• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi komunikasi Rumah Zakat Indonesia dalam pemberdayaan lingkungan masyarakat pada program Senyum Lestari di Kelurahan Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi komunikasi Rumah Zakat Indonesia dalam pemberdayaan lingkungan masyarakat pada program Senyum Lestari di Kelurahan Bintaro"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PROGRAM SENYUM LESTARI DI KELURAHAN

BINTARO

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

(S. Sos. I)

Oleh :

NADIA ANGGRAENI 108051000152

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH ZAKAT INDONESIA

DALAM PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN MASYARAKAT

PADA PROGRAM SENYUM LESTARI DI KELURAHAN

BINTARO

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam

(S. Sos. I)

Oleh :

NADIA ANGGRAENI NIM :108051000152

Dosen Pembimbing

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat Pada Program Senyum Lestari Di

Kelurahan Bintaro, telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 2 Juli 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua data yang saya gunakan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini, telah saya cantumkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(5)

i

STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH ZAKAT INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN MASYARAKAT PADA PROGRAM SENYUM LESTARI DI KELURAHAN BINTARO

Pembimbing Muhammad Zen, MA

Strategi Komunikasi pada Rumah Zakat Indonesia merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki situasi dan kondisi dimana masyarakat atau kelompok komunitas menjadi agen dari perubahan itu sendiri. Rumah Zakat Indonesia (RZI) merupakan salah satu lembaga yang mengoptimalkan donasi filantropi untuk mengembangkan program Senyum Lestari dengan misi memberdayakan lingkungan masyarakat secara produktif dan berkesinambungan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana strategi komunikasi Rumah Zakat Indonesia dalam pemberdayaan lingkungan masyarakat pada program senyum lestari di Kelurahan Bintaro?. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Anwar Arifin disamping teori Laswell, C.I. Hovland, Gerald R. Muller dan Mark Steinberg yang disesuaikan dengan teori strategi komunikasi. Dengan teori ini, penulis mencoba meneliti strategi komunikasi yang digunakan oleh Rumah Zakat Indonesia dalam melaksanakan program lingkungan pemberdayaan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mencari dan memaparkan data mengenai keadaan permasalahan sesuai dengan data dan teori yang diperoleh. Metode ini menggambarkan secara sistematis fakta dan konsep pemberdayaan yang dilihat dengan teori pendekatan pembangunan.

Strategi komunikasi yang dirumuskan oleh Rumah Zakat Indonesia yaitu perumusan strategi dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan kegiatan, Implementasi Strategi yaitu Rumah Zakat memberdayakan masyarakat melalui kegiatan donatur perorangan, donatur institusi, donatur program, ICD (Integrated Community Development), publikasi informasi, humas (Public Relations), dan periklanan (Advertising).

Evaluasi strategi yaitu meninjau kembali faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yaitu dengan mengevaluasi pelaksanaan implementasi sebagai tindakan dan sumber daya manusia yang bekerja di Rumah Zakat Indonesia dalam melaksanaan program berbagi itu gaya senyum lestari dalam periode waktu enam bulan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismilahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu

Alhamdulillah terucap syukur senantiasa kepada sang penguasa alam Allah SWT yang telah memberikan nikmat hidup serta kekuatan dalam lahir dan batin sehingga karunia yang telah diberikan dalam kehidupan ini menjadi sesuatu yang berharga untuk disyukuri. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang dengan keluhuran budi pekertinya menjadikan simbol penyelamatan manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang berkembang dengan berbagai disiplin keilmuannya ini.

Alhamdullilah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan proses kesulitan yang cukup beragam baik itu dari segi internal dan eksternal serta dari materi dan non materi, sungguh merupakan proses pembelajaran diri yang menguji pikiran, keimanan, mental, kesabaran, keberanian, ketekunan dan naluri dalam proses menuju diri yang lebih baik terhadap pencapaian prestisius sebagai mahasiswa Strata 1 yang tentu saja masih terdapat kekurangan yang harus direnungi, diperbaiki dan dievaluasi agar tercipta sebuah motivasi diri yang hakiki sebagai pembelajaran diri kearah yang lebih baik.

(7)

iii

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bapak Dr. Arief Subhan, MA. Wakil Dekan 1 Bidang Akademik bapak Dr. Suparto, PHD. Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum ibu Dr. Roudhonah, MA. Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan bapak Dr. Suhaemi, MA.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi bapak Drs. Masran, M.Ag, dan kepada Sekretaris Jurusan ibu Fita Fathurrahmah, M. Si.

3. Bapak Muhammad Zen, M.A sebagai pembimbing utama yang dengan kesabaran, arahan, masukan, dan waktu yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Seluruh dosen fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dengan dedikasinya sebagai akademisi telah memberikan berbagai pengetahuan, pengalaman, arahan, masukan serta bimbingan kepada penulis selama dalam menjalani masa aktif perkuliahan.

5. Para staf pegawai dan pengurus Birokrasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta staf pegawai bagian Akademik pusat yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan dalam hal prosedur akademik dalam memenuhi persyaratan kegiatan akademik campus.

(8)

iv

Umum Masjid Raya Bogor yang telah membantu dalam kelengkapan teori dan data sebagai pendukung referensi pada penulisan skripsi ini.

7. Orang tua dirumah Hj. Lina Lediana dan H. Aang Asep Saepudin yang senantiasa mendukung secara materil maupun moril dalam penyelesaian skripsi, serta kesabaran dan doa beliau yang tak pernah putus menjadikan sebuah kekuatan bagi penulis untuk terus kuat dan bertahan dalam menjaga kewajiban pada pendidikan dan tanggung jawab.

8. Lanny Mulya Nurani kakakku, Taniya Anglinawati dan Naura Zahratu Alhumaira adikku tersayang yang telah memberikan dukungan doa dan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga di Jakarta Timur, Amang dan Bibi serta para sepupuku Rahmat Affliludin dan Yaden Nugraha dalam memberikan dukungan moril dan materil pada masa aktif perkuliahan.

10.Seluruh pimpinan dan para staf lembaga sosial Rumah Zakat Indonesia pusat dan cabang Bintaro

11.Teman-teman satu perjuangan prodi KPI E Angkatan 2008/2009 yang bersimbol Multitalenta yakni Farha, Deniza, Siti Sabili, Asiyah, Anna, Nia, Rini, Rizki, Taufan, Fiani, Ania, Azizah, Azimah, Renita, Ruri, Rangga, Sandy, Iqbal, Rizka, Wahyu, Gilang, Jalal, Lutfi, Dayat, Akmal, dan Hilwah yang menjadi teman baru seperjuangan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(9)

v

13.Keluarga besar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Cadas, kota Cisarua Cimahi Bandung tahun 2011. Semoga Kebersamaan selalu terhubung dan terjaga. 14.Semua pihak yang terlibat membantu dan mendukung baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Dan akhirnya peneliti hanya dapat mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada terhingga, semoga Allah membalas semua kebaikan pihak yang membantu, baik keluarga, sahabat, dan orang lain yang menjadi bagian kecil dari sebuah kehidupan. Amiin ya Rabbal’Alamin.

Dan akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih sangat jauh dari poin sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna sebagai referensi baik bagi para pembaca, peneliti lama dan baru yang sedang menulis karya ilmiah serta segenap keluarga besar civitas akademik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 April 2015

(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 01

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 12

1. Pembatasan Masalah ... 12

2. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1. Tujuan Penelitian ... 13

2. Manfaat Penelitian ... 13

D. Tinjauan Pustaka... 14

E. Metodologi Penelitian... 16

1. Metode Penelitian ... 16

2. Tehnik Pengumpulan Data ... 17

3. Tehnik Analisis Data ... 18

4. Lokasi Penelitian ... 19

5. Pedoman Penulisan Data ... 20

F. Sistematika Penelitian... 20

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Strategi Komunikasi ... 23

1. Pengertian Strategi ... 23

2. Pengertian Komunikasi... 30

3. Proses Komunikasi ... 37

4. Strategi Komunikasi ... 39

(11)

vii

2. Pengertian Masyarakat ... 51

3. Upaya Mensejahterakan Masyarakat ... 53

4. Konsep Gerakan Sosial ... 54

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 54

6. Strategi Komunikasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 56

7. Demografi dan Geografi Bintaro ... 59

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT INDONESIA A. Sejarah Berdiri ... 61

B. Visi, Misi, dan Brand Value ... 65

C. Strategi Pengembangan Rumah Zakat Indonesia ... 66

D. Struktur Organisasi Rumah Zakat Indonesia ... 68

E. Program Pemberdayaan Rumah Zakat Indonesia ... 69

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Strategi Komunikasi Rumah Zakat Indonesia Dalam Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat Pada Program Senyum Lestari Di Kelurahan Bintaro ... 75

1. Perumusan Strategi Pemberdayaan 76

2. Implementasi Strategi Pemberdayaan ... 79

3. Periode Evaluasi ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah komunikasi adalah kebutuhan dalam kehidupan yang isinya terdapat unsur bahasa, gerak tubuh, dan ekspresi dalam menyampaikan pemikiran yang disebut sebagai pesan. Dengan mengutarakan sebuah pesan maka terjadi suatu aktifitas percakapan antara komunikator yakni diri sendiri dengan komunikan yaitu orang lain yang disebut dengan aktifitas makhluk sosial yang sifatnya dasariah, sehingga pada akhirnya komunikasi menjadi sebuah kebutuhan permanen manusia yang membentuk keberlangsungan kehidupan makhluk sosial. 1

Sebuah strategi diperlukan dalam komunikasi, hal ini didasarkan karena untuk mencapai tujuan dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis dan terarah agar tujuan yang telah direncanakan dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat, sehingga akan berdampak baik pada lembaga sebagai pemberi jasa dan masyarakat sebagai penerima jasa. Strategi yang spesifik menjadi kesatuan dalam komunikasi organisasi terutama pada lembaga yang ingin mencapai tujuan dengan cara cepat. Salah satu aspek utama pendukungnya yakni penguasaan terhadap informasi yang disampaikan dengan baik akan

1

(13)

membuat hubungan komunikasi organisasi dengan masyarakat memberikan hasil yang sama-sama menguntungkan.

Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dan penguasaan terhadap informasi harus diutamakan, karena isinya mencakup gambaran besar mengenai program yang direncanakan seperti pengetahuan, visi dan misi, serta isi dari tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dikemukakan oleh Evert M. Rogers dalam bukunya komunikasi organisasi, yang menyampaikan sebuah lembaga yang terorganisasi dengan baik serta cepat dalam mencapai tujuannya adalah lembaga yang anggotanya memiliki pengetahuan tentang informasi dan penguasaan baik terhadap tehnik penyampaian. 2

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya sosial dalam memperbaiki keadaan kondisi kurang baik menjadi lebih baik, hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang melatarbelakangi kehidupan masyarakat yang umumnya berada pada situasi miskin dan kurang mampu, oleh karena itu pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan utama, yaitu mensejahterakan kehidupan masyarakat agar memilki kehidupan yang lebih baik dengan membuat sebuah program yang didasarkan dari berbagai aspek, karena sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk hidup untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Tujuan dari sebuah pemberdayaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan memberikan arti kepada arah yang hendak dicapai, artinya jika tujuan itu telah dicapai maka terhentilah proses

2

Popy Oktarini, “Strategi Komunikasi dalam Mensosialisasikan Program Majelis

(14)

3

tujuan tersebut dan akan dimulai kembali dengan tujuan lain yang berbeda, karena sasaran atau tujuan dalam pemberdayaan bersifat abstrak, dan dibuat demikian agar tetap dapat digunakan sepanjang masa, selama masyarakat atau sebuah negara masih ada. Walau bagaimanapun abstraknya suatu tujuan pemberdayaan harus tetap diakui bahwa ia mengandung arah, nilai-nilai, dan moral pemberdayaan itu sendiri.3

Hal yang paling utama pada proses pemberdayaan adalah merencanakan dan mengarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang disebut dengan tujuan tahapan, setelah tujuan tahapan ini berhasil dicapai maka akan dilakukan proses tahapan selanjutnya. Dalam setiap menentukan tujuan tahapan, maka didalamnya terletak prioritas yang akan dicapai dan merupakan target pemberdayaan yang dapat dihitung atau diukur keberhasilan maupun kegagalannya melalui jalan evaluasi.

Wujud dari pemberdayaan terhadap masyarakat banyak macamnya, ada yang berwujud bantuan secara langsung dalam jangka pendek dan tidak berkesinambungan, ada pula bantuan langsung dalam jangka panjang, bantuan langsung dalam jangka panjang adalah dengan diadakan sebuah program yang telah direncanakan dan sifatnya berkesinambungan dengan program yang telah dirintis diwaktu dulu seperti program Senyum lestari yang dulunya berasal dari program Merangkai Senyum Indonesia, program ini memiliki proses yang cukup panjang mulai dari pengamatan, peralatan yang menunjang serta mengamati berlangsungnya kegiatan dan evaluasi.

3

(15)

Salah satu anjuran yang selalu dikemukakan dalam ajaran Islam yaitu tentang mensejahterakan kaum lemah yang selalu berada dalam kesulitan, Islam selalu mengutamakan ajaran kebaikan yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam melaksanakan ibadah sosial yang disebut pula dengan

ibadah Ijtima’iah, dengan tujuan utamanya sebagai bentuk pengabdian kepada

Allah SWT dalam keikhlasan mencari keridhaan-Nya. Hal ini ditafsirkan dalam Al-quran surat Az Zukhruf Ayat 32.



































































“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah

menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan

Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain

beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian

yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

kumpulkan.”(surat Az Zukhruf: ayat 32).4

Kemiskinan menurut persepsi Islam diakibatkan karena kegagalan kaum muslim itu sendiri dalam menerapkan ekonomi syariah, karena menggunakan

4

(16)

5

keuntungan ekstra yang berkaitan dengan pembagian sumber penghasilan.5 Kemiskinan akibat utama dari rendahnya indeks pembangunan manusia di Indonesia, karena secara kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih sangat rendah secara menyeluruh, secara singkat kemiskinan memiliki sifat yang kompleks dan kronis, oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat dan berkelanjutan. Kebanyakan akibat yang ditimbulkan dari kemiskinan adalah sifat lemah manusia dari ketamakan, ekploitasi tanpa penyelamatan, kurangnya pengetahuan, ketidakadilan, kesenjangan sosial, korupsi, penyalahgunaan distribusi yang di latar belakangi oleh masalah politik, ekonomi, dan sosial.

Salah satu usaha konkret yang dilakukan dalam mengurangi kemiskinan di kota - kota besar khususnya di Bintaro adalah sebuah lembaga sosial Rumah Zakat Indonesia cabang Bintaro, yang mengelola harta dari para donator aktif untuk hal-hal yang bersifat produktif dalam menghasilkan keuntungan, maka keuntungan inilah yang akan memberikan manfaat dan kemaslahatan masyarakat dalam memberdayakannya dengan tetap mengacu pada nilai-nilai pokok syariah islam, dan menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup yang bermakna dan islami.

Salah satu program yang telah dilakukan oleh lembaga Rumah Zakat Indonesia di Bintaro adalah Berbagi Itu Gaya Senyum Lestari, Program ini merupakan program lanjutan dari program Merangkai Senyum Indonesia pada tahun 2010 -2011. Dengan turut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan

5

(17)

hidup sebagai salah satu warisan untuk masa depan. Serta meringankan beban sesama umat manusia yang berada dalam kesukaran, isi dari program Senyum Lestari ini diantaranya Water Well, Kampung Berseri (Bersih, Sehat, dan Asri), M-Net (Masjid Internet), Urban Farming, Mesjidku Merdu, KPRS (Kavling Perumahan Masjid di Surga). Program-program sanitasi ini berjalan dengan memberikan santunan, pembuatan sarana dan prasarana, serta penyuluhan sebagai pelatihan pengetahuan.6

Berbagi Itu Gaya Senyum Lestari memiliki komitmen menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk di wilayah kecil tanpa akses terhadap sumber air minum yang berkelanjutan serta membangun fasilitas sanitasi desa, dengan target pada tahun 2015 proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di perkotaan maupun pedesaan, dengan pembangunan sarana penyediaan air bersih yang bersifat berkelanjutan, penerima dapat merasakan manfaat adanya kemudahan dalam mengakses air bersih.

Periode tahapan penerapan program Senyum Lestari ini berjalan maksimal selama tiga tahun dan untuk periode eveluasi selama enam bulan, adapun dalam pelaksanaannya RZI memiliki Member Relationship Officer (MRO) yaitu pendamping warga binaan yang berfungsi sebagai pendamping, pemberdaya, pengukur wilayah, penggerak lingkungan dan advokat masyarakat, keberadaan pendamping warga binaan ini dirasakan sangat penting dan menempati posisi sentral dalam menyukseskan program ini.

6

(18)

7

Rumah Zakat Indonesia (RZI) sebagai lembaga sosial filantropi yang salah satunya didirikan dengan tujuan akan kebutuhan masyarakat terhadap kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, norma-norma didalamnya telah dibuat sebagai pedoman yang didasarkan pada nilai-nilai sosial dalam syariah Islam. Rumah Zakat Indonesia berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara profesional, transparan dan terpercaya, dengan komitmen berani melakukan inovasi dan edukasi untuk memperoleh manfaat yang lebih dengan menfasilitasi segala bentuk kebutuhan masyarakat dengan ketulusan kepada seluruh umat manusia. Dengan visi sebagai “Lembaga filantrofi internasional berbasis pemberdayaan yang profesional”, dan misi “Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional”.7

Dipilihnya Rumah Zakat Indonesia (RZI) sebagai objek penelitian ini, dikarenakan Rumah Zakat Indonesia merupakan lembaga sosial yang berkomitmen pada program–program pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini RZI mengalokasikan dananya untuk kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Dengan menyalurkan donasi dalam bentuk produktif seperti santunan, pembangunan akses fasilitas, beasiswa, menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, pelayanan kesehatan gratis, menggerakkan lingkungan, penyuluhan dan lain sebagainya. Dalam setiap gerakan yang dilangsungkan RZI menganut status kausal yang artinya gerakan sosial dapat menjadi

7

(19)

penyebab hakiki dari perubahan sosial agar dapat mengubah masyarakat secara lebih efektif melalui mobilisasi dan organisasi. 8

Menurut Carl I. Hovland suatu komunikasi merupakan proses komunikator dalam menyampaikan pemikiran kedalam bentuk kata-kata yang disebut dengan informasi yang bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, dan tingkah laku. Setiap organisasi harus memiliki suatu penyataan tujuan dan sasaran sebagai pedoman utama bagi manajemen dan para staf. Dalam konteks fungsi organisasi secara spesifik yaitu, memberikan pedoman pada anggota masyarakat dalam hal bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi masalah, menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan, memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial yang artinya sistem pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

Perkembangan teknologi mempengaruhi komunikasi untuk menjadi kesatuan yang saling mengisi, dan mendorong berkembangnya ilmu komunikasi kedalam ilmu interaksi sosial. Perkembangan konsep tersebut sekaligus menjadikan peran komunikasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat menjadi strategis. Strategi dalam pemberdayaan masyarakat dapat membantu mempublikasikan program sosial sebagai usaha dalam membangun masyarakat dan dapat memperkuat pesan citra RZI sebagai lembaga sosial yang profesional.

8

(20)

9

Strategi dalam sebuah lembaga dibutuhkan agar langkah-langkah yang dilakukan untuk kepentingan lembaga bisa terarah dan mencapai tujuan

dengan baik dan cepat. Onong Uchjana Effendi dalam bukunya “Dimensi

-dimensi Komunikasi” menyimpulkan bahwa:

Strategi komunikasi merupakan suatu langkah yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan program kegiatan, pesan, dan media tertentu. Suatu strategi komunikasi adalah perpaduan dalam perencanaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu diperlukan strategi komunikasi untuk menunjukkan arah bagaimana suatu operasional dapat bekerja dengan baik dengan melakukan

pendekatan pada situasi dan kondisi”.9

Dalam strategi komunikasi diperlukan informasi dalam pengendalian lingkungan. Pertama, informasi dapat menambah pengetahuan kemampuan seseorang dalam mengendalikan lingkungan. Kedua, tersedianya informasi memberikan kekuatan dan kemampuan tertentu, biasanya apabila kekurangan informasi yang relevan maka usaha untuk mengendalikan lingkungan hanya sebagian saja yang tercapai, akibatnya manfaat yang akan dirasakan menjadi tidak maksimal. Kesuksesan dan kegagalan dalam mengendalikan lingkungan mempengaruhi perkembangan lembaga yang bersangkutan.10

Dukungan media akan membantu memberikan peluang keberhasilan pada penyampaian informasi, dukungan media digunakan sebagai alat yang

9

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Percetakan Offset Alumni, 1981), hal. 84.

10

(21)

bersifat alternative untuk memasarkan program dan tujuan. Media memiliki cakupan yang sangat luas dan tidak dapat diukur serta bukan sebagai media tradisional. Yang lebih bermakna media sebagai wadah dalam memenuhi rasa keingintahuan pelaku atau konsumen sebagai makhluk sosial. Menurut Garnham dan Smythe, Media bekerja dengan tiga konsep salah satunya menekankan informasi pada aspek makna, efek, dan ideologi. 11

Komunikasi kelompok yang disebut dengan macrogroup bersifat lebih formal, kelebihannya lebih terorganisir dan lebih terlembagakan sehingga memiliki kesatuan secara psikologis, interaksi dan sosiologis. Memiliki tujuan bersama dalam melakukan interaksi satu sama lain, mengenal satu sama lainnya, dan memandang bagian kelompok lain sebagai bagian darinya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi karena pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal. Pada kenyataannya dalam komunikasi kelompok, para anggota sosial harus lebih memahami kebutuhan masyarakat, karena hal tersebut akan mempengaruhi proses interaksi sosial dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi.12

Memberdayakan masyarakat berarti memperkuat posisi rakyat kalangan bawah terhadap kekuatan tekanan hidup dalam berbagai sektor kehidupan, pemberdayaan masyarakat berarti mengembangkan, memandirikan, dan menswadayakan. Sehingga dapat memperkuat kapasitas

11

Ludwig Suparmo, Aspek Ilmu Komunikasi dalam Public Relations, (Jakarta: PT Indeks, 2011), cet ke- 2, hal. 29.

12

(22)

11

dan otonomi mereka dalam mengelola potensi sumber daya manusia dan lingkungan secara optimal dan berkesinambungan sebagai jalan untuk menjamin kelangsungan hidup saat ini dan nanti, dengan demikian secara kualitas akan meningkat, dinamika sosial, dan lingkungan akan berkembang sehingga potensi sumber daya alam terjamin kelestariannya.13

Rumah Zakat Indonesia membangun masyarakat dengan melakukan upaya pemberdayaan kepada masyarakat kurang mampu yang mengalami permasalahan sanitasi berupa sarana dan prasarana serta kebutuhan pokok hidup. Strategi yang digunakan salah satunya dengan merencanakan program Berbagi Itu Gaya Senyum Lestari. Dana yang diperoleh dari para donatur aktif baik secara tunai maupun non-tunai dialokasikan untuk program produktif sosial yang sifatnya berkesinambungan.

Pada penelitian ini penulis ingin menitikberatkan pada aspek strategi komunikasi yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia dalam membangun dan memberdayakan masyarakat lewat kegiatan sosial yang berkelanjutan. Berdasarkan alasan yang diuraikan diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian tersebut dengan judul “Strategi Komunikasi Rumah Zakat

Indonesia Dalam Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat Pada

Program Senyum Lestari di Kelurahan Bintaro”

13

(23)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Adapun pembatasan masalah dan perumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

a. Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut: Berusaha terfokus pada Strategi Komunikasi yang meliputi beberapa hal yakni Melalui Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi Strategi.

b. Strategi Komunikasi Rumah Zakat Indonesia yaitu Strategi yang dilakukan oleh Rumah Zakat dalam menginformasikan program Berbagi Itu Gaya Senyum Lestari.

c. Lembaga yang difokuskan pada penelitian ini adalah Rumah Zakat Indonesia yang berada di Jalan Turangga No.25 C Bandung Telp: (022) 733 2407 dan cabang Bintaro di Jalan Mandar Raya Blok DD no. 12 Bintaro Tangerang Selatan. Email: welcome@rumahzakat.org, facebook: rumah@rumahzakat dan twitter: @rumahzakat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti menjadikan perumusan masalah sebagai berikut:

(24)

13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Rumah Zakat Indonesia dalam pemberdayaan lingkungan masyarakat pada program senyum lestari di Kelurahan Bintaro.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini di harapkan dapat memperkaya dan menambah teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan umumnya pada Fakultas Ilmu khusus lain dan Ilmu Komunikasi.

Dan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Rumah Zakat Indonesia dalam meningkatkan penggunaan media untuk mempublikasikan program Senyum Lestari sebagai salah satu upaya sosial dalam pemberdayaan lingkungan masyarakat di Kelurahan Bintaro.

b. Manfaat Praktisi

(25)

c. Manfaat Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kebaikan agar ikut menjadi bagian dalam upaya mensejahterakan masyarakat khususnya dalam konteks pemberdayaan sosial lingkungan.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari unsur plagiat, peneliti sebelumnya menjadikan acuan dan tinjauan pustaka terkait materi strategi komunikasi diantaranya, yaitu14:

Skripsi Mas Deden Bahrudin, dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Optimalisasi Zakat (Studi Kasus Keberadaan Badan Amil

Zakat BAZ di Kota Depok). Fakultas Dakwah dan ilmu komunikasi, Jurusan pengembangan masyarakat islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Persamaan dalam skripsi ini adalah kesamaan dalam membahas pemberdayaan masyarakat dan yang membedakan pada skripsi ini yakni program sosial yang dijadikan sebagai pemberdayaan masyarakat, lembaga penelitian, serta sasaran dari penelitian.

Dalam skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Tabung Wakaf Indonesia Dalam Mempromosikan Wakaf Produktif Di Daerah Jakarta

Selatan milik Deniza Anggia Ayu, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2012. Kesamaan dalam skripsi ini adalah pembahasan mengenai konteks strategi komunikasi

14

(26)

15

dan perbedaannya terlihat dari program penelitian, lembaga penelitian, serta daerah yang dijadikan penelitian.

Skripsi lain yang dijadikan tinjauan pustaka adalah skripsi dengan judul

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bantuan Pinjaman Dana Bergulir Oleh

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di

Kelurahan Pondok Betung Tangerang milik Lukman Hakim, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam tahun 2009, Persamaanya adalah pembahasan terhadap konteks pemberdayaan masyarakat serta perbedaannya adalah program yang diaplikasikan, lembaga yang dijadikan objek, dan kota atau daerah yang dijadikan penelitian.

Skripsi lainnya dengan judul Strategi Fundariasing Program Pemberdayaan Ekonomi (Senyum Mandiri) Pada Rumah Zakat oleh Nurlaelatul Afifah Fakultas Syariah dan hukum, Jurusan Muamalat tahun 2011. Skripsi ini mendefinsikan bagaimana aplikasi Senyum Mandiri sebagai upaya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, persamaanya terdapat pada lembaga yang sosial yang dijadikan objek, dan perbedaanya terdapat pada aplikasi program yang diteliti serta strategi yang digunakan.

(27)

diteliti, serta program yang dijadikan penelitian. Demikian perbedaan pokok bahasan atau materi antara penulis dengan skripsi terdahulu.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Jenis penelitian lapangan yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang menggambarkan kondisi yang menjadi masalah yang didukung dengan data-data teoritis maupun dokumenter untuk dianalisis dan melahirkan solusi. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer sebagai bahan utama yang bersumber dari Rumah Zakat Indonesia dan data sekunder yaitu data pendukung yang dapat memperkaya data penelitian. Ciri utama dalam penelitian ini menitikberatkan pada observasi yang bersifat alamiah, peneliti memposisikan dirinya sebagai pengamat yang mengamati perilaku, gejala yang timbul, dan menuliskannya dalam bentuk laporan.

Tujuannya untuk mengumpulkan informasi secara terperinci dari kondisi yang terjadi, mengidentifikasi masalah didalamnya, membuat perbandingan dan evaluasi, sehingga masalah yang dihadapi oleh mereka dapat membuat kita merasakan hal yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan yang lebih baik pada waktu yang akan datang.15

15

(28)

17

2. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap fenomena sosial dan gejala psikis yang disengaja dengan jalan pengamatan dan pencatatan, menurut Marshall dengan melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku itu sendiri. Dalam hal ini peneliti mengunakan metode dengan pendekatan partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar.

Pada observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan penelitian yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, data yang akan diperoleh lebih detail dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang terlihat. Sedangkan observasi terus terang yang digunakan, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa mereka mengetahui aktivitas yang dilakukan yaitu untuk penelitian dalam mencapai tujuan peneliti.

Tetapi pada suatu waktu peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan, kemungkinan jika penelitian dilakukan dengan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk mendapatkan data.16

16

(29)

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan oleh penulis agar memperoleh data yang objektif mengenai strategi komunikasi dan program pemberdayaan lingkungan masyarakat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada narasumber tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian.

c. Dokumentasi

Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dari catatan yang telah tersedia atau dibuat oleh pihak lain dan bersifat teoritis seperti buku-buku yang bersangkutan, dokumen formal, brosur, artikel, jurnal, video, dan lain sebagainya yang disusun secara sistematis. Tehnik pengumpulan data seperti ini disebut dokumenter yang terdiri dari data primer maupun sekunder, data dokumentasi diklasifikasikan kedalam beberapa bagian untuk memudahkan proses analisa.17 Semua dokumentasi dalam penelitian ini berasal dari Rumah Zakat Indonesia, perpustakaan, internet, atau lembaga lain yang dapat dijadikan analisa dalam penelitian ini.

3. Tehnik Analisis Data

Pada tahap analisis data, peneliti menggunakan metode analisis kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui makna dibalik fakta, yang bertujuan menjelaskan fenomena lebih dalam melalui pengumpulan data. Pendekatan kualitatif menurut Lexy, J. Moeleong

17

(30)

19

penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati sebuah fakta dengan mencari data-data lapangan yang dikumpulkan dengan menggunakan metode alamiah.18 Menurut Bogdan dan Taylor menggambarkan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis dari lisan orang-orang yang diamati dan bersifat autentik.19

Pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami strategi komunikasi oleh Rumah Zakat Indonesia dalam usaha untuk memberdayakan masyarakat, dalam hal ini peneliti berusaha memahami dan menggambarkan langkah dan upaya yang dilakukan oleh Rumah Zakat dalam memberdayakan masyarakat di daerah Bintaro. Untuk penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, objek dalam data kualitatif adalah objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan dan bersifat induktif. 20

4. Lokasi Penelitian

Lembaga sosial yang dijadikan tempat pengamatan adalah Lembaga Rumah Zakat Indonesia di Jalan Turangga No. 25 C Bandung Telp: (022) 733 2407 dan cabang Bintaro di Jalan Mandar Raya Blok DD no. 12 Bintaro Tangerang Selatan. Email: welcome@rumahzakat.org

18

Suyadi, Libas Skripsi Dalam 30 Hari, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), cet ke- 1, hal. 62

19

Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), cet ke- 10, hal. 03.

20

(31)

5. Pedoman Penulisan Data

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengacu pada beberapa buku pedoman untuk referensi penulisan seperti pada buku Penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disusun oleh Hamid Nasuhi dkk, yang diterbitkan oleh CeQDA (Center of Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi (Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian) yang disusun Prof. Dr. Hamidi, M.si. yang diterbitkan oleh UMM Press Malang 2010. Dan Keterampilan Berbahasa Indonesia yang disusun oleh Dra. Hj. Siti Sahara dkk yang diterbitkan oleh FITK Press UIN Syarif HIdayatullah Jakarta tahun 2009.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, peneliti membuat sistematika penulisan secara gambaran umum sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

(32)

21

BAB II KERANGKA TEORITIS

Menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan pada penelitian untuk digunakan dalam penulisan skripsi yang bertujuan untuk menganalisa dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber referensi seperti buku-buku yang bersangkutan, jurnal, artikel, dan data-data dari internet yang jelas akan sumbernya. Landasan fokus pada skripsi ini yakni pengertian strategi komunikasi, konsep pemberdayaan masyarakat, dan program Senyum Lestari sebagai program pembahasan.

BAB III PROFIL RUMAH ZAKAT INDONESIA

Membahas tentang latar belakang berdirinya Lembaga Sosial Rumah Zakat Indonesia dan perkembangannya sejauh ini, Visi dan Misi Rumah Zakat Indonesia, Struktur Organisasi Rumah Zakat Indonesia, Profil Program Sosial Pemberdayaan Rumah Zakat Indonesia serta Keunggulan dan Kelebihan Program Berbagi Itu Gaya Senyum Lestari.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

(33)

BAB V PENUTUP

(34)

23

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Strategi Komunikasi

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat atau akal muslihat untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.1

Konsep strategi didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan

(ways to achieve ends). Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan

(planning), dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 2

Konsep strategi ini sesuai dengan perkembangan awal penggunaan konsep strategi yang digunakan dalam dunia militer. Kemudian arti strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.3

1

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Surabaya: Pustaka Amelia, 2002), cet ke- 1, hal. 491.

2

Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Percetakan Offset Alumni, 1981), hal. 84.

3 Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel,

(35)

Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, dalam menetapkan strategi harus didahului oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan, dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh, dan lain sebagainya.4 Pengertian strategi menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:

1) William F. Gluek

Strategi merupakan suatu rencana yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pokok suatu lembaga dapat dicapai, rencana yang dipersatukan secara konprehensif dan terintegrasi dapat menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sasaran perusahaan akan tercapai.5

2) George Steiner dan John Miner

Strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan implementasinya secara cepat sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.6

4

Abu Ahmad Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 11.

5

Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 25.

6

(36)

25

3) Mintzberg

Strategi adalah sebuah pola menunjukkan adanya serangkaian tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengejar sebuah tujuan.7

4) Sondang Siagian

Strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya, dan tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntutan perubahan

lingkungan.8

5) Syarif Usman

Strategi adalah kebijakan untuk menggerakkan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya serta kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagian.9

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian strategi maka penulis menyimpulkan strategi adalah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan yang di dalamnya mencakup berbagai keputusan strategis agar sebuah lembaga mampu menghadapi perubahan lingkungan dalam jangka panjang.

7

Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 26.

8

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet ke- 2, hal. 17.

9

(37)

b. Fungsi Strategi

Strategi memiliki dua fungsi yaitu pertama dengan menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informasi, persuatif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil

yang optimal, kedua menjembatani “cultural gap” yaitu kondisi yang

terjadi akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun 10

c. Kategori Strategi

Mintzberg (1991) membagi strategi sebagai sebuah pola ke dalam lima kategori yaitu: Strategi yang direncanakan perusahaan melalui proses perencanaan (Intended Strategy) yang diterjemahkan kedalam suatu tindakan strategi yang disengaja (Deliberate Strategy) dan sering kali berubah menjadi strategi yang tidak dapat direalisasikan

(Unrealized Strategy) akibat terjadinya perubahan lingkungan perusahaan. Sebaliknya strategi yang tidak dimaksudkan sebelumnya dapat muncul menjadi alternatif strategi (Emerging Strategy) yang apabila diimplementasikan perusahaan dapat menjadi strategi yang dapat direalisasaikan (Realized Strategy).11

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 33.

11

(38)

27

Deliberate Strategy

Unrealized Strategy Emerging Strategy

Strategi sebagai pola (Strategy as a Pattern)12

d. Tahapan-Tahapan Strategi

Terdapat tiga konsep dalam proses strategi, yaitu:13

1) Perumusan Strategi

Termasuk mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif serta memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2) Implementasi Strategi

Termasuk menciptakan organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan, dan memanfaatkan sistem informasi yang diterima. Tahap ini sering pula disebut tahap tindakan karena implementasi berarti memobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan.

12

Mintzberg, Quinn, Brian etc, The Strategy Process: Concepts, Contexts, Cases,

(Prentice Hall, 1991), page. 14.

13

Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1998), hal. 5-6.

Intended

Strategy

Realized

(39)

3) Evaluasi Strategi

Merupakan tahap terakhir dari langkah-langkah strategi. Ada tiga aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu:

a) Maninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang ada.

b) Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan.

c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai rencana.

e. Faktor-Faktor Strategi14

1) Lingkungan

Lingkungan tidak pernah berada pada suatu kondisi dan selalu terjadi perubahan yang dipengaruhi sangat luas terhadap segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu dan masyarakat, tidak hanya kepada cara berfikir, tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan pandangan hidup.

2) Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi mencakup segala sumber dan daya kebijakan organisasi yang ada.

3) Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, pemimpin dalam menilai

14

(40)

29

perkembangan yang ada dalam lingkungan, baik internal ataupun eksternal sangat berbeda.

Strategi yang direncanakan, difokuskan, dan dikonsepkan dengan baik, dapat menghasilkan pelaksanaan yang disebut dengan strategi, oleh karena itu agar strategi berjalan baik dan tujuan tercapai, harus memperhatikan konsep dasar berikut:

1) Strength (Kekuatan)

Memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia, dana serta beberapa peralatan yang dimilikinya.

2) Weakness (Kelemahan)

Memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan, misalnya kualitas sumber daya manusia, dana, dan lain sebagainya.

3) Opportunity (Peluang)

Melihat seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, sehingga peluang yang sangat kecil pun dapat diterobos.

4) Threats (Ancaman)

(41)

didalam saluran, audiens, pengirim atau pesan itu sendiri yang menyebabkan maksud pesan menjadi tidak jelas. Oleh karenanya membatasi jumlah informasi yang diinginkan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi gangguan.15

2. Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu “Communicare” yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang mengharapkan jawaban, tanggapan, maupun arus balik (feedback) dari orang yang diajak bicara. Komunikasi menurut bahasa Latin lainnya adalah “Communicati” kata sifatnya

Communis” yang berarti “sama” dan dalam bahasa Inggris yaitu

Communication” dengan kata sifatnya “Commonness” keduanya diartikan “pemberitahuan”. Yang artinya bersama-sama diantara dua orang atau lebih yang berbicara mengenai kebersamaan, kepentingan, keinginan, pengetahuan, kepemilikan, dan gagasan.16

Adapun pengertian komunikasi secara istilah diantaranya dikemukakan oleh sebagian para ahli di bidang komunikasi yaitu:

15

John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 13.

16

(42)

31

1) C.I. Hovland, 1970, komunikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah rangsangan dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan, seorang komunikator mampu mengubah perilaku individu lainnya atau komunikan.17

Dalam penerapan pada proses kegiatan lembaga, manajemen memberikan Informasi pada media massa dan cetak serta menunjuk seorang humas yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik sebagai tindakan rangsangan komunikasi.

2) Harold D. Lasswell, 1948, mengatakan bahwa komunikasi pada

dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” dan mengatakan “apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan dengan akibat atau hasil apa (Who? Says what? In which channel? To whom? With effect) formula Lasswell ini mengkaji lebih jauh mengenai

pertanyaan “efek apa yang diharapkan” komponan-komponen dari pertanyaan itu adalah (When? How? Why?) yaitu “kapan

dilaksanakannya”, “bagaimana melaksanakannya” dan “mengapa dilaksanakan demikian”.18

Model ini bersifat Linier, melihat komunikasi sebagai transmisi pesan memunculkan efek bukan makna. Efek menunjukkan sebuah perubahan yang dapat diamati dan diukur dari penerima yang disebabkan oleh elemen-elemen dari proses komunikasi yang bisa diidentifikasikan. Perubahan satu dari elemen tersebut akan

17

Nina Mutmainah dan M. Budyatna, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet ke- 1, hal. 25.

18

(43)

mengubah efek seperti kita bisa mengubah pengirim, mengubah pesan, mengubah saluran, dan lainnya, perubahan dari masing-masing elemen tersebut akan menciptakan perubahan yang sesuai terhadap efek dari masing-masing elemen.19

Proses yang menjelaskan tentang:

a. Siapa Lembaga Rumah Zakat yang memiliki struktur manajemen visi dan misi.

b. Mengatakan“Apa” Memiliki keinginan untuk memperbaiki kondisi tertentu dengan membuat program pemberdayaan berbasis lingkungan.

c. Saluran “Apa” Menyebarkan informasi dengan memanfaatkan saluran media massa dan media cetak.

d. Kepada “Siapa” Masyarakat Umum sebagai donatur dan relawan Masyarakat Khusus sebagai penerima jasa bantuan/wilayah mereka yang akan diperbaiki. e. Dengan

hasil/akibat apa

Kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera dan lebih baik atas hasil dari program sosial tersebut

f. Kapan

dilaksanakannya

Ketika masyarakat berada dalam kondisi membutuhkan pertolongan.

g. Bagaimana melaksanakannya

Mengikuti tahapan mulai dari perumusan program, implementasi, dan evaluasi.

19

(44)

33

h. Mengapa dilaksanakan demikian

Agar teratur dalam pelaksanaannya dan tetap pada jalur tujuan yang disepakati sehingga hasil yang dicapai terwujud.

3) Everett M. Rogers, 1981 mendefinisikan sebagai proses arus komunikasi berjalan searah dari komunikator ke komunikan. Inisiatif untuk mengkomunikasikan pesan datang dari komunikator dan komunikan hanya menerima pesan, diharapkan pesan yang diterima komunikan dapat mengubah perilakunya.

Proses arus komunikasi lembaga yang searah antara pimpinan dan anggota, serta hubungan masyarakat dengan publik, yang ditekankan disini adalah inisiatif untuk memunculkan komunikasi datang dari lembaga dengan harapan informasi yang diberikan dapat mengubah perilaku masyarakat.

(45)

kedua-duanya, dengan demikian efek komunikasi yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.20

Tahapan terjadinya sebuah komunikasi lahir dari sebagian opini publik yang melihat bahwa ada suatu masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan dari segi lingkungan dan disampaikan salah satunya kepada lembaga untuk dipertimbangkan menjadi bantuan. Kemudian lembaga menindak lanjuti dengan mendiskusikan, mancari data-data dan donatur, yang pada akhirnya informasi secara keseluruhan dikembalikan kepada masyarakat melalui publikasi informasi.

5) Gerald R. Muler dan Mark Steinberg merumuskan definisi komunikasi yang begitu singkat tetapi padat yaitu Intensional artinya komunikator dalam menyampaikan pesan kepada pihak lain mempunyai maksud tertentu. Transaksional artinya pengetahuan yang diperoleh manusia berdasarkan hasil suatu transaksi informasi,

Prosesual yaitu adanya interaksi yang berkesinambungan dari sejumlah variable dan yang terakhir adalah simbolik yaitu lambang berdasarkan konvensi yang digunakan untuk mewakili sesuatu baik kata-kata lisan maupun tertulis.21

a. Intensional Orang yang diberikan wewenang oleh lembaga menyampaikan pesan dengan

20

Nina Mutmainah dan M. Budyatna, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud, 1994), cet ke- 9, hal. 26.

21

(46)

35

maksud mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses kegiatan sosial.

b. Transaksional Masyarakat memberikan informasi kepada lembaga dan lembaga mengolah informasi.tersebut menjadi pengetahuan. c. Prosesual Terjadi hubungan yang saling barkaitan

dalam variable, variable disini seperti pengalaman. Pengalaman dalam berkomunikasi atau dalam proses kerja akan berbeda setiap waktu, setiap proses, dan kondisinya

d. Simbolik Rumah Zakat menggunakan lambang rumah dan cinta untuk mewakili tujuan sebagai tempat tinggal yang memberikan pertolongan dengan cinta dan kasih sayang.

6) Sedangkan definisi menurut pakar komunikasi Indonesia Onong Uchjana yaitu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media 22

22

(47)

Publik relation yang diberikan wewenang memberitahukan informasi kepada publik dengan tujuan dapat berpartisipasi sebagai donatur maupun relawan dengan secara langsung berbicara atau membuat berita, artikel, dan selembaran melalui media massa dan cetak.

Kesimpulan dari sebagian definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas adalah komunikasi merupakan mekanisme dimana terdapat hubungan antarmanusia yang melakukan interaksi dengan pesan, suara, lambang pikiran, simbol yang mencakup ekspresi wajah, sikap, gerak gerik, dan suara baik secara tertulis, terlihat, maupun terdengar.

b. Unsur-unsur Komunikasi

Unsur pokok dalam komunikasi yaitu manusia, alat (benda) dan pengertian. Manusia disini berfungsi sebagai sentral, yakni menentukan bentuk komunikasi, peralatan komunikasi yang akan digunakan serta pengertian yang akan dikomunikasikan. Pengertian disini dapat berupa lambang-lambang atau simbol yang dapat dimengerti oleh penyampai informasi dan penerima. Komunikasi akan berlangsung dengan baik dan mencapai sasaran apabila baik komunikator dan komunikan mempunyai lambang yang sama atau kesepakatan tentang isyarat yang digunakan.23

Penegasan tentang unsur-unsur dalam komunikasi dapat dirinci sebagai berikut:

1) Sender: menyampaikan pesan kepada satu orang atau sejumlah orang.

23

(48)

37

[image:48.595.112.518.162.576.2]

2) Encoding: proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang atau gambar.

3) Message: pesan yang berupa lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4) Media: saluran komunikasi tempat pesan lewat dari komunikator ke komunikan.

5) Decoding: pengawasan terhadap proses pesan dalam menetapkan makna pada lambang yang disampaikan.

6) Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7) Response: tanggapan atau reaksi pada komunikan setelah pesan diterima.

8) Feedback: umpan balik, yaitu tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima.

9) Noise: gangguan diluar pengawasan dalam proses komunikasi seperti tidak ada kesamaan makna pada pesan dari komunikator atau kesalahpahaman.

c. Proses Komunikasi

Proses komunikasi diklasifikan sebagai Verbal Communication dan

Non-Verbal Communication.

(49)

objektif juga mewakili hal yang abstrak seperti ide, informasi atau opini. Bahasa memegang peranan yang sangat penting terutama pada zaman ini, media massa surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi yang menghendaki penggunaan bahasa dengan cara dan gaya yang berbeda

Manajemen dalam lembaga menggunakan komunikasi verbal ini untuk mendapatkan keputusan, hal ini berdasarkan pada ide dari para anggota yang didiskusikan, informasi yang didapatkan atau opini yang sedang berkembang, pada proses komunikasi bahasa secara tidak formal dinilai lebih nyaman dari bahasa formal yang cenderung kaku.

2) Komunikasi non-verbal adalah komunikasi dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi muka

(facial expressions) melalui gambar. Gambar adalah lambang lain yang digunakan komunikasi non verbal untuk menyatakan suatu pikiran dan perasaan, pada masa tertentu gambar bisa lebih efektif dari pada bahasa contohnya seperti televisi yang dapat memberikan kita informasi dilihat dan didengar. Dalam prakteknya komunikasi verbal dan non verbal saling mengisi untuk memperoleh efektivitas artinya media massa akan efektif bila berdampingan dengan bahasa.24 Komunikasi non-verbal juga menjadi bagian dari proses komunikasi di lembaga Rumah Zakat, lembaga menggunakan gambar pada

24

(50)

39

brosur, majalah, pamflet, reklame sebagai media percetakan dalam menyatakan pikiran dan ide, hal ini sifatnya sederhana karena dapat ditemui diberbagai tempat. Internet dan televisi digunakan sebagai informasi bergerak, dalam televisi menggunakan format iklan namun sifatnya terbatas karena diputar hanya sesekali tanpa ada pemberitahuan, sedangkan Internet membutuhkan jaringan dan perangkat untuk dapat mengaksesnya walau tanpa ada batasan waktu. Guna mendapatkan efektivitas, bahasa yang digunakan berupa slogan dan ajakan dengan kata-kata yang mudah dipahami dan menerjemahkan secara sederhana jika terdapat istilah kata yang rumit maknanya contohnya padanan kata zakat An-Numuw yang diterjemahkan zakat yang tumbuh dan berkembang.

3. Strategi Komunikasi

a) Pengertian Strategi Komunikasi

Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi” menyatakan strategi komunikasi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan, jadi dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan rumusan tujuan yang jelas, juga harus memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.25

25

(51)

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Dengan kata lain, bahwa pendekatan yang digunakan bisa berbeda-beda tengantung pada kondisi dan situasi, strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.26

Pada kesimpulannya strategi komunikasi adalah kesatuan dari dua komponen perencanaan dan manajemen dalam mencapai tujuan dengan memperhitungkan kondisi dan situasi yang dihadapi sekarang dan dimasa depan untuk menciptakan perubahan pada diri masyarakat.

b) Tujuan Strategi Komunikasi

Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan pengetahuan (Knowlage Change), perubahan sikap

(Attitude Change), perubahan perilaku (Behavior Change), dan perubahan masyarakat (Sosial Change), Empat tujuan dalam strategi komunikasi sebagai berikut 27

26

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 32.

27

(52)

41

1) To Secure Understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian.

2) To Establish Acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

3) To Motivate Action yaitu penggiatan untuk memotivasinya.

4) To Goals Which Communication Sought To Achieve yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.

c) Komponen-Komponen Strategi Komunikasi

Usaha dalam merancang strategi komunikasi diperlukan berulang-ulang, agar strategi dalam menyampaikan informasi tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran, untuk itu perlu diperhatikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada komponen-komponen komunikasi yaitu

1) Komunikator

(53)

komunikasi, kepribadian (Personality), dan kemampuan komunikator dalam memperhitungkan harapan komunikan. 28

Ciri-ciri keterampilan komunikasi menurut Kris Cole (2005) yaitu dapat berkomunikasi dengan jelas, memilki rasa simpati dan empati, memiliki intergritas, memiliki kemampuan dalam mendorong dan memberikan motivasi, memiliki rasa hormat terhadap orang lain, serta mampu bermain sebagai tim dan bekerja sama secara efektif. 29

2) Materi atau Pesan

Dalam bahasa Inggris pesan disebut sebagai massage, content

atau informasi. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media komunikasi atau media telekomunikasi. Komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh komunikan, komunikan bersikap atau berperilaku seperti apa yang dikehendaki oleh komunikator sehingga ada kesesuaian antar komponen. Model pesan yang efektif akan menimbulkan kebutuhan, dapat menarik perhatian dan simbol atau lambang yang dikirim dapat dipahami. 30

3) Media atau Saluran

Selama ini kecendrungan dalam penggunaan media adalah alat komunikasi massa, media yang berkaitan dengan alat komunikasi

28

Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Komunikasi, (Bandung: Pascasarjana UNPAD press, 2000), hal. 5.

29

Komunikasi Antar personal

http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/24/ketrampilan-komunikasi-antarpersonal diakses tanggal 22 Desember 2014.

30

(54)

43

massa adalah surat kabar, majalah, buku-buku, pamflet, dan surat kilat, media komunikasi massa yang bersifat audio visual seperti radio dan televisi yang memiliki fungsi ganda yaitu didengar dan dilihat.31 Adapun kegiatan yang dilaksanakan ditempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah ibadah, balai desa, panggung kesenian, dan pesta rakyat.32

d) Tahapan Strategi Komunikasi

Model proses strategis pada dasarnya meliputi tiga langkah utama yang saling berkaitan yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan eveluasi strategi. Ketiga langkah tersebut dapat dirumuskan dengan lebih spesifik kedalam langkah-langkah konkrit yang dilakukan manajemen untuk menyusun sebuah strategi, yaitu: a. Menetapkan bisnis atau program yang akan dijalankan oleh

perusahaan dengan didasari cita-cita dan harapan yang ingin dicapai di masa depan. Langkah ini merupakan tahap awal pembentukan misi dan visi yang ingin dijalankan perusahaan.

No.1 Water Well Aspek Sanitasi

Misi Pengadaan sarana air bersih dan sanitasi publik

Harapan Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses

31

Emery, Ault and Agee, Introduction to Mass Communications, (New York: Dadd & Mead Company, 1970), page. 10.

32

(55)

sumber air yang berkelanjutan

No. 2 Kampung Berseri Aspek Pelestarian Lingkungan

Misi Mengadakan penyuluhan dan pelatihan lingkungan berbasis komunitas dan rumah tangga

Harapan Masyarakat dapat menerapkan pengetahuan lingkungan yang dimiliki didalam maupun diluar tempat tinggal mereka

No. 3 Masjid Internet Aspek Teknologi

Misi Menjadikan masjid sebagai sentra pendidikan masyarakat berbasis IT

Harapan Proses belajar dan mengajar menjadi berkembang sehingga memberi kemudahan dalam mengakses pengetahuan umum maupun agama

No. 4 Urban Farming Aspek Pertanian

Misi Mengoptimalkan lahan terbuka agar menjadi kebun yang produktif

Harapan Menjaga kelestarian lingkungan menjadi bagian gaya hidup masyarakat perkotaan

No. 05 Mesjidku Merdu Aspek Perbaikan Fasilitas

(56)

45

Harapan Mendukung pelaksanaan ibadah dan kegiatan keagamaan pada hari-hari besar tertentu

No. 06 KPRS (Kavling Pembangunan Rumah di Surga) Aspek Pembangunan Masjid

Misi Pembangunan dan renovasi infrastruktur masjid yang kokoh dan nyaman untuk ibadah umat muslim

Harapan Pelaksanaan ibadah menjadi nyaman dan bersemangat juga sebagai wujud dari investasi pahala di Akhirat.

b. Menerjemahkan visi dan misi kedalam suatu tujuan strategis yang terukur dan berbagai kinerja target yang harus dicapai.

No. Program Tujuan Strategis Target 4 Tahun 1. Water Well Membuat perilaku hidup

bersih dengan dukungan fasilitas layak

Pembangunan fasilitas sebanyak 6 unit pertahun 2. Kampung Lestari Memberikan pelatihan dan

penyuluhan lingkungan

1 Paket program dengan

operasional kegiatan 1 tahun 3. Masjid Internet Masjid sebagai sentra

pendidikan masyarakat berbasis IT

6 Unit WiFi pertahun

(57)

untuk berbagai jenis tanaman dengan

pengadaan lahan 5. Mesjidku Merdu Perbaikan sound system rusak 11 Unit pertahun 6. KPRS Membangun tempat ibadah

muslim yang kokoh dan nyaman

Pertahun 1 Set up Infrastruktur pembangunan

c. Menyusun strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan target. Dalam penyusunan strategi diikuti pula dengan penetapan kebijaksanaan yang akan menjembatani terhadap implementasi atau penerapan.

1. Input Data Lembaga Rumah Zakat menetapkan suatu objektivitas dilihat dari masuknya data yang diperoleh dari pengamatan media dan masukan masyarakat. Seperti wilayah bencana, penerima bantuan, kebutuhan bantuan, kondisi dan situasi yang terjadi, jumlah penduduk, donatur

Gambar

gambar.
GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian : Dalam penelitian didapatkan bahwa jumlah kehamilan terbanyak yang mengalami abortus adalah multigravida, proses persalinan yang mengalami abortus

Puji syukur Alhamdulilah, penulis panjakan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, serta dengan usaha yang sungguh- sungguh akhirnya

Dari penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa budaya organisasi dalam instusi pendidikan adalah suatu paradigma yang membentuk sebuah tingkatan, kepercayaan dan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menghasilkan media pembelajaran biologi berbasis Adobe Flash Cs4 pada materi pokok avertebrata untuk siswa kelas X SMA/MA, (2)

Menurut Sutrisno (2010), kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN DEWAN HAKIM MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) MAHASISWA NASIONAL XV TAHUN 2017 DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA DAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TENTANG

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Honeycutt (2003) mendefinisikan Imagine Interaction sebagai proses kognisi sosial di mana seseorang membayangkan dan oleh karena itu secara tidak langsung telah