• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PERENCANAAN JEMBATAN FLY OVER RUAS JALAN KI MAJA – RATU DIBALAU BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PERENCANAAN JEMBATAN FLY OVER RUAS JALAN KI MAJA – RATU DIBALAU BANDAR LAMPUNG"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PROYEK PERENCANAAN JEMBATAN FLY OVER

RUAS JALAN KI MAJA

RATU DIBALAU

BANDAR LAMPUNG

Oleh

AZIS ANDRI LESTOMO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI SUMURAN PADA PROYEK PERENCANAAN JEMBATAN FLY OVER

RUAS JALAN KI MAJA – RATU DIBALAU BANDAR LAMPUNG

Oleh

AZIS ANDRI LESTOMO

ABSTRAK

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Daya dukung pondasi sumuran diperoleh dari daya dukung ujung

(end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung

geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara pondasi sumuran dan tanah disekelilingnya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan kapasitas daya dukung pondasi sumuran yang aman dan kuat dengan memperhatikan hasil penelitian tanah. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi dalam menentukkan jenis pondasi yang akan digunakan dalam sebuah bangunan konstruksi dan pengenalan tentang pemakaian pondasi kepada masyarakat. Analisa hanya ditinjau pada pondasi sumuran pada konstruksi Proyek Perencanaan Jembatan Fly Over Ruas Jalan Ki Maja – Ratu Dibalau Bandar Lampung.

Analisis ini diawali dengan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran Pada Proyek Perencanaan Jembatan Fly Over Ruas Jalan Ki Maja – Ratu Dibalau Bandar Lampung. Proses pengumpulan data diperoleh dari CV. Jaim dan Rekan dan melakukan studi perpustakaan.

Dari hasil perhitungan penulis mendapatkan hasil kapasitas daya dukung pondasi yang berbeda disetiap abutment dan pilar. Pada abutment 1 kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,75 m

membutuhkan 2 pondasi. Pada abutment 1’ kapasitas daya dukung pondasi

sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,5 m membutuhkan 2 pondasi. Pada abutment 2 kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 5 m membutuhkan 2 pondasi. Pada abutment

2’ kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m

dan kedalaman 4,8 m membutuhkan 2 pondasi. Pada pilar 1 kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 4,6 m membutuhkan 3 pondasi. Pada pilar 2 kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,9 m membutuhkan 3 pondasi.

(3)

FLY-OVER BRIDGE PROJECT PLAN ON KI MAJA - RATU DIBALAU ROAD IN BANDAR LAMPUNG

By

AZIS ANDRI LESTOMO

ABSTRACT

The well foundation is a transitional form between shallow and pile foundations. Foundation bearing capacity wells are obtained from the end bearing capacity is obtained from the pressure of carrying the pole and slide or blanket were obtained from the carrying capacity of friction or adhesion force between the wells and the soil surrounding the foundation. The objective of this research was to analyze the estimation of strong and secure the well foundation load support capacity by considering the soil examination result. This research was expected to provide referential benefits in determining types of foundation to use for a certain construction building and introducing the foundation use for public. The analysis

would only be on the the well foundation for fly-over bridge in Ki Maja – Ratu

Dibalau road, in Bandar Lampung.

The analysis was started by collecting required data for evaluating the analysis of the well foundation load support at fly-over bridge project plan in Ki Maja - Ratu Dibalau road in Bandar Lampung. Data were collected from CV. Jaim and associate and by literary study.

The results showed different foundation load support capacity in each abutment and pillar. Abutment 1 the well foundation load support capacity will be planned with 3 m of the diameter and 3,75 m of the depth, it would need 2 foundations.

Abutment 1’ the well foundation load support capacity will be planned with 3 m of

the diameter and 3,5 m of the depth, it would need 2 foundations. Abutment 2 the well foundation load support capacity will be planned with 3 m of the diameter

and 5 m of the depth, it would need 2 foundations. Abutment 2’ the well

foundation load support capacity will be planned with 3 m of the diameter and 4,80 m of the depth, it would need 2 foundations. Pillar 1 the well foundation load support capacity will be planned with 3 m of the diameter and 4,6 m of the depth, it would need 3 foundations. Pillar 2 the well foundation load support capacity will be planned with 3 m of the diameter and 3,9 m of the depth, it would need 3 foundations.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metode Pengumpulan Data ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum ... 5

2.2 Macam-macam Pondasi ... 7

2.3 Daya Dukung ... 11

2.4 Pondasi Sumuran ... 12

2.5 Landasan Teori ... 14

2.6.1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 14

2.6.2. Kontrol Daya Dukung Pondasi ... 17

(8)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Data Umum ... 21

3.2 Metode Peenyusunan ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4 Lokasi Pekerjaan ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Perencanaan ... 25

4.2 Spesifikasi Bahan untuk Struktur ... 25

4.3 Perencanaan Pondasi ... 28

4.3.1 Abutment 1 ... 28

4.3.2 Abutment 1’ ... 37

4.3.3 Abutment 2 ... 46

4.3.4 Abutment 2’ ... 55

4.3.5 Pilar 1 ... 64

4.3.6 Pilar 2 ... 73

4.4 Rekapitulasi Hasil Analisa Perhitungan ... 82

4.4.1 Rekapitulasi Analisa Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 82

4.4.2 Rekapitulasi Perhitungan Cincin Pondasi Sumuran ... 83

4.4.3 Rekapitulasi Perhitungan Pile Cap ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai-nilai faktor daya dukung Terzaghi ... 16

Tabel 4.1 Mutu beton yang digunakan dalam perencanaan konstruksi ... 26

Tabel 4.2 Rekapitulasi perhitungan analisa daya dukung pondasi sumuran ... 82

Tabel 4.3 Rekapitulasi perhitungan cincin pondasi sumuran... 83

(10)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pondasi Dangkal ... 8

Gambar 2.2. Pondasi Dalam... 9

Gambar 2.3. Peralihan Gaya Pada Pondasi ... 10

Gambar 2.4. Daya Dukung Batas dari Tanah Pondasi ... 11

Gambar 2.5. Pondasi Sumuran ... 12

Gambar 2.6. Metode Persamaan Daya Dukung Pondasi Sumuran ... 15

Gambar 2.7. Pembebanan pada dinding sumuran ... 20

Gambar 3.1. Sketsa Lokasi Penelitian ... 23

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian ... 24

Gambar 4.1. Balok Girder ... 26

Gambar 4.2. Gaya-gaya pada pondasi sumuran ... 27

Gambar 4.3. Jumlah pondasi pada abutment 1 ... 29

Gambar 4.4. Penulangan Pile Cap dan Penulangan Pondasi Abutment 1 ... 36

Gambar 4.5. Jumlah pondasi pada abutment 1’ ... 38

Gambar 4.6. Penulangan Pile Cap dan Penulangan Pondasi Abutment 1’ ... 45

Gambar 4.7. Jumlah pondasi pada abutment 2 ... 47

(11)

Gambar 4.9. Jumlah pondasi pada abutment 2’ ... 56

Gambar 4.10. Penulangan Pile Cap dan Penulangan Pondasi Abutment 2’ ... 63

Gambar 4.11. Jumlah pondasi pada pilar 1 ... 65

Gambar 4.12. Penulangan Pile Cap dan Penulangan Pondasi Pilar 1 ... 72

Gambar 4.13. Jumlah pondasi pada pilar 2 ... 74

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, pembangunan disemua aspek kehidupan bidang masyarakat diseluruh wilayah Indonesia dapat merata. Sesuai dengan perkembangan salah satu daerah, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu sarana dan prasarana yang sangat menentukan untuk menunjang kelancaran dan meningkatkan aktifitas perekonomian di daerah yang mulai berkembang.

Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Propinsi Lampung berusaha untuk meningkatkan dan memaksimalkan pembangunan daerah. Seiring dengan meningkatnya pembangunan daerah, pembangunan dalam berbagai sektor untuk menunjang kemajuan Kota Bandar Lampung meliputi pembangunan perumahan, perkantoran, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, transportasi jembatan dan jalan raya, dan sarana-sarana lainnya.

Suatu struktur bangunan terdiri dari struktur atas dan struktur bawah. Struktur bangunan membutuhkan pondasi yang kuat dan kokoh sebagai pendukung konstruksi di atasnya. Pertama-tama yang dilaksanakan pada kegiatan pembangunan struktur di lapangan adalah pekerjaan struktur bawah yaitu pekerjaaan pondasi.

(13)

Pengertian umum Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan diatasnya. Secara umum terdapat dua jenis pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Untuk konstruksi beban ringan biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban diatasnya terlalu besar biasanya jenis pondasi dalam yang digunakan. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktus diatasnya apakah termasuk konstruksi beban ringan atau konstruksi beban berat dan tergatung pada jenis tanahnya.

Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan penulisan skripsi ini pada perencanaan pondasi sumuran. Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam dan suatu pondasi yang dibangun dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan dicor. Pondasi sumuran dipakai apabila tanah dasar yang kokoh yang mempunyai daya dukung besar terletak sangat dalam. Daya dukung pondasi sumuran diperoleh dari daya dukung ujung

(end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya

(14)

3

Perencanaan pondasi sumuran mencakup rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan berbagai tahapan yang meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi pondasi yang kuat, aman dan ekonomis.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menganalisa perhitungan kapasitas daya dukung pondasi sumuran yang aman dan kuat dengan memperhatikan hasil penelitian tanah.

1.3. Manfaat

Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Bahan referensi dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan dalam sebuah bangunan konstruksi gedung.

2. Pengenalan tentang pemakaian pondasi kepada masyarakat.

3. Bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama.

1.4. Batasan Masalah

(15)

1.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini dilakukan beberapa cara untuk dapat mengumpulkan data yang mendukung Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa cara yang dilakukan antara lain :

1. Pengambilan Data Pengambilan Data

Pengambilan data yang diperlukan dalam perencanaan diperoleh dari CV. Jaim dan Rekan berupa data hasil uji laboratorium pemeriksaan tanah serta gambar struktur.

2. Melakukan Studi Perpustakaan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar bangunan yang kuat yang terdapat dibawah konstruksi. Pondasi dapat didefinisikan sebagai bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi berdasarkan fungsi bangunan atas

(upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut, besarnya beban

dan beratnya bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tersebut didirikan dan berdasarkan tinjauan dari segi ekonomi.

(17)

tempat pondasi tersebut akan diletakkan, biasanya pondasi diletakkan pada tanah yang keras.

Pemilihan jenis struktur bawah (sub-structure) yaitu pondasi, menurut

Suyono (1984) harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Keadaan tanah pondasi

Keadaan tanah pondasi kaitannya adalah dalam pemilihan tipe pondasi yang sesuai. Hal tersebut meliputi jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman lapisan tanah keras dan sebagainya.

- Batasan-batasan akibat struktur di atasnya

Keadaan struktur atas akan sangat mempengaruhi pemilihan tipe pondasi. Hal ini meliputi kondisi beban (besar beban, arah beban dan penyebaran beban) dan sifat dinamis bangunan di atasnya (statis tertentu atau tak tentu, kekakuannya, dll.)

- Batasan-batasan keadaan lingkungan di sekitarnya

Yang termasuk dalam batasan ini adalah kondisi lokasi proyek, dimana perlu diingat bahwa pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu ataupun membahayakan bangunan dan lingkungan yang telah ada di sekitarnya.

- Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan

(18)

7

2.2. Macam-macam Pondasi

Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya

terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi :

1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal disebut juga pondasi langsung, pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relatif dekat dengan permukaan tanah).

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung :

a. Pondasi telapak

(19)

b. Pondasi memanjang

Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya. (Gambar 2.1a)

c. Pondasi rakit (raft foundation)

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat disemua arahnya, sehingga bila menggunakan pondasi telapak, sisi-sisinya berhimpit satu sama lainnya. (Gambar 2.1c)

2. Pondasi dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti :

a. Pondasi sumuran (pier foundation)

Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat

(20)

9

terletak pada kedalaman yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1. (Gambar 2.2d)

b. Pondasi tiang (pile foundation)

Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi sumuran. (Gambar 2.2e)

Untuk membantu memilih jenis pondasi, Peck (1953) memberikan rumus yaitu :

1. Untuk pondasi dangkal ≤ 1

2. Untuk pondasi dalam > 4

Gambar 2.2. Pondasi Dalam

D B

(21)

Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi a. Pondasi dangkal

b. Pondasi dalam

Pemilihan jenis pondasi yang tepat, perlu diperhatikan apakah pondasi tersebut sesuai dengan berbagai keadaan tanah :

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi telapak.

2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi tiang apung.

(22)

11

bila terdapat batu besar pada lapisan antara pemakaian kaison lebih menguntungkan.

4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter dibawah permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 maka digunakan kaison tekanan.

5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 40 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini maka menggunakan tiang baja dan tiang beton yang dicor ditempat. (Bowles J.E, 1993)

2.3. Daya Dukung

Daya dukung tanah didefiniskan sebagai kekuatan maksimum tanah menahan tekanan dengan baik tanpa menyebabkan terjadinya failure. Sedangkan failure pada tanah adalah penurunan (sattlement) yang berlebihan atau ketidakmampuan tanah melawan gaya geser dan untuk meneruskan beban pada tanah. (Bowles J.E, 1992)

(23)

Gambar diatas mmenunjukkan bahwa apabila beban bekerja pada tanah pondasi dinaikkan maka penurunan akan meningkat dengan cepat setelah gaya telah mencapai gaya tertentu dan kemudian penurunan akan terus berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.

2.4. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali cerobong tanah berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton atau campuran batu dan mortar. Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi dalam, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam dengan persyaratan perbandingan kedalaman tertanam terhadap diameter lebih kecil atau sama dengan 4. Jika nilai perbandingan tersebut lebih besar dari 4 maka pondasi tersebut harus direncanakan sebagai pondasi tiang.

(24)

13

Ada beberapa alasan digunakannya pondasi sumuran dalam konstruksi : 1. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

2. Selama pelaksanaan pondasi sumuran tidak ada suara yang ditimbulkan oleh alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang.

3. Ketika proses pemancangan dilakukan, getaran tanah akan mengakibatkan kerusakan pada bangunan yang ada di dekatnya, tetapi dengan penggunakan pondasi sumuran hal ini dapat dicegah.

4. Karena dasar dari pondasi sumuran dapat diperbesar, hal ini memberikan ketahanan yang besar untuk gaya keatas.

5. Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi sumuran.

6. Pondasi sumuran mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral.

7. Permukaan di atas di mana dasar pondasi sumuran didirikan diperiksa secara langsung.

Beberapa kelemahan dari pondasi sumuran :

1. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah berkerikil maka menggunakan bentonite sebagai penahan longsor.

(25)

tiang, maka air yang mengalir langsung dihisap dan dibuang kembali kedalam kolam air.

3. Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pengecoran, dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai keadaan cuaca memungkinkan atau memasang tenda sebagai penutup.

4. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran.

5. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton dan material, untuk pekerjaan kecil mengakibatkan biaya meningkat maka ukuran tiang pondasi sumuran disesuaikan dengan beban yang dibutuhkan.

6. Walaupun penetersai sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang tertimbun didasar, maka dipasang pipa paralon pada tulangan pondasi untuk pekerjaan base

grouting.

2.5. Landasan Teori

2.5.1.Kapsitas Daya Dukung Pondasi Sumuran

(26)

15

sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu 1” (2,54cm), daya dukung pondasi sumuran dapat ditentukan berdasarkan data-data hasil penyelidikan tanah di laboratorium dan data hasil pelaksanaan

Standard Penetration Test.

Untuk pondasi yang berbentuk sumuran, Terzaghi menyarankan persamaan daya dukung dengan nilai faktor-faktor daya dukung yang sama, hanya factor gesekan dinding pondasi diperhitungkan. Persamaan daya dukung Pondasi Sumuran (Hardiyatmo, 1996)

Persamaan daya dukungnya dinyatakan oleh :

Qu = Qb + Qs

= qu Ap + π D fs Df

Pall =

Gambar 2.6. Persamaan daya dukung Pondasi Sumuran P

D

Df Qs

Qb Qu

(27)

Dengan :

Qu : beban ultimit total untuk pondasi dalam Qb : tahanan dukung ujung pondasi

Qs : perlawanan gesekan pada dinding pondasi qu : 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,3 γ B Nγ

Tabel 2.1. nilai-nilai faktor daya dukung Terzaghi

(28)

17

Untuk mempermudah pemasangan kaison, maka sebaiknya tahanan geser dinding harus sama dengan berat kaison :

¼π (D2

d2) H γbeton = fs π D H

Faktor gesekan dinding fs (Terzaghi, 1943) Fs =

2.5.2.Kontrol Daya Dukung Pondasi

Dalam analisa perencanaan pondasi sumuran perlu di cek kontrol terhadap guling, geser, eksentrisitas, yaitu membandingkan antara momen vertical dan momen horizontal serta gaya vertical dan gaya horizontal.

1. Kestabilan Terhadap Guling

Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung

dengan persamaan berikut :

(29)

2. Ketahanan Terhadap Geser

Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan persamaan berikut

tan δ : Faktor geser tanah antara tanah dan dasar tembok

(buku teknik sipil)

Ca : adhesi antara tanah dan dasar tembok = 0 B : lebar dasar pondasi

3. Daya Dukung Tanah Dasar

(30)

19

Pmax: beban maksimum yang diterima oleh pondasi ΣPv : jumlah total beban normal/gaya aksial

Mx : momen yang bekerja pada bidang tegak lurus sumbu x My : momen yang bekerja pada bidang tegak lurus sumbu y n : jumlah pondasi sumuran

ex : eksentrisitas resultan beban searah sumbu x ey : eksentrisitas resultan beban searah sumbu y x , y : jarak pondasi terhadap titik berat x dan y

V : jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok

2.5.3.Cincin Sumuran

Perhitungan cincin sumuran dihitung dengan mencari tegangan yang bekerja pada cincin sumuran akibat dari beban terpusat dan momen. Cincin sumuran dianggap konstruksi pelengkung dengan perletakan

(31)

sendi-sendi dengan beban merata sebesar (q) dengan momen maksimum terletak pada tengah bentang.

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data umum

Dalam pengolahan data, penulis melakukan penelitian dilokasi pekerjaan di Ruas Jalan Ki Maja – Ratu Dibalau Propinsi Lampung. Persiapan merupakan rangkaian sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap persiapan disusun hal – hal yang harus dilakukan dengan tujuan untuk efektifitas waktu dan pekerjaan penulisan tugas akhir, tahap persiapan ini meliputi kegiatan antara lain :

1. Survey lokasi untuk mendapat gambaran umum proyek. 2. Menentukan kebutuhan data.

3. Studi pustaka terhadap materi desain.

4. Pembuatan proposal penyusunan tugas akhir.

3.2. Metode Penyusunan

Metode penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisa Daya Dukung

Pondasi Sumuran Pada Proyek Perencanaan Jembatan Fly Over Ruas Jalan Ki Maja – Ratu Dibalau Bandar Lampung” ini meliputi :

1. Pengumpulan data untuk keperluan analisa - Peta Topografi

(33)

2. Pengumpulan data perencanaan 3. Perencanaan jembatan baru

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Metode Literatur

Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan.

2. Metode Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan.

Adapun jenis – jenis data yang digunakan adalah : 1. Data Primer

(34)

23

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan situasi di lapangan dan data tanah digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis tanah, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang akan dipakai.

3.4. Lokasi pekerjaan

(35)

Gambar 3.2. Bagan alir penelitian MULAI

SELESAI PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA

- PERENCANAAN PONDASI

- ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI

ANALISA HASILPERHITUNGAN

(36)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari penulis tugas akhir ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perhitungan kapasitas daya dukung pondasi sumuran akibat beban vertikal dengan banyak faktor-faktor beban yang mempengaruhinya dapat diselesaikan dengan hasil perhitungan manual.

2. Hasil yang di dapat dari perhitungan manual, penulis mendapatkan hasil kapasitas daya dukung pondasi yang berbeda disetiap abutment dan pilar:

- Pada abutmen 1, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,75 m membutuhkan 2 pondasi.

- Pada abutmen 1’, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,5 m membutuhkan 2 pondasi.

- Pada abutmen 2, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 5 m membutuhkan 2 pondasi.

(37)

- Pada abutmen 2’, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 4,80 m membutuhkan 2 pondasi.

- Pada pilar 1, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 4,6 m membutuhkan 3 pondasi. - Pada pilar 2, kapasitas daya dukung pondasi sumuran direncanakan dengan diameter 3 m dan kedalaman 3,9 m membutuhkan 3 pondasi. 3. Abutment 1, abutment 1’, abutmen 2, abutmen 2’, pilar 1 dan pilar 2 telah di desain sesuai dengan pembebanan struktur atas dengan karakteristik dan dimensi seperti yang dijelaskan pada lampiran.

5.2. Saran

Penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan :

1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan hendaknya didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari segi mutu, biaya, maupun waktu.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Pondasi 1, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hardiyatmo, H.C., 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta Bowles, J. E., 1991, Analisa dan desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 1, Erlangga,

Jakarta.

Bowles, J. E., 1993, Analisa dan desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Girsang Priscilia, 2009, Analisa daya Dukung Pondasi Bored Pile Tunggal pada Proyek Pembangunan Gedung Crystal Square Jl. Imam Bonjol No. 6

Medan, Universitas Sumatera Utara.

Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1990, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Widagdo, E. S., 2004, Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Akibat Beban

Vertikal Mengguakan Program Komputer Borland Delphi, Universitas

Gambar

Gambar 2.1. Pondasi Dangkal
Gambar 2.2. Pondasi Dalam
Gambar 2.3. Peralihan gaya pada pondasi
Gambar 2.4. Daya Dukung Batas Dari Tanah Pondasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pondasi tiang merupakan salah satu jenis dari pondasi dalam yang umum digunakan, yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur kelapisan tanah keras yang mempunyai

Jika kelompok tiang dipancang dalam tanah lempung lunak, pasir tidak padat, atau timbunan, dengan dasar tiang yang bertumpu pada lapisan kaku, maka kelompok tiang tersebut

Pondasi tiang pancang adalah batang yang relatif panjang dan langsing yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung pondasi bore pile dan nilai penurunan tiang pondasi bore pile yang terjadi di proyek

Pondasi tiang digunakan untuk suatu bangunan yang tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban berat

(e) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan tanah ; Dalam hal ini yang paling baik adalah tiang baja dan tiang beton yang dicor

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang

Keuntungan-keuntungan pondasi tiang bor: a peralatan pengeboran mudah dipindahkan sehingga waktu pelaksanaan relatif sangat cepat, b berdasar contoh tanah selama pengeboran dapat