• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 3 TALANG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 3 TALANG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 3 TALANG

KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Heni Septiani

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran tematik dalam peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siswa kelas II SD Negeri 3 Talang. Aktivitas siswa pada siklus I reratanya mencapai 70,49 dengan keaktifan siswa mencapai 16 orang siswa atau 67% dinyatakan aktif. Pada siklus II rerata aktivitas siswa mencapai 77,95 dengan keaktifan siswa mencapai 22 orang siswa atau 92% dinyatakan aktif. Pada hasil belajar siswa siklus I reratanya mencapai 67,71 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 16 orang siswa atau 67% dinyatakan tuntas belajar dan rerata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 78,13 dengan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 22 orang siswa atau 92% siswa dinyatakan tuntas belajar.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 15 September 1980. Penulis adalah anak dari pasangan Bapak Kemis Suwardi dan Ibu Rohani. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 1 Sukarame Kecamatan Sukarame lulus tahun 1993. Kemudian penulis melanjutkan pada MTS 1 Sukarame lulus tahun 1996. Kemudian melanjutkan pada SMK Taruna lulus tahun 1999. Kemudian pada jenjang perguruan tinggi, penulis melanjutkan pada Universitas Lampung dengan mengambil program studi D2 PGSD dan lulus tahun 2004.

Tahun 2013 penulis mengikuti Program Pendidikan S-1 dalam Jabatan di FKIP Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 26 Januari 2015 Penulis,

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta, kasih sayang dan perwujudan rasa hormat dan baktiku yang tulus kepada:

Ayahanda dan Ibunda, yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang yang tak pernah lekang oleh waktu, yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bimbingan dan kasih sayang dengan tulus ikhlas, serta selalu mendukung dan menuntun setiap langkahku.

Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

(8)

vii

MOTO

“PENDIDIKAN MERUPAKAN PERLENGKAPAN PALING

BAIK

UNTUK HARI TUA”

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Bapak Dr. Ngadimun Hd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

5. Ibu Dr. Hj. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Ibu Hj. Nurwani, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 3 Talang. 8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SD 3 Talang.

9. Suamiku dan anaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi keberhasilan penulis.

(10)

ix

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal yang baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 26 Januari 20145

Penulis,

(11)

x

1. Pengertian Pembelajaran Tematik di SD ... 12

2. Prinsip Belajar Tematik ... 13

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 13

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 15

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 16

(12)

xi

B. Deskripsi Kondisi Awal ... 27

C. Deskripsi Siklus I ... 28

D. Deskripsi Siklus II ... 38

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 20

3.2. Contoh Lembar Observasi Kinerja Guru ... 21

4.1. Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Prasiklus ... 28

4.2. Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Pertama ... 33

4.3. Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Kedua ... 34

4.4. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 35

4.5. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 35

4.6. Hasil Belajar Siklus I pada Pertemuan Pertama ... 36

4.7. Hasil Belajar Siklus I pada Pertemuan Kedua ... 37

4.8. Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Pertama ... 42

4.9. Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Kedua ... 43

4.10. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 44

4.11. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 44

4.12. Hasil Belajar Siklus II pada Pertemuan Pertama ... 45

4.13. Hasil Belajar Siklus II pada Pertemuan Kedua ... 46

4.14. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 47

4.15. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 48

4.16. Kinerja Guru Siklus I ... 50

4.17. Kinerja Guru Siklus II ... 50

4.18. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ... 58

2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 59

3. RPP Siklus I ... 60

4. RPP Siklus II ... 77

5. Lembar Kinerja Guru Siklus I ... 91

6. Lembar Kinerja Guru Siklus II ... 95

7. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 99

8. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 105

9. Lembar Hasil Belajar Prasiklus ... 111

10.Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 113

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tahap perkembangan tingkah laku belajar peserta didik sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri peserta didik dengan lingkungannya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, ia belajar banyak hal, dari subjek matematik, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial sampai humaniora. Karena ilmu-ilmu sebagaimana disebutkan di atas ada di masyarakat dan lingkungan sekitar anak, baik ilmu itu sebagai konsep yang diwacanakan oleh masyarakat maupun praktik dari penerapan ilmu-ilmu tersebut.

(17)

yang diberikan, sehingga aktivitas belajar siswa menjadi rendah. Tentunya hal ini pun berakibat pada hasil belajar siswa menjadi rendah. Berdasarkan data nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang dilaksanakan pada tanggal, 13-18 Oktober 2014 di kelas II dengan jumlah siswa 24 siswa dan KKM yang telah ditetapkan yaitu 64. Terdapat 7 siswa (37,5 %) yang diatas KKM, sedangkan 17 siswa (62,5 %) masih dibawah KKM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar di kelas II masih rendah.

Untuk mengatasi masalah ini maka perlu diterapkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Yang salah satunya menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik memberikan keterhubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Sehingga memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep materi secara menyeluruh. Oleh sebab itu akan diadakannya penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Kota Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang diperoleh siswa kurang bermakna. 2. Siswa merasa bosan pada proses pembelajaran.

(18)

3

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung?

2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung?

3. Bagaimanakah kinerja guru menggunakan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran tematik dalam peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran tematik dalam peningkatan hasi belajar belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

(19)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatnya aktivitas belajar siswa. b. Meningkatnya hasil belajar siswa

2. Manfaat bagi guru

Memberi masukan kepada guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II menggunakan pembelajaran tematik model pembelajaran jaring laba-laba.

3. Manfaat bagi sekolah

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Hakikat Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitsi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. selain itu juga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru.

(21)

Pendapat di atas sesuai dengan pembelajaran tematik yang akan diterapkan, yaitu pembelajaran menggunakan pengalaman yang bermakna. Dari pengalaman yang diperoleh siswa, siswa memperoleh pengetahuan dengan cara proses melihat, membuat mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan. Tentunya hal tersebut didukung pula dengan teori-teori belajar berikut ini :

a. Teori Insight

Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang berisifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi. Perlu dipahamai bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya, atau sosial. Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri informasi untuk diolah menjadi prinsip dan generalisasi.

b. Teori Belajar Gestalt

Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan.

(22)

7

aspek-aspek dari dalam diri siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan lingkungannya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

2. Hakikat Pembelajaran

Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

(23)

B. Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Aktivitas Belajar

Menurut Asep Herry Hernawan (2013 : 11.4) Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Menurut teori kognitif dari Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 11.5) berkenaan dengan prinsip aktivitas belajar mengemukakan bahwa belajar menunjukan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas.

2. Hasil Belajar

(24)

9

Menurut Bloom, dkk. dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 10.23) tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari siswa.

Menurut Romizoswki, 1982 dalam Sri Anita, (2009:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat

keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis.

2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual.

3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control.

4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

Menurut Gagne, 1979 (dalam Sri Anita : 2.19) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa :

1. Informasi verbal

2. Keterampilan intelektual 3. Strategi kognitif

4. Sikap

(25)

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan pendapat Bloom dkk. (dalam Asep Herry Hernawan, 2013 : 10.23) yang menyatakan bahwa hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih khususnya, peneliti menggunakan pendapat Bloom pada domain kognitif yang mencakup pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut Bloom, domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

C. Kinerja Guru

Menurut Rusman (2014 : 50) menyatakan bahwa kinerja adalah merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.

(26)

11

Bentuk penilaian kinerja guru dalam penelitian ini diambil dari IPKG Pelaksanaan Pembelajaran Program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung. Berikut ini adalah format dari penilaian kinerja guru dalam penelitian ini :

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DINILAI SKOR

I. PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan aparsapsi

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.

B. Pendekatan /Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa.

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran

12. Menggunakan media dengan efektif dan efisien 13. Menghasilkan peran yang menarik

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kempetensi (tujuan)

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Skor Total

(27)

Keterangan :

Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik

Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik

Nilai 10 s.d. 49 = Sangat Tidak Baik

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Rusman (2014:254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokok psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

(28)

13

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pada dasarnya pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak.

2. Prinsip Belajar Tematik

Menurut Sri Anita (2009:3.10) menyatakan bahwa belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach, 1995 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.10) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. 1991 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.11) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi

pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.

(29)

d. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua

aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.

f. Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.

g. Memberikan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman kedalam pengertian.

h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang dibawa pembelajar ke kelasnya.

i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar.

Melalui pembelajaran tematik akan diperoleh beberapa nilai positif sebagai berikut : (Panduan KTSP, 2007:253, dalam Abd. Kadir, 2014:7) 1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu

2. Anak didik mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan

mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

(30)

15

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. “Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I SD Negeri 1 Sukarame Bandar lampung” Oleh: Anizar Suryati

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar pada siklus I, 67,5 menjadi 91,3 pada siklus II. Begitu pula prestasi belajar siswa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar 77,5% menjadi 100 % pada akhir siklus II.

2. “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Temat Pada Mata Pelajaran IPA Kelas II SD Negeri 2 Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011” Oleh: Sri Safitri

(31)

F. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.

Melalui pembelajaran tematik diharapkan dapat mendorong aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (peserta didik) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa di landasi oleh teori Bloom pada ranah kognitif. Melalui ranah kogintif pada teori Bloom, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi yang baik.

(32)

17

menilai hasil belajar. Apabila hal tersebut semua sudah dilaksanakan dengan baik, tentunya penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

G. Hipotesis Tindakan

1. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

2. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

(33)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Hakikat Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitsi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. selain itu juga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru.

(34)

6

Pendapat di atas sesuai dengan pembelajaran tematik yang akan diterapkan, yaitu pembelajaran menggunakan pengalaman yang bermakna. Dari pengalaman yang diperoleh siswa, siswa memperoleh pengetahuan dengan cara proses melihat, membuat mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan. Tentunya hal tersebut didukung pula dengan teori-teori belajar berikut ini :

a. Teori Insight

Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang berisifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi. Perlu dipahamai bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya, atau sosial. Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri informasi untuk diolah menjadi prinsip dan generalisasi.

b. Teori Belajar Gestalt

Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan.

(35)

aspek-aspek dari dalam diri siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan lingkungannya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

2. Hakikat Pembelajaran

Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

(36)

8

B. Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Aktivitas Belajar

Menurut Asep Herry Hernawan (2013 : 11.4) Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Menurut teori kognitif dari Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 11.5) berkenaan dengan prinsip aktivitas belajar mengemukakan bahwa belajar menunjukan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas.

2. Hasil Belajar

(37)

Menurut Bloom, dkk. dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 10.23) tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari siswa.

Menurut Romizoswki, 1982 dalam Sri Anita, (2009:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat

keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis.

2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual.

3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control.

4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

Menurut Gagne, 1979 (dalam Sri Anita : 2.19) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa :

1. Informasi verbal

2. Keterampilan intelektual 3. Strategi kognitif

4. Sikap

(38)

10

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan pendapat Bloom dkk. (dalam Asep Herry Hernawan, 2013 : 10.23) yang menyatakan bahwa hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih khususnya, peneliti menggunakan pendapat Bloom pada domain kognitif yang mencakup pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut Bloom, domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

C. Kinerja Guru

Menurut Rusman (2014 : 50) menyatakan bahwa kinerja adalah merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.

(39)

Bentuk penilaian kinerja guru dalam penelitian ini diambil dari IPKG Pelaksanaan Pembelajaran Program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung. Berikut ini adalah format dari penilaian kinerja guru dalam penelitian ini :

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DINILAI SKOR

I. PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan aparsapsi

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.

B. Pendekatan /Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa.

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran

12. Menggunakan media dengan efektif dan efisien 13. Menghasilkan peran yang menarik

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kempetensi (tujuan)

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Skor Total

(40)

12

Keterangan :

Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik

Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik

Nilai 10 s.d. 49 = Sangat Tidak Baik

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Rusman (2014:254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokok psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

(41)

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pada dasarnya pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak.

2. Prinsip Belajar Tematik

Menurut Sri Anita (2009:3.10) menyatakan bahwa belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach, 1995 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.10) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. 1991 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.11) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi

pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.

(42)

14

d. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua

aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.

f. Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.

g. Memberikan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman kedalam pengertian.

h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang dibawa pembelajar ke kelasnya.

i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar.

Melalui pembelajaran tematik akan diperoleh beberapa nilai positif sebagai berikut : (Panduan KTSP, 2007:253, dalam Abd. Kadir, 2014:7) 1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu

2. Anak didik mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan

mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

(43)

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. “Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I SD Negeri 1 Sukarame Bandar lampung” Oleh: Anizar Suryati

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar pada siklus I, 67,5 menjadi 91,3 pada siklus II. Begitu pula prestasi belajar siswa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar 77,5% menjadi 100 % pada akhir siklus II.

2. “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Temat Pada Mata Pelajaran IPA Kelas II SD Negeri 2 Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011” Oleh: Sri Safitri

(44)

16

F. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.

Melalui pembelajaran tematik diharapkan dapat mendorong aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (peserta didik) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa di landasi oleh teori Bloom pada ranah kognitif. Melalui ranah kogintif pada teori Bloom, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi yang baik.

(45)

menilai hasil belajar. Apabila hal tersebut semua sudah dilaksanakan dengan baik, tentunya penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

G. Hipotesis Tindakan

1. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

2. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

(46)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Hakikat Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitsi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. selain itu juga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru.

(47)

Pendapat di atas sesuai dengan pembelajaran tematik yang akan diterapkan, yaitu pembelajaran menggunakan pengalaman yang bermakna. Dari pengalaman yang diperoleh siswa, siswa memperoleh pengetahuan dengan cara proses melihat, membuat mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan. Tentunya hal tersebut didukung pula dengan teori-teori belajar berikut ini :

a. Teori Insight

Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang berisifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi. Perlu dipahamai bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya, atau sosial. Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri informasi untuk diolah menjadi prinsip dan generalisasi.

b. Teori Belajar Gestalt

Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan.

(48)

7

aspek-aspek dari dalam diri siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan lingkungannya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

2. Hakikat Pembelajaran

Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

(49)

B. Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Aktivitas Belajar

Menurut Asep Herry Hernawan (2013 : 11.4) Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Menurut teori kognitif dari Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 11.5) berkenaan dengan prinsip aktivitas belajar mengemukakan bahwa belajar menunjukan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas.

2. Hasil Belajar

(50)

9

Menurut Bloom, dkk. dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 10.23) tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari siswa.

Menurut Romizoswki, 1982 dalam Sri Anita, (2009:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat

keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis.

2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual.

3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control.

4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

Menurut Gagne, 1979 (dalam Sri Anita : 2.19) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa :

1. Informasi verbal

2. Keterampilan intelektual 3. Strategi kognitif

4. Sikap

(51)

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan pendapat Bloom dkk. (dalam Asep Herry Hernawan, 2013 : 10.23) yang menyatakan bahwa hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih khususnya, peneliti menggunakan pendapat Bloom pada domain kognitif yang mencakup pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut Bloom, domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

C. Kinerja Guru

Menurut Rusman (2014 : 50) menyatakan bahwa kinerja adalah merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.

(52)

11

Bentuk penilaian kinerja guru dalam penelitian ini diambil dari IPKG Pelaksanaan Pembelajaran Program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung. Berikut ini adalah format dari penilaian kinerja guru dalam penelitian ini :

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DINILAI SKOR

I. PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan aparsapsi

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.

B. Pendekatan /Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa.

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran

12. Menggunakan media dengan efektif dan efisien 13. Menghasilkan peran yang menarik

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kempetensi (tujuan)

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Skor Total

(53)

Keterangan :

Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik

Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik

Nilai 10 s.d. 49 = Sangat Tidak Baik

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Rusman (2014:254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokok psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

(54)

13

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pada dasarnya pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak.

2. Prinsip Belajar Tematik

Menurut Sri Anita (2009:3.10) menyatakan bahwa belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach, 1995 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.10) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. 1991 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.11) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi

pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya.

(55)

d. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua

aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.

f. Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.

g. Memberikan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman kedalam pengertian.

h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang dibawa pembelajar ke kelasnya.

i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar.

Melalui pembelajaran tematik akan diperoleh beberapa nilai positif sebagai berikut : (Panduan KTSP, 2007:253, dalam Abd. Kadir, 2014:7) 1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu

2. Anak didik mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan

mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

(56)

15

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. “Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I SD Negeri 1 Sukarame Bandar lampung” Oleh: Anizar Suryati

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar pada siklus I, 67,5 menjadi 91,3 pada siklus II. Begitu pula prestasi belajar siswa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar 77,5% menjadi 100 % pada akhir siklus II.

2. “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Temat Pada Mata Pelajaran IPA Kelas II SD Negeri 2 Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011” Oleh: Sri Safitri

(57)

F. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.

Melalui pembelajaran tematik diharapkan dapat mendorong aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (peserta didik) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa di landasi oleh teori Bloom pada ranah kognitif. Melalui ranah kogintif pada teori Bloom, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi yang baik.

(58)

17

menilai hasil belajar. Apabila hal tersebut semua sudah dilaksanakan dengan baik, tentunya penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

G. Hipotesis Tindakan

1. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

2. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung.

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Menurut Kunandar, (2010 : 66) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

Model penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart, 1998 (dalam Kunandar, 2010 : 70), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari

empat “momentum” esensial, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

2. Tempat Penelitian

(60)

19

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung. Jumlah siswa adalah 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data yang berhubungan dengan proses pembelajaran tematik, yaitu mencakup aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa.

1. Observasi

Untuk menganalisis data aktivitas belajar siswa, penulis menggunakan teknik observasi.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2010:149), observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Pada penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru pada pembelajaran tematik.

a. Observasi Aktivitas Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Satuan Pendidikan :

Kelas :

Tema :

(61)

Tabel 3.1. Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek yang diamati 1 2 3 Jumlah

Skor 1 Mendeskripsikan gambar

2 Mendemonstrasikan teks percakapan

3 Membaca waktu yang ditunjukan oleh jam 4 Menggambar jam analog Keterangan :

3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

b. Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru pada penelitian ini dilakukan pada proses pembelajaran tematik di kelas II. Indikator Penilaian Kinerja Guru dikutip dari IPKG PKM Program S-1 Dalam Jabatan. Berikut ini adalah lembar observasi kinerja guru pada pembelajaran tematik :

Lembar Observasi Kinerja Guru

Satuan Pendidikan : SD Negeri 3 Talang

Kelas : 2 (dua)

Tema / Topik : Tugaku Sehari-hari

Sub Tema : Tugasku dalam Kehidupan Sosial Guru yang diamati : Heni Septiani

(62)

21

Tabel 3.2. Contoh Lembar Observasi Kinerja Guru

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DINILAI SKOR I. PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan aparsapsi

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa.

B. Pendekatan /Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa.

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

12. Menggunakan media dengan efektif dan efisien 13. Menghasilkan peran yang menarik

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D. Pembelajaran yang memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

16. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kempetensi (tujuan)

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Skor Total

(63)

Keterangan :

Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik

Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik

Nilai 10 s.d. 49 = Sangat Tidak Baik

2. Tes Formatif

Menurut M. Ngalim Purwanto (2010:110), tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran.

Pada penelitian ini tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik. Tes formatif dibuat dengan jumlah 10 butir soal yang dikutip dari Buku Siswa Kurikulum 2013, Tema 3, Sub Tema 4, Pembelajaran 1.

E. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini yaitu model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart, 1998 (dalam Kunandar, 2010 : 70), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari

(64)

23

Gambar 2. Langkah-langkah Tindakan Penelitian (Kunandar, 2010:70)

Siklus I

a. Perencanaan

- Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan.

- Mempelajari Kompetensi Dasar dan Indikator dari mata pelajaran yang akan dipadukan dan memilih atau menetapkan tema pemersatu. - Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik.

- Menyiapkan Instrumen penilaian (lembar aktivitas siswa dan kinerja guru, serta lembar analisis tes hasil belajar)

- Menyiapkan media pembelajaran

b. Tindakan

Pada kegiatan pelaksanaan tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran tematik secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotiviasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

Perencanaan

Tindakan Observasi

Refleksi

Perencanaan

Tindakan Observasi

Refleksi

SIKLUS I

(65)

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Observasi

Pada kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti) pada proses pembelajaran.

d. Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti menganalisis hasil proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru, peneliti menganalisis kekurangan dan kendala pada proses pembelajaran di siklus I. Hal ini bertujuan sebagai acuan untuk perbaikan melalui siklus berikutnya.

F. Analisis Data

1. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes formatif. Soal-soal tes formatif berupa jawaban singkat berjumlah 10 butir soal. Jadi nilai yang diperoleh peserta didik untuk satu tes formatif dihitung dengan rumus :

(66)

25

Tabel 3.1. Format lembar analisis hasil belajar siswa.

No Nama

siswa Nomor soal

Total Skor

Nilai

Akhir Keterangan Ketuntasan

1 1 2 3 4 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan (klasikal)

2. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Data observasi diperoleh dari setiap pertemuan. Data observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus akan dianalisis denga cara sebagai berikut :

Tabel 3.2. Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Tematik di Kelas II No. Nama

siswa

(67)

Nilai aktivitas siswa dihitung dengan rumus :

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam PTK ini apabila peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya telah mencapai 70% ke atas.

Kriteria :

76 – 100 % = Sangat Baik 66 – 75 % = Baik

56 – 65 % = Cukup 46 – 55 % = Kurang

(68)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Tematik dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70,49 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 67% yaitu 16 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 33% yaitu 8 siswa yang dinyatakan kurang aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 77,95 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 92% yaitu 22 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 8% yaitu 2 siswa yang dinyatakan kurang aktif.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1. Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menunjukkan gambar-gambar yang menunjukkan sifat nakal, pelit, baik hati, berani jelek atau yang lain (A). Berhenti bermain

Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan para anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, para anggota yang diberikan sebanding dengan jasa yang

Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan keadaan ekonomi keluarga terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada

Masyarakat Adat Bali di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur, khususnya yang dijadikan informan dalam penelitian ini, memahami makna simbolik dari

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tuturan imperatif dari seorang guru dengan menafsirkan maksud tururan yang disampaikan terhadap motivasi belajar siswa dalam

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan dari fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot wajah dan meningkatkan kemampuan fungsional dari otot-otot wajah dalam kasus

Hasil penelitian ini menunjukan adanya penurunan rata rata tingkat nyeri pada ibu post sc hari kedua sebesar 2,04 dan penurunan pada hari ketiga 1,64 dengan

Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh substitusi tepung ikan dengan tepung daging dan tulang pada pakan dengan proporsi yang berbeda pada pertumbuhan dan