• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik dan Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat pada Siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik dan Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat pada Siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PEMAKAIAN

PIRANTI ORTODONTI CEKAT PADA SISWA

SMP DAN SMA BODHICITTA DAN

HUSNI THAMRIN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: STEFANNI NIM: 090600049

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2013

Stefanni

Karakteristik dan motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan.

ix + 26 halaman

(3)

tidak pernah melakukan kontrol 3,9%; jadwal kontrol piranti yang tidak tentu 12,6% dan yang melakukan kontrol piranti sesuai jadwal yang ditentukan 83,5%. Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena keinginan merapikan gigi sebanyak 64,3%; meningkatkan penampilan wajah 15,7%; meniru orang lain yang memakai piranti 11,4%; meningkatkan kesehatan gigi 5,7% dan agar dapat mengunyah dengan baik 2,9%. Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena dorongan dari orang tua 58%, saran dokter gigi 17,5%; dorongan teman-teman 14% dan pengaruh iklan media massa 10,5%.

(4)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 Oktober 2013

Pembimbing: Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 28 Oktober 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM ANGGOTA : 1. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini selesai disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, kesabaran, dukungan, bimbingan dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Darwis Aswal, drg., selaku penasehat akademik yang telah banyak memberikan motivasi, nasihat dan arahan selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes., selaku dosen penguji atas keluangan waktu, saran, dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(7)

Sahabat-sahabat penulis, Steven Tiopan, Noel, Nuku, Calvin, Susan, Dacan, William, Suryani, Handini, Rizqa, Sinta, Karsa, Jumeg serta teman-teman stambuk 2009 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan motivasi selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi fakultas, bangsa dan negara.

Medan, 28 Oktober 2013 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv 2.1 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat ... 6

2.2 Motivasi ... 7

2.2.1 Konsep Dasar dan Pengertian Motivasi ... 7

2.2.2 Klasifikasi Motivasi ... 9

2.3 Piranti Ortodonti ... 10

2.3.1 Pengertian Piranti Ortodonti Cekat ... 10

2.3.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Piranti Cekat ... 11

2.3.3 Konsekuensi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat ... 11

2.4 Motivasi Menggunakan Piranti Ortodonti Cekat ... 12

2.5 Kerangka Konsep ... 14

(9)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden ... 18

4.2 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat ... 18

4.3 Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat ... 20

BAB 5 PEMBAHASAN ... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 25

6.2 Saran ... 25

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Karakteristik siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan .... 18 2 Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA

Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan ... 19 3 Kesan setelah pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA

Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan ... 20 4 Motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA

Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan ... 20 5 Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan

SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan ... 20 6 Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuesioner penelitian 2 Ethical clearance

3 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

4 Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent)

(12)

Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2013

Stefanni

Karakteristik dan motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan.

ix + 26 halaman

(13)

tidak pernah melakukan kontrol 3,9%; jadwal kontrol piranti yang tidak tentu 12,6% dan yang melakukan kontrol piranti sesuai jadwal yang ditentukan 83,5%. Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena keinginan merapikan gigi sebanyak 64,3%; meningkatkan penampilan wajah 15,7%; meniru orang lain yang memakai piranti 11,4%; meningkatkan kesehatan gigi 5,7% dan agar dapat mengunyah dengan baik 2,9%. Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena dorongan dari orang tua 58%, saran dokter gigi 17,5%; dorongan teman-teman 14% dan pengaruh iklan media massa 10,5%.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang kajian ilmu ortodonti mencakup pertumbuhan dan perkembangan wajah, rahang, dan oklusi serta berhubungan dengan diagnosis, tindakan pencegahan, dan perawatan maloklusi. Istilah ortodonti berasal dari bahasa Yunani “orto” yang artinya lurus, dan “odous” yang artinya gigi. Perawatan ortodonti membutuhkan penggunaan piranti ortodonti cekat atau lepasan untuk mempengaruhi pertumbuhan rahang dan untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak teratur sehingga didapatkan posisi gigi dengan oklusi yang normal atau ideal.1,2

Perkembangan oklusi yang tidak baik dapat diatasi dengan tindakan pencegahan atau melalui tindakan interseptif. Sebagai contoh, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menginterupsi kebiasaan menghisap ibu jari sebelum penyimpangan oklusi terjadi. Tindakan interseptif dilakukan pada oklusi primer atau pada masa gigi bercampur tahap awal sehingga perkembangan oklusi yang tidak baik dapat diinterupsi. Jika maloklusi terjadi pada gigi permanen, tindakan perawatan yang tepat sangatlah penting. Perawatan tersebut membutuhkan piranti ortodonti lepasan atau cekat, atau yang dikenal dengan nama behel. Perawatan dengan menggunakan piranti lepasan dapat dilakukan oleh dokter gigi umum sedangkan perawatan menggunakan piranti cekat dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti, dan membutuhkan perawatan selama periode waktu 1-2 tahun.1,2

(15)

2

Remaja merupakan periode sensitif yang banyak diisi oleh risiko dan peluang. Penggolongan remaja menurut Thornburg dibagi menjadi 3 tahap, yaitu (a) remaja awal (usia 13-14 tahun), (b) remaja tengah (usia 15-17 tahun) dan (c) remaja akhir (usia 18-21 tahun). Pada masa remaja awal umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkat pertama (SLTP), sedangkan pada masa remaja tengah individu sudah duduk di sekolah menengah atas (SMA). Kemudian, mereka yang tergolong remaja akhir umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMA dan mungkin sudah bekerja.5-7 Perawatan ortodonti biasanya dimulai pada usia 12-14 tahun, waktu di mana penampilan fisik mengambil peranan yang penting dalam membangun identitas diri. Alasan untuk memulai perawatan pada usia tersebut adalah karena semua gigi permanen telah erupsi.1,2,8

Ortodonti saat ini diminati oleh remaja tidak hanya sebagai kebutuhan dalam perawatan saja, melainkan sudah masuk ke lingkup trend dan gaya hidup. Hasil penelitian yang dilakukan Hilman pada siswa SMA menunjukkan sebanyak 40% siswa melakukan perawatan ortodonti karena adanya trend pemakaian piranti ortodonti cekat.9 Sebagian besar anak-anak dan remaja yang saat ini sedang menggunakan piranti ortodonti cekat mempunyai kondisi dentofasial yang berada dalam rentang normal. Bergstrom dkk menyatakan bahwa tiga dari empat individu menilai pentingnya melakukan perawatan ortodonti walaupun mereka memiliki kelainan posisi gigi yang minim. Dengan alat ortodonti mereka mempunyai bahan pembicaraan yang sama tentang kunjungan ke dokter gigi, rasa yang diakibatkan dalam memakai behel, warna karet behel yang dapat diganti-ganti, dan dari segi ekonomi dapat memperlihatkan anggapan mampu membiayai pemasangan sebuah alat ortodonti.10,11

(16)

untuk mendapatkan oklusi yang baik (31,3%), kemampuan untuk mengunyah (14,3%), rasa percaya diri (10,5%), dan meniru teman (2,6%).12 Remaja yang mencari perawatan ortodonti tertarik untuk meningkatkan penampilan dan agar diterima secara sosial.8

Tindakan pemasangan alat ortodonti cekat oleh tenaga bukan dokter gigi semakin hari semakin banyak terjadi. Iklan penawaran pemasangan behel dengan mudah dapat ditemui di berbagai tempat, apalagi di dunia internet. Sebenarnya kondisi ini menandakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai estetis gigi, namun menjadi masalah besar karena untuk mendapatkan perawatan mereka tidak datang ke dokter gigi tetapi ke orang-orang yang sama sekali tidak memiliki kompetensi melakukan perawatan ortodonti seperti tukang gigi, ahli gigi, mahasiswa, asisten dokter gigi, salon kecantikan, atau ibu rumah tangga biasa.13

Pasien merasa cukup sulit untuk mempertahankan tingkat kebersihan mulut yang memuaskan pada saat menggunakan piranti ortodonti cekat dikarenakan adanya

bands dan kawat pada gigi. Pasien yang menggunakan piranti ortodonti cekat lebih

rentan terhadap penumpukan plak pada gigi. Oleh karena itu, pemasangan piranti ortodonti cekat dapat menyebabkan demineralisasi enamel sehingga terbentuk white

spot, karies gigi dan gingivitis.14 Namun remaja, terutama yang menggunakan behel hanya sebagai aksesoris, masih kurang mengetahui informasi tentang konsekuensi jangka panjang dari perawatan ortodonti tersebut.1

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan.

1.2 Rumusan Masalah

(17)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat praktis:

a. Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan kota Medan tentang tempat pemasangan alat ortodonti cekat yang dipilih siswa.

b. Menjadi bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang pemasangan alat ortodonti agar mencari tenaga kesehatan gigi yang tepat.

2. Manfaat teoritis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kesehatan gigi masyarakat.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan ortodonti merupakan suatu disiplin bidang kedokteran gigi yang dapat meningkatkan fungsi serta penampilan mulut dan wajah. Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menghasilkan gigitan yang sehat dan fungsional, menciptakan ketahanan gigi terhadap penyakit, dan meningkatkan penampilan individu.2

Keuntungan perawatan ortodonti:2

1. Meningkatnya kesehatan gigi dan ketahanan terhadap penyakit gigi. 2. Meningkatnya fungsi gigi geligi secara keseluruhan.

3. Pencegahan terhadap kemungkinan trauma pada gigi. 4. Perawatan terhadap gigi impaksi.

5. Meningkatnya estetis gigi dan wajah.

Secara umum, keuntungan perawatan ortodonti adalah meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi. Dengan meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi, individu akan merasa penampilannya meningkat, hal tersebut akan menambah rasa percaya diri seseorang, dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.2

Ada 6 alasan pasien mencari perawatan ortodonti yaitu:15

1. Menghilangkan atau paling tidak mengurangi kecacatan sosial yang diakibatkan dari penampilan gigi atau wajah yang tidak baik.

2. Meningkatkan penampilan gigi dan wajah pada individu yang telah diterima secara sosial namun berharap untuk lebih meningkatkan kualitas hidupnya.

3. Mempertahankan sebaik mungkin proses perkembangan rahang dan wajah yang normal.

4. Meningkatkan fungsi rahang dan memperbaiki masalah yang berkaitan dengan kecacatan fungsi.

(19)

6

6. Memfasilitasi perawatan gigi lainnya, membantu perawatan restorasi, prostodonsi, atau terapi periodontal.

Ketidakpuasan terhadap penampilan dentofasial, rekomendasi dari seorang dokter gigi, dorongan dari orang tua, dan pengaruh dari teman sekelas yang menggunakan behel adalah merupakan beberapa faktor utama yang terlibat secara langsung terhadap tuntutan perawatan ortodonti. Jenis kelamin, usia, tingkat pengetahuan, kelas sosial, dan tingkat keparahan maloklusi juga telah ditemukan berhubungan dengan keinginan melakukan perawatan ortodonti. Pengalaman diejek yang sering oleh karena penampilan gigi yang tidak baik juga dapat meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Shaw dkk menemukan bahwa anak-anak dan remaja lebih sering diejek tentang penampilan gigi mereka dibandingkan hal yang lain pada diri mereka seperti pakaian, berat badan, telinga, dll. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut tergantung pada karakteristik sosial dan budaya setiap subkelompok populasi.1,3,16

Masyarakat luas umumnya sangat memperhatikan penampilan, dan ortodonti menjadi penting bagi kebanyakan individu karena mereka merespons tekanan dari teman sebaya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang normal pada komunitasnya. Teman sebaya sering bertindak sebagai standar perbandingan dan kritikan atas penampilan remaja. Penyuluhan oleh profesional tentang perawatan ortodonti biasanya didasari pertimbangan dampak fisiologis dan estetik dari maloklusi, sedangkan di antara non profesional, penampilan biasanya merupakan motivasi yang dominan untuk melakukan perawatan.17

2.1 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

(20)

2.2 Motivasi

2.2.1 Konsep Dasar dan Pengertian Motivasi

Istilah motivasi mengacu pada keadaan yang memberi arah terhadap apa yang seseorang pikirkan, rasakan, dan lakukan.19 Motivasi menunjuk kepada alasan yang melatarbelakangi perilaku yang ditandai dengan kesediaan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.20 Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian motivasi menurut Notoatmodjo adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan.19,21

Motivasi merupakan salah satu determinan yang terpenting bagi keberhasilan individu dalam mencapai prestasi atau kepuasan tertentu, sehingga motivasi dapat juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai kemauan yang efektif jika memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya. Tanpa adanya motivasi, tujuan yang diharapkan akan sulit dicapai. Paraphrasing Gredler, Broussard dan Garrison secara luas mendefinisikan motivasi sebagai segala sesuatu yang mendorong individu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.20

(21)

8

disebut lingkaran motivasi (motivation circle), seperti yang digambarkan di bawah ini:21

Motivasi

Tujuan Perilaku

Gambar 1. Lingkaran motivasi

Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang tidak disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan fisiologis akan air, udara, makanan, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan yang lainnya adalah kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri.19,21

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat lebih berupaya dan antusias untuk meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan penyuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi seseorang dapat dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam.21

(22)

2.2.2 Klasifikasi Motivasi

Menurut Reece dan Brandt motivasi dalam mencari perawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu:19-21

1. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik ditandai dengan dorongan yang tidak menentu. Motivasi ekstrinsik adalah tindakan yang timbul karena adanya rangsangan dari luar sehingga motivasi ini tidak melekat secara langsung pada aktivitas yang dilakukan. Jika seorang anak yang tidak suka mengerjakan tugas matematika terdorong untuk mengerjakannya karena mendapatkan hadiah, maka anak tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik. Dengan kata lain, anak tersebut bersedia mengerjakan tugas oleh karena dorongan dari luar yaitu hadiah yang diterimanya dan bukan karena minat intrinsik pada bidang studi matematika. Orang tua, guru, teman dan media massa dapat bertindak sebagai sumber motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera hilang bilamana tujuannya telah tercapai, namun memberikan motivasi ekstrinsik umumnya jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalam diri seseorang.

2. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditandai dengan kenikmatan pribadi, minat, atau kesenangan. As Deci dkk mengobservasi bahwa motivasi intrinsik mendorong dan memungkinkan tindakan melalui kepuasan diri. Hal tersebut bermanifestasi pada perilaku seperti eksplorasi dan pencarian tantangan yang sering dilakukan orang untuk mendapatkan penghargaan. Dengan kata lain, motivasi intrinsik berasal dari keinginan individu sendiri untuk melakukan perawatan untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan pada dirinya sendiri, bukan kekurangan yang ditunjuk oleh sosok ahli yang penilaiannya sering ditolak. Individu yang bersedia membaca buku ilmiah yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya hanya karena merasa tertarik untuk mempelajari hal baru, maka individu tersebut termotivasi secara intrinsik.

(23)

10

ekstrinsik karena dapat bertahan lebih lama. Oleh karena itu motivasi intrinsik dianggap mempunyai daya motivasi yang lebih baik.

2.3 Piranti Ortodonti

Piranti ortodonti terdiri atas alat cekat dan lepasan yang digunakan untuk menggerakkan gigi menuju oklusi yang normal serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan rahang.2 Piranti ortodonti cekat memiliki kelebihan dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan dalam hal mendapatkan pergerakan gigi yang kompleks pada beberapa gigi seperti pergerakan bodily dan rotasi gigi.15,22

2.3.1 Pengertian Piranti Ortodonti Cekat

Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti ini dapat menempel ke permukaan gigi secara langsung melalui ikatan ke permukaan enamel dengan semen komposit atau disemenkan melalui cincin yang mengelilingi mahkota gigi. Piranti ini tidak dapat dilepas oleh pasien. Kawat gigi kemudian dilekatkan ke behel atau tabung dengan menggunakan klip, ligature yang terbuat dari baja, atau elastomeric o-rings untuk membentuk keseluruhan piranti cekat dan ketika diaktifkan akan mengakibatkan pergerakan gigi.23,24

Perawatan ortodonti cekat bermula dengan menggunakan band dan kawat gigi terbuat dari emas yang besar dari Dr. Angle menjadi piranti yang kecil dan bernilai estetis tinggi yang terbuat dari bermacam-macam bahan, termasuk stainless steel, titanium, dan keramik, ataupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Desain behel yang menakjubkan dan perkembangan kawat telah merubah perawatan ortodonti yang semula merupakan perawatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan memerlukan waktu yang lama, sekarang menjadi perawatan yang lebih mudah, efisien, dan dapat dipercaya, dan hal ini memberikan nilai tambah yang sangat luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien.23

(24)

bahkan dokter gigi umum tidak boleh mencoba meniru dokter gigi spesialis ortodonti dalam hal melakukan perawatan menggunakan piranti ortodonti cekat.24

2.3.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat Penggunaan piranti ortodonti cekat diindikasikan pada individu yang mengalami maloklusi gigi dan membutuhkan pergerakan beberapa gigi misalnya untuk mengintrusi, merotasi, mengontrol penutupan ruang bekas pencabutan gigi, dan menggerakan gigi secara bodily.24

Kontraindikasi penggunaan piranti ortodonti cekat adalah pada kondisi berikut:24

1. Pasien yang biasanya tidak dapat melakukan prosedur oral higiene dengan baik secara rutin, tidak diharapkan dapat mempertahankan kondisi oral higiene yang baik ketika piranti ortodonti cekat berada di dalam mulutnya.

2. Jika maloklusi yang terjadi berada di luar ruang lingkup piranti ortodonti cekat seperti maloklusi yang terjadi pada skeletal secara alami.

2.3.3 Konsekuensi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

Perawatan ortodonti memiliki keuntungan seperti peningkatan kesehatan gigi, fungsi pengunyahan, fonetik, penampilan wajah, rasa percaya diri bahkan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun seperti perawatan medis lainnya, perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat juga memiliki beberapa risiko dan konsekuensi. Keputusan untuk melakukan perawatan ortodonti membutuhkan perhitungan risiko dan keuntungan yang berpotensi terjadi. Saat ini banyak pasien remaja yang mempertimbangkan atau sedang melakukan perawatan ortodonti. Sangatlah penting bagi mereka untuk mengerti dan memahami risiko yang berpotensi terjadi pada penggunaan piranti ortodonti cekat.1,25,26

(25)

12

Konsekuensi menggunakan piranti ortodonti cekat yang mungkin timbul jika piranti tidak dirawat dengan baik (konsekuensi yang berhubungan dengan pasien) adalah sebagai berikut:1,2,25-7

1. Kerusakan enamel

Kontrol oral higiene yang buruk dapat menyebabkan kerusakan gigi di sekitar kawat gigi. Karies gigi dini (dekalsifikasi) akan terjadi ketika plak menumpuk di sekitar piranti cekat pada kondisi konsumsi gula yang sering. Nasehat diet, kontrol oral higiene yang baik, dan penggunaan suplemen fluor dapat dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko tersebut. Fraktur enamel berupa retakan yang kecil juga dapat terjadi pada permukaan enamel setelah pelepasan braket ortodonti. Retakan tersebut menyediakan area penumpukan plak sehingga dapat menyebabkan perkembangan karies, dapat menyebabkan fraktur gigi sebagian, atau terjadinya diskolorisasi gigi.

2. Bau mulut

Bau mulut dapat terjadi oleh karena beberapa sebab seperti adanya penyakit jaringan pendukung gigi dan menumpuknya sisa-sisa makanan pada daerah yang sulit dibersihkan seperti daerah disekitar kawat gigi.

3. Rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan rasa sakit 4. Hilangnya dukungan periodontal

Jika oral higiene pasien buruk selama perawatan berlangsung, perawatan ortodonti akan memperburuk inflamasi gingiva (gingivitis) dan kerentanan terhadap penyakit periodontal dan jika tidak ditangani maka lama kelamaan akan menyebabkan goyangnya gigi.

5. Kerusakan akibat bahan piranti ortodonti

Bahan piranti ortodonti dapat menginduksi terjadinya reaksi alergi dengan tanda intraoral berupa area eritema.

2.4 Motivasi Menggunakan Piranti Ortodonti Cekat

(26)

Trulsson dkk mewawancarai 28 remaja Swedia mengenai faktor yang memotivasi mereka untuk melakukan perawatan ortodonti. Hasil menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan perawatan didasari oleh pengaruh luar yang besar. Hal ini termasuk pengaruh teman sebaya, dan juga paparan untuk mengoptimalkan penampilan pada media massa secara terus menerus.17

Dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ortodonti memiliki peran yang penting dalam merekomendasikan perawatan ortodonti jika mendeteksi kelainan pada gigi pada saat kunjungan berkala pasien ke dokter gigi. Jika individu melakukan perawatan ortodonti setelah mendapat rekomendasi dari dokter gigi maka individu tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik.1,11

(27)

14 2.5 Kerangka Konsep

Motivasi Intrinsik

• Keinginan merapikan gigi

• Agar dapat mengunyah dengan baik

• Meningkatkan penampilan wajah Karakteristik pemakaian

• Meningkatkan kesehatan gigi Lama pemakaian

•Meniru orang lain yang memakai piranti cekat Tempat pemasangan

Pemakaian piranti Harga pemasangan ortodonti cekat •Kondisi piranti cekat

Motivasi Ekstrinsik •Kontrol piranti

• Dorongan dari orang tua • Dorongan teman-teman

• Saran dokter gigi Kesan setelah

(28)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan. Waktu penelitian adalah 13 bulan (Juli 2012 – Agustus 2013). Pemilihan sekolah dilakukan karena akses peneliti lebih mudah ke sekolah tersebut dan banyaknya jumlah siswa memudahkan pencarian sampel.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP Bodhicitta yang berjumlah 378 orang, siswa SMA Bodhicitta yang berjumlah 280 orang, siswa SMP Husni Thamrin yang berjumlah 271 orang serta siswa SMA Husni Thamrin Medan yang berjumlah 387 orang. Sampel diambil secara purposif hanya pada siswa kelas 1 dan 2 karena siswa kelas 3 sedang mengikuti ujian nasional. Sampel pada penelitian ini adalah siswa yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: siswa SMP dan SMA yang sedang menggunakan piranti ortodonti cekat serta bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 127 siswa (56 siswa SMP dan 71 siswa SMA).

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis kelamin, terdiri atas laki-laki dan perempuan. 2. Tingkatan sekolah, terdiri atas:

(29)

16

b. SMA

3. Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat A. Lama pemakaian piranti ortodonti cekat

Lama pemakaian dihitung sejak pertama kali menggunakan piranti ortodonti cekat, terdiri atas:

a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. > 2 tahun

B. Tempat pemasangan piranti ortodonti, terdiri atas: a. Dokter gigi spesialis ortodonti (kawat gigi) b. Dokter gigi umum

c. Tukang/ahli gigi

C. Harga pemasangan piranti ortodonti cekat, berkisar antara: a. Rp 500.000 – Rp 2.000.000

b. Rp 2.100.000 – Rp 4.000.000 c. Rp 4.100.000 – Rp 6.000.000 d. > Rp 6.000.000

D. Kondisi piranti cekat, terdiri atas: a. Hanya ada beberapa bracket b. Jumlah bracket lengkap E. Kontrol piranti ortodonti cekat

Kontrol piranti adalah ketika responden melakukan kunjungan ke tempat pemasangan piranti untuk dilakukan pemeriksaan terhadap piranti yang sedang digunakannya, terdiri atas:

a. Sesuai jadwal yang ditentukan b. Tidak tentu

c. Tidak pernah

4. Kesan setelah menggunakan piranti, terdiri atas: a. Repot karena behel sulit dibersihkan

(30)

c. Menyenangkan karena gigi sudah rapi d. Tidak ada kesan

5. Motivasi memakai piranti ortodonti cekat

Motivasi memakai piranti ortodonti cekat adalah alasan yang mendorong individu untuk memilih menggunakan piranti ortodonti cekat yang terdiri atas:

a. Motivasi intrinsik yaitu bila keinginan memakai piranti ortodonti cekat berasal dari diri sendiri seperti: keinginan untuk merapikan gigi, agar dapat mengunyah dengan baik, untuk meningkatkan penampilan wajah, untuk meningkatkan kesehatan gigi, meniru orang lain yang memakai piranti cekat.

b. Motivasi ekstrinsik yaitu bila individu memakai piranti ortodonti cekat oleh karena saran atau pengaruh dari luar seperti : dorongan orang tua, dorongan teman-teman, saran dokter gigi, pengaruh iklan di media massa.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara serta alat bantu kuesioner. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa dan diwawancarai kemudian akan dicatat pada kuesioner.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

(31)

18

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Sebagian besar responden yang memakai piranti ortodonti cekat adalah perempuan yaitu 69,3% sedangkan laki-laki hanya 30,7%. Siswa SMP dijumpai dengan persentase yang lebih sedikit yaitu 44,1% dibandingkan dengan siswa SMA 55,9%.

Tabel 1. Karakteristik siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 127)

Karakteristik responden n %

Jenis kelamin

4.2 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

Siswa yang memakai piranti ortodonti cekat kurang dari 1 tahun dijumpai dengan persentase terbesar yaitu 51,2% sedangkan persentase terkecil adalah yang memakai piranti lebih dari 2 tahun 15,7%.

Masih banyak siswa yang memasang piranti ortodonti cekat pada tempat yang tidak tepat seperti dokter gigi umum 44,1% dan tukang/ahli gigi 8,7% walaupun sebagian besar pemasangan piranti dilakukan pada dokter gigi spesialis ortodonti 47,2%.

Kebanyakan siswa memasang piranti dengan harga lebih dari Rp 6.000.000 yaitu 57,5%. Hanya sebagian kecil yang memasang piranti dengan harga Rp 500.000 – Rp 2.000.000 yaitu 4,7%.

(32)

namun masih dijumpai 2,4% siswa yang memakai piranti yang hanya ada beberapa

bracket.

Sebagian besar siswa melakukan kontrol piranti ortodonti cekat sesuai jadwal yang ditentukan yaitu 83,5% dan hanya sebagian kecil yang tidak pernah melakukan kontrol piranti 3,9%.

Tabel 2. Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 127)

Karakteristik pemakaian piranti cekat n %

Lama pemakaian piranti

(33)

20

Tabel 3. Kesan setelah pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 127)

Kesan setelah memakai piranti n %

Repot karena piranti sulit dibersihkan Sakit dan tidak nyaman pada waktu makan Menyenangkan karena gigi sudah rapi

4.3 Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

Siswa yang memakai piranti ortodonti cekat oleh karena pengaruh faktor dalam sebesar 55,1% dan 44,9% karena pengaruh luar.

Tabel 4. Motivasi pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 127)

Faktor yang mempengaruhi pemakaian piranti cekat n % Faktor dalam (motivasi intrinsik)

Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat yang dijumpai dengan persentase terbesar adalah keinginan merapikan gigi 64,3%; diikuti dengan motivasi intrinsik meningkatkan penampilan wajah 15,7%. Pada penelitian ini masih dijumpai motivasi intrinsik menggunakan piranti cekat karena meniru orang lain yang memakai piranti 11,4%; sedangkan motivasi lain seperti meningkatkan kesehatan gigi 5,7% dan agar dapat mengunyah dengan baik 2,9% dijumpai dengan persentase yang lebih sedikit.

Tabel 5. Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 70)

Motivasi intrinsik pemakaian piranti cekat n %

Keinginan merapikan gigi

Agar dapat mengunyah dengan baik Untuk meningkatkan penampilan wajah Untuk meningkatkan kesehatan gigi Meniru orang lain yang memakai piranti

(34)

Dorongan dari orang tua merupakan motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat yang paling banyak dijumpai yaitu 58%. Motivasi ekstrinsik lain seperti dorongan teman-teman 14%, saran dokter gigi 17,5% dan pengaruh iklan media massa 10,5% dijumpai dengan persentase yang lebih sedikit.

Tabel 6. Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 57)

Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti cekat n %

Dorongan dari orang tua Dorongan teman-teman Saran dokter gigi

Pengaruh iklan media massa

33 8 10

6

(35)

22

BAB 5

PEMBAHASAN

Mayoritas siswa yang memakai piranti ortodonti cekat pada penelitian ini adalah perempuan yaitu 69,3%. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih sensitif terhadap perubahan dalam hidupnya dan lebih mempunyai perhatian terhadap masalah yang menyangkut estetis, sehingga perempuan lebih banyak melakukan perawatan maloklusi dibandingkan laki-laki, karena tidak nyaman dengan bentuk wajahnya khususnya terhadap susunan giginya.28

Dari 127 sampel yang memakai piranti pada penelitian ini, persentase siswa SMA (55,9%) lebih banyak dibandingkan siswa SMP (44,1%). Ingervall dan Hedegard menyatakan bahwa kesadaran dan keinginan untuk menerima perawatan ortodonti bervariasi antar usia. Shaw menyatakan bahwa berkurangnya kepuasan akan penampilan gigi berhubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini terjadi karena perubahan psikologis pada remaja yang menuntut untuk menjadi semakin diterima secara sosial khususnya dari segi penampilan fisik. Oleh karena itu, keinginan untuk melakukan perawatan ortodonti untuk meningkatkan ketertarikan fisik meningkat pada siswa SMA.3

Lama pemakaian piranti ortodonti cekat yang kurang dari 1 tahun adalah 51,2%. Hal ini karena sebanyak 44,1% sampel pada penelitian ini adalah siswa SMP yang biasanya baru mulai melakukan perawatan ortodonti.1,2,8

Menurut Lauren, walaupun dokter gigi spesialis ortodonti lebih berpengalaman dalam memasang piranti cekat, masih banyak pasien yang memasang piranti cekat pada dokter gigi umum oleh karena alasan utama yaitu harga pemasangan piranti cekat pada dokter gigi umum relatif lebih murah.29 Hal ini dapat menjadi penyebab mengapa pada penelitian ini masih dijumpai pemasangan piranti ortodonti cekat pada tempat yang tidak tepat seperti dokter gigi umum 44,1% dan tukang/ahli gigi 8,7%.

(36)

dokter gigi spesialis ortodonti adalah piranti yang memiliki bracket lengkap dengan kawat pengikat.30 Pada penelitian ini masih dijumpai 2,4% siswa yang memakai piranti dengan beberapa bracket saja yang disebabkan kemungkinan karena tempat pemasangan piranti yang tidak tepat yaitu bukan di dokter gigi spesialis ortodonti. Hal ini sesuai karena pada penelitian ini masih dijumpai pemasangan piranti pada tukang/ahli gigi.

Pemasangan piranti ortodonti cekat pada dokter gigi spesialis ortodonti haruslah diikuti dengan kontrol piranti secara rutin. Sebagian besar jadwal kontrol piranti dilakukan setiap tiga sampai sepuluh minggu karena diperlukan waktu minimal tiga minggu untuk terjadi pergerakan gigi setelah piranti cekat dipasang.31 Namun masih ditemukan sebesar 3,9% yang tidak pernah melakukan kontrol piranti. Siswa yang tidak pernah melakukan kontrol piranti tersebut dapat disebabkan kemungkinan lama pemakaian piranti yang masih kurang dari tiga minggu atau dapat juga disebabkan karena memasang piranti pada tempat yang tidak tepat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan merapikan gigi merupakan motivasi intrinsik yang paling dominan untuk memakai piranti ortodonti cekat yaitu sebesar 64,3%. Hasil ini sesuai dengan penelitian Abdullah yang menunjukkan bahwa alasan untuk mendapatkan gigi yang rapi untuk meningkatkan penampilan gigi merupakan motivasi yang paling penting untuk mencari perawatan ortodonti (65%).3 Menurut Oliveira dan Sheiham, efek maloklusi seperti rasa tidak puas dengan kemampuan mengunyah sangat jarang menjadi alasan untuk mencari perawatan ortodonti karena pada umumnya masalah pengunyahan merupakan hal yang kurang penting bagi kalangan remaja dibandingkan dengan masalah penampilan gigi.31 Hal ini dapat menjadi alasan mengapa motivasi intrinsik agar dapat mengunyah dengan baik pada penelitian ini hanya sebesar 2,9%.

(37)

24

keluarga (61%) dan hanya 9% yang mencari perawatan ortodonti karena rekomendasi dokter gigi.3

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa yang memakai piranti kurang dari 1 tahun dijumpai sebanyak 51,2%; 1-2 tahun 33,1% dan yang lebih dari 2 tahun 15,7%.

2. Masih didapatkan siswa yang melakukan pemasangan piranti ortodonti cekat pada tempat yang tidak tepat seperti dokter gigi umum 44,1% dan tukang/ahli gigi 8,7% sedangkan 47,2% pemasangan piranti dilakukan pada dokter gigi spesialis ortodonti.

3. Sebagian besar siswa memakai piranti dengan bracket lengkap yaitu 97,6%; namun masih dijumpai 2,4% siswa yang memakai piranti dengan beberapa bracket.

4. Siswa yang tidak pernah melakukan kontrol piranti 3,9%; jadwal kontrol piranti yang tidak tentu 12,6% dan yang melakukan kontrol piranti sesuai jadwal yang ditentukan 83,5%.

5. Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena keinginan merapikan gigi sebanyak 64,3%; meningkatkan penampilan wajah 15,7%; meniru orang lain 11,4%; meningkatkan kesehatan gigi 5,7% dan agar dapat mengunyah dengan baik 2,9%.

6. Motivasi ekstrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah karena dorongan dari orang tua yaitu 58%, saran dokter gigi 17,5%; dorongan teman-teman 14% dan pengaruh iklan media massa 10,5%.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk masyarakat pengguna piranti ortodonti

(39)

26

informasi lebih banyak tentang pemasangan piranti ortodonti cekat seperti tempat pemasangan, harga pemasangan, kondisi piranti yang seharusnya serta kontrol piranti sebelum memutuskan untuk memakainya. Masyarakat sebaiknya lebih memahami tentang konsekuensi pemakaian piranti ortodonti jika tidak diindikasikan dan jika memasang piranti pada tempat yang tidak tepat.

2. Untuk tenaga kesehatan gigi dan mulut

Sebaiknya tenaga kesehatan gigi dan mulut melakukan penyuluhan kepada masyarakat pengguna piranti ortodonti tidak hanya tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang umum, tetapi juga membahas lebih banyak tentang hal yang penting pada pemakaian piranti ortodonti cekat. Topik yang harus diberikan adalah mengenai:

a. Tujuan utama pemakaian piranti ortodonti cekat

Pemakaian piranti ortodonti cekat tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi dan fungsi pengunyahan. Dengan meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi, individu akan merasa penampilannya meningkat, hal tersebut akan menambah rasa percaya diri seseorang, dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

b. Tempat pemasangan piranti ortodonti cekat

Pemasangan piranti ortodonti cekat hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti.

c. Konsekuensi pemakaian piranti cekat jika tidak dirawat dengan baik

Konsekuensi yang dapat terjadi berupa kerusakan gigi, bau mulut, rasa sakit, gigi menjadi goyang, dan timbulnya reaksi alergi.

d. Pentingnya melakukan kontrol piranti

Kontrol yang dilakukan setiap 3 minggu sekali bertujuan untuk mengevaluasi pergerakan gigi, melihat fungsi alat yang terpasang pada gigi apakah masih bekerja dengan baik, dan mengatasi segala keluhan pasien karena pemakaian piranti.

e. Perawatan pemeliharaan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. The Swedish Council on Technology Assessment in Health Care. Malocclusions and orthodontic treatment in a health perspective. Sweden: SBU, 2005: 9-10, 19-20.

2. Clinical Standards Committee of the British Orthodontic Society. The justification for orthodontic treatment. British Orthodontic Society 2008; 4, 7-10.

3. Abdullah AAA, Yassin Z, Zamzam N. Reasons for seeking orthodontic treatment: A pilot study. Annal Dent Univ Malaya 2001; 8: 13-9.

4. Ackerman MB. Selling orthodontic need: innocent business decision or guilty pleasure. J Med Ethics 2010; 36: 275.

5. Dariyo A. Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004: 14.

6. Steinberg L. Cognitive and affective development in adolescence. Trends in Cognitive Sciences 2005; 9: 69-71.

7. Unicef. Adolescence an age of opportunity. New York: United Nations Plaza, 2011: 1.

8. Marques LS, Pordeus IA, Ramos-Jorge ML. Factors associated with the desire for orthodontic treatment among Brazilian adolescents and their parents. BMC Oral Health 2009; 9: 34.

9. Masri H. Hubungan sikap dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti (IOTN) pada siswa SMA N 3 Medan. Skripsi. Medan, 2012.

10.Maulani C. Seluk beluk kawat gigi. 24 Februari 2009. http://elexmedia. multiply.com/reviews/item/769 (27 Oktober 2012).

11.Wedrychowska-Szulc B, Syrynska M. Patient and parent motivation for orthodontic treatment – a questionnaire study. Eur J of Ortho 2010; 32: 447-52.

(41)

28

orthodontic treatment among 9-17 year-old Saudis. Dent News 2005; 12: 32-4.

13.Dentamedia. Pemasangan behel oleh bukan dokter gigi ancam keselamatan masyarakat. Dentamedia 2010; 14. Louis: Mosby Elsevier, 2007: 66, 235.

16.Trulsson U, Strandmark M, Mohlin B, Berggren U. A qualitative study of teenagers’ decisions to undergo orthodontic treatment with fixed appliance. J of Ortho 2002; 29: 197-204.

17.Sandhu SS, Kedia N, Sandhu N. Orthodontics – Not merely “straightening teeth”. Ortho Cyber J 2012.

18.Haryanto KD. Karakteristik auditee dan perusahaan audit sebagai penentu opini audit qualified. Skripsi. Semarang, 2011.

19.Lahey BB. Psychology: An introduction. 10th ed. New York: McGraw-Hill, 2009: 360, 372.

20.Lai ER. Motivation: A literature review. Pearson’s Research Report 2011: 2, 4-5.

21.Sofianti N. Studi motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan di Kabupaten Asahan. Tesis. Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, 2002: 7-17.

22.Sagar M, Duggal S. Role of removable appliances in contemporary orthodontics. Ortho Cyber J 2012.

23.English JD, Peltomaki T, Pham-Litschel K. Mosby’s Orthodontic Review. St. Louis: Mosby Elsevier, 2009: 83.

(42)

25.Ellis PE, Benson PE. Potential hazards of orthodontic treatment – What your patient should know. Dent Update 2002; 29: 492-4.

26.Preoteasa CT, Ionescu E, Preoteasa E. Risks and complications associated with orthodontic treatment. http://cdn.intechopen.com/pdfs/31388/InTech-Risks_and_complications_associated_with_orthodontic_treatment.pdf (29 Oktober 2013).

27.Talic NF. Adverse effects of orthodontic treatment: A clinical perspective. The Saudi Dent J 2011; 23: 56.

28.Harris EF. Sex differences in esthetic treatment needs in American Black and White adolescent orthodontic patients. Angle Orthodontist 2011; 81: 743-9. 29.Lauren. Research study confirms orthodontic treatment quality performed by

orthodontists and general dentists. Invisalign cost 2013.

30.Mao JJ, Kau CH. Advances in orthodontic treatment. http://acceledent.com /images/uploads/4A-i-Continuing-Education-Peer-Reviewed-Advances-in-Ortho-Treatment1.pdf (13 Juni 2013).

(43)

Lampiran 1

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PEMAKAIAN PIRANTI

ORTODONTI CEKAT PADA SISWA SMP DAN SMA

BODHICITTA DAN HUSNI THAMRIN MEDAN

No.Kartu:

Nama responden : ………

A. Jenis kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan A

B. Tingkatan sekolah : 1. SMP

2. SMA B

1. Lama pemakaian behel (kawat gigi): a. < 1 tahun

b. 1-2 tahun 1

c. > 2 tahun

(44)

c. Tukang/ahli gigi 2 d. Lainnya, _______________

3. Harga pemasangan behel: a. Rp 500.000 – Rp 2.000.000

b. Rp 2.100.000 – Rp 4.000.000 3

c. Rp 4.100.000 – Rp 6.000.000 d. > Rp 6.000.000

4. Kondisi behel:

a. Hanya ada beberapa bracket 4

b. Jumlah bracket lengkap

5. Kapan saja saudara melakukan kontrol behel?

a. Sesuai jadwal yang ditentukan

b. Tidak tentu 5

c. Tidak pernah

6. Bagaimana kesan saudara setelah menggunakan behel?

(jawaban boleh lebih dari satu)

a. Repot karena behel sulit dibersihkan

b. Sakit dan tidak nyaman pada waktu makan 6

c. Menyenangkan karena gigi sudah rapi d. Tidak ada kesan

7. Faktor apa yang mendorong saudara untuk memakai behel?

a. Keinginan sendiri (motivasi intrinsik) 7

(45)

8. Jika jawaban dari pertanyaan no. 7 a, apa alasan yang mendorong saudara memakai behel?

a. Ingin merapikan gigi

b. Agar dapat mengunyah dengan baik

c. Untuk meningkatkan penampilan wajah 8

d. Untuk meningkatkan kesehatan gigi e. Meniru orang lain yang memakai behel f. Lainnya, _______________

9. Jika jawaban dari pertanyaan no. 7 b, apa alasan yang mendorong saudara memakai behel?

a. Dorongan orang tua b. Dorongan teman-teman

c. Saran dokter gigi 9

(46)
(47)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Adik-adik,

Saya yang bernama Stefanni, saat ini sedang menjalani pendidikan Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara Medan. Saya sedang melakukan penelitian berjudul “Karakteristik dan Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat Pada Siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan”.

Ortodonti merupakan cabang dari ilmu kedokteran gigi yang mempelajari susunan letak gigi. Perawatan yang biasa dilakukan pada bidang ini adalah dengan

menggunakan kawat gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pemakaian kawat gigi pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan. Manfaat penelitian adalah sebagai bahan penyuluhan bagi siswa tentang pemasangan kawat gigi agar mencari tenaga kesehatan gigi yang tepat.

Cara kerja dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan bantuan lembaran kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang saya terima akan saya jaga kerahasiaannya.

Partisipasi Adik-adik dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak dipungut biaya. Penelitian ini tidak membahayakan atau tidak akan terjadi efek samping sama sekali dan tidak mengganggu perawatan yang sedang Adik-adik jalani, karena saya hanya melakukan wawancara kepada Adik-adik. Jika selama menjalankan penelitian Adik-adik memiliki pertanyaan yang lebih lanjut atau keluhan silahkan hubungi saya, Stefanni (085763352276).

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Adik-adik, saya ucapkan banyak terima kasih.

Peneliti,

(48)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk turut serta dalam penelitian mengenai “KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PEMAKAIAN PIRANTI ORTODONTI CEKAT PADA SISWA SMP DAN SMA BODHICITTA DAN HUSNI THAMRIN MEDAN” dan tidak menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari. Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sadar, sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan, Mei 2013

Pembuat pernyataan

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar

Gambar 1. Lingkaran motivasi
Tabel 1. Karakteristik siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n  = 127)
Tabel 2. Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 127)
Tabel 5. Motivasi intrinsik pemakaian piranti ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan (n = 70)
+2

Referensi

Dokumen terkait