• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam Pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Di Kabupaten Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam Pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Di Kabupaten Magelang"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM

PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN

DI KABUPATEN MAGELANG

ESKA STEFANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesisi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Eska Stefani

(4)

RINGKASAN

ESKA STEFANI. Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang. Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan AMZUL RIFIN.

Beras merupakan makanan pokok dari setengah populasi dunia, dari beberapa jenis beras tersebut ada yang tidak umum dari segi aroma, warna biji dan komposisi kimianya. Jenis beras ini disebut beras khusus, salah satu jenisnya adalah beras hitam. Proyeksi permintaan untuk jenis beras khusus ini masih tinggi. Indonesia sebagai negara ketiga yang mempunyai semberdaya beras hitam terbanyak di dunia berpotensi untuk mengembangkan beras hitam. Beras hitam mempunyai banyak sekali manfaat kesehatan dan dikenal sebagai pangan fungsional sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Di Indonesia hanya ada beberapa daerah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, salah satu daerah yang mempunyai varietas lokal adalah Kabupaten Magelang. Pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang didukung oleh Asosiasi Tani organik Sawangan. Namun dalam usahanya mengalami kendala yaitu lahan beras hitam yang semakin sempit dan penjualan yang semakin menurun. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan usaha beras hitam.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan, merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, dan memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan.

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktor-faktor internal dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities

dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik.

Hasil analisis didapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan yang dimiliki adalah tersedia RMU, menerapkan teknologi pertanian oragnik, produk bersertifikat organik, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, adanya pelatihan anggota, dan dapat melakukan pemurnian benih. Sedangkan kelemahannya adalahluas tanam padi beras hitam yang menurun, promosi belum maksimal, kemasan masih sederhana, ketersediaan modal terbatas, pengorganisasian belum berjalan baik, dan kemampuan administrasi rendah.

(5)

masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas, adanya hama burung, dan persaingan dalam industri beras hitam semakin tinggi.

Prioritas alternatif strategi yang diterapkan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, mulai dari prioritas pertama sampai kedelapan adalah membangun mitra kerja yang continue (0.326), menguatkan kelembagaan (0.163), memperluas jaringan pasar (0.148), memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan (0.135), mengembangkan produk dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada (0.100), mengembangkan produk dengan penelitian dan pengembangan (0.052), menambah modal dengan kredit (0.045) serta memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing (0.031). Berdasarkan alternatif strategi tersebut kemudian dipetakan menjadi sepuluh program rutin dan dua belas program yang dijalankan secara bertahap.

(6)

SUMMARY

ESKA STEFANI. Black Rice Business Development Strategy at Association of Sawangan Organic Farmers in Magelang Regency. Supervised by RITA NURMALINA and AMZUL RIFIN.

Rice is the staple food of half the world's population, some types of rice are uncommon in terms of aroma, karnel colour and chemical composition. This type of rice called special rice, one of its kind is black rice. Projected demand for this special rice is high. Indonesia as a third country that has black rice resource in the world has the potential to develop black rice. Black rice has a lot of health benefits and known as functional foods that have a high value. In Indonesia there are only a few areas that have local varieties of black rice, one of the areas that have local varieties are Magelang regency. Black rice development in Magelang regency is supported by the Association of Organic Farmers Sawangan. But in his quest to experience problems that black rice lands of the narrow and diminishing sales. Therefore we need the business development strategies of black rice.

The objectives of this study are to analyze the internal and external environment Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), formulate alternative strategies, making priorities in the black rice business development of the Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), and mapping recommendations program of alternative strategies in black rice business development at Association of Sawangan Organic Farmers (TOS).

Processing and analyzing data on this research, using qualitative and quantitative method. The qualitative data were presented in descriptive form to describe a general overview, internal and external factors from Association of Sawangan Organic Farmers (TOS). The quantitative data in the form of weighting factors of internal and prioritization of the development strategy. The analysis tool was used A'WOT method, it is a combination of AHP (Analytical Hierarchy Process) with SWOT analysis (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats). Then conducted the mapping recommendations program of alternative strategies by the method of strategic architecture.

The results from internal factor, obtained that The Strength were availability of RMU, applying organic agricultural technology, organic products certified, the product offers many health benefits, training members, and can perform the purification of seed. The Weakness were a reduction of black rice field, the promotion is not maximized, the packaging is still modest, limited availability of fund, poor in the organizing of association (TOS) and administrative capacity. From External factors obtained that Opportunity were processing industry began to bloom, credit from banks, healthy lifestyle community, environmental support for the organic agriculture, Magelang Regency has a tourist attraction, the support of the Department of Agriculture, and advances in information technology. The threat were public knowledge of black rice and benefits limited, bird pests, and competition in black rice industry getting tougher.

(7)

increase sales ( 0.135), 5) developing products by utilizing existing resources (0.100), 6) developing products with research and development (0.052), 7) increase its capital to loans (0.045) and 8) improved packaging to improve competitiveness (0.031). Based on strategic alternatives above then divided into ten regular programs and twelve programs that run gradually.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM

PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN

DI KABUPATEN MAGELANG

ESKA STEFANI

Tesis

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Agribisnis

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini ialah pengembangan usaha beras hitam, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian karya ilmiah, yaitu kepada:

1. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Amzul Rifin, SP MA selaku pembimbing,

2. Ibu Dr Ir Rr Heny K Daryanto, MEc selaku dosen evaluator pada kolokium, 3. Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM dan Bp Dr Ir Suharno, MADev sebagai dosen

penguji pada ujian sidang,

4. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Ir Suharno, MADev selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis IPB,

5. Ibu Yuni Sulistyawati, SAB Ibu Dewi Martiawaty Utami, SPi dan Bapak Yusuf yang membantu proses administrasi tingkat program studi,

6. Bapak Widagdo, Fajar dan Saleh selaku pengurus Asosiasi Tani Organik Sawangan, Bapak Slamet selaku Kasi Tanaman Padi dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan Bapak Iwan selaku direktur dari PT Martani yang telah membantu pengumpulan data selama melakukan penelitian.

7. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemberi Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) Direktorat Pendidikan Tinggi,

8. Kedua orang tua Ayah Supriwasono KH, SIP dan Ibu Sriwiyani, SPd serta seluruh keluarga dan saudara-saudara atas doa dan motivasinya.

9. Suami M. Aji Permana, ST dan anak tercinta Azwa yang selalu menemani saat suka maupun duka, terima kasih atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang selalu diberikan,

10.Sahabat-sahabat Magister Sains Agribisnis (MSA) Angkatan 4 IPB atas segala dukungan dan motivasinya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2016

(14)

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 7

Manfaat Penelitian ... 7

Ruang Lingkup Penelitian ... 7

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Potensi Beras Hitam ... 8

Strategi Pengembangan ... 9

Analisis A’WOT ... 10

3 KERANGKA PEMIKIRAN... 11

Konsep Strategi ... 11

Identifikasi Lingkungan Organisasi ... 12

SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) ... 16

AHP (Analytic Hierarchy Process) ... 16

A’WOT ... 17

Arsitektur Strategi ... 17

Kerangka Pemikiran Operasional ... 19

4 METODE PENELITIAN ... 21

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

Jenis dan Sumber Data ... 21

Metode Penentuan Responden ... 21

Metode Pengumpulan dan Analisis Data ... 21

5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

Gambaran Umum Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 27

Sejarah dan Perkembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 27

Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 28

Lokasi dan Letak Geografis ... 28

Struktur Organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 29

Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi TOS ... 31

Analisis Lingkungan Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 31

Komponen SWOT ... 45

Pembobotan Faktor ... 53

Alternatif Strategi Pengembangan ... 55

Analisis Prioritas Strategi ... 59

Struktur Hierarki AHP-SWOT ... 60

Perencanaan Arsitektur Strategik ... 60

6 SIMPULAN DAN SARAN ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 71

(15)

DAFTAR TABEL

1 Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t) ... 1

2 Penyebaran beras hitam di dunia ... 2

3 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras ... 2

4 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer ... 3

5 Beberapa jenis beras hitam di Indonesia ... 4

6 Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan Februari-Juli tahun 2015 ... 5

7 Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor ... 23

8 Skala banding secara berpasangan ... 23

9 Nilai Random Index ... 25

10 Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014 . 28 11 Identifikasi faktor strategis internal Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 37

12 Identifikasi faktor strategis eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 45

13 Bobot prioritas faktor SWOT pengembangan usaha beras itam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 54

14 Urutan prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 59

15 Rekomendasi program kegiatan pengembangan usaha beras hitam pada Aosiasi Tani Organik Sawangan ... 62

DAFTAR GAMBAR 1 Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012 ... 6

2 Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di Sleman ... 6

3 Model manajemen strategi ... 11

4 Model lima kekutan Porter ... 15

5 Kerangka pemikiran operasional ... 20

6 Matriks SWOT ... 24

7 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT ... 26

8 Kerangka perencanaan arsitektur strategi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 26

9 Struktur organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 31

10 Saluran distribusi Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 34

11 Proporsi diabetes militus pada penduduk usia 15 tahun hasil wawancara di Indonsia tahun 2007 dan 2013 ... 40

12 Kemasan produk beras hitam kelompok tani di Karanganyar ... 44

13 RMU (Rice Milling Unit) milik Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 46

14 Sertifikat organik Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 46

15 Training SAFSeN ... 47

16 Kemasan produk beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 48

17 Berbagai macam olahan beras hitam ... 50

(16)

19 Matriks SWOT Asoaisai Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan

beras hitam ... 56

20 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT pada Asosiasi Tani Organik Sawangan ... 60

21 Rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan 65

DAFTAR LAMPIRAN 1 Perbandingan berpasangan pada level faktor ... 73

2 Bobot level faktor ... 73

3 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kekuatan ... 73

4 Bobot pada level subfaktor kekuatan ... 73

5 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kelemahan ... 74

6 Bobot level pada subfaktor kelemahan ... 74

7 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor peluang ... 74

8 Bobot level pada subfaktor peluang ... 74

9 Perbandingan berpasangan pada level subfaktor ancaman ... 75

10 Bobot pada level subfaktor ancaman ... 75

11 Perbandingan berpasangan pada level alternatif strategi ... 75

12 Dokumentasi di lapang ... 75

(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beras merupakan bahan makanan pokok dari setengah populasi dunia. Masyarakat di 135 negara menggunakan beras, 95% beras diproduksi dan dikonsumsi di Asia. Di negara-negara Eropa dan Amerika Utara penduduknya juga mulai mengonsumsi beras. Beras menyediakan protein dari nutrisi berkualitas tinggi, dan juga mineral, vitamin dan serat. Ada 20 jenis beras yang dikenal, hanya Oriza sativa dan Oriza glaberrima yang dibudidayakan dan merupakan jenis beras yang biasa dikonsumsi oleh 5 milyar orang. Dari beberapa produk beras Oriza sativa ada beberapa jenis yang tidak umum dari segi aroma, warna biji dan komposisi kimianya, beras-beras itu disebut dengan “beras

khusus”. Terdapat beragam warna padi/beras dan warna tergantung pada pigmen

warna khususnya antosianin pada lapisan pericarp, kulit biji (seed coat), tetapi sebagian besar beras yang dikonsumsi adalah beras putih. Dengan semakin meningkatnya kemakmuran, permintaan untuk beras khusus ini juga bertambah. Permintaan untuk beras hitam bertambah pesat dari Amerika dan Eropa karena dinilai sebagai pangan sehat dan pangan organik berwarna (Chaudhary 2003).

Tabel 1 Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t)

Negara/wilayah 1993 2010 2020 % perubahan

(1993-2020)

Sumber : Rosegrant et al. dalam Chaudhary (2003)

(18)

Tabel 2 Penyebaran beras hitam di dunia

Sumber : Tang dalam Chaudhary (2003)

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan jenis beras lainnya. Beras hitam memiliki aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam berubah warna menjadi pekat (Suardi dan Ridwan 2009). Beras hitam banyak mengandung aleuron dan endospermia yang dapat memproduksi antosianin sehingga warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Selain antosianin, beras hitam juga mengandung kadar gula yang lebih sedikit, lebih banyak serat dan vitamin E (BPTP 2010). Sehingga beras hitam sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain sebagai antioksidan, baik bagi penderita diabetes, baik untuk diet, serta mencegah penuaan dini pada kulit. Menurut Tabel 3 beras hitam memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis beras lainnya, yaitu kandungan seratnya paling tinggi bahkan 100 kali lipat dibanding dengan beras putih.

Tabel 3 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras

Jenis beras Energi

Sumber : DPPKP Kabupaten Purworejo (2012)

(19)

dan Scholderer 2007). Sehingga pengembangan budidaya dan produksi beras hitam akan memiliki prospek ekonomi yang cukup signifikan.

Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan (Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al. (2015) beras hitam banyak dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari 10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Di Cina beras hitam digunakan untuk pemulihan patah tulang dan digunakan sebagai pewarna makanan orhanik (Chaudhary 2003). Indonesia sendiri telah mengekspor beras hitam ke beberapa negara seperti Eropa, Amerika, Kanada dan Jepang. Ekspor yang paling besar ke Singapura yaitu sebesar 44%, AS 13%, Taiwan 10% dan Belgia 3%. Untuk pasar di dalam negeri beras hitam banyak dipasarkan di sekitar Jabodetabek. Hal ini menunjukkan adanya potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam.

Jika dilihat dari nilai ekonomisnya, beras hitam memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Seperti yang terlihat pada Tabel 4 baik harga gabah maupun beras hitam memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ditingkat petani gabah padi hitam mencapai 10 000 rupiah per kilo, ditingkat dipengumpul mencapai 17 000 rupiah per kilo, ditingkat distributor mencapai 30 000 rupiah per kilo bahkan ditingkat pengecer mencapai 58 000 rupiah per kilo. Selain itu jika dilihat dari pendapatan usahatani beras hitam pada penelitian Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah kering beras hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan keuntungannya akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki nilai B/C sebesar 1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59. Hal ini dapat menunjukan beras hitam layak untuk diusahakan oleh petani.

Tabel 4 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer

Jenis beras Gabah (Rp/kg)a

(20)

Beras hitam kebanyakan hanya dijumpai di kawasan Asia, termasuk di Indonesia dan orang Amerika sering menyebutnya sebagai Indonesia Black Rice1. Keberadaannya hanya ada di beberapa daerah saja di Indonesia dan memiliki nama-nama tersendiri disetiap daerahnya (Tabel 5). Salah satu daerah yang mempunyai varietas lokal beras hitam adalah Kabupaten Magelang dimana beras hitam yang dikembangkan di daerah ini adalah varietas Jowo Melik dan Cempo Ireng (Sa’adah et al 2013). Daerah di Kabupaten Magelang yang paling banyak mengusahakan beras hitam adalah Kecamatan Sawangan, dimana usaha beras hitam di daerah ini didukung oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan. Pengembangan beras hitam menjadi penting untuk dilakukan karena dapat memberikan beberapa manfaat yaitu sumberdaya genetik beras hitam dapat dilestarikan, petani produsen dan pedagang mendapat untung serta konsumen dapat memperoleh lebih banyak ragam pilihan pangan fungsional. Selain itu diperlukan strategi pengembangan mengingat peluang pasar yang masih besar dan ada beberapa kendala pengembangan usaha beras hitam yang perlu diatasi.

Tabel 5 Beberapa jenis beras hitam di Indonesia

No Varietas Daerah Asal

1 Melik Kedon – Ganjuran – Bantul –

Yogyakarta

2 Jlitheng Sleman Yogyakarta

3 Cempo Ireng Seyegan – Sleman - Yogyakarta

4 Pari Ireng Padasan – Pakembinangun –

Sleman - Yogyakarta

5 Padi Hitam NTT Alor – NTT

6 Padi Hitam Bantul Njayan – Imogiri – Bantul

7 Padi Hitam Magelang (berbulu) / Jawa Melik

Sawangan – Magelang – Jawa Tengah

8 Padi Hitam Magelang (Tidak berbulu)/ Cempo Ireng

Sawangan – Magelang – Jawa Tengah

9 Padi Hitam Sragen Sragen – Jawa Tengah

10 Padi Hitam Banjarnegara-Wonosobo Wonosobo – JawaTengah

11 Padi Hitam Banjarnegara Banjarnegara – Jawa Tengah

Sumber : Kristamtini et al. (2014)

Rumusan Masalah

Asosiasi Tani Organik Sawangan merupakan gabungan petani di Kecamatan Sawangan yang peduli akan kesehatan dan lingkungannya. Asosiasi TOS mengembangkan beras hitam varietas Cempo Ireng yang merupakan varietas lokal Kabupaten Magelang. Kecamatan Sawangan merupakan daerah di Kabupaten Magelang yang paling banyak mengusahakan beras hitam2.

1

Beras Hitam Organik, Makanan Diet, Makanan Penyakit Jantung dan Makanan Diabetes Terbaik. [Internet]. Diakses 8 Agustus 2015). Tersedia pada : https://berasorganikblog.worspress.com

2

(21)

Diharapkan keberadaan asosiasi ini dapat mendukung upaya pelestarian varietas lokal beras hitam. Asosiasi TOS berperan dalam membantu anggotanya memasarkan beras hitam serta mendukung dalam proses produksinya.

Asosiasi tani ini telah melakukan usahataninya secara organik dan sudah memiliki sertifikasi organik oleh LESOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman). Anggota TOS saat ini mencapai 883 orang petani dan memiliki luas tanam sebesar 508 Ha3. Namun saat ini petani anggota Asosiasi TOS yang menanam padi beras hitam jumlahnya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari luas lahan yang ditanami beras hitam berkurang secara signifikan. Pada tahun 2013 luas lahan padi beras hitam mencapai 50 Ha tapi saat ini hanya 10 Ha. Hal ini dikarenakan pernah terjadi pelanggaran kerjasama dengan salah satu distributor yang akan mengambil beras hitam dalam jumlah banyak, secara sepihak distributor tersebut menurunkan harga beras hitam dari harga yang telah disepakati sebelumnya. Sejak saat itu hanya ada beberapa petani yang mau menanam beras hitam. Selain itu ada beberapa alasan lain yang membuat petani enggan untuk menanam beras hitam yaitu hasil produksi tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jenis beras lain yang ditanam di Sawangan serta masa tanam lebih panjang jika dibanding dengan varietas yang lain, untuk varietas beras hitam yang dikembangkan di Kabupaten Magelang ini masa tanam beras hitam mencapai 120 hari serta hama burung yang sangat mengganggu.

Asosiasi TOS masih sulit untuk memasarkan beras hitam karena jenis beras ini belum banyak dikenal oleh masyarakat terutama terkait khasiat beras hitam. Serta dalam melakukan promosi Asosiasi TOS belum maksimal, promosi yang dilakukan hanya melalui pameran-pameran saja, belum ada upaya lebih untuk mempromosikan beras hitam. Bahkan penjualan beras hitam cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan Februari-Juli tahun 2015

Periode penjualan Volume (ton) Penerimaan (Rp)

Februari 5.13 97 565 000

Maret 2.35 44 650 000

April 7.55 143 545 000

Mei 5.56 105 640 000

Juni 12.57 238 868 000

Juli 5.05 95 950 000

Sumber : Asosiasi Tani Organik Sawangan

Potensi pasar untuk beras hitam di Indonesia masih terbuka, hal ini dapat dilihat dari stok penjualan beras hitam di JaPPSA (Jaringan Pemasaran Pertanian Selaras Alam) yang masih sering kosong karena supply yang sedikit dan tidak kontinyu, bahkan dalam satu tahun selama delapan bulan tidak ada stok beras hitam. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 (Ildrakasil et al. 2013).

3

(22)

Gambar 1 Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012

Selain itu adanya permintaan beras hitam juga dapat dilihat dari permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian beras hitam di Sleman, dimana jumlah permintaan beras hitam cenderung naik. Permintaan beras hitam tidak hanya dari Yogyakarta tetapi juga dari luar kota seperti Tuban, Depok, Bogor dan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 ( Kristamtini et al. 2011). Artinya jika dapat mencari cerug pasar untuk beras hitam sebenarnya pasar masih terbuka dan diperlukan pemasaran yang eksklusif karena harga beras hitam yang cukup mahal jika dibanding dengan jenis beras lainnya serta manfaat kesehatan yang membuat beras hitam menjadi beras khusus.

Gambar 2 Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di Sleman

(23)

melalui strategi pengembangan. Strategi pengembangan digunakan agar peluang dan sumber daya yang dimiliki Asosiasi Tani Organik Sawangan dapat termanfaatkan dengan baik dan kendala serta ancaman yang dihadapi mampu teratasi. Strategi pengembangan juga diperlukan agar kelompok tani mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi. Untuk itu diperlukan kajian lebih agar Asosiasi TOS dapat membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang. Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini antara lain :

1. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan, dengan mengkaji lebih dalam faktor internal dan eksternal?

2. Bagaimana strategi yang dapat dirumuskan dengan tepat dan prioritasnya untuk dilakukan dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan?

3. Bagaimana pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan

2. Merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam

3. Memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan topik strategi pengembangan maupun objek beras hitam. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan bagi Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam menentukan strategi pengembangan usahanya. Serta, diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau informasi bagi masyarakat umum atau pelaku usaha terkait dengan peluang usaha beras hitam.

Ruang Lingkup Penelitian

(24)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Beras Hitam

Beras hitam memang belum banyak dikenal, namun beras ini memiliki banyak keunggulan terutama untuk kesehatan tubuh. Beras hitam memiliki kadar antosianin dan aktivitas anti oksidan paling tinggi dibanding beras yang lain (Widarta et al. 2013 dan Swasti 2007). Selain itu beras hitam juga telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Narwidina (2009), dengan mengonsumsi minuman isotonik berbasis antosianin beras hitam dapat memberikan efek rehidrasi secara optimal dan dapat meningkatkan kapasitas pertahanan antioksidan dalam tubuh. Manfaat utama dari beras hitam adalah membersihkan racun dari dalam tubuh (detoksifikasi),

membantu memelihara ketahanan tubuh dan membantu memelihara

keseimbangan sistem organ dan hormon serta dapat menurunkan kadar kolesterol. Selain itu beras hitam mampu mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti jantung coroner dan hipertensi (Sa’adah 2014). Beras hitam juga dapat dikembangkan menjadi minuman fungsional yang terbukti dapat menurunkan kadar gula dalam darah (Pramitasari 2014).

Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan (Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al (2015) beras hitam banyak dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari 10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Hal ini menunjukkan adanya potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam.

Ada beberapa keunggulan beras hitam yang membuat petani ingin menanamnya. Motivasi utama petani untuk menanam padi hitam adalah harga yang tinggi (26%), untuk kesehatan (14%), untuk pelestarian padi (12%), merupakan kultivar berkualitas dan kemandirian petani (12%). Terdapat empat kelompok varietas padi hitam yaitu Melik, Cempo Ireng, Padi Hitam dan Padi Hitam Cianjur (Sa’adah 2013).

(25)

Beras hitam merupakan komoditi yang sangat layak untuk dikembangkan. Usahatani beras hitam memiliki nilai R/C 1,61 yang berarti penambahan biaya sebesar satu persen akan memberikan tambahan pendapatan sebesar 1,61 persen. Dan nilai tersebut merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan nilai R/C untuk usahatani beras merah dan beras putih. Selain itu beras hitam juga memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari besarnya PCR (Privat Cost Ratio) dan KP (Keuntungan Privat). Nilai PCR untuk beras hitam sebesar 0,6 yang artinya untuk mendapatkan nilai tambahan output satu satuan pada harga privat diperlukan biaya faktor domestik sebesar 0,6 dan untuk KP mencapai dua belas juta rupiah lebih per hektar. Selain itu usahatani beras hitam juga memiliki keunggulan komparatif yang dapat dilihat dari nilai DRC (Domestic Resource Cost) dan KS (Keuntungan Sosial), nilai DRC untuk usahatani beras hitam adalah 0,17 dan nilai KS mencapai hampir lima puluh dua juta rupiah per hektar. Bahkan nilai DRC yang paling rendah adalah usahatani beras hitam jika dibandingkan dengan usahatani beras putih dan merah, artinya beras hitam memiliki keunggulan komparatif dibandingkan beras putih dan merah (Jakiyah 2015). Kelayakan usaha beras hitam juga ditunjukkan pada penelitian Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah kering beras hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan keuntungannya akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki nilai B/C sebesar 1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59.

Strategi Pengembangan

Luthfiningtyas (2014) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha batik warna alami di CV Naf Mandiri Sukses. Menganalisisi lingkungan internal dan eksternal, mengidentifikasi dan menetapkan strategi serta menetapkan prioritas strategi. Teknik pengolahan dan analisis data melalui tahapan analisis lingkungan internal dan eksternal, menyusun struktur hierarki, perbandingan berpasangan faktor SWOT, mengembangkan strategi, dan menyusun evaluasi strategi dengan menggunakan metode A’WOT.

Strategi yang dapat diterapkan pada pengembangan usaha beras organik antara lain: menyediakan kemasan yang bervariasi dengan informasi produk yang lengkap mengenai kandungan gizi serta jaminan bebas dari bahan kimia, meningkatkan luasan lahan padi organik agar ketersediaan beras lebih kontinu, menerapkan harga bersaing, menerapkan rantai pemasaran yang pendek, penguatan kelembagaan petani padi organik melalui gapoktan serta kemitraan yang dapat memperluas akses pasar ke saluran-saluran khusus, serta promosi melalui leaflet dan media internet oleh pemasar ataupun petani beras organik (Idaman 2012).

(26)

informasi dengan petani dapat dihubungkan dengan adanya kemajuan teknologi informasi.

Arsitektur strategi digunakan dalam penelitian Fauzi et al (2016) yaitu strategi pengembangan agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok. Penggunaan alat analisis ini dengan alasan bentuk arsitektur strategi lebih mudah dipahami karena strategi ini dijabarkan dalam bentuk gambar dan merumuskan strategi kedalam roadmap untuk meraih visi dan misi perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan lebih mudah memahami perubahan dan konsekuensi yang harus dilaksanakan sehubungan dengan strategi yang dipilih. Selain itu akan sangat berguna bagi perusahaan yang belum memiliki rancangan arsitektur strategik.

Analisis A’WOT

Teknik SWOT telah terbukti sangat membantu dalam mengetahui lingkungan suatu organisasi dan menghasilkan rencana strategi pertumbuhan dan pengembangan organisasi tersebut. Namun teknik ini harus disempurnakan dengan menggunakan teknik yang lain. Dalam beberapa kasus teknik SWOT dikombinasikan dengan teknik AHP untuk dipilih strategi yang terbaik untuk organisasi tersebut (Osuna dan Aranda 2007). Metode SWOT digabungkan dengan metode AHP untuk menentukan pembobotan dalam analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk mengurangi subjektifitas penilaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengambilan keputusan strategi. Hasil analisis A’WOT dari persepsi stakeholders digunakan untuk menyusun rumusan rencana dan strategi pengembangan (Rudita et al 2012).

Penggabungan metode AHP dan SWOT dapat diaplikasikan untuk menambah dan memperbaiki dasar informasi dari proses perencanaan strategi. Alat analisis ini tidak hanya mendukung keputusan yang kuat tapi juga dapat memberikan kerangka kerja yang efektif untuk membuat keputusan strategi dalam berbagai situasi. A’wot juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan pembelajaran dalam proses pembuatan keputusan diberbagai bidang (Kangas et al

2001), seperti bidang pariwisata (Wikramasinghe dan Takano 2009), bidang teknik (Triantaphyllou dan Mann 1995), pertanian (Zhang dan Feng 2013), dan agroindustri (Rochman et al 2011).

(27)

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi

Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintergrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk menghadapi di masa yang akan datang oleh organisasi tersebut (Yoshida 2006). Strategi dimulai dengan menggunakan konsep bagaimana menggunakan sumberdaya perusahaan secara paling efektif dalam lingkungan yang berubah-ubah. Sedangkan menurut David (2011) strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputuasan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi perlu mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan karena mempunyai konsekuensi multifungsional.

Proses manajemen strategik meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai dengan evaluasi kinerja. Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor yang paling penting untuk perusahaan disebut faktor-faktor strategis yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Setelah menganalisis faktor-faktor strategis, manajemen mengevaluasi interaksinya dan menentukan misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama merumuskan strategi adalah pernyataan misi, yang berperan dalam menentukan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan strategi dan kebijakan tersebut melalui program, anggaran dan prosedur. Akhirnya evaluasi kinerja dan umpan balik untuk memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan (Wheelen dan Hunger 2008).

Pengamatan

perumusan strategi implementasi strategi evaluasi dan

Lingkungan Pengendalian

Eksternal misi lingk sosial Tujuan

Lingk

tugas Strategi

Kebijakan Internal Program Struktur Anggaran Budaya Prosedur Sumber

daya Kinerja

Gambar 3 Model manajemen strategi

(28)

Identifikasi Lingkungan Organisasi

Lingkungan dimana suatu organisasi berada dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Tujuan dilakukannya analisis terhadap lingkungan internal perusahaan adalah mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis suatu perusahaan. Kekuatan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat menciptakan kompetensi khusus sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan kelemahan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat tidak mampu menciptakan kopetensi khusus sehingga perusahaan kalah bersaing dengan perusahaan lain. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan yang berpotensi memberikan laba pada perusahaan. Sedangkan ancaman merupakan tren negatif pada lingkungan eksternal perusahaan yang berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan (Solihin 2012).

Identifikasi terhadap lingkungan internal merupakan langkah awal untuk merumuskan strategi. Menurut David (2011) identifikasi dimulai dengan menganalisis semua aspek yang ada didalam suatu organisasi. Aspek-aspek yang dianalisis untuk mengidentifikasi lingkungan internal antara lain :

1. Aspek manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi (actuating), pengendalian (controlling), dan penunjukan staf (delegating). Perencanaan terdiri dari semua aktivitas yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan kebijakan. Pengorganisasian termasuk semua aktivitas yang menghasilkan semua struktur tugas, dan hubungan wewenang. Tugas spesifik termasuk deskripsi organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, dan analisis pekerjaan. Pemotivasian termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Pengendalian merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil actual konsisten sesuai dengan perencanaan. Penunjukkan staf dipusatkan pada manajemen personalia.

2. Aspek pemasaran

Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atas barang dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, merencanakan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pasar, dan analisis peluang.

3. Aspek keuangan

(29)

beberapa strategi sebagai alternatif yang layak. Faktor keuangan dapat mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi.

4. Aspek produksi

Fungsi produksi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi terdiri dari lima fungsi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. Proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Kapasitas menyangkut penetapan tingkat keluaran maksimal untuk organisasi. Persediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setangah jadi dan barang jadi. Keputusan tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang bermutu tinggi dihasilkan.

5. Aspek penelitian dan pengembangan

Anggaran litbang diarahkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu produk, atau memperbaiki proses manufaktur untuk menekan biaya. Organisasi melakukan investasi dalam litbang karena yakin bahwa investasi akan mengarah pada produk dan jasa superior dan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.

6. Aspek sistem informasi manajemen

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi mewakili sumber utama keunggulan satu kelemahan bersaing. Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, mengkodekan, menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga mampu menjawab berbagai pertanyaan operasi dan strategi. Inti sistem informasi adalah basis data yang berisi beragam dokumen dan data yang penting bagi manajer.

Berdasarkan David (2011) secara umum lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Namun kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar antara lain :

1. kekuatan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan peluang bagi perusahaan dalam suatu Negara untuk mengalami pertumbuhan akibat meningkatnya investasi tapi sebaliknya akan mengalami kontraksi akibat resesi yang dapat mengakibatkan penyusutan kegiatan investasi sehingga dapat mengancam kelangsungan kegiatan usahanya. Menurut Solihin (2012), berbagai faktor yang perlu dianalisis dalam dimensi ekonomi antara lain : tingkat pertumbuhan ekonomi, kebijakan tingkat bunga, kebijakan moneter, besarnya belanja pemerintah, kebijakan untuk mengatasi pengangguran, kebijakan perpajakan, kebijakan nilai tukar, tahap siklus bisnis, pendapatan yang bisa dibelanjakan, kebijakan devaluasi/revaluasi

2. kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan

(30)

3. kekuatan politik, pemerintah, dan hukum

faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat mencerminkan peluang dan ancaman kunci untuk organisasi kecil atau besar. Untuk perusahaan yang tergantung pada kontrak dan subsidi pemerintah, tingkat pajak dapat berpengaruh signifikan. Situasi politik yang kurang kondusif dapat berdampak negatif bagi dunia usaha begitu juga sebaliknya. Meningkatnya persaingan global membuat kebutuhan akan peramalan politik, pemerintah dan hukum yang akurat.

4. kekuatan teknologi

perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner berdampak dramatis pada organisasi. Kekuatan teknologi mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktek pemasaran, dan posisi pesaing. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru dan lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing relatif dalam suatu industri, dan membuat produk serta jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan jaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antara bisnis, menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan keterampilan teknis, dan menghasilkan perubahan nilai serta harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan bersaing yang lebih berdaya guna.

5. kekuatan pesaing

kekuatan kompetitif atau lingkungan industri dijelaskan melalui Model Lima Kekuatan Porter. Model ini dapat mengidentifikasi adanya ancaman yang berasal dari lima kekuatan dalam suatu industri.

1) Persaingan antara perusahaan sejenis

Persaingan antara perusahaan yang sejenis merupakan kekuatan yang paling berpengaruh dibandingkan kekuatan yang lain. Intensitas persaingan akan semakin bertambah jika jumlah pesaing bertambah. Hal ini terjadi karena perusahaan yang bersaing mempunyai ukuran dan kemampuan yang sama, permintaan produksi menurun, potongan harga menjadi hal yang biasa. Persaingan juga bertambah karena konsumen semakin mudah mengganti merek; ketika hambatan meninggalkan psar tinggi; ketika produk mudah rusak; ketika perusahaan pesaing berbeda dalam hal strategi, tempat mereka berasal, dan budaya; serta ketika merjer dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industry. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan akan berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaingnya. 2) Potensi masuknya pesaing baru

(31)

bertahan, dan potensi kejenuhan pasar. Namun hambatan ini dapat diatasi dengan produk yang lebih tinggi, harga yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luar biasa.

3) Potensi pengembangan produk substitusi

Tekanan persaingan dari produk substitusi meningkat jika harga relatif dari produk substitusi turun dan jika biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Kekuatan persaingan dari produk substitusi dapat diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk tersebut, disamping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitasnya dan penetrasi pasar. 4) Daya tawar pemasok

Kekuatan menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika bahan baku pengganti yang baik jumlahnya sedikit, atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi. Untuk kepentingan produsen dan pemasok untuk meraih laba jangka panjang keduanya saling membantu dengan harga yang wajar, mutu yang diperbaiki, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya sediaan. Perusahaan mungkin menggunakan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali. Strategi ini efektif jika pemasok tidak dapat diandalkan, biayanya terlalu tinggi, atau tidak mampu memenuhi keperluan perusahaan secara konsisten.

5) Daya tawar konsumen

Jika konsumen terkonsentrasi atau dalam jumlah besar atau membeli dalam jumlah banyak, maka kekuatan menawarnya dapat mempengaruhi tingkat persaingan dalam suatu industri. Konsumen memiliki daya tawar yang dinggi jika dalam keadaan : dengan mudah dan mudah beralih ke merek lain atau pengganti pesaing; menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual; penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen; konsumen memegang informasi tentang produk, harga dan biaya penjual; konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk.

Gambar 4 Model lima kekutan Porter

Sumber : David (2011) Potensi pengembangan

produk substitusi

Potensi masuknya pesaing baru Persaingan antar perusahaan sejenis Daya tawar

pemasok

(32)

SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat)

SWOT merupakan salah satu alat analisis strategi yang popular, dengan tujuan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sebuah organisasi serta peluang dan ancaman dari lingkungannya. Strategi dibentuk dengan membangun

kekuatan, menghilangkan kekurangan, memanfaatkan peluang dan

memperhitungkan ancaman (Wang et al 2014). Teknik SWOT merupakan salah satu yang terbaik dan paling sederhana dalam penilaian situasional. Meskipun hasilnya lebih subjektif dan kualitatif jika digunakan dengan hati-hati, SWOT dapat memberikan dasar yang baik bagi kesuksesan perumusan strategi (Pesonen

et al. 2000). Menurut Wheelen dan Hunger (2008) strategi yang mungkin dibentuk untuk perusahaan berdasarkan empat kelompok faktor, antara lain : 1. Strategi S-O (Strength-Opportunity) merupakan strategi yang dihasilkan dari

pemikiran bagaimana suatu perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada

2. Strategi S-T (Strenghth-Threat) yaitu strategi yang mempertimbangkan kekuatan perusahaan sebagai cara untuk menghindari ancaman

3. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) yaitu usaha dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki 4. Strategi W-T (Weakness-Threat) yaitu strategi yang pada dasarnya untuk

bertahan dan melakukan hal utama untuk meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman

Tujuan dari penggunakan SWOT yaitu alat pencocokan untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif yang masuk akal, bukan untuk memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT ini akan dipilih untuk diterapkan (David 2011).

Kelebihan dari analisis SWOT yaitu alat analisis ini telah terbukti dapat mempermudah untuk memahami lingkungan dari suatu organisasi dan lingkungan eksternalnya. Namun analisis SWOT juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mengukur pengaruh dari bobot dan faktor strategi pada sebuah alternatif. Walaupun dalam beberapa hal ada bobot kuantitatifnya, tapi tidak dapat menghitung hubungan atau ketergantungan faktor dalam analisis SWOT. Hal ini menjadi sangat penting karena ini tidak dapat diasumsikan bahwa faktor dari analisis SWOT bebas dan tidak dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Analisis SWOT pada umumnya berdasarkan pada analisis kuantitatif, keterampilan dan seorang ahli (Oreski 2012).

AHP (Analytic Hierarchy Process)

(33)

Proses AHP digunakan untuk membantu dalam membangun model dan membantu mengambil keputusan serta menghasilkan kesimpulan yang dimbil menurut evaluasi berdasarkan pengetahuan dan penilaian (Dalalah et al. 2010). Prinsip kerja AHP adalah penyerderhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki (Triantaphyllou dan Mann 1995). Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin 2004). Prioritas dibuat pada setiap objek disetiap level, setiap level berhubungan dengan level diatas dan dibawahnya dan seluruh sistem terhubung satu sama lain sehingga dapat memecahkan suatu masalah (Banuelas dan Antony 2004).

A’WOT

A’WOT merupakan metode gabungan dari analisis AHP dan SWOT. Ide dalam menggunakan AHP dalam kerangka SWOT digunakan untuk mengevaluasi secara sistematik faktor-faktor SWOT dan membuat faktor-faktor tersebut sesuai dengan bobotnya. Kualitas AHP dapat dinilai berdasarkan karakteristik analisis SWOT. Nilai tambah dari analisis SWOT dapat disampaikan melalui perbandingan berpasangan antara faktor-faktor SWOT dan dianalisis dengan mengartikan eigenvalue seperti yang dilakukan dalam AHP. SWOT memberikan suatu kerangka dasar dalam menganalisis situasi untuk mengambil keputusan dan AHP membantu SWOT agar lebih analitis (Kangas et al 2001).

Metode AHP dilakukan dengan memodelkan permasalahan kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bentuk permasalahan secara bertingkat/berjenjang, Kemudian memberikan penilaian secara kualitatif terhadap elemen-elemen setiap tingkatannya, dengan pola penilaian tersebut ketelitian hasilnya sangat ditentukan oleh relevansi dan tingkat pemahaman permasalahan dari penilai. Penilaian akan lebih berbobot jika dilakukan secara berkelompok. Sifatnya yang menyeluruh (tujuan dan kriterianya dapat beragam), akomodatif (mampu menampung aspirasi berbagai aktor), serta penilaiannya yang tidak saja berdasarkan angka absolut tapi juga relatif (menggunakan skala) membuat metode AHP lebih flexible, aktual dan handal untuk dapat dipakai sebagai alat dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau untuk mengevaluasi tingkat optimasi dari alternatif yang ada. Di dalam penelitian yang menggunakan AHP sebagai alat analisisnya, dibutuhkan perhitungan nilai eigen yang terintegrasi dengan analisis SWOT (Gorener et al

2012).

Arsitektur Strategi

(34)

Penyususnan arsitektur strategik yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti dan komponen pendamping. Komponen inti adalah komponen krusial yang menjadi syarat cukup untuk menyususn arsitektur strategik. Yang termasuk dalam komponen inti adalah visi dan misi, sasaran atau tujuan organisasi, industry foresight (pandangan atau gambaran tentang masa depan organisasi/industri) dan tantangan yang dihapai organisasi akiba perubahan lingkungan organisasi ataupun tuntutan perubahan peran organisasi akibat perubahan lingkungan tersebut. Sedangkan komponen pendamping adalah komponen yang akan melengkapi komponen inti. Komponen pendamping merupakan turunan lanjutan dari komponen inti. Yang termasuk dalam komponen pendamping adalah kompetensi inti organisai yang digali lebih lanjut dari visi, misi, sasaran/tujuan organisasi dan strategis intent yang digali dari visi dan misi organisasi (Yoshida 2006).

Menurut Yoshida (2006), arsitektur strategik disusun melalui pendekatan dnegan memperhatikan beberapa unsur yaitu visi dan misi organisasi, analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, industry foresight, tantangan organisasi dan sasaran organisasi.

1. Visi dan misi organisasi

Visi organisasi adalah pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapat di masa mendatang (what do we want to become). Misi organisasi adalah pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi (the reason for being).

2. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi

Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan identifikasi terhadap faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi organisasi saat ini dan dimasa yang akan datang.

3. Industry foresight

Industry foresight merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa depan suatu industri atau perusahaan maupun organisasi dan berdasarkan hal ini dibangun segala hal yang diperlukan untuk menunjang evolusi bisnis tersebut. Industry foresight memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin.

4. Tantangan organisasi (strategic challenge)

Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan harus diaplikasikan organisasi untuk memperoleh keunggulan-keunggulan bersaing baru dan secara bertahap. Tantangan rencana organisasi juga merupakan rencana awal (tujuan jangka pendek) yang perlu dipersiapkan organisasi meliputi potensi bisnis dan perkiraan investasi yang diperlukan untuk merealisasikan bisnis baru.

5. Sasaran yang ingin dicapai

(35)

Kerangka Pemikiran Operasional

Pengembangan beras hitam sangat penting dilakukan dengan beberapa alasan mengingat keberadaan beras hitam yang masih jarang ditemukan maka diperlukan upaya pelestarian sumber genetik varietas lokal, dari segi bisnis menguntungkan untuk petani dan pedagang mengingat harganya yang lebih tinggi dibanding dengan beras lain, serta bagi konsumen dapat memperoleh banyak ragam pilihan pangan fungsional. Selain itu pasar yang masih terbuka untuk beras hitam. Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai varietas lokal beras hitam adalah Kabupaten Magelang. Pengembangan beras hitam di Kabupaten Magelang didukung oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS).

TOS dalam menjalankan usaha beras hitam masih mengalami beberapa kendala antara lain semakin berkurangnya luas tanam padi beras hitam. Selain itu Asosiasi TOS masih kesulitan untuk memasarkan beras hitam karena beras hitam belum banyak diketahui keberadaannya dan khasiat dari beras hitam yang sebenarnya sangat bagus untuk kesehatan serta promosi yang dilakukan belum maksimal.

Langkah pertama dari penelitian ini adalah menganalisis faktor internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan. Analisis lingkungan internal dilakukan melalui pendekatan fungsional dengan mengidentifikasi aspek manajemen, keuangan, produksi operasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Asosiasi Tani Organik Sawangan. Analisis lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan industri dan lingkungan makro. Lingkungan makro dianalisis dengan memperhatikan kekuatan: 1) ekonomi; 2) sosial, budaya, demografi dan lingkungan; 3) politik, pemerintah dan hukum serta 4) teknologi. Lingkungan industri dianalisis dengan Model Lima Kekuatan Porter yaitu potensi pengembangan produk substitusi, kemungkinan masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan persaingan antara perusahaan sejenis. Analisis eksternal bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki Asosiasi Tani Organik Sawangan.

(36)

Gambar 5 Kerangka pemikiran operasional

Pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan

Analisis lingkungan usaha beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan

Lingkungan internal (fungsional) 1. manajemen 2. pemasaran 3. keuangan 4. produksi 5. litbang

6. sistem informasi manajemen

Lingkungan eksternal

Lingkungan makro 1. ekonomi 2. sosial, budaya,

demografi

3. politik, pemerintahan dan hukum 4. teknologi

Lingkungan industri (5 kekuatan porter) 1. Pengembangan produk

substitusi

2. Masuknya pesaing baru 3. Daya tawar pemasok 4. Daya tawar konsumen 5. Persaingan antar

perusahaan sejenis

Alternatif strategi pengembangan usaha beras hitam

Prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam  Penjualan beras hitam berkurang

 Luas tanam padi beras hitam semakin berkurang

 Potensi pasar terbuka

 Beras hitam mempunyai manfaat kesehatan

 Nilai ekonomi tinggi

 Keberadaan beras hitam masih jarang

 Potensi pasar masih terbuka

Implementasi alternatif strategi

peluang ancaman

(37)

4 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) yang berlokasi di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Lokasi dipilih secara purposive dengan pertimbangan daerah ini merupakan wilayah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, selain itu asosiasi ini merupakan pengembang beras hitam paling banyak di Kabupaten Magelang dan percontohan bagi poktan di Kabupaten Magelang khususnya dalam pengusahaan beras hitam. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Desember 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi, wawancara mendalam dengan beberapa responden ahli dan pengisian kuesioner dengan dipandu oleh peneliti. Data primer yang diperoleh meliputi gambaran umum, visi, misi, tujuan, sasaran, serta informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal dari Asosiasi Tani Organik Sawangan. Data sekunder diperoleh melalui study literature dari penelitian terdahulu, buku, jurnal, internet, dan literatur lain yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu data penunjang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang dan BPPK Kecamatan Sawangan.

Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden untuk perumusan strategi pengembangan dilakukan dengan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden merupakan ahli yang benar-benar berkompeten dan memiliki informasi yang dibutuhkan peneliti terkait dengan pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Responden internal antara lain ketua, sekretaris dan bendahara Asosiasi Tani Organik Sawangan. Sedangkan responden eksternal terdiri dari PT Martani selaku distributor TOS, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang, dan penyuluh pendamping TOS.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data

(38)

kedua. Wawancara tahap kedua dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor SWOT dengan perbandingan berpasangan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh.

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktor-faktor internal dan eksternal kemudian pembobotan untuk tahap pengambilan keputusan dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang

digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical

Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities

dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik.

Analisis Alternatif Strategi Pengembangan dengan A’WOT

Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan dibandingkan dengan cara berpasangan dengan melihat elemen sebelumnya dalam hirarki tersebut. Teknik numerik yang digunakan untuk memperoleh nilai-nilai kuantitatif dari perbandingan verbal. Keuntungan dari penggunaan AHP yaitu kemampuannya untuk membuat kedua keputusan kualitatif dan kuantitatif menjadi atribut sepadan, dan fleksibilitas dengan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pilihan subjektif, ahli pengetahuan dan informasi yang obyektif semua dapat dimasukkan dalam satu dan analisis keputusan yang sama. AHP mudah diterapkan dan dipahami.

Pada dasarnya, hasil analisis AHP adalah prioritas keseluruhan dari alternatif keputusan. Ide dalam memanfaatkan AHP dalam kerangka SWOT adalah untuk secara sistematis mengevaluasi faktor SWOT dan sepadan intensitasnya. Keuntungan penggunaan AHP yaitu pendekatan siatematis terhadap keputusan masalah dan kesepadanan, dapat dianggap menjadi karakteristik berharga dalam analisis SWOT. Nilai tambah dari analisis SWOT dapat dicapai dengan melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dan menganalisisnya dengan cara teknik nilai eigen yang diterapkan di AHP. Teknik ini menawarkan dasar yang baik untuk memeriksa keadaan sekarang atau mengantisipasi situasi, atau alternatif strategi baru menjadi lebih komprehensif. Setelah melaksanakan perbandingan ini, pengambil keputusan akan memiliki informasi kuantitatif baru tentang pengambilan keputusan situasi.

Hanya konsep yang paling penting dari teori AHP yang disajikan di sini. Definisi berikut harus membuat pada titik ini; kelompok SWOT merujuk empat entitas yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor SWOT merujuk kepada individu faktor yang mendasari kelompok-kelompok ini. Langkah-langkahnya menggunakan metode A’WOT adalah sebagai berikut (Kurttila et al 2000) :

(39)

SWOT tidak melebihi 10 karena jumlah perbandingan berpasangan yang dibutuhkan dalam analisis ini berkembang.

2. Melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dalam setiap kelompok SWOT

Ketika membuat perbandingan, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah: 1) yang mana dari dua faktor yang dibandingkan yang lebih besar kekuatannya (peluang, kelemahan, atau ancaman) dan 2) seberapa besar. Dengan perbandingan ini sebagai masukan , prioritas lokal relatif dari faktor dihitung dengan menggunakan metode nilai eigen. Prioritas ini mencerminkan persepsi pembuat keputusan dari kepentingan relatif dari faktor-faktor.

Perdandingan berpasangan dilakukan dengan menyusun matriks, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen baris ke-j. Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding berpasangan. Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks harus dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dan di bawah garis diagonal.

Tabel 7 Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor

C A1 A2 … An

Perbandingan berpasangan dilakukan untuk melihat pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berasal setingkat di atasnya. Perbandingan berpasangan dilakuakan dengan menghubungkan semua elemen setiap levelnya. Kemudian dilakukan pembobotan terhadap kriteria dengan perbandingan berpasangan dengan skala 1 sampai dengan 9. Pengalaman telah membuktikan bahwa skala dengan sembilan satuan dapat diterima dan mencerminkan derajat sampai mana seseorang mampu membedakan intensitas tata hubungan antar elemen.

Tabel 8 Skala banding secara berpasangan Intensitas

Pentingnya

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada

sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting daripada yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya.

5 Elemen yang satu sangat penting

daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting

daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktik

9 Satu elemen mutlak lebih penting

daripada elemen lainnya

(40)

3. Perbandingan berpasangan yang dibuat antara empat kelompok SWOT

Faktor dengan prioritas lokal tertinggi dipilih dari masing-masing kelompok untuk mewakili kelompok. Keempat faktor ini kemudian dibandingkan dan prioritas relatifnya dihitung seperti pada Langkah 2. Ini adalah faktor skala dari empat kelompok SWOT dan digunakan untuk menghitung prioritas global dari faktor independen dalam setiap kelompok. Hal ini dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal faktor dengan nilai faktor skala yang sesuai dari kelompok SWOT. Jumlah prioritas global jika dijumlahkan bernilai satu. 4. Menggunakan hasil dalam perumusan strategi dan proses evaluasi. Kontribusi terhadap proses perencanaan strategis datang dalam bentuk nilai-nilai numerik untuk faktor. Target baru dapat diatur, strategi didefinisikan dan rencana pelaksanaan mempertimbangkan berdasarkan faktor yang paling penting.

Pada tahap ini perumusan strategi dilakukan dengan mencocokkan antara faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal merupakan data yang telah diperoleh dari tahap input. Pada tahap ini alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 6.

Delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Daftar peluang dari perusahaan

2. Daftar ancaman dari perusahaan 3. Daftar kekuatan dari perusahaan 4. Daftar kelemahan dari perusahaan

5. Cocokan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-O

6. Cocokan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-O

7. Cocokan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-T

8. Cocokan kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-T

Faktor Internal Sumber : Wheelen dan Hunger (2008)

Gambar

Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012 ..........................................
Tabel 1 Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t)
Tabel 3 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras
Tabel 4 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Modus politik uang tersebut berlangsung dari pemilu ke pemilu, tidak terkecuali dalam pilkada dan praktik-praktik jual beli suara ini bukan semata-mata didasari

Simulasi banjir bandang pada shot ini berlandaskan pada beberapa teori, diantaranya adalah teori dari Al-Shemmeri (2012), yaitu mengenai pergerakan fluida yang

Selain itu ketiga jenis kodok ini hidup simpatrik dan mereka berukuran tubuh tidak jauh berbeda yang memungkinkan frekuensi suara antar jenis umumnya juga tidak jauh berbeda (Kime

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah ampas tebu sebagai media pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram, serta untuk mengetahui waktu

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interaksional orangtua dan anak dengan efikasi diri dalam persiapan kerja pada siswa kelas XI di SMK Walisongo

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsep diri di bidang akademik yang menjadi variabel mediator dari pengaruh persepsi atas keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar,

Dari kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran kepada masyarakat terutama pada ibu yang mempunyai bayi untuk rutin melakukan pijat bayi karena pijat bayi

Pengujian Reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal/ secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),