• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS TENTANG ANAK DISGRAFIA SERTA UPAYA MENGATASINYA PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH 6 Studi Analisis Tentang Anak Disgrafia Serta Upaya Mengatasinya Pada Siswa Kelas Isd Muhammadiyah 6 Kampung Sewusurakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI ANALISIS TENTANG ANAK DISGRAFIA SERTA UPAYA MENGATASINYA PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH 6 Studi Analisis Tentang Anak Disgrafia Serta Upaya Mengatasinya Pada Siswa Kelas Isd Muhammadiyah 6 Kampung Sewusurakarta Tahun Ajaran 2015/2016."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI ANALISIS TENTANG ANAK DISGRAFIA SERTA UPAYA MENGATASINYA PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH 6

KAMPUNG SEWU SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:

MERRYNA DIRA ARASWATI A510120060

Kepada:

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

STUDI ANALISIS TENTANG ANAK DISGRAFIA SERTA UPAYA MENGATASINYA PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH 6

KAMPUNG SEWU SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Merryna Dira Araswati dan Sri Hartini, S.H., M.Pd Universitas Muhammadiyah Surakarta

Merryna060@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the factors that cause children to be dysgraphia, and to know the efforts of teachers and parents to overcome dysgraphia in Class I SD Muhammadiyah Surakarta 6 Kampung Sewu Academic Year 2015/2016 totaling 3 children. This research uses qualitative descriptive and case study design. Data collection methods used were interviews, observation, documentation and field notes. The results of this study indicate that there are several factors that cause child has dysgraphia, among others: a) lack of attention and motivation of parents in overcoming the difficulties of learning to write children; b) the child has not had a shadow shape and does not memorize the letters alfabeth; c) children also do not have awareness and responsibility for learning; d) the lack of communication and cooperation of school with parents in overcoming the difficulties of learning to write children. Efforts that teachers and parents in dealing with children dysgraphia include: a) always provide motivation and encouragement to the child so that the spirit of learning to write; b) to approach individually to children who have dysgraphia to determine the child's wishes; c) perform such guidance les at the end of the study; d) cooperation between schools and parents to overcome the difficulties of learning to write children.

Keywords: the efforts of teachers and parents, dysgraphia.

Abstrak

(5)

lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami disgrafia, antara lain: a) kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar menulis anak; b) anak belum memiliki bayangan bentuk huruf dan tidak hafal huruf alfabeth; c) anak juga belum memiliki kesadaran dan tanggung jawab belajar; d) tidak adanya komunikasi dan kerjasama sekolah dengan orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar menulis anak. Upaya yang dilakukan guru dan orang tua dalam mengatasi anak disgrafia antara lain: a) selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar semangat belajar menulis; b) melakukan pendekatan secara individual kepada anak yang mengalami disgrafia untuk mengetahui keinginan anak; c) melakukan bimbingan seperti les di akhir pembelajaran; d) melakukan kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk mengatasi kesulitan belajar menulis anak.

Kata kunci: upaya guru dan orang tua, disgrafia.

Pendahuluan

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang juga merupakan sarana pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Syahrun (2014: 3) mengemukakan bahwa “menulis adalah bentuk komunikasi dalam menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide menggunakan media visual”. Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi yaitu: 1) keterampilan menyimak/ mendengarkan (listening skill); 2) keterampilan berbicara (speaking skill); 3) keterampilan membaca (reading skill); 4) keterampilan menulis (writing skill). Empat kemampuan bahasa tersebut memiliki keterampilan yang sangat erat satu sama lain dan saling berkorelasi. Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam komunikasi secara tertulis. Dengan keterampilan menulis ini, anak dapat menuangkan semua gagasannya dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu, anak harus terampil memanfaatkan ide, struktur bahasa, dan pilihan kata.

Anak kelas I SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta sebagian besar

(6)

belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak”. Hal ini terbukti dari kebiasaan anak pada saat bermain di luar kelas pada jam istirahat. Anak-anak ini sering membuat coretan-coretan baik di kertas ataupun di dinding, selain itu anak juga dapat berkomunikasi lisan dengan temannya secara lancar tanpa mengalami suatu hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya mereka sudah memiliki kemampuan dasar menulis.

Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar dapat juga memberikan solusi

dari permasalahan yang dihadapi anak yakni: 1) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan anak dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung; 2) Bisa mengevaluasi hasil segala langkah yang dilakukan oleh anak; 3) Guru memberikan kesempatan pada setiap anak yang mengalami kesulitan belajar menulis sesuai dengan karakteristik yang dimiliki pada setiap diri; 4) Memberikan bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar anak dengan cara bimbingan secara individu maupun bimbingan secara kelompok.

Bimbingan yang dilakukan oleh guru bertujuan membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar menulis pada siswa kelas I SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, menurut Moleong (2007: 11) “penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yakni pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka”. Semuanya dikumpulkan yang berkemungkinan dapat menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

(7)

studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi atau sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses, isu maupun kampanye. Data kualitatif adalah suatu proses dari komponen-komponen yang perlu ada dalam suatu analisis data (Moleong, 2007: 248). Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dijadikan obyek peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, guru dan orang tua anak. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber

data yang tidak secara langsung memberikan keterangan dan bersifat melengkapi sumber data primer, yaitu data administrasi di kelas I SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas I SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta yang mengalami disgrafia. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah perilaku anak yang mengalami disgrafia (kesulitan belajar dalam menulis). Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan/berperanserta, artinya dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin serta berperan serta pada situs penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan kemasyarakatan (Moleong, 2007: 9). Teknik pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Keabsahan data digunakan untuk mempertimbangkan validitas data dalam penelitian ini perlu sekali melihat pendapat dari Moleong (2007: 330) “tentang penggunaan keabsahan data pada penelitian kualitatif menggunakan triangulasi”. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi sumber dan metode.

(8)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian sebab-sebab anak mengalami disgrafia dan upaya penanganannya

Subjek Perilaku Sebab-sebab

Usaha Penanganannya Guru Orang Tua Akku

Mas Benk

1. Anak lebih suka bercerita dengan temannya atau bermain sendiri saat guru menerangkan materi

pelajaran.

Anak susah untuk

berkonsentrasi saat guru menerangkan materi

pelajaran.

Menegur anak untuk fokus mendengarkan materi yang disampaikan guru.

Memberikan pemahaman untuk selalu mendengarkan saat guru menyampaikan materi

pelajaran di sekolah. 2. Anak sulit

berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Anak belum menyadari bahwa di sekolah itu harus

memperhatikan guru saat menerangkan materi

pelajaran.

Memberikan pertanyaan kepada anak agar anak dapat fokus kembali mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.

Orang tua lebih sabar dan memberikan pemahaman lebih kepada anak untuk selalu

memperhatikan guru saat menerangkan materi

pelajaran. 3. Anak sering Anak tidak Guru akan Orang Tua akan

Penarikan Kesimpulan

Salinan Data Reduksi Data

(9)

tidak

mengerjakan pekerjaan rumah atau PR serta tidak pernah menjadwal pelajaran.

menuliskan PRnya di buku penghubung secara lengkap dan anak tidak memberitahuka n PR yang diberikan guru kepada orang tua. memberikan teguran kepada anak dengan cara tidak membolehkan anak istirahat. Hal ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab anak dalam mengerjakan tanggung jaewabnya. lebih memperhatikan tugas anak di sekolah dengan cara melihat langsung buku penghubung yang anak miliki serta menanyakan langsung ke teman atau guru mengenai PR apa yang anak miliki.

4. Anak suka berjalan-jalan pada saat guru memerintahkan untuk mengerjakan soal-soal latihan. Anak sama sekali belum hafal huruf A-Z yang ada dalam alfabeth. Sehingga anak mengalami kesulitan untuk mengerjakan dan lebih memilih untuk berjalan-jalan. Guru membimbing anak saat mengerjakan soal-soal latihan agar anak tidak berjalan-jalan atau mengganggu temannya yang sedang mengerjakan. Orang tua melatih anak untuk menghafal huruf A-Z dalam alfaberth dengan cara sering meminta anak untuk latihan menulis dan menghafal huruf-huruf.

5. Anak lamban dalam mengerjakan soal-soal latihan dari guru. Anak mengalami kelambatan dalam memahami materi pelajaran serta anak belum hafal huruf sama sekali. Guru lebih sabar dan memberikan bimbingan secara bertahap untuk memberikan pemahaman anak dalam menghafal bentuk dan bunyi huruf. Orang tua melatih anak untuk rajin latihan menulis dan menghafal huruf agar anak dapat mengerjakan soal dengan baik. Naybil Adnan

1. Anak sering tidak membawa buku pelajaran.

Anak tidak pernah ditemani oleh orang tua saat menjadwal

Memberikan pemahaman kepada anak untuk

(10)

buku pelajaran di rumah. menjadwal terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. menjadwal terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

2. Anak sulit berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Anak belum menyadari bahwa di sekolah itu harus memperhatikan guru saat menerangkan materi pelajaran. Memberikan pertanyaan kepada anak agar anak dapat fokus kembali mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.

Orang tua lebih sabar dan memberikan pemahaman lebih kepada anak untuk selalu memperhatikan guru saat menerangkan materi pelajaran. 3. Anak lamban

dalam mengerjakan soal latihan dan menulis. Anak mengalami kelambatan dalam memahami materi pelajaran serta anak belum hafal huruf sama sekali. Guru lebih sabar dan memberikan bimbingan secara bertahap untuk memberikan pemahaman anak dalam menghafal bentuk dan bunyi huruf. Orang tua melatih anak untuk rajin latihan menulis dan menghafal huruf agar anak dapat

mengerjakan soal dengan baik.

4. Anak lebih suka bermain dibandingkan belajar saat berada di rumah. Kesibukan orang tua dalam bekerja

membuat anak bermain dari pulang sekolah sampai sore hari saat ibunya pulang bekerja. Memberikan pemahaman kepada anak untuk tidak terus-terusan bermain. Orang tua berupaya untuk mengikutkan anak pada lembaga bimbingan belajar atau les agar anak tidak bermain terus. 5. Anak sering

tidak

mengerjakan pekerjaan rumah atau PR.

Saat orang tua menanyakan PR kepada anak, anak mengatakan tidak ada PR

Guru akan memberikan teguran kepada anak dengan cara tidak

Orang Tua akan lebih

(11)

dan orang tua langsung mempercayai ucapan anak tanpa berusaha untuk menanyakan kepada teman maupun guru. membolehkan anak istirahat. Hal ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab anak dalam mengerjakan tanggung jaewabnya. langsung buku penghubung yang anak miliki serta menanyakan langsung ke teman atau guru mengenai PR apa yang anak miliki.

Dava Navit Ardana

1. Anak lebih mengajak berbicara temannya yang baru mengerjakan soal. Anak susah untuk berkonsentrasi saat guru menerangkan materi pelajaran. Menegur anak untuk fokus mendengarkan materi yang disampaikan guru. Memberikan pemahaman untuk selalu mendengarkan saat guru menyampaikan materi pelajaran di sekolah. 2. Anak sulit

berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Anak belum menyadari bahwa di sekolah itu harus memperhatikan guru saat menerangkan materi pelajaran. Memberikan pertanyaan kepada anak agar anak dapat fokus kembali mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.

Orang tua lebih sabar dan memberikan pemahaman lebih kepada anak untuk selalu memperhatikan guru saat menerangkan materi pelajaran. 3. Anak lebih suka

bermain game saat berada di rumah.

Fasilitas tablet yang diberikan orang tua pada anak membuat anak lebih suka bermain game daripada belajar saat di rumah.

Memberikan pemahaman kepada anak bahwa bermain game secara terus menerus itu berdampak buruk pada kesehatan terutama mata. Orang tua membatasi waktu bermain game anak dan lebih

mengutamakan waktu untuk belajar anak.

4. Saat diminta mengerjakan soal anak suka

Pada saat menulis sebuah kata pasti ada

(12)

melihat hasil pekerjaan temannya. huruf yang hilang. banyak latihan menulis atau mengerjakan soal-soal agar anak terbiasa menulis kata dengan huruf yang lengkap. banyak latihan menulis atau mengerjakan soal-soal agar anak terbiasa menulis kata dengan huruf yang lengkap. 5. Anak sering

tidak

mengerjakan pekerjaan rumah atau PR.

Saat orang tua menanyakan PR kepada anak, anak mengatakan tidak ada PR dan orang tua langsung mempercayai ucapan anak tanpa berusaha untuk menanyakan kepada teman maupun guru. Guru akan memberikan teguran kepada anak dengan cara tidak membolehkan anak istirahat. Hal ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab anak dalam mengerjakan tanggung jaewabnya.

Orang Tua akan lebih

memperhatikan tugas anak di sekolah dengan cara melihat langsung buku penghubung yang anak miliki serta menanyakan langsung ke teman atau guru mengenai PR apa yang anak miliki.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar menulis antara lain kurangnya perhatian yang diberikan kedua orang tua terutama ibu dalam menemani maupun membantu anak saat belajar di rumah. Menurut Helmawati (2014: 50) “orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.” Seharusnya orang tualah yang berperan sangat besar dalam mengatasi kesulitan belajar menulis anak. Tetapi perhatian yang orang tua berikan kepada anak justru kurang. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian orang tua untuk membantu anaknya menjadwal pada malam hari.

Faktor penyebab kesulitan belajar menulis anak lainnya adalah tidak adanya

(13)

telefon masing-masing yang dapat dihubungi. Guru tidak bisa menyampaikan kepada orang tua mengenai hasil perkembangan maupun penurunan hasil belajar akibat kesulitan belajar menulis yang dialami anak. Anak juga belum menyadari bahwa sekolah itu merupakan kebutuhan mereka dan sekolah itu memerlukan perhatian kepada guru, sehingga pada saat guru menerangkan materi pembelajaran anak jarang mau untuk memperhatikan. Seringkali pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anak saat di sekolah sama sekali tidak pernah dikerjakan. Anak sama sekali tidak memiliki bayangan bentuk huruf dan tidak hafal huruf alfabeth sama sekali

dikarenakan tidak hafal huruf A sampai Z.

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dan orang tua anak yang mengalami disgrafia untuk mengatasi kesulitan menulis menulis antara lain selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar tetap semangat dalam berusaha menulis seperti teman-temannya yang lain, melakukan pendekatan secara individual kepada anak yang mengalami kesulitan belajar menulis untuk mengetahui apa yang anak inginkan, melakukan bimbingan seperti les untuk anak yang menagalami kesulitan belajar menulis di akhir proses pembelajaran, melakukan kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk mengatasi kesulitan belajar menulis anak, mengembangkan sikap percaya diri dan berani dalam hal bertanya saat mengalami kesulitan dalam pembelajaran, tidak selalu memenuhi keinginan anak, dan tidak terlalu memberikan kebebasan kepada anak dalam hal bermain, memberikan perhatian yang khusus pada anak yang mengaalmi kesulitan belajar menulis.

Berdasarkan uraian temuan peneliti dan pembahasan tersebut anak yang menagalami kesulitan belajar menulis setelah kegiatan layanan dan bimbingan, maka anak yang mengalami kesulitan belajar menulis yang ada di SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 berangsur-angsur normal dan

baik sehingga tidak mengalami kesulitan belajar lagi.

Simpulan

(14)

belajar dikarenakan kurangnya perhatian yang diberikan orang tua kepada anak. Serta tidak adanya komunikasi antara guru dan orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar menulis anak. Selain itu terdapat juga upaya yang dilakukan guru dan orang tua dalam mengatasi kesulitan anak dalam menulis dengan cara lebih memberikan perhatian dan motivasi kepada anak. Serta akan lebih menjalin komunikasi yang baik antara guru dan orang tua agar kesulitan belajar anak yang lainnya dapat teratasi.

Persantunan

Penulis ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Terimakasih kepada Ibu Sri Hartini, S.H., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya. Kedua orang tua dan keluarga besar SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu Surakarta terimakasih atas do’a dan kerjasamanya.

Daftar Pustaka

Syahrun. 2014. “Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Teknik Mind Mapping Murid Kelas III SD Kartika XX-1 Kota Makassar”. E-Buletin Media

Pendidikan LPMP Sulsel: 13-1.

Suryani, Yulinda Erma. 2010. “Kesulitan Belajar”. Magistra (73): 47-33.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

akan memberikan contoh yang positii bagi sistem usaha tani yang intensif dan. lebih rnaju kepada rnasyarakat sekitar lokasi proyek, yang bersifat

Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan upah terhadap produksi cincin akik pada industri

Sebagai data primer maka wawancara dilakukan terhadap petugas LSM Spek-HAM dan korban kekerasan dalam rumah tangga di Surakarta untuk mendapatkan data tentang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepata keluarga dari rumah tangga KMP dominan berada pada u$ia produktif, dengan tingkat pendidikan relatif rendah, dan jumlah

Paparan pestisida pada manusia bisa berasal dari lingkungan yang tercemar, yang relatif tidak begitu diperhatikan karena tidak secara langsung berhubungan dengan manusia dibanding

judul ANAK DAN BUKU PELAJARAN ( Studi tentang Perlindungan Hukum terhadap Anak sebagai Konsumen Buku Pelajaran SLTP di Sragen )..

psikopatologi pada pasangan yang mengalami masalah relasi dalam perkawinan. Mampu melakukan aplikasi analisis transaksional