• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS PERMAINNAN BOLA BASKET DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

(Skripsi)

Oleh

SRI HARINI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

.

Oleh SRI HARINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

i

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani... 9

B. Pengertian Belajar Mengajar... 11

C. Hasil belajar ... 12

D. Metodedan Model Pembelajaran Penjaskes... 13

E. Bermain Bola Basket... 16

F. Teknik Dasar Bermain Bola Basket ... 17

G. Operan Dada (Chest Pass)... 18

H. Kerangka pikir... 20

I. Hipotesis... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 23

B. Subyek Penelitian... 25

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 26

D. Instrument Penelitian ... 26

E. Teknik Analisis Data... 28

(4)

ii

C. DeskripsiPembelajaranSetiapSiklusnya ... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA... 47

(5)

1. Tim Penguji

Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs.Wiyono M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315198503 1 003

(6)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Sri harini

NPM : 1113118010

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatkan Gerak DasarChest PassPermainnan Bola Basket Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tangga 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Prengsewu, September 2012

(7)

SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRI RAHAYU PRENGSEWU.

Nama Mahasiswa :

Sri Harini

NomorPokok Mahasiswa : 1113118010

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing

(8)

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judulPeningkatkan Gerak DasarChest PassPermainnan Bola Basket Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan S1 Penjaskes Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(9)

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Pesawaran, September 2012 Penulis

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan juga ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa aktifitas jasmani

yang disusun secara sistematis sehingga dapat dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa mampu mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,

keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

(11)

hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan

yang seimbang. Untuk itu materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan

olahraga; aktifitas pengembangan; uji diri/ senam; aktifitas rikmis; aquatic (aktifitas air); dan pendidikan luar kelas (out door). Materi tersebut dirangkai dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia Indonesia.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama dan lain-lain) dari pembiasaan

pola hidup sehat. Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk pondasi gerak yang kokoh dan

dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui

pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman

terhadap gerak.

Menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan jasmani seseorang, salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan olahraga. Arti olahraga itu sendiri adalah

(12)

baik. Begitu juga untuk memilih jenis olah raga yang sesuai dengan kemampuan

diri sehingga organ-organ tubuh dapat dirangsang yang bertujuan untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan gerakan-gerakan olahraga yang akan

dilaksanakan. Banyak macam olahraga yang dapat dipilih, salah satunya adalah olahraga bola basket. Permainan bola basket merupakan suatu bentuk permainan yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan fungsional seseorang untuk memenuhi tuntutan tugasnya sehari-hari dengan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan setelah melakukan

kegiatan segera terjadi pemulihan dan masih mempunyai tenaga cadangan kemampuan fungsional agar dapat melaksanakan sesuatu kegiatan tanpa kelelahan yang berarti.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan jasmani tersebut, pembelajaran dapat dilakukan dalam kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Permainan bola basket merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan jasmani tersebut.

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan cara menggiring, mengoper, dan menembak bola basket. Permainan bola basket juga merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.

Mempelajari bola basket diharapkan akan meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan watak disiplin, kesehatan serta untuk meningkatkan prestasi

(13)

dominan antara lain daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kekuatan

(strength), kelincahan (agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal. Faktor lingkungan sangat berperan sekali terhadap peningkatan keterampilan

gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain: guru

pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri, teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua. Sedangkan faktor model latihan atau pembelajaran akan

berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan model yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran

gerak akan mudah dikuasi oleh siswa. Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain: model komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran berpasangan,

model pengajaran indiVdu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah.

Terdapat beberapa gerakan yang dipergunakan dalam permainan bola basket seperti:passing(melempar bola),dribling(menggiring),shooting(menembak), ball handling(penguasaan bola),rebounding(memantulkan bola),intercept

(memotong arah passing bola),steals(merebut bola),lay updan foot work (pergerakan kaki). Dari beberapa gerakan yang diuraikan,lay upadalah salah satu

gerakan dalam permainan bola basket.

Berdasarkan pengalaman dalam mengajar penulis untuk siswa SD pada cabang olahraga bola basket, ternyata penguasaan gerak dasar bola basket relatif rendah,

(14)

penguasaan gerak dasar terutama saat pelepasan bola kearah dada teman,

rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam bermain bola basket, masih rendahnya kemampuan guru pendidikan

jasmani dalam mencari model–model pembelajaran gerak dasarchest passbola basket, dan rendahnya keterampilan gerak dasar terutamachest paasbola basket di lihat dari nilai yang diperoleh siswa. Setelah penulis mengamati selama

beberapa tahun yang lalu berkisar 73% dari siswa masih kurang penguasaan gerak dasarchest pass.Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai

gerak dasarchest paastidak lebih dari 15-20%, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasarchest paas,jika dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu adalah 67. Kenyataan ini

menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu dengan penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatkan Gerak DasarChest Pass Permainnan Bola Basket Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sulitnya penguasaan gerak dasar akibat banyaknya gerak dasar yang harus dikuasai siswa dalam bermain bola basket.

(15)

3. Masih rendahnya minat dan motivasi siswa putri dalam bermain bola basket

pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutamachest passbola basket pada siswa V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu

2. Penelitian dilaksanakan di lapangan SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu. objek penelitian yang diamati hasil belajar gerak dasarchest passbola basket, subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu

Prengsewu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifisikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasarchest pass berpasangan yang diberi jarak 2 m dapat memberikan peningkatan gerak dasarchest passpada siswa kelas kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

2. Apakah melalui penggunaan modifikasi bola kaki dalam melakukan gerak

(16)

m dapat memberikan peningkatan gerak dasarchest passpada siswa kelas V

SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasarchest passbola basket dengan

penggunaan modifikasi bola Plastik dalam melakukan gerak dasarchest pass berpasangan yang diberi jarak 2 m dapat memberikan peningkatan gerak dasar

chest passpada siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

2. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasarchest passbola basket dengan penggunaan modifikasi bola kaki dalam melakukan gerak dasarchest pass

siswa dibagi menjadi empat kelompok yang diberi jarak 2,5 m dapat

memberikan peningkatan gerak dasarchest passpada siswa kelas kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

F. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi peneliti

Upaya meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar back extension dengan

(17)

2. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam melakukan gerak dasar back extension dan berusaha memperbaiki kemampuannya melakukan back

extension.

3. Bagi guru atau pelatih olahraga

Dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan gerak dasar back

(18)

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas

jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

dan meningkatkan indiVdu secara organik, neuromuskuler, perseptual,

kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

(Kurikulum 2004:1)

Pendidikan Jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan

sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi

peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif

(Depdiknas, 2004:2).

(19)

seimbang.

Menurut Depdiknas (2003:6) tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani

adalah sebagai berikut:

1) Meletakan landasan karakter yang kuat melalui nilai dalam pendidikan jasmani.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran jasmani.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui aktifitas jasmani.

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan ketrampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktifitas pengembangan, senam, aktifitas ritmik, dan pendidikan luar kelas.

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktifitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai keselamatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktifitas jasmani yang rekreatif.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti

berpendapat bahwa yang dimaksud pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan hidup bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan

(20)

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan

salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. A tabrani rusyan, (1989:7) mengatakan bahwa :

“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan indiVdu yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penelitian terhadap atau

mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.”

Robert M. Gagne, (2008:65) mengemukakan bahwa

“Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah

belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne bekeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling

berinteraksi.”

Menurut Oemar Hamalik (2003:32) Mengajar adalah kegiatan

membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Menurut Husdarta dan Saputra (2002:46)

Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang

(21)

belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan

yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Releven dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah

“penambahan pengetahuan“.

C. Hasil Belajar

Pada hakekatnya belajar adalah ”perubahan yang terjadi di dalam diri

seseorang setelah melakukan aktifitas belajar”. (Djamarah dan Zain, 2006:73). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003:43).

Hasil belajar merupakan suatu gambaran prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar pada suatu jenjang yang diikutinya. Menurut Djamarah dan Zein (2002:80) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri indiVdu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Menurut ahmadi (1984:35) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam

(22)

Sedangkan dampak penggiring adalah terapan pengetahuan dan

kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu

peket belajar tertentu, yang dapat diukur dalam berbagai bentuk melalui proses evaluasi tertentu, hasil yang diperoleh dapat berupa ranah kognitif.

D. Metode dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan dari proses latihan

atau pembelajaran, antara lain, guru, murid, sarana, lingkungan, dan metode. Sedangkan model merupakan bentuk dari suatu kegiatan

pembelajaran yang mendukung keberhasilan dari pembelajaran pendidikan

itu sendiri. Oleh karena itu, tidak sedikit keberhasilan dari suatu pembelajaran yang disajikan oleh guru.

1. Metode

Menurut Dumadi dan Kasiyo (1992) bahwa metode adalah cara atau

jalan yang ditempuh oleh guru pada waktu menyajikan bahan ajar agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Lebih lanjut Surakhmad

(23)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

metode merupakan suatu prosedur yang dilaksanankan untuk

mempermudah pencapaian tujuan latihan. Dalam pelaksanaan latihan ada berbagai macam metode yang dapat digunakan, diantaranya metode

bagian dan metode global. Metode bagian Sigiyanto dan Mahendra (1998) mengemukakan :

“ Metode bagian adalah suatu cara mengajar yang membagi

keterampilan menjadi bagian-bagian. Caranya di mulai dengan mengajarkan unit-unit terkecil dari suatu keterampilan dan pada

akhirnya digabungkan menjadi suatu keterampilan yang utuh”.

Jadi metode bagian adalah pengajaran yang dimulai dengan mengajarkan unit-unit terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya yang utuh. Misalnya ada berberapa keterampilan yang terdiri

dari beberapa gerakan yang kompleks, untuk mempelajari hal tersebut dimungkinkan untuk membagi-bagi unsur gerakan terlebih dahulu,

kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar siswa memilki keterampilan yang utuh.

Sedangkan motode keseluruhan Sugiyanto dan Mahendra (1998)

menyatakan bahwa metode global atau metode keseluruhan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menampilkan seluruh gerakan secara langsung. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika suatu

(24)

keterampilan itu akan terjaga, maka akan lebih baik memakai metode

keseluruhan dan akan lebih memberikan pengalaman yang lebih banyak terhadap suatu gerakan.

2. Model

Menurut Mills (1989:4), model adalah bentuk reprensentasi akurat,

sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita memfokuskan suatu

pemecahan permasalahannya. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan mengajar.

Proses dan produk pembelajaran yang semula berorientasi pada guru

(teacher centred) berubah menjadi berpusat pada siswa (student

centred). Oleh karena itu Mosston (dalam Lutan dan Toho, 1996/1997)

mengklasifikasi model pembelajaran Pendidikan Jasmani antara lain; (1) model komando, (2) pembelajaran tugas, (3) pembelajaran

perseorangan, (4) pembelajaran berpasangan, (5) pembelajaran

(25)

Permainan bola basket diciptakan seorang pastor pada tahun 1891, Dr. James Naismith seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah

pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa

liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Naismith menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang

(basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut

dinamakan Basketball Ibrahim A.H (2008:12).

Bola Basket terdiri dari lima orang pemain dalam setiap tim. Dalam setiap tim terdapat ima orang pemain utama dan lima orang pemain sebagai cadangan yang menunggu dibangku untuk menunggu giliran

menggantikan pemain yang cedera. Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan antara 20 hingga 26 meter serta lebarnya

(26)

sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan

tidak lebih dari 78 cm.

F. Gerak Dasar Bermain Bola Basket

Masalah gerak dasar merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mencapai suatu prestasi. Karena pemahaman gerak dasar yang baik,

dimungkinkan pemain dapat menampilkan suatu permainan yang bermutu sehingga dapat menjadi suatu tontonan atau hiburan yang menarik dan gerak dasar yang baik juga memudahkan pemain dalam memudahkan

intruksi dari pelatih Muhyi Faruq (2008:37).

Permainan bola basket sendiri terdiri dari suatu gabungan beberapa gerakan yang kompleks, hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan

unsur gerak yang terkoordinasi dengan baik Imam Sodikun (1992:35). Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus dilakukan sehingga dapat bermain dengan baik. Jika setiap unsur gerak dapat dikuasai, maka

pemain akan dapat dengan mudah mengombinasikan gerakannya dan dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan. Adapun teknik

dasar dalam permainan bola basket dapat dibagi sebagai berikut : (a) Passing(teknik melempar dan menangkap bola); (b)Dribling(teknik menggiring bola); (c)Shooting(teknik menembak); (d)Ball handling

(27)

Apabila kelima teknik dasar tersebut telah dimiliki dengan baik oleh seorang pemain, maka ia sudah dapat bermain dengan baik. Selanjutnya

untuk meningkatkan prestasi tinggal memperbanyak ulangan latihan yang cukup, sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis. Pengangkatan

prestasi ini adalah tugas guru atau pelatih yang akan mengantarkan kepada prestasi yang maksimal Imam Sodikun (1992:48).

Teknik dasar menembak adalah hal yang harus dikuasai dengan baik oleh para pemain bola basket. “Jika anda tidak dapat memasukkan bola atau

tembakan melalui ring, maka anda tidak akan memenangkan pertandingan melawan tim-tim lain” Wooden (1979:94).

G. Gerak DasarPassing

Passingadalah gerakan operan bola dalam bermain basket yang dilakukan

dengan dua tangan atau satu tangan, terdapat beberapa jenis gerakan passingdalam permainan basket diantaranya : tolakan dada (The two hand chest pass), operan atas kepala (The over head pass), operan pantulan (The

bounce pass ), operan ayunan (The under hand pass), operan samping (The side arm pass), operan lambung (The lop pass), operan gaetan (The

back pass), operan lompat (The jump hand pass).

(28)

kecepatan dan arah mendadak, gerakan tipu tubuh dan tangan, dan kontrol

bola yang baik.

Passing (mengumpan) bola adalah cara tercepat dan tereketif memindahkan bola dari satu pemain ke pemain lain. Hal akhir yang

sempurna dari rangkaian umpan yang baik adalah suatu umpan kepada teman se-tim yang berada pada posisi bebas dekat dengan keranjang dan dengan mudah dapat memasukkan bola ke keranjang. Bantuan (assist)

yang baik sama penting dan menariknya dengan mendapatkan angka. Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang

memiliki power yang besar dan tingkat akurasi yang tepat, operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper.

Cara passing bola basket dari depan dada (chest pass) adalah sebagai

berikut:

1. Letakkan tangan mu disisi bola dan tekuklah (bengkokkan) lengan sedikit sehingga bola mendekati dada.

2. Untuk melemparkan umpan, julurkan lengan kearah sasaran . 3. Saat lengan benar-benar terjulur, lecutkan bola sedikit demi sedikit

(29)

bola sedikit melintir saat melayang ke arah sasaran.

Gambar 1 : Cara mengumpan bola basket dari depan dada (chest pass)

H. Kerangka Pikir

MenurutSoekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada

dasarnyaberdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang

bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalah

chest pass.

(30)

pembelajaran keterampilan gerak dasarchest passpada anak sekolah dasar

selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan chest passyang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerakchest pass. Orentasi pembelajaran

yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal. Dalam proses

pembelajaran keterampilan gerak dasarchest passpada siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasarchest passdan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasarchest passbola basket adalah:

kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasarchest passbola basket,kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk pembelajaran bola basket

dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak dasarchest pass.

G. Hipotesis

(31)

Secara umum hipotesisnya adalah “Jikamodel pembelajaran kelompok

(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang

valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam

penelitian harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang

logis dan rasional agar tingkat validitas data bisa dipertanggung jawabkan.

Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk

memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian data

dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang

diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus

memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti

agar penggunaan metode penelitian menjadi tepat. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas, peneliti

menggunakan metode ini di karenakan di dalam penelitian dilakukan

metode kaji tindak pada proses pembelajaran. Menurut Suhardjomo

(33)

kelasnya”.

Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan siklus sebagai

berikut:

Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16).

Keterangan tahapan Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan ; 2. Pelaksanaan; 3. Pengamatan; 4. Refleksi

1. Perencanaan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta menyiapkan

skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan

(34)

Dalam tahapan ini peneliti mengimplementasikan atau menerapkan isi

rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan (Oberservasi)

Dalam tahapan ini peneliti mengobservasi atau mengamati pelaksanaan

tindakan kelas.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan.

Secara teori, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu,

sebab banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada

tingkat kejenuhan dan ketercapaian kriteria keberhasilan. Jika penelitian

dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka siklus atau

penelitian dapat dihentikan, demikian pula bila target yang direncanakan

tidak tercapai dalam beberapa siklus, bahkan mengalami penurunan

keberhasilannya, siklus pun dapat dihentikan.

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa

populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 2 Margoyoso Kecamatan

Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi

(35)

sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang

digunakan adalah siswa Kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

C. Tempat dan Waktu.

1. Tempat Penelitian.

Di lapangan SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap

penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di

setiap siklusnya, menurut Muhajir (1997:58) “Instrumen dalam PTK

dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi

untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian upaya meningkatkan

keterampilan gerak dasar chest pass menggunakan bola plastik sebagai

(36)

modifikasi bola basket pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu

Prengsewu adalah berupa Indikator gerak dasar chest pass, yang terdiri dari

3 sikap yaitu: 1) sikap awalan; 2) sikap pelaksanaan; dan 3) sikap akhiran.

** di adaptasi dari Wissel (2000:74)

Keterangan nilai chest pass :

Nilai = X100 =

E. Teknik Analisis Data

1 Tahap Awal

2. Sikap berdiri yang seimbang

3. Tangan sedikit dibelakang bola

4. Posisi pergelangan tangan yang rileks

5. Posisi bola di depan dada

6. Siku masuk dan rapat

2 Tahap

Pelaksanaan

1. Lihat target

2. Pandangan jauh atau mengecoh sebelum operan

3. Melangkah pada arah operan

4. Rentangkan lutut,punggung dan lengan

5. Perkuat pergelangan tangan dan jari melalui bola

6. Perkuat tangan yang lemah melalui bola

7. Lepaskan bola dari tangan pertama dan kedua berurutan

3 Tahap Gerak

Lanjut

1. Lihat target

2. Lengan direntangkan

3. Telapak tangan menghadap kebawah

4. Jari-jari menunjuk pada target

(37)

data di analisis melalui tabulasi, persentase dan normatif. Untuk melihat

kualitas hasil tindakan di setiap siklus, maka peneliti menggunakan rumus

sebagai berikut:

= × 100%

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes (Surisman 1997 )

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa

yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 67 atau persentase ketercapaian

67 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 %

siswa yang telah mendapat nilai ≥ 67 ( Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru 79).

F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Chest Pass

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,

(38)

dipergunakan pada silkus pertama sebanyak lima buah dan

mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi

tindakan.

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

pertama.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan

dengan jarak 3 meter.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan

sikap akhir gerak dasar chest pass.

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai

sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola plastic.

(39)

berpasangan dengan teman di depannya secara bergantian, setelah

mereka melakukan gerak dasar chest pass mereka kembali ke

belakang barisan .

X X X X X X X X X X

Keterangan:

: Gerak dasar chest pass

: Lari kebelakang barisan

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20

menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest

pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,

kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar chest pass dengan

menggunakan bola plastik pada siklus kedua yang mana siswa

melakukan gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola kaki, dan

dilihat berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.

2. Siklus Kedua

(40)

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,

penutup.

3. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi bola basket yang akan

dipergunakan pada silkus ke dua sebanyak lima buah dan

mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi

tindakan.

4. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

5.Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus ke

dua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi empat kelompok berbentuk persegi dan berbaris

saling menghadap dengan jarak 2,5 meter.

X X X X X X X X

X X X X X X X X

Keterangan :

: Arah gerakan chest pass menyilang ke arah depan.

: Lari ke kelompok sampingnya.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

(41)

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar chest pass yang benar, dari mulai

sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola karet.

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar chest pass ke

kelompok yang lain dan begitu seterusnya secara berulang-ulang.

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar chest pass selama 20

menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar chest

pass sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,

kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes bola basket pada materi

chest pass didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh

siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan

pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada

(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola voli dalam melakukan gerak dasarchest passberpasangan yang diberi jarak 3 m untuk proses pembelajaran dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasarchest passpada Siswa kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu.

2. Dengan penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasarchest

(43)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar chest passdalam Basket.

2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 2 Sri Rahayu Prengsewu agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasarchest passdalam Basket.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1990.Diktaktik Metodik. C.V . Toha. Semarang

Arikuto, Suharsimi, 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kurikulum pendidikan dasar SMP. Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono ,1999.Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto. 1992,Renang, Materi Metode Penilaian.

Depdikvud. Jakarta

Hidayat, Imam. 1990.Biomekanika. TPOK IKIP Bandung. Bandung

Harsono.1998.Coaching dan aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Tambak Kusuma. Bandung

Imam Sodikun. 1992.Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Lutan. 1998,Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta

Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996/1997.Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta

(45)

Perbasi. 2006. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI

Ridwan. 2005.Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung

Sudjana. 1992.Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung.

(46)

Gambar

Gambar 1 : Cara mengumpan bola basket dari depan dada (chest pass)
Gambar 5. Contoh gerak dasar chest pass menggunakan bola volli

Referensi

Dokumen terkait

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi pemasaran atau yang lebih dikenal dengan integrated marketing communications ( IMC) terhadap band

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan informasi gangguan pendengaran pada pekerja pabrik mebel yang erpapar bising secara langsung dan

Dari variasi kecepatan potong, sudut geram pahat dan gerak makan maka dapat ditentukan keausan pahat Karbida, kekasaran permukaan baja karbon tinggi dan persamaan umur

Peubah pada level siswa yakni: kepemilikan kalkulator, persepsi siswa bahwa matematika itu sulit bila dibandingkan pelajaran yang lain, dan persepsi bahwa

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Budaya Universitas

The objectives of this study are: (1) to explore the diversity of the freshwater shrimp Genera Caridina and Macrobrachiumin East Java and Bali Provinces based on

Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan