• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) yang berlokasi di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Lokasi dipilih secara purposive dengan pertimbangan daerah ini merupakan wilayah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, selain itu asosiasi ini merupakan pengembang beras hitam paling banyak di Kabupaten Magelang dan percontohan bagi poktan di Kabupaten Magelang khususnya dalam pengusahaan beras hitam. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Desember 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi, wawancara mendalam dengan beberapa responden ahli dan pengisian kuesioner dengan dipandu oleh peneliti. Data primer yang diperoleh meliputi gambaran umum, visi, misi, tujuan, sasaran, serta informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal dari Asosiasi Tani Organik Sawangan. Data sekunder diperoleh melalui study literature dari penelitian terdahulu, buku, jurnal, internet, dan literatur lain yang berhubungan dengan topik penelitian. Selain itu data penunjang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang dan BPPK Kecamatan Sawangan.

Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden untuk perumusan strategi pengembangan dilakukan dengan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden merupakan ahli yang benar-benar berkompeten dan memiliki informasi yang dibutuhkan peneliti terkait dengan pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Responden internal antara lain ketua, sekretaris dan bendahara Asosiasi Tani Organik Sawangan. Sedangkan responden eksternal terdiri dari PT Martani selaku distributor TOS, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang, dan penyuluh pendamping TOS.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dengan para responden. Dari hasil wawancara akan diperoleh informasi terkait dengan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi penembangan usaha beras hitam di Asosiasi TOS. Pada tahap kedua, hasil pada tahap pertama digunkan untuk menyusun kuesionar tahap

kedua. Wawancara tahap kedua dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor SWOT dengan perbandingan berpasangan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh.

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktor-faktor internal dan eksternal kemudian pembobotan untuk tahap pengambilan keputusan dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang

digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical

Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities

dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik.

Analisis Alternatif Strategi Pengembangan dengan A’WOT

Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan dibandingkan dengan cara berpasangan dengan melihat elemen sebelumnya dalam hirarki tersebut. Teknik numerik yang digunakan untuk memperoleh nilai-nilai kuantitatif dari perbandingan verbal. Keuntungan dari penggunaan AHP yaitu kemampuannya untuk membuat kedua keputusan kualitatif dan kuantitatif menjadi atribut sepadan, dan fleksibilitas dengan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pilihan subjektif, ahli pengetahuan dan informasi yang obyektif semua dapat dimasukkan dalam satu dan analisis keputusan yang sama. AHP mudah diterapkan dan dipahami.

Pada dasarnya, hasil analisis AHP adalah prioritas keseluruhan dari alternatif keputusan. Ide dalam memanfaatkan AHP dalam kerangka SWOT adalah untuk secara sistematis mengevaluasi faktor SWOT dan sepadan intensitasnya. Keuntungan penggunaan AHP yaitu pendekatan siatematis terhadap keputusan masalah dan kesepadanan, dapat dianggap menjadi karakteristik berharga dalam analisis SWOT. Nilai tambah dari analisis SWOT dapat dicapai dengan melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dan menganalisisnya dengan cara teknik nilai eigen yang diterapkan di AHP. Teknik ini menawarkan dasar yang baik untuk memeriksa keadaan sekarang atau mengantisipasi situasi, atau alternatif strategi baru menjadi lebih komprehensif. Setelah melaksanakan perbandingan ini, pengambil keputusan akan memiliki informasi kuantitatif baru tentang pengambilan keputusan situasi.

Hanya konsep yang paling penting dari teori AHP yang disajikan di sini. Definisi berikut harus membuat pada titik ini; kelompok SWOT merujuk empat entitas yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor SWOT merujuk kepada individu faktor yang mendasari kelompok-kelompok ini. Langkah-langkahnya menggunakan metode A’WOT adalah sebagai berikut (Kurttila et al 2000) :

1. Melakukan analisis SWOT, pada langkah ini mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan perusahaan dan dimasukkan dalam analisis SWOT. Ketika menerapkan metode standar dari AHP, dianjurkan bahwa jumlah faktor dalam kelompok

SWOT tidak melebihi 10 karena jumlah perbandingan berpasangan yang dibutuhkan dalam analisis ini berkembang.

2. Melakukan perbandingan berpasangan antara faktor SWOT dalam setiap kelompok SWOT

Ketika membuat perbandingan, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah: 1) yang mana dari dua faktor yang dibandingkan yang lebih besar kekuatannya (peluang, kelemahan, atau ancaman) dan 2) seberapa besar. Dengan perbandingan ini sebagai masukan , prioritas lokal relatif dari faktor dihitung dengan menggunakan metode nilai eigen. Prioritas ini mencerminkan persepsi pembuat keputusan dari kepentingan relatif dari faktor-faktor.

Perdandingan berpasangan dilakukan dengan menyusun matriks, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen baris ke-j. Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding berpasangan. Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks harus dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dan di bawah garis diagonal.

Tabel 7 Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor

C A1 A2 An A1 A2 An 1 1 1 1

Perbandingan berpasangan dilakukan untuk melihat pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berasal setingkat di atasnya. Perbandingan berpasangan dilakuakan dengan menghubungkan semua elemen setiap levelnya. Kemudian dilakukan pembobotan terhadap kriteria dengan perbandingan berpasangan dengan skala 1 sampai dengan 9. Pengalaman telah membuktikan bahwa skala dengan sembilan satuan dapat diterima dan mencerminkan derajat sampai mana seseorang mampu membedakan intensitas tata hubungan antar elemen.

Tabel 8 Skala banding secara berpasangan Intensitas

Pentingnya

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada

sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting daripada yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya.

5 Elemen yang satu sangat penting

daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting

daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktik

9 Satu elemen mutlak lebih penting

daripada elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan

3. Perbandingan berpasangan yang dibuat antara empat kelompok SWOT

Faktor dengan prioritas lokal tertinggi dipilih dari masing-masing kelompok untuk mewakili kelompok. Keempat faktor ini kemudian dibandingkan dan prioritas relatifnya dihitung seperti pada Langkah 2. Ini adalah faktor skala dari empat kelompok SWOT dan digunakan untuk menghitung prioritas global dari faktor independen dalam setiap kelompok. Hal ini dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal faktor dengan nilai faktor skala yang sesuai dari kelompok SWOT. Jumlah prioritas global jika dijumlahkan bernilai satu. 4. Menggunakan hasil dalam perumusan strategi dan proses evaluasi. Kontribusi terhadap proses perencanaan strategis datang dalam bentuk nilai-nilai numerik untuk faktor. Target baru dapat diatur, strategi didefinisikan dan rencana pelaksanaan mempertimbangkan berdasarkan faktor yang paling penting.

Pada tahap ini perumusan strategi dilakukan dengan mencocokkan antara faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal merupakan data yang telah diperoleh dari tahap input. Pada tahap ini alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 6.

Delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Daftar peluang dari perusahaan

2. Daftar ancaman dari perusahaan 3. Daftar kekuatan dari perusahaan 4. Daftar kelemahan dari perusahaan

5. Cocokan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-O

6. Cocokan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-O

7. Cocokan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi S-T

8. Cocokan kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman perusahaan kemudian tulis hasilnya pada sel strategi W-T

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strenghts (S) Weakness (W)

Opportunities (O)

Strategi S-O

strategi disini yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Staregi W-O

strategi di sini yaitu memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan

Threats (T)

Strategi S-T

strategi di sini yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T

strategi di sini yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 6 Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (2008)

Hubungan strategis merupakan kontribusi antara faktor kekuatan dan peluang untuk menerapkan strategi serta adanya perbaikan pada faktor kelemahan

dan ancaman dengan menerapkan strategi tertentu. Hubungan antara faktor pada SWOT dan strategi memungkinkan menghasilkan peringkat prioritas strategi. Prioritas strategi dilakukan dengan perbandingan berpasangan antara alternatif strategi yang telah dibuat.

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pertanyaan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Menggunakan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan perioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi (CR) dari indeks konsistensi (CI) dengan nilai yang tepat. CI dirumuskan sebagai berikut:

Dimana, n menyatakan jumlah kriteria/alternatif yang dibandingkan dan λ max adalah nilai eigen (eigen value) yang terbesar dari matriks perbandingan berpasangan orde n. Jika CI bernilai 0 maka keputusan penilaian tersebut bersifat

perfectly consistent dimana λ max sama dengan jumlah kriteria yang diperbandingkan yaitu n. Semakin tinggi nilai CI semakin rendah tingkat kekonsistenan dari keputusan perbandingan yang telah dilakukan.

CI dapat dikatakan baik atau tidak, perlu diketahui nilai rasio dianggap baik bila CR tidak lebih 0,1. Jika lebih dari itu, mutu informasi itu harus diperbaiki, dengan cara menggunakan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan. Bila tindakan ini gagal, konsistensi dapat diperbaiki dengan peninjauan ulang persoalan yang tidak terstruktur secara tepat seperti dilakukan pada langkah 2 walaupun hanya bagian-bagian dari hierarki yang perlu diperbaiki. Rasio konsistensi (CR/Consistency Ratio) dirumuskan sebagai perbandingan antara Consistency Index (CI) dan Random Index (RI) dengan rumus sebagai berikut:

Nilai RI untuk beberapa nilai n diberikan dalam berikut:

Tabel 9 Nilai Random Index

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56

Sumber : Marimin (2004)

Penyusunan hierarki dimulai dari persoalan yang akan diselesaikan dan diurai menjadi empat level.

a. Level 1 merupakan tujuan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan

b. Level 2 merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dalam analisis lingkungan internal dan eksternal yaitu Strenght (S) atau kekuatan, Weakness (W) atau kelemahan, Opportunity (O) atau peluang, dan Threats (T) atau ancaman.

c. Level 3 merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dari masing-masing komponen SWOT yang diurai dalam S1, S2, Sn, W1, W2, Wn, O1, O2, On, T1, T2, Tn

d. Level 4 adalah alternatif strategi yang akan dievaluasi dan dibandingkan sehingga diperoleh prioritas strategi

Gambar 7 Persentasi hierarki dari analisis A'WOT

Arsitektur strategi

Perumusan arsitektur strategik dilakukan dengan mempertimbangkan input – input berupa hasil identifikasi terhadap visi, misi dan tujuan, industry foresight, tantangan yang dihadapi dan sasaran yang ingin dicapai oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan. Pada penelitian ini, arsitektur strategik diturunkan dari hasil matriks SWOT berupa strategi SO, WO, ST dan WT yang diperoleh sebelumnya dengan menggunakan input dari hasil analisis lingkungan internal dan ekstenal. Dengan mempertimbangkan input - input yang telah diperoleh, masing-masing alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dikembangkan secara lebih rinci menjadi rekomendasi program-program kegiatan dengan rentang waktu tertentu. Program-program yang dilengkapi dengan rentang waktu pelaksanaan tersebut lebih mudah untuk dipahami dan diimplementasikan oleh organisasi khususnya kelompok tani. Tahap perencanaan arsitektur strategik pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8 Kerangka perencanaan arsitektur strategi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan

Analisis A’WOT

Arsitektur Strategik Visi dan misi

Sasaran Industry Foresight Tantangan organisasi Rekomendasi program

Pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan

S W O T Level 2 Faktor Level 3 Sub faktor Level 4 Usulan Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi n

S1,S2..Sn Strategi 4 W1,W2...Wn O1,O2…On T1, T2…Tn Level 1 Fokus Strategi 3 ….

Dokumen terkait