111111 11111 1111 lilllllllla.
Ulll
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
ASTRY LESTARY
NIM: 105070002319
l>iterln.. . セ@ - .
·-セ@
:
?i.P.:;:::?.i\:;1::6;::::::::::::
No. lndul<:0.Ltll .. :-; ..
セ@..
7 •• ZZsNャアNセjP@kl"->ifik;.isi : ... .
Skripsi diajukan untuk mernenuh: sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh:
ASTRY LESTARY
NIM: 105070002319
Di Bawah Bimbingan,
Yunita Faela Nisa, M. Psi, Psi NIP: 150 368 748
PERPUSTAKMN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
Pembimbing II
セ@
Solicha, M.SiNIP: 150 293 234
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) September 2009
(C) Astry Lestary
(D) Hubungan self-efficacy dengan kreativitas karyawan stasiun Global TV (E) Halaman : xiv+ 85 halaman + lampiran
(F) Kreativitas karyawan merupakan tolak ukur bagi keberhasilan suatu perusahaan. Kreativitas juga sangat penting da!am dunia pertelevisian. Mereka bersaing untuk menyajikan acara-acara yang terbaik agar dapat dinikmati oleh pemirsa. Oleh karena itu krativitas kerja yang tinggi dari karyawan sangat diharapkan oleh perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah self-efficacy. Self-efficacy yang tinggi dapat dilihat dari pada besarnya keyakinan karyawan terhadap
kemampuan yang dimiliki dalam melakukan tugas yang dibebankan sehingga menghasilkan kreativitas yang tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan kreativitas dan mengetahui sumbangan self-efficacy terhadap kreativitas pada karyawan Global TV.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-efficacy sedangkan kreativitas sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.
Analisis data menggunakan korelasi product moment dan regresi sederhana. Dari hasil analisis data dengan bantuan SPSS 11.5 didapat r hitung (0,319) > r tabel (0,254) dalam taraf siginifikansi 5% dan hasil analisis regresi sederhana didapat nilai signifikansi (0,013) yang jauh lebih kecil dari 0,05. Jadi kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan kreativitas. Selain itu, sumbangan yang self-efficacy (sebesar 10,2%) terhadap kreativitas.
Berdasarkan hasil penelitian, salah satu saran yang dapat diberikan adalah bagi para peneliti selanjutnya diharapkan untuk memasukkan variabel lain diluar variabel yang ada dalam penelitian ini seperti harga diri, sikap asertif.
there is relation between self-efficacy with creativity. Besides, there are significant contributions (10,2%) self-efficacy to the creativity of Global TV.
According to the result for further researcher can elaborate such as self-esteem and asertivity.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul, "Hubungan Self-efficacy dengan
kreativitas karyawan stasiun Global TV".
Skripsi ini merupakan tugas akhir dalam rangka menyelesaikan jenjang
pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai kurikulum yang berlaku di
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini dilaksar:akan untuk mengetahui Hubungan Self-efficacy dengan
kreativitas pada karyawan stasiun Global TV.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyelesaian skripsi ini masih belum
sempurna. Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran para
penguji, guna menyempurnakan penulisan skripsi.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
mahasiswa-i Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta dan bermanfaat dalam perkembangan llmu Psikologi,
khususnya yang berkaitan dengan bidang studi psikologi industri dan
organisasi.
Jakarta, September 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan, kelancaran,
kesabaran, dan segala kekuatan yang diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
dan perighargaan kepada :
1. Bapak Jahja Umar,Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah dan jajaran pimpinan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah.
2. lbu Yunita Faela Nisa, M.Psi,Psi, dosen pembimbing I atas bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis
selama penyusunan skripsi.
3. lbu Solicha, M.Si, dosen pembimbing II atas bimbingan, pengarahan,
saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
4. Seluruh Dasen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan berbagai ilmu psikologi kepada penulis.
5. Bapak dan ibu staff akademik fakultas psikologi atas bantuannya
memberi kemudahan bagi kami dalam mengurus nilai-nilai, surat izin,
dll.
6. Staf Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri atas
kemurahan hatinya dalam membantu penulis mencari sumber
informasi buku dan skripsi yang sarat akan manfaat serta mendukung
7. Kedua Orang Tuaku mama, papa, mamie diana, fika, dan fino, yang
tercinta yang memberikan semangat dan motivasi serta menyediakan
sarana dan prasarana untuk cepat menyelesaikan skripsi ini dan
bantuan do'anya yang tiada henti kepada penulis.
8. teman-teman seperjuangan skripsi putri, irma, ari, pipit, hany, Julia,
rahma, qq, iyung, azimalia, reni, dwinita, hesti, dita, semua mahasiswa
kelas C dan seluruh angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu luv u all.
9. Julhairman Agung Nugraha atas support dan kesetiaan selalu
disamping penulis selama skripsi ini dibuat.
10.
Ka Ag us, ka dodo, dhea, fauzy yang telah meluangkan waktunyadalam memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis dalam
penulisan skripsi ini.
11.
Ka Hari yang telah menyediakan waktu dalam membantu penulisuntuk melakukan penelitian di Global TV.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca dan
mahasiswa-1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, amin.
Jakarta, September 2009
1.5 Sisternatika Penulisan ... 14
Bab 2 Kajian Pustaka 2.1 Kreativitas ... 17
2.1.1 Pengertian Kreativitas ... 17
2.1.2 Kreativitas sebagai Proses Kognitif ... 22
2.1.3 Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Kreativitas ... 23
2.1.4 Ciri-ciri Kreativitas ... 24
2.1.5 Peran Kreativitas ... 26
2.1.6 Asurnsi tentang Kreativitas ... 27
2.2 Self-efficacy ... 29
2.2.1 Pengertian Self-efficacy ... 29
2.2.2 Perkernbangan Self-efficacy ... 31
2.2.3 Dirnensi Self-efficacy ... 32
2.2.4 Faktor-faktor yang MGrnpengaruhi Self-efficacy ... 33
2.2.5 Surnber lriforrnasi Self-efficacy ...... 35
Bab 3 Metode Penelitian
3.1 Jen is penelitian ... .44
3.3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian ... .44
3.3.2 Definisi Variabel Dan Operasional. ... .45
3.2 Pengambilan Sampel ... .47
3.2.1 Populasi Dan Sampel ... .47
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel ... .47
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... .48
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ... 48
3.3.2 Teknik Uji Alat Ukur ... 51
3.4 Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian ... 53
3.4.1 Hasil Uji Coba Alat Ukur Self-efficacy ... 53
3.5 Uji Persyaratan ... 56
3.6 Anal is is Data ... 57
3.7 Prosedur Penelitian ... 58
Bab 4 Hasil Penelitian dan Analisis Data 4.1 Gambaran Umum Responden ... 61
4.2 Presentasi data ... 64
4.2.1 Deskripsi Statistik ... 64
4.2.2 Kategorisasi Skor Penelitian ... 65
4.3 Uji Persyaratan ... 68
4.3.1 Uji Normalitas ... 69
4.3.2 Uji homogenitas ... 71
4.3.3 Uji Linearitas ... 73
4.4 Uji Hipotesis ... 74
4.4.1 Pengujian hipotesis statistik pertama ... 74
Bab 5 Kesimpulan, Diskusi Dan Saran
5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Diskusi ... 79
5.2 Saran ... 81
Daftar Pustaka ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kreativitas ... 21
[image:13.522.37.441.120.500.2]Tabel 3.1 Blue Print Skala Kreativitas ... 49
Tabel 3.2 Blue Print Skala Self-efficacy ... 50
Tabel 3.3 Blue Print Self-efficacy ... 54
Tabel 3.4 Blue Print Kreativitas ... 56
Tabel 4.1 Data Subyek ... 62
Ta be I 4 .2 Deskripsi Statistik ... 65
Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Self-efficacy ... 66
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Kreativitas ... 68
Tabel 4.5 Uji normalitas ... 70
Tabel 4.6 Test of Homogeneity of Variance ... 72
Tabel 4.7 Model Summary dan Parameter Estimates ... 73
Tabel 4.8 Deskripsi statistik uji hipotesis ... 75
Tabel 4.9 Korelasi. ... 75
Tabel 4.10 Anova (b) ... 76
DAFT AR LAMPI RAN
Lampiran A : Item try out skala self-efficacy dan kreativitas, skor mentah, validitas dan reliabilitas alat ukur saat uji coba
Lampiran B : Item field study skala self-efficacy dan kreativitas, skor mentah, validitas dan reliabilitas alat ukur saat field study
Lampiran C : Deskripsi statistik dan frekuesi data alat ukur
Lampiran D : Uji normalitas dan uji linearitas
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri atas beberapa sub bab antara lain: latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
1.1.Latar Belakang Masalah
Kerja merupakan suatu ha! yang sangat mendasar dan dibutuhkan oleh setiap manusia. Kebutuhan bisa bermacam-macam dan berkembang, bahkan seringkali tanpa disadari oleh pelakunya. Manusia bekerja tidak saja untuk mendapat penghasilan yang minimal layak untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarga, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan kemanusiaannya, bahkan untuk memuliakan pribadinya sebagai manu&ia.
Kreativitas juga sangat penting dalam dunia pertelevisian. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat, sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu Negara dengan Negara lainnya. Karena televisi merupakan satu cara yang menarik untuk berkomunikasi dengan banyak orang, program acara yang
disiarkanpun beragam, mulai dari sinetron, film, kuis, dan beberapa acara hiburan lainnya. Mereka bersaing untuk menyajikan acara-acara yang terbaik agar dapat dinikmati oleh pemirsa TV.
Menurut Fido Syarief selaku senior produser di SCTV, memaparkan bahwa kreativitas para broadcaster(sebutan pekerja di dunia pertelevisian) itu muncul saat adanya keterikatan bersama tim kerja di lapangan, misalnya pada tim produksi atau tim kreatif. Fido yang juga sebagai produser
Nikmatriya Dunia, sebuah tayangan wisata kuliner yang dipandu oleh artis Fauzi Baadillah ini mengungkapkan betapa pentingnya menumbuhkan
kreativitas di lingkungan kerja itu, apalagi ia.sebagai bagian dari tim produksi. Menurut Fido, kreativitas itu amat sangat penting, para tim kreatif atau tim produksi di stasiun TV itu kreativitasnya muncul setiap saat,yaitu setiap detik, menit, jam, dan sampai setiap hari. Alasan utama pentingnya suatu
kreativitas bagi para broadcaster, dijelaskan pula oleh Fido bahwa dalam era persaingan stasiun TV yang makin marak di negeri ini, membuat para
menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan rutinitas yang ada.
Begitu pentingnya seseorang itu harus memiliki kreativitas, termasuk di lingkungan kerja. Bandura (1986) mengatakan orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara
tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.
Dalam lingkungan yang semakin kompleks, dimana terjadi berbagai
perubahan dan keterkaitan yang semakin besar antara berbagai komponen lingkungan, sering menimbulkan masalah baru. Untuk menghadapi berbagai masalah atau tantangan dan sekaligus menangkap peluang di masa depan, kita membutuhkan kreativitas.
Untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan kerja kondusif yang menyenangkan, penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Mendorong kreativitas dalam dunia kerja menuntut iklim yang permisif terhadap existensi individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, di samping tetap
yang berlaku.
Salah satu cara terbaik untuk mendorong kreativitas dan inovasi dalam
sebuah perusahaan adaiah dengan cara mengukur sejauh mana hal tersebut telah dilakukan. Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan unsur kreativitas dan inovasi ke dalam proses evaluasi kerja. Penempatan pegawai dengan konsep the right people with the right job ェセァ。@ merupakan cara yang tepat untuk menstimulasi mune;ulnya kreativitas. Hal ini karena penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan mengurangi supervisi sehingga memberikan otonomi bagi individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaannya.
Kreativitas yang dimiliki seseorang salah satunya dapat terlihat bila dihadapkan pada suatu bidang pekerjaan. Karena setiap pekerjaan
menghasilkan karya yang dapat dinikmati oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh orang lain yang mana hal tersebut memerlukan kreativitas dan keahlian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti yang diutarakan oleh Clark (dalam Munandar 1999), kreativitas adalah pengalaman
Orang yang kreatif memiliki kebebasan berpikir dan bertindak. Kebebasan tersebut berasal dari diri sendiri, termasuk didalamnya kemampuan untuk mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang memungkinkan untuk mengaktualisasikan potensi kreatif yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan pandangan Guilford (dalam Fuad dan Rachmy 2002) mengungkapkan kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.
Rogers (dalam utami munandar 1999) mer.gatakan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang, menurut Munandar (dalam Fuad dan Rachmy 2002) terdiri dari aspek kognitif dan aspek
kepribadian (yang saling berinteraksi). Aspek kognitif terutama kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan (lnteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kepribadian yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas (dalam Fuad dan Rachmy 2002) adalah kepercayaan diri, yang merupakan aspek dari kepribadian yang dimiliki seseorang. Aspek-aspek yang ada dalam kepercayaan diri: Self-concept, Self-esteem, Self efficacy, Self-confidence. Kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang
menghambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa clirinya "lebih besar" dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih besar dari dirinya.
Sesorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kratif pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dan cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.
lebih tekun dalam melakukan tugas-tugas dan pekerjaannya. Besarnya peran yang dilakukan tergantung pada besarnya keyakinan individu itu sendiri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan dan tugas yang dibebankan. Tingkat keyakinan seperti inilah yang dinamakan sebagai Self-Efficacy.
Self-efficacy memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku dan tindakan seseorang. Seperti dikatakan oleh Bandura (1986), Self-efficacy
mempengaruhi seseorang dalam berfikir, merasa, dan memotivasi diri untuk bertindak. Self-efficacy mempunyai empat fungsi yaitu pola pikir dan reaksi mental, tingkah laku, ketakutan, dan perwujudan yang dimiliki. Keyakinan diri individu mempengaruhi pola pikir dan reaksi mental, tingkah laku, ketekunan, dan perwujudan ketrampilan yang dimiliki. Keyakinan diri individu
mempengaruhi pola pikir dan emosi individu di saat rnempertimbangkan tugas yang dihadapinya dan kemudian menghasilkan pilihan tingkah laku yang merupakan keputusan atas pertimbangan akan tugas studi. Menurut Bandura (1997), self-efficacy menentukan apakah kita akan menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa kita dapat bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagala, dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam suatu tugas tertentu mempengaruhi perilaku kita di masa depan.
akademik dan prestasi akademik'. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, terdapat hubungan kausal yang positif dan signifikan antara self-efficacy dengan peneyesuaian akademik. Demikian juga antara
penyesuaian akademik dengan prestasi akademik terdapat hubungan kausal yang positif dan signifikan. Prestasi akademik yang dicapai mahasiswa, lebih banyak disebabkan hubungan kausal secara langsung oleh self-efficacy dari pada secara tidak langsung melalui penyesuaian akademik. Artinya dengan keyakinan yang tinggi akan kemampuan dirinya untuk mengatasi suatu situasi, dan berusaha keras, tidak mudah menyerah dengan rintangan yang ada, mahasiswa akan rnencapai prestasi akademik pula. Mahasiswa merasa lebih mudah mencapai prestasi akademik secara langsung dengan berusaha dan belajar cepat, dibandingkan mencapai prestasi akademik dengan harus memenuhi ketentuan-ketentuan akademik yang banyak dan dianggap memberatkan.
memiliki peranan dalam mementukan tinggi dan kematangan karir rendah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurma Widyanti (2006) yang berjudul Hubungan antara locus of control dengan kreativitas karyawan stasiun televisi TPI. Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data dapat dikemukakan bahwa locus of control yang dimiliki karyawan stasiun televisi TPI seimbang antara internal dan external locus of control, berarti tidak ada kecenderungan kearah internal maupun external. Namun hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan kreativitas karyawan stasiun televisi TPI. Artinya bahwa locus of control yang dimiliki karyawan stasiun televisi TPI tidak
mempengaruhi tingkat kreativitas mereka.
Penelitian lain dilakukan oleh Indra setiawan (2005) yang berjudul Hubungan antara konflik kerja dengan kreativitas pada karyawan. Penelitian ini
be1tujuan untuk menguji hubungan antara konflik kerja dengan kreativitas pada karyawan. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara konflik kerja dengan kreativitas pada subjek penelitian, dimana semakin besar tingkat konflik semakin kecil tingkat kreativitasnya, dan sebaliknya semakin kecil tingkat konflik semakin besar tingkat kreativitasnya.
mengambil penelitian tentang hubungan self-efficacy dengan kreativitas pada karyawan. Penelitian ini mencoba mengungkap korelasi antara Self-efficacy dengan kreativitas pada karyawan. Self-efficacy adalah perkiraan seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.
Dalam hubungannya dengan kreativitas kerja, maka penulis mencoba meneliti apakah self-efficacy mempunyai hubungan yang signifikan dengan kreativitas kerja. Artinya bila karyawan mempunyai self-efficacy yang tinggi, kreativitas kerjanya juga tinggi.
1.2.
ldentifikasi Masalah
Masalah yang timbul dalam penelitian ini, teridentifikasi yaitu :
1. Bagaimana gambaran tingkat asertivitas pada karyawan stasiun tv? 2. Bagaimana gambaran tingkat kerjasama tim pada karyawan stasiun
tv?
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja dengan kreativitas?
5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kerja sama tim dengan kreativitas?
1.3.Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Oleh karena banyak aspek psikologis yang yang bisa dikaji dari kreativitas, penelitian ini dibatasi pada aspek kepribadian yang relevan dengan
kreativitas. Kreativitas yang dimaksud yaitu poses berpikir untuk
menghasilkan gagasan baru, dimana dalam diri seseorang yang memiliki kreativitas, terdapat karakteristikk kepribadiannya yaitu mempunyai rasa ingin tahu, terbuka terhadap pengalaman, toleransi terhadap risiko, dan penuh energi.
Karyawan Stasiun TV yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Gobal TV.
1.3.2. Perurnusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan
kreatifitas karyawan stasiun Global TV?
2. Apakah ada sumbangan yang signifikan self-efficacy terhadap kreativitas?
1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan kreatifitas karyawan stasiun Global TV
2. Untuk mengetahui apakah ada sumbangan yang signifikan self-efficacy terhadap kreativitas
1.4.2. Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan dua manfaat yaitu:
Penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini bisa menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan psikologi di Indonesia khususnya bagi psikologi industri, organisasi dan psikologi kerja yang berhubungan dengan perilaku kerja mengenai self-efficacy dengan dengan kreativitas karyawan stasiun TV dalam meningkatkan produktifitas kerja.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan masukkan dan pegangan bagi pihak perusahaan di bidang komunikasi seperti Global TV secara khusus dan bidang pekerjaan lainnya secara umum tentang pentingnya self-efficacy dalam mempengaruhi peningkatan kreativitas ditempat kerja. Sedangkan manfaat bagi karyawan adalah untuk memberikan gambaran penting agar memacu keyakinan seseorang dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan atasan demi terwujudnya cita-cita perusahaan.
1.5
Sistematika Penulisan
BAB1.PENDAHULUAN
Dalam bab1 terdiri atas beberapa sub bab antara lain : latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab 2 terdiri atas beberapa sub bab antara lain Pengertian kreativitas, faktor yang mempengaruhi kreativitas, ciri-ciri kreativitas, dan cara
meningkatkan kreativitas. Deskripsi teori self-efficacy yang mencangkup pengertian, perkembangan, dimensi dan fungsi self-efficacy. Definisi Karyawan. Begitu jug a kemungkinan korelasi antara self-efficacy dengan kreativitas dan hipotesisnya.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Dalam bab 3 terdiri atas beberapa sub bab antara lain : jenis penelitian, pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, hasil uji coba alat ukur penelitian, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
BAB 4. PRESENTASI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
validitas dan reliabilitas self-efficacy dan kreativitas. Uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas dan uji hipotesis penelitian.
BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan teori tentang kreativitas dan self-efficacy, yang dibagi ke dalam 4 sub bab. Pada sub bab pertama diuraikan pengertian kreativitas, tahap-tahap dan faktor yang mempengaruhi kreativitas, ciri-ciri, peran dan asumsi tentang kreativitas. Sub bab kedua pembahasan tentang pengertian, perkembangan, dimensi, faktor dan fungsi self-efficacy.
Selanjutnya Sub bab tiga kerangka berpikir, dan sub bab empat hipotesis.
2.1 Kreativitas
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami kreativitas, sebelumnya penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang hal-hal yang berhubungan dengan kreativitas.
2.1.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas mempunyai pengertian yang berbeda-beda, ada yang
Pada umurnnya pengertian kreativitas dapat digolongkan rnenjadi dua kelornpok, yaitu proses dan hasil karya. Pertarna, kreativitas sebagai proses rnenunjuk pada suatu aktivitas kognitif atau berpikir untuk rnencari gagasan-gagasan baru dalarn rangka rnernandang dan rnernecahkan suatu persoalan. (Solso dalarn Suharnan, 2000). Kedua, definisi kreativitas yang rnenekankan pada aspek hasil karya antara lain dikernukakan oleh Amabile (dalarn
Suharnan, 2000) yang berpendapat bahwa suatu hasil karya dapat dianggap kreatif apabila karya tersebut rnerniliki sifat baru. Kreativitas didefinisikan rnenurut keberadaan dua aspek itu pada karya yang telah dihasilkan seseorang dan bukan bagairnana proses rnenghasilkan karya tersebut (Halpern dalarn Suharnan 2000).
Suharnan (2000) rnendefinisikan kreativitas sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk rnenghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna. Definisi ini rnengandung dua hal yang penting bagi kriteria
kreativitas, sehingga perlu diberikan penjelasan lebih rinci. Pertarna, sesuatu gagasan dapat dikatakan kreatif apabila rnerniliki kriteria baru di dalarn beberapa aspeknya. Kriteria baru dapat rnencakup dua perspektif, yaitu psikologis dan budaya (Anderson dalarn Suharnan, 2005). Menurut perspektif psikologis, sesuatu gagasan dapat dikatakan baru atau original apabila
orang lain telah rnenghasilkan gagasan serupa, narnun ha! ini terjadi secara kebetulan.
Menurut perspektif budaya, sesuatu gagasan dapat dianggap baru atau original,.jika gagasan tersebut belurn pernah dijurnpai di lingkungan budaya masyarakat. Kreativitas adalah kernampuan untuk menciptakan atau
rnenghasilkan sesuatu yang baru (dalarn Fuad dan Rachrny 2002).
Kreativitas adalah proses mental yang rnelibatkan pernunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada (Kreativitas, 2008).
Rogers (1962 dalam Utarni Munandar 1999) mengatakan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkernbang dan menjadi rnatang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan rnengaktifkan sernua kemarnpuan organisrne. Clark Moutakis (1967 dalarn Utarni Munandar 1999) bahwa kreativitas adalah pengalarnan mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalarn hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain.
1. Definisi pribadi
"Tindakan kreatif muncul dari keunikan lceseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya" (Hulbeck daiam Utami Munandar: 2004) " kreativitas adalah titik perternuan yang khas antara tiga atribut
psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi" (Sternberg dalam Utami Munandar: 2004)
2. Definisi proses
Kreativitas pada dasarnya mempunyai langkah-langkah dalam metode ilmiah yaitu diantaranya adalah meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi (Wallas dalam Utami Munandar: 2004). 3. Definisi produk
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru (Barron dalam Utami Munandar: 2004).
Menurut Haefele (dalam Utami Munandar:2004) kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
4. Definisi press (dorongan)
Menurut Simpson (dalam Utami Munandar: 2004) merujuk pada aspek dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai "the initiative that one manifest by his power to break away from the usual
Seringkali terjadi overlapping (tumpang tindih) pengertian antara kreativitas, berfikir kreatif, pribadi kreatif, sikap kreatif dan berfikir divergen. Oleh karena itu akan diberikan perbedaan mengenai pengertian tersebut pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Perbedaan Kreativitas, Berfikir Kreatif, Pribadi Kreatif, Sikap
Kreatif, , Berfikir Divergen:
Kreativitas Suharnan (2000) mendefinisikan kreativitas sebagai aktivitas kognitif
atau proses berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru
dan berguna.
Berpikir Kreatif Torrance (dalam Suharnan, 2000) berpikir kreatif adalah proses
merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan
tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau
hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasil-hasilnya.
Pribadi Kreatif Treffinger (Utami Munandar: 1999) mengatakan bahwa pribadi yang
kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif
serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih
dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul
dan implikasinya
Sikap Kreatif Schaefer (dalaM Mahdalisa, 1988) mendefinisikan sikap sebagai
sesuatu yang dipelajari, predisposisi dari reaksi emosi yang konstan,
perasaan suka atau tidak suka, terhadap orang atau objek atau
ide-ide.
Berpikir lstilah berpikir divergen pertama kali diajukan oleh Guilford ( dalam
Divergen Suharnan, 2005). Berfikir divergen adalah proses berpikir yang
[image:34.524.35.443.160.564.2]Berdasarkan pada tabel 2.1 tersebut, maka yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kreativitas. Kreativitas (creativity) adalah salah satu
kemampuan intelektual manusia yang sangat penting, dan oleh ahli psikologi kognitif dimasukkan ke dalam kemampuan rnemecahkan masalah. Kreativitas sering disebut berpikir kreatif, dan kedua istilah ini akan digunakan secara bergantian di dalam penulisan ini.
2.1.2 Kreativitas sebagai Proses Kognitif
Oleh karena banyak aspek psikologis yang bisa dikaji dari kreativitas,
penelitian ini dibatasi pada aspek kemampuan kognitif yang relevan dengan kreativitas.
Tahap-Tahap Kreativitas
Wallas (dalam Utami Munandar:1999), yang menyatakan bahwa proses kreatif melalui 4 tahap, yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sabagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. 2) Tahap lnkubasi
mengaitkan berbagai gagasan, menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. Karya kreatif pada tahap ini tergantung pada kontrol mental. 3) Tahap Pencerahan
Tahap ini adalah saat inspirasi ketika sebuah gagasan baru muncul dalam pikiran, untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi.
4) Tahap Pelaksanaan I Pembuktian
Tahap ini adalah titik tolak seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan tersebut bisa diterapkan.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut Utami Munandar (1999) terdiri atas aspek kognitif dan aspek kepribadian.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif terutama kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan (inteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan.
2. Aspek Kepribadian
dorongan ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, sifat asertif, dan keberanian mengambil resiko.
Di samping aspek kognitif dan kepribadian yang mempengaruhi kreativitas, faktor yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya kreativitas adalah lingkungan (lingkungan sekolah, rumah tangga, maupun dalam masyarakat). Faktor lingkungan yang terpenting adalah lingkungan yang memberi rasa aman dan dukungan atas kebebasan individu. Perasaan aman tersebut memberikan kebebasan dan dorongan untuk me!akukan kreativitas. Jadi esensi suasana lingkungan yang membantu kreativitas ialah suasana yang tidak mengikat atau membatasi kebebasan (otokratis). Tentu kebebasan yang tepat adalah kebebasan yang oleh Amabile (1983) disebut sebagai non-konformitas yang terbatas (a limited non-conformist), yaitu kebebasan yang tetap mengacu pada norma yang berlaku, tetapi tersedia kesempatan dan hak mandiri dan independent, dan tetap saling menghargai sehinggga
memungkinkan rasa aman yang dinamis yang akan memberikan rangsangan dan kesempatan kreativitas.
2.1.4 Ciri-Ciri Kreativitas
peristiwa, dan situasi yang ada di lingkungan. Melalui aktivitas-aktivitas ini seseorang sangat mungkin menemukan dan menghasilkan hal-hal yang baru, misalnya gagasan, teori, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan cara-cara baru yang berguna bagi pemecahan masalah, penyelesaian tugas, atau perbaikan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Ayan (dalam Suharnan 2001) mengajukan empat kualitas pribadi seseorang yang disebut sebagai karakteristik
kepribadian yang sangat potensial untuf; upaya-upaya mencari, menemukan, dan menghasilkan gagasan baru serta karya-karya baru atau orisinal di dalam berbagai bidang kehidupan. Empat karakteristik kepribadian berikut meliputi: curiousity, opennes to experiences, risk tolerance, energy (C.O.R.E)
1. Curiousity (rasa ingin tahu)
Dorongan ingin tahu akan menggerakkan seseorang untuk menemukan seseuatu, bereksperimensi atau menguji coba,
menyelidiki hal-hal yang belum diketahui serta dimengerti, mencari cara-cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.
2. Opennes to experiences (keterbukaan terhadap pengalaman)
fleksibilitas dan keterbukaan ini, seseorang akan dapat memperkaya pengetahuan yang telah ada di dalam struktur kognitifnya, sehingga ia berpeluang besar untuk dapat memunculkan gagasan-gagasan yang luar biasa.
3. Risk tolerance (toleransi terhadap risiko) .
Toleransi terhadap risiko merupakan kesanggupan atau kesediaan seseorang untuk mengambil risiko terhadap apa saja yang hendak diusahakan atau dihasilkan. Risiko dapat meliputi pengorbanan uang, waktu, pikiran, tenaga, menghadapi kegagalan, kesulitan, dan bahkan bahkan cedera fisik serta kehilangan nyawa.
4. Energy (energi)
Pada umumnya orang-orang kreatif memiliki energi yang Juar biasa, khususnya energi fisik. Di sepanjang hidup mereka seolah-olah tidak pernah lelah atau berhenti mencari gagasan, berkarya atau
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi lingkungannya.
2.1.5 Peran Kreativitas
Kreativitas sangat berperan dalam kehidupan, karena tanpa berkreasi hidup manusia tidak akan bermakna. Kreativitas sangat berperan dalam memaknai hidup karena:
merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow: 1967 dalam Utami Munandar 2004 ).
2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang
mendapat perhatian dalam penaidikan (Guilford:1967 dalam Utami Munandar 2004)
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan terhadap individu. Kepuasan ini sangat berperan bahkan lebih ciari keuntungan material semata-mata (Biondi:1972 dalam Utam! lvlunandar 2004)
4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
2.1.6 Asumsi tentang Kreativitas
Ada enam asumsi tentang kreativitas, yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas:
dan yang diperlukan adalah bagaimanakah mengembangkan kreativitas terse but.
Kedua: kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan (creative ideas). Prociuk kreatif merupakan' kriteria puncak' untuk menilai tinggi-rendahnya kreativitas seseorang.
Ketiga: aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengar. lingkungan (eksternal).
Keempat: dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas.
Kelima: kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh, dan merupakan pengembangan dari hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Jadi kieativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi -kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
seseorang, yaitu : motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.
2.2
Self-Efficacy
Untuk memudahkan pembaca dalam mernahami self-efficacy, sebelumnya penulis akan menguraikan terlebih dahu1u tentang hal-hal yang berhubungan dengan self-efficacy.
2.2.1 Pengertian
Self-Efficacy
Bandura (dalam Howard S.F dan Miriam \N.S, 2006), Self-efficacy adalah ekspetasi/keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu. Self-efficacy yang positif adalah keyakinan untuk mampu melakukan perilaku yang dimaksud. Tanpa self-efficacy (l<eyakir.an tertentu yang sangat situasional), orang bahkan enggan mencoba melakukan suatu perilaku. Menurut Bandura (1986), self-efficacy menentukan apakah kita menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa kita dapat bertahan saat menghadapi kesulitan tugas atau
Menurut Bandura (1986), self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuannya untuk melaksanakan sesuatu dalam situasi tertentu dengan
berhasil. Hal ini dapat mengakibatkan bagaimana individu merasa, berpikir
dan bertingkah laku mengenai keputusan-keputusan yang akan dipilih,
usaha-usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan, dan
memiliki rasa bahwa individu mampu untuk mengendalikan lingkungannya.
Bandura mendefinisikan Self-Efficacy sebagai perkiraan seseorang tentang
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Self-efficacy tidak
ada kaitannya dengan kecakapan yang dimiliki, melainkan berhubungan
dengan perkiraan-perkiraan tentang apa yang dapat dilakukan dengan
kecakapan yang dimilki, seberapapun besarnya kecakapan tersebut.
Se/f-efficacymelibatkan suatu proses besar yang di dalamnya terdapat kecakapan
kognitif, kecakapan sosial dan kecakapan berperilaku yang diolah sehingga
menghasilkan serangkaian untuk memenuhi berbagai tujuan.
Bandura(1997) mengemukakan bahwa self-efficacy dapat menentukan
perilaku penyelesaian, kerasnya usaha yang dilakukan individu untuk
mengatasi persoalan atau penyelesaian tugas dan lamanya individu dalam
mempertahankan perilakunya jika hambata:i-hambatan ditemui. Bandura juga
berdasarkan keyakinan--keyakinan akan kemampuannya. Keyakinan tersebut membantu inividu menentukan sesuatu yang akan dilakukannya dengan pengetahuan dan keterampi!an yang dimiliki.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai hasil tertentu yang dilihat dari tingkat kesulitan tugas,
kemantapan, keyakinan dan luas bidang perilaku. Definisi ini yang digunakan dalam penelitian.
2.2.2 Perkembangan
Self-Efficacy
Menurut Bandura (1986) awal perkembangan dari self-efficacy berasal dari interaksi seorang anak dengan lingkungannya, yaitu dengan melihat
perilakunya dari pengalaman orang lain. Dengan pengamatan yang berulang-ulang bahwa suatu kejadian dalam lingkungan terjadi bersamaan dengan perilaku tertentu dan tidak terjadi tanpa perilaku-perilaku tersebut membuat individu menjadi lebih menaruh perhatian terhadap tindakan yang
Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2004) bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung kepada hubungan antara lingkungan dengan kondisi kognitif
2.2.3 Dimensi
Self-Efficacy
Self-efficacy yang dimiliki akan bervariasi untuk masing-masing individu berdasarkan beberapa dimensi yang dimilikinya, hal ini berimplikasi penting pada performansi atau kinerja individu. Menurut Bandura (1986: 396-397), self-efficacy bervariasi dalam tiga dimensi yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat kesulitan tugas
Dimensi ini berhubungan dengan taraf kesulitan tugas. Dimensi ini mengacu pada taraf kesulitan tugas yang diyai<ini individu yang akan mampu
b. Kemantapan keyakinan
Dimensi ini berkaitan dengan kekuatan penilaian tentang kecakapan individu. Dimensi ini mengacu pada derajat kemampuan individu terhadap keyakir.an atau harapan yang dibuatnya. Self-efficacy yang lemah akan dengan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung.
Sedangkan orang dengan self-efficacy tinggi akan berusaha dengan gigih dalam mengatasi kesulitan meskipun kesulilan itu semakin meningkat.
Kemampuan ini akan menentukan ketahanan dan keuletan dalam usahanya.
c. Luas bidang perilaku
Dimensi ini berhubungan dengan luas bidang perilaku. Self-efficacy seseorang tidak terbatas hanya situasi spesifik saja. Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang self-efficacy hanya pada bidang-bidang tertentu atau pada beberapa aktivitas atau situasi sekaligus. Self-efficacy dipandang mampu mencakup situasi-situasi lain sehingga menciptakan suatu penilaian self-efficacy secara um um.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Self-Efficacy
1. Sifat dari tugas yang dihadapi individu
Meliputi jenis tugas dan tingkat kesulitan dari tugas yang dihadapi, semakin sedikit jenis tugas yang dapat dikerjakan dengan tingkat kesulitan yang rendah kemampuannya maka akan menurunkan Self-efficacynya. Namun apabila seseorang tersebut mampu
menyelesaikan berbagai macam tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda maka individu akan menilai dirinya mempunyai kemampuan sehingga akan meningkatkan Self-efficacy.
2. Pengalaman orang lain
Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan dirinya dalam mengerjakan tugas tertentu akan meningkatkan keyakinan dalam mengerjakan tugas tersebut. Jadi Self efficacy akan melalui observasi terhadap orang lain dan mungkin akan meniru perilaku orang tersebut serta membandingkannya dengan dirinya (Bandura, 1986: Schunk 1989, individu akan meniru cara belajarnya, mengatur waktunya dan kemungkinan menjadi teman dekat.
3. lnformasi tentang kemampuan diri
lnformasi tentang keberhasilan dirinya yang disampaikan orang lain bahwa ia memiliki kemampuan yang tinggi akan menambah keyakinan
dengan sebaik-baiknya. Namun apabila seseorang mendapat informasi bahwa kemampuannya rendah akan menurunkan Self efficacynya, misalnya komentar dari teman atau dosen.
4. Pengalaman diri sendiri
Jika individu berhasil dalam menghadapi tugas maka hal tersebut akan menjadi nilai yang positif untt.:k dirinya dan akan mengulang cara yang sama dalam mengdapi tugas tersebut sehingga akan meningkatkan Self efficacynya, sebaliknya jika individu gaga! dalam mengerjkan tugas kemungkinan ia akan menilai dirinya negatif sehingga dapat menurunkan Self-efficacynya.
2.2.5 Sumber lnformasi
Self-Efficacy
Dalam Bandura (1986) self-efficacy dapat ditumbuhkan dan dipelajari berdasarkan empat sumber informasi:
2. Observasi pengalaman orang lain (Vicarious experience), dengan mengamati orang lain mampu melakukan aktivitas dalam situasi yang menekan dapat menumbuhkan pengharapan bagi pengamat. Timbul keyakinan bahwa nantinya ia juga akan berhasil jika berusaha secara intensif dan tekun. Mereka mensugesti diri bahwa jika orang lain dapat melakukan, mereka juga dapat berhasil setidaknya dengan sediki! perbaikan dalam perbuatan.
3. Persuasi verbal (Verbal persuasion). Orang diarahkan, melalui sugesti dan bujukan, untuk percaya bahwa mereka dapat mengatasi masalah-masalah di masa datang. Harapan efficacy yang tumbuh melalui cara ini lemah dan tidak bertahan lama. Dalam kondisi yang menekan serta kegagalan terus menerus, pengharapan apapun berasal dari sugesti ini akan cepat lenyap jika mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan.
4. Keadaan fisik (Physiological state)
kelelahan, lemah, sakit di bagian tubuh tertentu dan hal ini merupakan indikasi dari ketidakmampuan secara fisik (physical inefficacy).
2.2.6 Fungsi
Self-Efficacy
Dalam Bandura (1986) self-efficacy berfungsi dan berpengaruh pada individu dal.am berbagai hal yaitu:
a. Pemilihan tugas
Dalam dunia pekerjaan seseorang harus mengambil keputusan mengenai kegiatan atau pekerjaan yang dililihnya, waktu yang digunakan dan beberapa lama kegiatan tersebut harus dilakukan. Keputusan melibatkan pilihan
tindakan adalah bagian dari ketentuan penilaian efficacy pribadi. Orang cenderung menghindari tugas dan situasi yang mereka yakini berada di luar kemampuan mereka tetapi mereka mampu untuk mengatasinya.
b. Pengerahan usaha dan ketekunan
akan berusaha keras dan bila menemui kesulitan mengurangi usahanya dan menyerah menghadapi tantangan karena merasa dirinya tidak mampu.
c. Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional
Penilaian seseorang terhadap kemampuan dirinya mempengaruhi pola berpikir dan reaksi emosional sewaktu mengantisipasi dan melakukan transaksi dengan lingkungan. Mereka yang menilai tidak mampu
mengahadapi tuntutan lingkungan akan lebih memikirkan kekurangan dirinya dan menilai potensi kognisinya leb1h baik dari keadaan sebenarnya. Orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan memutuskan perhatian dan usahanya terhadap tuntutan dan situasi serta merasa terpacu oleh lingkungan untuk melakukan usaha yang lebih besar
Profil Global TV
jangkauan siar ke lebih dari 18 kota di Indonesia dan berhasil menambah
warna baru dalam dunia entertainment dengan kombinasi program-program
seru dari lokal dan luar negeri.
Februari 2006, Global TV menandatangani perjanjian kerja sama dengan
MTV Networks untuk membawa program-program Nickelodeon ke layar kaca.
Perubahan ini sekaligus menandakan perubahan konsep Global TV yang
akan melayani kebutuhan hiburan untuk pemirsa berjiwa muda juga keluarga
dinamis dari segala segmentasi di Indonesia. Untuk menghibur pemirsa yang
berjiwa muda, Global TV menyuguhkan program-program seru dari MTV.
Untuk pemirsa cilik, Global TV menyajikan rangkaian program mendidik yang
berhasil memenangkan berbagai penghargaan, persembahan dari
Nickelodeon seperti: Dora the Explorer, Sponge Bob, Jimmy Neutron, Go
Diego Go.
Global TV juga menayangkan program-program berita aktual dan terkini.
Program F1, A 1 Racing, dan SuperBike diantarkan secara langsung ke layar kaca untuk para pecinta olahraga. Berbagai program mingguan menarik
mulai dari film box office, sajian musik, fashion, game shows, juga gosip selebriti akan bergantian hadir menghibur. Agar bisa selalu menyapa pemirsa
siarannya. Dengan 18 pemancar, kini siaran Global TV dapat ditangkap oleh sekitar 110 juta pemirsa di 142 kota setiap harinya.
Subjek penelitian ini adalah pada Karyawan Global TV. Karyawan adalah seseorang yang dapat mencerminkan kualitas usaha yang diberikan
seseorang dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa yang disumbangkan dalam proses produksi (Faisal: 2005) Pengertian ini ditinjau dari aspek kualitas. Selain itu karyawan adalah seorang yang mampu bekerja dan berkarya dalam memberikan sumbangan pada proses produksi. Karyawan adalah pekerja tetap yang bekerja di bawah perintah orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan (Hasibuan, 2000: 145).
2.3
Kerangka Berpikir
Dalam lingkungan yang semakin kompleks, dimana terjadi berbagai
perubahan dan keterkaitan yang semakin besar antara berbagai komponen lingkungan, sering menimbulkan masalah baru. Untuk menghadapi berbagai masalah/ tantangan dan sekaligus menangkap peluang di masa depan, kita membutuhkan kreativitas.
individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Mendorong kreativitas dalam dunia kerja menuntut iklim yang permissif terhadap
existensi individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, disamping tetap memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitment sebagai norma yang berlaku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang, menurut Munandar terdiri dari aspek kognitif dan aspek kepribadian (yang saling berinteraksi). Aspek kognitif terutama kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan
(intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kepribadian yang mempengaruhi kreativitas antara lain meliputi dorongan ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, sifat asertif, dan keberanian mengambil resiko.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah kepercayaan diri, yang merupakan aspek dari kepribadian yang dimiliki seseorang. Aspek-aspek yang ada dalam kepercayaan diri salah satunya adalah self-efficacy, sejauh mana seseorang punya keyakinan atas kapasitas yang ia miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang baik.
merasa terdorong hatinya untuk mencontoh perilaku orang lain yang dijadikan tolak ukur keberhasilan dirinya dimasa yang akan datang, terutama dalam mengerjakan pekerjaan yang lebih berat rintangannya daripada sebelumnya. Misalkan seorang karyawan memperhatikan kawannya yang memberikan gagasan yang genius mengenai administrasi yang efektif. lni berarti karyawan itu meyakinkan bahwa dirinya dengan memberikan gagasan yang genius seperti yang dilakukan rekannya tersebut, contoh ini sesuai dengan teori Bandura (1986), yang menyatakan individu harus mempunyai keyakinan bahwa ia dapat melakukan suatu pekerjaan dan yakin bahwa usaha yang dilakukan apapun hasilnya tidak sia-sia.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dikemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara sebagai berikut :
H
1:
Terdapat hubungan yang signifikan antara Self-efficacy dengan kreativitas pada karyawan Stasiun Global TV.H
2:
Ada sumbangan yang signifikan self-efficacy terhadap kreativitas.H 01: Tidak ada hubungan antara self-efficacy dengan kreativitas pada
karyawan Stasiun Global TV.
BAB3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi jenis penelitian, pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, hasil uji coba ala! ukur penelitian, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
3.1
Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melihat hubungan antara variabel. Penelitian yang dirancang untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Ronny Kountour, 2005). Pengukuran dalam korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
fokus pada pengujian hubungan dua variable maka metode yang digunakan adalah metode deskripsi korelasional.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah skala model Likert. Untuk pengumpulan data ini penulis menyusun skala, yaitu
sehimpunan angka yang disusun dengan cara tertentu sehingga symbol atau angka dengan aturan tertentu dapat diberikan kepada individu atau perilaku individu yang terhadapnya skala itu dikenakan, sedangkan pemberian symbol atau angka tadi mengikuti petunjuk tentang individu terhadap apapun yang hendak diukur dengan skala tertentu (dalam Azwar, 2000).
3.1.2 Definisi variabel dan definisi operasional variabel
A. Definisi variabel
• Variabel bebas adalah variabel yang digunakan untuk meramal atau dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah self-efficacy.
• Variabel terikat adalah variabel yang diramalkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat
B. Definisi operasional variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan alas suatu variabel dalam bentuk yang akan diukur (Ronny Kountour, 2005). Oefinisi operasional ini memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk mengukur variabeJ-variabel yang akan diteliti.
Adapun definisi operasional masing-masing variabel pada penelitian ini adalah:
a. Kreativitas yang dimaksud yaitu poses berpikir untuk menghasilkan gagasan baru, dimana dalam ciri-ciri kreativitas terdapat karakteristik kepribadian seseorang yang memiliki kreativitas yaitu mempunyai rasa ingin tahu, terbuka terhadap pengalaman, toleransi terhadap risiko, dan penuh energi. Variabel ini akan diukur dengan skala kreativitas.
b. Self-efficacy yang dimaksud mencakup keyakinan individu atas
3.2
Pengarnbilan sarnpel
3.2.1 Populasi dan sarnpel
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu melihat "Hubungan self-efficacy dengan kreativitas pad a karyawan stasiun Global TV", maka populasi adalah keseluruhan karyawan Global TV yang berjumlah 350 orang.
Sarnpel
setuju). Tidak ada R (ragu-ragu) Jawaban tengah tidak disediakan agar subjek tidak merasa dirinya berada diantara jawaban "ya" dan "tidak".
Scoring untuk respon jawaban pada skala adalah seperti terlihat dibawah ini : penyekoran untuk item favorable adalah : SS=4, S=3, TS=2,STS=1
sedangkan untuk item unfavorable ada!ah : SS=1, S=2, TS=3, STS=4
lnstrumen penelitian
A. Skala Kreativitas
Untuk mengukur kreativitas digunakan skala C.O.R.E. dari Ayan ( dalam Suharnan, 2001) sebagai alternatif mengukur kreativitas melalui pendekatan kepribadian. Skala ini merupakan alat yang valid dan reliabel untuk mengukur kreativitas.
lndikator pada skala kreativitas ini adalah : 1. Curiousity (Rasa ingin tahu)
2. Opennes to Experiences (Keterbukaan terhadap pengalaman) 3. Risk Tolerance (Toleransi terhadap resiko)
Tabel 3.1
Blue Print Skala Kreativitas
NO
ASP EK
Favorabel Un favorabel iml1. Rasa ingin 1,6, 12, 13, 19,29,30,43, 10, 11,37,38,65,68,72,79 26 tahu 44,47,52,53,58,61,62,67,
73,78
2. Keterbukaan 7,8,9,14, 15,36 5, 16, 17 ,20,22,23,28,31,32,39 28 ,I terhadap 57,66,74,75,80 46,54,63,64,71
pengalaman 76,77
3. Toleransi 24,25,59,69 3,4,21,27,33 14
terhadap 40,48,49,56,70
risiko
4. Energi 46 2, 18,26,34,35,41,42,45,5051,60 12
Jumlah 35 45 80
Skala kreativitas dapat dilihat pada lamp1ran A
B. Skala Self-Efficacy
Penulis mengukur skala Self-efficacy, dimana indikatornya adalah
(Didefinisikan sebagai suatu penilaian dalam diri individu terhadap atribut-atribut konsep self-efficacy menurut Bandura:
1 . Tingkat kesulitan tugas 2. Kemantapan keyakinan 3. Luas bidang perilaku
[image:62.528.8.471.81.505.2]Tabel 3.2
Blue print self-efficacy
No Aspek favorabel Un favorabel Jml
1. Tingkat kesulitan tugas 12, 15, 26, 4, 37,42,45 11 29,31,34,
36
2. Kemantapan keyakinan 5, 6, 7, 17, .· 2, 3, 11, 13, 14, 27
19,23,24, 16,21,27,32,
28, 38, 46, 35, 40, 43, 44,
52,57,58 53
3. Luas bidang perilaku 1, 9, 10, 18, 8,20,22,25, 22 30, 33, 39, 47, 48, 50, 51,
41,49,56 54,55,59,60
Total 33 27 60
Skala Self-efficacy dapat d11ihat pad a lamp1ran A.
3.3.2 Teknik Uji Alat Ukur
Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan uji coba (try out) alat tes. Adapun uji coba (try out) ini dilakukan dengan teknik simple random sampling, yaitu cara pemilihan sampel, dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi.
Uji coba ala! ukur dilakukan dengan maksud untuk :
[image:63.528.35.450.73.478.2]2.Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor tota. Dan item yang valid akan digunakan pad a penelitian sebenarnya. 3. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen.
1. Pengujian Validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan pengujian validitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ronny kountour, 2005). Suatu alat ukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk menghitung korelasi antar variabel digunakan rumus koefisien korelasi pearson product moment dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 11.5.
Pada penelitian ini untuk melakukan uji validitas, digunakan rumus Product Moment Pearson (David Magnusson, 1966) yaitu:
1 xy
=
koefisien korelasi variabel x dengan variabel y Ixy
=
jumlah hasil perkalian skor x dan &kor yIX= jumlah nilai dari tiap butir
I
Y=
jumlah nilai konstan yang diperoleh individu n=
jumlah subjek penelitian2. Pengujian Reliabilitas
Dalam uji alat tes dilakukan uji reliabiiitas. Reliabitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000: 83). Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk melihat seberapa jauh alat ukur yang digunakan dalam penelitian memberikan hasil pengukuran yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap hal yang sama.
Pada penelitian ini, untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach (Bahrul Hayat, 1999), yaitu:
a=
_B_
[.l_kill2J
R-1 crx2 Keterangan :
R
=
Jumlah butir soal tesa i2 = Varian butir soal i
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti melakukan uji alat ukur dengan 140 item dari dua skala, yaitu 60 item pada skala self-efficacy dan 80 item pada skalakreativitas. Uji alat ukur diberikan pada 30 subjek subjek.
3.4.1. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Self-efficacy
·
Untuk menganalisis validitas butir item self-efficacy dengan menggunakan penghitungan SPSS 11.5 dengan memasukkan skor tiap butir item. Butir item dinyatakan valid jika memiliki validitas > 0,3 (Azwar, 2000).
Hasil penghitungan uji coba dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan 22 item valid dari 60 item skala self-efficacy yang
diujicobakan. Item yang dinyatakan valid ini karena memiliki nilai r hitung > 0.300. Reliabilitas pada skala self-efficacy dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Setelah dihitung, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,6324. Hal ini menunjukkan bahwa ala! ukur skala self-efficacy yang ada memiliki reliabilitas yang sangat baik sehingga
Tabel 3.3
Blue print self-efficacy
No Aspek favorabel Un favorabel Jml
1. Tingkat kesulitan tugas 12, 15*, 26*, 4, 37*, 42*, 45* 11 29, 31*, 34,
36*
2. Kemantapan keyaki:ian 5*, 6, 7, 17, 2*,3,11,13*, 27 19, 23*, 24*, 14*, 16*, 21*,
28*, 38*, 46*, 27, 32, 35, 40, 52*, 57*,58 43*, 44*, 53
3. Luas bidang perilaku 1*, 9*, 10*, 8*, 20, 22*, 25*, 22 18*, 30, 33*, 47*, 48, 50,
39*, 41, 49, 51*, 54*, 55, 56* 59*, 60*
Total 33 27 60
..
* item yang gugur pada UJI coba
3.4.2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Kreativitas
Untuk menganalisis validitas butir item kreativitas dengan menggunakan penghitungan SPSS 11.5 dengan memasukkan skor tiap butir item. Butir item dinyatakan valid jika memiliki validitas > 0,3 (Azwar, 2000).
Hasil penghitungan uji coba dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan 29 item valid dari 80 item skala kreativitas yang
[image:67.525.32.448.68.491.2]Reliabilitas pada skala kreativitas dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Setelah dihitung, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.7449. Hal ini men:.mjukkan bahwa alat ukur skala kreativitas memiliki reliabilitas yang sangat baik sehingga memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4
Blue Print Skala Kreativitas
NO
ASPEK
Favorabel Un favorabel iml1. Rasa ingin tahu 1* 6 12 13* 19* 29* I I I I I 1O*,11 *,37*,38* 26
30*,43*,44*,47 ,52*, 65,68* ,72,79* 53*,58*,61*,62,67*,
73*,78*
2. Keterbukaan terhadap 7*,8,9*, 14*, 1 *5,36* 5*,16,17,20,22* 28 pengalaman 57*,66*,74*,75*,80 23*,28,31,32,39
46,54*,63,64*,71* 76*,77
3. Toleransi terhadap 24* 25* 59* 69*
' ' ' 3*,4,21*,27,33 14
risiko 40,48,49,56*
70
4. Energi 46* 2, 18*,26*,34,35* 12
41,42*,45*,50 51*,60
Jumlah 35 45 80
[image:68.525.38.465.141.590.2]3.5.
Uji Persyaratan
Uji persyaratan adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, analisis regresi, uji linearitas dan uji korelasi. dengan menggunakan SPSS 11.5. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian berdistribus normal atau tidak. Untuk mengetahui kapasitas sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistik yang pertama kali harus dilakukan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Data yang terdistribusi normal maka perhitungan datanya menggunakan metode statistik parametrik. Sebaliknya data yang tidak terdistribusi secara normal perhitungan datanya menggunakan metode statistik non parametrik. Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel yang akan diukur dapat dianalisis dengan model regresi
3.6
Teknik Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian merupakan suatu langkah penting dan mutlak dilaksanakan agar data yang diperoleh memiliki arti, sehingga
data-data yang digunakan adalah analisa statistik sebagai cara untuk mengetahui hubungan antara variabel independent (variabel bebas atau variabel x) yaitu self-efficacy dengan variabel dependent (variabel terikat atau variabel y) yaitu kreativitas.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah statistika parametrik dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson, teknik ini digunakan untuk mengukur bagaimana suatu variabel saling berhubungan dengan variable lain, (SPSS13, 2004) besarnya suatu hubungan (korelasi) ditunjukkan dengan koefisien korelasi, sedangkan tanda pada koefisien korelasi menunjukkar. arah hubungan, jika tanda
koefisien korelasi postitif maka hubungannya searah dan jika koefisien korelasinya negatif maka hubungannya berlawanan arah.
[image:70.527.46.451.123.484.2]Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan system komputerisasi SPSS 11.5 yang hasilnya akan diinterpretasikan dan dikorelasikan dengan table koefisien korelasi. Jika r hitung lebih besar dari pada r tabel maka
3.7
Prosedur Penelitian
Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti merencanakan langkah-langkah prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta keberhasilan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan:
• Penelusuran pentingnya penelitian ini dilakukan, merumuskan masalah, menentukan variabel, melakukan studi pustaka untuk memperoleh gambaran dari landasan teori yang tepat dan sesuai dengan variabel penelitian.
• Persiapan dan penyusunan alat ukur yang dianggap sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian, yaitu skala Self-efficacy dan Kreativitas.
• Permohonan izin pada pihak terkait di tempat lokasi penelitian
2. Tahap Pengambilan Data :
• Tahap pengujian alat ukur, Setelah instrumen penelitian dibuat berupa suatu skala, penulis melakukan uji coba. Uji coba dilakukan dengan menyebarkan angket skala Self-efficacy dan Kreativitas pada tanggal 24 - 26 Juni 2009 di majalah BAZAAR
rnelakukan uji validitas dan realibilitas alat ukur.
• Tahapan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 - 14 Juli 2009 pada karyawan PT. Global lnforrnasi Berrnutu (Global TV). Perieliti rnenyebarkan angket kepada 60 orang responden yang telah diizinkan oleh pihak perusahaan.
3. Tahap Pengolahan Data :
• Mengolah data, diwakili dengan pengeditan data yang rnasuk. Skoring tiap hasil skala. Menghitung serta rnernbuat tabulasi data yang diperoleh, sarnpai rnenganalisis data dengan statistik untuk rnenguji validitas dan reabilitas. Analisis data
rnenggunakan SPSS versi 11.5.
4. Tahap Pembahasan :
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
Bab ini terdiri dari garnbaran urnurn subjek, hasil uji validitas skala self-efficacy dan skala kreativitas serta hasil uji validitas dan reliabilitas self-efficacy dan kreativitas. Uji persyaratan yang terdiri dari uji norrnalitas, uji horngonetas, Linearitas, Uji regresi dan uji hipotesis penelitian.
4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Tabel 4.1
DATA SUBJEK
NO DATASUBJEK JUMLAH PRESENT ASE
1.
JENIS KELAMINLaki-laki 44 73, 3%
Perempuan 16 26, 7%
2.
STATUS PERNIKAHANSudah menikah 21 35 %
Belum menikah 35 65%
3.
PENDIDIKAN TERAKHIRSMA/sederajat 1 1 ,7 %
Diploma 13 21,7 %
81 42 70,0%