• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN DARAH KAPILER DAN DARAH VENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGAMBILAN DARAH KAPILER DAN DARAH VENA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

-PENGAMBILAN DARAH KAPILER DAN DARAH VENA

(Situs Analis Kesehatan)

Oleh :

KARINA MARYA ULFA NIM : G0C015055

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

(2)

PENGAMBILAN DARAH KAPILER DAN DARAH VENA

A. Pengertian Darah Kapiler Dan Darah Vena

1. Darah Kapiler

Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida. (Evelyn C. Pearce, 2006)

2. Darah Vena

Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006)

B. Peralatan Dan Perlengkapan Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena (Melakukan Plebotomi)

 Langkah pertama yang harus disiapkan adalah mempersiapkan dan menggunakan perlengkapan pelindung diri (safety), yaitu:

1. Menggunakan jas laboratorium atau baju pelindung agar tidak terkena tumpahan darah/sample.

2. Menggunakan sarung tangan.

3. Menggunakan masker (pelindung pernafasan).

(3)

 Langkah kedua, persiapkan peralatan pengambilan darah sesuai kebutuhan, misalkan pada saat pengambilan darah kapiler yang harus dipersiapkan adalah:

1. Lancet steril atau autoclick.

2. Bola kapas yang dibasahi atau mengandung alcohol 70%/kassa alcohol atau menggunakan povidon iodine, tetai lebih disarankan menggunakan alcohol karena providone iodine kadar kalium, fosfor dan asam urat akan mempengaruhi hasil yang cenderung meningkat.

3. Bola kapas kering.

4. Tabung khusus untuk pengambilan darah kapiler (tube).

5. Tempat pembuangan sampah medis/sharp container (sampah jarum dan kapas secara terpisah).

6. Alat tulis, label dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

Pada saat pengambilan darah vena peralatan yang harus disiapkan adalah:

1. Tourniquet.

2. Jarum suntik (syringe)/spuit/vacutainer/venipuncture dewasa/venipuncture untuk anak-anak/kit untuk anak-anak (jarum kupu).

3. Botol penampung sampel atau penampung vakum

4. Bola kapas yang dibasahi atau mengandung alcohol 70%/kassa alcohol atau menggunakan povidon iodine.

5. Bola kapas kering.

6. Plester .

7. Tempat pembuangan sampah medis/sharp container (sampah jarum dan kapas secara terpisah).

(4)

C. Prosedur dan Teknik Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena

Setelah mempersiapkan dan menggunakan perlengkapan pelindung diri (safety) serta peralatan untuk mengambil sampel sesuai kebutuhan telah lengkap maka lakukan lah langkah berikutnya, langkah pertama adalah:

Identifikasi dan persiapan pasien:

1. Identifikasi pasien yang benar

2. Pengecekan formulir permintaan dokter

3. Pengecekan identitas pasien rawat jalan seperti nama, nomor kartu penduduk, alamat, dan foto atau dengan bracelet

4. Sesuikan permintaan pemeriksaan dengan formulir permintaan dokter untuk pemeriksaan

5. Kumpulkan tabung-tabung yang benar sesuai pemeriksaan dan pastikan urutan darah yang akan diambil (EDTA, heparin, citrate dan beku)

Langkah kedua yaitu melakukan pengambilan darah. Berikut adalah prosedur dan teknik pengambilan darah/sampel:

Sebelum melakukan pengambilan darah, yang harus di persiapkan adalah antikoagulan yang akan dipakai. Pastikan takaran dan jumlah darah yang akan diambil sesuai.

a. Pengambilan darah kapiler (skin puncher)

1. Pastikan pasien merasa nyaman.

2. Membaca surat penganter dokter untuk permintaan pemeriksaan.

3. Perkenalkan diri dan menjelaskan apa yang akan dilakukan.

4. Cocokkan identitas pasien.

5. Tanyakan pasein takut, tidak merasakan nyaman.atau mempunyai masalah sebelumnya saat melakukan phlebotomy.

(5)

7. Cucilah tangan menggunakan sabun dan air hingga bersih dan keringkan benar-benar kering.

8. Palailah perlengkapan pelindung diri, terutama sarung tangan.

9. Pilihlah jari yang akan diambil darahnya, hindari ibu jari dan jari kelingking, karena faktor infeksius besar, apabila terjadi infeksi maka akan menjalar. Disarankan untuk jari manis, tengah dan telunjuk karena ketiga jari tersebut merupakan jalur limfa tertutup, resiko infeksius sedikit.

10. Lakukan penusukan tetapi jangan terlalu pinggir karena terdapat syaraf dan akan lebih terasa sakit. Jangan pada area tengah jari pula, tetapi lakukanlah tidak ditengah dan tidak terlalu dipinggir.

11. Pijat telapak tangan dan jari yang akan dilakukan penusukan.

12. Basahi jari yang akan dilakukan penusukan dengan bola kapas dibasahi dengan alcohol 70%/kassa alcohol dengan cara memutar dari dalam/tengah ke luar area penusukan. Biarkan mengering. Gagal kontak dengan alcohol dapat menyebabkan resiko kontaminasi dan jangan sentuh daerah yang sudah bersih, jika terentuh lakukan desinfeksi kembali.

13. Tunggu hingga benar-benar kering dari alcohol.

14. Tusukan jarum dengan sedikit menekan jari.

15. Usapkan dengan bola kapas kering saat sudah mengeluarkan darah.

16. Lalukan penampungan darah dengan tube/tabung kecil sesuai kebutuhan sampel.

17. Setelah selesai, usapkan jari kembali menggunakan bola kapas kering sampai area penusukan benar-benar bersih.

18. Buang bekas jarum ke empat yang tersedia dan kapas secara terpisah (tempat pembuangan sampah medis/sharp container) serta membereskan area kerja.

19. Lepaskan dan buang sarung tangan dengan menggulung keluar, jangan sampai tangan tersentuh kembali pada bekas pengambilan darah.sampel

20. Cucilah tangan dengan sabun dan air sampai benar-benar bersih lalu keringkan.

(6)

22. Ucapkan terimakasih kepada pasien dan memberi tahu bahwa pengambilan darah sudah selesai.

B. Pengambilan darah vena mengguakan spuit/syringe (jarum suntik biasa)

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

1. Pastikan pasien merasa nyaman.

2. Perkenalkan diri dan menjelaskan apa yang akan dilakukan.

3. Membaca surat penganter dokter untuk permintaan pemeriksaan.

4. Cocokkan identitas pasien.

5. Tanyakan pasein takut. tidak merasakan nyaman. Atau mempunyai masalah sebelumnya saat melakukan phlebotomy.

6. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan. Seperti tourniquet, botol penampung, kassa alcohol/bola kapas dibasahi alcohol 70%, bola kapas kering, ukuran spuit yang dibutuhkan dan dan ukuran jarum sesuai besar kecilnya vena.

7. Pakailah perlengkapan pelindung diri, terutama sarung tangan.

8. Pasang tourniquet, jangan telalu lama dengan jarak penusukan (tidak lebih dari 2 menit).

9. Tetapkan vena (palpasi) dengan cara memegang lengan pasien dan letakkan jempol dibawah daerah venepuncher.

10. Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan agar vena dapat tampak terlihat jelas.

(7)

Biarkn mengering. Gagal kontak dengan alcohol dapat menyebabkan resiko kontaminasi dan jangan sentuh daerah yang sudah bersih seperti menempatkan jari diatas vena yang sudah ditentukan jika terentuh lakukan desinfeksi kembali.

12. Gunakan tangan kanan untuk memegang jarum, ujung telunjuk pada pangkal jarum. Lakukan prepungsi/persiapan jarum, pastikan tidak ada rongga udara dan kencangkan jarumnya.

13. Tegangkan kulit diatas pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergerak.

14. Masukkan jarum kedalam pembuluh vena sepanjang 1-1,5 cm dengan sudut 15-30 derajat.

15. Apabila terlihat bercak darah pada ujung jarum, ambillah darah sesuai kebutuhan.

16. Setelah darah terkumpul, lepaskan tourniquet sebelum menarik jarum. Pedoman lain menyarankan melepaskan tourniquet segera setelah darah mengalir.

17. Tarik jarum perlahan sambil meneekan pada daerah penusukan menggunakan bola kapas kering. Sarankan pasien untuk tetap meluruskan tangan dan tidak menekuknya karena jika menekuk lengan akan menyebabkan hematom.

18. Tutup jarum dengan tidak menyentuh tutup dan ujung jarum. Diperbolehkan menyentuh ujung tutup jika jarum sudah benar-benar masuk dalam tutup.

19. Buka ujung jarum lalu pindahkan darah yang telah diperoleh pelan-pelan ke dalam botol penampung lalu dicamppurkan secara lembut (digoyangkan secara lembut) jangan terlalu keras karena akan mempengaruhi komposisi darah.

20. Catatlah atau labelkan sampel yang diperoleh sesuai identitas pasien, nama plebotomist dan keperluan pemeriksaan.

23. Setelah selesai buanglah bekas jarum ke empat yang tersedia dan kapas secara terpisah (tempat pembuangan sampah medis/sharp container) serta membereskan area kerja.

24. Lepaskan dan buang sarung tangan dengan menggulung keluar, jangan sampai tangan tersentuh kembali pada bekas pengambilan darah.sampel.

(8)

26. Pengecekan luka bekas tusukan dan tanyakan pasien masih merasa sakit pada area penusukan atau tidak.

27. Ucapkan terimakasih kepada pasien dan memberi tahu bahwa pengambilan darah sudah selesai.

Kekurangan spuit/syringe (jarum suntik biasa) adalah hanya dapat sekali menyuntik untuk sekali pengambilan sampel dan harus membaginya ke beberapa botol jika akan dilakukan lebih dari satu pemeriksaan.

C. Pengambilan darah vena mengguakan vacutainer dan jarum bersayap/kupu (winged needle).

Pada dasarnya pengambilan darah vena menggunakan vacutainer sama seperti pengambilan darah vena menggunakan spuit/syringe (jarum suntik biasa), yang membedakan adalah pada saat setelah menusukkan jarum dan kemudia melakukan penyedotan darah ke dalam vakum-vakum khusus yang sudah terisi oleh antikoagulan sesuai pemeriksaan dan mempunyai sistem urutan pengambilan darah pemeriksaan.

Urutan pengambilan sampel (vacutainer):

1. Kultur darah

2. Tabung antara

3. Koagulasi

4. Serum kimia

5. Plasma separator gel tubes (PSTs) hematologi crossmacth

6. Glucose (oxalate) atau bank darah

Menampung Darah Dalam Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :

•Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan

menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)

•Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST)

(9)

akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi

•Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator

tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.

•Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan

untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

•Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

•Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya

digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.

•Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya

digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.

•Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

•Tabung tutup hitam: berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).

•Tabung tutup pink: berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan

imunohematologi.

•Tabung tutup putih: potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan

molekuler/PCR dan bDNA.

•Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

(10)

oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

Pengambilan sampel pada anak disarankan dalam posisi duduk dengan pangkuan orangtua sehingga orang tua dapat menahan dan mengendalikan anak tersebut apabila lepas control dan berontak.

Untuk dewasa disarankan untuk duduk, diperbolehkan berbaring apabila takut berlebihan yang menimbulkan pingsan.

(11)

BIODATA

Nama : Karina Marya Ulfa

Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 01 April 1997

Alamat : dk.Wonosari Gede Rt:18 Rw:05 No.401 ds.Kalimojosari Kec.Doro Kab.Pekalongan

Pendidikan :

 SD : SD Muhammadiyah Wonosari Gede  SMP : SMP Muhammadiyah Pekajangan  SMK : SMK Muhammadiyah Karanganyar

 Perguruan Tinggi : D3 Analis Kesehatan UNIMUS

Nama Ayah : Zen Efendi

Pekerjaan : Pensiunan

Nama Ibu : Umamah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Semarang, 05 Maret 2016

Hormat Kami,

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar gula pada darah kapiler dibandingkan darah vena dengan glukometer pada pasien

i- Maukkan tabung ke dalam holder dan dorong ehingga %arum bagian poterior tertan#ap pada tabung, maka darah akan mengalir mauk ke dalam tabung. &unggu ampai darah

Pada sampel tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran morfologi atau morfometri serta pengambilan darah dari vena ulnaris sebanyak 0,5 ml dengan menggunakan spuit yang telah diisi

Darah diambil dengan menggunakan spuit pada bagian pembuluh darah vena pada sayap ternak kemudian darah ditampung kedalam tabung dan dimasukan kedalam cooling box

Diantara faktor pre analitik yang berpengaruh terhadap Darah Rutin Menurut (Gandasoebrata, 2007) adalah lamanya pembendungan sampel darah vena lebih dari 1 menit

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9, bahwa penurunan tingkatan nyeri akibat pengambilan darah vena sesudah dilakukan pemberian perlakuan menonton film cartoon berbeda

didapatkan hasil ada perbedaan yang bermakna antara Clotting Time darah vena lebih tinggi dibandingkan dengan Clotting Time darah kapiler dengan nilai P yaitu

Tunika intima di pembuluh darah vena terdapat katup yang berbentuk lipatan setengah bulan yang terbuat dari lapisan endothelium dan diperkuat oleh sedikit jaringan fibrus