• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum bagi Pengguna Jasa Angkutan Kargo Pesawat Udara ( Studi pada PT. Anugerah Semesta Persada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlindungan Hukum bagi Pengguna Jasa Angkutan Kargo Pesawat Udara ( Studi pada PT. Anugerah Semesta Persada"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER

SKRIPSI

MANGARA TUA SITANGGANG 080801035

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

APLIKASI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

MANGARA TUA SITANGGANG 080801035

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : APLIKASI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA

SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER

Kategori : SKRIPSI

Nama : MANGARA TUA SITANGGANG

Nomor Induk Mahasiswa : 080801035

Program Studi : SARJANA (SI) FISIKA

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juli 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tenang Ginting, MS Tua Raja Simbolon S.Si, M.Si NIP.194806101976031003 NIP. 197211152000121001

Departemen Fisika FMIPA USU Ketua

(4)

PERNYATAAN

APLIKSI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

(5)

PENGHARGAAN

Puji, syukur serta hormat penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan kajian tulisan ini dalam waktu yang telah ditetapkan. Sesungguhnya hanya Karena berkat dan rahmat yang telah dicurahkanNyalah sehingga tulisan dengan judul APLIKSI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga menyadari akan bimbingan, dukungan, motivasi, saran serta doa dari berbagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Yth. Bapak Dr. Sutarman selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam beserta seluruh jajaran staff dan pegawai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2. Yth. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku ketua Departemen Fisika beserta seluruh dosen, staff dan pegawai departemen Fisika FMIPA USU

3. Bapak Drs. Tenang Ginting, MS dan Bapak Tua Raja Simbolon S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sangat berterimakasih buat setiap bimbingan, masukan, saran serta waktu yang senantiasa diberikan kepada penulis sampai pada akhir penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Kurnia Sembiring, MS, Ibu Dra.Ratna Askiah S,M.Si, Ibu Dra.Manis Sembiring, MS selaku dosen penguji. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas saran-saran yang diberikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Tidak terlupakan Orangtua yang sangat saya cintai yakni Bapak ( Alm. H.Sitanggang) dan mamak ( K. Br. Sipakkar),buat kakak tersayang ( Seselia Dormauli Sitanggang) dan adek tersayang (Parsaoran Paulinus Sitanggang). Penulis mengucapkan terimakasih buat setiap dukungan, doa, dan motivasi yang diberikan kepada penulis di setiap waktu, kiranya Tuhan semakin melimpahkan berkat dan sukacita bagi kita semua. Serta buat seluruh keluarga yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan senantiasa melimpahklan berkatNya kepada kita semua.

(6)

Ervina Novaria Tambunan dan tante Theresia Novita Pangaribuan) yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Abang-abang dan kakak-kakak senior Fisika yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan terimakasih banyak buat setiap kebersamaan dan cinta kasih yang abang/kakak berikan selama ini.

8. Kelompok MANA KUNCI (Bg Jona Benhart Hutajulu, Bg Anderson Ginting, Bg Erick Rumahorbo, Roni Sinaga, Istas Pratama Manalu, Andico Sihaloho, Natanael Saragih, Zainaludin Rambe dan Timbul Mulya David Panjaitan). Penulis mengucapkan terimakasih buat kebersamaan, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis.

9. Ito-ito yang sangat penulis sayangi ( Rieni Kalesta Sitanggang, Widya Susanti Sitanggang, Roindah Simbolon, Valentina Ginting, Silviana Simbolon, Sermauli Sitanggang dan Ancela Simbolon). Penulis mengucapkan terimakasih buat seluruh dukungan yang diberikan selama perkuliahan, motivasi dan kebersamaan dalam suka duka selama ini.

10.Adek-adek junior yang tersayang : stambuk 2009 ( Poltak Simarmata, Agus P Siahaan, Sabam Simbolon, Sony Togatorop, Endra Tambunan, Ferdi A, Monora Panca Bakara, Emi A Tarigan, Stevani A Sigiro, Helen M Manurung, Agus Ningsih, Sukria Novianti,dkk), stambuk 2010 ( Juan Roy Saragih, Roni Tambi, Faisal Sibuea, Ronald Naibaho, michu/Rumianto Manurung, Lamhot Sihaloho, Jantiber siburian, Gunawan B sitorus, Riady P Sitanggang, Jakson Sitanggang, Fransiskus Waruwu, Rika E, dkk), stambuk 2011( Dosni sipahutar, Simon Sihombing, Steven Sitorus, Intan, dkk), stambuk 2012 ( Marta M Nainggolan, dkk)

11.Teman-teman alumni SMA N 1 Berastagi , SMP N 2 Berastagi dan SDN Sindang Sari I Bandung yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

12.Teman-teman kost KCC ( Robin Siregar, Haendri, Salman dan Ranto). Terimakasih buat doa-doa nya.

(7)

ABSTRAK

Telah dilakukan perhitungan secara analitik mengenai sistem persamaan fisis pada massa pegas shock absorber dengan menggunakan metode fungsi green dan metode koefisien tak tentu. Dalam hal ini akan didapatkan solusi yang sama dari persamaan fisis massa pegas dengan shock absorber dengan menggunakan metode yang berbeda tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada nilai konstanta yang dihasilkan dari penyelesaian tersebut. Telah dilakukan juga verifiksi terhadap hasil yang didapat dengan menggunakan perangkat lunak mathematica 8.

(8)

ABSTRACT

Analytical calculated about shock absorber physical system form had been done by green function method and indeterminate coefficients method. The same solution of shock absorber physical system form had been obtained by use this different methods. The difference lies only in the constant value resulting from the settlement. Verification has been carried out also on the results obtained by using the software Mathematica 8.

(9)

2.2 Orde dan Derajat Suatu Persamaan Diferensial 7

2.3 Persamaan Diferensial linier 7

2.4 Persamaan Diferensial Linear Homogen dengan Koefisien Konstan 8 2.5 Persamaan Diferensial Linier Orde-n Tak Homogen Dengan

Koefisien Konstan 9

2.6 Determinan Wronski 10

2.7 Selesaian Khusus Persamaan Takhomogen: Penyelesaian Dengan

Metode Variasi Parameter 11

4.1 Penyelesaian Dengan Menggunakan Metode Fungsi Green 22 4.2 Penyelesaian Dengan Menggunakan Metode Koefisien Tak Tentu 25 4.3 Perbandingan Antara Metode Fungsi Green dengan Metode

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Detail struktur shock absorber 16

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

(12)

DAFTAR SIMBOL

�� : Resultan gaya � : konstanta pegas � : konstanta redaman

�� : Gaya luar yang diberikan kepada sistem

� : simpangan � : kecepatan sudut

� : waktu

(13)

ABSTRAK

Telah dilakukan perhitungan secara analitik mengenai sistem persamaan fisis pada massa pegas shock absorber dengan menggunakan metode fungsi green dan metode koefisien tak tentu. Dalam hal ini akan didapatkan solusi yang sama dari persamaan fisis massa pegas dengan shock absorber dengan menggunakan metode yang berbeda tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada nilai konstanta yang dihasilkan dari penyelesaian tersebut. Telah dilakukan juga verifiksi terhadap hasil yang didapat dengan menggunakan perangkat lunak mathematica 8.

(14)

ABSTRACT

Analytical calculated about shock absorber physical system form had been done by green function method and indeterminate coefficients method. The same solution of shock absorber physical system form had been obtained by use this different methods. The difference lies only in the constant value resulting from the settlement. Verification has been carried out also on the results obtained by using the software Mathematica 8.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam berbagai permasalahan fisika, matematika memegang peranan yang sangat penting.

Banyak permasalahan fisika yang harus diselesaikan dengan menggunakan model

matematika. Salah satu model matematika yang cukup penting adalah persamaan differensial.

Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa) fungsi

yang tidak diketahui. Persamaan diferensial seringkali muncul dalam permasalahan fisika

yang mencoba menggambarkan keadaan kehidupan nyata. Banyak hukum-hukum alam dan

hipotesa-hipotesa yang dapat diterjemahkan ke dalam persamaan yang mengandung

persamaan diferensial. Sebagai contoh, turunan-turunan dalam fisika muncul sebagai

kecepatan dan percepatan, dalam geometri sebagai kemiringan. Keadaan inilah yang

merupakan persoalan pada banyak kasus fisika, sehingga untuk memperoleh suatu persamaan

diferensial yang melukiskan suatu persoalan dalam kehidupan nyata, biasanya diambil

permisalan bahwa keadaan sebenarnya diatur oleh hukum-hukum yang sangat sederhana

yang biasanya sering dibuat permisalan yang ideal.

Persamaan diferensial yang terbentuk dari permasalahan yang ada tersebut juga

bermacam-macam. Ada dua macam persamaan diferensial yaitu persamaan diferensial biasa

dan persamaan diferensial parsial. Berdasarkan bentuknya, terdapat persamaan diferensial

homogen dan persamaan diferensial tak homogen. Di samping itu, berdasarkan orde

(tingkat)-nya, terdapat persamaan diferensial orde satu, persamaan diferensial orde dua,

persamaan diferensial orde tiga, sampai dengan persamaan diferensial orde-n (orde tinggi).

Sedangkan berdasarkan koefisiennya, terdapat persamaan diferensial dengan koefisien

konstan dan persamaan diferensial dengan koefisien variabel (peubah). Serta berdasarkan

kelinearannya, terdapat persamaan diferensial linear dan persamaan diferensial tidak linear.

Oleh karena banyaknya jenis persamaan diferensial, maka banyak pula cara mencari

penyelesaiannya. Sebagai contoh, persamaan diferensial biasa orde satu, selesaiannya dapat

(16)

persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien konstan, dapat diubah menjadi

masalah pencarian akar persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial itu. Akan tetapi,

masalahnya sekarang pada persamaan diferensial linear tak homogen, untuk mencari

selesaian umumnya, selain harus mencari selesaian persamaan homogen pautannya, juga

harus dicari selesaian khususnya. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu.

Dalam penulisan proposal ini, akan dikemukakan suatu metode untuk menyelesaikan

persamaan diferensial linear tak homogen yaitu dengan mengkonstruksi fungsi green.

Kemudian akan kita selesaikan suatu permasalahan fisika yaitu pada sistem fisis massa pegas

dengan shock absorber dengan mempergunakan fungsi green. Dalam hal ini, permasalahan

tersebut juga akan diselesaikan dengan metode lain, yakni dengan metode koefisien tak tentu

sehingga kita mendapatkan perbandingan dari kedua metode tersebut.

Dari uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul

“APLIKASI FUNGSI GREEN PADA DINAMIKA SISTEM FISIS-MASSA PEGAS DENGAN SHOCK ABSORBER”.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

• Bagaimana menyelesaikan persamaan diferensial linear tak homogen dengan mengkonstruksi fungsi green.

• Bagaimana menyelesaikan persamaan diferensial linear tak homogen dengan metode

koefisien tak tentu.

• Sangat rumitnya untuk menyelesaikan beberapa persamaan differensial

1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:

• Menyelesaikan kasus osilasi harmonik teredam dengan mengkonstruksi fungsi green

• Membuat perbandingan solusi persamaan yang dihasilkan dengan menggunakan

metode fungsi green dengan solusi persamaan yang dihasilkan dengan menggunakan

(17)

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan skripsi ini untuk mengemukakan suatu metode baru sebagai

alternatif untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear tak homogen yaitu dengan

mengkonstruksi fungsi green.

1.5. Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, pembahasannya hanya dibatasi pada:

• Masalah yang diselesaikan hanya persamaan diferensial linear tak homogen dengan koefisien konstan yang dikhususkan pada osilasi teredam pada shock absorber mobil

• Fungsi green yang dimaksud adalah fungsi green khusus pada suatu integral

transformasi atau substitusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan

diferensial linear tak homogen.

• Metode yang digunakan untuk mengkonstruksi fungsi green adalah metode variasi

parameter.

• Metode pembanding yang dipergunakan adalah metode koefisien tak tentu

1.6. Metode Penulisan

Metode merupakan cara utama yang akan ditempuh untuk menemukan jawaban dari

suatu permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penulisan proposal ini, penulis

menggunakan metode kajian literatur atau kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan di

perpustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan bermacam materiil yang

terdapat di perpustakaan. Buku-buku fisika yang relevan dengan pembahasan merupakan

referensi pendukung yang digunakan oleh penulis.

Adapun langkah-langkah penulisan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

• Merumuskan masalah. Sebelum penulis memulai kegiatannya, penulis membuat

rancangan terlebih dahulu mengenai suatu permasalahan yang akan dibahas.

• Mengumpulkan sumber informasi. Dengan menggunakan metode kepustakaan, penulis mengumpulkan bahan atau sumber dan informasi dengan cara membaca dan

memahami literatur yang berkaitan dengan persamaan diferensial dan tentang fungsi

(18)

• Menyelesaikan contoh. Di sini, penulis menyelesaikan soal dengan cara mengaitkan materi yang sedang dikaji.

• Membuat kesimpulan. Kesimpulan merupakan gambaran langkah dari pembahasan

atas apa yang sedang ditulis. Kesimpulan didasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan merupakan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan.

• Membuat laporan

1.7 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

tugas akhir ini.

BAB II Tinjauan pustaka

Bab ini berisi teori yang mendasari penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang metode yang digunakan dan

diagram alir penelitian.

BAB IV Hasil dan pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian

BAB V Kesimpulan dan Saran

Menyimpulkan hasil-hasil yang didapat dari penelitian dan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang mendukung pembahasan

penyelesaian persamaan diferensial linier tak homogen dengan menggunakan metode fungsi

green antara lain: persamaan diferensial, orde dan derajat suatu persamaan diferensial,

persamaan diferensial linear, persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien

konstan, persamaan diferensial linier orde-n tak homogen dengan koefisien

konstan,determinan wronski, selesaian khusus persamaan tak homogen dengan metode

variasi parameter, dan sistem fisis persamaan osilasi harmonik teredam

2.1 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan dari satu (atau

beberapa) fungsi yang tidak diketahui. Ada dua macam persamaan diferensial, yaitu:

a. Persamaan diferensial biasa yaitu persamaan dimana fungsi yang belum

diketahui hanya memuat satu variabel bebas saja.

Contoh

1. ��

�� =�+ 6, (dimana hanya mengandung satu variabel bebas yaitu �)

2. �2�

��2+ 3

��

�� + 2� = 0

3. ��′+�= 3

4. �′′′+ 2(�′′)2+�′=����

b. Persamaan diferensial parsial yaitu persamaan diferensial dimana fungsi yang

belum diketahui memuat dua atau lebih variabel bebas. Contoh:

1. ��

(20)

2. .�

2.2 Orde dan Derajat Suatu Persamaan Diferensial

Orde persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi turunan yang timbul. Sedangkan

derajat persamaan diferensial dapat ditulis sebagai polynomial dalam turunan, adalah derajat

turunan tingkat tertinggi yang terjadi.

Contoh:

1. ��

�� =�+ 6 (merupakan persamaan diferensial biasa orde 1 derajat 1).

2. �2�

��2+ 3 ��

�� + 2�= 0 (merupakan persamaan diferensial biasa orde 2 derajat 1).

3. ��′+�= 3 (merupakan persamaan diferensial biasa orde 1 derajat 1).

�� (merupakan persamaan diferensial parsial orde 1 derajat 1).

7. ��2

��2+ ��2 ��2 =�

2+ (merupakan persamaan diferensial parsial orde 2 derajat 1).

2.3 Persamaan Diferensial Linier

Sebuah persamaan diferensial termasuk persamaan diferensial linier jika memenuhi

dua hal berikut:

1. Variabel-variabel terikat dan turunannya tertinggi berpangkat 1

2. Tidak mengandung bentuk perkalian antara sebuah variabel terikat dengan variabel

terikat lainnya, atau turunan yang satu dengan turunan yang lainnya, atau variabel

terikat dengan sebuah turunan.

Jadi istilah linier berkaitan dengan kenyataan bahwa tiap suku dalam persamaan

diferensial itu, peubah-peubah y, y',…, y(n) berderajat 1 atau nol.

Contoh:

1. ��′+�= 3

2. �′′′ + 2��′ ′�2+�′ = �

jadi bentuk umum persamaan diferensial linier orde- n adalah

(21)

keterangan:

Jika �(�) = 0, maka persamaan (2.3.1) disebut persamaan diferensial linier homogeny

orde−�

Jika �(�) ≠ 0, maka persamaan (2.3.1) disebut persamaan diferensial linier non homogen

orde−�. jika semua koefisien �0(�),�1(�), … ,�(�) adalah tetap, maka persamaan (2.3.1)

disebut persamaan diferensial linier dengan koefisien konstan. jika semua koefisien

�0(�),�1(�), … ,��(�) adalah berupa fungsi, maka persamaan (2.3.1) disebut persamaan

diferensial linier dengan koefisien variabel (peubah).

2.4 Persamaan Diferensial Linear Homogen dengan Koefisien Konstan

Bentuk umum persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien konstan:

�0�� +�1�(�−1)+⋯+��−1�′ +��� = 0 (2.4.1) dimana �0,�1,…, adalah konstanta.

Untuk menentukan selesaiannya yaitu dengan mensubstitusi y = etx, kemudian menentukan bilangan tetap t sehingga etx sehingga persamaan (2.4.1) karena y = etx , y’ = t etx , y”=t2 etx

dan seterusnya hingga yn =tn etx. Bila disubstitusikan ke persamaan (2.4.1) akan didapatkan suatu persamaan dalam t, yaitu:

���(�0�� +�1��−1+�2��−2 +⋯+��) = 0 (2.4.2)

karena etx≠0, maka

(�0�� +�1��−1+

2��−2+⋯+��) = 0 (2.4.3)

Persamaan (2.4.3) tersebut disebut persamaan karakteristik dari persamaan diferensial (2.4.1)

dan akar-akarnya disebut akar-akar karakteristik. Ada tiga kemungkinan selesaian yang bebas

linier dari persamaan (2.4.1), yaitu:

1. Bila akar-akarnya real dan berlainan, maka selesaian bebas liniernya

yaitu: ��1�,��2�, … ,����

2. Bila akar-akarnya real dan sama, maka selesaian bebas liniernya yaitu:

���,����, … ,��−1���

3. Bila akar-akarnya kompleks, maka selesaian bebas liniernya yaitu:�(�−��)� atau

���(cos��+ sin��)

(22)

Bentuk umum persamaan diferensial tak homogeny orde-n adalah sebagai berikut :

�� + ��−1��−1+ ��−2��−2 +⋯+ �1+ �0� =�(�) (2.5.1)

Solusi umum �(�) akan didapatkan bila solusi umum �� dari Persamaan Diferensial

Homogen diketahui, dimana bentuk umum persamaan diferensial homogenya orde-n adalah

sebagai berikut :

Dalam hal ini kita membahas penyelesaian untuk mendapatkan persamaan partikulirnya

dengan melalui metode fungsi green dan dengan melalui metode koefisien tak tentu.

2.6 Determinan Wronski

tiap fungsi yang muncul dalam determinan ini dihitung pada x.

Contoh

Diketahui�1(�) =�2 dan

(23)

Penyelesaian: Dari defenisi di atas dan dari fungsi-fungsi yang telah diketahui, maka dapat

dihitung:

�(�2, cos�;�) =��2 cos�

2� −sin��= −�

2sin� −2cos

Misalkan bahwa �1,�2, … ,� merupakan n buah penyelesaian persamaan diferensial

(2.4.1). Misalkan juga bahwa fungsi-fungsi tersebut bebas linier pada selang defenisi

persamaan diferensial ini. Dikatakan bahwa fungsi-fungsi itu membentuk himpunan

fundamental (atau sistem fundamental) penyelesaian persamaan diferensial tersebut. Sebagai

contoh fungsi cos� dan fungsi sin� merupakan suatu himpunan fundamental penyelesaian

persamaan diferensial �′′ +� = 0 . Juga fungsi ��dan �−� membentuk suatu himpunan

fundamental penyelesaian persamaan diferensial �′′ − �= 0.

2.7 Selesaian Khusus Persamaan Takhomogen: Penyelesaian Dengan Metode Variasi Parameter

Metode variasi parameter adalah metode yang dapat digunakan untuk menentukan

selesaian khusus PD linier takhomogen dengan koefisien variabel, sehingga lebih umum

daripada metode koefisien tak tentu.

Perhatikan PD linier orde 2 yang mempunyai bentuk

�′′ +()+()=() (2.7.1)

dengan p, q, dan r fungsi-fungsi kontinu pada suatu interval buka I. Kita akan menentukan

selesaian khusus dari (2.7.1) dengan metode variasi parameter seperti berikut. Kita

mengetahui bahwa PD homogen yang bersesuaian, yaitu

�′′ +()+()= 0 (2.7.2)

mempunyai suatu selesaian umum �(�) pada I yang berbentuk

�ℎ(�) =�1�1(�) +�2�2(�) (2.7.3)

Metode variasi parameter terdiri dari penggantian �1dan �2dengan fungsi �(�) dan �(�)

yang akan ditentukan sedemikian hingga fungsi penggantinya, yaitu

(24)

merupakan selesaian khusus dari (2.7.1) pada I. dengan menurunkan (2.7.3) diperoleh

��′ = �′�1+��1′ +�′�2+��2′ (2.7.5)

Persamaan (2.7.3) memuat dua fungsi � dan �, tetapi syarat bahwa � memenuhi (2.7.1)

mengakibatkan bahwa hanya ada satu syarat pada � dan �. . Karena itu kita bisa menerapkan

kondisi (syarat) sebarang yang ke dua. Perhitungan berikut akan menunjukkan bahwa kita

dapat menentukan � dan � sedemikian hingga � memenuhi (2.7.1) dan � dan � memenuhi,

Dengan mensubstitusikan (2.7.3), (2.7.5) dan (2.7.6) ke dalam (2.7.1) dan mengumpulkan

suku-suku yang memuat � dan � akan diperoleh

�(�1” +��1’ +��1) +�(�2” +��2’ +��2) +�’�1’ +�’�2’ = � (2.7.9)

Karena �1dan �2selesaian dari PD homogen (2.7.6), maka persamaan di atas mereduksi ke

bentuk

(i) �’�1’ +�’�2’ = �

(ii)�’�1+�’�2 = 0

Persamaan (i) dan (ii) merupakan sistem dua persamaan aljabar linier dari fungsi-fungsi

�’ dan �’ yang tidak diketahui. Selesaian diperoleh dengan aturan Cramer:

(25)

� =− ∫�2� ��

Dari suatu sistem persamaan diferensial linear tak homogen orde-n:

�0(�)�(�)+�1(�)�(�−1)+⋯+��−1(�)�′ +��(�)�=�(�) (2.8)

dengan fungsi �(�) merupakan fungsi yang kontinyu. Fungsi �(�,�) dikatakan sebagai

fungsi green untuk masalah nilai awal persamaan diferensial di atas jika memenuhi kondisi

berikut ini:

Ide dasar dari metode koefisien tak tentu adalah menduga dengan cerdas solusi �

berdasarkan bentuk fungsi �(�) di ruas kanan.

Bentuk persamaan umum:

�� + ��−1��−1 +

(26)

 Fungsi �(�) yang merupakan bentuk solusi pertikular �(�) diperoleh dengan cara menebak, seperti misalnya: fungsi cos, fungsi sin, fungsi exponensial atau jumlah dari

beberpa fungsi

(�) berisikan koefisien tak tentu

 Turunkan � sesuai persamaan umum di atas

 Subtitusikan � dan seluruh turunannya ke dalam persamaan

Bentuk �(�) Pilihan untuk �

��� ����

��� ( = 0,1, … )

��� +��−1��−1+⋯+�1�+�0

���� ���� + ����

sin�� �sin��+�cos��

cos�� �sin��+�cos��

Tabel 2.1 Metode Koefisian Tak Tentu

Misal �(�) merupakan fungsi polinom, eksponen, sinus atau cosines. Maka solusi �

dimisalkan sebagai jumlah dari �(�) dan semua turunannya. Selanjutnya �′ dan �′′

disubstitusikan ke persamaan awal untuk menghitung nilai dari koefisiennya.

2.10 Sistem Fisis Persamaan Osilasi Harmonik Teredam

Sampai saat ini masih banyak anggapan bahwa tidak ada gaya gesekan yang

bekerja pada osilator. Jika anggapan ini dipegang, maka bandul atau beban pada pegas akan

berosilasi terus menerus. Pada kenyataannya, amplitudo osilasi berkurang sedikit demi sedikit

sampai akhirnya menjadi nol karena pengaruh gesekan. Dikatakan bahwa geraknya teredam

oleh gesekan dan disebut osilasi teredam. Gesekan seringkali muncul dari gesekan udara atau

(27)

gesekan sebanding dengan kecepatan, tetapi arahnya berlawanan. Contoh dari osilasi teredam

misalnya adalah pada shock absorber mobil.

Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan yaitu dalam sistem

suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorber berfungsi

untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi

kinetik dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan

hidrolik.

Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya

terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya,

terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as roda. Fluida kental

menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit

tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.

Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston adalah

komponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat shock absorber

bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang

untuk piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir adalah piston rod adalah batang yang

menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung luar) dari shock absorber. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Piston Roo

Piston

Tabung

Oriface

Saluran Besar

Keterangan:

Katup

(28)

Shock absorber bekerja dalam dua siklus yakni siklus kompresi dan siklus ekstensi.

Siklus kompresi (penekanan)

Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka gerakan

yang terjadi adalah shock absorber mengalami pemendekan ukuran. Siklus kompresi terjadi

ketika piston bergerak ke bawah, menekan fluida hidrolik di dalam ruang bawah piston. Dan

minyak shock absorber yang berada dibawah piston akan naik keruang atas piston melalui

lubang yang ada pada piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston tertutup karena

katup menutup saluran orifice tersebut. Penutupan katub ini disebabkan karena peletakan

katup yang berupa membran (plat tipis) dipasangkan dibawah piston, sehingga ketika minyak

shock absorber berusaha naik ke atas maka katup membran ini akan terdorong oleh shock

absorber dan akilbatnya menutup saluran orifice. Jadi minyak shock absorber akan menuju ke

atas melalui lubang yang besar pada piston, sementara minyak tidak bisa keluar melalui

saluran oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman

terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena minyak dapat naik ke ruang di atas piston

dengan sangat mudah.

Siklus ekstensi (memanjang)

Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah naik ke atas.

Gerakan naik piston ini membuat minyak shock absorber yang sudah berada diatas menjadi

tertekan. Minyak shock absorber ini akan mencari jalan keluar agar tidak tertekan oleh piston

terus. Maka minyak ini akan mendorong katup pada saluran oriface untuk membuka dan

minyak akan keluar atau turun ke bawah melalui saluran oriface. Pada saat ini katup pada

lubang besar di piston akan tertutup karena letak katup ini yang berada di atas piston. Minyak

shock absorber ini akan menekan katup lubang besar, piston ke bawah dan mengaakibat

katup ini tertutup. Tapi letak katup saluran oriface membuka karena letaknya berada di bawah

piston, sehingga ketika minyak shock menekan ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini

minyak shock absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran orifice yang kecil.

Karena salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke

bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap gaya

(29)

Tipikal mobil atau truk ringan akan memiliki lebih banyak perlawanan selama siklus

ekstensi daripada siklus kompresi. Semua peredam kejut modern adalah kecepatan-sensitif –

suspensi semakin cepat bergerak, semakin banyak perlawanan yang shock breker sediakan.

Hal ini memungkinkan guncangan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi jalan dan untuk

mengontrol semua gerakan yang tidak diinginkan yang dapat terjadi dalam kendaraan yang

bergerak. Secara sederhana shock absorber merupakan pengaplikasian dari gerak osilasi

harmonik yang teredam.

m

k c

y Fo cos wt

Gambar 2.2 Sistem fisis pada shock absorber

Bila peredaman diperhitungkan, maka gaya peredam juga berlaku pada massa. Bila

bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan redaman karena kekentalan fluida. Gaya

akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan

(viskositas) adalah c dengan satuan N s/m (SI)

Persamaan osilasi teredam diberikan oleh hokum gerak kedua,� =�� , dengan F

merupakan jumlah dari gaya pemulih – �� dan gaya redaman –���/�� ; dalam hal ini c

adalah konstanta positif. Kita peroleh bahwa

��= �� (2.10.1)

atau

−�� − ����� =��2�

��2 (2.10.2)

atau

�� 2

��2 +�

��

(30)

Dalam osilasi teredam sebenarnya masih terdapat gaya lain yang bekerja berupa gaya

paksaan. Dalam hal ini, dimisalkan gaya paksaan yang diberikan terhadap sistem yang telah

disebutkan adalah�0cos��. Di sini �0 adalah harga dari gaya eksternal dan � adalah

frekuensi sudutnya. Untuk jelasnya, dapat kita bayangkan bahwa gaya eksternal tersebut

diberikan langsung pada massa yang digantungkan pada pegas. Maka kita peroleh persamaan:

��= ��

diperoleh

−�� − ���

�� +�0cos�� =� �2

��2 (2.10.4) atau

��2�

��2 +�

��

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Langkah awal yang dilakukan adalah memecahkan permasalahan fisika dengan menggunakan metode fungsi green dan juga metode koefisien tak tentu dan kemudian membandingkan kedua hasil yang didapat dari kedua metode tersebut. Pada bagian akhir, akan digunakan program mathematic 8 untuk membuktikan hasil yang didapatkan sebelumnya.

3.2 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Metode Fungsi Green

Sistem Dinamis Osilasi

Persamaan Fisis pada shock

Metode Koefisien Tak Tent

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyelesaian Dengan Menggunakan Metode Fungsi Green

Persamaan yang kita dapatkan dari system fisis-massa pegas shock absorber yang telah dibahas sebelumnya adalah:

��2�

��2 +�

��

�� +�� =�0cos�� (4.1.1) Atau dapat kita tuliskan dalam bentuk lain yakni:

�2�

Maka untuk mendapatkan solusi dari persamaan (4.1.2) di atas kita selesaikan terlebih dahulu penyelesaian homogennya Kemudian kita selesaikan persamaan partikulernya melalui metode fungsi green:

(33)

= −��−����� +��−����� (4.1.18)

(34)

= �0 Dengan � merupakan solusi dari persamaan (4.1.2) yang didapatkan melalui metode fungsi green

4.2 Penyelesaian Dengan Menggunakan Metode Koefisien Tak Tentu

Sebagaimana diketahui bahwa persamaan dari gerak osilasi teredam pada schok mobil adalah sebagai berikut: Maka ketiga persamaan (4.2.2),(4.2.3) dan (4.2.4) kita substitusikan ke persamaan (4.2.1) sehingga didapatkan: Kemudian persamaan (4.2.12) ini disubstitusikan ke persamaan (4.2.9), sehingga didapatkan:

(−�2+)�−�2�+��� Nilai P dan Q yang telah didapatkan seperti pada persamaan (4.2.12) dan (4.2.17) kemudian disubstitusikan ke persamaan (4.2.2) untuk mendapatkan nilai � sebagai berikut:

(35)

�� = �−�

Sehingga didapat nilai � yang merupakan solusi dari persamaan (4.2.1) dengan menjumlahkan nilai dari � dan � yakni:

4.3 Perbandingan Antara Metode Fungsi Green dengan Metode Koefisien Tak Tentu

Dengan memperhatikan persamaan (4.1.46) dan (4..2.21), kita mendapatkan perbandingan antara metode Fungsi Green dengan metode Koefisien Tak Tentu. Kesamaan yang kita dapatkan dari kedua metode tersebut adalah penyelesaian dengan menggunakan kedua metode tersebut untuk sistem fisis- massa pegas dengan shock absorber yang dihasilkan adalah dalam bentuk sinusoidal. Sedangkan untuk perbedaannya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

Metode Fungsi Green Metode Koefisien Tak Tentu

• Pengerjaan lebih rumit

Tabel 4.1 Perbedaan penyelesaian dengan metode fungsi green dengan metode koefisien tak tentu

4.4 Verifikasi Dengan Menggunakan Program Mathematica 8

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab IV adalah:

• Melalui metode fungsi green didapatkan solusi persamaan dari persamaan fisis-massa pegas dengan shock absorber. Dalam hal ini, hasil yang didapatkan melalui metode fungsi green tersebut adalah bersesuaian dengan hasil yang didapatkan melalui metode koefisien tak tentu.

• Perbandingan solusi yang dihasilkan dengan metode fungsi green dan dengan metode koefisien tak tentu adalah terletak pada perbedaan konstantanya saja. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa solusi yang didapat dari kedua metode tersebut adalah sama.

(37)

5.2 Saran

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ayres, Fank, 1972, Differential Equations , McGraw-Hill Book Company, New York.

Barton,G.1989. Elements of Green Fuctions and Propagation. Clarendon Press, Oxford

Herdiana,Heris, 2002, Persamaan Differensial, CV Pustaka Setia, Bandung.

Holzner,Steven,2008,Differential for Dummies Wiley Publishing,Inc,Indianapolis

Narayan,Shanti,2006,Integral Calculus, S.Chand & Company LTD, New Delhi

Soedojo,Peter,Asas-Asas Matematika Fisika dan Teknik, Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta

Sugiarto,Iwan,2002, Mengkonstruksi Fungsi Green Persamaan Differensial Linier Orde-n

Gambar

Tabel 2.1 Metode Koefisian Tak Tentu
Gambar 2.1 Detail struktur shock absorber
Gambar 2.2 Sistem fisis pada shock absorber
Tabel 4.1 Perbedaan penyelesaian dengan metode fungsi green dengan metode koefisien

Referensi

Dokumen terkait

Ngopi Doeloe adalah sebuah bisnis kreatif yang mulai berkiprah dalam industri restoran sejak tanggal 20 November 2006, yang berarti bisnis kreatif ini sudah

fisika saja, namun juga mendukung perkembangan ilmu lain dan teknologi. Ilmu fisika menunjang riset murni dan terapan. Beberapa ahli geologi dalam risetnya menggunakan

Sedangkan empat prinsip yang belum dipenuhi, yaitu: memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat

Dalam pengertian lain, proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula, seperti menurut Seutji Lestari (1990 dalam

Putri an Irni, 2013, Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover, dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Industri

Arugemh Beton Indonesia yang mempunyai rata-rata risiko yang paling besar pada bidang produksi adaiah tentang sarana dan pelengkap fasili- tas- Bidang logistik yang

3.1.4 SOLUSI PERANCANGAN DESTINATION BRANDING BAGI DESA WISATA KANDRI SEBAGAI TUJUAN WISATA EDUKASI