• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUDUL INDONESIA: ANALISIS PENGAWASAN OMBUDSMAN REPUBIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG DALAM PELAKSANAAN REKRUTMEN CPNS DI KABUPATEN PESAWARAN DAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013 JUDUL INGGRIS: ANALYISIS SUPERVISION OF THE OMBUDSMAN REPUBLIC OF INDON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JUDUL INDONESIA: ANALISIS PENGAWASAN OMBUDSMAN REPUBIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG DALAM PELAKSANAAN REKRUTMEN CPNS DI KABUPATEN PESAWARAN DAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013 JUDUL INGGRIS: ANALYISIS SUPERVISION OF THE OMBUDSMAN REPUBLIC OF INDON"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGAWASAN OMBUDSMAN REPUBIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG DALAM PELAKSANAAN REKRUTMEN CPNS DI KABUPATEN PESAWARAN DAN KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN 2013

Oleh

ANNISA RHAFIRNA

Pengelolaan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan hal pertama dan utama dalam pencapaian tujuan pembangunan sistem birokrasi. Salah satu upaya pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksud adalah melalui proses rekrutmen. Rekrutmen CPNS senantiasa mengalami masalah dari tahun ke tahun disetiap daerah, khusus dalam konteks penelitian ini yang terjadi di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu. Masalah yang muncul adalah terjadinya kecurangan pada tahapan formasi CPNS serta ketidaksiapan dan ketidakpahaman tim panitia seleksi dalam proses pelaksanaan rekrutmen tersebut.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS di Kabupaten Pesawaran dan Pringsewu Tahun 2013. Penilitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif.

(2)

dengan melibatkan sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam panitia pemantau seleksi CPNS.

(3)

ABSTRACT

ANALYISIS SUPERVISION OF THE OMBUDSMAN REPUBLIC OF INDONESIA IN LAMPUNG PROVINCE REPRESENTATIVE IN THE IMPLEMENTATION OF CIVIL SERVANT RECRUITMENT CPNS IN

REGENCY PESAWARAN AND REGENCY PRINGSEWU 2013.

BY

ANNISA RHAFIRNA

The management of human resources in the implementation of the government is the first thing and major in accomplishment of an objective the development of the bureaucracy. One of the efforts the management of human resources referred to is thourgh recryitmen process. Recruitment CPNS everlastingly have a problem from year to year in the context of luminance a special area of research thi is what happens in the country of Pesawaran and Pringsewu. Problems that occur is the occurance of cheating on the formation of a CPNS and unpreparedness and incomprehension in a commite supervising in the implementation recruitment CPNS.

The purpose of this research is to study how The Supervision Of The Ombudsman Republic Of Indonesia In Lampung Province Representatives Implementation Of Recruitment in the Regency Pesawaran and Pringsewu 2013. This research is qualitative deskriptif studies.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Annisa Rhafirna, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 25 Maret 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan anak dari pasangan bapak Ir. Firman, MBA dan ibu Dra. Siti Rohani.

(9)

MOTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar”.

Q.S Al-Baqarah: 153

Think first that what you wants to do before doing, believe that God is always listen and help you

(10)

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT

yang telah memberikan segala nikmat iman, islam, dan tetap selalu melimpahkan rahmat kekuatan untuk tetap berada

dijalanNya.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Motivasi, Semangat dan Tujuan Hidupku

Ayahanda Ir. Firman, MBA dan Ibunda Dra. Siti Rohani Terima kasih untuk segala-galanya

Adikku tersayang Fakhry Hadiyan

Saudara dan sahabatku yang terbaik

Terima kasih untuk semua warna dan suka duka kebersamaanya

(11)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya lah sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Analisis Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung Dalam Pelaksanaan Rekrutmen CPNS DI Kabupaten Pesawaran Dan Kabupaten Pringsewu Tahun 2013.”. Penulis menyadari banyak sekali kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam proses penulisan skripsi ini. Namun kesulitan yang ada dapat dihadapi dengan baik berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP ) Universitas Lampung dan selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan, pengarahan, saran dan kritik yang dapat membangun dan menjadi penyempurna untuk skripsi ini.

(12)

4. Bapak Maulana Mukhlis, S.Sos. MIP selaku pembimbing pembantu, terima kasih atas kesabaran dan waktunya dalam memberikan bimbingan arahan, nasihat, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

5. Bapak Robi Cahyadi, S.IP. M.Si selaku pembimbing akademik, terima kasih telah membantu penulis dalam proses kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana strata 1 (satu).

6. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala ilmu bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FISIP Universitas Lampung yang telah membantu penulis.

8. Kepada kepala dan asisten Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung, Bapak Zulhelmi, Mbak Atika, Ibu Upi, Bang Hardian, Bapak Dodik, Bapak David. Terimaksih telah memberikan bantuanya kepada penulis.

(13)

menyelesaikan kuliahnya.

11. Terima kasih untk Brama Abraham, S.E yang telah banyak membantu dalam segala hal, semoga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Amin.

12. Terima kasih kepada sahabat yang sudah menjadi seperti saudara, Chairinta Bunga, S.H, Desitarani Kusuma Awalina, S.E. Suzan Dwika Putri, Amd, Imaniar Isti Pratiwi, Rika Ridayanti. Terima kasih untuk semua canda dan tawa, nasihat, saran, kritikan, motivasi, semangat, dan bantuannya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita semua menjadi orang sukses. Amin. Love you guys

13. Terima kasih kepada MBIW’S yang sudah menjadi sahabat selama 4tahun ini, Anggesti Irka Safitri, SIP, Anis Septiana S.IP, Dwi Kusumayanti S.IP, Riri Rianiti S.IP, Anggi Dwi Pramono S.IP, Tiara Anggina, Deo Vita Effendi, Yusi Alvita, Riska Gustiani, Mutiaratikha Aprilia, Febria Nur Dauci. Terima kasih untuk semua canda dan tawa, nasihat, saran, kritikan, motivasi, semangat, dan bantuannya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita semua menjadi orang sukses. Amin. Love you guys

14. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, Dwi Hariyanti, Riski Prianggi, SIP, Shawlin Ratu Ajeng, Novia Bella Dina, S.IP, Dita Purnama, Ricky Ardian. Terima kasih untuk saran dan krtik serta motivasinya selama ini.

15. Terimaksih kepada teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2010,

(14)

almamater. Viva Governancia!

17. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mendo’akan, dalam upaya menyelesaikan skripsi ini serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, mohon maaf jika penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

D. Tinjauan tentang Ombudsman……… 37

E. Kerangka Pikir ... 41

B. Ombudsman Republik Indonesia………. . … ... 53

C. Fungsi Tugas dan Wewenang Ombudsman……….. … ... 57

D. Visi dan Misi Ombudsman……….... … ... 60

E. Tempat kedudukan Ombudsman……… 60

F. Ombudsman Perwakilan Provinsi Lampung………...61

(16)

A. Pengawasan Aktif……….. B. Pengawasan Pasif………. ... 79 VI. Kesimpulan dan Saran……… ... … ... 96

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Penyelenggaraan pemerintahan saat ini belum dikatakan baik atau sesuai dengan tata kepemerintahan yang diinginkan oleh masyarakat. Pemerintahan yang baik tidak hanya terpaku oleh struktur atau penyelenggaraan pemerintahan yang ada melainkan juga segala urusan substansi yang terdapat pada proses penyelenggaraan pemerintahan tersebut serta respon dari masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Birokrasi belum menunjukan kondisi yang diharapkan, kondisi ini merupakan faktor utama penyebab ketidakberhasilan kinerja birokrasi dalam upaya menuju birokrasi yang diharapkan.

(20)

Rekrutmen pegawai negeri sipil adalah salah satu proses kegiatan untuk menjadikan sistem birokrasi menjadi lebih baik asalkan ditunjang oleh sikap para pegawai negeri sipil yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan dalam strategi pemerintahan, sehingga pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk memainkan peranan penting dalam kedudukanya sebagai pemikir, perencana, dan pelaksana pembangunan nasional.

Peran pegawai negeri sipil sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, perlu diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berfungsi sebagai tenaga penggerak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Sektor kepegawaian negara yang merupakan sub sistem dari birokrasi secara keseluruhan, belum dijadikan sebagai fokus reformasi birokrasi. Sebagai konsekuensinya, kualitas dan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik masih jauh dari harapan. Konsekuensi lainya adalah masih belum terciptanya budaya pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat (www.bkn.go.id/ Senin 30 Januari 2014).

(21)

dengan kebutuhan, organisasi atau justru sebaliknya, PNS yang kontra-produktif terhadap organisasi (www.bkn.go.id/ Senin 30 Januari 2014). ).

Pelaksanaan rekrutmen oleh pemerintah diselenggarakan setiap tahun secara nasional, sehingga hampir seluruh daerah disibukkan oleh kegiatan penerimaan CPNS. Penyelenggaraan rekrutmen CPNS tersebut banyak menarik perhatian sejumlah pencari kerja dengan berbagai level dan latar belakang pendidikan serta pengalaman yang berbeda-beda. Mereka ikut serta mendaftarkan diri dalam memperebutkan lowongan pekerjaan yang sangat terbatas disediakan oleh masing-masing pemerintah daerah termasuk di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu.

(22)

Dalam proses seleksi CPNS di Kabupaten Pesawaran tersebut panitia pengadaan CPNSD Pesawaran diduga melakukan kecurangan saat rekrutmen beberapa waktu lalu. Kronologis dugaan kecurangan yang dilakukan panitia pengadaan CPNSD tahun 2013 itu yakni saat pengumuman formasi di media massa disebutkan formasi guru ekonomi di Pesawaran ada empat orang. Namun beberapa orang lainya mendaftar dengan mengirimkan berkas lengkap ternyata ditolak oleh panitia dengan alasan tidak ada formasi, padahal saat pengumuman formasi guru ekonomi itu ada, tetapi berkas 15 orang ditolak oleh panitia. Namun anehnya lagi, begitu pengumuman kelulusan CPNSD, ternyata ada empat orang yang dinyatakan lulus di formasi tersebut padahal sebelumnya panitia CPNSD menolak berkas milik 15 orang dengan alasan tidak ada formasi sehingga hal itu diduga dilakukan panitia untuk menghalang-halangi pendaftar agar hanya empat orang tersebut yang ikut tes dan dinyatakan lulus. Ini jelas bentuk kebohongan publik yang dilakukan oleh tim panitia CPNS yang ada di Kabupaten Pesawaran (www.lampost.co/berita/kecurangan, 17/1/14).

(23)

adminstrasi serta pelaksanaan tes kemampuan dasar dan tes kemampuan bidang. Hal ini bisa dipahami karena proses rekrutmen telah melewati pendaftaran, seleksi administrasi, TKD/TKB dan Pemindaian LJK.(www.radarlampung.com)

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya kecurangan yang dilakukan oleh tim panitia di Kabupaten Pesawaran dalam tahapan formasi CPNS. Hal ini menuntut adanya pengawasan aktif yang dilakukan oleh Ombudsman untuk mencegah praktek maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Sebagaimana diamanatkan dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa diperlukan pegawai yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam penyelesaian tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

(24)

diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan BHMN serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (UU No.37 Tahun 2008 tentang Ombudsman).

Selain itu, mengacu pasal 7 UU tentang Ombudsman, Ombudsman memiliki kewenangan untuk memantau proses rekrutmen CPNS 2013. Sehingga, sekalipun tanpa laporan dari masyarakat, Ombudsman dapat melakukan investigasi.. Sedangkan mekanisme yang akan digelar posko pengaduan meliputi pengawasan aktif dan pasif. Untuk itu, kewenangan Ombudsman untuk melakukan pengawasan aktif dan keterlibatan dalam CPNS 2013 tergolong menguntungkan. Sebab, kedua hal itu menjadi alat bantu bagi Ombudsman dalam rangka menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kasus rekrutmen CPNS 2013. Pengawasan pelaksanaan penerimaan CPNSD oleh Ombudsman Lampung merupakan perintah Surat Edaran Ketua Ombudsman Republik Indonesia Nomor 083/ORINT/IX2013 perihal Pelaksanaan Pengawasan Kegiatan Peneriman CPNSD Tahun 2013 dan berdasarkan surat keputusan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.110 tahun 2013.

(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Pengawasan Ombudsman Republik

Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung dalam Pelaksanaan Rekrutmen CPNS Di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu Tahun 2013?”

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengawasan Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Provinsi Lampung dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu tahun 2013.

D. Kegunaan Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfat atau kegunaan baik teoritis maupun praktikal sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

(26)

2. Kegunaan Praktis

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pengawasan

1. Teori dan Konsep Pengawasan

Berbagai jenis kegiatan pembagunan di lingkungan pemerintah menuntut penanganan yang lebih serius agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan yang dapat mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan suatu sistem pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik.

(28)

Seperti yang dijelaskan oleh George R. Terry dalam Manullang (2012:172) menyatakan pengawasan sebagai proses untuk mendeterminir apa yang akan dilaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan bilamana perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa hingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.

Menururt Henry Fayol dalam Manullang (2012:173) menyatakan, pengawasan terdiri atas tindakan meneliti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan berdasarkan intruksi-intruksi yang telah dikeluarkan, prinsip-pronsip yang telah ditetapkan.

Manullang ( 2006 : 177 ) mengemukakan bahwa pengawasan adalah dilakukan oleh atasan dari petugas yang bersangkutan. Karena pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal karena yang melakukan pengawasan ini adalah orang-orang yang berwenang.

(29)

Peningkatan fungsi pengawasan di lingkungan aparatur pemerintah bertolak dari motivasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dengan cara sedini mungkin mencegah terjadinya kekurangan dan kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas di lingkungan organisasi/unit kerja masing-masing.

Dengan kata lain, fungsi pengawasan sebagai fungsi manajemen bermaksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi, setelah perencanaan dibuat dan dilaksanakan. Untuk itulah fungsi pengawasan perlu dilaksanakan sedini mungkin, agar diperoleh umpan balik untuk melakukan perbaikan bila terdapat kekeliruan atau penyimpangan, sebelum menjadi lebih buruk dan sulit diperbaiki.

(30)

penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.

2. Ruang Lingkup Pengawasan

Pengawasan bertujuan menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki dan mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan itu. Pengawasan beroperasi terhadap segala hal, baik terhadap benda, manusia, perbuatan, maupun hal-hal lainya. Jadi pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan, dapat dikatakan bahwa perencanaan dan pengawasan adalah kedua sisi dari sebuah mata uang artinya rencana tanpa pengawasan akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dengan tanpa ada alat untuk mencegahnya.

3. Prinsip-Prinsip Pengawasan

(31)

dapat efektif dilaksanakan. Wewenang dan konstruksi-konstruksi yang jelas harus dapat diberikan kepada bawahan karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Atas dasar instruksi yang diberikan kepada bawahan dapat diawasai pekerjaan seorang bawahan.

Setelah kedua prinsip pokok di atas, maka suatu sistem pengawasan haruslah mengandung prinsip-pronsip berikut:

a. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-kegiatan yang harus diawasi.

b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan. c. Fleksibel.

d. Dapat mereflektir pola organisasi. e. Ekonomis.

f. Dapat Dimengerti.

g. Dapat menjamin diadakanya tindakan korektif

(32)

4. Jenis-Jenis Pengawasan

Berbagai macam pendapat tentang jenis-jenis pengawasan. Terjadinya perbedan-perbedaan pendapat tersebut, terutama karena perbedaan sudut pandang atau dasar perbedaan jenis-jenis pengawasan, yakni :

a. Waktu Pengawasan b. Objek Pengawasan c. Subjek Pengawasan

d. Cara mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan

a. Waktu Pengawasan

Berdasarkan waktu pengawasan dilakukan, maka macam-macam pengawasan itu dibedakan atas pengawasan preventif dan pengawasan reprsif. Dengan pengawasan preventif dimaksudkan pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Jadi, diadakan tindakan pencegahan agar jangan terjadi kesalahan-keslahan di kemudian hari. Dengan pengawasan repressif, dimaksudkan pengawasan setelah rencana sudah dujalankan, dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yang telah ditentukan terlebih dahulu.

b. Objek Pengawasan

(33)

1. Produksi 2. Keuangan 3. Waktu

Dalam bidang produksi, maka pengawasan dapat ditujukan terhadap kuantitas hasil produksi ataupun terhadap kualitas ataupun terhadap likuiditas perusahaan. Pengawasan di bidang waktu bermaksud untuk menetukan, apakah dalam menghasilkan sesuatu hasil produksi sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tidak. Akhirnya, pengawasan di bidang manusia dengan kegiatan-kegiatan bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan dijalankan sesuai dengan instruksi, rencana tata kerja atau manual.

Pengawasan berdasarkan objeknya dapat dibedakan atas: 1. Kontrol Administratif

2. Kontrol Operatif

Kontrol operatif untuk bagian terbesar berurusan dengan tindakan, akan tetapi kontrol administrative berurusan dengan tindakan dan pikiran.

c. Subjek Pengawasan

(34)

bersangkutan. Oleh karena itu, pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal. Disebutkan sebagai pengawasan formal karena yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang berwenang. Suatu pengawasan disebut pengawasan ekstern, bilamana orang-orang yang melakukan pengawasan itu adalah pengawasan orang-orang di luar organisasi bersangkutan. Pengawasan jenis terakhir ini lazim pula disebut pengawasan sosial atau pengawasan informal.

d. Cara Mengumpulkan Fakta-fakta Guna Pengawasan

Berdasarkan cara bagaimana mengumpulkan fakta-fakta guna pengawasan, maka pengawasan itu dapat digolngkan atas:

1. Personal Observation

2. Oral Report (laporan lisan)

3. Written Report (laporan tertulis) dan 4. Control by Exception

e. Pengawasan Aktif dan Pasif

(35)

5. Cara-Cara Mengawasi

Supaya pengawasan yang dilakukan seorang efektif, maka haruslah terkumpul fakta-fakta di tangan pemimpin yang bersangkutan. Guna maksud pengawasan seperti ini, ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta menurut Manullang (2013:168) yaitu:

a. Peninjauan Pribadi

Peninjauan Pribadi (personal inspection, personal observation) adalah mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat pelaksanaan pekerjaan. Cara pengawasan ini mengandung segi kelemahan, bila timbul banyak masalah. Cara seperti ini memberi kesan kepada bawahan bahwa mereka diamati secara keras dan kuat sekali. Di pihak lain ada yang berpendapat bahwa cara inilah yang terbaik. Sebagai alasan karena dengan cara ini kontak langsung antara atasan dan bawahan dapat terjalin.

b. Pengawasan Melalui Laporan Lisan

(36)

hasil sesungguhnya yang dicapai oleh bawahanya. Pengawasan dengan cara ini mempercepat hubungan pejabat karena danya kontak wawancara antara mereka.

c. Pengawasan Melalui Laporan Tertulis

Laporan tertulis (written report) merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakanya, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasanya kepadanya. Dengan laporan tertulis yang diberikan oleh bawahan, maka atasan dapat membaca apakah bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan pengggunaan hak-hak atau kekuasaan yang didelegasikan kepadanya. Keuntungan laporan tertulis ialah dapat diambil manfaatanya oleh banyak pihak, yakni oleh pemimpin guna pengawasan dan pihak lain, yaitu untuk penyusunan rencana berikutnya.

(37)

6. Maksud Dan Tujuan Pengawasan

Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir ( 1994:22) maksud pengawasan adalah untuk :

1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak

2.Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.

3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.

4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.

5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam planning, yaitu standard.

Dapat diketahui bahwa pada pokoknya tujuan pengawasan adalah: 1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana serta

instruksi-instruksi yang telah dibuat.

(38)

3. Untuk mencari jalan keluar apabila ada kesulitan, kelemahan dan kegagalan, atau dengan kata lain disebut tindakan korektif

7. Fungsi-fungsi Pengawasan

Termasuk kedalam fungsi pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan diperlukan untuk memastikan apa yang telah direncanakan dan dikoordinasikan berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak. Jika tidak berjalan dengan semestinya maka fungsi pengawasan juga melakukan proses untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa yang telah direncanakan.

Fungsi dari pengawasan sandiri adalah :

1) Mempertebal rasa tangung jawab dari pegawai yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanan pekerjan.

2) Mendidik pegawai agar melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

3) Mencegah terjadinya kelalaian, kelemahan dan penyimpangan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

(39)

8. Proses Pengawasan

Proses pengawasan adalah proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana. Artinya pengawasan itu terdiri atas berbagai aktivitas, agar segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung jawab manajemen terselenggarakan. Proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pemimpin organisasi terhadap para bawahan, serta mewujudkan peningkatan efektivitas, efisiensi, rasionalitas, dan ketertiban dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas organisasi.

Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak stetelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menetukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana. Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawsan manajerial, langkah-langkah pokok ini menururt George R.Terry dalam Manullang (2012:150) meliputi :

1. Menetapkan Standar Pengawasan

(40)

diawasi berjalan dengan semestinya atau tidak. Standar pengawasan mengandung 3 aspek yaitu:

a. Rencana yang telah ditetapkan, mencakup kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang hendak dicapai, sasaran-sasaran fungsional yang dikehendaki, faktor waktu pemyelesaian pekerjaan.

b. Ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku, mencakup ketentuan tentang tata kerja, ketentuan tentang prosedur kerja, peraturan per-UU-an yang berkaitan dengan pekerjaan, kebijaksanaan resmi yang berlaku.

c. Prinsip-prinsip daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan pekerjaan mencakup aspek rencana dan ketentuan serta kebijaksanaan telah terpenuhi, pekerjaan belum dapat dikatakan berjalan sesuai semestinya apabila efisien dan efektivitasnya diabaikan.

2. Mengukur Pelaksanaan Pekerjaan

Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah senyatanya dikerjakan dapat dilakukan melalui antara lain:

a. Laporan (lisan dan tertulis) b. Buku catatan harian

c. Jadwal atau grafik produksi/hasil d. Insfeksi atau pengawasan langsung

(41)

apakah diantaranya terdapat perbedaan dan jika ada, maka seberapa besarnya perbedaan tersebut kemudian untuk menentukan perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak.

4. Tindakan Koreksi (Corrective Action)

Apabila diketahui adanya perbedaan, sebab-sebabnya perbedaan, dan letak sumber perbedaan, maka langkah terakhir dalah mengusahakan dan melaksnakan tindakan perbaikanya. Dari kegiatan tersebut di atas ada perbaikan yang mudah dilakukan, tetapi ada juga yang tidak mungkin untu duiperbaiki dalam waktu rencana yang telah ditentukan. Untuk solusinya maka perbaikan dilaksanakan pada periode berikutnya dengan cara penyusunan rencana/standar baru, disamping membereskan faktor lain yang menyangkut penyimpangan tersebut, antara lain reorganisasi dan peringatan bagi pelaksana yang bersangkutan.

B. Rekrutmen

1. Teori dan Konsep Rekrutmen

(42)

Hidayati (2011:83) menjelaskan bahwa rekrutmen adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan memungkinkan bagi mereka yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamarnya. Kegiatan demikian dapat menimbulkan suasana yang positif dan melegakan karena dalam kegiatan itu memungkinkan bagi siapa saja yang memenuhi persyaratan untuk melakukan kompetisi dalam mengikuti test.

Penarikan (rekrutmen) pegawai merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan pegawai bertujuan menyediakan pegawai yang cukup agar manajer dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.

(43)

Handoko (2008:59) menjelaskan bahwa rekrutmen merupakan proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Lebih jauh lagi, Rivai dalam Handoko (2008:61) menjelaskan rekrutmen sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon yang diinginkan atau memenuhi kualifikasi sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada.

Rekrutmen merupakan masalah yang penting bagi perusahaan dalam hal pengadaan tenaga kerja. Jika suatu rekrutmen berhasil dengan kata lain banyak pelamar yang memasukkan lamarannya, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang terbaik akan menjadi semakin terbuka lebar, karena perusahaan akan memiliki banyak pilihan yang terbaik dari para pelamar yang ada.

2. Sikap Dalam Rekrutmen

Terdapat 4 (empat) sikap yang berbeda di lingkungan organisasi/perusahaan dalam melakukan rekrutmen. Keempat sikap tersebut adalah :

(44)

2. Rekrutmen berdasarkan perbedaan, rekrutmen ini dilakukan secara aktif untuk mengelompokkan para pelamar, dengan hanya menerima kelompok tertentu.

3. Rekrutmen berdasarkan prioritas, rekrutmen ini dilakukan dengan mendahulukan atau memprioritaskan kelompok tertentu.

4. Rekrutmen dengan penjatahan, rekrutmen ini dilakukan dengan menetapkan jatah untuk kelompok tertentu.

Berdasarkan keempat sikap tersebut, maka keputusan dalam rekrutmen dan pengaturan staf sebaiknya dilakukan berdasarkan kasus masing-masing. Dengan demikian ras dan jenis kelamin yang seringkali menjadi masalah, dapat dijadikan salah satu faktor saja dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak calon pelamar. Keputusan harus berdasarkan pada kombinasi semua faktor yang ada, dengan harus mengutamakan hasil skor (nilai) tes sebagai usaha dalam memprediksi kemampuan calon sebelum diterima.

3. Prosedur Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil Tahapan daripada pengadaan calon pegawai, meliputi:

a. Penyusunan jadwal kegiatan,

1) Melakukan inventarisasi lowongan jabatan sesuai formasi serta syarat jabatanya.

2) Pengumuman akan dilaksanakanya pengadaan pegawai negeri sipil, beserta ketentuan persyaratanya

(45)

4) Penyiapan sarana dan prasarana yang dperlukan 5) Proses pengajuan lamaran

6) Pelaksanaan penyaringan (adiministratif dan akademik) 7) Koreksi hasil ujian

8) Pengumuman kelulusan

9) Pengajuan nomor identitas pegawai

10)Pengangkatan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil 11) Penempatan pegawai

b. Perhitungan biaya

Perencanaan pengadaan calon pegawai harus memperhitungkan penyediaan angaran untuk pembayaran gaji, tunjangan yang duperlukan (tunjangan suami/istri, tunjangan anak, tunjangan pangan dll) biaya perjalanan dinas dan biaya menyelenggarakan pengadaan calon pegawai negeri sipil. Perencanaan pengadaan calon pegawai negeri sipil, sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 dibuat dan ditetpkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengadaan pegawai negeri sipil sesuai batas formasi yang telah ditetpkan, dengan memprioritaskan antara lain:

(46)

2) Siswa atau mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dai pendidikanya. 3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan masa

bakti sebagai pegawai tidak tetap. 4) Dokter kontrak dan bidan kontrak.

5) Guru tidak tetap (GTT) guru Bantu dan guru kontrak. 6) PPL Pertaniaan dan Keluarga Berencana

7) Dll 2. Pengumuman

a. Untuk mengisi formasi yang lowong harus diumumkan seluas-luasnya melalui media elektronik, media massa, internet, papan pengumuman Badan Kepegawaian Daerah, papn pengumuman Dinas Tenaga Kerja yang tersedia dan atau bentuk lainya yang mungkin digunakan, sehingga pengadaan Pegawai Negeri Sipil diketahui oleh umum.

b. Disamping untuk memberikan kesempatan yang luas kepada warga Negara Indonesia untuk mengajukan lamaran, dengan demikian maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lebih leluasa memilih calon yang cakap dalam melaksanakan tugas yang akan diebankan kepadanya.

c. Pengumuman dilakukan paling lambat 15 hari sebelum tanggal dilakukanya kegiatan penerimaan lamaran.

d. Pengumuman dengan mencamtumkan :

 Jumlah dan jenis jabatan yang lowong

 Kulaifikasi pendidikan yang dibutuhkan

(47)

 Alamat dan tempat lamaran ditujukan

 Batas waktu pengajuan surat lamaran

 Waktu dan tempat seleksi

 Materi-materi pelajaran yang akan diujikan

 Dan lain-lain yang dipandang perlu 3. Persyaratan

a. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah sebagai berikut :

1) Warga Negara Republik Indonesia

2) Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 35 tahun 3) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan

pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan.

4) Tidak pernah diberhentikan tidak dengan homat sebagai PNS/Anggota Tentara Nasional Indonesia/Anggota Kepolisian Negara, atau

diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta 5) Tidak sebagai calaon atau PNS

6) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.

7) Berkelakukan baik dari kepolisian setempat 8) Sehat jasmani dan rohani oleh dokter

9) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI

(48)

1) Telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus.

2) Masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut

3) Pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dan dilaksanakan secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 tahun. 4. Pelamaran

a. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan sendiri yang ditunjukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi yang bersangkutan

b. Dalam surat lamaran tesebut harus dilampirkan :

1) Fotocopy Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah yang dishkan oleh pejabat yang berwenang

2) Kartu tanda pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja 3) Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan

5. Penyaringan

Untuk melaksanakan ujian penyaringan, PPK membentuk penitia ujian sekurang-kurangnya 3 orang yaitu :

(49)

Apabila panitia ujian lebih dari 3 orang, maka jumlahnya harus merupakan bilangan ganjil, dengan tugas :

1) Merencanakan, menyiapkan, dan mengumpulkan bahan ujian 2) Menentukan materi ujian

3) Pedoman pemeriksaan dan penilian ujian, memeriksa dan menilai hasil ujian. Menyampaikan hasil ujian kepada PPK dan nilai tertinggi sampai terendah

4) Melaporkan secara tertulis kepada PPK pelaksanaan tugas panitia.

4. Penentuan Dasar Rekruitmen

(50)

5. Penentuan Sumber-Sumber Rekrutmen

Setelah diketahui spesifikasi jabatan atau pekerjaan karyawan yang diperlukan, maka harus ditentukan sumber-sumber penarikan calon karyawan. Sumber penarikan calon karyawan bisa berasal dari internal dan eksternal perusahaan. a. Sumber Internal

Sumber internal menurut Hasibuan (2008) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang diambil dari dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan mutasi atau memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut. Pemindahan karyawan bersifat vertical (promosi atau demosi) maupun bersifat horizontal. Jika masih ada karyawan yang dapat memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya perusahaan mengambil dari dalam perusahaan khususnya untuk jabatan manajerial.

Adapun kebaikan dari sumber internal yaitu : 1. Tidak terlalu mahal

2. Dapat memelihara loyalitas dan mendorong motivasi karyawan yang ada.

3. Karyawan telah terbiasa dengan suasana dan budaya perusahaan.

Sedangkan kelemahan dari sumber internal yaitu :

1. Pembatasan terhadap bakat-bakat.

2. Mengurangi peluang

(51)

Adapun sumber-sumber internal antara lain melalui :

1. Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (Job Posting Program).

Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari pekerja yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan memberikan kesempatan kepada semua karyawan yang berminat.

2. Perbantuan pekerja (Departing Employees)

Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain.

6. Sumber Eksternal

Menurut Hasibuan (2008), sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong yang dilakukan perusahaan dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekternal berasal dari : 1. Kantor penempatan tenaga kerja

2. Lembaga-lembaga pendidikan 3. Referensi karyawan atau rekan 4. Serikat-serikat buruh

5. Pencangkokan dari perusahaan lain 6. Nepotisme atau leasing

(52)

C. Tinjauan Tentang Penerimaan CPNS

Sebelum melakukan penerimaan pegawai didahului proses Formasi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Formasi PNS ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1976 telah ditentukan Pokok-Pokok Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil untuk mengisi satuan organisasi pemerintah. Yang dimaksud Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperluakn oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan aparatur negara.

Tujuan penetapan formasi adalah agar satuan-satuan organisasi negara yang dimaksud di atas dapat mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang cukup sesuai dengan beban kerja yang dipikul pada satuan-satuan organisasi itu. Pada umunya dasar-dasar yang digunakan untuk menetapkan formasi sesuatu unit organisasi menurut Thoha (2005:57) adalah

(53)

b. Sesudah jenis pekerjaan diketehaui maka harus ada pula diketahui dari sifat masing-masing pekerjaan itu. Dalam menentukan sifat pekerjaan dapat ditinjau dari beberapa sudut, umpamanya dari sudut waktu kerja, sudut pemusatan perhatian, sudut risiko pribadi yang mungkin timbul dalam melaksankan pekerjaan dan lain-lain.

c. Perkiraan beban kerja yaitu frekuensi, kegiatan rata-rata dari masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya beban kerja yang dapat diukur, beban kerja yang sulit diukur, dan beban kerja yang tidak mungkin diukur.

d. Perkiraan kapasitas pegawai yaitu perkiraan kemampuan rata-rata seseorang pegawai untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan kapasitas pegawai perlu diketahui untuk menentukan jumlah pegawai yang diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan. Walaupun jenis pekerjaan sama, tetapi beban kerja dan pekiraan kapasitas pegawai berlainan, maka berlainan pula jumlah pegawai yang diperlukan.

e. Kebijaksanaan pelaksnaan pekerjaan, yaitu kebijakan pelaksnann pekerjaan apakah dlakukan sendiri ataupun diborongkan. Kebijaksanaan pelaksanaan pekerjaaan untuk suatu jenis pekerjaan sangat besar pengaruhnya terhadap penentuan jumlah pegawai.

(54)

piramida jabatan dan pangkat yang serasi adalah merupakan suatu syarat mutlak untuk dipelihara oleh suatu organisasi yang baik. Sebagaimana diketahui, bahwa semakin tinggi suatu pangkat atau jabatan semakin terbatas jumlahnya, oleh sebab itu makin terbatas pula jumlah pegawai negeri sipil yang mungkin mencapai jabatan atau pangkat yang lebih tinggi.

g. Alat yang tersedia atau diperkirakan dalam melaksnakan tugas. Makin tinggi mutu peralatan dan tersedia dalam jumlah yang cukup, dapat mengakibatkan makin seikit jumlah PNS yang diperlukan untuk mengerjakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Tetapi makin menghendaki kulaitas yang makin tinggi.

(55)

D. Tinjauan Tentang Ombudsman

Ombudsman Republik Indonesia (sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional) adalah lembaga negara di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 9 September 2008.

(56)

Dalam UU Ombudsman ditegaskan bahwa Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Sasaran utama kerja Ombudsman adalah praktek maladministrasi, yakni perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

Pada pasal 35 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia terdapat pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah yaitu:

(57)

2. Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui pengawasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengawas eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui: 1. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyrakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik

2. Pengawasan oleh Ombudsman sesuai dengan peratuan perundang-undangan.

D. Kerangka Pikir

Pengawasan diartikan sebagai suatu kegiatan adminstrasi yang bertujuan mengandalkan evaluasi terhadap pekejaan yang sudah diselesaikan apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat berjalan dengan lancar.

(58)

Pengawasan dalam proses rekrutmen sendiri sangat diperlukan, sebab tanpa pengawasan akan mengakibatkan terjadi penyelewengan-penyelewengan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan yang efektif, khususnya yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok pemerintahan dan pembangunan, hal ini bertujuan untuk menunjang terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dan untuk mewujudkanya maka perlu diterapkan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan dan pembangunan.

Rekrutmen merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja. Tahapan daripada rekrutmen calon pegawai negeri sipil pada Kabupaten Pesawaran dan Pringsewu adalah sebagai berikut:

1. Formasi CPNS

2. Pengumuman akan dilaksanakanya pengadaan pegawai negeri sipil 3. Penyiapan sarana dan prasarana

4. Penyiapan materi test 5. Proses pengajuan lamaran 6. Pelaksanaan Penyaringan

(59)

Gambar I : Kerangka Pikir

Analisis Pengawasan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung Dalam Pelaksanaan Rekrutmen CPNS Di

Kabupaten Pesawaran Tahun 2013

Pengawasan Aktif Pengawasan Pasif

Tahapan Rekrutmen 1. Formasi CPNS

2. Pengumuman akan

dilaksanakanya pengadaan pegawai negeri sipil

3. Penyiapan sarana dan prasarana 4. Penyiapan materi test

(60)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian yang dipakai adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong dalam Herdiansyah (2010: 9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenoemena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta mengedepankan proses interkasi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. ”

(61)

Proses yang dilakukan dalam penelitian ini memerlukan waktu dan kondisi yang berubah-ubah maka definisi penelitian ini akan berdampak pada desain penelitian dan cara-cara dalam melaksanakannnya yang juga berubah-ubah atau bersifat fleksibel.

Sasaran penelitian kualitatif utama ialah manusia karena manusialah sumber masalah, artefak, peninggalan-peninggalan peradaban kuno dan lain sebagainya. Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan segala kebudayaan dan kegiatannya.Rumusan masalah pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu data yang dikumpulkan umumnya berupa kata-kata atau gambar tentang perilaku dan setting penelitian. Translasi data menjadi sangat ditentukan oleh perspektif data, perilaku atau gambar yang dimaknai.

Penelitian kualitatif dipandang lebih sesuai untuk mengetahui apakah adanya pengawasan Ombudsman dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu tahun 2013. Alasan Penggunaan tipe penelitian deskriptif kualitatif adalah karena peneliti berupaya melakukan studi terhadap kasus-kasus dan mengkajinya secara mendalam dan tuntas misalnya dengan metode studi kasus.

B. Fokus Penelitian

(62)

masalah-masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui kepustakaan ilmiah. Pada prinsipnya fokus penelitian dimaksudkan untuk dapat membantu penulis agar dapat melakukan penelitianya sehingga hanya akan ada beberapa hal atau beberapa pokok aspek yang dapat diarahkan penulis sesuai dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun yang menjadi ukuran dalam fokus penelitian ini adalah bagaimana pengawasan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS di kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu tahun 2013, yang meliputi sub fokus sebagai berikut:

1. Pengawasan Aktif

Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung secara aktif artinya pihak Ombudsman langsung mendatangi Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu dan ikut mengawasi tahapan rekrutmen secara langsung yang meliputi: formasi Calon Pegawai Negeri Sipil, pengumuman akan dilaksanakanya pengadaan pegawai negeri sipil, penyiapan sarana dan prasarana, proses pengajuan lamaran, pelaksanaan penyaringan.

2. Pengawasan Pasif

(63)

secara jauh tahapan-tahapan rekrutmen CPNS di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu dan hanya melalui laporan saja.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini bertempat di Jl. Way Ketibung No.15 Pahoman Bandar Lampung

D. Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian meliputi:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau lokasi penelitian atau lokasi penelitian yaitu dengan melakukan wawancara dengan para informan mengenai Pengawasan Ombudsman Dalam Pelaksanaan Rekrutmen CPNS Di Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 .

(64)

E. Informan Penelitian

Sumber informasi dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik pengambilan sample sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama lama menjadi besar (Sugiyono:54). Melalui teknik snowball subjek atau sample dipilih berdasarkan rekomendasi orang ke orang yang sesuai dengan penelitian untuk diwawancarai. Peneliti meminta rekomendasi calon informan dari kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung, setelah itu peneliti kembali meminta rekomendasi dari pihak lain yang sesuai dengan karakteristik penelitian pada subjek, demikian seterusnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, hal ini disebabkan karena sifat dari penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, tipe penelitian dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta objek yang diteliti. Jika diperhatikan, teknik pengumpulan data yang paling banyak digunakan adalah wawancara dan dokumetasi. Maka dengan itu, penelitian yang akan dilakukan akan menggunakan metode yang sama

(65)

Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung. Hasilnya dicatat untuk dapat menjadi materi atau informasi penting dalam penelitian. Dalam proses wawancara ini peneliti melakukan wawancara interaktif agar hasil informasi yang didaparkan dapat diperoleh secara maksimal.

1 Wawancara dengan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung yaitu Zulhemi pada tanggal 28 April 2014

2 Wawancara dengan Asisten Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung yaitu Hardian Ruswan pada tangggal 28 April 2014

3 Wawancara dengan Asisten Ombudsman RI perwakilan Provinsi Lampung yaitu Upi Fitriyanti pada tanggal 29 April 2013

4 Wawancara dengan Asisten Ombudsman RI perwakilan Provinsi Lampung yaitu Dodik Hermanto pada tanggal 30 April 2013

5 Wawancara dengan Asisten Ombudsman RI perwakilan Provinsi Lampung yaitu Atika Mutiara Oktakeivina pada tanggal 30 April 2013

6 Wawancara dengan Asisten Ombudsman RI perwakilan Provinsi Lampung yaitu Ahmad Saleh Davidpada tanggal 30 April 2013

(66)

2. Dokumentasi, dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen yang didapatkan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah adanya SK dan surat edaran dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

G Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi;

a. Editing, adalah mengedit data atau memeriksa kembali data yang telah diperoleh di pola pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan editing dilakukan dengan memriksa data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi sesuai dengan kepentingan.

b. Interpretasi, adalah memberikan interpretasi atau penjabaran berbagai data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian. Pelaksanaan interpretasi dilakukan dengan menguraikan jawaban informan dalam bentuk deskriptif.

H. Teknik Analisis Data

(67)

guna mengetahui apakah pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa tehnik analisis data menuntut uji persyaratan analisis.Menurut Moleong dalam Herdiansyah (2010: 120) analisis data pada umumnya mengandung tiga kegiatan yang saling terkait yaitu: Kegiatan mereduksi data, menampilkan data, dan melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan. Sedangkan, Taylor dan Badgon dalam Herdiansyah (2010: 30) mengatakan walaupun seorang peneliti kualitatif akan menunjukan cara mereka sendiri dalam memperlakukan data, mereka pada umumnya juga mengelompokanya menjadi tingkat kegiatan besar yaitu penentuan, koding dan pengurangan data.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah:

a. Reduksi data, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan responden. Dalam merangkum data biasanya ada satu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut abstraksi yaitu usaha membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data.

(68)

atau fenomena agar peneliti lain atau pembaca mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. c. Verifikasi data, verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan

(69)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Ombudsman

Ombudsman pertama dibentuk oleh raja Charles XII di Swedia pada tahun 1700-an dengan nama King’s Highest Ombudsman. Meskipun demikian pada dasarnya Swedia bukanlah Negara pertama yang membangun sistem pengawasan ala Ombudsman. Selama satu setengah abad berlalu, institusi Ombudsman baru dikenal di Swedia setengah abad setelahnya barulah sistem Ombudsman ini menyebar ke berbagai penjuru dunia. Setelah raja Charles XII di Swedia membentuk Office Of King,s Highest Ombudsman, parlement Swedia juga mengukuhkanya dengan membentuk Ombudsman Parlementer pada tahun 1809. (www.sejarahombudsman.com)

(70)

diperkenalkan dalam sistem tata negara kekaisaran Romawi dengan Tribunal Plebis melindungi hak-hak masyarakat lemah dari penyalahgunaan kekuasaan oleh para bangsawan, kekaisaran China 221 SM dengan membentuk Control Yuan bertugas melakukan pengawasan terhadap pejabat-pejabat kekaisaran (pemerintah) dan bertindak sebagi perantara bagi masyarakat yang ingin melaporkan keluhan dan aspirasi kepada Kaisar, kekhalifahan Umar Bin Khathab (634-644 M) yang memposisikan diri sebagai muhtasib (orang yang menerima keluhan) kemudian membentuk Qadi al Quadat (Ketua Hakim Agung) dengan mandat khusus melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang dan penyalahgunaan kekuasaan pemerintah.

Contoh dari negara-negara di atas menunjukkan bahwa lembaga yang berfungsi menjalankan mandat untuk pengawasan dan menerima keluhan masyarakat usianya sudah tua, hanya saja Swedia negara yang pertama kali memasukkan dalam konsitusinya. Sekarang Ombudsman telah berkembang dan menjadi kecenderungan ketatanegaraan sebagai pilar demokrasi dan perlindungan terhadap HAM dimana lebih dari 140 negara telah memilikinya. Negara-negara seperti Philipina, Afrika Selatan, Thailand juga telah memasukkannya dalam konsitusi.

(71)

Norwegia, dinamai “Parliamentary Ombudsman”. Ini terkait dengan para

anggotanya dipilih dan diangkat oleh parlemen, sehingga kedudukan mereka sangat kuat. Ombudsman Finlandia dan Polandia diberikan kewenangan untuk mengawasi lembaga peradilan sekaligus menghukum hakim-hakim yang terbukti korup.

Kemudian, hampir semua negara eks komunis di Eropa Timur, termasuk Rusia, kini memiliki sistem Ombudsman; apalagi negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Belanda, Australia dan Selandia Baru. Negara-negara Afrika yang tergolong sebagai negara berkembang seperti Zambia, Ghana, Uganda, Pantai Gading, Burkina Faso dan Kamerun, juga mempunyai Ombudsman. Sehingga, pilihan Indonesia untuk membentuk lembaga Ombudsman tidak terlepas dari trend internasional yang memilih strategi model Ombudsman untuk memperbaiki kualitas pemerintahannya, terutama di negara-negara yang sedang berada dalam proses transisi dari rezim otoriter ke rezim demokrasi.

B. Ombudsman Republik Indonesia

(72)

menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 9 September 2008.

Ombudsman Republik Indonesia bermula dari dibentuknya "Komisi Ombudsman Nasional" pada tanggal 20 Maret 2000 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000. Peran Komisi Ombudsman Nasional saat itu adalah melakukan pengawasan terhadap pemberian pelayanan publik oleh penyelenggara negara, termasuk BUMN/BUMD, lembaga pengadilan, Badan Pertanahan Nasional, Kepolisian, Kejaksaan, Pemerintah Daerah, Departemen dan Kementerian, Instansi Non Departemen, Perguruan Tinggi Negeri, TNI, dan sebagainya.

(73)

samping cara lainnya yang membutuhkan waktu yang relatif lama dan biaya yang harus dikeluarkan.

Pembentukan lembaga Ombudsman di Indonesia didasarkan pada beberapa pertimbangan, yakni, pertama, bahwa pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan negara dan pemerintahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien guna meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan kepastian hukum bagi seluruh warga negara.

(74)

diaplikasikan agar penyalahgunaan kekuasaan, wewenang ataupun jabatan oleh aparatur negara dapat diminimalisasi.

Dalam UU Ombudsman ditegaskan bahwa Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Sasaran utama kerja Ombudsman adalah praktek maladministrasi, yakni perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

Terdapat beberapa tujuan pembentukan Ombudsman :

1. Mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera;

(75)

3. Meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin baik;

4. Membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan praktek-praktek maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme;

5. Meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.

Selanjutnya, dinyatakan dalam pasal 2 UU Ombudsman bahwa Ombudsman merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan instansi pemerintahan lainnya, serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya. Kemandirian dan independensi Ombudsman dimaksudkan agar dalam melaksanakan tugasnya Ombudsman dapat bersikap obyektif, transparan, dan mempunyai akuntabilitas kepada publik.

C. Fungsi, Tugas dan Wewenang Ombudsman

(76)

Terkait dengan tugas, Ombudsman mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Melakukan pemeriksaan substansi atas laporan.

3. Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman.

4. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

5. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan. 6. Membangun jaringan kerja.

7. Melakukan upaya pencegahan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas, Ombudsman berwenang:

1. Meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari pelapor, terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai laporan yang disampaikan kepada Ombudsman.

2. Memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada pelapor ataupun terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu laporan.

3. Meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari instansi mana pun untuk pemeriksaan laporan dari instansi terlapor. 4. Melakukan pemanggilan terhadap pelapor, terlapor, dan pihak lain yang

terkait dengan laporan.

(77)

6. Membuat rekomendasi mengenai penyelesaian laporan, termasuk rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan.

7. Demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

Selain itu, Ombudsman berwenang:

1. Menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik;

2. Menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Maladministrasi.

(78)

tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, dapat dilaksanakan secara optimal.

D. Visi dan Misi Ombudsman

Visi: Mewujudkan Pelayanan Publik Prima yang Menyejahterakan dan Berkeadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Misi:

A. Melakukan tindakan pengawasan, menyampaikan saran dan rekomendasi serta mencegah maladministrasi dalam pelaksanaan pelayanan publik.

B. Mendorong penyelenggara negara dan pemerintah agar lebih efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme C. Meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaraan hukum masyarakat dan

supremasi hukum yang berintikan pelayanan, kebenaran serta keadilan

E. Tempat Kedudukan Susunan Keanggotaan Ombudsman RI

(79)

Komisioner juga tidak boleh menjadi pengurus partai politik untuk menjaga kemandirian lembaga.

Asas Ombudsman Republik Indonesia adalah kebenaran, keadilan,non-diskriminasi, tidak memihak, akuntabilitas, keseimbangan dan transparansi. Ombudsman Indonesia bersifat mandiri tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara/daerah serta bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya. Ombudsman Nasional berkedudukan di ibukota negara dan bila perlu Ketua Ombudsman dapat membentuk Perwakilan Ombudsman Nasional di wilayah tertentu, sedangkan OmbudsmanDaerah berkedudukan di kabupaten atau kota.

E. Ombudsman Perwakilan Provinsi Lampung

Kantor Perwakilan Ombudsman Nasional di Daerah mengingat kondisi geografis wilayah Indonesia maka Ombudsman Nasional dapat mendirikan Perwakilan Ombudsman Nasional di wilayah tertentu demi memperlancar tugas Ombudsman. Pertimbangan lainnya terkait dengan otonomi daerah itu sendiri, sebab ada kewenangan-kewenangan tertentu yang tidak dilimpahkan kepada daerah otonom. Dalam menghadapi hal ini Ombudsman Indonesia: Masa Lalu, Sekarang dan Masa Mendatang diperlukan kerjasama antara Ombudsman Nasional dan Ombudsman Daerah.

(80)

Peraturan Daerah tentu saja dengan mengacu pada standar umum pada Ombudsman Nasional begitu pula mekanisme tata kerjanya dan syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Ombudsman Daerah.Hubungan Antara Ombudsman Nasional dan Ombudsman daerah tidak ada hubungan hirarkis antara Ombudsman Nasional dan Ombudsman Daerah melainkan hubungan koordinatif dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya serta dalam menghadapi masalah-masalah lainnya.

Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung dibentuk pada bulan Oktober

2012 yang beralamat di Jl. Way Ketibung, No 15 Pahoman Bandar Lampung.

Kepala perwakilan yaitu bapak Drs. H. Zulhelmi.SH.MM, dibentuknya

Lembaga Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung yang ditetapkan

melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tepatnya di Pasal 5 ayat 2

tentang tempat kedudukan tata kerja Ombudsman Daerah di Provinsi Lampung

diharapkan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada setiap

anggota masyarakat berdasarkan asas keadilan dan persamaan yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk menciptakan penyelenggaraan

Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme.

Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung memiliki kepala perwakilan yang

bernama Drs.H. Zulhelmi. SH.MM dalam melaksanakan tugasnya ombudsman

RI Perwakilan Provinsi Lampung dibantu oleh asisten Ombudsman,

Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung memiliki 5 asisten serta 1 satpam

Referensi

Dokumen terkait

PT Sucorinvest Central Gani may also seek investment banking business with companies covered in its research reports.. As a result investors should be aware that

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau memengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi; 1) Motivasi adalah pemberian

Pembelajaran Tematik mampu membantu siswa dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) dari beberapa mata pelajaran yang memiliki tema yang sama serta dapat.. mengaitkan materi

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Dengan mencermati tayangan video dan kegiatan diskusi, siswa mampu membuat buklet tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem dengan benar.!. Berdo’alah

Setelah tahap perencanaan dan penganggaran, dilakukan pelaksanaan perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas Kota Bekasi dengan cara menyusun

Berkaitan dengan visi sanggar yakni ingin menciptakan karya seni yang mampu menjadi ciri khas kesenian Kulon Progo, Sanggar Singlon memiliki karya Musik Krumpyung yang

pada amanat Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)