• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Asosiasi Tani Organik Sawangan Sejarah dan Perkembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan

Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) merupakan kumpulan dari para petani di wilayah Sawangan yang peduli akan kesehatan dan lingkungannya. Kecamatan Sawangan sendiri merupakan daerah organik terluas di Kabupaten Magelang. Kepengurusan dipilih melalui musyawarah anggota pada 22 Oktober 2012 di aula Kantor Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yang dihadiri oleh 87 orang. Asosiasi ini terbentuk karena beberapa alasan diantaranya gapoktan tidak berjalan sebagaimana mestinya dan kondisi lahan pertanian yang semakin menurun kualitasnya akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Hingga saat ini anggota TOS berjumlah 883 petani dengan luas lahan 508 Ha. Saat ini TOS berfokus pada komunitas petani produsen beras sehat organik salah satunya adalah beras hitam.

Produk yang dibudidayakan TOS adalah padi dengan berbagai varietas seperti Mentik Wangi Susu, pandan wangi, rojo lele, andel rojo, ketan kutuk, cempo ireng (beras hitm), cempo merah (beras merah), dan C4. Untuk beras hitam sendiri awalnya varietas yang diproduksi adalah jowo melik tetapi dengan alasan hama burung pipit yang sulit untuk dikendalikan, menyebabkan petani sulit memperoleh hasil panen yang diinginkan sehingga beras hitam yang diproduksi diganti dengan varietas cempo ireng yang tinggi tanamannya lebih pendek jika dibanding varietas jowo melik. Selain itu lama masa tanam yang mencapai 150 hari membuat petani beralih ke varietas cempo ireng yang umur tanamnya lebih pendek yaitu 120 hari. Produk lain yang dihasilkan adalah gula semut, pupuk organik cair (POC) dan kompos. Wilayah tanam TOS tersebar di beberapa dusun antara lain, Gadingsari, Papringan, Podosoko, Mranggen, Japunan, Margowangsan, Kebokuning, Mungkidan, Tirtosari, Sawangan, Seketi, Cowor, Penggaron, Butuh.

Kegiatan yang dilakuakan oleh TOS adalah melakukan budidaya pertanian yang berorientasi pelestarian dan ramah lingkungan dengan sistem penganekaragaman tanaman produksi aneka sistem pangan dan menggunakan benih unggul lokal, menggerakkan penggunaan pupuk organik yang berbahan dasar pupuk kandang, eceng gondok, limbah pertanian azola, dan sampah organik keluarga, menggunakan cara-cara alternatif dalam pengendalian hama dengan menggunakan bahan pestisida nabati yang ramah lingkungan serta meningkatkan gerakan pengendalian hama terpadu. Kegiatan TOS yang lain adalah membina tata ekonomi mandiri dengan cara mengupayakan dan menempatkan sumberdaya pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dalam kehidupan keluarga petani, berusaha mengembangkan prakarsa-prakarsa yang dapat menopang ekonomi keluarga petani, dan menangani kegiatan pasca panen dan jaringan pemasaran guna meningkatkan hasil usaha yang sifatnya ekonomi. Peran Asosiasi TOS dalam pengembangan beras hitam adalah memperkenalkan benih beras hitam kepada anggotanya serta menjamin produksinya dilakukan secara organik. Selain itu Asosiasi TOS membantu dalam pemasaran beras hitam.

Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan

Visi Asosiasi Tani Organik Sawangan adalah melestarikan budaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah menumbuhkembangkan gerakan petani dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keprihatinan atas kerusakan lingkungan dan menurunnya keanekaragaman hayati serta meningkatkan aktifitas kelompok tani sebagai wadah paguyuban yang berperan sebagai media belajar petani, menjalin hubungan intern personal sesama petani, bermusyawarah dan bekerja sama. Visi merupakan harapan dan cita-cita yang hendak dicapai suatu organisasi di masa mendatang. Dan visi tersebut akan dilengkapi dengan misi yang merupakan implementasi dari kehendak visi.

Lokasi dan Letak Geografis

Asosisasi Tani Organik Sawangan berada di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Luas wilayah Kecamatan Sawangan mencapai 7.183,61 Ha dengan ketinggian 450 m dpl – 1.400 m dpl oleh karena itu kecamatan ini mempunyai topografi dataran rendah sampai dataran tinggi hal ini merupakan indikasi bahwa kecamatan ini memiliki potensi untuk mengembangkan pertanian dengan berbagai jenis tanaman. Kecamatan ini terdiri dari 15 desa/kelurahan antara lain Gondowangi, Sawangan, Mangunsari, Tirtosari, Podosoko, Butuh, Krogowanan, Kapuhan, Gantang, Jati, Soronalan, Wulunggunung, Ketep, Wonolelo, dan Banyuroto. Luas wilayah Kecamatan Sawangan paling banyak digunakan untuk area tegal/kebun yaitu sebesar 55,94%. Sebesar 22,82% untuk lahan persawangan hal ini menunjukkan potensi yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian di Kecamatan Sawangan. Dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014

Penggunaan tanah Luas (Ha) Persen (%)

Sawah 1 639.69 22.82

Rumah dan halaman 747.24 10.40

Tegal / kebun 4 018.40 55.94 Hutan 650.00 9.05 Kolam perikanan 9.80 0.14 Lainnya 118.48 1.65 Total 7 183.61 100.00 Sumber : BPS, 2014 (diolah)

Rata-rata curah hujan di Kecamatan Sawangan 2.186 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari. Kelembaban antara 85 – 95 dengan suhu antar 16-26 oC. Batas wilayah Kecamatan Sawangan yaitu :

- sebelah utara : Kecamatan Candimulyo dan Pakis - sebelah timur : Kabupaten Boyolali

- sebelah selatan : Kecamatan Dukun dan Muntilan

- sebelah barat : Kecamatan Mungkid

Kondisi wilayah TOS pada umumnya merupakan berupa teras sering di hamparan kaki gunung Merbabu dan Merapi dengan agroklimat yang khas karena berada diantara celah gunung Merbabu dan Merapi, sehingga varietas yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Selain itu sumber air yang digunakan berasal dari sungai Mangu dan Pabelan sebagai sarana irigasi sehingga belum banyak terkontaminasi limbah dan bahan kimia dari aliran irigasi. Oleh karena itu daerah ini sangat berpotensi untuk pengembangan pertanian organik. Sungai Mangu melewati Desa Mangunsari, Tirtosari, Butuh sedangkan Sungai Pabelan melewati Desa Gondowangi, Sawangan, Krogowanan, dan Kapuhan.

Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan mencapai 55.225 jiwa terdiri dari laki-laki 27.636 jiwa dan perempuan sebanyak 27.589 jiwa. Jumlah kepala keluarga tani mencapai 14.454, jika dilihat dari status kepemilikan lahan antara lain pemilik sebesar 12%, pemilik penggarap 58%, penggarap 30%, dan buruh tani 21%. Jika dilihat dari luas kepemilikan lahan rata-rata 0,2 Ha per keluarga tani. Sumberdaya ekonomi yang dimiliki yaitu berupa 2 cabang pembantu bank pemerintah daerah dan 1 cabang pembantu bank pemerintah serta pasar di 3 lokasi.

Struktur Organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan

Struktur organisasi pada Asosiasi Tani Organik Sawangan terdiri dari ketua kelompok dan wakilnya yang dibantu oleh bendahara, sekretaris serta didampingi oleh penyuluh dan pendamping dari BPPK (Balai Penyuluh Pertanian dan Kehutanan) Kecamatan Sawangan serta membawahi bidang benih, pupuk dan pestisida organik serta pengurus ICS (Internal Control System). Untuk pengurus ICS memiliki penyuluh internal yang merupakan penyuluh swadaya. ICS merupakan sistem penjamin mutu yang memperkenankan lembaga sertifikat untuk mendelegasikan inspeksi tahunan semua anggota asosiasi secara individual kepada lembaga dari operator yang telah disertifikasi. Artinya dalam proses sertifikasi, memungkinkan lembaga sertifikasi mendelegasikan sebagian tugas inspeksi pada pihak intern organisasi, yang disebut sebagai inspeksi internal. Sedangkan lembaga sertifikasi nantinya berperan sebagai eksternal inspeksi.

Adapun tugas-tugas dari koordinator ICS adalah : 1. melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS

2. mengorganisir pelaksanaan pendaftaran dan inspeksi internal (siapa yang akan melakukan pendaftaran, inspeksi internal dan kapan akan dilakukan, mempersiapkan sarana agar petugas pendaftaran dan inspeksi bisa menjalankan tugas dengan baik, memastikan bahwa setiap petani telah didaftar dan diinspeksi)

3. mengatur koordinasi tim ICS (internal inspector dan staf-staf lain seperti : staf pendataan (administrasi), staf pembelian/pemasaran sesuai dengan struktur organisasi ICS)

4. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inspeksi internal eksternal dengan Lembaga Sertifikat Organik

5. mengawasi kegiatan pembelian padi di asosiasi 6. mengawasi pelaksanaan inspeksi di lapang

7. mewakili tim ICS untuk urusan kedalam dan keluar bersama ketua asosiasi.

Tugas-tugas dari inspektoral internal adalah :

1. membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik dan sketsa lahan petani organik

2. mengkoordinasikan pendaftaran petani

3. mengkoordinasikan dan melakukan inspeksi internal minimal sekali dalam setahun dan melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam formulir inspeksi internal

4. mengkoordinasikan kunjungan ke tempat-tempat pembelian selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal organik.

Sedangkan untuk tugas komisi persetujuan adalah:

1. memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan terhadap data-data hasil inspeksi internal

2. melakukan inspeksi terhadap data-data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh inspektor internal

3. melakukan pertemuan minimal satu kali dalam satu musim tanam pada waktu setelah inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian

4. mengambil keputusan organik sesuai prosedur pengambilan keputusan organik dalam pertemuan tersebut

5. melakukan semua dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi

6. menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga sertifikasi.

Tugas-tugas dari unit pembelian dan pemasaran adalah:

1. melakukan pembelian padi organik dari petani anggota asosiasi sesuai pembagian wilayah kerjanya

2. melakukan penanganan pasca panen dari pengangkutan, penjemuran, penyosohan hingga menjadi beras

3. melakukan pengasahan (packing), labeling dan penyimpanan sebelum produk dipasarkan

4. menjual produk padi organik asosiasi

5. membuat catatan dan administrasi pembelian dan penjualan produk

6. melakukan pembayaran kepada petani dan menerima pembayaran hasil penjualan dari konsumen.

ICS atau sistem kontrol internal merupakan salah satu sistem pengawasan mutu yang dapat membantu produsen/petani serta mampu disesuaikan dengan kondisi lokal. Pengawasan produk organik yang menggunakan ICS memiliki standar yang menjadi acuan dalam pencapaian kualitas yang diharapkan. Standar tersebut berisi informasi mengenai proses atau metode produksi yang diperkenankan dalam budidaya pertanian organik dan hal-hal yang terkait dengan prinsip-prinsip dari pertanian organik itu sendiri. Manfaat ICS bagi petani adalah produsen (petani) bisa memberikan jaminan terhadap mutu produk yang dihasilkan, produk petani bisa masuk ke pasar yang lebih luas, petani mempunyai sistem penjaminan yang diterima dan diakui oleh publik, agar petani kecil bisa melakukan proses sertifikasi produk secara lebih luas jika diperlukan.

Gambar 9 Struktur organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan

Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi TOS Analisis Lingkungan Asosiasi Tani Organik Sawangan

Analisis lingkungan merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan. Lingkungan asosiasi mencakup semua faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan usahanya. Secara garis besar lingkungan yang dianalisis terdiri dari lingkungan internal dan eksternal.

Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada dalam asosiasi dan memiliki pengaruh langsung terhadap usahanya. Setiap perusahaan atau organisasi seperti halnya Asosiasi Tani Organik Sawangan ini mampu mengendalikan lingkungan internal. Analisis terhadap lingkungan internal merupakan proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan asosiasi dengan dilihat dari aspek produksi, pemasaran, keuangan, manajemen, sistem informasi manajemen serta penelitian dan pengembangan.

Ketua dan wakil

Widagdo H Marsin Bendahara Alief Hidayati Ahmad Saleh Sekretaris Andono Abdul Fajar Pengurus ICS : Koordinator : Bugel Windarto Anggota 1. Sunyata 2. Supeno 3. Prabowo 4. Sri Haryuni Benih Bugel windarto Inspektoral internal Sarwidi Tumardi Ngudi Slamet Witono Hamid Haris Ahmad Saleh Sunyata Susanta Agus W Komisi persetujuan Agus Suratno Priharto Tauchid Purwanto Pembelian dan pemasaran hasil Yudan Haris Wartono Hamid Abdullah Penyuluh internal Tumiriyanto Sudarto Wibowo Agus Bugel Windarto Pupuk dan pestisida organik H Marsin Ahmad Saleh Ny Muhlasin Prabowo Penyuluh dan Pendamping Sunaryo Sonni Suhardiyanto Pungki Basuki Abdul fajar Sri Rahayu Sutapa Ahmad Saifudin Slamet widodo

Produksi

Proses produksi yang dilakukan dengan pertanian organik. Budidaya ini mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Proses dilakukan oleh para petani dimulai dari kegiatan penyediaan bahan baku, pengolahan lahan hingga pemanenan. Kegiatan produksi diuraikan sebagai berikut :

1. Penyediaan bahan baku

Bahan baku yang diperlukan untuk produksi beras hitam antara lain benih beras hitam, pupuk organik, pestisida nabati, agensi hayati. Proses perolehan bahan baku dilakukan secara mandiri oleh para petani. Benih beras hitam diperoleh dari sesama anggota Asosiasi TOS . Sedangkan untuk pupuk organik dan pestisida organik dibuat sendiri oleh petani dengan bahan-bahan alami yang diperoleh dari lingkungan sekitar.

2. Pengolahan lahan

Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor, tanah yang diolah ditaburi dengan jerami dan pupuk organik serta dijaga kadar airnya. Pada pengolahan lahan setelah panen tidak dianjurkan untuk dibakar karena dapat mengurangi unsur hara dalam tanah, pembakaran pada sisa panen hanya dilakukan jika terjadi serangan virus dan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah.

3. Pembenihan

Benih beras hitam yang digunakan merupakan varietas cempo ireng. Awalnya petani menggunakan varietas jowo melik, namun karena untuk varietas jowo melik tinggi tanaman mencapai dua meter membuat serangan burung pipit sulit untuk dikendalikan sehingga hasil panen sangat sedikit. Oleh karena itu saat ini varietas beras hitam yang digunakan adalah cempo ireng. Benih yang digunakan berumur 15-20 hari, sebenarnya umur yang bagus untuk mulai ditanam adalah 7-15 hari ketika bibit masih berdaun dua helai.

4. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan menggunakan tenaga wanita sebagai tenaga kerjanya, namun ada juga yang menanam menggunakan mesin rice transplanter. Penaman dilakukan dengan sistem jajar legowo dengan jarak tanam bervariasai antara 18 cm sampai 30 cm atau dengan ubin bervariasi antara 18cm x 18cm sampai 30cm x 30cm. Pemindahan tanaman harus sesegera mungkin dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.

5. Penyiangan

Penyiangan dilakukan oleh petani biasanya sebelum melakukan pemupukan. penyiangan dilakukan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari. Setelah dilakukan penyiangan hari berikutnya dilakukan pemupukan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman dari gulma yang mengganggu tanaman yang dapat mengurangi hasil produksi.

6. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk tujuan perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah pemanenan. Pupuk awal yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 300-400 kg per 1 ha. Kemudian

dilakukan pupuk susulan yaitu dengan menggunakan MOL (mikroorganisme lokal) yang dibuat sendiri oleh petani. MOL untuk masa pertumbuhan dibuat dari rebung, keong dan bonggol pisang sedangkan saat masa padi bunting digunakan MOL buah seperti nanas dan nangka atau semua buah yang sudah sangat matang.

7. Pengairan

Pengairan dilakukan pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air rata-rata 1 cm kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenangi. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenangi dan setelah matang susu tanaman tidak digenangi sampai panen. Pengairan di daerah Sawangan tidak pernah mengalami masalah, karena pada wilayah ini terdapat dua mata air yaitu Tuk Maren dan Tuk Mandal serta dialiri oleh sungai Pabelan. Sumber air tersebut yang menjadi andalan bagi petani untuk mengaliri sawahnya.

8. Pemberantasan hama dan penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit digunakan pestisida nabati, pemberian pestisida nabati hanya dilakukan jika tanaman terserang hama dan penyakit. Bahan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati antara lain daun sirsat, biji sirsat, biji buah srikaya, daun/biji pohon mindi, daun/biji suren, daun/biji nimba. Pemberian pestisida nabati 3-4 hari sekali. Burung menjadi hama yang paling dapat menimbulkan kerugian, untuk mengendalikan ham burung petani akan menunggu sawahnya ketiga padi mulai siap panen.

9. Pemanenan dan pasca panen

Pemanenan dilakukan saat padi telah menghitam 90 persen atau dapat dikatakan cukup umur. Untuk beras hitam yang dikembangkan umur panennya 120 hari. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan harvester, dan sebagian dilakukan secara tradisional. Perontokan dilakukan dengan

power tressher dan tradisional. Bulir-bulir padi yang telah dirontokan dikumpulkan dalam karung dan ditimbang. Setelah itu bulir padi dijemur sampai kering, biasanya dilakukan selama 3 hari tergantung dengan cuaca. Kemudian bulir padi diayak untuk memisahkan bulir yang berisi dan kosong. Sebelum digiling bulir padi didiamkan terlebih dahulu dalam karung agar hasilnya baik ketika digiling. Asosiasi Tani Organik Sawangan sudah memiliki RMU (Rice Milling Unit) yang merupakan bantuan dari kementrian pertanian. RMU ini sangat penting, karena untuk menggiling padi organik tidak boleh bercampur dengan beras anorganik. Hal ini menjadi salah satu cara menjamin mutu beras organik. Untuk beras hitam penggilingan dilakukan sampai dengan pecah kulit saja. Setelah itu bulir padi disimpan dalam karung untuk mengembalikan ke suhu normal. Untuk pemasaran dengan tujuan bazar atau konsumen akhir dikemas dalam plastik kemudian di

press dan diberi label sticker sebagai brand dari Asosiasi TOS. Sedangkan untuk tujuan curah yang akan dikirim ke distributor atau retailer dikemas dengan menggunakan karung. Untuk penyimpanan gabah tidak boleh menggunakan wadah bekas kimia, penyimpanan gabah organik dan anorganik

harus dipisahkan, ruang penyimpanan harus mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara yang cukup agar tidak pengap.

Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang atau jasa. Aspek pemasaran mencakup bauran pemasaran yang perlu diperhatikan, antara lain produk, harga, distribusi dan promosi. Selain itu, analisis aspek pemasaran juga mencakup segmenting, targeting, dan positioning.

Beras hitam yang diusahakan Asosiasi Tani Organik Sawangan (TOS) memiliki manfaat kesehatan dan ramah lingkungan karena diusahakan secara organik. Namun dalam pemasarannya mengalami kendala karena pengetahuan masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas. Beras hitam yang diusahakan TOS sudah memiliki sertifikat organik dan nama jual. Sertifikat organik diberikan oleh LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) dengan no sertifikat 077-LSPO-005-IDN-12-13, sertifikat ini untuk ruang lingkup padi dan palawija serta memiliki masa berlaku dari 18 Desember 2013 sampai dengan 18 Desember 2016. Selain sudah bersertifikat organik, produk ini juga sudah memiliki nama jual yaitu Tuton. Namun pengemasannya masih sederhana, untuk pemasaran dengan tujuan bazar atau konsumen akhir dikemas dengan plastik ukuran 1 kg dan 5 kg kemudian ditempel dengan stiker. Sedangkan untuk pemasaran secara curah untuk distributor dikemas dengan karung ukuran 25 kg. Kemasan beras hitam dan sertifikat organik dapat dilihat seperti gambar berikut.

TOS membeli gabah kering beras hitam dari petani anggota dengan harga Rp 8000 per kg. kemudian gabah kering tersebut digiling oleh TOS dan satu ton gabah kering dapat menghasilkan 7 kw beras hitam. Gabah digiling hanya sampai pecah kulit atau masih mengandung kulit ari, kulit ari ini yang membuat beras berwarna hitam. Produk beras hitam yang dihasilkan TOS dijual dengan harga Rp 17.000 per kg. Untuk konsumen akhir dan harga distributor TOS tidak memberikan harga yang berbeda.

Distribusi yang dilakukan TOS melalui beberapa saluran distribusi. Saluran distribusi yang pertama dilakukan dengan menjual langsung ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang membeli adalah karyawan Dinas Peranian Kabupaten Magelang, penikmat beras organik dan orang berkebutuhan khusus untuk beras hitam karena alasan kesehatan. Penjualan langsung ini dilakukan melalui bazar atau pembeli melakukan kunjungan langsung ke TOS. Saluran pemasaran yang kedua dilakukan melalui distributor yaitu PT Martani yang kemudian dijual lagi ke retailer atau langsung ke konsumen akhir. Selain itu TOS juga menjual ke Rumah Bio yang merupakan retailer serta beberapa hotel di Jakarta seperti Hotel Amaris, Hotel Sakati dan.

Gambar 10 Saluran distribusi Asosiasi Tani Organik Sawangan

TOS PT Martani retailer konsumen

47% 37% 16%

Promosi yang dilakukan oleh TOS masih terbatas dilakukan melalui pameran-pameran atau bazar seperti bazar yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magelang. Kegiatan promosi yang dilakukan masih terbilang sederhana mengingat terbatasnya biaya dan kemampuan untuk melakukan promosi dengan lebih baik.

Segmentasi untuk konsumen beras hitam TOS tidak membedakan dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, atau letak geografisnya. Segmentasi untuk beras hitam adalah semua konsumen yang peduli akan kesehatan. Hal ini sama seperti penelitian Ildrakasih et al (2013) yang menyebutkan bahwa persepsi konsumen yang paham akan kualitas dan manfaat beras hitam menjadi dasar keputusan pembelian beras hitam. Target dari produk beras hitam adalah masyarakat kalangan menengah keatas mengingat harga beras hitam yang lebih tinggi dibandingkan jenis beras lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan adanya masyarakat menengah kebawah yang mengonsumsi beras hitam untuk alasan kesehatan. Positioning atau citra dari beras hitam merupakan beras sehat yang mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan bahkan ada yang menyebutnya sebagai beras obat atau bahkan “superfood” (makanan super) karena mampu mencegah dan mengobati beberapa penyakit. Selain baik untuk kesehatan, beras ini juga dikenal sebgai beras ramah lingkungan karena diusahakan secara organik.

Keuangan

Aspek keuangan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap usaha. Keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik untuk posisi kopetitif perusahaan atau organisasi. Semakin baik kondisi keuangan suatu perusahaan maka semakin baik penilaian terhadap organisasi tersebut. Asosiasi Tani Organik Sawangan didirikan berdasarkan hasil musyawarah masyarakat, pihak desa dan BPPK Sawangan dengan menggunakan modal awal berasal dari ketua asosiasi. Modal tersebut digunakan untuk keperluan kelompok seperti pembuatan spanduk asosiasi, pembelian alat-alat administrasi dan pembukuan, dan keperluan lainnya.

Asosiasi Tani Organik Sawangan memiliki sistem keuangan yang masih

Dokumen terkait