ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh Marselia Ginting
Metode eksperimen yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Desain Penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2X2. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 284 orang yang terdiri dari 9 kelas. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh kelas XE dan XI sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians Desain Faktorial. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah), (2) tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Talking Stick, (3)ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, (4) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar ekonomi, (5) ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe Talking Stick.
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh Marselia Ginting
0813031037
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TIPE
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION
TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
MARSELIA GINTING
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN PADA SISWA KELAS X
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian ... 30
2. Desain Analisis Penelitian ... 35
3. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 62
4. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 65
5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen ... 67
6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Eksperimen ... 69
7. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 72
8. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 74
9. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 76
10.Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 78
11.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen ... 81
12.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah Kelas Ekserimen ... 83
13.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 86
14.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 88
15.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 92
Halaman 17.Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan
Halaman
2. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66
3. Data Tes Hasil Belajar ... 75
Halaman
V. SIMPULAN DAN SARAN 109
A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Ulangan MID Semester Ekonomi Siswa Kelas X
Semester Ganjil SMA Negeri 1 Terbanggi Besar TP. 2011/2012 .. 4
2. Tabel Definisi Operasional Variabel ... 41
3. Tingkatan Nilai Reabilitas... 45
4. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 49
5. Kondisi Siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 58
6. Jumlah Ruang Gedung Sekolah ... 60
7. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 62
8. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 64
9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen... 67
10. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Eksperimen... 69
11. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 71
12. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 74
13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen .... 76
14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 78
Halaman 16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal
Rendah Kelas Eksperimen ... 83
17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal
Tinggi Kelas Kontrol... 85
18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal
Rendah Kelas Kontrol ... 88
19. Hasil Uji Normalitas Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 90
20. Hasil Uji Homogenitas Varians Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 91
21. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Antarmodel Pembelajaran
dan Antarkemampuan Awal ... 96
22. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Model Kooperatif
Tipe STAD dan Talking Stick ... 97
23. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Antara Kemampuan Awal
Tinggi dan Kemampuan Awal Rendah ... 98
24. Hasil Analisis Anova Model Pembelajaran dan Kemampuan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. R. Gunawan S., S.E, M.M. ...
Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION
TIPE
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
Nama Mahasiswa
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.S NIP. 19560108 198503
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
:
Marselia Ginting
ahasiswa : 0813031037
: Pendidikan Ekonomi
: Pendidikan IPS
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi
Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.
503 1 002 NIP. 19600817 198603 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN PADA SISWA KELAS X
Pembimbing II,
Hi. Nurdin, M.Si. 600817 198603 1 003
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
MOTTO
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
( Kolose 3: 23)
Dunia tidak akan berubah langsung dari hal yang besar tetapi dari hal yang kecil yang terkadang luput dari pandangan
(Marselia Ginting)
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang
( Amsal 17 : 22)
Jangan menyerah terus maju dan berdoa
(Marselia Ginting)
Saya tidak tahu akan seperti apa takdir Anda, tetapi satu hal yang saya tahu: orang-orang diantara Anda yang akan benar-benar bahagia adalah mereka yang akan mencari dan menemukan cara untuk melayani
PERSEMBAHAN
Puji dan Syukur untuk Kasih Tuhan Yesus Kristus
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang
akan selalu berharga dalam hidupku
Bapak di surga dan Mamak yang sangat menyayangiku, selalu membawaku di dalam doanya dan
memberikan segalanya yang terbaik untukku
Adik-adikku (Halim dan Yosep) dan keluarga besarku yang selalu berdoa untuk
keberhasilanku
Sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa, dorongan dan motivasi sehingga terselesainya
penyusunan skripsiku.
Para Pendidik ku (Dosen dan guru ku)
Atas bimbingan, ajarannya, serta memberikan ilmu yang bermanfaat untukku
My Lovely Bibub yang selalu mengasihiku dan memberi semangat dalam suka dukaku
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pancurbatu pada tanggal 21 Maret 1989
yang merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Almarhum Bapak G. Ginting terkasih dan Ibunda
tercinta Murni Bangun.
Riwayat pendidikan yang telah ditempuh:
1. TK Kristen Bandar Jaya, Tamat dan Berijazah pada tahun ajaran 1995.
2. Sekolah Dasar Kristen No. 3 Bandar Jaya, Tamat dan Berijazah pada tahun
2001.
3. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar, Tamat dan Berijazah pada tahun 2004.
4. SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Tamat dan Berijazah pada tahun 2007
5. Masuk Universitas Lampung sejak tahun 2008 hingga sekarang pada Jurusan
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Studi banding di
Semarang – Bandung – Jogyakarta – Jakarta. Pada bulan Januari 2010, penulis
melakasanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Juni sampai Juli 2011 dan pada
saat itu juga penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK
PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi,
bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila;
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan selaku pembimbing II. Terima
kasih atas bimbingan dan motivasi yang berarti bagi penulis;
7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto S., SE, M.M, selaku Pembimbing I yang
telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih
atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;
8. Bapak Drs.Tedi Rusman, M.Si.,selaku penguji yang telah membantu
mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada
henti-hentinya mengingatkan Penulis untuk terus belajar dan belajar;
10. Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Bapak Dra. E.B Ambarwati, M.Pd.
dan seluruh Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang telah
mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;
11. Ibuku yang tercinta Murni Bangun terimakasih buat segalanya dan
pengorbanan yang tak pernah berhenti untuk memberikan yang terbaik buat
penulis;
12. Adik-adikku Halim dan Yosep, serta semua saudaraku yang telah mendukung
dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku;
13. Seluruh teman sepelayananku Guru Sekolah Minggu (GSM) Norman, Ina,
Yeni, Kak Lisa, Kak Rocie, Mami Sona, Eta, Eti, Edi, Bg Ari, Kak Mei,
Missi, Alpan, dan Kak Nelly yang selalu memberikan doa, canda tawa, dan
penguatan kepada Penulis;
14. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION)
2008 REGULER dan MANDIRI khususnya untuk Elda, Desi Aritonang,
Mamah Nesti, Troy,Yeni, Cintia, Zie, Devi, Dila, Anggia, Dinar, Sri, dan Mb
Imah terimakasih atas do’a dan dukungannya;
15. Teman sekerjaku di PAUD BINA KASIH Kak Nelly, Alpan, Ina, dan Kak
Rosi yang selalu semangat memberikan yang terbaik buat adik-adik kita yang
lucu dan luar biasa;
16. Sahabat-sahabatku dan teman-teman kostan “Srikandi” Putri, Ernia, Pepi,
Selvita, Dica, dan Dian semoga kita sukses dalam menjalani hidup;
17. My sista Roita Panggabean yang telah memompa terus semangat positif
untukku.
18. Abang-abangku Bg Riza dan Bg Kristian terimakasih buat doa, motivasi, dan
inspirasinya yang membuat penulis tetap tersenyum dalam tangis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat berkat dari Tuhan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Bandar Lampung, 2012
Penulis
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :
Nama : Marselia Ginting
NPM : 0813031037
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi
Alamat : Perumahan Griya Yukum Jaya Blok C no.2
Yukum Jaya, Lampung Tengah
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Juli 2012
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen penting dalam pembangun suatu bangsa adalah pendidikan.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan setiap individu yang terlibat dalam pendidikan itu dituntut berperan secara maksimal
dan penuh tanggung jawab untuk mutu pendidikan. Suatu bangsa dapat dikatakan maju
apabila pendidikan warga negaranya sudah memadai, sehingga dapat mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Melalui pendidikan
dapat dihasilkan generasi-generasi yang cerdas dan terampil sebagai salah satu modal untuk
menuju perubahan ke arah yang lebih baik, terlebih dalam era persaingan global saat ini.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental,
maupun spiritual. Mutu pendidikan haruslah ditingkatkan dengan cara memperbaiki
pembelajaran lebih demokratis agar siswa lebih aktif dan mencapai prestasi yang baik, yang
kemudian bekal ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk mengembangkan
potensinya.Rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran merupakan beberapa persoalan
pendidikan yang dihadapi saat ini. Hal tersebut dikarenakan kerena rendahnya dedikasi dan
kreativitas para guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Pembelajaran yang baik diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan
perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga
Salah satu disiplin ilmu yang sangat perlu dikembangkan adalah ilmu ekonomi. Ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
pilihan kegiatan yang secara umum terdiri dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Mata pelajaran ekonomi termasuk ke dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Mata
pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan
masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan manusia. Pada tingkat pendidikan dasar
dan menengah pertama, pelajaran ekonomi diberikan sebagai bagian integral dari IPS.
Sedangkan, pada tingkat pendidikan menengah atas, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran
tersendiri.
Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses belajar di samping
kemampuan siswa itu sendiri. Pembelajaran yang bersifat teacher centered untuk masa
sekarang ini dipandang kurang efektif karena kurang melibatkan pengembangan
kemampuan berpikir dan bertindak secara kritis, siswa kurang termotivasi dan kurang
bertanggungjawab terhadap proses belajar, kurang dapat mengembangkan kemampuan
berkolaborasi dalam proses belajar, sehingga siswa menjadi pasif di dalam mengikuti
kegiatan belajar di dalam kelas. Data yang diperoleh dari guru ekonomi SMA Negeri 1
Terbanggi Besar jumlah guru yang ada kurang lebih sebanyak 76 orang yang terdiri dari 48
perempuan dan 28 laki-laki. Berdasarkan jumlah tersebut dalam melakukan pembelajaran
sebagian besar (35%) dari guru yang ada masih menggunakan metode konvensional.
Apabila penerapan metode ini terjadi secara terus-menerus dapat menghambat kreatifitas
Kegiatan proses pembelajaran yang optimal akan dapat terjadi bila siswa dalam
pembelajaran dapat berinteraksi dengan guru atau bahan pembelajaran yang telah ditentukan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mewujudkan situasi tersebut harus
digunakan metode atau media pembelajaran yang dapat menunjang suatu model
pembelajaran yang dipilih dengan tepat . Berdasarkan data yang diperoleh jumlah kelas X di
SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yaitu sembilan kelas yang masing-masing kelas terdiri dari
30-32 siswa dengan total jumlah siswa dari sembilan kelas tersebut sebanyak 284 siswa.
Dari jumlah siswa tersebut sebagian besar (60%) partisipasi siswa masih kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu
metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Menurut Lufri (2008:117) kebanyakan anak didik mengalami kebosanan dalam pendidikan,
karena disebabkan oleh faktor didaktik, termasuk pengajaran yang berpusat pada guru,
sehingga dengan kurangnya minat dan sikap siswa tersebut berdampak terhadap prestasi
belajar yang menurun.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru ekonomi di SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar diketahui bahwa proses pembelajaran ekonomi yang digunakan
oleh guru masih menggunakan metode ceramah atau metode langsung meskipun salah satu
variasi yang diterapkan oleh guru adalah metode belajar kelompok tetapi penerapannya
masih kurang baik. Siswa mengalami kesulitan bekerja dalam kelompok karena siswa di
bagi dalam kelompok yang ditentukan secara sembarang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa belum dapat ditingkatkan. Selanjutnya hasil belajar ekonomi siswa dapat
Tabel 1. Hasil Mid Semester Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi
Sumber: Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar ekonomi siswa masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yaitu sebesar 75 hanya 25 orang siswa dari jumlah siswa atau hanya 8,8%.
Menurut Djamarah dan Zain ( 2006:121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. istimewa/maksimal
apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. baik sekali/optimal
apabila sebagian besar (76 % s.d 99 %) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. baik/minimal
apabila bahan pelajaran yamg diajarkan hanya 60 % s.d 75 % saja dikuasai oleh siswa. 4. kurang
apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa.
Hasil belajar ekonomi yang rendah menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar masih kurang efektif. Salah satu faktor penyebab terjadinya
diduga karena kurang tepatnya guru memilih model-model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada dasarnya setiap metode mengajar yang digunakan
Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivias siswa dalam pembelajaran yang kemudian
berdampak pada pencapaian hasil belajar ekonomi yang lebih baik adalah dengan
menerapkan model pembelajaran cooperative learning ( model pembelajaran kooperatif ).
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya
kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar.
Peranan guru adalah sebagai pembimbing kegiatan siswa.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara
anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran,berdiskusi untuk memecahkan
masalah (tugas). Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
berpikir dan berinteraksi serta menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam, yaitu kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Think Phair Share (TPS), Group Investigation (GI),
Talking Stick, Team Games Tournament (TGT), dan Numbered Heads Together (NHT).
Masing-masing tipe mempunyai langkah-langkah,kelebihan, dan kekurangan yang
berbeda-beda.
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dan Talking
Stick pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran guru masih
sangat dominan.
2. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.
3. Penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru masih kurang tepat dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
4. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun
pelajaran 2011/2012.
5. Hasil belajar ekonomi siswa masih ada yang belum mencapai standar ketuntasan belajar
(KKM).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, tampak bahwa
hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik dari dalam maupun luar
individu siswa. Penelitian dibatasi pada kajian membandingkan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievment Division (STAD) dan tipe Talking
Stick dengan memperhatikan pengaruh variabel moderator yaitu kemampuan awal.
D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif
tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan
kooperatif tipe Talking Stickpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun
Pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun
Pelajaran 2011/2012?
4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap
hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar Tahun
Pelajaran 2011/2012?
5. Apakah ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
kooperatif tipe Talking Stick pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran
2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk sebagai berikut.
1. Menganalisis perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran ( kooperatif
tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Menganalisisperbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan
model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model
kooperatif tipe Talking Stickpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
3. Menganalisis perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun
4. Menganalisisinteraksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap
hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
5. Menganalisis efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe
Talking Stick pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah
diperoleh melalui penelitian sebelumnya.
b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan pada
penerapan model pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran Ekonomi.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang
bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang berbagai
alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi yang
disesuaikan dengan kemampuan awal siswa.
c. Bagi siswa, dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan serta sebagai pijakan untuk peningkatkan hasil
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah.
1. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe Talking Stick
dan hasil belajar ekonomi.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap.
3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
II. TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui
proses pembelajaran di sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu
ke waktu makin pesat dan arus globalisasi semakin hebat. Untuk menghadapi tantangan
tersebut,dibutuhkan sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas tidak
lepas dari belajar dan pembelajaran.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses
melihat,mengamati,dan memahami sesuatu (Sudjana dalam Rusman, 2011: 1).
Menurut Pitowes (2010 : 109) belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri
seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.
Menurut Hamalik (2004: 29) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar
Sardiman (2007: 21) mengatakan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,psiko-fisik
untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur
cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2007: 24) adalah sebagai berikut:
a. kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
b. perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan
belajar yang bersangkutan.
c. belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih efektif membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
d. belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
Sedangkan prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28) adalah sebagai berikut:
a. dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
b. belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
c. belajar perlu ada interaksi dengan lingkungannya.
d. belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
Slameto ( 2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Melalui belajar orang akan
memperoleh berbagai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh dari
interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses suatu pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang dalam membentuk
perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu yang disertai dengan peningkatan kualitas dan
2. Hasil Belajar
Gagne dalam Pitowes (2010: 110) menyatakan untuk terjadi belajar pada diri siswa
diperlukan kondisi belajar, baik internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan
peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan kondisi
eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran.
Hasil belajar menurut Mudjiono (2008: 117) setelah belajar siswa memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Arikunto dalam Mudijono (2008:117) hasil
belajar itu merupakan sesuatu yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang
ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk pengalaman dan latihan.
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Soeparsono dalam Sardiman (2007: 38) menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang
tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang
mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern)
faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati,motivasi, minat dan kebiasaan belajar. b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)
faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.
Sardiman (2007: 49) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat dikatakan baik,apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa
b. hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan.
Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses pembelajaran harus
dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sardiman (2007: 19) mengungkapkan bahwa
agar memperoleh hasil belajar yang optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus
dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang di peroleh siswa setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme.
Konstrukvisme berisi pengajaran yang menekankan pada proses (Sushkin dalam Jurnal
201) pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif
dalam kelompok.
Menurut Sanjaya dalam Rusman ( 2011: 203) cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Rusman, 2011: 203). Selanjutnya, Ibrahim dalam Rusman (2011: 208) pembelajaran kooperatif adalah suatu
aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk
menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas,tujuan, dan hadiah.
Slavin dalam Rusman (2011:201) menyatakan pembelajaran kooperaktif menggalakkan
siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.
Menurut Rusman (2011: 203-204) dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar
untuk bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam pembelajaran ini akan tercipta
sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara
guru dengan siswa,siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic
communication). Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif,
yakni: (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam
kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus
dicapai oleh kelompok.
1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.
2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:
a. guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual b. guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar
c. guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri. d. guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa
e. guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.
(Sanjaya dalam Rusman, 2011: 206)
Rusman (2001: 207) mengatakan bahwa karakteristik atau ciri-ciri dalam pembelajaran
kooperatif yaitu; pembelajaran secara tim,didasarkan pada manajemen kooperatif,
kemauan untuk bekerja sama, dan ketrampilan bekerja sama.
Menurut Roger dan Johnson dalam Rusman (2011: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.
1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
yaitu dalam pembelajaran kooperatif, dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota kelompok dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
2) Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability)
yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3) Interaksi Tatap Muka (face to face promotion interaction)
yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasidari anggota kelompok lain.
4) Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)
yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Evaluasi Proses Kelompok
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD)
Metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif, salah satunya
adalah metode pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Rusman (2011: 213)
model STAD (Student Team Achievment Divisions) merupakan variasi model
pembelajaran yang paling banyak diteliti dan model ini juga sangat mudah diadaptasi.
Menurut Slavin (1997) dalam Agustiani(2009 : 24) model pembelajarn kooperatif tipe
STAD merupakan bentuk belajar kooperatif yang paling mudah digunakan. Siswa
ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran
menurut kinerja dan jenis kelamin.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang dimulai dengan penjelasan tentang konsep materi oleh guru kemudian siswa bekerja
dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan cara
diskusi. Berikutnya diadakan evaluasi untuk menentukan poin peningkatan individu dan
poin kelompok, diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik.
Slavin dalam (Rusman, 2011: 214) memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD
adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD (Rusman, 2011 : 215) sebagai
berikut.
a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pe;ajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.
e. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja kelompok
masing-masing.
f. Penghargaan Prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.
Adapun kebaikan dan kelemahan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Soemarso dalam Pembelajaran STAD sebagai berikut.
Kebaikan pembelajaran kooperatif tipe STAD:
a. membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan yang bersama-sama.
c. menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya.
f. pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa
dalam belajar bekerja sama.
Kelemahan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD:
a. pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.
b. adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.
c. waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi. d. penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi
guru untuk melaksanakannya.
5. Model Pembelajaran Tipe Talking Stick
Menurut Maulina (2010) Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku).
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Arends dalam (Nopemberia, 2010:20), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3. Jika mungkin,anggota kelompok berasal dari ras,budaya,suku,jenis kelamin yang berbeda-beda,
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dilaksanakan dengan beberapa langkah-langkah seperti di bawah ini menurut Holil dalam (Nopemberia, 2010 : 21).
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang akan digunakan sebagai alat bahan ajar.
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian tongkat tersebut harus diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman yang belum mendapat giliran demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 5. Guru memberikan kesimpulan dari materinya tersebut.
6. Evaluasi 7. Penutup.
Menurut Maulina (2010) model pembelajaran Talking Stick mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
Kelebihan :
a. menguji kesiapan siswa, sehingga siswa tetap bersemangat mengikuti rangkaian pembelajaran tersebut.
b. melatih membaca dan memahami dengan cepat setiap materi yang akan diberikan. Kekurangan :
a. siswa yang tidak menguasai materi pelajaran tersebut akan merasa tegang dalam model pembelajaran ini.
b. membuat siswa senam jantung.
c. membuat siswa minder karena belum terbiasa.
6. Kemampuan Awal
Secara umum kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang yang bermanfaat
bagi kelangsungan hidupnya. Kemampuan itu berasal dari dalam individu itu sendiri dan
didukung melalui proses belajar. Sedangkan,awal adalah suatu permulaan. Kemampuan
awal (entry behaviour) dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada
suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian permulaan atau dasar pada
bidang tersebut.
Menurut Reigulth dalam (Renny,2009 : 34) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan,pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru.Ketujuh jenis kemampuan awal ini adalah sebagai berikut : a) pengetahuan bermakna tidak terorganisasi (arbitrarily meaningfulknowledge) sebagai
tempat mengaitkan pengetahuan hafalan (yang tidak bermakna) untuk memudahkan retensi.
c) pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge) yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.
d) pengetahuan setingkat (coordinate knowledge) yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan atau komparatif.
e) pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge) yang berfungsi untuk mengkonkretkan pengetahuan baru atau juga contoh –contoh.
f) pengetahuan pengalaman (experiantal knowledge) yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkretkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru.
g) strategi kognitif ( cognitive strategy) yang menyediakan cara-cara mengolah
pengetahuan baru, mulai dan penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.
Karakteristik dan kemampuan awal siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu pelajaran. Abdul Gafur dalam Suryosubroto (2002:31) menyebutkan teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu :
1. menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor atau nilai hasil tes formatif dan tes sumatif
2. menggunakan tes prasyarat atau tes awal
3. mengadakan komunikasi individual
4. menyampaikan angket
Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbadaan antara satu ataupun dengan yang lain,
ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada juga yang rendah.
Sardiman (2007; 174) mengatakan bahwa setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat pebedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal
kreatifitas,gaya belajar, bahkan juga dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi belajar siswa. Persoalan itu perlu diketahui oleh guru, karena dengan itu berarti guru dapat mengambil tindakan-tindakan intruksional yang lebih tepat dan memadai. Sebagai contoh adalah langkah pengayaan bagi siswa yang berprestasi tinggi dan akan
mencarikan kegiatan belajar tertentu bagi siswa yang berprestasi rendah,seperti kegiatan remidi dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan prestasi siswa tersebut.
Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal kemampuan anak didik.
tersendiri, termasuk kemampuannya. Hal ini perlu dipahami oleh guru agar dapat
mengelola program pembelajaran yang tepat (Sardiman, 2007:160).
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penguasaan konsep awal yang memadai akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa
dalam membangun kemampuan dan mengusai materi pada jenjang yang tinggi.
Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada tahap-tahap
selanjutnya sehingga mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
B.Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh:
1. Lestari, 2011 dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah Gading Rejo Tahun Pelajaran 2010/2011 menyatakan bahwa hasil
belajar yang diukur dari kognitif adalah siklus I sebesar 56,66%, pada siklus II sebesar
66,67%, dan pada siklus III sebesar 73,33%. Ini terbukti bahwa dengan pemanfaatan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian Lestari ini hanya membahas tentang peningkatan hasil belajar dilihat dari
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demikian sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
2. Mahanal, 2007 dengan judul Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang menyatakan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V-a MIJS Malang dan siklus I ke siklus
II sebesar 11,6% atau 16,94% dengan kesimpulan a) penerapan pembelajaran berdasarkan
masalah dengan strategi kooperatif model STAD pada mata pelajaran sains dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V MIJS Malang, b) penerapan
pembelajaran berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif model STAD pada mata
pelajaran sains dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIJS Malang.
Penelitian Mahanal ini membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar dilihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
demikian sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar.
3. Wahyuningsih, 2010 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dan
Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas, Kemandirian dan Hasil Belajar
Kompetensi Menyediakan Layanan Makanan dan Minuman (Studi Pada Siswa Kelas XI
Restoran SMK Negeri 7 Malang)menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran
talking stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 47% ( cukup baik) sebelum
pelaksanaan tindakan menjadi 62,87% (baik) pada siklus I, meningkat
menjadi 87,53% (sangat baik) pada siklus II setelah menerapkan model
pembelajaran talking stick dan think pair share. Penerapan model pembelajaran talking
stick dapat meningkatkan kemandirian belajar dari skor rata-rata (cukup baik) sebelum
pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 2,49 (cukup baik) pada siklus I serta meningkat
menjadi 3,37 (baik) pada siklus II setelah menerapkan model pembelajaran talking stick
ketuntasan hasil belajar siswa dari 60% (kurang) sebelum pelaksanaan tindakan meningkat
menjadi 73,07% (cukup) pada siklus I serta meningkat menjadi 80,76% (baik) pada siklus
II setelah menerapkan model pembelajaran talking stick dan think pair share.
Penelitian Wahyuningsih membahas tentang peningkatan aktivitas, kemandirian, dan hasil
belajar melalui penggunaan model pembelajaran Talking Stick dengan demikian penelitian
ini sesuai dengan yang akan dilakukan yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick.
4. Savitri, 2011 dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan
Metode Kooperatif Tipe STAD dengan Metode Talking Stick pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Durenan-Trenggalek menyatakan hasil belajar siswa
yang diajar dengan metode kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan siswa yang
diajar dengan metode Talking Stick. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai rata-rata kelas
eksperimen 1 setelah diberi perlakuan pada saat post test yaitu 80,79, sedangkan rata-rata
kelas eksperimen 2 setelah diberi perlakuan pada saat post test yaitu 75,65. Setelah di
adakan perlakuan dan post test maka nilai dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
berbeda secara signifikan. Dapat di simpulkan bahwa kedua rata - rata tidak identik karena
nilai Sig. (0,004) < 0,05. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe STAD
dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih tinggi.
Penelitian Savitri membahas tentang perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan
model pembelajaran STAD dan Talking Stick dengan demikian sesuai penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan hasil belajar melalui penggunaan model pembelajaran
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran gotong royong dengan
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang heterogen agar siswa bersosialisasi,
bekerja sama, menambah wawasan satu sama lain,bertukar pikiran dalam memecahkan
masalah, pembahasan materi dan penyelesaian soal yang diberikan oleh guru. Model
pembelajaran kooperatif terus dikembangkan karena melalui model pembelajaran ini
kemampuan berpikir, mengeluarkan pendapat, rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan
soal dapat ditingkatkan.
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, dua di antaranya adalah tipe Student Team
Achievment Division (STAD) dan tipe Talking Stick. Kedua model kooperatif tersebut
memiliki langkah-langkah yang berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran
dalam kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru berperan sebagai
fasilitator.
Setiap siswa yang melaksanakan kegiatan belajar selalu mengharapkan hasil belajar yang
baik. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa selain ditentukan oleh siswa
sendiri (intern) juga dapat ditentukan oleh faktor lain(ekstern). Hasil belajar siswa erat
kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan
perencanaan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran, akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pada model kooperatif tipe Talking Stick,guru menyiapkan sebuah tongkat yang akan
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi.Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
kemudian tongkat tersebut harus diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman
yang belum mendapat giliran demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Guru memberikan kesimpulan dari
materinya tersebut. Dalam tipe Talking Stick siswa dituntut untuk dapat menyiapkan diri
dengan baik sehingga ketika siswa mendapat tongkat dari guru, siswa tersebut dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Pada model kooperatif tipe STAD dimulai dengan pemberian materi oleh guru kemudian
siswa ditugaskan untuk melaksanakan diskusi kelompok tentang materi pelajaran yang
diberikan, lalu siswa mempresentasikan hasil diskusi sehingga siswa memberikan
kemampuan terbaiknya di depan teman-temannya. Dengan demikian siswa akan berusaha
memahami tentang pelajaran jika ada siswa yang belum memahami sepenuhnya tentang
materi tersebut, dia dapat bertanya kepada temannya, kemudian kepada gurunya, dan guru
akan memberikan informasi lebih lanjut yang materi pelajaran yang belum dimengerti siswa,
sehingga jika ada pemahaman yang salah segera dapat diperbaiki.
Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan awal dalam belajar adalah
permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Setiap siswa memiliki kemampuan awal yang
berbeda-beda ada yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.
Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah
hanya dapat mengandalkan temannya yang berkemampuan awal tinggi karena pada tahap
presentasi, siswa yang unggul yang mewakili temannya satu kelompok. Siswa yang
melakukan presentasi adalah perwakilan kelompok yang umumnya adalah yang memiliki
kemampuan awal lebih tinggi dibandingkan teman-temannya dalam kelompok tersebut.
Sehingga siswa yang berkemampuan awal rendah kurang terpacu untuk memahami materi
dan kurang bersungguh-sungguh dalam diskusi kelompok. Siswa yang berkemampuan awal
tinggi semakin baik pengetahuannya dengan mengajarkan teman-temannya di dalam
kelompok pada tipe STAD. Berbeda dengan penerapan model kooperatif tipe Talking Stick ,
siswa yang berkemampuan awal rendah memahami materi secara maksimal karena ia
mempersiapkan diri dengan baik agar ketika siswa tersebut mendapat tongkat untuk
menjawab pertanyaan dari guru siswa tersebut dapat menjawab karena ia sendirilah yang
menjawab pertanyaan sehingga siswa yang berkemampuan awal rendah membutuhkan
kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 1. Paradigma Penelitian Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD danTipeTalking Stick dengan memperhatikan kemampuan awal pada siswa kelas X
D. Anggapan Dasar Hipotesis
Peneliti memiliki anggapan dasar dalam pelaksanaaan penelitian ini, sebagai berikut.
1. Seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang menjadi subjek
penelitian mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama dalam mata pelajaran
ekonomi.
2. Kelas yang diberi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, diajar
oleh guru yang sama.
3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar ekonomi siswa selain
kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Talking Stick,
diabaikan.
E. Hipotesis
Kemampuan Awal (Variabel Moderator)
Hasil Belajar (Y) ModelPembelajaran
tipe STAD ( 1)
ModelPembelajaran
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif tipe STAD
dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model
kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model
kooperatif tipe Talking Stick pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada
siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan
awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.
4. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil
belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.
5. Ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe
III. METODE PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan
pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan (Sugiyono,2011: 115). Analisis komparatif dilakukan dengan cara
membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan
penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu
dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. (Sugiyono, 2008:93).
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui
perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar ekonomi siswa dengan perlakuan yang berbeda.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat (Sugiono,2011: 7). Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen adalah
suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala
suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang
Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak di-gunakan di bidang ilmu pendidikan atau
penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003: 16).
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial.
Menurut Sugiono (2008: 113) desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true
experimental (eksperimen yang betul-betul), yaitu dengan memperhatikan kemungkinan
adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap
hasil (variable dependen).
Desain faktorial memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda. Desain faktorial dalam
penelitian ini adalah yang paling sederhana yaitu 2 kali 2 (2X2). Dalam desain ini variabel
yang belum di manipulasi (model pembelajaran tipe STAD dan Talking Stick) disebut
variabel eksperimental (X1), sedang variabel bebas yang kedua disebut variabel kontrol (X2),
dan variabel ketiga disebut variabel moderator yaitu kemampuan awal, dibagi menjadi dua
tingkatan (tinggi dan rendah).
Desain analisis digambarkan sebagai berikut.
Pembelajarn Kooperatif
Kemampuan
Awal
Variabel Eksperimen Variabel Kontrol Mean
Tipe STAD
(A1)
Tipe Talking Stick
Tinggi (B1) A1B1 A2B1 …
Rendah (B2) A1B2 A2B2 …
Mean … …
Gambar 2. Desain Analisis
Penelitian ini akan membandingkan keefekifan dua model pembelajaran yaitu tipe STAD dan
Talcking Stick, terhadap hasil belajar ekonomi di kelas X(E) dan X(I) dengan keyakinan bahwa mungkin kedua model pembelajaran ini mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
hasil belajar ditinjau dari kemampuan awal siswa. Berdasarkan Pre tes peneliti membagi
sampel setiap kelas menjadi dua, yaitu siswa dengan kemampuan awal tinggi dan siswa
dengan kemampuan awal rendah. Selanjutnya siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
dibagi menjadi dua, sebagian diajar menggunakan model pembelajaran tipe STAD dan
sebagian lagi diajarkan menggunakan model pembelajaran tipe Talking Stick. Begitu juga
pada siswa kemampuan awal rendah, sebagian diajar menggunakan model pembelajaran tipe
STAD dan sebagian lagi diajarkan menggunakan model pembelajaran tipe Talking Stick.
Berdasarkan hal tersebut desain penelitian faktorial 2X2 ini memerlukan empat kelompok
subyek. Dengan menggunakan desain penelitian ini peneliti juga dapat melakukan analisis ada
atau tidak ada interaksi diantara perlakuan perlakuan yang diberikan.
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang
menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Selain itu, untuk
memastikan bahwa setiap kelas dalam populasi merupakan kelas-kelas yang mempunyai
b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling.
c. Memberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui tingkat awal siswa. Tes ini
mencakup 2 kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro
dan ekonomi makro dan mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
pemerintah dalam bidang ekonomi.
d. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen, guru menggunakan model STAD, guru hanya sebagai fasilitator. Guru
membagi siwa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Pembelajaran STAD diawali dengan
penyampaian materi pelajaran oleh guru, kemudian guru membagikan bahan / materi
untuk didiskusikan siswa dalam kelompok, lalu guru meminta beberapa siswa perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru dan siswa menyimpulkan materi,
kemudian siswa diberi kuis,siswa tidak diizinkan bekerjasama. Sedangkan untuk kelas
kontrol, guru menggunakan kooperatif tipe Talking Stick, guru mengambil tongkat dan
memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian tongkat tersebut harus
diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman yang belum mendapat giliran
demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru.
e. Pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama yaitu 4 kali pertemuan.
f. Melakukan tes akhir /post test pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui tingkat
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang
terdiri dari 9 kelas sebanyak 284 siswa.
b. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random
sampling. Teknik ini memilih sampel bukan didasarkan individual, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok,daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul
bersama. (Sukardi, 2003: 61).
Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 9 kelas yaitu XA sampai XI. Dari
hasil teknik cluster random samplingdiperoleh kelas XE dan XI sebagai sampel
kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dari hasil undian diperoleh kelas XE sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan model STAD, dan kelas XI sebagai kelas kontrol yang menggunakan
model Talking Stick.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian