i
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU BADAN DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO
Oleh,
Mozes Lawa
NIM: 192009035
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Keluarga tercinta ibu, bapak, kakak dan adik saya, serta kekasih tercinta Dina Sonya N.M yang selama ini terus mendoakan, memberikan dukungan baik materil, semangat dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Bapak Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat. selaku dosen pembimbing utama atas waktu, tenaga, kritik dan saran serta wejangan-wejangannya dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Made Rai Suci Shanti, N.A., S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran, motivasi, dan berbagi pengalaman. Membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga tugas akhir ini selesai.
4. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika: Bapak Suryasatriya T., Bapak Andreas Setiawan, Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Ibu Marmi Sudarmi, Bapak Ferdi S. Rondonuwu, Bapak Wahyu H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora Natalia S., dan Bapak Alva atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah.
5. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan.
6. Sahabat-sahabat tercinta saya yaitu teman-teman ASKARSEBA asrama mahasiswa UKSW buce, winfrid, nelis, nexon, markus, k salo, k elfri, ardi, dll. Terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan.
7. Terikasih untuk kampus UKSW yang telah memberikan saya kesempatan untuk menimbah ilmu dan merasakan banyak pengalaman.
8. Segenap pihak yang turut membantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
vii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Salatiga, September 2015
viii
MOTTO
“Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan
Raja yang kekal"
(Yeremia 10:10a)
“Kesempatan selalu datang pada kita namun jangan berharap pada
keberuntungan semata, berusahalah senantiasa untuk kesuksesan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ... v
KATA PENGANTAR... vi
MOTTO ... viii
DAFTAR ISI ... ix
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU BADAN DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO Abstrak……….. ... 1
Pendahuluan ... 1
Landasa Teori ... 2
Bahan dan Metode Penelitian……….. ... 3
Hasil Dan pembahasan ... 5
Kesimpulan ... 6
Saran………. 6
1
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU
BADAN DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO
Mozes Lawa2, Made Rai Suci Shanti1,2, Suryasatriya Trihandaru1
1
Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
2
Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga (50711)
192009035@student.uksw.edu
Abstrak
Dalam dunia medis, pemberian infus adalah tindakan medis yang sering di lakukan. Fungsi dari infus sendiri adalah memberikan cairan berupa nutrisi serta obat pada pasien secara konstan dalam waktu dan dosis yang ditentukan dokter. Cairan infus biasanya dimasukan melalui pembuluh darah vena pada tangan, kaki dan kepala pasien. Jumlah tetesan infus yang dimasukan ke tubuh pasien, biasanya tergantung kondisi dan penyakit pasien sesuai dengan anjuran dokter. Pengaturan jumlah tetes infus per menit ini dilakukan oleh perawat secara manual. Perawat bertuga juga harus senantiasa memantau tetesan infus apakah masih stabil atau tidak. Terkadang kondisi infustidak sesuai dengan resob doker padahal pemberian dosis infus yang tidak sesuai bisa menimbulkan efek negatif pada pasien. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme. Untuk penyakit tertentu seperti demam berdarah, suhu badan pasien harus senantiasa dipantau oleh perawat.
Pada penelitian, dibuat sebuah alat yang memiliki 2 fungsi yaitu memantau tetes infus pasien dan dibandingkan dengan dosis alat standar serta memantau suhu badan pasien secara berkala. Alat ini juga dilengkapi dengan alarm pengingat. Hal ini bertujuan agar, apabila tetes infus atau suhu badan pasien melewati toleransi yang telah ditetapkan, maka alarm yang dipasang akan berbunyi. Sistem yang secara realtime dimonitoring oleh perawat ini dapat mengurangi permasalahan yang timbul karena kelalaian, sehingga perawat tidak secara manual dalam mengatur kecepatan tetesan infus dan meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Kata kunci: arduino, infus, suhu, sensor,buzzer
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia medis, infus adalah tindakan medis yang sering digunakan. Fungsi dari infus sendiri adalah memberikan cairan berupa nutrisi serta obat pada pasien secara konstan dalam waktu dan dosis yang di sarankan dokter. Cairan infus biasanya dimasukan melalui pembuluh darah pada tangan, kaki dan kepala pasien. Jumlah tetesan infus yang dimasukan ke tubuh pasien, biasanya tergantung kondisi dan penyakit pasien sesuai dengan anjuran dokter. Pengaturan jumlah tetes infus per menit ini dilakukan oleh perawat secara manual. Perawat juga harus senantiasa memantau tetesan infus apakah masih
stabil atau tidak. Terkadang kondisi infuse tidak sesuai dengan dosis yang ditetapkan padahal pemberian dosis infus yang tidak sesuai bisa menimbulkan efek negatif pada pasien.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme. Untuk penyakit tertentu seperti demam berdarah, suhu badan pasien harus senantiasa dipantau oleh perawat. Dengan demilian perawat selalu membawa termometer ke ruangan pasien untuk memeriksa suhu pasien. Pemeriksaan suhu dengan termometer
2 digitaladalah dengan dijepit diketiak, dibawah lida atau dubur pasien, hal ini akan sangat merepotkan perawat apabila pasien sedang tertidur, apalagi pada bagian ketiak dan dalam mulut. Jika terjadi hal seperti ini, bisa saja akan menunda pemeriksaan.
Atas dasar masalah yang telah diungkapkan pada paragraf pertama dan kedua, maka diperlukan sebuah alat yang bisa membantu perawat untuk memantau kondisi suhu badan pasien secara berkala, sehingga perawat tidak perlu membawa termometer serta tidak mengganggu kenyamanan pasien yang sedang tidur. Diperlukan juga alat yang bisa memantau kondisi tetes infus apakah masih sama dengan dosis yang telah ditetapkan atau sudah berubah.
Pada penelitian kali ini, dihasilkan sebuah alat yang memiliki 2 fungsi yaitu memantau tetes infus pasien dan dibandingkan dengan dosis yang telah ditetapkan serta memantau suhu badan pasien secara berkala. Alat ini juga dilengkapi dengan alarm pengingat. Hal ini bertujuan agar, apabila tetes infus atau suhu badan pasien berada dalam kondisi kristis atau melewati toleransi yang telah ditetapkan, maka alarm yang dipasang sebagai indikator akan mengingatkan perawat yang bertugas supaya cepat mengambil tindakan. II. LANDASAN TEORI
PRINSIP KERJA INFUS
Prinsip kerja dari infus sama dengan sifat dari air yaitu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah sebab ditarik oleh gaya grafitasi bumi. Pada sistem alat infus, terdapat sebuah klem yang dapat mengatur laju tetesan per menit. Perawat akan mengatur jumlah tetes per menit sesuai dari dosis yang telah diberikan oleh dokter.
Gambar 1. Prinsip kerja infus
ARDUINO UNO
Arduino uno adalah sebuah board microcontroler yang dapat diprogram sesuai keinginan. Arduino uno memiliki 14 pin I/O, serta 6 buah pin sebagai input analog. Arduino adalah sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source.
Gambar 2. Board arduino uno (sumber :
www.convict.lu/htm/rob/ir_us.htm)
Tabel 1 . data seet board Arduino
Mikrokontroler ATmega328 Tegangan
pengoperasian
5V Tegangan input yang di sarankan
7V-12V Batas tegangan input 6V-20V
Jumlahl pin I/O 14 pin (6 di antaranya adalah keluaran PWM) Jumlah pin input
analog
6 pin Arus dc tiap pin I/O 40 mA Arus dc untuk pin
3,3 V
50 mA
Memori flash 32 KB (ATmega328) sekitar 0,5 KB di gunakan sebagai boot loader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock 16 Hz
SENSOR SUHU LM 35DZ
LM35DZ adalah sebuah sensor suhu yang outputnya sudah dalam celcius yang memiliki kemampuan penginderaan suhu dari -550C sampai 1500C. IC LM35DZ akan mengkonversikan besaran suhu menjadi besaran tegangan. Dimana IC LM35DZ ini akan mengeluarkan tegangan pada kaki 2 sebagai
3 output sebesar 10mV untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10C.
Gambar 3. Sistem minimum LM35DZ
SENSOR PHOTODIODA
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang nilai resistansinya berubah-ubah apabila intensitas cahaya yang mengenai photodioda berubah-ubah. Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar, sehingga tidak ada arus yang mengalir. Semakin besar intensitas cahaya yang mengenai photodioda, maka nilai resistansinya semakin kecil sehingga arus yang mengalir semakin besar. Photodioda lebih peka terhadap cahaya infrared dari pada cahaya tampak.
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang semua kegiatan yang telah dilakukan pada penelitian, baik alat, bahan, pengujian maupun pengukuran.
Bahan
Dalam penelitian digunakan bahan-bahan untuk merangcang alat pemantau tetes infus dan suhu badan dengan tampilan digital serta alarm pengingat. Bahan utama yang digunakan adalah, board Arduino uno, LCD 16 x 2, keypad 4 x 4, sensor suhu LM35, sensor cahaya photodioda, buzzer, serta rangkaian komperator-histerisis.
Alat ukur yang dipakai adalah multimeter, berfungsi sebagai pengukur nilai tegangan keluaran untuk masing-masing sensor. Dipakai pula sebuah termometer digital yang telah beredar di pasaran bertujuan untuk
membandingkan alat yang dibuat dengan suhu yang terukur pada termometer digital.
Tabel 2 . Alat dan bahan yang digunakan dalam penilitian No Bahan Jumlah keterangan
1 Leptop 1 Pengkodingan program 2 Arduino Uno 1 Board programing 3 LCD 16x2 1 Sebagai output
4 Keypad 4x4 1 Input nilai tetes seharusnya
5 LM35 1 IC untu sensor suhu 6 Photodiopda 1 Sensor pendeteksi tetes 7 LED Infrared 1 Sumber photodiode 8
Komperator-histerisis
1 Penghindar nois untuk photodioda
9 Penguat lm35 1 Kalibrasi lm35 untuk deteksi suhu badan
Metode Penelitian
Secara umum metodologi rancangan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Langkah pengerjaan penelitian tersebut dapat dilihat melalui diagram blok.
Gambar 4. Skema rancangan penelitian
Rangkaian pengkondisi sinyal
Dua buah resistor 150K yang diparalel membentuk resistor 75K yang diseri dengan kapasitor 1uF. Rangkaian RC-Seri ini merupakan rekomendasi dari pabrik pembuat LM35. Sedangkan resistor 1K5 dan kapasitor 1nF membentuk rangkaian passive low-pass filter
4 dengan frekuensi 1 kHz. Tegangan keluaran filter kemudian diumpankan ke penguat tegangan tak-membalik dengan faktor penguatan yang dapat diatur menggunakan resistor variabel. Dengan rangkaian ini, terbukti tegangan keluaran rangkaian ini jauh lebih stabil dibandingkan tegangan keluaran rangkaian dasar. Dengan demikian akurasi pengukuran telah dapat ditingkatkan. Tegangan keluaran dari pengkondisi sinyal dapat langsung diumpankan ke ADC pada arduino.
Gambar 5. Rangkaian pengkondisi sinyal LM35 Sensor photodioda
Untuk rangkaian led-infrared dan photodioda rangkai terpisah, dengan kabel yang panjang agar dapat dipasang pada botol infus yang telah digantung.
Gambar 6. Rangkaian sensor photodioda Komperator-histerisis
Membuat rangkaian komperator dengan histerisis untuk photodioda. Pada gambar Vinput merupakan V dari photodioda yang masuk ke komperator. Vcc adalah 5v yang merupakan tegangan dari arduino, dan Vout masuk ke board arduino.
Gambar 7. Kooperator - histerisis menggunakan IC
LM339
LCD (Liquid Crystal Display)
Untuk dapat menampilkan data karakter ke LCD maka koneksi mikrokontroller dan LCD dapat dijelaskan sebagai berikut. Data masukan untuk penampil LCD diberikan melalui pin output 3-8 pada arduino. Sedangkan untuk mengontrol LCD Pada rangkaian display dipasang komponen potensio meter 5K Ohm yang berfungsi sebagai pengatur kecerahan dari LCD. Sumber tegangan yang diberikan sebesar 5 V.
Setelah semua rangkaian sudah siap, maka berikut yang dilakukan adalah memasang semua sensor, LCD, buzzer, dan keypad pada board arduino. Pekerjaan selanjutnya adalah proses pengkodingan program.
Gambar 8. Rancangan alat yang telah siap menuju ke
tahap pengkodingan program
Proses pengkodingan menggunakan Software yang telah disediakan oleh perusahaan arduino, yang dapat kita download secara gratis pada situs arduino. Bahasa yang digunakan untuk proses pengkodingan program adalah bahasa C, namun pada arduino lebih memudahkan penguna, kerena telah tersedia berbagai library sehingga memudahkan dalam proses pengkodingan.
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran suhu
Pengukuran dilakukan dengan memberikan panas dengan suhu tertentu pada sensor LM35 dan diukur dengan tegangan output yang dihasilkan. Kemudian dibandingkan dengan tegangan output sensor LM 35 dari data book. Pada saat suhu 0C, output sensor LM35 mengeluarkan tegangan 0 volt. Setiap kenaikan 10C, output sensor LM35 akan naik sebesar 10 mVolt. Sensor LM35 membutuhkan power supply sebesar 5 volt. Pada penilitian ini menggunakan tegangan 5 volt yang merupakan keluaran dari Arduino.
Untuk mengetahui nilai error dari sensor LM35 di gunakan persamaan
( ) ( )
( ) )
Tabel 3 . Pengukuran Sensor LM35 (merupakan kisaran
suhu orang dalam kondisi stabil dan sakit)
SUHU (0C) OUTPUT LM35 (mV) OUTPUT LM35 Dari databook (mV) Error 32 316 320 1,25 33 322,6 330 2,24 34 345 340 1,45 35 354 340 1,45 36 362 360 0,55 37 375 370 1,35 38 384 380 1,05 39 389 390 2,56 40 403 400 0,75 41 409 410 0,25 42 416 420 1,25
Dari data pada tabel 3, di dapat rata-rata nilai error sensor LM35 sebesar 1,29 %.
Tabel 4 merupakan data hasil pengukuran suhu badan dengan alat yang di buat, serta data pengukuran dengan Termometer digital yang beredar di pasara. Pada tabel terlihat bahwa rata pengukuran tiap sampel adalah P1=36,74
,P2=36,64 dan P3=36,73. Hasil tersebut akan di bandingkan dengan pengukuran oleh TS
Terlihat bahwa selisih nilai antara dua alat ini yang merupakan pengukuran sampel P1, P2, P3 adalah : )
Tabel 4 . Data pengukuran Suhu pasien dengan alat
penantau suhu badan yang telah di buat.
P1 P2 P3
TS T Alat TS T Alat TS T Alat
Ke-1 36,6 36,64 36,6 36,86 36,6 36,86 Ke-2 36,54 36,54 36,54 Ke-3 37 37,24 36,86 Ke-4 36,54 36,54 37 Ke-5 36,86 36,86 36,54 Ke-6 36,76 35,86 36,76 Ke-7 36,86 36,86 36,54 Rata-rata 36,74 36,68 36,73 Keterangan : P1 : Pengukurang pasien 1 P2 : Pengukurang pasien 2 P3 : Pengukurang pasien 3
TS : Termometer digital yang telah beredar di pasaran T Alat : Termometer yang di rancang dari LM 35
Pendeteksi tetes infus
Untuk pengujian perhitungan kebenaran tetes per menit pada alat yang dirancang maka dilakukan pengambilan data pada setingan tetes per menit antara 20 tetes, 30 tetes, 60 tetes dan 120 tetes permenit. Terlebih dahulu infus diseting tetes permenit secara manual dengan bantuan alat berupa jam tangan. Pada data ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada selisih jumlah tetes real time dengan jumlah tetes yang sudah ditetapkan.
6 Pada tabel 5.a dan 5.b terlihat bahwa tidak ada selisih antara perhitungan alat dengan jumlah tetes yang telah diatur karena itu buzzer berada dalam keadaan off.
Tabel 5.a. Pendeteksi untuk 20 tetes
pengukuran hitungan Sensor Arduino Selisih perhitungan buzzer Ke-1 20 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-2 20 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-3 20 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-4 20
tetes/menit 0 tetes/menit Off
Tabel 5.b. Pendeteksi untuk 30 tetes
Pengukuran Hitungan Sensor Arduino Selisih perhitungan buzzer Ke-1 30 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-2 30 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-3 30 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-4 30 tetes/menit 0 tetes/menit Off
Proses pengambilan data pemantauan tetes infus tidak langsung ditancapkan jarum infus kepada pasien, maka pada pengambilan data untuk 60 tetes dan 120 tetes permenit, jarum infus diganti dengan jarum yang berdiameter lebih kecil. Hal ini bertujuan sebagai perlakukan seolah-olah infus berada dalam keadaan tersumbat.
Pada program alat telah ditetapkan toleransi tetes untuk menyalakan alarm (buzzer) yang berada pada rentang -3 tetes permenit dan +3 tetes permenit. Jika infus berada dalam keadaan tersebut maka buzzer akan menyala.
Pada tabel 5.c dan 5.d, terlihat bahwa apabila terjadi penyumbatan pada infus maka alarm akan berbunyi yang bertujuan untuk memperingatkan perawat yang bertugas untuk sesegera mungkin mengambil tindakan.
Tabel 5.c. Pendeteksi untuk 60 tetes pada keadaan infuse
mengalami penyumbatan Pengukuran Hitungan Sensor Arduino Selisih perhitungan buzzer Ke-1 58 tetes/menit 2 tetes/menit Off Ke-2 57 tetes/menit 3 tetes/menit On Ke-3 57 tetes/menit 3 tetes/menit On Ke-4 57 tetes/menit 3 tetes/menit On
Tabel 5.d. Pendeteksi untuk 120 tetes pada saat infuse
mengalami penyumbatan Pengukuran Hitungan Sensor Arduino Selisih perhitungan buzzer Ke-1 120 tetes/menit 0 tetes/menit Off Ke-2 116 tetes/menit 4 tetes/menit On Ke-3 116 tetes/menit 4 tetes/menit On Ke-4 116 tetes/menit 4 tetes/menit On V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada perancangan alat pemantau tetes infus dan suhu badan dengan tampilan digital berbasis arduino uno dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tugas akhir ini telah berhasil merealisasikan perangkat pemantau tetesan infus sekaligus suhu badan pasien dengan tampilan digital.
2. Sistem yang direalisasikan sudah bersifat realtime.
3. Buzzer akan bunyi disaat kecepatan tetes lebih lambat 3 tetes/menit atau lebih cepat 3 tetes/menit dari kecepatan yang sudah ditentukan.
Saran
Pengembangan selanjutnya untuk memaksimumkan kerja dari alat pemantauan tetes infuse dan suhu badan :
1. Rangkayan komperator histerisis harus lebih baik lagi karena pada alat ini, di tempat yang sangat terang sensor photodiode mengalami kesulitan dalam membaca tetes infus.
2. Penggunaan sensor tambahan pada botol infus akan lebih baik karena dapat mengetahui kapan infus akan habis
3. Memanfaatkan teknologi untuk memantau suhu badan dan tetes infus menggunakan handphone
7 VI. REFERENSI
Artikel jurnal
1. Fikri. 2013. Rancang Bangun Prototipe Monitoring Suhu Tubuh Manusia Berbasis O.S Android Menggunakan Koneksi Bluetooth. TEKNIK POMITS 2. D.F. Anggraini. 2012. Pengembangan
Sistem Monitoring Tetesan Infus Pada Ruang Perawatan Rumah Sakit, Tersedia di, http:www.Distrodoc.com/287211, diakses 2 Mei 2015.
3. Rahmawati. 2012. Rancang bangun alat pengukur suhu tubuhdengan tampilan digital dan keluaran suara berbasis mikrokontroller avr ATmega 8535. Monitor, Vol , No. 1
4. Kokoh S A. 2011. Rancang bangun alat pengaturan jumlah tetes pada pasien dan monitoring jarak jauh dengan PC. ITS. 5. Djuandi. 2011. Pengenalan arduino. Dari
www.tokobuku.com
6. Texas Instruments. 2015. LM35 Pecision Centigrade Temperature Sensors.
7. Yusmaninita. 2009. Rasionalitas penggunaan obat. RSUP. H. Adam Malik Buku
1. Michael Margolts. 2012. Arduino CookBook.ISBN: 978-1-449-31387-6 2. Kimmo Karvinen & Tero Karvinen. 2014.
Measure the World with Electronics, Arduino, and Raspberry Pi. ISBN: 978-1-449-36708-4