• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAH

MENURUT SUBTELNY PADA MAHASISWA

INDIA TAMIL FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

DINAULI FATWA NIM: 110600029

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonsia

Tahun 2015

Dinauli Fatwa

Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny pada Mahasiswa India Tamil FKG USU

xi + 32 halaman

Kebutuhan dan permintaan perawatan ortodonti saat ini semakin meningkat dan telah menjangkau masyarakat yang lebih luas, membuat tujuan akhir dari perawatan ortodonti tidak hanya memperbaiki susunan gigi dan relasi rahang saja tetapi juga mencapai penampilan estetik wajah yang dipengaruhi jaringan lunak individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa India Tamil FKG USU dan melihat adakah perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki dan perempuan.

(3)

jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) untuk nilai konveksitas jaringan lunak wajah dengan menggunakan busur.

Hasil penelitian pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU menunjukan bahwa rerata konveksitas jaringan lunak wajah adalah sebesar 21,12°. Untuk rerata konveksitas jaringan lunak laki-laki diperoleh hasil 21,79° dan 20,53° pada perempuan. Dari analisa statistik, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki dan perempuan.

Kesimpulannya adalah nilai rerata analisa konveksitas jaringan lunak wajah menurut Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU adalah sebesar 21,12°. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki dan perempuan.

Daftar Rujukan: 31 (1970-2014).

(4)

ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAH

MENURUT SUBTELNY PADA MAHASISWA

INDIA TAMIL FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

DINAULI FATWA NIM: 110600029

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Juni 2015

Pembimbing: Tanda tangan

Prof. H. Nazruddin,drg.,C.Ort.,PhD., Sp.Ort ... NIP.195206221980031001

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 23 Juni 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. H. Nazruddin,drg.,C.Ort.,PhD., Sp.Ort

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda Syamsaharuddin dan Ibunda Deliana Batubara atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta bantuan baik berupa moral ataupun materi kepada penulis, dan kepada Kakak penulis Evi Desvina, SKM atas dukungan dan motivasi kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan sebagai pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., dan Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulis.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia FKG Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.

(8)

6. Erliera, drg., Sp.Ort sebagai dosen pembimbing akademik atas motivasi dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman penulis, Resti Bepiana, Indra Yudha Prasetya, Nadya Lovianda, Sry Rezeki Adelina, Dwi Rizki Rahmahwati, Roni Rustam Afandi, serta seluruh teman- teman angkatan 2011, senior, dan junior yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam segala hal.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia, Fredysen, Octavina, Yudith, Vassanty, Rahmy, Amalia dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi semangat dan masukan– masukan kepada penulis.

9. Teman-teman, abang/kakak senior, dan adik-adik junior mahasiswa India Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.

Medan, 23 Juni 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

2.2 Titik-Titik (Landmarks) Jaringan Lunak pada Sefalogram Lateral ... 8

2.3 Analisa Konveksitas Wajah ... 9

2.3.1 Analisa Skeleta Wajah ... 9

2.3.2 Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah ... 10

2.3.3 Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Penuh ... 15

2.4 Suku India Malaysia ... 15

(10)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Populasi Penelitian ... 17

3.4 Sampel Penelitian ... 17

3.4.1 Kriteria Inklusi ... 18

3.4.2 Kriteria Eksklusi ... 18

3.5 Variabel Penelitian ... 18

3.6 Definisi Operasional ... 19

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 20

3.8 Metode Pengumpulan Data... 21

3.9 Pengolahan dan Analisis Data ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 23

BAB 5 PEMBAHASAN ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India

Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan jenis kelamin ... 23

2. Nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India

Tamil Malaysia FKG USU ... 24

3. Analisa uji t konveksitas jaringan lunak laki-laki dan perempuan ... 24

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.Sefalogram lateral... 7

2. Sefalogram frontal ... 8

3. Titik-titik pada jaringan lunak ... 8

4. Analisa konveksitas wajah menurut Subtelny ... 10

5. Analisa Steiner... 11

6. Analisa Ricketts ... 12

7. Analisa Merrifeld ... 12

8. Analisa Holdway ... . 13

9. Analisa Jaringan Lunak Subtelny ... . 14

10. Alat Penelitian ... . 20

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka Teori

2. Kerangka Konsep

3. Kuesioner Penelitian

4. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

5. Informed Consent 6. Jadwal Penelitian

7. Hasil Uji Intraoperator

8. Hasil Pengukuran Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

9. Uji Statistik Deskriptif Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

10. Uji Statistik Deskriptif Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU Berdasarkan Jenis Kelamin

11. Uji T Nilai Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan India Tamil Malaysia FKG USU

12. Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan (Ethical Clearance)

(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonsia

Tahun 2015

Dinauli Fatwa

Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny pada Mahasiswa India Tamil FKG USU

xi + 32 halaman

Kebutuhan dan permintaan perawatan ortodonti saat ini semakin meningkat dan telah menjangkau masyarakat yang lebih luas, membuat tujuan akhir dari perawatan ortodonti tidak hanya memperbaiki susunan gigi dan relasi rahang saja tetapi juga mencapai penampilan estetik wajah yang dipengaruhi jaringan lunak individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa India Tamil FKG USU dan melihat adakah perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki dan perempuan.

(15)

jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) untuk nilai konveksitas jaringan lunak wajah dengan menggunakan busur.

Hasil penelitian pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU menunjukan bahwa rerata konveksitas jaringan lunak wajah adalah sebesar 21,12°. Untuk rerata konveksitas jaringan lunak laki-laki diperoleh hasil 21,79° dan 20,53° pada perempuan. Dari analisa statistik, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki dan perempuan.

Kesimpulannya adalah nilai rerata analisa konveksitas jaringan lunak wajah menurut Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU adalah sebesar 21,12°. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki dan perempuan.

Daftar Rujukan: 31 (1970-2014).

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawatan ortodonti pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan fungsi pengunyahan yang maksimal, keseimbangan struktural dan keselarasan estetik wajah yang optimal. Oleh Riedel disebut tiga serangkai yaitu “utility”, “stability” dan “beauty”.1,2,3

Begitu pula dengan Jackson’s Triad yang menyatakan tujuan perawatan ortodonti yaitu memaksimalkan fungsi sistem stomatognasi, keseimbangan struktur gigi geligi, skeletal, dan jaringan lunak serta keseimbangan estetis.3

Kebutuhan dan permintaan perawatan ortodonti saat ini semakin meningkat dan telah menjangkau masyarakat yang lebih luas, dengan berkembangnya persepsi masyarakat terhadap penampilan fasial yang dianggap ideal, membuat tujuan akhir dari perawatan ortodonti tidak hanya memperbaiki susunan gigi dan relasi rahang saja tetapi juga mencapai penampilan estetik wajah. Seperti yang dinyatakan oleh Arnett dan Bregman bahwa analisis jaringan lunak merupakan kunci estetik untuk menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan ortodonti.4

Menurut Sarver dan Ackerman selama berabad-abad seniman dan dokter telah berusaha menentukan proporsi wajah yang ideal. Penelitian masih berlangsung hingga kini karena dinilai sangat menarik bagi para ortodontis untuk dijadikan pedoman dalam penilaian estetik.5 Peck dan Peck menyatakan bahwa tidak ada ukuran atau alat yang bisa secara pasti menentukan estetika wajah, tetapi setidaknya analisis sefalometri lateral cukup membantu dalam penentuan ideal tidaknya bentuk profil wajah.9

(17)

jelas hubungan perawatan ortodonti dengan perubahan profil jaringan lunak.8 Angle juga menuliskan mengenai keseimbangan wajah dan profil jaringan lunak. Beliau mengatakan bahwa perawatan ortodonti terkait erat dengan wajah seseorang oleh karena mulut merupakan salah satu faktor yang berperan membentuk karakteristik wajah.26

Beberapa penelitian lain juga telah dilakukan untuk melihat nilai konveksitas jaringan lunak wajah. Analisa konveksitas jaringan lunak dapat ditentukan oleh sudut N’-Sn-Pg’ yang terbentuk antara sudut perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasionjaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn). Pada penelitian Hashim dkk (2003) terhadap 56 orang usia 22-23 tahun pada populasi Saudi Arabia diperoleh sudut N’-Sn-Pg’ sebesar 18,65° dengan standar deviasi 6,5° pada laki-laki dan 20,1° dengan standar deviasi 4,3° pada perempuan.10

Penelitian Prabuwijaya (2007) terhadap 42 orang dengan usia 20-25 tahun pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu memperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki yaitu 17° dan perempuan 16,53° yang menyatakan tidak ada perbedaan bermakna antara kedua jenis kelamin tersebut.6

Henny (2014) dalam penelitiannya pada mahasiswa FKG dan FT USU ras Proto Melayu memperoleh rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa suku Proto Melayu FKG dan FT USU adalah sebesar 14,97°. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara konveksitas jaringan lunak pada mahasiswa laki-laki dan perempuan suku Proto Melayu FKG dan FT USU. 7

Penelitian Al-Zubaidi (2009) terhadap 30 orang remaja usia 11-14 tahun pada beberapa siswa dasar dan menengah di kota Mosul diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada sudut besar N’-Sn-Pg’ yaitu sebesar 161,9° dengan standar deviasi 2,68° pada laki-laki dan 162,46° dengan standar deviasi 6,37° pada perempuan. Al-Zubaidi juga meneliti pada 30 orang dewasa umur 18-25 tahun yang merupakan mahasiswa kedokteran gigi diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 166,26° dengan standar deviasi 5,40° dan 162,60° dengan standar deviasi 5,20° pada perempuan.25

(18)

Reddy M (2011) juga melakukan penelitian terhadap 78 laki-laki dan 72 perempuan usia 18-25 tahun pada populasi India Utara diperoleh rerata sudut konveksitas wajah 168,54°±3,23° pada laki-laki dan 166,64°±4,09° pada perempuan. Hal ini berarti perempuan India Utara memiliki wajah yang sedikit lebih cembung dibanding dengan laki-laki.27 Sedangkan Patnaik S (2014) dalam penelitiannya terhadap 90 orang usia 18-25 tahun yang merupakan penduduk asli Coastal Andhra Pradesh, India Selatan diperoleh hasil rerata konveksitas wajah termasuk hidung (G-Sn-Pg) sebesar 168,92°±4,80° tanpa ada perbedaan baik laki-laki maupun perempuan.28

Saat ini belum diketahui konveksitas jaringan lunak wajah yang ideal pada mahasiswa suku India Tamil Malaysia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti konveksitas jaringan lunak wajah secara sefalometri lateral pada mahasiswa India Tamil Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapakah rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia di FKG USU?

2. Apakah terdapat perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(19)

2. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia di FKG USU berdasarkan jenis kelamin.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

 Untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana perawatan dalam

bidang ortodonti khususnya pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU 1.4.2 Manfaat Teoritis

 Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka

menambah wawasan keilmuan melalui penelitian

 Untuk pengembangan keilmuan di bidang ortodonti

 Sebagai bahan informasi referensi bagi penelitian selanjutnya

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sefalometri

Sefalometri rontgenografi atau yang lebih dikenal dengan sefalometri dibidang ortodonti dimulai sekitar awal tahun 1930 oleh Hofrath di Jerman dan Broadbent di Amerika Serikat untuk penelitian dan mempelajari maloklusi beserta disproporsi rahang.11 Pada tahun 1931, H. Broadbent, menerbitkan teknik baru rontgenogram dan aplikasi untuk ortodontis dan melahirkan era baru dalam diagnosis pada sefalometri. Cephalostat tersebut menciptakan berbagai analisis, diagnostis dan rencana perawatan seperti analisis Downs (1948), Steiner (1960), Tweed (1953), Coben, Jenkins (Wits) (1955), Ricketts (1960), Johnston (Wits) (1968), Sassouni (1973), Enlow (1969), Jarabak (1970), Bimler (1973), Kim (1974), Jacobson (Wits) (1975), Legan-Burstone (1980), Mc Namara (1984), dan Fastlicht (2000).11

Sefalometri telah menjadi salah satu alat penting dalam menentukan diagnosis ortodonti, juga merupakan alat penting untuk menentukan rencana perawatan, mempelajari bentuk wajah, menganalisis kelainan kraniofasial dan mengevaluasi perkembangan perawatan ortodonti yang sedang dilakukan. 11,14.16

Berikut adalah beberapa kegunaan sefalometri dalam bidang ortodonti.1,3 1. Mempelajari pertumbuhan tengkorak kepala. Penelitian lanjutan pada sefalogram telah menghasilkan informasi-informasi mengenai:

 Pola pertumbuhan yang bervariasi  Pembentukan standar tengkorak

 Perdiksi pertumbuhan di masa yang akan datang

(21)

3. Untuk membuat rencana perawatan. Sefalogram juga membantu membedakan kasus yang dapat dirawat dengan piranti ortodonti maupun yang harus dirawat dengan bedah ortognati.

4. Evaluasi perawatan yang sedang dilakukan.

5. Untuk mempelajari kasus relaps dalam kasus ortodonti. Sefalometri memudahkan dokter gigi untuk mempelajari dan mengidentifikasi penyebab relaps dan stabilitas setelah perbaikan maloklusi dilakukan.

6. Untuk menganalisis pertumbuhan atau prediksi pertumbuhan. 7. Sebagai sarana untuk penelitian.

Sefalometri pada profil jaringan lunak dapat digunakan untuk menentukan rencana perawatan yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan estetika wajah. Misalnya, postur bibir yang berkaitan erat dengan tujuan ortodontik dari estetika, stabilitas, dan fungsi. Unsur-unsur penting dari jaringan lunak dapat bervariasi secara signifikan dari struktur dentofasial tergantung pada masing-masing individu.13

2.1.1. Jenis-Jenis Sefalogram

Sefalogram merupakan alat yang diperlukan untuk melakukan tracing. Sefalogram dapat dibagi menjadi 2 jenis.

1. Lateral Sefalogram

Lateral sefalogram merupakan salah satu catatan yang memberikan informasi tentang hubungan vertikal dan sagital kerangka kraniofasial, profil jaringan lunak, gigi-geligi, faring dan tulang leher.12 Sebuah sefalogram lateral memiliki beberapa kegunaan yaitu untuk merencanakan perawatan, mengevaluasi hasil perawatan dan titik-titik referensi struktural pada radiografi ini yang merujuk pada pengukuran jarak dan angular berguna untuk menaksir pola pertumbuhan.3

(22)

Gambar 1. Sefalogram lateral3

2. Postero-Anterior / Frontal Sefalogram

Sejak munculnya radiografi sefalometri, ortodontis telah difokuskan pada sefalogram lateralis sebagai sumber utama mereka untuk melihat skeletal dan dentoalveolar. Namun, proyeksi sefalometri postero-anterior dan analisis yang relevan merupakan tambahan penting untuk kualitatif dan evaluasi kuantitatif dari wilayah dentofasial.12 Postero-Anterior Sefalogram disebut juga proyek Caldwell.3

(23)

Gambar 2. Sefalometri frontal3

2.2. Titik-Titik (Landmarks) Jaringan Lunak Pada Sefalogram Lateral Titik –titik yang digunakan dalam analisa jaringan lunak : 11,12

Gambar 3. Titik-titik pada jaringan lunak12

(24)

1. Glabela (Gla) : Titik paling anterior dari dahi pada dataran midsagital 2. Nasionkulit ( N’) :Titik paling cekung pada pertengahan dahi dan hidung 3. Pronasal ( Pr ) :Titik yang paling anterior dari puncak hidung

4. Subnasale (Sn) :Titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas

5. Superior labial sulcus (Sls) : Titik tercekung diantara Sn dan Ls

6. Labium superior ( Ls ) :Titik perbatasan mukokuntaneus dari bibir atas 7. Stomion superior (Sts) : Titik terendah dari vermillion bibir atas

8. Stomion (St) :Berlokasi pada perhubungan antara bibir atas dan bibir bawah.

9. Stomion inferior (Sti) : Titik tertinggi dari vermillion bibir bawah 10. Labium inferior ( Li ) :Titik pada perbatasan bibir bawah

11.Inferior labial sulcus (Ils) :Titik cekung diantara Li dan Pog kulit

12.Pogonionkulit ( Pog’ ) :Titik paling anterior kontur jaringan lunak dagu 13.Menton kulit ( Mc’) : Titik paling inferior dari jaringan lunak dagu

2.3. Analisa Konveksitas Wajah

Analisis dari profil jaringan lunak memiliki manfaat menilai penampilan eksternal dan karena itu cenderung mencerminkan hasil lebih dekat dengan yang dirasakan oleh seorang pengamat.15 Subtelny membagi analisis konveksitas profil wajah menjadi 3 jenis yaitu analisa konveksitas skeletal wajah, konveksitas jaringan lunak wajah dan konveksitas jaringan lunak penuh.29

2.3.1. Analisa Skeletal Wajah

(25)

N-A-Pg yang terbentuk antara Nasion (N), subspinale (A) dan Pogonion (Pg) dengan nilai rata-rata 175°, pada umur 12 tahun nilai rata-rata menjadi 177,5°.29(Gambar 4A)

Gambar 4.Analisa konveksitas wajah menurut Subtelny10 A. Sudut 1 : Konveksitas skeletal wajah (N-A-Pg)

B. Sudut 2 : Konveksitas jaringan lunak wajah (N’-Sn-Pg’) C. Sudut 3 : Konveksitas jaringan lunak penuh (N’-Pr-Pg’)

2.3.2.Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah

Analisis konveksitas jaringan lunak wajah dengan posisi bibir yang ideal telah dilakukan penelitian oleh ahli-ahli ortodonti antara lain Steiner, Ricketts, Merrifeld, Holdway dan Subtelny yang merupakan penentuan profil jaringan lunak cembung, lurus atau cekung. Masing-masing ahli menggunakan referensi yang bervariasi dalam menganalisis profil jaringan lunak wajah.22,23

2.3.2.1 Analisis Steiner (Garis S)

Menurut Steiner garis S merupakan garis yang ditarik dari titik Pog’ ke pertengahan kurva S yang terletak diantara Pronasal (Pr) ke titik Subnasale (Sn) (Gambar 5). Oleh karena itu posisi bibir harus seimbang dengan wajah. Jika bibir

(26)

berada dibelakang garis S dinyatakan profil wajahnya cekung. Sedangkan jika berada di depan garis S, profil wajahnya cembung.3,22

Gambar 5. Analisis Steiner6,12

2.3.2.2 Analisis Ricketts (Garis E)

(27)

Gambar 6. Garis E Ricketts22

2.3.2.3 Analisis Merrifield (Garis Z)

Menurut Merrifeld, garis profil wajah merupakan garis yang ditarik dari titik Pogonion kulit (Pog’) dengan titik paling depan dari Labium superior (Ls) dan Labium inferior (Li). Sudut Z dibentuk oleh perpotongan antara bidang Frankfurt horizontal dengan garis profil tersebut (Gambar 7). Nilai ideal sudut ini berkisar 80±9°.24

Gambar 7.Analisis Merrifeld6,12

(28)

2.3.2.4 Analisis Holdway (Garis H)

Garis H diperoleh dengan menarik garis dari titik Pogonion kulit (Pog’) ke titik Labium Superior (Ls). Besar sudut H yang harmonis adalah berkisar 7°-15°. Sedangkan untuk nilai ideal Sudut H adalah 10° dengan nilai konveksitas wajah 0 mm.4,8,23

Gambar 8. Analisis Holdway8

2.3.2.5 Analisis Subtelny

(29)

Gambar 9. Analisa Jaringan Lunak Subtelny29

Pada penelitian Hashim dkk (2003) yang menggunakan analisis Subtelny yaitu konveksitas jaringan lunak ditentukan oleh sudut N’-Sn-Pg’ yang terbentuk antara perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasion jaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn). Penelitian yang dilakukan terhadap 56 orang usia 22-23 tahun pada populasi Saudi Arabia diperoleh sudut N’-Sn-Pg’ sebesar 18,65° dengan standar deviasi 6,5° pada laki-laki dan 20,1° dengan standar deviasi 4,3° pada perempuan.10 Penelitian Prabuwijaya (2007) terhadap 42 orang dengan usia 20-25 tahun pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu memperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 17° dan perempuan 16,53°.6

Penelitian Al-Zubaidi (2009) terhadap 30 orang remaja usia 11-14 tahun pada beberapa siswa dasar dan menengah di kota Mosul diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 161,9° dengan standar deviasi 2,68° dan 162,46° dengan standar deviasi 6,37° pada perempuan.Al-Zubaidi juga meneliti pada 30 orang dewasa umur 18-25 tahun yang merupakan mahasiswa kedokteran gigi diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 166,26° dengan standar deviasi 5,40° dan 162,60° dengan standar deviasi 5,20° pada perempuan.25

(30)

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2008) pada 11 orang laki-laki diperoleh sudut N’-Sn-Pg’ sebesar 164,96° dengan standar deviasi 7,34° dan 168,60° dengan standar deviasi 4,11° pada perempuan.26 Namun penelitian yang dilakukan oleh AL-Zubaidi dan Budianto adalah mengukur sudut besar dari N’ -Sn-Pg’ bukan mengukur sudut perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasion jaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn).

Pada penelitian ini, metode pengukuran akan didasarkan pada penelitian yg telah dilakukan sebelumnya diatas yaitu mengukur sudut perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasionjaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonionjaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn).

.

2.3.3 Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Penuh

Analisa konveksitas jaringan lunak penuh ditentukan oleh sudut N’-Pr-Pog’ yang terbentuk antara nasion kulit (N’), ujung hidung (Pr) dan pogonion kulit (Pog’) dengan nilai rata-rata 137° untuk laki-laki dan 133° untuk perempuan.29 (Gambar 4C)

2.4 Suku India Malaysia

Kaum India mulai datang ke tanah Melayu sejak pembukaan selat Malaka, pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20. Kaum India terbagi dari beberapa suku etnik diantaranya terdiri dari Tamil, Telugu, Malayali, Ceylon dan lain-lain. Pada tahun 1921 kaum India yang berada di tanah Melayu adalah 14,2 % dari jumlah penduduk tanah Melayu. Kebanyakan Kaum India yang berhijrah ke tanah Melayu untuk bekerja adalah laki-laki. Orang India yang datang ke tanah Melayu kebanyakan berasal dari India Selatan dimana sebagian besar terdiri dari orang Tamil.18,20

(31)

penduduknya berhijrah ke luar. Kemiskinan dan kelaparan mendorong banyak orang India berhijrah ke negeri-negeri lain termasuk ke Tanah Melayu. Faktor pendorong ini sama dengan faktor penghijrahan orang-orang Cina, disamping faktor penarik yang ada di Tanah Melayu. Migran India datang sejak pembukaan Pulau Pinang oleh Inggris. Berbeda dengan pendatang-pendatang dari Cina pendatang-pendatang dari India ini tidak dipisahkan pada beberapa kelompok berdasarkan bahasa dan dialek. Sebaliknya mereka dipisahkan oleh daerah yang berlainan dan sistem kasta.17,18,19

(32)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mendeskripsikan rerata konveksitas jaringan lunak wajah berdasarkan sefalometri pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Ortodonsia FKG USU Jl. Alumni No. 2 Universitas Sumatera Utara, Medan dan dilaksananakan dari bulan Agustus 2014 – Juni 2015.

3.3. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU usia ≥ 18 tahun.

3.4. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Besar sampel ditentukan dengan rumus penaksiran proporsi populasi dengan ketelitian absolut (absolute precision):

n = Zα2 P − Pd2 Keterangan:

Zα = derajat kepercayaan, untuk α = 0,5 maka Zα = 1,96

(33)

Sehingga,

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel minimum untuk penelitian ini adalah 30 orang.

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Malaysia FKG USU

2. Warga negara Malaysia beretnik India Tamil (dua keturunan) 3. Berusia ≥ 18 tahun

4. Belum dan tidak mendapatkan perawatan ortodonti 5. Gigi permanen telah erupsi seluruhnya kecuali M3

6. Relasi molar Klas I Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm) 7. Bentuk anatomi gigi anterior normal

8. Gigi anterior tanpa restorasi dan tanpa menggunakan gigi tiruan 9. Tidak mengalami crowded atau malposisi gigi yang berat

10. Tidak pernah menjalani tindakan bedah yang mengubah bentuk wajah 11. Tidak mengalami trauma berat pada wajah

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Sampel menolak berpartisipasi dalam penelitian 2. Sefalogram yang tidak jelas atau kabur

3.5. Variabel Penelitian

1. Konveksitas jaringan lunak wajah secara sefalometri lateral 2. Mahasiswa Malaysia FKG USU

(34)

3. Etnik India Tamil 4. Usia ≥ 18 tahun 5. Jenis kelamin

6. Relasi molar Klas I Angle

3.6. Definisi Operasional

1. Mahasiswa Malaysia FKG USU adalah mahasiswa berkewarganegaraan Malaysia yang masih aktif kuliah di FKG USU.

2. Etnik India Tamil Malaysia adalah mahasiswa Malaysia FKG USU beretnik India Tamil dari dua keturunan (ayah dan ibu).

3. Usia adalah usia kronologis berdasarkan tanggal lahir.

4. Jenis kelamin adalah perbedaan ciri-ciri fisik yang membedakan pria dan wanita.

5. Konveksitas jaringan lunak wajah adalah sudut yang terbentuk antara perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasion jaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn).

6. Nasion kulit (N’) adalah titik paling cekung dipertengahan dahi dan hidung

7. Subnasal (Sn) adalah titik dimana septum nasalis berbatasan dengan bibir atas pada pertengahan dataran sagital.

(35)

3.7. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah: (Gambar 9) a. Tracing box

b. Pulpen

c. Pensil Mekanik d. Penghapus e. Penggaris Besi f. Kalkulator g. Busur h. Selotip

a b c d

e f g h

Gambar 10. Alat Penelitian a. Tracing box b. Pulpen c. Pensil d. Penghapus e. Penggaris besi f.Kalkulator g. Busur h. selotip

(36)

Bahan penelitian yang digunakan adalah :

a. Sefalogram lateral (8x10 inchi)

b. Kertas asetat 98x10 inchi; tebal 0,003 inchi

A B

Gambar 11. Bahan penelitian. a. Sefalogram lateral, b. kertas asetat

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dibawah:

1. Penyebaran kuesioner dan pemeriksaan klinis. Lembar pengisian data sampel (kuesioner) dibagikan kepada mahasiswa India Malaysia FKG USU. Kuesioner tersebut bertujuan menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal (2-4 mm). Mahasiswa yang telah memenuhi kriteria dan bersedia menjadi subjek penelitian diminta mengisi lembar persetujuan (informed consent). Kemudian subjek penelitian diminta mengatur jadwal untuk melakukan pengambilan foto sefalometri lateral.

(37)

secara acak dari pengukuran pertama dan pengukuran kedua kemudian dihitung standar deviasi dari selisih kedua pengukuran tersebut. Jika standar deviasi yang didapat menunjukan angka 0-1 berarti ketelitian pada pengukuran tersebut masih dapat diterima dan operator layak untuk melakukan penelitian.

3. Dalam satu hari, pengukuran sefalometri dilakukan pada lima sefalogram untuk menghindari kelelahan mata peneliti sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

4. Sefalogram di tracing dengan kertas asetat dan pensil mekanik di atas pencahayaan tracing box.

5. Penentuan titik-titik referensi antara lain: titik Nasion jaringan lunak (N’), Subnasale (Sn), Pogonionjaringan lunak (Pog’).

6. Garis referensi tersebut diserahkan kepada dosen pembimbing untuk diperiksa. Setelah disetujui, dilakukan pengukuran untuk pengambilan data.

7. Diukur sudut N’-Sn-Pog’ yaitu sudut perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasionjaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) untuk nilai konveksitas jaringan lunak wajah dengan menggunakan busur.

8. Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat, diolah dan dianalisis datanya.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi. Analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis rerata konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU dan analisis uji- t untuk melihat apakah ada perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada laki-laki dan perempuan .

(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di klinik Ortodonti FKG USU Medan pada 30 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian adalah mahasiswa India Malaysia etnik Tamil FKG USU usia ≥ 18 tahun yang masih aktif mengikuti pendidikan dengan perincian 14 laki-laki dan 16 perempuan. Hasil pengambilan foto sefalometri ditracing pada kertas asetat lalu dilakukan pengukuran konveksitas wajah pada sefalometri tersebut.

Tabel 1. Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU Berdasarkan Jenis Kelamin

N’-Sn-Pog’ N Rerata Standar deviasi

Laki-laki 14 21,79 5,52

Perempuan 16 20,53 5,46

(39)

Tabel 2. Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

Jenis Pengukuran N Rerata Standar deviasi

N’-Sn-Pg’

(Jaringan Lunak) 30 21,12 5,43

Tabel 2 menunjukkan nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang menunjukkan hasil pengukuran sudut N’-Sn-Pg’ dengan nilai tertinggi yakni 32° pada dan nilai terendah yakni 8,5°. Nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada 30 sampel sefalogram tersebut adalah 21,12°.

Tabel 3. Analisa T-test Konveksitas Jaringan Lunak Laki-laki dan Perempuan

Ket: Sig. (2-tailed) = 0,318; artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

Tabel 3 menunjukan hasil analisa uji-t untuk menguji perbedaan nilai konveksitas jaringan lunak wajah laki-laki dan perempuan yang dilakukan terhadap 14 sefalogram laki-laki dan 16 sefalogram perempuan yang menunjukan hasil analisa yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya yaitu 0,32 (p>0,05).

Mean T Df Sig.(2-tailed)

Laki-laki – Perempuan 1,96 1,04 13 .32

(40)

BAB 5

PEMBAHASAN

Perawatan ortodonti dapat memberikan perubahan bentuk wajah, oleh karena itu perubahan tersebut seharusnya telah diperkirakan sejak awal dalam membentuk rencana perawatan. Para ortodontis telah menyadari bahwa jaringan keras dan lunak harus dipertimbangkan dalam membangun estetika wajah yang harmonis dan oklusi yang ideal karena wajah yang ideal dipengaruhi oleh jaringan lunak yang menutupi jaringan skeletal serta adanya hubungan yang erat antara profil wajah jaringan lunak dengan susunan tulang gigi yang membentuk profil wajah skeletal.4,8,30

Jaringan lunak mempunyai peranan yang besar dalam keseluruhan estetika wajah seorang individu.8 Oleh karena itu, menurut beberapa ahli seperti Subtelny, Burstone, Bowker, dan Meredith mengatakan bahwa pemeriksaan jaringan lunak harus dilakukan agar klinisi dapat mengevaluasi diskrepansi jaringan skeletal yang disebabkan perbedaan ketebalan jaringan lunak pada setiap individu.30 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah dan untuk melihat adakah perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU.

Analisa profil jaringan lunak dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk etnis (ras), usia dan jenis kelamin. Profil wajah sangat dipengaruhi oleh ras, sampai saat ini nilai normal yang umumnya dijadikan acuan untuk mendapatkan hasil tampilan wajah yang ideal adalah nilai normal ras Kaukasoid. Nilai normal ras Kaukasoid tidak dapat diterapkan pada individu dengan ras yang berbeda.31 Namun, penduduk dunia yang memiliki ras yang sama pun bisa mempunyai nilai normal yang berbeda.

(41)

wajah total yang lebih konveks (cembung) daripada populasi Eropa.2 Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan sampel India Malaysia yang merupakan ras Kaukasoid untuk membandingkan gambaran profil wajah keduanya.

Penelitian ini untuk memperoleh nilai rerata konveksitas wajah jaringan lunak menurut Subtelny, dan melihat perbedaan rerata nilai konveksitas wajah antara laki-laki dan perempuan. Menurut Subtelny, konveksitas jaringan lunak wajah diukur berdasarkan sudut yang terbentuk antara perpanjangan garis yang ditarik dari titik nasion jaringan lunak (N’) ke Subnasal jaringan lunak (Sn) dan garis yang ditarik dari pogonion jaringan lunak (Pog’) ke Subnasal jaringan lunak (Sn). Penelitian ini menunjukan bahwa rerata nilai konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa India

Tamil Malaysia FKG USU adalah sebesar 21,12°.

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki yakni 21,79° dan 20,53° untuk perempuan hal ini dapat berarti nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki India Tamil Malaysia FKG USU lebih besar daripada rerata konveksitas jaringan lunak mahasiswa perempuan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hashim dkk.,(2003) terhadap 56 orang usia 22-23 tahun pada populasi Saudi Arabia yang memperoleh rerata

konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 18,65° dan perempuan sebesar

20,10° yang menyatakan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua jenis

kelamin tersebut. Begitu juga bila dibandingkan dengan penelitian Zylinski dkk., (1992) terhadap 30 pria dewasa Kaukasoid yang memperoleh nilai rata-rata sebesar

14° dengan standar deviasi 4,9° dapat disimpulkan bahwa konveksitas jaringan lunak

wajah tidak berbeda secara signifikan.10

Pada penelitian ini rerata nilai konveksitas jaringan lunak mahasiswa perempuan dan laki-laki dari hasil statistik diperoleh perbedaan yang tidak bermakna secara signifikan yaitu 0,32 (p>0,05). Hal ini dapat membuktikan bahwa jenis

(42)

kelamin tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap nilai konveksitas jaringan lunak.

Penelitian Al-Zubaidi (2009) terhadap 30 orang remaja usia 11-14 tahun pada beberapa siswa dasar dan menengah di kota Mosul diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak yang diukur dari sudut besar N’-Sn-Pg’ pada laki-laki sebesar 161,9° dengan standar deviasi 2,68° dan 162,46° dengan standar deviasi 6,37° pada perempuan. Al-Zubaidi juga meneliti pada 30 orang dewasa umur 18-25 tahun yang merupakan mahasiswa kedokteran gigi diperoleh rerata konveksitas jaringan lunak pada laki-laki sebesar 166,26° dengan standar deviasi 5,40° dan 162,60° dengan standar deviasi 5,20° pada perempuan.25 Berdasarkan penelitian ini didapat hasil tidak ada perbedaan konveksitas jaringan lunak wajah yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, dan meskipun terdapat perbedaan nilai pada remaja dan dewasa namun secara statistik juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Penelitian Reddy M (2011) pada 78 laki-laki dan 72 perempuan usia 18-25 tahun di India Utara yang memperoleh rerata sudut konveksitas wajah 168,54°±3,23° pada laki-laki dan 166,64° ±4,09° pada perempuan.27 Penelitian ini juga mirip dengan yang dilakukan oleh Pattnaik S (2014) dalam penelitiannya terhadap 90 orang usia 18-25 tahun yang merupakan penduduk asli Coastal Andhra Pradesh, India selatan diperoleh hasil rerata konveksitas wajah termasuk hidung (G-Sn-Pog’) sebesar 168,92° ± 4,80°.28 Kedua penelitian ini juga menyatakan tidak ada perbedaan nilai konveksitas jaringan lunak baik laki-laki maupun perempuan. Namun hasil penelitian tersebut kurang bisa dibandingkan dengan penelitian ini karena parameter yang digunakan konveksitas wajah termasuk hidung (G-Sn-Pog’) sedangkan pada penelitian ini digunakan titik (N’-Sn-Pg’).

Prabuwijaya (2007) melakukan penelitian terhadap 42 orang dengan usia 20-25 tahun pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu memperoleh rerata konveksitas jaringan lunak sebesar 16,67° dengan rerata konveksitas pada laki-laki yaitu 17° dan perempuan 16,53°.6 Bila dibandingkan dengan penelitian ini dapat

(43)

lebih besar dari rerata konveksitas jaringan lunak ras Deutro Melayu. Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua ras tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat membuktikan bahwa ras tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap nilai konveksitas jaringan lunak.

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisa konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU, dapat disimpulkan bahwa:

1. Rerata nilai konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysiadi FKG USU adalah 21,12°.

2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada laki-laki dan perempuan (p> 0,05) yaitu 0,32

3. Rerata nilai konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia di FKG USU yang diperoleh adalah sebesar 21,79° untuk laki-laki dan 20,53° untuk perempuan.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti analisa ketebalan profil jaringan lunak wajah untuk menyempurnakan hasil penelitian ini.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil penelitian dengan validitas yang lebih tinggi.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhalajhi SI. Orthodontics: the Art and Science. 3rd Ed. New Delhi: Arya (Medi) Publishing House, 2003: 1-2, 143-60.

2. Riedel RA. Esthetics and it’s relation to orthodontics therapy. Am J Orthod 1979; 20(3): 168-69.

3. Singh G. Textbook of orthodontics. 2nd Ed. New Delhi: Jaypee, 2007: 3-4, 67-9, 94-120.

4. Arnett GW, Bergman RT. Facial keys to orthodontic diagnosis and treatment planning part I. Am J Orthod Dentofac Orthop 1993; 103: 299-312.

5. Sarver DM, Ackerman JL. Orthodontics about face: The re-emergence of the esthetic paradigm. Am J Orthod Dentofac Orthop 2000; 575-6.

6. Prabuwijaya B. Analisa konveksitas wajah jaringan lunak secara sefalometri lateral pada mahasiswa Dutro Melayu FKG USU usia 20-25 tahun. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara, 2007:1,24.

7. Henny. Hubungan konveksitas skeletal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa Proto Melayu FKG dan FT USU. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara, 2014: 2, 32-6.

8. Sahin AM, Umit G. Analysisof Holdaway soft-tissue measurements in children between 9 and 12 years of age. Eur J of Orthodontics 2001; 23: 287-94.

11.Setiawati, Achmad Sjafei, Irwadi Djaru’ddin. Penggunaan indeks ekstraksi untuk menentukan macam perawatan pada maloklusi klas 1 Angle. Surabaya :

(46)

staf pengajar depertemen ortodonti FKG universitas Airlangga. Orthodonti dental jurnal2011; 2(1): 33-40.

12.Athanasiaou AE. Orthodontic cephalometry. Philadelphia: Mosby Wolfe, 1995 : 21-2 50-1, 140.

13.Bregman RT, Waschak J, Borzabadi A, Farahany. Longitudinal study of cephalometric soft tissue profile traits between theages of 6 and 18 years. J Angle Orthod 2014; 84(1): 48-55.

14.Cristiany, Arlia E, Budiyanti, Adi Hidayat, Hamilah D. Koesoemahardja. Differences of lateral cephalometry values between Australo-Melanesian and Deutero-Malay races. Journal of Dentistry Indonesia 2013; 20(1): 9-14.

15.Hamdan AM. Soft Tissue morphology of Jordanian adolescents. J Angle Orthod 2010; 80(1): 80-85.

16.Mohammed RJ. Reliability of soft tissue analysis in conventional and digital cephalographs. Al – Rafidain Dent J 2013; 13(1): 108-15.

17.Sunarti L. Sejarah Kependudukan Malaysia:Terbentuknya

MasyarakatMajemukMalaysia. 11

Juni2008.http://luckymulyadisejarah.wordpress.com/2008/06/11/Sejarah-kependudukan-malaysia/.( 6 september2014).

18.Ariff M.M. Rentetan sejarah kedatangan kaum India. http://www.psm.org.my/ Rencana%20dato%20omar1.pdf.(6 September 2014).

19.Zanas Pembentukan masyarakat majmuk di Malaysia. Zanas.wordpress.com/tirai-kemerdekaan-negara/pembentukan-masyarakat-majmuk-di-malaysia/.(30 September 2014).

20.Ramakrishnan JN. Masyarakat India Malaysia dan dasar ekonomi baru: satu kes kajian terhadap penyertaan ekuiti. Tesis. Kuala Lumpur: University of Malaya, 1996: 21-2.

(47)

22.Susanti R. Indeks perubahan jaringan lunak profil fasial lateral pasca perawatan ortodontik. Disertasi. Jakarta: Program Doktor Ilmu Kedokteran Gigi FKG UI, 2009: 37-47.

23.Taki AA, Oguz F, Abuhijleh E. Facial soft tissue values in Persian adults with normal occlusion and well-balanced faces. J Angle Orthod 2009;79(3): 491-4. 24.Hwang HS, Kim WS, Mc. Namara JA. Ethnic differences in the soft tissue

profile of Korean and European-American adults with normal occlusions and well-balanced faces. J Angle Orthod 2002; 72(1): 72-80.

25.Al-Zubaidi SH. The Skeletal and Soft tissue facial profile in adolescent and adult. Al–Rafidain Dent J2009; 9(1):149–55.

26.Budianto Erly, Purwanegara Miesje K, Siregar Erwin. Karakteristik Profil jaringan lunak pada penderita obstruksi saluran apas atas dengan kebiasaan bernapas melalui mulut. Indonesian J of Dentistry 2008; 15(1). 44-9.

27.Reddy M, Ahuja NK, Raghav P, Kundu V,Mishra V. Computer assisted angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile of North Indian adults. J Ind Orthod Soc 2011; 45(3): 119-23.

28.Patnaik S, Pathuri S. Establishment of Aesthetic Soft Tissue Norms for Southern India Population: A Photogrammetric Study. Orthodontic J of Nepal 2014; 4(1): 29-35.

29.Rakosi T. An atlas and manual of cephalometric radiography. Worcester: Wolf Medical Publishing Ltd, 1982: 7-8, 78-89.

30.Fernandez-Riverio P, Smyth-Chamosa E, Quintanilla D, Suarez-Cunqueiro M. Angular photogrammetric analysis of the soft tissue facial profile. Eur J Orthod 2003; 25(4): 393-9.

31.Chhajed S, Kodemaru S, Singh G, Cholleti SK, Kothari S. Facial soft tissue cephalometric norms in a central India ethnic population. J of Indian Orthod Soc 2014; 48(1): 7-13.

(48)
(49)

LAMPIRAN 2

KerangkaKonsep

Mahasiswa India Tamil Malaysia

Sefalometri Lateral

AnalisaKonveksitas Jaringan Lunak (N’-Sn-Pg’)

Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Mahasiswa India Tamil

Malaysia di FKG USU

(50)

LAMPIRAN 3

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAH MENURUT SUBTELNY

PADA MAHASISWA INDIA TAMIL FKG USU

A. Identitas Responden

Nama : ...

NIM : ...

Usia : ... tahun

Jenis Kelamin : pria / wanita

Nomer HP : ...

Suku : Ayah : Kakek :

Nenek :

Ibu : Kakek :

(51)

B. Riwayat Dental dan Wajah

Perawatan ortodonti : sudah / sedang / belum

Pemakaian gigi tiruan : ya / tidak Pernah mengalami trauma berat pada wajah : ya / tidak

C. Pemeriksaan Intraoral (diisi oleh operator)

Gigi permanen erupsi seluruhnya kecuali M3 : ya / tidak

Relasi M1 : Klas I / Klas II /Klas III

Overjet normal : ya / tidak

Overbite normal : ya / tidak

Kelainan anatomi gigi : ya / tidak

(52)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAH MENURUT SUBTELNY PADA MAHASISWA INDIA TAMIL FKG USU

Selamat pagi Saudara/i sekalian, perkenalkan sayaDinauli Fatwa, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAH MENURUT SUBTELNY PADA MAHASISWA INDIA TAMIL FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Malaysia FKG USU. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu dalam diagnosis dan rencana perawatan ortodonti yang tepat dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu akan dilakukan foto radiografi sefalometri lateral. Penelitian ini menggunakan dosis radiografi yang aman dan tidak akan menimbulkan efek samping apapun.

JikaSaudara/i bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap di tanda tangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terimakasih.

Medan,

Dinauli Fatwa

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(53)

LAMPIRAN 5

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : ...

alamat : ...

no. HP : ...

telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“ANALISA KONVEKSITAS JARINGAN LUNAK WAJAHMENURUT SUBTELNY PADA MAHASISWA INDIATAMIL FKG USU”

Dengan surat ini saya menyatakan setuju untuk menjadi subjek pada penelitian ini secara sadar dan tanpa paksaan.

Medan, ...

Yang menyetujui,

Subjek penelitian

(...)

(54)

LAMPIRAN 6

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari

(55)

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1. Penelusuran

kepustakaan

2. Pembuatan proposal x x x

3. Seminar proposal

4. Pengumpulan data

5. Pengolahan data x

6. Analisis data x x

7. Penulisan laporan

penelitian

x x x x x x x x x X

8. Diskusi tim x X

9. Perbaikan dan

penyerahan laporan

x x x x

(56)

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Intraoperator

No Konveksitas Jaringan Lunak

Pengukuran 1 Pengukuran II Selisih

1 10° 9° 1

2 22° 22° 0

3 25,5° 25,5° 0

4 20,5 19,5 1

5 22,5° 22 0,5

(57)

LAMPIRAN 8

Hasil Pengukuran Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Pada Mahasiswa India Tamil

Malaysia FKG USU

21 Jeewana Ravidhanthiran J R Perempuan 17,5°

22 Puvandran Balakrishnan P B Laki-Laki 29,5°

(58)

LAMPIRAN 9

Uji Statistik Deskriptif Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada

Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Hasil_Rerata 30 8.5 32.0 21.117 .9913 5.4293

Valid N

(listwise)

(59)

LAMPIRAN 10

Uji Statistik Deskriptif Nilai Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada

Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

Berdasarkan Jenis Kelamin

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Laki-laki 14 9.5 32.0 21.786 1.4757 5.5217

Valid N (listwise)

14

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Hasil_Rerata 16 8.5 32.0 20.531 1.3643 5.4573

Valid N

(listwise)

16

(60)

LAMPIRAN 11

Hasil Uji T Terhadap Nilai Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa

Laki-laki dan Perempuan India Tamil Malaysia FKG USU

(61)

LAMPIRAN 12

Gambar

Gambar Halaman
Gambar 1. Sefalogram lateral3
Gambar 2. Sefalometri frontal3
Gambar 4.Analisa konveksitas wajah menurut Subtelny10
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Pembebanan Jaringan Jalan dengan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Derajat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir dengan judul

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Twitter Terhadap

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Balik Perbaikan Tanah Lunak

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan