• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Diameter Puli Pada Alat Peniris Minyak Tipes Entrifugal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Diameter Puli Pada Alat Peniris Minyak Tipes Entrifugal"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

UJI DIAMETER PULI PADA ALAT PENIRIS MINYAK

TIPE SENTRIFUGAL

SKRIPSI

Oleh:

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA 080308006/KETEKNIKAN PERTANIAN

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

UJI DIAMETER PULI PADA ALAT PENIRIS MINYAK

TIPE SENTRIFUGAL

SKRIPSI

Oleh:

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA 080308006/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Achwil Putra Munir, STP, M.Si Ir. Edi Susanto, M.Si

Ketua Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

i

ABSTRAK

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA : Uji Diameter Puli Pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan EDI SUSANTO.

Uji diameter puli pada alat peniris minyak tipe sentrifugal belum banyak diteliti saat ini. Untuk itu penelitian dilakukan agar mengetahui diameter puli yang baik hingga mendapatkan kapasitas hasil yang optimal,serta mengandung kadar lemak minyak yang rendah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian USU pada Maret-Mei 2012 menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial yaitu diameter puli (9, 7, 5). Parameter yang diamati adalah kapasitas alat, presentase kerusakan hasil, dan persentase kadar lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter puli memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas alat, berbeda nyata terhadap kerusakan hasil, dan berbeda sangat nyata terhadap persentase kadar lemak sebelum penirisan, dan kadar lemak sesudah penirisan.

Kata Kunci : Uji Diameter Puli, Alat Peniris Minyak

ABSTRACT

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA: test the diameter of pulleys of centrifugal type of oil drainer, supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR and EDI SUSANTO.

Until now test the diameter of pulleys of centrifugal type of oil drainer have not many been researched. To the research done to know the diameter of pulleys good up to get the capacity of optimum result, and contains levels of fatty oil that is low. Therefore, a research had been conducted at Agricultural Engineering Laboratory, Faculty Agriculture USU in march- may 2012 using factorial randomized block design with one factor ( 9, 7, 5 ). Parameters observed were capacity of tools, a result, the percentage of damage and the percentage of levels of fat. The result showed that the diameter of pulleys to exert an influence different against the capacity of a tool, not real different result, real to destruction and differs very real against the percentage of fat levels before drained, and levels of fat after drained.

(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

Rizkinuddin Ade Saputra, dilahirkan di Medan pada tanggal 25 Maret 1990 dari ayah H.Martua Muda dan ibu Hj. Helmiaty Harahap. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Medan dan pada tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Pemanduan Minat dan Prestasi (PMP).Penulis memilih program studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) sebagai wakil ketua bidang sosial dan pengabdian masyarakat tahun 2011/2012. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi ATM ( Agriculture Technology Moeslem) sebagai anggota.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Diameter Puli pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbing penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achwil Putra Munir, STP, M.Si dan Bapak Ir. Edi Susanto, M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Untuk lebih menyempurnakan skripsi ini, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga skripsi dari penelitian ini dapat berguna bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2012

(6)

iv

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Berlakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Alat Peniris Minyak ... 5

Ubi Jalar ... 6

Kadar Lemak ... 7

Peranan Mekanisasi Pertanian... 8

Elemen Mesin ... 9

Motor listrik ... 9

Prinsip kerja motor listrik ... 10

Poros ... 10

Bantalan ... 12

Puli ... 13

V-Belt ... 13

BAHAN DAN METODE ... 16

Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

Bahan dan Alat Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 16

Pelaksanaan Penelitian ... 17

Prosedur Penelitian ... 17

Parameter Penelitian ... 18

Kapasitas alat ... 18

Persentase kerusakan hasil ... 18

Kadar lemak metode soxhlet ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

Kapasitas Alat Keripik Utuh ... 21

Kapasitas Alat ... 23

Kerusakan Hasil Penirisan ... 23

Kadar Lemak ... 25

Kadar lemak sebelum penirisan ... 25

Kadar lemak setelah penirisan ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

(7)

v

(8)

vi

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Kandungan gizi ubi jalar setiap 100 gram... 6

2. Pengaruh diameter puli terhadap parameter yang diamati ... 21

3. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas alat keripik utuh ... 22

4. Uji LSR pengujian diameter puli terhadap kerusakan hasil ... 23

5. Uji LSR pengujian diameter puli terhadap kadar lemak sebelum ditiriskan .... 25

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Hubungan diameter puli dengan kapasitas alat keripik utuh ... 22

2. Hubungan diameter puli dengan kerusakan hasil ... 24

3. Hubungan diameter puli dengan kadar lemak sebelum ditiriskan ... 26

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Flowchart penelitian ... 33

2. Data pengamatan kapatitas alat ... 34

3. Data pengamatan kerusakan hasil ... 35

4. Data pengamatan kadar lemak sebelum penirisan ... 36

5. Data pengamatan kadar lemak setelah penirisan ... 37

6. Gambar alat tampak atas ... 38

7. Gambar alat tampak samping ... 39

8. Tabel syarat mutu keripik ubi jalar ... 40

9. Syarat mutu makanan ringan ekstrudat ( SNI 01-2886-2000) ... 41

10. Panjang sabuk V standar ... 42

11. Hasil penirisan... 43

(11)

i

ABSTRAK

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA : Uji Diameter Puli Pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan EDI SUSANTO.

Uji diameter puli pada alat peniris minyak tipe sentrifugal belum banyak diteliti saat ini. Untuk itu penelitian dilakukan agar mengetahui diameter puli yang baik hingga mendapatkan kapasitas hasil yang optimal,serta mengandung kadar lemak minyak yang rendah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian USU pada Maret-Mei 2012 menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial yaitu diameter puli (9, 7, 5). Parameter yang diamati adalah kapasitas alat, presentase kerusakan hasil, dan persentase kadar lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter puli memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas alat, berbeda nyata terhadap kerusakan hasil, dan berbeda sangat nyata terhadap persentase kadar lemak sebelum penirisan, dan kadar lemak sesudah penirisan.

Kata Kunci : Uji Diameter Puli, Alat Peniris Minyak

ABSTRACT

RIZKINUDDIN ADE SAPUTRA: test the diameter of pulleys of centrifugal type of oil drainer, supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR and EDI SUSANTO.

Until now test the diameter of pulleys of centrifugal type of oil drainer have not many been researched. To the research done to know the diameter of pulleys good up to get the capacity of optimum result, and contains levels of fatty oil that is low. Therefore, a research had been conducted at Agricultural Engineering Laboratory, Faculty Agriculture USU in march- may 2012 using factorial randomized block design with one factor ( 9, 7, 5 ). Parameters observed were capacity of tools, a result, the percentage of damage and the percentage of levels of fat. The result showed that the diameter of pulleys to exert an influence different against the capacity of a tool, not real different result, real to destruction and differs very real against the percentage of fat levels before drained, and levels of fat after drained.

(12)

1

PENDAHULUAN

Latar Berlakang

Teknologi mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam peningkatan pendapatan ekonomi, oleh karena dengan penerapan teknologi yang sesuai, peningkatan nilai tambah dapat dilaksanakan secara berganda. Teknologi perlu diarahkan pada semua tahapan, termasuk di dalam proses pascapanen. Teknologi sebagai satu kesatuan metodologi dan peralatan yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas tertentu memiliki sasaran akhir yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Inovasi dan penerapan suatu teknologi dalam suatu komunitas masyarakat perlu memperhatikan berbagai faktor agar dapat mencapai sasarannya.

Penerapan teknologi mekanis dalam bentuk mesin dan peralatan tepat guna dikalangan petani sangat perlu untuk dikembangkan agar jumlah dan mutu produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan sehingga bisa mengantarkan corak pertanian yang subsistence ke pertanian transisi menuju sistem pertanian yang modern. Persyaratan dari teknologi yang dimaksud adalah mudah dibuat, mudah dioperasikan, sederhana, praktis, efisien, dan mudah diserap oleh petani karena harganya terjangkau.

(13)

Pengolahan yang dimaksud yaitu berupa proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa pengolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), penirisan, pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau komposisinya.

Pengolahan buah yang dikatakan di atas selain diproduksi dalam bentuk buah langsung, dapat juga diolah menjadi keripik buah dengan bantuan alat mekanis yaitu penggorengan vacum frying. Keripik buah tersebut dibuat dengan menggunakan cara-cara pengolahan sederhana. Dengan menggunakan mesin vacum frying penggorengan buah ini dapat lebih maksimal dalam hal kerenyahannya. Namun tingginya kadar minyak dapat mempengaruhi kualitas dan umur simpan dari makanan tersebut. Jika suatu produk banyak mengandung minyak maka dalam beberapa hari penyimpanan dapat menyebabkan bau tengik akibat proses oksidasi dan perubahan struktur minyak tersebut.

(14)

3

Reaksi demikian dikatalisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu seperti enzim lipase.

Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Selain itu makanan dengan kandungan minyak yang tinggi merupakan makanan yang tidak sehat dan sangat berisiko bagi kesehatan manusia, yang akan menyebabkan timbulnya penyakit jantung, stroke, obesitas dan penyakit kanker. Oleh karena itu, minyak yang ada di dalam makanan yang digoreng harus dikeluarkan, apalagi jika minyak dipakai berulang-ulang dalam proses penggorengan dan dengan suhu tinggi.

Dengan adanya tuntutan produk yang berkulitas, kering dan tahan lama maka tahap penirisan merupakan tahap yang penting dalam pembuatan suatu produk. Kandungan minyak dalam produk pertanian yang diolah dengan penggorengan harus mendapat perhatian karena mempengaruhi kualitas produk tersebut, kemasan, umur simpan dan effisiensi penggunaan minyak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji diameter puli alat peniris minyak sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan.

Hipotesis Penelitian

Diduga ada pengaruh diameter puli alat peniris minyak terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan dan kapasitas alat serta kadar lemak pada bahan. Kegunaan Penelitian

(15)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

(16)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Alat Peniris Minyak

Mesin peniris minyak, atau mesin pengaktus minyak berfungsi untuk mengurangi kadar minyak pada bahan yang biasanya adalah gorengan. Mesin ini telah teruji dan sudah banyak dipakai ratusan pengusaha makanan gorengan di berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Mesin ini juga berfungsi mengurangi kadar air pada produk. Misalnya sayuran yang dicuci, dan ingin cepat dikeringkan. maka dengan mesin spiner ini, kandungan air bisa cepat kering (Agrowindo, 2010).

Pada prinsipnya, alat yang dinamai manual spinner ini bekerja secara manual dalam metode sentrifugal. Fungsi utamanya adalah untuk memisahkan minyak dari bahan padatnya (gorengan). Dari segi penggunaan, para pengguna juga tidak perlu memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus. Mereka hanya perlu memutar tabung melalui hias di sampingnya dan menyesuaikan kecepatan putaran sesuai kebutuhan. Dengan prinsip sentrifugal, cairan akan keluar dari dalam bahan di mana minyak yang notabene mempunyai kerapatan lebih kecil akan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada dinding, sedangkan bahan padatnya akan tertahan di dalam tabung perporasi. Kadar minyak yang bisa dikeluarkan dari bahan makan dengan alat ini masih beragam pada setiap bahan. Namun, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan kertas minyak atau penirisan biasa (Anonimous2

Jika dibandingkan dengan alat yang telah ada di pasaran, alat peniris tipe sentrifugal memiliki dimensi yang jauh lebih besar. Dengan besarnya dimensi alat peniris ini, maka alat ini belum dapat dikatakan alat yang portable. Putaran alat

(17)

peniris tipe sentrifugal juga lebih kecil dibandingkan alat peniris yang telah di pasarkan, bahkan hingga dua kali lebih kecil putarannya. Putaran ini mempengaruhi kerusakan bahan ketika penirisan, dimana putaran yang lebih kecil tentunya akan mengurangi kerusakan bahan (Lubis, 2012).

Ubi Jalar

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia (Prihatman, 2002).

Adapun sistematika tanaman ubi jalar adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta

(18)

7

Ubi jalar mengandung bermacam kandungan yang berbeda pada setiap warnanya. Menurut Purnomo dan Heni (2007) warna ubi jalar beraneka ragam seperti putih, ungu, merah, kuning atau orange. Umbi jalar yang berwarna kuning kaya akan beta karoten (provitamin A) dan vitamin C. Umbi berwarna ungu juga merupakan sumber vitamin C dan beta karoten (provitamin A) yang sangat baik. Bahkan, kandungan beta karotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar berdaging kuning. Sementara itu, ubi jalar berdanging putih tidak mengandung vitamin tersebut atau sangat sedikit. Namun, umbi yang berwarna putih dapat dijadikan tepung karena berkadar bahan kering tinggi.

Menurut Rukmana (2004), kandungan gizi umbi jalar setiap 100 gram

bahan yang dapat dimakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar setiap 100 gram

Komponen Ubi Jalar Merah Ubi Jalar Ungu

Air (g) 68,5 68,5

Bagian yang dapat dimakan (g) 86,00 86,00

Kadar Lemak

(19)

selama penggorengan vakum, sehingga minyak/lemak yang tertahan dalam keripik hanya sedikit (Napitupulu, 2003).

Penentuan kadar lemak metode Soxhlet menurut AOAC (1970) dilakukan dengan cara ditimbang 2 gr bahan kering yang telah dihaluskan dan dicampur dengan pasir yang telah dipijarkan sebanyak 8 gr dan dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi Soxhlet dalam timbel. Alirkan air pendingin melalui kondensor. Pasang tabung ekstraksi pada alat destilasi Soxhlet dengan pelarut petroleum ether secukupnya selama 4 jam. Setelah residu dalam tabung ekstraksi, dilanjutkan lagi selama 2 jam dengan pelarut yang sama. Petroleum ether yang telah mengandung ekstrak lemak dan minyak dipindahkan ke dalam botol, timbang yang bersih dan diketahui beratnya. Kemudian uapkan dengan penangas air yang sampai agak pekat, teruskan pengeringan dalam oven 100o

Tahap penirisan sangat menentukan umur simpan karena sangat dipengaruhi kadar minyak pada abon tersebut. Kandungan minyak yang terlalu banyak akan menyebabkan bau tengik. Proses penirisan secara tradisional sulit

untuk meminimalkan kandungan minyak pada abon tersebut (Purwantana,dkk, 2004) .

C sampai berat konstan, berat residu dalam botol ditimbang dinyatakan sebagai berat lemak dan minyak.

Peranan Mekanisasi Pertanian

(20)

9

1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani

3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistance farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri (Hardjosentono, dkk., 1996 ).

Elemen Mesin Motor listrik

Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listrik arus bolak-balik atau AC. Motor listrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur, dan sebagainya. Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor, penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama tolak-menolak dan kutub yang tak senama tarik-menarik. Reaksi medan magnet listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik (Hartanto, 1997).

(21)

1. Dapat dihidupkan dengan hanya memutar sakelar. 2. Suara dan getaran tidak menjadi gangguan.

3. Udara tidak ada yang diisap, juga tidak ada gas buang, oleh karena itu tidak perlu mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi. Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut: 1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat

dihubungkan langsung dengan stop kontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat terbatas panjang kabel.

2. Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar.

3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak. Prinsip kerja motor listrik

Pada motor listrik tenaga listrik dirubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi disebut sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap (Anonimous 1

Poros

, 2010).

(22)

11

adalah berpenampang lingkaran karena fungsinya digunakan untuk mentransmisikan daya. Sedangkan poros berpenampang bujursangkar biasanya hanya digunakan untuk menumpu beban saja (Jamal dan Asnawi, 2008).

Poros merupakan salah satu bagian penting dari setiap mesin, yang berguna untuk meneruskan tenaga yang berasal dari motor listrik. Poros digunakan untuk mendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan puntir serta tegangan bengkok. Poros pada mesin ini yaitu poros yang berguna untuk memutarkan ulir yang dipasang pada poros. Poros ini ditumpu oleh satu bantalan putar (Raflie, 2007 dalam Syahputra, 2009).

Poros dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Poros dukung; poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin yang berputar.

2. Poros transmisi/poros perpindahan, poros yang terutama dipergunakan untuk memindahkan momen puntir.

Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros berputar. Pada umumnya poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan (Stolk dan Kros, 1981).

(23)

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus, aman, dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja dengan semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Stolk dan Kross, 1986).

Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros yang berbeban dan berputar. Dengan adanya bantalan, maka putaran dan gerakan bolak-balik suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama. Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan sekecil mungkin) (Daryanto, 1984).

Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan luncur dan bantalan gelinding. Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan, karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru). Berdasarkan arah beban terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan radial yang arah bebannya tegak lurus sumbu poros, bantalan aksial yang arah bebannya searah sumbu poros, dan bantalan gelinding

(24)

13

Puli

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sproket pada poros. Jika pada suatu konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter dp dan puli yang digerakkan n2 dan diameternya Dp

p

, maka perbandingan putaran dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

………( 1 )

( Roth,dkk., 1982 ).

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk ( Mabie and Ocvirrk, 1967 ).

V-Belt

(25)

dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri, misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian, alat kedokteran, mesin kantor dan alat-alat listrik. Kekurangan yang terjadi pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan puli sehingga tidak digunakan untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993).

Sabuk bentuk trapesium atau bentuk V dinamakan demikian karena sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan slipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan.

Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk meyalurkan tenaga tergantung dari:

1. Regangan sabuk pada puli 2. Gesekan antara sabuk dan puli

3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan puli

4. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi regangan dan singgungan)

(Pratomo dan Irwanto, 1983).

(26)

15

koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk-V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004).

Adapun kelebihan sabuk-V adalah sebagai berikut: - Rasio kecepatan yang tepat tidak pernah dipertahankan - Slip yang terjadi tidak lebih dari 1-2 %

- Efisiensi penyaluran daya (dengan mengabaikan kehilangan daya pada bantalan shaft) berkisar 97-99 %

- Mampu meredam beban mendadak - Tidak memerlukan pelumasan - Tidak berisik

- Dapat dioperasikan pada kecepatan linear lebih dari 5000 r.p.m Sedangkan kelemahan dari sabuk-V adalah sebagai berikut: - Tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang

(27)

16

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–April 2012 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah keripik yang telah digoreng pada penggoreng hampa udara (vacuum frying), pelat stainless steel, pelat aluminium, plat besi siku-siku, pipa besi, electromotor, v-belt dan puli.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat tulis, gergaji besi, gunting seng, kalkulator, gerinda, komputer, palu, mesin las, mistar dan stopwatch.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu diameter puli alat peniris. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan.

Faktor diameter puli alat peniris :

D1 = 9 inchi

D2 = 7 inchi

(28)

17

Pelaksanaan Penelitian A. Persiapan Alat

1) Dibersihkan alat dari kotoran yang menempel.

2) Diperiksa alat pada bagian mur dan baut yang mengalami pengenduran. 3) Dibersihkan keranjang peniris hingga lubang peniris tidak ada yang

tersumbat.

4) Dipersiapkan puli 9 inchi dengan v-belt A58, puli 7 inchi dengan v-belt A56, dan puli 5 inchi dengan v-belt A54.

5) Dinyalakan alat, hal ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik

B. Persiapan Bahan

1) Disiapkan keripik buah yang telah digoreng dari vacuum frying. 2) Ditimbang keripik buah yang akan ditiriskan.

3) Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah peniris. 4) Keripik buah siap untuk ditiriskan.

Prosedur Penelitian

1. Dipasang puli sesuai dengan rpm yang diinginkan 2. Ditimbang bahan yang akan ditiriskan.

3. Dimasukkan bahan kedalam keranjang peniris

4. Dihidupkan motor listrik dengan menghubungkan steker motor listrik pada sumber arus listrik.

5. Ditentukan dan dicatat lama waktu penirisan, yakni 3 menit. 6. Diangkat bahan yang telah selesai di tiriskan.

(29)

dibutuhkan

8. Dipisahkan bahan hasil tirisan, antara bahan yang utuh dan bahan yang rusak akibat penirisan.

9. Ditimbang bahan yang rusak akibat penirisan. 10.Diamati parameter yang diinginkan.

Parameter Penelitian 1. Kapasitas alat

Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang telah ditiriskan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk meniriskan keripik buah. Kapasitas alat = (kg/jam)...(2)

2. Persentase kerusakan hasil

Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi berat bahan yang rusak dengan berat bahan awal (sebelum ditiriskan) dikali dengan 100%. Yang dimaksud dengan berat bahan yang rusak adalah bahan yang telah ditiriskan mengalami kerusakan struktur atau patahan lebih dari 10% dari keutuhan struktur keripik buah tersebut. Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus:

3. Kadar lemak metode soxhlet

(30)

19

secukupnya selama 4 jam. Setelah residu dalam tabung ekstraksi, dilanjutkan lagi selama 2 jam dengan pelarut yang sama. Petroleum ether yang telah mengandung ekstrak lemak dan minyak dipindahkan ke dalam botol, timbang yang bersih dan diketahui beratnya. Kemudian uapkan dengan penangas air yang sampai agak pekat, teruskan pengeringan dalam oven 100o

Kadar lemak =

C sampai berat konstan, berat residu dalam botol ditimbang dinyatakan sebagai berat lemak dan minyak. Kemudian kadar lemak dihitung dengan menggunakan rumus :

% 100

x contoh Berat

lemak Berat

(31)

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat peniris minyak tipe sentrifugal ini, mempunyai beberapa bagian penting, yaitu:

1. Kerangka alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi plat. Alat ini mempunyai panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 33 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan setiap komponen alat peniris minyak tipe sentrifugal. Pada alat ini digunakan motor listrik dengan tenaga 0,5 HP dan kecepatan putaran sebesar 1400 rpm.

3. Poros

Terletak ditengah yang terbuat dari besi as dengan diameter 3 cm. 4. Bearing / bantalan

Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat. 5. Puli

Puli yang digunakan mempunyai ukuran 9 inchi untuk kecepatan 312 rpm, 7 inchi untuk kecepatan 400 rpm, dan 5 inchi untuk kecepatan 560 rpm diletakkan pada motor dan puli 2 inchi terdapat pada poros.

6. Keranjang peniris

(32)

21

7. Wadah penahan minyak

Wadah penahan minyak ini merupakan bagian komponen alat yang berfungsi sebagai penahan minyak sisa penggorengan yang terlempar dari keranjang peniris akibat putaran.

8. Sabuk V (v-belt)

V-belt berfungsi sebagai penerus tenaga dari elektromotor diteruskan ke poros putaran yang kemudian akan memutar keranjang peniris.

Secara umum, perlakuan diameter puli memberikan pengaruh terhadap kapasitas alat, persentase kerusakan hasil, serta persentase kadar lemak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Pengaruh diameter puli terhadap parameter yang diamati Perlakuan

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa kapasitas alat tertinggi terdapat pada perlakuan D3 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan D1. Sementara kerusakan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan D3 dan terendah pada perlakuan D1. Untuk kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan D2 dan terendah pada perlakuan D3.

Kapasitas Alat Keripik Utuh

(33)

Tabel 3. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas alat keripik utuh

Perlakuan Kapasitas Alat Keripik Utuh (kg/jam)

D1 (9) 6

D2 (7) 5,9

D3 (5) 6,2

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas alat keripik utuh tertinggi diperoleh pada perlakuan D3 yaitu 6,2 kg/jam dan kapasitas alat keripik utuh terendah pada perlakuan D2 yaitu 5,9 kg/jam.

Hubungan diameter puli dengan kapasitas alat keripik utuh dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan diameter puli dengan kapasitas alat keripik utuh (kg/jam). Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin beasar diameter puli maka kapasitas alat keripik utuh akan semakin kecil, dan semakin kecil diameter puli maka semakin besar kapasitas alat keripik utuh . Dan dari hasil ini pula maka diperoleh bahwa diameter puli yang paling baik digunakan untuk meniriskan keripik ubi tersebut adalah dengan perlakuan diameter puli 5 inchi. Karena dengan memakai puli 5 inchi tersebut dihasilkan keripik buah yang utuh sebanyak 6,2 kg/jam, lalu dengan diameter puli 5 inchi ini juga dapat menurunkan kadar lemak

(34)

23

dalam minyak yang terdapat pada keripik buah sebesar 18,33 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan diameter 5 inchi hasil yang diperoleh lebih banyak, kemudian waktu yang dipergunakan juga lebih cepat, serta lebih sedikit pemakaian listrik untuk alat peniris tersebut.

Kapasitas Alat

Dari hasil sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kapasitas alat. Sehingga pengujian least significant range (LSR) tidak dilanjutkan.

Kerusakan Hasil Penirisan

Dari hasil sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh nyata terhadap kerusakan hasil. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh diameter puli terhadap kerusakan hasil untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji diameter puli terhadap kerusakan hasil

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - 9 1,80 A A

2 1,827588 2,767792 7 3,35 Ab A

3 1,890972 2,910407 5 4,53 B A

Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat tidak nyata pada taraf 1%.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kerusakan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan D3 yaitu 4.53% dan perlakuan terendah pada perlakuan D1 yaitu 1.80%.

(35)

Gambar 2. Hubungan diameter puli dengan kerusakan hasil (%). Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar diameter puli maka kerusakan hasil akan semakin kecil dan semakin kecil diameter puli maka semakin besar kerusakan hasil. Diameter puli yang besar akan menghasilkan tekanan/goncangan yang kecil sehingga keripik yang ditiriskan ukurannya hampir seluruhnya utuh (lebih dari 90 % keutuhan per keping keripik). Diameter puli yang kecil akan menghasilkan tekanan/goncangan yang besar sehingga beberapa keripik yang ditiriskan mengalami patahan-patahan. Patahan dari setiap keripik yang lebih 10 % dari setiap keping keripik dinyatakan sebagai kerusakan hasil Hal ini sesuai dengan Lampiran 8. Tabel syarat mutu keripik ubi jalar yang menyatakan bahwa syarat mutu keripik ubi jalar yang baik adalah apabila keutuhan dari setiap keping keripik singkong tersebut minimal 90 %.

(36)

25

sebagai diameter puli, n2 sebagai puli yang digerakkan, serta Dp

Kadar Lemak

sebagai diameter pulinya. Sehingga dapat dihasilkan semakin besar puli, semakin kecil putaran, dan semakin kecil juga goncangan yang terjadi.

1. Kadar lemak sebelum penirisan

Dari hasil sidik ragam Lampiran 4 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh sangat nyata terhadap persentase kadar lemak sebelum ditiriskan. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh diameter puli terhadap kerusakan hasil untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji diameter puli terhadap kadar lemak sebelum ditiriskan

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - 5 21,68 a A

2 3,453651 5,230385 9 33,05 b B

3 3,573431 5,499889 7 36,23 b B

Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.

Dari Tabel54 dapat dilihat bahwa kadar lemak sebelum ditiriskan tertinggi diperoleh pada perlakuan D2 yaitu 36,23% dan perlakuan terendah pada perlakuan D3 yaitu 21.68%.

(37)

Gambar 3. Hubungan diameter puli dengan kadar lemak sebelum ditiriskan (%).

2. Kadar lemak setelah penirisan

Dari hasil sidik ragam Lampiran 5 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase kadar lemak setelah ditiriskan. Hasil pengujian dengan menggunakan analisa Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh diameter puli terhadap kerusakan hasil untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Uji diameter puli terhadap kadar lemak setelah ditiriskan

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - 5 18,33 A A

2 4,959199 7,510464 9 24,57 B A

3 5,131195 7,897453 7 32,37 C B

Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.

(38)

27

Hubungan diameter puli dengan kadar lemak setelah dirtiriskan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan diameter puli dengan kadar lemak setelah ditiriskan (%) Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa kadar lemak tertinggi justru terlihat pada perlakuan puli 7. Hal ini disebabkan karena pada saat menggoreng dengan menggunakan penggorengan vacuum frying minyak yang digunakan terlalu banyak dan juga pengangkatan keripik yang terlalu lama dari dalam vacuum frying sehingga terdapat kandungan kadar lemak yang tinggi pada bahan tersebut. Kemudian dari gambar tersebut terlihat pada pengujian diameter puli 9 didapat kandungan kadar lemak pada keripik sebesar 32,73% dan pada diameter puli 5 terdapat kandungan kadar lemak pada keripik sebesar 18,33%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil diameter puli yang digunakan maka semakin cepat putaran yang dihasilkan dan semakin sedikit kadar lemak yang tersisa di dalam keripik.

Pada pengujian ini didapat hasil yang terbaik adalah menggunakan diameter puli 5 dengan hasil kadar lemak yang tersisa dalam keripik sebesar

(39)

18,33%. Hal ini sudah sesuai dengan syarat mutu keripik yang akan dikonsumsi, yaitu terdapat pada lampiran 9 yaitu syarat mutu makanan ringan ekstrudat sesuai SNI 01-2886-2000 yang menyatakan bahwa pada makanan ringan dari buah dan sayuran yang menggunakan penggorengan maksimal mengandung 38% kadar lemak.

Dari hasil penirian yang didapatkan, dapat dilakukan perbandingan dengan antara penirisan mekanis dengan penirisan alami. Perbandingan yang didapatkan pada penirisan ini bahwa penirisan alami dengan perlakuan waktu yang seragam,maka kadar minyak dan lemak yang terdapat pada keripik akan lebih banyak terkandung dibandingkan dengan penirisan mekanis. Hal ini dikarenakan faktor penirisan alami yang hanya menggunakan gaya gravitasi akan lebih lambat daripada penirisan mekanis yang menggunakan tekanan putaran sehingga mengakibatkan minyak dan lemak yang terkandung di dalam keripik akan lebih cepat keluar. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Purwantana,dkk, 2004) yang menyatakan bahwa proses penirisan secara tradisional sulit untuk meminimalkan kandungan minyak, dan kadar minyak yang terlalu banyak akan menyebabkan bau tengik.

(40)

29

(41)

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perbedaan diameter puli memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas alat, berbeda nyata terhadap kerusakan hasil, dan berbeda sangat nyata terhadap persentase kadar lemak sebelum penirisan, dan kadar lemak sesudah penirisan.

2. Kapasitas alat tertinggi terdapat pada perlakuan D3 yaitu sebesar 6,53 kg/jam sedangkan kapasitas alat terendah terdapat pada perlakuan D1 yaitu 6.13 kg/jam.

3. Kerusakan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan D3 yaitu sebesar 4,53% sedangkan kerusakan hasil terendah terdapat pada perlakuan D1 yaitu 1,80%.

4. Kadar lemak keripik sebelum penirisan tertinggi terdapat pada perlakuan D2 yaitu sebesar 36.23% sedangkan kadar lemak sebelum penirisan terendah terdapat pada perlakuan D3 yaitu 21.68%.

5. Kadar lemak keripik setelah penirisan tertinggi terdapat pada perlakuan D2 yaitu sebesar 32.27% sedangkan kadar lemak sebelum penirisan terendah terdapat pada perlakuan D3 yaitu 18.33%.

6. Semakin kecil diameter puli maka kadar minyak dan lemak dari keripik semakin banyak yang terbuang.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar air.

(42)

31

DAFTAR PUSTAKA

Agrowindo, 2010. Mesin Peniris Minyak. http://www.mesinpertanian.com/ [ 9 November ]

Akmal J dan Asnawi Lubis., 2008. Faktor konsentrasi tegangan pada poros bertingkat dari penampang lingkaran ke penampang bujursangkar. Jurnal Metrik Polban 2 : 50-56.

Anonimous,1 2010. Motor Listri

[ 31 Oktober ].

Anonimous,2 2011. Alat Untuk Mengurangi Kandungan Minyak.

Untuk Mengurangi Kandungan Minyak

[ 5 November ].

AOAC. 1970.Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemist. Association of Official Analytical Chemist, Washington,D.C

Daryanto., 1984. Dasar – Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta. Daryanto., 1993. Dasar – Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta.

Daywin,FJ, RG. Sitompul, Imam Hidayat., 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hardjosentono, dkk., 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Hartanto., 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. CV Bakti Aksara. Bengkulu.

Lubis K.H. 2012. Rancang Bangun Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (SPINNER) [Skripsi]. Medan. Universitas Sumatera Utara Fakultas Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian.

Mabie, H. H and F.W. Ocvirk., 1967. Mechanics and Dynamic of Machinery. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.

Napitupulu,B., 2003. Kajian pembuatan keripik bengkuang dengan penggorengan vakum. Jurnal Teknologi Inovatif Pascapanen Untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian 1 : 169-180.

Plantamor. 2012. Informasi Spesies [ diakses 19 Maret 2012]

(43)

Prihatman. 2002. Ubi Jalar/Ketela Jalar (Ipomoea Batatas). Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Purnomo dan Heni, P., 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purwantana,B.,Widodo, dan Radi., 2004. Desain mesin peniris abon tipe sentrifugal untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas pembuatan abon skala industri rumah tangga. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Raflie., 2007, dalam Syahputra., 2009. Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet. Skripsi, Politeknik Negeri Medan.

Roth, L.O.,F.R.Crow, and G.W.A. Mahoney., 1982. Agriculture Engineering. AVI Publishing. Westport, USA.

Rukmana. 2004. Budidaya dan Pengolahan Ubi Rambat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Smith, H. P. and L. H. Wilkes., 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan T. Purwadi. UGM Press, Yogyakarta.

Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002. Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta.

Stolk, J. Dan Kross., 1981. Elemen Mesin : Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Terjemahan Hendersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.

Stolk, J. dan C. Kross., 1986. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.

Sularso dan K. Suga., 2002. Dasar Perencanan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita, Jakarta.

(44)

33

Lampiran 1. Flowchart penelitian

Pemasangan puli

Memasukkan bahan ke dalam keranjang

Catat waktu penirisan Mulai

Analisis

Selesai Pengukuran parameter:

(45)

Lampiran 2. Data pengamatan kapasitas alat (kg/jam)

Perlakuan Ulangan

Total Rataan

I II III

5 6,60 6,39 6,60 19,59 6,53

7 6,60 5,79 6,20 18,59 6,20

9 6,60 5,79 6,00 18,39 6,13

Total 19,80 17,97 18,80 56,57

Rataan 6,60 5,99 6,27 6,29

Data Analisis Sidik Ragam Kapasitas Alat

SK DB JK KT F Hitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 0,276 0,138 1,163 tn 5,143 10,924

Galat 6 0,711 0,118

Total 8 0,986

(46)

35

Lampiran 3. Data pengamatan kerusakan hasil (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

5 6,00 4,60 3,00 13,60 4,53

7 3,48 3,24 3,32 10,04 3,35

9 2,35 1,40 1,65 5,40 1,80

Total 11,83 9,24 7,97 29,04

Rataan 3,94 3,08 2,66 3,23

Data Analisis Sidik Ragam Kerusakan Hasil

SK DB JK KT F Hitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 11,271 5,636 6,734 * 5.143 10.924

Galat 6 5,022 0,837

Total 8 16,293

(47)

Lampiran 4. Data pengamatan kadar lemak sebelum ditiriskan (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

5 21,94 21,34 21,75 65,03 21,68

7 33,36 37,92 37,40 108,68 36,23

9 34,91 31,90 32,34 99,15 33,05

Total 90,21 91,16 91,49 272,86

Rataan 30,07 30,39 30,50 30,32

Data Analisi Sidik Ragam Kadar Lemak sebelum Ditiriskan

SK DB JK KT F Hitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 351,146 175,573 58,733 ** 5.143 10.924

Galat 6 17,936 2,989

Total 8 369,083

(48)

37

Lampiran 5. Data pengamatan kadar lemak setelah Ditiriskan (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

5 17,86 18,72 18,40 54,98 18,33

7 27,58 34,06 35,47 97,11 32,37

9 25,39 24,45 23,86 73,70 24,57

Total 70,83 77,23 77,73 225,79

Rataan 23,61 25,74 25,91 25,09

Daftar Analisi Sidik Ragam Kadar Lemak setelah Ditiriskan

SK DB JK KT F Hitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 297,045 148,522 24,098 ** 5.143 10.924

Galat 6 36,979 6,163

Total 8 334,024

(49)
(50)

39

(51)

Lampiran 8. Tabel syarat mutu keripik ubi jalar

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

6.1 Pewarna - Sesuai dengan SNI

01-0222-1995 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.722/Menkes

8 Cemaran Mikroba:

8.1 Angka lempeng total Koloni/lg Maks.102

8.2 E. coli - Negative

(52)

41

(53)

Lampiran 10. Panjang sabuk V standar

(54)

43

Lampiran 11. Hasil penirisan 1. Hasil penirisan keripik

(55)

Lampiran 12. Beberapa spesifikasi mesin peniris minyak tipe sentrifugal

Kapasitas 1,5 Kg Kapasitas 5 kg Kapasitas 10 kg Dimensi (pxlxt) 46x31x40 cm 60x45x53 cm 120x65x72 Bahan Pipa Besi Kotak Pipa Besi Kotak Pipa Besi Kotak Silinder Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Keranjang Bahan Vorporasi SS Vorporasi SS Vorporasi SS Ukuran Keranjang Bahan O = 19, t =14 cm O = 32, t = 24 cm O = 50, t = 50

Daya 125 Watt 250 Watt 1 HP

RPM 700 - 900 rpm 900 – 1200 rpm 1300 rpm

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar setiap 100 gram
Tabel 2. Pengaruh diameter puli terhadap parameter yang diamati
Tabel 3. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas alat keripik utuh
Tabel 4. Uji diameter puli terhadap kerusakan hasil
+5

Referensi

Dokumen terkait

more tghlenng one of lhem s the bruta aclons conducl€d bv sludenlslon.d n a qoup caled llre Gang ol Nero lshod lcr Neko neko dLkeroyok / Lf vou make any troube uJe alvrlaltackyo!)

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Bantul Nomor 252

denga cara m@pemamkfl bola di Curumembmtu siswa mtuL meng- intmalisasi nilai nilai horal k€jujdan, kepercayaan, keadilm, r.sa homa9 dan tm8gug jawab melalui Pemberim

Berdasarkan analisis data dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) siswa yang dikenai model pembelajaran TSTS mempunyai prestasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dan stabilitas busa Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) secara kontinu dan dinamik terhadap variabel perubahan

Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi, Penggunaan Media Informasi, Self-Esteem dan Perilaku Seksual Remaja SMP Negeri 15 Kota

Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah mengukur kapasitas busa ( foam capacity ) dan stabilitas busa ( foam stability ) dari SDS secara dinamik dengan alat

memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca Cola, dan pada tahun.. 1945, Coke resmi menjadi merek