SICRIPSI
HUBUNGAN ANTARA
RElNFORCbivlEN'fDRNGAN
DlSlPLIN iillRJA
KARY AW AN PT.SOLA MANASYE GRASIA CILEDUG
Oleh
NUR HASANAH
NIM: 9919016127
Fakultas Psikologi
UIN
Syarif I-Iidayatullah
HUBUNGAN ANTARA
RE/NFORCEMENTDENGAN DISIPLIN KERJA
KARYAWAN PT.SOLA MANASYE GRASIA CILEDUG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk
Memenuhi Syarat- Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Psikologi
Olch
NUR IIASANALI
NIM. 9919016127
Di bawah Bimbingan
Abdul Rahman. haleh
·.Si
NIP. 150 293 2· '
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HlDAYATULLAH
1'/Iotto
Dengan rahmat dan izin Allah SWT
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Guru-guruku,
Abah, Umi, Kakak-kakakku,
teman-temanku,
serta kepada mereka yang mengasihi
orang yang lebih muda
PENGESAHAN PANlTlA U.JIAN
Skripsi yang berjudul
HUBUNGAN
REINFORCEMENT
DENGAN DlSIPLlN
KERJA KARYAWAN PT. SOLA MANASYE GRASIA
ciliセdug@telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 12 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata J ( SI) pada fakultas
Psikologi.
Sidang l\'lubaqasyah
,1\11ggota
Penguji l
セセセII@
Sofiandy Zakaria, M.Si.T
Jakarta, 12 Februari 2004
Sckrctaris
Dra. Zahr
NII'.
150
ayah, M.Si
J
セセ@
Abdul
Rahman ,'
ialeh,
I\;L
NIP.
150
293 2 4
·nguji 11
Dra. Zahr
tn
ayah:'M.Si
ABSTRAK
(C) Nur Hasanah
(A) Fakultas Psikologi
(B) Januari 2004
(D) HUBUNGAN
REINFORCEMENTDENGAN
DISIPLIN KARY A WAN
PT. SOLA MANASYE GRASIA CILEDUG
(E) xiii+ 51 halaman
(F)
Setiap pekt>rjaan dalarn bidang apapcm, sebin
ュセュ「オエャ^ィォ。ョ@kemampt!im,
juga membutuhkan komitmen untuk bertanggung jawab terhadap kualitas
peke1jaannya. Salah satu perwujudan dari komitmen terhadap pekerjaan adalah
disiplin. Disiplin berarti mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya disiplin
diharapkan peke1jaan yang dijalankan dapat seefektif dan seefisien mungkin. Dalam
suatu perusahaan seringkali terlihat, karyawan yang berperilaku disiplin dan yang
tidak disiplin. Agar tidak te1jadi keadaan dimana karyawan yang rajin, berdisiplin
menjadi apatis melihat diperlakukan sama oleh pimpinan dengan karyawan yang
malas, tidak berdisiplin, maka dilakukanlah pemberian
reinforcement. Reinforcement
adalah stimulus yang diberikan kepada perilaku yang dilakukan karyawan. Apabila
karyawan melakukan tindakan disiplin, maka akan mendapatkan
reinforcement
positif seperti senyuman, penghargaan, bonus, gaji, peningkatan karir. Dan jika
karyawan
melakukan
tindakan
indisipliner,
karyawan
akan
mendapatkan
reinforcement
negatif sepe1ii peringatan, omelan, teguran, penurunan karir. Dengan
pemberian tersebut, diharapkan karyawan terdorong untuk mengulangi perilaku yang
sesuai peraturan atau melemahkan perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
reinforcement
dengan disiplin kerja karyawan PT. Sola Manasye Grasia Ciledug.
Sampel yang digunakan adalah karyawan PT. Sola Manasye Grasia Ciledug
yang telah beke1ja minimal 1 talrnn dengan usia minimal 19 tahun.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi subyek
penelitian yang be1jumlah 30 orang. Tehnik sampel yang digunakan
simple random
sampling.
Instrumen yang dipakai adalah skala disiplin ke1ja yang terdiri dari 29 item
yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,8423, sedangkan untuk skala
reinforcement
dengan 24 item yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,8469.
Teknik yang digunakan adalah korelasi
product moment
untuk mencari
hubunga.n reinforcement dengan disiplin kerja. Hasilnya adalah nilai r hitung
(0.396)> r tabel (0,361) pada taraf signifikansi 0,05%, sedangkan jika dilihat dari
interpretasi r, angka 0,396 berada pada kategori tingkat yang rendah. Dengan
demikian dapat ditegakka.i1 Hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada
hubunga.i1 anta.i·a
reinforcement
denga.i1 disiplin kerja berada pada kategori rendah.
Dari perhitungan statistik diperoleh data bahwa sebagian besar subyek (83.3%)
memiliki kategori disiplin ke1ja sedang dan sebagian besar subyek (70%) memiliki
kategori
reinforcement
sedang.
(G) Daftar bacaan :36 ( 1981-2003)
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Segenap
sanJLmg
dan
puJI
milik-Nya,
Tuhan
sern
sekalian
alarn.
Sesungguhnya Ailah SW'l
cian para i,1aiaikm-Nya bershalawar untuk Nabi
Muhammad SAW. Bershalawatlah engkau darn ucapkanlah salarn kepadanya.
Penulis menyadm·i sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,
karenanya penulis sangat mengharapkan adanya saran-saran yang menuju ke arah
kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Kesulitan-kesulitan yang penulis temui dalam rangka penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini tidak sedikit, dengan beraneka keterbatasan, penulis padukan
antara tuntutan dan hasrat untuk dapat menyelesaikan skripsi walaupun masih jauh
dari sernpurna dan memadai sebagai suatc1 karya yang baik.
Selama membuat dan menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menenma
bantuan, petunjuk, dan saran-saran se11a dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini yang baik ini, penulis mgm mengucapkan terima kasih
kepada:
L Ora. Netty Hartaty, !vi.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.
2. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, Pudek I
Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis.
4. Ors. Ahmad Syahid M.Ag, pembimbing akademik.
6. Abah, Umi, l'vlas Rosyid, l'vlba Ade, l'vlas Salman dan l'vlba Erni, Mba Firoh, l'vlas
Arif'. dan Affan. Terima kasih atas segala pengorbanan, dorongan, dukungan baik
moril rnaupun matf"ril, dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keberhasikan
penulis.
7
Pak
('Dries,P:1k \
1a<li
0 y3ng
!·elnh
イョ・ョァゥコゥョA\セᄋGN@ [jcQQオャゥセ@n1elakt:kan
penelitian
untuk menyelesaikan skripsi. Dan juga karyawan PT. SMG Ciledug yang bersedia
untuk rnengisi kuesioner.
8. Teman-temanku di Sanggar B'.Jbo Bintaro dan JUga di Fakultas Psikologi
angkatan '99.
9. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Psikologi, UI,
Atrnajaya, Iman Jama.
10. Dan semua pihak yang telah rnemberikan bantuan sehingga penulisan skripsi rm
selesai.
Sernoga Allah membalas kebaikannya dengan pahala yang berlipat ganda.
Amin
Penulis
Nur Hasanah
DAFTAR !Sl
KATA PENGANTAR.
DAFTAR
!SL
DAFTAR TABEL. ..
DAFTAR LAI\1.PIRAN ...
BAB
I.
PENDAHULliAN
A Latar Belakang Masalah ..
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ..
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
D. Sistematika Penelitian ..
BAB ll
KAJIAN TEORl
A.
Kei:ia
I.
Definisi Ke1ja ..
2. Etika Bekerja Menurut Islam ..
B. Disiplin Kerja
l. Definisi Disiplin Ke1ja ... .
2. Macam-macam Disiplin Kerja
a. Disiplin Preventif ...
b. Disiplin Korektif.
3. Pembentukan Disiplin Kerja ...
a. Disiplin intrinsik ..
b. Disiplin ekstrinsik...
. ... .
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
5. lndikator Disiplin...
. ... .
6. Prinsip-prinsip Disiplin Kerja.
7. Penguknran Disiplin Kerja ... .
C. Reinforcement
1.
Definisi
Reinforcement. ... .
2. Jenis
Reinforcement ....
a.
Positive reinforcement ...
b.
Negative Rei!1force111ent ..
3. Jadwal
reit?forcement ...
... .
a.
Continuous reinforcement
(Penguatan
Vll
x
. .. Xll
Xlll
l
4
5
6
8
10
11
13
13
14
14
14
15
16
. ... 16
17
18
19
19
21
21
. .... 22
.. 24
berkesinambungan). . .
. ... 24
b.
Partial reinfbrcement
(penguatan yang tidak beraturan) 24
4. Pengukuran
Reinforcement
25
D. Pengujian Hipotesis...
26
BABIII
BABV
BABV
METODE PENELJTIAN.
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... .
B. Tehnik Pengambilan Sampel. ... .
C.
Alat Pengumpulan Data.. . ... .
I. Skala Disiplin Kerja dan Reil1fiJrceme11t
.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala ..
3. Pengujian Hipotesis ..
D. Prosedur Penelitian ..
l. Uji Validitas Skala
2. Uji Reliabilitas Skala ..
3. Pelaksanaan Penelitian.
27
27
28
. ... 28
. ... .28
33
. ..
35
.
... 36
... 36
. .. .40
41
HASIL PENELITIAN..
42
A.
Gambaran Umum Subyek...
42
1. Gambaran Subyek Berdasarkan Usia...
42
2. Gambaran Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin...
42
3. Gambaran Subyek Berdasarkan Pendidikan...
43
4. Gambaran Subyek Berdasarkan Masa Kerja. .. .
43
5. Gambaran Subyek Berdasarkan Status Pernikahan..
. .. 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian...
44
l. Penyebaran Skor Disiplin Kerja... . .
44
2. Penyebaran Skor
Reinforcement...
. . . .
. ..
45
C.
Hipotesis dan Interpretasi Hasil Penelitian. .
. .. 45
D. Hasil Tambahan. ..
. . . .. ... . .
. .. .47
!. Perbedaan Disiplin Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
2. Perbedaan R.einfiJrcement Berdasarkan Jenis Kelamin.. . ... 47
3. Perbedaan Disiplin Kerja Berdasarkan Status Pernikahan .. 48
4. Perbedaan Reinforcement Berdasarkan Status Pernikahan ... 48
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
. .. 48
B. Diskusi ... .
. ... 48
C. Saran .. .
. .... 50
DAFT AR T ABEL
Tabel
1 Perbedaan jenis stimulus antara
positive reit1forcemen1
dan
Negative
rei1tf'orcen1e11f.
_
Tabel 2 Blue Print Skala Disiplin kerja .
Tabel 3 Blue Print Skala
reinfim:ement ..
Tabel 4. lnterpretasi nilai r ..
Tabel 5 Hasil Uji Coba Skala Disiplin kerja .
Tabel 6 Hasil Analisis Item Skala Disiplin kerja ..
Tabel 7. Hasil Uji Caba Skala
rei11f'orceme111 .
... .
Tabel 8. Hasil Analisis Item Skala
reinfbrcemenl.
Tabet 9 Gambaran Subyek Berdasarkan Usia.
Tabel l 0 Gambaran Subyek Berdasarkan Jenis kelamin.
Tabel
11
Gambaran Subyek Berdasarkan Pendidikan .
....
23
' .. '" ...
3 l
. 32
..36
. ... 37
..38
.39
..40
..41
..43 ..43
··· .43
Tabel
12
Gambaran Subyek Berdasarkan Masa Ke1ja ..
Tabel l3 Gambaran Subyek Berdasarkan Status Pernikahan.
··· ... ··· .... .44
Tabel 14
Penyebaran Skor Disiplin Kerja ... .
..44
Tabel 15 Penyebaran Skor
Reinforcement ...
... .
··· ... 45
Tabel
16
Korelasi Antara
R.eir!f'orcement
Dengan Disiplin Kerja ... .
Tabel l 8. Perbedaan Disiplin Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... .
Tab el
19.Perbedaan
Rei11forceme11t
Berdasarkan Jenis Kelamin .. .
Tabel 20. Perbedaan Disiplin Kerja Berdasarkan Status Pernikahan ..
Tabel
21.
Perbedaan
Reinj(Jrcement
Berdasarkan Status Pernikahan.
..46
. ... 47
. . ..47
. ... .48
Lampiran I.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
DAFTARLAMPIRAN
Data Mentah Disiplin Ke1ja.
Tabet Hasil Uji Coba Validitas Item Skala Disiplin Ke1ja.
Data I-!asil Peneiitian V ariabel Disiplm Ke1ja.
Uji Validitas Disiplin Kerja.
Tabet I-!asil Penelitian Validitas Item Skala Disiplin Keija.
Korelasi Antar Faktor dan Jumlah Disiplin Ke1ja.
Releability Disiplin Ke1:ja.
Data Mentah Reinforcement.
Tabet Hasil Uji Coba Validitas Item Skala Reinforcement.
Lampiran I 0. Data Hasil Penelitian Variabel Reinforcement.
Lampiran
11.
Uji Validitas Reinforcement.
Lampiran
12.
Tabet Hasil Penelitian Validitas Item Skala Reinforcement.
Lampiran 13. Korelasi Antar Faktor dan Jumlah Reinforcement.
Lampiran 14. Releability Reinforcement.
Lampiran 15. Korelasi Disiplin Ke1ja dan Reinforcement.
Lampiran 16. Frekuensi.
Lampiran 17. T-Test Disiplin Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin.
Lampiran
18.
T-Test Reinforcement Berdasarkan Jenis Kelamin.
Lampiran 19. T-Test Disiplin Kerja Berdasarkan Status Pernikahan.
Lampiran 20. T-Test Reinforcement Berdasarkan Status Pernikahan.
Lampiran
21.
Skala Disiplin Ke1ja dan Reinforcement.
Lampiran 22. Tabet Q
Lampiran 23. Tabel D
Lampiran 24. Surat ljin Melakukan Penelitian.
A.
Latar belakang masalah
BAB
r
PENDAHULUAN
Ada banyak ha! yang mendorong
seseorang untuk bekerja, hal tersebut
karena pada dasarnya seseorang rnemiliki kebutuhan sandang, pagan dan papan.
Maka pemenuhannya menjadi sebuah keharusan untuk diusahakan. Bekerja, untuk
tujuan memenuhi segala kebutuhan itu, adalah salah satu, bahkan sering menjadi
satu-satunya, cara yang umum dilakukan.
Dengan bekerja, seseorang mendapatkan upah, drin dengan upah itu
kebutuhan primer seperti makan, minum, pakaian dan perumahan dapat terpenuhi.
Setelah kebutuhan primer tersebut didapat, kebutuhan lain yang sekunder sifatnya,
seperti transportasi dan rekreasi
ュ・Qセ。、ゥ@keharusan untuk dipenuhi. Mendapatkan
upah untuk tujuan tersebut, menjadi rnotifutama seseorang untuk bekerja.
Meskipun demikian, ada motif lain yang sesungguhnya lebih tinggi nilainya, yaitu
keinginan memperoleh kepuasan psikologis dan status sosial yang meningkat.
Seringkali terjadi, ka1yawan di sebuah perusahaan tidak mau di.pindahkan dari
pekerjaannya, meskipun tempat kerjanya yang barn lebih menjanjikan dalam ha!
pemberian upah. Karyawan tersebut lebih mencintai pekerjaan yang lama dengan
situasi dan aspek psikologis yang membuatnya senang dan memberinya rasa aman.
Sehingga pada dasarnya, seseorang bekerja memiliki harapan kepada suatu keadaan
2
Bekerja mernbutuhkan kemampuan atau
skill,
sehingga peke1jaan yang
dilakukan dapat berbasil dengan baik. Selain itu, adanya komitrnen untuk
be1ianggungjawab terhadap ktrnlit".s pekerjaannva dan loyalitas terh"da!l pt>iusahaau
tempatnya beke1ja. Salah satu perwujudan kornitmen tersebut adalah disiplin.
Disiplin terhadap peraturan-peraturan yang berlaku lebih sering dijadikan tolok ukur
kualitas kinerja sebuah perusahaan dibandingkan ha! lain seperti keahlian atau
kelengkapan peralatan ke1ja. Peraturan dibuat untuk menciptakan tata te11ib yang baik
di perusahaan, sehingga semangat, moral, efisiensi dan efektifitas kerja karyawan
rneningkat. Bila kondisi ini terbina, maka terciptalah penopang utama dari
tercapainya tujuan perusahaan.
Karyawan yang mentaati peraturan yang berlaku, akan mendapatkan predikat
karyawan yang disiplin dalam bekerja. Disiplin, menurut Newstroms dan Davis
adalah "suatu tindakan yang teratur untuk rnelaksanakan standar-standar dari
organisasi."
1
Kedisiplinan juga clapat diartikan jika karyawan datang dan pulang tepat
waktu, rnengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kedisiplinan perusahaan dikatakan baik
apabila sebagian besar karyawan
mentaati peraturan-peraturan yang acla, akan tetapi ada kalanya kita melihat karyawan
yang melakukan pelanggaran dalam beke1ja atau berperilaku indisipliner. Perilaku
inclisipliner rnenurut John B. Minner rneliputi : tidak hadir tanpa izin, tidak patuh atau
1
l(eith DaYis dan John \V.
Nc\rstronL J-fu11ran !3ehavior al ff'ork Or,ganiza1ional 13ehavior, (Singapore3
berlaku tidak sopan, bermalas-malasan/tidur, merokok di tempat terlarang,
rninum/rnernbawa rninurnan keras, berselisih rnengenai pekeijaan, berjudi, sengaja
rnelonggar pen1tura11 kesehimatan kerja.
S<"ring
telat, meningzalkan keija ta1111a iz.in.
berperilaku asusila, penyalahgunaan obat.
2Oleh karena itu, dilakukanlah cara agar tidak terjadi keadaan dimana
karyawan yang rajin, tekun, pintar, dan berdisiplin menjadi apatis rnelihat mereka
diperlakukan sarna oleh pimpinan dengan karyawan yang malas, tidak berdisiplin.
Cara atau perlakuan tersebut antara lain
dengan pemberian
reinforcement.
Rein/orceme11t
menurut Skinner dalam Scarr dan Zanden adalah "sejumlah stimulus
yang diikuti oleh respon tertentu dan meningkatkan kemungkinan respon yang
diinginkan
tersebut
muncul
atau
dilakukan kembali."
3Dengan pemberian
reit1fbrcemenl,
karyawan terdorong untuk berusaha keras agar mendapatkan
konsekuensi yang menyenangkan dengan jalan mentaati peraturan yang ada atau
dengan kata lain berperilaku yang sesuai dengan norma dan standar yang berlaku di
perusahaan tempatnya bekerja.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengkaji penerapan
rei11fbrceme11t
dalam masalah kedisiplinan kerja para karyawan.
Penulis memilih judul skripsi
"
Hubungan
Reinjbrcement
Dengan Disiplin
Kmyawan".
セjッィョ@ B. Minner, Jndus·1rial-Organi::ational 1<5)-'Cho!og;r. (Singapore: T\r1cGn:r\r 1-lill Book, 1992). p . .+O.+
-' S<-111dn1 Scarr dan Jan1cs Vanclcr Zandcn, l/nderstanding fJ,yychologi.i. (Nc\v York: Rnndon1 House,
4
A.
Pembatasan Dan Perumusan Masalah
rvlasalah utama dalam skripsi ini adalah bagaimana hubungan pemberian
(SMG) yang beralamat di Jl Ciledug Raya No. 21 Tangerang.
Penulis memilih PT. Sola lvlanasye Grasia sebagai tempat penelitian karena
perusahaan tersebut memiliki karyawan yang cukup, dan adanya permasalahan yang
menarik mengenai disiplin kerja karyawan.
PT.
Sola Manasye Grasia berdiri sejak tahun 1998, dipimpin oleh Ibu
IV!anasye. Perusahaan ini menempati ruko, terdiri atas 3 lantai, dengan luas bangunan
500 nl. Memiliki karyawan sebanyak 125 orang (JO laki-laki dan llO perempuan).
Sebagian besar pendidikan karyawan ditingkat SMP.
PT. Sola Manasye Grasia bergerak dalam bidang industri pakaian,
memperoleh bahan rnentah dari kantor pusat yang berada di Jalan Ampera V
No. 35
Gunung Sahari Jakarta kemudian diolah menjadi pakaian jadi dan didistribusikan ke
sejumlah toko pakaian.
Pada penelitian ini, pembahasan yang akan diteliti oleh penulis memiliki
istilah-istilah yang perlu dibatasi pengertiannya, yaitu sebagai berikut :
a. Kerja adalah usaha yang dilakukan manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dengan mendapatkan upah dan juga memperoleh
kepuasan psikologis dan status sosial.
b. Disiplin adalah suatu keadaan dimana karyawan mentaati tata tertib dan
5
c.
Rei11fiJrce111e11/
adalah earn, perbuatan yang dapat menguatkan respon yang
diharapkan dan menmngkinkan respon yang diinginkan tersebut muncul
menghilangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan melalui perilaku yang
sesuai dengan peraturan.
Setelah membatasi pembatasan dan merumuskan masalah, penulis perlu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang rnengarahkan pada kesimpulan wnum
dalam skripsi ini, yaitu :
a.
Bagaimanakah perilaku disiplin kerja karya·.van di PT Sola M&nasye
Grasia?
b.
Bagaimanakah penerapan
rei11jorceme11t
yang berlaku di PT Sola
Manasye Grasia?
c.
Apakah ada hubungan
rei11f'orcement
dengan kedisiplinan kerja karyawan
di PT Sola Manasye Grasia?
B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui perilaku disiplin kmyawan.
b.
Untuk mengetahui bentuk
reinfbrcement
yang beriaku di perusahaan
c.
Untuk rnengetahui
adanya hubungan
reinf'orceme11t
terhaclap disiplin
6
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat dmi penelitian ini adalah :
d.
See;ara
l・ッイセエゥウL@ptneiitian
!r11 「セイQQQ。ョヲ。ィャ@n1emberikau
garnGa;·au
perilaku disiplin karyawan dan
reiI!forcement
yang berlaku di
perusahaan.
b.
Secara praktis, penelitian
midapat dijadikan pemikiran dalam
mengantisipasi, memperbaiki, dan mempertahankan perilaku disiplin
karyawan, khususnya di PT Sola Manasye Grasia, dan perusahaan lain
yang sejenis pada umurnnya
C.
Sistematika Penelitian
Hasil penelitian ini disusun atas lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari
beberapa sub-bab, sebagai berikut :
Bab I
Bab II
Pendahuluan, ym1g meliputi
pembahasan: latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penelitimi.
Mengernukakan kajian teori, dan mengajukan hipotesis. Kajian teori ini
meliputi
dasar pandangan teori tentang kerja, yaitu pengertian kerja;
etika kerja dalam Islam; dasar pandangan teori tentang disiplin, yang
Bab Ill
Bab IV
BABY
7
re it!/()rce111et1t,
jadwal
pemberian
reit?forcen1ent;
pengukuran
reinforcement.
Hipotesa yang diajukan meliputi hipotesa nihil dan
bipotP,sa alternatif
Metodologi penelitian, meliputi, populasi dan sampel penelitian, tehnik
pengambilan sampel, tehnik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan
tehnik analisis data.
Hasil penelitian, mengemukakan basil penelitian yang meliputi gambaran
umum subyek, deskripsi basil penelitian, pengujian hipotesis dan
interpretasi basil penelitian.
Penutup. Mempakan bab terakhir yang mencakup kesimpulan, diskusi,
BABU
KERANGKA TEORI
Dalam bab ini, penulis akan memaparkan teori-teori dalam pandangan para
ilmuan psikologi kerja, mengenai hal-hal yang mendasar dalam lmbungan antara
penerapan
rei1!forcemef1f
dengan disiplin kerja dengan segala bentuknya. Dengan
demikian kita mendapatkan gambaran jelas tentang ha! tersebut.
A. Dasar Pandangan Teori Tentang Bekerja
1.
Pengertian Beke1ja.
Kerja berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karya, garapan, dan buatan.
1Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer memberi arti kerja dalam dua pengertian yaitu
"kegiatan melakukan sesuatu","kegiatan yang dilakukan untuk mencari natkah atau
mata pencaharian".
2Oxford Advanced Leamer
's
dゥ」エゥッョュセカ@
Of Current English
mengartikan kerja dalam beberapa pengertian antara lain "penggunaan mental dan
fisik untuk tujuan beraktivitas atau membuat sesuatu" dan juga sebagai "karya" yang
berarti sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut.
3Berdasarkan definisi tersebut, kerja dapat diartikan sebagai karya dan juga
aktivitas. Kerja diartikan sebagai karya karena dalam bekerja seseorang akan
1
Moh;-un111ad
Ng11jcnan,Kan1us Etitnologi /3ahasa Indonesia.
(Se1narang: Dahara Prize,
1990).cet-2.
h. !02
;
Peter Saliin dan Yenny Sali1n,
Ka11u1s 13. J11do11esia Ko11Ien1purer.(Jakarta: Modern English.
199I).
h.722 3
AS. Hornby. ()xjb1·d Advanced Learner's /)ic1ionar_\· <J_f'('urrent E·ns';lish. (London: Oxford
9
menghasilkan sesuatu. Karya seorang semman yang berupa lukisan, karya seorang
penyair yang berupa syair adalah buah dari aktivitas yang beersangkutan. yang bisa
bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lai" Seperti dijel.askan old, lv!ohamnnd
As'ad, kerja adalah tugas yang diakhiri oleh karya, yang merupakan tujuan dari kerja
itu sendiri.
4Kerja juga diartikan aktivitas karena dalam bekerja seseorang melakukan
kegiatan yang melibatkan olah fisik dan jiwa. Oleb karena itu, Abdul Aziz
al-Khayyath mengartikan ke1ja sebagai "semua bentuk usaha .. ".
5Demikian juga Toto
Tasmara rnenyatakan bekerja sebagai "aktivitas dinarnis dan mempunyai tujuan
tertentu untuk rnemenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan roham)".
6Namun, pada hakekatnya, karya dan aktivitas dalam makna kerja itu sendiri
tidak dapat dipisahkan. Karya dan aktivitas dalam kerja adalah dua sudut dari sebuah
koin, ban.rs dipandang bersarnaan dan dinilai sejajar, karena karya adalah buah dari
kerja. Sebuah karya hanya akan dinilai dari berat-ringannya aktivitas yang dilakukan
untuk menghasilkannya. Oleh karenanya, kini kerja juga
melibatkan masalah
kebutuhan ekonomi; banya kegiatan yang termotivasi oleh kebutuhan ekonomi saja
yang dapat dikategorikan sebagai kerja, sedangkan orang yang tidak mendapatkan
imbalan tidak dapat dikatakan bekerja. Seperti dinyatakan May Smith, tujuan dari
-i Moh As'ad S. U, [Jsiko/ogi Jndustri. ( Yogyakarta: Liberti, 1986), ectisi ke 3 h. 45
' Abdul AJKhayyath. Eiika heke1ja Da/am Islam. (Jakarta: GIP. 1995). ccl-2. It 13.
10
beke1ja adalah "untuk hidup," a tau
bekerja diperlukan karena adanya tujuan
menopang kesejahteraan, yang tanpanya orang tidak bisa menikmati hidup.
7Meskipun demikian, ke1ja seseora'lg ses11pg3uhnyq tir!ak dapat c1.ikaitka11
hanya pada kebutuhan ekonomis saja, karena pada kenyataannya orang akan tetap
beketja walaupun ia sudah tidak membutuhkan hal-hal yang bersifat material.
Imbalan sosial, sepe11i penghargaan dari rekan sekerja terkadang lebih tinggi
mendorong seseorang bekerja. Oleh karena itu, Miller dan Form menyatakan bahwa
ke1ja adalah aktivitas yang memungkinkan kehidupan sosial dan persahabatan.'
Bahkan, Hegel menyatakan, inti beketja adalah "eksistensi diri."
9Pekerjaan
memungkinkan seseorang dapat menyatakan diri secara obyek:tif sehingga dirinya dan
orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bekerja merupakan
usaha yang dilakukan manusia untuk rnempertahankan kelangsungan hidupnya
dengai1 mendapatkan imbalan ekonomi, psikologis dan sosiaL
5. Etika Kerja dalam Islam.
Islam menghargai orang yang beketja keras mencari natkah menghidupi
dirinya maupun keluarganya, meskipun dernikian, dalam melakukan peketjaan,
terdapat aturan-aturan atau etika bekerja yang harus ditaati dan diikuti, antara lain :
'Dikutip dari Patcii Anoraga_ Psiko!ogi
Keria.
(Jakai1a: Rineka Cipta. 2001)_ cet-3_ h. 12' !bid
I I
a. i\!lemiliki tanggung jawab terhadap peke1jaan.
b. Berusaha dilakukan dengan cara halal dalam seiuruh pekerjaannya.
c. Menggunakan sumber daya rnanusia, sumber daya aiam secara baik.
d. Mengerjakan pekerjaan yang halal.
e.
Memiliki sifat kuat, dapat dipercaya, dan professiona!. 10
Berdasarkan etika kerja tersebut, bekerja merupakan kewajiban seseorang
yang diiakukan dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, profesional, dan
memiliki tujuan mulia yaitu membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B.
Dasar Pandangan Teori Tentang Disiplin
1.
Pengertian Disiplin.
Disiplin merupakan kata serapan dari bahasa lnggris yaitu
discipline
yang
berarti te1iib/ ketertiban.
11
Kamus Umum Bahasa Indonesia rnemberikan mii disiplin
sebagai "latihan fisik dan watak dengan rnaksud agar perbuatannya mentaati tata
te1iib dan peraturan".
12
Dan
Oxfbrd Advanced Learner's Dictionmy
Qf
Current
English
mengartikan disiplin dalam beberapa pengertian antara lain "sekumpulan tata
tertib yang bertujuan untuk mengatur tingkah laku", " menjaga atau mernatuhi tata
te1iib
'd-'Sedangkan disiplin rnenurut Stephen Robbins dan David Cenzo adalah
"keadaan dimana pegawai mernbentuk dirinya untuk beningkah laku sesuai dengan
'"Abdul Al Khayyath, Etilw Bekeria Da/am Islam, (Jakar!a: GIP, 1995). ldO
11
. .l..nton l\l iv1ocliono(cd). Kan111s JJesar Bahasa Indonesia. ( Jak<;;rta: Balai Pust.aka. 1988). h. 208
1
: \VJS. Poenvadannint::l. f{anu1s [!1nu1n 13ahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka_ 1985), h. 254
12
peraturan pernsahaan dan standar yang diterima pernsahaan".
14Sejalan dengan hal
tersebLtt, M.alayu S.P. Hasibuan berpendapat bahwa disiplin adalah kesadaran dan
sosial yang berlaku.
15Dan menurnt Newstroms dan Davis disiplin adalah "suatu tindakan yang
teraiur untuk melaksanakan standar-standar dari organisasi"-"' Dengan bekerja sesuai
dengan standar atau prosedur kerja maka kemungkinan penyimpangan dalam perilaku
kerja dapat dikurangi. Sedangkan Siagian menyatakan disiplin kerja merupakan
"suatu bentuk pelatihan yang bemsaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan
sikap dan perilaku karyawan sehingga karyawan tersebut secara sukarela bekerja
secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. "
17Berdasarkan pengertian disiplin yang diungkapkan oleh para ahli diatas, maka
penulis menyimpulkan bahwa disiplin adalah suatu keadaan dimana karyawan
mentaati tata tertib dan peraturan yang ada di perusahaan tempatnya bekerja.
Qセ@ David Cenzo dan Stephen Robbins. fitonan l?..esource Afanagetnent C'oncepl Nセャョ、@ J>ractices.
(NC\V
York: John Wiley and Sons Inc. 1994). p. H6
iS Malayu S. P. Hasibuan, .-\Ianajenu!Jt Stunher f)a_va Jfanusia, (Jakarta: Butni Aksara, 2000)0 cet
-Kc-2. h.l90.
1
hKeith DaYis dan John \V. Ne\vstro1n. ffurnan Behavior ar fVork ()rg;ar1iza1io11al !3ehavior. loc. cit..
1 セ@ Siagian Sondang
13
2. Macam-macam Disiplin.
Siagian mengatakan ball\va didalam orgamsas1 atau perusahaan terdapat dua
ienis disiplin yaitu : disiplin oreventif dan disiplin korekiif "
a. Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong
karyawan agar rnengikuti standar dan aturan dalam bekerja, sehingga pelanggaran
terhadap peraturan perusahaan dapat dicegah.
19Disiplin preventif berjalan dengan baik apabila mernperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
20l) Karyawan harus didorong agar mempunyai rasa memiliki terhadap
perusahaan.
2) Karyawan diberitahu hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta
diikuti dengan penjelasan mengenai peraturan tersebut dengan jelas.
3) Karyawan didukung untuk menentukan sendiri cam pendisiplinan diri
dalam mematuhi aturan-aturan yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, disiplin preventif dilakukan sebelum karyawan
rnelakukan pelanggaran terhadap peraturan yang ada di perusahaan sehingga tindakan
indisipliner dapat dicegah.
18
Siagian Sonclang P.
J-Janajen1e11 S'zunber lIャセv。@ Alanusia. OJJ. cif.,h.29
19
T. I-Jani Handoko.
,\.Janaje111en f'ersonalia Dan Sun1herda.vn Alanusia, (Yogyakarta: BPFE. l 989)
ed-2 h. 208
14
b. Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah
kegiatan yang dilakukan untuk
menangani
pelang3aran terha<lcp
at•.:ran
rlan
1n13ncegah
エ・Qェ_セゥョケ。@ ー・ャ」ョァァRセイ。ョMー・ャZZA・ァァ。イ。ョ@yai;g
lebih lanjut.
21Pada disiplin korektif, ka1yawan yang melanggar disiplin perlu
diberikan sangsi sesuai dengan pernturan yang berlaku. Berat iingannya sangsi,
tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang terjadi. Berikut ini urutan atau
prosedur dalam disiplin korektifyaitu
22a. Peringatan lisan
b. Peringatan tertulis.
c. Skorsing indisipliner.
d. Pembebastugasan
3.
Pembentukan .Disiplin
Disiplin berdasarkan faktor terjadinya, dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu :
a. Disiplin intrinsik
Disiplin intrinsik adalah disiplin yang muncul atas kesadaran dan
kesukarelaan untuk taat dan patuh terhadap nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan,
khususnya yang ditetapkan oleh suatu organisitsi ateu lingkungan dimana seseorang
itu berada.
23Kesadaran dan kesukarelaannya muncul karena adanya motivasi yang
tinggi dalam diri seseorang untuk mentaati peraturan yang berlaku.
:ii T. Hcu1i I-Iandokg, Jfannjernen F)ersona/ia !)an Sun1berdn.·v·a ;\Janusia OJJ. cir .. h. 209
::::
George Strauss dan Leonard Sayles,
Afanajernen I_)ersonalia .Segi Jfn11usin !Jalan1 ()rJ!anisn:·;i.(Jakarta: Tcruna Grafica. J 996). Ji lid 3. cet. Kc-3. h. 319
15
Seseorang berperilaku disiplin karena adanya motivasi yang kuat untuk
mengembangkan dirinya ke arah penyelesaian yang baik dalam beke1ja. Orang pun
positif kepada seluruh pihak. Seseorang dapat belajar dari kesalahan dan kekeliruan
di masa lalu, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi dimasa berikutnya.
Dengan demikian, seseorang yang memiliki disiplin diri akan secara suka rela
dan senang hati untuk bekerja dengan semangat yang tinggi dan penuh tanggung
jawab.
b. Disiplin ekstrinsik
Disiplin ekstrinsik adalah disiplin yang muncul karena dipaksa oleh pihak luar
untuk mentaati nilai, norma, dan aturan yang ada.
24Disiplin ini terjadi karena adanya
reward
dan
pu11ishme11t
yang diberlakukan oleh organisasi atau lingkungannya. Hal
tersebut mendorong karyawan untuk mematuhi peraturan dalam bekerja. Seseorang
yang mematuhi d&n menjalankan aturan dengan baik, akan mendapatkan pujian dan
penghargaan, sedangkan bagi yang melanggar aturan akan diberi hukuman.
Tujuan akhir yang akan dicapai dari dua faktor disiplin adalah terbentuknya
perilaku disiplin karyawan, dimana karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku
di perusahaan.
24
16
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan disiplin
Menurut Susilo Martoya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pembinaan disiplin. yaitu :
a. !Vlotivasi.
b. Pendidikan dan pelatihan.
c. Kepernimpinan.
d. Kesejahteraan.
e.
Reward dan P1111ishment.
25Kedisiplinan dalam perusahaan dapat terwujud, apabila dilakukan
usaha-usaha yang dapat mendorong karyawan untuk berperilaku disiplin antara lain dengan
mengernbangkan
rnotivasi karyawan agar rnemiliki tanggung jawab terhadap
peke1jaannya, rneningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan agar bekerja dengan
sebaik-baiknya,
rnemberikan
dorongan
melalui
pemberian
reward
rnaupun
punishment,
selain itu memberikan kesejahteraan agar karyawan senang, serta adanya
pemimpin yang menghargai karyawan dengan adil dan peduli terhadap masalah yang
dihadapi karyawannya.
5. lndikator Kedisiplinan
Menurut Hasibuan, untuk menjaga dan meningkatkan kedisiplinan karyawan
dalarn bekerja, terdapat beberapa indikator yang hams diperhatikan, yaitu :
b. Tujuan dan kemampuan. Tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus sesuai
dengan kemarnpuan, agar karyawan dapat bekerja dengan baik.
17
c. Teladan p1rnpman, yaitu adanya pem1mpm yang dapat clijaclikan contoh
karyawan dalam berperiJaku clisiplin.
d. Balas jasa, clengan aclanya balas jasa (irnbalan) akan memberikan kepuasan
clan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya.
e. Keadilan, yaitu menerapkan keclisiplinan pacla setiap karyawan
membecla-beclakan pangkat clan jabatannya.
tan pa
f
Pengawasan melekat, yaitu tinclakan untuk mencegah atau mengetahui
terjadinya kesalahan, memeJihara keclisiplinan, meningkatkan prestasi kerja,
mengaktifkan peran atasan dan bawahan, menggali sistem kerja yang efektif,
menciptakan sistem internal kontrol yang baik clalam menclukung tenvujuclnya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
g. Sanksi.
b.
Ketegasan, yaitu aclanya ketegasan pimpinan dalam menegur.
L
Hubungan kemanusiaan, yaitu lingkungan kerja yang menyenangkan akan
memotivasi keclisiplinan kerja karyawan.
266. Prinsip-prinsip Disiplin Kerja
Hasbullah
Husein
berpendapat,
seorang
karyawan
yang
clianggap
melaksanakan prinsip-prinsip clisiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
b. Haclir di tempat keija sebelum waktu mulai bekerja.
c. Bekerja sesuai clengan prosedur maupun aturan kerja clan peraturan
perusahaan.
d. Patuh clan taat kepacla saran maupun perintah atasan.
e. Ruang kerja clan perlengkapannya selalu clijaga dengan bersih dan rapih.
f
Memakai bahan untuk bekerja dengan efektif dan efisieP.
18
g. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah
lev·mt jam kerja.
h. Tidak pernah menunjukkan sikap malas bekerja.
1.
Selarna beke1ja tic;ak pernah abserJticlak rnasuk kerja dengan aiasan yang
tidak tepat, dan harnpir tidak pernah absen karena sakit.
27i.
Pengukuran Disiplin
Kerja
Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kepatuhan karyawan terhadap
peraturan yang berlaku di perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja, tidak
melakukan berbagai jenis pelanggaran baik ringan maupun berat. Adapun bentuk
perilaku kedisiplinan yang dijad[kan sebagai indikator disiplin kerja menurut John B.
Minner sebagai berikut :
a. Kehadiran.
b. Patuh atau berlaku sopan
c.
Tidak bemalasan/tidur.
d. Tidak merokok.
e. Tidak mabuk atau mernbawa minuman keras.
f
Tidak berkelahi.
g. Tidak bennain judi.
h. Mematuhi peraturan keselamatan kerja.
1.
Tidak telat.
J.
Izin jika meninggalkan pekerjaan.
k. Tidak berperilaku asusila.
'
l.
Tidak terlibat penyalahgunaan obat
25ir iセjN。ウ「オャャ。ィ@ 1-Iuscin,
Ma1uljen1en
1v1cnurulIsla1110Jogi.
(Jakarta: Genia Insani Press, 1997). Cet 1, lL236-2.+2
cir.,h.-+O-t-!9
C. Dasar Pandangan 'feor! Tenta11g Hreinforcen1e11t"
1. !>engertian
セGイ・ィQヲッイ」・ュ・QQエB@itf
1(;r/ ...!
Hセ」jAA」HイZZNNL@ f)ic:fiunar) .. 'adai5h
"
.
"b b
l
k
·-
29D
k
.,.,
'
·
e erapa cara atau per Tua tan yang nienguat -an respon'·.
ari -an1us
1 r1e ,1-11nericl1nlieritage,
111embe1ikan beberapa arti
reit?f(Jrce1ne11t
antara lain <'pemberian penguatan
kepada respon yang
、ゥゥョァゥョォ。ョセGL@''1nenguatkan
respon yang
111enyenangkan'',
''kejadian, keadaan, lingkungan, kondisi, yang n1eningkatkan kemungkinan respon
yang diinginkan akan terjadi lagi dengan kondisi ym1g berbeda pada situasi yang
Menurut Skinner seperti yang dikutip oleh Scarr dan Zanden menyatakan
reh!forcement
adalah "sejumlah stimulus yang diikuti oleh respon tertentu dan
meningkatkan kemungkinan respon yang diinginkan tersebut muncul atau dilakukan
kernbali dan menghentikan respon yang tidak diinginkan untuk muncul kembali."
31Sejalan dengan pengertian diatas, Philip L. Harriman menyatakan bahwa
reil!forcement
adalah "penguatan suatu tanggapan oleh penghargaan atau kondisi
yang memuaskan teijadi".
32Dan
rei1!forcement
menurut Azrin dan Holz yang dikutip
:.9 Victoria Ncufeldt dan DaYid B. Guralnik, lfebster \ _\'e1r Jf"orld ('ol!ege J)ictionn1:r, (USA:
Macmillan. 1996). ed-3, p. 1132.
30
\Villia1n l\1orris. I'he Atnerican J-f erit age dゥ」イゥッョ。QセQᄋL@ (US11.. : Houghton l\-1ifflin. 1985 ). cd-2, p. l 0-1-2
31
Sandra Scarr danJa1nes
Vandcr Zandcn, Joe, cir ..32 Philip L. Harri1nan. F'arufuan [ 'ntuk .\lenu1ha111i Jsri!ah F)sfko!ogi. (Jakarta: Restu /'.,._gung. 1995). h.
20
oleh Stewai1 H. Hulse dkk berfungsi untuk rnenghentikan tingkah laku yang tidak
diinginka11.
33adalah '"respon yang datang sebagai akibat dari tindakan yang tidak diinginkan":
14Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disin1pulkan bah\va
reif?/brcement
adalah suatu cara, perbuatan yang dapat menguatkan suatu respon yang diharapkan
dan
n1en1ungkinkan respon yang diinginlcan tersebut n1uncul ke1nbali tnelalui
pemberian konsekuensi yang menyenangkan atau menghilangkan konsekuensi yang
tidak menyenangkan melalui perilaku yang sesuai dengan peraturan.
Dengan memberikan
reil?forcement
kepada karyawan yang melakukan
tindakan yang diingink:an atau yang sesuai dengan standar yang berlak:u di
perusahaan, maka diharapkan perilaku atau respon tersebut muncul lagi. Perilaku
yang sesuai dengan standar clan nonna yang berlaku di perusahaan akan membawa
kepada konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan, seperti pujian, penghargaan,
senyuman, kasih sayang clan sebagainya. Sedangkan apabila karyawan melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan aturan atau nonna yang berlaku, perusahaan
memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan, sehingga diharapkan perilaku
yang tidak diinginlkan oleh perusahaan itu tidak muncul kembali atau hilang.
-'-'
Stcv,·art H.
セiオャウ・L@ct al., The Psychology of Learning. (Nc\v York: Mc Gnnv 1:-Iill Inlernational,
1981). cdisi kc--!, p. 152
21
2.
Jenis "re!nforce111eI1t"
Skinner seperti yang dikutip oleh Scarr dan Zanden
n1en1bagi
dua
Jen1sa.
• T>n{·1·11··1y> ,_,.,_, , ,_.. ' "' ro1· •1f1' r _,. H'C"'J'''l'/ ..,, ' • .}J()Sftive reil?f!'>rce1nenf
adalah
sti111i..dus
yang rnenyenangkan.
36
Hal yang
n1enyenangkan yang
akan cliberikan terhadap
respon yangdiinginkan
antaralain;
sen:y·un1an, puj1an
1ucapan terin1a
kasih, penghargaan, kenaikan gaji, peningkatan
karir, dan lain sebagainya.
Positive rei11/iJrcement
dapat disamakan dengan pemberian
reward
(imbalan).
Reward
bagi tiap-tiap orang seringkali bervariasi dan biasanya sulit untuk dijelaskan
secara rinci, namun secara garis besar bentuk
reward
dapat digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu material dan nonmaterial. Yang bersifat material misalnya
pembayaran gaji dan bonus, sedangkan yang bersifat nonmaterial adalah dapat berupa
pujian, promosi, status s•mbol, atau hak-hak istimewa. Selain itu juga dapat berupa
senyuman sebagai tanda setuju, kenikmatan akibat melakukan kegiatan
bersama-sama, afeksi, ataupun kekuasaan.
37Positive rei11f'orceme11!
menyediakan konsekuensi menyenangkan terhadap
perilaku yang diinginkan, sehingga akan menguatkan perilaku tersebut untuk muncul
35
Sandra Scarr dan jセオョ」ウ@ \1andcr Zandcn, lac.cit
36
sエ・ーィセョ@ P. Robbins. f·\:ri/aku ()rganisasL op.cit.. h.72
MGセ@
tvlartin
/\ ..
Shav;: dan Philip R .. Costanzo.
l7u.'ories エセャ@ Social F'sycholo,"-!..Y·(Ne\Y York: i\.lc. Gnnv Hill
22
kembali. Sebagai contoh, seorang pegawai merasa apabila pekerjaan dise!esaikan
dengan kualitas baik, rnaka ia akan mendapatkan itnbalan
berupa
pengakuan.
Karena
pegav;ai n1enyukai pengakuan, perilaku diperkuat, dan pegaw·ai cenclerung akan
melakukan lagi peke1jaan yang berkualitas baik.
Skinner sepe11i yang dikutip oleh Gerald Corey, berpendapat bahwa jika
tingkah lak-u
1ne1nperoleh
suatt1
konsekuensi yang positif, maka kemungkinan
kemunculan kernbali tingkah laku tersebut dimasa rnendatang akan tinggi
38Hal itu
bera11i, tingkah laku yang baik yang dilakukan karyawan, perlu dilakukan penguatan
agar karyav·/an
Inen1unculkan
ken1bali perilaku yang diingink.an.
b Nega!i1·e
reir?fiJrce111e11t.
Negative
rei1!filrceme11t
adalah stimulus yang diberikan dengan cara
melemahkan respon yang tidak diinginkan untuk memunculkan respon yang
diharapk:an.
39Sedangk:an menun1t Davis dan Newstroms,
Negative
reinfilrcement
peniadaan k:onsekuensi yang tidak menyenangkan yang menye11ai perilaku.
40Berdasarkan ha! tersebut, apabila karyawan melakukan tindakan yang tidak
diinginkan, mab ia akan mendapatkan konsek'Uensi yang tidak menyenangkan,
sehingga karyawan akan berusaha mengf>indar atau menghilangkan konsekuensi
tersebut melalui perilaku yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
-'3 Gerald Corey. Konseling dan Psikotera1Ji, (Bandung: Ercsco. 1995), h. 223
39
Rita Atkinson, ct al, f->engantar f>sfkologi. ( Jaka1ia: Erlangga. 1983}, h. 318
Berikut
m1tabe! tentang perbedaan Jems stimulus antara
positive
reil!forcen1e111
dengan
]\fegative
reir!f(Jrcen1e111
sepertj yang diken1ukakan oleh John
'vV. Santrock, sebagai berikut:
41'fabel
ャNp・イ「・、。セQョ@jenis stin1ulus antara
positive
イ・ゥエセヲッイ」・QQQ・QQエ@dan
Negative
イ・ゥQセヲッイ」・QAQ・ョエ@
,---I
Proses
I
Jenis Stimulus
'
'
[ _____ , _____ , __ , ___________ L_ ____ _
Respon
I
Positive reinforcement
!
Menyenangkan
I
..
I
.
セ@セヲゥカ・@
rch?f(>rcernent1-
Tidak n1cnycnangkan
Meningkat
Melcmah
Berdasarkan tabel diatas, terlihat perbedaan yang cukup jelas terhadap jenis
sti1nulus
yang
diberikan
antara
JJOsitive
rei1!forcen1e11t
dengan
_l\legative
reitifc1rcen1en1.
I)ada
11osi1ive reitr,force1Ju!11tjenis sti1nulus yang inenyenangkan
misalnya senyuman, pujian, penghargaan, bonus akhir tahun, tunjangan hari raya,
cuti, voucher, dan lain sebagainya, sehingga seseorang al:an cenderung meningkatkan
perilaku yang menimbulkan konsekuensi yang menyenangkan.
Sedangkan
Negative reinforcemenr
memiliki jenis stimulus yang tidak
menyenangkan misalnya teguran, peringatan, omelan, dan lain sebagainya sehingga
seseorang akan menghindari atau menjauhi konsekuensi yang tidak menyenangkan
dengan cara melakukan tindakan yang diinginkan perusahaan. Misalnya seorang
tenaga ke1ja n1enghindari diri atau 1nencegah untuk melaksanakan tugasnya sesuai
dengan yang ia anggap benar karena kalau ia tetap melaksanakannya ia akan
' 11
John W. Sant rock
Psycholog\' The Science Of'.\iind cJnd Behm·ior.(Iowa: Wm. C. Brown
24
mendapatkan omelan dari atasannya. Sebagai gantinya ia bekerja dengan cara yang ia
ketahui disetujui oleh atasannya.
3.
J
ad\'.\ral
イ・ゥQセヲッイ」・QQQ・QQエ@Ada beberapa frekuensi pemberian
reil?forcement
yang menyertai perilaku
d
..
. l
.
42yang 11ng111 (an, ya1tu:
a.
Continuous rei11jiJrcement
( Pent,>uatan berkesinambungan).
Continuous rei11fi>rcemel1/
memperkuat perilaku yang diinginkan tiap kali
perilaku tersebut diperlihatkan. Misalnya, dalam kasus seseorang tidak dapat hadir ke
tempat ke1ja dengaa tepat waktu, setiap kali ia tidak terlambat, atasannya mungkin
memuji dia atas perilakunya yang diinginkan itu. Dalam beberapa hal, tingkat
penguatan ini mungkin diinginkan untuk dapat menimbulkan basil belajar dengan
cepat, tetapi dalam situasi ke1ja te11entu biasanya tidak mungkin memberikan imbalan
kepada pegawai bagi setiap perilaku yang dilakukan dengan baik.
b.
Partial rei1?forceme11t
(penguatan yang tidak beraturan).
Parliaf rei1!fbrceme11t
(penguatan yang tidak beraturan) yaitu pemberian
penguatan yang diberikan tidak terns menerus atau tidak teratur pada setiap perilaku
disiplin yang ditunjukkan oleh karyawan, tetapi penguatan diberikan cukup senng
agar ada artinya untuk mengulangi peiilaku itu.
Dengan pemberian penguatan seperti ini karyawan tidak mengetahui kapan
hadiah akan diberikan. Hal tersebut lama-kelamaan tanpa disadari karyawan akan
Qセ@
selalu berusaha untuk menunjukkan perilaku disiplin dan akan terpola pada perilaku
karyawan untuk selalu berdisiplin tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah dari
pe.fl!sahcai:.
t・イセRーRエ@dua jenis
j:Jr:rtia! relr?f()rC'.!Jne:-zt
yaitu
:
a). Selang waktu (Interval)
*
Interval pasti
yaitu ganjaran-ganjaran yang didistribusikan pada selang waktu yang
seragam. Contohnya, gaji yang diterima setiap bulan.
*
Interval variabel
Yaitu ganjaran-ganjaran yang didistribusikan menurut waktu sedemikian
sehingga penguatan-pent,>uatan itu tidak dapat diramalkan. Contohnya,
Departemen keselamatan kerja melakukan pemeriksaan keselamatan pada
setiap departemen empat kali setahun secara acak.
b). Rasio
*
Rasio tetap
Yaitu ganjaran yang diberikan setelah sejumlah respon yang jumlahnya pasti
atau konstan. Contohnya, karyawan menerima bonus untuk tiap lima mobil
yang te1jual.
*
Rasio variabel.
Yaitu ganjaran beraneka sehubungan dengan perilaku individu. Contohnya
4. Pengukuran
Rei1!forceme11t
Terdapat 2 jenis stimulus yang diberikan pada
reit1force111ent
yaitu stimulus
yang
セョ」イANケ・ョZᄋャョァォ。ョ@daE stin1uh.ts
ケセ。N[@t:dak_
n1cr:yer.a;:g;!.;:un.
SthnuJu3 yar;g
menyenangkan diberikan apabila karyawan berperilaln1 yang sesuai dengan aturan
atau norma yang berlaku, sehingga perilaku yang diharapkan tersebut muncul
kembali. Sedangkan stimulus yang tidak menyenangkan diberikan apabila karyawan
tersebut berperilaku yang tidak diharapkan, sehingga karyawan tersebut berusaha
menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan tersebut dengan melakukan
tindakan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tempatnya
beke1ja.
Stimulus yang menyenangkan tersebut antara lain :
a. Pujian.
b. Penghargaan.
c. Gaji
d. Perhatian.
e. Terima kasih
f.
Bonus.
g. Senyuman.
b
p・セセゥョァォ。エ。ョ@karir
Dan stimulus yang tidak menyenangkan meliputi :
a. Teguran.
b. Peringatan.
c. Koreksi.
d. Potong gaji.
e. Sangsi
D. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kajian teori diatas, maka penulis mengajukan hipotesa penelitian
sebagai berikut :
Ho
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian
reinfbrcemenl
terhadap kedisiplinan kerja karyawan.
Ha
Ada hubungan yang signifikan antara pemberian
reiI!fbrcement
I\
1IET{)DOL()GI PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Populasi rnenurut Kartini Kartono adaiah sernua subjek yang diteliti.
1Sesuai
dengan pertnasalahan yang akan diteliti, yaitu melihat apakah ada hubungan antara
pen1berian
reii?f(Jrcerne;;tdengan disiplin kerja karyawan PT. Sola IVlanasye Grasia
Ciledug, maka populasi yaag digunakan penulis adalah karyawan PT. SMG Ciledug
yang berjurnlah 125 orang (per-Januari 2004)
2. Sampel Penelitian
Sarnpel rnenurut Kartini Kartono adalah contoh, wakil dari satu populasi yang
diteliti.
2Suatu peneiitian dilakukan hanya terhadap sarnpie tidak pada populasi,
narnun kesimpulan penelitian yang diarnbil dari sarnpel tersebut akan dikenakan atau
digeneralisasikan terhadap
populasi.
Generalisasi dari
sarnpel
ke
populasi
rnengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena
sarnpel tidak akan mencerrninkan secara tepat keadaan populasi. Karena ha! yang
demikian itulah, tehnik pengambilan sampel penting peranannya dalam penelitian.
Tehnik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan berbagai rnacam cara,
yang pada hakikatnya bertujuan untuk memperkecil kekeliman generalisasi dari
· ·
-1
Kartini l(artono, l)engantar J!etodo/ogi l?esearch Sosial. (Bandung: :\lurnni. I 980). h. 116
:: Jbid.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Po1rnlasi
dim Sarnp.ol
Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi menurut Kartini Kartono adalah sernua subjek yang diteliti.
1Sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu melihat apakah ada hubungan antara
pemberian
reitifbrcemenl
dengan disiplin kerja karyawan PT. Sola Manasye Grasia
Ciledug, maka populasi yang digunakan penulis adalah karyawan PT. Sola Manasye
Grasia Ciledug yang bC'fjumlah 125 orang (per-Januari 2004)
2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Kartini Kaiiono adalah contoh, wakil dari satu populasi yang
diteliti.
2Suatu penelitian dilakukan hanya terhadap sample tidak pada populasi,
namun kesimpulan penelitian yang diambil dari sampel tersebut akan dikenakan atau
digeneralisasikan terhadap
populasi.
Generalisasi
dari
sampel ke populasi
mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena
sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Karena hal yang
demikian itulah, tehnik pengambilan sampel penting peranannya dalam penelitian.
Tehnik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan berbagai macam earn,
yang pada hakikatnya bertujuan untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari
1
Kartini Kartono.
Penga111ar Aletodologi Research Sosial.(Bandung: Alumni. 1980). h. 116
'Ibid.
sampel ke populasi dan hal tersebut akan tercapai apabila diperoleh sampel yang
representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
3Pada penelitian ini, oermasalahan yang hendak diteliti yaitu melihat adanya
pengaruh antara
reir1fbrcemem
dengan disiplin kerja karyawan PT. Sola Manasye
Grasia, maka populasi yang digunakan penulis adalah karyawan PT. Sola Manasye
Grasia yang bei:iumlah l 25 orang, telah bekerja minimal l tahun dengan usia minimal
19 tahun. Sedangkan jumlah sampel yang diamhil penulis berjumlah 30 orang.
Penetapan jumlah jumlah sampel disesuaikan dengan pertimbangan waktu, tenaga,
dan dana. Jumlah tf'rsebut dianggap sudah mencukupi, sebab menurut Guilford dan
Fruchter, jumlah sampel minimal untuk suatu penelitian adalah 30 orang.
4B. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah
simple random
sampling.
Menurut Arikunto, tehnik ini dilakukan dengan cara peneliti "mencampur"
subjek-subjek didalam populasi
セ・ィゥョァァ。@semua subjek dianggap sama. Dengan
demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk mendapatkan
kesempatan dipilih menjadi sampel.
5
Surnardi Sur:'abratac
Ale1odologi Peneliliau_
(Jakarta: Pt RajaGrafindo Pcrsada, 1997), h. 81
·1
Guilford dan Bcnjan1in Fn1chter.
F'u11dan1enta/ ,)'talisric in !_).sychvlzv and ヲ[Lセ、オ」。エゥッョL@ (Tokya: Mc
30
C.
Alat Pcngumpulan Data
J.
Skala Disiplin Kerja dan
Reinfbrcemenl
Terdapat berbagai macam telmik pengumpuian Jata yang dapat dilakui<<iu,
salah satunya adalah melalui angket. Angket atau quesioner menurut Kartono adalah
"suatu penyelidikan yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar
pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan''
5.Sedangkan menurut Alikunto
menegaskan bahwa,
"angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui".
6Mengenai macam dan jenis angket menurut Hadi sebagai berikut : "Angket
mempunyai dua macam, angket langsung dan angket tak langsung. Angket langsung
adalah yang dilangsung dikirim kepada orang yang dimintai pendapat atau komentar,
sedangkan angket tak langsung adalah angket yang dikirim kepada seseorang yang
dimintai untuk mencetitakan pada orang lain" .
7Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah
suatu penyelidikan yang dilakukan dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan
' Kmtini Kmtono.
op. cit.,
h.2000
Suharsimin Arikunto,
J>rosedur J)enelitian S'uatu Pendekatan Praktek.,
(Jakarta: Rhineka Cipta.
1996), p.124
Sutrisno Hadi.
Metodoiogi Nesearch.
(Yogyakarta: Fakul!as Psikolo!,>i Univcrsitas Gadjah Mada.31
secara tertulis yang harus dijawab responden guna rnemperoleh data pribadinya
maupun orang lain.
p・ゥZオャゥセ@
m"Jnggunalrnn tehiik ar.gket de'1g'm beberapa aiBS8!1 :
a.
Lebih mudah mengumpulkan data dan tersusun sistematis.
b.
Menghemat waktu, tenaga dan biaya penelitian ini;
c.
Responden lebih mudah memberikan jawaban dengan memilih alternatif
yang disediakan.
Pada penelitian ini terdapat 2 skala yang digunakan yaitu skala disiplin kerja
dan
rei1!fbrcemellf.
a. Skala disiplin kerja
Skala disiplin kerja digunakan untuk mengukur disiplin kerja subjek yang
berisi peraturan yang biasa berlaku di perusahaan. Skala disiplin kerja ini dibuat oleh
penulis berdasarkan indikator dari John B. Miner yang terdiri dari
J
4 aspek yang
32
Tabet 2. Blue Print Skala Disiplin Kerja.
No
Aspek
Item Fav
Item unfav
Jum. Item
--,
セᄋMMMMMセMMMM ... c - - - t - - - + - - - :
1
Kehadiran
1,29
8, 14
I
4
1
_2_+-P-ca-ctu_,h_ls
...
ッセー⦅。⦅ョ@
... ____________ , __
10_._lZ __
セ@
2,_30
____
L4 _ _ _ _
3
Tidak bermalasan dan tidur
4,39
3,36
l
4
4
Mengisi abse11si
31,3
7
5, 11
14
5
Tidak merokok
6, 12
16,28
4
6
Tidak mabuk.
7,15
127,32
4
7
Juiur/tidak mencuri
38,42
13,49
- - - - + - - - -I
4
8
Tidak berkelahi
3 3
,40
44, 46
4
9
Tidakbermainjudi
41,56
19,45
_ t = j 1 ' 4
l
0
Mematuhi peraturan
43 47
20,25
!
4
I
I ,
I
f---+-k ...
・⦅ウ・セャ⦅イオ⦅ョ⦅。エ⦅。⦅ョ⦅ォ⦅・⦅イセェ。@
_____
KMMMMMMMMZMMMMセ@
l l
Tidak telat
34,48
I
21, 52
1
4
f - - - + - - - -...
MMMMMZMセMMMMQ