <66 maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa <55 maka
19
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan November Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.
Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 1. Kelas ini dipilih sebagai sampel karena merupakan kelas dengan siswa yang memiliki prestasi
akademik terendah dibandingkan kelas lainnya.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.Purposive samplingmerupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010: 122). Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain: siswa
20
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sebagai perlakuannya
adalah gaya belajar yang terdiri dari gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan media video
pembelajaran Sistem Gerak pada Manusia. Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan media rekaman suara materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar
dengan media torso dan miniatur. Media yang diberikan disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga dapat membantu mereka memahami materi
pokok Sistem Gerak pada Manusia.
Untuk menjaga agar variabel kontrolnya adalah pembelajaran dengan pemetaan konsep, seluruh siswa bekerja dalam kelompok yang telah ditentukan guru dan guru mengajar dengan pemetaan konsep.
Pengelompokan berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa, sehingga didapat satu kelompok gaya belajar visual, tiga kelompok gaya belajar
auditori dan satu kelompok gaya belajar kinestetik.
Sebelum proses pembelajaran dengan pemetaan konsep, sampel terlebih dahulu diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah
21
I O1X1O2
II O1X2O2 III O1X3O2 Gambar 2. DesainOne Group Pretest Posttest Design
Keterangan : I, II, III : kelompok gaya belajar siswa; O : tes (1=pretes; 2=postes); X : gaya belajar siswa (1=visual; 2=auditori; 3=kinestetik).
(dimodifikasi dari Sugiyono, 2010: 110)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan saat prapenelitian adalah:
a. Membuat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian.
d. Memodifikasi angket gaya belajar siswa kemudian menyebarkan
angket pada kelas penelitian untuk diisi siswa. Dari pengisian angket tersebut akan diketahui 3 kelompok siswa sesuai gaya belajar yang
dominan, yaitu visual, auditori dan kinestetik.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok
22
f. Membuat instrumen tes yaitu soal pretes dan postes berupa uraian
yang disesuaikan dengan penguasaan materi siswa, lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian dilakukan uji ahli. g. Membuat kelompok diskusi siswa berdasarkan gaya belajar.
2. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1. Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan guru.
2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 3. Siwa menjawab pertanyaan yang diajukan guru untuk menggali
pengetahuan awal siswa yaitu :“Tubuh kita disusun oleh rangka
apa saja? Berbedakah tulang-tulang yang menyusun rangka tersebut?” (pada pertemuan 1); “Apa saja jenis-jenis sendi yang
kalian ketahui?” (pada pertemuan 2); “Apa saja jenis-jenis otot yang kalian ketahui?”(pada pertemuan 3).
4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru, “Dalam
tubuh kita terdapat rangka sehingga kita bisa berdiri dengan tegak”(pada pertemuan 1).“Di dalam tubuh kita jugaterdapat
persendian yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain sehingga mempermudah pergerakan rangka”
(pada pertemuan 2).“Kita dapat melakukan banyak hal seperti
23
terdapat otot pada rangka kita sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang”(pada pertemuan 3).
5. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing sesuai gaya belajar. Terdapat 5 kelompok homogen, masing-masing
kelompok terdiri dari 6-7 orang.
6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan melalui pemetaan konsep.
b. Kegiatan Inti
1. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing.
2. Siswa menerima LKK kepada yang relevan dengan pembelajaran pemetaan konsep.
3. Siswa mengerjakan LKK melalui diskusi masing-masing kelompok dengan dibimbing guru.
4. Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
5. Siswa bersama guru membahas dan memeriksa peta konsep yang telah disusun serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat.
6. Siswa mendengarkan guru ketika membahas masalah-masalah di dalam LKK yang belum dapat dipecahkan oleh siswa, kemudian
bersama guru menarik kesimpulan.
c. Penutup
24
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa data nilai penguasaan materi pokok Sistem
Gerak Manusia yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Untuk mendapatkanN-Gainmenggunakan rumus Meltzer (dalam Coletta dan Phillips, 2005: 1172) sebagai berikut:
= 100
Keterangan : N-Gain: selisih nilai postes dan pretes yang
dinormalisasi; X: nilai postes; Y: nilai pretes; Z: nilai maksimum
Setelah diketahui nilai pretes, postes dan N-Gain, selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 17.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data gaya belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa, serta data aktivitas siswa yang diperoleh
melalui lembar observasi yang diisi oleh observer. Adapun aktivitas yang diamati adalah kemampuan mengemukakan pendapat/ ide, kemampuan bertanya dan kemampuan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
25
Data tingkat penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai
pretes diambil sebelum pembelajaran dimulai, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112)
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati meliputi kemampuan mengemukakan pendapat/ ide,
kemampuan bertanya dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
c. Angket Gaya Belajar Siswa
Angket gaya belajar siswa berupa 36 pernyataan yang sesuai dengan
pribadi/ kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mencerminkan gaya belajar siswa. Pada setiap nomor pernyataan
26
pernyataan harus diberi tanda (√)pada kategori yang sesuai dengan
pribadi/ kebiasaan siswa.
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat terhadap nilai pretes, postes danN-Gaindianalisis
menggunakan program SPSS 17. Uji prasyarat yang dilakukan berupa:
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data (ujiLiliefors) menggunakan program SPSS 17. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes dan postes berdistribusi normal atau tidak.
a. Hipotesis
Ho: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Hojika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05; tolak Hountuk harga
yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002: 118).
Uji Homogenitas
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka uji prasyarat
dilanjutkan dengan uji homogenitas (uji F) menggunakan program SPSS 17. Tujuan uji homogenitas adalah untuk mengetahui bahwa setiap kelompok yang dibandingkan memiliki varians yang sama atau tidak.
a. Hipotesis
27
H1: Setiap kelompok mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Hoditerima Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Hoditolak
(Pratisto, 2004: 13).
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji anova satu faktor (One Way
Anova)terhadap N-Gain. Tujuan uji anova adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata N-Gainsetiap kelompok gaya belajar siswa.
a. Hipotesis
Ho: Setiap kelompok memiliki rata-rata N-Gainyang sama H1: Salah satu kelompok meiliki rata-rata N-Gainyang berbeda
b. Kriteria Uji
Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Hoditerima
Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Hoditolak (Pratisto, 2004: 13).
3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data kualitatif berupa aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi yang diisi oleh observer. Adapun langkah-langkah pengolahan data aktivitas siswa
adalah sebagai berikut:
28
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Poin maksimal tiap aspek Presentase tiap aspek Keterangan
Keterangan:
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.
3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan.
B. Kemampuan bertanya
1. Tidak mengemukakan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan.
C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok namun kurang sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
29
b. Setelah melakukan rekapitulasi, data tersebut dianalisis persentasenya
dengan cara-cara seperti di bawah ini:
1. Menghitung persentase setiap aspek aktivitas siswa, menggunakan rumus:
= 100%
Keterangan: X: persentase setiap aspek aktivitas siswa; : Jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek; : Jumlah skor maksimum setiap aspek.
2. Menafsirkan atau menentukan kategori persentase setiap aspek aktivitas siswa sesuai klasifikasi:
Interval Kategori
0,00-29,99 Sangat rendah
30,00-54,99 Rendah
55,00-74,99 Sedang
75,00-89,99 Tinggi
30
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Sekolah : SMA Perintis 1 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi
Semester : Ganjil
Kelas : XI IPA 1
Tahun Ajaran : 2011/2012
31
Keterangan:
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan. 3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan.
B. Kemampuan bertanya
1. Tidak mengemukakan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan. 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan.
C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok
namun kurang sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dengan sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.
Bandar Lampung, November 2011
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Gaya belajar siswa (visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh secara
signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Ada perbedaan rata-rata penguasaan materi siswa antara gaya belajar
visual dan auditori. Sedangkan antara gaya belajar auditori dengan
kinestetik maupun visual dengan kinestetik tidak memiliki perbedaan rata-rata.
3. Gaya belajar visual menyebabkan peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia secara signifikan.
B. Saran
Berikut ini beberapa saran bagi penelitian yang selanjutnya agar lebih baik
lagi:
1. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti pengaruh gaya belajar, dalam penentuan gaya belajar siswa sebaiknya tidak hanya menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, H. 2000.Proceedings of the 2ndIndependent Learning Association Oceania Conference. Manukau Institute of technology. Auckland.
Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aswandi, 2010.Gaya Belajar.
http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=38110. diakses 15 Maret 2011 [08.45 WIB]
Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/. diakses 10 Maret 2011 [11.25 WIB]
Belina, W. W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya melaui Model Pembelajaran PBI. UPI. Bandung.
Coletta, V. P dan Phillips J. A. 2005.Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores and Scientific Reason Ability.Department of Physics, Loyola Marymount University. California
Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
DePorter, Bobbi. 2003.Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Kaifa Publishing. Jakarta.
_____. 2002.Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa Publishing (Mizan Group). Jakarta
Dikti. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. diakses 12 Maret 2011 [11.11 WIB]
Dunn, Rita and Kenneth Dunn. 1993. Teaching Secondary Student Through Their Individual Learn Style: Practical Approaches for Grade 7-12.
Massachussetts: Allyn and Bacon.
Gunawan, A. W. 2003.Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hapsah. 2008.Peningkatan Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak melalui Pengajaran Peta Konsep pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mattioro Sompe Kab. Pinrang. UNM. Sulawesi Selatan.
Muhammad, H. 2003.Pengembangan Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. http://www.google.com/ diakses 10 Maret 2011 [11. 40 WIB]
Nasution, S. 2008.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.
_____. 2004.Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
Novak, Joseph, D & Gowins, Bob. 1984.Learning How to Learn. Cambridge University Press. New York.
Nurgiantoro, Gunawan, Marzuki. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pannen, Paulina, dkk. 2005.Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. PAU Dikti Depdiknas. Jakarta
Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rusmansyah. 2001.Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon Melalui Strategi Peta Konsep (Concept Mapping).Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan No. 042 Tahun ke-9 Mei 2001. Badan Penelitian dan Pembelajaran Depdiknas. Jakarta. 452 hlm.
Rustaman, Nuryani. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang.
Sholahudin, A. 2002.Implementasi Teori Ausubel pada Pembelajaran Senyawa Karbon di SMU. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 039 Tahun ke-8 November 2002.
Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.
_____. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.
Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta
Suyatna, A. 2007.Modul Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Thoha, M. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.
Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka.Jakarta
Widyastuti, R. 2010.Hakikat Pengalaman Belajar.