• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG TAHAP II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG TAHAP II"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN

PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH

BERSAMA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

BAYU HENDRI JUNIAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ANALYSIS BEARING CAPACITY OF WELLS FOUNDATIONS AT THE FMIPA JOINT LECTURE BUILDING

LAMPUNG UNIVERSITY foundation. Before construction is carried out, first implemented is foundation (lower construction). Weels foundations is a transision between shallow foundation and pile foundation. Bearing capacity of wells foundations obtained from end bearing capacity that obtained from pile's end pressure and slide bearing capacity or blankets that obtained from friction or adhesion between wells foundations and surrounding soil.

This analysis begins with data collection that required to evaluate wells foundations bearing analysis and the data obtained from the FMIPA Joint Lecture Building at Lampung University and conduct library studies.In planning analysis of wells foundations need to be checked against subgrade bearing capacity and horizontal bearing capacity, ie comparing between vertical load and horizontal load that occurred against wells foundations.Ring pitting calculated by finding the stress on the ring pitting due to concentrated loads and momens. Ring pitting considered arch construction with joints with distributed load of (q) with a maximum momen lies in the middle of the span.

From the calculation, the result obtained is different in each column.The largest result of wells foundations bearing capacity is 89,108 t/m2 in column E3. It can concluded that the larger cross-sectional area or diameter of the wells foundations the greater the bearing capacity that can be retained by the wells foundations and the longer or deeper wells foundations, the greater the bearing capacity that can hold from the wells foundations. From the above calculation based on the design of the wells foundations on various sizes in diameter and the depth or length of the wells foundations, so it can concluded that the effective depth of wells foundations is 5 meters depth.

(3)

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH

BERSAMA FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG TAHAP II pondasi. Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan di lapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah)Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Daya dukung pondasi sumuran diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara pondasi sumuran dan tanah disekelilingnya.

Analisis ini diawali dengan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran dan proses pengumpulan data diperoleh dari lokasi pembangunan Gedung Kuliah Bersama FMIPA Universitas Lampung Bandar Lampung dan melakukan studi perpustakaan. Dalam analisa perencanaan pondasi sumuran perlu di cek kontrol terhadap daya dukung tanah dasar dan daya dukung horizontal, yaitu membandingkan antara beban vertical dan beban horizontal yang terjadi terhadap pondasi sumuran. Perhitungan cincin sumuran dihitung dengan mencari tegangan yang bekerja pada cincin sumuran akibat dari beban terpusat dan momen. Cincin sumuran dianggap konstruksi pelengkung dengan perletakan sendi-sendi dengan beban merata sebesar (q) dengan momen maksimum terletak pada tengah bentang.

Dari hasil perhitungan penulis mendapatkan hasil kapasitas daya dukung pondasi yang berbeda disetiap kolomnya. Hasil yang di dapat dari hasil perhitungan ini, bahwa kapasitas daya dukung pondasi sumuran yang terbesar ada pada kolom E3 yaitu 89,108 t/m2. Jadi dapat di ambil kesimpulan yang brarti bahwa semakin besar luas penampang atau diameter pondasi sumuran ini maka semakin besar pula daya dukung yang dapat di tahan oleh pondasi sumuran tersebut dan semakin panjang atau semakin dalam pondasi sumuran tersebut maka semakin besar pula daya dukung yang dapat di tahan dari pondasi sumuran tersebut. Dari perhitungan diatas berdasarkan desain pondasi sumuran dari berbagai ukuran diameter dan kedalaman atau panjang pondasi sumuran dapat di ambil kesimpulan untuk pondasi sumuran yang efektif adalah cukup dengan kedalaman 5 meter.

(4)

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN

PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH

( Skripsi )

Oleh :

Bayu Hendri Juniar

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gumukmas, Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu pada tanggal 21

Juni 1989, anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Paidin dan Ibu

Darsini.

Penulis menempuh pendidikan di TK Dharma Wanita Gumukmas, Kec. Pagelaran

Kab. Pringsewu diselesaikan pada tahun 1995, pendidikan di Sekolah Dasar (SD)

Negeri 1 Gumukmas, Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu diselesaikan pada tahun

2001, pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1Pagelaran Kab.

Pringsewu diselesaikan pada tahun 2004, pendidikan di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Negeri 1 Gading Rejo diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan

Teknik Sipil Universitas Lampung. Pada tahun 2011 penulis pernah melaksanakan

Kerja Praktik (KP) pada proyek Pembangunan Pemecah Gelombang Pantai di

desa Kunjir Kabupaten Lampung Selatan yang di laksanakan oleh PT. BENTENG

(9)

MOTTO HIDUP

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tu”

~ (Aristoteles) ~

“Rasa takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri, hadapilah rasa takut itu dan teruslah melangkah ”

~ (Mario Teguh) ~

“Tidak bertindak karena menunggu hilangnya rasa malas, adalah bentuk kemalasan yang lebih parah lagi”

~ (Bayu Hendri Juniar) ~

“Apabila anda berbuat kebaikan pada orang lain, maka anda telah berbuat baik pada diri sendiri”

~ (Benjamin Franklin) ~

“Jika orang berpegang pada keyakinan maka hilanglah kesangsian, tetapi jika seseorang berpegang pada kesangsian maka hilanglah keyakinan”

~ (Sir Francis Bacon) ~

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya”

~ (Ali Bin Abi Thalib) ~

“Tuhan mungkin tidak pernah mengabulkan do’a kita, tapi tuhan memberi kita

petunjuk dan jalan untuk mendapatkannya”

(10)

SANWACANA

Assallamualaikum Wr Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa Alam

Semesta, karena atas izin dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran pada Proyek

Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Fakultas MIPA Universitas Lampung”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk menyelesaikan

pendidikan pada jurusan Teknik Sipil di Universitas Lampung.

Skripsi ini tidak akan terwujud dan berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan

dari pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Lampung dan penguji utama, atas kesediaannya meluangkan

waktu untuk hadir diruang sidang menguji dan memberikan masukan serta

(11)

3. Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku pembimbing utama atas segala bimbingan,

saran dan perhatian yang luar biasa selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Iswan, S.T., M.T., selaku pembimbing kedua atas wawasan

pengetahuan, bimbingan dan sarannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, Bapak Paidin dan Ibu Darsini yang paling kucintai, untuk

segala do’anya, nasehat, dukungan dan semangat yang diberikan.

6. Kakak dan adik – adiku , Herwan Febrianto, Maurin Pratiwi Yunita dan Teddy

Destian yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis baik bantuan

moril maupun materil, nasehat, serta wawasan pengetahuan dan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2007 Non Reguler : Hafiz,

Oche, Anung, Madian, Sarwin, Rengga, Dimas, Deni atas segala dukungan,

bantuan, dan kebersamaannya.

8. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil 2004, 2005, 2007, dan 2008,

Chandra, Danil, Yupi, Rizal, Putu, Citra, Iren, Ria dan yang namanya tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama

ini, semoga hubungan pertemanan ini tetap terjaga.

9. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis masih mengharapkan masukan berupa kritik dan

saran yang membangun dari para pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangan yang berarti untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

(12)

Semoga Allah SWT memberi barokah kepada mereka semua. Akhir kata, penulis

berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan khususnya di bidang Teknik Sipil.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 18 Juni 2015

Penulis,

(13)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Nilai-nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi ... 17

Tabel 4.1 Kombinasi Pembebanan Pondasi Sumuran E3 Dia. 1,3 meter .. 26

Tabel 4.2 Kombinasi Pembebanan Pondasi Sumuran A3 Dia. 1 meter ... 26

Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 48

Tabel 4.12 Rekapitulasi Perhitungan Cincin Pondasi Sumuran ... 49

(14)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Pondasi Dangkal ... 9

Gambar 2.2 Pondasi Dalam ... 10

Gambar 2.3 Peralihan Gaya Pada Pondasi ... 11

Gambar 2.4 Daya Dukung Batas Dari Tanah Pondasi ... 12

Gambar 2.5 Pondasi Sumuran ... 13

Gambar 2.6 Persamaan Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 16

Gambar 2.7 Pembebanan Pada Dinding Sumuran ... 20

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian ... 24

Gambar 4.1 Denah Pondasi Sumuran... 27

Gambar 4.2 Pondasi Sumuran E3... 37

(15)

i

1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Sumuran... 15

(16)

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A Data Teknis Pondasi Sumuran dan Pile Cap ... 25

B Data Tanah yang Diperoleh Berdasarkan Uji Sondir ... 25

C Data Pembebanan Pondasi Sumuran ... 26

D Perhitungan Pondasi Sumuran ... 28

1 Pondasi sumuran pada kolom E3 ... 28

2 Pondasi sumuran pada kolom A3 ... 38

E Rekapitulasi Perhitungan Pondasi Sumuran ... 48

1 Rekapitulasi Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 48

2 Rekapitulasi Perhitungan Cincin Pondasi Sumuran ... 49

3 Rekapitulasi Perhitungan Pile Cap ... 50

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A Kesimpulan ... 51

B Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I : DATA PERENCANAAN HASIL UJI SONDIR TANAH DAN GAMBAR RENCANA GEDUNG KULIAH BERSAMA FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG TAHAP II

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pembangunan infrastruktur di

Indonesia, maka Kota Bandar Lampung sebagai Ibu Kota Propinsi Lampung,

giat melaksanakan pembangunan infrastruktur dalam berbagai sektor untuk

menunjang kemajuan kota Bandar Lampung. Dengan semakin majunya Kota

Bandar Lampung, kebutuhan akan bangunan gedung meningkat pesat,

sehingga pembangunan infrastruktur yang paling banyak dilakukan adalah

pembangunan struktur bangunan gedung, karena bangunan gedung banyak

digunakan sebagai perumahan, pusat perkantoran, tempat perkuliahan,

perhotelan, tempat hiburan dan pusat perbelanjaan.

Suatu struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan struktur bawah.

Struktur atas meliputi balok, plat, kolom, serta atap dan struktur bawah adalah

pondasi. Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang

pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan di lapangan adalah pekerjaan

pondasi (struktur bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat

penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang

memikul dan menahan suatu beban yang bekerja di atasnya yaitu beban

(18)

2

terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat

memikul beban konstruksi tersebut.

Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.

Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan Tugas Akhir ini pada

perencanaan pondasi dalam, yaitu pondasi sumuran. Pondasi sumuran

adalah suatu pondasi yang dibangun dengan cara mengebor tanah terlebih

dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan di cor. Pondasi sumuran

dipakai apabila tanah dasar yang kokoh yang mempunyai daya dukung besar

terletak sangat dalam, yaitu kurang lebih 15 m serta keadaan sekitar tanah

bangunan sudah banyak berdiri bangunan-bangunan besar seperti

gedung-gedung bertingkat sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan retak-retak

pada bangunan yang sudah ada akibat getaran-getaran yang ditimbulkan oleh

kegiatan pemancangan apabila dipakai pondasi tiang pancang. Daya dukung

pondasi sumuran diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing capacity)

yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau selimut

(friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya

adhesi antara pondasi sumuran dan tanah disekelilingnya.

Pondasi sumuran berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung

yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk

menghasilkan daya dukung yang akurat, maka diperlukan suatu penyelidikan

tanah yang akurat juga. Ada dua metode yang biasa digunakan dalam

penentuan kapasitas daya dukung pondasi sumuran yaitu dengan

menggunakan metode statis dan metode dinamis. Perencanaan pondasi

(19)

3

tahapan yang meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis. Semua itu

dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman dan

ekonomis. Selain itu pondasi sumuran memiliki kekurangan dan kelebihan

tersendiri, pondasi jenis ini jarang digunakan selain boros adukan beton

penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di

tempat yang dalam. Salah satu kelebihan pondasi sumuran adalah

pengerjaannya mudah tidak memerlukan alat berat dan juga ramah

lingkungan, adapun kekurangan dari pondasi ini diantaranya bagian dalam

dari pondasi tidak dapat dikontrol, untuk tanah berlumpur pondasi ini sangat

sulit digunakan karna susah dalam menggali.

Dan adapun latar belakang penulisan karya ilmiah ini adalah dengan maksud

untuk memberikan pemahaman mengenai analisa perhitungan daya dukung

pondasi sumuran khususnya untuk penulis sendiri, dan selain itu untuk

mengetahui kekuatan pondasi sumuran pada Gedung Kuliah Bersama FMIPA

Universitas Lampung.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

a. Menghitung daya dukung pondasi sumuran dari hasil pembebanan, sondir

dan data tanah yang ada dengan jenis pondasi sumuran yang digunakan

berdasarkan kualitas dan ukuran pondasi yang digunakan.

b. Membandingkan perhitungan hasil daya dukung pondasi sumuran dengan

(20)

4

C. Manfaat

Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi yang membacanya:

a. Penyusun berharap dapat memberikan pemahaman mengenai kapasitas

daya dukung pondasi sumuran dan penurunan pondasi sumuran.

b. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi

mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama.

D. Batasan Masalah

Untuk menghasilkan pemahaman dalam masalah ini maka diperlukan adanya

batasan-batasan masalah.

1. Hanya ditinjau untuk pondasi sumuran pada konstruksi Proyek

Pembangunan Gedung Kuliah Bersama FMIPA Universitas Lampung

Tahap 2.

2. Hanya ditinjau untuk menghitung stabilitas daya dukung pondasi sumuran

tunggal untuk pondasi sumuran tegak lurus tanpa akibat gaya horizontal.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat

mengumpulkan data yang mendukung Tugas Akhir ini dapat diselesaikan

dengan baik. Beberapa cara yang dilakukan antara lain :

(21)

5

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan data teknis pondasi

sumuran yang diperoleh dari hasil survey langsung ke lokasi Proyek

Pembangunan Gedung Kuliah Bersama FMIPA Universitas Lampung

Tahap 2.

b. Pengambilan Data

Pengambilan data yang diperlukan dalam perencanaan diperoleh dari CV.

Mitra Paxi berupa data hasil sondir, hasil uji laboratorium pemeriksaan

tanah serta gambar struktur.

c. Melakukan Studi Perpustakaan

Membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung

dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar bangunan yang

kuat yang terdapat dibawah konstruksi. Pondasi dapat didefinisikan sebagai

bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur dapat digunakan beberapa

macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi berdasarkan fungsi bangunan atas

(upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut, besarnya beban

dan beratnya bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tersebut

didirikan dan berdasarkan tinjauan dari segi ekonomi.

Semua konstruksi yang direncanakan, keberadaan pondasi sangat penting

mengingat pondasi merupakan bagian terbawah dari bangunan yang berfungsi

mendukung bangunan serta seluruh beban bangunan tersebut dan meneruskan

beban bangunan itu, baik beban mati, beban hidup dan beban gempa ke tanah

(23)

7

bangunan yang akan dibangun dan keadaan tanah tempat pondasi tersebut

akan diletakkan, biasanya pondasi diletakkan pada tanah yang keras.

Pemilihan jenis struktur bawah (sub-structure) yaitu pondasi, menurut

Suyono (1984) harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Keadaan tanah pondasi

Keadaan tanah pondasi kaitannya adalah dalam pemilihan tipe pondasi

yang sesuai. Hal tersebut meliputi jenis tanah, daya dukung tanah,

kedalaman lapisan tanah keras dan sebagainya.

- Batasan-batasan akibat struktur di atasnya

Keadaan struktur atas akan sangat mempengaruhi pemilihan tipe

pondasi. Hal ini meliputi kondisi beban (besar beban, arah beban dan

penyebaran beban) dan sifat dinamis bangunan di atasnya (statis

tertentu atau tak tentu, kekakuannya, dll.)

- Batasan-batasan keadaan lingkungan di sekitarnya

Yang termasuk dalam batasan ini adalah kondisi lokasi proyek, dimana

perlu diingat bahwa pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu

ataupun membahayakan bangunan dan lingkungan yang telah ada di

sekitarnya.

- Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan

Sebuah proyek pembangunan akan sangat memperhatikan aspek waktu

dan biaya pelaksanaan pekerjaan, karena hal ini sangat erat

hubungannya dengan tujuan pencapaian kondisi yang ekonomis dalam

(24)

8

B. Macam-macam Pondasi

Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal

(shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari

letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi.

Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤

B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan

permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah

keras berada jauh dari permukaan tanah.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus

dipikul oleh pondasi :

1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal disebut juga pondasi langsung, pondasi ini digunakan

apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban

yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relatif dekat dengan

permukaan tanah).

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung :

a. Pondasi telapak

Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau pondasi

yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah bilamana

terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas baik yang

mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit

(25)

9

b. Pondasi memanjang

Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang

berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan

terhimpit satu sama lainnya. (Gambar 2.1a)

c. Pondasi rakit (raft foundation)

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak

pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya

sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila menggunakan

pondasi telapak, sisi-sisinya berhimpit satu sama lainnya. (Gambar

2.1c)

2. Pondasi dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah

keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti :

(26)

10

a. Pondasi sumuran (pier foundation)

Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi

dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat

terletak pada kedalaman yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran

nilai kedalaman (Df) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4,

sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1. (Gambar 2.2d)

b. Pondasi tiang (pile foundation)

Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang

normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya

terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pondasi tiang umumnya

berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi

sumuran. (Gambar 2.2e)

Untuk membantu memilih jenis pondasi, Peck (1953) memberikan rumus

yaitu :

1. Untuk pondasi dangkal

≤ 1

2. Untuk pondasi dalam

> 4

Gambar 2.2. Pondasi Dalam

D B

(27)

11

Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi a. Pondasi dangkal

b. Pondasi dalam

Pemilihan jenis pondasi yang tepat, perlu diperhatikan apakah pondasi

tersebut sesuai dengan berbagai keadaan tanah :

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3

meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan

pondasi telapak.

2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter

dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi

tiang apung.

3. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 20 meter

dibawah permukaan tanah, maka pada kondisi ini apabila penurunannya

diizinkan dapat menggunakan tiang geser dan apabila tidak boleh

(28)

12

bila terdapat batu besar pada lapisan antara pemakaian kaison lebih

menguntungkan.

4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter

dibawah permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang

baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir

yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 maka digunakan kaison

tekanan.

5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 40 meter

dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini maka menggunakan tiang

baja dan tiang beton yang dicor ditempat. (Bowles J.E, 1993).

C. Daya Dukung Tanah

Daya dukung tanah didefiniskan sebagai kekuatan maksimum tanah

menahan tekanan dengan baik tanpa menyebabkan terjadinya failure.

Sedangkan failure pada tanah adalah penurunan (sattlement) yang

berlebihan atau ketidakmampuan tanah melawan gaya geser dan untuk

meneruskan beban pada tanah. (Bowles J.E, 1992)

(29)

13

Gambar diatas mmenunjukkan bahwa apabila beban bekerja pada tanah

pondasi dinaikkan maka penurunan akan meningkat dengan cepat setelah

gaya telah mencapai gaya tertentu dan kemudian penurunan akan terus

berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.

D. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali cerobong

tanah berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton atau campuran batu

dan mortar. Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai bentuk peralihan

antara pondasi dangkal dan pondasi dalam, digunakan apabila tanah dasar

terletak pada kedalaman yang relatif dalam dengan persyaratan

perbandingan kedalaman tertanam terhadap diameter lebih kecil atau sama

dengan 4. Jika nilai perbandingan tersebut lebih besar dari 4 maka pondasi

tersebut harus direncanakan sebagai pondasi tiang.

(30)

14

Ada beberapa alasan digunakannya pondasi sumuran dalam konstruksi :

1. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

2. Selama pelaksanaan pondasi sumuran tidak ada suara yang ditimbulkan oleh

alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang.

3. Ketika proses pemancangan dilakukan, getaran tanah akan mengakibatkan

kerusakan pada bangunan yang ada di dekatnya, tetapi dengan penggunakan

pondasi sumuran hal ini dapat dicegah.

4. Karena dasar dari pondasi sumuran dapat diperbesar, hal ini memberikan

ketahanan yang besar untuk gaya keatas.

5. Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan

membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya

bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi sumuran.

6. Pondasi sumuran mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral.

7. Permukaan di atas di mana dasar pondasi sumuran didirikan diperiksa secara

langsung.

Beberapa kelemahan dari pondasi sumuran :

1. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa

pasir atau tanah berkerikil maka menggunakan bentonite sebagai penahan

longsor.

2. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan

tanah, sehingga mengurangi kapasitas daya dukung tanah terhadap tiang,

maka air yang mengalir langsung dihisap dan dibuang kembali kedalam

(31)

15

3. Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pengecoran,

dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai

keadaan cuaca memungkinkan atau memasang tenda sebagai penutup.

4. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak

dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran.

5. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton dan

material, untuk pekerjaan kecil mengakibatkan biaya meningkat maka ukuran

tiang pondasi sumuran disesuaikan dengan beban yang dibutuhkan.

6. Walaupun penetersai sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah

terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna

karena adanya lumpur yang tertimbun didasar, maka dipasang pipa paralon

pada tulangan pondasi untuk pekerjaan base grouting.

E. Landasan Teori

1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Sumuran

Pondasi berfungsi menyalurkan beban-beban terpusat dari bangunan bawah

kedalam tanah pendukung dengan cara demikian sehingga hasil tegangan dan

gerakan tanah dapat dipikul oleh struktur secara keseluruhan. Daya dukung

pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh pondasi tersebut

dan penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu

1” (2,54cm), daya dukung pondasi sumuran dapat ditentukan berdasarkan

data-data hasil penyelidikan tanah di laboratorium dan data hasil pelaksanaan

(32)

16

Untuk pondasi yang berbentuk sumuran, Terzaghi menyarankan persamaan

daya dukung dengan nilai faktor-faktor daya dukung yang sama, hanya factor

gesekan dinding pondasi diperhitungkan. Persamaan daya dukung Pondasi

Sumuran (Hardiyatmo, 1996)

Persamaan daya dukungnya dinyatakan oleh :

Qu = Qb + Qs

= qu Ap + π D fs Df Pall =

Dengan :

Qu : beban ultimit total untuk pondasi dalam

Qb : tahanan dukung ujung pondasi

Qs : perlawanan gesekan pada dinding pondasi

Gambar 2.6. Persamaan daya dukung Pondasi Sumuran P

D

Df Qs

Qb

(33)

17

Tabel 2.1. nilai-nilai faktor daya dukung Terzaghi

φ Keruntuhan Geser Umum

Untuk mempermudah pemasangan, maka sebaiknya tahanan geser

dinding harus sama dengan berat pondasi sumuran :

¼π (D2

d2) H γbeton = fs π D H

Faktor gesekan dinding fs (Terzaghi, 1943)

Fs =

Fs = Faktor gesekan dinding γ beton (D2–

(34)

18

γbeton = berat volume beton (kN/m3)

D = diameter luar sumuran (m)

d = diameter dalam sumuran (m)

H = kedalaman penetrasi (m)

2. Kontrol Daya Dukung Pondasi

Dalam analisa perencanaan pondasi sumuran perlu di cek kontrol

terhadap daya dukung tanah dasar dan daya dukung horizontal, yaitu

membandingkan antara beban vertical dan beban horizontal yang

terjadi terhadap pondasi sumuran.

1.Daya Dukung Tanah Dasar

Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar

pondasi sumuran harus dipastikan lebih kecil dari daya dukung

ijin tanah. Daya dukung tanah pada dasar pondasi sumuran

ditentukan dengan cara yang sama seperti dalam menentukan

daya dukung pondasi dangkal.

Penentuan tebal cincin sumuran dihitung dengan mencari

tegangan yang bekerja pada cincin sumuran akibat dari terpusat

(P) dan momen (Mx dan My). Maka ditentukan persamaan

sebagai berikut :

 =

±

±

dimana :

 : Tegangan yang terjadi (t/m2)

(35)

19

A : Luas daerah yang ditinjau (m2)

Mx : Momen yang terjadi pada arah X (tm)

My : Momen yang terjadi pada arah Y (tm)

W : Momen inersia daerah yang ditinjau (m4)

2.Daya Dukung Horizontal Berdasarkan Metode Broms

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan daya dukung

horizontal berdasarkan Metode Broms dihitung berdasarkan

persamaan berikut.

Daya dukung Horizomtal :

Hu = 9 Cu D ( H - )

Mmax = Hu ( + )

Untuk Mmax > Mx maka tiang termasuk tiang panjang :

F =

Hu =

Hu : Daya dukung horizontal (kN)

Cu : Undrained strenght (kN/m2)

D : Diameter pondasi sumuran (m)

H : Panjang pondasi sumuran (m)

F : Beban horizontal (kN)

Mx : Momen yang terjadi pada arah X (tm)

3. Pada perencanaan pile cap, perlu dicek terhadap beban maksimum

yang diterima pondasi dimana harus lebih kecil dari daya dukung

(36)

20

3. Cincin Sumuran

Perhitungan cincin sumuran dihitung dengan mencari tegangan yang

bekerja pada cincin sumuran akibat dari beban terpusat dan momen.

Cincin sumuran dianggap konstruksi pelengkung dengan perletakan

sendi-sendi dengan beban merata sebesar (q) dengan momen

maksimum terletak pada tengah bentang.

q =  H Ka

q : Beban merata yang terjadi (t/m2)

 : Berat volome tanah (t/m3)

Ka : Koefisien tekanan tanah aktif

H : Panjang pondasi sumuran (m)

Mu = ⅛ q D2

q : Beban merata yang terjadi (t/m2)

D : Diameter pondasi sumuran (m)

Mu : Momen ultimit yang terjadi (tm)

(37)

BAB III

METODE PERHITUNGAN

A. Metode Penyusunan

Metode penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisa Daya Dukung

Pondasi Sumuran Pada Proyek Pembangunan Gedung Bersama FMIPA

Universitas Lampung Tahap 2” ini meliputi :

1. Pengumpulan data untuk keperluan analisa

- Peta Topografi

- Data penyelidikan tanah

- Gambar Teknis

- Analisa Konstruksi Bangunan Gedung 2. Pengumpulan data perencanaan

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit

permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang

akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan

(38)

22

kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data

dilakukan dengan cara :

1. Metode Literatur

Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis

dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan.

2. Metode Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk

mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan.

Adapun jenis – jenis data yang digunakan adalah :

1. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari survey lapangan melalui pengamatan

dan pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi proyek, data bor

mesin dan data sondir tanah.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi

menggambarkan situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk

mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga dapat menentukan

jenis dan kedalaman pondasi yang akan dipakai.

C. Metode Perhitungan

1. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Sumuran

Dalam analisa perencanaan pondasi sumuran perlu di cek kontrol

(39)

23

membandingkan antara beban vertical dan beban horizontal yang terjadi

terhadap pondasi sumuran.

2. Perhitungan cincin sumuran

Dihitung dengan mencari tegangan yang bekerja pada cincin sumuran

akibat dari beban terpusat dan momen. Cincin sumuran dianggap

konstruksi pelengkung dengan perletakan sendi-sendi dengan beban

merata sebesar (q) dengan momen maksimum terletak pada tengah

bentang.

3. Perhitungan Pile Cap

Pada perencanaan pile cap, perlu dicek terhadap beban maksimum yang

diterima pondasi dimana harus lebih kecil dari daya dukung batas.

(40)

24

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian MULAI

SELESAI PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

MENGHITUNG KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI

SUMURAN

ANALISA HASIL PERHITUNGAN

KESIMPULAN

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TERHADAP

(41)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari penulisan ini maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Di dalam tugas akhir ini, direncanakan perhitungan daya dukung

pondasi terhadap beban vertikal, daya dukung horizontal, dan

perhitungan penulangan cincin beton pondasi sumuran dan penulangan

pada Pile Cap dengan mengunakan data tanah berdasarkan dari data

hasil uji sondir dan data pembebanan diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan program SAP 2000.

2. Perhitungan kapasitas daya dukung pondasi sumuran akibat beban

vertikal dengan banyak faktor-faktor beban yang mempengaruhinya

dapat diselesaikan dengan hasil perhitungan manual.

3. Hasil yang di dapat dari hasil perhitungan manual ini, penulis

mendapatkan bahwa kapasitas daya dukung pondasi sumuran yang

terbesar ada pada kolom E3 yaitu 89,108 t/m2.

4. Jadi dapat di ambil kesimpulan dari hasil yang di dapat dari perhitungan

ini yang brarti bahwa semakin besar luas penampang atau diameter

pondasi sumuran ini maka semakin besar pula daya dukung yang dapat

di tahan oleh pondasi sumuran tersebut dan semakin panjang atau

(42)

52

semakin dalam pondasi sumuran tersebut maka semakin besar pula daya

dukung yang dapat di tahan dari pondasi sumuran tersebut.

5. Dari perhitungan diatas berdasarkan desain pondasi sumuran dari

berbagai ukuran diameter dan kedalaman atau panjang pondasi sumuran

dapat di ambil kesimpulan untuk pondasi sumuran yang efektif adalah

cukup dengan kedalaman 5 m .

B. Saran

Pada tugas ahir ini penulis juga bermaksud memberikan saran yang

berkaitan dengan perencanaan pondasi sumuran Gedung Kuliah Bersama

FMIPA Universitas Lampung :

1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan hendaknya didahului

dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat

diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari segi mutu, biaya,

maupun waktu.

2. Perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan

dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga

bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuhi persyaratan terbaru

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, Ali. 2010. Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang. Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Bowles, J. E. 1991. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga,

Jakarta.

Bowles, J. E. 1993. Analisa dan desain Pondasi : Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga,

Jakarta.

Dipohusodo,istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Gramedia pustaka utama,

Jakarta.

Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Pondasi 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi 2 : Edisi Ketiga. Beta Offset, Yogyakarta.

Pamungkas, Anugrah. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. Andi Yogyakarta,

Yogyakarta.

Sosrodarsono, suyono. 1994. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. PT Pradya

Paramita, Jakarta.

Gambar

GAMBAR RENCANA GEDUNG KULIAH BERSAMA
Gambar 2.1. Pondasi Dangkal
Gambar 2.2Untuk membantu memilih jenis pondasi, . Pondasi Dalam Peck (1953) memberikan rumus
Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dasar pemilihan tiang ini adalah :.. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan KPP Sumbagut I Jalan Suka

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam dan suatu

Paper ini menyajikan tentang besar daya dukung pondasi tiang pancang beton, pondasi tiang pancang beton adalah jenis pondasi dalam yang berfungsi untuk memikul

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS.. (STUDI KASUS PROYEK MANHATTAN

Dari analisa pembebanan di dapat kombinasi beban yang terbesar adalah 1275,35 ton dan dari analisa daya dukung diperoleh hasil bahwa daya dukung pondasi tiang pancang

Penelitian pada kali ini yaitu menghitung daya dukung pondasi tiang pancang grup Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Pariwisata Palembang dengan menggunakan

Pondasi tiang pancang beton berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas.Untuk menghasilkan daya dukung yang

Daya dukung pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Qu = qcx Ap+ JHL x Kt 4 Keterangan : Qu = Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang qc = Tahanan ujung Sondir Perlawanan