• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO II KABUPATEN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO II KABUPATEN PEKALONGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI

SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN PADA BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TIRTO II KABUPATEN PEKALONGAN

Dian Indriani* Siti Arifah**

Abstract

Acute Respiratory Infections (ARI) is one of major causes of morbidity in infants in developing countries, including in Indonesia. High cases of respiratory infection in under-five years children can be affected by the environmental factors, socioeconomic, and mother’s knowledge regarding Acute Respiratory Infections. A good knowledge of mother is expected to influence behavior of preventing of respiratory infection in under-five years children. The objective of the research knows the relationship of mother’s knowledge about acute respiratory infections (ARI) with the Preventing Behavior of under-five years children in Tirto Health Public Center II of Pekalongan. This reasearch is descriptive correlative, with Cross Sectional approach. The samples of the research are the mothers who have under-five years children (1-5 years) in Tirto Health Public Center II of Pekalongan as much as 72 persons and the sample taking uses proportional random sampling. Technique of collecting data uses quetionaire and Analyzing the data uses Chi Square test. The results of the study show 24 respondents (33.3%) who have high knowledge about ARI, 27 respondents (37.5%) have moderate knowledge and 21 respondents (29.2%) have poor knowledge. Ten respondents (21.7%) have good preventive behavior of ARI, 15 respondents (32.6%) have medium preventive behavior, and 21 respondents (45.7%) have less behavior of ARI. Hypothesis test results show 2 = 17.688 p= 0.001. It can be concluded that there is relationship between mother’s knowledge of acute respiratory infections (ARI) with preventing behavior of under-five years children in Tirto Public Health Center II of Pekalongan.

Key word: Knowledge, Acute Respiratory Infections, Preventing Behavior, Under-five years children

__________________________________________________________________________

*Dian Indriani

Mahasiswa Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta **Siti Arifah

Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN

Pada umumnya orang tua menganggap remeh penyakit batuk pilek tidak membahayakan karena biasanya penyakit ini dapat mengenai anak berulang kali. Tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak diobati dan ditangani dengan segera terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun.

Salah satu penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit ini merupakan penyebab utama tingginya angka

mortalitas dan morbiditas pada anak di negara maju dan berkembang, terutama pada usia dibawah lima tahun yaitu 1 dari 4 kematian yang terjadi.

(2)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 11 Tujuan penelitian adalah mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dengan perilaku pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

Deskriptif Korelatif yang menggunakan

desain penelitian Cross Sectional. Cross

sectional (Notoatmojo, 2005). Populasi

penelitian adalah semua ibu yang mempunyai anak usia balita (1-5 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 257 balita pada bulan Maret tahun 2011.

Sampel penelitian berjumlah 72 responden Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling

dengan kriteria inklusi: Ibu yang tidak

bekerja diluar kota Pekalongan, Bersedia menjadi responden. sedangkan kriteria eksklusi adalah Ibu yang sedang sakit, dapat menganggu jalannya penelitian dan tidak bersedia menjadi responden (Arikunto, 2010)

Pengukuran pengetahuan ibu menggunakan kuesioner berupa pernyataan yang berisi 16 pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala Guttman. Pengukuran perilaku ibu berbentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari 16 item pertanyaan. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Sebelum dilakukan uji Chi-square dilakukan normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut karakteristik responden (63,89%), berpendidikan SD yaitu 41,7%, Ibu rumah Tangga 56,9%, jendela rumah yang tidak dibuka 54,2% dan kondisi lantai yang tidak bersih 61,1%.

Analisis Univariat 1. Pengetahuan

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkantingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan responden dalam tingkat sedang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kesempatan dalam memperoleh informasi tentang kesehatan khususnya tentang pencegahan ISPA.

2. Perilaku Pencegahan ISPA

(3)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 12 Tabel 3 menunjukkan bahwa perilaku

pencegahan ISPA responden terbanyak masuk dalam kategori kurang sebanyak 45,7%. Analisis Bivariate

1. Uji normalitas data

Tabel 4. Hasil uji normalitas data penelitian

Variabel P Kesimpulan

Pengetahuan 0,002 Tidak normal Perilaku

pencegahan

0,000 Tidak normal

Tabel 4 menunjukkan bahwa data pengetahuan dan data perilaku pencegahan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga data berdistribusi tidak normal.

Uji hipotesis penelitian

Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan

Pengetahuan

Perilaku Pencegahan ISPA

Jumlah 2 responden yang memiliki pengetahuan tinggi, terdapat 7 responden (9,7%) yang memiliki perilaku pencegahan ISPA dengan baik, 12 responden (16,7%) perilaku pencegahan ISPA secara cukup, dan 5 responden (6,9) masih memiliki perilaku pencegahan ISPA yang kurang.

Sebanyak 27 responden yang mempunyai pengetahuan tingkat sedang, terdapat 5 responden (6,9%) mempunyai pengetahuan yang masih rendah, namun ada 6 responden (8,3%) dengan perilaku pengetahuan ibu tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dengan perilaku pencegahan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.

Pembahasan Data Demografi

Hasil penelitian ini menunjukkan umur responden sebagian besar berumur antara 21-28 tahun (63,89%). Banyaknya responden yang berumur antara 21-28 tahun dapat disebabkan adanya latar belakang keputusan untuk menikah. Responden yang lulus SD ataupun SMP memutuskan untuk menikah dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan kepercayaan masyarakat setempat. Berdasarkan distribusi frekuensi responden tingkat pendidikan Tingkat pendidikan responden

menunjukkan banyak pada tingkat SD. Banyaknya responden dengan pendidikan SD tidak terlepas dari kemampuan orang tua responden dalam menyekolahkan anak. dari

(4)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 13 yang kurang baik dalam pencegahan ISPA

pada balita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga yaitu 56,9%. Kondisi ini tidak terlepas dari latar pendidikan yang berhasil diselesaikan. Banyaknya pendidikan SD mengakibatkan berkurangnya kesempatan responden untuk mendapatkan pekerjaan. Alasan lain yaitu keinginan ibu untuk menjadi ibu rumah tangga karena ingin merawat anaknya sendiri dengan baik sehingga dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan anak balitanya. Karakteristik responden yang banyak berpendidikan SD ini sejalan dengan hasil penelitian Iddayat (2009) yaitu Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2009 menunjukkan bahwa pendidikan yang rendah pada responden mempengaruhi factor sosial ekonomi sehingga banyak responden dengan social ekonomi rendah menjadikan banyaknya kejadian ISPA pada balita.

Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37,5% responden memiliki pengetahuan tentang ISPA dalam kategori sedang. Kategori sedang ini mencerminkan bahwa belum semua masalah kesehatan tentang ISPA dapat dipahami oleh responden. Gambaran ini mencerminkan bahwa pendidikan formal yang dapat diselesaikan yaitu SD namun responden juga dapat menerima pengetahuan dari berbagai sumber, salah satun informasi pendidikan tentang ISPA diporoleh dari petugas kesehatan dan kader posyandu pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu. Peningkatan pengetahuan ISPA oleh responden dapat diperoleh dari berbagai sumber. Kegiatan posyandu yang diikuti oleh responden merupakan salah satu sarana untuk dapat meningkatkan pengetahuan. Sebagian besar responden banyak yang mengunjungi kegiatan posyandu dikarenakan jarak rumah responden dengan posyandu dekat dan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga mempunyai banyak

waktu dirumah. Dengan responden mengikuti kegiatan posyandu maka responden bisa mendapat pengetahuan tentang ISPA yang diberikan oleh kader posyandu melalui kegiatan penyuluhan kesehatan. Depkes RI (2006) menyatakan bahwa salah satu bentuk pelayanan kesehatan di posyandu adalah mengadakan penyuluhan kesehatan.

Perilaku Responden dalam Pencegahan ISPA pada Balita

Hasil penelitian tentang perilaku dalam pencegahan ISPA pada balita menunjukkan 45,7% responden mempunyai perilaku yang kurang. Kata kurang dapat diterjemahkan bahwa responden masih kurang mengerti bahwa dengan perilaku hidup sehat seperti membuka ventilasi jendela, membersihkan debu yang menempel di meja ataupun kursi merupakan suatu tindakan yang baik dalam rangka mencegah terjadinya ISPA pada balita. Salah satu contoh perilaku ibu yang kurang mendukung dalam pencegahan ISPA adalah ibu tidak pernah membuka jendela rumah pada pagi hari dan siang hari sehingga matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah. Ibu tidak melakukan kebersihan lantai seperti mengepel lantai atau membersihkan meja dan perabotan lain dari debu-debu dengan kain lap.

Menurut Mishra (2005) perilaku ibu dalam pencegahan ISPA dapat dilakukan seperti menjaga anak tetap dalam keadaan bersih, ibu melakukan kebersihan rumah seperti menyapu lantai, membersihkan debu-debu di dalam rumah, rutin mengganti sprei kasur dan sarung bantal secara teratur, membuka jendela dan ventilasi udara agar sirkulasi udara tetap lancar serta melarang anggota keluarga yang merokok untuk tidak merokok. Tindakan responden dalam mencegah terjadinya ISPA secara baik berdampak kesehatan balita.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan perilaku Pencegahan

(5)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 14 Kusno (2003), menyatakan bahwa ibu yang

berpendidikan rendah dan kurang penyuluhan oleh petugas kesehatan akan cenderung tidak tahu cara memberikan perawatan yang baik dan meminumkan obat yang tepat dan benar pada anaknya yang menderita ISPA. Hal tersebut didukung oleh pendapat Parera (2004) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan. Orang yang memiliki pendidikan yang baik memiliki kemampuan untuk menyerap dan memahami pengetahuan yang diterimanya. Sehingga semakin baik pendidikan seseorang, maka semakin mudah dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang diterima.

Berdasarkan hasil dari tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 24 responden terdapat 5 responden (6,9%) yang memiliki pengetahuan yang baik namun perilaku pencegahan ISPA kepada balita masih kurang. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan rumah seperti ventilasi, jendela, dan kondisi lantai. Ventilasi yaitu proses penyedian udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun secara mekanis (Yusup dan Sulistyorini, 2005). Ditinjau dari pemanfaatan jendela rumah responden menunjukkan 54,2% responden yang tidak memanfaatkan jendela dengan baik yaitu dengan tidak membuka jendela pada pagi sampai sore hari dan masih terdapat 61,1% kondisi lantai yang tidak bersih.

Berbeda dengan 6 responden yang memiliki pengetahuan yang kurang namun perilaku pencegahan penyakit ISPA sudah baik. Meskipun responden kurang mengerti mengenai pengetahuan tentang penyakit ISPA secara baik, perilaku dalam kehidupan sehari-hari telah mencerminkan respoden berperilaku dengan cara hidup sehat. 45,8% ibu selalu membuka jendela rumah di pagi hari untuk mendapat sinar matahari masuk ke dalam kamar tidur maupun rumah adapun 38,9% responden selalu membersihkan rumah dari debu serta responden memberikan asupan gizi yang seimbang kepada balitanya. Kekurangan gizi atau malnutrisi yang

disebabkan asupan gizi tidak adekuat dapat mengakibatkan menurunnya berat badan, gangguan pertumbuhan, menurunnya imunitas dan kerusakan mukosa. Menurunnya imunitas dan kerusakan mukosa memegang peranan utama dalam mekanisme pertahanan tubuh. Kejadian, keparahan dan durasi penyakit mempunyai kaitan erat dengan kedua faktor tersebut. Penyakit infeksi yang terjadi menyebabkan kehilangan persediaan gizi sebagai akibat respon metabolik dan kehilangan melalui saluran cerna. Pada saat bersamaan terjadi penurunan nafsu makan yang pada gilirannya menyebabkan asupan gizi menurun (Brown, 2003).

Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan perilaku pencegahan pada balita, namun secara keseluruhan data menunjukkan tingkat pengetahuan ibu masih dianggap belum seluruhnya baik, dimana baru 33,3% yang berpengetahuan baik, demikian juga perilaku ibu yang baik masih 25%, artinya perlu adanya tindakan lebih lanjut baik dari responden sendiri maupun instansi terkait untuk dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang ISPA dan perbaikan perilaku ibu tentang pencegahan ISPA seperti pemberian pendidikan kesehatan tentang masalah kesehatan ISPA pada anak.

Simpulan

1. 37,5% pengetahuan ibu tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan dalam kategori sedang.

2. 45,7% perilaku ibu dalam pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan dalam kategori kurang. 3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan perilaku pencegahan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan

Saran

(6)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 15 Diharapkan ibu untuk tetap bersedia

meningkatkan pengetahuan tentang ISPA dengan cara aktif mengikuti kegiatan posyandu anak, membaca buku kesehatan khususnya tentang ISPA sehingga dapat meningkatkan kesadaran dalam hal pentingnya kesehatan bagi anak agar anak tidak sampai terkena penyakit ISPA.

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Instansi pelayanan kesehatan, diharapkan semua petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan dapat terus memberikan penyuluhan dan informasi lebih lanjut terhadap masyarakat terutama

ibu-ibu tentang perawatan ISPA pada balita dengan baik dan benar.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut pada penelitian sejenis, seperti membahas tentang cara memberikan obat, kondisi lantai rumah, ventilasi jendela yang dapat mempengaruhi perawatan ISPA pada balita dengan baik dan benar.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah referensi di perpustakaan sehingga dapat dimanfaatkan bagi penelitian selanjutnnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, H & Mukty, A. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, K. H., J 2003, Diarrhea and Malnutrition Symposium: Nutrition and Infection, Prologue and Progress Since 1968, J. Nutr. 133:328S-332S

Depkes RI. (2006). Informasi tentang ISPA pada Anak Balita. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Kusno, I. Ismail, D. Kushadiwijaya, H. (2003). ”Tatalaksana oleh Petugas Kesehatan dan Faktor Resiko Terjadinya Kegagalan Perawatan di Rumah Terhadap Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kapan dan Nulle Timor Tengah (TTS)”. Berita Kedokteran Masyarakat XIX (3).

Mishra, V., Smith, Kirk R., Retherford, Robert D. (2005). Effect Of Cooking Smoke And Environmental Tobacco On Acut Respiratory Infection In Young Indian Children. Population

And Environment 26.5, 375-396. Tersedia dalam

:http://search.proquest.com/docview/199028959/13415DE681B3E64DBB/2?accountid=34598 [diakses 4 Januari 2012 pukul 17.52]

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Parera Giro, S. 2004. Sehat Suatu Pilihan Bebas. Diakses dari: http// www.indomedia.com

Suliha, U, dkk.(2002). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

(7)

(ubungan Tingkat Pengetahuan )bu Tentang )nfeksi… Dian ) dan Siti Arifah 16 Wantania, Jan M, dkk. (2008). Buku Ajar Respiratologi Anak. Penyunting oleh Nastiti N Rahajoe,

dkk. Jakarta : IDAI.

Wayse, V., Yoosafzar, A., Mogale, K., Filteau, S. (2004). Association Of Subclinical Vitamin D Deficiency With Severe Acute Lower Respiratory Infection In Indian Children Under 5 Years. European Journal Of Clinical Nutrition 58.4, 563-7. Tersedia dalam :http://search.proquest.com/docview/199028959/13415DE681B3E64DBB/2?accountid=34598 [diakses 4 Januari 2012 pukul 17. 23]

Wilson, D & Hockenberry, J. M. (2008). Clinical Manual Of Pediatric Nursing, Seventh Edition. USA : Cv Mosby-Year Book. Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan augerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menuangkan apa yang dirancang didalam laporan

Pada perancangan bangunan ini akan menggunakan 2 jenis plafond yaitu plafon gypsum untuk seluruh ruang, kecuali ruang pertemuan dan ruang kapel menggunakan plafond

Dengan telah melakukan Penelitian, Evaluasi, Klarifikasi dan Pembuktian oleh Panitia Pengadaan Barang / Jasa menurut ketentuan yang berlaku, yang dituangkan dalam Berita Acara

Beberapa saran yang dapat diajukan untuk pengembangan program aplikasi ini bagi peniliti lain adalah: (1) pengembangan dari program ini dapat dikembangkan menjadi 3D anaglyph dengan

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Universitas Sumatera

For other rows, transform Pivot Column to leaving basic variable column... Divide Right Side value by

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation berbantu permainan ular tangga dapat meningkatkan keterampilan guru dan hasil belajar siswa pada mata