• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengelolaan Barbeku Yasmin Melalui Program Hibah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengelolaan Barbeku Yasmin Melalui Program Hibah"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Nur Hidayah NIM:109053000031

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

STRATEGI PENGELOLAAIY BARBEKU YASMIN MELALTII

PROGRAM HTBAI{

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Itmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:

Nttr-Hidsyeb

NIM: 109053000031

NIP: i9640428199303 | 002

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JT]RUS$[ MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAI(WAII DAI\ ILi\4U I(OMI]NIKASI

TTNIVERSITAS ISLAM I\EGERI SYARIF HIDAYATT]LLAH

(3)

PENGESAIIAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul STRATEGI PENGELOLAAN BARBEKU YASMIN MELALUI PROGRAM HIBAH, telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Univesitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu symat untuk memperoleh gelar Sarjana (Sl) pada jurusan Manajemen Dakwah

konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah.

Jakarta, 3 I Desember 2013

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawijaya. MA

NIP: 19670818 199803 | 002

Anggota:

Penguji I

(affi,/fr/

v , e r

./ f- _J

Drs. Hasanudin Ibnu Hibban. MA

NIP: 19660605199403 1 003

H. Mulkanasir. BA" SPd. MM

NIP: 19550101 198302 1 001

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 September 2013

(5)

i

ABSTRAK

Nur Hidayah, Nim:109053000031, Strategi Pengelolaan BarBeKu (Barng Bekas Berkualitas) YASMIN melalui Program Hibah. Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmubKomunikasi. Dibawah Bimbingan Drs. Study Rizal, LK, MA.

Pada umumnya suatu organisasi atau lembaga khususnya yayasan tidak memiliki kemampuan dan kemandirian untuk menjalankan program-program yang

sudah ditetapkan. Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) merupakan salah satu

yayasan yang memiliki kemandirian dalam menghimpun dana yang dibutuhkan dalam program sosial YASMIN. Yaitu dengan menjalankan bisnis jual beli barang bekas yang masih layak untuk dipakai selain itu juga menerima barang-barang bekas yang dihibahkan untuk kemudian dikelola atau dijual kembali sesuai dengan amanat donatur yang memberikan barang bekas tersebut. Maka dari itu, YASMIN agar mendapat kepercayaan dari donatur dalam pengelolaan BarBeku dan agar YASMIN mampu mempertahankan usahanya perlu pengelolaan yang baik dalam mengelola BarBeku tersebut. Khususnya BarBeku yang telah dihibahkan dari donatur-donaur.

Strategi Pengelolaan adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan untuk menyelenggarakan, mengurus atau proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi. Dengan demikian, dalam proses pengelolaan BarBeku perlu adanya strategi yang tepat agar barang-barang bekas tersebut agar dapat menghasilkan keuntungan. Yaitu mencakup tentang perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi dalam proses pengelolaan BarBeku.

Tujuan penulis, dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi yang digunakan dalam proses Pegelolaan BarBeku yang di hibahkan di toko BarBeku YASMIN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan sumber-sumber lain yang terdapat di Toko BarBeku YASMIN.

(6)

ii

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, tidak ada kata yang pantas untuk diucapakan

dari lisan maupun dalam hati kita selain rasa syukur kita kepada Allah SWT, atas segala macam nikmat yang telah diberikan kapada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan nabi kita Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman modern.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin bisa selesai tanpa bantuan dan dorongan, baik dalam bentuk motivasi, pengarahan, bimbingan, diskusi, penerimaan, kerjasama, sumbangan informasi maupun semangat dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin sekali mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

iii Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. H. Mulkanasir,BA.,S.Pd.,MM, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Study Rizal, LK, MA, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, sabar dalam membimbing penulis dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. M. Sungaidi, MA, selaku dosen Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen pengajar serta seluruh staf karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Umum, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Pengurus Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) Jakarta khususnya Bapak

(8)

iv

11. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan, seperjuangan periode 2009 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah kelas konsentrasi

Lemabaga Keuangan Syari’ah khususnya sahabat-sahabatku (Muti’ah, Atiyah,

Oboy, Dawam, Essa, Tari, Dhea, Kamila, dll) yang tidak pernah penulis lupakan selama menempuh pendidikan bersama dan jalani masa-masa kuliah dengan kalian yang selalu memberikan keceriaan pada penulis sehingga penulis tidak merasa jenuh.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis kepada semua pihak yang telah berkenan membantu.

Akhirnya penulis berharap semoga do’a yang telah diberikan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar

Manajemen Dakwah dan Lembaga Keuangan Syari’ah khususnya.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, September 2013

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN A. Strategi ... 13

1. Pengertian ... 13

2. Tahapan-tahapan Strategi ... 16

a. Perumusan Strategi (Strategi Formulation) ... 17

b. Implementasi Strategi (Strategi Implementation) ... 19

c. Evaluasi Strategi (Strategi Control) ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi .. 25

(10)

vi

B. Pengelolaan ... 29

1. Pengertian Pengelolaan ... 29

2. Bentuk Pengelolaan ... 32

C. Program Hibah ... 35

1. Pengertian Program ... 35

2. Tujuan Program ... 6

3. Pengertian Hibah ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM YASMIN DANTOKO BARBEKU YASMIN A. Sejarah Berdirinya Yayasan Imdad Mustadh’afin ... 38

B. Visi dan Misi ... 42

C. Struktur Organisasi dan Pengurus Yasmin ... 43

D. Program-program Sosial Yasmin ... 44

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Perumusan Strategi Pengelolaan BarBeKu melalui Program Hibah Yasmin ... 48

B. Implementasi Strategi Pengelolaan BarBeku melalui Program Hibah Yasmin.. ... 58

[image:10.595.97.514.105.583.2]
(11)

vii

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Barang bekas selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Mereka menganggap barang bekas itu sebagai sampah yang nasibnya berakhir di tong sampah saja. Itulah pemikiran sebagian masyarakat sekarang, pemikiran mereka sungguh salah besar. Barang bekas itu masih memiliki nilai ekonomis. Perlu di ketahui bahwa Barang bekas bukan barang yang sudah tidak bisa dipakai atau dimanfaatkan lagi. Dari pada di buang dengan percuma, lebih baik di manfaatkan dengan berbagai kreasi yang unik. Dengan memanfaatkan barang bekas, barang yang sudah tidak bisa dipakai lagi tidak akan terbuang percuma, tapi bisa di pakai lagi bahkan bisa menghasilkan uang dari pemanfaatan barang bekas itu.

Kesenian barang bekas merupakan salah satu hasil karya seni yang dihasilkan oleh individu atau kelompok yang memanfaatkan barang bekas sebagai bahan utamanya. Di Indonesia, kesenian dari barang bekas pertama kali dikembangkan oleh Wensislaus Makur, keturunan Flores. Wensislaus Makur membuat tas unik dari limbah karung plastik beras. Hasil karyanya ini bahkan sampai menembus pasar konsumen di Eropa. 1

Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini merupakan bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan agar tetap

1

(13)

bersih dan asri. Banyak orang yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain. Oleh sebab itu, kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat, kita juga telah turut menjaga lingkungan.

Tak ada rotan, akar pun jadi, begitulah bunyi peribahasa Indonesia yang

mengandung makna dalam keadaan terpaksa, disini perlu kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapai dengan menggunakan alat atau cara-cara yang tidak biasa. Peribahasa menjadi acuan yang digunakan dalam pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang lebih manfaat. Barang bekas yang dibuat kesenian ini tidak perlu membutuhkan teknologi yang tinggi, tapi hanya butuh kreativitas dan kemauan untuk mengolah barang bekas menjadi barang yang lebih manfaat. Beberapa contoh barang bekas yang ada disekitar kita, seperti bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau Koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, dan kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna dan memiliki nilai jual.

(14)

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an tentang petunjuk untuk berdagang dan beberapa kegiatan lain agar seseorang dapat memenuhi kegiatan pokok sehari-hari dan Al-Qur‟an juga memberi motivasi pada ayat-ayat berikut :

(Q.S. Albaqarah 2:198)























































Artinya : “ bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di

Masy’arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah

memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.

Yayasan Imdad Mustadh‟afin atau biasa disebut dengan nama YASMIN

adalah lembaga yayasan yang menjalankan program-program sosial. Awal mula nama YASMIN adalah Amal Khoir Yasmin, karena nama tersebut terlalu panjang sehingga masyarakat hanya menyebut nama YASMIN sehinnga nama tersebut lebih singkat dan mudah untuk diingat.2 YASMIN bukan hanya sekedar yayasan yang menjalankan program-program sosialnya dari hasil para donatur saja. Tetapi, untuk menjalankan program-programnya YASMIN membuka unit usaha barang bekas berkualitas atau biasa disebut BarBeku. Unit usaha tersebut adalah toko BarBeku YASMIN yang menjual dan membeli barang-barang bekas berkualitas serta menerima barang-barang bekas yang telah dihibahkan dari para donatur. Hasil keuntungan dari Toko BarBeku dialokasikan untuk membiayai

2

(15)

program sosial YASMIN yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan gratis untuk dhuafa. Toko BarBeku merupakan salah satu unit usaha andalan karena dapat membiayai program-program sosial YASMIN.

Toko BarBeku alias Barang Bekas Berkualitas adalah salah satu usaha lini

Yayasan Imdad Mustadh‟afin atau yang lebih dikenal YASMIN, telah

membuktikan jika usaha jual beli barang bekas ini sangat menjajikan. YASMIN, sebagai lembaga nirlaba, menjadikan lini usaha barbeku sebagai salah satu penopang kegiatan. Seluruh keuntungan dari jual beli barang bekas tersebut dialokasikan untuk sosial setelah dikurangi biaya operasional. Tidak mengherankan jika pada 2006-2008 saja misalnya, YASMIN telah berhasil menyantuni 158 anak asuh dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Dana bantuan diberikan dalam bentuk uang SPP.

Yayasan Imdad Mustadh‟afin merupakan lembaga yang perduli terhadap

pembangunan umat melalui layanan sosial dan dakwah. Lembaga tersebut bergerak dalam penerimaan amanah umat Islam berupa zakat, infaq, shodaqoh, hibah maupun wakaf yang kemudian dikelola dan disalurkan untuk program sosial, pendidikan, dan juga dakwah.

(16)

Dari penjelasan yang telah penulis uraikan pada latar belakang telah mendorong saya untuk dapat mengetahui strategi yang digunakan dalam pengelolaan barang bekas sebagai barang hibah yaitu dengan judul : “Strategi Pengelolaan BarBeku YASMIN melalui Program Hibah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah penelitian ini. Karena YASMIN salah satu lembaga Yayasan yang memiliki berbagai program dalam penghimpunan dana untuk menjalankan program-program sosial. Maka penulis melakukan penelitian ini di Toko BarBeku dalam program hibahnya yang dijalankan oleh tim hibah YASMIN yaitu tentang Strategi Pengelolaan BarBeku yang telah dihibahkan di toko barbeku YASMIN. Dalam strategi pengelolaan tersebut adalah hal-hal yang berkaitan dengan:

Pengelolaan adalah penyelenggaraan, pengurus atau proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi.3 Dari pengertian pengelolaan tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang strategi pengelolaan barang bekas berkualitas (BarBeku) yang telah dihibahkan di Toko BarBeku YASMIN periode 2012.

Barang Bekas Berkualitas (BarBeku) adalah salah satu program penunjang kemandirian Yayasan Imdad Mustadh‟afin (YASMIN) yang pada

intinya menjaring potensi donasi ummat lewat barang purnapakai.

3

(17)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana Strategi Pengelolaan BarBeku YASMIN melalui Program Hibah, rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimana Perumusan Strategi Pengelolaan BarBeku YASMIN melalui Program Hibah?

b. Bagaimana Implementasi Strategi Pengelolaan BarBeku YASMIN melalui Program Hibah?

c. Bagaimana Evaluasi Strategi Pengelolaan BarBeku YASMIN melalui Program Hibah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah tersebut, maka penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan yang dapat diperoleh antara lain:

a. Untuk mengetahui gambaran mengenai rumusan yang jelas mengenai strategi dalam pengelolaan BarBeku YASMIN.

b. Untuk mengetahui implementasi strategi yang dilaksanakan dalam pengelolaan BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) YASMIN

c. Untuk mengetahui evaluasi strategi yang dilaksanakan dalam pengelolaan BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) YASMIN

(18)

Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini penulis berharap dapat menjadi usaha dalam mengembangkan ilmu strategi dalam sebuah pengelolaan apapun, khususnya pengelolaan barang bekas yang masih layak dan bermanfaat untuk orang lain. Yang dengan demikian ini akan menjadi suatu dakwah dengan program hibah barang bekas ini. Dan menjadi bahan pengembangan ilmu dakwah pada umumnya.

b. Manfaat Praktis

Untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian tentang srategi pengelolaan yang efektif dan efisien pada suatu organisasi. Yang untuk selanjutnya untuk dijadikan bahan acuan bagi penulis.

c. Manfaat bagi Objek

Hasil dari penulisan ini nantinya dapat dijadikan bahan acuan oleh tim hibah di toko BarBeku YASMIN.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

(19)

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diambil.4

Terdapat beberapa teknik pengumpulan Data kualitatif, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Mengapa penulis menggunakan penelitian kualitatif, karena pada intinya penelitian ini bertujuan meneliti dalam pengelolaan BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) yaitu dilihat dari strategi dalam pengelolaannya di toko BarBeku YASMIN melalui program hibah.

Dengan penelitian kualitatif penulis berharap dapat memberikan hasil penelitian yang deskriptif mengenai fokus permasalahan yang dikaji berdasarkan data dan perilaku-perilaku yang penulis amati.

a. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Toko BarBeKu Yayasan Imdad Mustadh‟afin (YASMIN) yang beralamatkan Jl. Purnawarman Blok A No. 37 Bukit Cirendeu, Pondok Cabe, Ciputat, Tangerang. Adapun penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013 sampai bulan September.

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengamati secara langsung, sedangkan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Obesrvasi (pengamatan)

4

Nurul Hidayati, Metodologi penelitian dakwah dengan pendekatan kualitatif,

(20)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala praktis untuk kemudian dilakukan pencatatan.5 Dengan menggunakan observasi ini, penulis mendapatkan data atau informasi keadaan di toko barbeku Yasmin Jadi, observasi merupakan suatu usaha memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dalam situasi yang sebenarnya.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi juga dapat dilaksanakan melalui telepon, sering wawancara atau interview dilakukan antara dua orang, tetapi dapat juga sekaligus diinterview dua orang atau lebih. Namun penulis sendiri melakukan wawancara langsung bertatap muka dengan narasumber yang informasinya dibutuhkan oleh penulis.

Menurut Dr. Lexy J. Moleong, dalam bukunya, wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewancara (interviewer), yang mengajukan

5

(21)

pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.6

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Arikunto adalah “mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya”.7

Dalam melaksanakan metode ini, penulis meninjau dari internet tentang profile YASMIN yang disiarkan di media massa.

E. Tinjauan Pustaka

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka penulis mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud dari pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama atau berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Setelah penulis mengadakan suatu tinjauan kepustakaan, akhirnya penulis menemukan skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti, yaitu skripsi dengan judul peran unit usaha bisnis BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan imdad mustadh‟afin (YASMIN) dalam program sekolah

gratis smk informatika utama. Yang ditulis oleh Ahmad Sibgotullah Skripsi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,

6

Dr. Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135.

7

(22)

disusun tahun 2011. Skripsi ini menganalisis tentang bagaimana peran unit usaha BarBeku dalam membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat unit usaha barbeku dan sekolah SMK Informatika Utama.

Sedangkan penulis sendiri menganalisis tentang Strategi Pengelolaan BarBeku (barang bekas berkualitas) YASMIN melalui Program Hibah. Yaitu mengenai proses Perumusan Strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi dalam pengelolaan BarBeku di Toko BarBeku YASMIN.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis membagi ke dalam lima bab sebagaimana terlampir di bawah ini

Bab I Merupakan pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika penulisan.

(23)

Bab III Gambaran umum Yayasan Imdad Mustadh‟afin. Bab ini terdiri dari, sejarah singkat berdirinya YASMIN, visi, misi toko BarBeku YASMIN, dan struktur Organisasi toko BarBeku YASMIN.

Bab IV Penyajian dan Analisa data. Dalam bab ini disajikan pembahasan mengenai penyajian data tentang rumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi dalam pengelolaan Barang Bekas Berkualitas (BarBeku) Yayasan Imdad Mustadh‟afin (YASMIN), bentuk kerjasama dengan unit lain dan tujuan program hibah YASMIN,

(24)

13

A. Strategi

1. Pengertian

Pengertian strategi secara etimologi “berasal dari bahasa Yunani, yaitu

strategos, yang berasal dari kata stratos, yang berarti militer, Ag yang berarti

memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalshif

atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk

menaklukan musuh dan memenangkan perang”.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah “seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan

tertentu”.2 Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal, waktu dan ukuran.3

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara

1

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), H. 26

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199

3

(25)

sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.4

Adapun pengertian strategi secara terminologi yaitu dari beberapa pakar, Fuad Amsyari mengatakan bahwa: Dalam pengertian dasarnya, strategi dan taktik adalah metode atau taktik untuk memenagkan suatu persaingan. Parsaingan itu berbentuk suatu pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.5

Menurut Alfian, “Strategi adalah pemikiran dan sikap jangka panjang yang konsisten secara mendasar”.6

Sedangkan menurut Onong Uchyana Efendi mengatakan bahwa: “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan

(planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya”.7

Definisi lain juga dikatakan oleh Syarif Usman bahwa strategi adalah

sebagai “kebijaksanaan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi

4

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidkan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000), h. 147

5

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h. 40

6

Alfian, Strategi Koperasi, (Jakarta: Kompas, 1984), h. 1

7

(26)

kekuatan, daya, dan kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan”.8

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu penyusunan rencana yang telah dibuat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengaplikasikannya yang memiliki cara tersendiri dari perusahaan lain. Sehingga dengan strategi tersebut suatu perusahaan atau organisasi mampu menunjukan taktik operasionalnya dan strategi ini bersifat jangka panjang serta benar-benar konsisten.

Untuk menyusun sebuah strategi perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi strategi. Agar strategi yang telah kita susun tepat sasaran mencapai apa yang diinginkan suatu perusahaan atau organisasi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi strategi tersebut di antaranya bahwa sebuah perusahaan yang kurang efisien dalam menggunakan sumber dayanya dapat berhasil jika strategi pokoknya tepat. Di pihak lain, suatu perusahaan mungkin sangat efisien dalam dalam mengorganisasi produksinya, tetapi akan gagal, jika strategi utamanya tidak memadai. Keduanya tentu saja penting, tetapi perusahaan yang mempunyai strategi utama yang tepat dapat menjadi tidak efisien meskipun secara finansial berhasil.

8

(27)

Di samping itu ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi. Yaitu ada tujuh faktor-faktor penting yang menjadi perhatian dan perhitungan dalam menentukan strategi yakni antara lain:

a. Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki pihak-pihak saingan.

b. Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan pihak saingan. c. Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang dapat

mempengaruhi perusahaan atau organisasi.

d. Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial dan psikologis. e. Memperhitungkan faktor-faktor sosio-kultur dan hukum.

f. Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis.

g. Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak saingan.9

Dari beberapa faktor perhitungan penting dalam menentukan strategi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu perusahaan atau organisasi harus mempertimbangkan beberapa hal dalam menyususun rencana seperti memperhitungkan, memanfaatkan keunggulan dan kelemahan perusahaan lain, memperhitungkan keadaan organisasi kita sendiri baik intern maupun ekstern, dan menyesuaikan keadaan ekonomi perusahaan, kemampuan sumber daya yang ada, serta menganalisis rencana-rencana yang telah dibuat oleh perusahaan lain.

2. Tahapan-tahapan Strategi

Model proses strategi pada dasarnya meliputi tiga langkah utama yang saling berkaitan. Pertama, Perumusan Strategi (Strategi Formulation). Kedua, Implementasi Strategi (Strategi Implementation). Ketiga, Evaluasi Strategi

(Strategi Control).

9

(28)

a. Perumusan Strategi (Strategi Formulation)

Setiap kegiatan ataupun usaha, agar dapat memperoleh keberhasilan yang tinggi haruslah senantiasa di programkan serta di susun rencana kerja yang baik dan matang. Perencanaan yang baik dan benar akan menghindarkan dari kesalahan ataupun kekeliruan di dalam mengemudikan jalannya kegiatan yang di pimpin. Perencanaan yang baik akan menuntun kearah jalan yang benar sehingga selalu berada dalam kondisi yang biasanya disebut “We are on the right track” artinya dapat

selalu berada dalam posisi atau jalur serta track yang benar. Perencanaan yang baik dan benar itulah yang dikenal sebagai “Perencanaan

Strategis”.10

Setelah melakukan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dengan baik, benar dan strategis, maka langkah selanjutnya menyusun perencanaan, dari rencana yang strategis tersebut untuk operasionalnya. Untuk mengetahui keberhasilan perencanaan strategis yang telah di susun berhasil atau tidaknya perlu memperhatikan tahap-tahap strateginya.

Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (Strategi) untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya program. Dalam rumusan strategi termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan

10

(29)

kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksanakan.

Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan. Tahap ini ditujukan untuk menghasilkan misi, visi, keyakinan dan nilai dasar, dan tujuan organisasi. Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja berikut ini:

1) Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.

2) Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternative yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.11

3) Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternative yang telah diidentifikasikan dalam tahap kedua.12 Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan, artinya perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar.

11

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 183

12

(30)

b. Implementasi Strategi (Strategi Implementation)

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut. “ Implementasi strategi termasuk pengembangan

budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi yang masuk”.13

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah tindakan.

Dalam Kamus Webster, pengertian implementasi dirumuskan secara pendek, di mana “to implementasi” (mengimplementasikan berarti

menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan dampak atau berakibat sesuatu.14

Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, tindakan atau mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

13

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Pronhallindo, 2002), h. 5

14

(31)

Dalam Kamus Bahasa Indonesia implementasi diartikan dengan” penerapan atau pelaksanaan”.15

Implementasi Strategi adalah jumlah semua kegiatan dan suatu pilihan yang dibutuhkan agar dapat menjalankan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Implementasi Strategi merupakan suatu proses dimana beberapa strategi dan kebijakan-kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Meskipun biasanya implementasi baru dipertimbangkan setelah perumusan strategi, tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategik. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.

Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancagan struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.

Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.16

15

M. Ridwan, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Pustaka Indonesia, 1999), h. 198

16

(32)

Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sebelumnya, sangat membutuhkan kemampuan dan kerja sama dari seluruh unit dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama yang kuat, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Karena implementasi yang sukses membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan juga kerja keras.

c. Evaluasi Strategi (Strategi Control)

Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah popular adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai.17 Sedangkan secara terminology pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara Fink dan Kosecoff memberikan devinisi evaluasi adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program. 18

Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation

dalam buku Essential of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.19 Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument

17

Pius A Partanto dan M Dahlan Al-Barr, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya:aloka. 1994)h. 163

18

Fredy s, Evaluasi Program, (Jakarta nuansa madani:2003)h 15

19

(33)

dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.20

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan penilaian.21 Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dengan demikian penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan program tersebut.22

Adapula yang mengartikan evaluasi sebagai suatu proses pembuatan pertimbangan. Pertimbangan itu dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat rencana pertimbangan dapat berupa meningkatkan tujuan, mengumpulkan bukti tentang pertumbuhan atau kemunduran dalam mencapai suatu tujuan, merevisi suatu prosedur untuk memperbaiki hasil, proses bahkan tujuan itu sendiri.23

Menurut Viji Srinivasan, mengevaluasi berarti menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas, kadar kepentingan jumlah, derajat atau keadaan. Viji juga mengartikan evaluasi dengan “proses penentuan

keputusan tentang lingkup perhatian, pemilihan informasi yang perlu, serta pengumpulan dan analisis informasi guna memberi ringkasan data yang

20

Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 3

21

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet ke 1. H. 238

22

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1998), Cet ke 1. h. 8

23

(34)

berguna bagi para pengambil keputusan dalam memilih di antara berbagai alternative yang ada”. Dengan demikian, evaluasi ini dimaksudkan untuk

menyusun nilai-nilai indicator dalam mencapai suatu sasaran. Dengan kata lain kegiatan evaluasi adalah “suatu cara mengecek kekuatn dan

kelemahan sebuah program serta suatu cara untuk menentukan ukuran-ukuran perbaikan bagi para pengambil keputusan”.24

Hisham Al-Talib menyatakan evaluasi adalah usaha yang dilakukan untuk menentukan apakah pelaksanaan kegiatan program telah mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebelumnya, serta mengidentifikasi bidang program yang perlu ditingkatkan. Mengkaji dan memperkuat hal-hal yang penting dalam program serta memutuskan suatu program apakah perlu diteruskan atau tidak.25

Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap segala bentuk program yang telah disusun untuk mengetahui secara jelas apakah sasaran-sasaran yang telah dituju sudah dapat tercapai atau belum.

Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan untuk mengukur sebuah keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya serta untuk penerapan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi

24

Viji Srinisvan, Metode Evaluasi Partisipatoris dalam Walter Fernandes dan Rajesh Tendon (editor), Resset Partisipatoris-Risset Pembebasan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 68-71

25

(35)

tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakannya kembali oleh suatu organisasi.

Selain itu, evaluasi juga sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.

Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi:

a. Meninjau faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar penyusunan strategi, adanya perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang terdapat strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat pula berakibat buruk pada hasil yang akan dicapai. b. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menyelidiki segala penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang telah ditentukan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

(36)

dibayangkan. Semua itu diperlukan untuk pencapaian tujuan yang diharapkan.

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial.

Menurut penulis tahapan strategi, tidak terlepas dari evaluasi strategi yang diperlukan, karena keberhasilan sekarang bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa yang akan datang. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi merugikan suatu hasil yang dicapai, evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi sangatlah perlu untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan akan apa yang telah dilaksanakan dan harus memicu tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas dan etos kerja.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi

(37)

a. Lingkungan, lingkungan tidak pernah berada pada suatu kondisi tetap dan selalu berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat kuat dan luas kepada segala sendi kehidupan masyarakat. Sebagai individu dan masyarakat, tidak hanya pada cara berfikir tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.

b. Lingkungan organisasi, lingkungan organisasi yang mencakup segala sumber daya dan kebijakan organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi terdiri dari pemimpin, para pengikut pemimpin itu, atasan, rekan sejawat, organisasi dan tuntunan pekerjaan. Daftar itu tidaklah inklusif, tetapi berisi beberapa komponen yang saling berinteraksi yang penting untuk diketahui pemimpin.26

c. Kepemimpinan, kepemimpinan pada dasarnya merupakan antara pengaruh dengan dilakukan dalam suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi pada pencapaian tujuan tertentu. Masalah kepemimpinan merupakan pembahasan yang paling menarik, karena ia adalah salah satu faktor penting dalam mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Tanpa seorang pemimpin yang baik, maka suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar.27

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang

berarti dibimbing atau dituntun. Kepemimpinan dapat awal “ke” dan sisipan “em” serta akhiran “an”. Menurut tata bahasa awalan ke dan ke-an

26

Paul Hersey dan Ken Blanchard, Manajemen Prilaku Organisassi, (Jakarta: Erlangga, 1982), edisi Ke-4, h. 149

27

(38)

berfungsi sebagai pembentukan kata benda abstrak yang mengandung arti atau peristiwa. Sedangkan sisipan “em” pada kata pemimpin membentuk

kata baru yang artinya berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan “em” mengandung sifat, sedangkan jika pemimpin berasal dari kata pimpin “pe”

mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.28

Secara terminologi menurut R. Kreitner kepemimpinan adalah “proses mempengaruhi orang lain, di mana Pemimpin mengusahakan ikut

sertakan bawahan dan kemauan sendiri berusaha untuk mencapai tujuan organisasi”.29

Terdapat beberapa istilah dalam Al-Qur‟an yang merujuk pada pengertian kepemimpinan. Pertama, kata umara‟ yang sering disebut

dengan Ulil amri khadimul ummah. Khadimul ummah diartikan sebagai pelayanan umat.30

Sedangkan istilah Ulil amri dan Umar‟ tergambar dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa taatilah Ulil Amri (Pemegang Kekuasaan) sebagaimana yang dijelaskan dalam surat an-Nisa‟ ayat 59

28

WJS. Poerwardaminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), Cet. Ke-4, h. 745

29

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), Cet Ke-1, h. 74

30

(39)



























































Artinya: wahai orang-orang yang beriman! taatilah Allah dan Rosul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) daiantara kamu.

Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rosul (sunnahnya), jika

kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

S. P Siagian juga memberikan definisi tentang kepemimpinan yaitu, “seorang pemimpin adalah orang tertingi dalam mengambil keputusan”. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai

perkembangan yang ada dalam lingkungan baik internal maupun eksternal berbeda.31

Dengan demikian dari beberapa penjelasan tentang kepemimpinan tersebut penulis dapat memberikan gambaran bahwa seorang pemimpin adalah orang yang mampu memberikan arahan, menjadi oarng yang nomor satu dalam mengambil keputusan serta yang mampu membuat suatu perubahan dalam lingkungan organisasi dan biasanya pada diri seorang pemimpin memang memilki sifat kepemimpinan.

31

(40)

Faktor-faktor di atas menurut penulis adalah suatu yang menjadi penentu akan keberhasilan dalam penetapan strategi, karena meskipun ketika suatu ide disampaikan dalam forum keorganisasian itu akan dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum mencapai kesepakatan dan ditetapkannya menjadi suatu keputusan.

B. Pengelolaan

1. Pengertian Pengelolaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan berasal dari kata “kelola” yaitu mengendalikan, menyelenggarakan, dan mengurus.32

Dalam istilah lain pengelolaan disebut dengan “manajemen” yang berarti pengaturan/pengelolaan. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Siswa” pengelolaan adalah penyelenggara,

pengaturan.33

Dan dalam bukunya “Manajemen Pengajaran” Suharsismi Arikunto

mengemukakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.34 Didefinisikan juga pengelolaan adalah langkah-langkah yang dilakukan dengan cara apapun yang mungkin, guna untuk membuat data yang dapat dipergunakan bagi suatu maksud tertentu.35 Pengelolaan mempunyai arti:

32

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 623 33

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), h. 7

34

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 2.

35

(41)

a. Proses, cara, perbuatan mengelola

b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain

c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi d. Proses yang membalikkan pengawasan pada semua hal yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.36

Sedangkan menurut Suryosubroto dalam bukunya “manajemen

pendidikan di sekolah” mengungkapkan manajemen atau pengelolaan adalah

proses pencapaian tujuan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan penerapan, pemantauan, dan penilaian.37 Dengan rincian dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biaya yang dibutuhkan.

b. Pengorganisasian merupakan kegiatan membagi tugas-tugas kepada siapa orang terlibat dalam kerja sama untuk mencapai tujuan. Dan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu dapat dikerjakan dengan optimal.

c. Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan nantinya tidak terjadi penyimpangan.

36

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 625.

37

(42)

d. Pelaksanaan memerlukan proses pemantauan agar suatu kegiatan dapat diketahui seberapa jauh kegiatan telah mencapai tujuannya dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu.

e. Yang terakhir adalah penilaian untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai dan kalau tidak apakah hambatan-hambatannya. Penilaian ini dapat berupa proses kegiatan atau penilaian hasil kegiatan.

Pengelolaan sama halnya dengan manajemen. Karena pengelolaan dalam sebuah organisasi memerlukan pelaksanaan tanggung jawab manajerial secara terus menerus. Dan tanggung jawab tersebut secara kolektif sering disebut sebagai fungsi manajemen. Walaupun rumusan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli manajemen mengandung perbedaan yang sangat mendasar, namun kesemua rumusan manajemen tersebut sangat penting untuk diimplementasikan dalam sebuah organisasi. Meski demikian, rumusan fungsi manajemen yang sering diterapkan dalam sebuah organisasi terdiri dari: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.38

Oleh karena itu untuk mencapai pengelolaan dan hibah yang efektif, tidak akan tercipta tanpa adanya pengelolaan atau manajemen yang baik. Suatu pengelolaan dan manajemen yang baik dapat dilaksanakan dengan mengatur dan mengerahkan berbagai sumber daya yang sudah dirumuskan

38

(43)

menjadi 6M: Men (Manusia), Money (Uang), Material (Barang), Machine (Mesin), Method (Metode), dan Market (Pasar) demi tercapainya tujuan.39

Dari uraian diatas dapatlah disimpulakan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan memanfaatkan sumber daya yang ada disuatu organisasi secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

2. Bentuk Pengelolaan

a. Fundraising/Penghimpunan

Penghimpunan dana dalam kamus Indonesia-Inggris adalah Fundraising, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser.40 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan penghimpunan adalah proses, cara, perbuatan, mengumpulkan, penghimpunan, pengerahan.41

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut. Dan juga fundraising adalah suatu kegiatan penggalangan dana

39

Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakatrta: Al-Amin dan IKFA, 1996), h. 42-43.

40

Peter Sali , Sali ’s Nith Collegiate E glish-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Erlangga), hal.20

41

(44)

dari individu, organisasi maupun badan hukum. Fundraising juga merupakan proses mempengaruhi masyarakat.42

Dalam melakukan kegiatan fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat dilakukan. Pada dasarnya ada dua jenis yang bisa digunakan, yaitu langsung (direct fundraising) dan tidak langsung (indirect). Metode langsung adalah metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi wakif secara langsung. Yakni bentuk-bentuk fundraising di mana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon wakif bisa seketika (langsung) dilakukan. Misalnya melalui direct mail,

direct advertising, telefundraising dan presentasi langsung. Metode

fundraising tidak langsung merupakan suatu metode yang menggunakan teknik atau cara yang tidak melibatkan partisipasi wakif secara langsung. Metode ini dilakukan dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa arahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Misalnya advertorial, image campign dan penyelenggaraan suatu kegiatan melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para tokoh.43

b. Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat,

adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia:

42

Hendra Sutisna, Fundraising Database, (Depok: 2006) Cet 1, hal 11

43

(45)

1) Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat

2) Pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik.44

Dan M. Daud Ali juga menjelaskan bahwa pemanfaatan/pendayagunaan dana dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Pendayagunaan yang konsumtif dan tradisional sifatnya dalam kategori ini penyaluran diberikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan seperti: zakat fitrah yang diberikan pada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana alam.

2) Pendayagunaan yang konsumtif kreatif, maksudnya penyaluran dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa dan lain-lain.

3) Pendayagunaan produktif tradisional, maksudnya penyaluran dalam bentuk barang-barang produktif misalnya kambing, sapi alat-alat pertukangan, mesin jahit, dan sebagainya. Tujuan dari kategori ini adalah untuk menciptakan suatu usaha atau memberikan lapangan kerja bagi fakir miskin.

4) Pendayagunaan produktif kreatif, pendayagunaan ini mewujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan baik untuk membangun

44

(46)

sebuah proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal seorang pedagang atau pengusaha kecil.45

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik dari yang sebelumnya dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

C. Program Hibah

1. Pengertian Program

Secara bahasa program dikatakan merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh organisasi yang tidak digunakan dalam sebuah teori pemikiran yang dipakai oleh pemikir siapapun, hanya sebagai kata ungkapan. Kata program digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain, program adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Program adalah “rancangan

mengenai asas-asas serta usaha yang akan dijalankan”.46 Suharsimi Arikunto mengemukakan program adalah “sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu”.47

Sedangkan menurut

45

Muhamad Daud Ali, system ekonomi islam zakat dan wakaf. Jakarta: UI hal.62-63

46

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 702.

47

(47)

Burhanuddin, program merupakan “sejumlah kegiatan yang harus dilakukan

secara kronologis dengan berpedoman pada sejumlah tipe perencanaan”.48 Dari paparan di atas, yang dimaksud dengan program adalah sederetan rancanagan suatu program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan kegiatan yang telah dirancang.

2. Tujuan Program

Tujuan adalah suatu sasaran yang ingin dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut:

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus (objectivies). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus output-nya jangka pendek.

3. Pengertian Hibah

Hibah secara Bahasa berasal dari kata “wahaba” yang berarti lewat

dari satu tangan ke tangan yang lain atau dengan arti lain kesadaran untuk melakukan kebaikan atau diambil dari kata “hubub ar-rih” yang berarti

angin berhembus. Dikatakan dalam kitab Al-Fath, diartikan dengan makna

48

(48)

yang lebih umum berupa ibra, yaitu menghibahkan utang orang lain dan sedekah yaitu menghibahkan sesuatu yang wajib demi mencari pahala akhirat.49

Hibah menurut Terminologi syara‟ adalah “pemberian hak milik

secara langsung dan mutlak terhadap satu benda ketika masih hidup tanpa ganti walaupun dari orang yang lebih tinggi” atau di katakana: “pemberian hak milik secara sukarela ketika masih hidup dan yang ini lebih utama dan singkat”.50

Penulis menyimpulkan bahwa hibah merupakan pemberian hak milik kepada orang lain dalam bentuk benda atau apapun yang memiliki nilai atau manfaat untuk orang lain khususnya orang-orang yang membutuhkannya. Karena dengan kita menghibahkan benda atau sesuatu yang kita miliki maka akan mendapat pahala dari Allah SWT dan memiliki rasa kepuasan tersendiri ketika apa yang kita berikan kepada orang lain sangat bermanfaat.

49

Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), Cet. Ke-1. h. 435.

50

(49)

38

BAB III

PROFIL YASMIN (YAYASAN IMDADH MUSTADH’AFIN) dan TOKO

BARBEKU YASMIN

A.Sejarah Singkat Berdirinya YASMIN

YASMIN (Yayasan Imdad Mustadh‟afin) berdiri sejak tahun 1998, awalnya yayasan ini didirikan sebagai yayasan penyalur program beasiswa saja. Heidar Bagir, Rahmad Riyadi, Perni Hadi dan Zaim Saidi merupakan motor utama sekaligus pencetus YASMIN. Saat itu mereka aktif di salah satu surat kabar nasional di Jakarta. Melihat krisis moneter yang pernah melanda tanah air serta banyaknya anak-anak putus sekolah karena orang tua mereka di PHK, rasa empati mereka melahirkan inisiatif untuk membantu.

Terbentuklah YASMIN yang tujuannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu terutama anak-anak yang putus sekolah. YASMIN merupakan salah satu lembaga sebagai penyalur dana program sosial.

Maka untuk kemandirian yayasan dalam memperoleh dana untuk program sosial. YASMIN diarahkan menjadi lembaga nirlaba yang identik dengan „Social Enterprise‟. Berbagai unit usaha telah dibangun dengan tujuan

memperoleh keuntungan untuk membiayai program-program sosial. Salah satunya melalui unit usaha Toko BarBeku yang dibangun YASMIN, diharapkan kemandirian lembaga dalam menyediakan dana dapat dipenuhi.1 Legalitas Perubahan akte pendirian oleh notaris Ny. Thilma Djohan, SH. No. 6 tanggal 26 juni 2002 dan Edy Priyono, SH. No. 17, 10 Oktober 2006.

1

(50)

Banyak program yang telah dilakukan YASMIN ini, diantaranya adalah untuk memberikan beasiswa kepada yatim dan fakir miskin, Klinik Sosial dhu‟afa, Sekolah Gratis, Training Guru Gratis dan Pendampingan Sekolah,

Advokasi dan layanan Kesehatan, dan Pusat Terapi Autis Gratis. Mendirikan dan menjalankan usaha BarBeku dengan adanya sumbanagn barang bekas ini kemudian dijual lagi di showroom BarBeku kepada masyarakat umum.

B.Tentang Toko BarBeku YASMIN

Toko BarBeku YASMIN adalah toko yang dibentuk oleh YASMIN untuk kemnadirian YASMIN dalam memenuhi kebutuhan program YASMIN dimana toko ini yang menjual dan membeli barang-barang bekas berkualitas dan barang hibah dari para donator untuk dijual kembali barang bekas tersebut, sedangkan barang hibah dialokasikan sesuai amanat yang menghibahkan barang tersebut. Hasil keuntungan dari Toko BarBeku dialokasikan untuk membiayai program-program sosial YASMIN yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan gratis untuk dhuafa. Toko BarBeku merupakan salah satu unit usaha andalan karena dapat membiayai program-program sosial YASMIN.

(51)

hal strategis lain yang hendak kami capai adalah memuculkan paradigma baru bahwa ‟menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang‟, ada

potensi yang dapat didayagunakan misalnya barang bekas. Maka YASMIN pun mengusung program „Hibah Barang Bekas untuk Pendidikan Gratis‟. Melalui

program ini YASMIN menerima barang bekas yang memiliki nilai jual misalnya alat rumah tangga, alat kantor, furnitur, elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko Barbeku yang hasil penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.2 Awal mula diadakannya program hibah barang-barang bekas yaitu atas dasar pengalaman toko barbeku YASMIN yang membeli barang-barang bekas. Pada saat itu ada seorang penjual barang-barang bekas ke toko YASMIN dan toko YASMIN membeli dengan harga yang sesuai dengan kondisi barang tersebut tetapi si penjual tidak puas dengan harga tersebut, hingga pada akhirnya si penjual menghibahkan saja barang bekas tersebut jika harganya tidak puas dan si penjual pun tahu kalau jual beli di toko YASMIN untuk kepentingan sosial. Atas dasar ini YASMIN membentuk tim yang menerima barang-barang bekas yang dihibahkan.3

Menurut Haidar Bagir, salah seorang pendiri, BarBeku didirikan karena YASMIN memiliki mimpi, jika suatu saat program-program yang dilakukan bisa dibiayai sendiri. Salah satunya program untuk memberikan bantuan kepada kaum tak mampu.4

2

http://www.yasmin.or.id/index.php/profil-mainmenu-28.html

3

Wawancara pribadi antara penulis dengan Mba Dewi bagian kesekretariatan

4

(52)

Awalnya hanya dengan barang bekas dari kalangan teman yang dikumpulkan untuk dijual. Dan hasilnya bisa membantu pendidikan anak tidak mampu saat krisis moneter dengan memberikan beasiswa.

Dalam perkembangannya dirasa hal ini tidak mencukupi apabila hanya mengandalkan hibah dari orang untuk mendapatkan barang bekas (furniture, baju, sepatu, elektronik dan lain-lain) untuk dijual. Mereka membuat konsep „jemput bola‟ dengan door to door mulai dari perkantoran, rumah tangga, hotel

hingga apartemen. Dalam perjalanannya berkembang dengan usaha toko BarBeku YASMIN (Toko Barang Bekas Berkualitas) yang menjadi unit usaha andalan. Sangat beralasan ketika YASMIN menjatuhkan pilihan pada usaha barang bekas. Ada tiga alasan utama yang menjadi alasan yaitu: potensi barang bekas yang cukup besar, belum adanya lembaga nirlaba yang mendayagunakan serta dukungan SDM yang kompeten.

Hingga saat ini usaha sosial untuk membantu kaum duafa di dunia pendidikan YASMIN telah mempunyai berbagai program pemberdayaan yang dikelola dengan bersinergi dari berbagai pihak dan diarahkan menjadi „pilot

project‟ sehingga mudah diaplikasikan di tempat lain.5

YASMIN mempelopori berdirinya Toko BarBeku pada tahun 1998. Toko barang bekas ini merupakan cita-cita para pendiri yayasan agar YASMIN dapat membiayai program-program sosialnya.6 Dalam hal ini unit usaha Barbeku sangat berperan penting dalam memberikan dana untuk membiayai dan

5

http://marketplus.co.id/2010/12/yasmin-imdad-mustadhafin-barang-bekas-bikin-cerdas/

6

(53)

berjalannya program-program sosial. Awal mula diadakannya program hibah barang-barang bekas

Toko Barbeku YASMIN (Toko Barang Bekas Berkualitas) merupakan unit usaha andalan. Bukan tanpa alasan ketika YASMIN menjatuhkan pilihan pada usaha barang bekas. Tiga ulasan utama yang mendasari adalah:

1. Potensi barang bekas cukup besar

2. Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, dan 3. Dukungan SDM yang kompeten.

Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan sehingga YASMIN memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit usaha yang memiliki prospek menjanjikan.

C.Visi, Misi, dan Legalitas Yasmin

1. Visi YASMIN

Social Enterprise terkemuka di Indonesia untuk pengembangan model

pendidikan gratis berkualitas. 2. Misi YASMIN

a. Mengembangkan kemandirian organisasi dalam bentuk social enterprise

(54)

b. Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternatif unggulan bebas biaya, baik formal maupun nonformal khusus bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.

c. Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan kualitas madrasah dan sekolah-sekolah di lingkungan marjinal.

d. Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan bagi para guru/pendidik dengan biaya terjangkau dan materi yang relevan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

e. Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya bagi keluarga tidak mampu.

f. Membangun komunitas

Gambar

GAMBARAN UMUM YASMIN DANTOKO BARBEKU
Gambar 1. Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Furqony (2018) tentang strategi pengembangan Basecamp Mawar di gunung Ungaran juga memiliki hasil yang berbeda dengan

- Tim patroli terpadu melakukan sosialisasi tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta sangsi hukum bagi pelaku pembakaran di desa lomu Rt 5 pada masyarakat

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan uji kecocokan model ini dapat diterima, dilihat dari variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Dengan channel spacing yang tetap 0,2 nm, teknologi CWDM akan memiliki keterbatasan dalam hal jumlah panjang gelombang yang dapat dikonsumsi jika mengoptimalkan band

3) Peneliti selanjutnya dapat menggali lagi keterkaitan antara compassion dengan pola asuh orangtua, untuk mengetahui apakah orangtua dengan tingkar compassion

Setelah itu Teller Service Head harus meneliti nama dan tanda tangan Pejabat Bank Penerima dalam formulir konfirmasi transaksi penawaran /permintaan uang layak edar antar

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan laporan Proyek