KONTRIBUSI ANGGOTA TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI
(Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA I SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)
(Skripsi)
Oleh:
ROSIANA AISYIYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
KONTRIBUSI TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI Oleh
Rosiana Aisyiyah
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar.Keberhasilan ini tentu ditunjang dari
kontribusi setiap komponen- dalam model pembelajaran Jigsaw. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tim ahli merupakan komponen yang
sangat penting. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan
kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajar tim asal dan mengetahui
hubungan kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajarnya.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling sehingga siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung
sebagai subjek penelitian.Data penelitian berupa data kualitatif dan
kuantitatif, data kualitatif berupa deskripsi aktivitas ahli di tim asal sedangkan
data kuantitatif diperoleh dari pre-test, post-test dan nilai aktivitas siswa saat
berada di tim asal. Data yang telah diperoleh diuji statistik menggunakan uji
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara kontribusi
anggota tim ahli terhadap hasil belajar anggota tim asal. Hasil tersebut
berdasarkan uji korelasi antara kontribusi anggota tim ahli dengan hasil
belajar tim asal sebesar -0,13. Tidak adanya hubungan antara kontribusi
anggota tim ahli terhadap hasil belajar anggota tim asal diduga disebabkan
oleh ketidaklengkapan materi yang diperoleh anggota tim ahli dengan materi
yang disampaikan anggota tim ahli kepada tim asal dan terdapat
materi-materi yang sulit sehingga tidak dapat diterapkan di kelas dengan
menggunkan model pembelajaran Jigsaw. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan terdapat hubungan antara kontribusi anggota tim ahli terhadap
hasil belajarnya. Hasil tersebut berdasarkan hasil uji korelasi antara kontribusi
anggota tim ahli terhadap hasil belajarnya sebesar 0,402. Hasil tersebut
menunjukkan terdapat hubungan yang sedang antara kontribusi anggota tim
ahli terhadap hasil belajarnya.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sridadi Kecamatan Kalirejo pada
tanggal 20 Februari 1992, sebagai anak keempat dari 5
bersaudara dari pasangan Bapak Subardi (Alm) dan Ibu
Juminem.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyiyah Bustanul Atfal (ABA)
Sridadi Kecamatan Kalirejo pada tahun 1995 hingga tahun 1998. Penulis
melanjutkan di SD Negeri 2 Sridadi dan di samping itu juga bersekolah di
pendidikan informal Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Sridadi dari tahun 1998
hingga tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 2004 sampai dengan tahun
2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bandar
Lampung dari tahun 2007 hingga 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai
mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi (SNMPTN)
Pada Tahun 2010, penulis terpilih sebagai mahasiswa teladan dalam ajang Student
Of The Year (SOTY) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
sebagai mahasiswa bidik misi berprestasi yang mewakili Universitas Lampung
dalam Forum Bidik Misi Nasional.
Pada tahun 2013, penulis melaksanakan Kuliah Keja Lapangan (KKL) di
Bandung dan Bogor. Pada tahun 2013, penulis melaksanakan praktik mengajar
melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sekincau,
Lampung Barat dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Giham
Sukamaju, Sekincau, Lampung Barat. Penulis dapat dihubungi di Jalan Raya
Sridadi Dusun II Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah, dapat pula melalui
telepon 085768790690 atau melalui surel dengan alamat
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini lahir karena dan untuk...
iv
MOTO
"Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surga" - Nabi Muhammad SAW
“Menuntut ilmu itu tiada batas ruang dan waktu : menuntut ilmu bahkan sampai
negeri China. menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat,”- Penulis
SANWACANA
Rasa Syukur kepada Allah SWT senantiasa kami ucapkan. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Karya ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Pramudiyanti, S.Si.,M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biolog.
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si. selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Ibu Berti Yolida, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II atas keikhlasannya
mem-berikan bimbingan, saran dan motivasi.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed, selaku pembahas yang banyak memberikan
kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.
8. Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd., selaku kepala sekolah SMAN 5 Bandar Lampung
xii
9. Drs. Ahyak Thoha, selaku guru mitra dan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 5
Bandarlampung.
10.Teman seperjuangan, Mira Olivia HR dan Cris Ayu Setyaningsih terimakasih atas
segala kerjasama dan bantuannya. Teman-teman pendidikan biologi 2010 : Hanni
Hanifah, Yuliani, Eliyana Putri, Komasari, Yusika Nabilla, Destra Mutia, Arinta
Winsi, Sisca Puspitasari, Annisa S.D, Endang Lastriana, Sri Wahyuningsih, Linda
Asrina, dan teman-teman angkatan 2010.
11.Kakak-kakak dan Adik-adik Pendidikan Biologi.
12.Sahabatku: Alina Margono, Nuradia, Dini Oktaria, Anna Amandha, Rizki Amy,
Febrasari, M. Luthfi A.H, Ainur Rohman, Yosantara Putra serta sahabat
KERTAS tercinta: Bougenvi Ungu, Elita Riyu, Febry Fakhrurrizal, Nur Hasanah
dan Ryaniko Yusaputra.
13.Saudara satu lingkaranku, TKS SMAN 2 Bandar Lampung, TKS SMPN 2 Bandar
Lampung.
14.Seluruh keluaraga besar kadang kinasih.
Terimakasih atas masukan, saran, kritikan, kerjasama dan motivasinya yang sangat
bermanfaat bagi penulis demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan.
Bandarlampung, Juli 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 8
B. Hasil Belajar ... 15
C. Aktivitas Belajar Siswa ... 20
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
C. DesainPenelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 24
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1.Jenis Data ... 27
2.Teknik pengumpulan Data ... 28
F. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Analisis Data ... 31
2. Pengujian Hipotesis ... 33
a. Uji Linearitas ... 33
b. Uji Hipotesis ... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kontribusi Tim Ahli ... 36
2. Hasil Belajar Tim Ahli dan Hasil Belajar Tim Asal ... 37
3. Hubungan Antara Kontribusi Tim Ahli dengan Hasil Belajar Anggota Tim Asal ... 39
4. Hubungan Antara Kontribusi Tim Ahli dengan Hasil Belajar ... 40
B.Pembahasan ... 41
V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi aktivitas ahli ... 29
2. Keterangan aspek aktivitas belajar siswa ... 30
3. Kriteria aktivitas belajar siswa ... 32
4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana ... 35
5. Pengelompokkan kontribusi siswa ... 36
6. Pengelompokkan hasil belajar anggota tim asal ... 37
7. Pengelompokkan hasil belajar ahli ... 38
8. Rata-rata hasil belajar tim asal dan tim ahli ... 38
9. Hasil uji linearitas kontribusi tim ahli dengan hasil belajar tim asal ... 39
10. Hasil uji korelasi kontribusi tim ahli dengan hasil belajar tim asal ... 40
11. Hasil uji linearitas kontribusi tim ahli dengan hasil belajarnya ... 40
12. Hasil uji korelasi kontribusi tim ahli dengan hasil belajarnya ... 41
13. Contoh siswa dengan aktivitas tinggi dan hasil belajar tinggi ... 53
14. Contoh siswa dengan aktivitas tinggi dan hasil belajar rendah ... 54
15. Contoh siswa dengan aktivitas sedang dan hasil belajar tinggi ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Silabus ... 66
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70
3 Soal Pretes dan Postes ... 79
4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 82
5 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 102
6 Kunci Jawaban Pretes dan Postes ... 107
7 Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 109
8 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 115
9 Rubrik Instrumen Soal Pretes dan Postes ... 119
10 Rubrik Instrumen Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 121
11 Rubrik Instrumen Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 127
12 Lembar Observasi ... 130
13 Tabel Analisis Pretes dan Postes ... 134
14 Analisis Skor Tanggung Jawab... 138
15 Uji Hipotesis ... 140
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran banyak model pembelajaran yang dapat
digunakan. Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi
untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mendapatkan hasil belajar yang
diinginkan. Dari semua model yang ditawarkan, model kooperatif tipe Jigsaw
adalah model yang paling sering digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
(Trianto, 2011: 5)
Model pengajaran dengan Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
rekan-rekannya pada tahun 1978. Kunci model Jigsaw ini adalah
interdependensi yaitu tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat bekerja baik pada
saat penilaian (Slavin, 2005: 237). Pembelajaran kooperatif Jigsaw
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa
aktif dan saling membantu dalam mengusai materi pembelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Untuk mengoptimalkan manfaat belajar
kelompok, keangggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik segi
2
sama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi, agar
kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu
ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktivitasnya (Isjoni, 2013:
55).
Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keberhasilan suatu model ini tentu ditunjang dari kontribusi setiap
komponen-komponen dalam model pembelajaran tersebut. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tim ahli merupakan komponen yang
sangat penting.. Hal ini dijelaskan Slavin bahwa “the firs essential element
for the Jigsaw method to be effective is a group goal or expert group for the
student”(Dollard dan Mahaney, 2012: 2).
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Tejakula. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata rata hasil belajar IPS. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa
hanya mencapai 73,33% dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 69,83,
sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 86,67%
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77. Dari siklus I hingga siklus II
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 7,17% berada pada
kategori baik (Widiastini, 2014).
Pembelajaran kooperatif model Jigsaw efektif dalam meningkatkan hasil
belajar Sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jember pada semester gasal
2006). Hasil penelitian Koseoglu dari Hacettepe University mengungkapkan
bahwa Jigsaw dapat berefek positif terhadap hasil test siswa, sikap dan
kepercayaan diri siswa.
Namun penelitian-penelitian terdahulu belum mengungkapakan hubungan
antara kontribusi tim ahli terhadap hasil belajar, serta besarnya kontribusi tim
ahli terhadap hasil belajar. Sehingga perlu adanya suatu penelitian mengenai
hubungan antara kontribus tim ahli terhadap keberhasilan belajar dan
besarnya kontribusi tersebut terhadap hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah hubungan antara kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajar
tim asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1
SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Adakah hubungan aktivitas anggota tim ahli terhadap hasil belajarnya
dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Peneletian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Hubungan kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajar tim asal dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ditinjau dari aktivitas siswa pada
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
4
2. Hubungan aktivitas anggota tim ahli terhadap hasil belajarnya dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang
menarik bagi siswa. Dengan pengalaman tersebut siswa mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
mengetahui kontribusi tim ahli, maka guru dapat menentukan waktu yang
teapat dalam penggunaan model Jigsaw yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengalaman
dalam bidang penelitian pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup:
1. Kontribusi yang dimaskud dalam penelitian ini adalah aktivitas tim ahli
yang dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Aktivitas tim ahli
dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. Aktivitas tersebut
diantaranya: 1) Kegiatan-kegiatan lisan yaitu menyampaikan hasil diskusi
menyampaikan materi menggunakan gambar, diagram, ataupun grafik. 3)
menyampaikan materi secara sistematis. 4) menyampaikan materi dengan
bahasa yang jelas.
2. Anggota tim ahli dalam Jigsaw merupakan anggota pada tim yang
masing-masing anggotanya mewakili tim asal. Dalam tim ini membahas satu
pokok materi, hasil diskusi dalam kelompok ini akan disampaikan oleh
setiap anggota kelompok ahli kepada kelompok asal masing-masing.
3. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan hasil post-test siswa
setelah pembelajaran berlangsung
4. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada materi
sistem ekskresi.
5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Sampel adalah
siswa keals XI IPA 1.
F. Kerangka Pikir
Dalam proses pembelajaran banyak model yang dapat digunakan. Model
pembelajaran digunakan untuk mempermudah tercapainya hasil belajar yang
diinginkan. Model pembelajan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berbagai hasil
penelitian mengungkapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Peningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa tidak terlepas dari
6
satu komponen penting dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah tim
ahli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontribusi aktivitas
tim ahli tersebut dalam hasil belajar siswa. Kontribusi tim ahli dilihat dari
akivitas tim ahli dan hasil belajar tim asal. Kontribusi tim ahli tersebut
diantaranya adalah menyampaikan setiap poin hasil diskusi,menjelaskan hasil
diskusi pada tim asal, penggunaan gambar/bagan/tabel dalam proses diskusi,
serta dapat menyampaikan materi secara sitematis. Kerangka pemikiran
tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
X : Kontribusi tim ahli
Y1 : Hasil belajar anggota tim asal
Y2 : Hasil belajar ahli itu sendiri
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Sebagai variabel bebas adalah kontribusi tim ahli sedangkan sebagai variabel
terikat adalah hasil belajar anggota tim asal dan hasil belajar ahli itu sendiri.
Dalam bagan di atas digambarkan kontribusi tim ahli, yaitu aktivitas tim ahli
dalam tim asal saat proses pembelajaran Jigsaw akan dikorelasikan dengan
hasil belajar. Hal ini untuk mengetahui besar kontribusi anggota tim ahli
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. X
Y1
G. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi tim
ahli terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran model
kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi tim ahli
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran model
kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. H0 :Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas ahli
terhadap hasil belajarnya dalam pembelajaran model kooperatif
tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2013/2014.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas ahli terhadap
hasil belajar nya dalam pembelajaran model kooperatif tipe
Jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam
sistem belajar kooperatif siswa belajar bekerja sama dengan anggota
lainya.Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka
belajar dengan dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok
untuk belajar (Rusman, 2012: 218).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebuah model belajar
kooeperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Pembelajaran kooepartif tipe Jigsaw merupakan model
belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja
sama dan saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri
(Puce, 2013).
Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam mengusai
materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Untuk
seyogyanya heterogen, baik segi kemampuannya maupun karakteristik
lainnya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok
harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerjasama
secara eektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan
produktivitasnya (Isjoni, 2013: 55).
Jumlah anggota dalam satu kelompok apabila makin besar, dapat
mengakibatkan makin kurang efektif kerja sama antara para anggotanya.
Beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok dapat terdiri 4-6 orang siswa.
Jumlah paling tepat menurut penilitian Slavin adalah hal itu dikarenakan
kelompok yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan
sebuah masalah dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4
orang (Sudjana, 1989 dalam Isjoni, 2013).
Dalam Jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari
materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan kelompoknya
masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan kelompok lain yang
mempelajari materi yang sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan
mempelajari serta memahami suatu masalah yang dijumpai sehingga
perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut (Isjoni,
2013: 56).
Tahap selanjutnya setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat
menguasai materi yang ditugaskannya, kemudian masing-masing perwakilan
10
Selanjutnya masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman
satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi
yang ditugaskan guru. Pada tahap ini siswa akan banyak menemui
permasalahan yang tahap kesukarannya bervariasi. Pengalaman seperti ini
sangat penting terdapat perkembangan mental anak. Piaget menyatakan “bila
menginginkan perkembangan mental maka lebih cepat dapat masuk kepada
tahap yang lebih tinggi supaya anak diperkaya dengan banyak pengalaman.”
Pada tahap selanjutnya siswa diberi tes/kuis, hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. Dengan
demikian, secara umum penyelenggaran model belajar Jigsaw dalam proses
belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat
langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan
menyelesaikannya secara kelompok (Isjoni, 2013: 56).
Pada kegiatan ini keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar semakin
berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan
sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar
mendiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab. Mereka dapat berinteraksi
dengan teman sebayanya dan juga dengan gurunya sebagai pembimbing.
Dalam model pembelajaran biasa atau tradisional guru menjadi pusat semua
kegiatan kelas. Sebaliknya, di dalam model belajar tipe Jigsaw meskipun
guru tetap mengandalikan aturan. Ia tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas,
Menurut Trianto (2011: 56) pembelajaran tipe Jigsaw dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap anggota kelompok 5-6 orang).
2. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang
disampaikan mengenai sistem ekskresi, maka seorang siswa dari satu
kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok
satunya mempelajari tentang paru-paru, begitu pun siswa lain mempelajari
tentang kulit dan lainnya lagi mempelajari hati.
4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya.
6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu.
Dalam model Jigsaw versi Aronson, kelas dibagi menjadi suatu kelompok
kecil yang heterogen yang diberi nama tim Jigsaw dan materi dibagi sebanyak
kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap tim diberikan satu set materi
lengkap dan masing-masing individual ditugaskan untuk memilih topik
mereka. Kemudian siswa dipisah menjadi kelompok “ahli” atau “rekan” yang
terdiri dari selutuh siswa di kelas yang mempunyai bagian informasi yang
12
Di grup ahli, siswa saling membantu mempelajari materi dan mempersiapkan
diri untuk tim Jigsaw. Setelah siswa mempelajari materi di grup ahli,
kemudian mereka kembali ke tim Jigsaw untuk mengajarkan materi tersebut
kepada teman setim dan berusaha untuk mempelajari sisa materi. Teknik ini
sama dengan teka-teki yang disebut pendekatan Jigsaw. Sebagai kesimpulan
dari pelajaran tersebut siswa dengan bebas memilih kuis dan diberikan nilai
individu. (Suprijono, 2012: 89).
Pembelajaran dengan model Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang
akan dibahasa oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari di
papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya. Guru
menanyakan pada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik
tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksud untuk mengaktifkan struktur
dan skema kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan
pelajaran baru (Suprijono, 2012: 89).
Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.
Jumlah kelompok tergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik
yang dipelajari. Kelompok-kelompok ini disebut home teams (kelompok asal).
Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada
tiap-tiap kelompok. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab materi
tekstual yang diterimanya dari guru. (Isjoni, 2013: 58).
Sesi berikutnya membentuk expert teams (kelompok ahli). Setelah
membentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk
topik yang diberikan. Setelah selesei mereka akan kembali ke kelomopk asal.
Berikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan
refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari berdiskusi di
kelompok ahli (Isjoni, 2013: 58).
Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan.
Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap
topik yang telah dipelajari. Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif di
tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari
pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama
(Isjoni, 2013: 58).
Pembelajaran kooperatife tipe Jigsaw memiliki berbagai keunggulan
diantaranya sebagai berikut: 1)Interdependensi setiap siswa terhadap anggota
tim yang memberikan informasi. Artinya, para siswa harus memiliki tanggung
jawab dan kerja sama yang positif dan saling membutuhkan; 2) Memacu siswa
untuk berpikir kritis; 3) Memaksa siswa untuk membuat kata-kata ynag tepat
agar dapat menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa
mengembangkan kemampuan sosialnya; 4) Diskusi yang terjadi tidak
didominasi oleh siswa-siswa tertentu tapi semua siswa dituntut menjadi aktif;
5) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain; 6) Jigsaw
mudah dilakukan (Kusharyati, 2009: 19).
Kelebihan dari belajar Jigsaw yaitu dapat mengembangkan tingkah laku dan
14
akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar
dari pada dari guru (Ibrahim, 2003:120-121 dalam Puce, 2013).
Kelebihan Jigsaw bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar Jigsaw dapat
memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual
siswa. Di dalam model Jigsaw ini terdapat kelebihan maupun kelemahan dalam
penggunaan model pembelajaran ini diantaranya sebagai berikut:
1. Kelebihan Model Jigsaw:
a) Meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
b) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
c) Guru berperan sebagai pendamping, penolong dan mengarahkan siswa
dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
d) Melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
e) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat.
2. Kelemahan Model Jigsaw:
a) Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan anggotanya
lemah semua.
b) Penugasan anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajarinya.
c) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung
d) Siswa memilki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tenaga ahli
sehingga dimungkinkan terjadi kesalahan.
e) Awal pengguanaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh
waktu yang cukup dan persiapan yang matang (Ratumanan (2002:63)
dalam Puce, 2013).
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari rangkaian proses pembelajaran yang dilakukan
oleh individu. Menurut Amri dan Ahmadi (2010: 15) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar dan tersirat
dalam bentuk nilai. Ditambahkan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999: 4)
kemampuan yang diperoleh setelah belajar adalah siswa akan memiliki
kemampuan seperti pengetahuan, sikap, dan nilai. Sementara itu Amri dan
Ahmadi (2010: 4) menyebutkan bahwa “Hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan hasil
belajar siswa”.
Hasil belajar siswa merupakan cermin dari kuantitas dan kualitas proses
pembelajaran. Slameto (2003: 51) mengemukakan bahwa, hasil belajar
merupakan salah satu yang digunakan untuk memperoleh laporan tentang
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar yang biasa diukur melalui
tes adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hesti
(2008: 9) menyebutkan bahwa ”Hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat
16
pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu”.
Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006: 17) tingkat keberhasilan suatu
pembelajaran dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pengajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (70%-90%) bahan
pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% sd 75% saja yang dikuasai oleh siswa.
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 60% dikuasai oleh siswa.
Agar belajar dapat berhasil, perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
individu, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal meliputi dimensi siswa, masalah belajar yang dapat muncul
sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik siswa,
baik berkenaan dengan minat, kecakapan, maupun
pengalaman-pengalaman. Dalam proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan
pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah
tersimpan, unjuk hasil belajar.
b. Faktor eksternal
Keberhasilan belajar siswa selain ditentukan oleh faktor-faktor internal
juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah
segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh
terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain faktor guru,
lingkungan sosial (teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan
prasarana. Dari penjelasan di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa
berdasarkan faktor-faktor di atas maka peneliti akan menerapkan beberapa
model pembelajaran dan akan peneliti pilih yang sesuai dan efektif untuk
diterapkan (Aunurrahman, 2011 dalam Puce, 2013:4-6).
Evaluasi pendidikan bertujuan melakukan penilaian total terhadap
pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga kependidikan, sehingga dengan
demikian dapat dilakukan usaha perbaikan, mencari faktor penghambat dan
pendukung terhadap pelaksanaan kurikulum (Thoha, 1994: 9). Menurut
Muchtar Buchori dalam Thoha (1994: 6), mengemukakan bahwa tujuan
khusus evaluasi pendidikan ada dua, yaitu:
1. untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari
pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan
2. untuk mengetahui tingkat efisien model-model pendidikan yang
18
Evaluasi memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah tercapai dengan baik, dan kedua untuk memperbaiaki serta
mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar (Thoha, 1994: 5).
Thorndike dan Hagen (dalam Thoha, 1994: 8) merinci tujuan evaluasi
pendidikan dalam delapan bidang, kedelapan bidang tersebut adalah (a)
bidang pengajaran, (b) hasil belajar, (c) diagnosis dan usaha perbaikan, (d)
fungsi penempatan, (e) fungsi seleksi, (f) bimbingan dan penyuluhan, (g)
kurikulum dan (h) penilaian kelembagaan.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar (Dimyati, 2006: 3). Dalam bidang hasilbelajar, evaluasi bertujuan
untuk mengetahui perbedaan kemampuan peserta didik dan mengukur
keberhasilan mereka baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Wand dan Brown (dalam Dimyati, 2006: 191) evaluasi merupakan
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut Thoha (1994: 8),
tujuan evaluasi pendidikan salah satunya adalah dalam bidang hasil belajar.
Dalam bidang hasil belajar, evaluasi bertujuan:
1. Untuk mengatahui perbedaan kemampuan peserta didik
2. Untuk mengukur keberhasilan mereka baik secara individual maupun
kelompok.
Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar
merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan
penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
suatu kegaitan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila
tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka
hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan (Dimyati,
2006: 200).
Menurut Uno (2011: 92-93) membuat soal ujian atau evaluasi hasil belajar,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Memberikan ukuran yang dipakai; seperti bagaimana mengukur, menilai
dan mengevaluasi sebagai kata-kata kunci yang sering digunakan dalam
diskusi materi evaluasi hasil belajar.
2. Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman
tentang hal-hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu
ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya
siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan-tujuan lain yang ingin
dicapai melalui ujian tersebut.
3. Melaksanakan standar penilaian ujian. Ini berarti untuk melakukan
penelitian yang baik, dibutuhkan mutu ujian yang baik pula. Dalam
praktik pengajaran ujian dilaksanakan dengan memberikan serangkaian
soal. Ujian akan sangat tergantung pada mutu ujian. Semakin bermutu
soal yang diberikan, semakin terandalkan pula nilai yang diperoleh.
4. Merancang soal-soal ujian dalam struktur soal sedemikian rupa sehingga
jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian
20
5. Mengingat derajat kesukaran soal dapat berbeda satu dengan lainnya,
tiap-tiap soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan
sasaran belajar.
6. Sesudah proses membuat, menstrukturkan, dan menentukan bobot soal,
soal-soal tersebut dapatlah disajikan melalui ujian. Setelah itu dilakukan
pengukuran dan penilaian hasil ujian.
7. Langkah terakhir sudah barang tentu adalah pengambilan keputusan atas
hasil evaluasi ujian.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
dibedakan atas dua jenis sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan psikologis. Yang
dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan,
dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor
psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan
belajar.
b. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor nonmanusia
seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik (Slameto, 2003: 56).
C. Aktivitas Belajar Siswa
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalau dalam pengajaran
semu (aktivitas semu). Pengajaran modern tidak menolak seluruh pendapat
tersebut namun lebih menitikberatkan pada asas aktivitas sejati. Anak (siswa)
belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh kepengetahuan,
pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
keterampilan bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 2001: 172).
Aktivitas belajar bermacam-macam, maka para ahli mengadakan klasifikasi
atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
Dierich (Hamalik, 2001: 174) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok,
yaitu:
a. Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
22
e. Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melakukan pameran, membuat
model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, mengalisis faktor-faktor,
melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatn-kegitan
III. MODEL PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Penelitian ini telah
dilaksanakan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 20013/2014. Sebagai sampel
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung
diambil dengan model purposive sampling.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif
korelasional. Pada penelitian ini fokus yang menjadi perhatian adalah
pengukuran terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu
kontribusi anggota tim ahli dengan hasil belajar anggota tim asal serta
kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajarnya. Dalam pelaksanaannya
24
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
a. Memohon izin penelitian kepada pihak SMA Negeri 5 Bandar
Lampung untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
b. Menetapkan subjek penelitian, yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri
5 Bandar Lampung.
c. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam penelitian
yaitu: Lembar observasi untuk pengamatan aktivitas siswa, LKS tim
asal, LKK tim ahli, silabus, RPP, rubrik penilaian LKK, kisi-kisi soal
pre-post-test, soal pre test, soal post test, rubrik penilaian pre-post-test.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai
berikut:
A.Pertemuan ke-1 a. Kegiatan Awal
Apersepsi. Memberikan dan gambaran pengenai pentingnya materi
yang akan dipelajari, yaitu dengan mengetahui struktur, fungsi, proses
dan penyakit maka kita dapat terhindar dari penyakit-penyakit
berbahaya yang menyerang sistem ekskresi.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan dengan menggunakan model
1. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota
masing-masing 6 orang. Kelompok yang dibentuk berdasarkan
hasil pre-test sebelumnya. Kelompok ini merupakan tim asal.
2. Setiap anggota kelompok mendapatkan kartu berwarna yang
berbeda untuk meajadi tim ahli. Setiap anggota berkumpul sesuai
dengan warna yang dimiliki, bergabung menjadi tim ahli.
3. Setiap siswa dengan warna yang sama bergabung menjadi tim ahli.
Selanjutnya membahas submateri yang sudah dibagikan untuk
masing-masing tim ahli.
4. Tiap siswa bergabung dengan tim asalnya. Dengan membawa
materi yang berbeda-beda dalam satu kelompok asal.
5. Setiap anggota tim asal bergantian mempresentasikan dan
menjelaskan materi yang diperoleh dari tim ahli. Observer
mengamati setiap aktivitas pada ahli. Setiap 1 tim asal diamati
oleh satu observer dan 1 kamera.
6. Saat salah satu anggota menjelaskan, anggota yang lain mencatat
setiap bagian-bagian yang penting, menanggapi dan bertanya.
7. Siswa bekerja sama dalam satu kelompok asal untuk mengerjakan
LKS yang diberikan.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa menarik kesimpulan dari poin-poin diskusi yang telah
26
2. Siswa menerima motivasi dari guru serta perintah untuk tiap
anggota tim ahli memperdalam materi yang diberikan di rumah
dengan literatur yang ada di perpustakaan maupun di internet.
2.2 Pertemuan ke-2 a. Kegiatan Awal
1. Apersepsi mengenai kegiatan pada petemuan sebelumnya dan
kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini.
2. Siswa mendapatkan motivasi dari guru mengenai pentingnya
materi sistem ekskresi, yaitu dengan mengetahui struktur, fungsi,
proses dan penyakit maka kita dapat terhindar dari
penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang sistem ekskresi.
b. Kegiatan Inti
1. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota
masing-masing 6 orang. Kelompok yang dibentuk berdasarkan
hasil pre-test sebelumnya. Kelompok ini merupakan tim asal.
2. Setiap anggota kelompok mendapatkan kartu berwarna yang
berbeda untuk meajadi tim ahli. Setiap anggota berkumpul sesuai
dengan warna yang dimiliki, bergabung menjadi tim ahli.
3. Setiap siswa dengan warna yang sama bergabung menjadi tim ahli.
Selanjutnya membahas submateri yang sudah dibagikan untuk
masing-masing tim ahli.
4. Tiap siswa bergabung dengan tim asalnya. Dengan membawa
5. Setiap anggota tim asal bergantian mempresentasikan dan
menjelaskan materi yang diperoleh dari tim ahli. Observer
mengamati setiap aktivitas pada ahli. Setiap 1 tim asal diamati oleh
satu observer dan 1 kamera.
6. Saat salah satu anggota menjelaskan, anggota yang lain mencatat
setiap bagian-bagian yang penting, menanggapi dan bertanya.
7. Siswa bekerja sama dalam satu kelompok asal untuk mengerjakan
LKS yang diberikan.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa membuat simpulan materi yang telah dipelajari dengan
bimbingan guru.
2) Siswa mengerjakan post-test.
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Jenis Data.
a) Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi aktivitas ahli di
tim asal setelah berada di tim ahli dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yakni 1) kesesuaian menyampaikan hasil
diskusi tim ahli ke tim asal 2) kemampuan menyampaikan materi
28
kemampuan siswa dalam menjelaskan materi menggunakan
sistematika yang tepat, dan 4) kemampuan siswa dalam menjelaskan
materi menggunakan bahasa yang jelas.
b) Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai dari pre-test dan post-test. Hasil nilai
dari kegiatan pre-test digunakan untuk membantu guru dalam
membentuk tim ahli serta digunakan dalam perhitungan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan hasil dari
kegiatan post-test digunakan sebagai untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa serta sebagai bahan untuk menjawab hipotesis.
Selain nilai pre-test dan post-test data kuantitatif juga diperoleh
melalui hasil pengamatan aktivitas siswa, selanjutnya data ini
dihubungkan dengan hasil belajar siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Lembar Observasi Aktivitas Ahli
Lembar observasi aktivitas ahli berisi aspek kegiatan yang diamati
pada saat ahli kembali ke tim asal. Setiap siswa merupakan ahli dan
diamati poin kegiatan yang dilakukan.
Pengisian lembar observasi aktivitas ahli dibantu oleh enam orang
observer. Observer – observer tersebut melakukan perekaman
kegiatan diskusi di tim ahli dan tim asal dan memberikan nilai
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Setelah itu,
guru membandingkan nilai aktivitas siswa sementara yang telah
diberikan oleh observer dengan rekaman kegiatan yang ada dan
memberikan nilai akhir aktivitas ahli pada lembar observasi.
Tabel 1. Lembar observasi aktivitas ahli.
No Nama Skor Aspek Aktivitas Belajar
Siswa
Jumlah Skor
A B C D
1 2 3 4 5 dst.
Jumlah skor Skor maksimum
30
Tabel 2. Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa.
Keterangan Skor
Menyampaikan dengan lisan dan benar satu dari tiga poin hasil diskusi tim ahli yakni, 1) keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, 2) keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses pada organ, 3) keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang terjadi pada organ.
1
Menyampaikan dengan lisan dan benar dua dari tiga poin hasil diskusi tim ahli yakni, 1) keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, 2) keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses pada organ, 3) keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang terjadi pada organ.
2
Menyampaikan dengan lisan dan benar tiga poin hasil diskusi tim ahli yakni, 1) keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, 2) keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses pada organ, 3)
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang terjadi pada organ.
3
Menjelaskan hasil diskusi menggunakan bahasa yang kurang jelas.
1
Menjelaskan hasil diskusi menggunakan bahasa yang cukup jelas.
2
Menjelaskan hasil diskusi menggunakan bahasa yang jelas.
Tidak menggunakan gambar, bagan, atau alat bantu lainnya ketika menjelaskan hasil diskusi
1
Menggunakan gambar, bagan, atau alat bantu lainnya ketika menjelaskan hasil diskusi tetapi penjelasan sulit dimengerti
2
Menggunakan gambar, bagan, atau alat bantu lainnya ketika menjelaskan hasil diskusi dan penjelasan mudah dimengerti
Menjelaskan materi tidak menggunakan sistematika yang tepat
1
Menjelaskan materi tetapi kurang menggunakan sistematika tepat
2
Menjelaskan materi menggunakan sistematika yang tepat
b) Pre-test dan Post-test
Nilai pre-test diambil pada akhir pertemuan materi sebelumnya, yakni
pada materi sistem pernapasan. Nilai post-test di ambil di akhir pertemuan
pada materi sistem ekskresi. Teknik penskoran nilai pre-test dan pos-test
yaitu :
S = x 100
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari);
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut
Purwanto (2008,dalam Suwandi,2012: 31).
c) Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKK dan LKS digunakan untuk mengetahui kesesuaian dan kelengkapan
poin hasil diskusi antara tim ahli dan tim asal. LKK diberikan kepada tim
ahli sedangkan LKS diberikan kepada tim asal.
F. Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis a. Tekhnik Analisis Data
Berdasarkan model penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka
analisis data yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu deskripsi data dan
pengujian hipotesis yang sebelumnya dilakukan uji prasarat analisis yaitu
uji linieritas. Teknik pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan
uji analisis korelasi.
32
1. Deskripsi Data
Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi, sedangkan
data hasil belajar diperoleh dari nilai postes siswa. Selanjutnya
menggolongkan tingkatan aktivitas dan hasil belajar menurut kategori
interval. Adapun langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menghitung jumlah skor aktivitas siswa tim ahli dengan
menggunakan rumus:
Skor =
2) Menafsirkan atau menentukan skor aktivitas belajar siswa tim ahli
sesuai kriteria pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria aktivitas belajar siswa
Kategori aktivitas belajar
(dimodifikasi dari Arikunto, 2007: 214)
3) Menganalisis hasil post-test tim asal berdasarkan
Jumlah skor tim ahli merupakan gambaran dari kemampuan tiap tim
ahli dalam menjelaskan hasil diskusi kepada tim asal. Skor tim ahli
diperoleh dari banyaknya anggota tim asal (selain ahli) yang mampu
menjawab dengan benar pertanyaan yang terdapat dalam postes. Skor perolehan
Pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi yang menjadi tanggung
jawab tiap tim ahli.
4) Menghitung skor hasil belajar dengan menggunakan rumus:
S = x 100
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
4) Perhitungan N-gain
N-gain diperoleh dengan dari nilai pretes, postes dan skor maksimum
pada penilaian, dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
N-gain=
2. Pengujian Hipotesis a) Uji Linieritas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
linieritas yang bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini
biasanya digunakan untuk prasarat dalam analisis korelasi atau regresi
linier. Uji ini menggunaan SPSS 17. Dua variabel dinyatakan linier jika
signifikansi lebih dari 0.05. R
N
Nilai postes-nilai pretes
34
a. Hipotesis
H0 = Kedua variabel berhubungan linier
H1 = Kedua variabel tidak berhubungan linier
b. Kriteria Pengujian
Jika nilai signifikansi> 0,05 maka H0 diterima, jika nilai signifikansi <
0,05 maka H0 ditolak (Rusman, 2011: 74).
b) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji korelasi
sederhana (bivariate correlation) menggunakan program SPSS 17. Uji
ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara dua variabel,
yang dalam penelitian ini adalah kontribusi tim ahli dan hasil belajar
siswa. Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Person
(Product Moment).
a. Hipotesis
H0 = Tidak ada hubungan antara kontribusi tim ahli dengan hasil
belajar siswa
H1 = Ada hubungan antara kontribusi tim ahli dengan hasil belajar
siswa
b.Kriteria Pengujian
Jika probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika probabilitasnya <
0,05 maka H0 ditolak (Rusman, 2011: 67).
Teknik ini akan menghasilkan nilai koefisien korelasi yang dapat
memberikan deskripsi tentang derajat kekuatan dari dua variabel yang
tersebut. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Tabel 4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
( Sugiyono, 2010: 257)
Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi:
c. Positif (+), terjadi jika penyebaran nilai pada satu variabel diikuti
secara konsisten oleh penyebaran nilai pada variabel lain dengan arah
yang sama, artinya semakin tinggi nilai satu variabel maka semakin
tinggi pula nilai variabel lainnya.
d. Negatif (-), terjadi jika arah penyebaran nilai kedua variabel
berlawanan, artinya semakin tinggi nilai satu variabel maka semakin
60
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Tidak ada hubungan antara kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil
belajar tim asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ditinjau dari
aktivitas siswa pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Terdapat hubungan yang sedang antara aktivitas ahli terhadap hasil
belajarnya dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas XI IPA 1
SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
B.Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dalam untuk penelitian selanjutnya
sebagai berikut:
1. Peneliti sebaiknya dapat mengatur waktu dengan baik, sehingga semua
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
2. Peneliti sebaiknya memastikan anggota tim ahli mendapatkan informasi
3. Peneliti sebaiknya memastikan anggota tim ahli menyampaikan materi
secara tepat dan lengkap kepada tim asal.
4. Peneliti sebaiknya teliti dalam memilih materi untuk menerapkan di kelas
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu materi yang
dapat dipelajari sendiri oleh anggota tim asal.
5. Peneliti melakukan pretest pada pertemuan sebelumnya untuk
memudahkan pembagian kelompok.
6. Peneliti dapat menggunakan video untuk melakukan pengamatan aktivitas
siswa, dengan menggunkan video pengamatan aktivitas siswa dapat lebih
62
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Rina. 2012. Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Konse Penampakan Alam dalam pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peseta Didik. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Aprilia, Dian Ika, Kriswandani, Novisita Ratu. 2012. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalaui Pembelajaran
Kooperatif Pada Pokok Bahasan Segitiga Kelas VII C Semester 2 SMP Negeri 7 SalatigaTahun Ajaran 2011/2012. Satya Wacana. Salatiga.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penilaian Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Dollard, Mar W. dan Mahoney, Kate. 2010. How effective is the jigsaw mothod when used to introduce new science curricula in middle school science?. State University of New York (SUNY). Fredonia.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hasnunidah, Neni. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Harfaz, Rully Arfan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Kandang Ternak di SMK Negeri 2 Cilaku. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Huda, Rika Samrotul. 2013.Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tentang
Persiapan Kemerdekaan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning, Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.
Koseoglu, Pinar.2010. The Influence of Jigsaw Technique-Based
Teaching on Academic Achievement, Self-Efficacy and Attitude in Biology Education.Hacettepe University. Turkey.
Kusharyati, Indah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. (Skripsi). Surakarta
Prilinda, Cincin Sinjuamah. 2006. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 1 Jember Tahun Pembelajaran 2005/2006. (Skripsi). Jember.
Puce, Dewi Megawati. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X/A SMA Negeri 1 Pagimana Kab.Banggai. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rohmania, Liza. 2014. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meingkatkan Hasil Bealajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Panca Indra. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Rusman, Tedi. 2011. AplikasiStatistik Penelitian dengan SPSS. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
64
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.Bandung.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suryadi. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran IPA SD Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Suwandi, Tri. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-
Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Thoha, M. Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.
Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Widiastini, Made, dkk. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas