• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK PEMILAH KOPI SANGRAI DENGAN PENGENDALI ARDUINO UNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK PEMILAH KOPI SANGRAI DENGAN PENGENDALI ARDUINO UNO"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK PEMILAH KOPI

SANGRAI DENGAN PENGENDALIARDUINO UNO

OLEH

SALPA ADE NUGRAHA

Kualitas produksi sangat penting dalam meningkatkan permintaan konsumen. Diantaranya industri yang memerlukan pengendalian kualitas adalah industri makanan dan minuman instan, di Indonesia industri minuman didominasi oleh hasil olahan minuman instan bubuk dan cair. Salah satunya minuman instan kopi, minuman kopi membutuhkan beberapa tahap pengolahan, salah satu yang terpenting adalah proses penyangraian. Saat ini industri masih menggunakan tenaga konvensional, akan tetapi akan memakan waktu, biaya, tenaga operator. Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya mesin pemilah biji kopi dengan sistem otomasi berdasarkan parameter suhu dan warna kopi. Penyelesaian rancang bangun ini dilakukan dengan 2 tahapan yaitu perancangan konveyor sabuk dan perancangan otomasi. Perancangan konveyor sabuk pemilah terdiri dari 3 tahap yaitu embodiment design (merealisasikan konsep), manufacturability (keterbuatan), dan disain rinci menggunakan aplikasi Solidwork. Selanjutnya perancangan otomasi menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dan sensor warna. Setelah peralatan sudah difabrikasi selanjutnya dilakukan pengujian didapatkan kapasitas maksimum 422 kg/jam dengan kapasitas angkut 211 tumpahan/jam tanpa ada kesalahan. Kemudian ketinggian sensor yang optimal 6 cm dari permukaan nampan dan delay sensor 0,5 detik agar pembacaan sensor warna akurat. Hasil penyangraian yang terbaik (medium roast) berada pada suhu 209℃ sampai suhu 211dan memiliki intensitas warna sebesar Red:48-49 Green:68-69 Blue:56-57.

(2)

BY

SALPA ADE NUGRAHA

Quality of production is very important for increasing the consument demand. Among the industry that need a quality control is food and beverage industry. In Indonesia, Coffee drink need some steps to process and the most important is roasting process. Nowadays, industry still used convetional method, which is time consuming, higher cost, and the need a labour skill such as tester and operator. To solve that problem, the industry need a roasted coffe sorting machine with an automatic system based on the temperature and the colour of coffe. Accomplishing of the system is divided into two phases including, the belt conveyor and the automation planning. The belt conveyor planning include three steps: embodiment design, manufacturability, assesment and the detail design using Solidwork. The second phases is automation planning using Arduino Uno microcontroller and colour sensor. After the whole components have been fabricated, the next step is testing the system. The result showed maximum capacity at 422 kg/hour with the haul capacity 211 spill/hour without error. The optimum high sensor at 6cm from the surface of trays and the sensor delay 0,5 seconds to make the sensor more accurate. The best result of roasting process was medium roast at 209℃- 211with the colour intensity Red: 48-49 Green:68-69 and Blue: 56-57.

(3)

RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK

PEMILAH KOPI SANGRAI DENGAN PENGENDALI

ARDUINO UNO

(Skripsi)

Oleh

SALPA ADE NUGRAHA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

OLEH

SALPA ADE NUGRAHA

Kualitas produksi sangat penting dalam meningkatkan permintaan konsumen. Diantaranya industri yang memerlukan pengendalian kualitas adalah industri makanan dan minuman instan, di Indonesia industri minuman didominasi oleh hasil olahan minuman instan bubuk dan cair. Salah satunya minuman instan kopi, minuman kopi membutuhkan beberapa tahap pengolahan, salah satu yang terpenting adalah proses penyangraian. Saat ini industri masih menggunakan tenaga konvensional, akan tetapi akan memakan waktu, biaya, tenaga operator. Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya mesin pemilah biji kopi dengan sistem otomasi berdasarkan parameter suhu dan warna kopi. Penyelesaian rancang bangun ini dilakukan dengan 2 tahapan yaitu perancangan konveyor sabuk dan perancangan otomasi. Perancangan konveyor sabuk pemilah terdiri dari 3 tahap yaitu embodiment design (merealisasikan konsep), manufacturability (keterbuatan), dan disain rinci menggunakan aplikasi Solidwork. Selanjutnya perancangan otomasi menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dan sensor warna. Setelah peralatan sudah difabrikasi selanjutnya dilakukan pengujian didapatkan kapasitas maksimum 422 kg/jam dengan kapasitas angkut 211 tumpahan/jam tanpa ada kesalahan. Kemudian ketinggian sensor yang optimal 6 cm dari permukaan nampan dan delay sensor 0,5 detik agar pembacaan sensor warna akurat. Hasil penyangraian yang terbaik (medium roast) berada pada suhu 209℃ sampai suhu 211dan memiliki intensitas warna sebesar Red:48-49 Green:68-69 Blue:56-57.

(5)

ABSTRACT

DESIGN AND FABRICATION OF ROASTING COFFE SELECTOR BELT CONVEYOR USING ARDUINO UNO MICROCONTROLLER

BY

SALPA ADE NUGRAHA

Quality of production is very important for increasing the consument demand. Among the industry that need a quality control is food and beverage industry. In Indonesia, Coffee drink need some steps to process and the most important is roasting process. Nowadays, industry still used convetional method, which is time consuming, higher cost, and the need a labour skill such as tester and operator. To solve that problem, the industry need a roasted coffe sorting machine with an automatic system based on the temperature and the colour of coffe. Accomplishing of the system is divided into two phases including, the belt conveyor and the automation planning. The belt conveyor planning include three steps: embodiment design, manufacturability, assesment and the detail design using Solidwork. The second phases is automation planning using Arduino Uno microcontroller and colour sensor. After the whole components have been fabricated, the next step is testing the system. The result showed maximum capacity at 422 kg/hour with the haul capacity 211 spill/hour without error. The optimum high sensor at 6cm from the surface of trays and the sensor delay 0,5 seconds to make the sensor more accurate. The best result of roasting process was medium roast at 209℃- 211with the colour intensity Red: 48-49 Green:68-69 and Blue: 56-57.

(6)

Oleh

SALPA ADE NUGRAHA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

: :::v*i?6tr*e

ruuo*i**u*t:\i*&*rr

A:?:ttruq;

;,;;;;.,rAs

,, Ahlpir r+*

::Nnlq;:,;;;ffi;;

3lll,ff-

ff^s

LAM?,ri\rG

u?'ilvri{:::::

'7o;**u*i

*.iii)rA$

Lir't',4r!jN

*

t}t*v**strA*L"A*,v\,tr

-:

:::

1*$/74s

rampt:ttt "rNivf;F4*tr

iY':lY-ur*

u*iu"*TT

tce';Nr;t?'JN; usyooo*i,,io'ii'.uunl**u

:: :::f:

*ffAn,

t-k*FLl*Guf.riv::::ji'':

t,awrtsu*u*,r*o*trp*r L&F*rilN o

,rr,oroi:,;;:';;:*r;l

u*l

I]1.'e*

irr^'s L.AM?tlhtG

uriivrra*t:::'o**urrnu-,r*--t

rA,$ Lrrld'nui'l

*

u,r,;ir,ou',;;;:;;;;rt,

IY

*:ljll]'*,r*ur^*ru,u?.,rci:t+tvna*t1n'*'-1u1ou*iu*|rL*uth*L{\\IP*N*

IIlf:$i?,qs

LAMpuNi,,,*,o:T::l::|,:apuN* ulniiinp**\*i,w?ll+*

rsrylnr;;ffi

i\r**u

"*uu*l',,;i'r'ii,J*ior

ffiHfltKf$,nq$ rar*ru:ugffffl'v;8ffif;^1ff*ffu*e**i*u*gffi*XX"::t:#w*,qs,r.4s

,LA?&p\]?

7"!,Y,',ilrnft{is

r***:*i'ffiffi&ffitle;;,.ffif##},[3:!--Fo**ll%,;;;:,i;-:;;;'-;;

iilj:::::s

i*r,*r,".:rufl*{vijj:Y',31"urii,*'r***nou

L&h1t}i-;h'iG t-'?i*trss;7ss

iar*r,rrr ]

ls),,fi

iXi.iiiE##*rwrffi/itifr

Vffi!fi.H.ftfiE lid6*i$iffiL'l*sdt$b$if${11','*.'1irni,t*,r*""11h*\-t\Ni*i'x'ar}

*so,rl;;ffi i'lil**,

IJ;]JIf

'rAs LAM?.I\I*

y-:'::::l:s

L'l&?pr-inrc

uruivr:ns t1t4* Li\r'#uY.G uNryEr*i,,r*i. u,r*on

NG u i\i' v* Fis tTA*

I,4*?i:rit) irr4lv'*Rs u ru

i "'i r.Ra il F.*

\- h?'l.*'s ?4

*

tr

N fi/ E 14 $ t t

a

i

t - axqp,.Jt

,,:Y'?,,"7rr#iT&8,u**u,oomu)*,|oi"i*,p\*,*'\|',ip,Jl,,t*l:ry,o}i',,,7*i,iJiiur

r.-t* i

lil9l1rp,-r**UNLT;s#rn'$;'t

j,.x::xT:T:itr*i1;ii

:ri:;*:

i.ifi t"rhil trEq .*

#nl$ Ln

atC;1lLllrtt*^--**:Y.y,',:r*srr4,s

t.'

s;rsr*pyJ+t*\,.)r,tr:;

uwrrl);ffi

i}*r,rr

i thlli Ni} i lilll lvn'.' L;rutr,pp*lfiqS ,

i- tT h* t*P,Y$'r*NG t & ;ror *s I fu."s LAI.itptil

,* taa

t*Z

%_yt

ir\..A?iJNG, t u,,,

ytts

*.-i lil.$ LAFjp #?

r&$ l-.rthlpi-, f{#i tjVfi/E

R$IIA.S L*#ff,"i\

fiffiiffi

,iff,ffiffR,,

rAs,o*,,o*

t

9?4dt i 6"eooot 2' T

ffi

srrA$ LAI*P Lrt

5y,ffi;#

?8tf'?'sqs'?"i,Wlu',|#jlffi;

r,,Jtdff r,JNl ttg. ga,r,,

/,,# t_ Al,

r+ itl lrn*fr {t*, t" A.}'1 ir u f 'l G iJ bt t \r x R.* rr

Ai,

u*r

uo

f UNG L)?at t,g qUlrU$

?-*t*f ,;Xg Uf+ti

'r'o L'!?' "*ft$i'iA$ f*Uf-,;*Gl)liltlil.i<E::zr:tt=r.'gOUfi* fSfqtyEg.*iTAS l&$A*LlN* t

n;f,r**Slf**rrr**Ul

Y,7i,i',i11.:*As

Lutrl?*tqla*mfift1*fi&fl!rulb

k,-;;;

H*\-i\*a?'r*r, utvt,it*srr&,* ia*E?tlu;

?t3?t&Lltt1i1sgrys67us,,*a;,n*,sx,etfi,t\v1ft8t,Tk771r1,-u*olrl*u,r*rirru*;p.y;r?i-3*,,

,rr,r)r*i',{^l;i?,i.'r

Ful*G\Jt4tttgs*,gi7u#za*tr*t**zir$N*g*2Tk*r"uuu*o*J,",rJ.*,ru$LITFJIFLJN* LtNii_rso...*a^,

L\Ar.i.t?

u Ni; u I'J I yf s,s'r?;q$

LAI* rri;i.iG,-":r.itt

lvu

u"'

'r:ff'1't?A$

tAI\*piJNG

r*Y"li:":roo*e

i:rr;ilvrn.giTnb t"A?+'ipul'tc' tJ?t'vxits,TAs

,-*roou,

::

::jvw*ffn* LN*ru?iG,"*:y::Y?o3*u*i

uo,,,ri'ri;\i;h*\"hi\,pi,**

tl*il/tftntrr\n

t-,,N.t?tj) Pt'itdG uvt /F.R&{Ttts

l-,qF,{puHG

u*trtriftSilSf,@fiJfi6grpr.u"As

L,i\}Jpu}i,,

unuuio.l:,:::',::,

iluN* ,)?4tvpsqo,,;

ilffi;;-\rrp-y41Gffiffir;f;ffi,[;;;;

r-amru**

;;.,,:;:!,::;:;jIX;

"", ,.1i' ^t inl1l: t lhil tvp"."

'r*:':y.'.or:tq$fiA.6 r*Al,i?tr?i{ti*+r\rnrq$rr

l!i1*ru;

;;;;-;,\rp\*}t.t\b&?\tt+*

u6s,ir;;;;

'^u**,r-:::: ffi:3:l,ro*

LA,i4prJNi;

--lY::::l::.::^1eu$t;

;;;;;;no*

uo'o*u

**

ur,ii,iffi

;;;-,

--:

:::: :Ett$iyu&r4grlihrc ui{rvrtisrr

::L::ue*N;

;;;;;-;

ir i\s \-h*;r'nux* uwi;ti':i;;

ffi ffi;-,

::: ff

j::&rrt,&i-&ir+ipuN*

*-*::::ji: 'or,ooo*;;;;.

hnL"n?{t?'*rir;

rr*iii',,{oiiio***,

PUNG tlqtr.tsryo,ru'

t.ar,rtswo=*r.**il.Rst,a?.':t**u*iiri*ir'i*rras

LAh",lFLiN

* uw

*,*i',,'iriiTooru,

::::

Na

!#,'-il:n:rA$

u$illtrftsrrA,s r.&vf?tt,tc

LrNi'ri:::',1::l':lYrr,oi

u,o,,ui'i,r**Lhs.:,r*ra1

ur,urill,,ii*'r}*,,ou

(8)

i,;.t::::.'.

t.

;j..;...i,.1

:.,,.:.:,t I

i't..:::t I

i;:. :.")" !

rtJ.;

::';i1.',:. \ t

:4.\.:.::1, t

.::t:.',..'i Pe,wai

r

(9)

PER}TYATAAII PENT}LIS

BAHWA BENAR SKRTPSI IM DIBUAT SENDIRI OLEH PENI]LIS DAN BUKAN HASIL PLAGIAT SEBAGAIMANA DIATI'R DALAM PASAL 27

PERATURAN AKADEIvIIK UNTVERSITAS LAMPTING DENGAN ST}RAT

KEPUTUSAN REKTOR NO. 3I87ltD 6IDTI2Orc

YANG ME}IBUAT PERNYATAAN

SALPA ADE NUGRAHA

(10)

Musyani dan Marsini. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Adirejo pada tahun 2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Metro diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Metro diselesaikan pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Seleksi Nasional Masuki Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai anggota divisi Kreativitas pada tahun 2012 sampai 2013. Penulis juga pernah melakukan Kerja Praktik di PT.Garuda Food Putra Putri Jaya Lampung, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung pada tahun 2013. Penulis menjadi asisten dosen di Laboratorium Proses Produksi pada tahun 2014 sampai 2016. Selain itu penulis membuat jasa pembuatan alat-alat Mekatronika dan Otomasi untuk membantu adik-adik tingkat yang mengambil matakuliah Mekatronika. Pada tahun 2015 penulis melakukan penelitian dengan

(11)

MOTTO

Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keaadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,

dan hati, agar kamu bersyukur (QS. An Nahl : 78)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain dan hanya

kepada Allah hendaknya kamu berharap (QS. Al Insyirah : 6-8)

Disetiap kerja keras pasti ada hasil yang maksimal, jadi janganlah malas dan membuang waktu yang tidak bermanfaat

(Penulis)

Berjuanglah dan bahagiakan orang tua, jangan pernah lupa mendoakan orangtua setiap saat

(12)

Ibu dan ayahku

Atas Segala pengorbanan yang tak terbalaskan, doa, kesabaran, keikhlasan, cinta dan kasih sayangnya

Kakak dan adikku

Sumber inspirasi, semangat, keceriaan dan kebanggan dalam hidupku

Sahabat Mesin 10

Yang selalu memberi semangat dan berdiri tegap disampingku saat suka maupun

(13)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan lafazhamdalahpenulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang, kemudahan, serta rahmat-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing dan mengantarkan kita menuju zaman yang lebih baik seperti sekarang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang yang berjudul Rancang Bangun Sistem Konveyor Sabuk Pemilah Kopi Sangrai Dengan Pengendali Arduino Uno ”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Dalam Pelaksanaan dan Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(14)

2. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T. selaku pembimbing Utama tugas akhir atas kesediaannya dan keikhlasannya untuk memberikan dukungan, bimbingan, nasehat, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Eng. Suryadiwansa Harun selaku dosen Pembahas yang telah memberikan masukan guna penyempurnaan dalam penulisan laporan ini. 4. Ibu Novri Tanti, S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Seluruh Dosen pengajar Jurusan Teknik Mesin yang banyak memberikan ilmu selama penulis melaksanakan studi, baik berupa materi perkuliahan maupun tauladan dan motivasi sehingga dapat kami jadikan bekal untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat.

6. Seluruh Asisten laboratorim : Pak Pono, Pak Joko, Pak Agus, Mas Wanto, Mas Agus, Mas Giman, terimakasih atas saran dan canda tawanya.

7. Rekan-rekan Teknik mesing angkatan 2010 : Masagus Imran Maulana teman seperjuangan skripsi, Dwi, Feri, Wahyu, Nanjar, Galih, Nyoman, Fajar, AP, Faldi, Rabiah, Ryon, Bowo, serta angkatan 2010 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatannya dan

juga bantuannya salam “SOLIDARITY FOREVER”.

(15)

9. Choy dan Gatta yang memantu dan memberikan saran pada pembuatan program otomasi.

10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini untuk mencapai suatu kelengkapan dan kesempurnaan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap laporan ini memberi manfaat, baik kepada penulis khususnya maupun kepada pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 16 Agustus 2016 Penulis

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. i

HALAMAN JUDUL………..iii

HALAMAN PERSETUJUAN………....iv

HALAMAN PENGESAHAN………..v

PERNYATAAN PENULIS………vi

RIWAYAT HIDUP………...vii

HALAMANMOTTO………...viii

HALAMANPERSEMBAHAN……….ix SANWACANA………...……….x

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL...xx

DAFTAR GAMBAR...xxii

DAFTAR LAMPIRAN………...…xxvi

DAFTAR SIMBOL...xxvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan...3

C. Batasan Masalah...3

D. Sistematika Penulisan...4

(17)

xiv

1. Kelebihan dan kelemahan konveyor sabuk……..……….……….7

2. Kelemahan konveyor sabuk………...………8

B. Jenis Konveyor Sabuk...8

C. Komponen Konveyor Sabuk...10

1. Sabuk (Belt)………..11

2. Pulli penggerak……….14

3. Penyenter sabuk (Centering Device)………17

4. Roda gigi transmisi………..18

D. Perencanaan Konveyor Sabuk...19

1. Lebar sabuk (B)……..……….20

2. Tahanan gerak sabuk (W)………23

3. Kapasitas angkut (Z)………25

4. Kapasitas konveyor sabuk maksimum (Q)………..25

5. Kecepatan konveyor sabuk (vb)………...25

6. Gaya konveyor sabuk (F)………26

7. Pemilihan poros konveyor sabuk……….26

E. Daya dan tegangan sabuk (belt)...27

1. Faktor gesekan……….27

2. Konstanta gesekan……….………...28

F. Transmisi Rantai Rol...29

1. Diagram aliran pemilihan rantai rol……….…33

G. Motor DC...34

1. Bebantorquekonstan………..…………35

(18)

I. Arduino Uno...36

1. Sumber (Catu Daya)………37

2. Memory………...………38

3. Input dan Output……….38

4. Komunikasi……….39

J. Bahasa PemogramanArduino...40

1. Struktur...41

2. Syntax……….41

3. Variabel………..43

4. Operator matematika………..45

5. Operator pembanding……….45

6. Struktur pengaturan………46

7. Digital……….46

8. Analog………47

K. Standart Coffee Roasting...48

1. TingkatLight Roast...49

2. TingkatMedium Roast………49

3. TingkatMedium Dark Roast……….…..49

4. TingkatDark Roast……….50

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian...51

(19)

xvi

2. Waktu penelitian……….………51

B. Alur Penelitian...52

1. Parameter konveyor sabuk………...53

2. Parameter otomasi………54

C. Alat dan Bahan Pembuatan Konveyor Sabuk………54

1. Alat………...54

a. Mesin Las………...54

b. Mesin Bor………...54

c. Mesin Bubut………...55

d. Jangka Sorong………55

e. Mesin Gerinda………55

2. Bahan………55

a. Besi Batang (U)………..56

b. Pipa PVC………....57

c. Bantalan (Bearing)……….59

d. Sabuk (Belt)………60

e. Motor Penggerak………....61

D. Embodiment Design………...…62

1. Menghitung jumlah lapisan sabuk………62

2. Kapasitas angkut (Z)………62

3. Kapasitas konveyor sabuk maksimal (Q)……….62

4. Kecepatan konveyor sabuk (Vb)………..63

5. Berat sabuk………...63

6. Daya untuk memutar konveyor sabuk (P)………63

7. Gaya pada konveyor sabuk………...63

(20)

1. Transmisi penghubung motor dengan roll penggerak………..65

2. Tempat sensor warna dan kamera cctv……….66

3. Penyenter sabuk………67

4. Nampan pemilah………...68

F. DetailDesign………..70

1. Detaildesignkonveyor sabuk………...………...70

2. Detaildesignnampan pemilah………...………..…..71

3. Detaildesignkontrol unit arduino………....72

G. Perancangan Otomasi……….72

1. Arduino Uno……….73

2. LCD………..73

3. Kabel jumper………73

4. Papan sirkuit (Project Board)………...74

5. Switch on/off……….………74

6. Motor servo………..74

7. Kamera CCTV………..74

8. Sensor warna TCS3200………74

9. Lampu led……….75

10.TV combo……….75

11.Power supply………75

12. Monitor……….76

13.Komputer………..76

H. Pembuatan Otomasi………76

(21)

xviii

2. Pembuatan perangkat keras………..78

3. Pembuatan perangkat lunak………..78

I. Analisa data / Pengujian……….79

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan Konveyor Sabuk...85

1. Data motor penggerak……….86

2. Perencanaan nampan konveyor………...87

3. Dimensi nampan pembawa……….87

4. Kapasitas angkut……….…88

5. Kapasitas konveyorsabuk maksimal………..89

6. Perencanaan konveyor sabuk………..89

7. Kecepatan konveyor sabuk………..89

8. Perhitungan berat sabuk………..90

9. Daya untuk memutar konveyor sabuk……….90

10. Gaya pada konveyor sabuk……….91

11.Pemilihan rantai transmisi………...92

12.Perencanaan poros konveyor sabuk………....96

13. Pemilihan bantalan (bearing)………..98

B. HasilPerancangan Sistem Kontrol……….99

1. Pembuatan otomasi motor dc………...………...99

2. Pembuatan otomasi sortir………...……...100

3. Pembuatan mesin sangrai………...………...101

(22)

2. Karakteristikmekanik (selip) dan keakuratan………112

3. Pengujian respon sensor warna………..113

4. Pengujian intensitas warna kopi sangrai………....115

5. Pengujian hubungan beban dengan laju pergerakan………..120

a. Perubahan berat biji kopi sangrai……….120

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..125

B. Saran...126 DAFTAR PUSTAKA

(23)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

Tabel 2.1 Rekomendasi lapisan sabuk...13

Tabel 2.2 Faktor keselamatan (k) dan jumlah lapisan sabuk...14

Tabel 2.3 Tebal lapisan sabuk muatan curah dan satuan...16

Tabel 2.4 Berat curah, sudut balik, factor gesek bahan curah………...21

Tabel 2.5 Rekomendasi kecepatan sabuk………..22

Tabel 2.6 Koefisien tahanan sabuk terhadap bantalan roll………22

Tabel 2.7 Kecepatan sabuk yang disarankan……….23

Tabel 2.8 Tingkat kualitas kopi sangrai……….50

Tabel 4.1 Data ukuranbearingSKF...98

Tabel 4.2Prinsip kerja otomasi sortir………..100

Tabel 4.3Pengujian respon time beban 0,5 kg………108

Tabel 4.4Pengujian respon time beban 1 kg…...………109

Tabel 4.5 Pengujian respon time beban 1,5 kg………110

(24)

Tabel 4.9 Pengujian intensitas warna kopi sangrai………..…115

Tabel 4.10 Data perubahan berat biji kopi………...120

Tabel 4.11 Pengujian hubungan beban 0,5 kg dengan laju konveyor…...……...120

Tabel 4.12Pengujian hubungan beban 1 kg dengan laju konveyor………..…...121

Tabel 4.13 Pengujian hubungan beban 1,5 kg dengan laju konveyor……...…...122

(25)

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

Gambar 2.1 Konveyor sabuk...6

Gambar 2.2 Sabuk strip baja dan tekstil...9

Gambar 2.3 Konfigurasi konveyor sabuk...10

Gambar 2.4 Sistem konveyor sabuk...11

Gambar 2.5 Penampang sabuk...13

Gambar 2.6 Penggerakkonveyor sabuk...15 Gambar 2.7 Penyenter sabuk...17 Gambar 2.8 Transmisi roda gigikonveyor sabuk...18 Gambar 2.9 Muatan curah dan satuan...19 Gambar 2.10 Rantai rol...29 Gambar 2.11 Desain rantai rol...30 Gambar 2.12Diagram pemilihan rantai rol………...32 Gambar 2.13 Diagram aliran pemilihan rantai rol...33

(26)

Gambar 2.21 Tingkatdark roast...50 Gambar 3.1 Diagram alir penelitian...53

Gambar 3.2 Besi batang U...56

Gambar 3.3 Konveyor detektor logam...56

Gambar 3.4 Rangka konveyor sabuk...57

Gambar 3.5 Pipa pvc 3 inch...57

Gambar 3.6 Tutuppipa pvc 3 inch...58 Gambar 3.7 Baut ulir panjang...58 Gambar 3.8 Roll pembalik...58 Gambar 3.9 Roll penggerak...59 Gambar 3.10 Bantalan duduk...59 Gambar 3.11 Pemasanganbearing...60 Gambar 3.12 Sabuk pvc………...60 Gambar 3.13 Sabuk pvc pada konveyor sabuk...61

(27)

xxiv

Gambar 3.22 Desain nampan pemilah...69 Gambar 3.23 Detaildesignkonveyor sabuk...70 Gambar 3.24 Detaildesignnampan pemilah...71 Gambar 3.25 Detaildesignkontrol unit arduino...72 Gambar 3.26Arduino uno...73 Gambar 3.27 Kameracctv………...74 Gambar 3.28 Sensor warna TCS 3200...75 Gambar 3.29 Monitoring...76 Gambar 3.30 Rancangan sistem otomasi...77 Gambar 4.1 Struktur mekanik konveyor sabuk...85 Gambar 4.2 Motor dc...86 Gambar 4.3 Rpm motor...87 Gambar 4.4 Nampan pembawa...88 Gambar 4.5 Rangkaian otomasi motor dc...99 Gambar 4.6 Posisi rangkaian arduino dan sensor warna...100 Gambar 4.7 Nampan pemilah...101

Gambar 4.8 Mesin sangrai...101

Gambar 4.9 Sirip pengaduk...102

(28)

Gambar 4.17Medium roast1,5 kg...105 Gambar 4.18Dark roast1,5 kg...106 Gambar 4.19Light roast2 kg...106 Gambar 4.20Medium roast2 kg...107 Gambar 4.21Dark roast2 kg...107 Gambar 4.22 Grafik uji respontimepada beban 0,5 kg...108 Gambar 4.23 Grafik uji respontimepada beban 1 kg...109 Gambar 4.24 Grafik uji respontimepada beban 1,5 kg...110 Gambar 4.25 Grafik uji respontimepada beban 2 kg...111 Gambar 4.26 Karet pembatas dan penyenterbelt...113 Gambar 4.27 Contoh kopi sangrai yang bagus...115 Gambar 4.28 RGBlevellight roast…...116

Gambar 4.29 RGBlevel mediumroast…...116

(29)

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

A. Proses penimbangan biji kopi mentah sebelum proses penyangraian B. Mesin sangrai yang digunakan pada penelitian ini

C. Foto bagian-bagian konveyor sabuk pemilah kopi sangrai D. Gambar rangkaian nampan pemilah

E. Gambar rangkaian otomasi motor dc

F. Bahasa pemograman pada otomasi nampan pemilah G. Bahasa pemograman untuk control motor dc

H. Datasheet Arduino Uno I. Datasheet motor dc J. Skematik Arduino Uno

K. Datasheet driver L298N motor dc L. Datasheet motor servo

(30)

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan

Tegangan teoritis sabuk maksimum kg Tegangan tarik ultimate per cm lebar lapisan kg/m

B Lebar sabuk cm

Z Kapasitas angkut tumpahan/jam

G Berat maksimum yang diangkut kg

Q Kapasitas angkut maksimal kg

Kecepatan sabuk m/s

Diameter roll mm

Putaran konveyor sabuk yang diinginkan rpm

Gaya motor newton

Gaya tarik sabuk newton

Berat sabuk kg/m

Tebal lapisan sabuk mm

P Daya (Power) kW

Faktor gesekan

-L panjang total m

Konstanta gesekan m

n Putaran motor rpm

(31)

xxviii

τa Kekuatan tarik bahan kg/mm2

Kt Faktor koreksi tumbukan

-Cb Faktor koreksi beban lentur

-Panjang rantai mata rantai

Jumlah gigi sproket kecil

-Jumlah gigi sproket besar

-Jarak sumbu poros mata rantai

Jarak bagi rantai mm

T Momen puntir rencana kg.mm

Diameter jarak bagi sproket mm

Diameter luar sproket mm

Diameter naf maksimum mm

Daya rencana kW

Faktor koreksi

-Tegangan puntir

(32)

-I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring meningkatnya kebutuhan dan permintaan pasar terhadap suatu produk, industri dituntut untuk meningkatkan jumlah produksi serta kualitas produknya. Untuk meningkatkan kuantitas produksi dapat dilakukan dengan menambah jumlah peralatan serta karyawan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas produksi, suatu industri perlu didukung oleh kemampuan operator serta peralatan produksi dengan sistem operasi otomatis dalam pengendalian kualitas sehingga mampu mempersingkat waktu produksi (Hasan,2009).

Salah satu industri yang memerlukan pengendalian kualitas dalam proses produksi nya yaitu industri makanan dan minuman. Industri minuman di Indonesia saat ini didominasi oleh hasil olahan minuman instan dalam bentuk bubuk ataupun minuman cair. Salah satu minuman instan yang banyak di gemari masyarakat yaitu kopi. Hampir semua masyarakat saat ini membutuhkan kopi untuk dikonsumsi sehari-hari.

(33)

2

kualitas biji kopi yang dipetik, pengeringan, dan tahapan akhir yaitu penyangraian. Pada tahap penyangraian, kopi di sangrai hingga mencapai tingkat kematangan sempurna. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan kopi, diantaranya suhu, warna, waktu dan jumlah kopi yang di sangrai dalam satu mesin sangrai kopi. Kedua faktor tersebut sangat menentukan kualitas kopi sangrai dalam warna, aroma serta rasa kopi itu sendiri.

Saat ini beberapa industri masih menggunakan cara konvensional dalam menentukan kualitas kematangan biji kopi yang telah di sangrai yaitu dengan tenaga manusia. Karena masih menggunakan tenaga manusia, tingkat akurasi pemilihan kopi yang baik serta berkualitas terkadang tidak sesuai, sehingga biji kopi yang matang maupun belum matang sempurna terkadang ikut tercampur ke dalam produk. Selain itu, proses pemilahan dengan tenaga manusia akan memakan waktu, biaya, serta tenaga operator itu sendiri. Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya mesin pemilah biji kopi dengan sistem otomatis yang dapat memilah kematangan kopi sangrai dengan parameter suhu dan warna kopi, sehingga kopi yang telah disangrai benar-benar matang dan berkualitas (Rahardjo,2012).

(34)

dibuat kemudian diterapkan kedalam sebuah konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai sebagai alat distribusi industri.

B. Tujuan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian bermaksud memfokuskan penelitian pada hal-hal sebagai berikut:

1. Konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai dengan pengendali Arduino Uno dapat memilah dengan baik.

2. Mengetahui mekanisme pengontrolan pada sistem konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai dengan pengendaliArduino Uno.

3. Membuat sistem kontrol untuk programArduino Uno.

C. Batasan Masalah

Melihat begitu kompleksnya permasalahan rancang bangun alat pemilih kualitas kopi sangrai ini maka dalam rancang bangun ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

(35)

4

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini terdiri atas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu tempat penelitian, bahan penelitian, pralatan, dan prosedur pengujian.

4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang diperoleh saat pengujian dilaksanakan.

5. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran yang ingin di sampaikan dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan literature-literatur atau referensi-referensi yang digunakan penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir.

LAMPIRAN

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)

Konveyor sabuk adalah mesin pemindah bahan menggunakan sabuk karet (belt) yang tidak berujung, terdiri dari beberapa lapisan yang diperkeras dengan serat baja (fiber steel) dan atau kawat baja untuk menghasilkan kekuatan pada sabuk. Konveyor sabuk dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit load) maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus (horizontal) atau sudut inklinasi terbatas.

(37)

6

Gambar 2.1Konveyor sabuk (conveyorbelt.net)

Konveyor sabuk mempunyai kapasitas pemindahan besar (500 sampai 5000 m3/jam atau lebih), mampu memindahkan bahan dalam jarak yang jauh (500 sampai 1000 m atau bahkan lebih), perencanaan yang sederhana, berat mesin relative ringan, dan pemeliharaan dan operasional yang mudah. Kemampuan ini telah menjadikan konveyor sabuk secara luas digunakan sebagai mesin pemindah bahan (Zainuri, Muhib.2010).

(38)

1) Karakteristik pemakaian, hal ini menyangkut jenis dan ukuran material, sifat material, serta kondisi medan atau ruang kerja alat.

2) Proses produksi, mengngkut kapasitas perjam dari unit, kontinuitas pemindahan, metode penumpukan material dan lamanya alat beroperasi. 3) Prinsip-prinsip ekonomi, meliputi ongkos pembuatan, pemeliharaan,

pemasangan, biaya operasi dan juga biaya penyusutan dari harga awal alat tersebut.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilihnya konveyor sabuk sebagai pesawat pengangkut yang paling sesuai untuk mengangkut pasir kedalam prosesmixerdalam pembuatan tiang beton. (Zainuri, Muhib. 2010).

1. Kelebihan dan Kelemahan Konveyor Sabuk 1) Mampu membawa beban berkapasitas besar.

2) Kecepatan sabuk dapat diatur untuk menetapkan jumlah material yang dipindahkan persatuan waktu.

3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan operator yang mengoperasikannya.

4) Memerlukan daya yang lebih kecil, sehingga menekan biaya operasinya.

5) Tidak mengganggu lingkungan karena tingkat kebisingan dan polusi yang rendah.

(39)

8

7) Aliran pengangkutan berlansung secara terus menerus/kontinu.

2. KelemahanKonveyor Sabuk

1) Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar, misalnya timbul kerusakan pada pinggir dan permukaan sabuk, sabuk bisa robek karena batuan yang keras dan tajam atau lepasnya sambungan sabuk. 2) Diperlukan modal awal yang besar untuk membangun instalasinya. 3) Jarak pengangkutan terbatas.

4) Memerlukan perawatan yang kontinu.

5) Beban tidak dapat diturunkan pada sembarang tempat, tanpa bantuan alat khusus.

6) Memiliki lintasan yang tetap.

B. Jenis Konveyor Sabuk

Berdasarkan perencanaan, konveyor sabuk dapat dibedakan menjadi stationary conveyor dan portable (mobile) conveyor. Berdasarkan lintasan gerak, konveyor sabuk diklasifikasikan sebagai:

1. Horizontal 2. Inklinasi

3. Kombinasi horizontal-inklinasi

(40)

Gambar 2.2Sabuk strip baja dan tekstil (Zainuri, Muhib.2010) (a) Sabuk strip baja (b) Sabuk tekstil

Jenis sabuk tekstil (Gambar 2.2 b) terdiri dari: cotton(woven atausewed), duck cotton, comel hair, danrubberized textile sabuk. Konveyor sabuk jenis

sabuk tekstil harus memenuhi persyaratan: tidak menyerap air (low hygroscopicity), kekuatan tinggi, ringan, pertambahan panjang spesifik

rendah (low specific elongation), fleksibelitas tinggi, lapisan tidak mudah lepas (high resistivity to ply separation), dan tahan lama (long service life).

Berdasarkan system puli penggerak dan metode pengencang, konveyor sabuk dibedakan menjadi 4 macam yaitu:

(41)
[image:41.595.153.510.86.323.2]

10

Gambar 2.3Konfigurasi konveyor sabuk (Zainuri, Muhib. 2010)

C. Komponen Konveyor Sabuk

Umumnya sistem konveyor sabuk terdiri dari:

1. kerangka (frame)

2. dua buah pulli:pulli penggerak (driving pulley) pada head end dan pulli pembalik (take-up pulley)

3. padatail end 4. endless sabuk

5. idler roller atas 6. idler roller bawah 7. unit penggerak

(42)

Gambar 2.4Sistem konveyor sabuk (Zainuri, Muhib .2010)

1. Sabuk (Belt)

Sabuk merupakan elemen terpenting pada sistem konveyor sabuk. Secara umum sabuk terdiri dari tiga bagian utama yaitu, lapisan atas (top cover), kakas (carcass) dan lapisan bawah (bottom cover). Lapisan sabuk

berfungsi untuk melindungi kakas dari keausan dan kerusakan selama operasi. Kakas berfungsi untuk meneruskan tegangan pada sabuk saat start dan selama memindahkan muatan. Selain itu, kakas juga dapat menyerap gaya impact beban akibat kecepatan sabuk sehingga tetap stabil. Sabuk yang baik harus memiliki kekuatan yang tinggi, ringan, higroskopis yang tinggi, fleksibel serta tahan lama. Ditinjau dari persyaratan ini, maka sabuk yang terdiri dari beberapa lapisan katun dan karet merupakan jenis yang baik.

Syarat-syarat sabuk:

(43)

12

3) Perpanjangan spesifik rendah. 4) Harus fleksibel.

5) Tidak menyerap air. 6) Ringan.

Sabuk yang digunakan pada konveyor sabuk terdiri dari beberapa tipe seperti bulu unta, katun dan beberapa jenis sabuk tekstil berlapis karet. Sabuk harus memenuhi persyaratan, yaitu kemampuan menyerap air rendah, kekuatan tinggi,ringan,lentur,regangan kecil,ketahanan pemisahan lapisan yang tinggi dan umur pakai panjang. Untuk persyaratan tersebut, sabuk berlapis karet adalah yang terbaik. Karena beberapa jenis material yang dibawa mempunyai sifat abrasif. Bentuk penampang sabuk diperlihatkan pada gambar 2.5.

Jenis sabuk yang umum digunakan adalah textile sabuk. Berat tiap meter rubberized textile sabuk (qb), dengan lebar sabuk (B) meter, jumlah lapisan (i) lapis (plies) dengan tebal ( ) mm, tebal cover atas dan

bawah adalah mm dan mm ditentukan dari rumus:

1,1 ( + + ) / ………(2.1)

(44)

Gambar 2.5Penampang sabuk (Zainuri, Muhib.2010) Ketarangan:

a. ordinary cotton sabuk 1. lapisan tekstil 5. Lapisan breaker b. high strength sabuk 2. Tutup atas

c. cotton duck 3. Tutup bawah d. synthetic fabric 4. Lapisan asbestos

Tabel 2.1Rekomendasi Lapisan Sabuk

Lebar Sabuk, mm Minimum dan maksimum jumlah lapisan (plies)i

300 3-4

400 3-5

500 3-6

650 3-7

800 4-8

1000 5-10

1200 6-12

1400 7-12

1600 8-12

1800 8-12

(45)

14

Jumlah lapisan sabuk (i) yang diperlukan ditentukan dari rumus:

> ………..(2.2)

Dimana:

: tegangan teoritis sabuk maksimum, kg

: tegangan tarik ultimate per cm lebar lapisan, kg/m

- nary cottonsabuk = 55 kg/cm - High strengthsabuk = 115 kg/cm - Cotton duck= 119 kg/cm

- Synthetic fabric= 300 kg/cm

K : faktor keselamatan (tabel 2.2 )

B : lebar sabuk, cm

Tabel 2.2. Faktor Keselamatan (k) dan Jumlah Lapisan Sabuk Jumlah lapisan sabuk /plies (i) Faktor keamanan (k)

2 sampai 4 9

4 sampai 5 9,5

6 sampai 8 10

9 sampai 11 10,5

12 sampai 14 11

2. Pulli penggerak

(46)
[image:46.595.210.454.178.386.2]

device) untuk mencegah slip.

Gambar 2.6 Penggerak konveyor sabuk (Zainuri, Muhib.2010)

Gambar kontak (wraps) sabuk dan pulli penggerak ditunjukkan pada gambar 2.6 (a) dan (b) menunjukkan pulli tunggal dengan sudut kontak = 1800 dan 2100 sampai 2300. Gambar 2.6 (c) dan (d)

menunjukkan dua pulli penggerak dengan sudut kontak 3500sampai 4800. Gambar 2.6 (e) dan (f) adalah penggerak khusus dengan snub pulleydan pressure sabuks yang digunakan untuk konveyor panjang dan beban berat.

Gambar a dan b–pulli tunggal

Gambar c dan d–pulli ganda

(47)

16

Gambar f–dengan sabuk bertekanan

Tabel 2.3 Tebal Lapisan Sabuk Tekstil Muatan Curah dan Satuan (Zainuri, Muhib.2010)

Dari teori penggerak gesek (Hukum Euler) bahwa sabuk tidak akan slip jika:

………(2.3)

Dimana:

: tegangan sisi pengencang (tigh tension)

: tegangan sisi pembalik (slack tension)

: sudut kontak sabuk dan pulli (dalam radian)

: bilangan logaritma dasar (e 2,718)

[image:47.595.155.449.159.427.2]
(48)

Beberapa alasan, seperti eksentrisitas beban, adanya kotoran (misal tanah), bahan yang mudah lengket (sticky material) pada pulli danroller, dan lain-lain, yang mungkin mengakibatkan sabuk berjalan tidak sesuai dengan jalur yang ditentukan. Untuk mencegah hal ini diperlukan peralatan penyenter sabuk (gambar 2.7) yang terdiri dari:

1. troughed three-roller-idler 2. frame

3. vertical pivot 4. rumah bantalan 5. balok kanal C 6. lever

7. poros

(49)
[image:49.595.254.372.82.176.2]

18

Gambar 2.7Penyenter Sabuk (Zainuri, Muhib.2010) 4. Roda gigi transmisi

Perancangan penggerak system konveyor sabuk modern dilengkapi dengan sistem roda gigi transmisi berikut reducer. Desain yang kompak sangat disukai karena operasional yang hampir tanpa gangguan. Contoh sistem transmisi ditunjukkan pada gambar 2.8 . Poros motor listrik di kopel dengan poros reducermelaluiflexible coupling,reducerdan poros pulli–clutch coupling.

(50)
[image:50.595.224.444.84.333.2]

Gambar 2.8Transmisi roda gigi konveyor sabuk (Zainuri, Muhib.2010)

D. Perencanaan Konveyor Sabuk

(51)
[image:51.595.190.461.82.381.2]

20

Gambar 2.9 Muatan Curah dan Satuan (Zainuri, Muhib.2010) (a) Muatan curah denganflat idler(b)Troughed idler

(c) Muatan satuan

1. Lebar sabuk (B)

Untuk sabuk yang disanggaflat idler(Gambar 2.9a), segitiga dasar b = 0,8 B, dan sudut segitiga 0,35 , di mana B adalah lebar sabuk dan adalah sudut balik statik muatan (static angle of the load repose).

(52)

= 0,16 tan (0,35 )……….…………(2.4)

Kapasitas konveyor yang disanggaflat idler(Qf):

= 3600 = 576 (0,35 ) / ...…..(2.5)

Maka lebar sabuk yang disanggaflat idler( ) adalah:

=

( , )……….………...…….(2.6)

Sabuk yang disangga trough idlers (Gambar 2.9b), luas potongan melintang muatan (A):

= + 0,16 tan + 0,0435

= [0,16 tan(0,35 ) + 0,0435]……….………....(2.7)

Kapasitas konveyor yang disanggatroughed idler( ):

= 3600 = [576 (0,35 ) + 160]

= 160 [3,6 (0,35 ) + 1] / …………...(2.8)

Maka lebar sabuk yang disanggatroughed idler( ):

=

( , ( , ) )………..………..(2.9)

Faktor koreksi C1 adalah pada kemiringan konveyor = 0 sampai 100,

C1=1.0; =100 sampai 150, C1 =0,95; =150 sampai 200, C1=0,90,

(53)

22

Tabel 2.4Berat Curah, Sudut Balik, Faktor Gesek Bahan Curah (Zainuri, Muhib.2010)

Jika =450, diperoleh:

=

, =

Dan

= = ………..………..(2.10)

Tabel 2.5Rekomendasi Kecepatan Sabuk (Zainuri, Muhib.2010).

Bahan Sudut Maksimum

Inklinasi, °

Briket batubara

Kerikil, dicuci dan ukuran butiran sama Bahan cetak pasir keluar dari peleburan Bahan peleburan logam siap diolah Hancuran batu, ukuran tidak sama Kokas, ukuran sama

Kokas, ukuran tidak sama Serbuk gergaji (baru)

(54)

Leburan bijih besi Batubara anthracite

Batubara dari pertambangan Semen

Terak, batubara hancuran

25 17 18 20 22

Tabel 2.6Koefisien Tahanan Sabuk Terhadap Bantalan Roll (Zainuri, Muhib.2010).

Karakteristik Kondisi Operasional

Faktor w’ untuk idler

flat idler Trough idler Operasional di tempat yang bersih, kering,

tidak ada debu bersifat abrasif 0,018 0,020 Operasional di tempat panas, terdapat

sejumlah debu yang bersifat abrasif, kelembaban udara normal

0,022 0,025

Operasional di luar ruangan, banyak debu abrasive, kelembaban udara tinggi atau sebab lain yang mempengaruhi unjuk kerja bantalan

0,035 0,040

Tabel 2.7 Kecepatan sabuk yang disarankan (Zainuri, Muhib.2010). Karakteristik

Muatan Curah

Bahan Lebar belt, mm

(55)

24 Abrasife, bongkah kecil hingga menengah(a’<160 mm) Kerikil,biji besi,batu hancur 1,0-1,25 1,0-1,6 1,6-2,0 2,0-3,0 Abrasife,bongkah besar (a’>160mm) Batu karang,biji besi,batu kali - 1,0-1,6 1,0-1,6 1,6-2,0 Bahan mudah rapuh (fragile), penurunan ukuran karena dihancurkan dengan alat Kokas, batubara lignit,arang kayu 1,0-1,25 1,0-1,6 1,25 -1,6 1,6-2,0 Bahan serbuk (pulverished load), berdebu Tepung,semen,apatir 0,8-1,0

Butiran, graim Beras,gandum hitam 2,0-4,0

2. Menentukan tahanan gerak sabuk (W)

Jika sabuk bergerak pada lintasan lurus (rectilinear section) terhadap idlers maka akan menyebabkan losses karena gesekan sabuk dengan idlers, gesekan di dalam bearing (roller atau ball bearing), dan bendingpadaroller.

Gaya tahanan pada bagian yang dibebani muatan:

= + + ± ( + )

= + + ± ( + ) ………..….(2.11)

Gaya tahanan pada bagian yang dibebani muatan (gerak balik):

= + ±

= + ± ……….…………..(2.12)

Dengan , , dan : berat beban ( ), sabuk ( ), dan bagian yang

(56)

: panjang proyeksi mendatar bagian garis lurus, m

: beda elevasi bagian awal dan akhir, m

: koefisien tahanan sabuk terhadaproller bearing.

Berat idler rotating parts tergantung desain, ukuran, dan merupakan fungsi lebar sabukB. Umumnya, untuk lebar sabukBmeter, secara kasar beratidler rotating parts:

Untuk troughed idler:

10 + 7 ……….………...(2.13)

Untuk flat idler:

10 + 3 ……….………..(2.14)

Sehingga beratidler rotating partsper meter adalah:

= / .

= / ………..……….(2.15)

3. Kapasitas angkut (Z)

(57)

26

= ……….…………..(2.16)

4. Kapasitas konveyor sabuk maksimal (Q)

Kapasitas angkut dalam menentukan berat muatan yang dinyatakan dalam satuan berat (kg) adalah:

= . ……...……….………….(2.17)

Dimana

: berat maksimum yang diangkut (kg) : kapasitas angkut (tumpahan/jam)

5. Kecepatan konveyor sabuk ( )

Kecepatan sabuk atau kecepatan pemindahan sangatlah penting dalam meningkatkan kapasitas angkut. Kecepatan konveyor sabuk dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

= .

× ( )………..……….(2.18)

Dimana:

: Diameter roll (mm)

: Putaran konveyor sabuk yang diinginkan (rpm)

6. Gaya pada konveyor sabuk

Perhitungan gaya pada konveyor ini adalah jumlah gaya pada putaran motor dan gaya pada tarikan sabuk (belt).

Gaya motor : = 120 ( )

(58)

Dalam perhitungan diameter poros ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni faktor koreksi yang dianjurkan ASME dan juga dipakai disini. Faktor koreksi akibat terjadinya tumbukan yang dinyatakan dengan Kt, jika beban dikenakan beban secara halus, maka dipilih sebesar 1,0. Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan, maka dipilih sebesar 1,0-1,5. Jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar, maka dipilih sebesar 1,5-3,0.

Meskipun dalam perkiraan sementara diterapkan bahwa beban hanya terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur. Dimana untuk perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terjadi karena momen puntir saja dengan harga diantara 1,2-2,3 ( jika diperkirakan tidak terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0), dalam perencanaan diambil faktor koreksinya sebesar 1,2. Maka rumus untuk merencanakan diameter poros ds diperoleh:

= , . . ……….….…....(2.20)

dimana:

ds = diameter poros yang direncanakan (mm)

τa= kekuatan tarik bahan (kg/mm2)

Kt= faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan

(59)

28

E. Daya dan tegangan sabuk (belt)

Kebutuhan daya untuk konveyor belt dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

= ( , . . )( )……….…….….…(2.21)

Dimana:

, , : Faktor gesekan komponen

: Panjang total konveyor (m)

: konstanta gesekan panjang konveyor kurang dari 300m (60 m)

: kapasitas angkut (ton/jam)

: berat sabuk (kg/m)

: kecepatan sabukbelt(m/s)

Nilai dari faktor utama dan konstanta yaitu sebagai berikut:

1. Faktor gesekan:

a. Pada jenis konveyor pendek menggunakan komponen yang berkualitas baik, biasanya lebih menggunakan faktor gesekan rata-rata ( ) yaitu 0,0225 untuk konveyor jenis horizontal sedangkan untuk jenis konveyor inclined bernilai 0,0135.

b. Ada banyak sistem konveyor portable, “Chevron” sudut steep

(60)

• Konveyor horizontal dan elevator

= 0,020 untuk tidak ada pembebanan

= 0,025 untuk ada pembebanan

• Konveyor untuk mengurangi penurunan

= 0,010 untuk tidak ada pembebanan = 0,017 untuk ada pembebanan 2. Konstanta gesekan ( )

a. Konveyor horizontal dan elevator

• Kurang dari 300 m = 60 m

• 300 m sampai 1200 m = 45 m

• 1200 m sampai 1800 m = 30 m

• Lebih dari 1800 m = diabaikan

b. Konveyor untuk mengurangi penurunan = 90 m

(Conveyor Handbook. 2009)

F. Transmisi Rantai Rol

(61)

30

selip, sehingga menjamin perbandingan putaran yang tetap, dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut:

Gambar 2.10Rantai rol.(Sularso,1997)

Rantai rol memiliki keuntungan sebagai berikut, yang pertama mampu meneruskan daya besar karena kekuatannya yang besar, tidak memerlukan tegangan awal, keausan kecil pada bantalan dan pemasangan yang mudah. Selain itu memiliki kelemahan seperti variasi kecepatan yang tak dapat dihindari karena lintasan busur pada sproket yang mengait mata rantai, suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi sproket, perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang diakibatkan oleh gesekan dengan sprocket.

Gambar 2.11 Desain rantai rol.(Sularso,1997)

Diameter lingkaran jarak bagi dan (mm)

(62)

= {0,6 + cot(180°/ )}

= {0,6 + cot(180°/ )} ………..……….(2.23)

Diameter naf maksimum

= {cot(180°/ ) 1} 0,76

= {cot(180°/ ) 1} 0,76……….………..(2.24)

Panjang rantai ditentukan dengan rumus berikut:

= + 2 +[( )/ , ] ……….……(2.25)

Dimana:

: Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai

: Jumlah gigi sproket kecil : Jumlah gigi sproket besar

: Jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa bilangan pecahan).

Jika jumlah mata rantai dan jumlah gigi kedua sproket sudah ditentukan,maka jarak sumbu dapat dihitung dengan rumus berikut:

= +

, ( ) ………(2.26)

= . ……….(2.27)

Untuk menghitung kecepatan rantai menggunakan rumus sebagai berikut:

= . .

× ………...(2.28)

(63)

32

: jarak bagi rantai (mm)

: jumlah gigi sproket kecil, dalam hal reduksi putaran : Putaran sproket kecil, dalam hal reduksi putaran

Beban yang bekerja pada satu rantai F (kg) dihitung dengan rumus berikut:

= . ………...(2.29)

Jika menggunakan motor listrik sebagai penggerak, maka pada waktu distart dan dihentikan, harga gaya F akan lebih besar dari pada yang dihitung, untuk faktor keamanan harus diambil sebesar 6 atau lebih untuk satu

(64)
[image:64.595.138.546.85.448.2]
(65)

34

[image:65.595.157.509.119.704.2]

1. Diagram aliran pemilihan rantai rol

(66)

yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Berikut untuk menghitung daya dari motor dc:

= × ……….(2.30)

Dimana:

: daya (watt)

: torsi (N.m)

: kecepatan sudut (rpm)

(67)
[image:67.595.212.401.95.251.2]

36

Gambar 2.14Motor DC sederhana (electronica.com)

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :

1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torquekonstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompadisplacementkonstan.

2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).

Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.

3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

H. Sensor Warna RGB TCS3200

Sensor warna RGB TCS3200 adalah sensor pendeteksi warna yang

(68)

sehingga mempertajam warna yang ditangkap. Berikut diagram blok sensor

warna: (datasheet TCS3200 color sensor)

Gambar 2.15Diagram blok sensor warna

I. Arduino Uno

Arduino Uno adalah papan microcontroller berbasis ATmega 328 yang memiliki 14 pin digital input/output (di mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, clock speed 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.

Arduino Uno adalah pilihan yang baik untuk pertama kali atau bagi pemula yang ingin mengenal Arduino. Di samping sifatnya yang reliable juga harganya murah.

SpesifikasiBoard Arduino Uno:

 Mikrokontroller : ATmega 328

 Tegangan Operasi : 5V

 Tegangan Input (disarankan) : 7-12V

 Batas Tegangan Input : 6-20V

 Pin Digital I/O : 14 (di mana pin output PWM)

 Pin Analog Input : 6

 Arus DC per I/O Pin : 40 mA

(69)

38

 Flash Memory : 32 KB (ATmega328), di mana 0,5 KB digunakan oleh bootloader

 SRAM : 2 KB (ATmega328)

 EEPROM : 1 KB (ATmega328)

 Clock : 16 MHz

1. Sumber (Catu Daya)

Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya Eksternal (non USB) dapat berasal dari adapter AC-ke-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan Power Jack, dapat juga dihubungkan pada power pin (Gnd dan Vin).

Board Arduino Unodapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika disuplai kurang dari 7 V. Meskipun, pin 5V dapat disuplai kurang dari lima volt, board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan tegangan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusakboard.

(70)

daya (5 volt dari sambungan USB atau dari sumber regulator lain). Anda dapat mensuplai tegangan pada pin ini, jika suplai tegangan lewat power jack, dapat mengakses melalui pin ini.

 5V. Keluaran Pin ini telah diatur sebesar 5V dari regulator pada board. Board dapat disuplai melalui DC jack power (7-12V), konektor USB (5V), atau pin VIN (7-12V). Menyuplai tegangan melalui pin 5V atau 3,3V bypasses regulator, dapat merusak board.

 3v3. Suplai 3,3 volt dihasilkan oleh regulator pada board. Menarik arus maksimum 50 mA.

 GND. Pin Ground.

2. Memory

ATMEGA328 mempunyai memori 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang mana dapat dibaca tulis dengan library EEPROM).

3. Input dan Output

(71)

40

memiliki resistor pull-up internal (secara default tidak terhubung) dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATmega8U2 USB-to-TTL Serial.

Interupsi Eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.

PWM: 3,5,6,9,10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan fungsianalogWrite ().

SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK).Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI.

LED:13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. Ketika pin bernilai TINGGI (HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai rendah (LOW), LED akan mati (OFF).

Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default, 5 volt dariGround.

4. Komunikasi

(72)

mikrokontroller, misalnya bahasa assembly. Namun dalam pemograman Arduino bahasa yang dipakai adalah bahasa C. Bahasa C adalah bahasa yang sangat lazim dipakai sejak awal komputer diciptakan dan sangat berperan dalam perkembangansoftware.

Bahasa C telah membuat bermacam-macam sistem operasi dan compiler untuk banyak bahasa pemograman, misalnya system operasi Unix, Linux, dsb. Bahasa C adalah bahasa pemograman yang sangat ampuh yang kekuatannya mendekati bahasa assembler. Bahasa C menghasilkan file kode objek yang sangat kecil dan dieksekusi dengan sangat cepat. Karena itu, Bahasa C sering digunakan pada sistem operasi dan pemograman mikrokontroller.

Bahasa C adalah multi-platfrom karena bahasa C bisa diterapkan pada lingkungan Windows, Unix, Linux, atau system operasi lain tanpa mengalami perubahan source code. (Kalaupun ada perubahan, biasanya sangat minim). Karena Arduino menggunakan Bahasa C yang multi-platfrom, software Arduino pun bisa dijalankan pada semua system operasi yang umum, misalnya Windows, Linux, dan MacOS.

(73)

42

kita membuat proyek mikrokontroller, tetapi bisa dijadikan sarana untuk mendalami pemograman Bahasa C padamikrokontroller.

Berikut ini adalah sedikit penjelasan yang ditunjukkan kepada anda yang hanya mempunyai sedikit pengalaman pemograman dan membutuhkan penjelasan singkat mengenai karakter bahasa C dan software Arduino. Penjelasan yang lebih detail, lengkap, dan mendalam, lihat situs resmi Arduino.

1. Struktur

Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi yang harus ada.

Void setup( ) { }

Semua kode di dalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.

Void loop( ) { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus-menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

2. Syntax

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan.

(74)

apa pun yang kita ketikkan di belakangnya akan diabaikan oleh program.

 Contoh penggunaan:

//Proyek Blink LED, uji coba pertama oleh syahwil

• /* */(komentar banyak baris)

 Jika Anda punya banyak catatan, hal itu dapat dituliskan pada beberapa baris sebagai komentar. Semua hal yang terletak diantara dua symbol tersebut akan diabaikan oleh program.

 Contoh penggunaaan:

/*Kode program proyek sensor cahaya, LED padam kondisi lingkungan terang, dan nyala jika kondisi lingkungan gelap*/

• { } (kurung kurawal)

 Digunakan untuk mendefinisikan kapan blog program mulai dan berakhir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).

 Contoh penggunaan kurung kurawal: void loop () {

serial.println (val) }

• ; (titik koma)

 Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika ada titik koma yang hilang maka program tidak akan bisa dijalankan).

(75)

44

Delay (1000);

3. Variabel

Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel inilah yang digunakan untuk memindahkannya.

int(integer)

Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak mempunyai angka decimal dan menyimpan nilai dari -32.768 dan 32.767.

long(long)

Digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte (32 bit) dari memori (RAM) dan mempunyai rentang dari -2.147.483.648 dan 2.147.483.647.

boolean(boolean)

Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE (benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya menggunakan 1 bit ari RAM.

float(float)

(76)

‘A’=65). Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM.

Byte

Angka antara 0 dan 255. Sama halnya dengan char, namun byte hanya menggunakan 1 byte memori.

Unsign int

Sama dengan int, menggunakan 2 byte tetapi unsign int ini tidak dapat digunakan untuk menyimpan angka negative, batasnya dari 0 sampai 65,35.

Unsign long

Sama saja dengan long, namun tidak bisa menyimpang angka negaif, batasnya dari 0 sampai 4.294.967.295.

Double

Angka ganda dengan presisi maksimum 1,7976931348623157x10308

String

String digunakan untuk menyimpan informasi teks, dengan karakter ASCII, bisa menggunakan string untuk mengirim pesan via sereal port, atau menampilkan teks pada layar LCD.

Array

(77)

46

pin 5, pin 6, pin 7, maka dengan menggunakan array menjadi int pins[]={3,5,6,7};

4. Operator Matematika

Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja seperti matematika yang sederhana).

• = Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain (misalnya:

x= 10*2, x sekarang sama dengan 20).

• % Menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan

angka yang lain (misalnya: 12% 10, ini akan menghasilkan angka 2).

• + Penjumlahan

• - Pengurangan

• * Perkalian

• / Pembagian

5. Operator Pembanding

Digunakan untuk membandingkan nilai logika.

• = = Sama dengan (misalnya: 12 = = 10 adalah FALSE (salah) atau

12 = = 12 adalah TRUE (benar))

• != Tidak sama dengan (misalnya: 12 != 10 adalah TRUE (benar)

(78)

• > Lebih besar dari (misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau 12

> 12 adalah FALSE (salah) atau 12 > 14 adalah FALSE (salah))

6. Struktur Pengaturan

Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan (banyak lagi yang lain dan bisa dicari di internet).

if….else, dengan format seperti berikut ini:

if (kondisi) { } else if (kondisi) { } else { }

Dengan struktur seperti di atas program akan menjalankan kode yang ada di dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika kondisinya FALSE maka kode padaelseyang akan dijalankan.

for, dengan format seperti berikut ini: for (int i = 0; i < #pengulangan; i++) {}

(79)

48

7. Digital

• pinMode(pin, mode)

Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

• digitalWrite( pin, value)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

• digitalRead(pin)

Ketika sebuah pin ditetapakan sebagai INPUT, Anda dapat menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut apakah HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

8. Analog

Arduino adalah mesin digital, tetapi mempunyai kemampuan untuk beroperasi di dalam alam analog (menggunakan trik). Berikut ini cara untuk menghadapi hal yang bukan digital.

• analogWrite (pin, value)

(80)

• analogRead (pin)

Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT, Anda dapat membaca keluaran voltasenya. Keluarannya dapat berupa angka antara 0 (untuk 0 volts) dan 1023 (untuk 5 volts).(Mohammad Syahwill, 2013)

J. Standart Coffee Roasting(standar penyangraian kopi)

(81)
[image:81.595.295.372.521.610.2]

50

Gambar 2.17Tingkat kematangan kopi sangrai

Pada proses roasting terdapat beberapa tingkat kematangan, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat Light roast, pada tingkat ini biji kopi berwarna coklat muda, karakternya ringan dari sisi biji, tidak ada lapisan minyak dipermukaan, level acidity-nya lebih tinggi. Tingkat light roastini mengandung kafein lebih tinggi dibandingkan dengan kopi yang disangrai pada tingkat dark roast.

Gambar 2.18TingkatLight Roast

(82)
[image:82.595.292.375.139.238.2]

Gambar 2.19TingkatMedium Roast

[image:82.595.295.372.389.479.2]

3. Tingkat Medium dark roast, pada tingkat ini lebih kaya rasa, warnanya lebih gelap dan lapisan minyak mulai sedikit muncul dipermukaan. Rasa dan aroma menjadi lebih teridentifikasi, rasa kopi juga terkadang menjadi terasa lebihspicy.

Gambar 2.20TingkatMedium dark roast

[image:82.595.266.401.631.712.2]

4. TingkatDark roast, pada tingkat ini memiliki warna gelap seperti cokelat dan kadang nyaris hitam. Lapisan minyak pekat dipermukaan, dan dapat terlihat pada permukaan cangkir ketika kopi sudah diseduh. Rasa pahit menjadi lebih menonjol, aromasmoky, karakter rasa (flavor) berkurang.

(83)

52

(84)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode perancangan, pembuatan otomasi dan pengujian untuk merancang sistem operasi konveyor sabuk dengan menggunakan Arduino Uno sebagai pengontrol otomasi putaran motor,pengontrol pemilah dari warna kopi sangrai dan pembaca suhu kopi sangrai. sehingga konveyor mampu memilah kopi sangrai dari tingkatlight roast, medium roastdandark roastdari temperatur dan warna kopi sangrai. Secara rinci metode yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini dijelaskan dibawah ini.

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Proses perancangan rangka dan komponen konveyor serta komponen otomasinya dilakukan di Laboratorium Prod

Gambar

Gambar 2.3 Konfigurasi konveyor sabuk (Zainuri, Muhib. 2010)
Gambar 2.6 Penggerak konveyor sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
Tabel 2.3 Tebal Lapisan Sabuk Tekstil Muatan Curah dan Satuan(Zainuri, Muhib.2010)
Gambar 2.7 Penyenter Sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem kerja pada perancangan ini digunakan timbangan badan elektronik digital, sensor straingauge, Arduino uno, dan menggunakan Audio ampliflyer Diharapkan nantinya alat ini

Pada perancangan ini, Arduino Uno digunakan sebagai perangkat penghubung yang telah di program sehingga user atau operator dapat menggunakan running text sebagai

Perancangan jemuran buah pinang ini menggunakan komponen seperti Arduino Uno yaitu mikrokontroler sebagai pusat utama dari sistem penjemuran ini kemudian

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini merancang mesin penggulung transformator otomatis berbasis arduino Uno dengan pengoprasian yang cukup

Dari hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada perancangan alat pemantau tetes infus dan suhu badan dengan tampilan digital berbasis arduino uno

KESIMPULAN Dari hasil pembuatan alat pemilah sampah otomatis berbasis Arduino UNO ini, dapat diambil kesimpulan bahwa alat ini memilah sampah logam dan non-logam dengan memanfaatkan

Dalam perancanngan ini penulis menggunakan metode perancangan yaitu dengan membuat modul pemberi pakan ternak sapi secara otomatis berbasis arduino uno dengan membuat kerangka awal,

Terdapat empat tahapan yang dilakukan dalam perancangan otomasi pada mesin sangrai, yaitu: tahap perancangan dilakukan dengan empat tahap, yaitu perancangan perangkat keras dan