• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT. Permodalan Nasional Madani Surabaya Dengan Metode Forward Chaining.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT. Permodalan Nasional Madani Surabaya Dengan Metode Forward Chaining."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Oleh :

Nama : SITI NUR FAIZATUL JANNAH

NIM : 04.41010.0315

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ix

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sistem Pakar ... 6

2.1.1 Konsep dasar sistem pakar ... 10

2.1.2 Komponen utama sistem pakar ... 11

2.1.3 Keuntungan dan kekurangan sitem pakar ... 12

2.1.4 Knowledge Base ... 14

2.1.5 Working Memory ... 16

2.1.6 Inference engine ... 16

2.1.7 IF-THEN rules ... 16

(3)

x

2.3 Metode Backward Chaining ... 23

2.4 Lingkup Bisnis PT. PNM ... 25

2.4.1 Visi perusahaan ... 25

2.4.2 Misi perusahaan ... 26

2.4.3 Tujuan perusahaan ... 26

2.4.4 Strategi Perusahaan ... 26

2.4.5 Sasaran strategi perusahaan ... 27

2.4.6 Produk pembiayaan ... 28

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 32

3.1 Analisa Sistem ... 32

3.2 Perancangan Sistem Aturan Pemilihan Produk ... 32

3.2.1 Perancangan Block Diagram ... 33

3.2.2 Perancangan Context Diagram ... 34

3.2.3 Perancangan Dependency Diagram ... 35

3.2.4 Perancangan Decision Tabel ... 37

3.2.5 Perancangan Reduksi ... 38

3.2.6 Perancangan Rule ... 38

3.3 Desain Arsitektur ... 39

3.4 Perancangan Diagram Alir ... 41

3.4.1 Diagram Alir Sistemu Untuk User ... 42

(4)

xi

3.5 Struktur Tabel Database ... 47

3.6 Desain Input Output ... 51

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 60

4.1 Implementasi ... 60

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 60

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 61

4.1.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ... 61

4.2 Penjelasan Pemakaian Program ... 61

4.2.1 Tampilan Login ... 63

4.2.2 Tampilan Pakar Untuk Maintenance Data Login ... 64

4.2.3 Tampilan Pakar Untuk Maintenance Jabatan ... 65

4.2.4 Tampilan Pakar Untuk Maintenance Produk ... 66

4.2.5 Tampilan Pakar Untuk Maintenance Kelengkapan Dokumen . 67 4.2.6 Tampilan Pakar Untuk Proses Generate Rule Set Laporan ... 68

4.2.7 Tampilan Pakar Untuk Proses Desain Rule Set Produk ... 69

4.2.8 Tampilan Pakar Untuk Proses Ubah Child ... 70

4.2.9 Tampilan Pakar Untuk Proses Cetak Laporan Jawaban User .. 71

4.2.10 Tampilan Pertanyaan User ... 72

4.2.11 Tampilan Cetak Laporan Jawaban User ... 74

4.3 Evaluasi Sistem ... 74

4.4 Testing Kinerja Sistem ... 75

(5)

xii

4.4.3 Uji Coba Manipulasi Data Produk ... 81

4.4.4 Uji Coba Manipulasi Data Kelengkapan Dokumen ... 83

4.4.5 Uji Coba Manipulasi Data Rule Set Laporan ... 84

4.4.6 Uji Coba Manipulasi Data Rule Set Produk ... 85

4.4.7 Uji Coba Manipulasi Data Jawaban User ... 86

BAB V PENUTUP ... ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(6)

1

1.1

Latar Belakang

PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) (PERSERO) Cabang Surabaya

atau lebih dikenal sebagai PT. PNM adalah suatu lembaga keuangan alternatif milik

Negara (BUMN) yang memberikan bantuan berupa pembiayaan dan jasa manajemen

kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK). Kebanyakan Usaha

Mikro, Kecil dan Koperasi (UMKK) berada di daerah dan pedesaan, yang pada

umumnya aksesnya sulit tersentuh olah bank umum, dan dari aspek bisnisnya pun

mayoritas

unbankable

, walaupun sebenarnya memiliki prospek pengembangan dan

memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia atas keberadaan sektor, lokasi,

dan sebarannya. Sentuhan yang tepat untuk pemberdayaan UMKK tadi adalah

melalui peranan Lembaga-Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) keberadaan dan pola usahanya sesuai dengan keberadaan

UMKK itu sendiri (Madani News, Edisi 84 Desember 2007).

Bentuk lembaga keuangan tersebut adalah Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS). LKM berbentuk koperasi primer atau

sekunder (Simpan Pinjam) atau badan usaha lainnya, yang telah menjalani usahanya

dan berkondisi sehat, memiliki

captive market

UMKK disekitar lokasi usahanya yang

memiliki prospek untuk dikembangkan sedangkan LKS berbentuk Bank Umum

Syariah, BPR Syariah, BMT, atau bentuk badan usaha lainnya yang berbasis syariah,

(7)

PT. PNM cabang Surabaya adalah suatu lembaga keuangan juga bergerak

sebagai investor untuk memberi modal pada setiap UMKMK. Selama ini para

UMKMK sering mengalami kesulitan dalam memilih produk yang tepat untuk

mengembangkan usahanya. Produk yang terdapat pada PT. PNM terdiri dari dua jenis

yaitu produk pembiayaan dan produk manajemen, dan tiap jenisnya terdiri dari lebih

dari satu produk.

Interaksi komputer dengan pengguna pada sistem pakar disebut sebagai

kegiatan konsultasi, dengan komputer sebagai tenaga ahlinya dan

user

sebagai pihak

yang menggunakan jasa konsultan. Dengan definisi ini maka dapat dipertimbangkan

untuk menggunakan sistem pakar pada bidang pemilihan produk PT. PNM tersebut

dengan tujuan membantu para UMKMK dalam memilih produk dan untuk

meningkatkan

service

atau pelayanan kepada para

customer

atau pembeli.

Untuk membantu para UMKMK memilih produk-produk yang terdapat pada

PT. PNM dan untuk meningkatkan

service

atau pelayanan kepada para

customer

atau

pembeli maka metode yang sesuai adalah metode

Forward Chaining

karena metode

ini dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta baru berdasarkan aturan yang

premisnya cocok dengan fakta yang diketahui sehingga sistem dapat memberikan

solusi (Riskadewi & Antonius Hendrik, 2005) tentang pemilihan produk sesuai

(8)

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

untuk pembuatan sistem ini yaitu :

1.

Bagaimana merancang dan membuat sistem pakar yang membantu user untuk

memililh produk pembiayaan pada PT. PNM cabang Surabaya.

2.

Bagaimana menerapkan metode Forward Chaining untuk pemilihan produk pada

PT. PNM cabang Surabaya.

1.3

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah pada system

pendukung keputusan ini adalah sebagai berikut :

1.

Data dan produk yang digunakan adalah data produk pembiayaan pada PT. PNM

cabang Surabaya yaitu :

a.

PMK (Pembiayaan Modal Kerja) Madani

b.

SUP (Sarana Usaha Produktif) Madani

c.

KMK (Kredit Modal Kerja)

d.

PMK-ICO.

2.

Aplikasi ini adalah aplikasi desktop, yang akan digunakan oleh

customer

atau

pembeli produk PT. PNM cabang Surabaya.

3.

Aplikasi ini dapat memaintenance data yang dibutuhkan untuk sistem pakar

pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya.

(9)

premisnya cocok dengan fakta yang diketahui sehingga sistem dapat memberikan

solusi (Riskadewi & Antonius Hendrik, 2005) tentang pemilihan produk

pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya.

5.

Aplikasi ini tidak menganalisi kesehatan keuangan UMKMK.

6.

Aplikasi ini dapat mengupdate rule-rule yang sudah ada.

1.4

Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah :

1.

Merancang dan membuat program sistem pakar dengan metode

Forward

Chaining

dengan membuat rule yang sesuai dan benar melalui proses verifikasi.

2.

Memberikan output berupa produk yang sesuai dengan jawaban user sehingga

dapat membantu tugas rutin seorang pakar dalam mempromosikan produknya

kepada user (UKM).

 

1.5

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Bab ini membicarakan latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dibuatnya sistem pakar ini, serta sistematika

(10)

BAB II

: LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori yang digunakan dalam membantu

memecahkan masalah seperti penjelasan tentang sistem pakar,

komponen utama sistem pakar, basis pengetahuan dan basis aturan,

Forward Chaining, Backward Chaining

.

BAB III

: PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang perancangan sistem pakar pemilihan

produk, serta dilengkapi dengan

Block Diagram, Dependency

Diagram,

diagram alir sistem dan struktur tabel.

BAB IV

: IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi dan hasil evaluasi dari

sistem pakar yang dibuat, berupa gambar proses aplikasi yang terjadi

pada sistem.

BAB V

: PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diambil sesuai dengan

hasil pembahasan. Kesimpulan merupakan hasil rangkuman singkat

dari hasil seluruh pembahasan masalah dan saran berisi mengenai

harapan dan kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan

(11)

6 2.1 Sistem Pakar

“Sistem pakar adalah suatu program komputer yang didesain untuk memodelkan atau mengemulsi kemampuan seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah” (Durkin, 1994).

Sistem pakar dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata dimana biasanya akan membutuhkan seorang pakar (seperti dokter, teknisi, dan lainnya). Sistem pakar menghasilkan hasil yang konsisten dan mempunyai kecepatan yang konstan daripada kepakaran seseorang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang bersifat manusiawi dimana dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seorang pakar seperti lingkungan kerja, kondisi kesehatan dan masalah pribadi.

Menurut Durkin (1994) ada beberapa keunggulan dan kelemahan sistem pakar dibandingkan dengan seorang pakar, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Perbandingan antara seorang pakar dan sistem pakar

Faktor Pakar Sistem Pakar

Ketersediaan waktu Hari kerja Setiap saat

Geografis Lokal atau tertentu Di mana saja

Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti

Dapat Habis (Perishable) Ya Tidak

Performansi Variabel Konsisten

(12)

Dari perbandingan di atas, maka dapat diketahui alasan mengapa perlu membangun sebuah sistem pakar, yaitu :

1. Untuk menggantikan seorang pakar

a. Memungkinkan untuk mendapatkan kepakaran setelah jam kerja atau dilokasi lain.

b. Otomatisasi pekerjaan rutin yang membutuhkan pakar. c. Pakar mahal.

d. Kepakaran yang diperlukan pada tempat-tempat yang berbahaya (hostile envirounment).

2. Untuk membantu seorang pakar

a. Membantu seorang pakar untuk mengerjakan tugas-tugas rutinnya, sehingga pakar tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya.

b. Membantu seorang pakar untuk menyelesaikan tugas-tugas sulit, sehingga pakar tersebut dapat lebih efektif dalam menangani masalah-masalah yang kompleks.

c. Menyediakan informasi yang sulit diingat kembali oleh seorang pakar. Menurut Ivan Braiko (1990), sistem pakar yang baik harus mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Penyelesaian masalah, kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan tepat pada ruang lingkup yang spesifik dengan informasi yang terbatas dan diperlukan (tidak harus lengkap).

(13)

Hingga sekarang, sistem pakar telah banyak diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah dalam bidang yang luas seperti pertanian, bisnis, ilmu kimia, komunikasi, sistem komputer, pendidikan, elektronik, teknik, obat-obatan dan lain sebagainya.

Berdasarkan dari pemecahan masalah (problem solving tasks), sistem pakar dapat dikategorikan menjadi beberapa tipe, yaitu :

a. Kontrol (Control)

Digunakan untuk mengontrol dan mengarahkan kerja sebuah sistem tertentu. Misalnya : pengontrol mesin-mesin manufaktur atau treatment untuk seorang pasien di rumah sakit.

b. Desain (Design)

Digunakan untuk mengkonformasi beberapa obyek dengan batasan-batasan masalah tertentu. Misalnya : mendesain sebuah sistem komputer dengan batasan-batasan yang didefinisikan oleh user, seperti : batasan harga, kecepatan, kemampuan multimedia, dan lainnya.

c. Diagnosa (Diagnosis)

Digunakan untuk mendeteksi kerusakan di dalam sebuah sistem, dengan cara mengobservasi semua informasi yang didapat dari sistem tersebut. Misalnya : diagnosis penyakit seorang pasien berdasarkan atas gejala yang timbul. d. Instruksi (Instruction)

(14)

e. Interpretasi (Interpretation)

Digunakan untuk menghasilkan sebuah pemahaman terhadap suatu situasi tertentu berdasarkan atas informasi yang dihasilkan dari sebuah situasi yang spesifik. Biasanya informasi-informasi tersebut berasal dari sensor, instrument, hasil tes, dan lainnya. Misalnya : monitor sensor mesin, sistem pencitraan, atau speech analysis result.

f. Pengamatan (Monitoring)

Digunakan untuk memonitor dan membandingkan cara kerja sebuah sistem dengan sistem yang diharapkan. Misalnya : kontrol instalasi nuklir.

g. Perencanaan (Planning)

Digunakan untuk melakukan aksi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan mengikuti batasan-batasan tertentu. Misalnya : merencanakan beberapa tugas yang berbeda untuk sebuah robot dalam industri manufaktur. h. Prediksi (Prediction)

Digunakan untuk meramalkan aksi yang perlu dilakukan dimasa depan berdasarkan atas informasi yang ada dan model-model yang telah diberikan. Misalnya : prediksi kerusakan pada hasil panen yang diserang hama atau prediksi cuaca.

i. Preskripsi (Prescription)

(15)

j. Seleksi (Selection)

Digunakan untuk mengidentifikasi pilihan terbaik dari suatu daftar kemungkinan atas dasar informasi yang didapat pada suatu kondisi tertentu. k. Simulasi (Simulation)

Digunakan untuk memodelkan sebuah proses atau sistem pada bermacam-macam kondisi. Misalnya : pembelajaran bagi para operator sebuah sistem sebelum diterjunkan langsung pada kenyataan.

Adapun langkah-langkah dalam merancang suatu sistem pakar yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan batasan-batasan dari suatu sistem pakar yang akan dirancang. 2. Memilih jenis keputusan yang akan diambil.

3. Meng-extract pengetahuan dari pakar, caranya yaitu dengan membuat Dependency Diagram.

4. Mempresentasikan pengetahuan dalam sistem pakar (membuat rules), salah satu teknik yang dapat digunakan yaitu mempresentasikan ke dalam bentuk IF-THEN rules.

5. Membuat inference engine dengan menggunakan metode yang sesuai. 6. Merancang user interface.

2.1.1 Konsep dasar sistem pakar

(16)

pengetahuan (knowledge) dan konsep berpikir (reasoning) dari sang pakar. Untuk menghasilkan kedua hal tersebut, sistem pakar harus terdiri dari dua komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan inference engine yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.

Gambar 2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

2.1.2 Komponen utama sistem pakar

(17)

Gambar 2.2 Struktur Bagan Sistem Pakar

Dari gambar 2.2 komponen sistem pakar, sebenarnya dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari pengembangan sistem pakar, yaitu adanya pakar, pemakai dan sistem.

Pakar adalah orang yang mempunyai penjelasan khusus akan suatu masalah. Dalam sistem, pengalaman tersebut disimpan sebagai basis aturan. Sedangkan pemakai adalah orang yang ingin berkonsultasi dengan pakar lewat sistem. Sistem sendiri menyediakan berbagai fasilitas untuk menghubungkan pakar dengan pemakai.

2.1.3 Keuntungan dan kelemahan sistem pakar

(18)

3. Meningkatkan output yang produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya dapat mereduksi biaya

4. Meningkatkan kualitas

5. Sistem pakar menyediakan nasehat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan

6. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman

7. Handal (reliability)

8. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam memberikan jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh.

9. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks

10. Memungkinkan pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan seorang pakar, dapat diperoleh dan dapat dipakai dimana saja. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian sehingga user seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar meskipun sang pakar telah pensiun.

Kelemahan sistem pakar menurut Kusrini (2006) adalah :

1. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem.

(19)

Tabel 2.2 Perbandingan perangkat lunak konvensional dengan perangkat lunak Sistem Pakar

Perangkat Lunak Konvensional Perangkat Lunak Sistem Pakar Fokus pada solusi Fokus pada permasalahan

Pengembangan dapat dilakukan secara individu

Pengembangan dilakukan oleh tim kerja

Pengembangan secara sekuensial Pengembangan secara iteratif

2.1.4 Knowledge base

“Knowledge base adalah bagian dari sistem pakar yang berisi sumber pengetahuan” (Durkin, 1994).

Knowlede base berisi pengetahuan spesifik yang disediakan oleh seorang pakar untuk memecahkan suatu masalah tertentu, dimana di dalamnya terdapat fakta, rules, konsep, dan hubungan antara rules maupun antara fakta dari suatu masalah tersebut.

Untuk mengkodekan pengetahuan dari seorang pakar ke dalam knowledge base dapat digunakan beberapa teknik. Salah satu teknik yang paling umum yang digunakan untuk menggambarkan pengetahuan dalam sistem pakar yaitu rules.

(20)

Berdasarkan dari knowledge base yang dimilikinya, sistem pakar dapat digolongkan menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1. Tingkat 1

a. Menggunakan internal knowledge base.

b. Dapat melakukan penambahan data dan membuat laporan data yang ada pada knowledge base.

c. Mengguanakan metode Backward Chaining atau metode Forward Chaining untuk menyelesaikan suatu kasus.

d. Mampu menampilkan hasil kerja dari inference engine melalui user interface.

2. Tingkat 2

a. Menggunakan external knowledge base.

b. Mampu memilih metode Backward Chaining atau Forward Chaining yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu kasus.

c. Mampu melakukan penghitungan matematis. 3. Tingkat 3

a. Mampu melakukan ekspor atau impor suatu knowledge base. b. Mampu melakukan penghitungan matematis secara dinamis. 4. Tingkat 4

a. Dapat dioperasikan pada berbagai operating sistem. 5. Tingkat 5

(21)

2.1.5 Working memory

Working memory adalah bagian dari sistem pakar yang berisi fakta-fakta dari suatu masalah yang ditemukan selama proses” (Durkin, 1994).

Working memory berisi semua informasi mengenai suatu masalah baik yang itu disediakan oleh user maupun dari kesimpulan yang diperoleh sistem. Banyak aplikasi sistem pakar dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam penyimpanan eksternal seperti database, spreadsheets, atau sensors.

2.1.6 Inference engine

Inference engine adalah processor dalam suatu sistem pakar dimana mencocokkan fakta-fakta yang terdapat dalam working memory dengan domain pengetahuan yang terdapat dalam knowledge base, untuk menggambarkan kesimpulan mengenai suatu masalah” (Durkin, 1994).

Inference engine akan mencari rules dimana premis dari rules tersebut cocok dengan informasi yang terdapat dalam working memory. Setelah menemukan kecocokan, Inference engine akan menambahkan kesimpulan rules tersebut ke dalam working memory dan melanjutkan mencari rules untuk kecocokan yang baru.

2.1.7 IF-THEN rules

Rule dimana secara logika menghubungkan informasi di bagian IF dengan informasi di bagian THEN.

(22)

ELSE : Sebagai penanda awal alternatif kesimpulan pada sebuah rule, bersifat optional.

Operator yang dapat digunakan pada IF-THEN rule adalah :

AND : Semua kondisi yang dihubungkan oleh operator AND harus bernilai benar, agar kondisi keseluruhan rule tersebut bernilai benar. Bila ada satu kondisi yang bernilai salah, keseluruhan rule tersebut bernilai salah.

OR : Semua kondisi yang dihubungkan oleh operator OR harus bernilai salah, agar kondisi keseluruhan rule tersebut bernilai salah. Bila ada satu kondisi atau lebih yang bernilai benar, keseluruhan rule tersebut bernilai benar.

Contoh :

Diagnosa masalah pada mobil RULE 1

IF The car will not start

THEN The problem may be in the electrical sistem RULE 2

IF The problem may be in the electrical sistem AND The battery voltage is below 10 volts THEN The fault is a bad battery

2.1.8 User interface

(23)

yang bertujuan untuk membantu mangarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi. Pada umumnya, user interface juga berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar, menampilkan fasilitas penjelasan sistem dan memberikan tuntunan penggunaan sistem secara menyeluruh langkah demi langkah sehingga user mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. Karena dimaksudkan untuk user, maka interface harus dirancang sebisa mungkin memberi kemudahan kepada user dalam mengoperasikan sistem dan sejelas mungkin sehingga tidak terjadi salah interpretasi. Jadi, interface haruslah user friendly.

2.1.9 Verifikasi

Suatu kualitas dari basis pengetahuan dapat dilihat dari ukuran, kompleksitas dan sifat kritikal dari aplikasi-aplikasi yang ada. Semuanya itu dapat diwujudkan dari proses-proses verifikasi. Elemen ini sangat penting bagi suatu sistem berbasis pengetahuan. Verifikasi adalah membangun sistem yang benar yang terdiri dari 2 proses yaitu :

1. Memeriksa pelaksanaan suatu sistem secara spesifik

2. Memeriksa konsistensi dan kelengkapan dari basis pengetahuan

(24)

Berikut adalah yang harus di cek dalam suatu basis pengetahuan : 1. Redundant rules

Dikatakan redundant rule jika dua rule atau lebih mempunyai premis dan conclusion yang sama.

Contoh :

Rule 1 : If Motor starter rusak And Temperatur mesin naik Then Mesin tidak berfungsi.

Rule 2 : If Temperatur mesin naik And Motor starter rusak Then Mesin tidak berfungsi

2. Conflicting rules

Conflicting rules terjadi ketika dua buah rule atau lebih mempunyai premis yang sama, tetapi mempunyai conclusion yang berlawanan.

Contoh :

Rule 1 : If Motor starter rusak And Temperatur mesin naik Then Mesin tidak berfungsi

Rule 2 : If Temperatur mesin naik And Motor starter rusak Then mesin berfungsi

3. Subsumed rules

Suatu rule dapat dikatakan subsumed jika rule tersebut mempunyai constraints yang lebih atau kurang tetapi mempunyai conclusion yang sama. Contoh :

Rule 1 : If Motor rusak And Temperatur mesin naik And Pompa bahan bakar rusak

(25)

Rule 2 : If Temperatur mesin naik And Motor starter rusak Then Mesin tidak berfungsi

4. Circular rules

Circular rule ialah suatu keadaan dimana terjadinya proses perulangan dari suatu rule. Ini dikarenakan suatu premis dari salah satu rule merupakan conclusion dari rule yang lain, atau kebalikannya.

Contoh :

Rule 1 : If Lala dan Lili kakak beradaik

Then Lala dan Lili mempunyai orang tua yang sama Rule 2 : If Lala dan Lili mempunyai orang tua yang sama

Then Lala dan Lili kakak beradik 5. Uneccessary IF condition

Uneccessaryif terjadi ketika dua rule atau lebih mempunyai conclusion yang sama, tetapi salah satu dari rule tersebut mempunyai premis yang tidak perlu dikondisikan dalam rule karena tidak mempunyai pengaruh apapun.

Rule 1 : If Mesin tidak dapat di-starter And Motor starter tidak bekerja And Klakson tidak berbunyi

Then Baterai perlu di setrum

Rule 2 : If Mesin tidak dapat di-starter And Motor starter tidak berbunyi And Klakson berbunyi

Then Baterai perlu disetrum 6. Dead-end rules

(26)

Contoh :

Rule 1 : If Mesin tidak dapat di-start And Motor starter tidak Bekerja And Klakson tidak berbunyi

Then Nonton pesawat.

2.2 Metode Forward Chaining

Forward Chaining adalah strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui, dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh” (Durkin, 1994).

Metode Forward Chaining adalah suatu metode dari mesin inferensi untuk memulai penalaran atau pelacakan suatu data dari fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Dalam metode ini, kaidah interpreter mencocokkan fakta atau statement dalam pangkalan data dengan situasi yang dinyatakan dalam bagian sebelah kiri atau kaidah if, maka kaidah distimulasi (Agung Saputra, 2007). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Metode Forward Chaining

O bservasi

K aidah B

O bservasi Fakta

K esim pulan K esim pulan K esim pulan

K aidah E K aidah D

K esim pulan K aidah C

Fakta K aidah A

(27)

Pada gambar 2.3 menunjukkan pangkalan kaidah yang terdiri dari 5 buah yaitu kaidah A, kaidah B, kaidah C, kaidah D, dan kaidah E. sedangkan pangkalan data terdiri dari pengawalan fakta yang sudah diketahui, yaitu fakta 1, fakta 2, dan fakta 3. Melalui observasi 1 mulai melacak pangkalan kaidah untuk mencari premis dengan menguji semua kaidah secara berurutan. Pada observasi 1 pertama-tama melacak kaidah A dan kaidah B. motor inferensi mulai melakukan pelacakan, mencocokkan kaidah A dalam pangkalan pengetahuan terhadap informasi yang ada didalam pangkalan data, yaitu fakta 1 dan fakta 2. Jika pelacakan pada kaidah A tidak ada yang cocok dengan fakta 1, maka terus bergerak menuju kaidah C yang kemudian menghasilkan kesimpulan 1, demikian seterusnya.

Metode Forward Chaining dimulai dari kiri ke kanan, yaitu dimulai dari premis kepada kesimpulan akhir, disebut sebagai data driven (yaitu, pencarian yang dikendalikan oleh data yang diberikan). Metode ini lebih baik digunakan apabila memiliki sedikit premis dan banyak kesimpulan.

Menurut Durkin (1994) adapun kelebihan dan kelemahan dari metode Forward Chaining yaitu :

a. Kelebihan:

1. Kelebihan utama dari Forward Chaining yaitu metode ini akan bekerja dengan baik ketika problem bermula dari mengumpulkan atau menyatukan informasi lalu kemudian mencari kesimpulan apa yang dapat diambil dari informasi tersebut.

(28)

3. Merupakan pendekatan paling sempurna untuk beberapa tipe dari problem solving tasks, yaitu planning, monitoring, control, dan interpretation. b. Kelemahan:

1. Kelemahan utama dari metode ini adalah tidak dapat mengenali dimana beberapa fakta lebih penting dari fakta lainnya.

2. Sistem dapat menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan, meskipun jawaban dari pertanyaan tersebut penting. Hal ini dapat membingungkan user dalam menjawab pertanyaan pada subyek yang tidak berhubungan.

2.3 Metode Backward Chaining

Metode Backward Chaining merupakan kebalikan dari metode Forward Chaining atau disebut sebagai penalaran mundur yaitu suatu metode yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk melakukan pelacakan atau penalaran dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung kesimpulan tersebut. Jadi interpreter kaidah mulai menguji kaidah sebelah kanan yaitu then. Mesin inferensi akan melacak bukti-bukti yang mendukung hipotesa awal. Jika ternyata sesuai, maka basis data akan mencatat kondisi if yang benar-benar sesuai digunakan untuk menghasilkan hipotesa yang baru dan keadaan tujuan, yang kemudian direkam dalam basis data. Keadaan diatas terus berlangsung sampai hipotesa terbukti kebenarannya (Agung Saputra, 2007).

(29)

Gambar 2.4 Metode Backward Chaining

Dalam melakukan penelusuran pada Backward Chaining berawal dari goal atau pada gambar 2.4 disebut sebagai tujuan, kemudian mencari informasi untuk memenuhi tujuan tersebut. Pertama-tama mulai dengan memberitahu sistem, bahwa kita ingin membuktikan keadaan tujuan. Motor inferensi melihat pangkalan data yaitu fakta untuk dicocokkan dengan pangkalan kaidah.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pada pemilihan metode forward chaining dan backward chaining yaitu :

1. Manakah yang lebih banyak, kaidah awal atau kaidah akhir yang dimunkinkan? Kita akan bergerak dari himpunan keadaan yang lebih kecil menuju ke himpunan yang lebih besar (sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan yang kita inginkan).

2. Kearah manakah faktor percabangan menjadi lebih besar (yakni jumlah simpul teratas yang dapat dicapai secara langsung dari sebuah simpul tunggal)? Kita akan bergerak kearah yang memiliki faktor percabangan lebih kecil (http://iel.ipb.ac.id/agrinetmedia/modul/aplikasi/servercabai/pakar.htm).

Akankah program diminta untuk menjelaskan proses penalaran yang digunakan kepada pemakai? Jika ya, maka pemrosesan ke arah yang bersesuaian

Fakta 3 Kaidah A Fakta 1

Observasi 2 Observasi 1

Observasi 4

Kaidah C

Kaidah B Tujuan

Kaidah E Fakta 2

Kaidah D

(30)

”jarak” yang lebih dekat seperti yang diharapkan oleh pemakai akan menjadi penting.

2.4 Lingkup Bisnis PT. PNM

Lingkup bisnis pada PT. PNM terdapat pada gambar 2.5

[image:30.612.102.512.221.499.2]

 

Gambar 2.5 Lingkup Bisnis PT. PNM

2.4.1 Visi perusahaan

(31)

2.4.2 Misi perusahaan

1. Meningkatkan kelayakan usaha dan kemampuan wirausaha UMKMK

2. Meningkatkan akses pembiayaan UMKMK kepada lembaga keuangan baik bank maupun non bank dalam rangka perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

3. Meningkatkan kretifitas dan produktifitas karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dalam mengembangkan UMKMK.

2.4.3 Tujuan perusahaan

Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang pemberdayaan dan pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

2.4.4 Strategi perusahaan

Strategi perusahaan pada PT. PNM terdiri dari dua yaitu : a. Strategi Pembiayaan

1. Meningkatkan fokus pada pembiayaan usaha mikro melalui Lembaga Keuangan Mikro/Syariah

(32)

b. Strategi Jasa Manajemen LKM

1. Fokus dan penyederhanaan model bisnis dan mengikuti praktek umum konsultasi Survey-Training-Consultancy Monitoring (STCM)

2. Merupakan sumber dana jasa manajemen dari dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) BUMN.

2.4.5 Sasaran strategi perusahaan

Sasaran strategi perusahaan pada PT. PNM adalah : a. Perspektif Keuangan

1. Memaksimalkan profit dan mengelola biaya lebih efisien 2. Meningkatkan shareholder value yang berkesinambungan. b. Prespektif Stakeholder

1. Memperluas jangkauan serta akses pembiayaan dan jasa

2. Manajemen dalam rangka memberdayakan UMKMK & LKMS. c. Prespektif Proses Bisnis

1. Meningkatkan penghimpunan dan pengelolaan dana 2. Memperluas serta memperkuat jaringan dan pelayanan 3. Menerapkan Sistem Teknologi & informasi yang tepat guna 4. Meningkatkan efektifitas penerapan Sistem Manajemen. d. Prespektif SDM dan Budaya

1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM

(33)

2.4.6 Produk pembiayaan

Sebagai salah satu Koordinator pelaksanaan 12 Skim Kredit Program eks Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), PT. PNM berusaha menjangkau seluruh wilayah Indonesia dalam penyaluran pembiayaan kepada UMKMK melalui bank pelaksana. Selain penyaluran kredit, PT. PNM juga memberikan bantuan pembiayaan kepada UMKMK melalui Lembaga Keuangan baik Konvensional maupun Syariah.

Jenis produk pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya untuk BPR/S dan LKM/S adalah :

a. PMK (Pembiayaan Modal Kerja) Madani 1. Definisi

Produk ini diajukan kepada LKM/S atau BPR/S yang sudah beroperasi minimal 2 tahun yang membutuhkan tambahan modal kerja (Komersial/Syariah) untuk pengembangan usahanya.

2. Target

LKM/S dan BPR/S seluruh Indonesia. 3. Jangka Waktu Pembayaran

Maksimal 3 tahun (36 bulan). 4. Batasan Pembiayaan

Minimal Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah). b. SOL (Sub Ordinate Loan) Madani

1. Definisi

(34)

memberikan fasilitas kepada BPR/S untuk memperbaiki rasio kecukupan modal secara bertahap, serta menyediakan alternatif sumber dana jangka panjang untuk perkuatan portofolio pembiayaan.

2. Target

BPR/S diseluruh Indonesia, baik berbadan hokum PT, PD, maupun koperasi, yang memenuhi persyaratan dan ketentuan produk.

3. Jangka Waktu Pembiayaan

Maksimal 5 (lima) tahun, termasuk masa tenggang 1 (satu) tahun. 4. Batasan Pembiayaan

Plafond pembiayaan SOL MADANI BPR/S besarnya sampai dengan 50% dari modal inti.

c. SUP (Sarana Usaha Produktif) Madani BPR/S 1. Definisi

Produk pembiayaan modal kerja berbunga rendah yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi untuk usaha produktif melalui BPR/S dengan pola executing.

2. Target

BPR/S diseluruh Indonesia, baik berbadan hukum PT, PD, maupun koperasi.

3. Jangka Waktu Pembiayaan Maksimal 3 tahun (36 bulan). 4. Batasan Pembiayaan

(35)

d. SUP (Sarana Usaha Produktif) Madani LKM/S 1. Definisi

Produk pembiayaan modal kerja berbunga rendah yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi untuk usaha produktif melalui Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) Non Bank dengan pola executing (“SUP = Sarana Usaha Produktif Madani” melalui Koperasi Simpan Pinjam, Unit Simpan Pinjam Koperasi dan BaitulMaal wat Tamwil, serta Lembaga Keuangan Mikro lainnya).

2. Target

LKM/S Non Bank di seluruh Indonesia, antara lain KSP, USP, BMT, dan LKM/S bukan bank lainnya yang telah berbadan hukum.

3. Jangka Waktu Pembayaran Maksimal 3 tahun (36 bulan). 4. Batasan Pembiayaan

Sesuai dengan hasil evaluasi kebutuhan LKM/S Non Bank. e. PMK (Pembiayaan Modal Kerja) Perumahan BRP/BPRS

1. Definisi

Produk pembiayaan khusus masalah perumahan (perbaikan, pembangunan dan yang berkenaan dengan kualitas pemukiman dan lingkungan dengan pola penyaluran Executing melalui Lembaga Keuangan Lokal yang berupa Lembaga Keungan Mikro khususnya BPR/S).

2. Target

BPR/S yang ada di 32 kota/kota kabupaten yang menjadi target NUSSP. 3. Jangka Waktu Pembayaran

(36)

4. Batasan Pembiayaan

Sesuai dengan hasil evaluasi kebutuhan BPR/S Maksimum Rp. 2 Milyar dan debitur (end user) maksimum Rp. 10 juta.

f. PMK (Pembiayaan Modal Kerja) Perumahan LKM/S Non Bank 1. Definisi

Produk pembiayaan khusus masalah perumahan (Perbaikan, pembangunan dan yang berkenaan dengan peningkatan kualitas pemukiman dan lingkungan dengan pola penyaluran Executing melalui Lembaga Keuangan Lokal yang berupa Lembaga Keuangan Mikro khususnya LKM/S Non Bank).

2. Target

LKM/S Non Bank yaitu Koperasi Simpan Pinjam, Unit Simpan Pinjam Koperasi, BMT, Serta Lembaga Keuangan Mikro yang ada di 32 kota/kota kabupaten yang menjadi target NUSSP.

3. Jangka Waktu Pembayaran Maksimal 5 tahun (60 bulan). 4. Batasan Pembiayaan

Sesuai dengan hasil evaluasi kebutuhan BPR/S Maksimum Rp. 2 Milyar dan debitur (end user) maksimum Rp. 10 juta.

 

(37)

32 3.1 Analisa Sistem

Untuk membangun Sistem Pakar yang mampu menentukan produk yang tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada.

Salah satu cara untuk membantu para UKM dalam memilih produk yang tepat yaitu dengan menggunakan Sistem Pakar. Sistem Pakar ini berdasarkan inputan dari User berupa jawaban dari User atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh sistem. Berdasarkan inputan yang diterima kemudian diproses dengan menggunakan metode yang tepat. Forward Chaining adalah strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui, dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh” (Durkin, 1994).

Metode ini dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk didapatkan hasil akhir berupa produk yang sesuai untuk UKM berdasarkan karakteristik dari produk tersebut.

3.2 Perancangan Sistem Aturan Pemilihan Produk

(38)

diharapkan. Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem adalah pembuatan block diagram, context diagram, dependency diagram, rule base, decision table, perancangan diagram alir, dan struktur tabel.

3.2.1 Perancangan block diagram

[image:38.612.100.511.287.553.2]

Untuk mengidentifikasi dan mencari data produk yang cocok, pengguna sistem (User) dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam sistem. Setelah pengguna menjawab pertanyaan tersebut sampai selesai, pengguna dapat menyimpan jawaban dan mencetak jawaban. Sistem akan memberikan laporan jawaban-jawaban dari User atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Perancangan blok diagram untuk sistem pakar pemilihan produk pada PT. PNM dapat dilihat pada gambar 3.1

(39)

3.2.2 Perancangan Context Diaram

Data Flow Diagram adalah suatu diagram yang digunakan untuk menggambarkan arus suatu sistem. Data flow diagram diawali dengan pembuatan Context Diagram. Context Diagram digunakan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan dari sebuah sistem.

Context Diagram pemilihan produk pada PT. PNM Surabaya dapat dilihat pada gambar 3.3

Laporan Rule Data Kriteria Produk

Data Produk

Laporan Pemilihan Produk

Konfirmasi Cetak Laporan Data Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1

Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT PNM Surabaya Dengan Forward Chaining User

[image:39.612.102.516.256.478.2]

Pimpinan Cabang

Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT. PNM Surabaya Dengan Metode Forward Chaining

(40)

3.2.3 Perancangan Dependency Diagram

Dependency Diagram digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam pemberian suatu rekomendasi pemilihan produk. Dependency Diagram juga berisi aturan-aturan dan jawaban yang digunakan untuk memudahkan pada saat proses verifikasi. Dependency Diagram pemilihan produk pada PT. PNM Cabang Surabaya dapat dilihat pada gambar 3.2.

(Laporan)

(Laporan 1, Laporan 2, Laporan 3, Laporan 4, Laporan 5)

- Laporan 1 - Laporan 1,2 - Laporan 1, 2, 3 - Laporan 2, 4, 5

(Biaya)

((1%), (1,25%), (>1,25%), Tidak diatur)

(Plafond Pembiayaan PNM ke Debitur)

(100 Juta, Lainnya)

(Jangka Waktu)

(1 Tahun, 3 Tahun, 5 Tahun)

(Suku Bunga Debitur ke PNM)

((13%-15%), Lainnya)

(Suku Bunga PNM ke Debitur)

((10%-12,54%), (12,55%-13%), (13,5%-14,5%))

- PMK MADANI - SUP MADANI - KMK BPR - PMK-ICO - Tidak Ada

 

Gambar 3.3 Dependency Diagram Pemilihan Produk Pada PT. PNM Cabang Surabaya

Penjelasan parameter-parameter yang terdapat dalam dependency diagram adalah sebagai berikut :

1. Laporan

(41)

jangka waktu, plafond pembiayaan, suku bunga Debitur ke PNM dan suku bunga PNM ke Debitur.

2. Biaya

Biaya, merupakan salah satu spesifikasi dari produk pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya, jawaban dari user tentang biaya yang akan dipilih akan menentukan ouput dari produk yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya.

3. Plafond Pembiayaan

Plafond pembiayaan, merupakan salah satu spesifikasi dari produk pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya, jawaban dari user tentang plafond pembiayaan yang dipilih akan menentukan ouput dari produk yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya.

4. Jangka Waktu

Jangka waktu, merupakan salah satu spesifikasi dari produk pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya, jawaban dari user tentang jangka waktu pemberian modal yang dipilih akan menentukan ouput dari produk yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya.

5. Suku Bunga Debitur ke PNM

(42)

6. Suku Bunga PNM ke Debitur

Suku bunga PNM ke Debitur, merupakan salah satu spesifikasi dari produk pembiayaan yang terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya, jawaban dari user tentang suku bunga PT. PNM ke Debitur tersebut akan menentukan ouput dari produk terdapat pada PT. PNM cabang Surabaya.

3.2.4 Perancangan decision tabel

[image:42.612.99.537.291.537.2]

Decision tabel dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada hasil fase antara atau rekomendasi akhir basis pengetahuan sistem. Pada tabel 3.1 menunjukkan salah satu perancangan decision tabel rule set laporan yang berdasarkan pada dependency diagram.

Tabel 3.1 Decision Tabel Rule Set Laporan

Rule Laporan 1 Laporan 2 Laporan 3 Laporan 4 Laporan 5 Output

1 Y Y Y Y Y Laporan 1,2,3,4,5

2 Y Y Y Y T Laporan 1,2,3,4

3 Y Y Y T Y Laporan 1,2,3,5

4 Y Y Y T T Laporan 1, 2, 3

5 Y Y T Y Y Laporan 1,2,4,5

Keterangan :

Laporan 1 : Laporan pertanggungjawaban penyaluran yang diterima PNM 45 hari setelah pencairan dana

Laporan 2 : Laporan bulanan penyaluran dana dan pengembalian pinjaman yang paling lambat diterima PNM setiap tanggal 20

Laporan 3 : Laporan penyaluran dana secara bulanan setiap tanggal 10, dimulai 1 bulan setelah penarikan

Laporan 4 : Laporan keuangan dan laporan kolektibilitas perkuartal

(43)

3.2.5 Perancangan reduksi

[image:43.612.103.509.217.666.2]

Pada sistem ini perancangan reduksi untuk setiap decision tabel dilakukan secara otomatis oleh sistem. Perancangan reduksi berdasarkan decision tabel menghasilkan parameter seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Perancangan Reduksi Berdasarkan Dependency Diagram

3.2.6 Perancangan rule

Setelah membuat decision tabel, langkah selanjutnya adalah membuat rule base, dibawah ini merupakan salah satu contoh dari pembuatan rule base secara manual untuk pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya.

1. Rule 1 : IF

Laporan = Laporan 1 AND Biaya = Tidak diatur AND Jangka waktu = 1 Tahun AND Plafond pembiayaan = 100 juta AND Suku bunga DP = (13%-15%) AND Suku bunga PD = (10%-12,54%) THEN

Produk = KMK (Kredit Modal Kerja) BPR 2. Rule 2 :

IF

Laporan = Laporan 1 AND Biaya = 1,25 % AND Jangka waktu = 3 Tahun AND Plafond pembiayaan = 100 juta AND Suku bunga DP = (13%-15%) AND Suku bunga PD = (10%-12,54%)

THEN

(44)

Untuk hasil rancangan rule pada setiap hasil rancangan tabel reduksi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

3.3 Desain Arsitektur

Desain arsitektur seperti terlihat pada Gambar menggambarkan hubungan antara elemen-elemen utama, seperti terlihat dalam gambar 3.4.

Generate Rule

Database user Interface

Pemakai

Inference engine Database

Pakar

KnowLedgeBase Interface

Pakar Verifikasi

Pakar

Pemakai

1. Laporan Rule yang suda dibuat oleh pakar 2. Laporan jawaban user

Output :

Gambar 3.4 Desain Arsitektur

Keterangan dalam gambar 3.4 adalah sebagai berikut : 1. Interface Pakar / Teknisi

(45)

2. Generate Rule

Proses generating rule dijalankan untuk membentuk aturan-aturan dari desain pakar melalui treeview.

3. Verifikasi

Proses verifikasi dijalankan bila ada penambahan atau perubahan rrule, karena rule tersebut sebelumnya sudah ada pada sistem Digunakan untuk melakukan validasi aturan-aturan agar tidak terjadi redudant rules, conflicting rules,dan circular rules sehingga menghasilkan sistem yang benar.

4. Database Pakar

Digunakan untuk mengembangkan basis pengetahuan apabila pakar ingin menambah, mengedit, atau menghapus rule. Dalam sistem ini database pakar dibagi menjadi enam yaitu KnowLedgeBase, Tabel_Child, Tabel_Node, SetRuleLaporan, OutputLaporan, DataProduk masing-masing berfunsi untuk: a. KnowLedgeBase digunakan untuk menyimpan rule yang sudah dibuat

oleh pakar berdasarkan treeview yang telah dibuat.

b. Tabel_Node digunakan untuk menyimpan tiap-tiap node dalam treeview. c. Tabel_Child digunakan untuk menyimpan tiap-tiap child berdasarkan node

yang ada pada treeview.

d. SetRuleLaporan digunakan untuk menyimpan hasil rule laporan yang sudah di generate.

e. OutputLaporan digunakan untuk menyimpan macam-macam output laporan.

(46)

5. Interface Pemakai

Interface pemakai bagi user untuk berinteraksi dengan sistem, yaitu dengan menginputkan fakta-fakta untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.

6. Database User

Digunakan untuk menyimpan hasil konsultasi dari user. Database user yaitu table konsultasi digunakan untuk menyimpan fakta-fakta yang diinputkan berserta hasilnya. Database user terdiri dari :

a. JawabanUser digunakan untuk menyimpan data hasil dari jawaban user. 7. Inference Engine

Mekanisme inferensi yang digunakan adalah Forward Chaining yaitu proses penalaran dengan melakukan penelusuran yang dimulai dari data-data yang ada untuk mencari suatu konklusi sementara sampai akhirnya berhenti setelah menghasilkan sebuah kesimpulan akhir, yaitu suatu pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya.

9. Output

a. Output dari desain pakar adalah database dengan nama tabel KnowLedgeBase dan file text yang berisi himpunan aturan-aturan.

b. Output dari desain user adalah hasil akhir dari proses Inference Engine yaitu hasil pemilihan produk beserta spesifikasi produk tersebut serta berupa laporan hasil jawaban user.

3.4 Perancangan Diagram Alir

(47)

2. Diagram Alir Sistem untuk Proses Desain RuleSetProduk. 3. Diagram Alir Sistem untuk Proses Verifikasi.

4. Diagram Alir Sistem untuk Proses Inference Engine.

Dengan adanya tahapan proses tersebut diharapkan pakar pada PT. PNM cabang Surabaya dapat mempermudah untuk memaintenance pemilihan produk.

3.4.1 Diagram alir sistem untuk user

Diagram Alir Sistem untuk user ini berfungsi untuk melakukan proses pencarian produk yang sesuai dengan User sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan rule yang ada. Diagram Alir Sistem untuk User dapat dilihat pada gambar 3.5.

 

(48)

Diaram Alir Sistem untuk user dimulai dari user menjawab pertanyaan, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat dari database parameter produk, setelah user menjawab beberapa pertanyaan, sistem akan melakukan konfirmasi apakah jawaban sesuai, jika Ya maka jawaban user akan disimpan dalam tabel Inference Engine jika tidak maka user akan mngulangi menjawab pertanyaan. Setelah itu sistem akan mengeluarkan output produk yang sesuai dengan jawaban user, kemudian sistem akan melakukan konfirmasi lagi apakah user akan

mencetak jawaban jika Ya maka sistem akan memberikan laporan hasil pemilihan produk, jika Tidak maka proses selesai.

3.4.2 Diagram alir sistem untuk proses desain rule set produk

(49)

 

Gambar 3.6 Diagram Alir Sistem untuk Pakar dalam Proses Desain Rule Set Produk

(50)

yang sudah didisain oleh pakar akan disimpan dalam database KnowLedgeBase, setelah proses simpan maka sistem akan melakukan konfirmasi apakah pakar ingin melihat rule tersebut atau tidak, jika ya maka sistem akan menyimpan rule itu dalam file txt, jika tidak maka proses selesai.

3.4.3 Diagram alir sistem untuk proses verifikasi

(51)

Gambar 3.7 Diaram Alir Sistem untuk Proses Verifikasi

3.4.4 Diagram alir sistem untuk proses Inference Engine

Diagram alir sistem untuk Proses Inference Engine menjelaskan proses penelusuran atau searching untuk menentukan jawaban yang tepat. Inference Engine akan menerima respon berupa data yang didapat dari user, kemudian melakukan proses terhadap basis pengetahuan yang dimiliki.

(52)

Pada gambar 3.8 menjelaskan proses Inference Engine dengan menggunakan metode Forward Chaining.

Mulai

Cek Fakta dalam base Rule

Parameter Produk

Detil Parameter Produk Knowledge Base

Sistem

Set telah terjawab

Kesimpulan produk yang dipilih

Selesai Y

T

 

Gambar 3.8 Diagram Alir Sistem untuk Proses Inference Engine

3.5 Struktur Tabel Database

Struktur tabel database menjelaskan fungsi dari masing-masing tabel yang ada dalam aplikasi Sistem Pakar Pemlihan Produk Pada PT. PNM Surabaya dengan Metode Forward Chaining. Adapun struktur tabel Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT. PNM Surbaya adalah sebagai berikut :

1. Nama Tabel : Login Primary Key : UserName Foreign Key : -

(53)

Tabel 3.3 Login

No Field Type Length Key

1 UserName varchar 50 PK

2 Password varchar 50 -

3 IdJabatan varchar 50 -

UserLevel varchar 50  ‐ 

2. Nama Tabel : MasterId Primary Key : NamaTabel Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan, merubah, dan menambah Id Tabel 3.4 MasterId

No Field Type Length Key

1 NamaTabel Varchar 50 PK

2 LastId Integer 4 -

3. Nama Tabel : Jabatan Primary Key : Id_Jabatan Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan, merubah, dan menambah jabatan Tabel 3.5 Jabatan

No Field Type Length Key

1 IdJabatan varchar 50 PK

2 NamaJabatan varchar 50

-4. Nama Tabel : DataProduk Primary Key : Id_Produk Foreign Key : -

(54)

Tabel 3.6 DataProduk

No Field Type Length Key

1 IdProduk varchar 50 PK

2 NamaProduk varchar 50 -

3 Keterangan varchar 200 -

5. Nama Tabel : KelengkapanDokumen Primary Key : IdDokumen

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data kelengkapan dokumen yang harus atau tidak harus dimiliki oleh customer

Tabel 3.7 KelengkapanDokumen

No Field Type Length Key

1 IdDokumen varchar 10 PK

2 NamaDokumen varchar 50 -

3 Status varchar 30 -

6. Nama Tabel : KnowLedgeBase Primary Key : IdRule

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan aturan-aturan produk yang ada di PT. PNM cabang Surabaya

Tabel 3.8 KnowLedgeBase

No Field Type Length Key

1 IdRule numeric 9 PK

2 Biaya varchar 255 -

3 JangkaWaktu varchar 255 -

4 Laporan varchar 255 -

5 Plafond varchar 255 -

(55)

Tabel 3.8 KnowLedgeBase ( Lanjutan )

No Field Type Length Key

7 SukuBUngaPD varchar 50 -

8 Result varchar 50 -

7. Nama Tabel : Tabel_Child Primary Key : NamaChild Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan NamaChild yang ada di treeview Tabel 3.9 Tabel_Child

No Field Type Length Key

1 NamaChild varchar 255 PK

2 NamaNode varchar 255 -

8. Nama Tabel : NamaNode Primary Key : NamaNode Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan NamaNode yang ada di treeview Tabel 3.10 Tabel_Node

No Field Type Length Key

1 NamaNode varchar 255 PK

9. Nama Tabel : SetRuleLaporan Primary Key : IdLaporan Foreign Key : -

(56)
[image:56.612.103.509.262.517.2]

Tabel 3.11 SetRuleLaporan

No Field Type Length Key

1 IdLaporan numeric 9 PK

2 Laporan1 varchar 20 -

3 Laporan2 varchar 20 -

4 Laporan3 varchar 20 -

5 Laporan4 varchar 20 -

6 Laporan5 varchar 20 -

7 Result varchar 50 -

10. Nama Tabel : InferenceEngine Primary Key : IdUser

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan jawaban user Tabel 3.12 InferenceEngine

No Field Type Length Key

1 IdUser varchar 50 PK

2 Biaya varchar 50 -

3 JangkaWaktu varchar 50 -

4 Plafon varchar 50 -

5 SukuBungaDP varchar 50 -

6 SukuBungaPD varchar 50 -

7 Result varchar 50 -

8 Waktu varchar 50 -

3.6 Desain Input/Output

Adapun desain input output yang ada untuk aplikasi Sistem Pakar Pemilihan Prduk pada PT. PNM Surabaya dengan Metode Forward Chaining dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Form untuk pakar dan untuk user.

(57)

Pada waktu aplikasi sistem pakar pemilihan produk pada PT. PNM Surabaya ini dijalankan maka form pertama kali yang muncul adalah form loading. Form loading pada aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Desain Input/Output Form Loading

2. Desain Input/Output Form Menu Utama

Setelah proses loading selesai maka form yang akan muncul adalah form menu utama yang dapat dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Desain Input/Output Form Menu Utama

Pada desain input/output terdapat menu File yang berisi Form Login, Logout, dan Exit, sedangkan pada menu Maintenance berisi Form Data User, Form

APLIKASI

SISTEM PAKAR PEMILIHAN PRODUK

(58)

Data Jabatan, Form Data Produk, Form Data Kelengkapan Dokumen, dan Rule berisi Form Desain Rule Set Laporan, Form Desain Rule Produk dan Form Generate Rule Per Set.

3. Desain Input/Output Form Login

Desain Input/Ouput Form Login dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Desain Input/Output Form Login

Form Login pada gambar 3.11 berfungsi untuk masuk ke dalam sistem, apabila pakar berhasil melakukan proses login maka pakar dapat memaintenance data yang tedapat pada sistem.

4. Desain Input/Output Form Maintenance Data User

Desain Input/Output untuk Form Maintenance Data User dapat dilihat pada gambar 3.12.

..:: LOGI N ::..

U se rN a m e :

Pa ssw ord :

J a ba t a n :

(59)

Gambar 3.12 Desain Input/Output Form Maintenance Data User

a. Tombol Baru digunakan untuk membuat data user yang baru

b. Tombol Simpan digunakan untuk menyimpan data user kedalam database c. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah data user

d. Tombol Hapus digunakan untuk menghapus data user yang sudah dibuat e. Tombol Keluar digunakan untuk keluar dari form Data User

5. Desain Input/Output Form Maintenance Data Jabatan

(60)

Gambar 3.13 Desain Input/Output Form Maintenance Data Jabatan

a. Tombol Baru digunakan untuk membuat data jabatan yang baru

b. Tombol Simpan digunakan untuk menyimpan data jabatan kedalam database

c. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah data jabatan

d. Tombol Hapus digunakan untuk menghapus data jabatan yang sudah dibuat

e. Tombol Keluar digunakan untuk keluar dari form data jabatan

6. Desain Input/Output Form Maintenance Data Produk

(61)

Gambar 3.14 Desain Input/Output Form Maintenance Data Produk

a. Tombol Baru digunakan untuk membuat data produk yang baru

b. Tombol Simpan digunakan untuk menyimpan data produk kedalam database

c. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah data produk

d. Tombol Hapus digunakan untuk menghapus data produk yang sudah dibuat

e. Tombol Keluar digunakan untuk keluar dari form Maintenance data produk

7. Desain Input/Output Form Maintenance Data Kelengkapan Dokumen

(62)

Gambar 3.15 Desain Input/Output Form Maintenance Kelengkapan Dokumen

a. Tombol Baru digunakan untuk membuat data kelengkapan dokumen yang baru

b. Tombol Simpan digunakan untuk menyimpan data kelengkapan dokumen kedalam database KelengkapanDokumen

c. Tombol Ubah digunakan untuk mengubah data kelengkapan dokumen d. Tombol Hapus digunakan untuk menghapus data kelengkapan yang sudah

dibuat

e. Tombol Keluar digunakan untuk keluar dari form Data kelengkapan

8. Desain Input/Output Form Desain Generate SetRuleLaporan

(63)

Decision Tabel SetRuleLaporan

 

Gambar 3.16 Desain Input/Output Form SetRuleLaporan

9. Desain Input/Otput Form Desain Set Rule Produk

Desain Input/Output untuk Form Desain Rule Set Produk dapat dilihat pada gambar 3.17.

Generate

(64)
[image:64.612.98.512.79.490.2]
(65)

60

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1Implementasi

Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun, dikembangkan menggunakan pemrograman Microsoft Visual Studio 2005 yang terintegrasi dengan Microsoft SQL Server 2000 sebagai database.

Implementasi program adalah implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga dengan adanya implementasi ini dapat dipahami jalannya suatu Sistem Pakar untuk pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining dengan jelas. Terlebih dahulu User harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan oleh sistem agar aplikasi sistem pakar dapat berjalan dengan baik dan tanpa terjadi hambatan.

4.1.1 Kebutuhan perangkat keras

Agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan aplikasi Sistem Pakar untuk Pemilihan Produk Pada PT. PNM cabang Surabaya dengan Metode Forward Chaining ini dibutuhkan beberapa persyaratan minimal yang harus dipenuhi, agar aplikasi dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan minimal perangkat keras adalah sebagai berikut:

a. Processor Pentium IV 600 Mhz atau lebih. b. Memory 256 Mb.

(66)

d. Vga 16 Mb. e. Monitor SVGA. f. Keyboard dan Mouse.

4.1.2Kebutuhan perangkat lunak

Kebutuhan perangkat lunak untuk yang dibutuhkan adalah: a. Sistem operasi Windows 98/XP/2000/NT.

b. Penyimpanan Database adalah Microsoft SQL Server 2000. c. Aplikasi program adalah Microsoft Visual Studio 2005. d. Microsoft Office Visio Profesional 2003/2007.

e. Power Designer 6.0. f. Adobe Photoshop 7 CS 2.

4.1.3 Instalasi program dan pengaturan sistem

Pengembangan aplikasi ini membutuhkan perangkat lunak yang sudah terinstalasi, adapun tahapan-tahapan instalasi dan pengaturan sistem, yaitu : 1. Install sistem operasi Windows 98/Me/2000/Xp.

2. Install aplikasi program Microsoft Visual Studio 2005. 3. Install aplikasi databaseMicrosoft SQL Server 2000. 4. Install aplikasi laporanSeagate Crystal Report 7.01.

4.2Penjelasan Pemakaian Program

(67)

interface dimana tiap-tiap interface tersebut memiliki peran masing-masing didalam sistem ini, interface-interface tersebut yaitu:

[image:67.612.103.514.130.660.2]

 

Gambar 4.1. Tampilan Menu Utama User  

 

(68)
[image:68.612.99.514.226.509.2]

Pada tampilan gambar 4.1 merupakan form utama User yang dapat digunakan oleh semua pakar yang ingin menggunakan program sistem pakar pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya. Sedangkan pada tampilan gambar 4.2 merupakan Tampilan form utama pakar setelah melakukan login terlebih dahulu. Pada keseluruhan form utama ini terdapat terdapat beberapa menu yang terletak pada bagian atas antara lain :

a. Tampilan Maintenance data pakar b. Tampilan Maintenance data jabatan c. Tampilan Maintenance data produk

d. Tampilan Maintenance data kelengkapan dokumen

 

4.2.1 Tampilan login

(69)
[image:69.612.102.521.73.492.2]

   

Gambar 4.3 Tampilan Login

Tampilan ini berfungsi untuk login agar bisa masuk ke dalam sistem. Menu login ini digunakan untuk masuk kedalam sistem. UserID dan Password yang digunakan akan menentukan siapa yang berhak untuk mengoperasikan sistem, yaitu pakar.

 

4.2.2 Tampilan pakar untuk maintenance data login

(70)
[image:70.612.102.514.76.488.2]

Gambar 4.4 Tampilan maintenance data login

4.2.3 Tampilan pakar untuk maintenance jabatan

(71)
[image:71.612.102.513.76.482.2]

Gambar 4.5 Tampilan Maintenance Jabatan

4.2.4 Tampilan pakar untuk maintenance produk

(72)
[image:72.612.103.512.77.490.2]

Gambar 4.6 Tampilan Maintenance Produk

4.2.5 Tampilan pakar untuk maintenance kelengkapan dokumen

(73)
[image:73.612.104.511.76.494.2]

Gambar 4.7 Tampilan Kelengkapan Dokumen

4.2.6 Tampilan pakar untuk proses generate rule set laporan

(74)
[image:74.612.104.509.80.494.2]

Gambar 4.8 Tampilan Proses Generate Rule Set Laporan

4.2.7 Tampilan pakar untuk proses disain rule set produk

(75)
[image:75.612.104.513.82.488.2]

Gambar 4.9 Tampilan Proses Disain Rule Set Produk

4.2.8 Tampilan pakar untuk proses ubah child treeview

(76)
[image:76.612.104.513.80.495.2]

Gambar 4.10 Tampilan Proses Ubah Child Treeview

4.2.9 Tampilan pakar untuk proses cetak laporan jawaban user

(77)
[image:77.612.101.513.76.510.2]

Gambar 4.11 Tampilan Proses Cetak Laporan Jawaban User

4.2.10 Tampilan pertanyaan user

(78)
[image:78.612.101.510.78.669.2]

Gambar 4.12 Tampilan Pertanyaan User Bagian Pertama

(79)

4.2.11 Tampilan cetak laporan jawaban User

[image:79.612.103.510.190.481.2]

Apabila user sudah menjawab semua pertayaan maka User dapat langsung mencetak laporan. Tampilan form cetak laporan hasil jawaban User dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Tampilan Cetak Laporan Jawaban User

4.3Evaluasi Sistem

(80)

coba dan evaluasi bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi telah dibuat dengan benar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang diharapkan. Kekurangan atau kelemahan aplikasi pada tahap ini akan dievaluasi sebelum diimplementasikan secara nyata. Proses pengujian menggunakan Black Box Testing dimana aplikasi ini akan diuji dengan melakukan berbagai percobaan untuk membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan.

Uji coba sistem pada program yang telah dibuat untuk evaluasi di peroleh hasil evaluasi sebagai berikut:

1. Sistem dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan spesifikasi produk kepada User.

2. Untuk memastikan adanya kecocokan antara sistem dengan apa yang sistem kerjakan (rule base) pada sistem ini dapat dihandle dengan proses verifikasi. 3. Sistem ini menghasilkan himpunan aturan yang disimpan dalam file text

berdasarkan rule yang dibuat pada desain list aturan.

Selain itu juga dilakukan testing pada program yang dibuat untuk memastikan apakah sistem yang dibuat bekerja dengan baik atau tidak.

 

4.4 Testing Kinerja Sistem

(81)

kemudian dilanjutkan dengan proses inferensi yaitu pengecekan jawaban User dengan rule yang sudah dibuat oleh pakar. Dari serangkaian uji coba yang telah dilakukan maka didapat hasil sebagai berikut yaitu:

Contoh :

Seorang User dengan Id User USR00013 menggunakan aplikasi ini pada tanggal 11 September 2008 dan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

1. Biaya : >1,25% 2. Jangka Waktu : 1 Tahun 3. Laporan : Laporan 1 4. Plafond : 100 juta 5. Suku bunga DP : (13-15)% 6. Suku bunga PD : (10-12,54)%

(82)
[image:82.612.103.512.75.681.2]

Gambar 4.15 Testing Pertanyaan Bagian Pertama User

(83)
[image:83.612.102.510.77.666.2]

Gambar 4.17 Tampilan Laporan Jawaban User

(84)

Berdasarkan contoh diatas, sistem ini sangat membantu dalam hal proses pemilihan produk pada PT. PNM cabang Surabaya dan membantu pakar dalam merancang aturan pemilihan produk. Dimana data-data yang digunakan adalah data yang sudah terkondisi berdasarkan dari hasil rancangan reduksi. Hasil implementasi dan uji coba sistem ini dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan pada sistem telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

4.4.1 Uji coba manipulasi data login

[image:84.612.102.512.272.699.2]

Uji coba manipulasi data login adalah uji coba untuk menyimpan, menambah, mengubah, dan menghapus data login. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah manipulasi data login dapat dilakukan melalui aplikasi. Uji coba manipulasi data login dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Uji Coba Manipulasi Data Login Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

Diharapkan Status 1 Menyimpan data login yang baru kedalam tabel login.

User name, password, jabatan, user level,

kemudian menekan tombol simpan.

Data yang sudah dibuat berhasil masuk kedalam datagrid user.

Sukses.

2 Mengubah data login dari tabel login.

Mengklik salah satu nomor yang ada dalam datagrid user, kemudian menekan tombol ubah.

Data yang sudah diubah masuk ke dalam datagrid user.

Sukses.

3 Hapus data dari tabel login.

Mengklik salah satu nomor yang ada dalam datagrid user, kemudian menekan tombol hapus.

Data yang sudah dihapus tidak ada dalam datagrid user.

(85)

Tabel 4.1 Uji Coba Manipulasi Data Login ( Lanjutan ) Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status 4 Menghindari

[image:85.612.105.512.106.470.2]

data user name pada tabel login.

Password, jabatan, user level,

kemudian menekan tombol simpan

Muncul pesan ”User name harus diisi”.

Sukses.

5 Menghindari data password pada tabel login.

User name, jabatan, user level, kemudian

Gambar

Gambar 2.5 Lingkup Bisnis PT. PNM
Gambar 3.1 Block Diagram Pemilihan Produk Pada PT. PNM Surabaya Dengan Metode Forward Chaining
Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Pakar Pemilihan Produk Pada PT. PNM
Tabel 3.1 Decision Tabel Rule Set Laporan
+7

Referensi

Dokumen terkait

tidak mudah rusak dan tidak tercecer adalah dengan menyimpan pada sebuah tempat penyimpanan yang khusus untuk menyimpan perlengkapan touring sepeda motor.. Produk

018556715 IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENALAN TANAMAN TERPADU SL-PTT PADI TAHUN 2013 DI KABUPATEN SINTANG STUDI DI DESA GURUNG MALI KECAMATAN TEMPUNAK KABUPATEN

As’ad Amiruddin. Program Studi Pendididkan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Tujuan penelitian ini adalah

1. Mengasumsikan kerapatan bahan, jumlah jari-jari, radius-dalam hub, radius-luar hub dan radius-luar rim benda putar. Mengasumsikan radius-dalam rim. Menghitung panjang pendekatan

Alasan peneliti meneliti tradisi menguras sumur yaitu selain belum pernah diteliti peneliti juga mempunyai alasan yang lain yaitu (a) pemahaman masyarakat tentang tradisi

Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas

Bagaiman metode Forward Chaining yang diterapkan pada sistem pakar diagnosa kerusakan hardware pada laptop dapat membantu pengguna atau user dalam mendiagnosa dan

Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri yang selanjutnya disebut Prospek Mandiri, adalah program pemerintah c.q Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama dengan