• Tidak ada hasil yang ditemukan

PA : Sistematika Recruitment dan Training Karyawan PT. Campina Ice Cream Industry.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PA : Sistematika Recruitment dan Training Karyawan PT. Campina Ice Cream Industry."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEMATIKA

RECRUITMENT

DAN

TRAINING

KARYAWAN

PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY

PROYEK AKHIR

Nama :

INDRIANISMI

NIM :

08390150004

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2011

STIKOM

(2)

TRAINING

KARYAWAN PADA

PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Ahli Madya Komputer

Oleh:

Nama

:

INDRIANISMI

NIM

:

08390150004

Program : DIII

(Diploma

Tiga)

Jurusan

:

Komputerisasi Perkantoran & Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2011

STIKOM

(3)

iii

ABSTRAKSI

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses

pembangunan nasional, oleh karena itu kualitas SDM senantiasa harus

dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun

aktivitas-aktivitas manajemen Sumber Daya Manusia ini terdiri dari: perencanaan

SDM, pengarahan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemberhentian. Hal ini

bertujuan agar perusahaan dapat mengelola Sumber Daya Manusia dengan baik

sehingga diperoleh tenaga kerja yang benar-benar dapat diandalkan dalam

mencapai sasaran perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui dan memahami sistem kerja

perusahaan dan terjun atau turut serta dalam proses. Dan memperoleh tambahan

pengetahuan dan pengalaman yang akan membuka cakrawala berpikir yang lebih

luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini dengan cara observasi & wawancara serta studi literatur

khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia. Dalam penilitian ini penulis

membahas tentang sistematika Recruitment & seleksi baik internal maupun

eksternal serta sistematika penyusunan program training tahunan yang ada pada

PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY. Dengan bantuan refrensi dari buku

mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia memudahkan penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(4)

STIKOM

SURABAYA

vii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY... 6

2.1 Gambaran Umum PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY ... 6

2.1.1 Sejarah ... 7

2.1.2 Profile ... 8

2.1.3 Komitmen ... 9

2.1.4 Visi dan Misi ... 10

2.1.5 Logo ... 11

2.1.6 Struktur Organisasi ... 12

2.2 Gambaran Umum HRD ... 13

2.2.1 Fungsi HRD ... 13

2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab ... 13

2.2.3 Wewenang ... 14

(5)

STIKOM

SURABAYA

viii

2.2.5 Struktur Organisasi ... 15

BAB III LANDASAN TEORI ... 16

3.1 Pengertian Manajemen dan MSDM ... 16

3.2 Rekrutmen ... 19

3.2.1 Pengertian Rekrutmen ... 19

3.2.2 Proses Rekrutmen Karyawan ... 20

3.2.3 Penentuan Dasar Rekrutmen ... 21

3.2.4 Penentuan Sumber-Sumber Rekrutmen ... 22

3.2.5 Metode-Metode Rekrutmen ... 25

3.2.6 Kendala-Kendala Rekrutmen ... 25

3.2.7 Tujuan Rekrutmen ... 27

3.2.8 Prinsip-Prinsip Rekrutmen ... 27

3.3 Seleksi ... 28

3.3.1 Kriteria dan Teknik Seleksi... 29

3.3.2 Prinsip Proses Seleksi ... 31

3.3.3 Dasar Seleksi ... 31

3.3.4 Penetapan Jumlah Pegawai ... 31

3.3.5 Cara Seleksi ... 32

3.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seleksi ... 33

3.3.7 Kendala-Kendala Seleksi ... 34

3.3.8 Tujuan Seleksi ... 34

3.4 Pelatihan ... 35

3.4.1 Definisi Beberapa Pengertian Training ... 35

3.4.2 Proses Pelatihan ... 36

3.4.3 Pelatihan Membutuhkan Pelatihan... 37

3.4.4 Tujuan dan Prioritas Pelatihan ... 38

3.4.5 Rancangan Pelatihan ... 39

(6)

STIKOM

SURABAYA

ix

3.5.1 Definisi Beberapa Pengertian Pengembangan ... 41

3.5.2 Proses Pengembangan SDM dalam Organisasi ... 41

3.6 Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan ... 44

3.7 Teknik-Teknik Pelatihan dan Pengembangan ... 45

3.8 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan ... 51

BAB IV METODE DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 53

4.2 Metode Penulisan ... 54

4.3 Hasil dan Pembahasan ... 55

4.3.1 Penyusunan Sistematika Recruitment & Seleksi karyawan Baru . 55

4.3.2 Alur-Alur Proses Recruitmen & Seleksi Karyawan Baru ... 56

4.3.3 Sistematika Penyusunan Program Training Tahunan ... 70

4.4 Macam-Macam Program Training PT. CAMPINA ICE CREAM

INDUSTRY ... 82

4.4.1 5R ... 82

4.4.2 Good Manufacturing Practies (GMP) ... 84

4.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 85

4.4.4 Production Efisiensi Club (PEC) ... 87

4.4.5 Sistem Jaminan Halal (SJH) ... 88

4.4.6 International Standart Organization (ISO 22000:2005) ... 89

4.5 Alur-Alur Proses Training ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

(7)

STIKOM

SURABAYA

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. CAMPINA ICE CEAM INDUSTRY ... 11

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY... 12

Gambar 2.3 Struktur Organisasi HRD ... 15

Gambar 3.1 Proses Manajemen ... 17

Gambar 3.2 Proses Rekrutmen ... 21

Gambar 3.3 Proses Pelatihan ... 37

Gambar 3.4 Proses Pengembangan SDM ... 42

Gambar 3.5 Teknik-Teknik Latihan dan Pengembangan ... 46

Gambar 4.1 Sistematika Internal Recruitment ... 58

Gambar 4.2 Sistematika Recruitment Eksternal ... 62

Gambar 4.3 Formulir daftar hadir Training ... 64

Gambar 4.4 formulir data calon karyawan tipe A ... 66

Gambar 4.5 formulir data calon karyawan tipe B ... 67

Gambar 4.6 formulir Tes Kesehatan ... 68

Gambar 4.7 formulir Monitoring Proses Seleksi calon karyawan ... 69

Gambar 4.8 Sistematika In House Training ... 73

Gambar 4.9 Sistematika Public Training ... 76

Gambar 4.10 Sistematika Introduction Training ... 79

Gambar 4.11 Sistematika Basic Training ... 81

(8)

STIKOM

SURABAYA

xi

Gambar 4.15 Implementasi PEC ... 87

Gambar 4.16 Implementasi SJH ... 89

Gambar 4.17 Proposal Training ... 90

Gambar 4.18 Proposal Permohonan Training ... 91

Gambar 4.19 Formulir laporan Training ... 92

(9)

STIKOM

SURABAYA

xii

DAFTAR TABEL

(10)

STIKOM

SURABAYA

(11)

STIKOM

SURABAYA

1  

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I akan dibahas mengenai latar belakang masalah, Perumusan masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan, Manfaat serta Sistematika Penulisan Proyek Akhir.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus di kembangkan dan di arahkan supaya mencapai tujuan yang di harapkan. Adapun aktivitas-aktivitas manajemen Sumber Daya Manusia ini terdiri dari: perencanaan SDM, recruitment, pengarahan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemberhentian. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengelola Sumber Daya Manusia dengan baik sehingga di peroleh tenaga kerja yang benar-benar dapat di andalkan dalam mencapai sasaran perusahaan.

(12)

STIKOM

SURABAYA

   

Pada saat ini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat, di mana lapangan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit dan proses perekrutan dan seleksi karyawan yang di lakukan oleh perusahaan semakin ketat sehingga kesempatan orang ingin mendapatkan pekerjaan semakin sulit. Kemudian dapat di katakan lebih lanjut bahwa tujuan utama dari proses recruitment dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan bertahan di perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

Mengingat sangat pentingnya proses recruitment dan seleksi bagi perusahaan, di harapkan dengan adanya proses recruitment dan seleksi yang baik dan efektif berdampak bagi perkembangan perusahaan kedepannya untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas di PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY.

Sehubungan dengan adanya proses recruitment dan seleksi maka dalam sebuah perusahaan atau organisasi akan melakukan Training kepada seluruh karyawan yang ada di PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY. Dengan adanya program training tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pengarahan terlebih dahulu sebelum melakukan aktifitas pekerjaan. Oleh karena itu training

adalah suatu kebutuhan yang sangat penting dan harus diketahui oleh karyawan baru dengan pemahaman tentang budaya perusahaan yang harus dipatuhi oleh karyawan baru.

(13)

STIKOM

SURABAYA

3  

   

berdampak bagi perkembangan perusahaan kedepannya untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas di PT.CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY.

Berdasarkan pengalaman kerja praktek pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY & sejalan dengan pengetahuan & teori dalam mata kuliah MSDM penulis tertarik untuk membuat laporan tugas akhir dengan judul :

“SISTEMATIKA RECRUITMENT & TRAINING KARYAWAN PADA PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistematika prosedur recruitment dan seleksi karyawan di PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY?

2. Bagaimana prosedur penyusunan perencanaan program Training

tahunan di PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan yang ada pada perumusan masalah di atas dapat terselesaikan, dengan rincian sebagai berikut:

(14)

STIKOM

SURABAYA

   

2. Memfokuskan training untuk karyawan pada PT.CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY serta mengetahui program training khusus yang akan diberikan untuk karyawan baru.

1.4 Tujuan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah mengetahui dan mempelajari bagaimana sistematika prosedur recruitment

dan seleksi karyawan serta sistematika prosedur training di PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang di dapat selama Pelaksanaan Kerja Praktek yaitu penulis dapat mengetahui dan memahamai system kerja perusahaan dan terjun atau turut serta dalam proses dan memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari ilmu atau teori selama kuliah. dan membantu meringankan staff HRD khususnya di bagian recruitment & seleksi karyawan serta program

training.

1.6 Sistematika Penulisan

(15)

STIKOM

SURABAYA

5  

   

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menyangkut latar belakang masalah, maksud dan tujuan tugas akhir, kegunaan penelitian, metode tugas akhir, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA PRAKTEK

Bab ini berisi gambaran umum yang menyangkut sejarah PT.CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, struktur organisasi serta tugas-tugas pada bagian HRD (Human Resource Development)

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang teori-teori yang digunakan untuk menyelesaikan laporan tugas akhir, diantaranya teori proses

recruitment karyawan & teori Program Training. BAB IV METODE DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang menyangkut pembahasan dari semua yang telah dikerjakan selama Kerja Praktek di bagian HRD PT.CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY Surabaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi penutup yang merupakan bagian terakhir dari penulisan laporan tugas akhir ini yang di dalamnya akan di bahas mengenai kesimpulan dan saran yang akan dikemukakan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

STIKOM

SURABAYA

6

GAMBARAN UMUM

Gambaran umum PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY & tempat

Kerja praktek akan di bahas pada bab ini secara jelas dan terperinci.

2.1

Gambaran Umum PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY 2.1.1 Sejarah

PT. Campina Ice Cream Industry merupakan perusahan yang berstatus

PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) dan di bawah pengawasan

departemen perindustrian dengan SK Menteri Perindustrian No.

0271/reg/01/kanwil B.1/4.1/105-13/II/74. Usaha ini di awali pada tgl 22 Juli 1972

oleh keluarga Bp. Darmo Hadi Pranoto. Bp. Pranoto memulai usahanya dengan

memproduksi Ice Cream secara Home Industry. Produk es krim hasil usahanya ini

diberi merek “ CAMPINA” yang berasal dari kata “Campiun atau Champion”

yang berarti juara dan “NA” yang berarti di mana – mana. Gambar logo PT.

CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY yang terdapat di lampiran 1. Pada saat itu,

usaha tersebut masih berupa pabrik es kecil – kecilan dengan nama “CV.

PRANOTO” yang berlokasi di samping rumah keluarga Bp. Pranoto di daerah

Gembong Sawah, sedangkan hasil produksinya hanya berupa es krim cup.

Pada awal berdirinya, perusahaan CAMPINA tidak menemui hambatan

dalam pemasarannya, bahkan langsung dapat di terima oleh masyarakat dan

(17)

STIKOM

SURABAYA

7

   

merupakan produk es krim nasional yang terbaik. Proses pemasaran ynag dirintis

untuk memasarkan produk “Campina” pada saat awal berdirinya sangat sederhana

yaitu dengan menjual dengan menggunakan sepeda, penjual berkeliling dari

kampung ke kampung. Namun berkat tekat yang gigih, usaha keluarga ini

berkembang dengan pesat. Pada tahun 1973, pemasaran produk ice cream

”Campina” mulai menjangkau luar kota Surabaya. Pada tahun 1974 perusahaan

berkembang semakin pesat hingga menarik perhatian Gubernur Jawa timur yang

pada saat itu di jabat oleh Muh. Noer. Oleh karena itu, beliau meninjau sendiri

Home industry tersebut, untuk mengetahui bagaimana sebuah home industry dapat

menembus pasar sampai keluar dari kota Surabaya dengan kualitas produk yang

baik.

Permintaan akan produk es krim yang cukup besar menjanjikan prospek

yang cerah bagi perkembangan perusahaan. Pada tahun 1976 setelah usaha

berkembang dengan cukup pesat, di adakan pengembangan home industry.

Seluruh bangunan rumah di jadikan pabrik kecil bersamaan dengan penambahan

sejumlah mesin baru. Perkembangan berikutnya yang terjadi bahkan

menyebabkan tempat usaha yang sudah ada di anggap tidak mencukupi lagi. Oleh

sebab itu, pada tahun 1982 di adakan pemindahan lokasi pabrik ke rungkut

industri (lokasi PT. SIER) tepatnya di jalan Rungkut Industri II/15-17 Surabaya.

Pada waktu itu produk es krim ”Campina” sudah menjadi produk Nomor satu di

Indonesia. Setelah tahun 1982 perkembangan perusahaan mengalami masa

istirahat.

Pada sekitar tahun 1990 perusahan mengalami penurunan jumlah produksi

(18)

STIKOM

SURABAYA

   

itu mulailah berdatangan para kompetitor dari luar Negeri dengan memakai

bendera perusahaan multinasional yang memakai mesin-mesin yang sama dengan

yang dimiliki Campina Ice Cream. Hal ini menyebabkan, Bpk Pranoto mengubah

CV. Pranoto menjadi PT dengan nama PT. Pranoto Panca Jaya. Namun inipun

masih belum dirasakan cukup. Agar tidak kalah dalam persaingan dengan

kompetitior lain terutama dala hal modal, Bpk Pranoto menggandeng investor

dalam negeri yang bernama Bpk Sabana Prawira Widjadja. Kerja sama ini

mengakibatkan perubahan nama perusahaan tersebut dari PT. Pranoto Panca Jaya

menjadi PT. Campina Ice Cream Industry pada tahun 1994.

PT. Campina Ice Cream Industry melakukan berbagai pembenahan untuk

menghadapi persaingan dengan produsen – produsen es krim yang lain. Cara yang

ditempuh adalah mendatangkan mesin – mesin dengan kapasitas yang lebih besar

dan canggih, meningkatkan kondisi bangunan yang diiringi dengan perluasan

lokasi sebesar 1400m2, membangun gudang penyimpanan es krim yang lebih

besar, menyempurnakan alat – alat laboratorium dan pengendalian mutu, serta

pengembangan di bidang armada pengangkutan atau pengiriman es krim sebagai

sarana pemasaran PT. Campina Ice Cream Industry sampai saat ini masih terus

mengadakan pembenahan di segala bidang agar dapat ikut bersaing dalam kancah

perdagangan bebas.

2.1.2 Profile PT. CAMINA ICE CREAM INDUSTRY

1. Lokasai Perusahaan:

Jl. Rungkut industri II/ 15-17 Surabaya

(19)

STIKOM

SURABAYA

9

   

1972 → Home Industry

1982 → CV. Pranoto Panca jaya

1994 → PT. Campina Ice Cream Industry

2.1.3 Komitmen

Produk-produk es krim dan makanan beku dari PT. Campina Ice Cream

Industry yang di nikmati oleh para pelanggan, di hasilkan setelah melampaui

serangkaian proses produksi yang menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, di

kerjakan oleh para tenaga kerja terdidik dan telah melalui uji mutu yang ketat agar

produk selalu tersaji dengan baik.

Di tengah persaingan usaha yang ketat di bidang industri makanan beku serta

munculnya pelaku-pelaku pasar yang baru, menjadikan PT. Campina Ice Cream

Industry khususnya divisi riset dan perkembangan produk senantiasa melakukan

inovasi dengan menciptakan brand-brand baru dan mengeluarkan kemasan baru

dengan visualisasi yang menarik untuk produk ukuran Family dan Mini Pack.

Untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan para pelanggan serta mitra, PT.

Campina Ice Cream Industry memiliki agenda kegiatan tahunan baik promosi,

layanan masyarakat serta bekerjasama dengan institusi pemerintah maupun

organisasi masyarakat untuk secara berkala mengadakan kegiatan promosi dan

pertemuan di berbagai daerah di tanah air.

Dukungan para pelangan, mitra usaha serta masyarakat pada umumnya

menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu perusahaan es

(20)

STIKOM

SURABAYA

   

produk yang sesuai dengan keinginan pasar dan menungkatkan kemampuan

produksi sesuai permintaan yang terus meningkat.

2.1.4 Visi dan Misi

Di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu di

tambah perkembangan situasi politik yang tidak menguntungkan, ada hal yang

tetap memberi harapan bahwa memasuki tahun 2003 dunia industri Indonesia

akan mengalami perkembangan yang mengembirakan, demikianlah prediksi para

ekonom Indonesia.

Memasuki abad milenium, Direksi PT. Campina Ice Cream Industry telah

menetapkan visi perusahaan ke depan adalah :

”Menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu produsen

es krim dan makanan beku yang terbaik dan terbesar di Indonesia dengan

senantiasa mengutamakan kepuasan para pelanggan saham dan para karyawan,

serta memegang teguh prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan”.

Bertitik tolak dari Visi yang telah di tetapkan, seluruh jajaran staf, karyawan dan

Direksi PT. Campina Ice Cream Industry merapatkan barisan mengatur langkah

ke depan dalam mengemban Misi Perusahaan yaitu :

“Memiliki kepekaan tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar dan

pelanggan, mengoptimalkan seluruh sumber daya dan aset perusahaan guna

memberikan nilai lebih sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para pemilik

saham serta menjalankan usaha dengan memperhatikan lingkungan alam dan

(21)

STIKOM

SURABAYA

 

2.1.5 Lo

G

2.1.6 Str

ogo Campin

Gambar 2.

ruktur Org na

1 logo PT.

ganisasi.

 

CAMPINAA ICE CREEAM INDUUSTRY

(22)

STIKOM

SURABAYA

   

2.2 Gambaran Umum HRD di PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY 2.2.1 Fungsi HRD

1. Menciptakan & mengembangkan organisasi yang efektif.

2. Memperoleh SDM yang berkualitas.

3. Meningkatkan produktivitas SDM bagi kepentingan perusahaan.

4. Membina & mengembangkan SDM melalui sosialisasi & training.

5. Menjalin & memlihara kerjasama organisasi intern perusahaan &

kerjasama instansi ekdternal terkait.

6. Menyusun & menegakkan pelaksanaan peraturan perusahaan yang

sesuai dengan undang-undang.

2.2.2 Tugas & Tanggung Jawab

1. Merancang & merencanakan & melaksanakan kebijakan & prosedur HR

Department.

2. Merencanakan, mengatur & mengawasi berjalannya operasional kantor,

gedung, kendaraan, asset perusahaan, perizinan & dokumen.

3. Mengkoordinasi fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.

4. Menjamin pelaksanaan semua ketentuan & peraturan yang berlaku

dengan peraturan perusahaan, peraturan pemerintah & undang-undang.

5. Conseling.

6. Perijinan.

(23)

STIKOM

SURABAYA

13

   

2.2.3 Wewenang

1. Mengkoordinir, mengontrol, & mengevaluasi pekerjaan Department.

2. Mengontrol, mensupervisi, & mengevaluasi penambah & penempatan

karyawan berdasarkan kebutuhab masing-masing Department.

3. Mengontrol, mensupervisi, & mengevaluasi program training &

pengembangan.

4. Menentukan system & prosedur pengelolaan SDM.

5. Membuat & merevisi peraturan yang berhubungan dengan karyawan.

6. Menentukan sarana kerja yang disediakan oleh perusahaan.

7. Menerbitkan surat peringatan.

2.2.4 Hubungan Kerja

1. Internal

Manager Finance & Adminitration, manger produksi, seluruh

karyawan.

2. Eksternal

Seluruh instansi swasta & pemerintah yang terkait dengan Human

Resources & General Affair.

(24)

STIKOM

SURABAYA

   

STRUKTUR ORGANI SASI HR DEPARTEMENT

   

HUMAN RESOURCES

DEPARTMENT HEAD

HR

I NDUSTRI AL

RELATI ONSHI P

HR

PAYROLL &

DEVELOPMENT

GA

TRANSPORTASI &

HOUSEKEEPI NG

GA

TEKNI SI

SUPPORT

GA

KESEHATAN &

KESEJAHTERAAN

RECEPTI ONI ST

SECURI TY

CLEANI NG

DRI VER RT

(25)

STIKOM

SURABAYA

16

BAB III

LANDASAN TEORI

Dalam menyusun laporan Proyek Akhir ini, Penulis menggunakan satu teori penunjang yang di gunakan sebagai dasar atau acuan yang mampu mendasari kebenarannya sehingga dapat di pertanggungjawabkan. Teori yang di gunakan adalah:

3.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebelum mengemukakan beberapa pendapat mengenai apa yang di maksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia, perlu di jelaskan mengenai arti manajemen itu sendiri, karena manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari fungsi manajemen itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya pengertian dari manajemen ini penulis mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:

Menurut Hasibuan (2006:9) manajemen adalah:

“Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Pendapat lain menguasai definisi manajemen menurut Sadili Samsudin (2006:16) mengemukakan bahwa :

(26)

STIKOM

SURABAYA

pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling)”.

Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Samsudin, 2006:17) mengemukakan: “Manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan definisi manajemen sebagai ilmu dan seni dalam melakukan tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, penyusunan personalia, dan pengendalian secara terarah melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Gambar di bawah ini akan memperjelas bagaimana proses manajemen yang di kemukakan oleh Sadili Samsudin.

Gambar 3.1 Proses Manajemen (Samsudin, 2006:16)

Manajemen

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penyusunan

Personalia 4. Pengarahan 5. Pengendalian

(27)

STIKOM

SURABAYA

18

Gambar di atas dapat di jelaskan bahwa manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi melalui konsep perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, dan pengendalian.

Pendapat lain mengenai definisi manajemen sumber daya manusia menurut Handoko(2000:4), menyatakan bahwa:

“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai titik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.”

Sedangkan pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2006:10) mengemukakan bahwa:

“Manajemen Sumber Daya Manusia ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.”

Sedangkan menurutRival (2005:1)menyatakan bahwa:

“Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksana dan pengendalian.”

(28)

STIKOM

SURABAYA

3.2 Rekrutmen

3.2.1 Pengertian Rekrutmen

Rekrutmen pada dasarnya merupakan usaha untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang kosong di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan, untuk itu terdapat dua sumber tenaga kerja yakni sumber dari luar (eksternal) organisasi atau perusahaan dan sumber dari dalam (internal).

Rekrutmen yang efektif memerlukan tersedianya informasi yang akurat dan berkesinambungan mengenai jumlah dan kualifikasi individu yang di perlukan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan dalam organisasi.

Aktivitas rekrutmen menyisihkan pelamar yang tidak tepat dan memfokuskan upayanya pada calon yang akan di panggil kembali. Aktivitas rekrutmen dapat membangun opini publik yang menguntungkan dengan cara mempengaruhi sikap para pelamar sedemikian rupa terlepas mereka di angkat atau tidak. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian rekrutmen, berikut di kemukakan beberapa definisi rekrutmen menurut beberapa ahli antara lain:

Menurut Hasibuan (2000:40), rekrutmen adalah:

“Serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang di perlukan untuk menutupi kekuarangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Aktivitas rekrutmen di mulai pada saat calon mulai dicari, dan berakhir pada saat lamaran mereka diserahkan.”

(29)

STIKOM

SURABAYA

20

“Pencarian dan ‘pemikatan’ para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan.”

Menurut Rivai (2004:160), menyatakan bahwa:

“Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang di mulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon karyawan yang di inginkan atau kualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada.”

Rekrutmen adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja. Jika rekrutmen berhasil artinya banyak pelamar yang baik terbuka lebar, karena perusahaan dapat memilih terbaik dari yang baik.

3.2.2 Proses Rekrutmen Karyawan

(30)

STIKOM

SURABAYA

Gambar 3.2

Proses Rekrutmen menurut T. Hani Handoko

3.2.3 Penentuan Dasar Rekrutmen

Menurut Hasibuan (2000:41), dasar penarikan calon karyawan harus di tetapkan lebih dahulu supaya para pelamar yang memasukkan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang di minatinya. Dasar penarikan harus berpedoman kepada spesifikasi pekerjaan yang telah di tentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job specification harus di uraikan secara terprinci dan jelas agar para pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja tersebut. Misalnya batas usia, pendidikan, jenis kelamin, dan kesehatan. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar dan pedoman penarikan, karyawan yang di terima akan sesuai dengan uraian pekerjaan dari jabatan atau pekerjaan tersebut.

Perencanaan Sumber Daya Manusia

Permintaan-permintaan khusus dari manajer.

Lowongan pekerjaan yang tersedia

Analisis informasi jabatan

Pendapat manajer

Persyratan jabatan

Metode-metode Rekrutmen (penarikan)

(31)

STIKOM

SURABAYA

22

3.2.4 Penentuan Sumber-Sumber Rekrutmen

Setelah di ketahui spesifikasi karyawan yang di butuhkan, harus di tentukan sumber-sumber penarikan calon karyawan. Sumber penarikan calon karyawan bisa berasal dari internal dan eksternal perusahaan.

a) Sumber Internal

Sumber internal menurut Hasibuan (2000:42), adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong di ambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan karyawan bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) meupun bersifat horizontal. Jika masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan sebaiknya pengisian pekerjaan tersebut di ambil dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.

1. Kebaikan-kebaikan Sumber Internal

Menurut Rivai (2005:162), kelebihan-kelebihan sumber internal adalah sebagai berikut:

a) Tidak terlalu mahal.

b) Dapat memelihara loyalitas dan mendorong usaha yang lebih besar. c) Sudah terbisaa dengan suasana sendiri.

2. Kelemahan-kelemahan Sumber Internal adalah sebagai berikut: a) Pembatasan terhadap bakat-bakat.

b) Mengurangi peluang.

(32)

STIKOM

SURABAYA

Sumber-sumber internal menurut Rivai (2005:163), antara lain melalui : 1) Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (job posting program).

Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari pekerjaan yang berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan memberikan kesempatan pada semua karyawan yang berminat. Semua karyawan yang berminat untuk mengisi jabatan itu menyampaikan permohonan untuk mengikuti seleksi intern.

2) Perbantuan pekerja (departing employees). Rekrutmen ini dapat di lakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerja yang sudah ada). Kemudian setelah selang beberapa waktu lamanya, apabila pekerja yang di perbantukan tersebut merupakan calon yang tepat, maka dapat di angkat untuk mengisi jabatan kosong tersebut.

b) Sumber Eksternal

Sumber eksternal menurut Hasibuan (2000:43), adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong di lakukan penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan, antara lain berasal dari:

a) Kantor penempatan tenaga kerja, b) Lembaga-lembaga pendidikan, c) Referensi karyawan atau rekanan, d) Serikat-serikat buruh,

e) Pencangkokan dari perusahaan lain, f) Nepotisme dan leasing,

(33)

STIKOM

SURABAYA

24

h) Sumber-sumber lainnya.

1. Kebaikan-kebaikan Sumber Eksternal

Menurut Simamora (2004:188), kelebihan-kelebihan sumber eksternal adalah sebagai berikut :

1. Orang-orang yang di rekrut dari luar membawa beragam ide dan wawasan baru ke dalam perusahaan. Mereka juga mampu magadakan perubahan di dalam organisasi tanpa harus menyenangkan kelompok kepentingan. 2. Rekrutmen pelamar dari luar untuk lapisan menengah dan yang di atasnya

akan mengurangi pertikaian di antara kalangan karyawan karena perebutan promosi. Tatkala pertikaian kian tajam, organisasi mulai lebih banyak merekrut dari sumbar eksternal guna meredakan perselisihan internal. 3. Tidak banyak mengubah hierarki organisasional yang ada sekarang.

Kelemahan-kelemahan Sumber Eksternal

Menurut Simamora (2004:189), kelemahan-kelemahan sumber Eksternal adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan menanggung resiko dalam mengangkat seseorang dari luar organisasi karena kecakapan dan kompetensi orang itu tidak dinilai dari tangan pertama.

2. Perusahaan menaggung biaya kesempatan karena kehilangann waktu yang terjadi pada saat orang tersebut di orientasikan pada pekerjaan yang baru. 3. Seandainya pengangkatan dari luar sering terjadi, karyawan-karyawan

(34)

STIKOM

SURABAYA

4. Tidak ada informasi yang tersedia mengenai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi yang baru.

3.2.5 Metode-Metode Rekrutmen

Menurut Hasibuan (2000:44) metode penarikan akan berpegaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Metode penarikan calon karyawan baru adalah “metode tertutup dan metode terbuka”.

a) Metode Tertutup

Metode tertutup adalah ketika penarikan hanya di informasikan kepada para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya, lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik sulit.

b) Metode Terbuka

Metode terbuka adalah ketika penarikan di informasikan secara luas dengan memasang iklan pada media masa cetak maupun elektronik, agar terbesar luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka di harapkan lamaran banyak masuk sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih besar.

3.2.6 Kendala-kendala Rekrutmen

(35)

STIKOM

SURABAYA

26

dari satu situasi dengan situasi lainnya, uraian berikut kendala-kendala rekrutmen menurut Handoko ( 2000:71) adalah sebagai berikut:

1. Kebijaksanaan Promosi

Kebijaksanaan promosi dari dalam di maksudkan untuk memberikan kepada karyawan sekarang kesempatan pertama, untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan. Kebijaksanaan ini akan meningkatkan moral dan partisipasi karyawan, serta, membantu kegiatan “pemeliharaan” para karyawan.

2. Kebijaksanaan Kompensasi

Kendala umum yang di hadapi pelaksana, rekrutmen (penarikan) adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan penggajian atau. pengupahan. Organisasi bisaanya, menetapkan “range” upah untuk berbagai pekerjaan yang berbeda. Besarnya, kompensasi yang di tawarkan organisasi akan mempengaruhi minat pencari kerja untuk menjadi pelamar serius.

3. Kebijaksanaan Status Karyawan

Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan penerimaan karyawan dengan status honorer, musiman atau sementara, atau “part-time”. Meskipun minat pelamar terhadap tipe status penerimaan seperti ini semakin tinggi, kebijaksanaan tersebut dapat menyebabkan perusahaan menolak karyawan “kualified” yang meninginkan status kerja “full time”.

4. Kebijaksanaan Penerimaan Tenaga Lokal

(36)

STIKOM

SURABAYA

dan menjadlin hubungan baik dengan lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan.

3.2.7 Tujuan Rekrutmen

Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang di mulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon karyawan yang di inginkan atau qualified sesuai dengan jabatan atau lowongan pekerjaan yang ada. Tujuan rekrutmen menurut Rivai (2005:161) adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.

3.2.8 Prinsip-Prinsip Rekrutmen

Prinsip-prinsip rekrutmen menurut Rivai (2005:161) adalah sebagai berikut :

a) Mutu karyawan yang akan di rekrut harus sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu di buat:

b) Jumlah karyawan yang di perlukan harus sesuai dengan job yang tersedia. Untuk mendapatkan hal tersebut perlu di lakukan:

c) Biaya yang di perlukan diminimalkan.

(37)

STIKOM

SURABAYA

28

3.3 Pengertian Seleksi

Seleksi merupakan bagian materi dari operasional manajemen sumber daya manusia yaitu pengadaan (procurement), sedangkan pengadaan itu terdiri dari: perencanaan, perekrutan, seleksi, penempatan, dan produksi. Proses seleksi merupakan tahap-tahap khusus yang di gunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan di terima. Proses tersebut di mulai ketika pelamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Proses seleksi merupakan proses pengambilan keputusan bagi calon pelamar untuk di terima atau di tolak. Banyak pertimbangan yang di perlukan untuk memilih orang yang tepat, pedoman pokok dalam mengadakan seleksi adalah spesifikasi jabatan, karena dari situlah di ketahui kualitas SDM yang di butuhkan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian seleksi, berikut di kemukakan beberapa defenisi rekrutmen menurut beberapa ahli antara lain:

Pengertian seleksi menurut Simamora (2004:202) seleksi adalah:

“Proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini yang di lakukan oleh perusahaan"

Sedangkan menurut Siagian (2006;131) seleksi adalah:

“Proses yang terdiri dari berbagai langkah spesifik, yang di ambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan di terima atau pelamar mans yang akan di tolak”.

(38)

STIKOM

SURABAYA

"Proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari kelompok pelamar yang paling cocok yang paling memenuhi syarat untuk jabatan dan posisi tertentu"

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian seleksi adalah suatu proses memilih seseorang yang cocok untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu.

Pada dasarnya pendapat-pendapat itu tidak ada bedanya, yang berbeda mungkin mengenai di mulainya proses seleksi itu sendiri. Seleksi sumber daya manusia itu sangat penting karena merupakan tahap akhir dari proses rekrutmen di mana keputusan mengenai siapa kandidat yang berhasil akan di ambil. Ada tiga hal yang menyebabkan seleksi menjadi penting:

1. Kinerja para manajer senantiasa tergantung pada sebagian kinerja bawahannya.

2. Seleksi yang efektif penting karena biaya perekrutan dan pengangkatan pegawai tidak sedikit.

3. Seleksi yang baik itu penting karena implikasi hukum dari pelaksanaannya secara serampangan.

3.3.1 Kriteria dan Teknik Seleksi

Perusahaan tentu berharap bahwa pelamar dengan karakteristik yang berprestasi memuaskan dalam pekerjaan dan tetap bersama perusahaan. Kriteria seleksi bisaanya dapat di rangkum dalam beberapa kategori :

(39)

STIKOM

SURABAYA

30

3) Kondisi fisik

4) Karakteristik kepribadian

Sebelum organisasi memutuskan karakteristik yang akan di seleksi, organisasi seyogyanya memiliki kriteria sukses yang telah di tentukan untuk menentukan cara-cara memprediksi pelamar mana yang dapat mencapai tingkat ekspektasi, oleh karena itu ada beberapa teknik seleksi antara lain: a. Interview

b. Tes psikologi

c. Tes mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan d. Pusat penilaian

e. Biodata f. Referensi

g. Grafologi (ilmu yang berkenaan dengan tulisan tangan) Langkah-langkah seleksi:

1. Seleksi surat-surat lamaran. 2. Pengisian blangko lamaran. 3. Pemeriksaan referensi. 4. Wawancara pendahuluan. 5. Tes penerimaan.

6. Tes psikologi. 7. Tes kesehatan.

(40)

STIKOM

SURABAYA

3.3.2 Prinsip Proses Seleksi

Proses pengambilan keputusan pengangkatan yang berjalan dengan baik akan sangat tergantung pada dua prinsip dasar proses seleksi:

1. Perilaku dimasa lalu merupaka Predictor terbaik atas perilaku dimasa depan.

2. Organisasi harus menghimpun data yang handal dan shahih sebanyak mungkin, sepanjang masih tak ekonomis, dan setelah itu memanfaatkan data tadi untuk menyeleksi pelamar terbaik.

3.3.3 Dasar Seleksi

Dasar seleksi merupakan penerimaan pegawai yang baru hendaknya berpedoman pada dasar tertentu yang telah di gariskan oleh internal maupun eksternal perusahaan, supaya pelaksanaan dari hasil seleksi lebih dapat di pertanggungjawabkan baik secara hukum maupun ekonomis. Menurut Hasibuan (2000:48) menyebutkan dasar-dasar itu antara lain:

a) Kebijakan perburuhan pemerintah b) Jabatan

c) Ekonomi rasional

3.3.4 Penetapan Jumlah Pegawai

(41)

STIKOM

SURABAYA

32

penetapan jumlah pegawai di bagi menjadi dua Metode yaitu dengan metode ilmiah dan metode non ilmiah.

a) Metode Ilmiah

Menurut Metode Ilmiah, jumlah karyawan yang akan di terima betul-betul atas perhitungan analisis beban kerja serta tandar prestasi kerja. Analisis beban kerja adalah penentuan yang di perlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu

b) Metode Non Ilmiah

Menurut metode non ilmiah, jumlah karyawan yang di butuhkan hanya di dasarkan atas-atas perkiraan-perkiraan saja, bukan atas perhitungan yang cermat dari volume pekerjaan dan standar prestasi kerja. Metode non ilmiah akan mengakibatkan jumlah karyawan yang tidak sesuai dengan kebutuhan volume pekerjaan, sehingga menimbulkan kerugian.

3.3.5. Cara Seleksi

Cara seleksi yang di gunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam penerimaan karyawan baru dewasa ini di kenal dengan dua cara (menurut hasibuan:2006) yaitu non ilmiah dan Metode ilmiah.

a. Non Ilmiah

(42)

STIKOM

SURABAYA

1) Surat lamaran bermaterai atau tidak 2) Ijazah sekolah dan daftar nilainya 3) Surat keterangan kerja dan pengalaman

4) Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat di percaya 5) Wawancara langsung dengan yang bersangkutan

6) Penampilan dan keadaan fisik pelamar 7) Keturunan dari pelamar

8) Tulisan pelamar

b. Metode Ilmiah

Adalah Metode seleksi yang di dasarkan kepada job specification, dan kebutuhan nyata yang akan diisi, serta berpedoman kepada kriteri dan standar-standar tertentu. Seleksi ilmiah mengacu kepada hal-hal antara lain :

Metode kerja yang jelas dan sistematis 1) Berorientasi kepada prestasi kerja

2) Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan

3) Berdasarkan kepada job analysis dan ilmu social lainnya 4) Berpedoman kepada undang-undang perburuhan.

3.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi

Prosedur seleksi menurut Simamora (2004:221) di buat dan di sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kepegawaian organisasi. Kecermatan dari proses seleksi bergantung kepada beberapa faktor :

(43)

STIKOM

SURABAYA

34

2. Yang mempengaruhi kecermatan proses seleksi adalah kebijakan perusahaan dan sikap manajemen puncak

3. Waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan seleksi cukup lama 4. Pendekatan seleksi yang berbeda umumnya di gunakan untuk mengisi

posisi-posisi di jenjang yang berbeda dalam organisasi

5. Sector ekonomi, di mana individu akan di karyakan swasta, pemerintah, atau organisasi nirbala, dapat juga mempengaruhi proses seleksi.

3.3.7. Kendala-kendala Seleksi

Pelaksanaan seleksi selalu ada kendalanya walaupun telah direncakan secara cermat. Hal ini terjadi karena yang akan di seleksi adalah manusia yang mempunyai pikiran, dinamika, dan harga diri. Kendala-kendala itu antara lain :

1. Tolak ukur 2. Penyeleksi 3. Pelamar

3.3.8. Tujuan Seleksi

(44)

STIKOM

SURABAYA

dan akan berhasil di pkerjaan itu. Proses seleksi juga mempengaruhi dan di pengaruhi oleh fungsi sumber daya manusia lainnya.

Tujuan proses seleksi adalah untuk mencocokan orang dengan pekerjaannya secara benar, sedangkan tujuan utamanya adalah untuk membuat prediksi yang akurat tentang pelamar. Seleksi penerimaan pegawai baru bertujuan untuk mendapatkan hal-hal sebagai berikut :

1. Karyawan yang qualified dan potential. 2. Karyawan yang jujur dan disiplin.

3. Karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat. 4. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.

5. Karyawan yang memenuhi persyaratan undang-undang perbutuhan. 6. Karyawan yang dapat bekerja sama dengan baik vertikal maupun

horizontal.

7. Karyawan yang dinamis dan kreatif.

8. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi. 9. Mengurangi tingkat turnover karyawan.

10.Karyawan yang mudah di kembangkan pada masa depan. 11.Karyawan yang dapat secara mandiri.

(45)

STIKOM

SURABAYA

36

3.4 Pelatihan

3.4.1 Definisi Beberapa Pengertian Pelatihan

Pelatihan (training) adalah sebuah proses di mana orang mendapatkan kapabilitas unutuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional. (Robert L.Mathis, 2006)

Pelatihan adalah proses yang di maksudkan unutuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat (pendek). (Martoyo, 2000)

Pelatihan adalah proses di maksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. (Handoko, 2001)

3.4.2 Proses Pelatihan

(46)

STIKOM

SURABAYA

Gambar 3.3 Proses Pelatihan

3.4.3 Pelatihan membutuhkan pelatihan

Pelatihan di rancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Oleh sebab itu, penilaian dari kebutuhan penilaian organisasional mencerminkan tahapan di agnositik dari penentuan tujuan-tujuan pelatihan. Penilaian ini melihat pada masalah-masalah kinerja karyawan dan organisasional unutuk menentukan apakah denga di adakannya pelatihan akan menolong. Dengan menggunakan pendekatan konsultasi kinerja seperti kompensasi, struktur organsisasi, desain pekerjaan, dan keadaan-keadaan pekerjaan fisik jug di pertimbangkan ketika telah di identifikasi adanya kebutuhan akan pelatihan, usaha-usaha penilaian kemudian mencirikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan cara:

Penilaian

- menganalisis kebutuhan penilaian

- mengidentifikasikan tujuan dan kriteria pelatihan

Perancangan

- Memilih metode pelatihan

- Merencanakan isi pelatihan

Evaluasi

- Mengukur hasil-hasil pelatihan

- Membandingkan hasil pada tujuan/kriteria

Penyampaian

(47)

STIKOM

SURABAYA

38

A. Analisis organisasional

Bagian penting dari perencanaan SDM strategis organisasional adalah identifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang akan di butuhkan di masa depan seiring berubahnya pekerjaan dan organisasi

B. Analisis pekerjaan/tugas

Cara kedua untuk mendiagnosis kebutuhan pelatihan adalah melalui analisis pekerjaan dan tugas yang di lakukan. Dengan membandingkan kebutuhan dalam pekerjaan dalam pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan, kebutuhan-kebutuhan pelatihan dapat di identifikasi.

C. Analisis individual

Penilaian kebutuhan pelatihan di ambil melalui proses penilaian kinerja, kekurangan dalam kinerja seseorang karyawan. Cara lain untuk menilai kebutuhan pelatihan individual adalah dengan mengadakan survei pada karyawan, baik manajerial maupun non manajerial, mengenai pelatihan yang di butuhkan. Survei sejenis juga dapat berguna dalam membangun dukungan pelatihan karena mereka dapat memberikan masukan atau saran untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelatihan.

Di samping penilaian kinerja dan survei pelatihan, sumebr berikut juga dapat berguna untuk analisis individual: kuesioner, tes keterampilan, survei sikap, catatan dari kecelakaan-kecelakaan yang fatal, tes penilaian individual.

3.4.4 Tujuan dan prioritas pelatihan

(48)

STIKOM

SURABAYA

1. Pengetahuan: menanamkan informasi kognitif dan perincian untuk peserta pelatihan

2. Keterampilan: mengembangkan perubahan perilaku dalam menjalankan kewajiban-kewajiban pekerjaan dan tugas.

3. Sikap: menciptakan ketertarikan dan kesadaran akan pentingnya pelatihan Karena pelatihan kadang mempunyai anggaran yang besar dan organisasi mempunyai banyak kebutuhan pelatihan, maka di perlukan adanya penetapan prioritas. Idealnya, manajemen membuat prioritas atau tingkatan kebutuhan pelatihan berdasar pada kebutuhan organisasional.

3.4.5 Rancangan Pelatihan

Setelah tujuan-tujuan pelatihan di tentukan, rancangan pelatihan dapat di selesaikan baik bersifat spesifik menurut pekerjaan atau lebih luas, pelatihan harus di rancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah di nilai.

Pelatihan dapat di lakukan secara internal, eksternal atau melalui e-learning, metode pelatihan yang sesuai harus di pilih.

1. Pelatihan internal

Suatu pelatihan yang di lakukan di dalam organisasi itu sendiri. Pada pelatihan ini dapat lebih menghemat biaya karena tiduk perlu menyewa gedung dari luar

2. Pelatihan eksternal

(49)

STIKOM

SURABAYA

40

3. E-learning.

E-learning di definisikan sebagai penggunaan internet organisasi untuk melakukan pelatihan secara online.

3.4.6 Penyampaian

Setelah di lakukan penilaian dan perancangan pelatihan, pelatihan dapat di laksanakan sesuai dengan jadwal yang ada, dengan metode dan jenis pelatihan yang telah di tentukan dan juga ada langkah pemantauan terhadap jalannya pelatihan.

3.4.7 Evaluasi

Evaluasi pelatihan membandingkan hasil-hasil sesudah pelatihan pada tujuan-tujuan yang di harapkan oleh para manager, pelatih dan peserta pelatihan.

Beberapa aspek yang dievaluasi adalah: 1. Reaksi

Reaksi dari peserta pelatihan, organisasi dapat mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelatihan dengan menggunakan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada mereka.

2. Pembelajaran

Tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan telah mempelajari fakta, ide, konsep teori dan sikap

(50)

STIKOM

SURABAYA

Mengevaluasi pelatihan pada tingkat perilaku berarti: (1) mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, (2) mengamati kinerja pada pekerjaan.

4 Hasil

Mengevaluasi hasil dengan mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, perputaran, kualitas, waktu, penjualan dan biaya secara relatif konkret, jenis evaluasi ini dapat di lakukan dengan membandingkan data-data sebelum dan sesudah pelatihan. (Mathis,2006)

3.5 Pengembangan

3.5.1 Definisi Peberapa Pengertian Pengertian Pengembangan

Pengembangan (development) adalah segala upaya untuk meningkatkan kinerja manajemen saat ini atau masa depan dengan memberi bekal pengetahuan, perubahan sikap, atau peningkatan ketrampilan. (Mathis, 2006)

Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. (Handoko, 2001)

3.5.2 Proses Pengembangan SDM dalam Organisasi

(51)

STIKOM

SURABAYA

42

dari merumuskan SDM sampai dengan mengevaluasi SDM. Berikut ini alur proses pengembangan SDM organisasi:

Gambar 3.4

Proses pengembangan SDM dalam organisasi

1. Merumuskan rencana SDM

Pengembangan di mulai dengan rencana-rencana SDM organiasasi karena rencana ini menganalsis, meramalkan dan menyebutkan kebutuhan organisasional untuk sumber daya manusia pada saat ini dan masa yang akan datang

2. Menyebutkan kapabilitas yang penting Merumuskan

rencana SDM

Menyebutkan kapabilitas yang penting

Menjalankan rencana suksesi

Menilai kebutuhan pengembangan

Melaksanakan rencana

pengembangan: organisasional & individual Menentukan

pendekatan pengembangan: di kantor &di luar kantor Mengevaluasi

(52)

STIKOM

SURABAYA

Setelah tahapan perencanaan, menentuan kapabilitas yang di butuhkan pada organisasi di masa yang akan datang sangat di perlukan seperti kapabilitas dalam pembuatan keputusan yang berkualitas, nilai etika, keterampilan teknis dan lain-lain.

3. Menjalankan rencana suksesi

Perencanaan untuk suksesi para eksekutif, manajer dan karyawan kunsi merupakan salah satu bagian penting dari pengembangan SDM.

4. Menilai kebutuhan pengembangan

Melakukan analisis terhadap kebutuhan pengembangan meliputi beberapa metode yaitu pengggunaan pusat penilaian, pengujian psikologis dan penilaian kinerja.

a. Penggunaan pusat penilaian

pusat penilaian adalah kumpulan instrumen dan latihan yang di rancang untuk mendiagnosis kebutuhan pengembangan seseorang. Penilaian ini dapat berupa tes, permainan peran, kasus-kasus, evaluasi teman dan lain-lain.

b. Pengujian psikologis

Pengujian ini di gunakan untuk menentukan potensial dan kebutuhan pengembangan para karyawan.

c. penilaian kinerja

Data kinerja tentang produktivitas, hubungan karyawan, pengetahuan pekerjaan dapat di ketahui.

5. Melaksanakan rencana pengembangan: organisasional & individual

(53)

STIKOM

SURABAYA

44

6. Menentukan pendekatan pengembangan: di kantor & di luar kantor Pendekatan pengembangan di kantor meliputi pelatihan yang di lakukan di kantor, rotasi pekerjaan. Sedangkan pengembangan di luar kantor dapat melalui perkuliahan/kursus

7. Mengevaluasi keberhasilan pengembangan

3.6 Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan

Tabel 3.1 Perbedaan pelatihan dan pengembangan

PELATIHAN PENGEMBANGAN

Fokus

Mempelajari perilaku dan tindakan tertentu;

mendemonstrasikan teknik-teknik dan proses-proses

Memahami konsep dan konteks informasi;

mengembangkan penilaian; memperluas kapasitas unutuk tugas-tugas

Jangka waktu lebih pendek Lebih panjang

Pengukuran Efektivitas

Penilaian kinerja, tes kelulusa, sertifikasi

Tersedia orang-orang yang memenuhi syarat ketika di butuhkan, promosi dari dalam bila memungkinkan,

keunggulan kompetitif berbasis SDM

(54)

STIKOM

SURABAYA

3.7 Teknik-teknik pelatihan dan pengembangan

Program-program latihan dan pengembangan di rancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program latihan dan pengembangan manajemen.

1. Metode praktis (on the job training)

2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)

Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap, konsep atau pengetahuan dan/atau ketrampilan utama yang berbeda.

Dalam pemilihan teknik tertentu untuk di gunakan pada program latihan dan pengembangan, ada beberapa “trade off”. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu paling baik; metode terbaik tergantung dari sejauh mana suatu teknik mempunyai faktor-faktor sebagai berikut :

1. Efektivitas biaya

2. Isi program yang di kehendaki 3. Kelayakan fasilitas-fasilitas 4. Preferensi dan kemampuan peserta 5. Prinsip-prinsip belajar.

(55)

STIKOM

SURABAYA

46

Gambar 3.5

Teknik-teknik latihan dan pengembangan

A. On The Job Training

Teknik-teknik “on the job” merupakan metode latihan yang paling banyak di gunakan. Karyawan di latih tentang pekerjaan baru dengan supervise langsung seorang “pelatih” yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai teknik ini yang bisa di gunakan dalam praktek adalah sebagai berikut :

1. Rotasi Jabatan

Memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda dan praktek berbagai macam ketrampilan manajerial.

Teknik-teknik Latihan dan Pengembangan

On the job

training

Off the job

training

simulasi Presentasi

(56)

STIKOM

SURABAYA

2. Latihan Instruksi Pekerjaan

Petunjuk-petunjuk pengerjaan di berikan secara langsung pada pekerjaan dan di gunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang.

3. Magang (Apprenticeships)

Merupakan proses belajar dari seorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Pendekatan ini dapat di kombinasikan dengan latihan “off the job“. Hampir semua karyawan pengrajin (craft), seperti tukang kayu dan ahli pipa atau tukang ledeng, di latih dengan program-program magang formal. Asistensi dan internship adalah bentuk lain program magang.

4. Coaching

Penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka. Hubungan penyelia dan karyawan sebagai bawahan serupa dengan hubungan tutor-mahasiswa.

5. Penugasan Sementara

Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang di tetapkan. Karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah organisasional nyata.

B. Metode-metode Simulasi

(57)

STIKOM

SURABAYA

48

1. Metode Studi Kasus

Deskripsi tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata di sediakan. Aspek-aspek organisasi terpilih di uraikan pada lembar kasus. Karyawan yang terlibat dalam tipe latihan ini di minta untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisa situasi dan merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternative. Dengan metode kasus, karyawan dapat mengambangkan ketrampilan pengambilan keputusan.

2. Role Playing

Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta latihan) untuk memainkan berbagai peran yang berbeda. Peserta di minta untuk memerankan individu tertentu yang di gambarkan dalam suatu episode dan di minta untuk mengomentari peserta lain yang berbeda peran. Dalam hal ini tidak ada naskah yang mengatur pembicaraan dan prilaku. Efektivitas strategi ini bergantung pada kemampuan peserta untuk memainkan perannya (sedapat mungkin sesuai dengan realitas) yang di tugaskan kepadanya. Teknik role playing dapat mengubah sikap peserta, seperti misal menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual, dan mengembangakan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi (interpersonal skills).

3. Business Games

(58)

STIKOM

SURABAYA

Permainan disusun dengan aturan-aturan tertentu yang di peroleh dari teori ekonomi atau dari studi operasi-operasi bisnis atau industri secara terinci. Para peserta memainkan “game” dengan memutuskan harga produk yang akan di pasarkan, berapa besar anggaran periklanan, siapa yang ditarik, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memilih para karyawan (atau manajer) dalam pengambilan keputusan dan cara mengelola operasi-operasi perusahaan.

4. Vestibule Training

Agar program latihan tidak mengganggu operasi-operasi normal, organisasi menggunakan vestibule training. Bentuk latihan ini di lakukan bukan oleh atasan (penyelia), tetapi oleh pelatih-pelatih khusus. Area-area terpisah dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan di gunakan pada pekerjaan sebenarnya.

5. Latihan Laboratorium (Laboratory Training)

Teknik ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama di gunakan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pribadi. Salah satu bentuk latihan laboratorium yang terkenal adalah latihan sensivitas, di mana peserta belajar menjadi lebih sensitive (peka) terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Latihan ini juga berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang.

6. Program-program Pengembangan Eksekutif

(59)

STIKOM

SURABAYA

50

dengan suatu lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan secara khusus suatu bentuk penataran, pendidikan atau latihan sesuai kebutuhan organisasi.

C. Teknik-teknik Presentasi Informasi

Tujuan utama teknik-teknik presentasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta. Metode-metode yang biasa di gunakan :

1. Kuliah

Ini merupakan suatu metode tradisional dengan kemampuan penyampaian informasi, banyak peserta dan biaya relative murah. Para peserta di asumsikan sebagai pihak yang pasif. Kelemahannya dalah tidak atau kurang adanya partisipasi dan umpan balik. Hal ini dapat di atasi bila diskusi atau pembahasan kelas di adakan selama proses kuliah. Teknik kuliah cenderung lebih tergantung pada komunikasi, bukan modeling.

2. Presentasi Video

Presentasi TV, slides, film dan sejenisnya dalah serupa dengan bentuk kuliah. Metode ini bisanya di gunakan sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk latihan lainnya.

3. Metode Konperensi

(60)

STIKOM

SURABAYA

bidang minat baru yang telah di tetapkan sebelumnya.

4. Programmed Instruction

Metode ini menggunakan mesin pengajar atau computer untuk memperkenalkan kepada para peserta topic yang harus di pelajari, dan memerinci serangkaian langkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah. Masing-masing peserta bisa menetapkan kecepatan belajarnya sendiri. Sebelum pelajaran di mulai, perlu di lakukan tes penempatan (placement test) untuk menentukan tingkat awal setiap peserta. Instruksi-instruksi di persiapkan oleh para ahli (spesialis) dari berbagai disiplin ilmu; antara lain, psikologi pendidikan yang bekerja pada pengembangan cara-cara pengajaran, spesialis bidang tertentu menyusun teks dan kasus, pemrogram menterjemahkan masalah-masalah kedalam bahasa komputer, dan sterusnya.

5. Studi Sendiri (Self-Study)

Programmed instruction yang telah di bahas diatas merupakan salah satu bentuk studi sendiri. Teknik ini biasanya menggunakan manual-manual atau modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau videotape rekaman. Studi sendiri berguna bila para karyawan tersebar sevara geografis atau bila proses belajar hanya memerlukan sedikit interaksi.

3.8 Manfaat pelatihan dan pengembangan

(61)

STIKOM

SURABAYA

52

3. Meningkatkan efisiensi dalam proses

4. Peningkatan kapasitas untuk mengadopsi teknologi baru dan metode 5. Peningkatan dalam strategi dan inovasi produk

6. Memperbaiki metode dan sistem bekerja 7. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin 8. Mengurangi kecelakaan-kecelakan

9. Memperbaiki komunikasi

10. Meningkatkan pengetahuan pegawai 11. Memperbaiki moral pegawai

(62)

STIKOM

SURABAYA

53

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan kerja praktek yang berlangsung selama 3 bulan, penulis mendapatkan tugas untuk membantu menyelesaikan pekerjaan di bagian HRD yang sebagaian besar pekerjaan melakukan proses Recruitment dan membuat program Training bagi seluruh karyawan pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY.

4.1 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Penulis Melaksanakan Kerja Praktek pada: Hari : Senin s.d Jumat

Tanggal : 04 April s.d 01 Juli 2011

(63)

STIKOM

SURABAYA

54  

4.2 MetodePenulisan

Metodelogi yang di gunakan penulis, dalam menyelesaikan permasalahan dalam Proyek akhir ialah sebagai berikut:

1. Studi Observasi

Melakukan pengamatan terhadap proses kerja yang berlangsung di bagian Human Resources Department (HRD).

2. Wawancara

Mencari informasi lebih lanjut kepada person in charge (PIC) maupun staff yang ada pada bagian HRD.

3. Studi Literatur khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Yaitu dengan mencari dan membaca dari literatur dan buku-buku yang dapat menunjang penyelesaian tugas akhirdi bagian HRD.

4. Pembuatan Laporan

Setelah melakukan kerja praktek selama 3 bulan di bagian HRD, penulis harus menyusun laporan tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah tugas akhir Khususnya di bagian HRD ini.

5. Penyusunan Sistematika Recruitment dan Training 

(64)

STIKOM

SURABAYA

CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, beserta prnyusunan program

Training tahunan baik untuk karyawan lama maupun karyawan baru.

4.3 Hasil dan Pembahasan

Pada pembahasan masalah, akan di bahas mengenai sistematika Recruitment

dan penyusunan program Training tahunan yang ada pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUTRY. Dalam hal ini yang di lakukan penulis adalah melakukan obeservasi dan wawancara langsung kepada staff HRD mengenai bagaiman proses Recruitment beserta penyusunan program Training yang ada pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY. Dengan adanya obeservasi dan wawancara langsung penulis di berikan susunan penjelasan bagaimana dalam merekrut karyawan dan penyusunan program Training tahunan. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan sebagai berikut.

4.3.1 Penyusunan Sistematika Recruitment dan Seleksi

Penyusunan sistematika Recruitment dan seleksi di buat untuk memperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengelola Sumber Daya Manusia dengan baik sehingga diperoleh tenaga kerja yang benar-benar dapat diandalkan dalam mencapai sasaran perusahaan. Adapun sistematika pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY ada 2 yaitu :

(65)

STIKOM

SURABAYA

56  

2. Sistematika Eksternal Recruitment

Dari dua sistematika tersebut penulis akan menjelaskan satu per satu sebagai berikut.

A. Sistematika Internal Recruitment

Sistematika internal Recruitment yang ada pada PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY biasanya mencari kandidat calon internal yang memenuhi kualifikasi. Calon kandidat tersebut dapat berasal dari rekomendasi Human Resource Department maupun Department Head lain. Sebelum melakukan internal Recruitment semua para Head Department

yang membutuhkan karyawan baru harus mematuhi sistematika yang sudah di terapkan oleh bagian HRD yang sesuai dengan SOP yaitu:

a) Department Head atau Manager mengajukan permintaan karyawan dengan mengisi formulirulir permintaan karyawan danmelengkapi persyaratan jabatannya dengan refrensi dari Department Manual.

b) Human Resources Payroll & Development mencari calon kandidat internal yang memenuhi kualifikasi. Calon kanidat dapat berasal dari rekomendasi HRD Head. Maupun Department Head lain. Jika tidak ada menggunakan eksternal Recruitment, jika ada HRD Head lain menginformasikan kepada Departmen terkait.

(66)

STIKOM

SURABAYA

Department Head/Manager terkait maka berlanjut ke tahap berikutnya. Jika tidak menggunakan Recruitment eksternal.

d) HRD Head menerbitkan Status Changes Recruitment &a

Gambar

Gambar 4.15 Implementasi PEC ..........................................................................
Gambaran Umum HRD di PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY
Gambar 3.1 Proses Manajemen (Samsudin, 2006:16)
Gambar di atas dapat di jelaskan bahwa manajemen pada dasarnya adalah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjabaran hal-hal di atas, muncullah ide untuk menciptakan produk baru yang bernama „green ice cream‟, es krim dengan bahan dasar gabungan antara susu sapi

“ Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi

Job involvement dianggap sebagai faktor kunci yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan seorang individu dalam organisasi, karena job involvement dapat

Dari pembangunan sistem yang telah dilakukan, Sistem informasi ini dapat mengelola data user, permintaan, data karyawan, Data trainig , Hasil Training , dan Laporan.. Dengan

Menurut saya perusahaan telah memiliki prosedur yang baik dalam melaksanakan penerimaan karyawan baru.. Prosedur yang jelas didalam proses rekrutmen akan menciptakan

Perusahaan tidak melakukan penyajian kembali atas informasi komparatif tahun 2020 atas penerapan PSAK 71 “Instrumen Keuangan” dan PSAK 73 “Sewa”, oleh karena itu informasi

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan Mixue Ice Cream & Tea pada minat beli konsumen

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman pada masing masing perusahaan dan untuk mengetahui perbandingan strategi antara PT Campina Ice