PENGARUH FLEKSIBILITAS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN PELAYANAN PUBLIK TERHADAP IMPLEMENTASI APLIKASI E-SPT
(Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung)
Mira Kartika
Universitas Komputer Indonesia
The lack of help information technology (IT) (Bambang Drodjonegoro, 2014). Infrastructure problems, IT requirements hampered (Bambang Drodjonegoro, 2014). The cause of the low tax ratio in Indonesia is a range of tax services office (KPP) and the taxman (account repsentative) is very small (Fuad Rachmany, 2014). Taxpayers who already use e - SPT should use e - SPT in the later period.
The aim of research was conducted to analyze the results of the influence of the flexibility of information technology infrastructure and public services on the implementation of e-SPT. Sampling was done by 49 employees KPP Madya Bandung. Data collected through questionnaires. Data were analyzed using SEM analysis tool with the PLS approach, calculators using SEM-PLS 2.0 program.
The results from this research, the influence of flexibility to information technology infrastructure of implementation e-SPT has effect in the amount of 20.7%. While the influence of public services to the implementation of e-SPT application has effect in amount of 38.5%. This research was indicated that flexibility of the IT infrastructure significantly effect with the implementation of E-SPT application and public service has significant effect with the implementation of E-SPT application.
Keyword : flexibility of information technology infrastructure, public services, e-SPT.
I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Pajak dianggap sebagai sumber dana yang paling potensial bagi pembiayaan Negara namun dalam realisasinya pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh Negara, hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan kepercayaan masyarakat kepada administrasi pengelolaan pajak (Banyu Ageng,2011).
Reformasi administrasi perpajakan dilakukan oleh DJP sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan perpajakan terhadap Wajib Pajak (WP), salah satunya dikembangkannya pelaporan pajak terutang dengan menggunakan elektronik SPT (e-SPT) (Ita Salsalina Lingga, 2013).
Wajib Pajak telah melaporkan SPT menggunakan e-SPT, WP wajib menggunakan aplikasi
e-SPT yang disediakan oleh DJP dan harus menggunakan e-SPT tersebut untuk masa-masa selanjutnya (Rizmy Otlani Novastria,2014).
Teknologi informasi dapat menjadi unsur utama untuk memenuhi tantangan tantangan lingkungan perusahaan yang cepat berubah, dan bahkan di era globalisasi penggunaan teknologi informasi dapat menciptakan keunggulan yang strategis (O'Brien, 1996)
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah yang dapat mempermudah (Nita Rysaka, 2014). Sistem elektronik juga diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk pewajib pajak dalam melakukan pelaksanaan perpajakan (Nita Rysaka, 2014). Sistem elektronik perpajakan ini terdiri dari e-Registration, e-SPT, e-Filing dan e-Billing (Nita Rysaka, 2014). Dengan adanya sistem elektronik pelayanan perpajakan diharapkan wajib pajak dapat menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri (Nita Rysaka, 2014).
Isu lainnya penyebab rasio pajak yang rendah di Indonesia adalah jangkauan kantor pelayanan pajak (KPP) dan petugas pajak (account repsentative) yang sangat kecil (Fuad Rachmany, 2014).
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dibutuh infrastruktur IT lebih besar dan lebih tajam dalam menjangkau wajib pajak.
2. Hambatan yang paling besar bagi pengembangan IT di Indonesia adalah masalah pengadaan.
3. Jangkauan kantor pelayanan pajak (KPP) dan petugas pajak (account representative) yang sangat kecil.
4. Wajib Pajak yang telah melaporkan SPT menggunakan e-SPT, wajib menggunakan aplikasi
e-SPT tersebut untuk masa-masa selanjutnya.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi terhadap implementasi aplikasi E-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.
2. Seberapa besar pengaruh Pelayanan publik terhadap implementasi aplikasi E-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan hasil kajian seberapa besar pengaruh Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi terhadap implementasi aplikasi E-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.
2. Untuk mendapatkan hasil kajian seberapa besar pengaruh Pelayanan publik terhadap implementasi aplikasi E-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.
KEGUNAAN PENELITIAN KEGUNAAN PRAKTIS
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan solusi dan untuk membantu
memecahkan masalah tentang Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dan pelayanan publik yang mempengaruhi Implementasi aplikasi e-SPT. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Madya
Bandung hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada implementasi aplikasi E-SPT
KEGUNAAN AKADEMIS
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS FLEKSIBILITAS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
Menurut Byrd & Turner (2000) Fleksibilitas infrastruktur TI adalah sebagai berikut :
“Kesiagaan dan kemampuan Infrastruktur TI untuk dengan mudah menyebarkan atau mendukung Infrastruktur TI yang tersedia dengan berbagai variasi perangkat keras, perangkat lunak, teknologi komunikasi, data, aplikasi penting, ketrampilan, dan kompetensi maupun komitmen berkaitan dengan berbagai komponen teknikal-fisikal maupun komponen personel”.
PELAYANAN PUBLIK
Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/M.PAN/7/2003 yang dikutip Komarudin (2014:9), definisi pelayanan publik adalah sebagai berikut :
“Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara segala pelayanan yang dilaksanakan oleh pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan”.
Sedangkan definisi pelayanan publik menurut Sinambela (2010:5) adalah sebagai berikut : “Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah dengan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
IMPLEMENTASI APLIKASI E-SPT
Menurut Liberti Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT adalah :
“penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:132) pengertian e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media computer. Menurut Fidel (2010:57) e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer.
KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
PELAYANAN PUBLIK (X2)
IMPLEMENTASI APLIKASI E-SPT (Y) FLEKSIBILITAS INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI INFORMASI (X1)
1. M.suyarto 2005:11 2. Turban, rainer, dan
potter 2006
H1: Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi berpengaruh terhadap implementasi aplikasi
E-SPT.
H2: Pelayanan publik berpengaruh terhadap implementasi aplikasi E-SPT.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi, pelayanan publik, dan implementasi aplikasi e-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat sebanyak 95 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel di atas, diketahui pengaruh yang diberikan oleh fleksibilitas infrastruktur TI (X1) terhadap Implementasi aplikasi E-SPT (Y) sebesar 20,7%, sedangkan pelayanan publik (X2) memberikan kontribusi sebesar 38,5%, sehingga total kontribusi pengaruh yang diberikan fleksibilitas infrastruktur TI dan pelayanan publik sebesar 59,2%, sedangkan sisanya sebesar 40,8% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.
Pengaruh Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi terhadap Implementasi Aplikasi e-SPT
Untuk menjawab hipotesis di atas, dapat dilihat nilai t-hitung untuk variabel fleksibilitas infrastruktur TI sebesar 5,462. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh 5,462 lebih besar dari nilai t-tabel 1,9645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan fleksibilitas infrastruktur TI berpengaruh signifikan terhadap implementasi aplikasi E-SPT.
Pengaruh Pelayanan Publik terhadap Implementasi Aplikasi e-SPT
PEMBAHASAN
Pengaruh Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi terhadap Implementasi Aplikasi e-SPT
Berdasarkan informasi pada pengujian hipotesis bahwa dapat dilihat nilai t-hitung untuk variabel fleksibilitas infrastruktur TI yang disajikan pada gambar 4.2 sebesar 5,462. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai hitung yang diperoleh 5,462 lebih besar dari nilai t-tabel 1,645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan fleksibilitas infrastruktur TI berpengaruh signifikan terhadap implementasi aplikasi e-SPT.
Fenomena yang terjadi adalah Minimnya bantuan teknologi informasi (IT), padahal IT sangat mendukung kinerja Dirjen Pajak (Bambang Drodjonegoro,2014). Masalah infrastruktur, keperluan IT terhambat, padahal untuk optimalkan pajak, dibutuh infrastruktur IT lebih besar dan lebih tajam dalam menjangkau wajib pajak (Bambang Drodjonegoro,2014). Selain itu, Dirjen pajak masih memiliki infrastruktur yang terbatas untuk pengembangan infrastruktur IT, hambatan yang paling besar bagi pengembangan IT di Indonesia adalah masalah pengadaan, pemanfaatan IT di internal Ditjen Pajak tidak dapat mengimbangi kecepatan perkembangan kondisi IT yang kian bergerak sangat dinamis, menurutnya, hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa tax rasio Indonesia berkisar 12% saja, jika negara berkembang ingin menjadi maju, hal pertama yang harus di kembangkan adalah IT nya (Iwan Djuardi,2015). Untuk itulah, dirinya mengharapkan peraturan mengenai pengadaan IT perlu diperhatikan dan diperbaiki agar tidak menghambat implementasi aplikasi-aplikasi IT yang ada, sehingga dengan perkembangan IT yang dinamis setidaknya memaksa ditjen pajak untuk terus selalu menyesuaikan diri (Iwan Djuardi,2015).
Hasil penelitian juga didukung oleh landasan teori pada pembahasan sebelumnya yang menyatakan infrastruktur teknologi informasi terdiri dari fasilitas-fasilitas, jasa-jasa, dan manajemen yang mendukung seluruh sumber daya komputerisasi dalam suatu organisasi (M.Suyarto,2005:11).
Pengaruh Pelayanan Publik terhadap Implementasi Aplikasi e-SPT
Berdasarkan informasi pada pengujian hipotesis bahwa dapat dilihat nilai t-hitung untuk variabel fleksibilitas infrastruktur TI yang disajikan pada gambar 4.2 sebesar 7,012. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai hitung yang diperoleh 7,012 lebih besar dari nilai t-tabel 1,645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan pelayanan publik berpengaruh signifikan terhadap implementasi aplikasi e-SPT.
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik menurut UU 25/2009 (Hardiansyah,2011:11).
V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
1) Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi berpengaruh terhadap implementasi aplikasi e-SPT. Artinya dengan infrastruktur teknologi informasi yang fleksibel dapat memperluas berbagai macam aplikasi perpajakan yang sudah diimplementasikan. Terkait masalah yang terjadi di dalam fenomena, minimnya bantuan teknologi informasi (IT), padahal IT sangat mendukung kinerja Dirjen Pajak dan Hambatan yang paling besar bagi pengembangan IT di Indonesia adalah masalah pengadaan. Oleh karenanya untuk memperluas implementasi aplikasi perpajakan maka infrastruktur teknologi informasi harus diperhatikan dan diperbaiki terutama pada Modularity (kemampuan untuk menambahkan infrastruktur teknologi informasi)nya.
2) Pelayanan publik berpengaruh terhadap implementasi aplikasi e-SPT. Artinya dengan pelayanan publik yang baik dapat membantu kelancaran implementasi aplikasi pajak seperti contohnya dalam implementasi e-SPT. Terkait masalah yang terjadi di dalam fenomena, pelayanan publik yaitu penyebab rasio pajak yang rendah di Indonesia adalah jangkauan kantor pelayanan pajak (KPP) dan petugas pajak (account repsentative) yang sangat kecil dan Jumlah KPP lebih sedikit dibanding jumlah kabupaten di seluruh Indonesia sehingga ada dua kabupaten yang dilayani satu KPP, ini menyebabkan petugas pajak kewalahan melayani masyarakat dan dijadikan alasan oleh masyarakat untuk tidak membayar pajak. Oleh karenanya untuk membantu mensosialisasikan pelayanan masyarakat dengan kemudahan menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) melalui elektronik dengan harapan mampu meningkatkan jumlah wajib pajak diperlukan pelayanan publik yang baik berupa penambahan pegawai pajak agar pelayanan terhadap masyarakat dapat terwujud dengan baik karena pelayanan publik dinilai penting dalam memperlancar DJP juga dalam mensosialisasi pelayanan masyarakat dengan kemudahan menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) melalui elektronik atau e-filling dengan harapan mampu meningkatkan jumlah wajib pajak sehingga tidak ada alasan bagi wajib pajak tidak melaporkan pajaknya.
SARAN
Bagi Kegunaan Praktis
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dan pelayanan publikterhadap implementasi aplikasi
e-SPT di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut :
berpengaruh terhadap implementasi aplikasi e-SPT agar implementasi aplikasi IT yang ada dapat dilaksanakan dengan baik dan ditjen pajak bisa selalu menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan IT yang dinamis.
2) Pada pemberian pelayanan publik. Pelayanan publik yang sudah baik dipertahankan sedangkan untuk kekurangannya segera dicari solusi terbaiknya untuk membantu mensosialisasikan pelayanan masyarakat dengan kemudahan menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) melalui elektronik dengan harapan mampu meningkatkan jumlah wajib pajak diperlukan pelayanan publik yang baik berupa penambahan pegawai pajak.
Bagi Kegunaan Akademis
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama, dengan menambahkan indikator yang tidak digunakan dalam penelitian ini agar diperoleh kontribusi pengaruh yang lebih kuat antara pengaruh fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi terhadap implementasi aplikasi e-SPT dan pengaruh pelayanan publik terhadap implementasi aplikasi e-SPT. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang sama yaitu SEM PLS, tetapi dengan unit analisis, populasi, dan sampel yang digunakan berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya baik oleh peneliti maupun peneliti-peneliti terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,Oemi.1995.Dasar-DasarPublicRelations.Bandung:PT.Citra Aditya Bakti. Ahson, A. Syed., Mohammad Ilyas., 2010 , Cloud Computing and Software Service. CRC Press.
Boca Raton. 9. IAnewsletter volume 13 number 2.
Akemi Takeoka Chatfield University of Wollongong, New South Wales, Australia. 2009. Public Service Reform through e-Government: a Case Study of „e-Tax‟ in Japan. Electronic journal of e-government vol.7 issue 2.
Akintoye, I.R, Tashie, G.A. 2013. The Effect of Tax Compliance on Economic Growth and Development in Nigeria, West-Africa. British Journal of Arts and Social Sciences. Vol.11 No.II. ISSN: 2046-9578.
Al Salaimeh, Shafwan. 2007. Information Technologies of The Distributed Application Design. International journal ”Information Technologies and knowledge Vol.1.Hal.332-335. Andreoni, James, B. Erard and Feinstein, J. 1998. Tax Compliance. Journal of Economic
Literature.Vol 36. Issue 2, June 1998. page 818-860.
Angela (2010), Christian Hidayat (2011) Zahra Purnama E. Bekti (2012) di Ita Salsalina Lingga. 2013. Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1 Mei 2013, hal. 50-60, ISSN: 2085-8698
Asep Hermawan. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo
Azmi, Yan. 2009. Pengertian informasi. http://yanazmi.blogspot.com/2009/04/ pengertian-informasi.html. 3/3/2011
Anwaruddin, Awang. (2004). “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Reformasi Birokrasi,” Jurnal Ilmu Administrasi, Vol 1, No. 1.
Arnold, M., Almedia, J. D. Dan Miller, C. (2000). Administering Apache. McGraw-Hill, New York
Bambang Brodjonegoro. 2014. Menkeu beberkan persoalan di ditjen pajak. Di akses di
http://finance.detik.com/ .
Banyu Ageng Wahyu Utomo, 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Management: 1994-95 SIM Delphi Results. MIS Quarterly, 10(2), 225-242.
Chung, Sock H, Rainer Jr., R. Kelly; Lewis, Bruce R. 2003. The impact of information technology infrastructure flexibility on strategic alignment and applications implementation.
Communications of AIS Vol. 11, p191.
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology. Management Information System Quarterly, 21(3).
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.Jakarta: Kencana.
Douglas,E.Turner.2005.Information Technology infrastructure: A Historical Perspective of Fleksibility (Journal Information Technology Management) : Universities Of West Georgia.USA.
Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Ketentuan Umum Perpajakan, http://pajak.go.id
Fidel.2010.Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah-Masalah Perpajakan.Mutiara Kencana:Jakarta.
Fuad Rahmany. 2014. Fuad Rahmany Dua Tahun Mengemis Agar Pegawai Pajak Ditambah. Diakses melalui www.Tribuns.com.
Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip.
Gumelar, Harry Rachmat. 2011. “Analisis Hotspot Berbasis Mikrotik”. Jurnal. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hair, J.F, et al. 1995. Multivariete Data Analysis with Reading 4th Edition. New jersey: Prentice-Hall
Hariyanto, Bambang. 2012. Esensi - Esensi Bahasa Pemrograman Java: Revisi Keempat. Bandung: Informatika
Hardiansyah.2011.Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, indikator dan Implementasi.Gava Media :Yogyakarta.
Herry Susanto. 2012. Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak, diakses tanggal 07 desember 2013 di www.pajak.go.id
Hamed Gheysari, Amran Rasl, Parastoo Roghanian, Hamid Jebur. 2012. The Role of Information Technology Infrastructure Capability (ITIC) in Management. IJFPSS, Vol 2, No.2, pp. 36-40. ISSN : 2231-9484.
Husein Umar. 2002. “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. Cetakan kedua. Gramedia. Pustaka Utama, Jakarta.
Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Iwan Djuardi. 2015. Mengembangkan dan menyempurnakan pelayanan teknologi informasi yang diberikan Dirjen pajak. Di akses di Insidetax edisi 27 januari 2015 .
Ita Salsalina Lingga. 2013. Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1 Mei 2013, hal. 50-60, ISSN: 2085-8698
Jonathan Sarwono, 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Penerbit Andi Yogyakarta.
Komarudin.2014.Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik.GENESINDO:Jakarta.
Liberti Pandiangan. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. PT.Gramedia: Jakarta.
M.suyanto.2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk bisnis.Andi.Yogyakarta.
Manroe, delis. 2009. Reformasi Administrasi perpajakan. http://delis-manroe.blogspot.com
(diakses 3 April 2014).
Mardiasmo.2011.Perpajakan Edisi Revisi.Andi:Yogyakarta.
Mulyadi, (1996), Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.
Mirawati sudjono. 2014. Reformasi Administrasi perpajakan. http://www.bps.go.id/.
Miller,F.(2008).Finding Aid for the Records of the Society For Social Responsibility In science. Napitupulu,Paimin.2007.Pelayanan Publik dan Customer Statisfication.Bandung:Alumni.
O‟Brien, R.D. (1996). Fats and Oils: Formulating and Processing for Applications. New York: Technomic. Hal. 7-30.
Rysaka, Nita.2008.Penerpan Sistem Elektronik Dalam Pelayanan Perpajakan : Studi pada kantor pelayanan pajak pratama Malang (Utara).Malang.
Pandiangan, Liberti.2008.Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan undang-undang Terbaru.PT. Elex Media Komputindo:Jakarta.
Pasolong, Harbani.2008.Kepemimpinan Birokrasi.Bandung:Alfabeta.
Prof.Dr. Lijan Poltak sinambela. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, Dan Implementasi.Bumi Aksara:Jakarta.
Prof.Dr. Lijan Poltak sinambela. 2008. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, Dan Implementasi.Bumi Aksara:Jakarta.
Prof.Dr. Lijan Poltak sinambela. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, Dan Implementasi.Bumi Aksara:Jakarta.
Ratminto. Dan Winarsih, Atik Septi.2010.Manajement Pelayanan.Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR.
Rangkuti, Freddy (2002). Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rizmy Otlani Novastria. 2013. http://www.pajak.go.id/content/article/
Rizmy Otlani Novastria. 2014. Gebrakan Masif e-SPT Masa PPh Pasal 21.
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.Bandung : Remaja Rosdakarya Offiset.
Seesar, Yolivia Astrianiez. 2010. Perbandingan Implementasi Insourcing, Cosourcing, dan OutSourcing Dalam Pengembangan Sistem Informasi. Error! Hyperlink reference not valid.. 4/3/2011
Siti Kurnia Rahayu.2010.PERPAJAKAN INDONESIA : Konsep dan Aspek Formal,Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati.2010.PERPAJAKAN INDONESIA : Teori dan Teknik Perhitungan : Graha Ilmu.
Sri Rahayu & Ita Salsalina Lingga. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No. 2 November 2009:119-138.
Surjadi.2009.Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik.Bandung.PT Rafika ADITAMA. Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : Bumi Aksara
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Information Systems. 1994
Turban, Rainer and potter.2006. Pengantar Teknologi Informasi.Salemba Infotek.Jakarta. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.
Usman, Nurdin.2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
UU 17/2007 tentang RPJPN 2005-2025, Perpres 5/2010 tentang RPJMN 2020-2014, Perpres 29/2010 tentang RKP 2011, Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi (GDRB) 2010-2025 dan Permenpanrb Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB).
Perdana, G. O. (2009). Peran Teknologi Informasi didalam Perusahaan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wahyuni.2008.Eksporasi Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis di BUMN.Yogyakarta.
William, B. K& Sawyer (2010). Using Information Technology ; A Practical Introduction to Company & Communication 9 th edition . McGraw-Hill.
Reksoadmojo, Wahyuni.2014.Implementasi Keselarasan Strategik dan Presepsi Para Pengambil Kebijakan.Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. Vol. 1 No. 1, April 2014.
Yuda Julius Chatama. 2013. The impact of ICT on Taxation: the case of Large Taxpayer Department of Tanzania Revenue Authority. Developing Country Studies Vol.3, No.2, 2013. ISSN 2225-0565.
http://ortax.go.id/
http://Jogjakota.go.id/
Lampiran
Lampiran Lampiran Output SPSS Dan Output PLS
Diagram Jalur
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pajak
2.1.1.1 Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut P.J.A. Adriani dalam Siti Kurnia Rahayu
(2010:22) pengertian pajak adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro S.H (1991) dalam
Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan yang dikutip oleh Siti Kurnia
Rahayu (2010:22 ) menjelaskan bahwa:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan dari
sektor partikulir ke sektor pemerintah berdasarkan undang - undang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal tagen prestasi, yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum”.
2.1.1.2 Surat Pemberitahuan (SPT)
Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Siti Kurnia Rahayu
(2010;171) adalah sebagai berikut:
“Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja
sama antara wajib pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang
2.1.1.3 Pengertian Elektronik Surat Pemberitahuan (e-SPT)
Dalam mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern, pemerintah
menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan
pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat dan akurat.
Menurut Liberti Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT
adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau
dengan menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP
adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital
dan dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang
digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010;132) pengertian e-SPT adalah sebagai
berikut :
“e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara
elektronik atau dengan menggunakan media computer. Yang dapat diaplikasikan adalah laporan :
a. SPT Masa PPh (e-SPT PPh) b. SPT Tahunan PPh, (e-SPT PPh) c. SPT Masa PPN (e-SPTPPN)”.
2.1.1.4 Tujuan diterapkannya e-SPT
Tujuan diterapkannya e-SPT diantaranya adalah:
1. Penerapan sistem administrasi modern perpajakan pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) dapat diukur dan dipantau, mengingat pada sistem tradisional
13
2. Penerapan sistem administrasi modern perpajakan yang meliputi penerapan
e-SPT terhadap efisiensi pengisian SPT menurut wajib pajak dapat ditelaah
dan dikaji untuk pencapaian tujuan bersama.
3. Sebagai informasi dan bahan evaluasi dan penerapan sistem administrasi
modern perpajakan sehingga dapat mendorong digilirkannya reformasi
administrasi perpajakan jangka menengah oleh DJP yang menjadi prioritas
dalam reformasi perpajakan terutama dalam melanjutkan penerapan sistem
administrasi modern perpajakan pada kantor-kantor pajak lainnya di seluruh
Indonesia.
4. Sebagai informasi yang perlu diperhatikan bagi DJP dalam memahami
aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sehingga merupakan
salah satu tujuan dari modernisasi perpajakan melalui penerapan sistem
administrasi modern perpajakan.
5. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat perpajakan di Indonesia.
6. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat baik secara umum
maupun secara khusus sehingga dapat mendorong kepercayaan masyarakat
2.1.1.5 Kelebihan e-SPT
Kelebihan e-SPT diantara lain sebagai berikut :
1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena
lampiran dalam bentuk media CD/flash disk.
2. Data perpajakan terorganisasi dengan baik. Sistem aplikasi e-SPT
mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan
sistematis.
3. Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem komputer.
4. Kemudahan dalam penghitungan dan pembuatan Laporan Pajak.
5. Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir
dengan menggunakan sistem komputer.
6. Menghindari pemborosan penggunaan kertas serta berkurangnya
pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber
daya yang cukup banyak
2.1.2 Teknologi Informasi
2.1.2.1 Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi
dan informasi. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai
peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi
15
dengan istilah tata cara. Menurut Azmi, Yan (2009: 2) informasi adalah data yang
diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam
pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang. Untuk lebih
jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai teknologi
informasi.
Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005: 3) teknologi
informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk
menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala
bentuknya.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Williams dan saywer yang
dikutip oleh Seesar (2010: 6) bahwa teknologi informasi merupakan sebuah
bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu
menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau
menyampaikan informasi.
2.1.2.2 Tujuan dan Fungsi Teknologi informasi
Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena
sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung
kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau
organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan TI pada suatu
organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Adapun yang menjadi
tujuan dari adanya teknologi informasi menurut Sutarman (2009: 17) untuk
memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan
Sedangkan Fungsi Teknologi Informasi menurut Sutarman (2009: 18) ada
enam fungsi, yaitu :
1. Menangkap (Capture) 2. Mengolah (Processing)
Mengkompilasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya menerima input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah/memproses data masukan yang diterima untuk menjadiinformasi. pengolahan/pemrosesan data dapat berupa konversi (pengubahan data kebentuk lain), analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.
a. Data processing, memproses dan mengolah data menjadi suatu informasi.
b. Information processing, suatu aktivitas computer yang
memproses dan mengolah suatu tipe/bentuk dari informasi dan mengubahnya menjadi tipe/bentuk yang lain dari informasi.
c. Multimedia system, suatu system komputer yang dapat
memproses berbagai tipe/bentuk dari informasi secara bersamaan (simultan).
3. Menghasilkan (Generating)
Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna. Misalnya : laporan, tabel, grafik dan sebagainya.
4. Menyimpan (Storage)
Merekam atau menyimpan dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk, tape,
disket, compact disc (CD) dan sebagainya.
5. Mencari kembali (Retrieval)
Menelusuri, mendapatkankembali informasi atau menyalin (copy) data dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas dan sebagainya.
6. Transmisi (Transmission)
Mengirimkan data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan computer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke
17
2.1.2.3 Komponen Teknologi Informasi
Komponen teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk
sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Menurut Seesar (2010: 6)
teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yang terdiri dari :
1. Perangkat keras (hardware)
Merupakan perangkat fisik yang membangun sebuah teknologi informasi. Contohnya : monitor, keyboard, mouse, printer, harddisk, memori, mikroprosesor, CD-ROM, kabel jaringan, antenna telekomunikasi, CPU, dan peralatan I/O.
2. Perangkat lunak (software)
Merupakan program yang dibuat untuk keprluan khusus yang tersusun atas program yang menentukan apa yang harus dilakukan oleh komputer. Perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Perangkat lunak sistem, merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus untuk dapat mengontrol semua perangkat keras, sehingga semua perangkat keras teknologi informasi dapat bekerja dengan kompak sebagai sebuah sistem yang utuh.
b. Perangkat lunak bahasa pemrograman, merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi maupun perangkat lunak sistem.
c. Perangkat lunak aplikasi, merupakan program jadi siap pakai yang dibuat untuk keperluan khusus.
3. Manusia ( brainware )
Merupakan personel-personel yang terlibat langsung dalam pemakaian komputer.
2.1.2.4 Peranan Teknologi Informasi
Peran teknologi informasi bagi suatu perusahaan dapat dilihat dengan
menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry yang dikutip oleh
Perdana (2009: 3), ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di suatu
perusahaan, yaitu:
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai
enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah
knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan
pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehariharinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemuin perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya
2.1.3 Sistem Administrasi Perpajakan Modern
Administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem perpajakan disuatu
negara. Suatu negara dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan
dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena administrasi
perpajakannya mampu dengan efektif melaksanakan sistem perpajakan disuatu
19
Menurut Forest dan Sheffrin dalam Siti Kurnia (2010:140) menyatakan
bahwa :
“Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu kondisi
sistem administrasi perpajakan suatu Negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan , pemeriksaan pajak dan tarif pajak. Selain itu sistem perpajakan yang simplifying sangat penting karena semakin kompleks sistem perpajakan akan memberikan keengganan dan penggerutuan pembayar pajak sehingga berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak”.
Sistem administrasi pajak modern menurut Liberti Pandiangan (2008 )
dalam jurnal Sri Rahayu dan Ita Salsalina (2009) adalah:
1. Maksimalisasi penerimaan pajak;
2. Kualitas pelayanan yang mendukung kepatuhan wajib pajak;
3. Memberikan jaminan kepada publik bahwa Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tingkat integritas dan keadilan yang tinggi,
4. Menjaga rasa keadilan dan persamaan perlakuan dalam proses pemungutan pajak;
5. Pegawai Pajak dianggap sebagai karyawan yang bermotivasi tinggi, kompeten, dan profesional,
6. Peningkatan produktivitas yang berkesinambungan;
7. Wajib Pajak mempunyai alat dan mekanisme untuk mengakses informasi yang diperlukan; dan
8. Optimalisasi pencegahan penggelapan pajak.
Sistem modernisasi administrasi perpajakan menurut Liberti Pandiangan
(2007:7) menyatakan bahwa:
“Sistem modernisasi administrasi perpajakan adalah restruksi organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan penyempurnaan manajemen SDM. Konsep ini disesuiakan dengan iklim, kondisi, dan sumber daya yang ada di
Indonesia”.
Menurut Siti Kurnia (2010:109) menyatakan bahwa :
“Modernisasi Administrasi Pajak merupakan bagian dari reformasi
2.1.4 Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi
2.1.4.1Definisi Infrastruktur Teknologi informasi
Menurut Douglas,E.Tunner (2005) Infrastruktur teknologi informasi
adalah sebagai berikut :
“Infrastruktur teknologi informasi didefinisikan sebagai sumber daya teknologi bersama yang menyediakan flatform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang terperinci. Infrastruktur teknologi informasi meliputi investasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan”.
Sedangkan menurut Menurut Turban, rainer, dan potter (2006)
Infrastruktur teknologi informasi pada sebuah organisasi terdiri dari sebuah
perangkat fisik IT component, IT service, dan IT management yang mendukung
keseluruhan organisasi.
2.1.4.1 Definisi Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi informasi
Menurut Byrd & Turner (2000) Fleksibilitas infrastruktur TI adalah
sebagai berikut :
“Kesiagaan dan kemampuan Infrastruktur TI untuk dengan mudah menyebarkan atau mendukung Infrastruktur TI yang tersedia dengan berbagai variasi perangkat keras, perangkat lunak, teknologi komunikasi, data, aplikasi penting, ketrampilan, dan kompetensi maupun komitmen berkaitan dengan berbagai komponen teknikal-fisikal maupun komponen
personel”.
2.1.4.2Indikator Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi informasi
Indikator fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dalam penelitian
ini menggunakan dasar pemikiran dari Byrd & Turner (2000) adalah sebagai
21
“Menurut Byrd & Turner (2000) Fleksibilitas infrastruktur Teknologi Informasi
memiliki empat komponen, yaitu compatibility, modurality, connectivity, dan
ersonel IT”.
Penjelasan tentang keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Compatibility,
Compatibility adalah kemampuan untuk berbagi informasi dalam bentuk
apapun melalui komponen teknologi. Pada titik terbawah, hanya dapat berbagi
pesan teks dan pada titik tertinggi dapat berbagi dokumen, proses, layanan,
video, gambar, teks, audio dan kombinasi-kombinasinya dan dapat digunakan
pada berbagai system.
2. Connectivity,
Connectivity adalah kemampuan komponen teknologi untuk terhubung
dengan komponen-komponen lain didalam dan diluar lingkungan perusahaan.
3. Modularity,
Modularity adalah kemampuan untuk menambahkan, merubah dan
menghilangkan perangkat lunak, perangkat keras atau komponen data apapun
pada infrastruktur.
4. Personnel IT yang harus senantiasa sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
Dari keempat komponenen tersebut, maka penulis menjadikan
compatibility, modurality, connectivity, dan personel IT sebagai indikator
2.1.5 Definisi Pelayanan Publik
Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/M.PAN/7/2003 yang dikutip
Komarudin (2014:9), definisi pelayanan publik adalah sebagai berikut :
“Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara segala pelayanan yang dilaksanakan oleh pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan”.
Sedangkan definisi pelayanan publik menurut Sinambela (2010:5) adalah sebagai
berikut :
“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh penyelenggara pemerintah dengan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
2.1.5.1Indikator Pelayanan Publik
Pelayanan publik dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran Surjadi
(2009:12) yang menyatakan pelayanan publik yang baik dapat dilihat dengan
memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Kepastian hukum
Dimaksudkan adanya peraturan perundang-undangan yang menjamin
terselenggaranya pelayanan public sesuai dengan kebutuhan dan rasa keadilan
masyarakat.
23
Dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.
3. Partisipatif
Dimaksudkan untuk mendorong peranserta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat.
4. Akuntanbilitas
Dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
5. Kepentingan umum
Dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
6. Profesionalisme
Dimaksudkan bahwa aparat penyelenggaraan pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tugasnya.
7. Kesamaan hak
Dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan public tidak diskriminatif
dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status
ekonomi.
8. Keseimbangan hak dan kewajiban
Dimaksudkan bahwa pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang
Dari beberapa hal tersebut, maka penulis menjadikan kepastian hukum,
keterbukaan, partisipatif, kuntanbilitas, kepentingan umum, profesionalisme,
kesamaan hak, dan keseimbangan hak dan kewajiban sebagai indikator dalam
penelitian ini.
2.1.6 Implementasi Aplikasi E-SPT
2.1.6.1Definisi Implementasi Aplikasi E-SPT
Menurut Liberti Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT
adalah :
“penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:132) pengertian e-SPT adalah
penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan
menggunakan media computer. Menurut Fidel (2010:57) e-SPT adalah
penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan
menggunakan media komputer.
2.1.6.2Indikator Implementasi Aplikasi (E-STP)
Menurut Liberti Pandianga (2008) keunggulan dari implementasi aplikasi
e-spt, yaitu :
25
2. Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem
komputer
3. Data yang disampaikan wajib pajak selalu lengkap, tidak adanya formulir
lampiran yang terlewatkan, karena penomoran formulir yang
pre-numbered dengan menggunakan sistem komputer.
4. Penggunaan kertas lebih efesien karena hanya mencetak SPT induk.
5. Wajib Pajak menyampaikannya secara elektronik.
Dari kelima keunggulan tersebut, maka penulis menetapkan kelimanya
sebagai indikator dalam penelitian ini.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Keterkaitan Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dan
Implementasi aplikasi E-SPT.
M.Suyanto (2005:11) mengemukakan bahwa infrastruktur teknologi
informasi terdiri dari fasilitas-fasilitas, jasa-jasa, dan manajemen yang mendukung
seluruh sumber daya komputerisasi dalam suatu organisasi. Turban, rainer, dan
potter (2006) juga mengemukakan bahwa infrastruktur teknologi informasi pada
sebuah organisasi terdiri dari sebuah perangkat fisik IT component, IT service, dan
IT management yang mendukung keseluruhan organisasi.
Adapun menurut shafwan (2007) mengemukakan bahwa :
connectivity, modularity, and IT personnel yang harus senantiasa sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Keempat komponen tersebut akan memperluas pula berbagai macam aplikasi yang dapat diimplementasikan dalam perusahaan”.
Chung, sock H. (2003) juga mengemukakan bahwa :
“fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi (kompatibilitas, konektivitas, modularitas, dan IT personel) dari strategi penyelarasan TI-bisnis dan sejauh mana berbagai aplikasi dilaksanakan dalam suatu organisasi. Pelaksanaan mengacu pada pengalaman organisasi dengan aplikasi tertentu dan sejauh mana aplikasi diimplementasikan dan digunakan di seluruh organisasi. Temuan dari analisis model struktural memberikan bukti bahwa konektivitas, modularitas, dan personil TI membuat, dampak positif yang signifikan terhadap keselarasan strategis dan bahwa keempat komponen menghasilkan, dampak positif yang signifikan pada implementasi aplikasi”.
Wahyuni (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa :
“Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana perusahaan mewujudkan Keselarasan. Dengan meyakini bahwa fleksibilitas Infrastruktur TI merupakan faktor dominan dalam keberhasilan mewujudkan Keselarasan, maka penelitian akan fokus pada eksplorasi karakteristik fleksibilitas Infrastruktur TI. Dengan dipandu oleh empat proposisi, dilakukan survei yang hasilnya membawa pada indikasi bahwa perusahaan memberikan perhatian dan prioritas pada sejumlah karakteristik fleksibilitas tertentu. Diantara semua karakteristik yang menjadi pokok perhatian, terdapat empat faktor yang paling dominan atau faktor yang potensial terhadap fleksibilitas Infrastruktur TI, yaitu konektivitas, kompatibilitas, modularitas, dan ketrampilan staff”.
Hasil penelitian Wahyuni rekso admojo (2014) menyatakan bahwa :
27
2.2.2 Keterkaitan Pelayanan publik dan Implementasi aplikasi E-SPT
Hardiansyah (2011:11) Mengemukakan bahwa pelayanan publik diartikan
sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan. Menurut UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
menegaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Akademi takeoka (2009) juga mengemukakan bahwa :
“Dampak perubahan dari e-government dengan mengeksplorasi hubungan antara reformasi pelayanan publik melalui kinerja pemerintah e-government dan aktual menggunakan studi kasus "Pajak e-" prakarsa yang diluncurkan pada tahun 2004 oleh Badan Pajak Nasional Jepang. Studi ini menyimpulkan bahwa "e-tax" memiliki dua dampak perubahan besar pada kinerja instansi pemerintah. NTA melalui "e-tax" mengurangi biaya administrasi pajak secara internal dan mengurangi biaya kepatuhan hukum pajak dengan memberikan pelayanan”.
Nita Rysaka (2008) mengemukakan bahwa :
“Pelayanan publik adalah suatu bentuk jasa pelayanan pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah yang dapat mempermudah. Sistem elektronik yang berbasis teknologi informasi inilah yang dapat di manfaatkan dalam pelayanan. Sistem elektronik juga diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk pewajib pajak dalam melakukan pelaksanaan perpajakan. Sistem elektronik perpajakan ini terdiri dari e-Registration, e-SPT, e-Filing dan e-Billing. Dengan adanya sistem elektronik pelayanan perpajakan diharapkan wajib pajak dapat menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri “.
“Pelaporan pajak terutang melalui SPT manual dinilai masih memiliki kelemahan khususnya bagi wajib pajak yang melakukan transaksi cukup besar harus melampirkan dokumen (hardcopy) dalam jumlah cukup besar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sementara proses perekaman data memakan waktu cukup lama sehingga pelaporan SPT menjadi tertunda dan terlambat serta menyebabkan sanksi denda. Selain itu dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang perekaman data secara manual oleh fiskus. Agar target penerimaan pajak tercapai harus didukung oleh fasilitas-fasilitas pajak dan kepatuhan pajak dalam membayar kewajibannnya. Salah satunya adalah e-SPT yang merupakan aplikasi
(software) yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh WP untuk
kemudahan dalam penyampaian SPT. Penggunaan e-SPT dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik,lancar,akurat serta mempermudah WP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan pajak diharapkan akan meningkat”.
Berdasarkan uraian diatas, berikut penulis sajikan paradigma penelitian dalam
gambar 2.1 :
1. Douglas,E.Tunner 2005
2. Byrd & Turner 2000
1. M.Suyanto 2005:11
2. Turban, rainer, dan potter 2006
3. Chung, Sock H.; Rainer Jr., R. Kelly; Lewis, Bruce R, 2003
4. Wahyuni Reksoatmodjo,2014
2. Akemi Takeoka Chatfield University of Wollongong, New South Wales, 2009.
29
Gambar diatas dapat diartikan bahwa Fleksibilitas infrastruktur teknologi
informasi dan pelayanan publik berpengaruh terhadap implementasi aplikasi
E-SPT.
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010: 93)hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori yang
dikembangkan penulis dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
H1: Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi berpengaruh terhadap
implementasi aplikasi E-SPT.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan fenomena pada latar belakang, kerangka pemikiran, hipotesis
penelitian, dan hasil analisis penelitian, serta pembahasan mengenai pengaruh
fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dan pelayanan publik terhadap
implementasi aplikasi e-SPT, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1) Fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi berpengaruh terhadap
implementasi aplikasi e-SPT. Artinya dengan infrastruktur teknologi
informasi yang fleksibel dapat memperluas berbagai macam aplikasi
perpajakan yang sudah diimplementasikan. Terkait masalah yang terjadi di
dalam fenomena, minimnya bantuan teknologi informasi (IT), padahal IT
sangat mendukung kinerja Dirjen Pajak dan Hambatan yang paling besar bagi
pengembangan IT di Indonesia adalah masalah pengadaan. Oleh karenanya
untuk memperluas implementasi aplikasi perpajakan maka infrastruktur
teknologi informasi harus diperhatikan dan diperbaiki terutama pada
Modularity (kemampuan untuk menambahkan infrastruktur teknologi
informasi)nya.
2) Pelayanan publik berpengaruh terhadap implementasi aplikasi e-SPT. Artinya
dengan pelayanan publik yang baik dapat membantu kelancaran
implementasi aplikasi pajak seperti contohnya dalam implementasi e-SPT.
101
penyebab rasio pajak yang rendah di Indonesia adalah jangkauan kantor
pelayanan pajak (KPP) dan petugas pajak (account repsentative) yang sangat
kecil dan Jumlah KPP lebih sedikit dibanding jumlah kabupaten di seluruh
Indonesia sehingga ada dua kabupaten yang dilayani satu KPP, ini
menyebabkan petugas pajak kewalahan melayani masyarakat dan dijadikan
alasan oleh masyarakat untuk tidak membayar pajak. Oleh karenanya untuk
membantu mensosialisasikan pelayanan masyarakat dengan kemudahan
menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) melalui elektronik dengan
harapan mampu meningkatkan jumlah wajib pajak diperlukan pelayanan
publik yang baik berupa penambahan pegawai pajak agar pelayanan terhadap
masyarakat dapat terwujud dengan baik karena pelayanan publik dinilai
penting dalam memperlancar DJP juga dalam mensosialisasi pelayanan
masyarakat dengan kemudahan menyampaikan surat pemberitahuan (SPT)
melalui elektronik atau e-filling dengan harapan mampu meningkatkan
jumlah wajib pajak sehingga tidak ada alasan bagi wajib pajak tidak
melaporkan pajaknya.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
Peneliti telah memeberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang
pengaruh fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi dan pelayanan publik
terhadap implementasi aplikasi e-SPT di KPP Madya Bandung, maka peneliti
1) Pada fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi maka yang harus diberikan
focus perhatian adalah pada indikator Modurality, dimana seharusnya
infrastruktur teknologi informasi memiliki kemampuan untuk menambahkan
infrastruktur IT untuk menunjang implementasi aplikasi. Untuk menghindari
permasalahan seperti ini, pemerintah seharusnya dapat lebih memperhatikan
dan memperbaiki peraturan mengenai pengadaan IT untuk keperluan
perpajakan dengan ditambahkannya lagi komponen infrastruktur teknologi
informasi seperti penambahan variasi perangkat keras, perangkat lunak, dan
semua yang berkaitan dengan komponen teknikal-fisikal maupun personel IT
nya karena sangat berpengaruh terhadap implementasi aplikasi e-SPT agar
implementasi aplikasi IT yang ada dapat dilaksanakan dengan baik dan ditjen
pajak bisa selalu menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan IT yang
dinamis.
2) Pada pemberian pelayanan publik. Pelayanan publik yang sudah baik
dipertahankan sedangkan untuk kekurangannya segera dicari solusi
terbaiknya untuk membantu mensosialisasikan pelayanan masyarakat dengan
kemudahan menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) melalui elektronik
dengan harapan mampu meningkatkan jumlah wajib pajak diperlukan
pelayanan publik yang baik berupa penambahan pegawai pajak.
5.2.2 Saran Akademis
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
dengan topik yang sama, dengan menambahkan indikator yang tidak digunakan
103
pengaruh fleksibilitas infrastruktur teknologi informasi terhadap implementasi
aplikasi e-SPT dan pengaruh pelayanan publik terhadap implementasi aplikasi
e-SPT. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang sama yaitu
SEM PLS, tetapi dengan unit analisis, populasi, dan sampel yang digunakan
berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan
konsep yang telah dibangun sebelumnya baik oleh peneliti maupun
THE INFLUENCE OF THE FLEXIBILITY OF
INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE AND
PUBLIC SERVICES FOR THE IMPLEMENTATION
APPLICATION OF E-SPT
(Survey at the tax office associate duo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
oleh :
MIRA KARTIKA
21111086
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii
ABSTRACT ... iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11
x
2.1.2.2 Tujuan dan fungsi Teknologi Informasi .... 15
2.1.2.3 Komponen Teknologi Informasi ... 17
2.1.2.4 Peranan Teknologi Informasi ... 17
2.1.3 Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 18
2.1.4 Fleksibilitas Infrastruktur Teknologi Informasi ... 20
2.1.4.1 Definisi Fleksibilitas Infrastruktur TI ... 20
2.1.4.2 Indikator Fleksibilitas Infrastruktur TI ... 20
2.1.5 Pelayanan Publik ... 22
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 38
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.6 Metode Pengujian Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 60
4.1.1 Profil Responden ... 61
4.1.2 Hasil Pengujian Kualitas Alat Ukur Penelitian ... 63
4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 65
xi
4.1.3.2 Pelayanan Publik ... 71
4.1.3.3 Implementasi Aplikasi e-SPT ... 79
4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 86
4.1.4.1 Pengujian (Outer Model) ... 89
4.1.4.2 Pengujian (Inner Model) ... 92
4.1.4.3 Pengujian Hipotesis ... 92
4.2 Pembahasan ... 96
BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101
5.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
LAMPIRAN ... 110
104
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,Oemi.1995.Dasar-DasarPublicRelations.Bandung:PT.Citra Aditya Bakti.
Ahson, A. Syed., Mohammad Ilyas., 2010 , Cloud Computing and Software Service. CRC Press. Boca Raton. 9. IAnewsletter volume 13 number 2.
Akemi Takeoka Chatfield University of Wollongong, New South Wales, Australia. 2009. Public Service Reform through e-Government: a Case
Study of „e-Tax’ in Japan. Electronic journal of e-government vol.7 issue 2.
Akintoye, I.R, Tashie, G.A. 2013. The Effect of Tax Compliance on Economic Growth and Development in Nigeria, West-Africa. British Journal of Arts and Social Sciences. Vol.11 No.II. ISSN: 2046-9578.
Al Salaimeh, Shafwan. 2007. Information Technologies of The Distributed
Application Design. International journal ”Information Technologies and
knowledge Vol.1.Hal.332-335.
Andreoni, James, B. Erard and Feinstein, J. 1998. Tax Compliance. Journal of Economic Literature.Vol 36. Issue 2, June 1998. page 818-860.
Angela (2010), Christian Hidayat (2011) Zahra Purnama E. Bekti (2012) di Ita Salsalina Lingga. 2013. Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1 Mei 2013, hal. 50-60, ISSN: 2085-8698
Asep Hermawan. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo
Azmi, Yan. 2009. Pengertian informasi. http://yanazmi.blogspot.com/2009/04/ pengertian-informasi.html. 3/3/2011
Anwaruddin, Awang. (2004). “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Reformasi Birokrasi,” Jurnal Ilmu Administrasi, Vol 1, No. 1.
Arnold, M., Almedia, J. D. Dan Miller, C. (2000). Administering Apache. McGraw-Hill, New York
105
Banyu Ageng Wahyu Utomo, 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd. England
Byrd, T.A. and Turner, E.D.(2000). An exploratory analysis of the information technology infrastructure flexibility countruct.Journal of Management Information System, 17(1).167-208.
Brancheau, J.C., Janz, B.D. & Wetherbe, J.C. 1996. Key Issues in Information Systems Management: 1994-95 SIM Delphi Results. MIS Quarterly, 10(2), 225-242.
Chung, Sock H, Rainer Jr., R. Kelly; Lewis, Bruce R. 2003. The impact of information technology infrastructure flexibility on strategic alignment and applications implementation. Communications of AIS Vol. 11, p191.
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology. Management Information System Quarterly, 21(3).
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.Jakarta: Kencana.
Douglas,E.Turner.2005.Information Technology infrastructure: A Historical Perspective of Fleksibility (Journal Information Technology Management) : Universities Of West Georgia.USA.
Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Ketentuan Umum Perpajakan, http://pajak.go.id
Fidel.2010.Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah-Masalah Perpajakan.Mutiara Kencana:Jakarta.
Fuad Rahmany. 2014. Fuad Rahmany Dua Tahun Mengemis Agar Pegawai Pajak Ditambah. Diakses melalui www.Tribuns.com.
Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip.
Gumelar, Harry Rachmat. 2011. “Analisis Hotspot Berbasis Mikrotik”. Jurnal.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
106
Hariyanto, Bambang. 2012. Esensi - Esensi Bahasa Pemrograman Java: Revisi Keempat. Bandung: Informatika
Hardiansyah.2011.Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, indikator dan Implementasi.Gava Media :Yogyakarta.
Herry Susanto. 2012. Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak, diakses tanggal 07 desember 2013 di www.pajak.go.id
Hamed Gheysari, Amran Rasl, Parastoo Roghanian, Hamid Jebur. 2012. The Role of Information Technology Infrastructure Capability (ITIC) in Management. IJFPSS, Vol 2, No.2, pp. 36-40. ISSN : 2231-9484.
Husein Umar. 2002. “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. Cetakan kedua.
Gramedia. Pustaka Utama, Jakarta.
Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Iwan Djuardi. 2015. Mengembangkan dan menyempurnakan pelayanan teknologi informasi yang diberikan Dirjen pajak. Di akses di Insidetax edisi 27 januari 2015 .
Ita Salsalina Lingga. 2013. Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 1 Mei 2013, hal. 50-60, ISSN: 2085-8698
Jonathan Sarwono, 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Penerbit Andi Yogyakarta.
Komarudin.2014.Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik.GENESINDO:Jakarta.
Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Liberti Pandiangan. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. PT.Gramedia: Jakarta.
M.suyanto.2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk bisnis.Andi.Yogyakarta.
Manroe, delis. 2009. Reformasi Administrasi perpajakan.
http://delis-manroe.blogspot.com (diakses 3 April 2014).
Mardiasmo.2011.Perpajakan Edisi Revisi.Andi:Yogyakarta.
Mulyadi, (1996), Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.
Mirawati sudjono. 2014. Reformasi Administrasi perpajakan.