• Tidak ada hasil yang ditemukan

Algoritma pengolahan citra tanaman cabai merah menggunakan pengindera tiga dimensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Algoritma pengolahan citra tanaman cabai merah menggunakan pengindera tiga dimensi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. April 2002

PENGOLAHAN

CABAI MERAH

MENGGUNAKAN

(Image Processing algorithm of the Red Plant Using Dimensional Vision Sensor)

I Dewa Made Danang

Abstract

Machine vision is one of the image processing techniques used to process the image of an object according to its color, shape, size by using a video camera as an image capturer. The image processing used in this study, could be categorized as one cf the machine vision techniques, eventhough using three dimensional vision sensor as an image capturer.

The three dimensional vision sensor was constructed using two laser beams namely the red laser (685 nm) and the infrared laser (830 nm) as the light transmitter and two position sensitive devices as the receiver unit. The output signals of each PSD were detected from two output terminals called anode

A and anode Three kind of signals namely red infrared A and infrared were collected from both This vision sensor was constructed with the aims to recognize the red ripe chili fruits their canopy and to calculate the cutting point of the individual fruit's stem three dimensionally.

The ripeness of the red chili fruits were analyzed using the ratio between red

A+B and infrared A+B while the distance of each picture element (pixel) to the center of the vision was calculated using the ratio between infrared A

and infrared The center point of the image was calculated using the combination of the layering or chain technique and the moment area technique.

The of the experiment showed that about 82 % of the red ripe fruit were successfully detected from 20 samples of the chili plant that were containing 39 red ripe fruits. Three-dimensional location of the center image and the cutting point of the red ripe fruit stem was detected with accuracy of about mm.

Keywords : Red chili, three-dimensional vision sensor, image processing, three- dimensional

PENDAHULUAN.

Cabai merah besar (Capsicum annum) merupakan salah satu

sayuran yang ditanam dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Data dari Direktorat Bina

1993, memperlihatkan nilai rata-rata cabai merah adalah 3.5 tonlha. Angka

masih

dengan

yang dapat mencapai 12 tonlha 1988).

Lukmana (1 setiap tahunnya di diperdagangkan sebanyak 30.000 40.000 ton cabai merah. Daya yang masih

di satu pihak dan peluang pasar yang cukup besar di lain pihak memberi

I Staf Jurusan Teknik Pertanian,

-

(2)

produksi cabai merah per satuan luas perlu diupayakan melalui

penerapan pengetahuan dan

teknologi.

Pemanenan merupakan proses

akhir dari kegiatan budidaya

cabai merah yang ikut menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Pemanenan buah cabai merah perlu dilakukan secara selektif oleh karena itu umumnya dilakukan secara manual.

Untuk mempertahankan mutu,

pemanenan dan penanganan buah cabai merah perlu dilakukan dengan hati-hati. Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemanenan cabai merah: 1) Tingkat kematangan buah, 2) Jumlah buah per pohon dan jumlah

pohon dalam areal

pertanaman yang siap untuk 3) menghindari terjadinya luka, cabang dan ranting yaitu dengan melakukan pemetikan yang tepat dan hati-hati, 4) memisahkan antara buah yang segar dengan buah yang busuk untuk mencegah terjadinya penularan mikroba ke buah cabai yang sehat, 5)

menempatkan hasil pada

yang teduh.

Pemanenan buah cabai secara

manual disatu pihak akan

membutuhkan tenaga kerja

sedangkan pemanenan secara selektif

dilain pihak menyulitkan

penggunaan konvensional.

Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, maka perlu dikembangkan suatu teknik yang mampu mendeteksi keberadaan buah cabai yang

untuk mampu mendeteksi

posisi dan orientasi buah cabai, serta

mampu memetik buah merusak

buah maupun pohon dan rantingnya. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengembangkan teknik

pengolah citra yang mampu

membedakan antara buah yang

dengan buah yang belum dahan dan ranting serta mampu menentukan lokasi tiga dimensi titik tengah buah dan titik potong

dalam pohon menggunakan pengindera tiga dimensi. Lokasi titik potong penting untuk tujuan otomatisasi pemanenan.

cabai merah besar

termasuk herba (perdu

semusim) yang batangnya tegak

dengan ketinggian dewasa

mencapai 65 120 cm, daunnya mencapai panjang 4 10 cm dan lebar 1.5

-

4 cm, dan tangkai buahnya sekitar 1.5 4.5 cm. Ukuran buah cabai dengan panjang sekitar 5 15 cm dan lebarnya 0.6

-

2.0 Bentuk buah umumnya memanjang dengan ujung runcing. Buah cabai merah berwama hijau pada waktu muda dan merah pada saat masak. Buah cabai

memiliki biji dan daging

buahnya mengandung vitamin B dan C

dan 1954).

cabai mulai berbunga pada saat berumur 26 31 hari tetapi sebagian besar bunga pertamanya gugur. Pembentukan buah dimulai pada umur 29

-

40 hari

pembuahan. Pemanenan buah pertama dapat dilakukan

berunur 3 4 bulan 1976).

Teknik pengolahan citra

dipergunakan untuk memperoleh informasi yang berguna dari suatu citra. Teknologi pengolah citra telah dikembangkan dalam bidang pertanian untuk tujuan visi robotik dan pengawasan mutu. Visi robotik mengacu pada penggunaan kamera video untuk mendapatkan inforrnasi visual yang benar-benar nyata serta pengidentifikasian objek dalam koordinat tiga dimensi. Visi pengawasan mutu lebih

dikembangkan untuk tujuan sortasi.

et al. menyebutkan

(3)

Vol. 16, April 2002

jenis warna itu adalah: rnerah, hijau, dan biru (RGB).

Pool et al. (1991) menggunakan

karnera CCD berwama untuk

rnendapatkan citra buah jeruk.

Pengindera di di dalarn

end-effector dari robot pernanen jeruk. Untuk rnengetahui jarak buah jeruk terhadap pengindera dan end-effector, rnaka pada posisi berdekatan dengan karnera CCD juga dipasang ultrasonik transducer.

Kondo et al. (1996) rnenggunakan sebuah karnera dengan resolusi x sebagai sensor untuk

robot pernanen Lokasi tiga

dirnensi dari di deteksi

menggunakan prinsip stereo yaitu

dengan rnenggerakkan kearah

datar sehingga rnendapatkan dua buah citra dari sebuah benda.

Fujiura et al. (1990) rnenggunakan karnera dengan sebuah sensor type MOS untuk mendeteksi lokasi buah jeruk. Karnera bergerak dalarn arah datar sejauh 15 untuk rnendapatkan dua buah bayangan dari sebuah benda (stereo). Lokasi tiga dirnensi buah dihitung dari kedua bayangan tersebut.

et al. (1992) rnenyatakan ada beberapa rnasalah yang dialarni bila rnenggunakan sistern pengindera karnera video yaitu: 1) lokasi buah sulit dideteksi pada area yang gelap, 2) Sinar rnatahari langsung yang dipantulkan oleh daun rnernbuat daun lebih terang dari buah yang tertutup bayangan daun, 3) Sepanjang hari,

penerangan akan bervariasi

dipengaruhi oleh sudut penyinaran dan awan. Masalah lain yang tirnbul bila rnenggunakan karnera adalah sulit untuk rnendeteksi lokasi daun dan batang tanarnan. Oleh karena itu jika daun, batang atau bagian lain dari tanarnan terletak dekat dengan buah

target rnaka kornponen akan

rnenghalangi gerakan pemanenan. Untuk rnendapatkan hasil yang baik saat pernanenan, rnaka diperlukan pengindera tiga dirnensi (Fujiura et al., 1992).

Subrata et al. (1997) rnenggunakan pengindera tiga dirnensi untuk robot pernanen cherry. Pengindera tiga dirnensi yang digunakan tersusun dari dua buah sinar laser dengan panjang gelombang masing-masing

685 nrn dan 830 nrn. Untuk mendapatkan luasan bidang pandang tertentu, rnaka kedua sinar laser digerakkan rnenggunakan dua buah motor stepper. Pengindera 3-D

tersubut dinyatakan rnarnpu

mernbedakan rnatang (rnerah)

dengan yang belurn rnatang

(hijau), daun dan ranting. Juga rnarnpu rnenentukan jurnlah buah yang ada dalarn satu tandan rnenghitung titik dari masing-masing buah.

METODA PENELITIAN.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang dipergunakan dalarn percobaan ini adalah: 1) Pengindera tiga dirnensi yang tersusun dari dua buah sinar laser (laser rnerah dengan panjang gelornbang 685 nrn dan laser infrarnerah dengan panjang gelornbang 830 nrn) dengan cerrnin poligon sebagai pernantul cahaya, 2) Manipulator rnovernaster

sebagai mernasang pengindera,

3) Tanarnan cabai rnerah, 4)

Seperangkat kornputer dengan

program bahasa-C sebagai unit pengendali dan pengolah ' citra, 5)

untuk rnengukur jarak aktual.

Metodologi

Pengindera tiga dirnensi dipasang pada lengan manipulator movernaster sedernikian rupa sehingga bidang pandang rnengarah kedepan seperti terlihat pada Garnbar 1.

Untuk rnendapatkan garnbar

(4)

pengindera diputar arah datar terhadap sumbu sambungan 1 dari manipulator. Dari keseluruhan gerakan pengindera dihasilkan 80 pixel arah tegak x 80 pixel arah datar dengan sudut bidang pandang 42.4 derajat arah tegak dan 33.6 derajat arah datar.

informasi pantulan sinar merah dari anoda A + anoda B yang selanjutnya dinyatakan dengan merah pantulan sinar inframerah yang diambil dari anoda A (inframerah A), dan pantulan sinar merah yang diambil dari anoda B (inframerah B).

Keluaran Merah

A, B

Gambar 1. Proses pengambilan citra buah cabai.

Kematangan buah cabai ditentukan berdasarkan rasio dari sinyal merah A+B dengan sinyal inframerah sedangkan jarak buah terhadap pengindera ditentukan berdasarkan rasio antara sinyal inframerah A

dengan sinyal inframerah B. Citra kemudian dibinerisasi dengan mernberi nilai 1 untuk cabai merah dan nilai untuk non cabai merah. Jumlah group pixel bernilai 1 dihitung dengan rnetoda

pengkodean rantai. Metoda

pengkodean rantai ini diawali dengan pencarian titik awal dari suatu group diikuti dengan penyusuran tepi group sampai kembali ke titik awal group. Titik group ditentukan berdasarkan

luas dan titik potong adalah titik pada tangkai buah dengan lokasi 30

mm di buah.

Kalibrasi jarak dilakukan

menggunakan kertas putih yang dipasang di depan pengindera pada beberapa jarak yang berbeda. Ketiga sinyal keluaran pengindera direkam

untuk setiap jarak di

Jarak dari kertas terhadap titik pengindera diukur menggunakan

Grafik hubungan antara rasio sinyal inframerah A dan inframerah

A+B dengan jarak aktual

kemudian persamaan yang

dihasilkan dipergunakan untuk menghitung jarak penginderaan.

(5)

Vol. April 2002

Putaran datar

Gambar 2. Perhltungan koordinat tiga dimensi titik dan titik potong.

Koordinat tiga dimensi titik bahwa nilai jarak hasil penginderaan dan titik potong cabai dihitung buah cabai mendekati nilai jarak trigonometri aktual. Hal ini menunjukkan bahwa

seperti terlihat pada Gambar 2. pengindera tiga dimensi dapat

dipergunakan untuk mengukur jarak

OA

=

{OD + EP (1) buah cabai merah terhadap pengindera

{OD + (2)

Alpa = (53

-

j titik P) x 0.536 0.6

Beta

=

(i titik P

-

63) x 0.420

.

0.5

EP adalah jarak pixel yang didefeksi oleh pengindera atau

I

adalah sumbu putar cermin poligon

-

dari pengindera. adalah sumbu

putar sambungan 1 dari manipulator I

OA, AB, dan BP adalah yang menyatakan lokasi tiga

dari pixel j). OD

rnempunyai nilai tetap 125 mm. Gambar 3. Grafik hubungan antara jarak aktual dengan rasio inframerah.

HA! PEMBAHASAN

Pengindera tiga dimensi juga dirancang untuk memisahkan buah cabai yang (merah) dari bagian

antara jarak aktual dan rasio dari yang hijau, batang dan ranting. inframerah A dengan inframerah

validasi dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil validasi dari persamaan

(6)

Garnbar

800 E

700

5.

dari nilai sinyal rnerah A+B yang

dihasilkan dari persarnaan di dinyatakan sebagai pixel cabai rnerah. Pixel cabai rnerah yang saling berdekatan akan rnernbentuk citra dua dirnensi dari buah cabai rnerah yang di scan. Dengan rnenggunakan teknik rantai atau teknik penelusuran tepi citra, rnaka setiap citra buah cabai rnerah dapat ditentukan ukuran dalarn

200 arah tegak dan arah datar dalarn

Jarak aktual satuan Jika ukuran citra lebih

.

kecil Garnbar 4. Grafik validasi jarak buah

cabai rnerah terhadap pengindera

atau sarna dengan tiga kali dua

rnaka citra dianggap

Dari 20 sample pohon cabai dengan total 39 buah cabai rnerah, berhasil dideteksi sebanyak 32 buah dan tidak terdeteksi sebanyak 7 buah. Sebagian besar buah yang tidak terdeteksi disebabkan citra buah cabai tidak sempurna sehingga dianggap

, sebagai Ketidak

sernpurnaan citra rnungkin disebabkan oleh lokasi buah

A+B (desimal) yang jauh sehingga

sinar pantuiannya

. .

--

A Cabai

.

Daun I

lernah, sebagian buah

terhalang daun atau ranting.

.

Cabai putih arnbang buahnya bergoyang

. . . J I

, akibat getaran atau

5. antara sinyal infrarnerah

dan rnerah terlihat kernungkinan

akan terlihat bila dari Dari Garnbar 5 terlihat bahwa buah

cabai rnerah rnernantulkan sinar rnerah yang jauh lebih dibandingkan dengan daun, batang, dan cabai hijau. engan rnenggunakan nilai arnbang dari rasio antara sinyal rnerah dan infrarnerah A+B yang berupa lurus dengan persarnaan y = 417 x

+

67.927, rnaka citra dari buah rnerah dapat dipisahkan dari lainnya (daun, batang, dan buah hijau). Pada persarnaan di

peubah y dipergunakan untuk

menyatakan sinyal rnerah A+B dan x untuk sinyal infrarnerah etiap pixel dengan nilai sinyal rnerah

posisi yang lain.

Selain inforrnasi jurnlah

buah yang rnaka

inforrnasi rnengenai lokasi titik tengah dan titik potong dari buah juga diperlukan sehingga buah siap untuk secara otornatik. lnforrnasi rnengenai lokasi titik tengah dapat dilihat pada Garnbar 6 dan titik potong dapat dilihat pada Garnbar 7. Dari

grafik dapat dilihat bahwa

lokasi tiga dirnensi p rnendekati lokasi pengukuran dengan ketel

rnrn.

(7)

Vat. April 2002

X penginderaan -100 -50 0

x

(a)

X penginderaan (mn) Y penginderaan

Z penginderaan penginderaan

Gambar 7. Hubungan antara lokasi

(a) pengukuran: (a) sumbu X, (

dan (c) sumbu dan (c) Sumbu Z

(8)

gambar 7 adalah titik pada tangkai buah yang lokasinya 30 mm di tepi citra buah cabai. Lokasi titik potong di tentukan di citra didasari kenyataan bahwa buah cabai selalu tergantung dalam pohonnya sehingga tangkainya selalu berada di Karena buah cabai umumnya

tangkai buahnya, maka mengenai lokasi tangkai buah khususnya lokasi titik potong pada tangkai buah menjadi penting untuk tujuan pemanenan

otomatik.

Lokasi tiga dimensi dari tiiik tengah buah seringkali diperlukan untuk tujuan pemanenan yaitu sebagai lokasi untuk buah sehingga buah tidak jatuh ke Ketelitian penentuan titik tengah buah umumnya lebih baik dibangdingkan dengan ketelitian penentuan titik potong. Oleh karena itu pada saat pemanenan, buah lebih baik dipegang pada lokasi titik tengah dibandingkan dengan lokasi titik potong.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengindera tiga dimensi yang dipergunakan dalam percobaan ini dapat membedakan buah cabai

dengan cabai yang belum

batang dan daun berdasarkan rasio antara sinyal merah A+B dan sinyal

inframerah Ketelitian

pengidentifikasian adalah 82 %.

Jarak masing-masing pixel terhadap titik pengindera dapat dihitung berdasarkan rasio antara sinyal inframerah A dan inframerah

Kombinasi antara metoda

penelusuran tepi (aturan rantai) dan luas dapat dipergunakan untuk menentukan titik dari buah cabai rnerah.

Lokasi tiga dimensi dari titik dan titik potong buah cabai rnerah dapat dihitung berdasarkan

dari pengindera ini adalah 10 mm.

SARAN

Untuk mempertinggi kemampuan

pengindera dalam membedakan citra cabai merah dengan citra non cabai merah dan ketelitian penentuan jarak dari target (cabai merah), maka

disarankan untuk menggunakan

algoritma yang lebih yaitu neural network yang memiliki kemampuan

dari pengalaman.

U., N. Kondo, M. Monta, Y.

Shibano, S. and H.

Nakamura. 1996. Weeds Detection in Lawn Field Using Machine Vision. Proceedings of the Japanese Society of Mechanical Engineering Annual Conference on Robotics and Mechatronics

Ube. Japan.

Basuki, R. S., 1988. Biaya

Pendapatan Tani Cabai

annum L) di Desa

Kemurang Kulon, Kabupaten

Brebes. Buletin Penelitian

Hortikultura 15 -121.

Direktorat Bina Program 1993. Luas rata Hasil dan Produksi

Hortikultura di Indonesia. Direktorat

Bina Program dan

Hortikultura, Jakarta.

Fujiura. T., M. Ura, N. Kondo, and K. Namikawa. 1990. Fruit Harvesting Robot for Orchard, Journal of The Japanese Society of Agricultural

Machinery

-

42.

(9)

Vol. 16, April 2002

Hawthorn, L. R., and L. H.

1954. Vegetable and Flower Seed Production. The Blakistan co. Inc. New York.

Kondo, N., Y. Nishitsuji, P. P. Ling, and K. C. Ting. 1996. Visual Feedback Guided Robotic Cherry Tomato Harvesting. Transactions of the

ASAE. 2331

-

2338.

Lukmana, A. 1995. Agroindustri Cabai Selain Untuk Keperluan

Penebar Swadaya. Jakarta.

Molto, F. Pla, and F. Juste. 1992.

Vision Systems for the Location of

Citrus in a Tree Canopy.

Journal of Agricultural Engineering Research. Vol. 101

-

110.

Purseglove, J. W., 1974. Tropical Crops Dicotyledons. The co. Inc. England.

Pool, T. A., and R. C. 1991. An End-effector For Robotic Removal of Citrus From The Tree. Transactions of the ASAE, General Edition. Vol.

373

-

378.

Subrata, I D. M., T. Fujiura, S. Nakao, H. Yamada, M. Hida, and T. Yukawa. 1997. Vision Sensor for Cherry Tomato Harvesting Robot. Japan Agricultural Research Quarterly (JARQ), Vol. 31 No. 4, p.

Gambar

Gambar 1. Proses pengambilan citra buah cabai.
Gambar 3. Grafik hubungan antara
grafik tersebut dapat dilihat bahwa
Gambar 7. titik potong

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menambah fungsi pada Visual Basic Versi 6.0, dapat dilakukan dengan cara menginstal kontrol ActiveX yang telah tersedia pada Visual Basic atau menginstal kontrol yang

Regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara kondisi keuangan, opinion shopping , ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, auditor client tenure dan

13 September --> bom di BEJ 24 Desember --> bom di beberapa gereja 23 Juli --> pergantian pemerintahan dari Abdurrahman Wahid ke Megawati 1 Agustus --> bom di Atrium 16 Januari -->

dengan struktur yang spesifik dan dirancang untuk mengontrol sinonim, membedakan homograf, saling rujuk antar istilah yang memiliki makna sama, dan istilah atau kosakata

Seiring, dengan berubahnya status dari Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo di Pekalongan menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan pada tahun 1997,

Judul : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DI SEKOLAH DASAR DENGAN QUANTUK TEACHING PADA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Program : PENGABDIAN MASYARAKAT Tahun :

Instrumen KIDSCREEN-27 versi Bahasa Indonesia sudah melalui prosedur yang sesuai dalam proses adaptasi dan validasi lintas budaya dengan hasil validitas dan reliabilitas yang

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada bidang Bimbingan dan