• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME BUKU EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESUME BUKU EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pad"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME BUKU

EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pada Perguruan Tinggi Karya PROF. DR. H.M. Rasjidi

Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen : Drs. Daryono, Msi

Oleh

Nama : INDRA KURNIAWAN NIM : A.131.11.0116

Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang

(2)

FASAL I

APAKAH AGAMA MASIH DIPERLUKAN ?

Sejak 2300 tahun yang lalu dari sejarah filsafat Yunani s.d. zaman modern ini, telah terjadi banyak hal yang menjauhkan manusia dari agama.

Kemajuan pengetahuan di abad 16 dan 17, mendorong beberapa ahli ilmu pengetahuan menafsirkan keadaan alam dan kejadian-kejadian didalamnya secara mekanis dengan daya alam itu sendiri sehingga tidak memerlukan adanya Tuhan.

Beberapa ahli ilmu pengetahuan dengan aliran “empiricism” (segala sesuatu pengetahuan didasarkan pada panca indra), diantaranya:

a. Thomas Hobbes (1588-1679)

Dasar ilmu pengetahuan “mechanistic materialsm” yang ada dalam alam adalah materi yang bergabung dan berpisah secara mekanis, tidak perlu adanya Zat Yang Maha Kuasa. b. John Lock (1632-1704)

Mengatakan, pikiran manusia merupakan tabula rasa (papan tulis kosong) dan pengetahuan yang mengisi berasal dari kesan yang diperoleh dari panca indra.

c. David Hume (1711-1776)

Dianggap sebagai puncak penjelmaan “empiricism” masa sebelumnya, serta mengandung dasar untuk aliran “positivistic naturalism”

Pokok pemikirannya adalah kita tidak berhak mengatakan sesuatu hal, jika hal tersebut tidak dibuktikan dengan panca indra dan sesungguhnya tidak ada yang dinamakan sebab. Kata sebab muncul karena kita menyaksikan secara berulang-ulang suatu kejadian yang disusul dengan kejadian berikutnya.

Pada abad 18, filsafat Perancis banyak dipengaruhi oleh filsafat Inggris, seperti:  FONTENELLE (1657-1757)

 MONTESQUIEU (1689-1757)

 VOLTAIRE (1694-1778)

 CONDILLAC (1715-1780)

(3)

Filosof Perancis abad 18 yang beraliran “atheism” (mengingkari adanya Tuhan), antara lain:  LA METTRIE (1709-1751)

 D’HOLBACH (1723-1789)

 CABANIS (1757-1804)

Dari gambaran tersebut pada abad 17 dan 18 yang menjadi sekuler barat tentang manusia dan alam, yang dapat disimpulkan dalam 3 (tiga) unsur:

a. Kepercayaan penuh kepada metode ilmu pengetahuan b. Hilangnya kepercayaan kepada agama

c. Makin bertambahnya paham materialism, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa yang ada hanya benda (materie), karena dapat disadari dengan panca indra.

Ketiga unsur tersebut mendorong timbulnya aliran positivism di abad 19.

- Filosof aliran positivism abad 19, August Comte (1795-1857) dengan bukunya “Cours De La Philosophie Positive” dalam 6 jilid tahun 1842.

- 1843, buku “The Essence of Christianity” oleh Feurbach. - Karl Marx dengan bukunya “Historical Materialism” - Darwin (1809-1882) tentang evolusi

- Huxley (1825-1895) dan Spencer (1820-1903)

Filosof-filosof tersebut berpengaruh terhadap perkembangan positive naturalism di abad 19.

Sesuai filsafat August Comte, cara berpikir manusia melalui 3 tingkatan yang disebut “La Loi Des Trois Etats” :

a. Berpikir secara ketuhanan, dinamakan “Etat Theologique”, tingkatan Theologi. b. “Etat Metaphisique”, tingkatan Metafisik.

c. “Etat Positive”, tingkatan Positif.

A. TINGKATAN THEOLOGI

Dalam tingkatan ini, manusia belum berpikir tentang sebab musabab kejadian-kejadian alam, segala sesuatu diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kekuatan yang tak dapat dilihat, atau benda lainnya.

(4)

Pada tingkatan ini, manusia berpikir pada tingkatan metafisik dengan tujuan mempengaruhi kekuataan gaib agar bersikap baik terhadap manusia.

Beberapa contoh manusia berpikir pada tingkatan metafisik, seperti kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia, antara lain:

1. Acara Tingkeban (wanita hamil 7 bulan) dengan mandi air dari 7 sumur/sumber, dengan maksud kandungan selamat.

2. Sesajian yang diletakkan dibawah tempat tidur bayi yang baru dilahirkan selama 5 minggu dengan tujuan menjauhkan segala penyakit dan gangguan roh jahat.

3. Selamatan “Selapanan” setelah bayi berumur 35 hari.

4. Penanaman kepala kerbau sebelum pembangunan gedung baru.

5. Acara selamatan sebelum penanaman padi, agar tanaman terhindar dari hama dan memberikan hasil pada saat panen nanti.

C. TINGKATAN POSITIF

Dalam tingkatan ini, manusia mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika pada tingkatan pertama (Theologi) manusia selalu takut dan khawatir dan tingkatan kedua (Metafisik), manusia berusaha mempengaruhi kekuatan alam, walau kadang berhasil kadang tidak.

Dalam tingkatan Positif, manusia telah banyak memahami alam, tentang peraturan dan hukumnya, sehingga akhirnya kekuatan alam dapat ditundukkan dan dimanfaatkan untuk keperluan manusia, walau belum seluruhnya.

Bebearapa contoh manusia di tingkat positif, antara lain:

1. Di negara maju seperti Eropa dan Amerika, gedung pencakar langit dibangun tanpa penanaman kepala kerbau dan gedung bertahan berpuluh-puluh tahun bahkan beberapa generasi.

2. Penanaman padi di Amerika Utara menggunakan areal luas, dengan menggunakan traktor. Penyebaran benih dengan menggunakan pesawat kecil, demikian juga dalam penyemprotan anti-hama. Panen menggunakan mesin-mesin khusus dan dengan teknin ini hasil gandum dan padi melebihi kebutuhan penduduk Amerika Utara. 3. Penaklukan alam di negara bagian California-Amerika Serikat.

(5)

menyedot air sungai dan dialirkan keseluruh daerah tandus. Yang pada akhirnya California menjadi gudang buah-buahan seperti apel, jeruk, anggur, arbei, peer, semangka, dll. Yang jumlahnya melebihi kebutuhan dalam negeri.

Pengikut Marxisme mengatakan, bahwa hal itu membuktikan bahwa yang perlu bukan member interpretasi tentang alam, tetapi merubah alam sehingga dapat dimanfaatkan manusia.

Dari beberapa contoh diatas, sepintas teori August Comte dengan 3 tingkatan terasa benar. Manusia memerlukan Tuhan pada tingkatan pertama (Theologi). Pada tingkatan positif, manusia tidak lagi memerlukan Tuhan. Sekarang ini, zaman teknologi manusia cukup hidup dengan akal dan teknologinya dan tidak memerlukan Tuhan.

Dalam zaman yang tidak menentu seperti sekarang ini, banyak orang bingung. Pada tingkatan positif sekarang banyak orang hidup dalam tingkatan Theologi (menurut August Comte) dan tingkatan metafisik.

Hal itu dapat dilihat dimana pada 1 Muharam yang oleh orang-orang Jawa disebut bulan Suro, DPR mengadakan sedekah bumi, dengan permohonan agar kita dapat hidup dengan tentram. Kondisi tidak menentu diperparah dengan pelaksanaan hukum dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar hukum, dimana persamaan perorangan terhadap hukum tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Dalam keadaan seperti itu, banyak orang pergi ke dukun, ke tempat-tempat keramat,. Ada yang cari jimat penolak bala, dll.

Dari kondisi diatas menunjukkan bahwa kita yang sudah pada tingkatan positif dan zaman teknologi, masih banyak orang yang hidup dalam tingkatan Theologi dan Metafisik.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan:

a. Teori August Comte tentang 3 tingkatan itu tidak benar. Ketiga tingkatan bukan tingkatan evolusi, tetapi merupakan jenis mental manusia, dimana ketiganya terdapat bersama-sama dalam kehidupan manusia saat ini.

(6)

Satu hal yang dapat diterima dari teori August Comte yaitu teknologi merupakan satu aspek yang penting dalam pembangunan negara. Akan tetapi apakah dengan kemajuan teknologi manusia tidak memerlukan agama ?

Beberapa contoh:

1. Di Rusia, Communisme atau Marxisme Leninisme sangat dominan mengagungkan teknologi yang disebut scientism. Sikap pemerintah Rusia memberikan kebebasan anti-agama. Regime Communist lebih dari 60 tahun mengatakan bahwa di Rusia sudah tidak ada agama.

Walaupun sudah 60 tahun lebih regime Communist mengatakan tidak ada agama di Rusia, akan tetapi banyak gereja yang masih didatangi. Di Uzbekistan (daerah Islam), Islam mulai berkembang lagi.

Disamping gejala bahwa agama tetap ada dalam tingkatan positif, justru di Eropa Utara terjadi gejala “Dechristianisasi” yang artinya proses meninggalkan agama Kristen.

Gejala diatas seakan menguatkan teori August Comte, bahwa agama tidak diperlukan lagi pada tingkatan positif.

Gejala yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Permulaan abad 18, Voltaire (1694-1778) seorang penulis dari Perancis yang dalam tulisannya banyak menentang hal-hal yang berkaitan dengan agama Kristen.

Agama Kristen sesungguhnya merupakan reformasi dari agama Yahudi. Kitab suci agama Kristen disebut “Bibel” terdiri dari Perjanjian Lama (Old Testament) yaitu kitab orang Yahudi dan Perjanjian Baru, khusus kitab suci orang Kristen. Perjanjian Baru dapat berdiri sendiri.

2. Dalam Perjanjian Lama disebutkan bahwa orang Yahudi adalah bangsa yang dipilih oleh Tuhan, demikian juga yang dikatakan dalam Al Qur’an. Voltaire mengira bahwa disebutnya Yahudi sebagai umat terpilih adalah Constatasi yang berlaku sampai sekarang. Dan mengatakan bahwa anggapan itu bohong.

3. Voltaire mengatakan bahwa isi Bibel banyak yang bertentangan satu dengan yang lainnya, contoh:

a. Nabi Musa menceritakan dirinya dengan kata “Dia”

b. Nabi Musa mengatakan is menulis dari seberang sungai Yordan, padahal dalam sejarah Nabi Musa tidak pernah menyeberangi sungai Yordan.

c. Nabi Musa menceritakan meninggalnya.

4. Voltaire mengatakan, “Trinitas” dalam Perjanjian Baru tidak pernah diterangkan dalam Perjanjian Lama.

(7)

Tulisan-tulisan Voltaire berakibat orang tidak suka kepada agama Kristen. Segala sesuatunya berubah, yang dahulu dilarang dan dirasakan bertentangan dengan moral, sekarang dianggap wajar dan semua orang melakukan. Akibatnya masyarakat menjadi penuh pertentangan antar golongan dan antar perorangan.

Orang di barat mulai mencari kembali suatu pegangan untuk hidup mereka. Tujuan dan pegangan hidup yang dicari itu sesungguhnya adalah agama, yang akan memberi petunjuk apa yang harus dia usahakan untuk memperolehnya dan bagaimana caranya.

Kesimpulan akhir dari “APAKAH AGAMA MASIH DIPERLUKAN ?”, diberikan jawaban bahwa “AGAMA TETAP DIPERLUKAN”. Tanpa ada agama, segala kemajuan manusia baik dari segi pikiran teknologi akan membinasakan manusia.

FASAL II

APAKAH SEMUA AGAMA ITU SAMA ?

Banyak pendapat yang tersebar, bahwa semua agama itu sama dan tujuan agama itu sama, yaitu mendorong manusia untuk melakukan yang baik dan menghindari kejahatan, serta berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya caranya berlainan.

Hal tersebut juga dikemukakan oleh mantan presiden Soekarno pada kuliah umum di Universitas Indonesia tahun 1955.

Dalam kuliah umum tersebut, Soekarno memberikan contoh 4 orang buta dan seekor gajah, yang tentunya persepsi masing-masing orang buta perihal gajah akan berlainan.

Dari contoh tersebut lebih lanjut Soekarno mengatakan, demikian juga dengan agama yang ada di Indonesia. Karena manusia itu kecil, ia tidak dapat mengetahui secara menyeluruh, yang dapat dilihat dan dipahami hanya sebagian dari beberapa segi wujud ala mini.

(8)

1. Prof. Glassenah

Dengan bukunya yang berjudul “Les Cinq Grandes Religions Du Monde” (Lima Agama Besar Di Dunia)

2. Dr. J. Verruyl

Pada hal 12-18 dalam bukunya yang berjudul “Nathan Der Weise” yang menceritakan hikayat “Tri Kalpika” (tiga buah cincin), dimana Sultan Saladin bertanya kepada seorang Yahudi, yaitu Nathan yang bijaksana dengan pertanyaan “Agama manakah yang terbaik menurut pikirannya, agama Yahudi, Islam atau Kristen?”

Inti dari cerita Nathan sebagai gambaran kepada Sultan Saladin bahwa agama tidak dapat dibedakan, demikian pula dasarnya, karena semua berdasar sejarah, baik yang tertulis maupun adat-istiadat. Dan hendaklah masing-masing saling menyayangi, berbuat kebaikan kepada sesama, berhati sabar dan berbakti kepada Allah.

Jika kita menengok sejarah, akan kita dapatkan peperangan yang terus-menerus antar agama. Diantara peperangan tersebut, yang sempat terkenal dan sempat lama adalah Perang Salib (The Crusades).

Perang Salib berlangsung dari abad 11-13 dalam 8 gelombang:

1. Gelombang I (1096-1099), atas anjuran Paus Urbain II.

2. Gelombang II (1147-1149), atas anjuran dan dipimpin St. Bernard, Conrad IV dan Louis VII (Raja Perancis).

3. Gelombang III (1189-1192), atas anjuran Guielame (Uskup Tyi). 4. Gelombang IV (1202-1204), dipimpin oleh Paus Boniface II.

5. Gelombang V (1209-1221), dipimpin Raja Yerusalem dan Raja Houporia. 6. Gelombang VI (1228-1229), dipimpin oleh Frederick II, Raja Muda Yerusalem. 7. Gelombang VII (1248-1254), dipimpin oleh Louis IX, Raja Perancis.

8. Gelombang VIII (1270), dimpimpin oleh Louis IX dan meninggal di Tunisia pada saat kota-kota di Pakistan direbut kaum Muslimin.

Tahun 1517, timbul pemberontakan agama Protestan yang dipimpin oleh Martin Luther (1483-1546). Pemberontakan Belanda terhadap Spanyol (1568-1648) yang dipimpin oleh William of Orange. Perang saudara di Perancis (1515-1547), Francois I, Raja Perancis berpendirian bahwa dalam negaranya hanya ada satu raja.

(9)

Pada masa tersebut, Catherine de Medici, Ratu dari Perancis yang terlibat pembantaian 10.000 orang Protestan Perancis pada tanggal 24 Agustus 1572.

Tahun 1589 terjadi perang antara Perancis (Henry IV) dan Spanyol (Raja Philips II). Perancis dengan agama Protestan dan Spanyol dengan agama Katolik, peperangan dimenangkan oleh pihak Perancis yang dibantu oleh Inggris. Perjanjian perdamaian ditanda tangani tahun 1598 yang dikenal dengan Perjanjian Vervinis. Raja Henry IV mengeluarkan dekrit “The Edict of Nantes” yang berisi kebebasan beragama di Perancis, yaitu agama Protestan dan Katolik.

Tahun 1531 pengikut Luther bersatu dalam League of Schmalkalden yang akhirnya pecah perang saudara dari tahun 1546-1556 yang diakhiri dengan Perjanjian Perdamaian di Augsburg yang berisi:

1. Setiap pangeran berhak memiliki agama Katolik atau agama Luther.

2. Memberi hak kepada orang-orang Protestan untuk menguasai gereja yang telah diambil alih sejak tahun 1552.

3. Tidak membenarkan munculnya sekte/aliran lain selain Lutherian.

4. Mewajibkan uskup dan penganut Katolik harus menyerahkan hak milik mereka (gereja), jika mereka mengikuti agama Luther.

Kelemahan Perjanjian Augsburg:

1. Pengambil alihan tanah dan gereja Katolik oleh pengikut agama Luther. 2. Hanya mengalami agama Katolik dan Luther.

Dari beberapa uraian diatas, dapat diasumsikan bahwa: 1. Peperangan yang terjadi disebabkan oleh agama. 2. Harta benda gereja.

3. Politik.

Perang antar agama selama 30 tahun diawali dengan terbentuknya Liga Para Pangeran Protestan (Protestant League) di tahun 1608 kemudian di tahun 1609 pembentukan Catholic League. Perang sesungguhnya mulai berkobar di Eropa Timur 1618, yang berakhir dengan Perjanjian Westphalia yang ditanda tangani bulan Oktober 1648 yang berisi:

(10)

- Menetapkan bekas tanah-tanah bekas milik gereja tetap berada dibawah kekuasaan orang yang menguasainya pada tahun 1624, baik itu pengikut agama Katolik maupun agama Protestan.

Setelah hidup lama dalam permusuhan dan peperangan agama, manusia belajar bertoleransi khususnya semenjak Dekrit Nautes dan Perjanjian Westphalia.

Dokumen Vatikan II dengan judul “Religions Freedom” mengartikan: Dalam menyebarkan agama harus dihindari paksaan atau cara yang tak layak dan hina, khususnya dalam menghadapi golongan tak terpelajar. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran hak orang lain.

FASAL III

PENGELOMPOKKAN AGAMA-AGAMA DI DUNIA

Beberapa definisi mengenai agama, antara lain:

1. Emilie Durkheim, sarjana Perancis yang mengarang buku “Les Formes Element Aires De La Vie Religiuse” (Bentuk-bentuk Elementer dalam Kehidupan Beragama), mencoba memberi definisi agama:

“Seluruh bagian yang saling terkait antara akidah dan ibadat dan semua dihubungkan dengan hal-hal yang suci dan mengikat pengikutnya dalam suatu masyarakat yang disebut GEREJA”.

2. Buku sosiologi karangan Osburn dan Nimhoff dari The Florida State University, dengan definisinya: Agama adalah suatu pola akidah-akidah, sikap emosional, praktek-praktek yang dipakai sekelompok manusia untuk memecahkan masalah dalam kata “Ultimate” yang mengandung:

(11)

A. KELOMPOK-KELOMPOK AGAMA

1. PAUL TILLICH, ahli theology Kristen menyatakan bahwa “agama adalah persoalan yang mutlak perlu’.

2. STEPHEN NEIL, dalam bukunya History of Christian Missions, bahwa agama Kristen adalah agama yang tertinggi.

3. ERNST TROELTSCH, agama diibaratkan sebagai piramida ; a. alas piramida, agama primitive

b. lapisan kedua, agama taurat (yahudi, islam)

c. lapisan berikutnya, agama kelepasan (hindu, budha) d. puncak adalah agama Kristen

4. Pengelompokkan agama : a. Natural religions

Agama alamiyah, agama yang timbul diantara mereka dimana mereka hidup. b.Revealed religions

Agama yang diwahyukan atau agama samawi, yaitu agama yang diturunkan Allah agar menjadi petunjuk bagi manusia dan ada 3 agama : yahudi, nasrani dan islam.

(12)

B. AGAMA-AGAMA ALAMIYAH

1. Zaman weda (Kitab Weda) tahun 500 SM, dibagi dalam 3 periode :

a. zaman weda purba 1500 – 1000 SM, bangsa aria yang menguasai daerah utara

b. zaman Brahman 1000 – 750 SM, zaman berkuasanya pemuka/kepala agama & terbitnya kitab-kitab baru.

c. zaman Upanishad 750 -500 SM, filsafat hindu mulai berkembang dan pada zaman ini muncul konsep ;

@ brahman : sebab adanya dunia

@ atman : pusat segala fungsi jasmani & ronahi @ karma : perbuatan dan balasan

@ samsara : berulangnya kelahiran manusia @ moksa : kelepasan

2. Zaman agama Budha, mulai 500 – 300 SM yang menyebabkan agama Hindu mengalami perubahan.

Dengan latar belakang filsafat SANKHYA :

@ kebenaran 1 (dukha) : mendapatkan segala penderitaan karena kelahiran, usia lanjut, penyakit, mati, kelahiran baru dan seterusnya.

@ kebenaran 2 (tanha) ; adalah sebab penderitaan

(13)

3. Zaman agama Hindu, mulai 300 SM – sekarang. a. terbentuk Trimurti ;

@ brahma : dewa yang menciptakan alam, digambarkan sebagai patung yang memiliki 4 kepala

@ wisnu : dewa yang memelihara, mempunyai 4 tangan

@ siwa : dewa yang merusak, sebagai Batar Guru dan juga sebagai Lingga. b. Muncul 2 epik (syair kepahlawanan) ;

@ Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan bagaimana orang harus bersikap terhadap orang tua, sesama dan bawahannya, juga bagaimana raja harus memerintah atas kerajaannya dan bagaimana masyarakat dapat hidup dalam kesejahteraan dan kerukunan.

@ Mahabharata, ditulis Wyasa dan kitab ini sudah dikenal pada saat agama Budha muncul dan kitab ini terdiri dari 18 bagian yang menceritakan peperangan antara Kurawa dan pandawa. @ Bhagawadgita, berarti nyanyian Tuhan, kitab ini bagian dari kitab Mahabharata di bagian ke 6. Isi pokok kitab ini adalah pembicaraan Kresna dengan Arjuna pada permulaan perang Bharatayudha.

Dari uraian mengenai agama Hindu, dapat diambil kesimpulan : @ mengenai ketuhanan

(14)

@mengenai kejadian alam

Pada jamam Upanishad, muncul anggapan bahwa dunia terjadi karena emanasi atau faidh dari Brahman.

@ mengenai manusia

Manusia juga berasal dari emanasi Tuhan, bahwa dalam manusia terdapat Tuhan, hidupnya, nafasnya dan anggota badannya merupakan tempat kekuatan ilahi.

@ mengenai sikap manusia terhadap Tuhan.

D. PERBEDAAN AGAMA HINDU & BUDHA

Perbedaan antara kedua agama tersebut terletak dalam interprestasi tentang “Aku’ (self). Budha berpendapat bahwa manusia terdiri dari 5 unsur skandha (kekuatan hidup) ;

@badan & rasa (body & senses) @ perasaan (feeling & sensations)

@ paham tentang rasa (sense perceptions)

@ kemauan & mental (volition & mental faculties) @ akal (reason or consciousness)

E. MAHAYANA & HINAYANA

(15)

@ Hinayana, hanya menitikberatkan pada kehidupan beragama.

F. AGAMA KONG HU CU

Pada pemerintahan dinasti CHOU (1122 – 221 SM), kebuayaan cina berkembang dan terdapat 2 kata yang cukup penting :

@ Yang, artinya kekuatan yang aktif, hangat, terang & lelaki @ Yin, yang pasif, dingin & gelap tetapi subur (perempuan)

(16)

FASAL IV

AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA SAMAWI TERAKHIR

Yang disebut agama samawi adalah agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Prof. Archie J. Bahm dalam bukunya menamakan ketiga tersebut sebagai “Religions of Western Civilisation”, yaitu agama-agama kebudayaan barat. Walaupun pengelompokkan itu memerlukan diskusi, namun setidak-tidaknya Prof. Bahm melihat tiga agama itu sebagai satu kelompok juga, berbeda dengan orang-orang misionaris yang menggolongkan agama Kristen dalam kelompok agama kelepasan bersama dengan agama-agama Hindu dan Budha, dan menggolongkan agama Islam dan Yahudi sebagai agama Taurat (lihat pasal III).

(17)

Makin lama keturunan Israil di Mesir makin banyak, dan karena Fir’aun ingin mendirikan piramida-piramida besar, maka orang-orang Israil itu diperbudak dan disuruh kerja-paksa.

Nabi Musa a.s. pada saat itu mampu memimpin dan membebaskan Bani Israil keluar dari kekuasaan Fir’aun, membawa mereka kearah Tursina (sebelah timur Terusan Suez sekarang) dalam tujuan kembali ke Kan’an (Palestina). Untuk percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak mudah. Selama di Tursina banyak yang tergoda menyembah dewa-dewa dan menyembah anak lembu yang mereka buat dari emas. Nabi Musa tidak sampai umur mempimpin bangsa Yahudi memasuki Palestina, merebut tanah-tanah dari bangsa Kan’an. Setelah mereka merebut daerah Kan’an (Palestina), mereka bercocok-tanam disana dan mengikuti orang-orang yang menyembah dewa-dewa bernama Ba’al.

Kemudian muncullah dari lingkungan mereka Nabi Ilyas (dalam Injil disebut Eliyah) yang membawa orang Yahudi kembali kepada Tuhan, yaitu dengan membuktikan bahwa dewa-dewa orang Kan’an serta pemimpin-pemimpin agama mereka itu tidak benar. Bangsa Yahudi di Palestina berkembang dan pemimpin mereka mendirikan kerajaan. Nabi Soleman dan Nabi Daud adalah Raja-raja Bani Israil pada zaman keemasan mereka. Hikayat keduanya banyak termuat dalam Al-Qur’an.

AGAMA NASRANI

Dalam suasana meraja-lelanya kaum Sadducess, khususnya para ahli agama yang memaksakan hukum kepada orang lain, tetapi mereka sendiri kurang iman kepada agama, muncullah Nabi Isa, anak Siti Maryam. Ia adalah seorang Yahudi dari Nasirah (Nasareth), oleh karena itu agama yang dibawa olehnya dinamakan agama Nasrani.

(18)

Kehidupan Nabi Isa tidak banyak yang tahu sampai umurnya 30 tahun, sebab keempat Injil hanya memberitakan kejadian-kejadian selama kira-kira 3 tahun. Sejarah lahirnya tidak diketahui dengan pasti, menurut Marcello Craveri , dalam bukunya “The Life of Jesus”, halaman 37, maka sampai abad 4 lahir Nabi Isa diperingati tanggal 28 Maret, 18 April atau 29 Mei, menurut kepercayaan masing-masing. Kemudian diperbaharui menjadi 6 Januari, dengan dihitung 30 kebelakang dari tanggal penyaliban. Akan tetapi di Eropa Barat orang menyesuaikan hari lahir Nabi Isa jatuh pada tanggal 25 Desember, yang semula merupakan Dies Natalis Solis Invicti (hari lahir matahari yang jaya).

SEJARAH AGAMA NASRANI

Setelah Nabi Isa tidak ada lagi (menurut Injil mati disalib dan hidup lagi di langit, menurut Islam tidak disalib dan telah wafat) para pengikutnya dipimpin oleh dua belas sahabat Nabi Isa, yang dalam Al-Qur’an dinamakan Hawari.

Referensi

Dokumen terkait

Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan) Solar-8 merupakan salah satu program pendidikan yang bertujuan untuk meregenerasi petani di Desa Sambirejo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies lalat buah ( Bactrocera sp.) apakah yang datang pada tanaman Pare dan Gambas, mengetahui methyl eugenol ditambah

Satu dari enam balita mengalami kekambuhan limabelas kali, tertinggi dibanding dengan balita lain dalam kategori nilai upaya pencegahan sedang.. Dalam hal tindakan

Biodegradasi limbah minyak bumi menggunakan biokompos dapat menurunkan Total Petroleum Hidrokarbon sebesar 95,19% selama 35 hari dengan laju degradasi yaitu 0,502%

Berdasarkan kualitas pemesinan kayu surian dan kepayang, maka kedua jenis kayu ini cocok digunakan sebagai bahan baku beragam produk yang mempersyaratkan kualitas

Untuk mengetahui pengaruh posisi ketinggian dalam batang terhadap nilai sifat fisik kayu, dilakukan analisis keragaman terhadap nilai pengukuran yang menunjukkan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmatnya sehingga tesis yang berjudul “Penambangan Ilegal Di Desa Jendi

Salah satu studi kepustakaan yang dilakukan peneliti adalah mengamati laporan penelitian seseorang yang sebelumnya melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Margahayu