• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM EVALUASI MUTASI JABATAN SI PT. PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM EVALUASI MUTASI JABATAN SI PT. PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM EVALUASI MUTASI JABATAN

DI PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

ULI YULIAH

10102116

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(3)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Maksud dan Tujuan ...3

1.4 Batasan Masalah...3

1.5 Metodologi Penelitian ...4

1.6 Sistematika Penulisan...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Perusahaan ...9

2.1.1 Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ...9

2.1.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ...13

2.1.3 Visi, Misi dan Filosofi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten...14

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten...15

2.2 Soft Computing ...16

2.3 Logika Fuzzy ...16

2.3.1Pengertian Logika Fuzzy...17

2.3.2Himpunan Fuzzy ...19

(4)

vii

2.3.3Fungsi Keanggotaan ...22

2.3.4Fungsi Implikasi ...26

2.3.5Sistem Inferensi Fuzzy ...27

2.3.5.1 Metode Tsukamoto...27

2.3.5.2 Metode Mamdani ...27

2.3.5.3 Metode Sugeno...30

2.3.6 Database Fuzzy...31

2.3.6.1 Database Fuzzy Model Tahani ...32

2.3.6.2 Database Fuzzy Model Umano ...32

2.4 Borland Delphi 7.0 ...33

2.4.1 Sejarah Perkembangan Delphi ...33

2.4.2 Struktur Program Delphi 7.0 ...35

2.5 MySQL ...36

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem...37

3.2 Analisis Sistem ... 37

3.2.1Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ...38

3.2.1.1Mutasi Jabatan ...39

3.2.1.2Jenis Mutasi Jabatan ...39

3.2.1.3Jenis, Jenjang dan Jabatan ...40

3.2.1.4Tujuan Mutasi Jabatan...42

3.2.2Analisis Dokumen ...43

3.2.3Analisis Prosedur...43

3.2.3.1Sistem Penilaian Mutasi Jabatan 44

3.2.3.2Prosedur Mutasi Jabatan 45

3.2.4Analisis Kebutuahan Non-Fungsional...48

3.2.4.1Analisis User ...48

3.2.4.2Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras...49

3.2.4.3Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak...49

3.3 Perancangan Sistem Fuzzy ...50

(5)

viii

3.3.1.1Pembentukan Himpunan Fuzzy...50

3.3.1.2Aplikasi Fungsi Implikasi (Aturan)...52

3.3.1.3Komposisi Aturan...54

3.3.1.4Penegasan (Defuzifikasi)...55

3.3.2Fungsi Keanggotaan ...55

3.3.3Perancangan Fungsional...61

3.3.3.1Context Diagram (Diagram Konteks) ...62

3.3.3.2Data Flow Diagram (DFD)...63

3.3.3.3Spesifikasi Proses ...71

3.3.3.4Kamus Data ...76

3.3.4Rancangan Database Fuzzy...82

3.3.4.1 Rancangan Diagram E-R (Entity Relationship Diagram) ...83

3.3.4.2 Relasi Antar Tabel...83

3.3.4.3 Struktur Tabel...84

3.4 Pengkodean ...89

3.4.1Analisis Pengkodean Nip ...89

3.4.2Rancangan Pengkodean Jabatan...90

3.5 Perancangan Prosedural ...90

3.6 Perancangan Program...94

3.6.1Rancangan Menu ...95

3.6.2Tampilan Program ...96

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi ...104

4.1.1 Implementasi Sistem ...104

4.1.2 Implementasi Perangkat Keras ...116

4.1.3 Implementasi Perangkat Lunak ...116

4.2 Pengujian Sistem ...116

4.2.1 Rencana Pengujian ...116

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ...117

(6)

ix

4.3 Pengujian Betha...152

4.3.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Betha ...153

4.4 Pengujian Data ...154

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...160

5.2 Saran ...160

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Waterfall ...5

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan...13

Gambar 2.2 Fuzifikasi ...17

Gambar 2.3 Proses Rule Evaluasi ...18

Gambar 2.4 Proses Defuzifikasi...18

Gambar 2.5 Istilah yang digunakan dalam fuzzy ...18

Gambar 2.6 Representasi Linear Naik ...22

Gambar 2.7 Representasi Linear ...23

Gambar 2.8 Kurva Segitiga ...23

Gambar 2.9 Kurva Trapesium ...24

Gambar 2.10 Daerah Bahu Pada Variabel...25

Gambar 2.11 Struktur Program Delphi 7.0 ...35

Gambar 3.1 Flowmap Pengolahan Nilai Unjuk Kerja ...46

Gambar 3.2 Flowmap Mutasi Jabatan...47

Gambar 3.3 Fungsi Keanggotaan Variabel Pendidikan ...56

Gambar 3.4 Fungsi Keanggotaan Variabel Pengalaman Kerja...57

Gambar 3.5 Fungsi Keanggotaan Variabel Jabatan Pegawai...58

Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Variabel Masa Kerja...58

Gambar 3.7 Fungsi Keanggotaan Variabel Presentasi Kerja ...59

Gambar 3.8 Fungsi Keanggotaan Variabel Keputusan Mutasi ...60

Gambar 3.9 Fungsi Keanggotaan Variabel Jabatan Baru ...61

Gambar 3.10 Diagram Konteks Sistem Mutasi Jabatan...63

Gambar 3.11 DFD level 0 ...65

Gambar 3.12 DFD Level 1 Proses 1 ...66

Gambar 3.13 DFD Level 1 Proses 2 ...66

Gambar 3.14 DFD Level 1 Proses 3 ...67

(8)

xi

Gambar 3.16 DFD Level 1 Proses 5 ...68

Gambar 3.17 DFD Level 2 PRoses 2. ...68

Gambar 3.18 DFD Level 2 Proses 2.3 ...69

Gambar 3.19 DFD Level 2 Proses 2.4 ...69

Gambar 3.20 DFD Level 2 Proses 2.5 ...70

Gambar 3.21 DFD Level 2 Proses 2.6 ...70

Gambar 3.22 Diagram E-R Sistem Mutasi Jabatan...83

Gambar 3.23 Relasi Antar Tabel...84

Gambar 3.24 Flowchart Menu UTama dan Validasi Login...91

Gambar 3.25 Flowchart Input Data Pegawai ...91

Gambar 3.26 Flowchart Edit Data Pegawai ...92

Gambar 3.27 Flowchar Hapus Data Pegawai ...92

Gambar 3.28 Flowchart Input Jabatan Pegawai...93

Gambar 3.29 Flowchar Input Jenis Jabatan ...93

Gambar 3.30 Struktur Menu...95

Gambar 3.32 Menu Utama ...96

Gambar 3.33 Login ...96

Gambar 3.34 Lupa Password ...96

Gambar 3.35 Informasi Data Pegawai ...97

Gambar 3.36 Tambah Data Pribadi Pegawai ...97

Gambar 3.37 Tambah Data Jabatan Pegawai...98

Gambar 3.38 Tambah Data Pengalaman Kerja ...98

Gambar 3.39 Tambah Data Pelanggaran Pegawai ...99

Gambar 3.40 Edit Data Pribadi Pegawai... 99

Gambar 3.41 Edit Data Jabatan Pegawai ...100

Gambar 3.42 Hapus Data Pegawai ...100

Gambar 3.43 Informasi Jabatan ... 101

Gambar 3.44 Informasi Status Kursi Jabatan ...101

Gambar 3.45 Tambah Data Jabatan ...101

Gambar 3.46 Ubah Data Jabatan ...102

(9)

xii

Gambar 3.48 Proses Evaluasi Mutasi Jabatan ...103

Gambar 3.49 Registrasi User Baru ...103

Gambar 3.50 Ganti Password ...103

Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama...105

Gambar 4.2 Tampilan Login ...105

Gambar 4.3 Tampilan Informasi Pegawai...106

Gambar 4.4 Tampilan Input Data Pegawai ...106

Gambar 4.5 Tampilan Edit Data Pegawai ...107

Gambar 4.6 Tampilan Hapus Data Pegawai ...107

Gambar 4.7 Tampilan Cari Data Pegawai...108

Gambar 4.8 Tampilan Input Pengalaman Kerja ...109

Gambar 4.9 Tampilan Input Pelanggaran Pegawai ... 109

Gambar 4.10 Tampilan Input Prestasi Kerja Pegawai ...110

Gambar 4.11 Tampilan Deskripsi Jabatan ...110

Gambar 4.12 Tampilan Input Jabatan ...111

Gambar 4.13 Tampilan Edit Jabatan ...111

Gambar 4.15 Tampilan Nilai Variabel Fuzzy ...112

Gambar 4.16 Tampilan Nilai Crisp Output Mutasi...112

Gambar 4.17 Tampilan Nilai Crisp Output Jabatan Baru ...113

Gambar 4.18 Tampilan Tampilan Daftar Pegawai yang di Prediksi Mutasi...113

Gambar 4.19 Tampilan Registrasi User Baru ...114

Gambar 4.20 Tampilan Lupa Password ...114

Gambar 4.21 Tampilan Report Surat Keputusan Mutasi ...115

(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.0 Jenjang Jabatan dan Level Jabatan ...42

Tabel 3.1 Sistem Penilaian Mutasi Jabatan ...44

Tabel 3.2 Aturan Mutasi Jabatan Untuk Crisp Output Keputusan Mutasi...52

Tabel 3.3 Aturan Untuk Crisp Output Jabatan Baru ...54

Tabel 3.4 Spesifikasi Proses ...71

Tabel 3.5 Kamus Data ...77

Tabel 3.6 Tabel Pribadi Pegawai ...85

Tabel 3.7 Tabel Pengalaman Kerja Pegawai ...85

Tabel 3.8 Tabel Pelanggaran Pegawai...85

Tabel 3.9 Tabel Prestasi Kerja Pegawai ...86

Tabel 3.10 Tabel Jabatan Pegawai ...86

Tabel 3.11 Tabel Pendidikan ...86

Tabel 3.12 Tabel Pendidikan Pegawai ...86

Tabel 3.13 Tabel Jenis Jabatan ...87

Tabel 3.14 Tabel Jenjang Jabatan...87

Tabel 3.15 Tabel Sebutan Jabatan ...87

Tabel 3.16 Tabel Bagian...87

Tabel 3.17 Tabel Jabatan ...87

Tabel 3.18 Tabel User ...88

Tabel 3.19 Tabel Derajat Keanggotaan dan Fire Strength ...88

Tabel 3.20 Tabel Nilai Variabel Fuzzy ...89

Tabel 4.1 Rencana Pengujian Sistem Evaluasi Mutasi Jabatan...117

Tabel 4.2 Pengujian Verifikasi Login user data normal...118

Tabel 4.3 Pengujian Verifikasi Login user data salahl...118

Tabel 4.4 Pengujian Registrasi User Baru data norma...119

(11)

xiv

Tabel 4.6 Pengujian Ubah Password data normal ...120

Tabel 4.7 Pengujian Ubah Password data salah ...121

Tabel 4.8 Pengujian Tambah Data Pegawai data normal...123

Tabel 4.9 Pengujian Tambah Data Pegawai data salah ...124

Tabel 4.10 Pengujian Ubah Data Pegawai data normal ...124

Tabel 4.11 Pengujian Ubah Data Pegawai data salah ...125

Tabel 4.12 Pengujian Hapus Data Pegawai data normal...126

Tabel 4.13 Pengujian Hapus Data Pegawai data salah...128

Tabel 4.14 Pengujian Cari Data Pegawai data normal ...129

Tabel 4.15 Pengujian Input Jabatan Pegawai data Normal ...130

Tabel 4.16 Pengujian Input Jabatan Pegawai data salah ...130

Tabel 4.17 Pengujian Ubah Data Jabatan Pegawai data normal ...131

Tabel 4.18 Pengujian Ubah Data Jabatan Pegawai data salah ...132

Tabel 4.19 Pengujian Tambah Data Pengalaman Kerja Pegawai data normal ...133

Tabel 4.20 Pengujian Tambah Data Pengalaman Kerja Pegawai data salah...135

Tabel 4.21 Pengujian Tambah Data Pelanggaran Pegawai data normal ...136

Tabel 4.22 Pengujian Tambah Data Pelanggaran Pegawai data salah...137

Tabel 4.23 Pengujian Tambah Data Prestasi Kerja Pegawai data normal ...138

Tabel 4.24 Pengujian Tambah Data Prestasi Kerja Pegawai data salah...139

Tabel 4.25 Pengujian Ubah Data Prestasi Kerja Pegawai data normal ...140

Tabel 4.26 Pengujian Ubah Data Prestasi Kerja Pegawai data salah...141

(12)

xv

Tabel 4.28 Pengujian Hapus Data Prestasi Kerja

Pegawai data salah...142

Tabel 4.29 Pengujian Tambah Jenis Jabatan data normal ...143

Tabel 4.30 Pengujian Tambah Jenis Jabatan data salah ...144

Tabel 4.31 Pengujian Ubah Jenis Jabatan data normal ...145

Tabel 4.32 Pengujian Ubah Jenis Jabatan data salah...146

Tabel 4.33 Pengujian Hapus Jenis Jabatan data normal...147

Tabel 4.34 Pengujian Hapus Jenis Jabatan data salah ...148

Tabel 4.35 Pengujian Proses Evaluasi Mutasi Jabatan...149

(13)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(14)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan listrik ini mengalami beberapa kali perubahan nama dan

sekarang perusahaan ini diberi nama PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan

Banten. Berikut ini adalah uraian tentang sejarah, struktur organisasi dan tugas

pokok perusahaan.

2.1.1 Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten a. Masa Penjajahan Belanda

Pada tahun 1905 Indonesia masih dalam penjajahan Hindia-Belanda.

Pemerintah Hindia-Belanda memberi izin kepada pengusaha Belanda untuk

mendirikan perusahaan listrik di daerah Bandung dengan nama bandoengsche

electriciteit maatschappij, yang disingkat B.E.M dengan membangun

jaringan-jaringan listrik di kota Bandung dan sekitarnya. Pada tahun 1913 pengusahaan

pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik dilaksanakan oleh I.W.D yang

mempunyai wilayah kerja diseluruh Indonesia.

Pada tahun 1919 dibuat akta pendirian perusahaan pelistrikan dihadapan

notaris Mr.Andrian Hendrik Van Ophusien No. 213 tanggal 31 Desember 1919.

Maka perusahaan listrik pertama yang ada di Bandung dengan nama B.E.M

dihapuskan, kemudian digabungkan kedalam suatu perusahaan terbatas dengan

(15)

10

omterken namloose vennotschap) yang bertugas melaksanakan penguasaan

distribusi tenaga listrik di Bandung dan sekitarnya. Dan diresmikan pada tanggal 1

Januari 1921 berdiri di Bandung yang merupakan perusahaan swasta yang

mendapat izin konsensi di Jawa Barat kecuali kota Cirebon, Jakarta dan

Tangerang.

b. Masa Penjajahan Jepang

Pada masa penguasaan pelistrikan beralih dari pemerintahan

Hindia-Belanda ke pemerintahan Jepang, baik perindustrian maupun pembangkitan dan

penyaluran tenaga listrik diusahakan oleh apa yang dinamakan djawa denki djigyo

sha bandoeng shisa. Sedangkan untuk pembangkitan dan penyalurannya

diusahakan oleh instansi-instansi pelaksana yaitu pada periode 1942 sampai

dengan 1943 dilaksanakan oleh seibo denki djigyo shi dan pada periode 1943

sampai dengan 1945 oleh denki kosha dengan wilayah kerja diseluruh pulau Jawa.

Pada tahun 1945 sehubungan telah dibomnya kota Hiroshima dan

Nagasaki oleh Amerika Serikat maka pemerintahan Jepang menyerah tanpa syarat

kepada sekutu dan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 berkesempatan

memproklamasikan kemerdekaannya.

Pada tahun 1948 terjadi agresi Belanda, sehubungan dengan itu

pemerintah Republik Indonesia hijrah ke Yogyakarta maka penguasaan dan

pendistribusian listrik khususnya di Jawa Barat termasuk Jakarta diusahakan oleh

G.E.B.E.O.N.V kembali. Sedangkan untuk pembangkitan dan penyaluran tetap

(16)

11

pembangkitan tenaga listrik disingkat PENEPETEL dengan wilayah kerjanya

diseluruh Jawa Barat termasuk Jakarta.

c. Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan milik asing, maka

G.E.B.E.O.N.V diambil alih tepatnya pada tanggal 27 Desember 1957.

sehubungan dengan nasionalisasi ini maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.

86 Tahun 1958, Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959, Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang No. 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, maka

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959 tersebut maka

G.E.B.E.O.N.V di Bandung dinyatakan menjadi Perusahaan Milik Negara dengan

nama Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara

(BPU-PLN) berdasarkan Undang-undang No. 19 Tanggal 30 April 1960.

ditetapkan pula SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja No. 16/I/20

tanggal 20 April 1961 bahwa BPU-PLN terdiri atas XIV Exploitasi, yaitu sebagai

berikut :

a. Exploitasi I sampai X, menguasai dan mengelola pembangkitan dan

pengeluaran atau pendistribusian tenaga listrik diluar wilayah Jawa Barat.

b. Exploitasi XI sampai XIII, menguasai pembangkitan dan pengeluaran atau

pendistribusian tenaga listrik wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya.

c. Exploitasi IX sampai XIV, menguasai dan mengelola Perusahaan Gas.

Karena BPU-PLN mencakup Perusahaan Gas, maka berdasarkan Peraturan

(17)

12

Desember 1964, BPU-PLN dibebaskan dan sekaligus mendirikan perusahaan

Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang masing-masing

direksinya terpisah.

Pada tahun 1972 terjadi perubahan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)

menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (PULN). Hal ini diatur dalam

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Listrik Negara.

PLN yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1965

ditegaskan statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) sebagaimana yang

tercantum dalam pasal 2 ayat 2 Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dengan nama

Perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No.

013/PRT/1975 tanggal 8 September 1975, PLN mengadakan reorganisasi yang

menyangkut nama, tugas, dan wilayah-wilayah kerja di daerah. Kemudian

berdasarkan pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14

Juli 1975, PLN exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik

Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 23 Tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang pengalihan bentuk

Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.

Dalam rangka program restrukturisasi, menjadi Strategis Businness Unit

(SBU). PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat melalui keputusan Direksi No.

161.K/1010/DIR/2000 tanggal 20 September 2000 mendapat status baru menjadi

(18)

13

[image:18.841.137.727.104.439.2]

2.1.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

(19)

14

2.1.3 Visi, Misi dan Filosofi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Visi berisi pandangan jauh kedepan mengenai cita dan citra yang ingin

diwujudkan oleh unit kerja yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Visi

memberikan gambaran kearah mana unit kerja akan dibawa dan bagaimana agar

unit kerja tetap eksis, konsisten, antisipasif, inovatif dan produktif.

Guna mencapai visi tersebut maka dibutuhkan misi, karena misi adalah

suatu cara bagaimana perusahaan mencapai visi/ tujuan suatu organisasi/

perusahaan dan misi tersebut dapat diwujudkan dengan strategi, cara, sarana dan

pedoman berfikir sebagai langkah untuk menuju kondisi dimasa depan. Misi

berisi suatu yang harus diemban oleh unit kerja sesuai dengan visinya.

Berdasarkan definisi visi dan misi diatas, serta mengacu pada visi dan misi PT.

PLN secara nasional. Berikut ini adalah visi, misi dan filosofi PT. PLN (Persero).

A. Visi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

1. Mempertahankan posisi sebagai market share

2. Mewujudkan Perusahaan setara dengan kelas dunia

3. Sumber Daya Manusia yang Profesional

4. Aktivitas usaha akrab lingkungan

B. Misi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

1. Memberikan kontribusi dalam pembangunan Nasional

2. Melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat

3. Menjaga kualitas produk

(20)

15

C. Filosofi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Filosofi adalah landasan utama sebagai keyakinan untuk mewujudkan visi dan

misi perusahaan. Landasan filosofi PT. PLN (Persero) adalah Mempunyai

komitmen yang tinggi terhadap kepentingan pelanggan dengan menjadikan

Sumber Daya Manusia sebagai sumber daya penting perusahaan .

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Tugas pokok PT. PLN (Persero) adalah memberikan pelayanan kepada

masyarakat umum yaitu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan bidang

kelistrikan sesuai dengan kemajuan teknologi. Realisasinya adalah memperkuat

daerah jangkuaan listrik sampai ke pedesaan. Untuk menyelenggarakan tugas

tersebut, PT. PLN (Persero) mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyediakan listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk

keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang

memadai.

3. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik dengan tujuan

untuk :

a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan

merata serta mendorong kegiatan ekonomi.

b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan

(21)

16

2.2 Soft Computing

Soft Computing merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas.

Sistem cerdas ini merupakan sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada

domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika

terjadi perubahan lingkungan.[2]

Menurut Prof. Lotfi A.Zadeh yang dikutip Sri Kusumadewi (2003:p.7)

mengungkapkan :

Soft Computing adalah Koleksi dari beberapa metodologi yang bertujuan untuk mengekspoitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dengan mudah dan biaya penyelesaian yang murah

2.3 Logika Fuzzy

Sistem fuzzy pertama kali ditemukan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada

pertengahan tahun 1960 di Universitas California, Berkeley. Sistem ini diciptakan

karena boolean logic tidak mempunyai ketelitian yang tinggi, hanya mempunyai

logika 0 dan 1 saja. Sehingga untuk membuat sistem yang mempunyai ketelitian

yang tinggi maka kita tidak dapat menggunakan boolean logic.

Penerapan teori logika ini dianggap mampu menciptakan sebuah revolusi

dalam teknologi. Sebagai contoh, mulai tahun 90-an para manufaktur industri

yang bergerak di bidang Distributed Control system (DCSs), Programmable

Controller (PLCs) dan Microcontroller (MCUs) telah menyatukan sistem logika

fuzzy pada barang produksi mereka dan memiliki prospek ekonomi yang baik.

(22)

17

perangkat lunak yang menawarkan kemudahan penggunaan logika fuzzy dan

penerapannya pada setiap aspek kehidupan sehari-hari.

2.3.1 Pengertian Logika Fuzzy

Logika fuzzy adalah suatu metode yang mengadopsi penilaian yang

dilakukan manusia terhadap suatu kebenaran [2]. Yang diekspresikan dalam

fungsi kontinue dari 0 sampai 1. Berbeda dengan logika klasik yang menyatakan

segala hal dalam istilah binary (0 atau 1, ya atau tidak).

a. Fuzzifikasi

Merupakan suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk tegas

(crisp) menjadi peubah fuzzy (variable linguistik) yang biasanya disajikan

dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaannya

[image:22.595.238.406.472.562.2]

masing-masing.

Gambar 2.2 Proses Fuzzifikasi b. Evaluasi Kaidah

Merupakan proses pengambilan keputusan (inference) yang berdasarkan

aturan-aturan yang ditetapkan pada basis aturan (rules base) untuk

menghubungkan antara peubah-peubah fuzzy masukan dan peubah fuzzy

keluaran. Aturan-aturan ini berbentuk IF THEN. Proses ini berfungsi untuk

(23)

[image:23.595.239.412.112.219.2]

18

Gambar 2.3 Proses Rule Evaluasi

c. Defuzzifikasi

Merupakan proses pengubahan besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk

himpunan-himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk

mendapatkan kembali bentuk tegasnya. Hal ini diperlukan karena plant hanya

mengenal nilai tegas sebagai besaran sebenarnya untuk regulasi prosesnya.

[image:23.595.236.418.415.539.2]

Proses ini berfungsi untuk menentukan suatu nilai crisp output.

Gambar 2.4 Proses Defuzzifikasi

Secara keseluruhan istilah yang digunakan dalam sistem fuzzy adalah sebagai

berikut :

[image:23.595.224.401.604.709.2]
(24)

19

a. Degree of membership (Derajat Keanggotaan)

Fungsi dari derajat keanggotaan adalah untuk memberikan bobot pada suatu

input yang kita berikan, sehingga input tadi dapat dinyatakan dengan nilai.

Batas dari derajat keanggotaan adalah dari 0 sampai 1.

b. Scope (Domain)

Merupakan suatu batas dari kumpulan input tertentu. Misalnya suhu dingin

adalah 10-50 derajat, sangat cepat adalah dari 200-500 rpm.

c. Label (Himpunan)

Adalah kata-kata untuk memberikan suatu keterangan pada Domain.

Contohnya : panas, dingin, cepat, sangat cepat.

d. Membership Function (Fungsi Keanggotaan)

Suatu bentuk bangun yang merepresentasikan suatu batas dari domain.

e. Crisp Input

Nilai input analog yang kita berikan untuk mencariderajat keanggotaan.

f. Universe of discourse (Semesta Pembicaraan)

Batas input yang telah kita berikan dalam merancang suatu fuzzy sistem. Batas

ini berbeda dengan batas scope/ domain. Universe of discourse adalah batas

semua input yang akan diberikan sedangkan scope/ domain adalah suatu batas

yang menentukan bahwa input tersebut dinyatakan panas, dingin, cepat.

2.3.2 Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan satu item x dalam suatu

(25)

20

- Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu

himpunan, atau

- Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu

himpunan.

Jika pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaitu 0

dan 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1.

apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A[x]=0 berarti x tidak menjadi

anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy

A[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A.

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas

menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun

interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan

fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan

probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai

benar dalam jangka panjang.

Himpunan fuzzy memiliki dua atribut, yaitu :

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : Dingin, Sejuk,

Hangat, dan Panas

b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu

(26)

21

2.3.2.1Operator Dasar Zadeh Untuk Operasi Himpunan Fuzzy

Ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk

mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai

hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan nama fire strength atau

-predikat. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu :

a. Operator AND

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan.

-predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan

mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan

yang bersangkutan.

A B min( A[x], B[y])

b. Operator OR

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan.

-predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan

mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan

yang bersangkutan.

A B max( A[x], B[y])

c. Operator NOT

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan.

-predikat sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan

mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan

dari 1.

(27)

22

2.3.3 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

(derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 dan 1. Salah satu cara yang

dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah melalui pendekatan

fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya

digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan

menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas.

Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan himpunan

dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak

ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih

tinggi.

Fungsi Keanggotaan :

1

Derajat Keanggotaan [x]

0

a Domain b

[image:27.595.165.413.506.636.2]
(28)

23

Kedua, merupakan kebalikan dari yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai

domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian

bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih

rendah.

Fungsi keanggotaan :

b. Representasi Kurva Segitiga

Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear).

Fungsi Keanggotaan :

1 Derajat Keanggotaan [x]

0 [image:28.595.210.397.218.328.2]

a Domain b

Gambar 2.7 Representasi Linear

1

Derajat keanggotaan [x]

0

a b c Domain

Gambar 2.8 Kurva Segitiga

(2.ii) ;

0

[image:28.595.187.405.498.626.2]
(29)

24

c. Representasi Kurva Trapesium

Kurva segitiga pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa

titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.

Fungsi Keanggotaan:

d. Representasi Kurva Bentuk Bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan

dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Tetapi

terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan.

Himpunan fuzzy bahu bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel

suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari salah ke benar.

1 Derajat Keanggotaan [x]

0 a b c d

[image:29.595.223.460.203.318.2]

Domain

(30)

25

e. Representasi Kurva-S

Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva S atau

sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara

tak linear. Kurva S untuk pertumbuhan akan bergerak dari sisi paling kiri

(nilai keanggotaan=0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan=1).

Fungsi keanggotaannya akan tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang

sering disebut dengan titik infleksi. Kurva untuk PENYUSUTAN akan

bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai

keanggotaan = 0). Kurva S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter,

yaitu : nilai keanggotaan nol ( ), nilai keanggotaan lengkap ( ), dan titik

infleksi atau crossover ( ) yaitu titik yang merupakan domain 50% benar.

f. Representasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell Curve)

Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk

lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3 kelas, yaitu : himpunan

fuzzy PI, beta dan Gauss

TEMPERATUR

Dingin Sejuk Normal Hangat Panas 1

Derajat keanggotaan [x]

0

[image:30.595.174.457.131.282.2]

0 28 40 Temperatur (0C)

Gambar 2.10 Daerah bahu pada variabel

(31)

26

g. Koordinat Keanggotaan

Himpunan fuzzy berisi urutan pasangan berurutan yang berisi nilai domain dan

kebenaran nilai keanggotaanya dalam bentuk :

Skalar (i) / Derajat (i)

Skalar adalah suatu nilai yang digambar dari domain himpunan fuzzy,

sedangkan Derajat skalar merupakan derajat keanggotaan himpunan

fuzzynya.

2.3.4 Fungsi Implikasi

Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan

berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan

dalam fungsi implikasi adaah :

If x is A then y is B

dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang

mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti

THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan

menggunakan operator fuzzy, seperti :

IF ( X1 is A1) ( X2 is A2) ( X3 is A3) .. ( XN is AN) THEN y is B

dengan adalah operator (misal : OR atau AND).

Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu :

a. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy.

(32)

27

2.3.5 Sistem Interferensi Fuzzy

2.3.5.1Metode Tsukamoto

Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk

IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton (Gambar 2.16). sebagai hasilnya, output hasil

inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan

-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata

terbobot.

2.3.5.2Metode Mamdani

Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min.

metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk

mendapat output, diperlukan 4 tahapan :

a. Pembentukan himpunan fuzzy

Pada metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi

menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.

b. Aplikasi fungsi implikasi (aturan)

Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min.

c. Komposisi aturan

Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari beberapa aturan,

maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antara aturan. Ada 3

metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu : max,

(33)

28

1. Metode Max (Maximum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil

nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi

daerah fuzzy, dan menggunakannya operator OR (union). Jika semua

proposisi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzy

yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum

dapat dituliskan :

sf[xi] max ( sf[xi], kf[xi])

dengan :

sf[xi]= nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;

kf[xi]= nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i;

Apabila digunakan fungsi implikasi MIN, maka metode komposisi ini

sering disebut dengan nama MAX-MIN atau MIN-MAX atau

MAMDANI.

2. Metode Additive (Sum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy.

Secara umum dituliskan :

sf[xi] min (1, sf[xi]+ kf[xi])

dengan :

sf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;

(34)

29

3. Metode Probabilistik (probor)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

product terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan :

sf[xi] ( sf[xi]+ kf[xi]) - ( sf[xi]* kf[xi])

dengan :

sf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;

kf[xi]= nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i;

d. Penegasan (defuzzy)

Input dari proses defuzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari

komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan

suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan

suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu

nilai crisp tertentu sebagai output .

Ada beberapa metode defuzifikasi pada komposisi aturan MAMDANI, antara

lain :

1. Metode Centroid (Composite Moment)

Pada metode ini, crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat (z*)

daerah fuzzy.

Secara umum dirumuskan :

Untuk semesta kontinue

Untuk semesta diskret

(35)

30

2. Metode Bisektor

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada

domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan sebagian dari jumlah total

nilai keanggotaan pada daerah fuzzy.

Secara umum dituliskan :

Zp sedemikian hingga

p

R

R

p

n

n

dz z dz

z) ( )

(

3. Metode Mean Of Maximum (MOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai

rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

4. Metode Largest of Maximum (LOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai

terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

5. Metode Smallest of Maximum (SOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai

terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

2.3.5.3Metode Sugeno

Penalaran dengan metode SUGENO hampir sama dengan penalaran

MAMDANI, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy,

melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh

(36)

31

metode SUGENO, maka defuzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai

rata-ratanya.

a. Model Fuzzy Sogeno Orde-Nol

Secara umum bentuk model fuzzy SUGENO Orde-Nol adalah :

IF (X1 is A1) (X1 is A1) (X1 is A1) (XN is AN) THEN z=k

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

b. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu

Secara umum bentuk model fuzzy SUGENO Orde-Satu adalah :

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.

IF (X1 is A1) (XN is AN) THEN z=p1*x1 + + pNXN + q

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.

2.3.6 Database Fuzzy

Database (basisdata) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer

dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.[2] Sistem basis data

(database system) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan

kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.[2] Desain

database dimaksudkan untuk mengidentifikasikan sebuah file-file database yang

diperlukan untuk sistem informasi dan untuk mengidentifikasikan isi struktur dari

(37)

32

harus dapat digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan

input yang akan direkam didalam database, file-file database harus mempunyai

elemen untuk menampung input yang dimasukkan. Dengan demikian struktur dari

suatu file database tergantung dari arus data masuk dan arus data keluar, dari atau

ke file tersebut.

2.3.6.1Database Fuzzy Model Tahani

Sebagian besar database standar diklasifikasikan berdasarkan bagaimana

data tersebut dipandang oleh user. Dengan menggunakan database standar, kita

dapat mencari data-data dengan spesifikasi tertentu dengan menggunakan query.

Pada kenyataanya, seseorang kadang membutuhkan informasi dari data-data yang

bersifat ambigu. Apabila hal ini terjadi, maka kita menggunakan database fuzzy.

Selama ini, sudah ada beberapa penelitian tentang database fuzzy. Database fuzzy

model Tahani masih tetap menggunakan relasi standar, hanya saja model ini

menggunakan teori himpunan fuzzy untuk mendapatkan informasi pada query-nya.

2.3.6.2Database Fuzzy Model Umano

Pada database fuzzy Model Umano, data-data yang ambigu diekspresikan

dengan menggunakan distribusi posibilitas. Distribusi posibilitas merupakan nilai

(38)

33

2.4 Borland Delphi 7.0

2.3.1 Sejarah Perkembangan Delphi

Delphi adalah bahasa pemrograman visual berbasis windows yang

menggunakan bahasa pascal sebagai compiler. Keberadaan bahasa pemrograman

delphi tidak dapat dipisahkan dari bahasa turbo pascal, karena delphi merupakan

generasi penerus dari turbo pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 oleh

Borland International Incorporation.

Kecenderungan pengguna bahasa pemrograman visual untuk membangun

sebuah aplikasi telah mendorong Borland membuat bahasa pemrograman yang

baru. Pada tahun 1995 di perkenalkan kepada pengguna komputer, sebuah bahasa

pemrograman visual berbasis bahasa pascal. Bahasa pemrograman tersebut diberi

nama Borland Delphi. Pengguna delphi dapat mempersingkat waktu

pemrograman karena kita tidak perlu lagi menulis kode program yang rumit dan

panjang untuk menggambar, meletakkan dan mengatur komponen. Selain itu kita

juga dapat menyusun aplikasi yang lebih interaktif.

Delphi menyediakan fasilitas yang lengkap untuk membangun suatu

program aplikasi misalkan IDE (Integrated Development Environment). Dengan

IDE maka kita akan sangat terbantu, karena semua kebutuhan pemrograman telah

disediakan dalam suatu tampilan. IDE delphi terdiri dari Menu, SpeedBox,

Component Pallete, Objek Inspector Form dan Edit Code.

Umumnya delphi lebih banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi

desktop dan enterprise berbasis database, tapi sebagai perangkat pengembangan

(39)

34

jenis proyek pengembangan software. Delphi juga yang dikenal sebagai salah satu

yang membawa istilah RAD (Rapid Application Development) tool, saat dirilis

tahun 1995 untuk windows 16-bit. Delphi 2, dirilis setahun kemudian, mendukung

lingkungan windows 32-bit, dan versi c++, C++Builder, dirilis beberapa tahun

kemudian. Pada tahun 2001 sebuah versi linux yang dikenal sebagai Kylix

tersedia. Dengan satu rilis baru setiap tahunnya, pada tahun 2002 dukungan untuk

Linux (melalui Kylix dan CLX component library) ditambahkan dan tahun 2003

.NET mulai didukung dengan munculnya Delphi.Net (Delphi 8).

Chief Architect yang membidani Delphi, dan pendahulunya Turbo Pascal,

adalah Anders Hejlsberg sampai kemudian ia pindah ke Microsoft tahun 1996 di

mana ia sebagai chief designer C# dan termasuk orang kunci dalam perancangan

Microsoft.Net Framework. Dukungan penuh untuk .Net ditambahkan pada Delphi

8 (dirilis pada bulan Desember 2003) dengan penampilan user interface (look and

feel) mirip dengan Microsoft Visual Studio.NET.

Delphi 2005 (nama lain dari Delphi 9) mendukung code generation baik

untuk win32 maupun .NET, dan seperti yang telah dikenal, fitur-fitur manipulasi

data secara live dari database secara design-time. Ia juga membawa banyak

pembaruan pada IDE secara signifikan.

Para penganjur delphi mengklaim dengan bahasa pemrograman Delphi,

IDE dan component library (VCL/CLX) yang disediakan oleh vendor tunggal

memungkinkan satu paket yang lebih konsisten dan mudah dikenali. Produk

delphi ini didistribusikan dalam beberapa rancangan: Personal, Professional,

(40)

35

[image:40.595.136.490.140.389.2]

2.3.2 Struktur Program Borland Delphi 7.0

Gambar 2.11 Struktur Program Delphi 7.0

Fungsi dari elemen-elemen di atas adalah :

a. Object Inspector : suatu window yang berguna untuk mengatur suatu object

baik properti, events dan method.

b. Form : digunakan sebagai layar/window yang digunakan sebagai lembar kerja

kita. Di form-lah semua komponen seperti tombol dan komponen lainnya

disimpan.

c. Window Unit/ Source Code : Window/layar yang berisi perintah-perintah yang

akan dieksekusi oleh komputer. Di layar inilah mengisikan program-program

d. Component Palette : layar yang berisikan komponen-komponen yang dipakai

dalam program.

Form

Unit/Source Code

Object Inspector

(41)

36

2.4 MySQL

MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa Struktured

Query Language (SQL). MySQL mampu menangani data yang cukup besar.

SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database

server. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi lebih user -

friendly dibandingkan dengan menggunakan dBASE atau Clipper yang masih

menggunakan perintah - perintah pemrograman.

Secara umum SQL dapat digunakan untuk melakukan proses penambahan

data, penghapusan data, perbaikan data, melihat-lihat data yang tersimpan dan

(42)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kusumadewi, Sri. Purnomo, Hari., Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Mendukung

Keputusan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004

[2] Kusumadewi, Sri., Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha

Ilmu, Yogyakarta, 2003.

[3] Prahasa, Eddy., Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis,

Informatika, Bandung, 2005.

[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Logika_Fuzzy

[5] http://eprints.ums.ac.id/198/

[6] http://faculty.petra.ac.id/thiang/download/paper/Fuzzy_batang.pdf

[7] http://faculty.petra.ac.id/thiang/download/paper/fuzzy-noise.pdf

[8] http://faculty.petra.ac.id/hanyf/doc/sitia2001.pdf

[9] http://faculty.petra.ac.id/thiang/download/paper/Fuzzy_mobil.pdf

[10] http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/5/jbptgunadarma-gdl-s1-2004-

anyriana50-229-abstraksi.pdf

[11] http://www.te.ugm.ac.id/~oyas/teliti/forum%20teknik%201998.pdf

(44)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.2 Proses Fuzzifikasi
Gambar 2.3 Proses Rule Evaluasi
Gambar 2.          6 Representasi Linear Naik
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian hubungan antara religiusitas agama Islam dengan sikap terhadap seks pranikah, jenis data yang digunakan adalah data ordinal, maka teknik statistik

Sedangkan skor 5 (lima) sampai dengan 1 (satu) dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju (SS) untuk pernyataan yang bersifat negatif. Elvinaro

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertanggunganjawaban atas Nursing Error di Rumah Sakit, penyelesaian hukum secara internal atas Nursing Error yang menjadi

Terdapat pengaruh positif DPR terhadap harga saham dimana dengan kenaikan DPR akan diikuti oleh peningkatan harga saham, terdapat pengaruh tidak langsung PBV, EPS, DER terhadap

Peran keluarga sejak awal akan meningkatkan keberhasilan perawatan penderita skizofrenia Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh family psychoeducation (FPE)

Dua kerajaan besar yang dianggap oleh rakyatnya sebagai kerajaan kembar tersebut hidup secara damai dimana kehidupan sosial diatur dengan berdasarkan syariat agama

Rimka tiek savo parengtuose vadovėliuo- se, tiek, suprantama, skaitydamas universitete paskaitas statistikos metodus grindė pagrindinėmis aukštosios matematikos tiesomis,

Mata uang selandia baru: Dolar Selandia