ANALISIS PEMAHAMAN MASYARAKAT ACEH TERHADAP
KEPUTUSAN MEMILIH BANK SYARIAH (STUDI KASUS NASABAH
BANK ACEH CABANG SYARIAH DI BANDA ACEH)
SKRIPSI
Oleh:
Sarah Aprilia Masdi
NPM: 20120730213
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANALISIS PEMAHAMAN MASYARAKAT ACEH TERHADAP
KEPUTUSAN MEMILIH BANK SYARIAH (STUDI KASUS NASABAH
BANK ACEH CABANG SYARIAH DI BANDA ACEH)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Sarah Aprilia Masdi
NPM: 20120730213
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MOTTO
جو ج ْ
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil
ص ْ
Siapa yang bersabar pasti beruntung
صو ْر ع ر ْ
Barang siapa yang berjalan pada jalannya, maka sampailah ia pada
tujuannya.
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan do’a, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan
berubah dengan sendirinya, tanpa berUSAHA
Saat anda ragu-ragu, sebenarnya anda yakin untuk GAGAL
PERSEMBAHAN
Ayah Drs. Iwan Masdi dan Mama Halimah yang selalu memberi semangat,
nasihat, dukungan, kasih sayang, selalu mendoakan semua anak-anakmu,
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang selalu
memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: Analisis Pemahaman
Masyarakat Aceh Terhadap Keputusan Memilih Bank Syariah (Studi Kasus
Nasabah Bank Aceh Cabang Syariah Di Banda Aceh) yang disusun sebagai
syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan
Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, doa, serta saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A. selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As‟ad, S.E.I., M.Si. selaku Kepala Program Studi Ekonomi
dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Hilman Latief, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs.H.Muhsin Hariyanto, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran,
petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti kepada peneliti selama
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Agama Islam Universitas
7. Kepada kedua orang Tercinta Mamak Halimah dan Ayah Drs. Iwan Masdi
atas segala do‟a dan dukungannya sehingga penulis tidak mudah menyerah
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada Alm Mami .S.Andian, yang selalu menyemangati dan menasehati
dalam pengerjaan skripsi selama ini. Dan semoga mami ditempatkan di
sisi-Nya. Kepada Pakcik Mahmud Hasan yang selalu mendukung,
memberi semangat dan selalu memberikan kasih sayang kepada
cucu-cucunya.
9. Kepada adik-adikku dan Bunda, Muhammad Haikal Masdi, Rajwa
Rumaisha Masdi dan Luna Mariana semoga selalu dimudahkan dalam
urusan pendidikan maupun aktivitas lain.
10. Sahabat SMA (Rizki Auliani, Dira Farhani, Nurul Syahna, Reni Marfuza)
yang selalu mendukung ketika membuat skripsi dan selalu setia menemani
dan membantu proses penelitian di Banda Aceh.
11. Sahabat-sahabatku (Laili A‟yunina Wijayanti, Tiffani Anggraini Lestari,
Maulida Masruroh, Salmia, Putri Intan Permata sari, Ardini Pangesti Putri,
Siska Rukmanawatik, Koidatul Lisa, Ayu Septy Handayani, Hevin Elma
Artiningrum, Yunita Muryasari, Ratna Kusumadewi, Muhammad al-qorni
Afif Arrosyid, Adhi Sukindra Maksum, Syamsudin Muchtar) yang telah
memberikan semangat dan bantuan selama ini. perjuangan skripsi bukan
akhir tapi awal untuk melakukan perjuangan dan mimpi-mimpi kita yang
lainnya.
12. Keluarga besar Forum Intelektual Ekonomi Syariah (FIES) terimakasih
banyak untuk ilmu-ilmu, pengalaman, kebersamaan, suka cita selama ini.
Semoga FIES semakin JAYA dan terus meraih prestasi-prestasi yang
membanggakan.
13. Mas olan, Mas Ridwan, Mas Dhidhin, Mas Tio yang sudah memberikan
14. Keluarga besar PEUHABA (perkumpulan mahasiswa bumoe Aceh) yang
memberikan semangat, karena berjuang bersama itu lebih asyik.
15. Teman-teman EPI 2012 terkhusus untuk teman-teman EPI kelas E 2012
yang sudah menjadi keluarga selama 3 tahun masa perkuliahan, semoga
tetap solid.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
selesainya penulisan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang dan peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.
Yogyakarta, 9 Agustus 2016
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan/ Nota Dinas ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Daftar Tabel dan Gambar ... xiii
Abstrak ... xiv
Abstract ... xv
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ... xvi
BAB 1 ... 1
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
B. Kerangka Teori ... 10
1. Pemahaman dan Preferensi ... 10
2. Keputusan dalam menggunakan produk dan jasa ... 13
3. Bank Syariah ... 18
C. Kerangka Berfikir ... 28
D. Hipotesis penelitian ... 28
METODE PENELITIAN ... 29
A. Pendekatan Penelitian ... 29
B. Objek dan Subjek penelitian ... 29
C. Sumber Data ... 29
D. Populasi dan Sampel ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31
1. Variabel Independen/Bebas (X)... 32
2. Variabel Dependen/Terikat (Y) ... 32
G. Uji Kualitas data (Uji Instrumen) ... 32
1. Uji Validitas ... 32
2. Uji Reliabilitas ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 34
1. Regresi Linier Sederhana ... 34
2. Uji Parsial (Uji t)... 35
BAB IV ... 36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian ... 36
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 36
2. Visi Bank Aceh ... 40
3. Misi Bank Aceh ... 40
4. Produk dan Layanan Unit Usaha Syariah Bank Aceh ... 40
5. Jaringan Kantor Unit Syariah ... 43
B. Karakteristik Responden ... 45
1. Analisis profil responden ... 45
2. Tabulasi data kuesioner penelitian ... 47
3. Analisis Deskriptif ... 50
C. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 50
1. Uji Validitas ... 50
2. Uji Reliabilitas ... 52
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 53
1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 53
2. Uji T ... 54
BAB V ... 59
PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN
A. Surat Penelitian
B. Kuesioner
C. Output Olah Data
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 27
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 28
Tabel 4.1 Dana Tabungan Bank Aceh Unit Usaha Syariah ... 42
Tabel 4.2 Total Dana Pihak Ketiga Bank Aceh Unit Usaha Syariah ... 43
Tabel 4.3 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
Tabel 4.4 Profil Responden berdasarkan Umur ... 47
Tabel 4.5 Tabulasi Data ... 48
Tabel 4.6 Uji Deskriptif ... 51
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman ... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan ... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 54
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 55
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (T) ... 55
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat sejauh mana pengaruh pemahaman masyarakat Aceh terhadap keputusan memilih bank syariah (Studi Kasus Bank Aceh Cabang Syariah di Banda Aceh).
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer. Dengan hasil (jawaban) kuesioner 52 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap data-data kuesioner.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari hasil uji regresi linier sederhana, pemahaman berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan memilih bank syariah. Namun pengaruhnya sangat kecil hanya 9,9 persen saja.
Kata Kunci: Pemahaman, masyarakat Aceh, keputusan memilih bank
ABSTRACT
This research aims to know and to see the effects of Aceh society's understanding toward the decision in choosing Sharia bank (Study Case of Aceh Sharia Bank in Banda Aceh).
The type of this research was a descriptive qualitative research using primer data. The result (answers) of quetionnaires from 52 respondents. The analysis used in this research was simple linear regression analysis. The researcher had done validity test and reliability test on the questionnaires' data.
The result of the research showed that from the simple linear regression test, the understanding had significant effect toward the variable of choosing sharia bank. Yet, the effect was so minor, it was only 9,9 percents.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia perbankan Indonesia saat ini telah menjadi lebih global dengan
adanya dan semakin berkembangnya industri perbankan syariah, yang mana
bank syariah lebih mengutamakan kerjasama yang manfaatnya dapat diterima
melalui bagi hasil yang disepakati bersama antara nasabah dengan pihak
Bank. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai bank
syariah, khususnya yang berhubungan dengan konsumen bank syariah, yang
menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah
alasan keagamaan, yang menyatakan bahwa bunga bank yang diterima melalui
bank konvensional haram hukumnya dalam syariat Islam, sehingga ada
keinginan dari para warga muslim untuk membentuk suatu lembaga
perbankan yang sesuai dengan syariah Islam, yaitu perbankan syariah.
Pendirian bank syariah, merupakan suatu indikasi akan kemudharatan
sistem bunga atau riba. Hal ini ditegaskan dengan lahirnya fatwa MUI
(16-12-2003) tentang haramnya berbagai bunga yang dikukuhkan januari 2004.
Keluarnya beberapa fatwa MUI tentang ekonomi syariah, lebih mengukuhkan
eksistensi perbankan syariah di tengah proses pertumbuhan kegiatan usaha
perbankan syariah di semua nusantara. Eksistensi perbankan sebagai layanan
jasa keuangan berbasis pada kepercayaan nasabah.
Dengan konsep bagi hasil yang diusung oleh bank syariah, tidak heran
juga berasal dari berbagai ras, suku, dan bahkan berbagai agama. Mereka
memilih bank syariah karena mereka menilai bahwa bank syariah dapat
menjadi penunjang ekonomi yang handal dan beroperasi secara sehat. Hal ini
dikarenakan terdapat misi kebersamaan antara nasabah dan bank. Selain itu,
bank syariah dapat berjalan berdampingan dengan bank konvensional yang
terlebih dahulu berdiri, karena bank syariah tidak bersifat eksklusif hanya
untuk umat muslim saja.
Dalam majalah kompas terkait ekonomi, bisnis, dan keuangan
menyebutkan bahwa saat ini perbankan syariah mempunyai tiga masalah
terbesar, yang pertama ketersediaan produk dan standarisasi produk
perbankan syariah. Hal ini dikarenakan masih banyak bank syariah yang
belum menjalankan bisnisnya sesuai prinsip syariah. Yang kedua tingkat
pemahaman (awareness) produk syariah. Hingga saat ini masih banyak
masyarakat yang belum paham akan produk-produk maupun istilah-istilah di
perbankan syariah. Dan yang ketiga industri perbankan syariah kesulitan
untuk mencari SDM yang berkompeten dalam bidangnya.
Secara mudahnya, pandangan masyarakat terhadap bank syariah
tergantung dengan apa yang mereka ketahui. Jika pengetahuan tentang bank
syariah rendah maka dalam memandang bank syariah pastinya rendah pula.
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang bank syariah juga akan
mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai bank syariah itu sendiri.
Saat ini sebagian besar masyarakat hanya melihat bahwa nilai tambah
akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antarsesama dibandingkan
dengan bank konvensional. Hal tersebut memang benar, namun bank syariah
memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah bersaing
dengan bank-bank konvensional dan juga bagi hasil yang ditawarkan tidak
kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga.
Stuktur dan persepsi masyarakat terhadap bank syariah sangat
menentukan perilaku masyarakat tersebut. Struktur dan persepsi masyarakat
Aceh yang sudah terbangun mayoritas masyarakatnya yang religius sangat
memungkinkan terdapatnya berbagai persepsi yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam memilih bank. Namun demikian, faktor keagamaan atau
persepsi yang hanya didasari oleh alasan keagaaman saja belum tentu
mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap keputusan dalam menggunakan
suatu jenis jasa perbankan (Nevita,2015:20).
Allah SWT menganugerahi kita akal fikiran untuk memahami dan
mengamalkan kandungan isi Al-Qur‟an dan Hadis. Segala aturan yang
terkandung dalam keduanya, sangatlah jelas antara yang haq (benar) dan yang
bathil (salah), antara yang halal dan yang haram. Dalam Al-Qur‟an surat Al-
Kejelasan aturan-aturan dalam Syariah Islam antara yang haq dan
bathil, antara yang halal dan yang haram ini tidak sepenuhnya diikuti oleh
efek positif di kalangan masyarakat muslim itu sendiri. Mayoritas penduduk
Aceh yang beragama Islam bukanlah jaminan bank syariah menjadi pilihan
utama. Faktor sumber daya manusia yang kompeten dan profesional masih
belum optimal di perbankan syariah serta pemahaman masyarakat terhadap
perbankan syariah yang belum merata menjadi hal menarik untuk dikaji dan
diteliti. Struktur dan persepsi masyarakat yang sudah terbangun sekian lama
terhadap bank konvensional tentu saja tidak mudah untuk diarahkan kepada
perbankan yang berasaskan syariat Islam.
Adapun pilihan bank syariah yang digunakan dalam penelitian adalah
Bank Aceh Cabang Syariah. Sebagai salah satu bank syariah yang berada di
Aceh dan merupakan milik pemerintahan Aceh, Bank Aceh Cabang Syariah
dituntut untuk terus-menerus memperbaiki kualitas dalam memberikan
pelayanan terhadap nasabah, serta merancang produk/jasa yang kompetitif dan
menarik minat nasabah agar tetap selalu dapat bersaing dengan kompetitor.
Bank Aceh juga akan dikonversikan ke bank syariah seutuhnya (laporan
keuangan Bank Aceh, 2015). Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
PEMAHAMAN MASYARAKAT ACEH TERHADAP KEPUTUSAN
MEMILIH BANK SYARIAH (STUDI KASUS NASABAH BANK ACEH
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemahaman masyarakat Aceh terhadap keputusan
dalam memilih bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemahaman masyarakat Aceh terhadap
keputusan dalam memilih bank syariah.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan sehingga dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Untuk mengasah kemamuan peneliti dalam menjawab permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari, terutama terkait dengan
pemahaman masyarakat Aceh dalam memilih bank syariah.
2) Untuk meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan
b. Bagi Akademisi
1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang
berkaitan dengan masalah pemahaman masyarakat Aceh dalam
memilih bank syariah.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan penelitian di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menurut uraian sistematik hasil-hasil penelitian yang
didapat oleh peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Dari penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti menemukan beberapa jurnal, karya tulis ilmiah dan penelitian yang
relevan dan sekaligus menjadi rujukan dan pembanding dalam skripsi yang
berkaitan dengan analisis pemahaman terhadap keputusan masyarakat Aceh
dalam memilih bank syariah.
1. Hasil penelitian yang ditulis oleh Erniwati (2012) dengan judul Analisis
Pemahaman Nasabah Terhadap Produk Bank Syariah Muamalat
Indonesia KCP Gajah Mada Medan. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa tingkat pemahaman nasabah terhadap produk-produk yang
ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia beragam. Tingkat pemahaman
nasabah yang paling tinggi yaitu pemahaman terhadap produk mudharabah
dan kemudian produk wadiah, sedangkan pemahaman tentang produk
murabahah, ijarah, dan musyarakah masih rendah. Hal ini karena mayoritas
nasabah lebih banyak menggunakan produk mudharabah dan wadiah. Pada
umumnya nasabah hanya memahami produk-produk yang mereka gunakan
pemahaman nasabah terhadap produk bank syariah, persamaan penelitian
ini sama sama meneliti pemahaman nasabah tentang bank syariah.
2. hasil penelitian Achmad Almuhram Gaffar (2014) skripsi, pada penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Konsumen Tehadap Keputusan
Nasabah dalam Memilih Bank Syariah (studi kasus nasabah pada bank
muamalat cabang Makasar)” hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa dari hasil analisis regresi Nampak bahwa pengetahuan konsumen
yang terdiri dari pengetahuan produk (X1), pengetahuan pembelian (X2),
pengetahuan pemakaian (X3), mempuyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah di Makassar.
hasil pengujian pengukuran pengetahuan konsumen menunjukkan bahwa
variabel yang paling dominan memengaruhi keputusan konsumen dalam
memilih bank syariah di Makassar adalah pengetahuan pembelian (X2).
3. Hasil penelitian yang ditulis oleh Shofa Robbani (2013) dengan judul
Analisis Pemahaman Nasabah BNI Syariah Tentang Ke’syariah’an BNI
Syariah (Studi Kasus BNI Syariah Godean, Sleman, Yogyakarta). Hasil
penelitiannya menujukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat terhadap
bank syariah relatif masih rendah. Persepsi mereka terhadap bank syariah,
riba, bunga dan sistem bagi hasil bermacam-macam, mayoritas mereka
masih belum memahami dan mengetahui istilah-istilah tersebut. Disisi lain,
hubungan antara nasabah bank syaraiah yang juga memiliki akun di bank
konvensional dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan sangat
menabung atau mengambil pembiayaan di bank syariah, ternyata sangat
lemah. Bank syariah yang diproyeksi untuk menjadi pilihan utama
masyarakat muslim masih inferior dibandingkan dominasi bank
konvensional. Maka dari itu bank syariah harus mengevaluasi dirinya
sendiri untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Perbedaan mendasar dari
penelitian ini adalah lembaga tempat penelitian ini dilaksanakan, dan
penelitian ini hanya menganalisis pemahaman nasabah BNI Syariah
tentang kesyariahan BNI Syariah. Persamaan mendasarnya penulis ingin
mengetahui mengetahui pemahaman nasabah terhadap bank syariah.
Sedangkan penelitian penulis akan menganalisis tentang pemahaman
masyarakat Aceh dalam memilih bank syariah.
4. Penelitian Sri Mulyana (2016) Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Terhadap Penggunaan Bank Syariah
Di Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat produk yang
paling diminati nasabah bank syariah di Banda Aceh dan faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan nasabah terhadap penggunaan bank syariah
di Banda Aceh. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
primer. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik
deskriptif untuk melihat gambaran penggunaan produk bank syariah dan
metode statistik inferensial untuk melihat pengaruh faktor internal,
eksternal, dan situasional terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan
bank syariah di Banda Aceh. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
produk penghimpun dana jenis rekening tabungan dengan kategori
tabungan reguler, disamping itu produk pembiayaan yang paling diminati
nasabah bank syariah di Kota Banda Aceh adalah pembiayaan konsumen.
Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa faktor internal yang
terdiri dari : 1) persepsi; 2) motivasi dan keterlibatan; 3) pengetahuan;4)
sikap; 5) pembelajaran; dan 6) gaya hidup,kemudian faktor eksternal
terdiri dari: 1) budaya; 2) keluarga; 3) kelas sosial; dan 4) keanggotaan
dalam suatu kelompok, selanjutnya faktor situasional yang terdiri dari: 1)
sarana dan prasarana; 2) penggunaan produk; dan 3) kondisi saat
pembelian mempengaruhi keputusan nasabah dalam menggunakan bank
syariah di Kota Banda Aceh. Perbedaan penelitian ini hanya ingin
mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah memilih
bank syariah. Persamaan penelitian ini sama sama ingin melihat apa saja
yang membuat nasabah memilih bank syariah.
B. Kerangka Teori
1. Pemahaman dan Preferensi
a. Pemahaman
Paham dapat berarti memiliki pengetahuan yang banyak,
mengerti benar akan sesuatu (Kamus besar bahasa Indonesia, 2015).
Menurut Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44), pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari
pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam
bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Sementara Benjamin S. Bloom
(Anas Sudijono, 2009: 50) mengatakan bahwa pemahaman
(Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi.
Jadi, dapat disimpulkn bahwa seseorang dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal yang dia pelajari dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
Pemahaman seseorang terhadap suatu produk, dalam hal ini
perbankan syariah akan terkait dengan preferensi. Hal ini karena
sangat penting membentuk persepsi masyarakat berdasarkan
informasi seluas-luasnya tentang bank syariah. Menurut teori
preferensi, seorang konsumen dalam membuat keputusan terhadap
apa yang ingin dibelinya melalui beberapa proses yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, proses
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Proses awal dalam
pengambilan keputusan adalah mencari tahu tentang manfaat dari
produk atau jenis pelayanan yang ditawarkan (Sadhana,2012:483).
pengetahuan terhadap bank syariah dimulai dengan pengetahuan
dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa
serta pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan sebuah produk atau
jasa. pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan
pembelian (Dwiastuti, dkk,2012:50). Pengetahuan tersebut meliputi
pengetahuan mengenai atribut produk, pengetahuan mengenai
manfaat produk dan pengetahuan mengenai kepuasan yang didapat
dari suatu produk jasa perbankan (Peter and Olson, 2013:70).
b. Pengertian Preferensi
Preferensi menurut kamus bahasa Indonesia adalah hak untuk
didahulukan dan diutamakan, prioritas (kata benda). Preferensi juga
berarti pilihan, kecenderungan atau kesukaan. (Kamus bahasa
Indonesia, 2014). Preferensi adalah kemampuan konsumen dalam
memilih yaitu dengan cara mengurutkan tinggi rendahnya daya guna
yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang (Arianty dan
Rohmana, 2013:5). Sedangkan preferensi konsumen didefinisikan
sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk
(barang atau jasa) yang dikonsumsi. Pilihan konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler,
dalam Hariani 2005:18). Teori preferensi terungkap menunjukan
bagaimana sikap seseorang dalam menentukan pilihan-pilihan
apabila harga dan pendapatan yang bervariasi dapat dipakai untuk
melakukan pilihan (preferensi) yang pertama kali dipertimbangkan
adalah anggaran yang dimilikinya. (Arianty dan Rohmana, 2013:5).
2. Keputusan dalam menggunakan produk dan jasa
a. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan individu,
kelompok atau organisasi untuk memilih, membeli, menggunakan
dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler , 2009: 166).
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Menurut Maski (2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor ini masing-masing dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian:
1) Faktor internal terdiri dari:
a) Pengalaman belajar dan memori
Konsumen akan bertindak apabila dia mempunyai
pengetahuan, karena pengetahuan dapat menjelaskan
perubahan perilaku individu yang berasal dari pengalaman.
b) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian bisa dilihat dari kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, perbedaan kondisi sosial, pembelaan diri, dan
variabel yang berguna untuk menganalisis perilaku
konsumen.
c) Motivasi dan keterlibatan
Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup
untuk mendorong seseorang bertindak untuk memuaskan
kebutuhannya (Kotler, 2000: 238).
d) Sikap
Sikap adalah evaluasi dalam waktu lama tentang apa-apa
yang disukai dan tidak disukai seseorang. Perasaan emosional
dan kecenderungan tindakan oleh beberapa obyek atau ide.
e) Persepsi
Menurut Kotler (2000) persepsi adalah proses bagaimana
orang menyeleksi, mengatur, menginterpretasikan informasi
yang diterimanya untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti. Persepsi tidak hanya tergantung oleh fisik, akan
tetapi juga dari hubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu tersebut.
2) Faktor eksternal terdiri dari:
a) Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas
dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Didalamnya
terdapat kultur, sub-kultur dan kelas sosial pembeli.
Faktor sosial dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga,
peran dan status sosial.
c) Faktor ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi pengambilan
keputusan, karena dapat dilihat dari pendapatan, tabungan,
kekayaan dan hutang.
c. Perilaku Konsumen dalam Islam
Perilaku konsumen dalam Islam menurut Maski (2010) adalah:
Islam mengajarkan bahwa perilaku konsumen menekankan kepada sikap untuk mengutamakan kepentingan orang lain. Semangat ini sejalan dengan prinsip keadilan, kebersihan, kesederhanaan, murah hati dan moralitas. Islam tidak menganjurkan umatnya untuk mencintai materi tetapi menganjurkan untuk mengurangi kebutuhan materi untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Sehingga dalam Islam, pemenuhan kebutuhan batiniah merupakan cita-cita tertinggi manusia dalam hidupnya dengan tidak meninggalkan pemenuhan kebutuhan jasmaninya.
Ciri perilaku konsumen dalam Islam adalah :
1) Tujuan tidak memuaskan kepuasan lahir saja, tanpa meninggalkan
ketutuhan-kebutuhan fisik atau biologisnya. Karena ini merupakan
kewajiban setiap individu.
2) Benda dan jasa tersebut harus halal, baik halal berupa zatnya
maupun halal cara memperolehnya.
d. Teori pengambilan keputusan
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif yang
3) Ada pilihan atas dasar logika atas pertimbangan
4) Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
5) Ada tujuan yang ingin dicapai dan semakin mendekatkan pada
tujuan tersebut.
jadi keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses
pemikiran tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab
pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah
tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Pengambilan keputusan adalah suatu kelanjutan dari cara
pemecahan masalah yang memiliki fungsi antara lain sebagai
berikut:
a) Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar
dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok,
baik secara institusional maupun secara organisasional.
b) Sesuatu yang bersifat futuristic,artinya bersangkut paut dengan
hari depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama.
e. Keputusan memilih bank
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Jadi,
persaingan bank sangat ketat, sehingga perusahaan yang bergerak
dibidang jasa ini harus memahami nasabah ataupun calon
harus mengetahui tentang proses penilaian informasi terhadap
pemilihan suatu bank dari calon nasabahnya. Untuk itu, keputusan
pemilihan bank didasarkan pada:
6) Karakteristik bank
7) Pemberian bobot pada tingkat kesehatan suatu bank
8) Kepercayaan akan merk bank
9) Fungsi utilitas
10) Prosedur evaluasi
Ada lima determinan kualitas jasa yang dapat dijadikan pijakan
dalam memilih penyedia jasa, meliputi:
a) Kehandalan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan terpercaya dan akurat
b) Daya tanggap, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa yang cepat
c) Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan
d) Empati, yaitu kesediaan untuk peduli dan memberikan
perhatian pribadi bagi pelanggan
e) Berwujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan personil
dan materi komunikasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
berasal dari bank itu sendiri maupun dari pengalaman orang lain
sebelum memutuskan untuk menabung pada suatu bank.
3. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah, sehingga dalam pengoperasiannya bank syariah tidak
melakukan kegiatan yang bertentangan atau yang dilarang oleh Islam.
Adapun bank syariah menurut undang-undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanyaberdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Sholahuddin,2014:84).
Salah satu prinsip syariah yang harus dipatuhi oleh bank syariah
adalah menghindari adanya unsur riba. Riba sangat dilarang dalam bank
syariah, larangan melakukan riba juga sudah dijelaskan secara jelas
dalam Al-Qur‟an. Adapun ayat yang melarang adanya unsur riba adalah
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya)” (Q.S. Ar Rum 39).
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan menerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya”(Q.S. Al Baqarah 2: 279).
Soemitra (2010:67) Bank syariah bukan sekedar bank bebas
bunga, tetapi juga memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secra
fundamental terdapat beberapa karakteristik bank syariah:
1) Penghapusan riba
2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran
3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari
bank komersial dan bank investasi.
4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati
terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada
penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan
profit and loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis, atau
industri.
5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara bak syariah dan
pengusaha.
6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi
kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang
antarbank syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah.
Oleh karena itu, maka secara struktural dan sistem pengawasannya
berbeda dari bank konvensional. Pengawasan perbankan Islam
mencakup dua hal, yaitu pertama pengawasan dari aspek keuangan
kepatuhan pada perbankan secara umum, dan prinsip kehati-hatian
bank. Kedua, pengawasan prinsip syariah dalam kegiatan operasional
bank. Secara struktural kepengurusan bank syariah terdiri dari Dewan
Komisaris dan Direksi dan wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah
b. Operasional Bank Syariah
Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya
berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus
menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan
syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai
berikut:
1) Prinsip titipan atau simpanan (al-wadiah)
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:
a) Wadiahyadh al-amanah (trustee depository) adalah akad
penitipan barang atau uang di mana pihak penerima titipan tidak
diperkenankan menggunakan barang atau uang yang dititipkan
dan tidak bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan
barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian
penerima titipan. Adapun aplikasi dalam perbankan syariah
berupa produk safe deposit box.
b) Wadiah yadh adh-dhamanah (guarantee depository) adalah akad
penitipan barang dan uang di mana pihak penerima titipan
dengan atau tanpa izin pemilik barang dan uang dapat
dan uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dalam pengunaan barang dan uang titipan menjadi hak penerima
titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan
(Sholahuddin,2014:95).
c. Prinsip Bagi Hasil
System ini adalah suatu system yang meliputi tatacara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana. Sebagai bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:
a) Al-mudharabah
Al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibulmaal) menyediakan
seluruh (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
(mudharib). Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi
dua jenis:
(1) Mudharabah mutlaqah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibulmaal dan
mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis
(2) Mudharabah muqayyadah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan
mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal
mengenai tempat, cara, dan objek investasi
(Sholahuddin,2014:96).
b) Al-musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan (Sholahuddin,2014:96). Dua jenis al-musyarakah:
(1) Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, warisan
atau kondisilainnya yang mengakibatkan pemilikan satu
asset oleh dua orang atau lebih.
(2) Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan di mana
dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka
memberikan modal musyarakah.
2) Prinsip jual beli (al-tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu system yang menerapkan tata
cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan (margin).Implikasinya antara
lain berupa:
a) Al-murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli (Sholahuddin,2014:97).
b) Salam
Adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan
pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera
oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima
sesuai syarat-syarat tertentu. Bank dapat bertindak sebagai
pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam
maka hal ini disebut salam parallel(Sholahuddin,2014:97).
c) Istishna‟
Istishna‟ adalah akad jual beli antara pembeli dan
produsen yang jual bertindak sebagai penjual.Cara
pembayarannya dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan,
pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umumyang
meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika bank
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna
maka hal ini disebut istishna paralel (Sholahuddin,2014:97).
3) Prinsip sewa (al-ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah
terbagi dua jenis:
1. ijarah, sewa murni.
2. ijarah al muahiya bi tamlik merupakan penggabungan sewa
dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki
barang pada akhir masa sewa (Sholahuddin,2014: 98).
4) Prinsip jasa (fee-based service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Benuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara
lain:
a) Al-wakalah
Nasabah mmberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
b) Al – Kafalah
Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung.
c) Al – Hawalah
Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya.Kontrak hawalah
dalam perbankan biasanya diterapkan pada factoring (anjak
piutang), post-dated check,dimana bank bertindak sebagai
juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.
d) Ar- Rahn
Adalah menahan salah satuu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang di terimanya. Barang
yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.Dengan
demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk
dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya.Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn
adalah semacam jaminan utang atau gadai
(Sholahuddin,2014:99).
e) Al- Qardh
Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
digunakan untuk membantu usaha kecil dan eperluan social.
Dana ini diperoleh dari dana zakat,, infak, dan sedekah
(Sholahuddin,2014:99).
d. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional
Bank syariah merupakan perbankan yang mengedepankan prinsip
syariah tanpa adanya unsur maghrib (maisir, gharar, haram, dan riba).
Beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional
diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja.
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.
3. Berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagiaan dunia akhirat.
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat dijelaskan bahwa masyarakat
Aceh memiliki persepsi terhadap bank syariah ada yang paham dan tidak
paham. Masyarakat Aceh yang paham terhadap bank syariah setuju untuk
memilih karena pengetahuan mereka terhadap bank syariah. Sedangkan yang
tidak paham cenderung untuk tidak memilih.
D. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/terkaan
tentang apa saja yang diteliti dalam usaha untuk memahaminya (Nasution,
1996:39). Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian
ini adalah :
H1 : pemahaman masyarakat Aceh berpengaruh terhadap keputusan dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan, subyek atau objek penelitian yang
diteliti yaitu penelitian yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau
statistik dari suatu variabel untuk dikaji secara terpisah-pisah kemudian
dihubungkan dengan menggunakan rumus regresi.
B. Objek dan Subjek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Aceh Cabang Syariah Banda
Aceh, sedangkan subjek yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah nasabah Bank Aceh Cabang Syariah Banda Aceh.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian atau lapangan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Dalam
pertanyaan atau kuesioner kepada nasabah Bank Aceh Cabang
Syariah Banda Aceh.
2. Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak
langsung dari obyek yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari data tentang Bank Aceh Cabang Syariah mengenai
gambaran umum tentang perusahaan, catatan dan diperoleh dari data
internal perusahaan. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah dokumen perusahaan mengenai gambaran umum
perusahaan,visi misi perusahaan, struktur perusahaan, dan
produk-produk yang ada di bank
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Nasabah Bank Aceh Cabang
Syariah di Banda Aceh. Sampel merupakan sejumlah anggota yang dimiliki
oleh populasi. Sampelnya adalah, beberapa nasabah Bank Aceh Cabang
Syariah yang dapat mewakili seluruh Nasabah Bank Aceh Cabang Syariah.
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Dengan teknik ini, sampel mencakup
orang-orang yang diseleksi atas kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti
berdasarkan tujuan peneliti.
a. Masyarakat Aceh yang sudah menjadi nasabah Bank Aceh Cabang
Syariah;
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data
adalah metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:
199). Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data berupa informasi
secara tertulis dan langsung dari responden. Jawaban responden bersifat
kualitatif yang kemudian akan dikuantitatifkan dan diukur dengan
menggunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 93). Jawaban atas butir-butir
pertanyaan mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju
dengan bobot 1 hingga 4 sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju dengan skor 4
b. Jawaban Setuju dengan skor 3
c. Jawaban kurang Setuju dengan skor 2
d. Jawaban Tidak Setuju dengan skor 1
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
1. Variabel Independen/Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat),
Sugiyono (2011:61). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pemahaman
masyarakat (X).
2. Variabel Dependen/Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, (Sugiyono, 2011: 61).
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu memilih bank syariah (Y).
G. Uji Kualitas data (Uji Instrumen)
1. Uji Validitas
Uji validitas data merupakan uji instrumen data untuk mengetahui
seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur
(Priyatno, 2014: 51). Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi
yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya
dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap.
Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditunjukkan
kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan
untuk mengungkap sesuatu. Pengujian validitas item dalam SPSS bisa
menggunakan tiga metode analisis, yaitu korelasi pearson, corrected item
Teknik uji validitas item dengan korelasi pearson, yaitu dengan
cara mengorelasikan skor item dengan skor totalnya. Skor total adalah
penjumlahan seluruh item pada satu variabel. Kemudian pengujian
signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi yaitu:
a. Jika nilai positif dan r hitung > r tabel maka item dapat dinyatakan
valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas
data atau temuan. Jadi suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dan stabil dari
waktu ke waktu. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas,
dimana item yang valid saja yang masuk pengujian. Untuk mengetahui
hasil uji reliabilitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan antara
nilai alpha ( dengan nilai r tabel . Suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.
Dasar pengambilan kesimpulan uji reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
a. 0,80 < Cronbach‟s Alpha 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
b. 0,60 < Cronbach‟s Alpha 0,80 : Reliabilitas tinggi
c. 0,40 < Cronbach‟s Alpha 0,60 : Reliabilitas sedang
e. 0,00 < Cronbach‟s Alpha 0,20 : Tidak Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data
Setelah memiliki data yang diperlukan untuk penelitian, maka
selanjutnya perlu dianalisis untuk memecahkan permasalahan sehingga dapat
menjawab hipotesis yang diajukan. Alat analisis untuk pengolahan data
menggunakan SPSS dan peneliti menggunakan buku Dwi Priyatno sebagai
panduan dalam menganalisis penelitian ini. Adapun teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier adalah analisis untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen dengan
menggunakan persamaan linier. Namun dalam penelitian ini, hanya
digunakan satu variabel dependen dan satu variabel independen sehingga
disebut regresi linier sederhana (Priyatno, 2010: 51). Analisis ini untuk
meramalkan atau memprediksi suatu nilai variabel dependen dengan
adanya perubahan dari variabel independen.Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pemahaman masyarakat, sedangkan variabel
dependennya adalah memilih bank syariah.
Adapun persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan :
a = Konstanta, yaitu nilai Y‟ jika X = 0
b = Koefisien Regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan
variabel Y‟ yang didasarkan variabel X
X = Variabel Independen
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel depanden.
Tingkap signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%.
Uji t dilakukan dengan :
Berdasarkan ketentuan dengan tingkat signifikansi yang diharapkan
0,05 jika, sig ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila yang terjadi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Gagasan untuk mendirikan Bank milik pemerintah Daerah di Aceh
tercetus atas prakasa Dewan Pemerintah Daerah Peralihan Provinsi Atjeh
(sekarang disebut Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).
Setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
peralihan Provinsi Aceh di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) dengan surat
keputusan Nomor 7/DPRD/5 tanggal 7 september 1957, beberapa orang
mewakili Pemerintah Daerah menghadap Mula Pangihutan Tamboenan,
wakil Notaris di Kutaraja, untuk mendirikan suatu Bank dalam bentuk
Perseroan Terbatas yang bernama “PT Bank Kesejahteraan Atjeh, NV
dengan modal dasar ditetapkan Rp 25.000.000 (laporan tahunan Bank
Aceh, 2015).
Setelah beberapa kali perubahan Akte, barulah pada tanggal 2
Februari 1960 diperoleh izin dari menteri Keuangan dengan Surat
Keputusan No. 12096/BUM/II dan Pengesahan Bentuk Hukum dari
Menteri Kehakiman dengan surat Keputusan No. J.A.5/22/9 tanggal 18
Maret 1960. Pada saat itu PT Bank Kesejahteraan Atjeh NV dipimpin
oleh Teuku Djafar sebagai Direktur dan Komisaris terdiri dari atas Teuku
Sanusi. Dengan ditetapkannya undang-undang No. 13 Tahun 1962
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, semua
Bank milik pemerintah Daerah yang sudah berdiri sebelumnya, harus
menyesuaikan diri dengan Undang-undang tersebut (laporan tahunan
Bank Aceh, 2015).
Untuk memenuhi ketentuan ini maka pada tahun 1963 Pemerintah
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh membuat peraturan Daerah No.
12 Tahun 1963 sebagai landasan hukum berdirinya Bank Pembangunan
Daerah Istimewa Aceh. Dalam Perda tersebut ditegaskan bahwa maksud
pendirian Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Adalah untuk
menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan
daerah dalam rangka pembangunan nasional semesta berencana (laporan
tahunan Bank Aceh, 2015).
Sepuluh tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal 7 April 1973,
Gubernur Kepala Derah Istimewa Aceh mengeluarkan Surat Keputusan
No. 54/1973 tentang Penetapan Pelaksanaan Pengalihan PT Bank
Kesejahteraan Aceh, NV menjadi Bank Pembangunan Derah Istimewa
Aceh. Peralihan status, baik bentuk hukum, hak dan kewajiban dan
lainnya secara resmi terlaksana pada tanggal 6 Agustus 1973, yang
dianggap sebagai hari lahirnya Bank Pembangunan Daerah Istimewa
Aceh (laporan tahunan Bank Aceh, 2015).
Untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada Bank
kali mengadakan perubahan Peraturan Daerah (Perda), yaitu mulai Perda
No. 10 tahun 1974, Perda No. 6 tahun 1978, Perda No. 5 tahun 1982,
Perda No. 8 tahun 1988, Perda No. 3 tahun 1993 dan terakhir Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : 2 Tahun 1999 tanggal 2
Maret 1999 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, yang telah disahkan oleh Menteri
Dalam Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor :
584.21.343 31 Desember 1999 (laporan tahunan Bank Aceh, 2015).
Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi
Perseroan Terbatas dilatarbelakangi keikutsertaan Bank Pembangunan
Daerah Istimewa Aceh dalam program rekapitulasi, berupa peningkatan
permodalan bank yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama Menteri
Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia Nomor
53/KMK.017/1999 dan Nomor 31/12/KEP/GBI tanggal 8 februari 1999
tentang pelaksanaan program rekapitulasi Bank Umum, yang
ditindaklanjuti dengan penendatangan Perjanjian Rekapitulasi antara
Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan PT. Bank BPD
Aceh di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999 (laporan tahunan Bank Aceh,
2015).
Perubahan badan hukum menjadi Perseroan Terbatas ditetapkan
dengan Akte Notaris Husni Usman, SH No. 55 tanggal 21 April 1999,
bernama PT Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh disingkat PT
Kehakiman RI dengan Surat Keputusan Nomor C-8260 HT.01.01.TH.99
tanggal 6 Mei 1999. Dalam Akte Pendirian Perseroan ditetapkan modal
dasar PT Bank BPD Aceh sebesar Rp 500 miliyar (laporan tahunan Bank
Aceh, 2015).
Berdasarkan Akta Notaris Husni Usman tentang Pernyataan
Keputusan Rapat No. 10 Tanggal 15 Desember 2008, notaris di Medan
tentang peningkatan modal dasar perseroan, modal dasar kembali
ditingkatkan menjadi Rp 1.500.000.000.000 dan perubahan nama
perseroan menjadi PT. Bank Aceh. Perubahan tersebut telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
AHU-44411.AH.01.02 Tahun 2009 pada tanggal 9 september 2009.
Perubahan nama menjadi PT. Bank Aceh telah disahkan oleh Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No.12/61/KEP.GBI/2010 tanggal 29
September 2010 (laporan tahunan Bank Aceh, 2015).
Sebagai daerah yang memperoleh keistimewaan untuk menerapkan
syariat islam dan berpenduduk mayoritas muslim, sudah selayaknya
Bank Aceh menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah
di Indonesia. Hal tersebut mendorong Bank Aceh berupaya memberikan
perhatian khusus kepada para nasabah yang ingin menjalankan proses
perbankan melalui sistem syariah dengan membuka Unit Usaha Syariah
(UUS) dengan mendasarkan pada ijin dari Bank Indonesia No.
6/7/Dpb/BNA tanggal 19 Oktober 2004 mengenai izin Pembukaan
mulai melakukan kegiatan operasional baerdasarkan prinsip syariah
tersebut pada 5 Novenber 2004. pendirian unit usaha syariah ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan
transaksi dengan pola syariah. Unit Usaha Syariah Bank Aceh
menawarkan produk penghimpunan dana, penyaluran dana dan layanan
lainnya yang berdasar pada transaksi dan akad syariah (laporan tahunan
Bank Aceh, 2015).
2. Visi Bank Aceh
Mewujudkan Bank Aceh menjadi bank yang sehat, tangguh, handal dan
terprcaya serta dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada mitra
dan masyarakat (laporan tahunan Bank Aceh, 2015).
3. Misi Bank Aceh
Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui
pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta
memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada karyawan
(laporan tahunan Bank Aceh, 2015).
4. Produk dan Layanan Unit Usaha Syariah Bank Aceh
a. Penghimpunan Dana
a) Tabungan
Tabungan Sahara iB
TabunganKu iB
Tahun 2015, total jumlah tabungan syariah mengalami peningkatan
36% menjadi Rp.782.043 juta dari Rp.573.758 juta di tahun 2014.
Peningkatan jumlah tabungan syariah disebabkan oleh peningkatan nilai
dana yang berhasil dihimpun pada semua produk tabungan dihimpun pada
semua produk tabungan sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1
Dana Tabungan Bank Aceh Unit Usaha Syariah Tahun 2013-2015
(Rp juta)
Sumber : laporan tahunan Bank Aceh, 2015
b) Giro Wadiah
Giro Amanah iB
c) Deposito
Total dana pihak ketiga yang dihimpun Bank Aceh Unit Syariah
mengalami peningkatan 53% menjadi Rp.2.089.180 juta dari
Rp.1.363.507 juta di tahun 2014. Peningkatan ini disebabkan oleh
keberhasilan penghimpunan dana dari nasabah sehingga jumlah giro
meningkat sebesar 73% tabungan meningkat sebesar 36%, dan Deposito
Sejahtera iB meningkat sebesar 57%. Berikut Tabel Dana Pihak Ketiga
Bank Aceh Unit Usaha Syariah :
Tabel 4.2
Total Dana Pihak Ketiga Bank Aceh Unit Usaha Syariah Tahun 2013-2015 (Rp juta)
Sumber : laporan tahunan Bank Aceh, 2015
b. Penyaluran Dana
a) Pembiayaan Konsumer iB
b) Pembiayaan Usaha iB
c) Pembiayaan Sewa iB
c. Layanan
a) Bank Garansi iB Bank Aceh Syariah
b) Dukungan Bank iB Bank Aceh Syariah
c) Referensi Bank iB Bank Aceh syariah
d) ATM iB Bank Aceh Syariah
e) Transfer iB Bank Aceh Syariah
f) SMS Banking iB Bank Aceh Syariah
g) Pengelolaan Dana Kebajikan
5. Jaringan Kantor Unit Syariah
a. Alamat Kantor dan Lokasi Atm Cabang Syariah
1) Kantor Cabang Syariah Banda Aceh, Jl. Tgk. Hasan Dek No.
42-44 Beurawe Banda Aceh.
2) Kantor Cabang Pembantu Syariah Keutapang, Jl. Mata Ie No.
17 A Keutapang Dua, Aceh Besar.
3) Kantor Cabang Penbantu Syariah IAIN Darussalam, Gedung
Registrasi IAIN AR-Raniry Banda Aceh.
4) Kantor Cabang Pembantu Syariah Lambaro, Jl. Banda Aceh
– Medan KM 8,5 Lambaro, Kab.Aceh Besar.
5) Kantor Cabang PembantuSyariah Diponegoro, Jl.
6) Kantor Cabang Pembantu Syariah Meulaboh, Jl.Iskandar
Muda No.40, Meulaboh.
7) Kantor Cabang Pembantu Syariah Sigli, Jl.Prof.A.Madjid
Ibrahim No.2-3, Sigli.
8) Kantor Cabang Pembantu Syariah Tapaktuan, Jl. Merdeka
No. 180 Kelurahan Pasar Kec. Tapaktuan Kab. Aceh Selatan.
9) Kantor Cabang Syariah Lhokseumawe, Jl.Samudera No. 29
Lancang Garam Kota Lhokseumawe.
10) Kantor Cabang Pembantu Syariah Lhoksukon, Jl. Medan-
Banda Aceh No. 89 Lhoksukon.
11) Kantor Cabang Pembantu Syariah Langsa,Jl.T.Umar No. 109
Gp. Peukan Langsa, Kota Langsa.
12) Kantor Cabang Pembantu Syariah Bireun, Jl.Malikussaleh
No.12 Ds. Geudong Pulo Ara Kec.Kota Juang, Kab.Bireun.
13) Kantor Cabang Pembantu Syariah Takengon, Jl.Sengeda
No.163 Kec. Lut Tawar, Takengon, Kab.Aceh Tengah.
14) Kantor Cabang Pembantu Syariah Lhoknibong,
Jl.Medan-Banda Aceh Gampong Keude Baro Kec. Pante Bidari
Lhoknibong, Kab. Aceh Timur.
15) Kantor Cabang Pembantu Syariah Kuta Blang, Jl.Banda
Aceh-Medan No.4 Desa Tingkeum Manyang Kec.Kuta Blang
16) Kantor Cabang Pembantu Syariah Bener Meriah, Jl. Syiah
Utama No.502 Kec. Bandar,Pondok Baru Kab. Bener
Meriah.
17) Kantor Cabang Pembantu Syariah Idi Rayeuk,
Jl.Medan-Banda Aceh Kel.Tanah Anou Kec.Idi Rayeuk Aceh Timur.
18) Kantor Cabang Syariah Medan, Jl.S.Parman No.3-3 A
Medan.
B. Karakteristik Responden
1. Analisis profil responden
Masalah dalam penelitian ini ditekankan untuk mengukur pemahaman
masyarakat Aceh dalam memilih bank syariah. Responden dalam
penelitian ini adalah nasabah Bank Aceh Cabang Syariah Banda Aceh.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah Bank Aceh
Cabang Syariah Banda Aceh. Sedangkan teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah teknik sampling. Dengan jumlah sampel dalam
penelitian ini diperkirakan sebanyak 80 orang responden. Jumlah
kuesioner yang disebarkan 80 kuesioner namun yang kembali hanya 52
kuesioner dan responden telah mengisi kuesioner dengan benar dan sesuai
dengan petunjuk pengisian kuesioner.
Selanjutnya dalam profil responden diperinci menurut jenis kelamin
dan usia. Salah satu tujuan dari pengelompokan responden adalah untuk
Adapun gambaran profil responden dari hasil penyebaran kuesioner dapat
disajikan pada table berikut ini :
Tabel 4.3
Profil responden berdasarkan jenis kelamin
Jeniskelamin Frekuensi Persentase
Pria 18 34,6 %
Wanita 34 65,4 %
Total 52 100 %
Profil responden berdasarkan jenis kelamin (gender) menjelaskan
bahwa jenis kelamin yang terbesar dalam penelitian ini adalah wanita
yakni sebanyak 34 orang atau 65,4 persen, sedangkan pria sebanyak 18
orang atau 34,6 persen, sehingga dari perbandingan persentase profil
responden menurut jenis kelamin maka dapat dikatakan bahwa rata-rata
nasabah Bank Aceh Syariah adalah wanita.
Kemudian akan disajikan profil respoden berdasarkan umur
responden yang dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.4
Profil Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase
Berdasarkan Tabel yakni deskripsi profil responden menurut umur
yang menunjukkan bahwa umur responden yang terbesar dalam
penelitian ini adalah 26-30 tahun yakni sebesar 26 orang dengan
persentase 50,0 persen, kemudian yang berumur <25 tahun sebesar 17
orang dengan persentase 32,7 persen, sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata yang menjadi nasabah Bank Aceh Syariah adalah
nasabah yang memiliki umur antara 26-30 tahun.
2. Tabulasi data kuesioner penelitian