• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH MIKO AHMAD

030522027

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

2

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan

Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya.

Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 19 Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu peneliti selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis M.M., Ak. selaku Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. dan Drs. Hotmal Jafar, MM., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam M.Si., Ak, selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahelmi Ak, selaku dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Orang Tua Peneliti yang tidak henti-hentinya memberikan support dan kasih

sayang kepada peneliti.

(4)

4 Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 19 Januari 2013 Penulis,

(5)

5

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadapkebijakan utang perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Secara parsial, variable kepemilikan institusional, struktur aset dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.

(6)

6

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE AND PROFITABILITY ON CORPORATE

DEBT POLICY IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Debt Policy is one of the essential decision that need to be considered by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of institutional ownership, asset structure, firm size and profitability on corporate debt policy. The hypothesis of this research is whether profitability, institutional ownership and asset structure has the effect of simultantly and partially to the company's debt policy.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional ownership, asset structure, firm size and profitability has effect on corporate debt policy. Partially, institutional ownership, asset structure and firm size had significant positive impact to corporate debt policy while profitability had no significant impact on corporate debt policy.

(7)

7

2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang ... 7

2.1.2 Kebijakan Utang... 8

2.1.3 Kepemilikan Institusional ... 10

2.1.4 Struktur Aset ... 12

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 12

2.1.6 Profitabilitas ... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

2.4 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 22

3.5 Alat Analisis Data ... 26

3.5.3.3 Heteroskedastisitas ... 29

(8)

8

(Uji F) ... 27

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda ... 30

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 30

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Deskripsi Data ... 33

4.2 Statistik Deskriptif ... 33

4.3 Pengujian Normalitas Data ... 35

4.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 38

4.4.1. Multikolinearitas ... 38

4.4.2. Autokorelasi ... 39

4.4.3. Heteroskedastisitas ... 40

4.4.4. Pengujian Hipotesis ... 41

4.4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) .... 41

4.4.4.2. Pengujian Regresi Berganda ... 42

4.4.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 45

4.4.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 46

4.4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(9)

9

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 20

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 34

4.2 Hasil Uji Normalitas KolmogorovSmirnov Test ... 36

4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 39

4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 40

4.5 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) ... 42

4.6 Hasil Uji Regresi Berganda ... 43

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45

(10)

10

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 16

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 37

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 37

(11)

11

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

(12)

5

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadapkebijakan utang perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Secara parsial, variable kepemilikan institusional, struktur aset dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.

(13)

6

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE AND PROFITABILITY ON CORPORATE

DEBT POLICY IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Debt Policy is one of the essential decision that need to be considered by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of institutional ownership, asset structure, firm size and profitability on corporate debt policy. The hypothesis of this research is whether profitability, institutional ownership and asset structure has the effect of simultantly and partially to the company's debt policy.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional ownership, asset structure, firm size and profitability has effect on corporate debt policy. Partially, institutional ownership, asset structure and firm size had significant positive impact to corporate debt policy while profitability had no significant impact on corporate debt policy.

(14)

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan kondisi perekonomian yang semakin pesat dan adanya persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan dan peluang bagi perusahaan untuk melakukan perkembangan usahanya. Sebagai upaya untuk mengembangkan tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan pendanaan yang tepat untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan keputusan yang penting mengingat keputusan tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan nanti. Secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanaan pada perusahaan yaitu sumber pendanaan internal dan eksternal.

(15)

13 Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen keuangan dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer adalah menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham.

(16)

14 mengutamakan kepentingan pribadinya dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Pemegang saham biasanya tidak menyukai kepentingan manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya (cost) bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan dan dividen yang diterima oleh pemegang saham. Penyebab adanya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer salah satunya adalah berkaitan dengan pembuatan keputusan sumber pendanaan.

Saham yang dijual perusahaan dapat dimiliki oleh pihak manajemen ataupun pihak diluar manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak luar seperti investor institusi disebut dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal dan akan meminimalisir perilaku opurtunistik. Penelitian Manan (2004:16) dan Kurniati (2007:54) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, namun Damayanti (2006:77) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.

(17)

15 Order Theory yang dikutip oleh Pithaloka (2009:39) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit menggunakan utang, namun hasil penelitian Manan (2004:17) dan Pithaloka (2009:121) justru menunjukkan hal yang berlainan. Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kebijakan utang suatu perusahaan. Artinya, semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan berutang semakin banyak.

Variabel lain yang juga diperkirakan mempengaruhi kebijakan utang perusahaan adalah struktur aset. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak Utang (Houston, 2001:39). Semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan utangnya. Penelitian tentang struktur aset dilakukan oleh Manan (2004:17) dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang. Sementara hasil penelitian kurniati (2007:55) struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dividen terhadap kebijakan utang pada periode dimana terjadinya suatu krisis keuangan yang akan berdampak terhadap pada pembuatan keputusan pendanaan.

(18)

16 “Pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan?

2. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan utang

perusahaan?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan? 5. Apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan

profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan?

1.3Tujuan Penelitian

(19)

17

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan (emiten)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan utang. 2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf yang lebih lanjut dengan topik sejenis.

3. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh strategi kepemilikan institusional, struktur asset, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan utang perusahaan, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Bagi penelitian selanjutnya

(20)

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang

Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham. Dana dari kreditur inilah yang disebut dengan utang. FASB mendefinisikan kewajiban atau utang sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang muncul dari kewajiban saat ini dari suatu entitas tertentu untuk mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu. (Stice, 2004:769).

Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu:

(21)

19 2. Utang tidak lancar merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari

satu tahun. Selain itu, utang tidak lancar akan dibayar dengan penyerahan aktiva tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan kewajiban.

2.1.2Kebijakan Utang

Kebijakan pendanaan suatu perusahaan ditentukan oleh tingkat kebutuhan investasi. Manajemen akan mencari dana untuk mendanai investasi tersebut. Higgins (2007:199) menyatakan bahwa kebijakan pendanaan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, apakah harus mengajukan pinjaman atau menerbitkan saham baru. Hal ini karena kebijakan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan.

(22)

20 pemegang saham. Chrurchley dan Hansen (1989) dalam Silvi et.al (2008:40) menyatakan bahwa penambahan utang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Selain itu, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajemen bekerja lebih keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajibam dari penggunaan utang Selain mengurangi konflik keagenan, utang dapat menguntungkan bagi perusahaan, terutama dalam hal pengurangan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Higgins (2007:211) menyatakan penurunan jumlah pajak yang harus dibayarkan dapat meningkatkan jumlah kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang saham dan kreditor.

(23)

21 kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Kasmir, 2009:151). Jenis rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER) dimana rasio ini membandingkan antara total utang, termasuk utang lancar dengan total ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan yang berkaitan dengan kebijakan pendanaan perusahaan.

Bagi kreditor, semakin tinggi debt to equity ratio, akan semakin tidak menguntungkan karena risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan akan semakin tinggi. Debt to equity ratio juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

2.1.3Kepemilikan Institusional

(24)

22 perusahaan asuransi, maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain.

Pendapat Rozeff yang dikutip dalam Manan (2004:18) menyatakan bahwa makin banyak pemegang saham, semakin tersebar kepemilikan, sehingga hubungan negatif atau tidak signifikan bisa diharapkan diantara banyaknya pemegang saham dan tingkat utang. Grier dan Zychowics (1994:33) dalam penelitian Kurniati (2007:36) juga menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusi dapat menggantikan peranan utang dalam memonitor manajemen perusahaan.

(25)

23

2.1.4Struktur Aset

Aktiva menurut Warren (2005:18) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi aktiva perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva lancar yang lebih banyak dalam struktur aktivanya cenderung untuk menggunakan utang dalam pemenuhan kegiatan pendanaanya, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetap yang lebih banyak cenderung menggunakan modal sendiri dalam memenuhi kegiatan pendanaanya.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan kredit. Aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Kreditor tentunya melakukan suatu analisis kredit yang mendalam untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya (likuiditas).

2.1.5Ukuran Perusahaan

(26)

24 terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam ukuran perusahaan kecil, menengah, ataupun besar.

(27)

25 Hasil penelitian tersebut ternyata bertentangan dengan Pecking Order Theory yang dikutip oleh Pithaloka (2009:39) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit menggunakan utang. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar mempunyai resiko kebangkrutan yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung mendahulukan menggunakan dana internal untuk operasi perusahaannya dan berhati-hati dalam mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga.

2.1.6Profitabilitas

Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghosh,et. al., 2000:225). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

(28)

26 non manufaktur di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang. Namun secara simultan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Arimoerti (2003:23) juga meneliti mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang go public dibursa efek. Hasil penelitian menunjukkan insider ownership, institusional investor, firm size, berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Shareholder dispersion tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Fatmawati (2009:61) pengaruh kepemilikan manajerial, dividen, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Damayanti (2006:87) analisa pengaruh free cash flow dan struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian free cash flow, rasio MVABVA, dividen yield mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

(29)

27 volatility tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan kepemilikan institusi, penyebaran saham, ukuran perusahaan, pertumbuhan, struktur asset, earning volatility berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Kurniati (2007) Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan utang perusahaan (studi pada perusahaan textile/garments di bursa efek Jakarta. Hasil penelitian Secara simultan, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial, kepemilikan institusional, kepemilikan manjerial, dividen, struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

2.3Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Kepemilikan Institusional (X1)

Struktur Aset (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X4)

(30)

28 Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah kebijakan utang. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan institusional, struktur asset, ukuran perusahaan dan profitabilitas.

Begitu juga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang, karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan dapat mengurangi cost

agency pada perusahaan. Adanya kontrol ini akan membuat manajer

menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan.

Menurut Houston (2001:39) Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan struktur aset, semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan utangnya.

2.4Hipotesis Penelitian

(31)
(32)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan empirical research yang menguji hipotesis dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah yang diteliti dan mengadakan interpretasi tentang hubungan tertentu, pengaruh, atau perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu objek yang diteliti (Sularso, 2003:66). Penelitian ini bersifat survey data sekunder perusahaan dan berupa kejadian sesungguhnya yang terjadi sesuai fakta. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dimuat dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

(33)

31 Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011 yang berjumlah 15 perusahaan.

b. Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000:34) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun

2009–2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009- 2011.

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2009–2011.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

(34)

32

Sejahtera Food Tbk

AISA √ √ √ Sampel 11

14 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √ Sampel 12 15 PT Nippon Indosari

Corpindo

ROTI x x x -

Sumber : Indonesian Capital Market Directory yang diolah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 data perusahaan makanan dan minuman dengan 3 tahun penelitian (12 x 3 tahun) 36 sampel. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat di tabel 3.1.

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

(35)

33 sekunder tersebut merupakan data yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan selama periode penelitian yang berupa:

1. Data perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011.

2. Data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dan diperlukan dalam penelitian berupa laporan tahunan yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 sampai 2011

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel independen tersebut adalah : kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah kebijakan utang.

1. Variabel Dependen a. Kebijakan Utang

(36)

34 tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan persamaan:

�������������� = ���������� �����������������

2. Variabel Independen a. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor-investor institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, kepemilikan lembaga maupun perusahaan swasta atas keseluruhan saham yang beredar di luar. Dirumuskan sebagai berikut:

Kepemilikan institusional = �����ℎ��ℎ������������������� �����ℎ��ℎ���������

b. Struktur Aset

(37)

35 ������������= �����������

Total Aktiva

c. Ukuran Perusahaan

Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan:

������������ℎ���= LnTotalAset

d. Profitabilitas

Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan:

(38)

36

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Pengukuran

(39)

37

pihak ketiga untuk

membiayai operasional perusahaan.

3.5 Alat Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Menurut Jogiyanto (2005:68) “Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya”. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.5.2 Pengujian Normalitas Data

Menurut Priyatno (2008:141) “Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak”. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual. Oleh karena itu, menurut Nachrowi dan Usman (2006:88) “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”.

(40)

38 Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal (Priyatno, 2008:142). Selain itu juga digunakan Histogram Display Normal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT.

Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:79). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:82).

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik

3.5.3.1 Multikolinearitas

(41)

39 maka terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan

nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas.

2) Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas, dan sebaliknya.

3) Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi

tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinieritas.

3.5.3.2 Autokorelasi

(42)

40 2009:100). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

3.5.3.3 Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas diartikan sebagai penyebaran titik data regresi yang tidak sama (hetero). Heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lain (Kuncoro, 2003:163). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :

1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

3.5.4 Pengujian Hipotesis

3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

(43)

41 Hasil F-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen jika p-value yang terletak pada kolom Sig. < dari level of significant yang ditentukan, atau bila F-hitung pada kolom F menunjukkan nilai yang lebih besar dari tabel. Nilai F-hitung dapat diF-hitung dengan cara df1= k-1, dan df2= n-k, dimana k merupakan jumlah variabel dependen dan independen.

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk menguji hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,...) terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008:70). Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y

= a + b

1

Inst_Own

+ b

2

St_Aset

+ b

3

Size

+ b

4

Profitability

+

e

Keterangan:

Y = Kebijakan Utang

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

Inst_Own = Kepemilikan Institusional

St_Aset = Struktur Aset

Size = Ukuran Perusahaan

Profitability = Tingkat Profitabilitas

e = Standar Error

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

(44)

42 dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi linier berganda digunakan R-Square karena disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005:101). Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

(45)
(46)

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap kebijakan utang perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut berupa kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas. pada bab IV ini akan dilakukan analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Sollution) version 18.0 for windows. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang perusahaan.

Penelitian ini menggunakan obyek penelitian pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya. Periode pengamatan yang dilakukan menggunakan tahun penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Perolehan data penelitian yang merupakan data sekunder diperoleh melalui www.idx.co.id.

4.2.Statistik Deskriptif

(47)

45 dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran suatu data mengenai nilai mean, standard deviation, minimum, dan maximum dalam variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kebijakan utang perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif setiap variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1seperti berikut:

TABEL 4.1

HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

Berdasarkan tabel 4.1di atas dapat diketahui bahwa nilai DER perusahaan makanan dan minuman yang digunakan dalam sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,0245 (102,45%) dengan standar deviasi sebesar 0,51815. Nilai DER terendah adalah 0,19 (19%), sedangkan nilai DER tertinggi adalah 2,28 (228%).

Perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai kepemilikan institusional (Inst_Own) rata-rata sebesar 0,68 (68%) dengan standar deviasi sebesar 0,20320. Nilai kepemilikan institusional terendah adalah 0,33 (33%), sedangkan nilai kepemilikan institusional tertinggi adalah 0,96 (96%).

(48)

46 (51,26%) dengan standar deviasi sebesar 0,19476. Nilai struktur aset terendah adalah 0,17 (17%), sedangkan nilai struktur aset tertinggi adalah 0,96 (96%).

Nilai rata-rata ukuran perusahaan (Size) pada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebesar 15,5663 dengan standar deviasi sebesar 1,37292. Nilai ukuran perusahaan terendah adalah 10,61, sedangkan nilai ukuran perusahaan tertinggi adalah 16,23.

Nilai rata-rata profitabilitas (profitability) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,1057 (10,57%) dengan standar deviasi sebesar 0,09824. Nilai profitabilitas terendah adalah 0,02 (2%), sedangkan nilai profitabilitas tertinggi adalah 0,41 (41%).

4.3.Pengujian Normalitas Data

(49)

47 data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:20). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:24).

Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.1 sebagai berikut:

TABEL 4.2

Hasil Uji Normalitas KolmogorovSmirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992

.279 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(50)

48

Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram

Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-Plot

(51)

49 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Demikian halnya dengan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada grafik

4.1 variabel DER Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk grafik P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.4.Pengujian Asumsi Klasik

4.4.1. Multikolinearitas

(52)

50

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Tolerance VIF Interpretasi Hasil

Inst_Own 0,596 1,678 Tidak terjadi multikolinearitas

St_aset 0,746 1,341 Tidak terjadi multikolinearitas

Size 0,753 1,329 Tidak terjadi multikolinearitas

Profitability 0,895 1,117 Tidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: DER

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 2

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang ditunjukkan pada tabel 4.3 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam tiga model regresi memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terhindar dari multikolinearitas.

4.4.2.Auto Korelasi

(53)

51 berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut:

TABEL 4.4

HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI

n k dl du dhitung Interpretasi Hasil

36 5 1,406 1,6708 1,953 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 2

Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel

4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan (4-du) yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Nugroho, 2005:60).

4.4.3.Uji Heteroskedastisitas

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah : 1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

(54)

52

GAMBAR 4.3

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.4.4.Pengujian Hipotesis

Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam

penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian

selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk

menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat

dibuktikan. Hasil uji hipotesis ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut:

4.4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

(55)

53 profitability) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (DER). Hasil uji F menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.

TABEL 4. 5

HASIL UJI F (KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .788 4 .197 5.710 .011a

Residual 8.609 31 .278

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own

b. Dependent Variable: DER

Sumber: Data sekunder yang sudah diolah

Tabel 4.5 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 5,710 dan tingkat signifikansi sebesar 0,011 yang berarti probabilitas < α 0,05%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% serta dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa DER.

4.4.4.2. Pengujian Regresi Berganda

(56)

54 variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y

= a + b

1

Inst_Own

+ b

2

St_Aset

+ b

3

Size

+ b

4

Profitability

+

e

Keterangan:

Y = Kebijakan Utang

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

Inst_Own = Kepemilikan Institusional

St_Aset = Struktur Aset

Size = Ukuran Perusahaan

Profitability = Tingkat Profitabilitas

e = Standar Error

(57)

55 Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang yang diukur melalui DER sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 0,056 menunjukkan bahwa jika nilai variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah nol maka rata-rata DER bernilai positif sebesar 0,056.

Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,465. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1% akan menaikkan DER sebesar 0,465 satuan atau sebesar 46,5%.

Variabel struktur aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,859. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ratio struktur aset 1 satuan akan berpengaruh menaikkan DERsebesar 0,859 satuan atau sebesar 85,9 %.

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,025. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan meningkatkan DERsebesar 0,025 satuan atau sebesar 2,5%.

(58)

56

4.4.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil perhitungan terhadap koefisien determinasi yang terlihat pada tabel 4.7:

TABEL 4. 7

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,290a ,084 ,340 ,52697 1,953

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own

b. Dependent Variable: DER

(59)

57

4.4.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

TABEL 4. 8

HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: DER

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Penjelasan pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen pada variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan seperti berikut:

a) Variabel Kepemilikan Institusional

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Kepemilikan Institusional (X1) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

(60)

58 signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.

b) Variabel Struktur Aset

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Struktur Aset (X2) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Nilai p-value untuk variabel St_Aset adalah 0,015 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel St_Aset berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan demikian H2 diterima karena struktur aset secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.

c) Variabel Ukuran Perusahaan

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Ukuran Perusahaan (X3) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

(61)

59 demikian H3 diterima karena ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

d) Variabel Profitabilitas

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : Profitabilitas (X4) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Nilai p-value untuk variabel Profitability adalah 0,868 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Profitability tidak berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan demikian H4 ditolak karena profitabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

4.4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

(62)

60 kebijakan utang. Namun hal ini tidak sesuai dengan dan hasil penelitian sebelumnya oleh Manan (2004:60) yaitu bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan institusional yang tinggi akan memiliki kebijakan utang yang rendah. Sedangkan menurut Damayanti (2006:65) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Variabel struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang artinya semakin banyak struktur aset perusahaan maka semakin tinggi kebijakan utangnya. Hal ini membuktikan bahwa investor akan dengan mudah memberikan pinjaman bila struktur aset aset dalam perusahaan tinggi karena dapat dijadikan jaminan untuk berutang kepada investor. Hasil pengujian statistik (uji t) ini arah hubungannya sesuai dengan teori dan konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manan (2004) dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kurniati (2007:91), yang menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang.

(63)

61 praktiknya, perusahaan besar cenderung lebih mudah mendapatkan pinjaman karena aset yang perusahaan miliki cukup besar untuk menjamin utang yang diajukan. Selain itu, perusahaan besar biasanya memiliki pengalaman dalam menghadapi kondisi perekonomian yang sering berfluktuasi. Tanda positif pada koefisien regresi untuk ukuran perusahaan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif terhadap kebijakan utang. Hal ini sesuai dengan kerangka konseptual yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungannya untuk berutang akan semakin tinggi.

Profitabilitas secara Hasil analisis data yang telah dilakukan membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan yang diukur melalui DER. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu Manan (2004:66) dan Pithaloka (2009:90), yang melaporkan adanya hubungan positif antara kebijakan dengan ukuran perusahaan.

(64)

62 variabel kebijakan utang dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas, sisanya 66% dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.

(65)

63

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minumanbaik secara simultan maupun parsial.

1. Secara simultan, kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran

perusahaan dan profitabilitas memberi pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu 3 tahun penelitian.

2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang, struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 3. Profitabilitas parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang

pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu pengamatan tiga tahun.

(66)

64 profitabilitas, sedangkan 66,0% perubahan dalam kebijakan utang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian.

5.2.Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri yakni perusahaan

makanan dan minuman dan hanya menggunakan tiga tahun penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sehingga hasil dari penelitian ini belum dapat digeneralisasi untuk semua jenis industri yang ada.

2. Data penelitian ini hanya menggunakan data yang bersifat kuantitatif sehingga hasil dari penelitian ini juga hanya mencerminkan kondisi berdasarkan perhitungan atas keempat variabel independen yang digunakan. Selain itu, data penelitian ini sangat bergantung pada keakuratan dan ketepatan data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang digunakan sebagai sumber pengumpulan data.

3. Kemampuan variasi variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen cukup rendah yakni hanya sebesar 34,0% sehingga belum mampu menjelaskan kebijakan utang perusahaan secara sempurna.

(67)

65 Berdasarkan segala keterbatasan di atas maka terdapat beberapa saran yang diharapkan mampu menjadi penunjang dan media penambah informasi bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

a. Dapat menggunakan seluruh variabel dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menetapkan kebijakan utang perusahaan yang optimal dengan memperhatikan proporsi variabel independen sehingga dapat menentukan kebijakan utang yang optimal. b. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan proporsi kepemilikan

manajerial dan peluang pertumbuhan sebagai salah satu faktor penentu untuk menentukan kebijakan utang yang optimal untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan industri yang berbeda dan memperpanjang tahun penelitian dari penelitian ini agar penelitian selanjutnya dapat memberikan penjelasan yang lebih sempurna mengenai pilihan kebijakan utang perusahaan.

b. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen lain

yang belum digunakan dalam penelitian ini sehingga mampu menjelaskan pilihan kebijakan utang yang optimal secara sempurna.

(68)

66 Arimoerti, Yunita Paradiptasari. 2003. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Jakarta, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.

Bachtiar, Achmad, 2007. “Analisis Free Cash Flow dan Pengaruhnya terhadap Pembayaran Deviden Tunai dan Kebijakan Hutang”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Brealey, Richard A. and Stewart C. Myers, 2004. Principles of Corporate Finance Seventh Editition, The MC Graw-Hill/Irwin, Boston.

Brigham, Eugene F, Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan, Buku Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Damayanti, Isrina. 2006. Analisa Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Djarwanto, 2004. Pokok- Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Fatmawati, Indah Dwi. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Dividen, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Risiko, dan Struktur Asset

Terhadap Kebijakan Utang, Skripsi Universitas Muhammadiyah,

Yogyakarta.

Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar, diterjemahkan oleh Sumarno Zain, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

Ghosh, Arvin, Francis Cai and Wenhui Li, 2000. “The Determinants of Capital Structure”, American Business Review.

Kasmir, 2009. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Higgins, Robert C, 2007, Analysis for Financial Management Eight Edition, The MC Graw-Hill/Irwin Series, New York.

(69)

67 Kurniati, Wahyuning, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi pada Perusahaan Textile/Garments) di BEI UNDIP, Tesis, Semarang.

Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Manan, Abdul. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan pada Industri Keuangan yang Go Public di BEJ Th. 1999-2002 Sebuah Pendekatan Agency Theory, Tesisi Universitas Diponegoro, Semarang.

Moh’d, M.A., L.G.Perry., and J.N. Rimbey. 1998. “The Impact of Ownership Structure on Corporate Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional Analysis”. Financial Review 33, 85-99.

Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Andi, Yogyakarta.

Pithaloka, Nina Diah. 2009. “Pengaruh Faktor-Faktor Intern Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang: Dengan Pendekatan Pecking Order Theory”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Priyatno, Dwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Ananlisis Data & Uji Statistik, MediaKom, Yogyakarta. Setiawan, Cecep Jalu. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Silvi, Meliza dan Wiwik Lestari, “Analisis Simultan antara Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, dan Risiko dalam Perspektif Teori Keagenan”, Ekobis, Vol. 9 No. 2, hal. 39-49

Stice, Earl K., James D Stice dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate. Edisi Lima Belas. Salemba Empat, Jakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian, 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Prenhallindo, Jakarta.

Uyanto, Stanislaus, 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi Ketiga, Graha Ilmu, Yogyakarta.

(70)

68

Lampiran 1

(71)

69

Lampiran 2

Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inst_Own 36 .33 .96 .6800 .20320

St_aset 36 .17 .96 .5126 .19476

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

Profitability 36 .02 .41 .1057 .09824

DER 36 .19 2.28 1.0245 .51815

Valid N (listwise) 36

No. Nama Perusahaan Kode

1 Akasha Wira International Tbk. ADES

2 PT Cahaya kalbar Tbk CEKA

3 PT Davomas Abadi Tbk DAVO

4 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

6 PT Mayora Indah Tbk MYOR

7 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 8 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

9 PT Sekar Laut Tbk SKLT

10 PT Siantar Top Tbk STTP

11 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

(72)

70

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000

Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute

Positive

Negative

.18122299

.094

.094

-.063

Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992

(73)

71

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

(74)

72 a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own

b. Dependent Variable: DER

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .788 4 .197 5.710 .011a

Residual 8.609 31 .278

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own

b. Dependent Variable: DER

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .056 1.293 -.043 .966

Inst_Own .465 .568 .182 .818 .041 .596 1.678

St_aset .859 .530 .323 1.622 .015 .746 1.341

Size .025 .075 .067 .336 .039 .753 1.329

Profitability -.160 .958 -.030 -.167 .868 .895 1.117

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
TABEL 4.1 HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(dalam 10 tahun terakhir PTFI membiayai infrastruktur daerah &amp; masyarakat lebih dari USD 150 Juta ) Pembangunan Infrastruktur Masyarakat dan Daerah.. STI/HIV Clinic PKM

Kegiatan bernyanyi di Kelas B1 dimulai dengan membangun apersepsi terlebih dahulu, untuk menghubungkan tema dan nyanyi yang akan dinyanyikan oleh anak tersebut. Hal ini

Sisi lain yang juga menjadi masalah, para dosen kurang berminat berinteraksi dengan..

Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar peserta didik sebagai warga

Penggunaan unsur-unsur yang mendukung dalam proses produksi diharapkan berfungsi secara efektif dan efisien, baik itu dalam hal segi bahan baku, manusia, metode, mesin yang

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Pendidikan Seni

Time series of the shore-parallel velocity component at the four near-shore midpoints, counterclockwise around the basin (western (a), southern (b), eastern (c) and northern shore