• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGGUNAAN TEPUNG GARUT, TEPUNG UBI

JALAR DAN ONGGOK SEBAGAI PEREKAT

PELLET

TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS, LEMAK

ABDOMEN DAN ORGAN DALAM AYAM BROILER

FREDIANSYAH FIRDAUS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

FREDIANSYAH FIRDAUS. Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler. Dibimbing oleh YULI RETNANI dan SUMIATI

Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan tepung garut, ubi jalar dan onggok sebagai perekat pellet terhadap persentase bobot karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 32 ekor ayam broiler dari 240 ekor Day Old Chick yang dipelihara dalam kandang litter selama lima minggu. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: A1 = pakan basal, A2 : A1 + 2% tepung garut, A3 : A1 + 2% tepung ubi jalar dan A4 : A1 + 2% onggok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung garut, tepung ubi jalar dan onggok tidak mempengaruhi berat karkas, organ dalam dan lemak abdomen ayam broiler. Rata-rata persentase berat karkas, lemak abdomen, jantung, hati dan rempela pada penelitian ini adalah 64.03%-64.41%, 0.87%-1.14%. 0.58%-0.61%, 2.52%-2.79%, 2.09%-2.20%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh pada persentase berat karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler.

Kata kunci: broiler, karkas, lemak abdomen, organ dalam, perekat

ABSTRACT

FREDIANSYAH FIRDAUS. Evaluation of the Usage of Garut Flour, Sweet Potato and Onggok As Pellet Binder on Percentage of Carcass Weight, Abdominal Fat and Viscera of Broiler Chicken. Supervised by YULI RETNANI and SUMIATI.

The experiment was conducted to evaluation of the usage of garut flour, sweet potato, and onggok as pellet binder on percentage of carcass, abdominal fat and viscera of broiler chickens. Thirty two broilers were slaughtered from 240 Day Old Chiks were kept in litter house system for five weeks for this experiment. A Completely Randomized Design was used in this experiment with four treatments and four replications. The treatment diets were : A1 = the basal ration, A2 : A1 + 2% garut fluor, A3 = A1 + 2% sweat potato fluor and A4 = A1 + 2% onggok. The results showed that using of garut flour, sweet potato and onggok as pellet binder did not affect the persentage of carcass, abdominal fat and viscera of broiler chickens. The average of percentage of carcass weight, abdominal fat, heart, liver and gizzard in this experiment were 64.03%-64.41%, 0.87%-1.14%, 0.58%-0.61%, 2.53%-2.79% and 2.09%-2.20%. Conclusion of this research that treatments had not different effect on percentage of carcass weight, abdominal fat and viscera of broiler chicken.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

EVALUASI PENGGUNAAN TEPUNG GARUT, TEPUNG UBI

JALAR DAN ONGGOK SEBAGAI PEREKAT

PELLET

TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS, LEMAK

ABDOMEN DAN ORGAN DALAM AYAM BROILER

FREDIANSYAH FIRDAUS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas,

Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler Nama : Frediansyah Firdaus

NIM : D24080278

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc Pembimbing I

Dr Ir Sumiati, MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Ketua Departemen

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - Desember 2011, dengan judul Evaluasi Penggunaan Tepung Garut, Tepung Ubi Jalar dan Onggok sebagai Perekat Pellet Terhadap Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen dan Organ Dalam Ayam Broiler.

Terciptanya kondisi pakan yang berkualitas dengan struktur yang kompak dan tidak mudah hancur merupakan hal yang diinginkan oleh konsumen. Penggunaan bahan perekat pada saat pengolahan pakan menjadi salah satu pertimbangan untuk meningkatkan sifat fisik pakan ayam broiler untuk meningkatkan konsumsi pakan dan memperbaiki performa ayam broiler. Kolaborasi antara perekat yang tepat dan tidak memberikan dampak negatif menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan tepung garut, tepung ubi jalar dan onggok sebagai perekat pellet terhadap persentase bobot karkas, lemak andomen dan organ dalam ayam broiler.

Peran aktif dan kontributif penelitian ini mudah-mudahan dapat memberikan informasi positif mengenai pentingnya menjaga kualitas pellet dengan penambahan perekat dengan harga terjangkau dan tidak memberikan dampak negatif bagi ayam broiler.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

METODE 3

Bahan Penelitian 3

Kandang dan Peralatan 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur Percobaan 4

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil Analisis Bahan Perekat Pellet 7

Hasil Analisis Proksimat Pakan Perlakuan 7

Rataan Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdomen Ayam

Broiler 8

Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Organ Dalam dan Saluran Pencernaan

Ayam Broiler 9

SIMPULAN 11

SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 16

UCAPAN TERIMA KASIH 17

DAFTAR TABEL

1 Komposisi dan perhitungan nutrient pakan ayam broiler 4

2 Kandungan nutrien bahan perekat alami (% BK)* 7

3 Kandungan nutrient pakan bentuk pelet berdasarkan analisis (% BK)* 7 4 Rataan bobot badan akhir, persentase karkas dan lemak abdomen ayam

broiler 9

5 Rataan konsumsi serat kasar (SK) setiap minggu (gr ekor-1) 9

6 Rataan persentase organ dalam ayam broiler 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam bobot badan akhir ayam broiler 14

2 Sidik ragam bobot karkas 14

3 Sidik ragam persentase karkas 14

(13)

5 Sidik ragam persentase lemak abdomen 14

6 Sidik ragam persentase bobot jantung 14

7 Sidik ragam persentase bobot hati 14

8 Sidik ragam persentase bobot rempela 15

9 Sidik ragam panjang duodenum 15

10 Sidik ragam panjang jejenum 15

11 Sidik ragam panjang ileum 15

(14)

PENDAHULUAN

Pakan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas memegang peranan penting dalam menentukan produktivitas ternak dan efisiensi pemeliharaan ayam broiler. Pakan berkualitas tidak hanya ditinjau dari segi nutrisi namun juga dari bentuk fisik. Bentuk fisik yang baik akan meningkatkan konsumsi pakan dan memperbaiki performa ayam broiler. Salah satu bentuk pakan yang biasa diberikan adalah bentuk pellet.

Pellet merupakan salah satu bentuk pakan yang dapat digunakan sebagai pakan ayam broiler. Pellet merupakan pakan yang dipadatkan, dikompakkan melalui proses mekanik. Pellet dapat dicetak dalam bentuk gumpalan dan silinder kecil yang berbeda diameter, panjang dan tingkat kekuatannya (Ensminger et al. 1990). Kendala penggunaan pakan bentuk pellet yaitu mudah mengalami kerusakan pada saat pengangkutan dan penyimpanan karena strukturnya yang kurang kuat dan mudah hancur. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan bahan perekat saat pembuatan pakan sehingga pellet yang dihasilkan akan lebih baik. Perekat merupakan suatu bahan yang berfungsi untuk mengikat komponen dalam pakan bentuk pellet sehingga strukturnya tetap kompak dan kuat. Bahan perekat yang dapat kita gunakan dalam proses pengolahan antara lain onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut. Bahan perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut mengandung pati yang merupakan bahan pembentuk zat perekat (gel). Pati akan membentuk gel yang sangat membantu dalam proses pembuatan pakan agar menjadi lebih padat, keras dan tidak mudah pecah (Rasidi 1997).

Rahmayeni (2002) melaporkan bahwa penambahan onggok sebesar 2% dapat menjadi perekat pellet ayam broiler. Hal yang sama pula diberlakukan terhadap bahan perekat tepung garut dan ubi jalar dengan kadar penambahan 2%, diharapkan dapat menjadi bahan perekat pellet. Onggok merupakan hasil samping industri tapioka yang berbentuk padat (Supriyati et al. 2005). Menurut Retnani et al. (2009), onggok memiliki kandungan pati berkisar 69.9% dengan persentase hasil produksi sebesar 5%-10% umbi segar. Farada (2012) melaporkan bahwa penambahan onggok sebagai perekat pellet dengan taraf 2% melalui proses pemanasan dengan steam 45 menit dapat digunakan sebagai perekat pakan broiler bentuk crumble.

Ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan sumber pangan yang efisien dalam memproduksi karbohidrat. Ubi jalar yang baru dipanen mengandung 16%-40% BK yang terdiri atas karbohidrat 75%-90% (Flanch dan Rumawas 1996). Tepung ubi jalar merupakan tanaman potensial yang mengandung pati sebesar 66.7%-70.7% (Hamed et al. 1973). Kandungan pati tersebut dapat digunakan sebagai perekat bagi pakan berbentuk pellet.

(15)

2

bahan perekat pakan. Berdasarkan penelitian Mariati (2001), kandungan pati pada tepung garut berkisar antara 29.67%-31.34%.

Nilasari (2012) menyatakan bahwa perekat tepung ubi garut, ubi jalar dan onggok sangat nyata (p<0.01) berpengaruh terhadap sudut tumpukan, kerapatan tumpukan dan Pellet Durability Index (PDI). Pellet berperekat tepung garut, ubi jalar dan onggok tidak ditemukan serangga selama penyimpanan enam minggu. Jenis perekat yang paling baik dalam mempertahankan kualitas pellet adalah onggok, karena paling baik dalam mempertahankan kekuatan dan kekokohan fisik pellet dengan nilai kerapatan pemadatan tumpukan (0.639±0.01 g ml-1), kerapatan tumpukan (0.57±0.01 g ml-1), ketahanan benturan pellet (94.48±3.18 %) dan PDI (83.54±12.77 %).

Nilai efisiensi pakan ayam broiler dapat dilihat dari hasil bobot badan akhir yang diperoleh, lemak abdomen yang terdapat pada tubuh ternak dan berapa banyak daging dalam bentuk karkas yang diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengamatan berat karkas dan lemak abdomen pada ayam broiler.

McNitt (1983) menyatakan bahwa persentase bobot karkas ayam broiler berkisar 65%-75%. Persentase karkas akan meningkat sejalan dengan peningkatan berat hidup, genetik dan laju pertumbuhan komposisi tubuh meliputi distribusi berat, komposisi kimia dan komponen karkas (Soeparno 1994). Lemak abdomen merupakan lemak yang terdapat pada bagian tubuh ayam di sekitar perut. Apabila lemak dalam pakan meningkat maka bobot badan dan persentase lemak abdomen juga meningkat. Persentase lemak abdomen pada ayam berkisar antara 2.64%-3.3% (North and Bell 1990).

Kerja dari organ dalam diduga pula akan terpengaruh oleh pakan yang diberikan sehingga dilakukan pula pengamatan terhadap organ dalam ayam broiler. Jantung adalah organ yang memegang peranan penting dalam peredaran darah dari jantung ke semua sel di dalam tubuh dan mempunyai empat ruang yaitu dua atrium dan dua ventrikel (North and Bell 1990). Dalam keadaan normal persentase bobot jantung unggas berkisar antara 0.5%-1.42% dari bobot badan (Nickel et al. 1977). Hati mempunyai fungsi kompleks diantaranya berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, metabolisme protein, metabolisme karbohidrat, metabolisme zat besi, fungsi detoksifikasi dan penyimpanan vitamin. Kelainan pada hati ditandai dengan adanya perubahan warna, pembengkakan, pengecilan pada salah satu lobi atau tidak adanya kantung empedu (Ressang 1984). Rempela merupakan organ terpenting dalam sistem pencernaan unggas yang terletak diantara proventrikulus dangan batas atas duodenum. Bagian dalam rempela terdapat lapisan yang sangat keras dan kuat yang berwarna kuning yang dapat dilepaskan. Otot rempela akan berkontraksi apabila ada makanan yang masuk ke dalamnya (North and Bell 1990). Putnam (1991) menyatakan bahwa berat rempela ayam broiler berkisar antara 1.6%-2.3% dari berat hidup.

(16)

3 bersambungan dengan usus besar (Frandson 1992). Usus halus mempunyai jutaan benjolan kecil yang disebut vili dan melalui vili tersebut bahan pakan diserap dan masuk ke dalam sel darah. Usus besar terdiri dari sekum yang merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri dari bagian yang naik, mendatar dan turun. Seka terletak antara usus halus dan usus besar (Gillespie 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung garut, tepung ubi jalar dan onggok sebagai perekat pellet pakan ayam broiler terhadap persentase karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler.

METODE

Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 240 ekor DOC (Day Old Chick) ayam broiler CP 707 yang dipelihara selama 35 hari dan pada akhir penelitian diambil sampel sebanyak 32 ekor ayam untuk pengamatan organ dalam. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan basal yang diberi bahan perekat tepung ubi jalar, tepung garut atau onggok masing-masing sebanyak 2%. Bahan baku penyusun pakan antara lain dedak padi, jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, MBM, CPO, DL-Methionin, CaCO3, L-lysin, tepung garut, tepung ubi jalar, dan onggok. Susunan dan kandungan nutrien pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang sistem litter (beralaskan sekam padi), yang terdiri atas 16 petak berukuran 1.5 m x 1.5 m x 1 m dan pada setiap petak diisi 15 ekor ayam. Setiap petak kandang dilengkapi dengan dua buah tempat pakan, dua buah tempat air minum dan lampu pijar 60 watt sebagai pemanas (brooder). Brooder digunakan sampai ayam berumur 14 hari. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan pakan yaitu mesin pellet farm feed pelleter. Penimbangan pakan dan ayam digunakan timbangan kasar 5 kg, selain itu digunakan peralatan prosessing seperti pisau (cutter), pinset, gunting bedah, timbangan digital (empat digit) dan meteran untuk pengamatan organ dalam.

Lokasi dan Waktu Penelitian

(17)

4

Prosedur Percobaan

Pembuatan Pakan

Semua bahan baku penyusun pakan ditimbang sesuai dengan persentase penggunaan bahan dalam komposisi pakan. Komposisi yang digunakan yaitu pakan broiler starter dengan kandungan protein kasar 22% dan energi metabolis 3050 kkal/kg pakan dibuat berdasarkan Leeson dan Summers (2005). Formulasi pakan dibuat dengan menggunakan metode trial and error. Formula pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Pencampuran pakan dilakukan dari bahan baku dengan persentase paling besar. Campuran yang sudah homogen dimasukkan dalam mesin farm feed pelleter untuk dibentuk pellet dengan ukuran 3.5mm, setelah itu pellet didinginkan. Pakan yang sudah berbentuk pellet dikemas dalam karung dengan kapasitas 50 kg.

Tabel 1 Komposisi dan kandungan nutrien pakan ayam broiler penelitian Bahan Pakan tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Persiapan Kandang

(18)

5 Pemeliharaan Ayam

Sebelum dilakukan penimbangan dan pengacakan, DOC yang baru datang diberi air minum yang mengandung larutan gula 2% dengan tujuan menyediakan energi yang dapat diserap secara langsung oleh saluran alat pencernaan ayam dalam menggantikan energi yang hilang akibat stres selama pengangkutan. Setelah satu sampai dua jam pakan disiapkan pada feeder tray yang terbuat dari kardus bekas tempat DOC yang ditempatkan dekat dengan pemanas.

Lampu pijar 60 watt sebagai pemanas dinyalakan selama 24 jam sampai ayam berumur 14 hari atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan, untuk selanjutnya lampu hanya berfungsi sebagai penerang yang dinyalakan pada saat menjelang malam atau pada saat cuaca mendung dan dingin. Tirai yang berfungsi sebagai pelindung, dipasang setelah kandang disterilkan sehingga seluruh bagian kandang tertutupi sampai ayam berumur 15 hari dan hari berikutnya hanya dipasang setengah bagian dinding kandang dan dipasang hanya pada malam hari untuk melindungi ayam dari udara dingin.

Pakan dan air minum diberikan ad libitum, pencucian tempat air minum dilakukan setiap hari sebelum penggantian air minum. Pencegahan stres dilakukan dengan pemberian Vitastress pada air minum selama satu minggu pertama dan dua hari sebelum dan sesudah vaksinasi dan penimbangan bobot badan ayam. Penimbangan bobot badan ayam dilakukan sekali dalam seminggu demikian juga penimbangan pakan dan sisanya.

Pada hari ke-35 dilakukan pemanenan. Tiga puluh dua ekor ayam (dua ekor dari masing-masing petak) diambil dan dipuasakan selama ±12 jam, setelah itu dilakukan penimbangan bobot badan akhir dan kemudian dilakukan pemotongan. Ayam yang sudah dipotong dicelupkan ke dalam air panas selama ±2 menit kemudian bulunya dicabuti, setelah itu ayam dibedah untuk diambil organ dalamnya. Organ dalam yang terdiri dari hati, jantung, rempela, usus halus dan seka yang sudah dipisahkan dibersihkan dengan tujuan untuk menghilangkan sisa-sisa pencernaan dan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Pada usus halus dan seka dilakukan pengukuran panjang dan pengukuran ketebalan usus dengan cara memotong bagian usus halus (duodenum, jejenum dan ileum) sepanjang 10 cm kemudian dilakukan penimbangan.

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan sebagai berikut:

A1 = Pakan basal tanpa perekat;

A2 = Pakan A1 + bahan perekat onggok 2 %;

A3 = Pakan A1 + bahan perekat tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan A1 + bahan perekat tepung garut 2%.

Model matematika dari rancangan percobaan tersebut adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2006) :

(19)

6

Keterangan :

Yij = Perlakuan pengolahan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Eror (galat) perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam ANOVA (Steel dan Torrie, 1993).

Peubah yang Diamati 1. Bobot Karkas.

Bobot karkas yang dihitung dengan menimbang tubuh ayam yang telah dipotong pada umur 35 hari dikurangi dengan darah, bulu, kepala, kaki dan organ dalam selain paru - paru.

2. Persentase Karkas (%).

Persentase karkas merupakan nisbah antara bobot karkas dengan bobot hidup ayam dikalikan 100%.

3. Persentase Lemak Abdomen (%).

Lemak abdomen didapat dari lemak yang tedapat pada sekeliling gizzard dan lapisan yang menempel antara otot abdomen dan usus. Persentase lemak abdomen merupakan nisabah antara bobot lemak abdomen dengan bobot hidup ayam dikalikan 100%.

4. Persentase Bobot Jantung

Persentase bobot jantung diperoleh dari pembagian antara bobot jantung dengan bobot akhir ayam dikalikan 100%.

5. Persentase Bobot Hati

Persentase bobot hati diperoleh dari pembagian antara bobot hati dengan bobot badan akhir ayam dikalikan 100%.

6. Persentase Bobot Rempela

Persentase bobot rempela diperoleh dari pembagian antara bobot rempela dengan bobot badan akhir ayam dikalikan 100%.

7. Ketebalan Duodenum

Ketebalan duodenum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu penimbangan bobot 10 cm duodenum.

8. Ketebalan Jejenum

Ketebalan jejenum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu penimbangan bobot 10 cm jejenum.

9. Ketebalan Ileum

Ketebalan ileum diasumsikan dari bobot duodenum yaitu penimbangan bobot 10 cm ileum.

10.Panjang Relatif Usus Halus dan Seka

(20)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Bahan Perekat Pellet

Bahan perekat merupakan bahan yang mempunyai fungsi mengikat komponen-komponen pakan dalam bentuk pellet sehingga strukturnya tetap kompak (Raharjo 1997). Kandungan nutrien bahan perekat alami disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kandungan nutrien bahan perekat alami (% BK)* Nutrien

Bahan Perekat

Onggok Tepung Ubi Jalar Tepung Garut ---(%)---

Keterangan : *) Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan IPB (2012).

**) Hasil Analisis Laboratorium PAU Fakultas Teknologi Pangan IPB (2012)

Hasil Analisis Proksimat Pakan Perlakuan

Komposisi nutrien pakan akan tergantung pada bahan baku yang digunakan dalam penyusunan pakan. Hasil analisis laboratorium pakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kandungan nutrien pakan bentuk pelet berdasarkan analisis (% BK)*

Jenis Perekat**

(21)

8

yaitu sebesar 69.0%. Kandungan pati tepung ubi jalar menurut Hamed et al. (1973) berkisar antara 66.7%-70.7% dan hasil analisis menunjukkan perbedaan yang tidak berbeda jauh, yaitu sebesar 65.06%. Kandungan pati tepung garut menurut Mariati (2001) berkisar antara 29.67%-31.34%, dan hasil analisis menunjukkan perbedaan yang jauh, yaitu sebesar 63.97%. Hal ini diduga ada perbedaan umur panen tepung garut antar penelitian. Tingkat kematangan rimpang berumur 9 bulan telah mencapai umur optimal sebagai organ penyimpan makanan. Pada tahap selanjutnya, pati sebagai cadangan makanan mulai dirombak membentuk serat dan pertumbuhan tunas, sehingga kandungannya semakin menurun (Maulani et al. 2012)

Rataan Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdomen Ayam Broiler

Rataan bobot akhir, persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler setelah dipuasakan dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap bobot badan akhir ayam broiler. Jika melihat rendahnya bobot badan ayam broiler pada penelitian ini berkisar 939-1116 gram disebabkan rendahnya konsumsi ayam broiler yang disebabkan oleh tinggi nya kadar serat kasar pakan berkisar antara 8.3% - 9.13%. Kadar ini sudah sangat melampaui batas yang ditetapkan oleh SNI No. 01-3930.2006 (Direktorat Bina Produksi, 2006) yaitu maksimal 6%. Standar bobot badan ayam broiler CP 707 data PT Charoen Pokphand (2006) umur 5 minggu adalah 2049 gram. Semakin tinggi serat kasar dalam suatu bahan makanan maka semakin rendah daya cerna makanan tersebut.

Selanjutnya pengaruh suhu yang tinggi di siang hari pada saat dilakukan penelitian yang berada pada kisaran 32.09ºC-33.06ºC pada kandang ayam broiler ikut pula menjadi indikasi rendahnya konsumsi ayam broiler penelitian. Kuczynski (2002) melaporkan bahwa pemeliharaan ayam broiler sampai umur 35 hari pada suhu diatas 31ºC menyebabkan penurunan bobot badan mencapai 25%, jika dibandingkan dengan pemeliharaan pada suhu 21.1ºC-22.2ºC. Tingginya suhu lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehingga ternak mengalami cekaman panas. Ayam broiler termasuk hewan homeothermis dengan suhu nyaman 24ºC, akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan relative konstan antara lain melalui peningkatan frekuensi pernafasan dan jumlah konsumsi air minum serta penurunan konsumsi pakan. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah.

(22)

9 onggok, tepung ubi jalar atau tapung garut adalah 1,715.4-1,814.8 g ekor-1 lebih

rendah dibandingkan rataan konsumsi CP 707 standar PT Charoen Phokpand (2006) sebesar 3,283 g ekor-1.

Tabel 4 Rataan bobot badan akhir, persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler

Peubah

Jenis Pakan

A1 A2 A3 A4

Bobot Badan Akhir (g ekor-1

) 939±88.21 1116±118.94 1111±129.89 1079±77.62

Bobot Karkas (g ekor-1) 602±51.57 718±85.16 715±80.84 690±51.78

Persentase Karkas (%) 64.38±5.57 64.26±1.69 64.41±2.41 64.03±3.12

Bobot Lemak Abdomen (g) 7.58±2.57 11.25±3.04 11.90±3.74 12.87±2.63

Persentase Lemak Abdomen(%)

0.87±0.41 0.99±0.19 1.07±0.34 1.14±0.54

Keterangan : A1 = Pakan basal tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Tingginya serat kasar (SK) pakan menyebabkan semakin rendahnya daya cerna bahan makanan pada pakan tersebut sehingga membuat bobot karkas menurun. Rataan konsumsi SK tiap perlakuan yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan konsumsi serat kasar setiap minggu (g ekor-1)

Minggu Jenis

A1 A2 A3 A4

1 6.16±0.34 7.46±0.92 6.38±0.88 6.59±0.48

2 31.86±0.90 31.07±0.55 30.69±0.93 29.97±1.24

3 37.63±2.48 41.81±1.70 33.55±3.44 34.73±1.68

4 47.24±5.93 39.45±1.85 42.47±7.56 40.33±3.59

5 29.68±4.28 35.53±5.07 32.90±7.13 30.76±6.12

Jumlah 152.5±14.30 155.30±14.71 146.0±13.34 142.30±12.28

Keterangan : A1 = Pakan Kontrol tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Organ Dalam dan Saluran Pencernaan Ayam Broiler

(23)

10 Jantung

Persentase bobot jantung ayam broiler menurut Putnam (1991) sekitar 0.42%-0.70% dari bobot hidup. Rataan bobot jantung yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 0.58%-0.61% (Tabel 5), dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan perekat onggok, tepung garut dan tepung ubi jalar tidak mengganggu kinerja jantung dalam mengedarkan darah secara efisien ke dalam paru-paru untuk menyokong proses metabolisme tubuh (North dan Bell 1990).

Hati

Rataan persentase bobot hati yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 2.53%-2.79% dari bobot badan akhir. Bila kita bandingkan dengan kisaran bobot hati yang di laporkan oleh Putnam (1991) sebesar 1.7%-2.8% dari bobot badan, maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan perekat onggok, tepung garut dan tepung ubi jalar tidak bersifat racun yang dapat menyebabkan kinerja hati menjadi berlebih. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut tidak berpengaruh terhadap persentase bobot hati. Hati akan berfungsi sebagai detoksifikasi racun apabila terjadi kelainan pada hati yang ditunjukkan dengan pembesaran atau pengecilan hati (Ressang 1984).

Tabel 6 Rataan persentase organ dalam ayam broiler

Peubah Jenis Pakan

Seka (cm) 15.31±3.32 18.94±3.43 17.25±1.43 16.44±1.15

Seka (cm g-1

) 8.49±1.42 7.55±1.61 7.73±1.22 7.94±1.32

Keterangan : A1 = Pakan basal tanpa perekat; A2 = Pakan + perekat onggok 2 %; A3 = Pakan + perekat tepung ubi jalar 2%; A4 = Pakan + perekat tepung garut 2%.

(24)

11 Rempela

Menurut Putnam (1991) persentase bobot rempela berkisar antara 1.6%-2.3% dari bobot hidup, sedangkan rataan persentase bobot rempela ayam broiler pada penelitian ini adalah sekitar 2.09%-2.20%. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa rempela dapat bekerja normal pada penambahan bahan perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut. Persentase rempela yang berada di ambang batas yang diberikan oleh Putnam (1991) diduga karena penggunaan pakan yang berserat tinggi. Hal tersebut mengakibatkan rempela mengalami beban yang lebih besar untuk memperkecil ukuran partikel pakan secara fisik, akibatnya urat daging rempela akan lebih tebal sehingga memperbesar ukuran rempela.

Usus Halus

Organ usus halus berfungsi mengabsorbsi nutrisi makanan. Pengukuran bobot halus pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan usus halus. Tebalnya usus halus menunjukkan bahwa usus memiliki dinding yang lebih tebal, begitu pula sebaliknya.

Sturkie (1976) melaporkan bahwa bobot duodenum adalah 4.03 gram, jejenum 6.3 gram dan ileum 4.5 gram, sedangkan rataan panjang duodenum, jejenum dan ileum pada penelitian ini masing-masing berkisar antara 3.17-3.74 cm g-1; 4,55-5,18 cm g-1; dan 6,17-7,28 cm g-1 bobot badan.

Tingginya bobot ileum diduga karena kandungan serat kasar tinggi yang diberikan pada pakan. Semakin tinggi serat kasar dalam pakan, maka laju pencernaan dan penyerapan zat makanan akan semakin lambat sehingga kerja usus halus akan semakin berat. Sturkie (1976) pula mengatakan bahwa unggas yang diberikan serat kasar tinggi cenderung memiliki saluran pencernaan yang lebih besar dan panjang.

Seka

Nickle et al. (1977) melaporkan bahwa panjang seka unggas normal berkisar antara 12-25 cm, sedangkan kisaran panjang seka pada penelitian ini berkisar antara 15.31-18.94 cm. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan perekat onggok, tepung ubi jalar dan tepung garut tidak berpengaruh terhadap panjang seka. Panjang dan bobot seka akan meningkat sejalan dengan meningkatknya kandungan serat kasar pakan. Peningkatan serat kasar pakan akan sejalan dengan peningkatan selulosa sehingga menyebabkan peningkatan kinerja seka. Meningkatnya panjang seka disebabkan adanya kemampuan meregang untuk dapat menampung dan mencerna pakan yang bersifat bulky.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(25)

12

rempela, ketebalan duodenum, ketebalan jejenum, ketebalan ileum dan panjang relatif seka.

Saran

Perlu dilakukan pengujian kandungan nutrisi bahan baku pakan sebelum diolah menjadi bentuk pellet, sehingga dapat menghasilkan pakan pellet dengan kualitas fisik yang baik. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir ketidaktepatan evaluasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Balagopalan C, Padmaja G, Nanda SK, Moorthy SN. 1988. Cassava in Food, Feed, and Industry. Florida (US): IRC Press.

Charoen Pokphand Indonesia. 2006. Manual Broiler Manajemen CP 707. Jakarta (ID): Charoen Pokphand Indonesia.

Direktorat Bina Produksi. 2006. Kumpulan SNI Ransum: Ransum Ayam Ras Pedaging (Broiler Starter). SNI 01-3930.2006. Jakarta(ID): Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian.

Ensminger ME, Oldfield JE, Heinnmann WW.1990. Feed and Nutrition. 2nd Edition. California (US): The Ensminger Publishing Company.

Lia EF. 2012. Evaluasi penggunaan perekat berbahan baku singkong dengan taraf berbeda terhadap sifat fisik pakan ayam broiler bentuk crumble [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Flanch M, Rumawas F. 1996. Plant Resourches of South-East Asia No. 9: Plant Yielding Non-seed Carbohydrates. Leiden (NL): Backhuys Publisher.

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed ke- 4. Terjemahan: Srigandono. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Gillespie RJ. 2004. Modern Livestock and Poultry Production. 7th Edition. New York (US):Inc. Thomson Learning.

Hamed MGE, Hussein MF, Refai FY, El-Samahy SK. 1973. Preparation and chemical composition of sweet potato flour. Cereal Chem. 50 (2): 133-139. Siregar HP. 2012. Pengaruh penggunaan tepung garut, ubi jalar dan onggok

sebagai bahan perekat alami pelet terhadap kualitas fisik pakan dan performa ayam broiler [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kay DE. 1973. Root Crops. TPI crop and product digest no. 2. London (UK): The

Tropical Products Institute.

Kuczynski T. 2002. The application of poultry behaviour responses on heat stress to improve heating and ventilation systems efficiency. J Pol Agric Univ. 5:1-11.

Leeson S, Summers JD. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd Ed. University of book, Guelph.

Mariati. 2001. Karakteristik fisikokimia pati dan tepung garut (Maranta arundinaceae L.) dari beberapa varietas local [skripsi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.

(26)

13 panen. Di dalam: Slamet S, Mahfud E, Sinar S, Darimiyya H, Andrie KS, Eko M, editor. Kedaulatan Pangan dan Energi. Seminar Nasional. Madura (ID): Universitas Trunojoyo.

McNitt JL. 1983. Livestock Husbandry Techniques. London (UK): Granada Publishing Limited.

Nickle R, Schummer A, Seifrle E. 1977. Anatomy of Domestic Bird. Berlin (UK): Verlag Paul Parey.

Nilasari. 2012. Pengaruh penggunaan tepung ubi jalar, garut dan onggok terhadap sifat fisik dan lama penyimpanan ayam broiler bentuk pellet [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nishima PM, Freedland RA. 1990. The effect of dietary fiber feeding on colesterol metabolism. J Nutr. 120:800-805.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. New York (US): Van Nostrad Rein Hold.

Putnam PA. 1991. Handbook of Animal Science. San Diego (US): Academic Press. Raharjo A. 1997. Bahan perekat pakan udang. Majalah Trubus No. 328 Th

XXVIII Maret 1997.

Rahmayeni. 2002. Uji sifat fisik pakan ayam broiler starter bentuk pelet dengan penambahan perekat onggok [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rasidi 1997. Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Ransum Unggas. Jakarta

(ID): PT Penebar Swadaya.

Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi Kedua. Denpasar (ID): NV Percetakan.

Retnani Y, Harmiyanti Y, Fibrianti DAP, Herawati L. 2009. Pengaruh penggunaan perekat sintetis terhadap kualitas fisik pakan ayam broiler. J. Agripet. 01:11-23.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Kedua. Terjemahan: Sumantri B. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.

Sturkie PD. 1976. Avian Phisiology. 3rd Edition. New York (US): Spinger-Verlag New York Inc.

(27)

14

Lampiran 1 Sidik ragam bobot badan akhir

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 92830.938

Perlakuan 3 35288.813 11762.938 2.453 5.96 3.49 NS

Galat 12 57542.125 4795.177

Lampiran 2 Sidik ragam bobot karkas

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 210281.734

Perlakuan 3 83195.172 27731.724 2.619 5.96 3.49 NS

Galat 12 127086.563 4795.177

Lampiran 3 Sidik ragam persentase karkas

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 3.68

Perlakuan 3 0.016 0.0053 0.017 5.96 3.49 NS

Galat 12 3.66 0.3053

Lampiran 4 Sidik ragam lemak abdomen

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 11.904

Perlakuan 3 1.229 0.41 0.46 5.96 3.49 NS

Galat 12 10.675 0.89

Lampiran 5 Sidik ragam persentase lemak abdomen

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 210281.734

Perlakuan 3 83195.172 27731.724 2.619 5.96 3.49 NS

Galat 12 127086.563

Lampiran 6 Sidik ragam persentase bobot jantung

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 2.124E-04

Perlakuan 3 9.518E-06 3.172E-06 0.179 5.96 3.49 NS

Galat 12 2,219E-06 1.770E-05

Lampiran 7 Sidik ragam persentase bobot hati

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 2.784

Perlakuan 3 0.443 0.144 0.737 5.96 3.49 NS

(28)

15 Lampiran 8 Sidik ragam persentase bobot rempela

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.070

Perlakuan 3 0.004 0.001 0.222 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.066 0.006

Lampiran 9 Sidik ragam panjang duodenum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.150

Perlakuan 3 0.050 0.017 2.002 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.100 0.008

Lampiran 10 Sidik ragam panjang jejenum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 0.116

Perlakuan 3 0.008 0.003 0.303 5.96 3.49 NS

Galat 12 0.108 0.009

Lampiran 11 Sidik ragam panjang ileum

SK db JK KT Fhit F0.01 F0.05

Total 15 1.079

Perlakuan 3 0.423 0.141 2.584 5.96 3.49 NS

(29)

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Desember 1990 di Kalianda, Lampung Selatan. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sutisna dan Ibu Ida Arini. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Sidomulyo pada tahun 2002 hingga 2005 kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Tri Sukses Natar pada tahun 2005 yang diselesaikan pada tahun 2008.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun

2008 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kementrian Agama dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Penulis pernah aktif di Divisi Ilmu dan Teknologi (IT) Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) IPB dan Sekretaris Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Metodologi Penelitian dan Perancangan Percobaan pada tahun ajaran 2010/2011 dan Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga pernah mengisi Training Pembuatan Silase pada Temu Nasional Mahasiswa Beasiswa Berprestasi Kementrian Agama di Ponpes Nurul Ikhlas Jembrana Bali (2011), Ponpes Al-Ashiriyah Nurul Iman Parung (2012). Mengisi Materi Beternak Bebek BAKTI HIMASITER “Peternakan Sehat

Bangsaku Cerdas” (2012), Trainer Feed Formulation Training (FFT)

HIMASITER IPB (2013) , Trainer FFT SMKN 2 Kalianda (2013), Trainer Pakan Lele dengan software Winfeed Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) angkatan 140 (2013). Supervisor perbaikan pakan UPTD Balai Pengembangan dan Perbibitan Ternak (BPPT) Sapi Potong Ciamis kerjasama Disnak Pemprov Jabar dan DPP Forum Peternak Sapi Indonesia (FPSI) (2013). Trainer Bimbingan Teknis Pakan Ternak tingkat Jawa Barat Tahun 2013. Asisten pelatihan pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian kerjasama kantor perwakilan BI wilayah VI dan Dinas Peternakan Jawa Barat. Manajer Feedlot PT Karya Nusa Tujuh dan disela-sela aktivitas penulis menyempatkan mengisi blog www.forsum.wordpress.com dan www.beritaternak.com

(30)

17

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillaahirabbil„aalamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat serta nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada Bapak H Sutisna, S.PKP, Hj Ida Arini, dan my brother

M Ridwansyah tercinta atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang selalu diberikan. Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc

pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik dan kepada Dr Ir Sumiati, MSc selaku pembimbing skripsi atas masukan, semangat dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Rita Mutia, MSc selaku dosen penguji seminar, Dr Rudi Afnan, S.Pt MSc.Agr dan Dr Ir Ahmad Darobin Lubis, MSc selaku dosen penguji sidang serta Ir Widya Hermana, MSi selaku panitia sidang pada tanggal 19 Desember 2013 atas masukan dan koreksi dalam skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan perjuangan sepenelitian Handrio Purnama Siregar, S.Pt dan Nilasari, S.Pt atas dedikasi, semangat, kerjasama yang telah dilakukan selama penelitian berlangung.

Selanjutnya, dalam kehidupan sehari-hari penulis tidak terlepas dari kegiatan bersosial bersama rekan-rekan yang banyak memberikan inspirasi. Kepada Nur Laylli, Vito, Arif, Dicky, Laylla, Tekad, Lilis dan Ici atas banyak masukan diskusi Program Kreativitas Mahasiswa, Ari Akbar dan Ismail atas sharing mengenai feedlot sapi. Terimakasih juga kepada Toni Panji, Riadhi, Adit, Jihad, Vipa, Andre, Rossi, Aul, dan seluruh rekan-rekan pada saat titik nadir menjelang kelulusan atas motivasi dan semangat yang diberikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pengembaraan penulis dalam mencari jati diri dunia peternakan dalam periode dua tahun ini. Kepada kelompok tani ikan Kecamatan Palas, Kepala SMKN 2 Kalianda, Kang Hakim Domba Santri Sejahtera Farm, Kang Ishak Pakan, Deni RJK Farm, Direktur Pengembangan Peternakan PTPN 7 Ir Tantan Roswana, Ibu Pipin Bagian Kerjasama Usaha Disnak Jabar, Ir Bambang Murti Kepala Bagian Ketenagaan BPSDMKP-Kementrian Perikanan dan Kelautan. Abdhur dan Alfan Barokah Farm, Amin dan Tono pengembang pakan lokal ikan Solo, Sumanri P2MKP Kabita, rekan alumni P2MKP 140, dan masih banyak lagi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Gambar

Tabel 1 Komposisi dan kandungan nutrien pakan ayam broiler penelitian
Tabel 6 Rataan persentase organ dalam ayam broiler

Referensi

Dokumen terkait

Any buck switching regulator (no matter how large the inductor value is) will be forced to run discontinuous if the load current is light enough?.

Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat yang berbicara tentang praktik manusiawi, atau tentang tindakan atau perilaku manusia sebagai manusia. Etika bertujuan untuk

untuk menyelesaikan soal, sehingga menuliskan berbegai jenis pecahan. 1) Nilai pembilang dijumlahkan dan nilai penyebut juga dijumlahkan. 2) Nilai penyebut dijumlahkan

Faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan,.. antara lain sebagai

Judul penelitian ini adalah ‘Studi Komparatif Mengenai Derajat Prasangka Partai Merah dan Partai Biru Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hukum X Bandung’.. Responden

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem pakar dengan metode forward chaining yang dapat mendiagnosis penyakit pada hewan. berdasarkan

Tugas Akhir. Data – data yang dikelola dalam aplikasi ini meliputi tanggal dan waktu pelaksanaan Ujian Tugas Akhir, ruangan yang digunakan, nama dosen.

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasih karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan